REVISI MAKALAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK Tugas 6

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REVISI MAKALAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK Tugas 6"

Transkripsi

1 REVISI MAKALAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK Tugas 6 OLEH NURUL FADIENY ( ) PENDIDIKAN FISIKA (A) DOSEN PEMBIMBING: Prof. Dr. FESTIYED, M.S Dr. DJUSMAINI DJAMAS, M.Si JURUSAN FISIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2017

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Cetak yang dibimbing oleh Ibu Prof. Festiyed, M.S. dan Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si. Makalah yang ditulis dari berbagai sumber baik dari buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut. Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini, sehingga tersusunlah makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang jauh lebih baik. Padang, Oktober 2017 Penulis i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... i BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Manfaat BAB II KAJIAN TEORI.. 3 A. Bahan Ajar B. Model Pengembangan Perangkat Prosedur Pengembangan dengan Model 4D Prosedur Pengembangan dengan Model ADDIE BAB III PEMBAHASAN A. Analisis Prosedur Pengembangan Bahan Ajar B. Matriks Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Bahan Ajar dengan Model ADDIE dan 4D BAB IV PENUTUP 28 A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA ii

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui bahan ajar pendidik akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses belajar mengajar. Ia dapat membantu pendidik dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, sehinggan pendidik tidak terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar dapat menggantikan sebagian peran pendidik dan mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan memberi dampak positif bagi pendidik, karena sebagian waktunya dapat dicurahkan untk membimbing belajar siswa. Dampak positifnya bagi siswa, dapat mengurangi ketergantungan pada pendidik dan membiasakan belajar mandiri. Hal ini juga mendukung prinsip belajar sepanjang hayat. Bahan ajar yang baik dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional. Pendidik dapat menulis sendiri bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Namun, pendidik juga dapat memanfaatkan buku teks atau bahan dan informasi lainnya yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali atau ditata sedemikian rupa sehingga dapat menjadi bahan ajar. Bahan ajar biasanya dilengkapi dengan pedoman untuk siswa dan pendidik. Pedoman berguna untuk mempermudah siswa dan pendidik mempergunakan bahan ajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Kelengkapan bahan ajar yang disusun secara sistematis dapat menciptakan proses belajar dan pembelajaran yang efektif dan efisien. Kualitas bahan ajar juga merupakan salah satu faktor penentu bagi proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu bahan ajar merupakan suatu unsur yang sangat penting yang harus mendapat perhatian pendidik dalam pelaksanaan 1

5 2 kegiatan belajar dan pembelajaran di dalam kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Pendidik sebagai pelaksana pendidikan atau proses belajar dan pembelajaran dituntut untuk mampu membuat bahan ajar yang berkualitas. Bahan ajar yang berkualitas adalah bahan ajar yang mampu menjawab permasalahan serta memenuhi kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, bahan ajar hendaknya dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Mempersiapkan dan membuat bahan ajar perlu memperhatikan susunan sesuai dengan landasan yang ada. Bahan ajar menentukan kompetensi yang akan dicapai dan dimiliki peserta didik di akhir kegiatan atau setelah berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Untuk memiliki bahan ajar yang berkualitas sesuai dengan kurikulum dan karakteristik sasaran, maka pendidik perlu untuk mengembangkan bahan ajar, baik bahan ajar cetak maupun non cetak. Pada makalah ini akan dibahas prosedur pengembangan bahan ajar cetak. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah 1. Bagaimana prosedur model pengembangan bahan ajar cetak dengan model pengembangan 4D? 2. Bagaimana prosedur model pengembangan bahan ajar cetak dengan model pengembangan ADDIE? 3. Bagaimana matriks hubungan model pengembangan 4D dan ADDIE dengan bahan ajar cetak? C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini: 1. Memahami prosedur model pengembangan bahan ajar cetak dengan model pengembangan 4D

6 3 2. Memahami prosedur model pengembangan bahan ajar cetak dengan model pengembangan ADDIE 3. Memahami matriks perbedaan model pengembangan 4D dan ADDIE pada bahan ajar cetak D. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat dijadikan referensi bacaan bagi pembaca. 2. Membantu mahasiswa memahami tentang bagaimana model-model pengembangan bahan ajar dan prosedur pengembangan bahan ajar.

7 BAB II KAJIAN TEORI A. Bahan Ajar Menurut Kemdikbud bahan belajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun secara urut, mengikuti proses pengembangan sistem, sehingga memudahkan siswa belajar. Di samping itu bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik. Bahan ajar merupakan salah satu komponen pendukung dalam pembelajaran. Bahan ajar dapat membantu siswa untuk mempelajari materi pembelajaran serta mengasah kemampuan siswa. Bahan ajar sering digunakan sebagai penunjang saat proses pembekajaran berlangsung. Penggunaan bahan ajar dapat dijadikan peserta didik sebagai bahan menambah pengetahuan. Menurut Prastowo (2013:17) bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Kualitas bahan ajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah sudut pandang, kejelasan konsep, relevansi dengan kurikulum, menarik minat, menumbuhkan motivasi, menstimulasikan aktivitas peserta didik, ilustrasi, bahasa sesuai dengan kemampuan peserta didik, kalimat efektif, bahasa menarik, sopan dan sederhana, menunjang mata pelajaran lain, menghargai pendapat individu, memantapkan nilai, selaras dengan Pancasila dan UUD 1945 serta Undang-undang yang berlaku, tidak mengandung unsur yang mungkin dapat menimbulkan gangguan ketertiban yang berkaitan dengan suku, ras dan agama. a. Landasan Agama Allah berfirman untuk belajar dan mengambil pelajaran dalam Al-Qur an Surat Al- Qamar Ayat 40: و ل ق د ي س ر ن ا ال ق ر آن ل لذ ك ر ف ه ل م ن م د ك ر ٥٤: ٤٠ 4

