BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dengan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini persaingan bisnis yang sangat ketat menuntut perusahaan untuk bisa bersaing secara global dan luas. Agar dapat memenangkan persaingan dimulai dari kemampuannya memperoleh informasi yang tepat dan akurat. Bagi manajemen, informasi merupakan sarana yang sangat penting untuk membantu mengembangkan dan menggerakan kegiatan perusahaan. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi manajemen (Suryani, 213). Bagi perusahaan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme, dan juga komitmennya dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang dijalaninya. Komitmen seseorang dalam perusahaan dapat menunjukkan kemampuan dari seseorang dalam keterlibatannya terhadap perusahaan tersebut. Komitmen organisasional perlu dimiliki dan ditumbuhkan kepada setiap orang dalam perusahaan, karena dengan komitmen yang tinggi tersebut dapat menimbulkan rasa ikut memiliki terhadap organisasi dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja. Juniarti dan Evelyne (23) menyebutkan bahwa kinerja manajerial adalah ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Keseluruhan pengukuran kinerja manajerial dibagi menjadi delapan

2 2 sub dimensi yaitu: 1. Pemilihan staf (staffing), 2. Perencanaan(planning), 3. Pengawasan (supervising), 4. Perwakilan (representing), 5. Investigasi (investigating), 6. Koordinasi (coordinating), 7. Negoisasi (negotiating), 8. Evaluasi (evaluating), karena dengan meningkatnya kinerja manajerial dapat meningkat pula kinerja perusahaan secara keseluruhan. Penilaian kinerja membawa peran penting untuk mengetahui atau mengukur keberhasilan suatu perusahaan. Namun pada kenyataannya kondisi tersebut masih kurang mendapat perhatian dari beberapa perusahaan, karena mereka masih berorientasi pada keuntungan yang didapat dan penyelesaian kinerja yang tepat waktu dengan kurang memperhatikan hasil kinerja atau hanya memperhatikan aspek ekonomi dengan mengesampingkan aspek non ekonomi. Hal tersebut tentunya sudah tidak sesuai untuk diterapkan dalam era globalisasi seperti saat ini dimana persaingan bisnis yang semakin ketat dan banyak sekali bermunculan industri atau perusahaan yang bergerak di berbagai bidang bahkan tidak menutup kemungkinan perusahaan tersebut bergerak pada bidang yang sama atau perusahaan sejenis yang beroperasi di daerah yang sama. Hal tersebut secara otomatis menyebabkan semakin memperketat persaingan yang ada (Setyolaksono, 211). Persaingan yang sangat ketat tersebut secara tidak langsung menuntut pihak manajemen perusahaan agar lebih jeli dalam menetapkan strategi dan memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar perusahaan mampu bertahan dan unggul dalam persaingan serta mampu menghadapi segala permasalahan yang ada. Perusahaan yang gagal dalam persaingan yang sangat

3 3 ketat tersebut dapat berdampak fatal bagi setiap perusahaan, bahkan tidak sedikit perusahaan yang tutup dan gulung tikar karena tidak dapat bersaing dengan perusahaan yang lain (Setyolaksono, 211). Pendekatan kontijensi digunakan untuk dapat menganalisis dan mendesain sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai tujuan. Pendekatan kontijensi pada sistem akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal yang selalu bisa diterapkan dengan tepat pada semua organisasi dalam setiap keadaan. Penelitian tentang sistem akuntansi manajemen, pendekatan kontinjensi diperlukan untuk mengevaluasi faktor-faktor lingkungan (intensitas persaingan, strategi, dan ketidakpastian lingkungan) yang dapat menyebabkan sistem akuntansi manajemen lebih efektif (Yuristisia, 27). Lubis, (21) kontijensi merupakan alat pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan berbagai variasi dalam struktur organisasi. Sampai saat ini manfaat rumusan teori kontijensi yang dapat dirasakan adalah dalam mendesain suatu organisasi berdasarkan ketidakpastian lingkungan dan ukuran organisasi. Mowen, (29) Desentralisasi adalah praktik pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Perusahaan memutuskan untuk melakukan desentralisasi karena berbagai alasan, di antaranya kemudahan mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal, memfokuskan manajemen pusat, melatih dan memotivasi para manajer sekmen, meningkatkan daya saing, serta membuka sekmen-sekmen keberbagai kekuatan pasar.

4 4 Menurut Lubis, (21) desentralisasi adalah filosofis dan respons keperilakuan terhadap kebutuhan dari suatu lingkungan, desentralisasi yang efektif juga memerlukan pembentukan struktur organisasi sesuai yang menghasilkan suatu anggaran dasar yang menetapkan aturan-aturan operasi bagi partisipan dan yang melakukan tindak lanjut secara periodik dengan ukuran kinerja yang sesuai. Organisasional dengan tingkat desentralisasi, dimana adanya perbedaan tingkat desentralisasi akan menyebabkan perbedaan terhadap tingkat kebutuhan informasi. Oleh sebab itu mengakibatkan proses pengambilan keputusan tidak lagi menjadi monopoli manajemen puncak. Para manajer ditingkat bawah kini memiliki wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar untuk mengambil keputusan sesuai dengan batas wewenangnya. Karena itulah, sistem informasi yang andal memegang peranan penting sebagai sumber informasi utama yang dijadikan dasar pertimbangan pengambilan keputusan para manajer. Kebijakan desentralisasi seringkali memberikan dampak positif dalam organisasi. Dimana desentralisasi seringkali memberikan kepuasan tersendiri pada karyawan. Dimana disini karyawan diberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan sendiri sesuai dengan kewenangan masing-masing bagian dalam organisasi. Umumnya informasi akuntansi manajemen berwujud laporan yang frekuensi penerbitannya tergantung dari kebutuhan manajemen. Laporan rutin biasanya berisi informasi akuntansi manajemen puncak yang diterbitkan secara bulanan dan kumulatifnya, tiga bulanan, tengah tahunan, dan tahunan. Sedangkan laporan tidak

5 5 rutin berisi informasi akuntansi manajemen yang dibuat secara insidentil umumnya berupa analisis dan model-model pengambil keputusan (Suryani, 213). Menurut Mowen, (29) akuntansi manajemen disebut juga sebagai akuntansi internal. Akuntansi manajemen adalah proses mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan dan mengambil keputusan. Menurut Solechan, (29) sistem akuntansi manajemen merupakan prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi untuk mempertahankan dan menyediakan alternatif dari berbagai kegiatan perusahaan. Karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat berdasarkan persepsi manajerial sebagai pengambil keputusan antara lain: broad scope, timeliness, aggregation dan integration. Salah satu fungsi karakteristik sistem akuntansi manajemen adalah sebagai sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya, serta mengurangi ketidak pastian lingkungan dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang sukses. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh desentralisasi dan sistem akuntansi informasi manajemen dalam peningkatan kinerja manajerial, sudah banyak yang dikaji diantaranya Solechan dan Setiawati, (29) tentang Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi Sebagai Variable Moderating Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Emperis Perusahaan Manufaktur di Kabupaten Semarang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang positif dan

6 6 signifikan antara Karakteristik SAM terhadap Kinerja Manajerial; secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Karakteristik SAM dan Desentralisasi sebagai Variable Moderating terhadap Kinerja Manajerial. Penelitian Yuristisia (27) Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial dengan Variable Moderasi Strategi bisnis, Perceived Environmental Uncertainty (PEU), dan Desentralisasi diambil kesimpulan dari hasil regresi sederhana hipotesis satu membuktikan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial; Hasil regresi berganda membuktikan bahwa ketidakpastian lingkungan berfungsi sebagai variabel moderator dan mendukung hipotesis tiga bashwa sistem informasi akuntansi manajemen akan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial; Hasil regresi berganda membuktikan bahwa desentralisasi berfungsi sebagai variabel moderator dan mendukung hipotesis empat bahwa sistem informasi akuntansi manajemen akan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Suryani (213) Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial (di dealer mobil Kota Jambi) menyimpulkan bahwa Variabel Frekuensi Penerbitan Laporan tidak rutin tidak berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial, Penggunaan informasi akuntansi manajemen yang difokuskan pada frekuensi penerbitan laporan rutin, frekuensi penerbitan laporan tidak rutin, kualitas informasi akuntansi manajemen dan desentralisasi secara simultan berpengaruh kuat terhadap kinerja manajerial.

7 7 Lempas, dkk (214) Desentralisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajer pada PT. Sinar Galesong Prima Manado bahwa terdapat pengaruh Desentralisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Sinar Galesong Prima Manado. Sedangkan Desentralisasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja manajer pada PT. Sinar Galesong Prima di manado dikarenakan manajer tingkat atas masih memegang peranan penting dalam setiap kegiatan perusahaan. Pada penelitian ini penulis mengambil objek pada PT. Ungaran Printing Apparel. Objek tersebut dipilih karena penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh desentralisasi dan sistem akuntansi informasi manajemen terhadap peningkatan kinerja manajerial di PT. Ungaran Printing Apparel. Berdasarkan wawancara dengan manajer PT. Ungaran Printing Apparel terdapat penurunan laba perusahaan selama 2 tahun berturut-turut. Hal ini dapat diindikasikan karena adanya penurunan kinerja manajerial. Kinerja manajerial dipengaruhi oleh tingkat desentralisasi yang kurang optimal dan dipengaruhi oleh sistem informasi manajemen yang kurang terkoordinir, sehingga akan mempengaruhi kinerja manajerial. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, ada masalah yang menarik untuk dijadikan penelitian khususnya dalam bidang Sistem Akuntansi Manajemen dimana pada bagian ketersediaan informasi yang komplek dan informasi antar bagian. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Lempas, dkk (214), adapun persamaannya adalah pada variabelnya, sedangkan perbedaannya adalah

8 8 pada obyek penelitiannya, yaitu di PT. Ungaran Printing Apparel dan periode penelitiannya November 215-Maret 216. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti memilih judul Pengaruh Desentralisasi dan Sistem Akuntansi Informasi Manajemen dalam Peningkatan Kinerja Manajerial pada PT. Ungaran Printing Apparel Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah Desentralisasi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan kinerja manajerial pada PT. Ungaran Printing Apparel? 2. Apakah Sistem Akuntansi Manajemen mempengaruhi kinerja dalam pengambilan keputusan kinerja manajerial pada PT. Ungaran Printing Apparel? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1 Menguji secara empiris pengaruh Desentralisasi terhadap kinerja manajerial pada PT. Ungaran Printing Apparel. 2 Menguji secara empiris pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT. Ungaran Printing Apparel.

9 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1 Bagi Perusahaan, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada manajer sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kebijakan-kebijakan, terutama dalam masalah yang berkaitan dengan desain Sistem Akuntansi Informasi Manajemen dan Desentralisasi untuk meningkatkan Kinerja Manajer. 2 Bagi Praktisi, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan teoritis. Dan sebagai bahan masukan / bahan pembanding bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis ataupun penelitian yang lebih luas mengenai Desentralisasi dan Sistem Akuntansi Informasi Manajemen dalam peningkatan Kinerja Manajerial. 3 Bagi Akademisi Penelitian ini mampu memberikan bukti empiris untuk memperkuat penelitian sebelumnya berkenaan dengan pengaruh desentralisasi dan sistem akuntansi informasi manajemen terhadap kinerja manajerial. Dan sebagai refrensi tambahan perpustakaan serta dapat digunakan oleh pihak-pihak yang ingin menambah wawasan mengenai pengaruh desentralisasi dan Sistem Akuntansi Informasi Manajemen dalam peningkatan Kinerja Manajerial.

10 1 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan disusun dalam lima bab dengan tahapan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan secara garis besar mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TELAAH PUSTAKA Bab ini diawali dengan landasan teori yang mendukung perumusan hipotesis, dilanjutkan dengan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yang mencangkup variabel penelitian dan defenisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis. BAB IV HASILDAN PEMBAHASAN Pada bab ini diawali dengan penjelasan atau deskripsi dari objek penelitian, dilanjutkan dengan analsis data dan pembahasan atas hasil analisis data. BAB V PENUTUP Merupakan bab penutup yang menyajikan secara singkat mengenai apa yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam bagian

11 11 simpulan. Dalam bab ini ditutup dengan keterbatasan dan saran yang dapat dipertimbangkan terhadap hasil penelitian.

12 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Teori Teori Kontingensi Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi pada setiap keadaan, tetapi pada sistem akuntansi manajemen tersebut tergantung juga pada faktor-faktor situasional yang ada dalam organisasi. Para peneliti telah banyak menerapkan pendekatan kontijensi guna menganalisa serta mendesain sistem kontrol, khususnya pada bidang sistem akuntansi manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat variabel-variabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan, task uncertainty, kompleksitas teknologi, strategi, strategi uncertainty dengan disain sistem informasi manajemen. Menurut Garrison dan Norren (2) apabila organisasi tumbuh dengan partisipasi banyak orang, maka menjadi tidak mungkin seorang manajer puncak membuat keputusan-keputusan tentang segala hal. Sampai pada derajat tertentu, manajer-manajer harus mendelegasikan keputusan-keputusan kepada tingkat manajer yang lebih rendah dengan cara melakukan desentralisasi dan otorisasi. Pandangan dari organisai dan manajerial mengemukakan bahwa organisasi adalah sistem yang terdiri dari subsistem-subsistem antara organisasi dengan lingkungan dan menegaskan pola-pola atau bentuk-bentuk variabel menempatkan bermacam-macam sifat organisasi dan berusaha untuk mengerti bagaimana

13 13 organisasi beroperasi di dalam bermacam-macam kondisi dan dalam keadaan khusus pandangan kontingensi pada akhirnya diarahkan untuk mencapai rancangan-rancangan organisasi yang diharapkan dan kegiatan-kegiatan manajemen paling tepat untuk situasi khusus (Marina, 29) Kinerja Manajerial Mulyadi (26) menyatakan kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pada pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, melakukan misi, guna mencapai visi organisasi. Kinerja atau nilai aktivitas kerja dapat diartikan sebagi prestasi yang dapat dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu dalam melaksanakan kegiatan dari program berdasarkan kebijakan guna mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan melalui misi perusahaan yang tertuang dalam rencana strategi perusahaan tersebut. Kinerja menurut Mangkunegara (25) adalah suatu proses kombinasi yang terus-menerus dilakukan dalam kerja sama antara seorang karyawan dan aturan langsung yang melibatkan penerapan penghargaan, serta pengertian dan fungsi kerja karyawan. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan sebagian besar tergantungpada kinerja manajer. Kinerja manajerial dapat diukur setelah sistem informasi akuntansi manajemen dapat dilaksanakan dan diaplikasikan di dalam sebuah organisasi. Kinerja manajerial tercapai apabila organisasi secara keseluruhan, atau para manajer unit bisnis secara bersama-sama mampu

14 14 melakukan tugas-tugasnya dengan baik sehingga organisasi mampu mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja manajerial adalah hasil secara periodik operasional suatu manajer berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapakan sebelumnya. Selain itu kinerja manajerial merupakan keluaran (output) yang menggunakan masukan (input) selama periode tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Juniarti dan Evelin (23) menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial antara lain perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, pengaturan staf, negosiasi, perwakilan dan kinerja secara keseluruhan. Rustiana (dalam Maharani, 211) mengemukakan bahwa definisi kinerja manajerial sebagai persepsi kinerja individual para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, evaluasi, pengaturan staf, negosiasi dan representasi. Sejalan dengan hal itu, Mahoney (1986) dalam Maharani (211) berpendapat bahwa terdapat delapan penilaian manajerial personal dan satu dimensi kinerja secara keseluruhan yang meliputi: 1. Perencanaan Menentukan tujuan, kebijakan, tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, perencanaan dan pemrograman.

15 15 2. Investigasi Mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk catatan, laporan mengukur hasil, serta menganalisis pekerjaan. 3. Pengkoordinasian Tukar menukar informasi dengan bagian lain, untuk menyusun suatu program dan hubungannya dengan manajer lain. 4. Evaluasi Menilai dan mengukur keputusan yang diambil, pemeriksaan laporan keuangan dan pelayanan kepada pemakai jasa komunikasi 5. Pengawasan Mengarahkan, memimpin, membimbing, menjelaskan segala aturan yang berlaku, memberikan dan menangani keluhanpelaksanaan tugas bawahan. 6. Pengaturan Staff Mempertahankan angkatan kerja di bagiannya, merekrut, menempatkan, mempromosikan dan memutasi pegawai. 7. Negosiasi Melakukan kinerja manajerial atau melakukan suatu kontrak perjanjian untuk barang maupun jasa, pembelian dan tawar menawar. 8. Perwakilan Melakukan pertemuan dengan wakil dari perusahaan-perusahaan lain dan mempromosikan tujuan umum perusahaan.

