ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN"

Transkripsi

1 ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 TINGKAT 1, D IV KEPERAWATAN 1. Ni Putu Amelia Rosalita Dewi ( P ) 2. Putu Epriliani (P ) 3. Ni Komang Ayu Risna Muliantini (P ) 4. Luh Agustina Rahayu (P ) 5. I Gusti Ayu Indah Juliari (P ) POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR TAHUN AKADEMIK 2014/2015 BAB I PENDAHULUAN 18

2 1. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia antara lain: 1). Penyakit yaitu keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.2). Hubungan keluarga; Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya. 3). Konsep diri, terutama konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya. 4). Tahap Perkembangan; Setiap tahap perkembangan, manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual. Ada beberapa ahli yang menyebutkan tentang kebutuhan dasar diantaranya menuru A. Maslow dan Virginia Henderson. Menurut Maslow kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and security needs (kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem needs (kebutuhan akan harga diri), dan self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri). Virginia Henderson mengungkapkan bahwa kesehatan berkaitan demgan kemampuan pasien untuk memenuhi 14 komponen kebutuhan dasar hidup untuk memandirikan pasien. Adapun 14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi : 1. Bernafas dengan normal 2. Makan dan minum cukup. 3. Pembuangan eliminassi tubuh. 4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman. 5. Tidur dan istirahat. 6. Memilih pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan pakaian. 7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan memodifikasi Lingkungan. 8. Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan melindungi kulit

3 9. Menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain. 10. Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan pendapat. 11. Beribadah menurut kepercayaan seseorang. 12. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan. 13. Kebutuhan bermain dan rekreasi 14. Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan yang normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia. Setiap ahli memang berpendapat berbeda-beda mengenai kebutuhan manusia namun kita perlu mengaplikasikan pendapat ahli itu dalam membuat suatu asuhan keperawatan agar perawat mampu memenuhi kebutuhan pasien/klien ketika mengalami suatu permasalahan kesehatan sehingga perawat dapat dengan tepat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Maka dari itu kami membuat makalah yang berkaitan dengan salah satu pemenuhan kebutuhan manusia yaitu Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep kebutuhan rasa aman dan nyaman? 2. Bagaimana pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi kebutuhan rasa aman dan nyaman (hipotermi)? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui konsep kebutuhan rasa aman dan nyaman. 2. Untuk mengetahui pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi kebutuhan rasa aman dan nyaman (hipotermi). D. Manfaat Bagi mahasiswa keperawatan agar mampu memahami tentang konsep kebutuhan rasa aman dan nyaman serta dapat mengetahui cara pengkajian kebutuhan rasa aman dan nyaman.

4 BAB II KONSEP DASAR 1. Konsep Rasa Aman Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006). Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis,,kimiawi, retmal dan bakteriologis. Kebutuhan akan keaman terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis, penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku

5 yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman. (Asmadi, 2005). Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infiksi, oleh karena itu bergantung pada profesional dalam sistem pelayann kesehatan untuk perlindungan. Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis.misalnya,seorang perawat mungkin perlu melindungiklien disointasi dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. (Potter&Perry, 2005). Lingkup kebutuhan keamanan atau keselamatan lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal. (Potter&Perry,2005). Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan dari profsional pemberi perawatan kesehatan.bagaimanapun,orang yang sakit atau acat lebih renta untukterncam kesejahteraan fisik dan emosinya,sehingga intervensi yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi mereka dari bahaya. (Potter&Perry, 2005). 1.2 Kebutuhan Dasar Yang Dapat Mengancam Keselamatan Klien 1. Oksigen Bahaya umum yang ditemukan di rumah adalah sistem pemanasan. Pembakaran yang tidak mempunyai pembuangan yang tepat akan menyebabkan penumpukan karbon monoksida (CO) di dalam ruangan. CO berikatan kuat dengan oksigen sehingga mencegah terbentuknya oksihemoglobin, dan akhirnya menyebabkan berkurangnya oksigen ke seluruh jaringan tubuh. 2. Kelembaban

