PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
|
|
- Ade Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL 1
2 2
3 ABSTRAK Amelia Enjel Suoth. 2015, Hubungan Jarak Kelahiran dan Jumlah Saudara Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Iilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr Vivien Novarina A.kasim M.kes, Pembimbing II Andi Mursyidah S.kep.Ns.,M.Kes. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang di akibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan yang dapat mempengaruhi keturunan. Kasus kurang gizi baduta banyak di temukan pada keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang besar di bandingkan dengan keluarga kecil yang melibatkan jarak kelahiran dengan selang waktu atau lamanya antara kelahiran anak pertama dan anak berikutnya yang harus direncanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan jarak kelahiran dan jumlah saudara dengan status gizi baduta. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah baduta yang berada Di wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo yaitu 40 baduta, jumlah sampel menggunakan teknik total sampling. Analisa data menggunakan Kolmogorof. berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara jarak kelahiran dengan status gizi baduta dengan nilai p value 0,024 dan terdapat hubungan jumlah saudara dengan status gizi baduta dengan p value 0,000. Diharapkan bagi masyarakat agar memperhatikan jarak kelahiran dan jumlah saudara untuk mengantisipasi adanya masalah pada status gizi anak. Kata Kunci : Jarak Kelahiran, Jumlah Saudara, Status Gizi Daftar Pustaka : 45 (Referensi ) 1 Amelia Enjel Suoth Program Studi Ilmu Keperawatan FIKK UN dr Vivien Novarina A.kasim M.kes, Andi Mursyidah S.kep.Ns.,M.Kes 3
4 4
5 HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOLANGOHULA KECAMATAN TOLANGOHULA KABUPATEN GORONTALO Amelia Enjel Suoth, dr Vivien Novarina A.kasim M.kes, Andi Mursyidah S.kep.Ns.,M.Kes. Program Studi Ilmu Keperawatan FIKK UNG ; Ameliasuoth@yahoo.co.id ABSTRAK Amelia Enjel Suoth. 2015, Hubungan Jarak Kelahiran dan Jumlah Saudara Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Iilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr Vivien Novarina A.kasim M.kes, Pembimbing II Andi Mursyidah S.kep.Ns.,M.Kes. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang di akibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan yang dapat mempengaruhi keturunan. Kasus kurang gizi baduta banyak di temukan pada keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang besar di bandingkan dengan keluarga kecil yang melibatkan jarak kelahiran dengan selang waktu atau lamanya antara kelahiran anak pertama dan anak berikutnya yang harus direncanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan jarak kelahiran dan jumlah saudara dengan status gizi baduta. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah baduta yang berada Di wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo yaitu 40 baduta, jumlah sampel menggunakan teknik total sampling. Analisa data menggunakan Kolmogorof. berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara jarak kelahiran dengan status gizi baduta dengan nilai p value 0,024 dan terdapat hubungan jumlah saudara dengan status gizi baduta dengan p value 0,000. Diharapkan bagi masyarakat agar memperhatikan jarak kelahiran dan jumlah saudara untuk mengantisipasi adanya masalah pada status gizi anak. Kata Kunci : Jarak Kelahiran, Jumlah Saudara, Status Gizi Daftar Pustaka : 45 (Referensi ) 1 Amelia Enjel Suoth Program Studi Ilmu Keperawatan FIKK UN dr Vivien Novarina A.kasim M.kes, Andi Mursyidah S.kep.Ns.,M.Ke 5
6 6
7 PENDAHULUAN Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang di akibatkan oleh keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan di gunakan secara efisiensi akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin 1 Status gizi buruk pada baduta dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Baduta penderita gizi buruk dapat mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10 %. Keadaan ini memberikan petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia. Dampak paling buruk yang diterima adalah kematian pada umur yang sangat dini 2 Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Indonesia, pada tahun 2004 kasus gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 5,1 juta, kemudian pada tahun 2005 turun menjadi 4,42 jiwa. Tahun 2006 turun menjadi 4,2 juta ( di antaranya kasus gizi buruk)dan tahun 2007 turun lagi menjadi 4,1 juta ( di antaranya kasus gizi buruk). 3 Gizi yang baik dikombinasikan dengan kebiasaan makan yang sehat selama masa baduta akan menjadi dasar bagi kesehatan yang bagus di masa yang akan datang. Pengaturan makanan yang seimbang menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi untuk energi, pertumbuhan anak, melindungi anak dari penyakit dan infeksi serta membantu perkembangan mental dan kemampuan belajarnya 4 Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara komponen zat gizinya, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan, padahal makanan yang tidak disukai itu mengandung zat gizi yang seimbang sehingga harapan dalam pemenuhan gizi yang selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana. Nafsu makan baduta kadang hanya sedikit dan sering kali menyukai sesuatu jenis makanan hanya pada masa tertentu, Ia menolak makanan yang satu dan terus menerus memilih makanan yang lain 5 Status gizi dipengaruhi oleh beberapa yaitu faktor secara langsung dan tidak langsung di antaranya jarak kelahiran dan jumlah saudara. Dalam suatu keluarga tentunya mengharapkan kehadiran anak sebagai pelengkap, akan tetapi tidak semua keluarga mengetahui secara benar jarak kelahiran dan jumlah anak seperti yang disarankan pemerintah yaitu keluarga berencana. Pada dasarnya jarak kehamilan pertama dengan kehamilan berikutnya adalah 18 hingga 60 bulan, hal ini juga sejalan dengan program pemerintah setiap keluarga disarankan mempunyai dua anak saja, memiliki anak terlalu banyak menyebabkan kasih sayang orang tua pada anak terbagi. Jumlah perhatian yang diterima per anak 1 Harinda Ilmu Gizi. Yogyakarta: PT. Wahyu Medika 2 Samsul Gizi Anak. Jakarta. Flash Book. 3 Depertemen Kesehatan Republik Indonesia Program perbaikan gizi makro untuk balita: Jakarta Direktorat Giizi. 4 June Thompson Ilmu Gizi Anak. Jakarta : Flash Book. 5 Ayu dan Mahendra Buku Pintar Menu Balita. Tangerang: PT. Wahyu Medika. 7
8 menjadi berkurang. Kondisi ini memperburuk jika status ekonomi keluarga tergolong rendah 6 Sumber daya yang terbatas, termasuk bahan makanan harus dibagi rata kepada semua baduta. Dengan memberikan jarak yang cukup pada kehamilan berikutnya dan jumlah saudara yang sesuai dengan program pemerintah, sehingga dapat menjaga kesehatan ibu dan anak, ikatan emosional keluarga menjadi lebih sehat, dan kondisi perekonomian rumah tangga dapat terkontrol dengan baik 7 Berdasarkan hasil penelitian Herlina Rambu Mina dengan judul Hubungan Jarak Kelahiran dan jumlah anak dengan Status Gizi di dapatkan hasil bahwa Jarak kelahiran > 2 tahun sebanyak 47 anak, sedangkan dari jumlah 47 anak mempunyai jumlah saudara 2 orang sebanyak 39 anak, sedangkan 8 anak mempunyai jumlah saudara 2 orang bahkan ada yang belum punya saudara, dan dari 39 anak tersebut setelah dilihat rata-rata mempunyai status gizi kurang dan yang 8 orang anak rata-rata mempunyai status gizi baik.. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jarak kelahiran dengan status gizi serta terdapat hubungan antara jumlah anak dengan status gizi 8 Berdasarkan hasil penelitian Nunung Nurjanah (2014) dengan judul hubungan Jarak Kelahiran dan jumlah saudara dengan Status Gizi Balita di RW 07 Wilayah Kerja Puskesmas Cijerah Kota Bandung di dapatkan hasil bahwa jarak kelahiran > 2 tahun sebanyak (38 %) Jumlah anak lebih dari 2 orang sebanyak (27 %) dan berstatus gizi kurang (28%) serta jumlah anak yang belum mempunyai saudara 4 orang dan berstatus gizi baik (3%). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan jarak kelahiran dan jumlah anak dengan status gizi balita 9 Berdasarkan pengambilan data awal di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo yang di lakukan pada saat observasi sebanyak 10 baduta yang berkunjung pada bulan april yang memiki gizi kurang sebanyak 5 orang, gizi buruk 1 orang, sedangkan gizi normal 4 baduta. Dari 5 orang yang gizi kurang diatas masing-masing mempunyai jarak kelahiran yang kurang dari 2 tahun dan mempunyai banyak saudara, sedangkan pada 1 anak gizi buruk yang telah di wawancarai, Ibunya mengatakan bahwa selama ibu ini mengandung jarang memperhatikan gizinya, baik konsumsi gizi ibu maupun gizi anak dan setelah lahirpun ibunya jarang membawa bayi ini ke posyandu serta bayi ini mempunyai jumlah saudara 3 orang dengan jarak kelahiran terlalu dekat, sisanya 4 baduta yang gizi baik mempunyai jarak kelahiran 3 tahun bahkan ada yang hingga 5 tahun serta mempunyai jumlah saudara 2 orang. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Jarak Kelahiran Dan Jumlah Anak Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. 6 Merryana Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 7 Prasetyo Makanan bergizi untuk Bayi. Yogyakarta: Flash Book. 8 Herlina Hubungan Jarak Kelahiran Dan Jumlah Anak Dengan Status Gizi Balita. di akses 25 Februari 9 Nunung Hubungan Jarak Kelahiran Dan Jumlah Anak Dengan Status Gizi Di Puskesmas Cijerah bandung. di akses 27 Februari. 8
9 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Observasional Analitik yang merupakan jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan jarak kelahiran dan jumlah saudara dengan status gizi baduta. Populasi dalam penelitian ini adalah semua baduta yang berkunjung Di Desa Makmur Abad dan Desa Tamaila dalam Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo pada saat penelitian yaitu berjumlah 40 Baduta pada 21 mei sampai 13 juni 2015, dengan menggunakan tehnik Total Sampling. analisa data menggunakan Kolmogorof Analisa univariat bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Sedangkan analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan jarak kelahiran dan jumlah saudara dengan status gizi baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Analisa bivariat dilakukan dengan uji Kolmogorof 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.1 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Umur (bulan) N Persentase (%) ,0 45,0 Total ,0 Sumber : Data Primer 2015 Rentang umur menurut depkes 2009, adalah 0-2 tahun di katakan baduta, 0-3 tahun di katakan batita, dan 0-5 tahun di katakan balita. Berdasarkan rentang tersebut peneliti mengambil rentang umur 0-2 tahun dengan nilai median 1-12 bulan dan bulan 11 Berdasarkan tabel 4.1 menjelaskan bahwa sebagian besar usia responden di kecamatan tolangohula yaitu 1-12 berjumlah 22 baduta (55,0%) dan usia bulan berjumlah 18 baduta (45,0%). Karakteristik Responden Berdasarkan jarak Kelahiran Berdasarkan sumber dari BKKBN, 2011 tentang jarak kelahiran yang tepat bagi warga negara indonesia. Tabel 4.2 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Kelahiran Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kabupaten Gorontalo 10 Setiadi Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 11 Departemen kesehatan Program Gizi Ibu dan Anak. Jakarta: Direktorat Gizi 9
10 Jarak Kelahiran n Persentase (%) > , ,5 Total ,0 Sumber : data primer, 2015 Pada tabel 4.2 tentang distribusi responden berdasarkan jarak kelahiran, sebagian besar responden mempunyai jarak kelahiran kurang dari sama dengan 24 bulan yaitu sebanyak 23 baduta (57,5%), sedangkan untuk responden yang mempunyai jarak kelahiran lebih besar dari 24 bulan yaitu sebanyak 17 baduta (42,5%). Berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa ibu yang mempunyai jarak kelahiran kurang dari sama dengan 24 bulan belum mengetahui resiko masalah kesehatan dari jarak kelahiran yang terlalu dekat tersebut. Kurangnya pengetahuan ibu tentang jarak kelahiran yang baik dan benar menyebabkan sebanyak 23 baduta (57,5%), memiliki jarak kelahiran kurang dari sama dengan 24 bulan. Menurut Teori Almatzier, (2011) menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan orangtua sangat berperan dalam mengurangi masalah kesehatan pada anak karena dengan pengetahuan yang baik yang di miliki orangtua maka akan berdampak pada kesehatan anak. Hasil penelitian Sutamin, (2005), tentang hubungan jarak kelahiran dan tingkat pengetahuan ibu di desa Tatura Palu didapatkan bahwa jarak kelahiran lebih dari dua tahun dengan tingkat pengetahuan ibu baik membuat anak tumbuh dan berkembang dengan baik di sekolah dengan status gizi (+2SD), namun beberapa ibu yang jarak kelahiran terlalu dekat dengan tingkat pengetahuan ibu kurang membuat anak tidak berkembang dengan baik dan mempunyai status gizi (-3SD) 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Saudara Berdasarkan suber BKKBN, 2011 dengan mempunyai anak yang cukup dapat mengurangi masalah kesehatan di indonesia 13 Tabel 4.3 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Saudara Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kabupaten Gorontalo Jumlah Saudara n Persentase (%) > ,0 45,0 Total ,0 Sumber : Data Primer 2015 Pada tabel 4.3 tentang distribusi responden berdasarkan jumlah saudara, sebagian besar responden mempunyai jumlah saudara lebih besar dari 2 orang yaitu 22 baduta (55,0%), sedangkan untuk responden yang mempunyai jumlah saudara kurang dari sama dengan 2 yaitu sebanyak 18 baduta (45,0%). Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa sebagian baduta yang 12 Almatzir Kesehatan Gizi. Jakarta: Pustaka Pelajar. 13 Badan Kependudukan dan Kelurga Berencana Renstra Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun Jakarta. 10
11 mempunyai jumlah saudara lebih dari 2 saudara ini, ibunya tidak terlalu memperhatikan jumlah anak, karena belum paham tentang jumlah anak yang baik terhadap kesehatan. Jadi kurangnya pengetahuan orang tua yang menyebabkan 22 baduta (55,0%) memiliki jumlah saudara lebih dari 2 saudara, adapun dari beberaoa ibu lain berpendapat bahwa menurut agama banyaak anak berati banyak rezeki. Namun hal itu bertolak belakang dengan program Kb dari pemerintsh yang menganjurkan 2 anak lebih baik untuk memaksimalkan pertumbuhan anak. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Gizi tabel 4.4 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan status gizi Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Status Gizi N Presentase (%) Baik Kurang Buruk ,0 42,5 2,5 Total ,0 Sumber : Data Primer 2015 Terakhir untuk status Gizi sebagian responden mempunyai status gizi yang baik sebanyak 22 baduta (55,0%), sedangkan yang berstatus gizi kurang sebanyak 17 baduta (42,5%), dan untuk yang berstatus gizi buruk sebanyak 1 baduta (2,5%), Hubungan Jarak Kelahiran Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Tabel 4.5 Hubungan Jarak Kelahiran Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Jara k kela hira n Status Gizi Baik Kurang baik Buruk N % N % n % > ,0 20, ,5 35, ,5 Tota l 22 55, ,5 1 2,5 Sumber ; Data Primer 2015 P value 0,024 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo menunjukan bahwa jarak kelahiran lebih dari 24 bulan lebih banyak mengalami status gizi baik yaitu 14 baduta (35,0%). Dari hasil wawancara ditemukan bahwa ibu sudah paham tentang jarak kelahiran yang benar dan mengetahui pemberian nutrisi yang baik terhadap bayinya, jika status gizi terpenuhi akan sangat mempengaruhi status gizi baduta menjadi baik. Adapun untuk jarak kelahiran lebih dari 24 bulan yang mempunyai gizi kurang sebanyak 3 baduta (7,5%), hal ini sesuai dengan hasil 11
12 wawancara dengan orang tua baduta mengatakan bahwa ketidakpahaman orang tua yang menyebabkan gizi kurang pada anaknya. Adapun jarak kelahiran kurang dari sama dengan 24 bulan dengan status gizi kurang sebanyak 14 baduta (35,0%) dari hasil wawancara ditemukan bahwa ibu belum kembali pulih kesehatannya pasca melahirkan sebelumnya namun sudah hamil lagi sehingga bisa menyebabkan masalah pada anaknya yang pertama di sebabkan ibu sudah jarang memperhatikan anak, baik gizinya maupun perhatiannya, itu sangat bisa mempengaruhi status gizi baduta menjadi kurang. Sedangkan untuk jarak kelahiran yang kurang dari sama dengan 24 bulan dengan status gizi buruk sebanyak 1 baduta (2,5%), ini disebabkan karena menurut hasil wawancara bahwa selama ini ibu tersebut belum pernah konsul pasca melahirkan, ibu tersebut jarang membawa anaknya ke posyandu untuk melakukan pemeriksaan status gizi dan ibu ini tidak memperhatikan makanan yang baik serta memperhatikan pemberian ASI kepada anaknya, hal ini di dukung pula dari hasil observasi peneliti bahwa faktor ekonomi orangtua rendah sehingga orangtua baduta jarang memberikan makanan yang bergizi. Selain itu baduta yang mempunyai jarak kelahiran kurang dari sama dengan 24 bulan dengan status gizi baik berjumlah 8 baduta (20,0%) dari hasil wawancara ditemukan bahwa ibu sudah paham tentang pemenuhan nutrisi yang baik terhadap anaknya. Menurut hasil penelitian Bella meneliti hubungan jarak kelahiran dengan status gizi balita didapatkan bahwa jarak kelahiran lebih dari 24 bulan memiliki kemampuan yang lebih di sekolah. Jarak kelahiran yang dianjurkan adalah dua tahun. Menjaga jarak kelahiran akan meningkatkan ketahanan sang anak 14 Hubungan Jumlah Saudara Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Tabel 4.6 Hubungan Jumlah Saudara Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Status Gizi Jumah Baik Kurang baik Buruk saudara N % N % n % , >2 4 10, ,5 1 Total ,5 1 2,5 Sumber ; Data Primer 2015 P value 0 2,5 0,000 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo jumlah saudara yang kurang dari sama dengan 2 yang mengalami gizi baik sebanyak 18 baduta (45,0%), ini berdasarkan hasil wawancara di temukan bahwa orang tua lebih dengan mudah bisa mengontrol pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak sehingga pemenuhan gizi anak dapat terpenuhi dengan baik. 14 Bella Hubungan Status Gizi dengan Sosiodemografi Di Daerah EndemisGaki. Di akses 27 februari. 12
13 Sedangkan untuk Jumlah saudara lebih dari 2 saudara dengan status gizi baik sebanyak 4 baduta (10,0%), berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua didapatkan bahwa dalam keluarga tersebut memiliki kecukupan ekonomi yang baik serta kesadaran orang tua akan pentingnya kesehatan pada anaknya adalah menjadi faktor terpenting dalam mengatasi masalah khususnya pada status gizi yang ada dalam keluarga. Sedangkan untuk jumlah saudara lebih dari 2 saudara dengan status gizi kurang sebanyak 17 baduta (42,5%), hal ini karena berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua didapatkan hasil bahwa faktor ekonomilah yang sangat berpengaruh terhadap masalah kesehatan anak, misalnya orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi anak. Sedangkan untuk jumlah saudara lebih dari 2 saudara dengan status gizi buruk sebanyak 1 baduta (2,5%), dari hasil wawancara ini disebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap konsumsi makanan anaknya sehingga berpengaruh pada pertumbuhan anak. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Jarak Kelahiran Dan Jumlah Saudara Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. 1. Banyaknya masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula belum mengetahui jarak kelahiran yang tepat hal ini terlihat dari 40 responden mempunyai jarak kelahiran kurang dari sama dengan 24 bulan sebanyak 23 baduta (57,5%) dan yang mempunyai jarak kelahiran lebih dari 24 bulan sebanyak 17 baduta (42,5%). 2. Ditemukan bahwa sebagian masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula belum mengetahui jumlah anak yang tepat hal ini terlihat dari banyak responden 40 baduta yang mempunyai saudara lebih dari 2 saudara sebanyak 22 baduta (55,0%) dan yang mempunyai saudar kurang dari sama denga 2 saudara sebanyak 18 baduta (45,0%). 3. Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula sebagian masih mempunyai masalah kesehatan terutama pada status gizi baduta. 4. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara Hubungan Jarak Kelahiran dengan Status gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula (P = 0,024). 5. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara Hubungan Jumlah saudara dengan Status gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula (P = 0,000). DAFTAR PUSTAKA Ayu dan Mahendra Buku Pintar Menu Balita. Tangerang: PT. Wahyu Medika. Almatzir Kesehatan Gizi. Jakarta: Pustaka Pelajar. 13
14 Badan Kependudukan dan Kelurga Berencana Renstra Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun Jakarta. Depertemen Kesehatan Republik Indonesia Program perbaikan gizi makro untuk balita: Jakarta Direktorat Giizi. Harinda Ilmu Gizi. Yogyakarta: PT. Wahyu Medika Herlina Hubungan Jarak Kelahiran Dan Jumlah Anak Dengan Status Gizi Balita. di akses 25 Februari June Thompson Ilmu Gizi Anak. Jakarta : Flash Book. Merryana Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nunung Hubungan Jarak Kelahiran Dan Jumlah Anak Dengan Status Gizi Di Puskesmas Cijerah bandung. di akses 27 Februari. Prasetyo Makanan bergizi untuk Bayi. Yogyakarta: Flash Book. Samsul Gizi Anak. Jakarta. Flash Book. Riset Kesehatan Dasar Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Setiadi Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 14
BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Bila tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang di akibatkan oleh keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat
Lebih terperinciHUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG
HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG Nunung Nurjanah * Tiara Dewi Septiani** Keperawatan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti perawatan dan makanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses tumbuh kembang anak merupakan perhatian utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti perawatan dan makanan bergizi. Periode tumbuh kembang anak
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Tumbuh Kembang, ASI, MP-ASI Daftar Pustaka: 33 buah ( )
ABSTRAK Nurlaila Kai, 2015. Perbedaan Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-6 Bulan yang diberi Asi Eksklusif dengan yang diberi MP-ASI di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Ilmu
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh SRI
Lebih terperinciPersetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO
Persetujuan Pembimbing Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Oleh PURNAWATI DAI (NIM. 841410148, Jurusan Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH USIA 5 TAHUN DI TK KARTINI DESA TOTO SELATAN KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MELISRIAWATI GANI (NIM.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses tumbuh kembang balita. Balita pendek memiliki dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN Raudatul Jannah *, Anggrita Sari 1, Mohdari 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin Sekolah Tinggi
Lebih terperinciHUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL
HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL Rr. Dewi Ngaisyah INTISARI Kejadian stunting muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berusia antara satu sampai lima tahun. Masa periode di usia ini, balita
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balita atau yang dikenal juga dengan anak prasekolah adalah anak yang berusia antara satu sampai lima tahun. Masa periode di usia ini, balita mempunyai dorongan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian Ibu (AKI) menjadi indikator penting untuk menilai derajat kesehatan suatu negara, tercatat dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
Lebih terperinciUpaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung
Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung Roida Sihombing 1, Anni Sinaga 1 & Sari Sarce A. 1* 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung Abstrak
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN
PENELITIAN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN Rohayati *, Purwati * Gangguan tumbuh kembang pada anak batita di Indonesia tahun 2010 adalah 53,3%, tahun
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Ranti Lestari 1, Budiman 2 1.Dosen Akademi Kebidanan Cianjur Email : Ranti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan terhadap masalah gizi. Mereka mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Oleh ROSTIN GALOMAT (NIM. 841 410 062, Jurusan Ilmu
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Kadang gizi dikatakan baik bila terdapat keseimbangan dan keserasian antara
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bayi dibawah lima tahun adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit (Probowo, 2012). Salah satu penyakit
Lebih terperinci2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI ANAK USIA BALITA (0-59 BULAN) DI POSYANDU RW 15 KELURAHAN CICADAS KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anak yang sehat adalah anak yang sehat secara fisik dan psikis. Kesehatan seorang anak dimulai dari pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat dapat diterapkan
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014
PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014 Oleh : Tri Alfionita Pontoh Nim: 841410134 Telah di periksa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru dalam periode pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012
HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012 Oleh: Yulizawati dan Venny Rismawanti Akademi Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Lembaga Pangan Dunia (LPD) dalam penelitiannya pada awal tahun 2008 menyebutkan jumlah penderita gizi buruk dan rawan pangan di Indonesia mencapai angka 13 juta.
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN PADA SALAH SATU DESA DI WILAYAH LAMPUNG TIMUR Damayanti*, Siti Fatonah* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang prima
Lebih terperinciHUBUNGAN PARTISIPASI IBU MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI DI DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO
HUBUNGAN PARTISIPASI IBU MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI DI DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO Nurlelastasia Daud, dr.vivien Novarina A Kasim, M.Kes, Ns. Abd Wahab Pakaya,
Lebih terperinciSuci Trisnawaty Djunu, Dian Saraswati, Vik Salamanja 1 Jurusan S1 Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI SUAMI TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PENERAPAN BREASTFEEDING FATHER DI KELURAHAN TUNGGULO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2014 Suci Trisnawaty Djunu, Dian Saraswati,
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Keadaan ini banyak diderita oleh kelompok balita yang merupakan generasi penerus bangsa.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI Anisa Dewati 1, Irdawati 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciJURNAL MEYKE R. DOMILI NIM :
HUBUNGAN SARAPAN DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO JURNAL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian Sarjana Keperawatan Oleh MEYKE R.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan upaya mengusahakan
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN
Lampiran I Summary FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Cindy Pratiwi NIM 841409080
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan memegang peran sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini,
Lebih terperinciANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI
ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI Firdawsyi Nuzula 1, Maulida Nurfazriah Oktaviana 1, Roshinta Sony Anggari 1 1. Prodi D
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit. Kelompok usia yang paling rentan yaitu usia 2-4 tahun, hal ini disebabkan karena pada usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak balita adalah anak yang berusia dibawah 5 tahun. Balita usia 1-5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak balita adalah anak yang berusia dibawah 5 tahun. Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang
Lebih terperinciABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar
ABSTRAK Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar Maya Felistine Fanghoy 1, Erfina 2, Sri Syatriani 1 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita masih menjadi masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara langsung disebabkan oleh asupan
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL
PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL Oleh NOVITA SRI RAHAYU USMAN (NIM. 841 410 045, Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciDUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN
DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN Wahyu Setya Ningsih 1), Ari Andayani 2) 1 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo email: wahyusetya14@yahoo.co.id 2 Akademi Kebidanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa baduta (bawah dua tahun) merupakan Window of opportunity. Pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa baduta (bawah dua tahun) merupakan Window of opportunity. Pada masa ini, seorang anak memerlukan asupan zat gizi yang seimbang baik dari segi jumlah maupun proporsinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut United Nations International
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut United Nations International Children s Emergency Fund
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI),
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA PAPRINGAN KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan SDM yang berkualitas dimasa yang akan mendatang. Status gizi berhubungan dengan kecerdasan
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG URANGAN ENERGI KRONIK () DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Shinta Ika Sandhi 1, Asmanah 2 Akademi Kebidanan Uniska Kendal Email: shinta86harnuddin82@gmail.com
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014 Klemens STIKes Prima Jambi Korespondensi penulis :kornelis.klemens@gmail.com
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM GRINGSING BATANG 5 Anjar Puji Hastuti ABSTRAK World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi (correlational study) artinya suatu penelitian hubungan antara variabel bebas dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dibawah 5 tahun adalah masa kritis dengan pertumbuhan cepat baik pertumbuhan fisik dan otak yang merupakan kelompok paling sering menderita kekurangan gizi,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan
112 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Posyandu
Lebih terperinciSyntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 4 April 2017 HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi buruk. Untuk menanggulangi masalah tersebut kementerian. kesehatan (kemenkes) menyediakan anggaran hingga Rp 700 miliar
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat membutuhkan perhatian penuh orang tua dan lingkungannya. Dalam masa pertumbuhannya, balita sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang tua menginginkan mempunyai anak yang sehat, cerdas, sholeh, berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan mempunyai generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi, tidak dapat diganti dengan makanan lainnya dan tidak ada satupun makanan yang dapat menyamai ASI baik dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam siklus hidup manusia gizi memegang peranan penting. Kekurangan gizi pada anak balita akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak
Lebih terperinciPERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE
PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa menjadi suatu peluang yang menguntungkan bagi Indonesia bila diikuti dengan peningkatan
Lebih terperinciEko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK
Volume 1, Nomor 1, Juni 2016 HUBUNGAN STATUS IMUNISASI, STATUS GIZI, DAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI BALAI PENGOBATAN UPTD PUSKESMAS SEKAR JAYA KABUPATEN OGAN KOM ERING ULU TAHUN
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN
HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014 Nia¹, Lala²* ¹Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan. angaka kematian yang tinggi dan penyakit terutama pada kelompok usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi merupakan masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat, terutama dalam siklus kehidupan. Masalah gizi atau kekurangan gizi umumnya terjadi pada balita
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Pada Data Primer Kegiatan Praktek Kesehatan Masyarakat dengan melakukan penelitian / survei yang berjudul Gambaran Umum Status Gizi dan Kesehatan Baduta,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BAYI DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA MANGGUNG SUKOREJO MUSUK BOYOLALI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BAYI DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA MANGGUNG SUKOREJO MUSUK BOYOLALI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Pembentukan manusia berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari membangun manusia seutuhnya yang diawali dengan pembinaan kesehatan anak mulai sejak dini. Pembinaan kesehatan anak sejak awal
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KOTA BANDAR LAMPUNG Nyimas Aziza* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Posyandu lansia salah satu upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi selama
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Erni Yuliastuti Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan email : yuliastutierni @ymail.com Abstrak Latar Belakang : Infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data yang diperoleh dari World Health Statistik 2011 menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB) diantara negara-negara anggota
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS
EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS Ersa Anditia, Artathi Eka Suryandari, Walin Akademi kebidanan YLPP Purwokerto Jalan KH.Wahid
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Universitas Gadjah Mada
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG KELUARGA MANDIRI SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN STATUS KADARZI PADA KELUARGA ANAK USIA 5-59 BULAN DI PUSKESMAS MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )
ABSTRAK Siti Rohmatul Khusna. 2015. Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 1-3 tahun di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi Keperawatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia sekarang masih memikul banyak beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan kesehatan di masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari masalah tauhid, persoalan pangan dan gizi yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan kembang anak. (Lubis, 2004). tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesulitan makan pada anak masih merupakan keluhan utama orang tua terhadap anaknya, terutama pada golongan balita. Hal ini menyebabkan orang tua membawa anak ke dokter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih rendah. Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ. Perubahan secara biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Salah satu penyebab yang menonjol
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan lain seperti antropometri, laboratorium dan survey. lebih tepat dan lebih baik (Supariasa dkk., 2002).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dimasa yang akan datang (Narendra dkk, 2002). Status gizi merupakan parameter yang sering
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA Nova Yulita Sellia Juwita Universitas Abdurrab Jl. Riau Ujung No 73 Pekanbaru 085376039565 nova.yulita@univrab.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu sangat mendambakan kesehatan karena hal itu merupakan modal utama dalam kehidupan, setiap orang pasti membutuhkan badan yang sehat, baik jasmani maupun
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.
HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA Erwin Kurniasih, Nurul Hidayah Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi ABSTRAK Latar belakang: Gizi bagi balita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa. Pertumbuhan bayi sangat dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik. Pertumbuhan anak pada usia balita sangat pesat sehingga memerlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita merupakan usia penting untuk tumbuh kembang secara fisik. Pertumbuhan anak pada usia balita sangat pesat sehingga memerlukan asupan zat gizi yang sesuai
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014 Erris 1*, lidya 2 1 Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinci