TEORI ALBERT BANDURA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEORI ALBERT BANDURA"

Transkripsi

1 TEORI ALBERT BANDURA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Kepribadian Oleh : 1. Khairuaki ( ) 2. Citra Fajar Sari ( ) 3. Ainun Nuril Haq ( ) 4. Bella Swari Religia ( ) Kelas Dosen Pengampu : 4-D BK : Faisalludin, M.Pd PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori kognitif soial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta faktor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Menurut Bandura ketika siswa belajar merek dapat menstransformasikan pengalaman mereka secara kognitif. Faktor kognitif berupa ekspetasi atau penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, faktor sosial mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orang tuanya. Albert Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu: perilaku, person atau kognitif dan lingkungan. Fktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan. Faktor person atau kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person Banduru tidak memiliki kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamental. Faktor kognitif mencakup ekspetasi, keyakinan, strategi pemikiran, dan kecerdan. Menurut Albert Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbale balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial. B. Rumusan Masalah 1. Siapakah Albert Bandura itu? 2. Bagaimana Teori Belajar menurut Albert Bandura? 3. Apa Eksperimen dari Albert Bandura? 4. Apa Saja Jenis-Jenis Peniruan Dari Albert Bandur? 5. Apa Saja Ciri-ciri Teori Peniruan? 6. Apa Saja Unsur Utama Dalam Peniruan? 7. Bagaimana Aplikasi Teori Belajar Menurut Albert Bandura? 8. Apa Saja Kelemahan (Kritik) dan Kelebihan dari Teori Albert Bandura? C. Tujuan Penulisan 1. Dapat mengetahui Biografi dan Albert Bandura. 2. Dapat mengetahui teori belajar dari Albert Bandura. 3. Dapat mengetahui eksperimen apa saja dari Albert Bandura. 4. Dapat mengetahui jenis-jenis peniruan yang dilakukan oleh Albert Bandura. 2

3 5. Dapat mengetahui cirri-ciri dari teori peniruan. 6. Dapat mengetahui unsure utama dari teori peniruan. 7. Dapat mengetahui aplikasi dari teori yang dikemukakan oleh Albert Bandura. 8. Dapat mengetahui apa saja kelemahan dan kelebihan dari teori Albert Bandura. D. Manfaat Penulisan 1. Dapat mengenal Albert Bandura melalui biografinya. 2. Dapat belajar mengenai teori belajar Albert Bandura. 3. Mengetahui apa saja eksperimen yang dilakukan oleh Albert Bandura. 4. Mengetahui apa saja jenis dari peniruan dalam teori Albert Bandura. 5. Mengetahui cirri-ciri apa saja dalam teori peniruan. 6. Mengetahui unsure apa saja dalam teori penirun. 7. Dapat menerapkan aplikasi dari teori bandura dalam kehidupan sehari-hari. 8. Dapat meahami apa sja kelebihan da kelemahan dri teori Albert Bandura. BAB II PEMBAHASAN A. BIOGRAFI ALBERT BANDURA Albert Bandura dilahirkan pada tanggal 4 Desember 1925 dimonderealberta, Canada. Dia memperoleh gelar Master di bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doktor (Ph.D). Setahun setelah lulus, ia bekerja di Standford University. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari 3

4 pikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat sebagai ketua APA pada tahun 1974 dan pernah dianugerahi penghargaan Distinguished Scientist Award pada tahun Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku sosial dan proses identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi pembelajaran sosial dan mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama mendapat gelar doktor sebagai pekerja di makmalnya. Bagi pendapat Bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Sosial Learning Theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat sebagai ketua APA pada tahun 1974 dan pernah dianugerahi penghargaan Distinguished Scientist Award pada tahun Semasa bertugas sebagai tenaga pengajar, Beliau sangat disayangi oleh pelajar-pelajarnya kerana sikap beliau yang ambil berat dan sanggup memberi bantuan maklumat yang mereka perlukan. B. TEORI BELAJAR ALBERT BANDURA Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari isyarat - isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial, manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipukul oleh stimulus- stimulus lingkungan. Teori belajar sosial menekankan, bahawa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan. lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana yang dikutip oleh (Kardi, S., 1997: 14) bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara 4

5 selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan permodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu. Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning). Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya kerana perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious reinforcement2. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M. 1998a:43).Sama seperti pendekatan teori pembelajaranan terhadap kepribadian, teori pembelajaran sosial berdasarkan pada hujah yang diutarakan beliau bahawa sebahagian besar daripada tingkah laku manusia adalah sebahagian daripada hasil pemerolehan, dan prinsip pembelajaranan sudah mencukupi untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori -teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperihalkan fakta bahawa banyak peristiwa pembelajaranan terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, semasa melihat tingkah laku orang lain, individu akan pembelajaran meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya. Salah satu asumsi awal dan dasar dari teori kognisi sosial Bandura adalah bahwa manusia cukup fleksibel dan mampu mempelajari berbagai sikap, kemampuan, dan perilku, serta cukup banyak dari pembelajaran tersebut yang merupakan hasil dari pengalaman tidak langsung. Tidak seperti rekan-rekannya sesame penganut aliran behviorisme, Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-semata refleks otomatif atas stimulus (S-R bond) melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. 5