6 Kelembaban relatif adalah jumlah uap air di udara dibandingkan dengan uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu yang sama. Jika kelembaban relatifnya tinggi, maka kelembaban kulit terevaporasi lambat, begitu pula sebaliknya. Orang tidak akan nyaman bila berada pada cuaca panas dan lembab. Orang akan merasa dingin dan nyaman bila berada pada suhu 32 0 C dengan kelembaban 30%. 3. Nutrisi Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat dan aman memerlukan kontrol lingkungan dan pengetahuan. Kulkas, air bersih dan pembuangan sampah diperlukan pengetahuan yang benar, sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi menjadi aman. Makanan yang tidak dikelola dengan baik akan meningkatkan terjadinya risiko infeksi dan keracunan makanan. Infeksi bakteri melalui makanan disebabkan karena adanya kontaminasi makanan dengan bakteri seperti salmonela, shigela, dan listeriosa. Keracunan makanan seringkali disebabkan oleh ingesti toksin bakteri seperti stafilokokus dan klostridium yang dihasilkan dalam makanan. Walaupun sebagian besar penyakit akibat makanan disebabkan oleh bakteri, tetapi penyakit hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A yang disebarkan melalui kontaminasi feses terhadap makanan, air, atau susu. 4. Suhu Suhu lingkungan yang nyaman bervariasi untuk setiap individu. Suhu yang nyaman berada pada rentang C. Terpapar suhu udara yang sangat dingin dalam waktu yang lama menyebabkan radang dingin (frostbite) dan hipotermia. Hipotermi terjadi saat suhu tubuh = atau < 35 0 C, denyut jantung lemah dan tidak teratur, pernafasan dangkal dan lambat, muka pucat, menggigil. Dapat terjadi kematian. Pemaparan panas yang ekstrem dapat menyebabkan heatstroke (sengatan terik matahari) atau heat exhaustion (udara yang panas). Heat exhaustion menyebabkan diaforesis yang berlebihan, hipotensi, perubahan status mental, kejang otot, dan mual. Heatstroke adalah salah satu kondisi yang mengancam kehidupan dengan ditandai oleh perubahan status mental yang berat, koma, hiperpireksia dengan kulit kering yang panas, dan suhu rectal > C. Klien yang menderita sakit kronik, lansia dan bayi mempunyai risiko terbesar mengalami cedera akibat panas yang ekstrem. 2. Konsep Rasa Nyaman

7 Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000). Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) megungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu: a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh. b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial. c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan). d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien. Kebutuhan rasa nyaman(aziz 2004:172, Kebutuhan Dasar Manusia) yang dimaksud di sini adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari nyeri dan hipo/hipertermia mengingat nyeri dan hipo/hipertermia merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perasaan tidak nyaman bagi tubuh. Rasa tidak nyaman ini ditunjukkan dengan ada tanda dan gejala seperti ketika ada nyeri, pasien menunjukan prilaku protektif dan tidak tenang,peningkatan tekanan, frekuensi nadi, peningkatan atau penurunanan napas, diaforesis, wajah mnyeringai, dan prilaku distraksi, sperti menangis dan merintih. Sedangkan rasa nyaman pada hipo/hipertermia merupakan suatu keadaan yang dialami pasien dengan merasakan kedinginan atau kepanasan yang ditandai dengan suhu dibawah 35,5 0 C (hipotermia) dan diatas 37 0 C (hipertermia). Faktor faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan 1. Emosi Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan 2. Status Mobilisasi

8 Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury 3. Gangguan Persepsi Sensory Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan 4. Keadaan Imunits Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit 5. Tingkat Kesadaran Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur. 6. Informasi atau Komunikasi Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan. 7. Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya. 8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok 9. Status nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu. 10. Usia Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri 11. Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya. 12. Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai. 3. Gangguan Rasa Aman dan Nyaman ( Hipotermia) 1. Kebutuhan Rasa Nyaman (Hipotermia) a. Definisi

