LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA BAGIAN KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN. Oleh:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA BAGIAN KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN. Oleh:"

Transkripsi

1 LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA BAGIAN KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah Magang Oleh: Fernando Sitompul PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM

2 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA BAGIAN KEUANGAN PT.PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN Disusun Oleh : Fernando Sitompul Bandung, 31 Agustus Menyetujui, Pembimbing Lapangan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Pembimbing Universitas Telkom Ahmad Firman Khairunnisa, SE., MM. Mengetahui, Ketua Program Studi S-1 Akuntansi Deannes Isynuwardhana,SE.,MM ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya yang diberikan kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan baik. Laporan magang ini merupakan rangkuman kegiatan magang di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, yang bertempat di Jalan Asia Afrika No. 063, Bandung, Jawa Barat pada 25 Mei 07 Juli untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program magang Universitas Telkom. Dalam pelaksaan magang dan penyusunan laporan magang ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, saran, dan motivasi yang sangat besar dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan berkat dan karunianya. 2. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan Penulis. 3. Ibu Khairunnisa, SE.,MM. selaku dosen pembimbing Universitas Telkom yang telah membimbing, dan memberi masukan kepada penulis. 4. Bapak Ahmad Firman selaku pembimbing kegiatan magang di PT PLN (Persero) yang telah memberikan banyak pengetahuan, pengalaman, dan kesempatan untuk belajar banyak hal tentang dunia kerja. 5. Ibu Sri Feriastuti selaku pengawas peserta magang yang telah secara langsung mengarahkan kegiatan magang. 6. Bapak Ikhsan yang telah berbagi pengalaman dan saran saran seputar pengalaman dunia kerja dan juga banyak hal. 7. Seluruh karyawan di PT PLN (Persero) DJBB khususnya Bagian Keuangan (Bapak Sunargo, Bapak Cipto, Ibu Tita, Ibu Sumarni, Ibu Nurul, Bapak Dwi, Bapak Prabowo, Bapak Widodo) yang telah banyak membantu Penulis dalam melaksanakan magang. 8. PT PLN (Persero) DJBB yang telah menerima dan mengizinkan Penulis untuk melaksanakan kegiatan magang. iii

4 9. Sahabat dan teman-teman Akuntansi C yang telah membantu dan mendukung penulis sejak awal melaksanakan kegiatan magang hingga penyusunan laporan magang ini. 10. Teman teman Persatuan Naposo Bulung HKI Dame yang telah mendoakan serta mendukung Penulis. 11. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan serta dukungan kepada Penulis. Penulis menyadari bahwa laporan magang ini jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman penulis, oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai perbaikan di masa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga kelak laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan Bandung, Agustus Fernando Sitompul iv

5 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I... 1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 1 A. Profil Perusahaan... 1 B. Visi dan Misi Perusahaan... 2 C. Makna Logo Perusahaan... 2 D. Struktur Organisasi... 3 E. Pengamatan Praktek Manajemen Apek Pelayanan Aspek Keuangan Aspek Pemasaran Aspek Sumber Daya Manusia... 5 BAB II... 6 KAJIAN TEORITIS... 6 A. Sistem... 6 B. Prosedur... 6 C. Kas... 7 D. Kas Kecil (petty cash)... 7 E. Prosedur Penganggaran Kas Kecil... 7 F. Prosedur Pencatatan Kas Kecil... 8 G. Pengisian kembali kas kecil... 9 BAB III AKTIVITAS DAN PENUGASAN MAGANG v

6 A. Latar belakang B. Tujuan Magang C. Manfaat Magang D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang E. Aktivitas Magang F. Deskripsi Aktivitas Magang G. Relevansi Teori H. Permasalahan Magang BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kegiatan Magang Laporan Magang B. Rekomendasi Untuk Perusahaan Untuk Universitas Untuk Mahasiswa/i DAFTAR PUSTAKA vi

7 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Aktivitas Magang vii

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Logo PT. PLN (Persero)... 2 viii

9 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Struktur Organisasi Perusahaan LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Magang LAMPIRAN 3 Lembar Kegiatan Magang LAMPIRAN 4 Lembar Penilaian Magang LAMPIRAN 5 Kartu Bimbingan Magang ix

10 BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil Perusahaan Bangunan tua peninggalan Belanda yang letaknya persis di sisi sungai Cikapundung, bersebelahan dengan Gedung Merdeka seakan menjadi simbol kasat mata yang mampu menuturkan panjangnya perjalanan penyediaan tenaga listrik di Bumi Pasundan. Awal mulanya tahun 1950 khususnya di Bandung, Jawa Barat berdiri perusahaan penyedia tenaga listrik bagi kepentingan publik dengan nama Bandungsche Electriciteit Maatschaappij (BEM). Sejarah kelistrikan di Indonesia dari awal hingga saat ini dapat dibagi ke beberapa jaman, yaitu pada jaman penjajahan Belanda, jaman penjajahan Jepang, dan jaman setelah kemerdekaan Republik Indonesia hingga sekarang. Pada tanggal 1 Januari 1920 BEM berubah menjadi perusahaan perseroan Gemeenschapplijk Electriciteit Bedrif Voor Bandoeng (GEBEO). Setelah Indonesia lepas dari penjajahan Jepang, dan menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 27 Desember 1957, GEBEO diambil alih oleh Pemerintah Indonesia yang kemudian dikukuhkan lewat Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1958 j.o. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun Pada tahun 1970-an dikeluarkan Peraturan Pemerintah, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Memasuki era 1990-an, dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 1994 pada tanggal 16 Juni 1994, Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli Pada akhirnya, dengan mengacu pada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat berubah lagi namanya menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, di 1

11 mana wilayah kerjanya meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten, hingga saat ini. B. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi insani. 2. Misi a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. C. Makna Logo Perusahaan 1. Logo Perusahaan Berikut ini merupakan logo PT. PLN (Persero) : Logo PT. PLN (Persero) Gambar 1.1 Sumber: 2

12 2. Makna Logo Perusahaan Makna logo perusahaan telah diatur dalam surat keputusan No. 13/DIR dapat diartikan sebagai berikut : a. Berikut makna dari gambar pada logo PT. PLN (Persero), yaitu : 1) Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya. 2) Gelombang yang digunakan, di mana segala macam tenaga energi yang dapat dinyatakan sebagai gelombang. 3) Tiga buah gelombang sejajar dapat diartikan sebagai sikap karyawan PLN dalam melaksanakan tugas negara bekerja keras, bergerak cepat, dan bertindak tepat. b. Berikut makna dari warna pada logo PT. PLN (Persero), yaitu : 1) Warna kuning keemasan melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, serta agungnya kewajiban PLN. 2) Warna merah darah melambangkan keberanian dan dinamika dalam melaksanakan tugas untuk mencapai sasaran pembangunan. 3) Warna biru laut melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas untuk menuju dan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia. D. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antar tiap bagian perusahaan untuk menggambarkan kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai tujuannya. Gambar struktur organisasi PT. PLN (Persero) Jawa Barat dan Banten terdapat pada Lampiran I. 3

13 E. Pengamatan Praktek Manajemen 1. Apek Pelayanan Bidang utama usaha dari PT. PLN (Persero) adalah memberikan pelayanan jasa listrik kepada masyarakat dan meningkatkan perolehan laba, ini dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 17 tanggal 28 Mei 1990 pasal (5) ayat (1). Sifat usaha PT. PLN (Persero) adalah menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus meningkatkan keuntungan berdasarkan prinsip akuntansi. PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan satuan administrasi yang tidak memiliki fasilitas pembangkit dan transmisi. Unit ini membeli energinya dari unit PLN lainnya yang diterima di Gardu Induk (GI). Pulau Jawa menyerap hampir 80% volume penjualan tenaga listrik seluruh Indonesia dikelola oleh empat PLN distribusi yang berfungsi sebagai unit koordinatif. Salah satu distribusi tersebut dikerjakan oleh Distribusi Jawa Barat dan Banten yang memiliki wilayah kerja meliputi seluruh Jawa Barat dan Banten, kecuali Tangerang. Sektor ketenagalistrikan seperti halnya sektor-sektor jasa lainnya, dituntut untuk menjaga tingkat pelayanan kerja yang baik dimata masyarakat dalam menjalankan operasionalnya, dengan cara menyalurkan tenaga listrik ke konsumen. Untuk distribusi Jawa Barat, listrik yang disalurkan berasal dari beberapa pusat tenaga listrik yang ada di Jawa Barat, dari pusat tenaga listrik tersebut ditransmisikan lagi ke gardu-gardu cabang dan akhirnya sampai pada konsumen. 2. Aspek Keuangan Pendapatan utama PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten berasal dari hasil kegiatan usahanya berupa penjualan tenaga listrik kepada pelanggan, jasa pemasangan/penyambungan listrik dan lain-lain. Selain itu, pendapatan juga berasal dari subsidi pemerintah. Pada laporan keuangan (telah diaudit) tahun 2014, yang dirilis oleh PT. PLN (Persero) 4

14 DJBB, pendapatan pada tahun 2014 sebesar Rp 75.8 triliun (Sumber: Laporan Keuangan tahunan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten tahun 2014). Pendapatan tahun 2014 tersebut naik sebesar 46,89 persen dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp. 51,6 triliun. Laba bersih yang diperoleh PT PLN (Persero) tahun 2014 sebesar Rp. 23,5 triliun yang naik sebesar 88 persen dibandingkan tahun 2013 yang hanya memperoleh Rp. 2,8 triliun. Kenaikan ini terjadi dikarenakan perseroan memperoleh margin subsidi dari pemerintah sebesar 174,63 persen. 3. Aspek Pemasaran Dalam aspek pemasaran, PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten tidak melakukan penetapan harga sendiri, melainkan penetapan harga sudah ditetapkan oleh pemerintah yang tertulis dalam Ketetapan Presiden (Kepres). Harga jual listrik mengacu pada tarif dasar listrik yang sudah ditetapkan melalui Kepres No. 89 tahun PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas terhadap layanan pada pelanggan, dengan memberikan Service Level Agreement tertentu kepada pelanggan besar dan membuat program penertiban sambungan listrik. 4. Aspek Sumber Daya Manusia PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten melakukan perekrutan pegawai melalui Job Fair dan Direct Shopping melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi yang terbagi dalam tiga kelompok kegiatan rekrutmen, yaitu: rekrutmen S1/D4/D3/D1. Usia pensiun di PT. PLN (Persero) DJBB ialah 56 tahun. PLN selalu mengadakan Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) untuk para pegawainya, setiap pegawai minimal mengikuti 1 kali program diklat ditiap semesternya hal bertujuan untuk selalu menghasilkan pegawai yang berwawasan. 5

15 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Sistem Definisi sistem menurut Gelinas dan Dull (2010:11), sistem adalah sekelompok elemen yang bergantung satu sama lain yang bersama-sama mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Krismiaji (2010:1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen, atau sesuatu yang dapat diihat, didengar atau dirasakan; proses, kegiatan untuk mengkoodinasikan komponen yang terlibat dalam sebuah sistem; tujuan, sasaran akhir yang ingin dicapai dari kegiatan koordinasi komponen tersebut. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan komponen-komponen yang saling terhubung dan berinteraksi yang bertujuan mencapai suatu tujuan tertentu. B. Prosedur Menurut Mulyadi (2010), prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang ulang. Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010:899), prosedur adalah tata cara atau langkah langkah yang harus ditempuh atau dipenuhi sebagai suatu syarat untuk mendapatkan sesuatu. Sedangkan menurut Irra (2011:43) bahwa prosedur adalah tata cara kerja yaitu rangkaian tindakan, langkah atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang dan merupakan cara yang tetap untuk dapat mencapai tahap tertentu dalam hubungan mencapai tujuan akhir. 6

16 Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah urutan kegiatan yang secara sistematis dan melibatkan beberapa pihak yang harus dilaksanakan dalam rangka pencapaian suatu tujuan tertentu. C. Kas Menurut Soemarso (2010:296), kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Sedangkan menurut Munawir (2011:157), kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, uang tunai yang dimiliki perusahaan tetapi sudah ditentukan penggunaannya tidak dapat dimasukkan ke dalam pos kas. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kas adalah suatu yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat tukar atau alat pembayaran dalam transaksi keuangan. D. Kas Kecil (petty cash) Menurut Keputusan Direksi PT. PLN (Persero), kas kecil adalah sejumlah uang tunai yang disediakan untuk melayani pembiayaan kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya rutin dan nilainya relatif kecil serta tidak dapat diproses melalui mekanisme kontrak. Sedangkan menurut Soemarso (2010), kas kecil adalah sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran pengeluaran tertentu yang jumlahnya tidak besar. Dapat disimpulkan bahwa kas kecil adalah sejumlah uang tunai yang disediakan untuk pengeluaran bersifat rutin dan dalam jumlah yang tidak besar. E. Prosedur Penganggaran Kas Kecil Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, kas kecil dibentuk oleh Bagian Anggaran. Sumber pendanaan kas kecil berasal dari 7

17 Anggaran Kas Operasional (AKO). Bagian Anggaran memberi perencanaan anggaran per satu tahun dan kode anggaran sesuai dengan pos pembiayaan tersebut kepada Bagian Keuangan untuk merealisasikan kegiatan operasional perusahaan menggunakan dana kas kecil. F. Prosedur Pencatatan Kas Kecil Menurut Hery (2014:55), kebanyakan kas kecil dibentuk atas dasar jumlah yang tetap, yang dinamakan sebagai sistem dana tetap (imprest fund system). Dari hal tersebut maka salah satu metode pencatatan kas kecil yang diterapkan di PT. PLN (Persero) DJBB, yaitu : 1. Metode Dana Tetap (Imprest System) Baridwan (2012) mendefinisikan sistem Imprest yaitu didalam sistem ini jumlah dana dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Dapat disimpulkan bahwa sistem ini jumlah kas kecil konstan dan tidak berubah ubah. Dan kas kecil ini diisi dengan sejumlah uang yang telah ditetapkan untuk keperluan pembayaran pembayaran selama jangka waktu tertentu. Operasi dana tetap terdiri dari : a. Pembentukan dana kas kecil Langkah dasar pembentukan kas kecil adalah dengan menentukan penanggungjawab kas kecil terlebih dahulu, kemudian menentukan besarnya dana kas kecil yang diharapkan dapat mengakomodasi pengeluaran untuk jangka waktu tiga sampai empat minggu. b. Penggunaan kas kecil Dalam penggunaan kas kecil untuk melakukan pembayaran, kasir kas kecil hanya boleh mengeluarkan kas kecil jika permohonan pembayaran telah mendapat persetujuan dari Financial Controller. Untuk setiap pengeluaran, ksir kas kecil harus membuat bukti pengeluaran kas kecil yang ditandatangani oleh penerima dana. Setelah itu transaksi dicatat di 8

18 dalam buku kas kecil dan bukti pengeluaran tersebut harus diarsipkan dengan baik, kemudian kasir kas kecil melakukan penghitungan terhadap fisik kas kecil setiap selesai melakukan pengeluaran kas kecil. G. Pengisian kembali kas kecil Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, saat kas kecil mencapai level minimum maka dana diisi kembali. Permintaan untuk pengisian kembali diawali dari penanggung jawab dana kas kecil, penanggung jawab dana kas kecil menyiapkan jadwal pembayaran dengan dokumen pendukung dan diserahkan ke kasir. Kasir kemudian menyetujui permintaan cek sejumlah dana yang telah terpakai untuk menjaga jumlah dana kas kecil yang telah ditentukan (jumlah pada saat pembentukan dana kas kecil). Rekening dana kas kecil tidak terpengaruh pada saat pengisian kembali. Pengisian kembali mengubah komposisi dana kas kecil dengan mengganti bukti bukti penggunaan dana kas kecil dengan kas sehingga tidak mengubah saldo dana kas kecil. 9

19 BAB III AKTIVITAS DAN PENUGASAN MAGANG A. Latar belakang Para pekerja yang kompeten dan berpengalaman dibidangnya sangat dibutuhkan dalam dunia kerja, terutama calon pekerja yang baru lulus dari Perguruan Tinggi. Mereka seringkali mengalami kesulitan di dalam dunia kerja karena kurangnya pengalaman dan kesiapan mereka untuk bekerja langsung ke lapangan yang ternyata jauh berbeda dengan apa yang mereka jalani di bangku perkuliahan. Menyadari kenyataan tersebut, Universitas Telkom sebagai Perguruan Tinggi tentunya tidak menginginkan hal tersebut terjadi. Oleh karena itu Universitas Telkom khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis mempunyai program tentang pengenalan dunia kerja sebelum para lulusannya terjun ke lapangan pekerjaan yang sesungguhnya. Program magang diharapkan dapat memenuhi maksud tersebut, dengan harapan kegiatan magang ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana dunia kerja yang sebenarnya. Melalui program mata kuliah Magang tersebut, mahasiswa berkesempatan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai situasi dunia kerja secara nyata. Hal ini sangat penting mengingat ketatnya persaingan di dalam dunia kerja yang mengharuskan kita untuk siap mental untuk menjalaninya. Dengan gambaran yang mereka dapatkan tersebut, diharapkan mahasiswa untuk dapat mempersiapkan diri agar lebih kompetitif dan potensial di dunia kerja nantinya. Pada aktivitas dan penugasan magang ini, penulis memilih PT. PLN (Persero) DJBB sebagai tempat magang, PT. PLN (Persero) DJBB merupakan perusahaan BUMN yang menyediakan pelayanan listrik negara. Penulis ingin mengetahui dan mempelajari bagaimana sistem akuntansi yang diterapkan di PT. PLN (Persero) DJBB tersebut. PT. PLN (Persero) DJBB penulis di tempatkan di Bagian Keuangan. 10

20 B. Tujuan Magang Program magang ini merupakan suatu kegiatan yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa sebagai salah satu syarat kelulusan di Universitas Telkom khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Adapun tujuan dari pelaksanaan magang yang penulis jalani ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) pada mata kuliah magang. 2. Untuk mewujudkan tenaga yang kompeten, terampil, kreatif, dan jujur dalam melaksanaan tugas dan tanggung jawab di masa mendatang. 3. Untuk mendapatkan pengalaman praktek kerja secara langsung. 4. Agar bisa memahami bagaimana situasi kerja di lapangan. 5. Untuk meningkatkan wawasan peserta magang, baik secara teknis maupun hubungan sosial di dalam dunia kerja. C. Manfaat Magang Dalam pelaksanaan magang, diharapkan semua pihak yang bersangkutan memperoleh manfaat satu sama lain. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan magang ini adalah: 1. Bagi Mahasiswa a. Dapat mengaplikasikan teori yang sudah diperoleh selama perkuliahan ke dalam dunia kerja. b. Mendapatkan wawasan yang lebih untuk mendapatkan pengetahuan dunia kerja melalui kegiatan magang. c. Mendapatkan pembekalan pengetahuan dan keterampilan tentang kondisi yang terjadi di dunia kerja. 2. Bagi Universitas Telkom a. Sebagai sarana untuk mengetahui sampai sejauh mana program yang telah diterapkan Universitas Telkom sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan perusahaan di dunia kerja. b. Meningkatkan dan menjalin hubungan yang baik dengan PT. PLN (Persero) DJBB 11

21 3. Bagi PT. PLN (Persero) DJBB a. Mendapatkan bantuan tenaga SDM untuk membantu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan. b. Menjalin hubungan yang baik antara PT. PLN (Persero) DJBB dengan Universitas Telkom. D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang 1. Lokasi Magang Kegiatan magang dilaksanakan selama 30 hari kerja di PT. PLN (Persero) DJBB yang beralamat di Jalan Asia Afrika No. 63, Bandung, Jawa Barat. Penulis ditempatkan di pada Bagian Keuangan. 2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan pada hari kerja (Senin - Jumat) dimulai pukul WIB s.d WIB, di Bagian Keuangan PT. PLN (Persero) DJBB. 12

22 E. Aktivitas Magang Tabel 3.1 Aktivitas Magang Hari ke- Tanggal Jenis Magang Aktivitas Tugas yang Diberikan Pencapaian Tugas a. Perkenalan Mempelajari sistem Memahami dengan seluruh kerja bagian sistem kerja 1 25 Mei staff bagian keuangan PT. Keuangan PT. PLN (Persero) DJBB bagian Keuangan PT. PLN PLN (Persero) (Persero) DJBB DJBB Perkenalan tentang Melihat proses Mengetahui sistem pembayaran input data aplikasi yang kontrak pihak pembayaran pada digunakan PT. ketiga sistem SAP dan PLN (Persero) Smartone DJBB Mendapatkan Mempelajari jenis Memahami jenis penjelasan jenis pendapatan jenis 2 26 Mei mengenai pendapatan di PT. PT. PLN (Persero) DJBB pendapatan PT. PLN (Persero) PLN (Persero) DJBB DJBB Mendapatkan Mempelajari Memahami 3 27 Mei penjelasan mengenai kas kecil tentang pencatatan surat masuk perbedaan surat masuk intern dan (petty cash) ekstern (bersambung) 13

23 Tabel 3.1 (sambungan) Hari ke- Tanggal Jenis Magang Aktivitas Tugas yang Diberikan Pencapaian Tugas Mendapatkan Mempelajari Memahami 4 28 Mei penjelasan tentang surat dinas perbedaan surat dinas model 1001, model 1002, dan perbedaan ketiga jenis surat dinas model Mei Mendapatkan penjelasan terkait pendapatan Mempelajari data data pendapatan tahun 2014 Memahami data pendapatan tahun 2014 a. Mencatat giro Melakukan Pencatatan sudah pada buku pencatatan pada dilakukan 6 01 Juni ekspedisi buku ekspedisi dan memberikan giro ke sebagai bukti data sudah bagian anggaran dikirim ke bagian anggaran b. Mencatat giro Melakukan Pencatatan sudah pada buku pencatatan pada dilakukan ekspedisi buku ekspedisi dan sebagai bukti memberikan giro ke data sudah bagian anggaran dikirim ke bagian anggaran 7 03 Juni Izin (bersambung) 14

24 Tabel 3.1 (sambungan) Hari ke- Tanggal Jenis Magang Aktivitas Tugas yang Diberikan Pencapaian Tugas a. Mencatat nota Melakukan Nota dinas sudah 8 04 Juni dinas masuk pencatatan nota dinas masuk di buku nota dinas selesai dicatat di dalam buku nota dinas intern dan ekstern b. Mengelompokkan Melakukan Data verifikasi verifikasi pengelompokan pembayaran pembayaran data verifikasi berhasil pembayaran dikelompokkan berdasarkan nomor sesuai nomor registrasinya registrasinya Mencatat nota dinas Melakukan Nota dinas sudah 9 05 Juni masuk pencatatan nota dinas masuk di buku nota dinas selesai dicatat di dalam buku nota dinas intern dan ekstern Mendapatkan Mempelajari Memahami Juni penjelasan mengenai juklak pembayaran melalui SAP dan pembayaran melalui SAP dan Smartone pembayaran melalui SAP dan Smartone Smartone (bersambung) 15

25 Tabel 3.1 (sambungan) Hari ke- Tanggal Jenis Magang Aktivitas Tugas yang Diberikan Pencapaian Tugas Juni 1015 Izin Menginput data Melakukan Data bulan Juni verifikasi pembayaran (data bulan Februari penginputan data verifikasi pembayaran di Februari selesai diinput dalam sistem ) SAP dan Smartone dan aplikasi Menginput data Melakukan Data bulan Juni verifikasi pembayaran (data bulan Maret penginputan data verifikasi pembayaran di Maret selesai diinput dalam sistem ) SAP dan Smartone dan aplikasi Menginput data Melakukan Sebagian data Juni verifikasi pembayaran (data bulan April penginputan data verifikasi pembayaran di bulan April selesai diinput dalam sistem ) SAP dan Smartone dan aplikasi Menginput data Melakukan Seluruh data Juni verifikasi pembayaran (data bulan April penginputan data verifikasi pembayaran di bulan April selesai diinput dalam sistem ) SAP dan Smartone dan aplikasi (bersambung) 16

26 Tabel 3.1 (sambungan) Hari ke- Tanggal Jenis Magang Aktivitas Tugas yang Diberikan Pencapaian Tugas Juni Mengelompokkan data Koperasi Mengelompokkan data koperasi sesuai nomor urut suratnya Data koperasi selesai diurutkan sesuai nomor suratnya Menginput data surat Melakukan Data telah Juni jaminan pelaksanaan penginputan data surat jaminan pelaksanaan di file selesai diinput dalam file Ms. Excel Ms. Excel Menginput data surat Melakukan Data telah Juni jaminan pelaksanaan penginputan data surat jaminan pelaksanaan di file selesai diinput dalam file Ms. Excel Ms. Excel Menginput data Melakukan Sebagian data Juni verifikasi pembayaran (data bulan Mei penginputan data verifikasi pembayaran di bulan Mei berhasil diinput dalam sistem ) SAP dan Smartone dan aplikasi (bersambung) 17

27 Tabel 3.1 (sambungan) Hari ke- Tanggal Jenis Magang Aktivitas Tugas yang Diberikan Pencapaian Tugas Menginput data Melakukan Seluruh data Juni verifikasi pembayaran (data bulan Mei penginputan data verifikasi pembayaran di bulan Mei selesai diinput dalam sistem ) SAP dan Smartone dan aplikasi Menginput data Melakukan Seluruh data Juni verifikasi pembayaran (data bulan Juni penginputan data verifikasi pembayaran di bulan Juni selesai diinput dalam sistem ) SAP dan Smartone dan aplikasi Mendata surat Mendata surat Sudah mendata jaminan pelaksanaan jaminan surat jaminan pelaksanaan yang pelaksanaan, sudah hasil yang dikembalikan ke detemukan Juni bank dan yang belum adalah sebagian sudah ada yang dikembalikan dikembalikan dan sebagian lagi belum dikembalikan ke pihak bank. (bersambung) 18

28 Tabel 3.1 (sambungan) Hari ke- Tanggal Jenis Magang Mencatat nota 24 dinas masuk 26 Juni Juni Izin Juni Izin Juli Izin Mendata surat jaminan pelaksanaan Juli Menginput 29 data surat 03 Juli jaminan pelaksanaan Aktivitas Tugas yang Diberikan Melakukan pencatatan nota dinas masuk di buku nota dinas intern dan ekstern Mendata surat jaminan pelaksanaan yang sudah dikembalikan ke bank dan yang belum dikembalikan Melakukan penginputan data surat jaminan pelaksanaan di file Ms. Excel Pencapaian Tugas Nota dinas sudah selesai dicatat di dalam buku nota dinas Sudah mendata surat jaminan pelaksanaan, hasil yang detemukan adalah sebagian sudah ada yang dikembalikan dan sebagian lagi belum dikembalikan ke pihak bank. Data berhasil diinput dalam file Ms. Excel (bersambung) 19