6 Menurut aliran behaviorisme, setiap siswa lahir tanpa warisan atau pembawaan apa-apa dari orang tuanya, dan belajar adalah refleks-refleks jasmani terhadap stimulus yang ada (S-R theory) serta tidak ada hubungannya dengan bakat dan kecerdaan atau warisan atau pembawaan. Menurut aliran kognitif, setiap siswa lahir dengan bakat dan kemampuan mentalnya sendiri. Faktor pembawaan ini memungkinkan siswa untuk menentukan merespon atau tidak terhadap stimulus, sehingga belajar tidak bersifat otomatis seperti robot. Pendekatan teori sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa dan ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespons) imitation (peniruan). Conditioning, prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku sosial dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku-perilaku lainnya, yakni dengan rewad (ganjaran atau memberi hadiah atau mengganjar)dan punishment (hukuman atau member hukuman)untuk senantiasa berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu ia perbuat. Imitation, proses imitasi atau peniruan. Dalam hal ini, orang tua dan guru seharusnya memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa. Sebagai contoh, seorang siswa mengamati gurunya sendiri menerima seorang tamu, lalu menjawab salam, menjabat tangan, beramah tamah, dan seterusnya yang dilakukan guru tersebut diserap oleh memori siswa. Analisis perilaku terapan (applied behavior analysis) merupakan kombinasi dari pengkodisian dan modeling, yang dapat membantu menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan secara sosial. Definisi belajar pada asasnya ialah tahapan perubhan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Teori pembelajaran terbaru Bandura disebut dengan teori kognitif sosial. Perubahan dari satu nama ke nama yang lain ini merefleksikan meningkatnya peneknan Bandura atas respon kognitif terhadap persepsi sebagai suatu yang mendasar dalam perkembangan. Beberapa fase teori belajar, antara lain: 1) Fase Memperhatikan (attentional phase) Fase ini merupakan dasar dari suatu proses pengamatan. Tidak adanya perhatian yang terpusat, sulit bagi individu untuk melakukan pengamatan dan pembelajaran secara intensif. Berkembangnya perhatian individu terhadap suatu obyek berkaitan dengan daya 6

7 ingatannya. Bagi remaja tertarik dan menaruh perhatian terhadap perilaku model tertentu, karena model tersebut dipandangnya sebagai yang hebat, unggul, berkuasa, anggun, berwibawa. Selain itu, berkembangnya perhatian oleh adanya kebutuhan dan minat pribadi. Untuk menrik perhatian para peserta didik, guru dapat mengekspresikan suara dengan intonasi khas ketika menyajikan pokok materi atau bergaya dengan mimic tersendiri ketika menyajikan contoh perilaku tertentu. Semakin erat hubungnnya antara kebutuhan dan minat dengan perhatian, semakin kuat daya tariknya terhadap perhatin tersebut dan demikian pula sebaliknya. 2) Fase Menyimpan (retention phase) Setelah fase memperhatikan, seorang individu akan memperlihatkan tingkah laku yang sama dengan model tersebut, ini berarti individu mengingat dan menyimpan stimulus yang diterimanya dalam bentuk simbol-simbol. Menurut Bandura bentuk-bentuk simbol tersebut tidak hanya diperoleh melalui pengamatan visual, tetapi juga verbalisasi. Pada anak-anak yang kemampuan verbalnya terbatas, maka kemampuan menirunya terbatas pada kemampuan untuk melakukan simbolisasi melalui pengamatan visual. 3) Fase Mereproduksi (reproduction phase) pada tahap reproduksi, segala tahp bayangan atau citra mental (imagery) atau kode-kode simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah terimpan dalam memori para peserta didik itu diproduksi kembali. Untuk mengidentifikasi tingkat penguasaan para peserta didik, guru dapat menyuruh mereka untuk membuat atau melakukan lagi apa-apa yang telah mereka erap, misalnya dengan menggunakan sarana post-test. 4) Fase Motivasi (motivation phase) Tahap terakhir dalam proses terjainya peristiwa atau perilaku belajar adalah tahap penerimaan dorongan yang berfungsi sebaga reinforcement penguatan atau segala informasi yang ada dalam memori para peserta didik. Pada tahap ini, guru dianjurkan memberi pujian, hadiah atau nilai tertentu kapada para peserta didik yang hasil belajarnya memuaskan. Sementara itu, kepada peserta didik yang belum menunjukkan hasil belajar yang memuaskan perlu diyakinkan akan arti penting penguasaan materi atau perilaku yang disajikan guru bagi kehidupan mereka. Seiring dengan upaya ini ada baiknya ditunjukka bukti-bukti kerugian orang yang tidak menguasai materi. C. EKSPERIMEN ALBERT BANDURA Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan kanak-kanak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya. 7