9 Hipotermia berasal dari kata hypo dan termios yang berarti suatu kondisi kesehatan dimana tubuh kehilangan suhu panasnya secara cepat sehingga menyebabkan temperature tubuh menurun drastis. Hipotermia terjadi jika suhu tubuh di bawah 35 o C. Saat suhu tubuh menurun drastis maka jantung, sistem saraf dan organ tubuh lainnya tidak dapat bekerja dengan baik dan pada akhirnya akan menyebabkan gagal jantung, rusaknya sistem pernapasan bahkan kematian. Dan dapat dialami oleh bayi hingga lansia. 2. Gejala dan Indikasi Hipotermia terjadi bila terjadi penurunan suhu inti tubuh dibawah 35 C (95 F). Pada suhu ini, mekanisme kompensasi fisiologis tubuh gagal untuk menjaga panas tubuh. Hipotermia diawali dengan gejala kedinginan seperti biasa, dari badan gemetar menahan dingin sampai gigi berkerotakan karena tidak kuat menahan dingin. Bila tubuh korban basah, maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.biasanya pederita merasa kurang nyaman dengan suhu tubuhnya. Ciri-ciri Hipotermia di bedakan menjadi dua yaitu Hipotermia ringan dan Hipotermia yang akut atau berat. Ciri-ciri hipotermia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : - Hipotermia Ringan Ciri-ciri orang yang terkena Hipotermia ringan adalah bicara melantur, kulit menjadi agak pucat, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, badan menggigil. Keadaan penderita akan menjadi semakin memburuk jika tidak segera ditangani. - Hipotermia Berat Ciri - ciri orang yang terkena Hipotermia berat penderita akan mulai berhalusinasi dan tidak lagi merasa kedinginan bahkan akan merasa kegerahan sehingga penderita bisa melepaskan pakaiannya satu-persatu. Keadaan ini sangat berbahaya sehingga harus segera di berikan penanganan yang cepat namun harus dengan hati hati. - Stadium lanjut hipotermia Ciri cirri orang yang terkena Hipotermia stadium lanjut adalah muka pucat, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian tubuh lainnya pucat, Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema).

10 3. Faktor Penyebab Hipotermia Menurut DepKes RI, 2010, faktor penyebab Hipotermia adalah : a. Faktor lingkungan b. Syok c. Infeksi d. Gangguan endokrin metabolik e. Kurang gizi, energi protein( KKP) f. Obat- obatan g. Aneka cuaca

11 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Keperawatan Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang : 1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan) Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya. 2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST) Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time) 3. Riwayat perkembangan - Remaja Penggunaan obat-obatan dan alkohol yang bisa menyebabkan pembunuhan dan bunuh diri Kecelakaan kendaraan bermotor - Orang dewasa Penggunaan alkohol Perokok - Lansia Risiko jatuh Luka bakar, kecelakaan mobil - Bayi todler, prasekolah Bahaya keracunan krn meningkatnya aktivitas oral, dan kemampuan mengeksplorasi lingkungan Risiko jatuh - Anak sekolah

12 Lebih berisiko cedera oleh orang karena anak Usia sekolah lebih berpartisipasi dalam berbagai aktivitas di luar rumah dan lingkungan sekitar rumahnya. 4. Riwayat kesehatan - Keluarga Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang sama. - Masalalu Dalam hal ini yang perlu dikaji adalah apakah dahulu pasien pernah mengalami masalah/penyakit yang sama atau penyakit lain yang dapat memicu timbulnya masalah lain. - Saat ini Dalam hal ini yang dikaji adalah tentang bagaimana kondisi kesehatan pasien pada waktu ini. 5. Riwayat psikososial Riwayat sosiaol yang perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll. Sedangkan psikologinya disini perawat perlu mengetahui tentang : 1. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya meliputi: - Faktor faktor yang berhubungan dengan sistem sensori komunikasi klien seperti adanya perubahan perilaku klien karena perubahan sensori komunikasi : halusinasi, gangguan proses pikir, kelesuan, ilusi, kebosanan dan tidak bergairah, perasaan terasing, kurangnya konsentrasi, kurangnya koordinasi dan keseimbangan. - Faktor risiko yang berhubungan dengan keadaan klien : kesadaran menurun, kelemahan fisik, immobilisasi, penggunaan alat bantu. 2. Pengaruh sakit terhadap cara hidup 3. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi 4. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi 7. Riwayat spiritual 8. Pemeriksaan fisik Dibawah ini adalah salah satu pengkajian yang dilakukan perawat terhadap pasien yang mengalami gangguan rasa aman dan nyaman yang disebabkan oleh hipotermia. 1. Biodata pasien a. Identitas Klien Nomor Register : Nama Pasien : Tn. L

