Makalah. Filsafat Neo Marxisme
|
|
- Yuliana Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Makalah Filsafat Neo Marxisme Nama : Rustam Efendy NPM : Kelas Mata Kuliah Dosen Pembina : XIII / B : Filsafat Ilmu : Prof.Dr.H.M.Tauhid Noer SH.MH.MPd
2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembahasan mengenai filsafat-filsafat yang berkembang di dunia ini sangat beragam.mulai dari pandangan-pandangan dari para filsuf awal seperti Plato, Aristoteles, Socrates, sampai filsuf-filsuf jaman pertengahan dan jaman modern ini. aliran-aliran filsafat telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan jaman. Masing-masing aliran menyampaikan gagasan utamanya, yang bila dirunut lebih jauh kita akan menemukan bahwa mereka berfilsafat sebagai respon terhadap keadaan yang berkembang di masyarakat pada jamannya. Salah satu aliran filsafat kontemporer, yaitu aliran Neo-Marxisme. Filsafat Neo Marxisme (atau yang sering disebut Teori Kritis ) adalah aliran filsafat Kontemporer yang berdasarkan filsafat Marx, dan melampaui Marx dalam menghadapi masyarakat industri maju. Mazhab Frankfurt, demikian aliran ini biasa disebut, didirikan oleh Felix Weil tahun 1923, seorang anak pedagang gandum yang kaya dan juga seorang sarjana dalam bidang ilmu politik. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat di rumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang tokoh dan ajarannya 2. Bagaimana yang dimaksud dengan Filsafat Neo Marxisme (atau yang sering disebut Teori Kritis ) C. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui latar belakang tokoh 2. Untuk mengetahui Filsafat Neo Marxisme (atau yang sering disebut Teori Kritis )
3 D. MANFAAT PENULISAN Manfaat dari penulisan ini dapat menghetahui sejauh mana Filsafat Neo Marxisme (atau yang sering disebut Teori Kritis ) terhadap perkembangan dan hubungan sosial kita dalam kehidupan di dunia ini. BAB II PEMBAHASAN A. LATAR BELAKANG TOKOH NEO-MARXISME DAN AJARANNYA
4 Filsafat Neo Marxisme (atau yang sering disebut Teori Kritis ) adalah aliran filsafat Kontemporer yang berdasarkan filsafat Marx, dan melampaui Marx dalam menghadapi masyarakat industri maju. Mazhab Frankfurt, demikian aliran ini biasa disebut, didirikan oleh Felix Weil tahun 1923, seorang anak pedagang gandum yang kaya dan juga seorang sarjana dalam bidang ilmu politik. Secara umum, latar belakang filsafat Neo-Marxisme merupakan reaksi terhadap kebanggaan atas keberhasilan pembangunan fisik sedangkan di sisi lain masyarakat mengalami kekosongan jiwa sebagai produk kapitalisme. Sejak jaman pencerahan (abad 19), industrialisasi telah mengubah wajah dunia dengan mesinmesin industri massal yang menggantikan peran manusia. Apa yang semula dikerjakan oleh tangan manusia diganti dengan mesin. Dalam perkembangan awalnya memang hal ini menjanjikan sebuah dunia baru di mana manusia dipermudah dan disejahterakan. Namun di balik semua keberhasilan industrialisasi dan modernitas tersebut, terjadi dampak yang tidak dapat dihindari, yaitu alienasi manusia; manusia mengalami keterasingan baik dengan lingkungan maupun dirinya sendiri. Di samping itu, paham kapitalisme yang digagas Barat sangat mempengaruhi perilaku manusia. Individualisme menjadi hal yang tak terelakkan. Semua orang mengejar pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan pribadi. Persaingan bebas yang dimaksudkan sebagai stimulus untuk kemajuan telah menjadi bumerang bagi perkembangan kejiwaan manusia. Manusia menjadi lebih peduli terhadap kepentingannya sendiri, bahkan kalau perlu sampai mengorbankan kepentingan orang lain. Yang terjadi adalah siapa dapat menguasai, dialah yang menikmati. Dalam fenomena tersebut, ada sisi manusia sebagai makhluk sosial yang diabaikan. Hubungan antar manusia tidak lagi dipandang sebagai relasi antar pribadi, tetapi telah menjurus kepada relasi kepentingan. Ada sesuatu yang hilang dalam hubungan tersebut, yaitu sisi sosial. Benarlah komentar yang mengatakan, produksi tidak [lagi] ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi kebutuhan manusia diciptakan dan dimanipulasi demi produksi. (Misnar Munir, 2000:68) Inilah yang disebut kekosongan jiwa. Dalam keprihatinan akan gejala inilah aliran filsafat Neo-Marxisme ini muncul dan memberikan sumbangsih bagi kemanusiaan yang sesungguhnya. Dalam aliran Neo-Marxisme ini ada beberapa tokoh yang penting, di antaranya adalah Max Horkheimer, Theodor W. Adorno, Herbet Marcuse, dan Jurgen Habermas. Dua tokoh pertama, yaitu Horkheimer dan Adorno bersama-sama menulis sebuah
