EKSPRESI BEBERAPA JENIS BAHAN KAROTENOID DALAM PAKAN PADA PERFORMANSI WARNA BENIH IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sebae)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EKSPRESI BEBERAPA JENIS BAHAN KAROTENOID DALAM PAKAN PADA PERFORMANSI WARNA BENIH IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sebae)"

Transkripsi

1 EKSPRESI BEBERAPA JENIS BAHAN KAROTENOID DALAM PAKAN PADA PERFORMANSI WARNA BENIH IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sebae) Titiek Aslianti, Afifah dan Agus Priyono Balai Besar Riset Perikanan Budi daya Laut - Gondol Kotak Pos 140 Singaraja Bali rimgdl@indosat.net.id Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus: 4B (51 57), 2011 ABSTRACT Mangrove red snapper, Lutjanus sebae is one of prospective aquaculture fish. Demand increased for red snapper seeds for grow-out in floating net cage and ornamental fish, but seed survival rate in hatchery is still low (0,5 2%). In addition decreased of color performance seed results in lower prise. Improving seed production management should be conducted by increasing nutritional quality. A feeding experiment was conducted in two-months period by adding carotene to every kilogram of pellet feed as the treatment i.e. Asthin, worm (Chironomus), and Charophyl-pink. Fourty seeds with initial total length of 3 4 cm were stocked in each of 100 liters fiber glass tanks. Feeding frequency was twice a day at 3% of total biomass. Descriptive observation was focused on seed color performance. The results showed that the Asthin and Charophyl-pink can be used as carotenes source to increase color peformance of red snapper seeds. Key words: carotene source, color performance, feed, red snapper seeds PENGANTAR Ikan kakap merah, Lutjanus sebae termasuk jenis ikan budi daya yang prospektif, namun hingga 2008 perkembangan budi dayanya masih terkendala pasok benih yang belum berkesinambungan walaupun berbagai upaya perbaikan teknik produksi benih terus dilakukan (Aslianti, 2008). Selain kelangsungan hidup yang fluktuatif, turunnya kualitas warna benih produk hatcheri perlu segera diantisipasi. Telah dilaporkan Ruangpanit (1993), bahwa perubahan warna pada juvenil kakap merah sering terjadi terutama apabila kondisi lingkungan pemeliharaan kurang sesuai atau situasi yang dapat menyebabkan ikan stres. Demikian juga dilaporkan oleh Suwirya et al. (2006) bahwa pakan yang tidak cukup mengandung karotenoid dapat menurunkan performansi benih menjadi pucat. Sementara Gouveia et al. (2003) menyatakan bahwa ekspresi pigmentasi dari beta-karoten yang terkandung dalam daging atau kulit ikan merupakan komponen biologi pembentuk warna merah pada ikan. Astaxantin merupakan bahan utama karotenoid sebagai pembentuk pigmen merah pada ikan dan udang (Regunathan, 2008). Namun umumnya hewan-hewan aquatik tidak dapat mensintesis astaxantin oleh karenanya harus ditambahkan dalam ransum pakan (Anonim, 1999). Beberapa jenis bahan alami yang banyak mengandung senyawa karoten (beta-karoten) sebagai sumber pigmen warna merah dan diduga dapat ditambahkan dalam ransum pakan guna meningkatkan performansi warna benih kakap merah di antaranya adalah sari wortel, Daucus carota Linn (Anonim, 2008); krill (Jensen dan Wadsworth, 2008); suplemen Asthin (Anonim, 2008) dan bahan sintetis charophyl-pink (Anonim, 1999). Sari wortel diketahui mengandung beta-karoten yang merupakan komponen esensial untuk proses fotosintesis dan bertanggung jawab terhadap pewarnaan merah, oranye dan kuning pada buah, sayuran dan bunga (Anonim, 2008). Adapun bahan lain yaitu krill meal dan krill oil dilaporkan Regunathan (2008) masing-masing mengandung karotenoid sebesar 82 mg/kg pakan dan 727 mg/kg pakan, serta merupakan sumber karotenoid yang sering digunakan sebagai pengkaya dalam pakan komersial. Selain itu Asthin dan charophyl-pink merupakan sumber astaxantin sintetis yang juga dapat meningkatkan performansi warna ikan dengan kandungan astaxantin sebesar 8% (Anonim, 1999). Jenis pakan lain yang biasa digunakan sebagai ransum pakan ikan hias air tawar ataupun laut dan berdampak positip terhadap peningkatan performansi warna ikan yaitu cacing darah (Blood worm, Chironomus sp). Cacing darah bukan golongan cacing-cacingan tetapi adalah larva serangga (nyamuk) golongan Chironomus. Nyamuk Chironomus hidup di perairan bebas dengan dasar berlumpur atau berpasir, bentuk fisik sangat halus dan kaya akan bahan organik. Dengan kandungan nutrisi yang kaya protein,

