BAB II EFEKTIVITAS PENDEKATAN RELAKSASI MELALUI MUSIK INSTRUMENTAL BERIRAMA TENANG UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI ANAK ADHD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II EFEKTIVITAS PENDEKATAN RELAKSASI MELALUI MUSIK INSTRUMENTAL BERIRAMA TENANG UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI ANAK ADHD)"

Transkripsi

1 BAB II EFEKTIVITAS PENDEKATAN RELAKSASI MELALUI MUSIK INSTRUMENTAL BERIRAMA TENANG UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI ANAK ADHD) A. Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) 1. Pengertian Gangguan Pemusatan Perhatian sering juga disebut sebagai Attention Deficit Hyperactive Disorders (ADHD). Gangguan ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang perhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan anak lain yang seusia, Biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif. Kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi. Secara umum menurut Zaviera F,(2007 : 1) ADHD didefinidikan sebagai Suatu kondisi yang memperlihatkan gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan istilah GPPH, kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif, dan impulsife. Definisi lain mengenai ADHD menurut Widodo Judarwanto dalam sebuah situs internet mengemukakan bahwa : ADHD merupakan kelompok dengan derajat sedang yang menjadikan fokus perhatian anak mudah teralihkan. Perhatiannya hanya mampu bertahan beberapa saat saja dan disertai hiperaktifitas, dimana definisi dari hiperaktifitas itu sendiri merupakan suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua tempat dan suasana yang berbeda. Aktifitas anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan yang ditandai dengan gangguan perasaan gelisah, selalu menggerak-gerakkan jari-jari tangan, kaki, pensil, tidak dapat 12

2 13 duduk dengan tenang dan selalu meninggalkan tempat duduknya meskipun pada saat dimana dia seharusnya duduk dengan tenang. Dari kedua definisi di atas bahwa anak ADHD mempunyai hambatan dalam pemusatan perhatian yang ditandai dengan durasi perhatian pada suatu objek tidak mampu bertahan lama pada umumnya anak ADHD dapat mempertahankan perhatiannya kurang dari lima menit. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang anak ADHD dapat dilihat pada DSM IV (1994) menurut para ahli Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) sebagai berikut : Tabel 2.1 Kriteria DSM VI (Diagnostic and Statistical of Mental Disorder ke IV) untuk anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) A1. Kurang Perhatian Pada kriteria ini, penderita ADHD paling sedikit mengalami enam atau lebih dari gejala-gejala berikutnya, dan berlangsung selama paling sedikit 6 bulan sampai suatu tingkatan yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan. a. Seringkali gagal memerhatikan baik-baik terhadap sesuatu yang detail atau membuat kesalahan yang sembrono dalam pekerjaan sekolah dan kegiatankegiatan lainnya, b. Seringkali mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap tugastugas atau kegiatan bermain, c. Seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsung, d. Seringkali tidak mengikuti baik-baik intruksi dan gagal dalam menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau tugas di tempat kerja (bukan disebabkan karena perilaku melawan atau kegagalan untuk mengerti intruksi), e. Seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan kegiatan f. Seringkali kehilangan barang/benda penting untuk tugas-tugas dan kegiatan misanya kehilangan permainan; kehilangan tugas sekolah; kehilangan pensil, buku, dan alat tulis lainnya, g. Seringkali menghindari, tidak menyukai atau enggan untuk melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental yang didukung, seperti menyelesaikan pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah, h. Seringkali bingung/terganggu oleh rangsangan dari luar, dan i. Seringkali lekas lupa dalam menyelesaikan kegiatan sehari-hari. A2. Hiperaktivitas Impulsivitas Paling sedikit enam atau lebih dari gejala-gejala hiperaktivitas impulsivitas berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan samapai dengan tingkatan yang maladaptif dan tidak dengan tingkat perkembangan. Hiperaktivitas a. Seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka, dan sering menggeliat di kursi, b. Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam situasi lainnya

3 14 di mana diharapkan agar anak tetap duduk, c. Sering berlarian atau naik-naik secara berlebihan dalam situasi di mana hal ini tidak tepat. (pada masa remaja atau dewasa terbatas pada perasaan gelisah yang subjektif), d. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam kegiatan senggang secara tenang, e. Sering `bergerak` atau bertindak seolah-olah dikehendaki oleh motor`, dan f. Sering berbicara berlebihan. Impulsivitas a. Mereka sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai, b. Mereka sering mengalami kesulitan menanti giliran, c. Mereka sering menginterupsi atau mengganggu orang lain, misalnya memotong pembicaraan atau permainan. B. Beberapa gejala hiperaktivitas impulsivitas atau kurang perhatian yang menyebabkan gangguan muncul sebelum anak berusia 7 tahun C. Ada suatu gangguan di dua atau lebih setting/situasi. D. Harus ada gangguan yang secara klinis, signifikan di dalam fungsi sosial akademik, atau pekerjaan. E. Gejala-gejala tidak terjadi selama berlakunya PDD, skizofrenia, atau gangguan psikotik lainnya, dan tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh gangguan mental lainnya. Dalam kriteria DSM IV ini dapat melihat dengan mudah kriteria anak yang mengalami ADHD, selain mempunyai kriteria-kriteria anak ADHD juga mempnyai gejala perilaku yang berbeda dari satu anak dengan anak yang lainnya, hal tesebut dikemukakan oleh Aldenkamp dkk, dalam Maria Van Tiel, J (2008 : 236) seorang mantan pengajar tetap fakultas pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang mengemukakan bahwa : Dalam kehidupan sehari-hari anak penyandang ADHD mempunyai gejala perilaku yang berbeda dari anak satu ke anak yang lainnya, namun gangguan primer yang terjadi pada semua penyandang menurutnya adalah terjadinya gangguan system Inhibisi (sistem rem) yaitu berupa gangguan untuk membedakan mana rangsangan yang baik atau relevan dan memang diperlukan, dengan rangsangan yang tidak diperlukan. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa anak anak penyandang ADHD tidak bisa melakukan seleksi terhadap rangsangan yang masuk misalnya, ketika anak ADHD berada dalam suasana keramaian dan sedang diajak bicara biasanya mereka tidak

