POLITIK DAN PEMERINTAHAN AUSTRALIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POLITIK DAN PEMERINTAHAN AUSTRALIA"

Transkripsi

1 POLITIK DAN PEMERINTAHAN AUSTRALIA KEPENTINGAN NASIONAL AUSTRALIA DI NEGARA- NEGARA KAWASAN ASIA TENGGARA Dosen : Dr. Nur Azizah, M.Si. Disusun Oleh : 1. Aulia Rahma (A/ )-TIDAK AKTIF 2. Martina Mayarizki (A/ )-TIDAK AKTIF 3. Firmanto Untung W (A/ )-TIDAK AKTIF 4. Alfredha Shinta Putri (A/ )-AKTIF 5. Panji Lazuardi (A/ )-AKTIF 6. Rangga Bayu Seto A (A/ )-TIDAK AKTIF 7. Alghi Mustika Luthfi (A/ )-AKTIF 8. Putri Ara Azzahra (A/ )-TIDAK AKTIF 9. Agwi Darma Nugraha (A/ )-AKTIF 10. Riski Wandesta Zen (A/ )-AKTIF Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015/

2 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kepentingan nasional sebuah negara pasti sangat luas dan banyak. Australia pasti memiliki kepentingan nasional baik secara domestik dan internasional. Disebabkan karena Australia berposisi dan bertetangga dekat dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, maka sangat menarik bagi kami untuk mengetahui seperti apa kepentingan nasional Australia terhadap negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Ada beberapa hal mengapa Australia mempunyai kepentingan nasional di negara-negara kawasan Asia Tenggara. Pertama, menarik sekali melihat kondisi geografis dari negara Australia. Mengapa? Karena Australia adalah suatu negara yang berada di kawasan Asia-Pasifik yang posisinya dia dikelilingi oleh negara-negara yang memiliki budaya, etnis, ras, yang berbeda dengan etnis dan ras yang ada di kawasan Asia Tenggara. Etnis dan ras dari Australia adalah seperti etnis dan ras orang-orang Eropa. Etnis dan ras negara-negara di kawasan Asia Tenggara mayoritas adalah melayu. Padahal letak geografis Australia dengan negaranegara di Eropa adalah sangat jauh. Hal ini tentu membawa keresahan sendiri bagi Australia terhadap negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara. Dalam hal ini tentu Australia akan melakukan sebuah tindakan untuk membuat dirinya merasa terlindungi dan aman. Australia akan berusaha menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Dia berusaha akan menjauhi konflik dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, karena dia sadar bahwa dia dikelilingi oleh negara yang memiliki etnis dan ras yang berbeda. Alasan tersebut dilihat beradasarkan dari segi kemanan dan politik. Kedua, jika dilihat dari segi ekonomi, mengapa Australia memiliki kepentingan nasional di kawasan Asia Tenggara adalah mayoritas negara-negara di kawasan Asia Tenggara adalah termasuk negara berkembang, kecuali Singapura. Negara berkembang cenderung memiliki upah yang rendah dan mereka belum mampu menggunakan dan memberdayakan sumber daya alam yang ada. Padahal jika dilihat, di kawasan Asia Tenggara memiliki banyak sumber daya alam, seperti Indonesia yang memiliki timah, emas, batu bara, dll. Begitu juga seperti Myanmar yang kaya akan sumber daya mineral. Kondisi seperti ini pasti akan sangat menarik bagi Australia untuk memiliki kepentingan nasional di kawasan Asia Tenggara. 2

3 Walaupun sebenarnya pernah terjadi hubungan yang buruk antara Asia dengan Australia ketika di Australia membuat Partai Satu Bangsa atau ONP di tahun Sikap anti-ras Asia dan anti-modal asing dari Asia yang dilontarkan oleh ONP, bukan hanya menciptakan gangguan terhadap keharmonisan hubungan antar-ras yang telah tercipta selama ini, tetapi juga akhirnya menciptakan kekhawatiran bagi perkembangan ekonomi Australia dengan mitra dagang Asia. Kenyataannya telah terjadi penurunan permintaan lokal terhadap produk-produk dari Asia semenjak isu rasialisme dilontarkan Pauline Hanson (pendiri partai ONP). 1 Itulah alasan kami mengapa, kami mengangkat topik kepentingan nasional Australia di negara-negara kawasan Asia Tenggara. Hal ini sangat menarik bagi kami untuk mengetahui lebih lanjut lagi kepentingan-kepentingan apa saja yang dimiliki Australia di kawasan tersebut. I.2. Rumusan Masalah Bagaimana kepentingan nasional Australia di negara-negara kawasan Asia Tenggara? I.2. Kerangka Berpikir Sebagai sebuah negara tentu pasti memiliki sebuah kepentingan nasional. Kepentingan nasional (national interest) adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan kebutuhan bangsa/ negara atau sehubungan dengan hal yang dicita-citakan. Kepentingan nasional diidentikkan dengan dengan tujuan nasional. Kepentingan nasional menurut para penganut realis menyamakan kepentingan nasional sebagai upaya negara untuk mengejar power, dimana power adalah segala sesuatu yang dapat mengembangkan dan memelihara kontrol terhadap negara lain. Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini dapat melalui pemaksaan dan atau kerjasama. Konsep kepentingan nasional juga dapat diartikan sebagai suatu kepentingan untuk kesejateraan umum, hak untuk mempertahankan kelangsungan hidup (survival) suatu negara, hak kepentingan ekonomi, hak perlindungan hukum, dan keamanan. Dalam arti yang lebih khusus yaitu untuk mempertahankan dan memelihara identitas politik dan 1 Zulkifli Hamid. (1999). SISTEM POLITIK AUSTRALIA. Bandung: LIP-FISIP-UI/PT Remaja Rosdakarya.hal