8 Albert Bandura, seorang tokoh mazhab sosial ini menyatakan bahawa proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan permodelan. Beliau menjelaskan lagi bahawa aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada kefahaman pelajar. Eksperimen Pemodelan Bandura: Disuruh memerhati sekumpulan orang dewasa memukul, menumbuk, menendang dan menjerit ke arah patung besar Bobo. Hasil = Meniru apa yang dilakukan orang dewasa, si anak akan lebih agresif. D. JENIS-JENIS PENIRUAN (MODELING) 1. Peniruan Langsung Pembelajran dikembangkan langsung berdasarkan teori pembelajaran sosial Albert Bandura. Cirri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling, yaitu suatu fase dimana seseorang mencontohkan sesuatu melalui proses perhatian. Contoh: meniru gaya penyanyi atau selebriti yang disukai. 2. Peniruan Tak Langsung Peniruan tak langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian secara tidak langsung. Contoh: minurukan watak yang dibacakan dalam sebuah buku cerita. 3. Peniruan Gabungan Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dn tidk langung. Contoh: pelajar meniru gaya gurunya melukis dan mewarnai dari pada buku yang dibacanya. 4. Peniruan Sesaat/Seketika Tingkah laku yang ditiru hanya untuk situasi tertentu saja. Contoh: meniru gaya berpakaian selebriti di TV, tetapi tidak boleh dipakai disekolah. 5. Peniruan Berkelanjutan Tingkah laku yang ditiru tidak boleh ditonjolkan dalam situasi apapun. Contoh: eorang pelajar meniru gaya bahasa gurunya saat mengajar. E. CIRI-CIRI TEORI PENIRUAN Cirri-ciri dari teori peniruan menurut Albert Bandura antara lain: a. Unsur pembelajaran utama adalah perhatian dn peniruan. b. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai, dan lainnya. c. Pelajar meniru sesuatu kemahiran dari pada kecakapan guru sebagai mdel. d. Pelajar memperoleh kemahiran jika memperoleh kepuasan dan peneguhan. 8

9 e. Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, peringatan, peniruan dengan tingkah laku atau gerak balas yang sesua, diakhiri dengan peneguhan positif. F. UNSUR UTAMA DALAM PENIRUAN Unsur utama dalam teori peniruan menurut Albert Bandura antara lain: a. Tumpuan (Attention) Subjek harus member tumpuan kepada tingkah laku model untuk memperbolehkannya dalam mempelajrinya. b. Penyimpanan (Retention) Subjek yang memerhati harus menyimpan peristiwa itu dalam ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila dperlukan atau diinginkan. c. Penghasilan (Reproduction) Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkah laku, subjek juga pasti memiliki kebolehan mewujudkan atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku. d. Motivasi Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu. G. APLIKASI TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA Contoh aplikasi teori belajar Bandura adalah ketika seorang anak belajar untuk mengendarai epeda. Ditahap perhatian, sianak akan tertarik mengamati para pengendara sepeda dibandingkan dengan orang yang melakukan aktifitas lain yang dianggapnya kurang menarik. Oelh karena itu, ia akan mengamati bagaimana seseorang mengayuh sepeda. Pada tahap penyimpanan, dalam ingatan sianak akan tersimpan bahwa bersepeda itu menyenangkan dan suatau saat jika waktunya tepat ia akan meminta ayahnya untuk mengajarinya mengendarai sepeda. Semuanya itu kemudian dilaksanakan pada tahap reproduksi dimana sianak kemudian benar-benar belajar mengendarai sepeda bersama sang ayah. Ketika anak itu sudah berhasil, disinilah tugas sang ayah untuk member reward sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan sang anak sekaligus merupakan tahap motivasi. H. KELEMAHAN (KRITIK) DAN KELEBIHAN TEORI ALBERT BANDURA Kelemahan (kritik) teori Albert Bandura Teori pembelajaran social Albert bandura sangat sesuai jika diklsifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai 9

10 peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkahlakunya dengan hanya. melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat setengah individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif termasukl perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat. Kelebihan teori Albert Bandura Teori Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata - mata refleks atas stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. Pendekatan teori belajar sosial lebih ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan). Selain itu pendekatan belajar sosial menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan kanakkanak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan kanak-kanak factor sosial dan kognitif. BAB III PENUTUP Kesimpulan Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory). Sa;ah satu asumsi awal dan dasar teori kognisi sosial Bandura adalah bahwa manusia cukup fleksibel dan mampu mempelajari berbagai sikap, kemampuan, perilaku, serta cukup banyak dari pembelajaran tersebut yang merpakan hasil dari pengalaman tidak langsung. Bandura 10

11 memandang tingkah laku manusi bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R bond) melainkan juga akibat reksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan denga skema kognitif manusia itu sendiri. Pendekatan teori sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning(pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan). Teori pembelajaran terbaru Bandura disebut denga teori kognitif sosial. Beberapa fase teori belajar sosial, diantaranya: 1. Fase memperhatikan (attentional phase) 2. Fse menyimpan (retention phase) 3. Fase mereproduksi (reproduction phase) 4. Fase motivasi (motivation phase) Jenis-jenis peniruan (modeling) menurut Albert Bandura: 1. Peniruan langsung 2. Peniruan tak langsung 3. Peniruan gabungan 4. Peniruan berkelanjutan Tori Albert Bandura juga memiliki kelemahan yaitu, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat setengah individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif termasukl perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat. Namun dibalik kelemahan dari teori Bandura juga terdapat kelebihan, yaitu, Teori Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut. Daftar Pustaka Sulaiman Belajar dan Pembelajaran. Cirebon: STAI Bunga Bangsa. Haba, Lydia Teori Belajar Sosial Albert Bandura. dia kses 12 Februari