4 15 dapat menyeleksi suara mana yang perlu ditangkap, dan mana yang menjadi latar belakang dan tidak perlu didengarkan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) merupakan suatu gangguan yang memiliki 3 gejala utama yang nampak pada perilaku seorang anak, diantaranya adalah inatensi, hiperktifitas dan impulsivitas, dimana ciri-ciri dari gejala inatensi dapat ditunjukkan dengan kurang mampunya seorang anak untuk berkonsentrasi terhadap sesuatu sehingga mengakibatkan perhatian anak mudah teralihkan dari satu hal ke hal yang lain, sedangkan ciri-ciri dari gejala hiperktifitas dan impulsivitas ditandai dengan perilaku anak yang tidak bisa diam, selalu berlari kesana-kemari tanpa tujuan, tidak dapat duduk dengan tenang, tidak sabar, menyerang dan terburu-buru. 2. Karakteristik Berbicara mengenai karakteristik anak Attention Deficit Hyperactive Disorders (ADHD) sebenarnya secara fisik tidak jauh berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya akan tetapi jika dilihat secara psikis terlihat jelas perbedaan yang jauh dari anak-anak pada umumnya. Perbedaan tersebut dapat kita lihat dari karakteristik yang dimilikinya. Karakteristik anak dengan Attention Deficit Hyperactive Disorders (ADHD) menurut Osman, B.B (1997) dalam Taboer, A.M dan Komala, L.T (2002:4) adalah sebagai berikut : A. Perhatian 1. Kegagalan dalam memperhatikan objek yang detail 2. Kegagalan dalam memberikan perhatian dalam mengerjakan tugas 3. Terlihat seperti tidak mendengarkan ketika orang lain bicara dengannya 4. Kesulitan dalam mengorganisasikan sesuatu 5. Tidak mengikuti intruksi dalam mengerjakan tugas 6. Hampir selalu menolak tugas-tugas yang diberikan 7. Selalu gelisah 8. Selalu kehilangan benda-benda penting yang dibawanya 9. Mudah terganggu oleh stimuli-stimuli

5 16 B. Hiperaktivitas 1. Selalu meninggalkan tempat duduk 2. Suka berlari lari atau memanjat tanpa maksud tertentu 3. Suka berbicara yang berlainan dari konteks pada saat itu 4. Kesulitan dalam aktivitas bermain C. Impulsifitas 1. Selalu menjawab ketika pertanyaan belum selesai 2. Kesulitan dalam menunggu giliran 3. Suka mengganggu Karakteristik tentang anak ADHD menurut Osman, B.B (1997) dalam Taboer, A.M dan Komala, L.T (2002:4) ini membagi karakteristik anak ADHD menjadi 3 bagian yakni hambatan perhatian, hiperaktifitas dan impulsifitas. Dari ketiga karakteristik tersebut anak ADHD dapat menyandang satu bagian hambatan dan dapat pula meyandang 2 hambatan atau tipe gabungan. 3. Perilaku Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) Anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) mempunyai perilaku yang berbeda dari perilaku anak pada umumnya. Biasanya anak ADHD menunjukkan perilaku yang berlebihan disertai kurangnya kemampuan dalam memfokuskan perhatiannya pada suatu hal yang ditunjukkan. Menurut seorang mantan pengajar tetap fakultas pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Maria, Van Tiel, J,. (2008:238) menerangkan bahwa terdapat beberapa tipe atau pengelompokan perilaku yang biasanya digunakan oleh kelompok neorolog dan psikiater anak di Belanda, diantaranya sebagai berikut : a. Tipe 1 : ADHD yang diikuti dengan masalah gejala perilaku kematangan (keterlambatan perkembangan psikomotor, keterlambatan perkembangan bahasa dan bicara, dsb). Pada tipe ini masalah utama yang tampak adalah adanya masalah gangguan perhatian sehingga anak ADHD dengan tipe ini sulit untuk berkonsentrasi dengan baik. b. Tipe 2 : ADHD dimana gangguan yang paling menonjol adalah munculnya perilaku hiperktivitas impulsivitas. c. Tipe 3 : ADHD dengan gejala gejala perilaku yang parah seperti gangguan perhatian dan juga hiperaktivitas dengan komorbiditas pada bentuk gangguan fungsi kognitif. d. Tipe 4 : ADHD dengan conduct disorder (gangguan perilaku yang sangat parah dalam bentuk agresivitas, perilaku bermasalah dan anti social) yang juga diikuti

6 17 dengan bentuk perilaku oposan (Opositional deviant disorder), gejala utama-nya dalam bentuk impulsivitas dan hiperexcibilitas. Dari penjelasan di atas, maka peneliti dapat dengan mudah menetapkan perilaku subjek berdasarkan tipe perilaku anak ADHD tersebut, dimana subjek yang diteliti cenderung memiliki perilaku dengan tipe Masalah Psikologis Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) Selain permaslahan-permasalahan Anak ADHD yang telah dipaparkan sebelumnya anak ADHD juga mengalami masalah-masalah psikologis, sebagaimana menurut Mulyono R (2007 : 2) bahwa Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau biasa disebut Attention Deficiet hyperactive Disorder (ADHD) ini menimbulkan banyaknya masalah yang akan mempersulit keadaan, seperti gangguan belajar, problem sosialisasi, maupun rendahnya harga diri anak tersebut. Semua ini membutuhkan perhatian yang sungguh-sungguh secara individual dengan tatalaksana yang terpadu. Apabila dirinci lebih detail, masalah-masalah psikologis yang dialami anak ADHD dapat dikelompokan, yaitu yang bersifat primer dan sekunder. a. Masalah yang bersifat primer Yaitu masalah yang berhubungan dengan fungsi kognisi seperti perceptual kognitif yang mencakup persepsi, penglihatan, pendengaran, visual motorik, daya ingat, dan kemampuan berpikir, seperti susunan berpikir, sehingga sulit merencanakan, mengorganisasikan sesuatu, memanipulasi atau menggunakan konsep-konsep dan symbol. b. Masalah yang bersifat sekunder Yakni masalah-masalah yang merupakan kelanjutan dari masalah primer, yang seringkali menyebabkan seorang anak didiagnosa ADHD karena mengalami :

