ABSTRAK. Kata Kunci : Lansia, Ketersediaan Pangan, Status Gizi Daftar Pustaka : 38 referensi ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata Kunci : Lansia, Ketersediaan Pangan, Status Gizi Daftar Pustaka : 38 referensi ( )"

Transkripsi

1

2

3 ABSTRAK RILLAN R ABDUL Hubungan Ketersediaan Pangan Keluarga Dengan Status Gizi Lansia Di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Keperawatan. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes, Pembimbing II Dr. Hj. Rosmin Ilham, S.Kep, Ns, MM. Ketersediaan pangan keluarga merupakan kondisi tersedianya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan baik jumlah maupun mutunya, aman, bergizi, beragam merata dan terjangkau oleh keluarga. Ketersediaan pangan keluarga merupakan salah satu faktor penyebab tidak langsung yang mempengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan Ketersediaan pangan keluarga dengan status gizi lansia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan yakni purposive sampling. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 263 lansia dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 87 lansia. Hasil penelitian didapatkan ketersediaan pangan baik terbanyak yaitu 62 lansia (71,3%) dan status gizi normal terbanyak yaitu 42 lansia (48,3). Berdasarkan analisis data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov didapatkan P Value=0,03 menunjukkan ada hubungan antara ketersediaan pangan keluarga dengan status gizi lansia. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa ada hubungan antara ketersediaan pangan keluarga dengan status gizi lansia. Untuk itu disarankan keluarga lebih memperhatikan ketersediaan pangan sehingga dapat menjaga keseimbangan status gizi lansia. Kata Kunci : Lansia, Ketersediaan Pangan, Status Gizi Daftar Pustaka : 38 referensi ( )

4

5 PENDAHULUAN Jumlah lanjut usia terus meningkat dan menurut proyeksi WHO bahwa pertumbuhan penduduk lanjut usia Indonesia mengalami pertumbuhan terbesar di Asia. Di kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050 (WHO 2012). Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia terus meningkat dari tahun ketahun. Menurut Menko kesra (2008) jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2006 sebesar ± 19 juta jiwa dengan usia harapan hidup 66,2 tahun, tahun 2010 jumlah lansia sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan harapan hidup 67,4 tahun, sedangkan pada tahun 2020 diprediksi jumlah lansia sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun ( Effendi, dkk 2013). 1 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah lansia di Provinsi Gorontalo, pada tahun 2014 sebanyak jiwa. Jumlah lansia di Kabupaten Gorontalo berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, tahun 2014 sebanyak jiwa, dan data dari Desa Hutabohu jumlah lansia pada tahun 2014 sebanyak 263 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 118 jiwa dan perempuan 145 jiwa. Peningkatan jumlah lansia setiap tahunnya makin bertambah. Dengan adanya peningkatan jumlah lansia ini, pemenuhan gizi merupakan salah satu hal penting yang harus dipenuhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu ada penyebab langsung dan tidak langsung, salah satu penyebab tidak langsung yang mempengaruhi status gizi yaitu ketersediaan pangan keluarga. Ketersediaan pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang baik jumlah maupun gizinya (Soekirman, 2000). 2 Dari hasil survey pendahuluan status gizi lansia yang dilakukan oleh peneliti terhadap 10 orang lansia di Desa hutabohu, dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) bahwa 30% (3 lansia) mempunyai gizi lebih dengan ketersediaan pangan (makanan) berupa nasi, ikan, sayur, dan buah serta sering mengkonsumsi susu, sedangkan 30 % (3 lansia) mempunyai status gizi baik dengan ketersediaan pangan (makanan) berupa nasi, ikan, sayur, tempe, tahu dan telur, kemudian 40 % (4 lansia ) yang mempunyai status gizi kurang memiliki ketersediaan pangan (makanan) yang hanya berupa nasi dan ikan. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Ketersediaan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Pada Lansia di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua lansia yang ada didesa hutabohu. Teknik pengambilam sampel yang di gunakan pada penelitian ini yaitu teknik Purposive Sampling. Sampel pada penelitian ini sebanyak 87 lansia. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner dan observasi. Pengolahan data menggunakaan program 1 Effendi, F & Makhfudly, Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan, EGC, Jakarta Soekirman, Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas RI 2000.

