HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN PADA LANSIA DI KELURAHAN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO WAHYU MUARIF FAOZI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN PADA LANSIA DI KELURAHAN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO WAHYU MUARIF FAOZI"

Transkripsi

1 1

2 HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN PADA LANSIA DI KELURAHAN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO WAHYU MUARIF FAOZI Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo 2014 ABSTRAK Wahyu Muarif Faozi Hubungan Gaya hidup Dengan Status Kesehatan Pada Lansia Di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi SI Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbung 1 Dr. Dra. Rama Hiola M. Kes dan Pembimbing 2 Ns. Wirda Y. Dulahu S. Kep, M.Kep. Status kesehatan adalah kondiisi yang menggambarkan keadaan sehat/sakit pada lansia, lansia. Gaya hidup adalah suatu perilaku dan kebiasaan pola hidup yang sering dilakukan oleh lansia Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan tehnik pengambilan sampel yaitu Porporsive Sampling, menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner, dengan jumlah sampel sebanyak 62 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji statistic Chi Squere. Berdasarkan hasil penelitian dari 62 responden didapatkan sebagian besar responden yang memiliki gaya hidup kategori baik, sebanyak 41 orang (66,1%). Kemudian didapatkan sebagian besar responden dengan Status kesehatan kategori baik (sehat), sebanyak 42 orang (67,7%). Dari hasil uji statistik Chi Squere dengan nilai Probalitas 0,000 < 0,005 artinya terdapat hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan lansia. Simpulan pada penelitian ini adalah adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia. kemudian disarankan agar selalu memperhatikan gaya hidup yang tidak baik dan dapat mempertahankan status kesehatanya dalam keadaan sehat. Kata Kunci : Gaya Hidup, Status Kesehatan, Lansia 2

3 1. Pendahuluan Lansia yang telah berusia >60 tahun, mengalami perubahan tingkat kemandirian (Maryam, 2008). Secara umum saat proses menua terjadi, akan menimbulkan banyak perubahan pada tubuh lansia baik itu perubahan fisik, perubahan mental ataupun perubahan fisiologis, psikososial, sosiologis, dan peningkatan spiritual. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun, dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliyar. Begitu juga di Indonesia lanjut usia mengalami peningkatan secara cepat setiap tahunnya, sehingga Indonesia telah memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured). Peningkatan pertumbuhan penduduk lansia ini mulai dirasakan sejak tahun 2000 yaitu jumlah lansia 14, juta orang dengan peningkatan 7,18% dengan usia harapan hidup 64,5 tahun, pada tahun 2006 jumlah lansia 19 juta orang dengan peningkatan sekitar 8,90% dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 meningkat menjadi 23.9 jiwa (9,77 persen) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Pada tahun 2020 di prediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta orang dengan peningkatan sekitar 11,34% (Padila, 2013). Menurut Azizah (2011) peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan baik bagi individu, lansia itu sendiri, keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Selain itu peningkatan jumlah penduduk lansia juga membawa dampak kepada pembiyayaan negara. Peningkatan penduduk lansia akan menimbulkan beban bagi lansia yang tidak produktif dan juga didalam jumlah tunjangan sosial yang harus di tanggung oleh negara. Sementara di sisi penerimaan, penurunan output akibat penurunan presentase penduduk usia produktif akan mengakibatkan penurunan penerimaan. Akibatnya dapat diduga deficit anggaran pemerintah akan semakin membengkak. (Martono,2011). Berdasarkan data yang ada di Provinsi Gorontalo jumlah penduduk lansia pada tahun tahun 2013 mencapai 42,254 jiwa yang berumur 60 tahun ke atas. di kabupaten Gorontalo mencapai 20,591 jiwa dan di Kelurahan Biyonga mencapai 178 jiwa. Bedasarkan survey pendahuluan yang di lakukan di puskesmas global Limboto di dapatkan data jumlah lansia yang ada di kelurahan Biyonga sebanyak 178 jiwa dimana merupakan kelurahan dengan jumlah lansia terbanyak diwilayah kerja Puskesmas Global Limboto. Dari survei ini di dapatkan bahwa banyak lansia yang sakit, pada akhir bulan Oktober tahun 2013 tercatat jumlah lanjut usia (lansia) yang sakit berjumlah 33 jiwa, diantaranya ada10 lansia yang menderita penyakit diabetes mellitus, 15 lansia hepertensi,dan 8 lansia rematik dengan umur rata-rata 60 tahun. Masyarakat khususnya lansia yang ada di Kelurahan Biyonga mempunyai kebiasaan yang tidak baik dalam hal mempersiapkan makanan, mengkomsumsi makanan, seperti selalu makan makanan yang siap saji, seperti mie instan, ikan kaleng dan beberapa produk lainnya, dan perilaku merokok pada lansia perempuan serta melakukan akivitas fisik yang berlebihan dan tidak memperhatikan aktivitas istirahat. Berdasarkan permasalahan yang telah di jelaskan maka peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan yang berjudul Hubungan Gaya Hidup Dengan Status Kesehatan Lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 3