16 Desentralisasi Perusahaan yang memiliki pusat pertanggung jawaban biasanya memiliki salah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang kompleks dan beragam yaitu sentralisasi atau desentralisasi. Pengambilan keputusan sentralisasi (centralized decesion making) berbagai keputusan dibuat pada jenjang manajer puncak dan manajer pada jenjang yang lebih rendah bertanggung jawab pada pengimplementasian. Sedangkan pada pengambilan keputusan desentralisasi (decentralisation decesion making) memperbolehkan manajer pada jenjang yang lebih rendah membuat dan mengimplementasikan keputusan yang berkaitan dengan wilayah pertanggung jawaban mereka. Usaha untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan banyak perusahaan memilih cara desentralisasi. Garrison & Narren (2) memberikan pengertian bahwa organisasi yang terdesentralisasi yaitu organisasi yang pembuatan keputusannya tidak diserahkan kepada beberapa eksekutif puncak tetapi diserahkan diseluruh organisasi, dengan manajer di berbagai tingkatan membuat keputusan keputusan penting yang berhubungan dengan lingkup tanggung jawab mereka. Desentralisasi hanyalah masalah tingkatan karena seluruh organisasi didesentralisasikan pada lingkup tertentu sejauh diperlukan. Menurut Hansen & Mowen (2) mengemukakan bahwa desentralisasi (decentralization) adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Esensi dari desentralisasi adalah kebebasan pengambilan keputusan. Suatu organisasi yang desentralisasi, manajer

17 17 pada jenjang yang lebih rendah membuat dan mengimplementasikan keputusan, sedangkan dalam organisasi yang tersentralisasi, manajer pada jenjang yang lebih rendah hanya bertanggung jawab terhadap implementasi keputusan. Sedangkan menurut Handoko (23) desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan wewenang ke bawah ke divisi-divisi, cabang-cabang, atau satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah lainnya. Desentralisasi juga merupakan pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi dan dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi. Setiap organisasi mempunyai struktur yang berbeda yang memberikan dasar bagi fungsi organisasi tersebut. Desentralisasi merupakan pendelegasian wewenag dan tanggung jawab kepada manajer. Tingkat pendelegasian itu sendiri menunjukkan sejauh mana manajer yang lebih tinggi mengizinkan manajer yang lebih rendah untuk membuat kebijakan secara independen. Pendelegasian yang diberikan kepada manjer yang lebih rendah (subordinate) dalam otoritas pembuatan keputusan (decision making) akan diikuti pula dengan tanggung jawab atas aktivitas yang mereka lakukan, rasa tanggung jawab yang lebih besar otomatis akan muncul karena kebijakan yang dijalankan tersebut adalah inisiatif sendiri. Otoritas disini memberikan pengertian sebagai hak untuk menentukan penugasan, sedangkan tanggung jawab adalah kewajiban untuk mencapai tugas yang telah ditetapkan.

18 18 Desentralisasi sangat diperlukan akibat adanya kondisi administratif perusahaan atau organisasi yang semakin kompleks, begitu pula dengan tugas dan tanggung jawab sehingga perlu pendistribusian otoritas kepada manajemen yang lebih rendah. Pendelegasian wewenag kepada manajemen yang lebih rendah maka beban yang ditanggung manajemen yang lebih tinggi menjadi terkurangi atau menjadi lebih ringan. Struktur organisasi memiliki peran penting dalam mempengaruhi kinerja pada tingkat organisasi maupun sub-unit. Pengaruh itu terjadi karena dengan adanya desentralisasi, penetapan kebijakan dilakukan oleh manajer yang lebih memahami kondisi unit yang dipimpinnya sehingga diharapkan kualitas atas kebijakan-kebijakan yang telah diambil lebih berkwalitas. Beberapa alasan suatu organisasi melakaukan desentralisasi, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Kemudahan terhadap pengumpulan dan pemanfaatan informasi lokal. Kualitas keputusan sangat dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Ketika suatu organisasi tumbuh dalam ukuran dan beroperasi pada wilayah dan pasar yang berbeda, manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi-kondisi yang terjadi di wilayah tersebut atau kurang memahami kondisi lokal. Namun manajer yang berada pada jenjang yang lebih rendah, yang berhubungan dekat atau berhubungan langsung dengan kondisi-kondisi pengoperasian mempunyai akses yang lebih untuk informasi tesebut, sehingga manajer yang berada pada jenjang yang lebih rendah sering unggul dalam pembuatan keputusan-keputusan yang lebih baik.

19 19 b. Fokus Manajemen Pusat Adanya mendesentralisasikan keputusan-keputusan organisasi manjemen pusat bebas berperan dalam perumusan perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. Kelangsungan operasi jangka panjang dari organisasi harus lebih penting bagi manajemen pusat daripada operasi sehari hari, karena pada umumnya keputusan-keputusan yang diambil pada tingkat manajemen yang lebih rendah tidak untuk jangka panjang dan bukan merupakan suatu keputusan strategis suatu organisai. c. Melatih dan Memotivasi Para Manajer Segmen. Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer yang lebih tinggi. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi yang terduga atau tidak terduga. Seperti : manajer yang telah pensiun, pengembangan sayap organisasi, keluar dari organisasi, sakit atau meninggal dunia. Dalam hal ini memungkinkan manajer puncak mengevaluasi kapabilitas para manajernya. Pertanggung jawaban yang lebih besar mampu menghasilkan kepuasan kerja yang lebih tinggi dan memotivasi manajer lokal untuk berupaya lebih baik, hal tersebut secara otomatis akan memunculkan inovasi dan kreativitas yang lebih baik. d. Meningkatkan Daya Saing. Perusahaan yang tersentralisasi, margin laba secara keseluruhan mampu menutupi ketidakefisienan berbagai devisi. Perusahaan-perusahaan besar sekarang menyadari bahwa mereka tidak akan mampu bertahan apabila tetap mengoperasikan sutau divisi yang tidak berdaya saing.

20 2 Mulyadi (26), Manfaat Desentralisasi yaitu : 1. Pengumpulan dan Penggunaan Informasi Lokal Kualitas keputusan dipengaruhi oleh mutu informasi yang tersedia, ketika perusahaan berkembang dan beroperasi dipasar dan diwilayah yang berbeda beda, manajemen pusat mungkin tidak memahami betul kondisi lokal yang ada. 2. Respons Terhadap Kompleksitas Lingkungan Tatkala manajemen berhadapan dengan produk dewasa dalam suatu industri dengan teknologi static, terdapat sedikit kebutuhan akan desentralisasi ketimbang sebuah perusahaan menghadapi ketidakpastian pada semua bidang. 3. Pemusatan Aktifitas Manajemen Pusat Pada saat tanggung jawab atas kegiatan kegiatan bisnis harian di delegasikan dari manajemen sensus ke manajemen madya, manajemen sensus akan lebih leluasa untuk memusatkan perhatiannya pada perencanaan strategik. 4. Pelatihan dan Pemotivasian Manajer Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi juga menawarkan pelatihan yang sangat baik bagi para manajer. 5. Kemampuan Mengevaluasi Segmen Segmen Desentralisasi biasanya mencakup laporan laporan kinerja oleh setiap segmen yang ada.

21 Sistem Akuntansi Informasi Manajemen Syam dan Maryasih, (26) mengemukakan Sistem Akuntansi Manajemen merupakan suatu sistem yang dapat memberikan atau menyampaikan informasi yang relevan kepada manajer untuk mengambil keputusan,perencanaan,dan pengawasan. Prasetyo, (26) menyatakan bahwa Sistem Akuntansi Manajemen adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang mudah untuk memprediksi konsekuensinya yang mungkin terjadi dari berbagai alternative aktivitas yang dapat dilakukan. Ritonga dan Zainuddin (25) memberikan definisi tentang ketiga dimensi Sistem Akuntansi Manajemen diatas sebagai berikut: cakupan informasi yang luas meliputi informasi yang berhubungan dengan ekonomi (seperti total penjualan dan pangsa pasar) dan bukan ekonomi (seperti kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan perkembangan demografi) kuantitatif dan bukan kuantitatif yang berkaitan dengan lingkungan internal serta eksternal organisasi dan menyediakan informasi yang berkenan dengan prediksi tentang kemungkinan terjadinya peristiwa diwaktu yang akan datang. Menurut Hansen dan Mowen (2) tujuan dari system akuntansi manajemen adalah sebagi berikut: 1. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. 2. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian. 3. Untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

22 22 Informasi Akuntansi Manajemen yang berguna untuk membantu para pekerja, manajer dan eksekutif untuk membuat keputusan yang lebih baik (Atkinson 1995 dalam Marina, 29). Bukti empiris mengenai karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi para manajerial adalah terdiri dari informasi broad scope, timeliness, aggregation dan informasi yang memiliki sifat intergration (Chenhal dan Morris, 1986 dalam Marina, 29). Informasi akuntansi manajemen yang semakin handal mungkin pada suku tinggi tingkat ketersediaan informasi. 1. Informasi Broad Scope Sistem Akuntansi Manajemen Informasi sistem manajemen bersifat broad scope mewakili dimensi focus, time horizon dan kuantifikasi (Gudono, 2 dalam Marina, 29). Informasi broad scope memberikan informasi tentang faktor-faktor eksternal maupun internal perusahaan, informasi broad scope juga mencakup tentang info non ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, serta aspek-aspek lingkungan (Chenhall dan Morris, 1986 dalam Marina, 29). Nazaruddin (1998) dalam Marina (29) menyatakan adanya perbedaan tingkat ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi berdampak positif terhadap informasi broad scope. 2. Informasi time liness Sistem Akuntansi Manajemen Informasi tepat waktu akan mendukung manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan kerja mereka (Nazaruddin, 1998 dalam Marina, 29). Tingkat desentralisai yang tinggi dan informasi

23 23 yang akan berpengaruh positif karena mampu merespon suatu kejadian dengan cepat (Gudono, 2 dalam Marina, 29). 3. Informasi agregasi Sistem Akuntansi Manajemen Informasi agregasi perlu dalam organisasi desentralisasi karena dapat mencegah kemungkinan terjadinya overload informasi (Prasetyo 22 dalam Marina, 29). Kebutuhan informasi yang dapat mencerminkan area pertanggungjawaban dapat diperoleh dari informasi teragregasi (Nazaruddin 1998 dalam Marina, 29). Informasi agregasi memberikan informasi mengenai area pertanggungjawaban mereka sehingga dapat mengurangi terjadinya konflik dan mendukung para manajerial untuk mengatasi adanya info overload (Iselin 1998 dalam Prasetyo 22) 4. Inforamsi integrasi Sistem Akuntansi Manajemen Informasi integrasi mencakup aspek seperti keutuhan target antar ahli utang yang terhitung dari proses interaksi antar sub unit dalam organisasi kompleksitas dan saling keterkaitan ataupun ketergantungan sub unit satu dengan yang lainnya akan tercermin dalam informasi intergation (Nazaruddin 1998 dalam Marina, 29). Informasi terintegrasi akan berperan dalam mengkoordinasi kebijakan organisasi yang memiliki tingkat desentralisasi tinggi, agar terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan utuh perusahaan (Gudono,22 dalam Marina, 29)

24 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh desentralisasi dan sistem informasi manajemen dalam peningkatan kinerja manajerial, mengacu pada beberapa peneliti terdahulu yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Juniarti, & Evelyne. (23) Hubungan karakteristik informasi yang dihasil-kan oleh sistem infor-masi manajemen terhadap kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Jawa Timur 2 Yuristisia, Citra (27) Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi Bisnis, Perceived Environmental Uncertainty (PEU), dan Desentralisasi pada Perusahaan Manufaktur di provinsi Jambi. Dependen: Kinerja Manajerial Independen: Karakteristik Informasi (X) Dependen: Kinerja Manajerial Independen: 1. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (X1) 2. Strategi Bisnis (X2). 3. Ketidakpastian Lingkungan yang Dipersepsikan (PEU) (X3) 4. Desentralisasi (X4) Terdapat hubungan antara karakteristik informasi yang terdiri dari broadscope, agregasi, integrasi dan timeliness terhadap kinerja manajerial berupa kemampuan manajer dalam mencapai target dan berpengaruh positif. 1. Bahwa sistem akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja manajer di dukung oleh strategi bisnis dan desentralisasi sebagai variabel moderator. 2. Hasil regresi berganda membuktikan bahwa strategi bisnis berfungsi sebagai variabel moderator dan tidak mendukung hipotesis dua bahwa sistem informasi akuntansi manajemen akan berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial untuk perusahaan dengan tipe strategi bisnis prospektor. 3. Hasil regresi berganda

25 25 No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian mem-buktikan bahwa ketidakpastian lingkungan berfungsi sebagai variabel moderator dan mendukung hipotesis tiga bahwa sistem informasi akuntansi manajemen akan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial ketika kondisi perceived environmental uncertainty tinggi. 4. Hasil regresi berganda membuktikan bahwa desen-tralisasi berfungsi sebagai variabel moderator dan mendukung hipotesis empat bahwa sistem informasi akuntansi manajemen akan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial untuk perusahaan pada tingkat desentralisasi tinggi diban-dingkan dengan tingkat desentralisasi yang rendah. 3 Marina, Anna Dependen: Hasil penelitian (29) Kinerja Manajerial menunjukkan bahwa 1. Terdapat pengaruh positif Pengaruh Sistem Independen: interaksi ketidakpastian Akuntansi 1. Sistem ling-kungan, Manajemen Akuntansi desentralisasi, dan agregat Terhadap Kinerja Manajemen (X1) informasi sistem Manajerial Dengan 2. Ketidakpastian akuntansi manajemen Ketidakpastian Lingkungan (X2) terhadap kinerja Lingkungan dan 3. Desentralisasi manajerial. Desentralisasi (X3) 2. Kombinasi derajat sebagai ketidak-pastian Variable lingkungan yang tinggi Moderating dan agregat informasi system akuntansi

26 26 No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan rendah. 3. Kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi system akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan tinggi. 4 Suryani, Indah Dependen: 1. akuntansi manajemen (213) Kinerja Manajerial berpe-ngaruh terhadap positif kinerja Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen dan manajerial. 2. menyatakan frekuensi bahwa penerbitan Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Survey pada Dealer Mobil Kota Jambi). 5 Lempas, Yuwinda. Ventje Ilat. Harijanto Sabijono (214). Desentralisasi dan Sistem Akuntasni Independen: 1. Frekuensi penerbitan laporan rutin 2. Laporan tidak rutin 3. Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen 4. Desentralisasi Dependen: Kinerja Manajerial Independen: 1. Desentralisasi (X1), 2. Sistem Akuntansi laporan rutin berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. 3. menyatakan bahwa frekuensi penerbitan laporan tidak rutin berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial. 4. menyatakan kualitas informasi akuntansi manajemen berpe-ngaruh positif terhadapa kinerja manajerial. 1. Desentralisasi berpengaruh negatif terhadap kinerja manajer pada PT Sinar Galesong Prima dimanado. 2. Sistem akuntansi manajemen berpengaruh

27 27 No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian Manajemen Manajemen (X2), positif terhadap kinerja terhadap Kinerja manajer pada PT Sinar Manajer pada PT. Galesong Prima di Sinar Galesong manado. Prima Manado 2.3 Hipotesis Pengaruh Desentralisasi terhadap Kinerja Manajerial Garrison dan Noreen yang diterjemahkan oleh A. Totok (2) mendefinisikan desentralisasi adalah delegasi otorisasi pembuatan keputusan organisasi dengan memberi manajer serangkaian level operasi dan otoritas untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan daerah tanggung jawabnya. Pendekatan kontijensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai tujuan. Pemakaian faktor kontijensi ini didasarkan pada kemungkinan adanya perbedaan strategi bisnis, dan desentralisasi yang diterapkan akan mengakibatkan perbedaan kebutuhan informasi sistem akuntansi manajemen yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja manajerial (Otley, 198 dalam Faisal, 26). Desentralisasi merupakan kebijakan tiap-tiap perusahaan yang sifatnya independen, artinya bahwa setiap perusahaan dapat memberikan kebebasan kepada divisi atau bagian-bagian dalam perusahaan untuk mengatur dan melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan. Ditetapkannya otorisasi kepada masing-masing divisi tersebut sering kali dapat memberikan motivasi atau dorongan kepada para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Kondisi tersebut

28 28 timbul karena dengan ditetapkannya sistem desentralisasi kegiatan-kegiatan seperti pengawasan dan penilaian dapat lebih mudah untuk dilakukan. Otoritas atau wewenang disini memberikan pengertian sebagai hak untuk menentukan penugasan, sedangkan tanggung jawab adalah kewajiban untuk mencapai penugasan yang telah ditetapkan. Semakin tinggi tingkat desentralisasi maka semakin tinggi wewenag menajer dalam mengambil keputusan secara otonom. Penelitian Lempas, dkk (214) menemukan bukti bahwa desentralisasi mampu mempengaruhi kinerja manajerial. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah H 1 : Desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial

29 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial Informasi manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen memiliki peranan dalam memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktifitas seperti perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan. Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang baik, maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat mensuplai kebutuhan informasi baik informasi akuntansi ataupun informasi manajemen. Informasi sistem akuntansi yang baik bagi perusahaan adalah informasi yang sesuai dengan karakteristik, yaitu bersifat broadscope, timelines, aggregate dan integrated. Informasi yang bersifat broadscope adalah informasi yang mengandung dimensi focus, time horizon dan kuantifikasi.informasi yang bersifat timelines adalah informasi yang tersedia ketika dibutuhkan dan sering dilaporkan secara sistematis. Informasi yang bersifat aggregate adalah informasi yang memperhatikan penerapan bentuk kebijakan formal. Sedangkan informasi yang integrated adalah informasi yang mencerminkan adanya koordinasi antara segmen yang satu dengan segmen yang lain. Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada Sistem Akuntansi Manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan tetapi Sistem Informasi Akuntansi itu tergantung pada faktor-faktor situasional yang ada dalam organisasi. Faktor-faktor potensial yang dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran

30 3 untuk menghubungkan antara system akuntansi manajerial dengan kinerja manajerial adalah didasarkan pada kepercayaan bahwa para manajer memahami sifat pekerjaanya (Mulyaningtyas, 28). Dengan kata lain dengan memahami sifat pekerjaanya, maka mereka dapat mempertimbangkan bagaimana caranya menggunakan informasi agar lebih bermanfaat bagi mereka dan melaksanakan pekerjaan dengan efektif. Diharapkan bahwa dengan menggunakan informasi yang disediakan, manajer dapat menyelesaikan pekerjaan secara efektif yang pada akirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Penelitian Yuristisia (27); Suryani (213) dan Lempas, dkk (214) menemukan bukti bahwa sistem informasi akuntansi manajemen mampu mempengaruhi kinerja manajerial. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah H 2 : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial

31 Kerangka Konseptual Berdasarkan penjelasan yang telah dilakukan di atas, maka dapat digembarkan kerangka pemikiran sebagai berikut: 1. kebijakan pengambilan produk atau jasa baru 2. kebijakan dalam pemutusan hubungan kerja 3. penentuan investasi dalam skala besar 4. pengalokasian anggaran 5. penentuan harga jual. 1. Perencanaan 2. Investigasi 3. Koordinasi 4. Evaluasi 5. Pengawasan 6. Staff 7. Negoisasi 8. perwakilan Desentralisasi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen H 1 H 2 Kinerja Manajerial 1. Broad scope 2. Timeliness 3. Agregasi 4. Integrasi Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

32 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk obyek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk obyek atau orang yang berbeda (Sekaran, 26) Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah desentralisasi dan sistem informasi akuntansi manajemen. Sedangkan variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Desentralisasi Desentralisasi merupakan pendelegasian wewenang tanggung jawab kepada para manajer lebih rendah. Tingkat pendelegasian menunjukkan seberapa jauh manajemen yang lebih tinggi mengizinkan manajemen yang lebih rendah untuk membuat kebijakan secara independen artinya pendelegasian yang diberikan kepada menajemen yang lebih rendah (Nazarudin, 1998 dalam Solechan dan Setiawati, 29). Variabel desentralisasi diukur dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh Gordon dan Narayan (1984) dalam Solechan dan Irawati,

33 33 (29), yakni diukur dengan lima item pertanyaan dalam 5 skala. Kelima pertanyaan tersebut untuk mengetahui seberapa jauh pengambilan keputusan didelegasikan pada para manajer, yaitu kebijakan dalam pengambilan produk atau jasa baru, kebijakan dalam pemutusan hubungan kerja, penentuan investasi dalam skala besar, pengalokasian anggaran dan penentuan harga jual. 2. Sistem informasi akuntansi manajemen Sistem akuntansi manajemen yaitu suatu sistem pengolahan informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern organisasi (Mulyadi, 26 dalam Solechan dan Setiawati, 29). Pengukurannya dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Chenhall dan Morris (1996) dalam Solechan dan Irawati, (29), yaitu terdiri dari empat dimensi (aspek) yaitu informasi Broad scope diukur dengan dua item pertanyaan. Timeliness diukur dengan dua item pertanyaan. Agregasi diukur dengan dua item pertanyaan. Integrasi diukur dengan dua item pertanyaan. Masing-masing pertanyaan diukur dalam 5 skala. 3. Kinerja manajerial Kinerja manajerial adalah kinerja manajer dalam kegiatan-kegiatan yang meliputi perencanaan, investigasi, pengoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf (staffing), dan perwakilan atau representatif di lingkungan organisasinya (Sastrohadiwiryo, 22). Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrumen self rating yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Solechan dan Irawati, (29). Para responden diminta menilai kinerja

34 34 mereka dibandingkan dengan rata-rata kinerja rekan mereka. Kinerja manajerial diukur dengan sembilan item pertanyaan yang diukur dengan 5 skala. Instrumen ini terdiri dari delapan dimensi kinerja personal yaitu perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, staff, negoisasi, perwakilan dan satu dimensi kinerja secara keseluruhan. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi Menurut Indriantoro (212) populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan elemen populasi (population element). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer level menengah dan manajer level bawah pada PT. Ungaran Printing Apparel. Adapun manajer yang dimaksud manajer level menengah adalah kepala unit (divisi) dan manajer level bawah adalah supervisor Sampel Menurut Indriantoro (212) sampel adalah populasi yang diambil secara tertentu dan memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap mewakili populasi dan lengkap yang bisa mewakili populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunanakan metode sensus yaitu seluruh manajer level menengah dan manajer level bawah pada PT. Ungaran Printing Apparel dijadikan sampel dalam penelitian.

35 Jenis dan Sumber Data Secara umum data penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari responden (Sekaran, 26). Penelitian ini menggunakan data primer yang respondennya adalah manajer level menengah adalah kepala unit (divisi) dan manajer level bawah adalah supervisor pada pada PT. Ungaran Printing Apparel. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan media kuesioner. Penelitian ini menggunakan personally administered questionnaires dengan tipe pertanyaan berupa close question yang meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda silangi pada option jawaban yang dipilih. Close question membantu responden membuat keputusan secara cepat untuk memilih diantara beberapa alternatif jawaban yang telah ada. 3.5 Metode Analisis Data Uji Analisis Kualitatif Terlebih dahulu penulis mengemukakan mengenai Metode Kualitatif. kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan metode deskripsi menurut Husein Umar (23:3) adalah: Tujuan riset ini bersifat suatu paparan untuk mendeskripsikan hal-hal yang ditanyakan dalam riset, seperti siapa, yang mana, kapan dan dimana.

36 36 Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari riset deskripsi adalah untuk memaparkan objek yang diteliti Uji Analisis Kuantitatif Dikarenakan data yang ada berupa angka yang disusun dalam berupa suatu daftar, maka metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dan itu termasuk dari bagian metode kuantitatif. Hal itu dikarenakan data penelitian berupa angka-angka yang akan diolah secara statistiknya. Sebagai mana yang di kemukakan oleh Sugiyono (29:7) mengatakan bahwa: Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Analisis menggunakan statistik.untuk mengetahui hubungan informasi akuntansi diferensial dengan perencanaan biaya operasional. Metodologi statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: Pengujian Instrumen Penelitian Uji Validitas Valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono,212:172). Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas instrumen dapat menggunakan rumus korelasi. Rumus korelasi berdasarkan Pearson Product Moment dengan menggunakan

37 37 program SPSS. Dalam uji validitas setiap item pertanyaan membandingkan r hitung dengan r tabel. 1. Jika r hitung > r tabel (degree of freedom) maka instrument dianggap valid. 2. Jika r hitung < r tabel (degree of freedom) maka instrument dianggap tidak valid (drop), sehingga instrument tidak dapat digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (212:178) kriteria atau syarat suatu item tersebut dinyatakan valid adalah bila korelasi tiap faktor tersebut bernilai positif dan besarnya,3 keatas Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 211:22). SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α),7 (Ghozali, 211:47-48) Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai hubungan distribusi

38 38 normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 211). Analisi grafik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka titik data akan mengikuti garis diagonalnya Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel indipenden. Uji Multikolinieritas pada penelitian dilakukan dengan matrik korelasi. Pengujian ada tidaknya gejala Multikolinieritas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Invlation Factor) dan tolerance-nya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih besar dari,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis terlepas dari gejala multikolinieritas. Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 1 dan nilai tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas (Gozali, 211).

39 39 b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Gozali, 211). Deteksi gejala heteroskedastisitas digunakan uji Glejser, yaitu dengan menguji tingkat signifikansi. Pengujian ini dilakukan dengan merespon variabel (x) sebagai variabel independen dengan nilai absolut unstandardized residual regresi sebagai variabel dependen. Apabila hasil uji di atas level signifikan (p >,5), berarti tidak terdapat heterokedastisitas, apabila dibawah level signifikan (p <,5) Uji Regresi Linear Berganda Regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Pada regresi berganda terdapat satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas. Didalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat adalah kinerja manajerial sedangkan yang menjadi variabel bebasnya adalah desentralisasi dan Sistem Akuntansi Informasi Manajemen. Model hubungan keputusan penelitian dengan variabel-variabel tersebut dapat disusun ke dalam fungsi atau persamaan model regresi. Persamaan regresinya adalah :

40 4 Dimana: Y X 1 X 2 α β 1 β 2 e Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + e = kinerja manajerial = desentralisasi = sistem akuntansi informasi manajemen = Konstanta; = Koefisien regresi = Eror term Pengujian Hipotesis Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 211). Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, bila t hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, demikian sebaliknya. Atau dengan melihat signifikasinya yang terbentuk di bawah 5%, maka Ha diterima dan Ho ditolak atau sebaliknya Pengujian Kelayakan Model a. Uji R-square (koefisien determinasi / R²) Untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual, diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik, salah satunya dapat diukur dari nilai koefisien determinasinya (R²). Koefisien determinan (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu ( 1). Nilai nol berarti variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel

41 41 dependen dan apabila nilainya mendekati satu maka dapat dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu koefisien determinasi juga dipergunakan untuk mengetahui persentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) (Ghozali 211). b. Uji F Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 211). Model dikatakan Fit, jika nilai probabilitas signifikan kurang 5%.

42 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran UmumPT. Ungaran Printing Apparel PT. Ungaran Printing Apparel berdiri pada tahun 25 selaku pendiri serta pemilik adalah Bapak Lie Po Kong, yang pada saat itu perusahaan masih berstatus badan hukum perseroan komanditer atau yang sering disebut dengan CV (Comanditer Venture) dengan nama CV. Ungaran Printing, namun karena terdapat suatu hal yang memungkinkan untuk bergantinya status badan hukum, tepat pada tahun 21 perusahaan ini yang awalnya berstatus badan hukum perseroan komanditer berubah menjadi perseroan terbatas dengan nama baru PT. Ungaran Printing Apparel yang memiliki nomor ijin usaha 53 / 353 / PK / VIII / 21. PT. Ungaran Printing Apparel terletak di jalan Letjend Soeprapto Gg. Serayu I nomor. 1 Sidomulyo-Ungaran Perusahaan ini bergerak dibidang percetakan melayani printing, bordir, serta finishing yang berbasis di Indonesia. Dan telah bekerjasama dengan beberapa garment industri pembuatan pakaian di Jawa Tengah khususnya Semarang dan Solo. Konsumen utama yang mempercayakan pesanannya pada PT. Ungaran Printing Apparel antara lain adalah Morich, Pantja Tunggal, Ungaran Sari Garmen, Tyfountex, Inti Sari Garmen, Prospecta, Holi, Solo Kawistara. Perusahaan-perusahaan garmen ini melayani pesanan dari Nike, Esprit, Quick Silver, Adidas, Lotto, EDC, Melka, O Neill, DKNY, TommyHighifger, Ocean Pacific (OP), Sun Valley, Rossignol, Federated, Animal, POLO, North Sail, H&M, Calvin Klein, dll.

43 43 PT. Ungaran Printing juga memproduksi hasil cetak beraneka ragam jenisnya beberapa diantaranya adalah Foil, Gliter, Puff Print, Crack Print, Photo Print, Revlective, Gel Print, Emboss, Deboss, dan lain-lain sesuai dengan permintaan dari pemesan. Dengan kata lain, PT. Ungaran Printing Apparel merupakan suatu perusahaan outsourcing dari perusahaan-perusahaan garmen. Dalam satu hari PT. Ungaran Printing Apparel dapat memproduksi produknya sebanyak 4. pak. PT. Ungaran Printing Apparel terletak di jalan Letjend Soeprapto Gg. Serayu I nomor. 1 Sidomulyo-Ungaran Beberapa alasan perusahaan untuk memilih lokasi di daerah ini adalah sebagai berikut:berada diantara beberapa pabrik industri garmen di daerah Semarang dan sekitar khususnya di daerah Ungaran, sehingga diharapkan mampu mempermudah serta memperlancar pemesanan yang sebagian besar pemesan berasal dari industri garmen. Didalam menjalankan suatu kegiatan usaha tentunya suatu perusahaan memiliki tugas serta wewenang dari masing-masing bagian atau sering disebut dengan job deskripsi yang telah tersusun dalam suatu struktur organisasi, guna mencapai tujuan yang diharapkan suatu perusahaan. Didalam struktur organisasi terdapat susunan serta hubungan antara tanggungjawab dan wewenang, dengan demikian diharapkan struktur organisasi tersebut dapat mempermudah pelaksanaan tugas dari masing-masing bagian. Tugas, wewenang, dan tanggungjawab masing-masing bagian pada PT. UNGARAN PRINTING APPAREL Semarang adalah sebagai berikut: \

44 44 1) Direktur (1) Memimpin aktivitas serta kegiatan perusahaan sesuai dengan kebijakan yang telah ada. (2) Menentukan kebijakan dalam bidang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan. (3) Membuat agenda atas kegiatan perusahaan. (4) Bertanggung jawab atas segala aktivitas perusahaan serta kelancaaran dalam usahanya. 2) Manajer (1) Bertanggung jawab terhadap kinerja bagian-bagian dibawahnya. (2) Berperan dalam pendelagasian tugas pada bagian-bagian dibawahnya. (3) Bertanggung jawab dalam membuat laporan secara berkala kepada atasannya beserta analisis permasalahannya. (4) Mempunyai wewenang dalam mendisiplinkan bawahannya sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku di perusahaan. (5) Mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan. 3) Pemasaran (1) Melaksanakan administrasi penjualan. (2) Merencanakan atau menyiapkan rencana pembelian barang barang kebutuhan secara periodik. (3) Bertanggung jawab atas pengembangan sistem dan mekanisme manajemen pemasaran, penjualan, dan promosi secara umum.

45 45 (4) Merealisasikan dan melaksanakan rencana-rencana serta prosedurprosedur yang diterapkan melalui pendelegasian wewenang pada deaprtemen pemasaran. 4) Produksi (1) Menyelenggarakan produksi dengan cara mengkoordinir tiap tahap produksi dengan perencanaan dari pimpinan perusahaan. (2) Menyelenggarakan perencanaan produksi dengan seefisien mungkin untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh bagian pemasaran. (3) Bertanggung jawab atas kualitas dari pemasukan bahan mentah untuk diproses sehingga bahan tersebut menjadi barang jadi. (4) Mengatur jumlah barang yang diproduksi sesuai dengan rencana pemesanan. 5) Keuangan Memiliki peranan dalam mengendalikan keuangan pada perusahaan sesuai kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan dalam mengatur pembelanjaan bahan baku maupun pembayaran upah karyawan. 6) Akuntansi (1) Memiliki tugas dalam pencatatan segala jenis transaksi serta membuat pembukuan laporan keuangan perusahaan. (2) Mengontrol dan mengevaluasi pencatatan neraca R/L dan aktivitas akunting lainnya agar dapat berjalan secara tepat dan akurat. 7) HRD Memiliki peran dalam rekruitmen pegawai serta pelatihan dalam meningkatkan kinerja pegawai.

46 Deskripsi Responden Deskripsi Statistik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden yang menjadi obyek penelitian ini adalah seluruh manajer level menengah dan manajer level bawah pada PT. Ungaran Printing Apparel sebanyak 36 orang. Berikut ini diuraikan informasi tentang responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-Laki Perempuan Jumlah 36 1 Sumber : data primer yang diolah, 216 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar manajer level menengah dan manajer level bawah pada PT. Ungaran Printing Apparel yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah laki-laki yaitu sebanyak 75 persen dan sisanya sebanyak 25 persen berjenis kelamin perempuan. Hal ini karena karakteristik dan kondisi kerja di Ungaran Printing Apparel memerlukan perhatian ekstra yang didukung dengan kemampuan fisik, sehingga laki-laki menjadi dominan Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Gambaran umum responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Responden Berdasarkan umur Umur Jumlah Persentase 2,4-3 tahun 31,-4 tahun 41,6-5 tahun Lebih dari 5 tahun ,33 25, 38,89 27,78 Jumlah 36 1

47 47 Sumber : data primer yang diolah, 216 Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 36 responden yang menjadi obyek dalam penelitian ini sebagian besar manajer level menengah dan manajer level bawah pada PT. Ungaran Printing Apparel berusia 41-5 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa manajer level menengah dan manajer level bawah pada PT. Ungaran Printing Apparel berada pada usia yang sudah memiliki pengalaman yang tinggi Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Gambaran umum manajer level menengah dan manajer level bawah pada PT. Ungaran Printing Apparel berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Persentase SLTA/Sederajat D III S1 S ,56 27,78 47,22 19,44 Jumlah 36 1 Sumber : data primer yang diolah, 216 Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar manajer level menengah dan manajer level bawah pada PT. Ungaran Printing Apparel tamatan Sarjana. Pendidikan akan sangat mempengaruhi kreatifitas dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan, sehingga dengan dibekali pendidikan yang cukup, maka akan dapat memberikan inovasi dalam bekerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

48 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Divisi Gambaran umum manajer level menengah dan manajer level bawah padapt. Ungaran Printing Apparel berdasarkan divisi adalah sebagai berikut: Keuangan Produksi Pemasaran SDM Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Masa Kerja Divisi Jumlah Persentase ,89 44,44 3,56 11,11 Jumlah 36 1 Sumber : data primer yang diolah, 216 Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian manajer level menengah dan manajer level bawah padapt. Ungaran Printing Apparel bekerja di divisi produksi sebanyak 44,44%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa divisi produksi lebih banyak ditempati posisinya untuk menjalankan operasional perusahaan Deskripsi Variabel Penelitian Deskripsi variabel bertujuan untuk menyajikan gambaran informasi atau deskripsi suatu data variabel dengan karakteristik data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner. Dari deskripsi variabel terlihat gambaran kecenderungan jawaban semua responden terhadap suatu butir pernyataan kuesioner, apakah responden cenderung menjawab sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju.

49 Sistem Akuntansi Informasi Manajemen Desentralisasi Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Penelitian Item STS TS N S SS Mean % % % % % 1. Perusahaan memberikan wewenang dalam melaksanakan kebijakan untuk mengembangkan produk atau jasa baru 2. Perusahaan memberikan wewenang untuk menciptakan kebijakan objektif dalam memutuskan hubungan kerja pada karyawan 3. Perusahaan selalu menentukan untuk melakukan investasi yang mampu memberikan keuntungan dalam skala besar 4. Perusahaan selalu melakukan pengalokasian anggaran pada divisi atau bagian tertentu dalam perusahaan 5. Penentuan harga jual, selalu dilakukan dengan perencanaan dan persetujuan dari divisi/bagian yang bersangkutan dalam perusahaan (%) (%) (%) (%) 1 (2,8%) 1 (2,8%) (%) (%) (%) (%) 4 (11,1%) 4 (11,1%) 2 (5,6%) 4 (11,1%) 8 (22,2%) 13 (36,1%) 15 (41,7%) 15 (41,7%) 13 (36,1%) 16 (44,4%) 18 (5%) 4,33 17 (47,2%) 4,36 19 (52,8%) 4,47 19 (52,8%) 4,42 11 (3,6%) Mean variabel Desentralisasi 4,3167 Item STS TS N S SS Mean % % % % % 1. Tingkat ketersediaan informasi yang dimiliki karakteristik broadscope, yang meliputi faktor-faktor eksternal, internal, dan kejadian yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang 2. Ketersediaan atau tidaknya informasi yang memiliki karakteristik broadscope, tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan dalam perusahaan 3. Adanya tingkat ketersediaan informasi yang dimiliki karakteristik aggregation, yaitu mengenai kelengkapan informasi agregrasi 4. Ketersediaan atau tidaknya informasi yang memiliki karakteristik aggregration, tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan dalam perusahaan. (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 1 (2,8%) 2 (5,6%) 2 (5,6%) 4 (11,1%) 6 (16,7%) 4 (11,1%) 5 (13,9%) 4 (11,1%) 4, 29 (8,6%) 4,78 3 (83,3%) 4,78 29 (8,6%) 4,75 28 (77,8%) 4,67

50 KINERJA MANAJERIAL tingkat ketersediaan informasi yang dimiliki karakteristik informasi integration, yaitu mengenai kompleksitas, kelengkapan(detail), serta infomasi antar unit/bagian 6. Ketersediaan atau tidaknya informasi anggaran yang memiliki karakteristik integration, tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan dalam perusahaan 7. Adanya tingkat ketersediaan informasi anggaran yang dimiliki karakteristik informasitimeliness, yaitu mengenai informasi terkini, interval waktu antar kebutuhan informasi dan ketersediaan informasi 8. Ketersediaan atau tidaknya informasi yang memiliki karakteristik timeliness, tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan dalam perusahaan. (%) (%) (%) 1 (2,8%) (%) (%) 7 (19,4%) 3 (8,3%) 3 (8,3%) 6 (16,7%) 1 (27,8%) 7 (19,4%) 23 (61,1%) 4,36 23 (63,9%) 4,56 26 (72,2%) 4,64 (%) (%) 3 (8,3%) 4 (11,1%) 29 (8,6%) 4,72 Mean variabel Sistem Informasi Akuntansi Manajemen 4,6572 Item STS TS N S SS Mean % % % % % 1. Menentukan tujuan, sasaran, kebijakan, dan tindakan atau pelaksanaan penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, pemrograman 2. Mengumpulkan dan menyampaian informasi untuk catatan laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan analisis pekerjaan. 3. Tukar menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lai, hubungan dengan manajer lain 4. Menilai dan mengukur proposal kinerja yang diamati pada laporan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk 5. Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan (%) (%) (%) (%) 1 (2,8%) (%) (%) (%) (%) 1 (2,8%) 9 (25%) 4 (11,1%) 6 (16,7%) 6 (16,7%) 6 (16,7%) 12 (33,3%) 17 (47,2%) 15 (41,7%) 11 (3,6%) 14 (38,9%) 15 (41,7%) 4,17 15 (41,7%) 4,31 15 (41,7%) 4,25 19 (52,8%) 4,36 14 (38,9%) 4,8

51 51 bapak / ibu membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberi tugas pekerjaan dan menangani keluhan 6. Mempertahankan angkatan kerja di bagian bapak / ibu merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempelkan, mempromosikan dan memutasi pegawai 7. Pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar-menawar dengan wakil penjual, tawarmenawar secara kelompok 8. Menghadiri pertemuanpertemuan dengan kantor pusat, pertemuan dengan pimpinan pusat, mempromosikan tujuan umum perusahaan bapak / ibu (%) (%) (%) 1 (2,8%) (%) 2 (5,6%) 13 (36,1%) 2 (5,6%) 9 (25%) 9 (25%) 19 (52,8%) 9 (25%) 13 (36,1%) 3,94 15 (41,7%) 4,36 16 (44,4%) 4,8 Mean variabel kinerja manajerial 4,1967 Sumber : data primer yang diolah, 216 Pada Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa: 1 Variabel desentralisasi diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,3167. Pernyataan mengenai Perusahaan selalu menentukan untuk melakukan investasi yang mampu memberikan keuntungan dalam skala besar mendapatkan nilai ratarata tertinggi yaitu sebesar 4,47. Sedangkan pernyataan mengenai Penentuan harga jual, selalu dilakukan dengan perencanaan dan persetujuan dari divisi/bagian yang bersangkutan dalam perusahaan merupakan penilaian paling rendah dengan nilai rata-rata 4,. 2 Variabel sistem informasi akuntansi manajemen diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,6572. Pernyataan mengenai tingkat ketersediaan informasi akuntansi manajemen seperti anggaran, laporan penjualan, laporan persediaan, laporan biaya dan laporan keuangan yang dimiliki karakteristik broadscope, yang meliputi faktor-faktor eksternal, internal, dan kejadian

52 52 yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang dan pernyataan ketersediaan atau tidaknya informasi yang memiliki karakteristik broadscope, kurang berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan dalam perusahaan mendapatkan nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,78. Sedangkan pernyataan mengenai tingkat ketersediaan informasi yang dimiliki karakteristik informasi integration, yaitu mengenai kompleksitas, kelengkapan(detail), serta infomasi antar unit/bagian dengan nilai rata-rata 4,36. 3 Variabel kinerja manajerial diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,1967. Pernyataan mengenai menilai dan mengukur proposal kinerja yang diamati pada laporan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk dan pernyataan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawarmenawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok mendapatkan nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,36. Sedangkan pernyataan mengenai mempertahankan angkatan kerja di bagian bapak / ibu merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempelkan, mempromosikan dan memutasi pegawai merupakan penilaian paling rendah dengan nilai rata-rata 3,94.

53 Pengujian Instrumen Penelitian Uji Validitas Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dapat melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Berikut pengujian ringkasan uji validitas masing-masing indikator pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Penelitian Item r Hitung r Tabel Keterangan Desentralisasi X1_1,85,3 Valid X1_2,861,3 Valid X1_3,935,3 Valid X1_4,879,3 Valid X1_5,374,3 Valid Sistem Akuntansi Informasi Manajemen X2_1,836,3 Valid X2_2,735,3 Valid X2_3,729,3 Valid X2_4,647,3 Valid X2_5,637,3 Valid X2_6,672,3 Valid X2_7,74,3 Valid X2_8,774,3 Valid Kinerja Manajerial Y_1,435,3 Valid Y_2,413,3 Valid Y_3,53,3 Valid Y_4,356,3 Valid Y_5,571,3 Valid Y_6,743,3 Valid Y_7,64,3 Valid Y_8,589,3 Valid

54 54 Sumber : data primer yang diolah, 216 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan dari 3 (tiga ) variabel dinyatakan valid, karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel (,3).Menurut Sugiyono (212:178) kriteria atau syarat suatu item tersebut dinyatakan valid adalah bila korelasi tiap faktor tersebut bernilai positif dan besarnya,3 keatas Uji Reliabilitas Menurut Ghozali (211) reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu contruct atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Croanbach Alpha>,7 (Ghozali, 211). Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat dalam Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Cronbach S Alpha Desentralisasi,891 Sistem akuntansi informasimanajemen,96 Kinerja manajerial,812 Sumber : data primer yang diolah, 216 Standar,7,7,7 Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Pada Tabel 4.7 hasil pengujian diperoleh hasil yang menunjukkan hitung > standar (,7) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah reliabel. Dengan demikian maka jelaslah bahwa variabel variabel tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya karena dapat diandalkan.

55 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 211).Untuk uji normalitas data hasil tes dengan melihat normal probability plot melalui tampilan output SPSS 16 yang dapat dilihat dalam Gambar 4.1. Sumber: Data primer yang diolah, 215 Gambar 4.1 Kurva Probability P-Plot Gambar 4.1 menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi syarat asumsi normalitas. Hal ini dapat dilihat dari data yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Artinya data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal Uji Multikolinearitas

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dengan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini persaingan bisnis yang sangat ketat menuntut perusahaan untuk bisa bersaing secara

Lebih terperinci

PENGARUH DESENTRALISASI DAN SISTEM AKUNTANSI INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENINGKATAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. UNGARAN PRINTING APPAREL

PENGARUH DESENTRALISASI DAN SISTEM AKUNTANSI INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENINGKATAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. UNGARAN PRINTING APPAREL PENGARUH DESENTRALISASI DAN SISTEM AKUNTANSI INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENINGKATAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. UNGARAN PRINTING APPAREL MUCHAMMAD WALLI ALFATAH B12.2011.01790 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Kontinjensi Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN. disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur

BAB IV METODA PENELITIAN. disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur 25 BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer, yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami kebangkrutan karena tidak siap akan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami kebangkrutan karena tidak siap akan perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi informasi membuat lingkungan bisnis mengalami perubahan yang cukup signifikan. Tidak jarang banyak perusahaanperusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pada informasi akuntansi serta kinerja manajemen PT

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pada informasi akuntansi serta kinerja manajemen PT 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini, maka cakupan penelitian ini adalah pada informasi akuntansi serta kinerja manajemen

Lebih terperinci

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) aktivitas yang dilakukan (Hansiadi, 2002).

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) aktivitas yang dilakukan (Hansiadi, 2002). BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) Sistem informasi akutansi manajemen adalah suatu mekanisne pengendalian organisasi, serta merupakan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan

BAB I PENDAHULUAN. berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar dapat unggul dalam persaingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi saat ini telah berdampak pada arah persaingan bisnis yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan kompetensi yang ada dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dunia modern sekarang ini membuat peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Berdasarkan pentingnya dunia perbankan terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh penilaian kinerja terhadap kinerja kinerja manajerial dengan reward sebagai variabel intervening pada Inspektorat

Lebih terperinci

BAB II KIBLAT TEORITIS

BAB II KIBLAT TEORITIS BAB II KIBLAT TEORITIS 2.1 Teori Kontijensi Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen adalah untuk mengidentifikasi hubungan variabel ketidak pastian lingkungan, ketidak pastian tugas, perubahan kultur

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Survey pada Dealer Mobil Kota Jambi) Abstrak

Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Survey pada Dealer Mobil Kota Jambi) Abstrak e-jurnal BINAR 49 AKUNTANSI Vol. 2 No. e-jurnal 1, Januari BINAR 2013 AKUNTANSIVol. 2 No. 1, April 2013 ISSN 2303-1522 Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi Terhadap Kinerja

Lebih terperinci

KUESIONER. Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja Manajerial (Studi

KUESIONER. Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja Manajerial (Studi KUESIONER Kuesioner ini disusun untuk memperoleh data data yang diperlukan untuk penelitian mengenai Sistem Akuntansi Manajemen Broadscope, Persepsi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi

Lebih terperinci

Bab III METODELOGI PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN Bab III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada hotel di Tangerang. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hubungan langsung antara variabel independen dan variabel

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hubungan langsung antara variabel independen dan variabel BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen ada kemungkinan dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Salah satu variabel tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Kontijensi Teori kontijensi sering juga disebut teori situasional. Teori ini menjelaskan adanya faktor-faktor situasional

Lebih terperinci

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitiannya adalah survei, sedangkan metodenya adalah deskriptif analitis, adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bill out sebesar 6,7 triliun

BAB I PENDAHULUAN. walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bill out sebesar 6,7 triliun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya permasalahan yang belakangan ini dihadapi oleh beberapa perusahaan perbankan di Indonesia menyebabkan keresahan masyarakat atas keamanan uang mereka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Tanpa adanya suatu informasi dalam suatu organisasi, para manajer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Adapun lokasi perusahaan tempat penulis dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dan dalam proses penelitian yaitu: Nama Perusahaan Alamat Perusahaan

Lebih terperinci

Skripsi PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Skripsi PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING Skripsi PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di beberapa UMKM yang berada di jakarta barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di beberapa UMKM yang berada di jakarta barat. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di beberapa UMKM yang berada di jakarta barat. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT Sinar Sosro adalah perusahaan pelopor untuk minuman teh dalam kemasan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri minuman di Indonesia, PT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat BAB III 3.1 Rancangan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Lokasi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan

Lebih terperinci

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September-Desember 2014. Penelitian ian ini dilaksanakan pada CV.Sumber Buah Serang, Jl. Cinanggung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di PT. RRAA, Jl. Raya Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat dari bulan April 2016 hingga Oktober

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

S K R I P S I. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang S K R I P S I PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING ( Jasa Angkutan Container di Semarang. ) Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 1.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. 1) Variabel bebas ( variabel independen): faktor internal (X 1 ) serta faktor

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. 1) Variabel bebas ( variabel independen): faktor internal (X 1 ) serta faktor A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Berdasarkan uraian masalah, tinjauan teoritis dan hipotesis maka variabel dalam penelitian ini adalah : 1) Variabel bebas ( variabel independen):

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Kampus Terpadu, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian field research, yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan atau di lingkungan tertentu. 1 Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan subyek penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sampel dan Populasi Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sampel dan Populasi Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan metode 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Populasi Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan metode kuantitatif. Pada penelitian ini data primer didapat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey adalah salah satu jenis penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sisingamangaraja 184, Rintis, Limapuluh, Kota Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Sisingamangaraja 184, Rintis, Limapuluh, Kota Pekanbaru. 30 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Tempat penulis melakukan penelitian adalah pada PT. Kimia Farma Trading and Distribution cabang Pekanbaru yang tepatnya berada di Jalan Sisingamangaraja

Lebih terperinci

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten) PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG, BUDAYA ORGANISASI, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia berpartisipasi dalam pengisian kuesioner pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian dapat berupa tempat atau lokasi dilaksanakannya penelitian. Penelitian dilaksanakan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dapat di klasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Adapun jenis penelitian yang dilakukan di PT. Harta

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengguna software akuntansi yang bekerja pada suatu perusahaan yang menerapkan software akuntansi berbasis ERP.

Lebih terperinci

PENGARUH HUBUNGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH HUBUNGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH HUBUNGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris pada PT. SRI REJEKI ISMAN Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif. Menurut Sugiyono (2016:8) metode kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan manufaktur skala besar dan sedang di Semarang. 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan manufaktur skala besar dan sedang di Semarang. 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh manajer perusahaan manufaktur skala besar dan sedang di Semarang. 3.2 Populasi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Motivasi kerja mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan kompetensi karyawan agar mau bekerjasama dan mewujudkan tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Semarang. Obyek dan lokasi penelitian ini adalah bank syariah yang ada di kota 3.2. Populasi dan Sampel A. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2009). Populasi merupakan sekelompok orang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 di PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Tendean yang merupakan perusahaan asuransi kerugian. B. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang.

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang. 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang. 3.2 Desain penelitian Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini dihadapkan pada persaingan yang dapat menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2011:62), desain asosiatif kausal berguna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2013:11) penelitian deskriptif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2013:11) penelitian deskriptif adalah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian No 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2013:11)

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL A-PDF Merger DEMO : Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Survey Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah para pejabat struktural Kepala Badan/Dinas/Kantor, Kepala bagian/bidang/subdinas/, Kepala subbagian/subbidang/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan lima variabel yang terdiri atas tiga variabel independen (bebas), satu variabel intervening dan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses yang memiliki nilai tambah (Juniarti dan Evelyne, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. proses yang memiliki nilai tambah (Juniarti dan Evelyne, 2003) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu peran penting sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi bagi orang yang membutuhkan informasi dengan cara yang mudah dan pada saat yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sendiri dilakukan selama bulan November 2015 Januari Untuk tempat

BAB III METODE PENELITIAN. sendiri dilakukan selama bulan November 2015 Januari Untuk tempat BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih selama Sembilan bulan, yaitu dari bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Januari 2016. Sedangkan pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Unit analisis pada penelitian ini adalah nasabah bank umum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Kondisi perekonomian Indonesia secara umum belum menunjukkan adanya perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 september 2014 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 september 2014 sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 september 2014 sampai dengan selesai. Lokasi penelitian bertempat di salah satu cabang PT. Bravo Satria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang data penelitianya berupa angka-angka dan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang data penelitianya berupa angka-angka dan analisisnya BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional. yang diamati) sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional. yang diamati) sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. 29 BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1. Variabel dan Definisi Operasional Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti, mempunyai variasi antara yang satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasikan permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penyusunan skripsi adalah pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Surya Toto Indonesia yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo. Penempatan lokasi dan pengambilan data tersebut berdasarkan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. biasa disebut dengan desain kausal atau desain pengujian hipotesis. Studi

BAB IV METODE PENELITIAN. biasa disebut dengan desain kausal atau desain pengujian hipotesis. Studi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Penulis menggunakan explanatory research. Jenis ini menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Jenis desain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden. Responden memberikan respon verbal dan atau tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset/DPPKA karena dinas inilah yang bertugas merumuskan kebijakan teknis,

Lebih terperinci

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris Pada RSUD RAA Soewondo Pati) NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Kotawaringin Barat. Sampel yang akan diteliti adalah sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama bulan Mei Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama bulan Mei Juni BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama bulan Mei Juni 2015. Penelitian ini untuk mengatahui Pengaruh Citra Merek dan Periklanan Terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada empat Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Jakarta Barat. Penelitian ini diperoleh untuk memperoleh data yang berkaitan

Lebih terperinci

Pendahuluan Perkembangan informasi dewasa ini terjadi dengan cepat dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kegiatan perusahaan,

Pendahuluan Perkembangan informasi dewasa ini terjadi dengan cepat dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kegiatan perusahaan, Pendahuluan Perkembangan informasi dewasa ini terjadi dengan cepat dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kegiatan perusahaan, baik dari segi proses manajemen mulai dari perumusan strategi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesulitan dalam proses perencaan dan pengendalian manajemen disebabkan adanya ketidakpastian lingkungan bisnis yang muncul akibat persaingan dunia usaha yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI 10 Bab II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Teknologi Informasi Autioe dan Leimanen, 1995 dalam Ellitan, 2002 (Dewi, 2006) mendefinisikan teknologi informasi sebagai kemampuan untuk mengenali

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai

BAB IV METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai 29 BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. 29 BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1. Variabel dan Definisi Operasional Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti, mempunyai variasi antara yang satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian, lokasi dan waktu penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dicapai maka jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian penjelasan.

Lebih terperinci