6 SPSS. Analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode uji Kolmogorov Smirnov. HASIL PENELITIAN Distribusi frekuensi sampel berdasarkan karakteristik responden Karakteristik Responden Frekuensi % Jenis kelamin - Laki-laki Perempuan Pendidikan - Tidak Sekolah SD Pekerjaan - IRT 48 55,2 - Petani 35 40,2 - Tukang Kayu 4 4,6 Berat Badan (Kg) , ,6 Tinggi Badan (Cm) , ,9 Ketersediaan Pangan Keluarga - Cukup 25 28,7 - Baik 62 71,3 Status Gizi - Underweight 17 19,5 - Normal 42 48,3 - Overweight 28 32,2 Data primer : 2015 Berdasarkan distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden menunjukan bahwa dari 87 sampel yang ada di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yaitu 39 lansia (45%) berada pada kategori jenis kelamin Laki-laki dan 48 lansia (55%) berada pada kategori jenis kelamin Perempuan, 45 lansia (52%) berada pada kategori pendidikan tidak sekolah, dan 42 lansia (48%) berada pada kategori pendidikan SD, 48 lansia (55,2%) berada pada kategori pekerjaan IRT, 35 lansia (40,2%) berada pada kategori pekerjaan petani dan 4 lansia (4,6%) berada pada kategori pekerjaan tukang kayu, 30 lansia (34,4%) berada pada kategori berat badan Kg, 40 lansia (46%) berada pada kategori berat badan Kg, 17 lansia (19,6%) berada pada kategori berat badan Kg, 19 lansia (22%) berada pada kategori tinggi badan cm, 48 lansia (55,1%) berada pada kategori tinggi badan cm dan 20 lansia (22,9%) berada pada kategori tinggi badan cm, 25 lansia (28,7%) berada dikategori ketersediaan pangan keluarga cukup, 62 lansia (71,3%) berada dikategori ketersediaan pangan keluarga baik dan 17 lansia (19,5%) berada pada kategori status gizi underweight, 42 lansia (48,3%) berada pada kategori status gizi normal, 28 lansia (32,2%) berada pada kategori status gizi overweight.

7 Hubungan antar ketersediaan pangan keluarga dengan status gizi lansia Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo di Desa Hutabohu Data primer : 2015 Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan bahwa dari 87 responden yang ada di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yang memiliki ketersediaan pangan cukup dengan status gizi underweight sebanyak 11 lansia (12,6%), sedangkan yang memiliki status gizi normal sebanyak 12 lansia (13,8%), status gizi overweight sebanyak 2 lansia (2,3%) dan yang memiliki ketersediaan pangan baik dengan status gizi underweight sebanyak 6 lansia (6,9%), status gizi normal 30 lansia (34,5%), status gizi overweight 26 lansia (29,7%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai p = 0,03 yang lebih kecil dari α = 0,05 atau nilai p < nilai α yang berarti ada hubungan antara ketersediaan pangan keluarga dengan status gizi pada lansia di desa hutabohu kecamatan limboto barat kabupaten gorontalo. PEMBAHASAN Ketersediaan Pangan Keluarga Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki ketersediaan pangan dalam kategori baik yaitu sebanyak 62 lansia (71,3%). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Imron (2012), mengenai tingkat ketersediaan pangan rumah tangga di desa tertinggal menunjukkan bahwa produksi pangan khususnya beras mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004, produksi beras sebesar ton meningkat menjadi ton pada tahun Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki ketersediaan pangan yang baik. Berdasarkan asumsi peneliti hal ini sangat berkaitan dengan status pekerjaan, dimana sebagian besar 84% responden pekerjaannya sebagai petani sehingga untuk menyediakan bahan makanan tidak terlalu sulit dan dapat langsung diperoleh dari hasil pertanian atau perkebunan yang ada. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukakan oleh Siagian (2012) tentang Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Pola Penyakit Pada Usia Lanjut Di Wilayah Kerja Puskesmas Tapaktuan Kecamatan Tapak tuan Kabupaten Aceh Selatan yang menunjukkan bahwa jenis makanan pokok yang sering dikonsumsi lansia pada umumnya adalah nasi dengan frekuensi selalu atau setiap hari yaitu 100%, yang kesimpulannya lansia tidak memiliki kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi atau pangan dari sumber energi mereka. Sedangkan pada ketersediaan pangan cukup masih terdapat 25 lansia (28,7%). Menurut asumsi peneliti berdasarkan jawaban responden pada kuesioner menunjukkan bahwa ada

8 beberapa jenis bahan pangan yang belum tersedia misalnya buah-buahan dengan presentase 55,2% dengan kategori kadang-kadang. dan ketersediaan makanan yang bervariasi setiap harinya dengan presentase 46% dengan kategori kadang-kadang dan juga akses terhadap penyediaan bahan makanan keluarga masih kurang dimana responden hanya membelinya di Pasar, tidak memproduksi bahan pangan sendiri dengan presentase 39,1%. Menurut asumsi hal ini menyebabkan ketersediaan pangan masih dalam kategori cukup. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Utami (2002) tentang Pola Makan dan Status Kesehatan Pada Lansia di Perkotaan Kabupaten Deli Serdang, masih banyak lanjut usia dipedesaan kurang dalam mengkonsumsi protein nabati dan hewani, serta rendah dalam mengkonsumsi buah-buahan dengan sejenisnya yang kurang beragam sehingga konsumsi lemak yang tinggi tidak diimbangi dengan konsumsi serat maupun vitamin C, selain itu juga lansia cukup sarapan pagi dengan nasi dan sejensinya dengan frekusensi 3x sehari. Status Gizi Lansia Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 42 lansia (48,3%). Menurut asumsi peneliti bahwa status gizi lansia yang normal disebabkan karena setiap harinya lansia mengkonsumsi makanan dengan menu gizi yang seimbang. Hal ini juga ditunjukkan pada hasil IMT dimana sebagian besar responden menunjukkan nilai IMT rata-rata 18,5-24,9. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa lansia selalu memenuhi kebutuhannya sehari-hari seperti mengkonsumsi nasi, ikan, sayur, telur, tahu, tempe serta buah-buahan. Pada status gizi underweight menunjukkan frekuensi lansia sebanyak 17 lansia (19,5%). Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa terdapat beberapa responden yang memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan berat badannya, begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dari hasil IMT dimana responden menunjukkan IMT <18,5. Sedangkan pada status gizi overweight frekuensi lansia sebanyak 28 lansia (32,2%). Dari hasil IMT menunjukkan bahwa responden memiliki IMT 25. Berdasarkan hasil observasi responden menunjukkan berat badan dan tinggi badan yang tidak sesuai. Hal ini terlihat pada responden nomor 3, 11, 22, dimana rata-rata responden memiliki berat badan antara kg dan tinggi badan hanya berkisar cm. Hubungan Ketersediaan Pangan Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki ketersediaan pangan yang baik dengan status gizi yang normal (34,5%). Menurut asumsi peneliti rata-rata responden sudah memilki ketersediaan pangan yang baik, sehingga mereka cukup dalam memenuhi menu makanan yang bergizi. Hal ini ditunjukan dari jawaban kuesioner dimana responden dalam sehari-hari mengkonsumsi makanan seperti nasi, ikan, daging, tahu, tempe, telur, sayur dan buah-buahan, serta terdapat 84% pekerjaanya sebagai petani. Berdasarkan teori Suhardjo (2011) 3 bahwa pangan adalah bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan dan penggantian jaringan tubuh yang rusak. Kebiasaan mengkonsumsi pangan yang baik akan menyebabkan status gizi yang baik pula, dan keadaan ini dapat terlaksana apabila telah tercipta keseimbangan antara banyaknya jenis-jenis zat gizi yang dikonsumsi dengan banyaknya gizi yang dibutuhkan tubuh. Begitu juga pada responden yang memiliki ketersediaan pangan baik dengan status gizi underweight sebanyak 6,9%. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa responden 3 Suhardjo, dkk, Pangan, Gizi dan Pertanian, Universitas Indonesia, Jakarta 2011.

9 mengatakan bahwa makanan sudah tersedia namun pada lansia tersebut sudah mengalami penurunan nafsu makan sehingga frekuensi dan porsi makan berkurang. Sedangkan pada responden yang memiliki ketersediaan pangan baik dengan status gizi overweight yaitu sebanyak 29,9 %. Hal ini ditunjukkan pada kuesioner yang diperoleh dimana responden memiliki ketersediaan pangan yang baik seperti nasi, ikan, sayur, telur, tempe dan buah-buahan dan status gizinya menunjukkan IMT 25. Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan oleh peneliti, responden memiliki berat badan yang berlebihan. Dari hasil wawancara juga didapatkan bahwa responden mengatakan bahwa porsi makan dalam sehari lebih dari porsi makan biasanya yaitu lebih dari 3 kali dalam sehari, sehingga, peneliti berasumsi, hal tersebut disebabkan karena ketersediaan pangan yang baik. Karena dengan ketersediaan pangannya yang sudah baik, peneliti juga berasumsi bahwa responden sudah mengalami kelebihan karbohidrat maupun kelebihan lemak, sehingga menyebabkan IMTnya berlebih. Pada ketersediaan pangan cukup dengan status gizi normal (13,8%). Menurut asumsi peneliti bahwa rata-rata responden sudah memilki ketersediaan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan makan setiap harinya. Hal ini ditunjukkan dengan jawaban responden dimana dalam setiap harinya masih dapat menyediakan bahan makanan seperti nasi, ikan dan sayuran dan juga responden yang memiliki ketersediaan pangan cukup, juga memiliki berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sehingga dapat dilihat beberapa responden tersebut rata-rata memiliki IMT 18,5-24,9 dengan kategori berat badan normal. Untuk ketersediaan pangan cukup dengan status gizi underweight (12,6%), Peneliti berasumsi bahwa ada beberapa jenis bahan makanan seperti daging yang termasuk dalam kategori kadang-kadang dikonsumsi dengan presentase 27,5%, buah-buahan 55,2% dengan kategori kadang-kadang dan juga responden dalam mengkonsumsi makanan kurang bervariasi termasuk dalam kategori kadang-kadang dengan presentase 46%. Dari hasil IMT menunjukkan bahwa responden juga memiliki IMT <18,5. Hal ini dapat disimpulkan bahwa respon dalam asupan energinya masih kurang, selain itu yang membuat berat badan lansia banyak yang rendah karena nafsu makan mereka yang menurun sesuai dengan perubahan fisiologis pada lansia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Citraningsih tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Menurut IMT Usia Lanjut dengan nilai P Value = 0,006 (p=<0,05) yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara asupan total energi dengan status gizi. Asupan total energi kurang lebih banyak yang mengalami gizi kurang yaitu sebesar 85,2%, status gizi normal 62,5% dan obesitas 37,5%. Kurangnya total asupan energy pada penelitian ini kemungkinan disebabkan karena nafsu makan yang berkurang akibat terjadinya kesulitan dalam menelan makanan karena proses menua. Sedangkan ketersediaan pangan cukup dengan status gizi overweight 2,3%. Selain memiliki IMT 25 yang termasuk dalam kategori overweight, peneliti berasumsi bahwa hal ini disebabkan oleh pola makan yang lebih dari biasanya, sedangkan kebutuhan lansia itu lebih banyak membutuhkan mikronutrien yaitu vitamin dan mineral dibandingkan dengan kebutuhan makronutrien yaitu karbohidrat dan lemak. Berdarkan teori Azwar (2004) 4, salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan. Menurut penelitian Simanullang (2011) tentang Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Status Kesehatan Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Medan didapatkan nilai P value 0,001(P <0,05). bahwa pola makan mempengaruhi status gizi lansia 4 Azwar, A, Asfek Kesehatan dan Gizi Dalam Ketahanan Pangan, Jakarta 2004.

10 yang berhubungan dengan status kesehatanya. Dimana 40 lansia 53,3% yang berstatus gizi overweight, terdapat 19 lansia (67,9%) memiliki status kesehatan sedang dan 21 lansia (44,7%) memiliki status kesehatan rendah. KESIMPULAN Hasil penelitian didapatkan ketersediaan pangan baik terbanyak yaitu 62 lansia (71,3%) dan status gizi normal terbanyak yaitu 42 lansia (48,3). Berdasarkan analisis data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov didapatkan P Value=0,03 menunjukkan ada hubungan antara ketersediaan pangan keluarga dengan status gizi lansia. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa ada hubungan antara ketersediaan pangan keluarga dengan status gizi lansia. Untuk itu disarankan keluarga lebih memperhatikan ketersediaan pangan sehingga dapat menjaga keseimbangan status gizi lansia. SARAN Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini dapat menasmbah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ketersediaan pangan keluarga dan status gizi lansiabagi Masyarakat Diharapkan kepada masyarakat khususnya para keluarga yang mempunyai lansia agar lebih memperhatikan keterseediaan pangan yang ada dalam keluarga dan status gizi lansia sehingga lansia dapat menjaga keseimbangan dan mempertahankan sel-sel tubuh serta meningkatkan usia harapan hidup pada lansia. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat mengembangkan penelitian dalam bentuk multivariat atau dengan menambahkan variabel independent seperti hubungan ketersediaan pangan keluarga, Dukungan keluarga dengan status gizi. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S Prinsip Dasar ilmu Gizi. Gramedia. Jakarta Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta Artinawati, Sri Asuhan Keperawatan Gerontik. In Media. Bogor Azizah, Lilik Ma rifatul Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu. Yogyakarta Aziz, A Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta Azwar, A Asfek Kesehatan dan Gizi Dalam Ketahanan Pangan. Jakarta Budiyanto, Krisno, Agus Dasar-Dasar Ilmu Gizi. UMM Press. Malang Effendi, F.& Makhfudly Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. EGC. Jakarta Hidayat, A.A.A Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.Salemba Medika. Jakarta Hidayat, A.A.A Metode Penelitian keperawatan dan Teknik Analisa Data. Salemba Medika. Jakarta Harry, S Psikologi usia Lanjut. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Hasdiana, H, Shandu Sioto, YuliPeristyowati Gizi, pemanfaatan gizi, diet dan obesitas. Nuha Medika, Yogyakarta Indriana, Yeniar Gerontologi dan Progreria. Pustaka belajar. Yogyakarta. Irianto, Djoko Panduan Gizi Lengkap keluarga dan Olahraga. Penerbit Andi. Yogyakarta Jokolelono, E Pangan dan Ketersedian Pangan. Jurnal Media Litbang. Vol.4 (2) Kartikasari, D Pemenuhan Kebutuhan Dasr Manusia pada Lansia oleh Keluarga. Journal of Nursing Vol.1 (1)

11 Kusno, dkk Gizi dan Pola Hidup Sehat. Yrama Widya. Bandung Lean, Michael, E, J Ilmu Pangan, Gizi & Kesehatan. Pustaka Belajar. Yogyakarta Maryam, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. EGC. Jakarta Mujahidullah, Khalid Keperawatan Geriatrik. Pustaka Belajar. Yogyakarta Mubarak, Iqbal, Wahit Pengantar Komunitas 1. Sagung Seto. Jakarta Napu, Arifasno Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontlo. Gorontalo Nugroho, W Perawatan Lanjut Usia. EGC. Jakarta Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta Notoadmojo, S Metedologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Padila Keperawatan Gerontik. Medical Book. Yogyakartaa Pratikwo, S, Pietojo, H, Widjanarko.B Analisis Pengaruh Faktor Nilai Lansia di Kelurahan Medono Kota Pekalongan. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol.1 (2) Pratiknya, Ahmad, Watik Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta Simanullang P, Asfriyati. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Status Kesehatan Lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Medan.Universitas Sumatera Utara Suhardjo, dkk Pangan, Gizi dan Pertanian.Universitas Indonesia. Jakarta Setiadi Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu. Yogyakarta Seto, Sagung Pangan dan Gizi. SS. Jakarta. Siagian, dkk Gambaran Pola Konsumsi Pangan dan Pola Penyakit pada Usia lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. Vol.1 (2) Soekirman, Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas RI. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung Utami, C, Pola Makan dan Status Kesehatan pada Lansia di Perkotaan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. Wesly, J, S, Perilaku lansia dalam mengkonsumsi makanan sehat di wilayah kerja puskesmas batu horpak kecamatan tantom angkola kabupaten tapanuli selatan. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Yuniastuti, Ari Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta

12

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH USIA 5 TAHUN DI TK KARTINI DESA TOTO SELATAN KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MELISRIAWATI GANI (NIM.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA 1 Yasinta Ema Soke, 2 Mohamad Judha, 3 Tia Amestiasih INTISARI Latar Belakang:

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA PAPRINGAN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi. HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA Erwin Kurniasih, Nurul Hidayah Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi ABSTRAK Latar belakang: Gizi bagi balita

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui

Lebih terperinci

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU Reni Zulfitri Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau renz_emi@yahoo.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Lebih terperinci

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN SUMBER PROTEIN, LEMAK DAN AKTIFITAS Sedentary DENGAN STATUS GIZI LANSIA ANGGOTA BINAAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN TALISE WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALISE ABSTRAK Abd. Farid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya

Lebih terperinci

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014 POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014 Hetty Gustina Simamora Staff Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan ABSTRAK Pola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambahan jumlah lansia di beberapa negara, salah satunya Indonesia, telah mengubah profil kependudukan baik nasional maupun dunia. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010

Lebih terperinci

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan Ika Pratiwiningrum, Siti Muawanah Aida Rusmariana, Rita Dwi Hartanti Keberadaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SDN PANJANG WETAN IV KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN 6 Asep Dwi Prasetyo ABSTRAK Faktor faktor tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN YENY PERWITOSARI 201001039 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA Elfi Manya Sari *, Reni Asmara Ariga ** * Mahasiswa Fakustas Keperawatan USU ** Dosen Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan merupakan cita-cita suatu bangsa dan salah satu keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH).

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh SRI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan 1. Kondisi Umum Panti Asuhan Darunajah terletak di Kota Semarang, lebih tepatnya di daerah Semarang Timur. Berada di daerah dusun

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU GAYA HIDUP DAN KONSUMSI ZAT GIZI TERHADAP STATUS IMT LANSIA DI 3 POSBINDU KELURAHAN RANGKAPAN JAYA LAMA KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK TAHUN 2008

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Tumbuh Kembang, ASI, MP-ASI Daftar Pustaka: 33 buah ( )

ABSTRAK. Kata Kunci: Tumbuh Kembang, ASI, MP-ASI Daftar Pustaka: 33 buah ( ) ABSTRAK Nurlaila Kai, 2015. Perbedaan Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-6 Bulan yang diberi Asi Eksklusif dengan yang diberi MP-ASI di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul Jurnal yang berjudul Jurnal yang berjudul ABSTRAK Irmawati Nur.. Pengaruh Peran Keluarga Dalam Pemenuhan Activities Daily Living sterhadap Kualitas Hidup Lansia di Desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan seseorang dapat dapat diindikasikan oleh meningkatkatnya usia harapan hidup (UHH), akibatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) semakin bertambah banyak

Lebih terperinci

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN Asrina Pitayanti (STIKES Bhakti HUsada Mulia) ABSTRAK Pelayanan pada lansia untuk meningkatkan derajad kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL Oleh NOVITA SRI RAHAYU USMAN (NIM. 841 410 045, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Konsumsi Makanan Dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Fungsi pokok makanan adalah untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN Wirdasari Hasibuan*, Ismayadi** ABSTRAK Program pelayanan posyandu

Lebih terperinci

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Persetujuan Pembimbing Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Oleh PURNAWATI DAI (NIM. 841410148, Jurusan Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK Ns. Yenni Lukita, S.Kep 1, Suhardi 2 1 Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak 2 Mahasiswa STIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, Universitas Nusantara PGRI Kediri Email:

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN Raudatul Jannah *, Anggrita Sari 1, Mohdari 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN. Endang Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN. Endang Wahyuningsih ABSTRAK HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN Endang Wahyuningsih ABSTRAK Latar Belakang Penelitian, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan Mendapatkan Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI Annysa Yanitama, Iwan Permana, Dewi Hanifah Abstrak Salah satu masalah remaja adalah masalah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013 ISMI NUR KHIKMAH 1 1 Program studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas MH. Thamrin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP LANSIA MENGENAI POSBINDU DI RW 07 DESA KERTAWANGI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011 Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani

Lebih terperinci

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG 1 Lisa Agustina ABSTRAK Jatuh merupakan masalah fisik yang sering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian

Lebih terperinci

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG POLA KONSUMSI MAKANAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari,

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Endah Tri Wijayanti Prodi DIII Keperawatan, Universitas Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Perhatian utama adalah untuk mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Perhatian utama adalah untuk mempersiapkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. Perhatian utama adalah untuk mempersiapkan dan meningkatkan kualitas penduduk

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN PADA SALAH SATU DESA DI WILAYAH LAMPUNG TIMUR Damayanti*, Siti Fatonah* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

Lentera Vol. 14 No.2 Maret

Lentera Vol. 14 No.2 Maret GAMBARAN STATUS GIZI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DESA COT BADA TUNONG KABUPATEN BIREUEN ACEH Nurhidayati Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Almuslim yun_bir_aceh@yahoo.com Gizi

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode pendekatan analitik cross sectional yang diarahkan untuk mengetahui hubungan pola makan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG URANGAN ENERGI KRONIK () DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Shinta Ika Sandhi 1, Asmanah 2 Akademi Kebidanan Uniska Kendal Email: shinta86harnuddin82@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dan kesejahteraan rakyat adalah meningkatnya usia harapan hidup, hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL 1 2 ABSTRAK Amelia Enjel Suoth. 2015, Hubungan Jarak Kelahiran dan Jumlah Saudara Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 8 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa

Lebih terperinci

Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman

Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman Al Ulum Vol.59.1 Januari 2014 halaman 16-23 16 HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, SIKAP, PEKERJAAN IBU DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( ) ABSTRAK Siti Rohmatul Khusna. 2015. Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 1-3 tahun di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi Keperawatan,

Lebih terperinci

Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita ABSTRAK

Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita ABSTRAK 26 Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 26-33 Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita Syamsudin 1, Wahyu Tri Astuti 2, Eko Setyono ¹Departemen Keperawatan Keluarga Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA Margaretha Martini 1, Dini Rahmayani 2, Maria Viani 3 1,2,3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Khahfie Ramadhan Al Khaidar, Sri Janatri, S.Kp., M.Kep Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG

FAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG FAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG Mega Nurhayati 1, Lili Erina 2, Tatang Sariman 3 1,2,3 Program Studi Kependudukan, Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut. Proporsi penduduk usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan

PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan PENDAHULUAN Latar Belakang adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan yang memenuhi atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung menunjukkan masalah gizi ganda, disamping masih menghadapi masalah gizi kurang, disisi lain pada golongan masyarakat

Lebih terperinci

Sartika Tolingguhu NIM :

Sartika Tolingguhu NIM : Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK USIA LANJUT BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI DI POSYANDU LANSIA DUSUN WONOGIRI JATIREJO LENDAH KULON PROGO

ANALISIS KARAKTERISTIK USIA LANJUT BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI DI POSYANDU LANSIA DUSUN WONOGIRI JATIREJO LENDAH KULON PROGO ANALISIS KARAKTERISTIK USIA LANJUT BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI DI POSYANDU LANSIA DUSUN WONOGIRI JATIREJO LENDAH KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : FITRI SUBEKTI 090201002 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola menu empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan kemampuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA Putria Carolina*, Ady Fraditha**, Ika Paskaria*** Sekolah

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih.

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA Mardiana Zakir* Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat pada orang dewasa maupun remaja baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi overweight

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 Erwin Silitonga Dosen Akbid Dewi Maya Medan ABSTRAK Keluarga disebut Sadar

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara 1 BAB I PENDAHULUAN a) Latar Belakang Peningkatan kemakmuran seseorang ternyata diikuti dengan perubahan gaya hidup. Pola makan mulai bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat,

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id Abstrak Periode penting dalam tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang lanjut usia adalah sebutan bagi mereka yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Undang Undang Republik Indonesia No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 Nurbaiti Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abstrak Penyebab anemia adalah kurangnya konsumsi

Lebih terperinci

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015. 2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK Seorang

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo Oleh Nurnaningsih Ayuba NIM : 8414

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : M. Taufik Alfyan Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 21 Februari 1990 Agama Alamat : Islam : Jl. Tuba IV No.45 Medan Riwayat Pendidikan : 1. TK Harapan (1994-1996) 2. SD Swasta Harapan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Emmi Silitonga* Lufthiani** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014 Klemens STIKes Prima Jambi Korespondensi penulis :kornelis.klemens@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibat buruk bagi penderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu

Lebih terperinci