7 18 1) Kesulitan dalam bidang pendidikan (Skolastik) seperti kesulitan membaca, berhitung, menulis atau mengingat. Kesulitan dalam bidang ini menyebabkan anak sering ditegur oleh pihak lingkungan (orang tua, guru) karena prestasi yang dicapai anak kurang. Hal ini menyebabkan anak cemas, rendah diri, dan tidak jarang menampilkan perilaku agresif sehingga sulit berhubungan dengan orang lain. 2) Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal) 3) Perkembangan dalam bicara dan bahasa, seperti sulit mengekspresikan ide secara sistematis dan jelas dan sulit memecahkan persoalan-persoalan secara verbal. 4) Kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan 5) Permasalahan dalam motorik, seperti integrasi sensori dan motorik, gerakangerakan motorik yang kaku, atau bergerak terus menerus. 6) Masalah dalam meregulasi emosi 7) Toleransi terhadap frustrasi rendah 8) Kesulitan dalam motivasi. Upaya seringkali tidak menetap dan tidak konsisten, terlihat dari hasil upaya-nya yang baik, namun juga seingkali di bawah rata-rata kurang. B. Konsentrasi Anak ADHD Sebelum membahas tentang kemampuan konsentrasi anak ADHD, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian konsentrasi dari beberapa para ahli. Menurut Jenifer, D,. dalam Zaviera (2007 : 15) konsentrasi adalah kecakapan yang bisa diajarkan oleh para orang tua dan guru, begitu konsentrasi dipelajari dengan demikian anak dapat menerapkannya dengan baik Dengan demikian konsentrasi adalah suatu kecakapan untuk memusatkan perhatian pada suatu objek, untuk memahami tentang objek tersebut.

8 19 Menurut Baihaqi M, dkk (2005 : 1) mengemukakan bahwa konsentrasi sering juga disebut dengan perhatian yang dapat diartikan sebagai pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek. Perhatian/ konsentrasi berkaitan dengan kesadaran (awareness) dan ingatan (memory). Konsentrasi sangat penting dalam kehidupan setiap manusia, dimana hakikat dari konsentrasi itu sendiri merupakan suatu kegiatan dalam memusatan perhatian (pikiran) atau tingkat perhatian yang tinggi terhadap suatu hal, atau dapat dikatakan juga individu yang memusatkan perhatiannya pada objek tertentu. Jadi konsentrasi adalah memusatkan pikiran untuk fokus pada sasaran yang diinginkan. ( konsentrasi penting. E-psikologi yahoo@com). Kemampuan kita dalam berkonsentrasi akan mempengaruhi kecepatan dalam menangkap materi yang kita butuhkan. Seorang siswa yang mempunyai kemampuan baik dalam berkonsentrasi akan lebih cepat menangkap materi yang disampaikan guru pada proses pembelajaran dari pada siswa yang mempunyai kemampuan konsentrasi kurang baik. Gangguan konsentrasi adalah cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi atau baca komik), malas belajar, tidak teliti, terburu-buru sering kehilangan barang. Selain itu konsentrasi adalah suatu proses untuk memahami dan menguasai pikiran-perasaan terhadap suatu peristiwa sehingga tidak lagi menanggapi dengan kacau, dengan kata lain konsentrasi adalah sebuah upaya keras untuk memusatkan perhatian pada sesuatu ( Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia edisi ke-3 Departemen Pendidikan Nasional menerangakan bahwa konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal dan konsentrasi juga dapat diartikan sebagai pemusatan tenaga, kekuatan di suatu tempat.

9 20 Selanjutnya menurut Baihaqi M, dkk (2005 : 37) konsentrasi dapat dibedakan menjadi barmacam-macam : 1. Berdasarkan intensitasnya, Yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi perhatian intensif dan perhatian tidak intensif. 2. Bardasarkan cara munculnya, Perhatian dapat dibedakan menjadi perhatian spontan (tak sekehendak atau tak sengaja) dan perhatian sekehendak (perhatian disengaja/perhatian reflektif). 3. Berdasarkan luasnya objek yang dikenai perhatian, Perhatian dapat dibedakan menjadi perhatian terpencar (distributive) dan perhatian memusat (konsentratif) Sehubungan dengan penjelasan diatas, menurut Baihaqi M, dkk (2005 : 43) gangguan perhatian/ konsentrasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Distraktibilitas, yaitu ketidakmampuan mengarahkan perhatian dirinya, perhatiannya mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak berarti. Atau ketidakmampuan mempertahankan perhatian, berpindah dari satu topic ke topic lain hanya dengan provokasi minimal 2. Aprosexia, yaitu ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun dalam waktu yang singkat terhadap suatu situasi, dengan tidak memandang pentingnya situasi 3. Hiperprosexia, yaitu konsentrasi yang berlebih-lebihan, sehingga lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Perhatian/ konsentrasi berhubungan dengan kesadaran, penginderaan, objek, suasana, kebutuhan, minat, profesi, dan sebagainya. Agar proses perhatian dapat berlangsung baik, menurut Baihaqi M, dkk (2005 : 50) paling tidak harus memenuhi tiga syarat utama, yaitu Semua rangsang yang tidak termasuk objek perhatian harus disingkirkan, jiwa harus dibatasi atau kesadaran harus dipersempit, Objek perhatian harus berhubungan dengan subjek yang melakukan perhatian, alat-alat penerima rangsang harus berfungsi dengan baik. Dan mengenai durasi perhatian menurut Baihaqi M, dkk (2005 : 65) mengemukakan bahwa : Dalam keadaan wajar, perhatian hadir dalam intensitas yang cukup kuat dan terkendali, serta belangsung dalam durasi yang lama atau sebentar tergantung pada kehendak. Dalam keadaan abnormal, sifatnya bisa lemah dan bisa kuat. Pada orang yang perhatiannya lemah, disebut vigilitasnya tinggi, vigilitas adalah mudah tidaknya perhatian dialihkan. Semakin mudah teralihkan berarti vigilitasnya

10 21 semakin tinggi. Sedangkan pada pada orang yang tidak sanggup memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang lama, disebut memiliki tenasitasnya rendah. Tenasitas adalah kesangguapan untuk mengarahkan perhatian terhadap suatu masalah atau objek dalam jangka waktu yang relative lama. Dari kajian mengenai gangguan konsentrasi dapat diketahui secara jelas bahwa anak dengan gangguan ADHD mengalami gangguan konsentrasi jenis distraktibilitas yang ditandai dengan konsentrasinya mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak berarti atau tidak dapat mempertahankan konsentrasi dalam durasi yang lama, dapat mudah berpindah dari satu topik ke topik lain hanya dengan provokasi minimal. Dengan kata lain, anak ADHD memiliki tenasitas yang rendah jadi anak dengan gangguan ADHD tidak dapat berkonsentrasi dalam waktu yang lama hal tersebut disebabkan oleh sifat hiperaktifitas yang ditandai dengan tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya kepada hal lain. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Zaivera, F,. (2007:27), yang menyatakan bahwa kemampuan konsentrasi anak ADHD dapat ditandai dengan : (1) sering sulit memusatkan perhatian secara terus menerus dalam suatu aktivitas, (2) sering tampak tidak mendengarkan kalau diajak bicara, (3) sering tidak mengikuti intruksi dan gagal menyelesaikan tugas, (4) sering sulit mengatur kegiatan maupun tugas, (5) sering mudah beralih perhatian oleh rangsangan dari luar, (6) sering lupa dalam mengerjakan kegiatan sehari-hari. C. Relaksasi Musik Kata relaksasi menurut (Echols, J, M., dan Shadily, H., 2000 : 475) mengemukakan bahwa relaksasi ditulis dengan kata relaxation yang berarti menenangkan. Sedangkan menurut seorang guru sekaligus psikolog yang ahli dalam relaksasi, Rickard, j. (2000 : 3) mengemukakan bahwa : Relaksasi merupakan suatu proses aktivitas yang berguna dan dapat dinikmati sepanjang hidup jika diaplikasikan

11 22 dengan benar. Selain itu pendekatan relaksasi itu sendiri mempunyai tujuan dasar yang dapat digunakan untuk : 1. Meningkatkan keterampilan siswa sehingga mereka dapat memberikan tanggapan secara positif terhadap permintaan di lingkungan mereka 2. Membentuk kesadaran siswa dan memberikan pengertian akan tubuh mereka yang mengagumkan dan bagaimana cara memanfaatkannya 3. Mengajarkan para siswa bagaimana membuat keseluruhan Dalam hal ini pada pelaksanaannya pendekatan relaksasi tentu tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didukung oleh beberapa faktor yang mendukung seperti ruangan yang nyaman dan pemilihan irama yang tenang. Oleh karena itu pemilihan musik untuk mendukung proses kelancaran relaksasi menjadi hal yang sangat penting, karena fungsi dari musik itu sendri menurut AT Mahmud (1994) dalam Astati (2001 : 9) adalah : Bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Dari pernyataan di atas lahirlah sebuah pendekatan relaksasi musik yang dapat diartikan suatu proses yang berguna untuk membuat tubuh menjadi tenang dengan menggunakan musik sebagai medianya hal ini dipertegas oleh teori dari Ortiz JM (2004 : 18), dalam bukunya yang berjudul Menumbuhkan anak-anak yang bahagia, cerdas, percaya diri dengan musik yang menyatakan bahwa relaksasi dengan menggunakan musik adalah sebuah proses memusatkan perhatian pada lagu, pernapasan yang membantu konsentrasi, dan menirukan melodi yang membantu mengalihkan perhatian, pikiran dari masalah yang sedang dihadapi, sebagai tambahan, penyelarasan pernapasan dengan tempo lagu tersebut akan segera membantu masuk kedalam perasaan yang lebih tenang dan rileks. Relaksasi musik ini juga sering dikatakan sebagai penyaluran musikal, dalam konteks ini bisa digambarkan sebagai proses dimana secara perlahan kita mengalihkan

12 23 orientasi pikiran atau tubuh kita kea rah yang lebih kita inginkan. Misalnya, seorang yang sedang gelisah akan diredam dan dibawa ke tahap yang lebih tenang dan terkontrol. D. Peranan Pendekatan Relaksasi melalui Musik untuk Meningkatkan Konsentrasi Anak ADHD Sebagian besar anak ADHD memiliki kesulitan berkonsentrasi dalam melakukan suatu kegiatan baik dalam kegiatan belajar maupun bermain, ia tidak dapat berkonsentrasi lebih dari lima menit dan mudah beralih perhatian kepada hal lain. Selain itu anak ADHD cenderung mengalami kesulitan untuk tenang mereka tidak dapat duduk diam, seringkali bergerak tanpa lelah dan tanpa tujuan yang jelas, sehingga mereka seringkali mengalami kegagalan dalam kegiatan belajar di sekolah. Hambatan anak ADHD dalam berkonsentrasi dipengaruhi oleh ketenangan pikiran dan kondisi latar/ tempat ia berada untuk melakukan konsentrasi, oleh karena itu untuk melakukan proses konsentrasi diperlukan ketenangan dan situasi tenang yang dapat dilatih atau dibentuk dengan pendekatan relaksasi melalui music instrumental berirama tenang. Pendekatan relaksasi melalui musik instrumental berirama tenang ini merupakan suatu upaya membantu membuat tubuh tenang dan tentram dengan musik berirama tenang dan lembut yang membantu anak tenang pula juga sebagai penarik perhatian anak agar terfokus dan terbawa suasana atau irama musik, terlebih jika musik yang diperdengarkan musik kesukaan subyek. Hal ini akan menurunkan aktivitas fisiknya sementara daya konsentrasinya meningkat. Dan menurut hasil penelitian sebelumnya yang berjudul Efektivitas Musik Barok Sebagai Musik Latar Dalam Pembelajaran Anak Dengan Gangguan Perhatian (2002 : 68) menyatakan bahwa musik sangat efektif