13 Umur Jenis Kelamin Agama : 65 tahun : Laki-laki : Kristen Alamat : Jl. Kenanga No. 3 Suku/Bangsa b. Identitas penanggung Nama Umur Agama : Jawa/Indonesia : Tn. M : 35 tahun : Kristen No. RM : Tgl. Pengkajian : 10 Februari 2004 Pekerjaan : Karyawan Bank Swasta Hubungan dengan klien : anak kandung Alamat ; Jl. Kenanga No Alasan masuk RS Klien merasa menggigil, ekstremitas dingin dan tampak gelisah di rumah tanggal 1 November Riwayat kesehatan saat ini Klien mengatakan pada tanggal 1 November 2014 sekitar pukul pagi klien merasa kedinginan dan gelisah. Kemudian klien memakai jaket tetapi tidak ada perubahan. Lalu klien dan keluarga pergi ke dokter praktek dan klien dianjurkan untukopname. 4. Riwayat kesehatan masa lalu Menurut klien bahwa dia pernah dioperasi App pada umur 20 tahun dan juga pernah dirawat karena menderita ulkus peptikum. 5.Riwayat Psikososial I. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya -Pola koping: Klien dapat menerima keadaan penyakitnya sebagai suatu yang wajar terjadi di usia tua. -Harapan klien tentang penyakitnya: Klien berharap penyakitnya sembuh dan tidak dapat kambuh lagi dan jangan sampai dirawat lagi di RS.

14 -Faktor stressor: Merasa bosan dan diam terus di rumah. -Konsep diri: Klien tidak merasa rendah diri karena penyakitnya dianggap wajar terjadi pada usia tua. -Hubungan dengan masyarakat: Klien di lingkungan bergabung dengan masyarakat lainnya. -Aktivitas sosial: Klien mau mengikuti kegiatan di sosial di masyarakat sesuai dengan kemampuannya. -Kegiatan keagamaan: Klien rajin ke gereja -Keyakinan tentang kesehatan Klien menyadari bahwa kesehatan itu merupakan hal yang paling penting. II. Pemeriksaan Fisik Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat. Auskultasi : tekanan darah menurun. III. Observasi Observasi TTV S : 33 ºC N : 50 x/menit TD : 90/60 mmhg P : 24 x/menit III. Pengelompokan Data Data Objektif 1. Suhu tubuh 33º C 2. Kulit teraba dingin 3. Tampak menggigil 4. Gelisah

15 5. Mengantuk 6. Tampak pucat dan menggigil 7. Pemenuhan ADL dilakukan oleh perawat dan keluarga 8. Tampak cemas dan ketakutan 9. Klien dan keluarga sering menanyakan kondisinya 10.Observasi TTV: S : 33 ºC TD : 90/60 mmhg Data Subjektif 1. Pasien merasa menggigil 2. Merasa lemah N : 50 x/menit P : 24 x/menit 3. Pasien merasa mengantuk terus 4. Pasien sering menanyakan kondisinya 5. Klien merasa tidak berdaya akan kondisinya B. Diagnosis Keperawatan Kegiatan dalam diagnosa keperawatan: Analisa data Identifikasi masalah Formulasi diagnosa Pada data focus dibagi menjadi 2 yaitu: Data Obyektif ( data yang didapat dari hasil pemeriksaan,dan dari hasil observasi perawat), Data Subyektif ( data yang didapat dari keluhan pasien/dari hasil anamnesa). Data ini untuk mempermudah perawat dalam menentukan masalah kebutuhan pasien Pada data etiologi diisi berdasarkan masalah yang berhubungan dengan penyakit pasien. Data etiologi ini berguna untuk mempermudah perawat dalam merumuskan diagnosa dan intervensi. Pada kotak masalah diisi kebutuhan yang telah ditentukan oleh perawat sesuai dengan data-data yang telah didapat dan ditulis pada data focus. Masalah ini berfungsi untuk mempermudahkan perawat dalam perumusan diagnosa dan perencanaan tindakan terhadap pasien.

16 Salah satu diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan pemenuhan rasa aman dan nyaman adalah hipotermi (selain nyeri) yaitu dengan proses pendiagnosisan seperti di bawah ini: I. Analisa Data No. Data DO : - Umur klien 65 tahun - Suhu tubuh 33 ºC - Kulit teraba dingin - Tampak menggigil DS: - Merasa dingin dan - Merasa menggigil 2. DO: - Tampak lemah - Pemenuhan ADL dilakukan oleh perawat dan keluarga DS: - Merasa lemah 3. DO: - Klien sering menanyakan kondisinya - Gelisah - Nampak cemas dan ketakutan DS: - Klien merasa tidak berdaya akan kondisinya II. Kemungkinan Penyebab Usia (65 tahun) menyebabkan disfungsi otonomi khususnya pada hipotalamus pada region post sehingga terjadi penurunan fungsi termoregulasi tubuh dan juga karena kehilangan massa otot dan cadangan lemak. Penurunan suhu tubuh menyebabkan penurunan metabolisme tubuh sehingga terjadi penurunan energi yang menyebabkan kelemahan. Kurangnya pengetahuan dan informasi sehingga keadaannya merupakan ancaman kehidupan. III. Diagnosa Keperawatan 1. Penurunan suhu tubuh berhubungan dengan regulasi suhu tak efektif akibat usia ditandai dengan: - Umur klien 65 tahun - Suhu tubuh 33 ºC - Kulit teraba dingin

17 - Tampak pucat dan menggigil 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suhu tubuh ditandai dengan: - Tampak lemah - Pembatasan aktivitas - Pemenuhan ADL dilakukan oleh perawat dan keluarga 3. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keadaan kondisinya (ancaman) ditandai dengan: - Nampak cemas dan ketakutan - Klien dan keluarga sering menanyakan kondisinya - Gelisah C. Intervensi Hal-hal yang didokumentasikan pada tahap perencanaan : 1. Seperangkat tujuan dan kriteria hasil sesuai dengan prioritas masalah. 2. Tindakan keperawatan mandiri diprioritaskan kemudian tindakan keperawatan kolaborasi. 3. Pendidikan kesehatan kepada pasien dan atau kepada keluarga. 4. Rencana tindakan harus logis dan operasional 5. Berikan tanda tangan dan nama jelas Pada format ini juga terdapat kolom-kolom yaitu kolom tanngal, no.dx, tujuan, kriteria hasil, intervensi, dan rasional. Tanggal diisi berdasarkan kapan perawat membuat intervensi/rencana tindakan untuk memenuhi kebutuhan pasien.berguna untuk memepermudah perawat dalam perencanaan dan pendokumentasian. No.Dx dituliskan berdasarkan jumlah masalah yang sebelumnya telah ditentukan oleh perawat. Tujuannya agar mempermudah perawat dalam penyusuanan data dan mengurangi kemungkinan terjadinya pertukaran data pada setiap kebutuhan. Tujuan Dan Kriteria Hasil ditulis berdasarkan masalah yang terdapat pada pasien berfungsi untuk memudahkan perawat dalam menyusun intervensi dan menjadi patokan bagi perawat untuk melakukan asuhan keperawatan. Kriteria Hasil biasanya ditulis berdasarkan data tidak normal yang terdapat pada data focus dan ditulis menjadi keadaan normal.

18 Intervensi diisi berdasarkan rencana perawat dalam memenuhi kebutuhan pada pasiennya. Berfungsi untuk memudahkan perawat dalam melakukan tindakan keperawatan. Disetiap intervensi harus memiliki rasional. Intervensi keperawatan harus ditulis dengan spesifik dan dinyatakan denagn jelas(operasional) dan dimulai dengan kata kerja/kata perintah. Pda penyusunan intervensi perawat juga harus merencanakan tindakan mandiri dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain. Rasional ditulis sesuai pada intervensi yang telah dibuat oleh perawat, rasional disertakan untuk membantu perwat pelaksanaan dalam menhubungkan prinsip patofisiologi dan psikologi dengan intervensi keperawatan yang dipilih. Perencanaan tindakan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman terutama hipotermi yaitu: 1. Penurunan suhu tubuh berhubungan dengan regulasi suhu tak efektif akibat usia ditandai dengan: - Umur klien 60 tahun - Suhu tubuh 35 ºC - Kulit teraba dingin - Tampak pucat dan menggigil Tujuan: mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria - Suhu ºC - Tidak menggigil - Tidak pucat Intervensi: a. Pantau suhu klien setiap 2 jam Rasional: perubahan suhu yang signifikan membantu dalam pemberian intervensi. b. Berikan selimut tambahan Rasional: pemberian selimut tambahan dapat mengurangi evaporasi dan radiasi sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan. c. Berikan buli-buli panas pada kaki Rasional: memberikan rangsangan panas dari luar untuk membantu mempertahankan suhu tubuh yang optimal d. Pantau suhu lingkungan Rasional: menjaga suhu lingkungan tetap konstan sehingga tidak terjadi

19 pertukaran antara suhu tubuh dan suhu ruangan. e. Batasi aktivitas Rasional: aktivitas yang tinggi meningkatkan metabolisme tubuh sehingga meningkatkan pengeluaran panas dari tubuh. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suhu tubuh ditandai dengan: - Tampak lemah - Pembatasan aktivitas - Pemenuhan ADL dilakukan oleh perawat dan keluarga Tujuan: aktivitas terpenuhi dengan kriteria - Observasi TTV dalam batas normal (S: ºC, Nadi: 80 x/menit,td : 130/80 mmhg, P : 24 x/menit). - Pemenuhan ADL oleh klien Intervensi: a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan parameter frekuensi nadi 20/menit di atas frekuensi istirahat. Rasional: parameter menunjukkan respons fisiologis pasien terhadap stress aktivitas. b. Kaji kesiapan klien untuk meningkatkan aktivitas karena kelemahan. Rasional: stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk memajukan tingkat aktivitas individual. c. Berikan bantuan sesuai kebutuhan Rasional: teknik penghematan energi, menurunkan penggunaan energi sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. d. Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas. Rasional: Pengaturan jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan. e. Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila perlu Rasional: membantu meningkatkan harga diri klien bila melakukan sendiri.

20 3. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keadaan kondisinya (ancaman) ditandai dengan: - Nampak cemas dan ketakutan - Klien dan keluarga sering menanyakan kondisinya - Gelisah Tujuan: cemas teratasi dengan kriteria: - Tidak cemas - Muka tampak cerah - Keluarga dan klien kooperatif terhadap asuhan keperawatan Intervensi: a. Kaji rasa cemas untuk validasi observasi klien misalnya: apakah merasa takut. Rasional: perasaan adalah nyata dan membantu klien untuk terbuka sehingga dapat mendiskusikan dan menghadapinya. b. Catat petunjuk perilaku misalnya: gelisah Rasional: indikator derajat/stress, di mana dapat terjadi sebagai akibat gejala fisik kondisinya. c. Tentukan persepsi klien tentang proses penyakitnya. Rasional: membuat pengaturan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu. d. Dorong klien menyatakan perasaannya. Rasional: membuat hubungan terapeutik dan membantu klien untuk mengidentifikasi masalah yang menyebabkan kecemasan. f. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan. Rasional: keterlibatan klien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa kontrol dan membantu menurunkan kecemasan. g. Catat pembatasan fokus perhatian klien misalnya: konsentrasi pada suatu hal pada waktu tertentu. Rasional: penyempitan fokus umumnya merefleksikan rasa tak kepanikan. h. Berikan lingkungan tenang dan istirahat Rasional: memindahkan klien dari stress luar, meningkatkan relaksasi dan

21 membantu menurunkan ansietas. i. Bantu klien menggunakan mekanisme koping misalnya: teknik mengatasi stress. Rasional: mekanisme koping mampu mengatasi masalah. j. Dorong keluarga untuk menyatakan perhatiannya. Rasional: tindakan dukungan dapat membantu mengurangi stress. D. Implementasi / Pelaksanaan Merupakan pelaksanaan rencana intervensi keperawatan Terdiri semua aktivitas yang dilakukan oleh perawat dan klien untuk merubah efek dari masalah dilakukan oleh : a. Perawat b. Perawat dan klien c. Perawat dan keluarga d. Perawat, klien dan keluarga e. Tenaga non keperawatan lain Dan kegiatan yang dilakukan : 1. Melanjutkan pengumpulan data dan pengkajian. Pada saat melakukan kegiatan perawat tetap menjalankan pengkajian dan pengumpulan data 2. Melaksanakan intervensi keperawatan 3. Mendokumentasikan asuhan keperawatan 4. Memberikan laporan keperawatan secara verbal 5. Mempertahankan rencana asuhan Tujuan Dokumentasi Pelaksanaan 1. Mengevaluasi kondisi kesehatan pasien dalam periode yang singkat (evaluasi formatif) setelah tindakan dilakukan. 2. Mengetahui jumlah tenaga/jenis tenaga kesehatan yang terlihat langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 3. Mengetahui jenis tindakan keperawatan yang telah diberikan. 4. Mengetahui pendidikan kesehatan yang telah diberikan. 5. Dokumentasi legal intervensi keperawatan yang telah diberikan kepada klien dan keluarganya

22 Hal-hal yang perlu didokumentasikan pada tahap implementasi : 1. Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan. 2. Mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan intervensi tersebut 3. Mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk hasilnya 4. Berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang telah melakukan intervensi. Pengimplementasian proses keperawatan pada pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman terutama hipotermi yaitu: Implementasi untuk diagnosa: penurunan suhu tubuh berhubungan dengan regulasi suhu tak efektif akibat usia. 1.Tanggal 10 Februari 2004 jam Memantau suhu klien setiap 2 jam (suhu: 35,5 ºC) 2. Tanggal 10 Februari 2004 jam Memberikan selimut tambahan 3.Tanggal 10 Februari 2004 jam Memberikan buli-buli panas pada daerah kaki 4.Tanggal 10 Februari 2004 jam Memantau suhu lingkungan kamar klien 5.Tanggal 10 Februari 2004 jam Membatasi aktivitas klien dengan memenuhi segala kebutuhan klien di tempat tidur. Catatan: untuk diagnosa ke-2 dan ke-3 implementasinya disesuaikan dengan intervensi. E. Evaluasi Macam-macam evaluasi yaitu: 1. Evaluasi formatif Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat / setelah dilakukan tindakan keperawatan

23 Ditulis pada catatan perawatan Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing 2. Evaluasi Sumatif Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan Ditulis pada catatan perkembangan Evaluasi ditulis setiap kali setelah semua tindakan dilakukan terhadap pasien. Pada tahap evaluasi dibagi menjadi 4 tahap yaitu : S : Hasil pemeriksaan terakhir yang dikeluhkan oleh pasien biasanya data ini berhubungan dengan criteria hasil O : Hasil pemeriksaan terkhir yang dilakukan oleh perawat biasanya data ini juga berhubungan dengan criteria hasil. A : Pada tahap ini dijelaskan apakah masalah kebutuhan pasien telah terpenuhi atau tidak P : Dijelaskan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap pasien. Evaluasi proses keperawatan pada pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman terutama hipotermi yaitu: Evaluasi untuk diagnosa: penurunan suhu tubuh berhubungan dengan regulasi suhu tak efektif akibat usia. S : Klien mengatakan tidak merasa menggigil lagi O : - Suhu tubuh 37 ºC - Kulit tidak teraba dingin - Tidak pucat A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

24 BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Jadi, kebutuhan rasa aman adalah sebuah keadaan yang bebas dari cedera fisik, perasaan terasa tenang bebas dari ancaman sehingga hidup seseorang terasa tentram yang dipengaruhi oleh kebutuhan seperti oksigen,kelembapan, nutrisi dan suhu sedangkan kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu: fisik, sosial, psikospiritual, dan lingkungan. Kemudian dalam melakukan pengkajian perawat perlu mengkaji biodata pasien,keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST), riwayat perkembangan ( remaja, orang dewasa,lansia,bayi todler, prasekolah, anak sekolah) dan riwayat psikososial, lalu setelah itu proses keperawatan dilanjutkan dengan tahap diagnosis keperawatan, intervensi ( perencanaan), implementasi (pelaksanaan) dan evaluasi. Itulah 5 proses keperawatan yang wajib perawat lakukan saat memberikan pelayanan asuhan keperawatan kebutuhan rasa aman dan nyaman (hipotermi). DAFTAR PUSTAKA

25 Barakuseinata Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman. (Diakses 27 Oktober 2014) Judith M.Wilkinson Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC Hidayat, AAA., Musifatul Uliyah Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC. Potter, Perry Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4, Jakarta: EGC. Jurnal,Bidan Hipotermi pada Bayi. (Diakses 27 Oktober 2014)

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN. Niken Andalasari

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN. Niken Andalasari KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN Niken Andalasari PENGERTIAN Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006) Perubahan kenyamanan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN. FATWA IMELDA, S.Kep, Ns

KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN. FATWA IMELDA, S.Kep, Ns KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN FATWA IMELDA, S.Kep, Ns PENGERTIAN Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya / kecelakaan. ( Tarwoto dan Wartonah,

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Aman Nyaman 1. Definisi Aman Nyaman Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB I PENDAHULUAN. xiv xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Kecemasan

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. Ini menjadi prinsip keperawatan bahwa asuhan keperawatan yang