12 12

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen

Lebih terperinci

MAKALAH KELOMPOK TEORI PERKEMBANGAN ALBERT BANDURA. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

MAKALAH KELOMPOK TEORI PERKEMBANGAN ALBERT BANDURA. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan MAKALAH KELOMPOK TEORI PERKEMBANGAN ALBERT BANDURA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Dosen Pengampu: Ahmad Agung Yuwono, M.Pd. Disusun oleh: Kurnia Widyastanti

Lebih terperinci

Teori Belajar Sosial Albert Bandura REP 12 March :07 Dibaca: Komentar: 7 1 dari 1 Kompasianer menilai bermanfaat

Teori Belajar Sosial Albert Bandura REP 12 March :07 Dibaca: Komentar: 7 1 dari 1 Kompasianer menilai bermanfaat Teori Belajar Sosial Albert Bandura REP 12 March 2011 18:07 Dibaca: 21535 Komentar: 7 1 dari 1 Kompasianer menilai bermanfaat A. Latar Belakang Teori BAB I PENDAHULUAN Albert Bandura sangat terkenal dengan

Lebih terperinci

Teori Belajar Sosial

Teori Belajar Sosial MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Teori Belajar Sosial Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Dosen Pengampu : Dra.Hj. Retno Indayati, M.Si Disusun Oleh : Moh. Rizal Sukma (2814133119)

Lebih terperinci

TEORI ALBERT BANDURA

TEORI ALBERT BANDURA TEORI ALBERT BANDURA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Kepribadian Dosen pengampu Faisaludin, M.Psi Anggota : 1. Aulia Rizka Noviyanti (1114500106) 2. Ayu Sulistian (1114500035) 3. Mefi Kartikasari

Lebih terperinci

TEORI SOSIAL KOGNITIF BANDURA

TEORI SOSIAL KOGNITIF BANDURA TEORI SOSIAL KOGNITIF BANDURA Biografi Albert Bandura Tokoh ini dilahirkan pada tahun 1925 di Alberta, Canada. Albert menempuh pendidikan perguruan tinggi di bidang psikologi klinis di Universitas Iowa

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR SOSIAL: ALBERT BANDURA Oleh: Imam Nawawi dan Lusi Handayani

TEORI BELAJAR SOSIAL: ALBERT BANDURA Oleh: Imam Nawawi dan Lusi Handayani TEORI BELAJAR SOSIAL: ALBERT BANDURA Oleh: Imam Nawawi dan Lusi Handayani 1. SEJARAH SOCIAL LEARNING THEORY Sebuah teori dalam bidang psikologis yang berguna dalam mengkaji dampak media massa adalah Teori

Lebih terperinci

KONSEP BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN. Ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan.

KONSEP BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN. Ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan. KONSEP BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kunci yang paling vital dari setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada

Lebih terperinci

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN TEORI TEORI BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR SOSIAL (Social Learning Theory)

TEORI BELAJAR SOSIAL (Social Learning Theory) TEORI BELAJAR SOSIAL (Social Learning Theory) TEORI BELAJAR SOSIAL (Social Learning Theory) Teori belajar social juga masyur dengan sebutan teori observational learning, belajar observasional/ dengan pengamatan

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU)

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU) TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU) Penguatan (+) Stimulus Respon Reinforcment Penguatan (-) Faktor lain ialah penguatan (reinforcement) yang dapat memperkuat timbulnya respons. Reinforcement bisa

Lebih terperinci

Teori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt

Teori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt Teori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan sejumlah teori belajar yang bersumber dari aliran aliran psikologi. Di bawah ini akan dikemukakan

Lebih terperinci

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI Subtitle MENGAPA INDIVIDU BERPERILAKU AGRESIF? PENDEKATAN-PENDEKATAN BIOLOGIS PSIKODINAMIKA BEHAVIOR HUMANISTIK KOGNITIF Memandang perilaku dari sudut pandang pemfungsian

Lebih terperinci

Teori Peniruan Media Massa

Teori Peniruan Media Massa Modul ke: Teori Peniruan Media Massa Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Komunikasi massa mentransformasikan suatu pesan yang dapat digunakan

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR SOSIAL. Bahan Bacaan: Teori Belajar Sosial. A. Teori Belajar Sosial

TEORI BELAJAR SOSIAL. Bahan Bacaan: Teori Belajar Sosial. A. Teori Belajar Sosial TEORI BELAJAR SOSIAL A. Teori Belajar Sosial Teori belajar sosial (sosial learning theory) adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Teori Pembelajaran