8 5 Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? Proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik di kelas hendaknya disertai penggunaan bahan ajar yang berkualitas dalam menyampaikan pembelajaran. Bahan ajar yang baik dan berkualitas adalah bahan ajar yang nantinya dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pemahaman dan pencapaian tujuan pembelajaran untuk setiap peserta didik. Sebagai seorang pendidik/pendidik, kita harus betul-betul memahami kewajiban menyebarluaskan ilmu dan larangan menyembunyikannya. Allah berfirman dalam Q.S Ali-Imran ayat 187: Artinya: Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu), Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya (isi Kitab itu) kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya, lalu mereka melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka dan menjualnya dengan harga murah. Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan. b. Landasan Yudiris Adapun landasan yudiris mengenai bahan ajar diatur dalam Peraturan Menteri berikut: 1. Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 mengenai buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk pendidikan dasar dan menengah. Menetapkan buku teks pelajaran sebagai buku siswa yang layak digunakan dalam pembelajaran dan menetapkan buku panduan guru sebagai buku guru yang layak digunakan dalam pembelajaran.

9 6 2. Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 mengenai petunjuk teknis pedoman buku yang digunakan oleh satuan pendidikan. Buku Teks Pelajaran dan Buku Non Teks Pelajaran harus memuat unsur-unsur kulit buku, yakni kulit depan, kulit belakang, dan punggung buku. Selain itu, buku teks pelajaran dan buku non teks pelajaran juga harus memuat bagian-bagian buku, yang meliputi bagian awal buku, bagian isi, dan bagian akhir buku. Penyajian materi harus ditata dengan menarik, mudah dipahami, memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, dan memenuhi nilai/norma positif yang berlaku di masyarakat, antara lain tidak mengandung unsur pornografi, paham ekstrimisme, radikalisme, kekerasan, SARA, bias gender, dan tidak mengandung nilai penyimpangan lainnya. B. Model Pengembangan Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas pencapaian tujuan (Sugiarto, 2011:11). Pengembangan model dapat diartikan sebagai upaya memperluas untuk membawa suatu keadaan atau situasi secara berjenjang kepada situasi yang lebih sempurna atau lebih lengkap maupun keadaan yang lebih baik. Desain pembelajaran terdiri atas beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar. Pada pemilihan model pengembangan bahan ajar yang akan digunakan adalah menurut kebutuhan dari peneliti itu sendiri. Menurut Rohman dan Sofyan (2013:207), Penelitian pengembangan atau research development adalah sebagai suatu pengkajian sistematis terhadap pendesianan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, praktikalitas dan efektivitas. Jadi tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang valid, praktis, efektif dan sesuai kondisi kebutuhan dilapangan.

10 Pada makalah ini dipilih 2 jenis model dari pengembangan bahan ajar, yaitu model 4D dan model ADDIE. Secara lebih jelas dapat dilihat prosedur pengembangan tersebut, sebagai berikut:. 1. Prosedur Pengembangan dengan Model 4D Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Pembelajaran Fisika 7 Front - end analysi s Analisis siswa Analisis tugas Perumusan tujuan pembelaja-ran Analisis konsep Pendefenisian Rancangan Perangkat Pembelajaran Peranca-ngan Validasi oleh Pakar Valid Revisi Ya Belum Uji coba terbatas untuk melihat praktikaitas dan efektifitas Pengembangan Analisis hasil Uji coba Perangkat pembelajaran yang valid, praktis dan efektif Menyebarkan perangkat yang telah valid, praktis dan efektif Penyebaran Gambar 1. Diagram rancangan pengembangan perangkat pembelajaran (dimodifikasi dari Thiagarajan:1974)

11 8 Langkah- langkah rancangan pengembangan perangkat pembelajaran Model 4D dapat dirinci sebagai berikut : a. Tahap pendefenisian (Define) Tahap defenisi adalah tahap untuk menetapkan dan mendefenisikan syaratsyarat pembelajaran berdasarkan standar isi kurikulum Tahap ini terdiri dari 5 langkah : 1) Front end Analysis Menurut Thiagarajan (1974) ini bertjuan untuk memunculkan dan menetapkan kompetensi dalam pembelajaran sehingga diperlukan suatu pengembagan bahan ajar. 2) Analisis Siswa Menurut Thiagarajan (1974) analisis ini merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan desain pengembangan perengkat pembelajaran. Karakteristik ini meliputi latar belakang kemampuan akademik, perkembangan kognitif, serta keterampilan keterampilan individu ata sosial yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format dan bahasa yang dipilih. 3) Analisis Karakteristik Materi Menurut Thiagarajan (1974) dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk hirarki dan merinci konsep konsep individu kedalam hal yang kritis dan tidak relevan. Analisis karakteristik materi sangat diperlukan guna mengidentifikasi pengetahuan pengetahuan deklaratif atau prosedural pada materi yang akan dikembangkan. Analisis karakteristik materi merupakan satu langkah penting untuk memenuhi prinsip kecukupan dalam membangun konsep atas materi-materi yang akan digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi. 4) Analisis Tugas Menurut Thiagarajan (1974) bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan- keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan menganalisisnya kedalam himpunan keterampilan tambahan yang mungkin

12 9 diperlukan. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas adalam materi pembelajaran. Tugas meliputi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada kompetensi sikap siswa dapat menerapkan sikap rasa ingin tahu, disiplin, kreatif, logos dll. Sedangkan untuk kompetensi pengetahuan siswa diberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal di LKS ataupun handout. Pada kompetesi keterampilan siswa diminta untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah disusun di LKS ataupun handout. 5) Perumusan Tujuan Pembelajaran Menurut Thiagarajan (1974) berguna untuk merangkum hasil dari analisis karakteristik materi analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian. Perumusan tujuan pembelajaran diguankan sebagai pencapaian kompetensi dasar. b. Tahap perancangan (Design) Terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1) Penyusunan standar tes Menurut Thiagarajan (1974) penyusunan standar tes merupakan langkah yang menghubungkan antara tahap pendefenisian (define) dengan tahap perancangan (design). Tes ini disusun berdasrakan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa, kemdian selanjutnya disususn kisi-kisi tes hasil belajar. Tes yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjjang kemapuan kognitif. 2) Pemilihan Media Dilakukan utuk mengidentifikasi media pembelajaran yang rekevan dengan karakteristik materi. 3) Pemilahan Format Pemiliahan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini bermaksud untuk mendesain isi pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran dan sumber belajar.

13 10 4) Rancangan awal Menurut Thiagarajan (1974) rancangan awal dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum di ujji coba dilaksanakan. Tahap ini dilakukan perancangan terhadap perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, handout dan LKS dan penilaian. Sebelum perangkat pembelajaran dikembangkan, maka harus ditentukan tahap perancangan pembelajaran terlebih dahlu. Konsep pengembangan pembelajaran meliputi: a) kesuaan materi dengan kurikulum; b) pemilihan sumber belajar; c) penentuan urutan pemebelajaran sesuai dengan model pemebelajaran yang dipilih; d) kesesuaian perangkat pembelajaran dengan alokasi waktuyang tersedia; e) tata bahasa yang digunakan; f) cara penyajian materi. 5) Perancangan Prototype Perangkat Pembelajaran Perancangan prototype perangkat pembelajaran ini terdiri dari beberapa hal : a) Perancangan silabus yang terdiri darai kompetensi inti, dasar, materi, penilaian dll; b) Perancnagan RPP dilkukan sesuai dengan format penulisan RPP; c) Perancangan handout sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar materi; d) Perancnagan LKS dilakukan sesuai format pembuatan LKS; e) Perancangan penilaian berdasarkan penilaian berbasis komptensi; c. Tahap pengembangan (Develop) Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1) Validasi ahli/ praktisi Menurut Thiagarajan (1974) penilaian para ahli/ praktisi terhadap perangkat pembelajaran mecakup format, ilustrasi dan isi. Berdasarkan masukan para ahli, materi pembelajaran di revisi untuk mebuatnya lebeih tepat efektif, mudah digunakan dan memiliki kualitas teknik yang tinggi.

14 11 2) Uji Coba Pengembangan Menurut Thiagarajan (1974) uji coba, revisi dan uji coba kembali terus dilkukan hingga diperoleh perangkat yang konsisten dan efektif. Tahap ini dilakukan setelah dilakukan diskusi dengan para pakar sehingga diperoleh perangkat pembelajaran yang valid, untuk selanjutnya dapat digunakan dalam uji coba. Tahap pengembangan ini meliputi uji validitas dan praktikalitas serta efektvitas. Langkah-langkah meliputi : - Uji Validitas Validitas ini akan dilakukan oleh pakar dan praktis. Selanjutnya dianalsis untuk digunakan sebagai landasan penyempurnaan atau revisi draft awal perangkat pembelajaran. - Uji Praktikalitas Praktikalitas adalah tingkat keterpakaian perangkat pembelajaran oleh pendidik dan siswa. Praktikalitas dilakukan dengan melaksanakan uji coba pengajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan peniliaian validator. Pendidik dan siswa mengisi angket kepraktisan diakhir pembelajaran, sehingga dapat diketahui tigkat keparkatisan pembelajaran yang digunakan. - Uji Efektivitas Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan menejeman dalam mecapai tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu. d. Tahap Penyebaran (Diseminasi) Menurut Thiagarajan (1974) Proses diseminasi merupakan tahap akhir pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, kelompok ataupun sistem. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyebaran adalah : 1) Analisis Pengguna Menurut Thiagarajan (1974) pengguna produk bisa dalam bentuk individu atau kelompok seperti universitas, fakultas, organisasi dll. 2) Penentuan Strategi dan Tema Penyebaran

15 12 Strategi penyebaran adalah rancangan untuk mencapai penerimaan calon produk oleh calon pengguna produk pengembangan. 3) Waktu Menurut Thiagarajan (1974) penentuan waktu sangat penting khususnya bagi pengguna produk dalam menetukan apakah produk akan digunakan atau tidak. 4) Pemilihan Media Penyebaran Menurut Thiagarajan (1974) dalam penyebaran produk, beberapa jenis media dapat digunakan. Media tersebut daat dalam bentuk jurnal pendidikan, majalah pendidikan konfrensi ataupun pertemuan. 2. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar dengan Model ADDIE Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Gambar 2. Elemen Inti Model Desain Pembelajaran ADDIE Sumber : Reiser & Dempsey (2002:18) Adapun maksud dari ADDIE ini adalah: Analyze (menganalisis): Kebutuhan, peserta didik, dan seterusnya; Design (mendesain): Rumusan kompetensi, strategi; Develop (mengembangkan): Materi ajar, media, dan

16 13 seterusnya; Implement (melaksanakan): Tatap muka, asesmen, dan seterusnya. Evaluate (menilai): Program pembelajaran, perbaikan. (Dewi, 2009: 21) Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni : a. Analysis (analisa) Analysis (analisa) yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan. b. Design (desain/perancangan) Pada tahap desain ini yang dilakukan, pertama, merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran media danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci. Langkah desain ini merupakan: 1) Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. 2) Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran. 3) Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa.

17 14 4) Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilki siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa. Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan: a) Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran. b) Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar kompetensi yang telah digariskan. c) Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan-pertanyaan kunci diantaranya adalah sebagai berikut: - Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran? - Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran? - Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar dapat melakukan unjuk kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) setelah mengikuti program pembelajaran? - Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam mendukung program pembelajaran? c. Development (pengembangan) Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau

18 15 substansi program. Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai, antara lain: 1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. 2) Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. d. Implementation (implementasi/eksekusi) Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Tujuan utama dari implementasi ini antara lain : 1) Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.menjamin terjadinya pemecahan masalah / solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa. 2) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - yang diperlukan. 3) Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi yaitu sebagai berikut : a) Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran? b) Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan? e. Evaluation (evaluasi/ umpan balik) Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena

19 16 tujuannya untuk kebutuhan revisi. Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu : 1) Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. 2) Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran. 3) Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran. Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dilakukan secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang perancang program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.

20 BAB III PEMBAHASAN A. Analisis Prosedur Pengembangan Bahan Ajar No Analisis Model 4D Model ADDIE 1. Pengembang Thiagarajan dan Semeel tahun 1974 Reiser dan Mollenda tahun Prosedur Terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu: a. Define Analisis kebutuhan yaitu: front end analysis, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep dan perumusan tujuan pembelajaran. b. Design Menyusun tes kriteria, memilih media pembelajaran, pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan c. Develop Validasi, simulasi, uji coba terbatas dan uji coba lanjutan. Terdiri dari 5 fase yaitu: a. Analysis Analisis kinerja dan analsis kebutuhan b. Design Pendesainan dilakukan berdasarkan apa yang telah dirumuskan dalam tahapan analisis. c. Develop Tahapan produksi dimana segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahapan desain menjadi nyata. d. Implement Langkah nyata untuk menerapkan bahan ajar yang sedang kita buat. 17

21 No Analisis Model 4D Model ADDIE d. Disseminate Penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. e. Evaluate Proses untuk melihat apakah bahan ajar yang sedang dibuat berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. 18

22 B. Matriks Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Bahan Ajar dengan Model ADDIE dan 4D No Jenis Prosedur 4D ADDIE 1 LKS Define (Pendefinisian) Analisis kurikulum Analisis karakteristik peserta didik Analisis tugas pokok yang harus dikuasai siswa Analysis (analisa) a. Analisis kurikulum b. Analisis karakteristik peserta didik c. Analisis materi Analisis materi Perumusan tujuan pembelajaran Design (Perancangan) Design (Perancangan) a. Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran a. Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang akan diterapkan b. Pemilihan sumber-sumber belajar yang tepat yang akan dimasukkan ke ringkasan materi pada LKS, c. Pembuatan contoh soal dan soal latihan yang akan diberikan pada LKS d. Penyusunan kisi-kisi tes hasil belajar pembelajaran yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang akan diterapkan b. Pemilihan sumber-sumber belajar yang tepat yang akan dimasukkan ke ringkasan materi pada LKS, c. Pembuatan contoh soal dan soal latihan yang akan diberikan pada LKS d. Penyusunan kisi-kisi tes hasil belajar 19

23 No Jenis Prosedur 4D ADDIE e. Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa e. Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa Develop (Pengembangan) Memvalidasi kelayakan rancangan LKS yang dilakukan oleh ahli dalam bidangnya Revisi LKS berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi Uji coba LKS terbatas dalam pembelajaran di kelas Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba Development (pengembangan) a. Memvalidasi kelayakan rancangan LKS yang dilakukan oleh ahli dalam bidangnya b. Revisi LKS berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi c. Uji coba LKS terbatas dalam pembelajaran di kelas d. Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba Uji coba lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya Disseminate (Penyebarluasan) a. Validation testing : LKS yang sudah direvisi Implementation (implementasi/eksekusi) Menggunakan LKS dalam pembelajaran di kelas diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya. b. Pengemasan dapat dilakukan dengan mencetak LKS. 20

24 No Jenis Prosedur 4D ADDIE c. LKS disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau dipahami orang lain dan digunakan (diadopsi) pada kelas mereka Evaluation (evaluasi/ umpan balik) a. Evaluasi dilakukan untuk melihat keberhasilan LKS yang dikembangkan. b. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. c. Evaluasi sumatif dilakukan setelah revisi terakhir diterapkan dan bertujuan untuk menilai keefektifan pembelajaran secara keseluruhan 2 Modul Define (Pendefinisian) Analysis (analisa) a. Analisis kurikulum Analisis kurikulum b. Analisis karakteristik peserta didik Analisis karakteristik peserta didik c. Analisis tugas pokok yang harus dikuasai siswa Analisis materi d. Analisis materi 21

25 No Jenis Prosedur 4D ADDIE e. Perumusan tujuan pembelajaran Design (Perancangan) Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang akan diterapkan Menentukan topik atau pokok bahaasan yang disajikan pada modul Mengatur urutan materi sesuai dengan urutan tujuan Mempersiapkan rancangan/outline penulisan Penyesuaian tata bahasa modul Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa Design (Perancangan) a. Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang akan diterapkan b. Menentukan topik atau pokok bahaasan yang disajikan pada modul c. Mengatur urutan materi sesuai dengan urutan tujuan d. Mempersiapkan rancangan/outline penulisan e. Penyesuaian tata bahasa modul f. Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa Develop (Pengembangan) a. Memvalidasi kelayakan rancangan modul yang dilakukan oleh ahli dalam bidangnya b. Revisi modul berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi Development (pengembangan) a. Memvalidasi kelayakan rancangan modul yang dilakukan oleh ahli dalam bidangnya b. Revisi modul berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi 22

26 No Jenis Prosedur 4D ADDIE c. Uji coba modul terbatas dalam pembelajaran di kelas d. Revisi modul berdasarkan hasil uji coba e. Implementasi modul dalam pembelajaran pada wilayah yang lebih luas. c. Uji coba nodul terbatas dalam pembelajaran di kelas d. Revisi modul berdasarkan hasil uji coba e. Implementasi modul dalam pembelajaran pada wilayah yang lebih luas Disseminate (Penyebarluasan) Validation testing : modul yang sudah direvisi Implementation (implementasi/eksekusi) Menggunakan modul dalam pembelajaran di kelas diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya. Pengemasan dapat dilakukan dengan mencetak modul. Modul disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau dipahami orang lain dan digunakan (diadopsi) pada kelas mereka Evaluation (evaluasi/ umpan balik) Evaluasi dilakukan untuk melihat keberhasilan modul yang dikembangkan. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. 23

27 No Jenis Prosedur 4D ADDIE Evaluasi sumatif dilakukan setelah revisi terakhir diterapkan dan bertujuan untuk menilai keefektifan pembelajaran secara keseluruhan 3. Handout Define (Pendefinisian) a. Analisis kurikulum b. Analisis karakteristik peserta didik c. Analisis tugas pokok yang harus dikuasai siswa Analysis (analisa) a. Analisis kurikulum b. Analisis karakteristik peserta didik c. Analisis materi d. Analisis materi e. Perumusan tujuan pembelajaran Design (Perancangan) a. Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang akan diterapkan b. Memutuskan cara penyajian: narasi, tabel, gambar, diagram, atau kombinasi pada sebuah handout c. Mengatur urutan materi sesuai dengan urutan tujuan d. Mempersiapkan rancangan/outline penulisan Design (Perancangan) a. Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang akan diterapkan b. Memutuskan cara penyajian: narasi, tabel, gambar, diagram, atau kombinasi pada sebuah handout c. Mengatur urutan materi sesuai dengan urutan tujuan d. Mempersiapkan rancangan/outline penulisan 24

28 No Jenis Prosedur 4D ADDIE e. Memberikan peta atau diagram konsep yang menghubungkan antar topik atau bagian dalam topik f. Memberikan anotated bibliografi yang membantu pembaca yang membutuhkan informasi lebih lanjut tentang materi ajar tertentu g. Informasi tambahan untuk meluruskan kesalahan h. Memberikan contoh baru dan contoh tambahan untuk konsep yang sulit dipahami peserta didik i. Memberikan kasus untuk dipelajari dan diselesaikan j. Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa e. Memberikan peta atau diagram konsep yang menghubungkan antar topik atau bagian dalam topik f. Memberikan anotated bibliografi yang membantu pembaca yang membutuhkan informasi lebih lanjut tentang materi ajar tertentu g. Informasi tambahan untuk meluruskan kesalahan h. Memberikan contoh baru dan contoh tambahan untuk konsep yang sulit dipahami peserta didik i. Memberikan kasus untuk dipelajari dan diselesaikan j. Penyusunan tes acuan berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa Develop (Pengembangan) a. Memvalidasi kelayakan rancangan handout yang dilakukan oleh ahli dalam bidangnya b. Revisi handout berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi Development (pengembangan) a. Memvalidasi kelayakan rancangan handout yang dilakukan oleh ahli dalam bidangnya b. Revisi handout berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi c. Uji coba handout terbatas dalam pembelajaran di kelas 25

29 No Jenis Prosedur 4D ADDIE d. Revisi handout berdasarkan hasil uji coba e. Implementasi handout dalam pembelajaran pada wilayah yang lebih luas. c. Uji coba handout terbatas dalam pembelajaran di kelas d. Revisi handout berdasarkan hasil uji coba e. Implementasi handout dalam pembelajaran pada wilayah yang lebih luas Disseminate (Penyebarluasan) a. Validation testing : handout yang sudah direvisi Implementation (implementasi/eksekusi) Menggunakan handout dalam pembelajaran di kelas diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya. b. Pengemasan dapat dilakukan dengan mencetak handout. c. Handout disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau dipahami orang lain dan digunakan (diadopsi) pada kelas mereka Evaluation (evaluasi/ umpan balik) a. Evaluasi dilakukan untuk melihat keberhasilan handout yang dikembangkan. 26

30 No Jenis Prosedur 4D ADDIE b. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. c. Evaluasi sumatif dilakukan setelah revisi terakhir diterapkan dan bertujuan untuk menilai keefektifan pembelajaran secara keseluruhan 27

31 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan isi makalah dapat disimpulkan bahwa: 1. Bahan ajar cetak dikembangkan berdasarkan struktur dari bahan ajar yang dibuat, seperti pada handout, LKS, modul dan sebagainya menggunakan langkah-langkah pengembangan. 2. Prosedur pengembangan bahan ajar dapat menggunakan: a. Model 4D ini terdiri atas tahap define, design, development dan dissemination b. Model ADDIE merupakan singkatan dari tahapan (A) Analysis, (D) Design, (D) Development, (I) Implementation, dan (E) Evaluation. B. Saran Dari dua macam model pengembangan bahan ajar yang ada, diharapkan pendidik/guru hendaknya mampu menggunakan salah satu model dalam mengembangkan bahan ajar yang dibuat sehingga mampu memaksimalkan hasil belajar peserta didik. 28

32 DAFTAR PUSTAKA Dewi Salma Prawiradilaga Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional Design Principles). Jakarta: Kencana. Mulyatiningsih, Endang Pengembangan Model Pembelajaran. Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 mengenai buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk pendidikan dasar dan menengah. Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 mengenai petunjuk teknis pedoman buku yang digunakan oleh satuan pendidikan. Prastowo, Andi Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: DIVA Press Rohman dan Sofyan Strategi dan Design Pengembangan Sistem Pembelajaran. Surabaya : Prestasi Pustaka Publisher. Resisser, Robert dan John V Dempsey Trends and Issues in Instructional Design and Technology. New Jersey: Pearson Education Inc. Sugiarto Landasan Pengembangan Bahan Ajar. Materi Workshop Penyusunan Buku Ajar Bagi Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Thiagarajan, S., Semmel, D.S & semmel, M.I Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/ Special Education, University of Minnesota. 29

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Endang Mulyatiningsih Mengajar merupakan tugas utama seorang pendidik (guru, dosen, tutor, instruktur, widyaiswara). Pendidik yang kreatif akan selalu menciptakan ide-ide

Lebih terperinci

RESEACH AND DEVELOPMENT. Imam Gunawan

RESEACH AND DEVELOPMENT. Imam Gunawan RESEACH AND DEVELOPMENT Imam Gunawan RESEACH AND DEVELOPMENT VERSI BORG AND GALL Menurut Borg and Gall (1989:782 model penelitian dan pengembangan adalah a process used develop and validate educational

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDURE PENGEMBANGAN MODEL ADDIE DAN 4D MAKALAH

ANALISIS PROSEDURE PENGEMBANGAN MODEL ADDIE DAN 4D MAKALAH ANALISIS PROSEDURE PENGEMBANGAN MODEL ADDIE DAN 4D MAKALAH Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar OLEH: STAVINI BELIA 14175034/2014 PENDIDIKAN FISIKA DOSEN PEMBIMBING: Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis praktikum pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga digunakan untuk melakukan kegiatan pemecahan masalah yang dapat memaksimalkan pemahamannya

Lebih terperinci

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk pengembangan berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai bahan ajar. Dalam Prastowo (2015: 17), bahan ajar merupakan segala bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Lembar Kerja Siswa 1. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Lembar berarti helai, kerja berarti melakukan kegiatan, dan siswa berarti murid atau pelajar untuk tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004) yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Sebagai guru, kita tentu sudah tidak asing lagi dengan bahan ajar cetak yang satu ini. Lembar Kerja Siswa atau biasa disingkat LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model prosedural. Puslitjaknov (2008) menyatakan bahwa model prosedural

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Menurut Dinas Pendidikan Nasional (Prastowo, 2012) Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU Kristanti 1), Widha Sunarno 2), Cari 3) 1 tantiwidodo@gmail.com 2 widhasunarno@gmail.com 3 carinln@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Abstrak PENDAHULUAN.

Abstrak PENDAHULUAN. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 51 PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAARAN AKUNTANSI KEUANGAN KOMPETENSI DASAR PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22 P-ISSN: 2528-5688 E-ISSN: 2528-5696 VOLT Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22 PENGUJIAN VALIDITAS, PRAKTIKALITAS,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang biasa dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). Model pengembangan yang direncanakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMKN 6 PADANG.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMKN 6 PADANG. PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMKN 6 PADANG Oleh Untung Padri* ), Anna Cesaria** ), Lita Lovia** ) * )

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan produk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

Tugas Makalah Teori Belajar Dan Pembelajaran Membuat Model ADDIE

Tugas Makalah Teori Belajar Dan Pembelajaran Membuat Model ADDIE Tugas Makalah Teori Belajar Dan Pembelajaran Membuat Model ADDIE Dosen Pengampu : Dewi Salma Prawiradilaga / Diana Ariani Penyusun : Alfian Luthfi 5315134504 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat beberapa jenis model. Model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 25 Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru Tri Andari Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and Development (penelitian dan pengembangan). Menurut Sukmadinata (2011: 167), dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA Pengembangan Modul Teknik... (Safrudin Budi Utomo Dwi Hartanto) 1 PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and Development (R&D) untuk mengembangkan Subject Specific Pedagogy (SSP) IPA dengan Model Problem

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN KINERJA PRAKTIK PERAWATAN MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PADA SISWA KELAS XI TKPI SMK NEGERI 3 TARAKAN ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN KINERJA PRAKTIK PERAWATAN MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PADA SISWA KELAS XI TKPI SMK NEGERI 3 TARAKAN ABSTRAK PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN KINERJA PRAKTIK PERAWATAN MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PADA SISWA KELAS XI TKPI SMK NEGERI 3 TARAKAN Juniadi, Aisyah E. Palupi, Euis Ismayati S2 Pendidikan Teknologi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, diseminasi dan sosialisasi pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. CD Pembelajaran 1. Pengertian Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang menyajikan model pembelajaran NHT dengan contoh materi di dalamnya yaitu kubus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan volume pisma

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES. JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 43-58 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural 53 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika Penelitian ini mengembangkan buku teks. Dalam penelitian ini model pengembangan pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU Cantia Putri, A. Duran Corebima, Sri Rahayu Lestari Fakultas

Lebih terperinci

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAINER SISTEM PENERANGAN OTOMOTIF PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG Kurnia Wijanarso, Aisyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan pendekatan

Lebih terperinci

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE DAN IMPLEMENTASINYA DENGAN TEKNIK JIGSAW

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE DAN IMPLEMENTASINYA DENGAN TEKNIK JIGSAW DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE DAN IMPLEMENTASINYA DENGAN TEKNIK JIGSAW Bintari Kartika Sari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pascasarjana - Universitas Negeri Surabaya Email: tari_kartika92@yahoo.com

Lebih terperinci

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2,

Lebih terperinci

ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING Bidang Ilmu : Pendidikan ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING PENGEMBANGAN KARAKTER TELITI, KONSISTEN DAN KREATIF PADA SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN PENDEKATAN REALISTIC

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA Yurike Andamosty 1, Rina Widiana 2, Siska Nerita 2 ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT 1 PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP Oleh Nofita Sari * ), Mukhni ** ), Anna Cesaria ** ) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS Elvas Sugianto Efendhi Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN Latifah Kurnia, Zainuddin, dan Andi Ichsan Mahardika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (development research) karena tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SETTING KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 43 PALLETTE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SETTING KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 43 PALLETTE PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SETTING KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 43 PALLETTE Sirwanti STKIP Muhammadiyah Bone sirwanti89@gmail.com ABSTRAK Matematika

Lebih terperinci

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (BUKU SISWA) MATEMATIKA UNTUK SISWA TUNARUNGU BERDASARKAN STANDAR ISI DAN KARAKTERISTIK SISWA TUNARUNGU PADA SUB POKOK BAHASAN MENENTUKAN HUBUNGAN DUA GARIS, BESAR SUDUT, DAN JENIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 6 Model Pengembangan Pembelajaran Kaitannya Dengan Bahan Ajar MODEL PENGEMBANGAN FOUR-D (4D) Model pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. Bab ini akan dibahas mengenai metode pengembangan, diuraikan beberapa subbab,

III. METODE PENGEMBANGAN. Bab ini akan dibahas mengenai metode pengembangan, diuraikan beberapa subbab, III. METODE PENGEMBANGAN Bab ini akan dibahas mengenai metode pengembangan, diuraikan beberapa subbab, yang meliputi pendekatan pengembangan, tempat dan waktu pengembangan, langkah-langkah pengembangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all., BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Desain penelitian yang akan digunakan untuk mengembangkan produk adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all., (1974:5) yaitu

Lebih terperinci

Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya

Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya Modul Pelatihan Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya Kegiatan Belajar 4 Dr. BENNY A. PRI 1 Seri Modul JF-PTP KEGIATAN BELAJAR 4 Perancangan dan Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahap yaitu, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. tahap yaitu, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan. Model yang digunakan adalah pengembangan model 4-D. Model pengembangan 4-D dikembangkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA Annisa Rahim 1), Jufrida 2), dan Nova Susanti 3) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Prastowo, 2011). Menurut Nasution buku teks pelajaran adalah bahan pengajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Prastowo, 2011). Menurut Nasution buku teks pelajaran adalah bahan pengajaran 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Buku Teks Pelajaran 1. Pengertian Menurut Mohamad buku teks pelajaran yaitu buku yang berisi ilmu pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konstruktivisme Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pengembangan produk bahan pembelajaran merupakan serangakaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk pembelajaran berdasarkan

Lebih terperinci

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1 Pengertian Model a. Model adalah seperangkat prosedur yang sistematis untuk mewujudkan suatu proses. b. Proses sistematis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK KELAS VIII SMP/MTs SEMESTER GANJIL

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK KELAS VIII SMP/MTs SEMESTER GANJIL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK KELAS VIII SMP/MTs SEMESTER GANJIL Prof. Dr. Nurhayati Abbas, M.Pd 1), Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd 2) 1) Univeristas Negeri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MEMBUAT ANIMASI MATERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MEMBUAT ANIMASI MATERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MEMBUAT ANIMASI MATERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT Niken Wahyu Utami FKIP, Universitas PGRI Yogyakarta email:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN Mauizatil Rusjiah, M. Arifuddin J, dan Andi Ichsan M Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem solving pada materi barisan dan deret tak hingga, (2)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode pengembangan penelitian ini mengacu pada penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode pengembangan penelitian ini mengacu pada penelitian dan 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan penelitian ini mengacu pada penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang merupakan suatu proses atau langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Model Webbed pada Tema Pencemaran Air untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif, Sikap Peduli

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,

Lebih terperinci

E-journal Prodi Edisi 1

E-journal Prodi Edisi 1 E-journal Prodi Edisi 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS SCIENCE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK THE DEVELOPMENT OF SCIENCE

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan 113 BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI 1) Eka Romiati 1), Roseli Theis 2) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI CANDI JAGO PENINGGALAN KERAJAAN SINGHASARI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X MENGGUNAKAN MODEL THIAGARAJAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI CANDI JAGO PENINGGALAN KERAJAAN SINGHASARI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X MENGGUNAKAN MODEL THIAGARAJAN SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI CANDI JAGO PENINGGALAN KERAJAAN SINGHASARI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X MENGGUNAKAN MODEL THIAGARAJAN SKRIPSI Oleh EKA RIZKI MAULIDHA BALQIS NIM 100210302099 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika 75 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Proses pengembangan buku teks dengan pendekatan kultural matematika didasarkan pada model pengembang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA Silvi Yulia Sari 1, Nursyahra 2, dan Husna 3 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang, Padang 2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya mata pelajaran matematika adalah diujikannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Menurut Thiagarajan (1974: 5-9), Research and Development adalah desain penelitian yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X Tarini Mawantia, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN III MTO PNLITIN. Model Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian dan pengembangan (Research and evelopment). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa Lembar Kegiatan Peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang kemudian disingkat dengan R&D. Karena penelitian ini ditujukan untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS EXE PADA TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMP DI K0TA MALANG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS EXE PADA TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMP DI K0TA MALANG PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS EXE PADA TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMP DI K0TA MALANG Lyna Fajriyatul Aini Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indnesia Abstrak:Pada zaman ini bidang pembejalaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komputer menjadi suatu teknologi yang menjadi kebutuhan diberbagai bidang. Salah satunya dalam konteks pendidikan, komputer bukan hanya mampu membantu dalam

Lebih terperinci

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Dian Fitriani *, Edrizon, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok perbandingan dengan pendekatan RME Setting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data yang diperoleh tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan

BAB III METODE PENELITIAN. data yang diperoleh tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kuantitatif karena data yang diperoleh tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan respon

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA. PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA Oleh: 1 Sefreni Yulriska, 2 Sudirman, 3 RRP. Megahati 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII Rizki Siska Rosalita, Sarwono, dan Triastono Imam Prasetyo Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI A. LKS. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang berupa

BAB II KAJIAN TEORI A. LKS. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang berupa BAB II KAJIAN TEORI A. LKS Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran berisikan tugas-tugas dengan langkah kerjanya sehingga siswa dapat belajar mandiri atau dengan

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP Arnetis, Mariani Natalina dan Sri Ayuni Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR BERBASIS KONTEKSTUAL DAN ICT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR BERBASIS KONTEKSTUAL DAN ICT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR BERBASIS KONTEKSTUAL DAN ICT Swaditya Rizki 1), Nego Linuhung 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro swaditya.rizki@gmail.com 1), nego_mtk@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT RADESWANDRI Guru SMP Negeri 1 Kuantan Mudik radeswandri@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Molluca Journal of Chemistry Education

Molluca Journal of Chemistry Education PEMBELAJARAN KIMIA ANORGANIK BERBASIS WEB LITE COURSE Kusumawati Dwiningsih, Sukarmin, Muchlis dan Rusli Hidayah Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya e-mail : kusumawatidwiningsih@unesa.ac.id

Lebih terperinci

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA Niza Zesrita 1*), Agus Setyo Budi 1, Vina Serevina

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 1 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 1 KONSEP,

Lebih terperinci