4 2. Metode Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional. Dimana data yang menyangkut variable dependent dan variable independent akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan kemudian diolah dan dilakukan analisis. Metode yang akan digunakan untuk memperoleh data tersebut dengan tehnik observasi dan quisioner berdasarkan data pertanyaan yang telah disiapkan. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Populasi dan sampel adalah seluruh lansia yang tinggal di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Tehnik analisadata digunakan analisa univariat dan bivariat. 3. Hasil Penelitian Hasil Analisis Adapun Hasil penelitian ini disajikan dengan baik secara berurutan sesuai dengan pola analisis yang telah direncanakan yaitu pertama adalah Usia, Agama, Pendidikan Terakhir, pekerjaan, Keadaan (sakit/sehat), gaya hidup dan status kesehatan, Distribusi Hubungan gaya hidup dengan status kesehatan lansia 1. Tabel Distribusi Responden Tabel 3.1 Tabel distribusi responden berdasarkan Usia, Agama, Pendidikan, Pekerjaa, Kedaan lansia Umur Responden (Tahun) Jumlah % % % ,0% Total % Agama Jumlah % Islam % Non Muslim 0 0% Total % Pendidikan Jumlah % SD 33 53,2% SMP 11 17,7% SMA 7 11,3% D3 4 6,5% Tidak Sekolah 7 11,7% Total % Pekerjaan Jumlah % Guru 5 8,1% IRT 35 56,5% Pedagang 7 11,3% Petani 15 24,2% Total % Keadaan Lansia Jumlah % Sakit 20 32,3% Tidak sakit 42 67,7% 4

5 Total % Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan tabel 3.1 bahwa sebagian besar lansia yang tinggal dikelurahan biyonga yakni lansia yang berumur tahun termasuk dalam lansia muda sebanyak 43 orang (69,5%). sebagian besar lansia yang tinggal dikelurahan Biyonga rata-rata menganut atau memiliki keyakinan agama islam sebanyak 62 orang (100%). bahwa sebagian besar lansia yang tinggal di desa biyonga berpendidikan sekolah dasar (SD) dengan jumlah 33 orang yaitu (53,2%). Tetapi ada juga yang memeliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. sebagian besar responden memiliki pekerjaaan sebagai IRT sebanyak 35 orang (56,5%). Tetapi ada juga yang mempunyai pekerjaan seperti pedagang, petani dan yang paling sedikit guru. bahwa sebagian besar responden yang tidak sakit lebih banyak dibandingkan dengan responden yang sakit dimana responden yang tidak sakit sebanyak 42 orang yaitu 67,7 % dan responden yang sakit sebanyak 20 orang yaitu 32,3% 2. Distribusi responden berdasarkan gaya hidup lansia Tabel 3.2 Distribusi responden berdasarkan gaya hidup lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Gaya Hidup Lansia Jumlah % Baik 41 66,1% Tidak Baik 21 33,9% Total % Sumber :Data Primer 2014 Dari tabel diatas 3.2 tampak bahwa jumlah responden lansia yang memiliki gaya hidup baik lebih banyak dari pada responden lansia yang memiliki gaya hidup yang tidak baik dimana jumlah responden dengan gaya hidup baik sebnyak 41 orang yaitu 66,1% dan responden dengan gaya hidup tidak baik sebanyak 21 orang yaitu 33,9%. 3. Distribusi responden berdasarkan status kesehatan lansia Tabel 3.3 Tabel distribusi responden berdasarkan status kesehatan pada lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Status Kesehatan Jumlah % Baik 42 67,7% Tidak Baik 20 32,3% Total % Sumber : Data Primer 2014 Dari tabel 3.3 diatas tampak bahwa sebagian besar responden yang tidak sakit lebih banyak dibandingkan dengan responden yang sakit dimana responden yang tidak sakit sebanyak 42 orang yaitu 67,7 % dan responden yang sakit sebanyak 20 orang yaitu 32,3% 5