Lebih terperinci

Teori Psikologi Kepribadian Kontemporer

Teori Psikologi Kepribadian Kontemporer Modul ke: Teori Psikologi Kepribadian Kontemporer Cognitive Social Learning Psychology Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Teoretikus dari pembelajaran

Lebih terperinci

E-LAERNING TEORI BELAJAR VAN HIELE VS BARUDA

E-LAERNING TEORI BELAJAR VAN HIELE VS BARUDA E-LAERNING TEORI BELAJAR VAN HIELE VS BARUDA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2014 TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA Pada

Lebih terperinci

MODEL PENGAJARAN SOSIAL

MODEL PENGAJARAN SOSIAL MODEL PENGAJARAN SOSIAL Model Pengajaran sosial merupakan model yang diterbitkan melalui teori Pembelajaran Sosial oleh Albert Bandura. Proses model ini dilakukan atau dapat diperhatikan melalui pemerhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya melalui pendidikan merupakan usaha sadar agar pengembangan potensi sumber daya manusia pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fase perkembangan tersebut meliputi masa bayi, masa kanak-kanak,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fase perkembangan tersebut meliputi masa bayi, masa kanak-kanak, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya mengalami beberapa fase perkembangan. Setiap fase perkembangan tentu saja berbeda pengalaman dan dituntut adanya perubahan perilaku

Lebih terperinci

The Social Learning Theory of Julian B. Rotter

The Social Learning Theory of Julian B. Rotter The Social Learning Theory of Julian B. Rotter Biography Julian Rotter Rotter lulus dari Brooklyn College pada tahun 1937 dan mengambil graduate work dalam psikologi di University of Iowa dan Indiana University;

Lebih terperinci

d. Teori Reinforment Imitasi

d. Teori Reinforment Imitasi perilaku potensial yang dia mampu melalukannya, tergantung pada variabel-variabel motifasional dan insentif. Perilaku yang dipilih tergantung pada hasil (outcomes) yang diharapkannya dan perilaku yang

Lebih terperinci

PENGENALAN PSIKOLOGI KOGNITIF PENGENALAN

PENGENALAN PSIKOLOGI KOGNITIF PENGENALAN 1 PENGENALAN PSIKOLOGI KOGNITIF PENGENALAN Psikologi kognitif merupakan perspektif secara teori yang memfokuskan pada dunia persepsi pemikiran ingatan manusia. Ia menggambarkan pelajar sebagai proses maklumat

Lebih terperinci

resensi buku psikologi pendidikan

resensi buku psikologi pendidikan resensi buku psikologi pendidikan Resensi Buku oleh: charles Judul Buku Pengarang Penerbit : Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru : Muhibbin Syah : Remaja Rosdakarya (Bandung) Tahun Terbit : 2008

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016 Kompetensi Inti : Memahami teori belajar dan prinsip pembelajaran yang dapat diterapkan pada Pendidikan Anak Usia Dini Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut

Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut Oleh : LUGTYASTYONO BN 9810500081 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN S U R A K A R T A 2011 1. Apa pengertian

Lebih terperinci

Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,

Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya, Kata 'Pedagogik' tidak akan asing di telinga guru, tetapi apakah semua guru memahami apa yang dimaksud dengan Kompetensi Pedagogik walau sebenarnya sudah pernah di lakukannya. Kompetensi Pedagogik pada

Lebih terperinci

Banding beza antara 5 teori pembelajaran yang telah anda pelajari. Teori. pembelajaran manakah yang biasa anda amalkan dalam bilik dajah anda?

Banding beza antara 5 teori pembelajaran yang telah anda pelajari. Teori. pembelajaran manakah yang biasa anda amalkan dalam bilik dajah anda? SOALAN 5(a) Banding beza antara 5 teori pembelajaran yang telah anda pelajari. Teori pembelajaran manakah yang biasa anda amalkan dalam bilik dajah anda? Beri sebab-sebab bagi menyokong pilihan anda. Pembelajaran

Lebih terperinci

Pendidikan dan Latihan Yang Tepat sebagai Kunci Keberhasilan Kemandirian Individu Tunanetra

Pendidikan dan Latihan Yang Tepat sebagai Kunci Keberhasilan Kemandirian Individu Tunanetra Pendidikan dan Latihan Yang Tepat sebagai Kunci Keberhasilan Kemandirian Individu Tunanetra PENDAHULUAN * The real problem of blindness is not the lack of eyesight. The real problem is the misunderstanding

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik 94 BAB IV ANALISIS DATA Dari penyajian data pada bab III, maka selanjutnya akan dianalisis guna mendapatkan analisa yang baik. Adapun data yang akan dianalisis sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada dasarnya perkembangan anak ada yang cepat ada pula yang lambat. Khususnya pada

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada dasarnya perkembangan anak ada yang cepat ada pula yang lambat. Khususnya pada BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Keterampilan Motorik Halus 1. Pengertian Pada dasarnya perkembangan anak ada yang cepat ada pula yang lambat. Khususnya pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. kematangan mental, emosional dan sosial. remaja, diantaranya mengenai ciri-ciri masa remaja.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. kematangan mental, emosional dan sosial. remaja, diantaranya mengenai ciri-ciri masa remaja. BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Masa Remaja Istilah remaja (adolescence) berasal dari kata adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Saat ini istilah remaja mempunyai arti yang lebih luas