5 buku Dialektik der Aufklaerung. Isinya adalah kritik terhadap rasio kritis. Pencerahan bertujuan utnuk membebaskan manusia dari ketakutan dan membangun kebebasannya. Pencerahan merupakan proyek penyingkiran mitos-mitos dalam terang akal budi. Point-point yang dikemukakan antara lain: a. Bagi mereka mitos dikenali sebagai isapan jempol yang selain tidak masuk akal, juga dalam sejarahnya, telah menindas masyarakat tradisional. b. Pencerahan (seperti dikemukakan oleh Kant) adalah kebangkitan manusia dari ketidakmatangan dirinya. Ketidakmatangan adalah ketidakmampuan untuk menggunakan pemahaman dirinya tanpa petunjuk orang lain. c. Pengembangan ilmu dan teknologi modern dalam masyarakat melalui sistem pendidikan, ekonomi, dan industri cepat atau lambat akan mengusir mitos-mitos tersebut jauh-jauh dari benak mereka. Namun dalam kenyataannya, sejarah ilmu dan teknologi juga berubah menjadi mitos baru. d. Dominasi pada masa kapitalisme lanjut dapat dilacak dari ide Yunani awal tentang bagaimana orang (subyek) dapat menguasai dunia (obyek). Adorno dan Horkheimer mengembangkan konsep industri budaya yang mengacu pada dunia hiburan dan media massa. Sedangkan Herbert Marcuse mengkritik perkembangan masyarakat industri modern. Dikatakannya bahwa hal tersebut telah membawa berbagai permasalahan yang tidak mudah dipecahkan dan menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup umat manusia di masa depan. Setelah perang dunia, teknologi modern dijadikan tumpuan harapan untuk kemajuan. Suasana seperti ini telah mendorong pertumbuhan kapitalisme. Segala segi kehidupan diarhkan hanya pada satu tujuan: peningkatan kapitalisme. Oleh karena itu masyarakat menjadi tidak sehat, represif (menindas, menekan), dan mengurusi segala-galanya. Tokoh terakhir yang kita soroti adalah Jurgen Habermas yang masih hidup smpai sekarang. Menurutnya, filsafat Neo-Marxisme awal terlalu sepihak ketika menanggapi situasi yang berubah. Beberapa hal yang ditegaskannya antara lain: a. Bahwa teori tidak dapat dilepaskan dari praksis. b. Pengetahuan tidak pernah bebas dari nilai. Sikap teoritis selalu diresapi dan dijuruskan oleh kepentingan tertentu. B. FILSAFAT NEO-MARXISME
6 Pondasi teori Marxisme terangkum dalam tiga tema besar: Pertama adalah filsafat Materialisme, asas pokok filsafat ini, berdiri tegak di atas landasan Materialisme dialekika dan Materialisme historis. Kedua, politik ekonomi. Pembahasan yang paling urgen dalam masalah ini yaitu pandangan meterialisme dalam teori nilai laba atau keutungan, beserta segala yang terkait dengan hal itu; baik rentetan yang mempengaruhi kondisi sosial masyarakat. Ketiga; konsep ketatanegaraan dan pendangan revolusi. Teori marxisme ini yang kemudian dikembangkan oleh Noe-Marxisme.Marx menegaskan bahwa komunisme adalah penghapusan hak milik, alienasi diri manusia. Komunisme tidak lain adalah kembalinya manusia kepada fitrahnya sebagai makhluk sosial. Marx menegaskan bahwa: 'komunisme sebagaimana suatu perkembangan penuh naturalisme adalah humanisme', selanjutnya ditandaskan bahwa 'sebagaimana suatu perkembangan penuh humanisme adalah naturalisme'. Dalam Thesis On Feuerbach, dikatakan bahwa: 'Para filsuf selama ini sibuk menafsirkan dunia, pada hal yang terpenting adalah bagaimana mengubah dunia'. Filsafat harus bersifat praxis, tidak untuk berpangku tangan melainkan berfungsi terapheutik bagi terciptanya humanisme. Pokok-pokok pikiran dari Noe-Marxisme adalah sebagai berikut: 1. Filsafat bukanlah sekedar kontemplasi, yaitu sebuah perenungan tentang sesuatu yang jauh dari realitas kehidupan. Bagi kaum Neo-Marxisme, filsafat dipahami sebagai sebuah pemikiran tentang hal-hal yang menyangkut kehidupan nyata kita sekarang ini. Jadi, filsafat haruslah mendarat di bumi dan bukan hanya tentang sesuatu di awan-awan yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan kenyataan kehidupan. 