2 52 Ekspresi Beberapa Jenis Bahan Karotenoid dalam Pakan cacing darah merupakan salah satu pakan ikan yang disukai dan telah digunakan sebagai pakan ikan hias sejak tahun 1930-an (Purwakusuma, 2008). Atas dasar informasi tersebut, perlu dilakukan penelitian guna meningkatkan performansi warna/pigmentasi benih ikan kakap merah melalui penambahan berbagai jenis bahan karotenoid dalam pakan. Adapun tujuan utama penelitian ini adalah mendapatkan informasi bahan alami ataupun komersial yang dapat digunakan sebagai sumber karotenoid untuk meningkatkan/memperbaiki performansi warna benih ikan kakap merah. BAHAN DAN CARA KERJA Persiapan Hewan Uji Penelitian diawali dengan melakukan pemeliharaan larva kakap merah di hatcheri melalui penebaran telur dengan kepadatan butir/bak. Wadah berupa bak beton berkapasitas 6 m 3 diisi air laut bersalinitas ppt sebanyak 5 m 3. Wadah pemeliharaan dilengkapi dengan sistem aerasi yang diatur sedemikian rupa sehingga ketersediaan oksigen dapat merata ke-seluruh bagian bak. Setelah telur menetas, larva dipelihara dengan pemberian pakan awal berupa kuning telur ayam (emulsi), gonad tiram, rotifer (Brachionus rotundiformis) dan nauplii Artemia salina serta pakan buatan hingga larva mencapai fase juvenil (D 45 ) yang berukuran TL 3 4 cm. Selanjutnya juvenil yang dihasilkan digunakan sebagai hewan uji dalam perlakuan. Persiapan Pakan Pakan yang digunakan dalam penelitian adalah pakan komersial berbentuk pellet berdiameter mikron dengan kandungan protein 42%, lemak 10%, abu 13%, dan kadar air 10% (Aslianti et al., 2009). Penambahan bahan pengkaya (sesuai perlakuan) dilakukan dengan mencampurkan secara langsung ke-dalam pakan dan ditambahkan minyak cumi sebagai binder. Adapun dosis masing-masing bahan pengkaya disesuaikan dengan prosedur yang tercantum dalam label produk. Selanjutnya dilakukan penimbangan ransum pakan per hari (3% dari bobot biomasa) dengan menggunakan kantong-kantong plastik serta disimpan di dalam cold storage. Uji Pendahuluan dan Perlakuan Untuk efektifitas ketersediaan hewan uji dan membiasakan benih merespon pakan, maka sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan selama 1 bulan terhadap juvenil kakap merah dengan pemberian pakan yang telah diperkaya dengan bahan yang diduga mengandung karotenoid antara lain sari wortel, krill, suplemen Asthin, cacing darah (Chironomus sp.), charophyl-pink dan kontrol. Dari hasil uji pendahuluan, hanya jenis pakan yang memberikan hasil positif terhadap perubahan performansi warna ikan yang nantinya akan digunakan sebagai perlakuan penelitian. Wadah penelitian berupa bak fiber glass kapasitas 100 liter diisi air laut (33 34 ppt) hingga 70 liter dan dilengkapi dengan aerasi. Mengingat jumlah hewan uji terbatas maka perlakuan hanya diulang 2 kali. Selain itu sifat biologis ikan kakap merah yang cenderung menggerombol dalam merespon pakan, maka kepadatan ikan sebagai hewan uji pada setiap bak digunakan 40 ekor (1 ekor dalam 2,5 liter air media). Parameter yang Diamati Setiap ulangan penelitian dilaksanakan selama ± 2 bulan. Pengamatan terhadap perubahan performansi warna benih dilakukan secara visual pada akhir penelitian dengan membandingkan tingkatan warna benih berdasarkan nilai standar kertas TCF (Toca Colour Finder) menurut Priyadi et al. (2006). Pengamatan difokuskan pada perubahan dua warna utama benih yaitu putih dan hitam, menjadi berwarna merah dan hitam yang membagi bagian-bagian permukaan tubuh benih secara vertikal mulai dari bagian kepala (hidung/ snout), punggung (dorsal), bagian badan (abdomen), pangkal ekor (caudal center), sirip punggung (dorsal fin), dan sirip perut (ventral fin). Selain itu untuk akurasi data, dilakukan juga pengamatan secara visual dengan menggunakan foto digital yang dilanjutkan dengan analisis warna berdasarkan skala dan prosentasenya menggunakan perangkat lunak Adobe photoshop 8. Nutrisi pakan sebagai data pendukung, diketahui melalui analisis proximat dan asam lemak pakan serta analisis total karoten yang terkandung dalam pakan. Analisis proximat menggunakan alat Soxhlet AOAC, asam lemak menggunakan alat Gas Chromatografi dan analisis total karoten menggunakan alat Spektrophotometer UV-VIS (Aslianti et al., 2009). Peningkatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih diamati pada akhir penelitian, sedangkan efektifitas pakan terhadap pertumbuhan diketahui dengan cara menghitung rasio konversi pakan (FCR). Sebagai data dukung dilakukan pengamatan terhadap kualitas air media pemeliharaan secara kontinyu setiap minggu. Analisis Data Semua data yang diperoleh dihimpun dalam bentuk tabulasi, selanjutnya dianalisis secara diskriptif dan diolah dengan menggunakan program microsoft Excel.

3 Aslianti, Afifah dan Priyono 53 HASIL Hasil Uji Pendahuluan Dari uji pendahuluan diperoleh hasil bahwa penggunaan sari wortel dan krill yang ditambahkan dalam pakan ternyata tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan performansi warna benih. Warna yang ditampilkan relatif sama dengan yang dihasilkan pada kontrol. Oleh karenanya dalam penelitian selanjutnya kedua bahan tersebut (sari wortel dan krill) tidak dilakukan lagi dan hanya bahan-bahan yang memberikan hasil positif yang akan digunakan sebagai perlakuan yakni (A) suplemen Asthin, (B) cacing darah (Chironomus sp), (C) charophylpink, dan (K) Kontrol sebagai pembanding. Hasil Uji Perlakuan 1. Hasil analisis standar kertas TCF Dari 4 perlakuan yang diuji (A, B, C dan K) berdasarkan pengamatan terhadap performansi warna merah dan hitam pada bagian-bagian tubuh benih (snout, dorsal, abdomen, dan caudal) yang dianalisis dengan menggunakan standar kertas TCF (Priyadi et al., 2006), disajikan pada Gambar 1 dan Hasil analisis Adobe Photoshop - 8 Dari hasil analisis performansi warna benih dengan menggunakan perangkat lunak Adobe Photoshop-8 (AP- 8) pada bagian-bagian tubuh benih diperoleh hasil seperti tertera pada Tabel 1 dan Gambar 3. Gambar 1. Diagram hasil pengamatan performansi warna merah dan hitam pada bagian-bagian tubuh benih (snout, dorsal, abdomen, dan caudal) berdasarkan standar nilai TCF dari masing-masing perlakuan Gambar 2. Pengamatan performansi warna merah dan hitam secara visual yang dibandingkan dengan kertas standar warna TCF pada masing-masing perlakuan. Tabel 1. Persentase warna merah dan hitam pada bagian-bagian tubuh benih kakap merah setiap perlakuan Perlakuan Pengamatan pada A (%) B (%) C (%) K (%) Merah Hitam Merah Hitam Merah Hitam Merah Hitam Hidung 47,06 53,87 53,00 54,28 66,31 56,22 43,74 49,62 Punggung 50,24 49,99 38,06 45,80 40,81 53,51 45,15 41,15 Badan 43,73 46,09 36,06 42,83 40,64 60,73 40,10 45,24 Pangkal ekor 48,91 52,57 46,44 50,49 51,56 55,24 44,72 42,19 Sirip punggung 53,30 36,53 54,71 37,96 62,86 43,45 46,69 32,02 Sirip perut 48,85 37,71 51,25 41,91 61,56 47,15 45,72 38,86 Rerata 48,68 46,13 46,67 45,55 53,96 52,71 44,35 41,51 Standar deviasi 0,032 0,075 0,078 0,060 0,114 0,063 0,023 0,060

4 54 Ekspresi Beberapa Jenis Bahan Karotenoid dalam Pakan Gambar 3. Rata-rata persentase performansi warna merah dan hitam pada tubuh benih dari setiap perlakuan 3. Hasil analisis proximat dan asam lemak pakan Meningkatnya warna merah dan hitam pada performansi benih kakap merah sangat terkait dengan kandungan proximat, total karoten dan asam lemak pada pakan yang diberikan selama penelitian seperti yang tercantum dalam Tabel 2 dan 3. Tabel 2. Hasil analisis proximat dan kandungan total karoten pakan dari setiap perlakuan Parameter A B C K Protein (%) 55,09 53,47 52,67 51,26 Lemak (%) 17,86 20,37 20,78 55,09 Abu (%) 12,26 12,61 11,85 11,76 Air (%) 3,4 3,39 4,94 5,65 Karoten pakan (ppm) 70,96 46,66 84,01 51,66 hidup dan rasio konversi pakan dari masing-masing perlakuan pada akhir penelitian disajikan pada Tabel 4. Hasil ini juga didukung berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dari hubungan antara pertumbuhan panjang dan berat tubuh ikan selama pemeliharaan yaitu Y = 0,9802 e x dan R 2 = 0,9954 (Gambar 4). Tabel 4. Rata-rata persentase peningkatan pertumbuhan (TL dan BW), kelangsungan hidup (SR) dan rasio konversi pakan (FCR) benih kakap merah dari setiap perlakuan Parameter A B C K Peningkatan TL (%) 50,25 44,48 50,64 50,09 Peningkatan BW (%) 258,08 233,42 306,19 276,87 SR (%) , FCR 0,99 0,86 0,94 0,82 Tabel 3. Hasil analisis asam lemak pakan dari masing-masing perlakuan No Asam lemak Perlakuan A B C K 1 Miristat (C14:0) 4,22 5,28 3,56 3,67 2 Miristaleat (C14:1) 1,04 1,42 0,9 0,88 3 Palmitat (C16:0) 23,1 27,21 22,95 22,86 4 Palmitoleat (C16:1) 4,87 6,23 4,40 4,58 5 Stearat (C18:0) 6,49 7,26 6,87 6,30 6 Oleat (C18:1) 15,97 18,28 18,88 19,14 7 Linoleat (C18:2) 10,40 11,06 11,4 10,34 8 Linolenat (C18:3) 0,56 1,47 0,45 1,86 9 Arakhidrat (C20:0) 1,30 1,47 1,95 1,15 10 Erukat (C22:1) 1,08 1,03 1,04 1,01 11 Eikosapentaenoat (EPA) 4,90 3,77 4,28 4,36 12 Dokosaheksaenoat (DHA) 14,65 8,85 12,88 12,55 4. Hasil analisis pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan FCR Hasil pengamatan terhadap persentase peningkatan pertumbuhan panjang dan bobot tubuh, serta kelangsungan 5. Hasil analisis kualitas air Kualitas air merupakan data pendukung yang sangat terkait dengan kehidupan benih karena lingkungan air selain merupakan media hidup benih, juga merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme renik baik yang patogen ataupun non patogen. Hasil pengamatan terhadap kualitasnya selama penelitian berlangsung disajikan pada Tabel 5. PEMBAHASAN Dalam uji pendahuluan berdasarkan pengamatan selama pemeliharaan 1 bulan terlihat bahwa benih-benih yang diberi pakan dengan bahan pengkaya sari wortel dan krill ternyata mempunyai respon yang rendah terhadap pakan yang diberikan, sehingga selain kurang berdampak terhadap performansi warna, juga menyebabkan nilai FCR menjadi lebih rendah (0,35 0,37) dibandingkan dengan benih yang diberi pakan dengan bahan pengkaya Asthin, cacing chironomus ataupun charophyl-pink (0,8 0,9). FCR

5 Aslianti, Afifah dan Priyono 55 Gambar 4. Rata-rata persentase peningkatan pertumbuhan (TL, BW), kelangsungan hidup (%) dan rasio konversi pakan setiap perlakuan serta hubungan antara pertumbuhan panjang dan bobot tubuh Tabel 5. Hasil pengamatan kisaran kualitas air yang dilakukan setiap 3 hari selama masa pemeliharaan dari masing-masing perlakuan Parameter Perlakuan A B C K ph 8,03 8,21 8,09 8,21 8,12 8,21 8,13 8,21 Suhu ( C) 28,2 30,7 28,2 30,7 28,2 30,7 28,2 30,7 DO (mg/l) 4,6 5,36 4,7 5,36 4,5 5,39 4,9 5,4 PO 4 (ppm) 0,035 0,209,209 0,039 0,199 0,039 0,195 0,032 0,214 NH 3 (ppm) 0,006 0,072 0,006 0,059 0,007 0,047 0,008 0,058 NO 2 (ppm) 0,004 0,010 0,003 0,010 0,003 0,010 0,002 0,010 NO 3 (ppm) 0,063 0,237 0,078 0,289 0,081 0,239 0,069 0,264 yang rendah dalam hal ini tidak berarti bahwa pakan yang diberikan mampu menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik, tetapi justru karena ikan tidak mempunyai respon positip terhadap pakan, sehingga pertumbuhan panjang dan bobot tubuh ikan juga relatif rendah. Ditinjau dari kandungan total karoten menunjukkan bahwa bahan pengkaya sari wortel mengandung karoten 177,4 ppm (Anonim, 2008) dan krill mengandung 70,2 ppm (Jensen dan Wadsworth, 2008). Walaupun kandungan total karoten pada sari wortel cukup tinggi tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap performansi warna benih. Hal ini diduga bahwa bahan-bahan tersebut berasal dari tumbuhan (nabati), sedangkan kakap merah termasuk jenis ikan yang karnivora, sehingga hal ini berdampak pada rendahnya respon ikan terhadap pakan dan lebih lanjut tidak mempunyai dampak yang positif pada performansi warna tubuh. Demikian juga halnya pakan yang diperkaya dengan krill menunjukkan hasil yang tidak lebih baik dari pada bahan pengkaya sari wortel walaupun bahan bakunya adalah udang krill. Diduga kandungan total karoten pada krill kurang mencukupi untuk mendukung munculnya warna pada tubuh benih sehingga tidak terekspresi pada performansinya. Berdasarkan hasil analisis performansi warna yang dinilai dengan menggunakan standar kertas TCF (Priyadi, et al., 2006), terhadap warna merah dan hitam (Gambar 1), menunjukkan bahwa peningkatan warna merah terlihat lebih jelas pada perlakuan A (Asthin) dan C (Charophyl-pink), sedangkan pada perlakuan B (cacing darah, chironomus) dan K (kontrol), perubahan warna merah tidak nampak jelas dan hanya sesuai dengan nilai standart warna TCF. Ditinjau dari performansi warna hitam (Gambar 2), menunjukkan bahwa warna hitam pada semua bagian tubuh (snout, dorsal, abdomen, dan caudal) masih sesuai dengan performansi benih secara alami (ban hitam membagi bagian-bagian tubuh ikan secara vertikal). Tetapi dengan penambahan bahan pengkaya pada pakan ternyata mampu memperjelas warna hitam (tidak pudar). Kondisi ini didukung dari kandungan protein dan asam lemak yang meningkat setelah pakan diperkaya dengan bahan perlakuan walaupun dengan nilai yang relatif sama (Tabel 2 dan 3). Hal ini menunjukkan bahwa pakan-pakan tersebut cukup mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Kandungan nutrisi yang tinggi tidak saja dapat memacu pertumbuhan menjadi lebih baik tetapi juga dapat meningkatkan performansi warna benih menjadi lebih cerah, baik terhadap warna merah ataupun warna hitam (Gambar 2). Dari hasil analisis warna dengan menggunakan program Adobe Photoshop 8 (Tabel 1, Gambar 3), diketahui

6 56 Ekspresi Beberapa Jenis Bahan Karotenoid dalam Pakan bahwa persentase rata-rata warna merah pada perlakuan C (charophyl-pink) menunjukkan nilai teringgi (53,96%), sedangkan perlakuan A dan B tidak berbeda masing-masing 48,68% dan 46,67%, dan perlakuan kontrol menghasilkan nilai paling rendah (44,35%). Hal ini menunjukkan bahwa setiap bahan karotenoid yang ditambahkan dalam pakan memberikan dampak yang berbeda pula. Asthin (perlakuan A) sebagai bahan sintetis diketahui mengandung astaxantin sebesar 20 ppm (Anonim, 2008), dan pada charophyl-pink sebesar 8% (Anonim, 1999). Kondisi ini juga didukung dari hasil analisis total karoten (Tabel 2), bahwa perlakuan A dan C mengandung karoten lebih tinggi (70,96 dan 84,01 ppm) dari pada perlakuan B (46,66 ppm) dan kontrol (51,66 ppm). Namun demikian nampaknya yang lebih berpengaruh terhadap performansi warna merah benih adalah kandungan astaxantin dan bukan seberapa besar kandungan total karotennya. Makin besar kandungan astaxantin pada bahan pengkaya, makin besar pula kemungkinan warna merah yang akan muncul pada performansi benih. Sementara itu, ikan yang diberi pakan cacing darah, chironomus (perlakuan B) tidak menunjukkan perubahan warna yang jelas. Perubahan warna ikan dari putih menjadi merah terlihat samar dan kurang tajam. Kandungan total karoten pakan yang diperkaya dengan cacing darah menunjukkan lebih rendah (46,66 ppm) dari pada kontrol (51,66 ppm) sehingga performansi warna ikan tidak jauh berbeda dengan kontrol. Dilaporkan oleh Purwakusuma (2008) bahwa warna merah pada cacing darah bukan karena mengandung bahan karotenoid ataupun astaxantin melainkan oleh adanya haemoglobin yang sangat diperlukan oleh cacing agar dapat hidup pada kondisi dengan kadar oksigen rendah. Selanjutnya dikatakan bahwa kandungan protein pada cacing darah juga cukup tinggi (62,5%) sehingga dapat menyebabkan ikan yang mengkonsumsinya menjadi lebih sehat dan ikan menjadi berwarna lebih cerah. Berdasarkan pengamatan terhadap persentase kenaikan pertumbuhan panjang total, bobot tubuh, nilai kelangsungan hidup dan nilai rasio konversi pakan dari masing-masing perlakuan (Tabel 4) diperoleh hasil yang relatif sama (tidak berbeda). Ini menunjukkan bahwa benih mempunyai respon yang sama terhadap pakan yang diberikan baik pakan yang diperkaya dengan bahan sintetis (Asthin dan charophylpink) maupun bahan alami (cacing darah chironomous). Kondisi ini juga didukung dari hasil persamaan regresi yang diperoleh dari hubungan antara pertumbuhan panjang dan berat tubuh ikan selama pemeliharaan yaitu Y = 0,9802 e x dan R 2 = 0,9954 (Gambar 4). Ini membuktikan bahwa antara pertumbuhan panjang dan berat terdapat korelasi yang positif yaitu sebesar 99,54%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh individu ikan untuk pertumbuhan baik pertumbuhan panjang maupun pertumbuhan bobot tubuh. Dari hasil pengamatan kualitas air (Tabel 5) diketahui bahwa kualitas air masih relatif stabil dan berada dalam batas kisaran yang bisa ditoleransi oleh ikan. Selama penelitian berlangsung dilakukan pergantian air (400% / hari) serta penyiponan dasar bak secara kontinyu. Dengan demikian menurunnya kualitas air sebagai akibat terakumulasinya sisa metabolisme ikan ataupun sisa pakan yang tidak terkonsumsi bisa dihindari dan ikan masih mampu bertahan hidup hingga penelitian berakhir setelah dipelihara selama 2 bulan. Dari hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa bahan sintetis Asthin dan Charophylpink dapat digunakan sebagai sumber karotenoid dalam ransum pakan benih kakap merah sehingga performansi warna benih dapat ditingkatkan menjadi berwarna merah dan lebih cerah. Adapun cacing Chironomous dapat digunakan sebagai pakan hanya untuk mempercerah performansi warna ikan dan bukan sebagai sumber karotenoid. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih yang tak terhingga disampaikan kepada tehnisi litkayasa bidang pemeliharaan larva dan kualitas air yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian sehingga dapat terlaksana dengan baik. KEPUSTAKAAN Anonim, Carophyll Pink The Proven Source of Astaxanthin for aquaculture. F. Hoffmann-La Roche Ltd. roche.com. Diakses tanggal 17 September Anonim, Wortel. Tanaman obat Indonesia. Ipteknet. Sentra Informasi Iptek. F:/wortel/kandungan%20wortel.php.htm. Diakses tanggal 17 Sept Aslianti T, Produksi Benih Ikan Kakap Merah, Lutjanus sebae Secara Terkontrol. Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Aslianti T, Afifah, dan Made Suastika, Pemanfaatan Minyak Buah Merah, Pandanus conoideus Lam dan Carophyll Pink dalam Ransum Pakan Yuwana Ikan Kakap Merah,. Jurnal Riset Akuakultur. Pusat Riset Perikanan Budi daya, 4(2): Gouveia L, Rema P, Pereira O, dan Empis J, Coloring ornamental fish (Cyprinus carpio and Carassius auratus) with microalgal biomass. Aquaculture nutrition, 9: Jensen MB dan Wadsworth S, Sustainable Krill Harvest in The Antarctic. The technology Key to Secure Sustainable Harvesting as Well as Superior Treatment of The Bioactive Components in The Antarctic Krill is Described.

7 Aslianti, Afifah dan Priyono 57 Aquaculture. Asia Pacific Magazine, November/December 2008, 4(6): 29. Priyadi A, Chumaidi, Satyani D, dan Musa A, Pengaruh Spirullina sp dan Astaksantin Dalam Formula Pakan Terhadap Peningkatan Kualitas Warna Benih Botia (Chromobotia macracanthus) Asal Sumatra dan Kalimantan dalam Azwar ZI, Satyani D, dan Insan I (Ed.) Buku Ikan Hias Nusantara Pusat Riset Perikanan Budi daya, BRKP, DKP. Purwakusuma W, Bloodworm (Cacing Darah) O-Fish Ornamental Fish Information Service Highlights. Media Informasi ikan hias dan tanaman air. Chironomous sp/ bloodworm.php.html. Regunathan, Review: Carotenoids in Shrimp Maturation and Larval Quality. Aquaculture. Asia Pacific Magazine, November/December 2008, 4(6): Ruangpanit N, Technical Manual for Seed Production of Grouper (Epinephelus malabaricus). National Institute of Coastal Aquaculture (NICA), Department of Fisheries, Ministry of Agriculture and Cooperatives, Thailand, 46. Suwirya K, Priyono A, Hanafi A, Andamari R, Melianawati R, Marzuqi M, Sugama K, dan Giri NA, Pedoman Teknis Pembenihan Ikan Kerapu Sunu (Plectropomus leopardus). Pusat Riset Perikanan Budi daya. Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 18.

PEMANFAATAN MINYAK BUAH MERAH, Pandanus conoideus Lam DAN CAROPHYLL PINK DALAM RANSUM PAKAN YUWANA IKAN KAKAP MERAH, Lutjanus sebae

PEMANFAATAN MINYAK BUAH MERAH, Pandanus conoideus Lam DAN CAROPHYLL PINK DALAM RANSUM PAKAN YUWANA IKAN KAKAP MERAH, Lutjanus sebae Pemanfaatan minyak buah merah... (Titiek Aslianti) PEMANFAATAN MINYAK BUAH MERAH, Pandanus conoideus Lam DAN CAROPHYLL PINK DALAM RANSUM PAKAN YUWANA IKAN KAKAP MERAH, Lutjanus sebae Titiek Aslianti, Afifah,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hlm , Desember 2012

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hlm , Desember 2012 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hlm. 171-181, Desember 2012 PENINGKATAN KUALITAS WARNA BENIH IKAN KAKAP MERAH Lutjanus sebae MELALUI PAKAN YANG DIPERKAYA DENGAN MINYAK BUAH MERAH

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 1: 1-5 ISSN : 88-3137 PENGKAYAAN PAKAN YANG MENGANDUNG MAGGOT DENGAN TEPUNG KEPALA UDANG SEBAGAI SUMBER KAROTENOID TERHADAP PENAMPILAN WARNA DAN PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

POLA PEMANGSAAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN KUWE (Gnathanodon speciosus) BERDASARKAN JENIS PAKAN AWAL YANG DIBERIKAN

POLA PEMANGSAAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN KUWE (Gnathanodon speciosus) BERDASARKAN JENIS PAKAN AWAL YANG DIBERIKAN 633 Pola pemangsaan dan pertumbuhan larva ikan kuwe... (Afifah) POLA PEMANGSAAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN KUWE (Gnathanodon speciosus) BERDASARKAN JENIS PAKAN AWAL YANG DIBERIKAN Afifah *), Titiek Aslianti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kecerahan Warna Timbulnya warna ikan secara alami disebabkan tersedianya karotenoid dari makanan alami (Simpson et al. 1981 dalam Utomo dkk 2006), sedangkan sumber

Lebih terperinci

Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis

Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ikan hias merupakan salah satu komoditi perikanan yang prospektif untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari meningkatnya minat terhadap komoditi ikan ini

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan masing-masing menggunakan delapan ulangan, yaitu : 1) Perlakuan A dengan warna

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN PLANKTON UNTUK PEMBENIHAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA

EFISIENSI PENGGUNAAN PLANKTON UNTUK PEMBENIHAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA 869 Efisiensi penggunaan plankton untuk pembenihan... (Suko Ismi) EFISIENSI PENGGUNAAN PLANKTON UNTUK PEMBENIHAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA ABSTRAK Suko Ismi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Kadar protein tertinggi terdapat pada pakan perlakuan D (udang rebon 45%) yaitu dengan persentase sebesar 39,11%. Kemudian diikuti pakan perlakuan C (udang rebon 30%)

Lebih terperinci

DAMPAK MINYAK BUAH MERAH, Pandanus conoideus Lam PADA PERFORMA YUWANA KERAPU SUNU, Plectropomus leopardus

DAMPAK MINYAK BUAH MERAH, Pandanus conoideus Lam PADA PERFORMA YUWANA KERAPU SUNU, Plectropomus leopardus Full Paper 1 DAMPAK MINYAK BUAH MERAH, Pandanus conoideus Lam PADA PERFORMA YUWANA KERAPU SUNU, Plectropomus leopardus THE IMPACT OF Pandanus conoideus Lam OIL TO JUVENILE PERFORMANCE OF CORAL TROUT GROUPER,

Lebih terperinci

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) 1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),

Lebih terperinci

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork) Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 4, No. 2, Agustus 2013 ISSN : 2086-3861 APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork) APPLICATION USE DIFFERENT

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Mei 2013 dilaksanakan di Hatchery Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

PENDEDERAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus, PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA

PENDEDERAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus, PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA 381 Pendederan kerapu macan pada hatcheri skala rumah tangga (Anak Agung Alit) PENDEDERAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus, PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA Anak Agung Ketut Alit Balai Besar Riset

Lebih terperinci

PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA) 739 Penentuan pemberian pakan dan ukuran benih... (Ketut Suwirya) PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG

Lebih terperinci

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA 419 Pendederan ikan beronang dengan ukuran tubuh benih... (Samuel Lante) ABSTRAK PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA Samuel Lante, Noor Bimo Adhiyudanto,

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu: a. Lama pemberian pakan berkarotenoid

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50 hari di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Materi Penelitian

METODE PENELITIAN. Materi Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2006, di PT Centralpertiwi Bahari yang berlokasi di Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan.

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) X (1): ISSN:

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) X (1): ISSN: 134 Short Paper PENGARUH PERBEDAAN AWAL PEMBERIAN ARTEMIA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN PADA PEMELIHARAAN LARVA IKAN KLON (Amphiprion ocellaris) THE EFFECT OF INITIAL TIME DIFFERENCE OF ARTEMIA PROVIDE

Lebih terperinci

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(2): 99 204 (2008) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 99 PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA

Lebih terperinci

Efektivitas Penambahan Ekstrak Buah Pepaya Pada Pakan Terhadap Peningkatan Kecerahan Ikan Badut (Amphiprion ocellaris)

Efektivitas Penambahan Ekstrak Buah Pepaya Pada Pakan Terhadap Peningkatan Kecerahan Ikan Badut (Amphiprion ocellaris) Efektivitas Penambahan Ekstrak Buah Pepaya Pada Pakan Terhadap Peningkatan Kecerahan Ikan Badut (Amphiprion ocellaris) The Effectiveness Of The Addition Extract Of Papaya On Feeding To Increased Brightness

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan

Lebih terperinci

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) Oleh Adi Hardiyanto, Marwa dan Narulitta Ely ABSTRAK Induk ikan mandarin memanfaatkan pakan untuk reproduksi. Salah satu

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 1, Maret 2014 Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus DI KERAMBA JARING APUNG

PENGEMBANGAN DAN APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus DI KERAMBA JARING APUNG 639 Aplikasi pakan buatan untuk budidaya ikan kerapu... (Tatam Sutarmat) PENGEMBANGAN DAN APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus DI KERAMBA JARING APUNG ABSTRAK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2 11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 109-114 ISSN : 2088-3137 PENGARUH KEPADATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA PENDEDERAN

Lebih terperinci

Produksi Masal Larva Ikan Kerapu Pasir (Epinephelus Corallicola) dengan Ukuran Bak Berbeda

Produksi Masal Larva Ikan Kerapu Pasir (Epinephelus Corallicola) dengan Ukuran Bak Berbeda Produksi Masal Larva Ikan Kerapu Pasir (Epinephelus Corallicola) dengan Ukuran Bak Berbeda Irwan Setyadi Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol PO. Box. 140 Singaraja-Bali, E-mail : i.setyadi@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LARVA IKAN KLOWN ( Amphiprion percula) DENGAN PAKAN ALAMI YANG BERBEDA

PEMELIHARAAN LARVA IKAN KLOWN ( Amphiprion percula) DENGAN PAKAN ALAMI YANG BERBEDA Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jra PEMELIHARAAN LARVA IKAN KLOWN ( Amphiprion percula) DENGAN PAKAN ALAMI YANG BERBEDA Ketut Maha Setiawati #, Gunawan, dan Jhon Harianto

Lebih terperinci

Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat Kelangsungan Hidup BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2017 Pengadaan Pakan Ikan Tuna Sirip Kuning, Kerapu Sunu Dan Bandeng Pada Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were. II. METODOLOGI 2.1 Materi Uji Sumber genetik yang digunakan adalah ikan nilem hijau dan ikan nilem were. Induk ikan nilem hijau diperoleh dari wilayah Bogor (Jawa Barat) berjumlah 11 ekor dengan bobot

Lebih terperinci

PRODUKSI MASAL LARVA IKAN KERAPU PASIR (Epinephelus Corallicola) DENGAN UKURAN BAK BERBEDA

PRODUKSI MASAL LARVA IKAN KERAPU PASIR (Epinephelus Corallicola) DENGAN UKURAN BAK BERBEDA PRODUKSI MASAL LARVA IKAN KERAPU PASIR (Epinephelus Corallicola) DENGAN UKURAN BAK BERBEDA Irwan Setyadi Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol PO. Box. 140 Singaraja-Bali, E-mail : i.setyadi@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA Chironomus sp.

PENGARUH MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA Chironomus sp. Jurnal Pengaruh Akuakultur media yang Indonesia, berbeda 5(2): terhadap 113-118 kelangsungan (2006) hidup Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 113 http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Koi 2.1.1 Klasifikasi Klasifikasi merupakan pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri yang dimilikinya. Klasifikasi adalah lanjutan dari identifikasi. Nenek moyang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai bulan Januari 2015 bertempat di Desa Toto Katon, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berikut adalah hasil dari perlakuan ketinggian air yang dilakukan dalam penelitian yang terdiri dari beberapa parameter uji (Tabel 5). Tabel 5. Pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

Pengaruh Pemotongan Sirip Terhadap Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

Pengaruh Pemotongan Sirip Terhadap Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Pengaruh Pemotongan Sirip Terhadap Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) ENGGAR PATRIONO, ENDRI JUNAIDI, DAN ASRI SETIORINI Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan,

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA 825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad

Lebih terperinci

THE EFFECT OF DIFFERENT FEEDING ON GROWTH AND COLOR OF GUPPY FISH (Poecilia reticulata)

THE EFFECT OF DIFFERENT FEEDING ON GROWTH AND COLOR OF GUPPY FISH (Poecilia reticulata) THE EFFECT OF DIFFERENT FEEDING ON GROWTH AND COLOR OF GUPPY FISH (Poecilia reticulata) By Rahmat Septiyan 1), Rusliadi 2, dan Iskandar Putra 2) Laboratory Aquaculture of Technology Fisheries and Marine

Lebih terperinci

USAHA PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN KERAPU SUNU, Plectropomus leopardus DI INDONESIA

USAHA PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN KERAPU SUNU, Plectropomus leopardus DI INDONESIA 307 Usaha pengembangan budidaya ikan kerapu sunu di Indonesia (Ketut Suwirya) USAHA PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN KERAPU SUNU, Plectropomus leopardus DI INDONESIA ABSTRAK Ketut Suwirya dan Nyoman Adiasmara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) 2.1.1. Klasifikasi Secara biologis ikan lele dumbo mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis lele lainnya, yaitu lebih mudah dibudidayakan

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1. Kualitas Warna Perubahan warna ikan maskoki menjadi jingga-merah terdapat pada perlakuan lama pemberian pakan berkarotenoid 1, 2 dan 4 hari yaitu sebanyak 11,

Lebih terperinci

UJI PERBANDINGAN PAKAN PELLET DAN CUMI-CUMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN KERAPU MACAN (Efinephelus fuscoguttatus)

UJI PERBANDINGAN PAKAN PELLET DAN CUMI-CUMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN KERAPU MACAN (Efinephelus fuscoguttatus) UJI PERBANDINGAN PAKAN PELLET DAN CUMI-CUMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN KERAPU MACAN (Efinephelus fuscoguttatus) Oleh Jerri H, M. Agus, Komariyah (Fakultas Perikanan Universitas

Lebih terperinci

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung Surel: ABSTRACT

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung Surel: ABSTRACT PENGARUH PEMBERIAN NAUPLII Artemia sp. YANG DIPERKAYA SUSU BUBUK TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA UDANG VANNAMEI ( Litopenaeus vannamei) Marta Purnama Sari 1), Wardiyanto 2) dan Abdullah

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil dari penelitian yang dilakukan berupa parameter yang diamati seperti kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman

Lebih terperinci

TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA UNTUK PENINGKATAN MUTU BENIH KERAPU PADA PRODUKSI MASSAL SECARA TERKONTROL

TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA UNTUK PENINGKATAN MUTU BENIH KERAPU PADA PRODUKSI MASSAL SECARA TERKONTROL 331 Teknik pemeliharaan larva untuk peningkatan mutu benih... (Suko Ismi) TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA UNTUK PENINGKATAN MUTU BENIH KERAPU PADA PRODUKSI MASSAL SECARA TERKONTROL ABSTRAK Suko Ismi dan Yasmina

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Larva Rajungan. Jenis Stadia dan Lama Waktu Perkembangan Larva

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Larva Rajungan. Jenis Stadia dan Lama Waktu Perkembangan Larva TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Larva Rajungan Jenis Stadia dan Lama Waktu Perkembangan Larva Tingkat perkembangan rajungan pada umumnya tidak berbeda dengan kepiting bakau. Perbedaannya hanya pada fase

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2012. Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian negara di sektor non migas. Ikan hias

Lebih terperinci

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi 56 Jurnal Akuakultur Indonesia 9 (1), 56 60 (2010) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Perubahan Warna Pengamatan selama 50 hari terhadap tingkat perubahan warna ikan koi varietas Kohaku telah dilakukan dengan menggunakan Toca Colour Finder yang telah

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan 17 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Lapang Pusat Studi Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (PSIK IPB) Ancol Jakarta Utara pada bulan Juli Oktober

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2012. Penelitian dilaksanakan di Ruang Penelitian, Hanggar 2, Balai Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract Pengaruh Penambahan Probiotik EM-4 (Evective Mikroorganism-4) Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurame (Osprhronemus gouramy) Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya 2 1 Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Pertumbuhan Panjang Benih Ikan Betok Pertumbuhan panjang benih ikan betok yang diberi perendaman rhp dengan dosis 12 mg/l melalui pakan alami rotifera air tawar

Lebih terperinci

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani** PENGARUH PENAMBAHAN KIJING TAIWAN (Anadonta woodiana, Lea) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**,

Lebih terperinci

M.A. Suprayudi, E. Mursitorini dan D. Jusadi

M.A. Suprayudi, E. Mursitorini dan D. Jusadi Jurnal Pengaruh Akuakultur pengkayaan Indonesia, Artemia 5(2): sp. 119126 (2006) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 119 http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH PENGKAYAAN Artemia

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar produksi induk ikan lele dumbo kelas induk

Lebih terperinci

KE DUA (F-2) DALAM MENUNJANG TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN KERAPU

KE DUA (F-2) DALAM MENUNJANG TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN KERAPU 605 Pengamatan diameter sel telur calon induk ikan kerapu bebek... (Tridjoko) PENGAMATAN DIAMETER SEL TELUR CALON INDUK IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) TURUNAN KE DUA (F-2) DALAM MENUNJANG TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

PEMBERIAN SENYAWA TAURINE PADA PAKAN ALAMI DAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN GURAMI (Osprhonemus gouramy)

PEMBERIAN SENYAWA TAURINE PADA PAKAN ALAMI DAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN GURAMI (Osprhonemus gouramy) Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PEMBERIAN SENYAWA TAURINE PADA PAKAN ALAMI DAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN GURAMI Serli Widyasti 1, E. L. Widastuti 2, M.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 1 Oktober 2015 ISSN: 2302-3600 PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding

Lebih terperinci

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan terkait dengan faktor luar dan dalam

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga PENDAHULUAN Latar Belakang Produksi udang di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menyatakan, pencapaian produksi udang nasional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Clownfish Klasifikasi Clownfish menurut Burges (1990) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Perciformes

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan terhadap ikan didapatkan suatu parameter pertumbuhan dan kelangsungan hidup berupa laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang mutlak dan derajat kelangsungan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemberian pakan buatan di BBAP Situbondo dilakukan bulan Oktober sampai Desember 2008. Sedangkan untuk pada bulan Agustus-September induk diberi perlakuan pakan rucah

Lebih terperinci

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda Yogi Himawan, Khairul Syahputra, Didik Ariyanto Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Lemak dan minyak merupakan makanan yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter) 9 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut adalah hasil dari perlakuan padat tebar yang dilakukan dalam penelitian yang terdiri dari parameter biologi, parameter kualitas air dan parameter ekonomi.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1 Pertumbuhan benih C. macropomum Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari pemeliharaan disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Pertumbuhan C.

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini meliputi tahap bahan dan alat, persiapan wadah pemeliharaan, ikan uji, rancangan pakan perlakuan, dan tahap pemeliharaan ikan serta pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan. 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar SNI : 02-6730.3-2002 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Jl. Peta No. 83, Bandung, Jawa Barat 40232, selama 20 hari pada bulan Maret April 2013. 3.2 Alat dan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian 2.1.1 Alat dan Bahan Bahan yang akan digunakan pada persiapan penelitian adalah kaporit, sodium thiosulfat, detergen, dan air tawar. Bahan yang digunakan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya ikan dapat dijadikan alternatif usaha yang dapat memberikan keuntungan dan memiliki prospek jangka panjang yang baik. Hal ini dikarenakan atas permintaan produk

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia Maintenance Juveniles of Freshwater Crayfish (Cherax quadricarinatus) Using Biofilter Kijing Taiwan (Anadonta woodiana, Lea) With System of Recirculation By Yunida Fakhraini 1), Rusliadi 2), Iskandar Putra

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laju Pertumbuhan Mutlak Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang (Clarias sp), selama 10 hari dengan menggunakan tiga perlakuan yakni perlakuan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di LaboratoriumPembenihan Ikan Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan Maret sampai

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Gedung 4 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jatinangor. Pelaksanaan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS WARNA IKAN RAINBOW MERAH (Glossolepis incisus, Weber 1907) MELALUI PENGKAYAAN SUMBER KAROTENOID TEPUNG KEPALA UDANG DALAM PAKAN

PENINGKATAN KUALITAS WARNA IKAN RAINBOW MERAH (Glossolepis incisus, Weber 1907) MELALUI PENGKAYAAN SUMBER KAROTENOID TEPUNG KEPALA UDANG DALAM PAKAN PENINGKATAN KUALITAS WARNA IKAN RAINBOW MERAH (Glossolepis incisus, Weber 1907) MELALUI PENGKAYAAN SUMBER KAROTENOID TEPUNG KEPALA UDANG DALAM PAKAN [Color quality improvement of red rainbow fish (Glossolepis

Lebih terperinci

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Genus : Carassius, dan Spesies : Carassius auratus Linnaeus. Ikan mas koki memiliki bentuk badan pendek dan gemuk dengan perangkat

TINJAUAN PUSTAKA. Genus : Carassius, dan Spesies : Carassius auratus Linnaeus. Ikan mas koki memiliki bentuk badan pendek dan gemuk dengan perangkat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aspek Biologi Ikan Mas Koki 1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas Koki Taksonomi atau klasifikasi ikan mas koki menurut Axelrod dan Schultz (1983) dalam Sufianto (2008) yaitu Filum

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN ASTAXANTHIN PADA PENINGKATAN KECERAHAN WARNA IKAN BADUT (Amphiprion ocellaris) ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBERIAN ASTAXANTHIN PADA PENINGKATAN KECERAHAN WARNA IKAN BADUT (Amphiprion ocellaris) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 1 Oktober 2014 ISSN: 2302-3600 EFEKTIVITAS PEMBERIAN ASTAXANTHIN PADA PENINGKATAN KECERAHAN WARNA IKAN BADUT (Amphiprion ocellaris) Erma

Lebih terperinci

APLIKASI PAKAN BUATAN PADA PEMELIHARAAN LARVA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus

APLIKASI PAKAN BUATAN PADA PEMELIHARAAN LARVA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus 645 Aplikasi pakan buatan pada pemeliharaan larva ikan kerapu macan (Irwan Setyadi) APLIKASI PAKAN BUATAN PADA PEMELIHARAAN LARVA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus ABSTRAK Irwan Setyadi, Bejo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Purwodadi Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik RT 01 RW 01 selama 28 hari pada bulan Desember 2016 Januari 2017

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 185-190 ISSN : 2088-3137 PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG REBON PADA PAKAN BUATAN TERHADAP NILAI CHROMA IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) Imam Sholichin*,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2013 sampai dengan Mei 2013 di Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat di Laboratorium Basah Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 2.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan, dimulai dengan pemeliharaan udang vaname ke stadia uji, persiapan wadah dan media, pembuatan pakan meniran, persiapan

Lebih terperinci