Lebih terperinci

Topik: indigeneousasi sebagai dasar pendidikan karakter bangsa

Topik: indigeneousasi sebagai dasar pendidikan karakter bangsa Topik: indigeneousasi sebagai dasar pendidikan karakter bangsa Abstrak GURU SD SEBAGAI MODEL DALAM MENINGKATKAN INDIGENEOUSASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Nama: Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd (Dosen PGSD FIP

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi. Teori Peniruan dari Media Massa. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI

Sosiologi Komunikasi. Teori Peniruan dari Media Massa. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI Modul ke: Sosiologi Komunikasi Teori Peniruan dari Media Massa Fakultas KOMUNIKASI Frenia T.A.D.S.Nababan Program Studi PUBLIC RELATION www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Efek Media Massa Tahapan perkembangan

Lebih terperinci

MODEL PENGAJARAN. Nordin Tahir IPG Kampus Ipoh

MODEL PENGAJARAN. Nordin Tahir IPG Kampus Ipoh MODEL PENGAJARAN Nordin Tahir IPG Kampus Ipoh Model Ekspositori Model Pemprosesan maklumat Model Inkuiri Model Projek. Model Ekspositori Istilah ekspositori diperoleh daripada konsep penjelasan, yang bermakna

Lebih terperinci

Pengertian Dan Ciri-ciri Pembelajaran

Pengertian Dan Ciri-ciri Pembelajaran Pengertian Dan Ciri-ciri Pembelajaran Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Dosen : Drs. Hadi Mulyono, M.pd Di susun Oleh : Krisnawan SR K2508060 Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

TEORI PEMBELAJARAN. IPG Kampus Sultan Mizan, Besut, Terengganu.

TEORI PEMBELAJARAN. IPG Kampus Sultan Mizan, Besut, Terengganu. TEORI PEMBELAJARAN IPG Kampus Sultan Mizan, Besut, Terengganu. Manusia belajar melalui berbagai-bagai cara. Cara belajar dibahagikan kepada mazhab behavioris, kognitif, sosial dan humanis. Mazhab behavioris

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bangsa Jepang merupakan bangsa yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai

Bab 5. Ringkasan. Bangsa Jepang merupakan bangsa yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Bab 5 Ringkasan Bangsa Jepang merupakan bangsa yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai tradisionalnya. Walaupun kini bangsa Jepang merupakan bangsa yang sudah sangat modern dan maju, namun mereka tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kontrol..., Agam, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kontrol..., Agam, Fakultas Psikologi 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, kasus tindak kekerasan semakin marak terjadi. Hal tersebut tidak hanya terjadi di tempat yang rawan kriminalitas saja tetapi juga banyak terjadi di berbagai

Lebih terperinci

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK1313 Psikolgi Pembelajaran

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK1313 Psikolgi Pembelajaran DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK1313 Psikolgi Pembelajaran Minggu 2 Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) PENILAIAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB 1: PENGENALAN KEMAHIRAN MENDENGAR

BAB 1: PENGENALAN KEMAHIRAN MENDENGAR BAB 1: PENGENALAN KEMAHIRAN MENDENGAR Pengenalan Kemahiran Mendengar Keupayaan pelajar mendengar dengan teliti dan memahami perkara yang didengar dalam pelbagai situasi pengucapan seperti cerita, arahan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar, hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Budaya Antri 2.1.1 Pengertian Budaya Antri Menurut Godam (dalam Sukadji 2007:64) bahwa budaya adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku

Lebih terperinci

WPK 1113 Psikologi Kognitif Teori-Teori Kognitif

WPK 1113 Psikologi Kognitif Teori-Teori Kognitif DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 1113 Psikologi Kognitif Teori-Teori Kognitif Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri - PhD Objektif Pembelajaran Di akhir modul para peserta: 1. Memahami bahawa

Lebih terperinci

Social Learning Theory

Social Learning Theory Modul ke: 04Fakultas Erna PSIKOLOGI Social Learning Theory Multahada, S.HI., S.Psi., M.Si Program Studi Psikologi Pendekatan Umum Teori P E R I L A K U o B S E R V A T I O N A l Teori Belajar Tradisional

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Bevahiorisme: Neo-Behaviorisme

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Bevahiorisme: Neo-Behaviorisme PSIKOLOGI UMUM 1 Aliran Bevahiorisme: Neo-Behaviorisme Edward C. Tolman Clark L. Hull B.F. Skinner Alberd Bandura Julian Rotter Neobehaviorisme 1930 1960: Tolman, Hull & Skinner Beberapa prinsip Neobehaviorisme:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Menurut Hamalik (2001:28), belajar adalah Sesuatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didalam lingkungan nyata (Taufiq dkk : 6.2). Suatu teori biasanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didalam lingkungan nyata (Taufiq dkk : 6.2). Suatu teori biasanya 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori - teori belajar Teori dapat diartikan sebagai seperangkat hipotesis (anggapan atau pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya) yang diorganisasikan secara koheren