4 kulturalnya. Sehingga agar kepentingan nasionalnya terwujud, suatu negara bisa saja membuat suatu kerjasama atau bahkan konflik sekalipun. 2 Menurut Morgentau pada dasarnya terdiri dari dua elemen, yang pertama didasarkan pada pemenuhan kebutuhan sendiri, yang kedua mempertimbangkan berbagai kondisi lingkungan strategi di sekitarnya. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan sendiri, dapat diperoleh dengan cara melindungi kelangsungan hidup bangsa dalam mempertahankan kedaulatan integritas wilayah nasional, sistem politik, dan identitas budaya dari ancaman bangsa lain. Adapun pertimbangan adanya berbagai kondisi lingkungan adalah dengan menjalankan kebijakan politik luar negeri melalui upaya diplomasi demi terciptanya perdamaian dunia. Nilai-nilai kebangsaan, sejarah, dan letak geografis juga menjadi ciri khusus yang mempengaruhi penilaian atas konsepsi kepentingan nasional suatu negara. Kepentingan nasional mengacu kepada upaya perlindungan dari segenap potensi nasional terhadap ancaman eksternal maupun upaya konkrit yang ditujukan guna meningkatan kesejahteraan warga negara. Kepentingan nasional juga bisa diartikan subjektif, artinya kepentingan nasional selalu berubah mengikuti preferensi subjektif para pembuat keputusan. II. PEMBAHASAN II.1. Kepentingan Nasional Australia dari Segi Politik Sudah menjadi rahasia umum bahwa Australia merupakan deputi Sherif Amerika Serikat dalam melayani berbagai kepentingan strategis negara paman Sam di kawasan Asia Tenggara. Karena itu kita sangatlah beralasan untuk mewaspadai adanya kesepakatan strategis dalam bidang keamanan yang ditandatangani oleh Australia dan Jepang pada Maret 2007 lalu. Sebagaimana sudah kita ketahui bersama, Jepang merupakan salah satu sekutu strategis Amerika Serikat sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua. Sehingga masuk akal jika beberapa kalangan yang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang intelijen strategis di Indonesia sangat cemas dengan kesepakatan baru bidang keamanan antara Australia dan Jepang tersebut. Bahkan beberapa kalangan intelijen strategis dan pengamat internasional The Global Future Institute (GFI), menilai bahwa kesepakatan 2 Timor Gap, Wonosobo dan Nasib Timor Portugis, Journal of Royal Australian Historical Society, Vol.88 Pt.1, Juni 2002, pp Juga di: 4

5 antara negara Kanguru dan negara Matahari Terbit tersebut bisa dianggap sebagai Tahapan akhir (The Ultimate Stages) dari pembentukan kerjasama militer segitiga (triangle) Washington-Canberra-Tokyo di Asia Tenggara. Terdapat data yang menjelaskan bahwa politisi parlemen Australia yang berkunjung ke Asia ternyata sangat sedikit. Ini terlihat melalui tabel perjalanan dinas para anggota parlemen Australia ke luar negeri. Berdasarkan Tabel Widyawisata yang dilakukan oleh anggota parlemen Australia tahun 2007, ternyata hanya 3 orang anggota parlemen yang berkunjung ke Asia, sedangkan 19 orang berkunjung ke Inggris, Amerika Serikat dan Eropa. Jelaslah sudah melalui data ini, bahwa Asia dianggap bukan prioritas. Namun demikian, data ini sama sekali tidak menggugurkan adanya kepentingan strategis Australia untuk menanam pengaruh baik secara militer maupun ekonomi di Asia Tenggara, khususnya ASEAN. Teble Widyawisata tadi hanya sekadar untuk memperkuat dugaan bahwa secara politis dan strategis Australia berada di pihak Amerika dan Eropa daripada mewakili kepentingan strategis negara-negara di kawasan Asia. Kedekatan dan kepentingan strategis Australia yang lebih melayani kepentingan strategis Amerika terlihat melalui dukungan negara Kangguru ini dalam mendukung keberadaan perusahaan multinasional Freeport di Indonesia. Tiada lain kepentingan mereka yaitu agar bisa menguasai akses sumberdaya alam di Indonesia baik minyak dan energi, timah dan tembaga. Sudah menjadi kecurigaan bahwa Australia memiliki misi politik dalam usahanya membangun dan menguasai akses dalam bidang sumberdaya alam di Indonesia maupun Timor Leste, melalui dalih Peace Keeping Operation dalam membantu menanggulangi krisis di beberapa daerah konflik seperti Poso, Papua, dan Maluku. Sejak awal tahun 2000, sempat berkembang opini yang cukup meluas di berbagai kalangan bahwa situasi keamanan yang tidak stabil di Timor Leste, bagi Australia justru sangat menguntungkan, karena dengan begitu pasukannya bisa punya alasan untuk dihadirkan di sana dengan bendera Peace Keeping Forces. Padahal agenda utamanya adalah bagaimana agar Australia bisa mendapat akses ke minyak bumi di Timor Leste, khususnya di Timor Gap. 5

6 Contoh kasus : Australia-Timor Leste Keterlibatan Australia di Timor Leste sudah ada sejak wilayah tersebut masih dalam satu kesatuan Republik Indonesia. Isu Timor Leste sejak lama telah dimasukan kedalam persolan politik luar negeri Australia. Kepentingan politik Australia yang paling terlihat yaitu Australia ingin menyebarluaskan pengaruhnya di Timor Leste sebagaimana yang dilakukan Australia di Papua New Guine. Hingga saat ini pengaruh yang diberikan kepada Timor Leste secara immaterial adalah memberikan dukungan politik di PBB dan memberikan keleluasaan pada Timor Leste (Irfan,2011). Bahkan pada saat peiode Perdana Menteri John Howard, Australia menunjukan dirinya sebagai negara yang peduli terhadap isu-isu yang terjadi di Timor Leste. Di bawah kepemimpinan Howard, Australia menyatakan bahwa Timor Leste harus segera mendapatkan kemerdekaan dan menjadi negara yang merdeka. Hal tersebut disinyalir sebagai bentuk dari permintaan maaf ketika pada pemerintahan Keating, Australia mengakui eksistensi Indonesia di Timor Leste sehingga tidak mendapat pengakuan dari PBB sampai tahun Pada saat konflik Timor Leste mencapai titik kulminasi pada tahun 2008 dimana ketika itu ada insiden penyerangan terhadap Presiden Jose Ramos Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao yang menyebabkan Ramos mengalami luka berat. Sejak adanya insiden tersebut Australia dengan segera melakukan intervensi dengan mengirimkan bantuan militer dan membawa Ramos untuk berobat di Darwin. Selain itu keagresifan yang ditunjukan Australia dalam membantu Timor Leste terlihat ketika adanya bantuan militer Australia untuk memulihkan kondisi Timor Leste pasca referendum tahun 1999 dan krisis politik dan keamanan pada bulan April sampai Mei Australia memiliki kepentingan yang cukup besar terhadap Timor Leste khususnya dalam kepentingan politik. Australia menajadikan Timor Leste sebagai perhatian publik di Australia. Dalam kacamata politik, tidak hanya kepentingan untuk menyebarkan pengaruhnya, tetapi Australia melakukan politik luar negerinya dengan melaksanakan kebijakan dalam mendorong masuknya tentara mereka ke Timor Leste (Irfan,2011). Politik luar negeri suatu negara sesungguhya merupakan hasil perpaduan dan refleksi dari politik dalam negara yang dipengaruhi oleh situasi regional ataupun 6

7 internasional. Begitu juga dengan politik luar negeri Australia tidak terlepas dari pengaruh beberapa faktor seperti, geografis yang strategis, potensi sumber daya alam, dan sistem sosial politik. Dibawah kepemimpinan PM Kevin Rudd Australia sendiri melakukan kepentingan politik di Timor Leste lebih kepada memainkan peran dalam menjamin keamanan dan stabilitas Timor Leste. Australia merupakan negara yang memiliki hubungan dekat dengan Amerika dan Eropa yang mana hal tersebut tentu saja merupakan hal yang sangat menguntungkan karena keduanya merupakan salah satu super power dunia terutama dalam hal politik keamanan. Australia sendiri tergabung dalam pasukan perdamaian PBB di Timor Leste untuk menjaga stabilitas politik keamanan di Timor Leste. Australia memberikan pengaruhnya kepada Timor Leste dengan asumsi bahwa jika suatu negara tersebut memiliki kondisi politik keamanan yang stabil, maka tidak akan terjadi isu-isu atau ketimpangan-ketimpangan di dalamnya. II.2. Kepentingan Nasional Australia dari Segi Ekonomi Hubungan ekonomi dengan negara-negara di Asia Tenggara dirasa penting bagi Australia pasca perang dingin, terutama pada saat ASEAN tidak lama didirikan pada tahun 1960an. Dengan membangun kerjasama ekonomi ini, Australia juga dapat menanamkan kepentingannya dalam membendung pengaruh komunis pada masa itu. Bahkan kerjasama ekonomi dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada tahun 1960-an tersebut dianggap masih belum dapat menandingi prioritas untuk membendung komunis di Asia Tenggara. Pada masa itu produk yang menjadi komoditas utama ekspor Australia ke Asia tenggara ialah produk agrikultur dan pertambangan. Ketika Australia berada dibawah kepemimpinan Gough Whitlam yang memenangkan pemilu pada tahun Australia menerapkan reformasi kebijakan liberalisasi perdagangan guna meningkatkan kegiatan ekspor impor dan menyaingi perdagangan antara Asia Tenggara dan Uni Soviet, seperti pemotongan bea masuk sebesar 25% dan diversifikasi pasar ekspor Australia. Resesi ekonomi tahun 1974 yang melanda berbagai negara seperti Amerika, Jepang, Eropa, dan Australia mengakibatkan kebijakan yang diterapkan oleh Gough Whitlam tersebut tidak berjalan dengan lancar. Yang terjadi justru nilai ekspor Australia di Asia Tenggara menurun drastis. Kekuasaan Whitlam berakhir setahun kemudian, yakni pada tahun 1975 dan digantikan dengan Perdana Menteri dari Partai Liberal, Malcolm Fraser. 7

8 Pada masa kepemimpinan Malcolm Fraser, hubungan ekonomi Australia dan Asia Tenggara diwarnai dengan berbagai kesalahpahaman antara kedua belah pihak. Fraser membuat negara-negara Asia Tenggara kecewa karena ia menolak permintaan negara-negara anggota ASEAN untuk membuka pasar domestik Australia bagi produkproduk dari Asia Tenggara. Fraser justru menawarkan bantuan pembangunan kepada ASEAN yang menimbulkan kekecewaan anggota negara-negara ASEAN kepada Australia dan mempertanyakan komitmen Australia akan kerjasama ekonomi antara dua kawasan tersebut. Nampaknya kebijakan-kebijakan yang ramah dalam perdagangan dengan negara-negara ASEAN lebih menonjol saat Australia dipimpin oleh partai buruh. Hal ini terbukti ketika Bob Hawke dan Paul Keating memimpin Australia. Pada masa Bob Hawke ( ), ia mengeluarkan berbagai kebijakan yang meningkatkan hubungan ekonomi antara Australia dengan negara-negara di Asia Tenggara. Kebijakan yang terpenting ialah, ia menerapkan penurunan tarif impor dan menghilangkan kuota impor dalam jangka waktu sepuluh tahun. Hal ini berkaitan dengan prioritas politik luar negeri Australia yang ingin meningkatkan kualitas hubungan Australia dengan negara-negara Asia Pasifik, khususnya Asia Tenggara. Upaya diplomasi perdagangan pun terus dilakukan hingga pada tahun 1980-an terbentuk sebuah forum kerjasama ekonomi Asia Pasifik, yakni apa yang kita kenal dengan APEC (Asia Pasific Economic Cooperation). Terbentuknya APEC ini juga merupakan hasil dari diplomasi ekonomi Australia. Kebijakan-kebijakan yang ramah terhadap negara-negara Asia Tenggara tersebut tetap dilanjutkan oleh Paul Keating ( ) yang juga dari Partai Buruh. Saat kursi Perdana Menteri diduduki oleh John Howard ( ) dari Partai Liberal, Howard memiliki pandangan berbeda dengan Hawke dan Keating dalam mengambil kebijakan ekonomi. Howard menilai bahwa perdagangan bilateral yang dilakukan langsung dengan berbagai negara di Asia Tenggara lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan perdagangan multilateral dan untuk mencapai hal tersebut ia lebih menekankan pada pendekatan bilateral. Oleh karena itu, pada masa John Howard disepakati sejumlah Free Trade Area (FTA). Salah satu dari FTA tersebut ialah ASEAN-Australia New Zealand FTA (AANZ-FTA). Tujuan dari AANZ-FTA ini diantaranya ialah : Memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan barang dan jasa serta investasi antara negara-negara anggota. 8

9 Meliberalisasi perdagangan secara progresif dan menciptakan suatu sistem yang transparan untuk mempermudah investasi. Menggali bidang-bidang kerjasama yang baru dan mengembangkan kebijaksanaan yang tepat dalam rangka kerjasama ekonomi antara negara-negara anggota. Langkah awal pembentukan AANZ-FTA tersebut ialah dengan disepakatinya Joint Declaration of the Leaders ASEAN-Australia dan New Zealand Commemorative Summit pada tanggal 30 November 2004 di Vientiane, Laos. Hal tersebut dilanjutkan dengan proses negosiasi ASEAN-Australia New Zealand Free Trade Area yang dimulai pada tahun Setelah melalui 15 perundingan, persetujuan AANZ-FTA diselesaikan pada bulan Agustus Persetujuan tersebut akhirnya ditandatangani oleh para Menteri Ekonomi ASEAN, Australia dan New Zealand pada tanggal 27 Februari 2008 di Hua Hin, Thailand. II.3. Kepentingan Nasional Australia dari Segi Militer/ Keamanan Kebijakan pertahanan Australia merujuk pada Defence White Paper 2009 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Australia. Kebijakan pertahanan Australia seperti yang tertuang dalam Defence White Paper 2009 mencakup beberapa hal sebagai berikut: Melanjutkan Kebijakan Pertahanan Australia dengan prinsip dasar Self-Reliance dalam mempertahankan Australia untuk dapat mencapai kepentingan strategis Australia, termasuk mampu menjaga/ mengontrol wilayah udara dan laut dari masuknya musuh ke wilayah kedaulatan Australia. Sharing dengan kekuatan negara lain dan tetap memelihara hubungan dengan negara aliansinya serta menjalin hubungan/ kerjasama pertahanan dengan negara lain untuk meningkatkan keamanan Australia. Kekuatan militer Australia harus memiliki kemampuan untuk dapat beraktivitas secara bebas dan mandiri dalam mempertahankan kepentingan nasionalnya tanpa mengharapkan bantuan negara lain dan mampu untuk menjadi pemimpin pasukan koalisi militer pada saat sharing dengan negara lain untuk kepentingan strategis yang lebih luas. Sejak 1986, Australia sudah berkonsentrasi membangun Angkatan Perangnya dengan berorientasi kepada teknologi dan persenjataan yang modern. Di sisi lain, 9

10 kebijakan pertahanan Australia menganut prinsip total defense, yakni memaksimalkan segala kemampuan yang ada tidak hanya angkatan perang untuk menangkal ancaman yang datang. Dengan kata lain, sistem pertahanan Australia dikelola menuju high technology equipment yang bersandar pada kekuatan seluruh rakyatnya. Contoh kasus : 1. Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Indonesia-Australia : Lombok Treaty Pada Agustus 2006 di Jakarta dan September 2006 di Canberra, disepakati Agreement between the Government of the Republic Indonesia and the Government of Australia on Framework for Security Cooperation. Perjanjian keamanan tersebut secara resmi ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Australia, Stephen Smith dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Hassan Wirajuda pada tanggal 13 November 2006 di Lombok, Mataram. Perjanjian keamanan tersebut dikenal dengan nama Lombok Treaty. Perjanjian Lombok meliputi : (1) kerjasama pertahanan, (2) kerjasama penegakan hukum, (3) kerjasama counter-terrorism, (4) kerjasama intelijen, (5) keamanan maritim, (6) keamanan dan keselamatan penerbangan, (7) proliferasi senjata pemusnah massal, (8) kerjasama tanggap darurat bencana alam (9) organisasi multilateral dan (10) kerjasama antarmasyarakat (people to people cooperation). Perjanjian Lombok telah berlaku secara efektif sejak Februari Mengapa Australia perlu melakukan ratifikasi kerjasama ini? Karena bagi Australia, Indonesia memiliki wilayah strategis di kawasan Asia Pasifik. Indonesia bisa menjadi penghubung bagi Australia untuk melakukan kerjasama dengan negara negara di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Selatan terlebih di benua Asia. 4 Alasan utama Australia melakukan kerjasama ini adalah ancaman terorisme. Hal ini dapat dilihat dari kejadian Bom Bali 1, Pengeboman Kedutaan Besar Australia di Jakarta, dan Bom Bali 2 yang menyebabkan banyak korban berjatuhan dari pihak Australia. Bagi Australia, kerjasama keamanan Lombok Treaty dibutuhkan untuk mengatasi berbagai isu keamanan kontemporer khususnya terorisme, penyelundupan obat obatan terlarang, penyelundupan manusia dan 3 Prof. Anak Agung Banyu Perwita,Ph.D, Signifikansi Perjanjian Lombok bagi Hubungan Indonesia dan Australia,SATRIA Studi Pertahanan Vol.4 No.4 (Oktober-Desember 2008),hal.43 4 Purnomo, I. (2012). KERJASAMA PERTAHANAN DAN KEAMANAN AUSTRALIA INDONESIA STUDY KASUS : LOMBOK TREATY 10

11 penangkapan ikan secara gelap, pencucian uang, dan proliferasi senjata pemusnah massal yang mengancam kepentingan nasionalnya. 5 Walaupun, perjanjian tersebut hanya melibatkan dua negara seperti Indonesia dan Australia, tetapi Indonesia dan Australia dapat dianggap sebagai representatif dari masing masing regional, Indonesia dari Asia Tenggara dan Australia dari Pasifik. 2. Kerjasama Australia dengan ASEAN Kerjasama ASEAN dan Australia dalam bidang keamanan antara lain di bidang kejahatan transnasional, korupsi, penyelundupan manusia, penangkapan ikan illegal, perusakan hutan, disarmament and arms control, dan non-proliferation of Weapons of Mass Destruction. 6 Terkait upaya memerangi terorisme, ASEAN-Australia telah menandatangani ASEAN-Australia Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism pada tahun 2004 di Jakarta Sedangkan untuk pemberantasan perdagangan dan penyelundupan manusia, ASEAN dan Australia berkolaborasi melalui Asia Regional Trafficking in Persons Project (ARTIP) yang dimulai pada Agustus Agustus Kerjasama tersebut antara Australia dan Indonesia maupun ASEAN memperlihatkan tentang kepentingan nasional Australia di dalam bidang keamanan. Kerjasama ini memperlihatkan bahwa hal tersebut penting dilakukan demi terwujudnya kepentingan nasional Australia di dalam bidang militer/ keamanan. Kerjasamakerjasama tersebut penting sekali untuk dilakukan karena demi menjaga keamanan, perdamaian, dan stabilitas keamanan nasional Australia. 5 Ibid. 6 %20dan%20Mitra%20Wicara.pdf.diakses pada 22 November 2015 pada pukul WIB. 11

12 III. PENUTUP Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Australia memiliki kepentingan nasional di negara-negara kawasan Asia Tenggara dalam bidang politik, ekonomi, dan militer/ keamanan. Akan tetapi jika dilihat dari ketiga bidang tersebut, kepentingan nasional Australia yang paling menonjol di negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah di bidang ekonomi. Mengapa? Pertama, dilihat dari kondisi negara Australia sendiri bahwa dia memiliki tambang seperti bijih besi, pertanian, dan peternakan. Australia membutuhkan mitra dagang yaitu negara lain agar dia dapat mengekspor hasil produksinya, karena Australia sendiri perekonomiannya sangat bergantung dengan hal tersebut. Tentu saja negara-negara tetangga yang paling dekat adalah negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Maka negara-negara di kawasan Asia Tenggara bisa dibilang menjadi mitra yang utama dalam bekerjasama dalam hal perdagangan/ ekonomi agar Australia dapat mewujudkan kepentingan nasionalnya. Kedua, jika dilihat dari sisi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, sebagian besar negara-negara di kawasan Asia Tenggara adalah negara berkembang, sedangkan Australia adalah negara maju. Biasanya negara maju akan memanfaatkan kondisi negara berkembang dalam sisi ekonomi agar mereka dapat bergantung kepadanya. Ketiga, jika dilihat dari sisi pemimpin Australia, hampir semua pemimpin Australia sangat mengedepankan kepentingan nasionalnya dari segi ekonomi ke kawasan Asia Tenggara. Contohnya PM Keating dan Howard sangat simpatik bekerjasama dengan Asia. Dalam masa kepemimpinan PM Howard dia berjanji bahwa pemerintahannya akan tetap memainkan peranan penting dalam membantu Asia melampaui krisis ekonomi dan keamanan regional. 7 Bahkan Australia bergabung dengan IGGI (Inter-Governmental Group on Indonesia) sebagai negara donor untuk membantu pembangunan ekonomi Indonesia. Akan tetapi, walaupun kepentingan nasional yang paling menonjol Australia ke negara-negara kawasan Asia Tenggrara adalah dari segi ekonomi, dia juga tidak mengesampingkan kepentingan nasional dari segi politik dan militer. Ketika dibentuk organisasi regional ASEAN, ini berdampak positif bagi Australia, karena hal tersebut dapat mengurangi kekhawatiran terhadap isolasi negaranya, serta menjamin rasa aman yang lebih besar bagi Australia. 8 7 Zulkifli Hamid. (1999). SISTEM POLITIK AUSTRALIA. Bandung: LIP-FISIP-UI/PT Remaja Rosdakarya.hal Ibid hal

13 DAFTAR PUSTAKA Andry, H. E. (2011). Kepentingan Australia di Timor Timur. Elisabeth, A. (n.d.). Dinamika Hubungan Australia-Asia Timur. Jurnal Penelitian Politik, Gap, T. (Juni 2002). Wonosobo dan Nasib Timor Portugis,. Journal of Royal Australian Historical Society, Vol.88 Pt.1,, Hamid, Z. (1999). SISTEM POLITIK AUSTRALIA. Bandung: LIP-FISIP-UI/PT Remaja Rosdakarya. Ninov, I. (2011). Kepentingan Australia di Timor Leste. Yogyakarta. Purnomo, I. (2012). KERJASAMA PERTAHANAN DAN KEAMANAN AUSTRALIA INDONESIA STUDY KASUS : LOMBOK TREATY. sama%20asean%20dan%20mitra%20wicara.pdf. Diakses pada 22 November 2015 pada pukul WIB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea, RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA ON THE FRAMEWORK FOR

Lebih terperinci

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang Bab V KESIMPULAN Dalam analisis politik perdagangan internasional, peran politik dalam negeri sering menjadi pendekatan tunggal untuk memahami motif suatu negara menjajaki perjanjian perdagangan. Jiro

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang. BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik

Lebih terperinci

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia.

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia. BAB VI KESIMPULAN Malcolm Fraser dilahirkan 21 mei 1930, dari keluarga petani dan peternak domba yang kaya, kakeknya Sir Simon Fraser adalah salah seorang pertama-tama dipilih sebagai senator mewakili

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi regional di kawasan Asia Tenggara yang telah membangun mitra kerjasama dengan Tiongkok dalam berbagai

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar RESUME SKRIPSI Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar negara yang melintasi batas negara. Sebagian besar negara-negara di dunia saling

Lebih terperinci

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA Salah satu langkah penting dalam diplomasi internasional adalah penyelenggaraan KTT Luar Biasa ke-5 OKI untuk penyelesaian isu Palestina

Lebih terperinci

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan berbagai aspek yang telah dinilai oleh pembuat kebijakan di Montenegro untuk bergabung dalam NATO, terdapat polemik internal dan eksternal yang diakibatkan oleh kebijakan

Lebih terperinci

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin BAB IV KESIMPULAN Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin memiliki implikasi bagi kebijakan luar negeri India. Perubahan tersebut memiliki implikasi bagi India baik pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok maupun negara untuk mencapai kepentingan bersama. Lewat bekerjasama, tentu saja seseorang, kelompok

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5518 PENGESAHAN. Konvensi. Penanggulangan. Terorisme Nuklir. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2014 Nomor 59) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekuatan militer merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga stabilitas negara. Semua negara termasuk Indonesia membangun kekuatan militernya untuk menjaga keamanan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011 Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PERDANA MENTERI PERANCIS, Y.M. FRANÃ

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin maju ini ada banyak isu-isu yang berkembang. Bukan hanya isu mengenai hard power yang menjadi perhatian dunia, tetapi isu soft

Lebih terperinci

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia Tahun 2001, pada pertemuan antara China dan ASEAN di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam, Cina menawarkan sebuah proposal ASEAN-China

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR- LESTE TENTANG AKTIFITAS KERJA SAMA DIBIDANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Cooperative Security: Studi Kasus Traktat Lombok antara Indonesia dan Australia TESIS

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Cooperative Security: Studi Kasus Traktat Lombok antara Indonesia dan Australia TESIS Cooperative Security: Studi Kasus Traktat Lombok antara Indonesia dan Australia TESIS Untuk memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Hubungan Internasional pada Program Magister Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia

Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia Ciptahadi Nugraha 10/296341/SP/23828 Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia Seperti yang kita ketahui, dalam politik pemerintahan Australia terdapat dua partai yang

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan

BAB V PENUTUP. Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan BAB V PENUTUP 4.1. Kesimpulan Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan masyarakat di Asia Tenggara meluas mencangkup persolan-persoalan yang tidak terbatas pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Peristiwa terorisme pada tahun 2002 di Bali dikenal dengan Bom Bali I, mengakibatkan banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing,

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010

Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010 Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, 09-11-2010 Selasa, 09 November 2010 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN

Lebih terperinci

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) www.appf.org.pe LATAR BELAKANG APPF dibentuk atas gagasan Yasuhiro Nakasone (Mantan Perdana Menteri Jepang dan Anggota Parlemen Jepang) dan beberapa orang diplomat

Lebih terperinci

RESUME KEPENTINGAN AUSTRALIA DI TIMOR LESTE. Konflik di Timor Leste mencapai titik kulminasi pada

RESUME KEPENTINGAN AUSTRALIA DI TIMOR LESTE. Konflik di Timor Leste mencapai titik kulminasi pada RESUME KEPENTINGAN AUSTRALIA DI TIMOR LESTE Konflik di Timor Leste mencapai titik kulminasi pada tanggal 11 Februari 2008 pagi dengan terjadinya serangan bersenjata yang dilakukan Mayor Alfredo Reinado

Lebih terperinci

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) ASEP GINANJAR PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1. Peran Indonesia dalam

Lebih terperinci

Kerja sama ekonomi internasional

Kerja sama ekonomi internasional Meet -12 1 hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatankesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan. Tujuan umum kerja

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden RI pada acara Indonesia-Australia Annual Leaders Meeting, Bogor,5 Juli 2013 Jumat, 05 Juli 2013

Keterangan Pers Presiden RI pada acara Indonesia-Australia Annual Leaders Meeting, Bogor,5 Juli 2013 Jumat, 05 Juli 2013 Keterangan Pers Presiden RI pada acara Indonesia-Australia Annual Leaders Meeting, Bogor,5 Juli 2013 Jumat, 05 Juli 2013 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA INDONESIA-AUSTRALIA ANNUAL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK KOREA (TREATY ON EXTRADITION BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE

Lebih terperinci

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN LAPORAN PENELITIAN KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN Oleh: Drs. Simela Victor Muhamad, MSi.

Lebih terperinci

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA 2008 DAFTAR 151 PEN D A H U l U A N... 1 Latar Belakang Buku Putih.................................. 1 Esensi Buku Putih..............................4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut. BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional. ABSTRAK Indonesia telah menjalankan kesepakan WTO lewat implementasi kebijakan pertanian dalam negeri. Implementasi kebijakan tersebut tertuang dalam deregulasi (penyesuaian kebijakan) yang diterbitkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK KOREA (TREATY ON EXTRADITION BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE

Lebih terperinci

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan BAB V KESIMPULAN Penelitian ini membahas salah satu isu penting yang kerap menjadi fokus masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan berkembangnya isu isu di dunia internasional,

Lebih terperinci

MEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN

MEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN MEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN Kementerian Kementerian Pertahanan Jepang dan Pertahanan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FILIPINA TENTANG KEGIATAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN)

Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) A. Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) 1. Lahirnya ASEAN (Association of South East Asian Nations) Kerja sama antarbangsa dalam satu kawasan perlu dijalin. Hal itu sangat membantu kelancaran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010. 100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan

Lebih terperinci

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE CZECH REPUBLIC OF ECONOMIC COOPERATION

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat BAB V KESIMPULAN Kerjasama Internasional memang tidak bisa terlepaskan dalam kehidupan bernegara termasuk Indonesia. Letak geografis Indonesia yang sangat strategis berada diantara dua benua dan dua samudera

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN. Ke Sekretariat ASEAN dan Kedutaan Besar Malaysia. Sekretariat ASEAN