2. Filsafat seharusnya mengubah masyarakat, suatu upaya pembebasan manusia dari belenggu sebagai akibat dari pekerjaannya. Butir-butir pernyataan filsafat adalah sesuatu yang dikemukakan dan memiliki implikasi bagi peningkatan harkat kemanusiaan. Klaim-klaim yang dikemukakan oleh filsafat adalah klaim-klaim yang membuka pemahaman baru tentang sesuatu yang pada gilirannya mengubah kehidupan. 3. Objek analisis filsafat seharusnya adalah masyarakat saat ini, bukanlah masyarakat masa lalu. Setiap filsuf mengemukakan tesisnya berkenaan dengan kondisi masyarakat pada jamannya, sekalipun klaim-klaim yang dikemukakan dapat merupakan klaim-klaim universal dan melintasi waktu.
7 4. Suatu aufklaerung (pencerahan) yang menyingkapkan tabir kegelapan, yaitu upaya menyadarkan manusia tentang kemajuan semu masyarakat industri yang dehumanisasi. 5. Dengan pandangan bahwa revolusi mengakibatkan hal yang lebih mengerikan dan suasana represi yang lebih jahat, Neo-Marxisme menolak perubahan yang revolusioner. Gagasan-gagasan Marx, terutama karya-karya awal menjadi landasan teori kritisisme Neo-Marxisme diproyeksikan sebagai upaya untuk membongkar eksploitasi permanen kapitalis tua sekaligus melepaskan manusia dari eksploitasi manusia atas manusia. Marxisme direinterpretasikan secara kontekstual sesuai dengan perkembangan kapitalisme tua. Marxisme diteropong melalui ancangan baru. Unsur psikoanalisa dan kebudayaan, historisitas dikawinkan dengan basis ekonomi Marxisme ortodoks. Mazhab Frankfurt menerangkan inti Teori Kritis dari tiga tesis, yaitu; 1. Mempunyai pijakan khusus sebagai pedoman bagi tindakan manusia, penerangan dalam bertindak, dan pembebas manusia sebagai tindakan yang sadar. 2. Mempunyai kandungan kognitif; teori bentuk-bentuk pengetahuan. 3. Secara epistemologis berbeda secara essensial dengan teori-teori dari alam (Positivisme). Perbedaannya adalah, dalam Positivisme adalah Objektifikasi, sedangkan dalam Mazhab Frankurt adalah Reflektif. Meskipun Neo Marxisme eksistensinya berdasar pemikiran Marx, ada beberapa pemikiran Marx yang ditinggalkan, yaitu; 1. Pertentangan buruh (proletariat) dan kapitalis (borjuis) kehilangn relevansi. Analisa kelas kehilangan makna sebab proletariat terintegrasi ke dalam sistem. Analisa kelas juga kehilangan semangat revolusioner sehingga revolusi menjadi tidak berguna. 2. Kritik terhadap ekonomi kapitalis diganti dengan kebudayaan teknokratis secara menyeluruh. Marxisme sangat menentang kapitalisme dengan mengemukakan kebobrokan dampak yang ditimbulkannya. Tetapi dalam Neo-Marxisme, yang lahir dalam era teknologi, penekanannya lebih kepada kehidupan masyarakat yang teknokratis. 3. Neo-Marxisme menolak dogma inti dari Marxisme, yaitu perkembangan ekonomi menuju ke arah penghapusan masyarakat berkelas. Marxisme memiliki cita-cita untuk menghapus kelas-kelas dalam masyarakat dengan pemerataan dalam
8 perekonomian. Neo-Marxisme mengakui keberbedaan dan penghargaan kepada mereka yang berhasil karena berusaha dengan sungguh-sungguh, tanpa menafikan sisi sosial masyarakat. Ciri-ciri Neo-Marxisme seperti dikemukakan oleh Ben Angger antara lain adalah sebagai berikut: 1. Teori sosial kritis bertentangan dengan positivisme yang menyatakan bahwa sains harus menjelaskan hukum alam. Sebaliknya teori kritis percaya bahwa masyarakat ditandai oleh historisitas (selalu mengalami perubahan). 2. Positivisme membedakan masa lalu dan masa kini yang ditandai oleh dominasi, eksploitasi, dan penindasan, sedangkan teori sosial kritis menghubungkan masa lampau, masa kini dn masa depan. 3. Teori sosial kritis berkeyakinan bahwa struktur dominasi diproduksi oleh kesadaran palsu manusia dan dilanggengkan oleh ideologi. 4. Teori sosial kritis berkeyakinan bahwa perubahan dimulai dari kehidupan seharihari dalam keluarga dan tempat kerja. 5. Teori sosial kritis menggambarkan hubungan antara struktur dan manusia secara dialektis, serta menolak dominasi ekonomi. 6. Teori sosial kritis menolak bahwa kemajuan hanya dapat diraih melalui pengorbanan kebebasan dan hidup manusia. Mereka berkeyakinan bahwa manusia bertanggung jawab sepenuhnya atas kebebasan mereka agar tidak menindas yang lainnya demi masa depan. Bagi para penggagas Neo-Marxisme, kemajuan peradaban manusia perlu ditinjau ulang. Hal-hal yang harus ditinjau ulang antara lain: 1. Bukan kebutuhan yang menentukan proses produksi, tetapi kebutuhan diciptakan agar produksi terjual dengan memakai iklan. Bila ini terjadi, maka manusia telah melayani kemajuan sehingga manusia tereksploitasi untuk memenuhi tujuan kemajuan itu sendiri. Padahal kalau kita perhatikan dengan cermat, seharusnya kemajuan itu melayani kebutuhan manusia, meningkatkan harkat dan martabat manusia. 2. Teknologi berkembang menurut hukumnya sendiri, terlepas dari kontrol manusia. Seharusnya manusialah yang memiliki otoritas terhadap teknologi, bukan manusia bagi teknologi melainkan teknologi bagi manusia. 3. Industri barang-barang konsumtif menawarkan kebahagiaan semu dan manusia
9 tergantung pada banyak benda. Perilaku konsumtif telah membuat manusia merasa bahwa dengan memiliki lebih banyak barang, ia akan meras lebih bahagia. Tetapi kebahagiaan sejati bukanlah berasal dari benda, melainkan justru dari dalam diri manusia itu sendiri. Hukum kepuasan mengatakan bahwa semakin sering suatu kebutuhan dipenuhi akan semakin menurun tingkat kepuasan terhadap kebutuhan itu. 4. Manusia bekerja untuk konsumsi, bukan untuk mencukupi kebutuhan. Modernisasi telah membius manusia untuk terus-menerus mengejar produksi teknologi. Kebutuhan primer menjadi tidak lagi realistis relatif, yang pada akhirnya membuat manusia tidak pernah merasa cukup. 5. Teknologi modern tidak memanusiakan manusia, tetapi memperbudak. Manusia dipacu untuk mengimbangi teknologi. Manusia bukan lagi menjadi tuan melainkan hamba dari teknologi. 6. Kelancaran sarana-sarana tidak meningkatkan komunikasi antar manusia, melainkan mengisolasi. Sekarang ini sudah terlalu banyak eliminasi terhadap hubungan antar manusia. Sedikit contoh: Mesin ATM telah menggantikan kontak langsung antara nasabah dengan pegawai bank. Sistem mesin penjawab telah menghilangkan relasi personal. Sudah terlalu banyak bidang kini dikuasai oleh mesin dan bukan oleh manusia. BAB III KESIMPULAN Setelah kita menelusuri seluk beluk aliran filsafat Neo-Marxisme ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa aliran ini, dari sisi tujuan berfilsafat tidak dapat digolongkan kepada salah satu golongan, melainkan dalam mengemukakan klaim-
10 klaimnya, aliran ini menggunakan baik tradisional, analitis, maupun eksistensial. Bahwa aliran ini memberikan kontribusi penyeimbang bagi kemanusiaan tidak dapat disangkal. Sekalipun setelah kejatuhan komunisme, banyak yang mempertanyakan relevansi aliran ini, sumbangan-sumbangan pemikiran dari para tokohnya tidak dapat diabaikan begitu saja. Justru kehadiran aliran ini menolong kita untuk selalu mawas diri terhadap semua yang mungkin secara absolut telah kita anggap sebagai kebenaran. Esensi dari nilai-nilai kehidupan dipertanyakan kembali dan dibuka untuk menemukan kesejatian dalam makna kehidupan, yang pada gilirannya akan meningkatkan harkat kemanusiaan. Perlu dikemukakan beberapa kekuatan teori ini. pertama teori ini mendorong sikap kritis masyarakat terhadap dampak kapitalisme dan kebahagiaan masyarakat industri (Barat) adalah kebahagiaan yang semu. Yang tidak kalah pentingnya adalah bawa produksi yang dikembangkan unutk menciptakan kebutuhan baru akan melahirkan sikapkonsumtivisme. DAFTAR PUSTAKA 1. Agger, Ben, Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan dan Implikasinya (diterjemahkan oleh Nurhadi) Yogyakarta, Kreasi Wacana: Geuss, R., Ide Teori Kritis: Habermas dan Mazhab Franfurt (diterjemahkan oleh Robby H Abror), Yogyakarta, Panta Rhei Books: McCarthy, T., Teori Kritis Jurgen Habermas, Yogyakarta, Kreasi Wacana: Peffer R.G, Marxism, Morality, and Social Justice. Princeton University: 1990.
11
BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya
Lebih terperinciCRITICAL THEORIES Bagian II
CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer
Lebih terperinciSOSIOLOGI PENDIDIKAN
SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL KONFLIK TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. KARL MARX (1818-1883) 5. JURGEN HABERMAS 2. HEGEL 6. ANTONIO GRAMSCI 3. MAX HORKHEIMER (1895-1973) 7. HERBERT
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI ANALISIS
BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS 3.1 Teori Kritis Jurgen Habermas Habermas berasumsi bahwa modernitas merupakan sebuah proyek yang belum selesai. Ini artinya masih ada yang perlu untuk dikerjakan kembali.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,
Lebih terperinciFILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )
FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE (1866-1952) Filsafat Sejarah Croce (1) Benedetto Croce (1866-1952), merupakan pemikir terkemuka dalam mazhab idealisme historis. Syafii Maarif mengidentifikasi empat doktrin
Lebih terperinciSAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH
l Edisi 048, Februari 2012 P r o j e c t SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH i t a i g k a a n D Sulfikar Amir Edisi 048, Februari 2012 1 Edisi 048, Februari 2012 Sains, Islam, dan Revolusi Ilmiah Tulisan
Lebih terperinciSAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah penelitian yang bersifat intepretatif. Metode semiotika kualitatif interpretatif (interpretation), yaitu
Lebih terperinciTUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara
IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme
Lebih terperinciKRITIK TERHADAP MODERNITAS 1
TINJAUAN BUKU KRITIK TERHADAP MODERNITAS 1 DIALECTIC OF ENLIGHTENMENT Theodor W. Adorno dan Max Horkheimer: California: Stanford University Press, 2002 Abdul Fikri Angga Reksa Lembaga Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paulo Freire merupakan salah satu pemikir pendidikan yang berasal dari Brazil. Paulo Freire adalah tokoh penggagas pendidikan yang terkenal dengan gagasannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian
Lebih terperinciPANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.
PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi
Lebih terperinciPROPORSI PENILAIAN Tugas Mingguan 40% Diskusi Mingguan 20% Ujian Tengah Semester 20% Ujian Akhir Semester 20%
MATA KULIAH JUMLAH SKS DOSEN : SOSIOLOGI KRITIS : 2 SKS : TIM DESKRIPSI SINGKAT Sosiologi Kritis adalah sosiologi dari perspektif Kritis di mana materi yang terkandung di dalamnya dimaksudkan untuk membangkitkan
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA. Novia Kencana, S.IP, MPA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA Novia Kencana, S.IP, MPA novia.kencana@gmail.com Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciRANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato,
RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato, Aristoteles, thomas Aquinas muncullah Perenialisme.
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Penyelidikan filsafat selama ini adalah penyelidikan mengenai kegundahan manusia terhadap keberadaan dirinya secara internal dengan dunia eksternal di luar dirinya.
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT MAKALAH TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Oleh : FEBI GELAR RAMADHAN UNIVERSITAS WIDYATAMA FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB 1. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No.20 tahun 2003 juga memuat hakikat pendidikan yang menjadi tolok ukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pendidikan diselenggarakan untuk membebaskan manusia dari berbagai persoalan hidup yang membelenggunya. Hal ini mengandung pengertian bahwa pendidikan merupakan
Lebih terperinciNATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme
NATURALISME (1) Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik
Lebih terperinciJURGEN HABERMAS: TEORI KRITIS DENGAN PARADIGMA KOMUNIKASI
JURGEN HABERMAS: TEORI KRITIS DENGAN PARADIGMA KOMUNIKASI Oleh: Ajat Sudrajat Prodi Ilmu Sejarah FISE UNY A. Pendahuluan Jurgen Habermas adalah salah seorang tokoh dari Filsafat Kritis. Ciri khas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:
Lebih terperinciKELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2
KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di
Lebih terperinciFilsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU
RESENSI BUKU Judul : Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan Penulis : Mohammad Muslih Penerbit : Belukar Yogyakarta Cetakan : I, 2005 Tebal : XI + 269 halaman
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma Kritis merupakan salah satu paradigma yang di munculkan oleh Mazhab Frankurt, dengan seting landasan yang melatar belakanginya yaitu, adanya
Lebih terperinciRESPONS - DESEMBER 2009
Judul : Filsafat Manusia: Upaya Membangkitkan Humanisme Penulis : Kasdin Sihotang Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, 2009 Tebal : 166 halaman Harga : Rp 35.000 Tiada makhluk yang lebih paradoksal selain
Lebih terperinciKonflik Politik Karl Marx
Konflik Politik Karl Marx SOSIALISME MARX (MARXISME) Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan
Lebih terperinciFILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan
Lebih terperinciBAHAN AJAR PEMBELAJARAN VIII
BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VIII 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode/SKS : F1F 349/2SKS 3. Waktu Pertemuan : 1. x pertemuan (2 x 50 menit) 4. Pertemuan : VIII 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu jenis media dimana penyampaianya berupa teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh tertentu ataupun
Lebih terperinciDr. Abdul Kadir POSTMODERNISM POSTMODERNISME
Dr. Abdul Kadir POSTMODERNISM E MODERNISME POSTMODERNISME PENGERTIAN POSTMODERNISME 1. Postmodernisme adalah lawan dari modernisme yang dianggap tidak berhasil mengangkat martabat manusia modern (Lyotard).
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika
Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan
Lebih terperinciPRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT
INTERAKSI SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT 1. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial 2. Manusia berada di dalam sistem
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan
138 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Ideologi Posmarxisme Dalam Perkembangan Gerakan Anti Perang Masyarakat Global. Kesimpulan tersebut merujuk
Lebih terperinciNATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme
NATURALISME Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila masa depan adalah kenyataan, apakah masa depan akan dialami oleh setiap orang? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Tetapi yang paling terpenting adalah masa depan itu
Lebih terperinci* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik
Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori
Lebih terperinciBAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.
BAB V PENUTUP Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1. Kesimpulan Teologi pluralisme agama memang simpatik karena ingin membangun teologi
Lebih terperinciEPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR
EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Pengantar Epistemologi merupakan ilmu pengetahuan
Lebih terperinci2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hukum adalah pembatasan kebebasan setiap orang demi kebebasan semua orang... Kaidah hukum mengarahkan diri hanya pada perbuatanperbuatan lahiriah. Jadi. saya berbuat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masyarakat dewasa ini dapat dikenali sebagai masyarakat yang berciri plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik, kelompok budaya dan
Lebih terperinciImaji Vol. 4 - No. 2/ Februari 2009 RESENSI BUKU
RESENSI BUKU JUDUL BUKU : Cultural Studies; Teori dan Praktik PENULIS : Chris Barker PENERBIT : Kreasi Wacana, Yogyakarta CETAKAN : Ke-IV, Mei 2008 TEBAL BUKU : xxvi + 470 halaman PENINJAU : Petrus B J
Lebih terperinciFUNGSI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA.
FUNGSI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA. DI SUSUN OLEH : KELOMPOK III 1. ANISA ( 144012011006) 2. ANANG ROSADI ( 144012011005) 3. ANDRIAN. M ( 14401201007) 4. EDI PRAWOTO ( 144012011016) 5. HESTI
Lebih terperinciPEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Kritik Terhadap Mazhab Pembangunan (Developmentalism)
PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL Kritik Terhadap Mazhab Pembangunan (Developmentalism) Apakah pembangunan yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi sudah mampu mensejahterakan rakyat Indonesia? Indeks pembangunan
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme
KRITIK TERHADAP SISTEM EKONOMI SOSIALISME fakta Sosialisme Muncul Akibat Kezhaliman Kapitalisme thd Masyarakat Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme (1) Mewujudkan Kesamaan (Equity) Secara Riil (2)
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media,
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemikiran Baudrillard mendasarkan diri pada beberapa asumsi hubungan manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media, terutama peran media elektronik
Lebih terperinciModul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU
Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila Abstract: Pancasila sebagai Ideologi, dan ideologi
Lebih terperinciBAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari
BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme
Lebih terperinciPAHAM INTEGRALISTIK / KEKELUARGAAN INDONESIA
PAHAM INTEGRALISTIK / KEKELUARGAAN INDONESIA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. PIDATO SOEPOMO TENTANG TEORI KENEGARAAN
Lebih terperinciEstetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen
Estetika Desain Oleh: Wisnu Adisukma Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen inilah yang seringkali muncul ketika seseorang melihat sebuah karya seni. Mungkin karena tidak memahami
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan
344 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan tiga rumusan masalah yang ada dalam penelitian tesis berjudul Konstruksi Eksistensialisme Manusia Independen dalam Teologi Antroposentris Hassan Hanafi, maka
Lebih terperinciBAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat
40 A. Teori Perubahan Sosial BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX Kehidupan sosial itu sendiri tidak pernah bisa terlepas dari adanya suatu proses untuk menuju dalam perkembangan. Sebagaimana perubahan sosial
Lebih terperinciPENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TEORI KRITIS (Ke Arah Kontekstualisasi Pendidikan Yang Membebaskan)
31 PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TEORI KRITIS (Ke Arah Kontekstualisasi Pendidikan Yang Membebaskan) Achmad Bahrur Rozi (Dosen Prodi Penjaskesrek STKIP PGRI Sumenep) Email: rozy_170180@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciFILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI
Nama Mata Kuliah Modul ke: FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Posisi Filsafat dalam ilmu-ilmu 1) Filsafat dapat menyumbang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO. Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas,
78 BAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas, baik yang tampak ataupun tidak tampak. Manusia pun mau tidak
Lebih terperinciAreté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1
199 RESENSI BUKU 2 Simon Untara 1 Judul Buku : Tema-tema Eksistensialisme, Pengantar Menuju Eksistensialisme Dewasa Ini Pengarang : Emanuel Prasetyono Penerbit : Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Mereka bersih seperti kertas putih ketika
Lebih terperinciTiga Komponen Marhaenisme
Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung
Lebih terperinciRevolusi Paradigma Pendidikan Monday, 31 August :21
Kemanakah arah pendidikan nasional kita? Tidak jelas yang dituju. Centang perenang kebijakan pendidikan baik karena aktor maupun sistemnya membuat arah pendidikan nasional tidak pernah jelas yang mau dicapai.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang
220 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa krisis spiritual manusia modern dalam perspektif filsafat Perennial Huston Smith dapat dilihat dalam tiga
Lebih terperinciBAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN (MEMBANGUN KESADARAN PENGRAJIN BATU MERAH TERHADAP BELENGGU JURAGAN) A. Melepas Belenggu Monopoli Modal Juragan
95 BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN (MEMBANGUN KESADARAN PENGRAJIN BATU MERAH TERHADAP BELENGGU JURAGAN) A. Melepas Belenggu Monopoli Modal Juragan Problem terbesar pengrajin batu merah Pelem adalah terbelenggunya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
I.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Media Televisi merupakan media massa yang sangat akrab dengan masyarakat umum. Oleh sebab itu pula, televisi menjadi media yang memiliki penetrasi yang paling
Lebih terperinciTujuan pembangunan suatu negara adalah untuk pemenuhan kebutuhan masyarakatnya supaya mereka dapat hidup baik dan sejahtera. Untuk itu pembangunan
PENDAHULUAN 1 Tujuan pembangunan suatu negara adalah untuk pemenuhan kebutuhan masyarakatnya supaya mereka dapat hidup baik dan sejahtera. Untuk itu pembangunan harus mencakup dua aspek yaitu aspek fisik
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan karya
Lebih terperinciMENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER
l Edisi 001, Oktober 2011 Edisi 001, Oktober 2011 P r o j e c t i t a i g D k a a n MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER Ihsan Ali Fauzi 1 Edisi 001, Oktober 2011 Informasi Buku: Abdullahi Ahmed An- Na`im,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Frankfurt. Para tokoh Mazhab Frankfurt generasi pertama terjebak dalam
BAB V BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Pemikiran-pemikiran Habermas merupakan sebuah ide pembaharuan atas kebuntuan berpikir yang dialami oleh para pendahulunya dalam Mazhab Frankfurt. Para tokoh
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman
Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.
KEWARGANEGARAAN Modul ke: GLOBALISASI DAN NASIONALISME Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan pengertian globalisasi
Lebih terperinciRELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor
RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor Pokok Persoalan Apakah filsafat manusia itu? Apa perbedaan filsafat manusia dengan ilmu lain (dalam hal ini psikologi klinis)? Apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 William Chang, Berkaitan Dengan Konflik Etnis-Agama dalam Konflik Komunal Di Indonesia Saat Ini, Jakarta, INIS, 2002, hlm 27.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Konflik merupakan bagian dari kehidupan umat manusia yang akan selalu ada sepanjang sejarah umat manusia. Sepanjang seseorang masih hidup hampir mustahil
Lebih terperinci2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman modern sangat sulit untuk menemukan sebuah kehadiran dan relasi yang bermakna. Karena, perjumpaan
Lebih terperinciKritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis
Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Disusun oleh: Riza Anggraeni (054440) Santi Nurbayanti (054449) Yani Oktaviani (054941) Yolanda Avrilia (055153) Wiwin Wina (055237) Sistem Ekonomi Sosialis A. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman lahir maupun pengalaman batin. Pengetahuan bisa berasal dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara filosofis pengetahuan manusia bersumber dari pengalaman, entah pengalaman lahir maupun pengalaman batin. Pengetahuan bisa berasal dari pengalaman langsung dengan
Lebih terperinciSalah Kaprah tentang Individualisme. Jumansyah
Salah Kaprah tentang Individualisme Jumansyah Individualisme adalah konsep yang kerap disalahpahami karena lebih sering didefinisikan secara curiga ketimbang obyektif. Kecurigaan yang umumnya dalam pandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali
Lebih terperinciMATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis
MATERI KULIAH ETIKA BISNIS Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, nilai, etika, norma,dan moral seringkali diabaikan oleh rakyat Indonesia,
Lebih terperinciMAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan
MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PERENIALISME Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad 20. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang
Lebih terperinciModul Perkuliahan I. Metode Penelitian Kualitatif. Pengertian dan Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm.
Modul ke: 01 Ponco Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul Perkuliahan I Metode Penelitian Kualitatif Pengertian dan Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Public Relations
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Penulisan sejarah Amerika Latin merupakan sebuah tantangan bagi peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA
BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA A. PENGANTAR Filsafat Cina bermula pada masa awal seribu tahun pertama sebelum Masehi. Pada awal abad ke-8 sampai dengan abad ke-5 sebelum Masehi filsafat Cina mempunyai
Lebih terperinciPERAN TENAGA KERJA MENURUT TEORI KAPITALIS, SOSIALIS, DAN PANCASILA
Nama : Novita NIM : 125030200111177 Kelas : A, Hubungan Industrial PERAN TENAGA KERJA MENURUT TEORI KAPITALIS, SOSIALIS, DAN PANCASILA 1. Pemikiran Ekonomi Marx Sebagai Kritik Terhadap Kapitalisme KRITIK
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN
PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan budaya Barat dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari seluruh lini kehidupan.
Lebih terperinciBAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN
BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. Teori ini lahir di tahun 1950-an di Amerika yang didorong para ilmuan sosial
BAB II KERANGKA TEORI II.1. Teori Modernisasi Teori ini lahir di tahun 1950-an di Amerika yang didorong para ilmuan sosial dalam mengembangkan teori untuk memahami negara Dunia Ketiga yang baru lahir,
Lebih terperinciEKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:
EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: Filsafat eksistensialisme merupakan pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Eksistensialisme suatu protes terhadap
Lebih terperinciA. Pengertian Pancasila
PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI A. Pengertian Pancasila Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Di samping itu juga untuk menunjuk kata kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus
195 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bagian akhir tesis ini, peneliti memberikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah
Lebih terperinciBAB VI REFLEKSI TEORITIS. pemberdayaan dapat di pandang sebagai bagian atau sejiwa-sedarah dengan aliran
BAB VI REFLEKSI TEORITIS Mempelajari dan memahami problem masyarakat pengrajin anyaman bambu sangtlah penting untuk mengetahui siapa yang mengusai pengrajin anyaman bambu sehingga mereka menurunnya kapsaitas
Lebih terperinciMATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL
MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL 1. Hubungan Interaksi Sosial dan Dinamika Kehidupan Sosial Interaksi sosial akan menyebabkan kegiatan hidup seseorang semakin bervariasi dan kompleks. Jalinan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia umumnya, atau pendidikan
Lebih terperinciDESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ideologi marxisme pada saat ini telah meninggalkan pemahaman-pemahaman pertentangan antar kelas yang dikemukakan oleh Marx, dan menjadi landasan
Lebih terperinci