6 3.1.2 Hasil Analisis Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan gaya hidup (Variabel Indenpenden), dengan status kesehatan pada lansia (Variabel dependent). Untuk menganalisis digunakan uji Chi Square dan adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia dengan nilai P< 0,000, hasil analisis dengan variable independen dan variable dependen dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Distribusi Hubungan Gaya Hidup Dengan Status Kesehatan Pada Lansia Di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Status Kesehatan Total Gaya Hidup Tidak Sakit Sakit N % N % N % Baik 40 64,5% 1 1,61% 41 66,1% Tidak Baik 2 3,22% 19 30,6% 21 33,9% Total 42 67,7% 20 32,2% % Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 3.4 ditemukan adanya hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia angka signifikan uji Chi Squre sig < 0,000 dengan nilai p = 0,000<0,005 dengan data berdistribusi normal sehingga H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia. sebagian besar responden yang memiliki gaya hidup yang baik sebanyak 41 orang (66,1%) dengan status kesehatan baik (sehat) sebanyak 40 (64,5%) dan 1 (1,61%) responden yang memiliki status kesehatan tidak baik (sakit). Serta 21 (33,9%) responden yang memiliki gaya hidup tidak baik ada 2 orang (3,22%) responden dengan status kesehatan baik (sehat) dan 19 (30,6) responden dengan status kesehatan tidak baik (sakit). 4. Pembahasan I. Deskripsi Karateristik Responden 1. Usia Lansia Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden (lansia) memiliki usia tahun yang termasuk dalam kategori lanjut pertenagahan. Hal ini menunjukkan bahwa lansia yang ada di Kelurahan Biyonga masih dalam tahap lansia pertengahan. Menurut asumsi peneliti bahwa lansia usia pertengahan memiliki banyak waktu dalam melakukan banyak hal, termasuk dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan ingin lebih memahami serta mengerti mengenai kehidupan terlebih dalam hal memperhatikan pola makan, aktifitas yang tidak berlebih, dan menghindari merokok serta menghirup asap rokok. Hal ini sejalan dengan teori yang dijalaskan Hamid (dalam Aggraini, 2009) bahwa kelompok usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk berusahan memahami dan mengerti mengenai nilai-nilai kehidupan. 6

7 2. Agama Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden yang berada di Kelurahan Biyonga menganut atau memiliki keyakinan Muslim. Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan spiritual pada lansia sangat baik. Agama merupakan system kepercayaan yang terorganisasi dan pemujaan yang dipraktikan seseorang untuk mengekspresikan Spritualitas dari luar (Tanyi, 2002). Menurut asumsi peneliti bahwa agama sangat berpengaruh pada keadaan status kesehatan lansia, dimana walaupun gaya hidup seorang lansia itu sendiri tidak baik tetapi spritualnya baik maka akan berpengaruh juga pada status kesehatan lansia. Hal ini sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh Hugelmann dkk (dalam Ida, 2005) mengatakan bahwa Kesehatan spiritual adalah rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi. 3. Pendidikan Lansia Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden masih memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang ada di Kelurahan Biyonga masih rendah. Menurut asumsi peneliti tingkat pendidikan sangatlah berpengaruh pada pengetahuan lansia bagaimana gaya hidup yang baik seperti menjaga pola makan, tidak merokok dan tidak memiliki aktifitas yang berlebihan yang akan berdampak pada status kesehatan lansia. Miller (dalam Zulfitri,2005)) mengatakan bahwa respon lansia terhadap perubahan atau penurunan kondisi yang terjadi, sangat dipengaruhi pengetahuan, pengalaman hidup, bagaimana lansia member arti perubahan, waktu dan tingkat antisipasi terhadap perubahan, sumber sosial, dan pola koping yang digunakan oleh lansia. 4. Pekerjaan Lansia Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai IRT dan ada juga yang bekerja sebagai petani, pedagang, guru dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan lansia di Kelurahan Biyonga sangat bervariasi. Menurut asumsi peneliti bahwa pekerjaan sangat berpengaruh pada status kesehatan lansia, apabila lansia yang melakukan pekerjaan yang sangat berat dan sepanjang hari maka akan berdampak pada status kesehatan lansia, begitu pun sebaliknya lansia yang tidak memiliki pekerjaan ayau tidak aktif lagi bekerja itu lebih banyak waktu dirumah dan lebih banyak waktu untuk istirahat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Feky (2008) bahwa aktifitas yang berlebihan dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia. 5. Keadaan Lansia Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden mempunyai keadaan baik (sehat) dan ada juga memiliki keadaan yang tidak (sakit). Hal ini menunjukkan bahwa keadaan lansia di Kelurahan Biyonga sangat baik. Hal ini dikarenakan gaya hidup lansia dikelurahan ini sangat baik.menurut asumsi peneliti bahwa keadaan lansia baik sakit maupun sehat itu tergantung pola makan, aktitifitas yang berlebihan dan tidak merokok. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Feky (2008) bahwa ketiga gaya hidup tersebut dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia. hal ini berarti bahwa semakin baik gaya hidup maka semakin baik status kesehatan ataupun keadaan lansia. 7

8 II. Identifikasi Gaya Hidup Berdasarkan data pada tabel 3.2 bahwa sebagian besar responden memiliki gaya hidup baik sebanyak (66,1%) dan ada juga responden gaya hidup yang tidak baik sebanyak (33,9%) dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lansia yang memiliki gaya hidup yang baik dikarenakan pengetahuan mengenai efek dari merokok sudah dimengerti, pola makan baik dan tidak memiliki aktifiats yang berlebihan atau pekerjaan yang berat dan sebagian dari lansia yang memiliki gaya hidup baik tersebut tinggal serumah dengan anaknya sendiri sehingga perhatian keluarga ada. Hal ini berbeda dengan lansia yang mempunyai gaya hidup yang tidak baik, seperti aktif merokok setiap hari, pola makan serta pemenuhan nutrisi tidak diperhatikan dengan baik serta aktifitas fisik yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena lansia tersebut yang ada dikelurahan biyonga mayoritas pekerjaan mereka petani dan tidak tinggal dengan anak-anaknya dalam satu rumah. Sehingga perhatian terhadap lansia tidak ada. Menurut asumsi peneliti bahwa gaya hidup adalah suatu kebiasaan seseorang yang sering di lakukan berupa sering merokok, pola makan yang tidak teratur dan aktifitas fisik yang berlebihan. Dimana ketiga kategori gaya hidup di atas dapat menyebabkan atau mengakibatkan status kesehatan pada lansia tidak baik. Semakin sering lansia melakukan gaya hidup sehat maka semakin baik pula status kesehatan pada lansia (sehat). Dimana gaya hidup yang baik misalnya tidak merokok, aktifitas fisik yang tidak berlebihan dan pola makan sesuai dengan anjuran tim kesehatan. Gaya hidup yang tidak baik yang sering dilakukan oleh lansia misalnya seperti kebiasaan merokok setiap hari, kebiasaan ini sejak dilakukan saat lansia tersebut masih remaja sampai dengan sekarang, aktifitas yang berlebihan dimana kebanyakan lansia harus mencari nafkah untuk istrinya dan untuk dirinya sendiri sehingga setiap hari lansia tersebut masih aktif bekerja. Hal ini dikarenakan lansia sudah tinggal sendiri dan harus memenuhi kebutuhan hidup setiap hari. Kemudian gaya hidup yang ketiga adalah pola makan yang tidak baik, dimana kebanyakan lansia nafsu makan berkurang hal ini dikarenakan berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat dari kerusakan gigi atau ompong dan lain sebagainya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh poniyah (2011) dimana terdapat pengaruh gaya hidup pada status kesehatan lansia dimana penelitian ini menuunjukan gaya hidup yang tidak baik dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia. III. Identifikasi Status Kesehatan Lansia Berdasarkan tabel 3.3 bahwa sebagian besar responden status kesehatan baik dan ada juga status kesehatannya tidak baik. Hal ini menunjukan bahwa gaya hidup lansia baik sehingga status kesehatan lansia juga baik (sehat) tetapi dari data yang ada walaupun gaya hidup baik tetapi masih ada juga yang status kesehatannya tidak baik (sakit). Lansia yang memiliki status kesehatan baik (sehat) ini artinya lansia tersebut memiliki gaya hidup yang baik seperti tidak merokok, pola makan baik, dan tidak memiliki aktifitas yang berlebiham. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh peran keluarga serta dukungan keluarga terhadap lansia dalam hal melakukan gaya hidup yang baik. Hal ini berbeda dengan lansia yang memiliki status kesehatan tidak baik (sakit) ini artinya gaya hidup lansia tidak baik seperti merokok setiap hari tanpa henti, pola makan dan asupan nutrisi tidak sesuai dengan anjuran para petugas kesehatan, serta aktifitas yang berlebihan dimasa tua. Status kesehatan lansia memiliki dua kategori yaitu status kesehatan baik (sehat) dan status kesehatan tidak baik (sakit). Sehat adalah suatu keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani 8

9 dan sosial dan bukan hanya terbebas dari berbagai penyakit dan lain sebagainya. Dimana kriteria sehat mencakup 4 macam yaitu sehat mental (jiwa), fisik, sosial dan ekonomi. Sakit adalah terganggunya semua fungsi organ tubuh menjadi tidak normal. Seorang lansia mengalami proses degenaratif dimana organ-organ tubuh tidak berfungsi secara normal, daya tahan tubuh semakin berkurang dan tidak bekerja secara aktif apabila ada pathogen, virus maupun bakteri yang masuk kedalam sehingga lansia sering mengalami sakit. Selain itu juga akibat pengaruh gaya hidup lansia tidak baik misalnya kebiasaan merokok, aktifitas fisik yang berlebihan, dan pola makan yang tidak baik. Menurut asumsi peneliti bahwa ada faktor lain yang menyebabkan status kesehatan pada lansia tidak baik (sakit) yaitu kebiasaan lansia dalam mengkomsumsi suplemen.. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riana Diana (2006) menunjukan bahwa lansia yang sering mengkomsumsi suplemen yang jarang kemudian semakin dilakukan secara rutin dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia suplemen yang sering digunakan oleh lansia adalah suplemen yang berkhasiat melancarkan buang air besar seperti suplemen serat dan minyak ikan hal ini dicetuskan karena lansia sering mengalami konstipasi. IV. Hubungan Gaya Hidup dengan Status Kesehatan lansia Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan dengan uji chi squre dengan hasil nilai P Value 0,000 <0,005 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan lansia di kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan tabel 3.4 sebagian besar responden yang gaya hidupnya baik sebnyak (66,1%) dimana ada (64,5%) yang status kesehatanya tidak sakit dan hanya ada (1,61%) yang status kesehatannya termasuk dalam kategori sakit. Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya gaya hidup yang mempengaruhi status kesehatan lansia baik sakit dan tidak sakit seperti faktor lingkungan. Lingkungan yang tidak baik seperti pembuangan air limbah tidak pada tempatnya, kebersihan lingkungan yang tidak baik serta polusi udara yang sudah tercemar dapat mempengaruhi status kesehatan pada lansia. Menurut asumsi peneliti Gaya hidup dengan status kesehatan pada dasarnya merupakan komponen yang saling berkaitan dalam kehidupan manusia tanpa tekecuali dalam kehidupan lansia (usia lanjut). Gaya hidup adalah suatu perilaku kebiasaan yang sering dilakukan oleh seorang lansia dalam melakukan aktifitas dan memenuhi kebiasaan sehari-hari, gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Hal ini sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh Boom H.L (dalam Yuniastuti, 2008) ada faktor lain yang mempengaruhi status kesehatan di antaranya adalah yang pertama lingkungan dimana individu hidup didunia ini tidak seorang diri. Memerlukan banyak bantuan dari orang lain, seperti mendirikan rumah, membuat sumur, membuat taman, dan lain-lain. Apabila lingkungan disekitar individu tersebut bersih dan tertata rapi, maka individu tersebut sudah mencerminkan pola hidup sehat. Faktor lingkungan di bagi menjadi 3 yaitu lingkungan fisik, lingkungan biologis, lingkungan sosial kedua pelayanan kesehatan. Dimana sangat diperlukan di daerah daerah tertentu. Misalnya di daerah terpencil sangat dibutuhkan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Apabila terdapat seseoarang yang sakit dapat lebih cepat di tangani.dan yang ketiga adalah keturunan Kita semua pasti mengetahui adanya penyakit menular 9

10 dan tidak. Penularan penyakit dapat melalui media apa saja, salah satunya adalah melalui keturunan/gen. misalnya saja seseorang ibu hamil menderita penyakit AIDS, maka di perkirakan anaknya juga akan terjangkit penyakit AIDS. Selain itu juga berdasarkan data pada tabel 4.6 bahwa responden yang gaya hidupnya tidak baik dalam kehidupan sehari-hari sebanyak 21 orang dengan hasil (3,22%) yang status kesehatannya baik/ sehat sedangkan (30,6%) status kesehatannya tidak baik (sakit). Gaya hidup yang sering dilakukan sangat perlu diperhatikan untuk meningkatkan status kesehatan lansia. Hal ini menunjukan bahwa ketiga gaya hidup (pola makan yang tidak baik, merokok, aktifitas fisik) tersebut tidak sering diperhatikan oleh para lansia sehingga dapat menurunkan status kesehatan lansia (sakit). Kemudian lansia yang gaya hidupnya tidak baik tetapi status kesehatannya baik (sehat). Hal ini dapat dipengaruhi oleh kegiatan spiritual yang dilakukan oleh lansia dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia. karena spiritualitas yang dilaksanakan setiap hari dapat mempengaruhi pada status kesehatan itu sendiri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Ida (2005) dengan hasil penelitian adanya hubungan status spiritual dengan gaya hidup pada lansia di Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai pesisir ada hubungan dengan signifikan P= 0,000. Bahwa spiritual dapat berpengaruh pada gaya hidup lansia. Menurut asumsi peneliti hal itu dipengaruhi oleh adanya dukungan keluarga terhadap diri lansia itu sendiri. Dimana walaupun gaya hidup tidak baik tetapi peran keluarga terhadap lansia baik, seperti selalu memperhatikan asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh lansia, dan selalu mengingatkan makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meylinda (2013), dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan sangat menentukan status gizi atau asupan nutrisi pada lansia terpenuhi, apabila asupan nutrisi pada lansia terpenuhi maka dapat bermanfaat bagi tubuh. Berdasarkan penelitian yang dijelaskan peneliti dapat menyimpulkan bahwa semakin baik atau semakin diperhatikan gaya hidup maka semakin meningkat juga status kesehatan pada lansia begitupun sebaliknya semakin kurang baik gaya hidup seorang lansia maka semakin rendah pula status kesehatan pada lansia. 5. Simpulan dan Saran 1. Simpulan 1. Sebagian besar responden berusia tahun sebanyak 43 orang (69,5%), sebagian besar responden memiliki atau menganut agama muslim sebanyak 62 orang (100%), sebagian besar responden memiliki tngkat pendidikan SD sebanyak 33 orang (53,2%), sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai IRT saja sebanyak 35 orang (56,5%). Dan sebagian besar responden memiliki keadaan baik (sehat) sebnayak 42 orang (67,7%). 2. Sebagian besar responden memiliki gaya hidup yang baik sebanyak 41 orang (66,1%) dan lansia yang memiliki gaya hidup yang tidak baik sebanyak 21 orang (33.9%). Ini berarti lansia yang ada di Kelurahan Biyonga sebagian besar memiliki gaya hidup yang baik. 3. Sebagian besar responden memiliki status kesehatan yang termasuk dalam kategori baik (Sehat) sebanyak 42 orang (67,7%). Dan yang status kesehatannya termasuk dalam kategori tidak baik (Sakit) sebanyak 20 orang (32,2%). 4. Ditemukan adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo berdasarkan hasil analisis dengan uji Chi Squere dengan nilai P 0,000 itu artinya nilai P Value < 0,

11 2. Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih memperdalam cakupan penelitian, khusunya dalam pengetahuan lansia mengenai gaya hidup yang baik dan gaya hidup yang tidak dilakukan karena akan berdampak pada status kesehatan pada lansia dan bisa menggunakan desain penelitian yang lebih tepat yakni Kohort prospektif 2. Bagi lansia diharapkan agar tidak melakukan dan menghindari gaya yang hidup yang tidak baik yang akan berdampak pada status kesehatan serta selalu memperhatikan dan mempertahankan status kesehatannya dalam keadaan sehat. 3. Bagi keluarga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi kesehatan lansia serta memperhatikan asupan makanan atau nutrisi yang diberikan pada lansia. 4. Bagi pemerintah setempat yaitu puskesmas agar membentuk program kesehatan bagi lansi seperti senam lansia dan mendidik kader-kader kesehatan khusus untuk mengsosialisasikan mengenai pentingnya gaya hidup yang baik dan yang tidak yang akan berdampak pada status kesehatan pada lansia. Daftar Pustaka Anggraini Ida, 2013, Hubungan Antara Status Spritual Lansia Denagn Gaya hidup Lansia agustus 2013) Anggraini, fecky, Hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan lansia binaan puskesmas pekayon jaya kota bekasi tahun 2008.UI.(Diakses 25 januari 2011). Basri, Muhamad,chatib Globalisasi bonus demografi. Dariyo, Agoes,2008, Psikologi,Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta, Grasindo Hapsari, Dwi, dkk, 2011, pengaruh Lingkungan sehat dan perilaku Hidup Sehat Terhadap Status kesehatan.usu (Diakses 20 maret 2013) Kusmaedi, Nurlan, 2012, Pembelajaran Gaya Hidup Sehat Menuju Tingkat Sehat Prima Terpadu Sepangjang Hayat.FPOK.(Diakses 12 juni 2013) Kushariyadi, 2010, Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia, Jakarta, Salemba Medika Mubarak, Wahid Iqbal Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: Sagung Seto. Martono, Heru, 2011.Lanjut usia dan dampak sistemik dalam siklus kehidupan. tanggal 21 feb2009 Nasir, ABD, dkk, 2011, Buku Ajar Metodologi penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika Ode,Sarif,la, 2012, Aushan Keperawatan Gerontik. Yogyajakarta, Medikal Book. Padila, 2013, Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Yogyakarta, Nuha Medika 11

12 Redaksi, tim, 2010, Sehat Dan Bugar Di Usia Lanjut, Yogyakarta, Banyu Media Sartika, Mitayani Wiwi Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: TIM. Simanulang, Poniyah, (2011), Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Status Kesehatan LanJut (Lansia ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan, 2 maret 2012) Stanley, mickey, dkk, 200, Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC Setiadi, 2013, konsep dan praktik penulisan riset keperawatan, yogjakatra. Graham ilmu Suiraoka, Ip, 2012, Penyakit Degeneratif, Yogayakarta, Nuha Medika Siti, R, Maryam, Medika dkk, 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta: Salemba Wiarto, Giri, 2013, Budaya Hidup Sehat, yogyakarta, Gosyen Publishing Yuniastuti, Ari, 2008, Gizi dan Kesehatan, Yogyakarta, Graha Ilmu 12

13 13

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia yang telah berusia >60 tahun, mengalami perubahan tingkat kemandirian (Maryam, 2008). Secara umum saat proses menua terjadi, akan menimbulkan banyak perubahan

Lebih terperinci

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU Reni Zulfitri Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau renz_emi@yahoo.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, salah satu indikatornya adalah adalah

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, salah satu indikatornya adalah adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, baik bagi individual lansia itu sendiri, keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan merupakan cita-cita suatu bangsa dan salah satu keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH).

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah ABSTRAK Yunita Mohamad. 2014. Hubungan Peran Ibu dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah Di Tk Aisyiyah Bustanul Atfal 3 Kelurahan Bugis Kecamatan Dumbo Raya Kota

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul Jurnal yang berjudul Jurnal yang berjudul ABSTRAK Irmawati Nur.. Pengaruh Peran Keluarga Dalam Pemenuhan Activities Daily Living sterhadap Kualitas Hidup Lansia di Desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2, Maulida Agustina * 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ. Perubahan secara biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kelurahan Kayubulan Kecamatan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh SRI

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI POSYANDU DI KEL. NGAGEL REJO KEC. WONOKROMO

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak di dunia dengan jumlah lansia sesuai sensus penduduk 2010 berjumlah 18,1 juta jiwa (9,6%

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan teknologi tersebut berpengaruh

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE ELDERLY

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Lansia, Ketersediaan Pangan, Status Gizi Daftar Pustaka : 38 referensi ( )

ABSTRAK. Kata Kunci : Lansia, Ketersediaan Pangan, Status Gizi Daftar Pustaka : 38 referensi ( ) ABSTRAK RILLAN R ABDUL. 2015. Hubungan Ketersediaan Pangan Keluarga Dengan Status Gizi Lansia Di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Keperawatan. Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL 1 2 ABSTRAK Amelia Enjel Suoth. 2015, Hubungan Jarak Kelahiran dan Jumlah Saudara Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade belakangan ini populasi lanjut usia meningkat di negara-negara sedang berkembang, yang awalnya hanya terjadi di negara maju. Demikian halnya di Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015 Ns. Apriza, M.Kep EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015 Ns. Apriza, M.Kep Dosen S1 Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi. HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA Erwin Kurniasih, Nurul Hidayah Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi ABSTRAK Latar belakang: Gizi bagi balita

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA Mardiana Zakir* Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KOTA BANDAR LAMPUNG Nyimas Aziza* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Posyandu lansia salah satu upaya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan ABSTRAK

Lebih terperinci

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan Ika Pratiwiningrum, Siti Muawanah Aida Rusmariana, Rita Dwi Hartanti Keberadaan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION OF HIV (PMTCT) OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA KOTA SEMARANG Dhenok Hajeng Prihestu Leksono, Siti

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014 PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014 Oleh : Tri Alfionita Pontoh Nim: 841410134 Telah di periksa

Lebih terperinci

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN SUMBER PROTEIN, LEMAK DAN AKTIFITAS Sedentary DENGAN STATUS GIZI LANSIA ANGGOTA BINAAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN TALISE WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALISE ABSTRAK Abd. Farid

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER Fitriana Putri fitput81@gmail.com Susi Wahyuning Asih fikes@unmuhjember.ac.id Dian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA 1 Yasinta Ema Soke, 2 Mohamad Judha, 3 Tia Amestiasih INTISARI Latar Belakang:

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 2, Juli 2015: 57-62 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Ana Mariza

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah penduduk Lanjut Usia (lansia) semakin meningkat di dunia, termasuk juga di Negara Indonesia. Keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan memberikan dampak

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO HUBUNGAN POLA MAKAN DAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI PUSKESMAS TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO Zuriyati S. Manto, dr. Zuhriana K. Yusuf, M. Kes, Wirda Y. Dulahu, S.Kep,Ns.M.Kep Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Endah Tri Wijayanti Prodi DIII Keperawatan, Universitas Nusantara

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA Mahasiswi Stikes U budiyah Banda Aceh Abstrak Latar Belakang : Berdasarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini, terbukti membawa dampak negatif dalam hal kesehatan. Orang-orang masa kini, cenderung memiliki kesadaran yang rendah terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua pertiganya terdapat di negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Pramanik Gantini, Dewi Hanifah, S.SIT., M.Keb Abstrak Rendahnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL TETY RINA ARITONANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( ) ABSTRAK Siti Rohmatul Khusna. 2015. Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 1-3 tahun di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi Keperawatan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo 1 2 3 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA Aswinda Miolo 841411052 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN Hafriani 1, Defiyani 2 1 Dosen Program Studi D III Kebidanan STIKes Bina Nusantara

Lebih terperinci

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG 1 Lisa Agustina ABSTRAK Jatuh merupakan masalah fisik yang sering

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)DI KELURAHAN CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)DI KELURAHAN CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 3, Oktober 2015: 110-115 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)DI KELURAHAN CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 Sunarsih

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN. Oleh : Ade Pratiwi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN. Oleh : Ade Pratiwi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN Oleh : Ade Pratiwi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro 2009 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013 Nur Afita Rahmawati 1, Novi Anding Suciati 2, Istichomah 3 Program Studi D III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DI KELURAHN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO IBRAHIM H.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DI KELURAHN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO IBRAHIM H. 1 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DI KELURAHN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO IBRAHIM H. MOHA 841410024 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013 HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 203 Paulinus Masa Sato, Adriani Kadir 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI Martia Lindawaty Tondang*, Siti Zahara Nasution** *Mahasiswa Keperawatan **Dosen Departemen

Lebih terperinci

FIFI AZISYAH NIM : S

FIFI AZISYAH NIM : S HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU LANJUT USIA (LANSIA) TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KESESI I DESA SIDOSARI KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi FIFI

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN Efitri Novalina Siboro*, Iwan Rusdi ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas

Lebih terperinci

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: SUSILOWATI NIM: J 210090101 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN PENELITIAN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN Rohayati *, Purwati * Gangguan tumbuh kembang pada anak batita di Indonesia tahun 2010 adalah 53,3%, tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selulosa, insiden ini mencapai puncak pada usia tahun (Lilik, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. selulosa, insiden ini mencapai puncak pada usia tahun (Lilik, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia lanjut merupakan kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Pada usia lanjut akan terjadi banyak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses menua (aging process) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA Nelly Indrasari* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekes Tanjungkarang Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian

Lebih terperinci

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Rini Abdullah. Maku, Zuhriana K. Yusuf*, Vik Salamanja** Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK Ns. Yenni Lukita, S.Kep 1, Suhardi 2 1 Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak 2 Mahasiswa STIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1.1.1 Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Desa Tualango terbentuk sejak tahun 1908. Asal mula nama Desa Tualango

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Oleh ROSTIN GALOMAT (NIM. 841 410 062, Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tilote sebagai salah satu pelayanan dasar dan terdepan di Kecamatan Tilango memberikan pelayanan rawat jaan dan rawat

Lebih terperinci

Vol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN :

Vol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN : Vol. Nomor Januari Jurnal Medika Respati ISSN : 97-7 HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA ANAK USIA 6 TAHUN DI PUSKESMAS RAWAT INAP WAIRASA SUMBA TENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi organ tubuh tetapi lansia tetap dapat menjalani hidup sehat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. fungsi organ tubuh tetapi lansia tetap dapat menjalani hidup sehat. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi

Lebih terperinci

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Berdasarkan data

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional.pemilihan desain cross sectional karena penelitian ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN

HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN Ati ul Impartina.......ABSTRAK....... Masalah pengelolaan sampah merupakan salah satu masalah serius dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Waktu pelaksanaan penelitian bulan Mei 2013. 3.2 Jenis

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun di perkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia. Semua individu pasti

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat ke 4 di dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000, 7,5% atau 15 juta

Lebih terperinci

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Persetujuan Pembimbing Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Oleh PURNAWATI DAI (NIM. 841410148, Jurusan Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Citra Hadi Kurniati Program Studi Kebidanan DIII Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN YENY PERWITOSARI 201001039 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum penelitian Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang terletak di Jalan Sambiroto Semarang. Letak Geografis & Wilayah Kerja terletak di RT 01 RW I, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembagunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas hidup manusia dan masyarakat termaksud usia lanjut. Berdasarkan undang-undang No.13 tahun 1998

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU USIA 45-50 TAHUN DI KEMUKIMAN BEBESEN KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2012 YANTINA YUSMIKA ZASRI Mahasiswi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan studi analitik yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA Triana Widiastuti 1, dan Goenawan 2 INTISARI Pada trimester II, ibu hamil biasanya sudah bisa menyesuaikan

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : 2089-8592 HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MASA PUBERTAS DI DESA PERTUMBUKEN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan anugrah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya, pasti akan dialami oleh seseorang bila ia panjang umur. Menurut Undang-undang N0.13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya Sumber

Lebih terperinci