13 24 digunakan sebagai musik latar dalam pembelajaran anak dengan gangguan perhatian, yang ditandai dengan anak dapat mengikuti setiap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Mengenai peranan pendekatan relaksasi musik untuk meningkatkan konsentrasi anak ADHD ini juga diperkuat oleh teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya adalah menurut Aristoteles yang menyatakan bahwa musik mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah dan mempunyai terapi rekreatif, pernyataan itu juga diprinci oleh hasil penelitian Don CHampbell yang membuktikan bahwa musik dapat menstimulasi otak. Musik yang lembut dapat membuat tenang, salah satu musik yang diteliti adalah musik Mozart yang terbukti dapat mengembangkan kemampuan bicara, memperbaiki gerakan tubuh dan mengembangkan otak kiri yang mengasah kemampuan berpikir secara logika dan musik Mozart dapat menguatkan daya ingat lebih cepat 3 bulan pada bayi. Anak TK dapat lebih cerdas 34% bila diajarkan piano dari pada ketika diajarkan komputer (setelah belajar piano anak meningkat IQ 46%) mendengarkan musik klasik 30 menit sehari dapat meningkatkan kemampuan motorik & kreatifitas berpikir, penelitian ini telah membuktikan musik dapat : Menstimulasi otak kanan, meningkatkan kreatifitas berpikir, Mengurangi stress dan tekanan, Memelihara pikiran, tubuh dan jiwa, Menstabilkan detak jantung, tekanan darah dan temperatur tubuh, menstimulasi gerakan tubuh, membuat tubuh menjadi rileks, Memaksimalkan kinerja otak, lebih mudah menyerap informasi (pelajaran) dan meningkatkan kreativitas, meningkatkan perasaan senang dan mengatasi rasa bosan dalam belajar atau bekerja. Dalam penerapanya menurut hasil penelitian Don CHampbell bahwa relaksasi musik dapat digunakan saat melakukan aktivitas seperti bekerja, belajar dan mengerjakan tugas selain itu juga relaksasi musik dapat digunakan ketika tidak melakukan aktivitas beristirahat, duduk bahkan ketika sedang tidur music dapat memasuki alam bawah sadar dan ketika terbangun dari tidur otak menjadi tenang.

14 25 Dalam buku yang berjudul Menumbuhkan anak-anak yang bahagia, cerdas, percaya diri dengan musik oleh Ortiz JM (2004 : 45), menyatakan bahwa proses mendengarkan musik, menciptakan musik dan mengembangkan suara memberikan banyak manfaat bagi anak-anak preverbal dan verbal diantaranya : 1. Meningkatkan keterampilan mendengarkan. 2. Mengajarkan cara untuk menginterpretasikan keadaan emosional seseorang (misalnya sedih, bahagia, santai, gembira) lewat beberapa kualitas vokal seperti tinggi rendahnya nada, kualitas suara dan volume. 3. Mempertajam kemampuan memusatkan perhatian dan memperhatikan 4. Meningkatkan rasa nyaman dengan perilaku yang terorganisir, bertujuan dan terkendali. 5. Meningkatkan konsentrasi 6. Membantu mengembangkan ingatan pendengaran dan pembedaan suara. Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa musik dapat membantu meningkatkan konsentrasi, dan jika musik ini diterapkan dalam sebuah pendekatan relaksasi untuk anak dengan gangguan ADHD bisa dikatakan sangat cocok, hal itu dikarenakan musik dapat meningkatkan rasa nyaman dengan perilaku terorganisir, bertujuan dan terkendali yang itu semua sangat dibutuhkan atau sebagai syarat untuk melakukan sebuah proses konsentrasi. Selain untuk mengembangkan aspek konsentrasi pada anak ADHD pendekatan relaksasi musik ini juga dapat berperan dalam mengorganisir kegiatan atau gerakan sehari-hari yang kacau dalam artian tanpa tujuan yang jelas menjadi baik bertujuan. Selain itu pendekatan relasasi musik juga dapat menjadi alternatife untuk menangani stress, pencegahan bahkan musik dapat digunakan sebagai suplemen multivitamin alternative sehari-hari.

15 26 E. Kerangka Berfikir Untuk lebih memahami secara jelas mengenai kerangka berpikir dari penelitian ini, maka penyusun menggambarkan dalam bentuk bagan seperti dibawah ini : Gangguan konsentrasi anak ADHD Pendekatan relasasi melalui musik berirama tenang Peningkatan konsentrasi anak ADHD Tabel 2.2 Kerangka Berpikir Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa anak ADHD memiliki gangguan konsentrasi jenis distraktibilitas yang ditandai dengan konsentrasinya mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak berarti atau tidak dapat mempertahankan konsentrasi dalam durasi yang lama, dapat mudah berpindah dari satu topik ke topik lain hanya dengan provokasi minimal. Dengan kata lain, anak ADHD memiliki tenasitas yang rendah jadi anak dengan gangguan ADHD tidak dapat berkonsentrasi dalam waktu yang lama hal tersebut disebabkan oleh sifat hiperaktifitas yang ditandai dengan tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya kepada hal lain. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Zaivera, F,. (2007:27), yang menyatakan bahwa kemampuan konsentrasi anak ADHD dapat ditandai dengan (1) sering sulit memusatkan perhatian secara terus menerus dalam suatu aktivitas, (2) sering tampak tidak mendengarkan kalau diajak bicara, (3) sering tidak mengikuti intruksi dan gagal menyelesaikan tugas, (4) sering sulit mengatur kegiatan maupun tugas, (5) sering mudah beralih perhatian oleh rangsangan dari luar, (6) sering lupa dalam mengerjakan kegiatan sehari-hari.

16 27 Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perlu adanya suatu upaya yang diharapkan dapat membatu mengatasi permasalahan konsentrasi yang dialami subyek, dengan menawarkan suatu alat bantu berupa pendekatan relaksasi melalui musik, dimana pendekatan relaksasi melalui musik ini merupakan suatu upaya untuk membantu membuat tubuh individu menjadi tenang dan tentram dengan menggunakan musik sebagai mediannya. Pendekatan relaksasi musik dalam meningkatkan konsentrasi anak ADHD dapat memberikan banyak manfaat diantaranya : 1. Meningkatkan keterampilan mendengarkan. 2. Mengajarkan cara untuk menginterpretasikan keadaan emosional seseorang (misalnya sedih, bahagia, santai, gembira) lewat beberapa kualitas vokal seperti tinggi rendahnya nada, kualitas suara dan volume. 3. Mempertajam kemampuan memusatkan perhatian dan memperhatikan 4. Meningkatkan rasa nyaman dengan perilaku yang terorganisir, bertujuan dan terkendali. 5. Meningkatkan konsentrasi 6. Membantu mengembangkan ingatan pendengaran dan pembedaan suara. Selain itu musik dapat meningkatkan rasa nyaman, tenang dengan perilaku terorganisir, bertujuan dan terkendali yang itu semua sangat dibutuhkan atau sebagai syarat untuk melakukan sebuah proses konsentrasi. Untuk itu, berdasarkan kelebihan atau kegunaan yang ditawarkan pendekatan relaksasi melalui musik berirama tenang ini, dan menghubungkan dengan permasalahan yang muncul pada subyek. Maka penggunan pendekatan relaksasi melalui musik ini dipandang efektif untuk diterapkan pada anak ADHD untuk meningkatkan konsentrasinya.

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id ADHD (Attention Deficit Hyperactive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak dijumpai berbagai macam gangguan psikologis yang terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention Deficit Disorder) atau yang

Lebih terperinci

Oom S Homdijah PLB FIP UPI

Oom S Homdijah PLB FIP UPI Oom S Homdijah PLB FIP UPI 0856 210 5958 oomshomdijah@yahoo.com Motivasi= dorongan=drives suatu keadaan yang kompleks(a complex state) dan kesiapsediaan(preparatory set) dalam diri individu(organisme)

Lebih terperinci

Memahami dan membantu anak-anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Memahami dan membantu anak-anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Memahami dan membantu anak-anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Oleh: H i d a y a t Apakah itu "ADHD"? Sebelumnya para orang tua dan guru menggambarkan anak-anak yang mudah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Attention Deficit Hyperactivity Disorder. disebabkan karena cedera otak ringan atau disebut Minimal Brain Damage

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Attention Deficit Hyperactivity Disorder. disebabkan karena cedera otak ringan atau disebut Minimal Brain Damage BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) 1. Pengertian Attention Deficit Hyperactivity Disorder Penelitian pertama secara sistematis terhadap gangguan yang kini disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penenlitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, karena peneliti memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

II. Deskripsi Kondisi Anak

II. Deskripsi Kondisi Anak I. Kondisi Anak 1. Apakah Anak Ibu/ Bapak termasuk mengalami kelainan : a. Tunanetra b. Tunarungu c. Tunagrahita d. Tunadaksa e. Tunalaras f. Tunaganda g. Kesulitan belajar h. Autisme i. Gangguan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ADHD merupakan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder, (Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan Disorder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu, hingga pekerjaan itu dikerjakan dalam waktu tertentu (Alim,

Lebih terperinci

Pedologi. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar. Yenny, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Pedologi. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar. Yenny, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Pedologi Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Gangguan attention-deficit hyperactivity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual anak.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual anak. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang tua untuk dirawat dan dididik sebaik-baiknya agar kelak menjadi anak yang berguna. Anak juga dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ADHD merupakan istilah berbahasa Inggris kependekan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder (Attention = perhatian, Deficit = kekurangan, Hiperactivity

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Stimulasi Brain Gym pada Anak ADHD (Studi Kasus pada Anak ADHD)

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Stimulasi Brain Gym pada Anak ADHD (Studi Kasus pada Anak ADHD) 88 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Nama peneliti Judul : Agustina Sihombing : Stimulasi Brain Gym pada Anak ADHD (Studi Kasus pada Anak ADHD) Tujuan : Untuk mengetahui gambaran Stimulasi senam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PAUD adalah pendidikan yang cukup penting dalam mengembangkan bakat anak dan bahkan menjadi landasan atau pondasi yang kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas

Lebih terperinci

Karakteristik Anak Usia Sekolah

Karakteristik Anak Usia Sekolah 1 Usia Sekolah Usia Sekolah 2 Informasi Umum dengan Disabilitas 3 Usia Sekolah Anak dengan Disabilitas Anak Dengan Disabilitas adalah anak yang mempunyai kelainan fisik dan/ atau mental yang dapat mengganggu

Lebih terperinci

ADD/ADHD & PEMBELAJARANNYA. Tim Dosen Hidayat dan Musjafak

ADD/ADHD & PEMBELAJARANNYA. Tim Dosen Hidayat dan Musjafak ADD/ADHD & PEMBELAJARANNYA Tim Dosen Hidayat dan Musjafak 1 ADD (Attention Deficit Disorder): Kurang pemusatan perhatian Impulsivitas ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder): Kurang pemusatan perhatian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan

Lebih terperinci

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh

Lebih terperinci

Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan perilaku mengabaikan tugas di kelas pada anak ADHD. Peneliti memberikan intervensi berupa video

Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan perilaku mengabaikan tugas di kelas pada anak ADHD. Peneliti memberikan intervensi berupa video PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada perilaku mengabaikan tugas di kelas yang dilakukan oleh anak dengan ADHD. Perilaku mengabaikan tugas merupakan perilaku anak yang tidak bisa memberi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun

Lebih terperinci

Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty.

Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty. Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty Abstrak Kesibukan orangtua yang bekerja berdampak pada kurang diperhatikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat mencukupi segala kebutuhannya hanya dengan. mengandalkan kemampuannya sendiri, melainkan kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat mencukupi segala kebutuhannya hanya dengan. mengandalkan kemampuannya sendiri, melainkan kebutuhan manusia akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat mencukupi segala kebutuhannya hanya dengan mengandalkan kemampuannya sendiri, melainkan kebutuhan manusia akan dapat terpenuhi jika ada pertolongan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terapi Musik 2.1.1. Defenisi Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Pedologi. Review Seluruh Materi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

Pedologi. Review Seluruh Materi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi. Pedologi Modul ke: Review Seluruh Materi Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id RETARDASI MENTAL Retardasi mental (mental retardation) adalah keterlambatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagan 1.1. Bagan Penyebab Gangguan Kesulitan Belajar (Sumber: Koleksi Penulis)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagan 1.1. Bagan Penyebab Gangguan Kesulitan Belajar (Sumber: Koleksi Penulis) BAB 1 PENDAHULUAN Kesehatan dan lingkungan sosial yang baik perlu diperhatikan bagi orangtua untuk anak-anak mereka. Kesehatan dan lingkungan sosial terhubung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak semua anak berbakat punya perilaku layaknya anak-anak normal. Ada juga diantara mereka memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak semua anak berbakat punya perilaku layaknya anak-anak normal. Ada juga diantara mereka memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak semua anak berbakat punya perilaku layaknya anak-anak normal. Ada juga diantara mereka memiliki gangguan autisme atau pemusatan perhatian (hiperaktif).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manapun dengan berbagai budaya dan sistem sosial. Keluarga merupakan warisan umat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manapun dengan berbagai budaya dan sistem sosial. Keluarga merupakan warisan umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan unit sosial penting dalam bangunan masyarakat di belahan dunia manapun dengan berbagai budaya dan sistem sosial. Keluarga merupakan warisan umat manusia

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi i KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: RONA MARISCA TANJUNG F 100 060 062 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BERBAGAI MACAM KESULITAN BELAJAR YANG DAPAT DIKETAHUI SEJAK AWAL

BERBAGAI MACAM KESULITAN BELAJAR YANG DAPAT DIKETAHUI SEJAK AWAL BERBAGAI MACAM KESULITAN BELAJAR YANG DAPAT DIKETAHUI SEJAK AWAL Dalam menjalankan proses pendidikan di TK, pengenalan dasar-dasar akademik seperti membaca, menulis, dan menghitung juga sangat penting.

Lebih terperinci

KONSEP KESEHATAN MENTAL OLEH : SETIAWATI

KONSEP KESEHATAN MENTAL OLEH : SETIAWATI KONSEP KESEHATAN MENTAL OLEH : SETIAWATI PPB-FIP FIP-UPI PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL KONDISI ATAU KEADAAN MENTAL YANG SEHAT SERTA TERWUJUDNYA KEHARMONISAN YANG SUNGGUH- SUNGGUH ANTARA FUNGSI JIWA UNTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan manusia merupakan perubahan yang bersifat progresif dan berlangsung secara berkelanjutan. Keberhasilan dalam mencapai satu tahap perkembangan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak normal maupun anak yang memiliki kebutuhan khusus. Hal ini diperkuat

BAB I PENDAHULUAN. anak normal maupun anak yang memiliki kebutuhan khusus. Hal ini diperkuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menerima pendidikan di segala jenjang merupakan hak semua orang, baik anak normal maupun anak yang memiliki kebutuhan khusus. Hal ini diperkuat dengan adanya

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume Nomor September 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Halaman : 149-159 Meningkatkan Ketahanan Duduk Anak Hiperaktif Melalui Media Mozaik Di Kelas II SLB Hikmah Miftahul Jannnah Padang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara terus menerus oleh setiap diri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara terus menerus oleh setiap diri II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara terus menerus oleh setiap diri manusia selama mereka hidup, baik secara formal maupun informal seperti

Lebih terperinci

ANAK ADHD PERSISTILAHAN DISORDER. DIOTAK KECIL. OTAK KECIL. 1. ADHD= ATTENSION DEFISIT AND HYPERACTIVITY 2. ADD= ATTENSION DEFISIT DISORDER.

ANAK ADHD PERSISTILAHAN DISORDER. DIOTAK KECIL. OTAK KECIL. 1. ADHD= ATTENSION DEFISIT AND HYPERACTIVITY 2. ADD= ATTENSION DEFISIT DISORDER. ANAK ADHD PERSISTILAHAN 1. ADHD= ATTENSION DEFISIT AND HYPERACTIVITY DISORDER. 2. ADD= ATTENSION DEFISIT DISORDER. 3. MINIMAL BRAIN DISORDER=KETIDAKBERESAN DIOTAK KECIL. 4. MINIMAL BRAIN DEMAGE =KERUSAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar anak berkembang dengan kondisi fisik atau mental yang normal. Akan tetapi, sebagian kecil anak mengalami hambatan dalam perkembangannya atau memiliki

Lebih terperinci

PENGERTIAN. Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id 5/9/2017

PENGERTIAN. Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id 5/9/2017 Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN Barkley (Rief, 2005) CHADD (Rief, 2005) Secara Umum Gangguan developmental dalam kontrol diri, termasuk di dalamnya permasalahan dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah suatu kondisi medis yang ditandai oleh ketidakmampuan

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Anak merupakan anugerah terindah yang dimiliki oleh orang tua. Namun anugerah tersebut kadang-kadang memiliki kekurangan atau banyak dari mereka yang mengalami gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. STUDI KASUS ANAK HIPERAKTIF DAN USAHA GURU DALAM MEMUSATKAN PERHATIAN BELAJAR SISWA DI MI MUHAMMADIYAH CEPORAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini 1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah umumnya berusia antara 12 sampai 18/19 tahun, yang dilihat dari periode perkembangannya sedang mengalami masa remaja. Salzman (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Hal senada dikemukakan oleh David C.McClelland. McClelland. Sebenarnya inti teori motivasi yang dikemukakan oleh David

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Hal senada dikemukakan oleh David C.McClelland. McClelland. Sebenarnya inti teori motivasi yang dikemukakan oleh David 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkah laku seseorang didorong ke arah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan. Kebutuhan dapat menyebabkan adanya dorongan internal yang menggerakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak

Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak Maya Dewi Kurnia Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon 1.Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Anak merupakan pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada suatu objek yang sedang dihadapi. Selaras dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa sedih apabila anak yang dimiliki lahir dengan kondisi fisik yang tidak. sempurna atau mengalami hambatan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa sedih apabila anak yang dimiliki lahir dengan kondisi fisik yang tidak. sempurna atau mengalami hambatan perkembangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran anak merupakan dambaan setiap keluarga yang tidak ternilai harganya. Anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan, yang harus dijaga, dirawat, dan diberi bekal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di dalam kandungan. Pertumbuhan serta perkembangan anak yang normal menjadi impian setiap

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah.

LAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah. LAMPIRAN LAMPIRAN Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Tingkat Aktifitas Tingkat aktifitas Gelisah, Terlalu lelah Jumlah pergerakan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ANAK-ANAK INDIGO

BAB III ANALISIS ANAK-ANAK INDIGO BAB III ANALISIS ANAK-ANAK INDIGO Dalam bukunya The Color Code, Hartman mengelompokkan berbagai aspek kepribadian dan perilaku ke dalam empat kategori warna yaitu merah, biru, putih dan kuning. Hartman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki sekolah bukanlah suatu hal yang selalu membahagiakan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki sekolah bukanlah suatu hal yang selalu membahagiakan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki sekolah bukanlah suatu hal yang selalu membahagiakan bagi anak. Walaupun dari segi usia relatif sama, tetapi dari sifat-sifat umum lainnya terdapat

Lebih terperinci

Saya berharap bahwa dengan Paket CD ini anda mendapatkan sesuatu yang mudah dalem meningkatkan kecerdasan anda.

Saya berharap bahwa dengan Paket CD ini anda mendapatkan sesuatu yang mudah dalem meningkatkan kecerdasan anda. Paket CD Brain Booster-Kecerdasan, Konsentrasi, Daya Ingat dan Kreativitas ini adalah Produk Best Seller, anda dapat memilih audio sesuai dengan kebutuhan anda dalam meningkatkan kemampuan otak. Ada 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang mempunyai berbagai manfaat baik bagi pelaku olahraga maupun orang lain yang menonton. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini, tidak semua orang berada pada kondisi fisik yang sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua menginginkan dan mengharapkan anak yang dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan pintar. Anak-anak yang patuh, mudah diarahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan

Lebih terperinci

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Kuliah 8 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Kuliah 8 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Kuliah 8 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi DEFINISI ADHD Ialah : anak yang memiliki kesulitan memusatkan perhatian dan mempertahankan fokus pada tugas yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat konsentrasi yang tinggi pada atlet memiliki peranan penting untuk dilatihkan guna menunjang penampilan yang baik pada atlet serta dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Pendahuluan Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya Tidak ada satupun manusia tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bila dimanfaatkan dengan maksimal akan menghasilkan penemuan-penemuan

BAB I PENDAHULUAN. bila dimanfaatkan dengan maksimal akan menghasilkan penemuan-penemuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki modal yang sangat besar untuk mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Modal tersebut salah satunya adalah otak yang bila dimanfaatkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau acuan cara lain yang dikenal dan diakui oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, seorang bayi mulai bisa berinteraksi dengan ibunya pada usia 3-4 bulan. Bila ibu merangsang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanganan untuk anak berkebutuhan khusus menjadi suatu tantangan tersendiri bagi penyelenggara pendidikan luar biasa mengingat karakteristik dan kebutuhan anak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses pendidikan yang berlangsung di Indonesia yang terdiri dari pendidikan formal dan non formal. Di samping itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1990-an, dunia sudah mengenal suatu penyakit yang dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD adalah suatu gangguan

Lebih terperinci

Prinska Damara Sastri, 2013

Prinska Damara Sastri, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecerdasan emosional akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang cukup hangat dikalangan masyarakat, karena dari beberapa penelitian kecerdasan emosional memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang paling tepat untuk meneliti suatu masalah adalah metode yang dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak di dalam kandungan hingga detik-detik awal dalam kehidupan seorang bayi disebut sebagai masa yang amat menentukan bagi perkembangan kecerdasan. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan hiperaktif merupakan salah satu kelainan yang sering dijumpai pada gangguan perilaku anak. Namun dalam ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun (Suryanah, 1996). Menurut Havighurst salah satu tugas dan perkembangan. tersebut adalah melalui pendidikan formal di sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun (Suryanah, 1996). Menurut Havighurst salah satu tugas dan perkembangan. tersebut adalah melalui pendidikan formal di sekolah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi,

Lebih terperinci

adapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut:

adapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut: Aspek Aspek Perkembangan Anak Ditulis oleh : Sanjaya Yasin Perkembangan Anak.inilah yang menarik darianak karena anak berkebang tidak secara serentak, dalam artian anak berkembang secara bertahap sesuai

Lebih terperinci

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder, dalam pengertian secara umum berarti

BAB I PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder, dalam pengertian secara umum berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Attention Deficit Hyperactivity Disorder, dalam pengertian secara umum berarti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas dimana banyak terjadi pada anak usia

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

Khanti Sebagai Kekuatan Mendidik Bagi Guru TK. Wiska Wijaya NIM Masa usia dini anak merupakan masa keemasan (golden ages), usia 0-8

Khanti Sebagai Kekuatan Mendidik Bagi Guru TK. Wiska Wijaya NIM Masa usia dini anak merupakan masa keemasan (golden ages), usia 0-8 Khanti Sebagai Kekuatan Mendidik Bagi Guru TK Wiska Wijaya NIM 0250111010489 Masa usia dini anak merupakan masa keemasan (golden ages), usia 0-8 tahun merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk

Lebih terperinci

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya TINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU INTERAKTIF SISWA KELAS I DAN UPAYA PENANGANAN DI SMKN 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU INTERAKTIF SISWA KELAS I DAN UPAYA PENANGANAN DI SMKN 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 FAKTOR PENYEBAB PERILAKU INTERAKTIF SISWA KELAS I DAN UPAYA PENANGANAN DI SMKN 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SK RIPS I Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Kerja 2.1.1 Pengertian Stres Kerja Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Stepen P. Robbins (2003 : 793), bahwa stress kerja adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. digemari bukan saja oleh pembaca anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Di toko-toko

Bab 1. Pendahuluan. digemari bukan saja oleh pembaca anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Di toko-toko Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini komik tampaknya merupakan salah satu bacaan yang paling digemari bukan saja oleh pembaca anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Di toko-toko buku, di tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK. Mei Vita Cahya Ningsih. Tumbuh (pertumbuhan) berkenaan dengan pertumbuhan ukuran organ tubuh

TUMBUH KEMBANG ANAK. Mei Vita Cahya Ningsih. Tumbuh (pertumbuhan) berkenaan dengan pertumbuhan ukuran organ tubuh TUMBUH KEMBANG ANAK Mei Vita Cahya Ningsih TUMBUH KEMBANG ANAK Tumbuh (pertumbuhan) berkenaan dengan pertumbuhan ukuran organ tubuh Kembang (perkembangan) berkenaan dengan perubahan fungsi organ tubuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer saat ini telah berkembang dengan pesat, oleh karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di perusahaan,

Lebih terperinci