LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR UMUM I PENGGUNAAN ALAT UKUR DASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR UMUM I PENGGUNAAN ALAT UKUR DASAR"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR UMUM I PENGGUNAAN ALAT UKUR DASAR Tanggal Pengumpulan : Sabtu, 24 September 2016 Tanggal Praktikum : Senin, 19 September 2016 Waktu Praktikum : WIB Nama ` : Nur Apriliani Rachman NIM : Kelompok/Kloter : 4 (empat)/ 1 (satu) Nama Anggota : 1. Muslihah Amelia ( ) 2. Rifdah Noviyanti ( ) 3. Intan Septia A. ( ) Kelas : Pendidikan Kimia 1B LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

2 PENGGUNAAN ALAT UKUR DASAR A. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat ukur dasar fisika dengan benar serta sesuai standar 2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja alat ukur dasar fisika 3. Mahasiswa dapat mengukur benda dengan alat ukur yang sesuai 4. Mahasiswa dapat menentukan ketelitian dan batas ukur dari setiap alat tersebut 5. Mahasiswa dapat lebih memahami konsep materi besaran pokok dalam perkuliahan Fisika Umum 6. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan cara menggunakan beberapa alat ukur 7. Mengetahui perhitungan Standar Deviasi (SD) B. Dasar Teori Pengukuran adalah membandingkan sesuatu yang sedang diukur dengan besaran lain yang ditetapkan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang

3 disebut satuan baku. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil berbeda disebut satuan tidak baku. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan informasi data secara kuantitatif. Hasil dari pengukuran mengenai data atau informasi dalam bentuk angka, uraian maupun pernyataan tertentu haruslah akurat. Pengukuran yang akurat merupakan bagian yang penting dalam fisika. Dalam pengukuran terdapat besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok yaitu besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu yang terdiri dari panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus, jumlah mol, dan intensitas zat. Besaran turunan yaitu besaran yang satuannya diperoleh dari turunan besaran pokok yang terdiri dari luas, percepatan, kecepatan, tekanan, usaha, massa jenis, momentum, dan volume. Berikut ini table datanya : No Besaran Pokok Nama Besaran Simbol Besaran Satuan Internasional(SI) Nama Satuan Simbol satuan 1 Panjang L Meter M L Dimensi Alat Ukur Mistar,Jangka Sorong,Mikrometer Sekrup 2 Massa M Kilogram Kg M Neraca 3 Waktu T Detik S T Arloji, stopwatch

4 4 Suhu T Kelvin K Termometer Kuat Arus Intentitas Cahaya Jumlah Zat I Ampere A I Amperemeter J Candela Cd J Lightmeter N Mol Mol N - Pada saat melakukan pengukuran digunakan alat ukur yang sesuai dengan objek yang akan diukur. Misalnya mengukur massa suatu benda menggunakan neraca Ohauss. Untuk mengukur panjang menggunakan mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup. 1. Pengukuran dengan micrometer sekrup Micrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. micrometer sekrup digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur diameter kawat dan ketebalan plat. Bagian-bagian dari micrometer adalah rahang putar, skala utama, skala putar (geser). 2. Jangka sorong Jangka sorong merupakan alata ukur yang mempunyai batas ukur atau skala maksimal sampai 15 cm dengan ketelitiannya 0,05 cm. Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur

5 diameter luar dan diameter dalam suatu benda seperti cincin dan tutup botol, mengukur panjang dan kedalaman suatu benda. 3. Neraca Ohauss Ada beberapa alat ukur dari besaran pokok massa, salah satunya neraca ohaus. Neraca ini mempunyai fungsi khusus untuk menimbang barang dengan ketelitian mencapai 0,01 gram. Tentu saja berat yang dapat diukur dengan alat ini adalah benda dengan massa yang cukup kecil. Neraca ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Neraca Ohaus Dua Lengan Ada dua lengan dengan wadah kecil dari logam untuk menimbang. Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam yang akan ditimbang, lengan dua untuk meletakkann bobot timbangan. Jadi, neraca ini masi hmemerlukan pemberat untuk ukuran timbangannya. Cara menggunakan neraca ohaus dua lengan sama seperti menggunakan timbangan biasa. Yang perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa timbangan dalam posisi seimbang sebelum dilakuan pengukuran massa. 2. Neraca Ohauss Tiga Lengan Seperti namanya, neraca ini mempunyai tiga lengan dan satu cawan tempat benda yang akan di timbang. Neraca

6 yang dalam bahasa inggris disebut Ohaus Triple Beam ini mempunyai bagian-bagian sebagai berikut : 1. Lengan Depan. Memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3,.., 10 gram. Masing-masing skala bernilai 1 gram. 2. Lengan Tengah. Tiap skala dalam lengan ini bernilai 10 gram. 3. Lengan belakang, sama halnya seperti lengan depan dan tengah dengan nilai tiap skalanya 100 gram dari 100 gram hingga 500 gram (setengah kilogram). 3. Neraca Ohauss Empat lengan. Bagian-bagian neraca ini sama halnya dengan neraca ohauss tiga lengan, hanya saja neraca ini memiliki lengan empat dimana lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0,1; 0,2; 0,3; ;1,0 (Anonim, 2016, 4. Mistar Anonim (2016, Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. alat ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. mistar memiliki ketelitian setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm.

7 5. Multimeter Multimeter biasa digunakan untuk mengukur tegangan, kuat arus, dan hambatan. Disebut multimeter karena didalam satu alat ada 3 kegunaan. Ada Voltmeter, Ohmmeter dan Ampermeter. C. Alat dan Bahan No. Gambar Nama Alat dan Bahan 1. Mikrometer Sekrup (1 buah) 2 Jangka Sorong (1 buah)

8 3 Neraca 4 lengan (1 buah) 4 Mistar (1 buah) 5 Botol air mineral (1 buah)

9 6 Uang logam Rp1.000 (4 buah) 7 Power Supply (1 buah) 8. Multimeter (1 buah)

10 9. Resistor 50 Ω (1 buah) 10. Kabel penghubung (4 buah) D. Langkah Percobaan Percobaan 1 : Penggunaan micrometer sekrup 1. Tentukan Nilai Skala Terkecil (NST) dan Skala Maksimum (SM) micrometer sekrup 2. Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran, lakukan pengenolan pada micrometer sekrup yang digunakan. Caranya dengan memutar skala geser ke atas dan perhatikan

11 pada skala utamanya apakah garis panjang angka 0 sudah berimpit pada garis panjang angka 0 pada skala putar. 3. Tentukan Nilai Skala Terkecil (NST) dan Skala Maksimum (SM) micrometer sekrup 4. Putarlah skala nonius ke bawah dan perkirakan diameter uang logam yang akan diukur. 5. Masukkan benda yang akan diukur ke dalam rahang tetap dan putarlah skala nonius (ke atas atau ke bawah) sampai uang logam menemukan titik yang tepat (tidak dapat di putar kembali). 6. Lihat skala utama kemudian catat di table pengamatan (membaca alat ukur harus dengan posisi yang tegak lurus, artinya tidak boleh dari arah serong maupun terbalik agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat) 7. Selanjutnya, lihat skala putar (dengan posisi tegak lurus) dan catat kembali hasilnya di table pengamatan. 8. Lakukan langkah 2-6 sebanyak 3 kali pengulangan. 9. Ukurlah ketebalan uang logam dengan cara dan pengulangan yang sama Percobaan 2 : Penggunaan Jangka Sorong 1. Tentukan Nilai Skala Terkecil (NST) dan Skala Maksimum (SM) jangka sorong 2. Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran, lakukan pengenolan pada jangka sorong yang digunakan. Caranya

12 geser skala nonius ke ke kiri dengan memutar kuncinya terlebih dahulu dan perhatikan pada skala utamanya apakah garis panjang angka 0 sudah berimpit pada garis panjang angka 0 pada skala nonius. 3. Tentukan Nilai Skala Terkecil (NST) dan Skala Maksimum (SM) jangka sorong 4. Geserlah skala nonius ke kanan dan perkirakan diameter tutup botol yang akan diukur. 5. Masukkan tutup botol yang akan diukur ke dalam rahang tetap dan geserlah skala nonius (ke kiri atau ke kanan) sampai tutup botol menemukan titik yang tepat (tidak dapat di putar kembali). 6. Lihat skala utama kemudian catat di table pengamatan (membaca alat ukur harus dengan posisi yang tegak lurus, artinya tidak boleh dari arah serong maupun terbalik agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat) 7. Selanjutnya, lihat skala putar (dengan posisi tegak lurus) dan catat kembali hasilnya di table pengamatan. 8. Lakukan langkah 2-6 sebanyak 3 kali pengulangan. 9. Ukurlah dimeter dalam tutup botol dengan cara dan pengulangan yang sama 10. Untuk mengukur kedalaman botol, menggunakan bagian yang ada di ekor jangka sorong bentuknya seperti penggaris

13 11. Tarik dan masukkan ke dalam botol (harus tegak lurus) serta catat hasil pengamatannya. Lakukanlah 3 kali pengulangan Percobaan 3 : Penggunaan Neraca 4 Lengan 1. Tentukan Nilai Skala Terkecil (NST) dan Skala Maksimum (SM) neraca 4 lengan 2. Lakukan pengenolan dilihat dari setimbangnya garis pembatas di sebelah kanan dan catat berapa beratnya saat itu (dilihat dengan posisi tegak lurus) 3. Letakkan benda yang akan ditimbang beratnya dalam percobaan ini uang logam Rp Geser skala terdepan, jika posisi neraca masih belum setimbang, geser ring skala kedua dengan menggeser skala terdepan terlebih dahulu 5. Skala terdepan dijadikan pertimbangan jika letak garis pembatas kurang sedikit tepat 6. Catat hasil pengamatan 7. Lakukan pengulangan langkah 2-6 sebanyak 3 kali Percobaan 4 : Penggunaan Mistar 1. Tentukan Nilai Skala Terkecil (NST) dan Skala Maksimum (SM) mistar

14 2. Letakkan uang logam di atas tempat yang datar atau rata agar data yang didapat bisa akurat 3. Letakkan mistar dengan NST 0,1 cm diatas uang logam dan lihat berapa angka yang didapat (dengan posisi tegak lurus) 4. Catat hasil pengamatan 5. Lakukan pengulangan langkah 2-4 sebanyak 3 kali 6. Lakukan pula pada pengukuranmistar dengan NST 0,5 mm Percobaan 5 : Penggunaan Multimeter 1. Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran, lakukan pengenolan pada multimeter yang digunakan. 2. Tentukan Nilai Skala Terkecil (NST) dan Skala Maksimum (SM) multimeter 3. Rangkailah resistor, kabel penghubung, power supply, dan multimeter 4. Percobaan pertama, rangkaian dipasang seri. Ukurlah tegangan dan arus disetiap resistor menggunakan multimeter 5. Percobaan kedua, memasang resistor secara pararel. Ukurlah arus dan tegangan disetiap resistor menggunakan multimeter 6. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali pengulangan 7. Catatlah hasil pengamatan pada table E. Data Percobaan

15 1. Mikrometer Sekrup Alat Ukur Nilai Skala Terkecil Skala Maksimum (SM) (NST) Micrometer Sekrup 0.01 mm 25 mm Ulangan Diameter Uang Logam (m) Ketebalan Uang Logam (m) SU SN x NST Diameter SU SN x NST Tebal 1 23,5 x 0,05 x = 0,05 x 23,55 x 0,26 x 1,26 x 2 23,5 x 0,05 x = 0,05 x 3 23,5 x 5 x 0,01 mm = 0,05 x 23,55 0,26 x 1,26 x 23,55 x 0,26 x 1,26 x 2. Jangka Sorong Alat Ukur Nilai Skala Terkecil Skala Maksimum (SM) (NST) Jangka Sorong 0.05 mm 15 cm Ulangan Diameter Dalam Tutup Botol (m) Diameter luar tutup botol Kedalaman Botol (m) (m) SU + (SN x NST) SU + (SN x NST) SU + (SN x NST) 1 2,4 cm + (1x 0,05 mm) = 2,405 x 3 cm + (7,5 x 0,05) = 3,0375 x 15,6 cm + (5 x 0,05 mm) = 15,625 x 2 2,4 cm + (1x 0,05 mm) = 2,405 x 3 cm + (7,5 x 0,05) = 3,0375 x 15,6 cm + (5 x 0,05 mm) = 15,625 x

16 3 2,4 cm + (1x 0,05 mm) = 2,405 x 3 cm + (7,5 x 0,05) = 3,0375 x 15,6 cm + (5 x 0,05 mm) = 15,625 x 3. Neraca 4 Lengan Alat Ukur Nilai Skala Terkecil Skala Maksimum (SM) (NST) Neraca 4 Lengan 0,01 gr 311 gr Ulangan Massa Uang Logam (kg) 1 20 gr 9 gr = 11 gr = kg 2 27,1 gr 10,4 gr = 16,7 gr = kg 3 27,1 gr 10,4 gr = 16,7 gr = kg 4. Mistar Alat Ukur Nilai Skala Terkecil Skala Maksimum (SM) (NST) Mistar 0,1 cm / 0,5 mm 30 cm Ulangan Diameter Uang Logam Rp1.000 NST 0,1 cm NST 0,5 mm 1 2,4 cm = 24 x m 2,4 cm = 24 x m 2 2,4 cm = 24 x m 2,4 cm = 24 x m

17 3 2,4 cm = 24 x m 2,4 cm = 24 x m 5. Multimeter Ulangan Tegangan (V) Kuat Arus (A) 1 11,73 V 0,23 A 2 11,62 V 0,23 A 3 11,65 V 0,23 A F. Pengolahan Data Tabel 1 (Penggunaan dengan micrometer sekrup) Diketahui NST Mikrometer Sekrup = 0,01 mm SD (Standar Deviasi) = SD pada micrometer sekrup = = 0,005 mm = 0,005 x m - Pada pengukuran diameter uang logam Rp1.000 Didapatkan hasil : a) 23,55 x m b) 23,55 x m c) 23,55 x m Dari 3 kali pengulangan, rerata diameter uang logam :

18 = = 23,55 x m Rerata SD 23,55 x m + 0,005 x m = 23,555 x m 23,55 x m - 0,005 x m = 23,495 x m - Pada pengukuran ketebalan uang logam Rp1.000 Didapatkan hasil : a) 1,26 x m b) 1,26 x m c) 1,26 x m Dari 3 kali pengulangan, rerata ketebalan uang logam : = = 1,26 x m Rerata SD 1,26 x m - 0,005 x m = 1,265 x m 1,26 x m - 0,005 x m = 1,255 x m Tabel 2 (Penggunaan dengan Jangka Sorong) Diketahui NST Jangka Sorong = 0,05 mm SD (Standar Deviasi) =

19 SD pada jangka sorong = = 0,025 mm = 0,025 x m Pada pengukuran diameter dalam tutup botol Didapatkan hasil : a) 2,405 x m b) 2,405 x c) 2,405 x Dari 3 kali pengulangan, rerata diameter dalam tutup botol: = = 2,405 x m Rerata SD 24,05 x m + 0,025 x m = 24,075 x m 24,05 x m - 0,025 x m = 24,025 x m - Pada pengukuran diameter luar tutup botol Didapatkan hasil : a) 3,0375 x m b) 3,0375 x m c) 3,0375 x m Dari 3 kali pengulangan, rerata diameter luar tutup botol: = = 9,1125x m

20 Rerata SD 0,91125 x m + 0,025 x m = 0,93625 x m 0,91125 x m - 0,025 x m = 0,88625 x m Pada pengukuran kedalaman botol Didapatkan hasil : a) 15,625 x m b) 15,625 x m c) 15,625 x m Dari 3 kali pengulangan, rerata kedalaman botol : = = m Rerata SD 1,5625 x m + 0,025 x m = 1,5875 x m 1,5625 x m - 0,025 x m = 1,5375 x m Tabel 3 (Penggunaan dengan Neraca 4 Lengan) Diketahui NST Neraca 4 Lengan= 0,05 mm SD (Standar Deviasi) = SD pada neraca 4 lengan = = 0,005 mm = 5 x gr Pada pengukuran uang logam Rp1.000 Didapatkan hasil :

21 a) 11 x gr b) 16,7 x gr c) 16,7 x gr Dari 3 kali pengulangan, rerata uang logam Rp1.000 : = = gr Rerata SD 14,8 x gr + 5 x gr = 19,8 x gr 14,8 x gr - 5 x gr = 9,8 x gr Tabel 4 (Pengukuran menggunakan Mistar) Diketahui NST Mistar = 0,1 cm SD (Standar Deviasi) = SD pada mistar = = 0,05 cm = 0,5 x m Pada pengukuran mistar Didapatkan hasil : a) 24 m b) 24 m c) 24 m Dari 3 kali pengulangan, rerata mistar : = = m Rerata SD 24 x m + 0,5 x m = 24,5x m 24 x m - 0,5 x m = 23,5x m

22 Diketahui NST Mistar = 0,5 mm SD (Standar Deviasi) = SD pada mistar = = 0,25 mm = 0,25 x m - Pada pengukuran mistar Didapatkan hasil : a) 24 m b) 24 m c) 24 m Dari 3 kali pengulangan, rerata mistar : = = m Rerata SD 24 x m + 0,25 x m = 24,25x m 24 x m - 0,25 x m = 23,75x m G. Pembahasan Pada praktikum pemakaian alat ukur dasar kali ini, kami melakukan 4 buah percobaan dengan alat ukur yang berbeda-beda, yaitu mikrometer sekrup, jangka sorong, neraca 4 lengan, dan mistar. Adapun yang kami ukur yaitu ketebalan uang logam, diameter uang logam, diameter dalam tutup botol, diameter luar tutup botol, kedalaman botol, dan massa uang logam.

23 Sebelum melakukan pengukuran, kami menghitung NST (Nilai Skala Terkecil) pada masing-masing alat ukur tersebut. NST suatu alat ukur adalah jarak antara dua skala berdekatan pada alat ukur. Dengan mengetahui NST nya, dapat diketahui ketelitian alat tersebut. Dimana ketelitian alat merupakan setengah dari skala terkecilnya. Dengan mengetahui ketelitian suatu alat, kita dapat menentukan alat yang mana saja yang sebaiknya dipakai dalam pengukuran yang akan kita lakukan. Kami telah melakukan pengulangan sebanyak tiga kali pada setiap percobaan dan variabenya. Dimana terdapat beberapa hasil yang berbeda pada pengukuran yang selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mendapat hasil yang akurat. Karena setiap pengukuran selalu memiliki ketidakpastian. Terdapat suatu ketidakpastian (uncertainty) didalam setiap pengukuran. Diantara sumber-sumber utama ketidakpastian itu, selain kecerobohan tentunya, adalah accuracy (akurasi) terbatas pada setiap instrumen pengukuran dan ketidakmampuan manusia untuk membaca nilai pecahan yang lebih kecil daripada satuan terkecil yang disediakan oleh sebuah instrumen pengukur. Alasannya adalah sulit bagi si pengukur untuk mengestimasi (atau menginterpolasi ) diantara dua satuan terkecil. (Giancoli : 6). Akibatnya ketika pengukuran dilakukan berulang sebanyak tiga kali, terdapat beberapa hasil yang berbeda. Contohnya ketika kami menghitung massa uang logam dengan neraca 4 lengan, pada pengukuran pertama didapatkan hasil 11 x kg, kedua diperoleh hasil 16,7 x kg dan pada pengulangan ketiga diperoleh hasil 16,7 x kg. Namun, jika kita amati data, pada percobaan pengukuran diameter uang logam menggunakan mistar, meskipun dilakukan tiga kali pengulangan, hasilnya tetap sama, yaitu 2,4 cm atau 24 x m. Berarti pengukuran

24 tersebut sudah benar dan tidak ada kesalahan. Jika hasilnya berbeda pada setiap pengulangan, maka keakuratan data tersebut masih dipertanyakan. H. Tugas Pasca Praktikum 1. Jelaskan Perbedaan akurasi dengan presisi! Berikan contohnya. Jawab : Giancoli (2013:12) Terdapat perbedaan teknis antara presisi dan akurasi. Presisi dalam arti sempit mengacu pada keterulangan suatu pengukuran dengan menggunakan instrument tertentu. Sebagai contoh, jika Anda mengukur lebar suatu papan beberapa kali, mendapatkan hasil 8,81 cm, 8,85 cm, 8,78 cm, 8,82 cm (dengan setiap kali menginterpolasi sebaik mungkin diantar garis-garis 0,1 cm), Anda dapat mengatakan pengukuran-pengukuran itu memberika presisi yang sedikit lebih baik dari pada 0,1 cm. akurasi mengacu pada seberapa dekat suatu pengukuran terhadap nilai yang sebenarnya. Sebagai contoh, jika penggaris pada Gbr. 1-5 dibuat dengan erro 2%, akurasi hasil pengukurannya pada lebar papan (sekitar 8,8 cm) akan sekitar 2% dari 8,8 cm atau sekitar +_ 0,2 cm. estimasi ketidakpastian berarti mempertimbangkan akurasi dan presisi sekaligus. 2. Sebutkan tragedi di Indonesia yang berkaitan dengan kesalahan pengukuran? Jelaskan! (min. 3 dan sertakan sumbernya) Jawab : 1. Mantan Pilot : Pesawat Mendarat Terlalu Rendah VIVAnews - Marsekal Muda TNI (Purnawirawan) Tarigan Siberu yang juga mantan Pilot Hercules pada tahun 1989 menilai penyebab jatuhnya pesawat C-130 B Hercules (A-1325) akibat terlalu rendahnya pesawat saat mendekati ujung landasan.

25 Dia menuturkan, jika benar data-data yang dikumpulkan pesawat pada jarak lima kilometer dari ujung landasan jarak terbang lebih rendah dari kaki, maka itu bukan hal biasa. "Tidak mungkin pesawat serendah itu," kata dia di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Kamis 21 Mei Selama dirinya menerbangkan Hercules, pesawat umumnya berada pada jarak di atas kaki. Kalau lebih rendah, kemungkinan ada yang salah. "Tapi saya tidak bisa menyimpulkan, hanya saja kemungkinanya adalah seperti udara kosong ataupun mungkin adalost power," kata Tarigan. Namun, Tarigan mengakui, banyak sekali mata rantai yang perlu ditelusuri, sehingga jangan hanya berpatokan karena kurang pemeliharaan atau pesawat tidak layak terbang. "Saya kira, kalau pesawat tak layak terbang maka pesawat tidak akan diterbangkan," ujarnya. Dia juga menuturkan, kalau soal kesalahan manusia atau human eror maka itu bisa ke mana-mana penulusurannya. Seperti diberitakan, pesawat Hercules C 130 jenis Long Body jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Magetan, Jawa Timur, Rabu 20 Mei 2009 sekitar pukul WIB. Menurut informasi, pesawat dengan nomor registrasi A1325 itu sempat meledak dua kali. Pesawat itu menimpa dua rumah warga sampai hancur sebelum terbakar dan menyusup di pepohonan bambu. Pesawat nahas itu memiliki 11 awak dan 98 penumpang, termasuk diantara 10 anak-anak. Sebanyak 99 orang dinyatakan tewas dalam musibah tersebut, termasuk dua warga yang rumahnya dihantam pesawat.

26 2. LPPD Wajib Gunakan Data Valid dan Reliabel OKU Kabupaten (beritalima) Banyaknya tunggakan pelanggan yang belum dibayar sehingga Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Ogan Komering Ulu acap kali selalu bilang mengalami kerugian, belum lagi terkendala pipa penyedot yang sudah dimakan usia sampai sekarang tidak diganti sehingga dapat menghambat pendistribusian air kerumah warga, Diungkapkan Rudi, salah satu warga Kelurahan Kemelak mengelu, bahwa air PDAM yang ada di boster Kemelak jarang mengalir entah terkendala apa pihak petugas jaga boster PDAM jarang mengalirkan air, akhirnya warga terpaksa mengambil air ke sungai Ogan. Air PDAM sering mati padahal warga kemelak semuanya bayar, jarang ada yang menunggak namun air hanya mengalir 2 hari sekali itupun hanya 1 jam lamanya, kemudian air PDAM beberapa hari yang lalu berwarna coklat tidak bening dan tidak layak dikonsumsi. Keluhnya. Rudi juga menjelaskan bahwa keluhan warga tersebut pihak PDAM tidak ada respon, meski pihak PDAM berdalih selalu mengalami kerugian padahal sumber air tersebut, di ambil dari Sungai Ogan melalui mesin penyedot namun tetap merugi. Jika kami mengeluh PDAM selalu beralasan bahwa perusahaannya selalu merugi, padahal sumber mata air yang diambil dari sungai Ogan, dan kelihatannya sungainya lancar saja alirannya, Ungkapnya.

27 Ketika dikonfirmasi Wartawan Sabtu (24/9/2016) Direktur PDAM Kabupaten Ogan Komering Ulu, Abi Kusno malas berkomentar terkait keluhan masyarakat Kabupaten OKU 3. Benarkah Terjadi Kesalahan Pengukuran?! BANDUNG, beritalima.com,- Sebannyak 545 KK warga Kampung Cihideung Desa Cipelah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung telah memperoleh pelimpahan tanah eks HGU Nomor 6/Desa Cipelah yang sebelumnya dikelola PT Melania Indonesia sekitar ± 84,2 Ha terbagi atas 645 bidang pada tahun 2012 lalu. Sertipikat Hak Milik (SHM) bukti kepemilikan telah diterima para penggarap eks tanah negara tersebut. Namun setelah 4 tahun, PT Melania Indonesia beberapa waktu lalu tiba-tiba menurunkan beberapa petugasnya untuk melakukan pengukuran karena dianggap telah terjadi kesalahan. Spontan warga yang kebetulan tanahnya diklaim masuk wilayah perkebunan berekasi. Kepada beritalima.com, Sabtu, (17/09/2016), mereka menyesalkan aksi pengukuran itu dan bertekad mempertahankan tanah mereka. apapun yang terjadi. Sementara itu pihak perusahaan ketika disambangi menolak menerima beritalima.com, petugas security tidak bersedia mempertemukan dengan perwakilan perusahaan. (Pathuroni Alprian) Bagaimana mencari NST dalam jangka sorong?

28 NST dalam jangka sorong bisa kita cari dengan langkah awal melihat skala noniusnya. Diambil dari skala nonius 1 mm = 0,05 mm Setelah kita lihat skala nonius dari 1-20, lalu kita lihat skala utama ada berapa garis, yang panjang maupun yang pendek didalam lingkup 1-20 pada skala nonius. Diambil dari angka maksimal pada skala nonius Hitungan dari skala utama dengan acuan skala nonius 1-20 = 1,95 mm Acuan makksimal skala nonius pada jangka sorong Skala utama pada jangka sorong, satu garis pendek berada ditengah garis pada skala nonius. Jadi, satu garis diwakili dua garis nonius. NST jangka sorong dapat diketahui dengan menguangi perwakilan daris yaitu 2 (dua) dengan 1,95 yang telah kita dapat hasilnya tadi, yaitu : 2 mm - 1,95 mm = 0,05 mm 4. Bagaimana mencari NST dalam micrometer sekrup?

29 Jawab : Skala utama berskala ini dilingkup oleh skala pemutarterbagi oleh garis-garis skala menjadi 50 bagian yang sama. Skala putar memiliki ketepatan 0,5 mmartinya kalau diputar satu putaran, akan maju atau mundur 0,5 mm. Mikrometer sekrup mempunyai batas ukur skala utama 25 mm. NST skala utama (tanpa nonius) alat ini adalah 0,5 mm. Karena jarak 25 mm skala utama dibagi dengan 50 skala nonius. = 0,5 mm Selanjutnya, batas ukur skala nonius pada micrometer sekrup adalah 50 skala. (didapat dari satu kali putaran skala nonius/skala putarnya). Setiap diputar ke atas atau ke bawah, skala putar akan maju atau mundur dengan satu putaran penuh, maka akan didapat NST skala nonius yang juga NST micrometer sekrup. = 0,01 mm atau 0,001 cm 5. Mengapa mengukur tegangan harus secara parallel dan arus secara seri?

30 Jawab : Ampermeter adalah alat ukur untuk mengukur arus listrik di suatu titik dalam rangkaian listrik. Dengan demikian, alat harus dirangkai secara seri agar besar arus pada rangkaian seri tetap sama karena ampermeter memiliki hambatan jauh lebih kecil dari rangkaian sehingga ketika dipasang secara seri dengan rangkaian arus yang terukur adalah arus yang mengalir pada rangkaian normal. Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan dan suatu perbedaan antara satu titik dengan titik yang lain sehingga harus dipasang pararel. Jika dipasang secara seri, maka tidak akanada yang mendeteksi adanya perubahan suatu tegangan. 6. Bagaimana cara mengecek kabel yang masih layak fungsi? Posisikan multimeter dan hubungkan kabel penghubung di resistor. Hubungkan kabel yang sama pada resistor tersebut, jika multimeter berbunyi, maka kabel masih layak fungsi, jika tidak maka sebaliknya, kabel tidak layak fungsi. I. Kesimpulan Percobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Alat-alat ukur dasar fisika harus digunakan dengan benar sesuai dengan standar agar didapatkan hasil yang benar dan akurat 2. Besaran pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepakatan para ahli fisika. Adapun besaran pokok yang umum ada 7

31 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu. 3. Prinsip kerja alat ukur dasar fisika harus diketahui sebelum melakukan pengukuran, seperti Nilai Skala Terkecil, pengenolan masing-masing alat, ketelitian, dan sebagainya. 4. Ketelitian suatu alat ukur dapat dihitung dari setengah nilai skala terkecilnya, dimana nilai skala terkecil adalah jarak antara dua skala yang berdekatan pada alat ukur. Batas ukur suatu alat ukur merupakan skala terbesar yang dapat diukur oleh alat tersebut 5. Mengukur benda haruslah dengan alat ukur yang sesuai, karena jika tidak sesuai, benda tersebut tidak dapat diukur. 6. Standar deviasi dapat dihitung dengan cara nilai skala terkecil dibagi dua 7. Dalam pengukuran dapat terjadi ketidakpastian, karena akurasi yang terbatas pada setiap pengukuran dan ketidakmampuan manusia untuk membaca nilai pecahan yang lebih kecil daripada satuan terkecil yang disediakan oleh instrumen pengukur. J. Komentar 1. Alat-alat yang tidak lengkap menghambat jalannya praktikum. 2. Kesalahan dalam pengenolan atau tidak sesuianya pengenolan, menyebabkan ketidakpadtian hasil ukur yang diperoleh. 3. Ketidakpastian pengukuran menyebabkan tidak akuratnya suatu data. 4. Ketersediaan waktu yang sedikit menyebabkan praktikan terlalu cepat menyimpulkan hitungan pengukurannya.

32 K. Daftar Pustaka Alonso, Finn Dasar-Dasar Fisika Unversitas. Jakarta : Penerbit Erlangga. Giancoli, Douglas C Fisika : Prinsip dan Aplikasi. Jakarta : Penerbit Erlangga. Sutarno Fisika untuk Universitas. Yogyakarta : Graha Ilmu. Poerwanto, dkk Instrumentasi dan Alat Ukur. Yogyakarta : Graha Ilmu.

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran K-13 Kelas X FISIKA PENGUKURAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami definisi besaran dan jenisnya. 2. Memahami sistem satuan dan dimensi besaran.

Lebih terperinci

Pengukuran Besaran Fisika

Pengukuran Besaran Fisika Pengukuran Besaran Fisika Seseorang melakukan pengukuran artinya orang itu membandingkan sesuatu dengan suatu acuan. Sehingga mengukur didefinisikan sebagai kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 MEKANIKA (PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 MEKANIKA (PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT) LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 MEKANIKA (PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT) Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 7 Oktober 2010 / 13.00-15.00 Asisten : Dicky Maulana JURUSAN

Lebih terperinci

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu. PENGUKURAN Sifat-sifat fisis suatu benda dapat dipelajari secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk mempelajari sifat dan keadaan benda secara kuantitatif diperlukan pengukuran. Perhatikan gambar berikut

Lebih terperinci

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1 A. Latar Belakang dan Tujuan Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berbasis pada pengamatan terhadap gejala alam. Inti dari pengamatan adalah pengukuran. Dengan demikian, fisika adalah ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

Pensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil

Pensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil 1. Pengukuran dan Besaran a. Mengukur adalah mebandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang yang ditetapkan sebagai satuan Contoh : Mengukur panjang pensil dengan menggunakan penggaris Pensil adalah

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pengukuran untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

BESARAN DAN PENGUKURAN

BESARAN DAN PENGUKURAN A. BESARAN DAN SATUAN adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan bilangan dan satuan. Satuan adalah sesuatu yang menyatakan ukuran suatu besaran yang diikuti bilangan. dalam fisika terbagi

Lebih terperinci

Berikut adalah macam besaran pokok, beserta satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS :

Berikut adalah macam besaran pokok, beserta satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS : Pengertian Besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara kuantitas. Sedangkan pengukuran adalah kegiatan mengukur sesuatu, dengan bantuan alat ukur. Contohnya : Suatu saat, kita

Lebih terperinci

Neraca Ohaus Tiga Lengan

Neraca Ohaus Tiga Lengan Neraca Ohaus Tiga Lengan neraca ohaus 3 lengan Neraca Ohaus, salah satu timbangan yang umum dipakai di laboratorium sekolah Sepeti namanya, neraca ini mempunyai tiga lengan dan satu cawan tempat benda.

Lebih terperinci

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur BESARAN DAN SATUAN 1. Pengertian Mengukur Pada zaman dahulu, orang-orang menggunakan anggota tubuhnya untuk mengukur besaran panjang. Misalnya, bangsa Mesir Kuno mendefinisikan standar besaran panjang

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN Dr. RAMLAWATI, M.Si. Drs. H. HAMKA L., M.S. SITTI SAENAB, S.Pd., M.Pd. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Disusun oleh : Kelompok 1 1. Istari Muslimah (14221051) 2. Megawati (14221056) 3. M. Saipudin Hidayatulla (14221061) 4. Nadya

Lebih terperinci

Neraca pegas Fungsi cara menggunakan neraca pegas

Neraca pegas Fungsi cara menggunakan neraca pegas Neraca pegas Neraca pegas dilengkapi dengan dua jenis skla, yaitu skala satuan besaran massa [kilogram] dan skla satuan besaran gaya [newton]. hal ini berart, neraca pegas dapat dipakai untuk mengukur

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN LATIHAN SOAL BAB 5

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN LATIHAN SOAL BAB 5 1. Perhatikan tabel berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN LATIHAN SOAL BAB 5 No. Besaran Satuan Alat Ukur (1) Suhu celcius Termometer (2) Massa kilogram Neraca (3) Panjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan Fisika Dasar Pengukuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar, dan pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh

Lebih terperinci

BAIQ HELMA HIDYANTI

BAIQ HELMA HIDYANTI BAIQ HELMA HIDYANTI 0802824 1. Jangka sorong Jangka sorong berguna untuk mengukur panjang, jangka sorong mempunyai batas ukur 15 cm dan nilai skala terkecil adalah 0,1 mm. Bagian-bagian jangka sorong adalah

Lebih terperinci

1/Eksperimen Fisika Dasar I/LFD PENGUKURAN DASAR MEKANIS

1/Eksperimen Fisika Dasar I/LFD PENGUKURAN DASAR MEKANIS /Eksperimen Fisika Dasar I/LFD PENGUKURAN DASAR MEKANIS A. TUJUAN. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar mekanis. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang B. PENGANTAR Pengukuran

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan Panjang benda yang diukur dengan jangka sorong (ketelitian 0,1 mm) diperlihatkan seperti gambar di bawah ini : 3 cm 4 cm 0 5 10 Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa panjang benda adalah... A 33,00

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN FISIKA

DASAR PENGUKURAN FISIKA DASAR PENGUKURAN FISIKA M1 TUJUAN 1. Mampu melakukan pengukuran dan membedakan penggunaan berbagai alat ukur 2. Mampu menghitung densitas zat padat dan zat cair TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan pengertian

Lebih terperinci

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN A. RINGKASAN MATERI Besaran didefinisikan dengan dua cara, yaitu definisi besaran secara umum dan secara fisika. Definisi besaran secara umum adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok 1. BESARAN DAN SATUAN 1.1.Pendahuluan Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika dikaji lebih dalam dengan cara mempelajari bagaimana mengukur besaran-besaran yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN

PENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN PENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN A. PENGANTAR Para ilmuwan melakukan percobaan untuk memperoleh nilai kuantitas fisika yang ditelitinya. Kuantitas fisika atau yang lebih dikenal dengan besaran fisika

Lebih terperinci

DASAR PERCOBAAN-PERCOBAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DASAR PERCOBAAN-PERCOBAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA UNIVERSITAS SRIWIJAYA DASAR PERCOBAAN-PERCOBAAN PENYUSUN TIM DOSEN PENDIDIKAN FISIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar : BAB I. PENGUKURAN Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar : Memahami peta konsep tentang besaran fisika, Mengenal besaran pokok dan satuan standar besaran pokok

Lebih terperinci

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VII (TUJUH) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) BESARAN DAN PENGUKURAN Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR UMUM HUKUM ARCHIMEDES

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR UMUM HUKUM ARCHIMEDES LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR UMUM HUKUM ARCHIMEDES Tanggal Pengumpulan : Minggu, 9 Oktober 2016 Tanggal Praktikum : Rabu, 4 Oktober 2016 Waktu Praktikum : 11.10-12.50 WIB Nama : Nur Apriliani Rachman

Lebih terperinci

MGMP Fisika Kabupaten Klaten Media Belajar Mandiri Siswa 1. Berbagai Macam Alat Ukur dalam Kehidupan Sehari - hari

MGMP Fisika Kabupaten Klaten Media Belajar Mandiri Siswa 1. Berbagai Macam Alat Ukur dalam Kehidupan Sehari - hari Kompetensi Dasar 1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagat raya terhadap keberan Tuhan yang menciptakannya 1.2. Menyadari Kebesaran Tuhan yang mengatur

Lebih terperinci

Pentingnya Pengukuran. d. Materi Pokok : Besaran dan Satuan e. Alokasi Waktu : 1 pertemuan ( 90 menit) f. Pertemuan ke : 1 g. Tujuan Pembelajaran :

Pentingnya Pengukuran. d. Materi Pokok : Besaran dan Satuan e. Alokasi Waktu : 1 pertemuan ( 90 menit) f. Pertemuan ke : 1 g. Tujuan Pembelajaran : Pentingnya Pengukuran 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Fisika b. Semester : 1 ( satu ) c. Kompetensi Dasar : 3.2 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka

Lebih terperinci

BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN

BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN 1. Apa perbedaan antara besaran pokok dan besaran turunan? 2. Mengapa setiap besaran harus memiliki satuan? 3. Apa yang dimaksud dengan sistem satuan internasional?

Lebih terperinci

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda ALAT UKUR PRESISI Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat

Lebih terperinci

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu :

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu : Dasar Teori Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran dalam fisika. Pada umumnya ada tiga besaran yang paling banyak diukur dalam dunia fisika untuk tingkat SMA yaitu panjang, massa

Lebih terperinci

JANGKA SORONG I. DASAR TEORI

JANGKA SORONG I. DASAR TEORI JANGKA SORONG I. DASAR TEORI Jangka sorong merupaakan salah satu alat ukur yang dilengkapi dengan skala nonius, sehingga tingkat ketelitiannya mencapai 0,02 mm dan ada juga yang ketelitiannya 0,05 mm.

Lebih terperinci

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm PENGUKURAN BESARAN A. Pengertian Mengukur Mengukur adalahmembandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang dijadikan standar satuan. Misalnya kita mengukur panjang benda, dan ternyata panjang benda

Lebih terperinci

BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) A. Pengertian LKS Lembar kerja siswa merupakan salah satu komponen dari perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur kemampuan serta pemahaman siswa terhadap

Lebih terperinci

Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya

Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya STANDAR KOMPETENSI Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya KOMPETENSI DASAR Menguasai konsep besaran dan satuannya. Menguasai konsep dimensi dan angka penting. Melakukan penjumlahan dan perkalian vektor.

Lebih terperinci

BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI

BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP CONTOH SOAL CONTOH SOAL CARA ANALITIS BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI ANGKA PENTING KEGIATAN

Lebih terperinci

Gambar mengukur menggunakan jengkal

Gambar mengukur menggunakan jengkal PENGUKURAN Aktivitas manusia setiap hari selalu berkaitan dengan pengukuran terutama pengukuran waktu. Misalnya, waktu yang kamu perlukan untuk menempuh jarak dari rumah ke sekolah adalah 25 menit. Dapatkah

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN DASAR

BAB II PENGUKURAN DASAR Laporan Praktikum Fisika Dasar 3 BAB II PENGUKURAN DASAR 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN 1. Dapat melakukan pengukuran terhadap besaran dasar : panjang, massa, waktu. 2. Dapat melakukan pengukuran terhadap besaran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kegiatan Siswa Lembar Kegiatan Siswa Tingkat Satuan Pendidikan : SMA Negeri Jakarta Kelas : X -. Kelompok : Anggota :.......... 6.. Waktu praktikum :.,.. A. Judul Praktikum : Pengukuran panjang B. Tujuan Praktikum :.

Lebih terperinci

PENGUKURAN (KALIBRASI) VOLUME DAN MASSA JENIS ALUMUNIUM

PENGUKURAN (KALIBRASI) VOLUME DAN MASSA JENIS ALUMUNIUM Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 13 Edisi 1 Mei 01 PENGUKURAN (KALIBRASI) VOLUME DAN MASSA JENIS ALUMUNIUM L. Antika, E. Julianty, Miroah, A. Nurul, F. Hapsari Prodi Pendidikan Fisika Pasca

Lebih terperinci

MODUL IPA FISIKA SMP KELAS VII SEMESTER 1

MODUL IPA FISIKA SMP KELAS VII SEMESTER 1 1 MODUL IPA FISIKA SMP KELAS VII SEMESTER 1 OLEH: TRI NOFIATUN SMP NEGERI 1 KERTANEGARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2 BAB 1 Besaran dan satuan Untuk mendapatkan letupan kembang api yang indah seperti

Lebih terperinci

BAB I BESARAN DAN SATUAN

BAB I BESARAN DAN SATUAN BAB I BESARAN DAN SATUAN A. STANDAR KOMPETENSI :. Menerapkan konsep besaran fisika, menuliskan dan menyatakannya dalam satuan dengan baik dan benar (meliputi lambang, nilai dan satuan). B. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT Tanggal Percobaan : 02 November 2012 1. Angela Maryam, S.Si 2. Nasrudin,

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1 1. Perhatikan tabel berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1 Besaran pokok, satuan dalam Sistem Internasional (SI) dan alat ukur yang sesuai ditunjukkan

Lebih terperinci

NERACA A. TUJUAN B. DASAR TEORI a. Neraca Ohauss

NERACA A. TUJUAN B. DASAR TEORI a. Neraca Ohauss NERACA A. TUJUAN Tujuan praktikum ini adalah: 1. Mengetahui macam, tipe, kapasitas maksimal, dan kapasitas minimal 2. Dapat atau mampu membaca neraca 3. Membandingkan hasil penimbangan antara dua neraca

Lebih terperinci

BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING

BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Jumlah. Besaran Pokok

BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Jumlah. Besaran Pokok BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu

Lebih terperinci

ULANGAN TENGAH SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MATA PELAJARAN : FISIKA : LINTAS FISIKA : SENIN, 7 OKTOBER 2013 ;120 MENIT

ULANGAN TENGAH SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MATA PELAJARAN : FISIKA : LINTAS FISIKA : SENIN, 7 OKTOBER 2013 ;120 MENIT PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 5 BALIKPAPAN Jl. Abdi Praja Blok F No. 119 Ring Road Balikpapan Telp.(0542) 878237,878421 Fax.873970 Web-Site : www.sma5balikpapan.sch.id E-mail:tu@sma5balikpapan.sch.id

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor

Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan ektor BESARAN dan SATUAN Pengukuran besaran-besaran Fisis Fisika

Lebih terperinci

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI KETRAMPILAN

LEMBAR OBSERVASI KETRAMPILAN LEMBAR OBSERVASI KETRAMPILAN Mata Pelajaran Kelas /Semester Materi pokok : FISIKA : X/Ganjil : Pengukuran Besaran 1. Ketrampilan Mengamati Rubrik : 3 = Peserta didik melakukan pengamatan dengan serius

Lebih terperinci

NERACA. Neraca Ohauss

NERACA. Neraca Ohauss NERACA Adalah suatu alat untuk mengukur massa benda. Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SInya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi

Lebih terperinci

Paket 2 PENGUKURAN. Pendahuluan

Paket 2 PENGUKURAN. Pendahuluan Paket 2 PENGUKURAN Pendahuluan Fokus pada paket ini adalah pengukuran. Pembahasan tentang pengukuran ini merupakan bahasan kelanjutan dari paket sebelumnya yaitu besaran dan satuan. Paket ini akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB II KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN JANGKA SORONG PADA MATERI PENGUKURAN. untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil

BAB II KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN JANGKA SORONG PADA MATERI PENGUKURAN. untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil BAB II KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN JANGKA SORONG PADA MATERI PENGUKURAN A. Kesalahan Pengukuran Menurut Soetojo dan Sustini (1993: 1), pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Judul Percobaan : NAMA : YONATHAN ANDRIANTO SUROSO NIM : 12300041 Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Geothermal A. TUJUAN PERCOBAAN Laporan

Lebih terperinci

Materi Konsep dasar & istilah dalam Angka-angka Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya

Materi Konsep dasar & istilah dalam Angka-angka Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya BAB 1. PENGUKURAN & KESALAHAN By Aksan,ST,MT Teknik Listrik PNUP Materi : @. Konsep dasar & istilah dalam pengukuran @. Angka-angka penting @. Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya @. Jenis-jenis

Lebih terperinci

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

Pengukuran, Besaran, dan Satuan B a b 1 Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sumber: CD Image Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya dengan cara mengukur besaran Fisika, seperti massa,

Lebih terperinci

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN Disusun oleh: 1. Derryl Tri Jaya (061340411682) 2. Erlangga Pangestu (061340411685) 3. Feraliza Widanti (061340411686) 4. Juriwon (06134041)

Lebih terperinci

Kelas 10 Fisika BAB 1 Pengkuran dan Besaran

Kelas 10 Fisika BAB 1 Pengkuran dan Besaran BAB 1 Pengkuran dan Besaran Ringkasan Materi A. Besaran Besaran adalah suatu pernyataan yang mempunyai ukuran dan satuan. Secara garis besar, besaran dalam fisika dibagi menjadi dua bagian, yaitu: besaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : Pertama / 2 x 45 menit : Ceramah dan praktik o Menyiapkan instrumen secara tepat serta melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, waktu, dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci

Sistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan.

Sistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan. Sistem Pengukuran Fisika: ilmu yang mempelajari tentang: 1. Benda-benda di alam 2. Gejala / fenomena fisis 3. Kejadian yang berlaku di alam Kajian dalam fisika banyak melibatkan pengukuran besaran-besaran

Lebih terperinci

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya

Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar 1.1. Mengukur besaran fisika (massa, panjang dan waktu) 1.2. Menganalisis besaran - besaran fisika serta satuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar, dan pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN. Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M. Pd.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN. Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M. Pd. SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M. Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

BESARAN, SATUAN & DIMENSI BESARAN, SATUAN & DIMENSI Defenisi Apakah yang dimaksud dengan besaran? Besaran : segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka (kuantitatif). Apakah yang dimaksud dengan satuan? Satuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki pendidik ialah mampu melakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki pendidik ialah mampu melakukan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan Salah satu kompetensi yang harus dimiliki pendidik ialah mampu melakukan penelitian di bidang pendidikan. Hal ini karena pekerjaan pendidik merupakan profesi

Lebih terperinci

BAB I PENGUKURAN DAN BESARAN

BAB I PENGUKURAN DAN BESARAN BAB I PENGUKURAN DAN BESARAN STANDAR KOPETENSI Agar dapat menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. KOPETENSI DASAR Mengukur besaran-besaran fisika (massa, panjang dan waktu). I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII - 014 1. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah A. Massa, berat, jarak, gaya B. Panjang, daya, momentum, kecepatan

Lebih terperinci

Angka Penting. Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com. Angka Penting

Angka Penting. Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com. Angka Penting Angka Penting Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com Angka Penting Angka Penting Angka penting adalah Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran angka-angka pasti Angka penting terdiri

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. Kelas X. Fisika. SMA Negeri 2 Padalarang MODUL AJAR MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA SMA TERBUKA 1

MODUL FISIKA. Kelas X. Fisika. SMA Negeri 2 Padalarang MODUL AJAR MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA SMA TERBUKA 1 MODUL FISIKA Kelas X Fisika SMA Negeri 2 Padalarang MODUL AJAR MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA SMA TERBUKA 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2) 1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu; Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor. Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor. 1.2 Dasar

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) TANGGAL PERCOBAAN : 12-03-2017 TANGGAL PENGUMPULAN : 17-03-2017 WAKTU PERCOBAAN : 11.30-13.30 WIB Nama Praktikan : Amrina

Lebih terperinci

Pilihlah a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang!

Pilihlah a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang! Soal latihan UTS Ganjil IPA kelas VII Semester 1 Pada kumpulansoalulangan.blogspot.com Nama : Tanggal : Pilihlah a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang! 1. Alat

Lebih terperinci

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik =

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik = Nama : Kelas : No : LKS PENGUKURAN HAMBATAN, TEGANGAN DAN KUAT ARUS LISTRIK A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan, siswa diharapkan dapat: 1. Mengukur besar hambatan listrik 2. Mengukur besar

Lebih terperinci

Pentalogy BIOLOGI SMA

Pentalogy BIOLOGI SMA GENTA GROUP in PLAY STORE CBT UN SMA IPA Buku ini dilengkapi aplikasi CBT UN SMA IPA android yang dapat di-download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. Kode Aktivasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KD 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KD 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KD 1 Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi Waktu : Fisika : X / Ganjil : MIA : Besaran dan Satuan : 2 x 3 JP A. Kompetensi Inti (KI) 1 : Menghayati

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R

1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R BESARAN DAN SATUAN 1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R 1. BESARAN Besaran adalah segala sesuatu yang dapat

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor 9.3. angkaian Dasar istrik.3. angkaian Seri Apabila dua buah tahanan kita hubungkan berturut-turut seperti didalam Gambar.3, maka rangkaian ini disebut rangkaian deret / seri. Gambar.3. angkaian seri dengan

Lebih terperinci

1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut?

1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut? 1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut? a. 0,4 m/s 2 c. 3 m/s 2 b. 0,05 m/s 2 d. 15 m/s 2 2.

Lebih terperinci

Pengukuran Dasar dan Angka Penting

Pengukuran Dasar dan Angka Penting Bab 3 Pengukuran Dasar dan Angka Penting Pada bab ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan definisi dan jenis-jenis pengukuran. 2. Menjelaskan perbedaan antara pengukuran langsung dengan tidak langsung.

Lebih terperinci

1. Besaran-besaran di bawah ini yang bukan termasuk besaran vektor adalah...

1. Besaran-besaran di bawah ini yang bukan termasuk besaran vektor adalah... Jawaban 1 A 11 C 21 D 31 D 2 D 12 D 22 B 32 C 3 E 13 E 23 C 33 D 4 E 14 B 24 E 34 B 5 C 15 E 25 C 35 B 6 D 16 A 26 D 36 C 7 D 17 B 27 A 37 E 8 B 18 B 28 D 38 B 9 D 19 E 29 E 39 C 10 A 20 B 30 D 40 E 1.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 JAKARTA Jl. RA Fadillah Cijantung Jakarta Timur Telp. 840078, Fax 87794718 REMEDIAL ULANGAN TENGAH SEMESTER

Lebih terperinci

Model Modul Program keahlian : Semua Kelompok Teknologi KATA PENGANTAR

Model Modul Program keahlian : Semua Kelompok Teknologi KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Kurikulum SMK 2004 adalah perangkat kurikulum yang muatannya memotivasi siswa terampil menggunakan potensi yang ada dalam dirinya. Untuk menunjang itu semua, maka Subdis Pendidikan SMK Dinas

Lebih terperinci

DIKTAT PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DIKTAT PRAKTIKUM FISIKA DASAR DIKTAT PRAKTIKUM FISIKA DASAR disusun oleh: Widitya Tri Nugraha, S.Pt., M.Sc. PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TIDAR 2018 TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1. Seluruh rangkaian

Lebih terperinci

HANDOUT FISIKA KELAS X BESARAN FISIKA DAN PENGUKURAN

HANDOUT FISIKA KELAS X BESARAN FISIKA DAN PENGUKURAN YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT

Lebih terperinci

Contoh Laporan Praktikum Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup

Contoh Laporan Praktikum Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup Contoh Laporan Praktikum Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang

Lebih terperinci

TEORI KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN

TEORI KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN I. PENDAHULUAN TEORI KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN Di dalam percobaan Fisika hasil-hasil yang diperoleh biasanya tidak dapat diterima begitu saja sebab hasil percobaan tersebut harus dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 Mata Pelajaran : IPA - Fisika 1. Perhatikan tabel berikut! No. Nama Besaran Satuan Alat Ukur 1. Panjang kilometer Mistar 2. Massa kilogram Neraca 3. Waktu jam

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab: TUGAS INDIVIDU 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab: 2. Panjang sebuah pensil ditunjukkan oleh nonius sebuah jangka sorong seperti gambar samping. Panjang pensil

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com v vi Kata Sambutan iii Sekilas Isi Buku v ii ii B a b 1 Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sumber: CD Image Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya dengan

Lebih terperinci

SEL ELEKTROLISIS. Tujuan: Mengetahui Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG, dan ΔS. Widya Kusumanngrum ( ) Program Studi Pendidikan Kimia

SEL ELEKTROLISIS. Tujuan: Mengetahui Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG, dan ΔS. Widya Kusumanngrum ( ) Program Studi Pendidikan Kimia SEL ELEKTROLISIS Tujuan: Mengetahui Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG, dan ΔS Widya Kusumanngrum (1112016200005) Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS Oleh: Dina Puji Lestari 120210102019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMA Kristen Eben Haezar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMA Kristen Eben Haezar Kompetensi Inti : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Kristen Eben Haezar Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / 1 Materi Pokok : Pengukuran Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

LATIHAN ULANGAN SEMESTER LATIHAN ULANGAN SEMESTER A. 1. b. panjang m besaran pokok ada 7, yaitu No. Besaran Pokok Satuan SI 1. Panjang meter 2. Massa kilogram. Waktu detik 4. Suhu Kelvin. Kuat arus listrik ampere 6. Intensitas

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN. OLEH: MARGARETA SRI PINILIH, S.Pd.

BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN. OLEH: MARGARETA SRI PINILIH, S.Pd. BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN OLEH: MARGARETA SRI PINILIH, S.Pd. BESARAN COBA TULISKAN DALAM BUKU TUGASMU CATAT FISIK DARI TEMAN MU: RAMBUTNYA WARNA APA KULITNYA WARNA APA TINGGI BADAN MASSA TUBUH BENTUK

Lebih terperinci