Lebih terperinci

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Halusinasi 2.1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007) BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena

Lebih terperinci

Metodologi Asuhan Keperawatan

Metodologi Asuhan Keperawatan Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bio-psiko-sosio-spritual-kutural. Asuhan keperawatan yang diberikan harus

BAB I PENDAHULUAN. bio-psiko-sosio-spritual-kutural. Asuhan keperawatan yang diberikan harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi bio-psiko-sosio-spritual-kutural. Asuhan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan keseluruhan

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan

Lebih terperinci

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA BY: BASYARIAH LUBIS, AMKeb, sst, mkes Makhluk Yang Utuh atau paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial & Spiritual. Makhluk Biologis : Sistem organ tubuh Lahir, tumbang,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)

Lebih terperinci

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut Konsep kenyamanan Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Fokus Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Juni 2011 jam 16.00 WIB pada keluarga Tn.L (60th). Tn.L merupakan kepala keluarga dari Ny. N (51th) dan kedua anaknya

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 1 BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 mmhg,yang terjadi pada seseoang paling sedikit tiga waktu terakhir yang berbeda (who 1978,komisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio

Lebih terperinci

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah

Lebih terperinci

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016 PENGANTAR SEKITAR TAHUN 1950, ABRAHAM MASLOW (PSIKOLOG DARI AMERIKA) MENGEMBANGKAN TEORI TENTANG KEBUTUHAN DASAR MANUSIA YANG DIKENAL DENGAN ISTILAH HIERARKI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 1 HIERARKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari BERDUKA DAN KEHILANGAN Niken Andalasari DEFENISI KEHILANGAN adalah kenyataan/situasi yang mungkin terjadi dimana sesuatu yang dihadapi, dinilai terjadi perubahan, tidak lagi memungkinkan ada atau pergi/hilang.

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang 27 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang ditemukan pada pasien An.T adapun permasalahan tersebut sebagai berikut: A. Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE ) Jl.K.H. ZainalMustofa No. 310 Tasikmalaya Telp. ( 0265 ) 322333, Fax. ( 0265 ) 326767, E-Mail : rumahsakit.tmc@gmail.com www.rstmc.co.id SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 ) BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea 38 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A post operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal distres di bangsal Annisa RS PKU Muhammadyah Surakarta, maka

Lebih terperinci

CATATANPERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) WIB (skala nyeri : 8)

CATATANPERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) WIB (skala nyeri : 8) Lampiran CATATANPERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari/ Tanggal 1 Selasa 18 Juni Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 20.20 -Mengkaji skala nyeri klien (skala nyeri : 8) nyeri

Lebih terperinci

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan dasar yang

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia? Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN FISIK. Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:

PEMERIKSAAN FISIK. Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah: PEMERIKSAAN FISIK Tanda-tanda vital adalah setiap perubahan yang berbeda dengan keadaan normal sehingga dianggap sebagai indikasi yang pentin g men genai keadaan kes ehatan seseorang (Potter&Perry, 1997)

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : Lampiran I PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : 462010066 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Z DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DisusunOleh : HILYATUN NISA J 200 090

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan istilah yang menggambarkan keadaan khawatir dalam kehidupan sehari-hari (Dalami, 2005). Kecemasan dapat ditimbulkan dari peristiwa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 06.45

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013 LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Tabel 4. Catatan perkembangan asuhan keperawatan pada Tn. O dengan prioritas masalah kebutuhan dasar tidur di RS Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan Implementasi dan Evaluasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Dalam pembahasan ini penulis akan membahas tentang kasus yang diambil dengan judul Penerapan teknik relaksasi genggam jari pada asuhan keperawatan kecemasan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA Nur Hasanah* dan Heti Latifah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

FRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

FRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI FRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu membedakan antara frustrasi dan stress Mengerti gejala stress Mampu menjelaskan terjadinya stress Menguraikan cara-cara mengatasi stress

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks, tidak stress, menganggur,.. Namun tidak berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik. BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Persepsi ialah daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta perbedaan antara suatu hal melalui proses mangamati, mengetahui dan mengartikan setelah panca indranya

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal 19-01-2009 A. Data identitas Data yang diperoleh dari pasien adalah : Nama kepala keluarga Tn. G, pendidikan SD dan beliau

Lebih terperinci