29 Tabel 3.1 (sambungan) Hari ke- Tanggal Jenis Magang Mencatat nota 30 dinas masuk 06 Juli Mencatat giro pada buku Juli ekspedisi Aktivitas Tugas yang Diberikan Melakukan pencatatan nota dinas masuk di buku nota dinas intern dan ekstern Melakukan pencatatan pada buku ekspedisi dan memberikan giro ke bagian anggaran Pencapaian Tugas Nota dinas sudah selesai dicatat di dalam buku nota dinas Pencatatan sudah dilakukan sebagai bukti data sudah dikirim ke bagian anggaran F. Deskripsi Aktivitas Magang Ruang lingkup selama 30 hari magang berlangsung pada Bagian Keuangan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Tugas tugas pokok pada Bagian Keuangan PT.PLN (Persero) adalah sebagai berikut : 1. Menerima data transaksi dari area/unit unit cabang. 2. Menginput transaksi dari area/unit unit cabang. 3. Melakukan verifikasi pembayaran. 4. Membuat surat pembayaran untuk pihak ketiga. 5. Menerima surat permohonan restitusi rekening listrik dari pelanggan. 6. Menerima daftar SPPD pegawai seluruh area DJBB. 7. Menerima nota dinas dari intern dan ekstern. 8. Menerima kuitansi pengobatan untuk restitusi kesehatan kepada pegawai dan pensiunan. 9. Mengirim daftar tagihan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak ke Unit Pelaksana Induk. 20

30 10. Menerima SSP dari Unit Pelaksana Induk. 11. Melakukan pengajuan usulan petty cash kepada Unit Pelaksana Induk. 12. Membuat Surat Permintaan Pembayaran ke Unit Pelaksana Induk terkait pembayaran tagihan kesehatan kepada rekanan Adapun aktivitas magang yang dilakukan penulis adalah : 1. Menginput verifikasi pembayaran Data dari lembar verifikasi di excel diinput ke aplikasi sebagai bukti pelunasan transaksi. Setelah diinput ke aplikasi kemudian disimpan tanggal lunasnya, maka di datanya akan muncul tanggal bayar. Lebar verifikasinya berisi : a. Nama Rekanan. b. Pekerjaan, yang menunjukkan jenis pekerjaan yang dilakukan rekanan. c. NPWP. d. Nomor verifikasi. e. Nilai kontrak. f. Masa kontrak. g. Nomor rekening bank rekanan. h. Nomor faktur pajak. i. Jumlah tagihan, total tagihan kotor yang belum di kurangi dengan pajak pajak. j. Pajak pajak yang dikenakan, ada PPh 21, PPh 22, PPh 23, PPh 4(2), PPN, PPU. k. Netto Pembayaran, jumlah pembayaran yang sudah dikurangi dengan pajak- pajak. l. Nomor dokumen untuk input ke SAP, digunakan untuk melihat data di SAP. m. Nomor dokumen untuk input di Smartone, digunakan untuk memlihat data di aplikasi smartone. n. Keterangan, menyatakan apakah total tagihan sudah sesuai atau belum. 21

31 Setelah Penulis menginput verifikasi pembayaran, data kemudian disalin ke flashdisk dan data tersebut diserahkan ke pengawas magang untuk dikoreksi. 2. Mencatat Nota Dinas yang masuk Dalam kegiatan ini Penulis mendapat tugas untuk mencatat Nota Dinas yang masuk ke dalam agenda Surat Masuk. Nota Dinas terbagi atas dua, yaitu nota dinas Intern dan Extern. Nota Dinas Intern adalah nota dinas yang ditandatangani oleh General Manager dan Deputy Manager, sedangkan Nota Dinas Extern adalah surat dari Area. Format dari agenda Surat Masuk Intern dan Extern tidaklah berbeda, yang terdiri dari : a. Nomor Urut, nomor ini ditulis di agenda dan juga ditulis pada nota dinasnya (di kanan atas surat). Contoh : DM. Keu 156. b. Kode Masalah dan Nomor Surat, misalkan nomor surat : 052/KEU.00.02/MBKHA/ R. Maka pada kolom ini kita menulis : 1) Kode masalahnya KEU ) Nomor ) Asal suratnya MBKHA. c. Perihal, ditulis dengan jelas beserta jumlah rupiahnya. Setelah mencatat semua Nota Dinas yang masuk, hasil pekerjaan penulis dikoreksi oleh pengawas magang. 3. Mengelompokkan data Koperasi Pada kegiatan ini Penulis mendapatkan tugas untuk menyusun dan mengelompokkan data koperasi, yang mana data koperasinya dikelompokkan berdasarkan nomor suratnya. Berikut format data koperasinya : a. Nomor dokumen, nomor urut dokumen dalam file excel. b. Tanggal dokumen. c. Jumlah tagihan koperasi. d. Mata uang yang digunakan. e. Teks, pada kolom ini berisi nomor surat koperasi dan jenis transaksinya. 22

32 Setelah penulis menyusun dan mengelompokkan data koperasi sesuai nomor suratnya, data kemudian diserahkan kembali kepada pengawas magang untuk dikoreksi. 4. Mengarsipkan Surat Jaminan Pelaksanaan Pada kegiatan ini Penulis mendapatkan tugas untuk mendata dan mengarsipkan Surat Jaminan Pelaksanaan. Surat jaminan ini berupa Surat Bank Garansi yang mana penulis terlebih dahulu harus mengcopy surat Bank Garansi tersebut kemudian mengarsipkannya. Setelah itu, penulis diminta untuk mendata Surat Jaminan Pelaksanaan yang sudah dikembalikan ke bank dan yang belum dikembalikan. Setelah mengarsipkan dan mendata Surat Jaminan Pelaksanaan, kemudian hasil pekkerjaan penulis diserahkan kembali kepada pengawas magang. G. Relevansi Teori Dalam kegiatan magang penulis, banyak hal yang terdapat dalam teori yang sebelumnya dijabarkan yang dapat dikaitkan dengan penerapannya di Bagian Keuangan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, seperti: 1. Definisi sistem menurut Gelinas dan Dull (2010:11), sistem adalah sekelompok elemen yang bergantung satu sama lain yang bersama-sama mencapai suatu tujuan. Hal ini juga sesuai dengan PT. PLN (Persero) Distrinusi Jawa Barat dan Banten, yang mana terdiri dari 6 divisi yang memiliki tanggungjawab masing masing, namun dengan satu tujuan yang sama. 2. Menurut Krismiaji (2010:1), sistem merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen, atau sesuatu yang dapat diihat, didengar atau dirasakan; proses, kegiatan untuk mengkoodinasikan komponen yang terlibat dalam sebuah sistem; tujuan, sasaran akhir yang ingin dicapai dari 23

33 kegiatan koordinasi komponen tersebut. Hal ini juga sesuai dengan apa yang diterapkan di PT. PLN (Persero) DJBB, yang mana setiap aktivitas pekerjaan yang dilaksanakan semuanya menggunakan satu sistem aplikas yang saling terintegrasi antar unit bagian. Semua aktivitas pekerjaan unit bagian dilakukan melalui sistem aplikasi yaitu SAP, yang membuat kinerja setiap unit bagian lebih efektif. 3. Menurut Mulyadi (2010), prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang ulang. Melihat dari kegiatan yang sehari hari dilakukan di PT. PLN (Persero) DJBB, teori ini tepat karena semua aktivitas pekerjaan yang dilaksanakan di PT. PLN (Persero) DJBB khususnya pada Bagian Keuangan dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Menurut Soemarso (2010), kas kecil adalah sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran pengeluaran tertentu yang jumlahnya tidak besar. Hal ini sesuai dengan penerapan di PT. PLN (Persero) DJBB, yang mana dana kas kecil yang berasal dari Anggaran Kas Operasional (AKO). Yang sudah dianggarkan per satu tahun oleh Bagian Anggaran. Setelah penganggaran dana kas kecil dilakukan dan telah direalisasikan oleh Bagian Keuangan, maka dana tersebut dapat digunakan untuk pembiayaan pembiayaan dengan jumlah kecil. Berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) mengenai pedoman pengelolaan kas kecil (petty cash), batasan jumlah maksimal setiap transaksi : a. Kantor Pusat sebesar Rp ,- b. Unit Pelaksanaan sebesar Rp ,- c. Sub Unit Pelaksanaan sebesar Rp ,- Dan bilamana jumlah kas kecil sudah mencapai batas minimun maka dana diisi kembali. 24

34 H. Permasalahan Magang Selama Penulis melaksanakan kegiatan magang di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Banten, Penulis tidak menemui permasalahan yang dihadapi perusahaan khususnya di Bagian Keuangan. 25

35 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kegiatan Magang Penulis melaksanakan kegiatan magang di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No. 63, Bandung, Jawa Barat selama 30 hari kerja, terhitung dari tanggal 25 Mei sampai dengan 07 Juli. Penulis melaksanakan magang dengan lancar dan efektif berdasarkan peraturan dan tata tertib yang berlaku. Pihak perusahaan juga memberi arahan dan penjelasan terkait pertanyaan yang ditanyakan oleh penulis, serta tugas tugas yang diberikan untuk penulis disertai dengan pengarahan cara pengerjaanya yang memudahkan penulis untuk mengerjakannya. Selama pelaksanaannya, penulis banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman baru di dunia kerja serta mendapatkan gambaran yang menjabarkan dunia kerja yang akan dihadapi setelah lulus kuliah. Berdasarkan analisis yang telah penulis jabarkan sesuai dengan pengalaman kegiatan magang, penulis menyimpulkan aktivitas magang yang dilaksanakan oleh penulis adalah sebagai berikut: a. Menginput verifikasi pembayaran b. Mencatat Nota Dinas yang masuk c. Mengelompokkan data Koperasi d. Mengarsipkan Surat Jaminan Pelaksanaan 2. Laporan Magang Adapun beberapa kesimpulan yang diperoleh dari isi laporan magang penulis,yaitu : a. Terkait dengan kas kecil pada PT. PLN (Persero) DJBB yang diamati penulis selama magang, prosedurnya sesuai dengan teori yang ada. 26

36 Pembentukan kas kecil yang diawali dengan penganggaran dana kas kecil, lalu pencatatan kas kecil, dan kemudian pengisian kembali dana kas kecil jika sudah mencapai batas minimum. b. Definisi prosedur telah sesuai dengan penerapan di PT. PLN (Persero) DJBB. Khususnya Bagian Keuangan juga menerapkan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dan hal itu telah dilaksanakan oleh para staff Bagian Keuangan. B. Rekomendasi 1. Untuk Perusahaan Selama penulis melaksanakan magang, penulis tidak menemukan adanya permasalahan yang dihadapi perusahaan khususnya di Bagian Keuangan PT. PLN (Persero) dan penerapan sistem dengan aplikasi SAP sudah baik dan efektif. 2. Untuk Universitas a. Pemberian sertifikat magang kepada mahasiswa dan mahasiswi yang telah melakukan kegiatan magang dari pihak universitas. Sertifikat yang diberikan akan sangat berguna pada Curriculum Vitae mahasiswa dan mahasiswi sebagai bukti pengalaman kerja. b. Universitas Telkom sebaiknya bekerja sama dengan beberapa perusahaan dan instansi pemerintah/ sektor swasta agar memudahkan mahasiswa/i dalam penempatan kegiatan magang. 3. Untuk Mahasiswa/i Penulis merekomendasikan kepada Mahasiswa/i diharapkan melaksanakan kegiatan magang pada perusahaan atau instansi lain yang memiliki keterkaitan dengan matakuliah yang didapatkan selama di perkuliahan dan menerapkannya saat melaksanakan magang tersebut. 27

37 DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki, 2012, Intermediate Accounting, edisi 8, Yogyakarta, BPFE Gellinas, Jr., Ulric J., Dull, Richard B Accounting Information System, 8 th Edition. South Western: Cengage Learning. Hery, 2014, Pengendalian Akuntans dan Manajemen,edisi 1, Jakarta, Kencana Mulyadi, 2010, Sistem Akuntansi, edisi 3, Jakarta, Salemba Empat Soemarso, S.R Akuntansi Suatu Pengantar Buku 1 Edisi 5 (Revisi). Jakarta: Salemba Empat. Keputusan Direksi PT. PLN (Persero), Nomor 1502K/DIR/2011, Tentang Pedoman Pengelolaan Kas Kecil di Lingkungan PT. PLN (Persero) PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten [Online]. Tersedia : [ Agustus ] 28

38 29

39 Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN KEUANGAN PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara yang mengelola tentang kelistrikan. Awal kelistrikan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profil Tempat Kerja Praktek PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Barat adalah sebuah perusahaan yang merupakan cabang

Lebih terperinci

BAB III DATA HASIL TUGAS AKHIR. tenaga listrik bagi kepentingan publik. Nama perusahaan itu Bandungsche

BAB III DATA HASIL TUGAS AKHIR. tenaga listrik bagi kepentingan publik. Nama perusahaan itu Bandungsche BAB III DATA HASIL TUGAS AKHIR 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Awal kelistrikan di Bumi Parahyangan sudah ada semenjak Pemerintah Kolonial Belanda masih bercokol di tataran tanah sunda. Ditahun 1905, di Jawa

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek yang dilaksanakan selama satu bulan di mulai tanggal 15 Juli 15 Agustus 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Listrik di wilayah Jawa Barat sudah ada sejak jaman kolonial Belanda. Pada tahun 1905,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR 3.1 Objek Tugas Akhir Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut yang berlokasi di Jalan Otista Nomor 140

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia di mulai pada akhir abad ke 19, ketika beberapa perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO)

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO) BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO) 2.1 Sejarah Umum PT. PLN (Persero) Sejak awal berdirinya PT. PLN (Persero) telah mengalami banyak perkembangan yang dibagi dalam beberapa periode: 1. Periode 1894-1942

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Berdirinya PT PLN (Persero) UPJ Singaparna

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Berdirinya PT PLN (Persero) UPJ Singaparna BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya PT PLN (Persero) UPJ Singaparna Kelistrikan di Jawa Barat dan Banten mempunyai catatan sejarah yang cukup panjang. Awal kelistrikan di bumi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA 5 BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA 2.1 Sejarah Perusahaan Di Indonesia cahaya listrik mulai bersinar pada akhir abad XIX, yaitu pada jaman pemerintahan Hindia Belanda. Kelistrikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PLN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PLN. Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo PLN Sumber: www.pln.co.id 1.1.1 Gambaran Umum PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Awal kelistrikan di Bumi Parahyangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar uang kas perusahaan aman dari segala macam pencurian, penggelapan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar uang kas perusahaan aman dari segala macam pencurian, penggelapan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kerja Praktek Kas diartikan sebagai alat bayar atau alat tukar dalam transaksi keuangan. Agar uang kas perusahaan aman dari segala macam pencurian, penggelapan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Sumber : Bagian SDM PT PLN Persero APD Jatim

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Sumber : Bagian SDM PT PLN Persero APD Jatim BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan 2.1.1 Makna Logo PT PLN Persero Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. didalamnya Akuntansi atau Keuangan. Pada pelaksanaan kerja praktek,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. didalamnya Akuntansi atau Keuangan. Pada pelaksanaan kerja praktek, BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam PT PJB Badan Pengelola Waduk Cirata terdapat bagian didalamnya Akuntansi atau Keuangan. Pada pelaksanaan kerja praktek, penulis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Perkembangan ketenaga listrikan di Indonesia terjadi sejak awal abad

Lebih terperinci

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurus semua aspek listrik yang ada di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah PT. PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan dan organisasinya yang dibentuk dengan Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya dengan unsur yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mecapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian ditunjukkan dengan semakin meningkatnya persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat mempertahankan diri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang diterapkan secara memadai sangat membantu manajemen dalam menghadapi masalah yang muncul. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tentang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal 36 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal hal atau teori teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT. PLN (Persero) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberikan kewenangan oleh Pemerintah dan diserahi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Prosedur 1.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Prosedur 1. 22 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Prosedur Di dalam kehidupan sehari-hari sering terdapat aspek pengaturan dan pengorganisasian dari berbagai prosedur sedemikian rupa untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bentuk dari logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta budaya budaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bentuk dari logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta budaya budaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab dua penulis akan mengulas mengenai struktur organisasi, arti dan bentuk dari logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta budaya budaya yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA A. Lokasi, Dasar Hukum Perusahaan dan Etika Kerja 1. Lokasi Distribusi listrik di kawasan Surakarta yang menjadi wilayah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Akuntansi Pendekatan sistem memberikan banyak manfaat dalam memahami lingkungan kita. Pendekatan sistem berusaha menjelaskan sesuatu dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurus semua aspek listrik yang ada di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Ada beberapa pengertian sistem menurut para ahli melalui bukunya, yaitu disebutkan dibawah ini. Sistem menurut Krismiaji (2010:1) Sistem merupakan rangkaian komponen

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan pada akhir abad ke 19, dimana saat itu ada beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Ruang lingkup penerapan system manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT PLN (PERSERO) Distribusi Jakarta Raya & Tangerang, Area Pelayanan(APL) Kampung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Informasi suatu perusahaan, terutama informasi

Lebih terperinci

MEKANISME PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) ATAS PENGADAAN BARANG-BARANG KEPERLUAN KANTOR di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) JEMBER

MEKANISME PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) ATAS PENGADAAN BARANG-BARANG KEPERLUAN KANTOR di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) JEMBER MEKANISME PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) ATAS PENGADAAN BARANG-BARANG KEPERLUAN KANTOR di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Oleh Achmad Purkoni NIM 060903101042

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu Unit

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu Unit BAB I PENDAHULUAN.. Sejarah Perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu Unit Bisnis PT PLN (Persero) dengan wilayah kerja meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan PT Adiliman Makmur merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt &

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas 2.1.1. Definisi Kas Setiap perusahaan pasti memiliki alat tukar transaksi yang berlaku resmi di Negara dimana perusahaan tersebut berlokasi, maupun yang berlaku secara internasional.

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN GRESIK TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN GRESIK TUGAS AKHIR SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN GRESIK TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat maju dan pesat, ini disebabkan dengan banyakya peluang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat maju dan pesat, ini disebabkan dengan banyakya peluang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, dunia usaha dan teknologi yang terjadi di Indonesia dirasakan sangat maju dan pesat, ini disebabkan dengan banyakya peluang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II 2. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT PLN (Persero) Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenaga listrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO 3.1 Latar Belakang Perusahaan Salah satu tujuan berdirinya kantor PLN tingkat Rayon adalah agar dapat menjangkau dan menjadi suatu wadah bagi masyarakat di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGELOLAAN ADMINISTRASI DANA KAS KECIL. 1. Kas berarti tempat menyimpan uang. 2. Kas berarti uang ( uang tunai )

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGELOLAAN ADMINISTRASI DANA KAS KECIL. 1. Kas berarti tempat menyimpan uang. 2. Kas berarti uang ( uang tunai ) BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGELOLAAN ADMINISTRASI DANA KAS KECIL 2.1.1. PENGERTIAN KAS Kata kas atau cash memiliki berbagai pengertian, antara lain : 1. Kas berarti tempat menyimpan uang 2. Kas berarti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem dan Definisi Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Penelitian Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan Perjalanan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) di Distribusi Jawa Barat dan Banten cukup panjang. Awal kelistrikan di

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. tenaga listrik bagi kepentingan publik. Nama perusahaan itu Bandungsche

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. tenaga listrik bagi kepentingan publik. Nama perusahaan itu Bandungsche BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Listrik Negara Awal kelistrikan di Bumi Parahyangan sudah ada semenjak Pemerintah Kolonial Belanda masih bercokol di tataran tanah Sunda. Di tahun

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan energi listrik di Indonesia. Pada awalnya PT. PLN ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN (PERSERO) pemerintah daerah otonom (GEMENTE) atau gabungan keduanya.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN (PERSERO) pemerintah daerah otonom (GEMENTE) atau gabungan keduanya. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN (PERSERO) Sejak masa penjajahan Belanda sampai awa tahun 1942, di Indonesia dikenal suatu perusahaan yang menyediakan pasokan tenaga

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah organisasi yang berdiri sejak tahun 1976. Bidang usaha PLN (Persero)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA PROSEDUR PENGADAAN BARANG, PEMUNGUTAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENGADAAN INVENTARIS PERUSAHAAN PADA PERSEROAN TERBATAS (PT) PERKEBUNAN NUSANTARA XII KANTOR TATA USAHA JEMBER

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, informasi sangat berperan dalam aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, informasi sangat berperan dalam aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, informasi sangat berperan dalam aspek kehidupan manusia baik secara individu maupun secara organisasi. Sistem informasi adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Prosedur adalah suatu tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2014 OJK. Perusahaan Pembiyaan. Kelembagaan. Perizinan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5637) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.010/2009 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Mitra Sinergi merupakan salah satu bentuk perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan pipa dan bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada pelanggan atau konsumen. Pelayanan ialah usaha melayani

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada pelanggan atau konsumen. Pelayanan ialah usaha melayani BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan merupakan bentuk pemberian layanan atau servis yang diberikan kepada pelanggan atau konsumen. Pelayanan ialah usaha melayani kebutuhan orang lain. Pelayanan

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PLN ( PERSERO ) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG

BAB II PROFIL PT PLN ( PERSERO ) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG BAB II PROFIL PT PLN ( PERSERO ) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG 2.1 Sejarah singkat PT. PLN ( Persero ) Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Prosedur 2.1.1.1 Pengertian Prosedur Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara Tahun 1961 berdasar Peraturan Pemerintah No. 240 tahun 1961, status

Lebih terperinci

(Implementation of Petty Cash Filling Procedure at PT PLN (Persero) P3BS UPT Tanjung Karang)

(Implementation of Petty Cash Filling Procedure at PT PLN (Persero) P3BS UPT Tanjung Karang) Implementasi Prosedur Pengisian Kas Kecil Pada PT PLN (Persero) P3BS UPT Tanjung Karang (Implementation of Petty Cash Filling Procedure at PT PLN (Persero) P3BS UPT Tanjung Karang) Eva Chyntia L.M.S.N

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Objek Penelitian Perusahaan Listrik Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Objek Penelitian Perusahaan Listrik Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian 1.1.1 Perusahaan Listrik Negara Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) atau nama resminya adalah PT. PLN (Persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Latar Belakang Koperasi PT PLN Persero Penyalur dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali atau yang disingkat dengan nama KPK PLN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas dan Pengelolaan Kas BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Kas Menurut Dwi (2012) kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Prosedur akuntansi piutang dagang merupakan suatu prosedur pencatatan

Lebih terperinci

Pengendalian Kas Sistem pengendalian intern terhadap kas pada umumnya memisahkan fungsi-fungsi : - Penyimpanan - Pelaksana - Pencatatan

Pengendalian Kas Sistem pengendalian intern terhadap kas pada umumnya memisahkan fungsi-fungsi : - Penyimpanan - Pelaksana - Pencatatan KAS dan BANK KAS Kas adalah alat pembayaran yang sah di Indonesia dan barang-barang lain yang dapat segera diuangkan sebesar nilai nominalnya dan dapat digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Lebih terperinci

BAB II BAB II KAJIAN PUSTAKA. biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departement atau lebih,

BAB II BAB II KAJIAN PUSTAKA. biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departement atau lebih, BAB II BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2010:5) prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau kondisi persaingan yang semakin ketat yang menuntut perusahaan untuk menjalankan usahanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA PROSEDUR PENGENAAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) ATAS PENGADAAN BARANG KENA PAJAK PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG. OLEAN SITUBONDO LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Perjalanan PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten cukup panjang.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Perjalanan PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten cukup panjang. BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Sejarah Singkat Perjalanan PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten cukup panjang. Awal kelistrikan di Bumi Parahyangan sudah ada semenjak Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sejak masa penjajahan Belanda sampai tahun 1942 di Indonesia telah dikenal suatu badan perusahaan yang menyediakan tenaga listrik, baik milik pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini membawa dampak terhadap perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini membawa dampak terhadap perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang terjadi saat ini membawa dampak terhadap perekonomian di seluruh negara di dunia. Di Indonesia salah satu dampak dari globalisasi adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi, dimana perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat baik karena pesaing yang semakin bertambah, volume produk yang semakin meningkat,

Lebih terperinci

: Wizi Tri Septyaningsih NPM : Program Studi : Akuntansi Komputer Pembimbing : Toto Sugiharto, PhD

: Wizi Tri Septyaningsih NPM : Program Studi : Akuntansi Komputer Pembimbing : Toto Sugiharto, PhD PROSEDUR PENGAKUAN DAN PENCATATAN PENDAPATAN ATAS PENJUALAN TENAGA LISTRIK PADA PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA DAN TANGERANG Nama : Wizi Tri Septyaningsih NPM : 42209955 Program Studi : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tarif dasar listrik atau biasa disingkat TDL adalah tarif yang boleh dikenakan oleh pemerintah untuk para pelanggan PLN. PLN adalah satu-satunya perusahaan yang boleh

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Pasang Baru Listrik Pasang baru listrik merupakan pelayanan dari PT. PLN (Persero) kepada calon pelanggan yang akan memasang. Dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah singkat PT. PLN (PERSERO) Sejarah Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk Usaha PT. Karya Sarana Cipta Mandiri

BAB I PENDAHULUAN Bentuk Usaha PT. Karya Sarana Cipta Mandiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Karya Sarana Cipta Mandiri PT. Karya Sarana Cipta Mandiri atau lebih dikenal dengan sebutan KSCM, berdiri sejak 14 Juni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak konsumen yang menuntut perusahaan untuk meningkatkan pelayanan dan profesionalisme sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data kuantitatif, terutama mempunyai suatu sifat keuangan dari suatu. bidang terutama sekali bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. data kuantitatif, terutama mempunyai suatu sifat keuangan dari suatu. bidang terutama sekali bidang ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinyamenyediakan data kuantitatif, terutama mempunyai suatu sifat keuangan dari suatu kesatuan usaha ekonomi yang dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 39 BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 1.1 Tinjauan Umum Perusahaan a. Sejarah bank bjb Sejarah Pendirian - 1961 Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI PT. PLN (PERSERO) AREA CIANJUR

PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI PT. PLN (PERSERO) AREA CIANJUR LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI PT. PLN (PERSERO) AREA CIANJUR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh: Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir Di masa sekarang ini, perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan produktifitas dan bekerja lebih keras lagi untuk melayani para konsumennya. Bila ditelusuri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana kita ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam operasi perusahaan. Keuntungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah kumpulan elemen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). Sistem dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Pencatatan Piutang Pelanggan PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung

BAB IV ANALISIS 4.1 Pencatatan Piutang Pelanggan PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung BAB IV ANALISIS 4.1 Pencatatan Piutang Pelanggan PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung Piutang PT. PLN (Persero) ada dalam lampiran Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 348.K/010/DIR/2007, yaitu : Piutang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, 5 BAB II LANDASAN TEORI Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, di butuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur, calon

Lebih terperinci