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 09 Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI PENIRUAN DARI MEDIA MASSA Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran http://mercubuana.ac.id Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan bagian tahap penelitian kualitatif guna menelaah semua data yang diperoleh peneliti yang bermanfaat untuk mengecek kebenaran dari tiap data yang diperoleh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,

Lebih terperinci

BAB 2: KEMAHIRAN MENDENGAR

BAB 2: KEMAHIRAN MENDENGAR BAB 2: KEMAHIRAN MENDENGAR Pengenalan Seseorang pendengar yang baik ialah apabila dia dapat mengecam, mengenal, mengamati serta mendiskriminasikan bunyi-bunyi bahasa dari sekeliling mereka. Kemahiran mendengar

Lebih terperinci

Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget TEORI PERKEMBANGAN 1. PENDEKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF Pendekatan ini di dasarkan pada asumsi atau keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku

Lebih terperinci

Tajuk 6: Perkembangan Kognitif dan Bahasa. Nordin Tahir IPG Kampus Ipoh

Tajuk 6: Perkembangan Kognitif dan Bahasa. Nordin Tahir IPG Kampus Ipoh Tajuk 6: Perkembangan Kognitif dan Bahasa Nordin Tahir IPG Kampus Ipoh Pengenalan Perkembangan Bahasa Bahasa adalah satu bentuk komunikasi sama ada verbal atau non verbal. Bahasa mengandungi perkataan-perkataan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Imitasi Perilaku Keagamaan. meniru orang lain. Imitasi secara sederhana menurut Tarde (dalam Gerungan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Imitasi Perilaku Keagamaan. meniru orang lain. Imitasi secara sederhana menurut Tarde (dalam Gerungan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imitasi Perilaku Keagamaan 1. Pengertian Imitasi Kehidupan anak-anak pada dasarnya banyak dilakukan dengan meniru atau yang dalam psikologi lebih dikenal dengan istilah imitasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengenalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengenalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Menurut Ramlah dan Mahani (2002), konstruktivisme bukanlah suatu konsep baru. Ia berasal daripada falsafah dan telah diaplikasikan dalam bidang sosiologi, antropologi

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI PEDAGOGIK UKG

RANGKUMAN MATERI PEDAGOGIK UKG RANGKUMAN MATERI PEDAGOGIK UKG http://www.soalukgonline.com 1. Persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru: a. Kompetensi Kepribadian: a.1. Mantap dan stabil a.2. Dewasa a.3. Arif a.4. Berwibawa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar belakang Banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dan dijadikan trend bagi masyarakat Indonesia. Kebudayaan yang masuk pun datang dari barat dan timur dunia. Kebudayaan

Lebih terperinci

Behavior and Social Learning Theory

Behavior and Social Learning Theory MODUL 4 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1 Behavior and Social Learning Theory Materi yang akan di bahas: a. Pendekatan Umum Teori b. Penekanan pada Perilaku Belajar c. Hukum Universal d. Teori Belajar Modern e.

Lebih terperinci

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog UMBY

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog UMBY Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog UMBY Perkembangan bahasa Tahap perkembangan yang paling menakjubkan pada masa anak adalah saat anak mulai bisa berbicara Arti bahasa : Adalah suatu sistem komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara mengajar 2.1.1 Pengertian Cara mengajar Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan

Lebih terperinci

1. DEFINISI : BELAJAR, ADALAH PROSES PERUBAHAN TINGKAH LAKU YANG ADA PADA DIRI INDIVIDU BAIK YANG BERKENAAN DENGAN ASPEK LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA,

1. DEFINISI : BELAJAR, ADALAH PROSES PERUBAHAN TINGKAH LAKU YANG ADA PADA DIRI INDIVIDU BAIK YANG BERKENAAN DENGAN ASPEK LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA, 1. DEFINISI : BELAJAR, ADALAH PROSES PERUBAHAN TINGKAH LAKU YANG ADA PADA DIRI INDIVIDU BAIK YANG BERKENAAN DENGAN ASPEK LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA, KARYA, DAN PRAKTIKA. PEMBELAJARAN, ADALAH PROSES KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan pada bidang kehidupan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting dan perlu mendapatkan perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya manusia

Lebih terperinci

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 313 Psikologi Pendidikan Definisi Pembelajaran Ciri-ciri pembelajaran Prinsip pembelajaran Proses pembelajaran Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Objektif

Lebih terperinci

Psikologi kognitif. Sinopsis:

Psikologi kognitif. Sinopsis: Psikologi kognitif Sinopsis: Buku ini memfokuskan persepsi pemikiran ingatan manusia secara teori dan konsep. Antara konsep yang dibincangkan ialah skemata idea yang menggambarkan rangka kerja mental untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan pembelajaran yang menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Mulyono (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun

Lebih terperinci

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Tujuan Pembelajaran Mahasiswa diharapkan dapat: Menjelaskan Pengertian Pembelajaran Menjelaskan ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan proses yang kompleks, terbentuk dari potensi anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak berlangsung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas BAB II KAJIAN TEORI A. Self Efficacy 1. Pengertian Self Efficacy Sejarah self efficacy pertama kali diperkenalkan oleh Bandura dalam pembelajaran sosial, dimana self efficacy merupakan turunan dari teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di sepanjang kehidupannya sejalan dengan pertambahan usianya. Manusia merupakan individu

Lebih terperinci

EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK

EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK Murhima A. Kau Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo INTISARI Proses perkembangan perilaku prososial menurut sudut pandang Social Learning Theory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk program

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk program pendidikan prasekolah pada jalur pendidikan yang menyediakan pendidikan bagi anak-anak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-teori Belajar 1. Teori Belajar Behaviorisme Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran bahwa belajar merupakan salah satu jenis prilaku

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. kondisi langsung belajar dalam menjelaskan tingkah laku. Menurut teori ini, semua

Bab 2. Landasan Teori. kondisi langsung belajar dalam menjelaskan tingkah laku. Menurut teori ini, semua Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Behavioristik Teori ini menekankan proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjelaskan tingkah laku. Menurut teori ini, semua

Lebih terperinci

LANDASAN PSIKOLOGI. Imam Gunawan

LANDASAN PSIKOLOGI. Imam Gunawan LANDASAN PSIKOLOGI Imam Gunawan PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Pendekatan tentang perkembangan manusia menurut Sukmadinata (2008) ialah: 1. Pendekatan pentahapan: perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Apabila seseorang itu sedar tentang apa yang difikirkan maka adalah mudah baginya untuk mengawal tindakan yang akan diambil seterusnya.

Apabila seseorang itu sedar tentang apa yang difikirkan maka adalah mudah baginya untuk mengawal tindakan yang akan diambil seterusnya. METAKOGNISI (Metacognition) Pengenalan Apabila seseorang itu sedar tentang apa yang difikirkan maka adalah mudah baginya untuk mengawal tindakan yang akan diambil seterusnya. Contoh: Omar sedar yang dia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena dengan pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

Pengertian Psikologi

Pengertian Psikologi 1 Pengertian psyche Pengertian Psikologi Psikologi berasal dari kata Yunani psyche yang artinya jiwa. Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti : ilmu yang mempelajari tentang

Lebih terperinci

Konsep-konsep Modifikasi Perilaku. Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi

Konsep-konsep Modifikasi Perilaku. Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi Konsep-konsep Modifikasi Perilaku Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi POKOK BAHASAN 1. Dasar Pemikiran 2. Definisi Modifikasi Perilaku 3. Perilaku 4. Pendekatan behavioristik 5. Prinsip dasar Modifikasi

Lebih terperinci

KONSEP KOGNISI SOSIAL - BANDURA

KONSEP KOGNISI SOSIAL - BANDURA 5 KONSE KOGNISI SOSIA - BANDURA A. KONSE KOGNISI SOSIA ENANG KERIBADIAN Menurut Bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan perilaku, namun prinsip tersebut harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,

Lebih terperinci

A. Konsep Dasar. B. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah

A. Konsep Dasar. B. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah A. Konsep Dasar Manusia padasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten.

Lebih terperinci

Pertemuan 5 PENDEKATAN TRANSORIENTASIONAL

Pertemuan 5 PENDEKATAN TRANSORIENTASIONAL Pertemuan 5 PENDEKATAN TRANSORIENTASIONAL Mempelajari psikologi individu melalui fungsi biologi/tubuh Fokus : Bagaimana tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan dan pikiran seseorang Biologi mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru. Perubahan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

Berikut diperlihatkan jenis-jenis pengetahuan yang terangkum dalam aras kemahiran tersebut:

Berikut diperlihatkan jenis-jenis pengetahuan yang terangkum dalam aras kemahiran tersebut: TAKSONOMI BLOOM Bidang ini merupakan satu rangka tugas untuk menentukan peringkat atau taraf pelakuan akhir yang hendak dicapai. Bidang ini adalah bidang mengenaipengetahuan seperti mengenai fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Make a Match 2.1.1 Arti Make a Match Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum habis waktu yang ditentukan. Menurut Lie (2002:30) bahwa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang pertumbuhan dan perkembangan, manusia tidak lepas dari proses belajar. Selam hidup selama itu pula manusia akan dihadapkan dalam situasi belajar. Proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Gallery Walk (GW) Secara etimologi, Gallery Walk terdiri dari dua kata yaitu gallery dan walk. Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

MEMAHAMI TEORI-TEORI PERILAKU BELAJAR DALAM ORGANISASI

MEMAHAMI TEORI-TEORI PERILAKU BELAJAR DALAM ORGANISASI MEMAHAMI TEORI-TEORI PERILAKU BELAJAR DALAM ORGANISASI Oleh: Alimul Muniroh 1 Abstrak Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang mendasar sebagai hasil dari pengalaman di sebuah organisasi/ lembaga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka disini peneliti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka disini peneliti BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka disini peneliti mengadakan suatu penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal yang terjadi selama sebelum penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci