BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VIII
|
|
- Budi Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VIII 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode/SKS : F1F 349/2SKS 3. Waktu Pertemuan : 1. x pertemuan (2 x 50 menit) 4. Pertemuan : VIII 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah menyelesaikan kuliah ini, rnahasiswa diharapkan mampu :mengerti dan memahami perspektif komunikasi massa. b. Khusus Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan mengenai perspektif komunikasi massa. 6. Pokok Bahasan Topik : Perspektif Komunikasi Massa 7. Substansi: a. Perspektif Positivisme b. Perspektif Kritisisme 8. Uraian Substansi Materi Perkembangan komunikasi massa di beberapa negara pada akhir-akhir ini, sangat dipengaruhi oleh dua perspektif besar yang membahas masalah komunikasi. Dua perspektif ini sesungguhnya tidak berbicara dalam bidang komunikasi saja, tetapi dalam banyak bidang yang keduanya saling bertentangan, misalnya dalam ilmu pengetahuan, seni dan budaya. Pertentangan tersebut terjadi sangat ekstrim sekitar tahun 1960-an ketika teknoogi komunkasi sedang berkembang pesat. A. Perspektif Positivisme Perspektif Positivisme jelas didasarkan pada pemikiran Positivismeempirik, yang sangat empiris, dan kuantitatif. Penelitian tentang komunikasi pada madzab mi digunakan untuk memecahkan masalah kriminalitas, prostitusi, urbanisasi, dan masalah lain yang terjadi di Amerika Serikat sebagai akibat industrialisasi dan pembangunan. Fungsi penelitian komunikasi ini terutama untuk memenuhi pesanan penyedia dana (sponsor) dan pemerintah dalam rangka menyebarluaskan pesan (propaganda) kapitalisme saat itu. Madzab ini percaya bahwa media massa mempunyai kekuasaan yang mengubah masyarakat, oleh karena itu proses komunikasi yang dibangun
2 sangat menekankan efek komunikasi. daiam hal ini efek yang ditimbulkan dalam komunikasi sangat diperlukan untuk mengubah persepsi dan mempengaruhi masyarakat Pengikut perspektif ini adalah para pakar dan Amerika Srikat seperti Harold Lasswell, Wilbur Schramm, Paul F. Lazarsfelcl, Daniel Lerner. B. Perspektif Kritisisme Dengan dipelopori oleh Th. Adomo, M. Horkheimer dan W. Benjamin, madzab ini menggunakan teori Komunikasi Kritik dengan menggunakan metode penelitian kritik. Objek penelitian aliran ini adalah peranan media massa dalam kehidupan modern, termasuk didalamnya kecenderungan Positivisme Empirik di Amerika Serikat. Pandangan mendasar teori ini bersifat normatif yang menentang kebebasan nilai dan penyempitan realitas sosial pada penelitian Positivismeempirik. Realitas sosial seharusnya didekati dengan metode kualitatif yang menekankan pentingnya emansipasi manusia. Teori ini semakin mencuat ketika murid Horkheimer dan Adorno yaitu Habermas mengemukakan teori kornunikasinya yang kritis, Dengan mendasarkan pemikiran pada emansipasi manusia sebagai pelaku komunikasi, para pengikut perpsektif kritisisme beranggapan bahwa kehidupan manusia modern di Barat telah menjadi kebudayaan massa (massaculture), sehirigga individu bukan lagi menjadi pencipta kebudayaan tetapi lebih menjadi konsumen dan kebudayaan massa bahwa dalam kebudayaan massa, individu tidak lagi dapat menentukan apakah estetika itu, tetapi media massa-lah yang menciptakan kriteria estetika bagi individu. Penganut perspektif kritisme yang tak lain adalah Madzab Frankfurt sangat menekankan keberadaan emansipasi individu sebagal pelaku komunkasi dan pencipta kebudayaan yang harus diakui eksistensinya, bukan hanya sebagai konsumen pasif yang terombang ambing, hanyut oleh gelombang kebudayaan massa yang sifatnya sangat misterius, sehingga menghilangkan eksistensi individu. C. Perbedaan Perspektif Positivisme dan Kritisisme PERBEDAAN PANDANGAN POSITIVIS PANDANGAN KRITIS FAKTA
3 Fakta sifatnya riil, diatur kaidah dan hukum tertentu yang bersifat universal. Berita adl refleksi kenyataan, shg berita harus sama dan sebangun dengan fakta yang hendak diliput. Media adalah sarana yang bebas dan netral tempat semua kelompok masyarakat saling berdiskusi yang tidak ada dominasi. Media menggambarkan diskusi apa yang ada dalam masyarakat. Nilai dan ideologi wartawan bearada di luar proses peliputan berita. Wartawan berperan sebagai pelapor. POSISI MEDIA POSISI WARTAWAN Fakta adl hasil proses pertarungan antara kekuatan ekonomi, politik dan sosial yang ada dlm masyarakat. Berita tidak mungkin mrp refleksi dan realitas, karena berita merupakan refleksi dari kepentingan kekuatan kelompok dominan. Media hanya dikuasai oleh kelompok dominan dan menjadi sarana untuk memojokkan kelompok lain. Media hanya dimanfaatkan dan menjadi alat kelompok dominan. Nilai- dan ideologi wartawan tidak dapat dipisahkan dan proses peliputan dan pelaporan suatu peristiwa Wartawan berperan sebagai partisipan dari kelompok yang ada dalam masyarakat Tujuan peliputan berita: pemihakan kelompok sendiri dan. Tujuan peliputan dan penulisan berita:eksplanasi dan menjelaskan apa adanya. atau pihak lain. Tujuan peliputan dan penulisan Tujuan peliputan berita: pemihakan berita:eksplanasi dan menjelaskan kelompok sendiri dan atau pihak apa adanya lain. Penjaga gerbang (gatekeeping) Sensor diri Landasan etis Landasan ideologis Profesionalisme sebagai keuntungan Profesionalisme sebagai kontrol Wartawan sebagai bagian tim untuk Sebagai pekerja yang mempunyai mencari kebenaran. posisi berbeda dalam kelas social HASIL LIPUTAN Liputan dua sisi, dua pihak, dan Mencerminkan ideology wartawan kredibel dan kepentingan social, ekonomi Objektif, menyingkirkan opini dan pandangan subjektif dari pemberitaan. Memakai bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran yang beraneka. atau politik tertentu. Tidak objektif, karena wartawan adalah bagian dari kelompok/struktur social tertentu yang lebih besar Bahasa menunjukkan bagaimana kelompok sendiri diunggulkan dan memarjinalkan kelompok lain Sumber : Eriyanto, 2011 Analisis Wacana, LkiS PANDANGAN POSITIVISTIK PERBEDAAN PARADIGMA RISET PANDANGAN KRITIS Eksplanasi, TUJUAN PENELITIAN Kritiksosial, transformasi,
4 prediksi dan kontrol emansipasi dan penguatan sosial. REALITAS Objective Realism Historical Realism Realitas diatur oleh kaidah dan hukum Realitas yang teramati mrp tertentu yang berlaku universal realitas semu yang terbentuk oleh walaupun kebenaran pengetahuan proses sejarah dan kekuatan sosial, tentang hat tsb hanya dapat dipercaya politik, ekonomi dan budaya secara probabilistik Peneliti berperan sebagai disinterested scientist dan netral Nilal etis dan pilihan moral harus berada diluar proses analisis teks Objektif Analisis teks tidak boleh menyertakan penafsiran individu Intervensionis Pengujian hipotesis dalam struktur hipothetico-deductive method dengan analisis kuantitatif dan tes statistik Kriteria kualitas penelitan : objektif, reliabel dan valid POSISI PENELITI CARA PENELITIAN PeneIiti menepatkan diri sebagai aktivis, advokat dan transformative intellectual Nilai etis dan pilihan moral bahkan keberpihakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari analisis Subjektif Titik perhatian analisis pada penafsiran subjektif peneliti atau teks Partisipatif Mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual, dan multilevel analisis yang bisa dilakukan melalul penempatan diri sebagai aktivis/partisipan dalam proses transformasi sosial Kriteria kualitas penelitian Historical Situadness: sejauhmana penelitian memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi dan po!itik dan teks. Sumber : Eriyanto, 2011 Analisis Wacana, LkiS. Kegiatan Belajar Mengajar : Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa Pendahuluan Mengulang materi pada pertemuan pertama Penyajian Menanyakan kepada mahasiswa, jika terdapat materi yang kurang jelas. Menjelaskan tentang pertentangan perspektif positivism dan kritisisme dalam komunikasi massa. Mendengarkan dan memberikan tanggapan atau usul. Mencatat Memperhatikan Memberikan tanggapan/ pertanyaan Memunculkan gagasan dan pengertian baru Media/Alat OHP/Infokus / Laptop OHP/Infokus/ Laptop
5 Penutupan Menugaskan mahasiswa membaca kembali materi yang telah diajarkan dan membaca bahan pustaka yang relevan dengan bahasan berikutnya sesuai pemahaman mahasiswa Memberikan tanggapan dan masukan OHP/Infokus/ Laptop Evaluasi Mengukur kemampuan mahasiswa melalui pembuatan tugas rangkuman terhadap materi yang telah diberikan, dengan panduan pertanyaan sebagai berikut: 1. Analisislah fenomena INUL dan gunakan perspektif kritisisme untuk menganalisis fenomena tersebut! 2. Gunakan perspektif positivisme untuk menganalisis keberadaan MTV! Kepustakaan Arthur Asa B., 2000, Media Analisis Techniques, Penerbitan Universitas Atmajaya, Yogyakarta. Burhan Bungin, 2001, Imaji Media Massa, Jendela, Yogyakarta Eriyanto, 2001, Analisis Wacana, LKis, Yogyakarta. Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bhakti, Bandung , 1999, Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek), Remaja Rosdakarya, Bandung. Jurnal Ikatan sarjana Komunikasi, 1999, vol : Ill /April., Remaja Rosdakarya, Bandung.
BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII
BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode/SKS : F1F 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50 menit) 4. Pertemuan : VII 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah
Lebih terperinciBAHAN AJAR PEMBELAJARAN II 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode / SKS : FIF 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50
BAHAN AJAR PEMBELAJARAN II 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode / SKS : FIF 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50 menit) 4. Pertemuan : II 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah
Lebih terperinciPARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. 4/23/2013 Paradigma/ Perspektif/ Cara Pandang/ World view Mempengaruhi persepsi Mempengaruhi tindakan Paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa telah berfungsi sebagai alat propaganda paling efektif, di samping dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. Media
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.
BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya
Lebih terperinciBAHAN AJAR PEMBELAJARAN I
BAHAN AJAR PEMBELAJARAN I 1. Nama Mata Kuliah : Filsafat Komunikasi 2. Kode / SKS : FIF 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan ( 2 x 50 menit) 4. Pertemuan : I 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan
25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Secara etimologis paradigma berarti model teori ilmu pengetahuan atau kerangka berpikir. Sedangkan secara terminologis paradigma berarti pandangan mendasar para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat penting. Posisi penting bahasa tersebut, semakin diakui terutama setelah munculnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengungkapkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan kualitatif ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008
31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah teks berita pelecehan seksual yang dimuat di tabloidnova.com yang tayang dari bulan Januari hingga September
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan kritis secara ontologi berpandangan bahwa realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum, cara memecah kompleksitas dunia nyata. Dengan demikian, paradigma yang tertanam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Menurut Patton dalam Tahir 1 Paradigma adalah sebuah pandangan dunia, perspektif umum, cara memecah kompleksitas dunia nyata. Dengan demikian, paradigma
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) FILSAFAT KOMUNIKASI KODE: FIF 349 SEMESTER : V
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) FILSAFAT KOMUNIKASI KODE: FIF 349 SEMESTER : V Disusun oleh Prof. Dr. Lasiyo, M.A., M.M FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2003
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut Deddy N. Hidayat dalam penjelasan ontologi paradigma kontruktivis, realitas merupakan konstruksi
Lebih terperinciTEORI KOMUNIKASI II KONSTRUKTIVISME & KRITISISME FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL- JAKARTA
TEORI KOMUNIKASI II KONSTRUKTIVISME & KRITISISME FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL- JAKARTA MATA KULIAH TEORI KOMUNIKASI II KONSTRUKTIVISME & KRITISISME Drs. Fathurin Zen, SH., M.Si
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Semotika Halliday.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hal tersebut didasari oleh penggunaan data bahasa berupa teks di media massa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini memilih Harian Rakyat Merdeka dan Tempo. Alasan yang cukup menguatkan penelitian ini mengapa memilih kedua Harian tersebut karena
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji teks-teks pemberitaan media Jerman sekait isu teorisme dalam kaitannya dengan Islam. Penjelasan dalam Bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan paradigma kritis. Perspektif kritis ini bertolak dari asumsi umum bahwa realitas kehidupan bukanlah
Lebih terperinciCRITICAL THEORIES Bagian II
CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai pelaksanaan pemberian kredit kendaraan bermotor roda empat serta
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif dan sifatnya lebih mengarah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
52 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian atau Metodologi Riset adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah
Lebih terperinciMetodologi Penelitian Kuantitatif
Modul ke: Metodologi Penelitian Kuantitatif Proses dan Unsur-unsur Penelitian 1 Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Proses dan Unsur-unsur Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma ialah bagaimana kita memandang dunia. Dalam penelitian komunikasi, paradigma digunakan untuk melihat gambaran umum bagaimana komunikasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out Indonesia menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Egon G. Guba, Denzin dan Yvonna S.Lincoln, pengertian paradigma kritis yaitu suatu cara pandang terhadap realitas yang mempunyai orientasi ideologis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam informasi. Hal itu berkaitan dengan semakin canggihnya industri media informasi dan komunikasi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk
Lebih terperinciKajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi. Rachmat Kriyantono, Ph.D
Kajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi Rachmat Kriyantono, Ph.D Kajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi Sejauh mana manusia membuat pilihan-pilihan nyata? - apakah pilihan nyata adalah mungkin? a. Kaum determinis:
Lebih terperinciBAB III. Metode Penelitian. Seperti halnya ilmu-ilmu sosial yang menjadi induk, ilmu dan penelitian
BAB III Metode Penelitian A. Paradigma Penelitian Seperti halnya ilmu-ilmu sosial yang menjadi induk, ilmu dan penelitian komunikasi merupakan suatu multy-paradigm science, artinya ilmu komunikasi mempunyai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia
Lebih terperinciBAHAN AJAR PEMBELAJARAN I
BAHAN AJAR PEMBELAJARAN I Nama Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Kode / SKS : FIF 342 /3 SKS Waktu Pertemuan : 2 x pertemuan (2 x 300 menit) Pertemuan : I dan II Tujuan Instruksional 1. Umum : Setelah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara
Lebih terperinciPARADIGMA METODOLOGI PENELITIAN
PARADIGMA METODOLOGI PENELITIAN BSI Jatiwaringin, 3 4 Februari 2016 Kusuma Hati, MM, M.Kom Bidang Penelitian LPPM BSI kusuma.ksh@bsi.ac.id Kenapa Dosen Harus Meneliti? Apakah penelitian itu penting Bagi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metode riset berasal dari Bahasa Inggris. Metode berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe atau jenis penelitian ini adalah penelitian interpretif dengan pendekatan kualitatif. Paradigma merupakan sebuah konstruksi manusia yaitu gagasan
Lebih terperinciPARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL
PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL Memahami Paradigma positivistik (fakta sosial) menganggap realitas itu sebagai sesuatu yang empiris atau benar-benar nyata dan dapat diobservasi. Dalam meneliti,
Lebih terperinciTEORI KOMUNIKASI II KONSTRUKTIVISME & KRITISISME FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL- JAKARTA
MATA KULIAH TEORI KOMUNIKASI II KONSTRUKTIVISME & KRITISISME Drs. Fathurin Zen, SH., M.Si FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL- JAKARTA Tekom II faturin@yahoo.com 1 MATERI TEKOM PRA
Lebih terperinciPARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. Paradigma dalam Penelitian Kualitatif Paradigma Interpretif Paradigma Konstruktivisme Paradigma Kritis Paradigma Positivis Positivisme dibidani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai
9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai macam informasi. Media massa sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, karena
Lebih terperinciBab III. Metodologi Penelitian. diciptakan melalui tayangan program Minta Tolong di RCTI.
Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana penelitian ini berusaha melihat konstruksi realitas sosial yang diciptakan
Lebih terperinciKemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition
Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam kehidupan sosial-ekonomi dan politik (Sobur, 2009: 30). Dalam hal ini, media digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena pendidikan dan pembelajaran menyangkut kepentingan segenap masyarakat. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui
Lebih terperinciBERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)
BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian merupakan karya ilmiah yang harus valid kebenarannya sehingga dalam penelitian diperlukan metode sebagai cara untuk mencapai tujuan. Metode
Lebih terperinciTEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI
Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pengertian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Sebagai
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana yang dikutip Dedy Mulyana, menurut Patton paradigm tertanam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Dalam dunia jurnalistik, keberadaan wartawan sebagai peliput berita dan sekaligus
BAB IV ANALISIS DATA Dalam dunia jurnalistik, keberadaan wartawan sebagai peliput berita dan sekaligus penulis berita tidak dapat dinomorduakan. Media cetak, khususnya surat kabar atau koran, menjadi salah
Lebih terperinciPARADIGMA Penelitian Sosial II
Renungan Hambatan Terbesar: Ketakutan Hal Termudah untuk dilakukan: Mencari Kesalahan Hal yang Paling Tak Berguna: Kesombongan Kebangkrutan yang Paling Buruk: Kehilangan Semangat Batu Sandungan Terbesar:
Lebih terperinciIdeologi terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Ideologi Tertutup 2. Ideologi Terbuka Ideologi dalam arti sempit atau ideologi tertutup adalah gagasan-gagasan
Ideologi terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Ideologi Tertutup 2. Ideologi Terbuka Ideologi dalam arti sempit atau ideologi tertutup adalah gagasan-gagasan atau teori menyeluruh tentang makna hidup dan nilainilai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah suatu Frame of Meaning (Servaes, 1993 : 79). Paradigma sering disebut juga pendekatan, persfektif, metode atau teori. Kita mengenal tiga kategori
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah maka diperlukan metode yang sesuai dengan objek penelitian. Karena metode berfungsi sebagai acuan dalam mengerjakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Persoalan identitas, baik itu yang bersifat kolektif atau personal, telah menjadi isu penting dalam perdebatan yang dimunculkan oleh teori posmodern. Ideologi-ideologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Kualitatif Setiap penelitian yang dilakukan baik itu menggunakan metode kualitatif ataupun kuantitatif, selalu akan berangkat dari sebuah masalah. Masalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2016 A. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Ketika media
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ungkapan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat
Lebih terperinciANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA
ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA Subur Ismail Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Analisis Wacana Kritis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
Lebih terperinciMODUL 8 SOSIOLOGI KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 8 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 8 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Sistem-sistem Komunikasi Massa DESKRIPSI: Materi berupa uraian tentang sistem-sistem
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan
BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Wimmer dan Dominick, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. 1 Sedangkan
Lebih terperinciSlide 1. MENGEMBANGKAN PERTANYAAN KRITIS MODEL WAYS OF KNOWING HABERMAS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Oleh: Nana Supriatna
Slide 1. MENGEMBANGKAN PERTANYAAN KRITIS MODEL WAYS OF KNOWING HABERMAS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Oleh: Nana Supriatna Makalah disajikan dalam seminar Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis Himas tanggal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan fakta yang terjadi di MAN 1 Sumenep, peneliti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan fakta yang terjadi di MAN 1 Sumenep, peneliti berinisiatif untuk meneliti kebijakan-kebijakan yang diterapkan di dalamnya. Pada dasarnya pendidikan
Lebih terperinci(Bahan Kuliah Metpen, Program S1, S2, dan S3)
(Bahan Kuliah Metpen, Program S1, S2, dan S3) Kendati metode penelitian kualitatif sudah dipakai sejak tahun 1960 an di berbagai bidang seperti pendidikan, politik, psikologi, sejarah, antropologi, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya, komunikasi menjadi demikian penting bagi kehidupan masyarakat. Salah satu ciri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. ada konteks khusus atau dimensi waktu) (Moleong, 2011: 49). Paradigma yang
40 BAB III METODOLOGI 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang di dalamnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Kritis Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media dan pada akhirnya informasi yang
Lebih terperinciANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan historis. Menurut Sugiyono 1, metode penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat keterkaitannya dengan masyarakat luas, menjadi salah satu pilar perubahan suatu negara,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara
Lebih terperinciGagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial
Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Filsafat Ilmu Sosial 1 Positivistik (Value free) Fenomenologi (Value Bound) Perbedaan Paradigma dalam Sosiologi 2 3 Ilmu-ilmu sosial (seperti Sosiologi) telah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan
64 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang perspektif pemberitaan dan bentuk-bentuk ekspresi bahasa wacana berita antara kubu Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis adalah paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial bersifat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan umum dan khusus, implikasi, dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi
Lebih terperinci