LAPORAN KUNJUNGAN. Ke Sekretariat ASEAN dan Kedutaan Besar Malaysia. Sekretariat ASEAN LAPORAN KUNJUNGAN Christoph. Ratno Nugroho Ke Sekretariat ASEAN dan Kedutaan Besar Malaysia Sekretariat ASEAN M. C. Abad, Jr. (Head of ARF Unit) June, 16 th 2006 Topik : Isu-Isu Kontemporer di Asia Tenggara

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK KOREA (TREATY ON EXTRADITION BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE

Lebih terperinci

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

1 BAB I 2 PENDAHULUAN 1 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2.1 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan diplomatik yang terjadi antara dua negara tentu dapat meningkatkan keuntungan antara kedua belah pihak negara dan berjalan dengan lancar.

Lebih terperinci

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009 SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK KOREA, YANG MULIA

Lebih terperinci

BAB IV PERTIMBANGAN INDONESIA DALAM MEMBERIKAN REFERENDUM TIMOR TIMUR BERDASARKAN FAKTOR EKSTERNAL

BAB IV PERTIMBANGAN INDONESIA DALAM MEMBERIKAN REFERENDUM TIMOR TIMUR BERDASARKAN FAKTOR EKSTERNAL BAB IV PERTIMBANGAN INDONESIA DALAM MEMBERIKAN REFERENDUM TIMOR TIMUR BERDASARKAN FAKTOR EKSTERNAL A. Keterlibatan Australia Dalam Referendum Timor Timur Meskipun Australia bukanlah pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013 Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAPAT TERBATAS TERKAIT SURAT

Lebih terperinci

BENTUK KERJA SAMA ASEAN

BENTUK KERJA SAMA ASEAN BENTUK KERJA SAMA ASEAN Hubungan kerja sama negara-negara anggota ASEAN dilakukan di berbagai bidang, antara lain dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan lainlain. Hubungan kerja sama ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah salah satu organisasi internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR-LESTE TENTANG KEGIATAN KERJA SAMA DI BIDANG

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Iran meluncurkan program pengembangan energi nuklir pertamanya pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu Iran dan Amerika Serikat memang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Chauvel, Richard H. Budaya dan Politik Australia, terj.oleh Harlinah, Sujinah,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992.

DAFTAR PUSTAKA. Chauvel, Richard H. Budaya dan Politik Australia, terj.oleh Harlinah, Sujinah,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992. DAFTAR PUSTAKA Buku: Chauvel, Richard H. Budaya dan Politik Australia, terj.oleh Harlinah, Sujinah,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992. Firth, Stewart. Australian in International Politics: Introduction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis

Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail:

Lebih terperinci

Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016

Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016 Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016 PERNYATAAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN FEDERASI RUSIA KEDIAMAN PRESIDEN

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. A. Dinamika Strategi Perdagangan Australia

Bab I PENDAHULUAN. A. Dinamika Strategi Perdagangan Australia Bab I PENDAHULUAN Sebagai salah satu negara dengan kekuatan menengah di kawasan Asia Pasifik, Australia memiliki sejarah dan hubungan luar negeri yang dinamis terhadap negara-negara di kawasan tersebut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai respon negara terhadap terorisme serta upaya-upaya yang dilakukan negara untuk menangani terorisme.

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN KOREA SELATAN KUNJUNGAN KENEGARAAN KE KOREA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN TERORISME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah membuat beberapa Negara di Eropa mempunyai niat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah membuat beberapa Negara di Eropa mempunyai niat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak Asia Tenggara yang sangat strategis serta memiliki kekayaan alam yang melimpah membuat beberapa Negara di Eropa mempunyai niat untuk menguasai wilayah di Asia

Lebih terperinci

Implikasi perdagangan barang dalam ASEAN Free Trade terhadap perdagangan. Intra dan Ekstra ASEAN Tahun Dono Asmoro ( )

Implikasi perdagangan barang dalam ASEAN Free Trade terhadap perdagangan. Intra dan Ekstra ASEAN Tahun Dono Asmoro ( ) Implikasi perdagangan barang dalam ASEAN Free Trade terhadap perdagangan Intra dan Ekstra ASEAN Tahun 2012 Dono Asmoro (151080089) Penulisan skripsi ini berawal dari ketertarikan penulis akan sejauh mana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Indonesia adalah negara tetangga yang penting bagi Australia. Sebagai

BAB V KESIMPULAN. Indonesia adalah negara tetangga yang penting bagi Australia. Sebagai BAB V KESIMPULAN Indonesia adalah negara tetangga yang penting bagi Australia. Sebagai negara kepulauan dengan jumlah populasi yang besar pula, Indonesia terletak di antara Samudra India dan Samudra Pasifik.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama

BAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama BAB V Kesimpulan Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama ekonomi melalui perjanjian perdagangan bebas dengan beberapa negara secara bilateral, seperti perjanjian perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor BAB V KESIMPULAN China beberapa kali mengalami revolusi yang panjang pasca runtuhnya masa Dinasti Ching. Masa revolusi yang panjang dengan sendirinya melahirkan para pemimpin yang mampu membawa China hingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci