BAB IV ANALISIS 4.1 Pencatatan Piutang Pelanggan PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS 4.1 Pencatatan Piutang Pelanggan PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS 4.1 Pencatatan Piutang Pelanggan PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung Piutang PT. PLN (Persero) ada dalam lampiran Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 348.K/010/DIR/2007, yaitu : Piutang PLN adalah hak tagih PLN yang mewajibkan penanggung hutang untuk melunasi kewajibannya atas tagihan PLN. Penanggung Hutang sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 300/KMK.01/2002 adalah Orang atau badan yang berhutang menurut peraturan, perjanjian atau sebab apapun, termasuk badan atau orang yang menjamin seluruh hutang Penanggung Hutang. Piutang listrik secara sistem tercatat secara administratif melalui berbagai prosedur yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung di sebuah organisasi yang dikenal sebagai organisasi Front Liner. Posisinya Front Liner adalah unit organisasi yang dapat melakukan penagihan-penagihan dari transaksi penagihan tenaga listrik yang menimbulkan piutang listrik. Proses timbulnya piutang listrik diawali dari sistem pembacaan meter ke pelanggan-pelanggan PLN oleh petugas pembaca meter. Hasil pembacaan meter merupakan jumlah KWH yang digunakan oleh pelanggan PLN yang akan dicatat dalam hasil pembacaan meter. Setelah pembacaan meter didapatkan, maka dilakukan proses perhitungan jumlah rupiah sesuai Tarif Dasar Listrik (TDL), apabila secara kontrol data hasil pembacaan meter validasinya sudah dapat diketahui dan dimonitor, maka proses selanjutnya dilakukan pencetakan rekening listrik/bill untuk masing-masing pelanggan sesuai dengan daftar induk langganan (DIL) PT. PLN (Persero). 23

2 24 Penggolongan pelanggan kemudian dilakukan untuk mempermudah pengelompokan piutang listrik, pelanggan tersebut diantaranya : - Pelanggan Umum, kelompok pelanggan untuk golongan masyarakat umum yang berlangganan listrik ke PT. PLN (Persero), piutang berasal dari langganan atas penjualan tenaga listrik termasuk denda akibat keterlambatan pembayaran tagihan rekening listrik. - Pelanggan TNI, kelompok pelanggan yang berada di naungan Departemen Pertahanan dan Keamanan (Hankam) yang berlangganan listrik ke PT. PLN (Persero). - Pelanggan non TNI, kelompok pelanggan untuk instansi pemerintah terkait dengan departemen masing-masing sebagai instansi yang berlangganan listrik ke PT. PLN (Persero). - Pelanggan Instansi Pemerintah Daerah, piutang yang berasal dari penjualan listrik kepada perusahaan-perusahaan negara (Perjan, Perum, Persero, Bank, dll) juga kepada pegawai-pegawainya apabila pembayaran rekening dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan negara tersebut. - Pelanggan BUMN/BUMN, adalah kelompok pelanggan untuk golongan perusahaan-perusahaan milik Negara dan Daerah yang berlangganan listrik ke PT. PLN (Persero). Prinsip klasifikasi penggolongan pelanggan ini adalah berkaitan dengan penagihannya. Rekening yang telah tercetak dan telah dikelompokan kedalam golongan masing-masing yang tercatat kedalam daftar rekening listrik, maka data tersebut dikirimkan ke fungsi akuntansi dan niaga. Pada fungsi akuntansi akan dicatat sebagai transaksi untuk membukukan piutang listrik, sedangkan pada fungsi niaga akan dicatat dalam kartu pengawasan piutang listrik.

3 25 Pencatatan piutang pelanggan pada PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung dimulai saat pertama kali rekening terbit, dengan jurnal sebagai berikut : Keterangan Debit Kredit Piutang Pelanggan (Unsur PTL) (Unsur PPJ) (Unsur Mat) (Unsur PPN) Pendapatan Tenaga Listrik (Unsur PTL) (Unsur PPJ) (Unsur Mat) (Unsur PPN) xx xx Apabila pelanggan melunasi pemakaian listriknya dengan membayar ke loket pembayaran maupun merchand di wilayah masing-masing ataupun pembayaran yang dilakukan di Bank, maka bagian akuntansi akan mencatatnya sebagai pelanggan melunasi, dengan jurnal sebagai berikut : Bank Piutang Pelanggan (Unsur PTL) (Unsur PPJ) (Unsur Mat) (Unsur PPN) Keterangan Debit Kredit xx xx

4 26 Dalam pelunasan tunggakan listriknya pelanggan terlambat membayar hingga tanggal 20 bulan berjalan, maka sesuai dengan kebijakan PT. PLN (Persero) akan dikenakan denda atau biaya keterlambatan. Jurnalnya adalah : Keterangan Debit Kredit Piutang Biaya Keterlambatan xx Pendapatan Biaya Keterlambatan xx Dalam penjualan tenaga listrik tersebut, pasti saja ada pelanggan yang telat ataupun tidak membayar tagihannya. Pelanggan yang rajin membayar tagihannya akan dicatat sebagai daftar piutang lancar, namun apabila ada pelanggan yang tidak membayar tagihannya, maka PT. PLN (Persero) akan memasukannya ke dalam daftar piutang pelanggan ragu-ragu. Pencatatan untuk transaksi di atas adalah pemindahan piutang lancar ke piutang tidak tertagih dengan jurnal sebagai berikut : Keterangan Debit Kredit Piutang tidak tertagih xx Piutang Pemakaian tenaga Listrik xx PT. PLN menggunakan metode dalam pencatatan piutang untuk mencatat piutangnya. Untuk penyisihan piutang, PT. PLN menggunakan metode penyisihan (Allowance Method). PT. PLN tidak menunggu sampai suatu piutang benar-benar tidak dapat ditagih, melainkan membuat suatu perkiraan jumlah kemungkinan piutang yang tidak dapat ditagih. Dari transaksi-transaksi diatas, bagian akuntansi akan memasukannya ke dalam laporan keuangan yang selanjutnya akan dilaporkan kepada PLN APJ Bandung. Dari PLN APJ akan di laporkan ke Kantor Distribusi (KD) melalui Sistem Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T).

5 27 Piutang lancar PLN ditetapkan pada saat bulan pertama pelanggan mulai memiliki tunggakan atau tidak membayar tagihan pada PLN. Jika dalam waktu tiga bulan pelanggan tidak juga melunasi tagihannya, maka PLN akan melakukan pemutusan listrik sementara sampai pelanggan melunasi tagihan berikut dendanya. Namun, jika lebih dari tiga bulan pelanggan tidak juga melunasi tagihannya, maka PLN akan melakukan pembongkaran jaringan listrik pelanggan yang bersangkutan. Sehingga jika pelanggan ingin mendapatkan kembali pasokan listriknya harus melakukan pemasangan listrik baru dan membayar tunggakan dan dendanya yang belum terbayar. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka piutang pelanggan yang digolongkan sebagai piutang lancar sudah jatuh tempo akan berubah menjadi piutang ragu-ragu. Sanksi keterlambatan membayar tagihan listrik yang diberikan kepada pelanggan berdasarkan keputusan Direksi PT. PLN, yaitu : 1. PT. PLN (Persero) berhak melaksanakan pemutusan/penghentian sementara penyaluran tenaga listrik pada pelanggan apabila pelanggan belum melunasi pembayaran tagihan listrik sampai dengan tanggal 20 bulan pembayaran atau tanggal yang telah ditentukan PT. PLN (Persero). 2. Pelanggan yang tidak memenuhi kewajiban membayar tagihan listrik tepat pada waktunya, dikenakan Biaya Keterlambatan (BK) sesuai dengan golongan tarif untuk setiap bulan keterlambatan. 3. Penyambungan kembali akan dilakukan oleh PT. PLN (Persero), apabila pelanggan telah melunasi pembayaran tagihan listrik ditambah Biaya Keterlambatan. 4. Apabila dengan jangka waktu 60 hari terhitung sejak hari pertama melaksanakan pemutusan sementara, pelanggan belum juga melunasi pembayaran tagihan listrik, maka PT. PLN (Persero) berhak melakukan pengambilan seluruh instalasi/asset (Alat Pembatas dan Pengukur serta Sambungan Rumah) milik PT. PLN (Persero).

6 28 5. Permintaan penyambungan kembali setelah Bongkar Rampung dipenuhi setelah pelanggan dilokasi tersebut dikenakan Biaya Pemasangan baru dan wajib melunasi tunggakan berikut tagihan susulan. Berikut adalah Tarif Dasar Listrik (TDL) beserta kegunaannya : Tabel 4.1 Daftar Tarif Dasar Listrik No Golongan Tarif Keterangan 1 Tarif Sosial (S) Untuk Kepentingan sosial 2 Tarif Rumah Tangga Untuk Kepentingan rumah tangga (R) 3 Tarif Bisnis (B) Untuk Kepentingan Bisnis 4 Tarif Industri (I) Untuk Kepentingan Industri 5 Tarif Publik (P) Untuk Kepentingan Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum 6 Tarif Multiguna (M) Untuk Kepentingan sambungan sementara 7 Tarif Traksi (T) Untuk Kepentingan jaringan angkutan traksi (KRL) PT. KAI 8 Tarif Curah (C) Untuk Pemanfaatan secara curah Sumber :Data Intern PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung Distribusi Jawa Barat dan Banten

7 29 NO GOL. TARIF Tabel 4.2 Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga BATAS BIAYA BIAYA BEBAN (Rp/kVA/bul an) BIAYA PEMAKAIAN (Rp/kWh Pra BAYAR (Rp/kWh) 1. R-1/TR 450 VA Blok I : 0 s.d. 30 kwh : Blok II : diatas 30 kwh s.d. 60 kwh : 360 Blok III : di atas 60 kwh : R-1/TR 900 VA Blok I : 0 s.d. 20 kwh : Blok II : diatas 20 kwh s.d. 60 kwh : 445 Blok III : di atas 60 kwh : R-1/TR VA *) R-1/TR VA *) R-2/TR s.d VA *) R-3/TR VA **) Blok I Blok II : H1 X 890 : H2 X Catatan : *) Diterapkan Rekening Minimum (RM) : RM1 = 40 (jam Nyala) x Daya tersambung (kva) x Biaya Pemakaian **) Diterapkan Rekening Minimum (RM) : Rm2 = 40 (jam nyala) x Daya tersambung (kva) x Biaya Pemakaian Blok I Jam nyala : kwh per bulan dibagi dengan kva tersambung H1 : Persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kva). H2 : Pemakaian Listrik (kwh) H1 Besar persentase batas hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Sumber : Data Intern PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung Distribusi Jawa Barat dan Banten

8 30 Dokumen yang digunakan dalam pencatatan piutang pelanggan PT. PLN (persero) UPJ Ujungberung adalah : 1. Faktur Penjualan Faktur Penjualan pada PT PLN (Persero) berupa bukti pembayaran tagihan listrik. Bukti ini dapat diterima oleh pelanggan langsung pada tempat pembayaran yang disebut Payment Point. Bukti pembayaran tagihan listrik ini memberikan informasi mengenai ID Pelanggan, nomor bukti, nama, tanggal, tarif, daya, pemakaian arus listrik dan nilai yang harus dibayarkan dan sebagainya. 2. Jurnal Penjualan Jurnal penjualan dilakukan pada pencatatan dengan menggunakan aplikasi komputer yaitu, ERP (Enterprise Resource Planning). PT PLN (Persero) juga membuat jurnal voucher atau yang lebih sering disebut dengan memorial atau jurnal memo. Setiap ayat jurnal pada jurnal memo diinput secara komputerisasi pada jurnal memo. Penjurnalan dan pembuatan jurnal memo ini biasanya dilakukan sesegera mungkin setelah data masuk ke bagian akuntansi. 3. Laporan Ikhtisar Penjualan Laporan yang diberikan bagian niaga yaitu berupa laporan penjualan tenaga listrik atau yang biasa disebut sebagai TUL III-09. TUL (Tata Usaha Langganan) ini berisi jumlah pelanggan pada setiap tarif, daya yang tersambung, jumlah Kwh yang terpakai, biaya pemakaian, jumlah penjualan tenaga listrik dan sebagainya. 4. Berkas Induk Piutang Usaha Berdasarkan prosedur Standar Operasi PT. PLN (Persero), yang termasuk ke dalam berkas induk piutang usaha adalah TUL IV-04 laporan piutang pelanggan, TUL IV-06 yang berisikan daftar piutang ragu-ragu. 5. Neraca dan Laporan Laba Rugi Penyajian posisi piutang pada neraca dan rincian pos neraca, sedangkan penyajian posisi pendapatan pada laporan laba rugi dan saldo buku besar.

9 31 6. Laporan Bulanan PT PLN sudah tidak mengirimkan laporan bulanan kepada setiap pelanggan. Laporan tersebut diberikan apabila pelanggan menginginkan pengiriman laporan bulanan. PT PLN memiliki fasilitas yang disebut sebagai tambahan biaya invoice (TB Invoice). Tagihan ini berupa Print out rekening dan akan dikenakan tambahan biaya apabila pelanggan meminta dikirimkan tagihan perbulan. Biaya yang dikenakan bervariasi tergantung pada tarif yang dikenakan.

10 Analisa Pencatatan Piutang Pelanggan PT. PLN UPJ Ujungberung Berdasarkan hasil penelitian di PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung, proses pencatatan piutang pelanggan dijelaskan dengan bagan di bawah ini : Bagian FBL (Fungsi Pelanggan) melakukan pemeriksaan tagihan rekening listrik pelanggan (TUL III- 04) yang sudah lebih dari tiga bulan tidak melunasi pembayaran. Dilakukan pengawasan piutang pelanggan setiap tiga bulan sekali. Piutang pelanggan yang belum lunas lebih dari tiga bulan menurut Kartu Piutang Pelanggan (TUL IV-03) dicocokkan dengan Daftar Piutang Pelanggan (TUL IV-05), dilakukan pemeriksaan dan dibuat Laporan Saldo Tunggakan. Setelah diketahui pelanggan mana saja yang tidak melakukan pembayaran tagihan listrik, maka PLN berhak mengeluarkan surat pemberitahuan untuk melakukan pemutusan sementara sambungan tenaga listrik. Penyambungan kembali akan dilakukan apabila tagihan listrik tersebut serta Biaya Keterlambatan dilunasi dalam jangka waktu 60 hari sejak hari pertama diedarkannya surat pemutusan sementara sambungan tenaga listrik. Bagian FPN (Fungsi Penagihan) membuat laporan daftar Setelah diperiksa kembali atas kebenaran datanya, maka dapat dibuat Kartu Piutang Pelanggan (TUL IV- 03). Kartu piutang pelanggan dikirimkan ke bagian FPN (Fungsi Penagihan) dan digabungkan dengan daftar rekening listrik yang lunas, jika terdapat rekening pelanggan yang belum lunas, maka akan diinput secara komputerisasi dan dibuat Daftar Piutang Pelanggan (TUL IV-05). rekening susulan (TUL III-06), melakukan penggabungan antara daftar rekening listrik pelanggan (TUL III-04) dan daftar rekening susulan (TUL III-06) untuk diproses secara aplikasi komputer. Apabila pelanggan sampai batas waktu yang telah ditentukan, yaitu 60 hari dari surat pemberitahuan pemutusan sementara tetap tidak melunasi tagihannya maka pihak PLN akan segera melakukan Bongkar Rampung atau pengambilan seluruh aset (Alat Pembatas Dan Pengukur Serta Sambungan Rumah). Bagan 4.1 Proses Pencatatan Piutang Pelanggan

11 33 Piutang terhitung pencatatan meter listrik atau sejak pertama kali listrik digunakan pada saat awal bulan pemakaian hingga akhir bulan pemakaian yang merupakan tagihan perusahaan setiap bulannya (tidak termasuk biaya pemeliharaan meter, biaya administrasi keterlambatan serta biaya penagihan). Misalnya awal bulan N (awal bulan pemakaian) perusahaan memberikan jasa aliran listrik hingga akhir bulan N (akhir bulan pemakaian) maka pada awal bulan kedua perusahaan melakukan penagihan atas jasa yang telah diberikan. Pencatatan pemakaian listrik dilakukan oleh Petugas Pembaca CATER ditempat pelanggan dengan cara manual dan komputerisasi/ Portable Data Entry (PDE), hasil pembacaan meter diperlukan dan dikoreksi untuk memastikan bahwa datanya telah sesuai atau benar, hasil pembacaan meter yang telah diverifikasi dan diproses menjadi data pemakaian Kwh (Kilo Watt per Hours). Proses pencatatan tagihan tersebut menggunakan sistem komputer Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T), yang digunakan untuk mencatat pemakaian listrik, menghitung dan menghimpun tagihan listrik para pelanggan sehingga dapat mempermudah proses penagihan dan pembayarannya. Sistem pencatatan piutang listrik terhadap jasa yang telah diberikan tersebut menggunakan metode akrual basis dimana proses piutang terjadi dan terhitung sejak awal pemakaian tenaga listrik (pencatatan meter listrik) tetapi penagihannya tidak langsung ditagih kepada pelanggan dan dikumpulkan terlebih dahulu selama satu bulan.

12 34 Sebagai contoh, pada pukul WIB akhir bulan Januari, pemakaian jasa listrik Tuan Z sebagai berikut : Biaya Beban Rp Biaya Pemakaian Listrik Rp Beban dan Pemakaian Listrik Rp PPJU (3%) Rp Tagihan bruto Rp Biaya Invoice Rp Bea Materai Rp 0 + Total Tagihan Rp Pada tanggal 1 Februari, proses billing yang dilakukan oleh Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) memperlihatkan total tagihan rekening listrik bulan Januari sebesar Rp PPJU (Pajak Penerangan Jalan Umum) merupakan pajak yang ditetapkan sebesar 3% kepada pelanggan untuk Penerangan Jalan Umum, biaya invoice merupakan biaya yang dikeluarkan PT. PLN untuk mengirim surat tagihan rekening listrik kepada para pelanggan, sementara Bea Materai ialah pajak yang disetor kepada pemerintah dengan catatan bila total tagihan melebihi Rp maka dikenakan materai Rp Proses billing tersebut direkap ke dalam Daftar Piutang Pelanggan (DPP). DPP ini menunjukkan jumlah tagihan yang dihimpun dari pemakaian listrik pelanggan serta menunjukkan jumlah piutang usaha yang sudah diakui sebagai pendapatan tetapi belum dibayarkan. Pada tanggal 1 Februari DPP ini menunjukkan jumlah tagihan yang dihimpun dari pemakaian listrik pelanggan serta menunjukkan jumlah piutang usaha yang sudah diakui sebagai pendapatan tetapi belum dibayarkan. Pada tanggal 1 Februari, DPP ini dilaporkan untuk pengakuan pendapatan pada bulan Januari dan tahap selanjutnya siap dicetak dokumen bukti pembayaran tagihan rekening listrik per pelanggan dengan ketentuan pelanggan tersebut telah membayar tagihan rekening listriknya.

13 35 Pencatatan jurnal tanggal 1 Februari : Dr. Piutang Usaha Rp Cr. Pendapatan PTL Rp Pendapatan TB Utang PPJU Utang Materai 0 Jurnal diatas dibuat untuk mencatat piutang usaha perusahaan. PTL merupakan Pemakaian Tenaga Listrik para pelanggan, TB merupakan Tambahan Biaya dan PPJU merupakan Pajak Penerangan Jalan Umum. Dalam melakukan pencatatan piutang listrik yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) UPJ Ujungberung seperti yang dijelaskan di atas sudah sesuai dengan kebijakan yang telah di tetapkan di perusahaan, proses tersebut dimulai dengan mencatat piutang yang dihasilkan dari penjualan jasa secara kredit yang kemudian akan ditagihkan pada saat jatuh tempo sesuai dengan ketentuan yang sudah disepakati. Dalam proses mencatat piutang, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kesalahan. Di PT. PLN sendiri hambatan yang terjadi adalah kesalahan yang terjadi dalam proses pencatatan, posting dan lain-lain diantara bagian penagihan dan bagian akuntansi. PT. PLN mengikuti Standar Akuntansi Keuangan dalam pencatatan piutang pelanggannya. Piutang yang termasuk dalam kategori aset keuangan yang diatur di PSAK No. 55 (Revisi 2011) dan termasuk ke dalam klasifikasi Pinjaman yang diberikan dan Piutang, mencerminkan hak tagih terhadap pihak lain atas kas atau aset keuangan lainnya.

14 Penilaian Piutang Pelanggan PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung Bagian Komersialisasi (unit piutang usaha) PT PLN (Persero) UPJ Ujungberung membuat perhitungan penyisihan piutang usaha berdasarkan kelompok unsur (unsure schedule) setiap 6 bulan sekali (per semester) dan menyisihkan piutangnya : 0 s/d 3 bulan, 3 s/d 12 bulan dan di atas 12 bulan. Penyisihan piutang berdasarkan kelompok unsur ini, pelanggan dibagi kedalam dua bagian, yaitu : 1. Pihak Ketiga : Pelanggan umum 2. Pihak Istimewa : BUMN Untuk piutang kategori pelanggan TNI & Polri serta Pemerintah (Departemen dan Daerah) tidak disisihkan karena perusahaan membuat nota tagihan rekening listrik dan dikirim ke KD (Kantor Distribusi) Jawa Barat dan Banten. KD (Kantor Distribusi) tersebut mempunyai kuasa untuk membuat surat tagihan rekening listrik dan menagihnya untuk kategori pelanggan TNI & Polri dan Pemerintah (Departemen atau Daerah). Setelah penentuan umur piutang pelanggan yang akan disisihkan, maka akan dibuatkan persentase penyisihan piutang pelanggan yaitu untuk umur piutang 0 s/d 3 bulan, 3 s/d 12 bulan dan di atas 12 bulan. Semuanya disisihkan sebesar 3% sementara untuk penyisihan piutang tahun lalu (piutang ragu-ragu) disisihkan sebesar 50% (khusus pihak ketiga).

15 37 Tabel 4.3 Piutang Usaha Berdasarkan Umur Langganan Jumlah Tunggakan Piutang Usaha s/d 1 Bulan > 1 s/d 3 Bulan> 3 Bln.s/d 1 Tahun 1 Tahun 2 3= Umum 670,874, ,000, ,652, ,222, ,000,320 TNI & Polri 972, ,200 Departemen 85,121,580 45,000,500 25,600,300 14,000, ,780 Pemerintah Daerah 89,631,900 39,250,000 47,812,100 2,569,800 Pemerintah 174,753,480 84,250,500 73,412,400 16,569, ,780 Badan Usaha Milik Negara 130,423, ,423,182 Jumlah Piutang Usaha 977,023, ,645, ,064, ,792, ,521,100 Sumber : Data Intern PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung Distribusi Jawa Barat dan Banten Uraian Beban & Pemakaian Listrik Sewa Trafo Umum Tabel 4.4 Piutang Usaha Berdasarkan Unsur ABRI (TNI & Polri) Departemen Pemerintah Daerah BUMN Jumlah Piutang Pelanggan Rp 473,665,667 Rp 972,200 Rp 80,362,554 Rp 85,998,000 Rp 130,423,182 Rp 771,421,603 Biaya Pemakaian Trafo Rp 953,265 Rp 953,265 Sewa Kapasitor Biaya Penyambungan Cicilan U J L Cicilan Tagihan susulan Rp 127,556,332 Rp 563,254 Rp 565,322 Rp 128,684,908 P P J U Rp 18,036,660 Rp 2,456,372 Rp 2,952,933 Rp 23,445,965 Cicilan KLP PPN R3 Rp 26,352,663 Rp 503,635 Rp 26,856,298 Bea Materai Rp 3,652,654 Rp 250,000 Rp 115,645 Rp 4,018,299 Biaya Invoice Rp 2,456,365 Rp 32,500 Rp 2,488,865 Biaya Keterlambatan Rp 19,154,611 Rp 19,154,611 Jumlah Rp670,874,952 Rp 972,200 Rp 85,121,580 Rp 89,631,900 Rp 130,423,182 Rp 977,023,814 Sumber : Data Intern PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung Distribusi Jawa Barat dan Banten.

16 38 Jumlah piutang usaha kolom 3 (berdasarkan umur) harus sama dengan jumlah piutang usaha kolom 7 yaitu sebesar RP ; didapat dari Umum Rp Abri (TNI & Polri) Rp Pemerintah Rp BUMN Rp Jumlah Rp PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung membuat laporan piutang usaha berdasarkan unsur dan umur sementara perhitungan penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan unsur per 29 Februari 2012 ialah sebagai berikut : Tabel 4.5 Penyisihan Piutang Usaha No Langganan Rencana Saldo Akhir, 29 Februari Pihak Ketiga Rp 977,023,814 Pelanggan Umum Rp 65,256,325 Piutang Macam-macam Rp 1,042,280,139 3% Piutang Ragu-Ragu Umum Rp 45,654,669 50% Jumlah Rp 31,268,404 Rp 22,827,335 Rp 54,095,739 2 Pihak Istimewa BUMN Rp 130,423,482 3% Rp 3,912,704 Jumlah Rp 58,008,443 Sumber : Data Intern PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung Distribusi Jawa Barat dan Banten.

17 39 Jumlah penyisihan piutang usaha untuk laporan semester pertama ialah Rp , saldo penyisihan piutang ragu-ragu (tak tertagih) semester sebelumnya ( ) sebesar Rp pada sisi kredit, jumlah penyisihan piutang Rp pencatatan jurnalnya adalah : Dr. Beban piutang tak tertagih Rp Cr. Akumulasi penyisihan piutang tak tertagih Rp (Rp ) PT. PLN menggunakan metode penyisihan untuk piutang tak tertagih dengan menghitung persentase akun-akun yang tidak dapat ditagih. Pada saat jumlahnya ditentukan, suatu ayat jurnal penyesuaian dibuat dimana beban perkiraan yang tidak bisa ditagih di debet dan mengkredit penyisihan piutang yang disanksikan (Penyisihan Piutang Ragu-Ragu). Ketika suatu perkiraan tertentu ditetapkan untuk tidak ditagih, maka Penyisihan Piutang Ragu-Ragu didebitkan dan perkiraan piutang dikreditkan. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu pada PT. PLN sebesar 50% dari jumlah total Piutang Pelanggan berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 348.K/010/DIR/2007. Keuntungan menggunakan metode penyisihan ini adalah memberikan pengurangan nilai piutang dan pengakuan beban dalam periode yang bersamaan dengan terjadinya penjualan. Penilaian piutang PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung yang telah dijelaskan di atas sudah sesuai dan mengikuti Standar Akuntansi Keuangan merujuk pada PSAK No 9 pasal 07 e.iv tentang Penyajian Aktiva Lancar, piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. PT. PLN (Persero) UPJ Ujungberung menggunakan metode penyisihan untuk piutang tak tertagih, sehingga dalam laporan keuangannya akan muncul akun penyisihan piutang.

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 39 BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan

Lebih terperinci

: Wizi Tri Septyaningsih NPM : Program Studi : Akuntansi Komputer Pembimbing : Toto Sugiharto, PhD

: Wizi Tri Septyaningsih NPM : Program Studi : Akuntansi Komputer Pembimbing : Toto Sugiharto, PhD PROSEDUR PENGAKUAN DAN PENCATATAN PENDAPATAN ATAS PENJUALAN TENAGA LISTRIK PADA PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA DAN TANGERANG Nama : Wizi Tri Septyaningsih NPM : 42209955 Program Studi : Akuntansi

Lebih terperinci

PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG

PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG Nama : Tri Anggun Mulyati NPM : 45209750 Jurusan : D3 Akuntansi Komputer Pembimbing : Dr. Aris Budi

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN Visi, Misi, Nilai-nilai, dan Motto PT. PLN ( Persero ) APJ MAGELANG

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN Visi, Misi, Nilai-nilai, dan Motto PT. PLN ( Persero ) APJ MAGELANG 25 BAB III DATA DAN PEMBAHASAN 3.1. DATA UMUM 3.1.1. Visi, Misi, Nilai-nilai, dan Motto PT. PLN ( Persero ) APJ MAGELANG Visi : Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan energi listrik di Indonesia. Pada awalnya PT. PLN ditetapkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

FICKRI ARDIANSYAH

FICKRI ARDIANSYAH Sistem Informasi Akuntansi pada Penerimaan Kas dari Hasil Penjualan Rekening Listrik Pascabayar PT PLN (Persero) UPJ Cikarang FICKRI ARDIANSYAH 44209099 LATAR BELAKANG MASALAH PT PLN (persero) adalah salah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Tarif. Tenaga Listrik. PT. PLN.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Tarif. Tenaga Listrik. PT. PLN. No.314, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Tarif. Tenaga Listrik. PT. PLN. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN

Lebih terperinci

Bentuk Dokumen Keluaran

Bentuk Dokumen Keluaran 40 BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 1.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem yang sedang berjalan merupakan peninjauan atau analisis terhadap sistem yang berjalan yang didalamnya terdapat

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh PT Perusahaan Listrik

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Cengkareng

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Cengkareng BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Cengkareng 2.1 Struktur Organisasi PLN Area Cengkareng yang diresmikan pada tanggal 7 Juni 2010, merupakan gabungan dari Area

Lebih terperinci

2017, No Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang T

2017, No Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang T No.485, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penyaluran Tenaga Listrik PT. PLN. Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : KARINA AYU PUTRI NIM: 2013410998 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat maju dan pesat, ini disebabkan dengan banyakya peluang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat maju dan pesat, ini disebabkan dengan banyakya peluang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, dunia usaha dan teknologi yang terjadi di Indonesia dirasakan sangat maju dan pesat, ini disebabkan dengan banyakya peluang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Berdirinya PT PLN (Persero) UPJ Singaparna

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Berdirinya PT PLN (Persero) UPJ Singaparna BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya PT PLN (Persero) UPJ Singaparna Kelistrikan di Jawa Barat dan Banten mempunyai catatan sejarah yang cukup panjang. Awal kelistrikan di bumi

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian ditunjukkan dengan semakin meningkatnya persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat mempertahankan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Globalisasi sekarang ini, dunia usaha dan teknologi yang terjadi di Indonesia dirasakan sangat maju dan pesat, ini disebabkan dengan banyaknya peluang

Lebih terperinci

Tanya Jawab Seputar Tarif Tenaga Listrik 2015

Tanya Jawab Seputar Tarif Tenaga Listrik 2015 Tanya Jawab Seputar Tarif Tenaga Listrik 2015 Mengacu Permen ESDM No. 09 Tahun 2015, Permen ESDM No: 31 Tahun 2014 & Permen ESDM No. 33 Tahun 2014 P T P L N ( P e r s e r o ) J l. T r u n o j o y o B l

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ! ^- _ ^s.tcr ti. ^;. ^ ^n... ''j "", 'wi.. r^c % ^. ^ : ^,. ^^..::_.Jr:.: ^Jli'.^,._..^_1\_ r. -.^ :^, y zy `^ n ^ - - ^3 ^..^=:^`` ^_^.JLJ ^^- ^:r_ PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Daftar Pajak Penghasilan Pasal 23 yang Dipotong PT.PLN (Persero) Area Garut Periode Tahun 2010

BAB IV ANALISIS. Daftar Pajak Penghasilan Pasal 23 yang Dipotong PT.PLN (Persero) Area Garut Periode Tahun 2010 BAB IV ANALISIS 4.1 Pelaksanaan Perhitungan, Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 atas Jasa Teknik pada PT PLN (Persero) Area Garut Sebelum membahas lebih lanjut mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang ketenaga listrikan yang mempunyai tujuan menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang penyedia energi listrik dituntut

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA 5 BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA 2.1 Sejarah Perusahaan Di Indonesia cahaya listrik mulai bersinar pada akhir abad XIX, yaitu pada jaman pemerintahan Hindia Belanda. Kelistrikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Alur Pengajuan Tambah Daya Listrik

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Alur Pengajuan Tambah Daya Listrik digilib.uns.ac.id 44 BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan magang pada tanggal 05 Januari sampai dengan 06 Februari 2015 di

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1. MENU UTAMA Gambar 4.1 Gambar tersebut merupakan menu awal pada saat membuka program. Di menu utama terdapat pilihan menu antara lain: 1. Master: terdiri dari Data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar No.1790, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Tingkat Mutu. Pelayanan. Biaya. Penyaluran. Tenaga Listrik. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Prosedur Pernyataan Piutang

BAB III PEMBAHASAN Prosedur Pernyataan Piutang BAB III PEMBAHASAN 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Pengertian Prosedur Penagihan Piutang Prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu department atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

KEPPRES 104/2003, HARGA JUAL TENAGA LISTRIK TAHUN 2004 YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA

KEPPRES 104/2003, HARGA JUAL TENAGA LISTRIK TAHUN 2004 YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 104/2003, HARGA JUAL TENAGA LISTRIK TAHUN 2004 YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA *51348 (KEPPRES) NOMOR 104 TAHUN 2003 (104/2003)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru BAB IV PEMBAHASAN A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru Penerimaan kas dari PDAM Tirta Satria Cabang Purwokerto 2 terbagi menjadi 2 yaitu penerimaan kas air dan non air. Penerimaan kas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis peneliti di bab IV, peneliti dapat membuat kesimpulan atas rumusan masalah yang telah disebutkan di Bab I. Pada hasil analisis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha baik industri, perdagangan, maupun jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam kondisi ekonomi nasional dan arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

TARIF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN PELAYANAN SOSIAL

TARIF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN PELAYANAN SOSIAL LAMPIRAN I DASAR LISTRI UNTU EPERLUAN PELAYANAN SOSIAL PRA BAYAR BATAS DAYA BIAYA PEMAAIAN DAN BIAYA kvarh (Rp/kVArh) 1. S-1/TR 220 VA - Abonemen per bulan (Rp) :14.800-2. S-2/TR 450 VA 10.000 Blok I :

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010 REKAP SOAL UN SMK Kumpulan Bank Soal UKK Teori Akuntansi AKUNTANSI 2008/2009 2009/2010 1. Definisi akuntansi adalah A. Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perhitungan uang perusahaan B. Kegiatan

Lebih terperinci

Ill. SIKLUS AKUNTANSI

Ill. SIKLUS AKUNTANSI Ill. SIKLUS AKUNTANSI Akuntansi selalu akan melaporkan posisi keuangan dengan menunjukkan aktiva sebagai sumber ekonomi dengan pasiva atau asal pendanaan aktiva tersebut. Hubungan fungsional ini juga digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga Penerimaan kerjasama produksi dan penyiaran dengan pihak ketiga merupakan penerimaan yang diperoleh dari jasa penayangan

Lebih terperinci

JURNAL KHUSUS DAN BUKU TAMBAHAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017

JURNAL KHUSUS DAN BUKU TAMBAHAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017 JURNAL KHUSUS DAN BUKU TAMBAHAN Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017 PADA AKHIR TOPIK INI MAHASISWA DIHARAPKAN DAPAT: Menjelaskan jenis-jenis transaksi yang dicatat dalam masing-masing jurnal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Prosedur Pembelian dan Pencatatannya a. Prosedur Pembelian Berdasarkan penelitian lapangan diketahui bahwa PT XYZ telah menetapkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 48 TAHUN 2000 TANGGAL : 31 MARET 2000 GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 48 TAHUN 2000 TANGGAL : 31 MARET 2000 GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK LAMPIRAN I GOLONGAN DASAR LISTRIK No. GOLONGAN BATAS DAYA KETERANGAN 1. S-1/TR 220 VA Tarif S-1 yaitu tarif untuk keperluan pemakai sangat kecil (tegangan rendah) 2. S-2/TR 250 VA s.d 200 kva Tarif S-2

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan Sebelum melaksanakan audit keuangan pada PT Simran Jaya, penulis terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada perusahaan yang akan di audit. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 53 BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada penelitian ini, peneliti menggunakan system informasi akuntansi berbasis RAD ( Rapid Application Development) yang akan diterapkan pada Toko TIP TOP. Metode tersebut merupakan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA AKUNTANSI PIUTANG PIUTANG Merupakan bagian dari aset lancar yang diharapkan dapat direalisasikan dalam siklus aset operasi berjalan. Jenis piutang menurut sumber terjadinya: Piutang usaha (account receivable-a/r):

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk IV.1 Laba Rugi Secara Komersial Keuntungan (laba) atau kerugian adalah salah satu tolak ukur

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2003 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK TAHUN 2004 YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Analisis Pengelolaan Penjualan Energi Listrik Pascabayar dan Prabayar pada B right PLN Batam

Analisis Pengelolaan Penjualan Energi Listrik Pascabayar dan Prabayar pada B right PLN Batam Analisis Pengelolaan Energi Listrik Pascabayar dan Prabayar pada B right PLN Batam Ely Kartikaningdyah Vivi Octaviani Jurusan Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Batam, Batam 29861 ely@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. No.34, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYETORAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

1. Transaksi Penjualan dengan cashback berupa pengembalian uang tunai

1. Transaksi Penjualan dengan cashback berupa pengembalian uang tunai Mencatat Cashback January 15, 2018 Cash back memiliki arti yang hampir sama dengan diskon karena sama-sama bertujuan untuk memberikan pengurangan harga jual. Perbedaannya adalah diskon diberikan dimuka

Lebih terperinci

Analisis Pengelolaan Penjualan Energi Listrik Pascabayar dan Prabayar pada B right PLN Batam

Analisis Pengelolaan Penjualan Energi Listrik Pascabayar dan Prabayar pada B right PLN Batam Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis vol. 2, no. 2, 2014, 190-199 ISSN: 2337-7887 (print version) Article History eceived 13 October 2014 Accepted 17 November 2014 Analisis Pengelolaan Energi

Lebih terperinci

Menjelaskan Pengertian Bea Meterai. Menjelaskan Objek Pemungutan Bea Meterai. Menjelaskan Saat Terutangnya Bea Meterai

Menjelaskan Pengertian Bea Meterai. Menjelaskan Objek Pemungutan Bea Meterai. Menjelaskan Saat Terutangnya Bea Meterai BEA METERAI 4 Menjelaskan Pengertian Bea Meterai Menjelaskan Objek Pemungutan Bea Meterai Menjelaskan Jenis Dokumen yang Dikenakan Tarif Bea Meterai Menjelaskan Jenis Dokumen yang Tidak Dikenakan Tarif

Lebih terperinci

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Siklus Akuntansi Transaksi Bukti Transaksi Jurnal Buku Besar Laporan Keuangan Posting Salah satu aktivitas di dalam siklus akuntansi yang cukup menyita waktu dan tenaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Ely Kartikaningdyah, Eka Faradila Shinta Politeknik Batam Parkway Street,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual URAIAN MATERI A. Pengertian Akuntansi Dagang Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang-barang dagang tanpa memberi nilai tambah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1327, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Penerusan. Sistem Akuntansi. Pelaporan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232 /PMK.05/2012 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2003 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK TAHUN 2004 YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 13 TAHUN 2011 TENTANG KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 13 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. salah satu peusahaan BUMD yang bergerak di bidang pelayanan air bersih.

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. salah satu peusahaan BUMD yang bergerak di bidang pelayanan air bersih. 55 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. PEMBAHASAN MASALAH Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Surakarta merupakan salah satu peusahaan BUMD yang bergerak di bidang pelayanan air bersih. Air bersih

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 04 Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN Persamaan akuntansi merupakan hal yang paling mendasar dari struktur akuntansi karena pencatatan transaksi hingga berbentuk

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a. ekonomi 18 Sesi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN N JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara ( Perusahaan ) didirikan pada tahun 1961 dalam bentuk Jawatan di dalam lingkungan Kementerian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengiriman data online disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh

BAB V PENUTUP. pengiriman data online disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Adanya blokir atau penolakan oleh sistem satelit Kepabeanan terhadap pengiriman data online disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh pada tertundanya pengiriman barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian sistem menurut beberapa ahli :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian sistem menurut beberapa ahli : 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Sistem Penerimaan Kas Sebelum membahas definisi sistem penerimaan kas, ada baiknya kita menelaah beberapa pengertian dibawah ini : a. Definisi Sistem dan Prosedur

Lebih terperinci

Contoh Soal. Referensi SK-KD

Contoh Soal. Referensi SK-KD Kelas XI, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa KOMPETENSI DASAR 5.5.Melakukan posting dari jurnal ke buku besar INDIKATOR 5.5.1. Memindahbukukan (posting)

Lebih terperinci

Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas:

Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas: TARlF DASAR LlSTRlK (1) Tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dinyatakan dalam Tarif Dasar Listrik berdasarkan golongan tarif. (2) Tarif

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2003 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK TAHUN 2004

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2003 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK TAHUN 2004 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2003 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK TAHUN 2004 YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pencatatan 2.1.1.1 Pengertian Pencatatan Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok Tangga Keterangan l f 21 Debet Kredit April 2 Kas 1.. Simpanan Pokok 1.. Re Saldo April 6 Peralatan Kantor 22.. Kas 7.. Utang Usaha 15.. April 7 Perlengkapan Kantor 2.. Kas 2.. Mei 2 Kas 5.. Simpanan Wajib

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N

AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N JURNAL Perusahaan menjual produk seharga Rp. 100.000,- dengan harga pokok 60% dari harga

Lebih terperinci

Buku besar Perusahaan per tanggal 30 September 2006 menunjukkan saldo. Tanggal Terbit Tanggal Jt Tempo JUMLAH

Buku besar Perusahaan per tanggal 30 September 2006 menunjukkan saldo. Tanggal Terbit Tanggal Jt Tempo JUMLAH Buku besar Perusahaan per tanggal 30 September 2006 menunjukkan saldo Kode 12-100 12-200 12-210 12-500 12-800 Nama Akun Wesel Tagih Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Karyawan Piutang Bunga Berikut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kerja praktik dan kepustakaan serta pembahasan yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya mengenai pencatatan dan pengelolaan piutang pada

Lebih terperinci

LATIHAN AKHIR SEMESTER 1

LATIHAN AKHIR SEMESTER 1 LATIHAN AKHIR SEMESTER 1 Latihan Akhir Semester 1 133 I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Kegiatan utama perusahaan dagang adalah.... a. membeli dan menjual barang tanpa mengubah bentuk b. membeli

Lebih terperinci