ENDAPAN MAGMATIK CAIR. Tubuh intrusi mafik-ultramafik pada craton. Endapan yang berhubungan dengan batuan beku ultramafik-mafik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ENDAPAN MAGMATIK CAIR. Tubuh intrusi mafik-ultramafik pada craton. Endapan yang berhubungan dengan batuan beku ultramafik-mafik"

Transkripsi

1 ENDAPAN MAGMATIK CAIR Materi perkuliahan TE Genesa Bahan Galian Prodi Teknik Pertambangan, FTTM-ITB Endapan yang berhubungan dengan batuan beku ultramafik-mafik o Terbentuk sepanjang proses fractional crystallization of magmas. o Endapan segregrasi magma : semua endapan yang terbentuk melalui kristalisasi langsung dari magma. o Biasanya terbentuk langsung pada dapur magma atau berupa tubuh intrusi yang dalam dan mungkin juga extrusive flows. o Mineral bijih dapat terkonsentrasi melalui proses gravity settling, liquid immiscibility atau melalui tekanan (filter pressing). o Logam yang umum ditemukan pada batuan ultramafik : chromite, ilmenite, apatite, diamond, nickel, copper dan PGE. o Logam yang berasosiasi dengan batuan beku intermediate antara lain magnetit, hematite, dan beberapa mineral aksesories antara lain zircon, monazite, uraninite dan cassiterite. GBG Endapan Magmatik Cair 1 GBG Endapan Magmatik Cair 2 Endapan yang berhubungan dengan batuan beku mafik-ultramafik Secara umum, tipe endapan ini berada pada 2 (dua) lingkungan utama, yaitu ; Pada massa cratonic (atau pada kerak benua), Layered Mafic Intrusions Tipe Sudbury (Canada) ; Nikel sulfida Tipe Bushveld (Afsel) ; Nikel, PGE, Copper, Chromite. Tipe Great Dyke (Zimbabwe) ; Chromite Anorthosites-Titanium Kimberlites-Diamond Pada kerak samudera (komplek ophiolite). Podiform (Alpine-type) Chromite GBG Endapan Magmatik Cair 3 Tubuh intrusi mafik-ultramafik pada craton Layered Mafic Intrusions Tipe Sudbury Endapan Nikel Sulfida GBG Endapan Magmatik Cair 4 1

2 Endapan Nikel Sulfida Tipe Sudbury Merupakan kompleks intrusi yang besar (60 x 27 km). Terdiri dari augite-norite (lower zone), quartz-gabbro (middle zone) dan granophyre (felsic hypabissal; upper zone). Bijih Nikel Sulfida terendapkan sebagai produk dari immiscible silicate-sulfida. Tubuh bijih bergradasi menuju massive ke arah bawah. Mineral bijih utama; pyrrothite (Fe 1-x S), petlandite (Fe,Ni) 9 S 8, dan chalcopyrite (CuFeS 2 ). Mineral magnetite (Fe 3 O 4 ) umumnya muncul intergrown dengan mineral-mineral sulfida. GBG Endapan Magmatik Cair 5 GBG Endapan Magmatik Cair 6 Silikat Billiard Ball Model of Sulphide Segregation Net-textured ore Immiscible silicate-sulfida Sulfida GBG Endapan Magmatik Cair 7 GBG Endapan Magmatik Cair 8 2

3 Posisi relatif Magmatik Sulfida Sudbury Complex GBG Endapan Magmatik Cair 9 GBG Endapan Magmatik Cair 10 Typical magmatic Ni-Cu sulphide ore textures Tonnages and Ni grades of global magmatic Ni-Cu sulphide deposits A. disseminated sulphides, B. matrix-textured sulphides, C. massive sulphides, D. sulphide breccia GBG Endapan Magmatik Cair 11 GBG Endapan Magmatik Cair 12 3

4 Tonnages and Cu grades of global magmatic Ni-Cu sulphide deposits Tubuh intrusi mafik-ultramafik pada craton Layered Mafic Intrusions Tipe Bushveld (Nikel, PGE, Copper, Chromite) GBG Endapan Magmatik Cair 13 GBG Endapan Magmatik Cair 14 Bushveld Complexs Merupakan 98% dari total sumberdaya chromite dunia. Rumus umum : (Mg,Fe 2+ )(Cr,Al,Fe 3+ ) 2 O 4 dan mengandung 15 s/d 60 wt% Cr 2 O 3 dengan kandungan kecil nikel, titanium, seng, cobalt dan manganese. Merupakan chromite stratiform (sebagai lapisan tipis dengan ketebalan beberapa cm s/d 2 meter). Total lapisan yang mengandung chromite adalah 29 lapisan. Di atas lapisan ini terdapat lapisan pembawa pembawa platinum. Di dekat permukaan terendapkan lapisan magnetite. Bijih nikel memiliki kadar yang lebih rendah daripada Sudburry type, tetapi menjadi ekonomis karena berasosiasi dengan Cu + PGE. GBG Endapan Magmatik Cair 15 Bushveld Complexs The Bushveld Complex is a mafic/ultramafic layered intrusion (2060 Ma) that extends over an area of 240 by 350 km. The Complex's total thickness of over 7 km is made up of four stratigraphic zones: (1) the Lower Zone of bronzitites, harzburgites and dunites, (2) the Critical Zone of chromitite, pyroxenite, norite and anorthosite, and includes the Merensky Reef and UG-2 chromitite as well as numerous additional chromitites, (3) the Main Zone of norite and gabbronorite with minor anorthosite and pyroxenite, and (4) the Upper Zone of anorthosite, leucogabbro and diorite, notable for numerous magnetitite layers up to 6 m thick. GBG Endapan Magmatik Cair 16 4

5 GBG Endapan Magmatik Cair 17 GBG Endapan Magmatik Cair 18 The whole of the sequence represents a simple progression of cumulus minerals, but the actual succession of layered units is complex. Much of the Critical Zone is made up of cyclic units, each consisting of all or part of an upward sequence of chromitite, pyroxenite, norite and anorthosite. GBG Endapan Magmatik Cair 19 GBG Endapan Magmatik Cair 20 5

6 Tonnages and PGE grades of global magmatic PGE deposits The Merensky Reef occurs near the top of the upper part of the Critical Zone, and the UG-2 chromitite at varying depths below the Merensky. The Merensky Reef lies at the base of the Merensky cyclic unit, below the basal pyroxenite. GBG Endapan Magmatik Cair 21 GBG Endapan Magmatik Cair 22 Tubuh intrusi mafik-ultramafik pada craton Layered Mafic Intrusions Tipe Great Dyke (Zimbabwe) Endapan Chromite Tipe Great Dyke (Zimbabwe) Merupakan dyke-like intrusions. Tubuh intrusi ; 480 km (panjang) dan lebar sekitar 5,8 km. Intrusi dyke (yang merupakan sekuen dari batuan ultramafik) menerobos batuan samping berupa granit. Komoditi utama adalah chromite. Layer-layer yang mengandung chromite terdapat di sepanjang intrusi dengan individual layer muncul dengan ketebalan berkisar dari 5 cm s/d 1 meter. GBG Endapan Magmatik Cair 23 GBG Endapan Magmatik Cair 24 6

7 Tipe Great Dyke (Zimbabwe) Tubuh intrusi mafik-ultramafik pada craton Anorthosites-Titanium GBG Endapan Magmatik Cair 25 GBG Endapan Magmatik Cair 26 Anorthosites-Titanium Merupakan produk dari segregrasi magma berupa titanium-bearing magnetite and hematite, yang terdiri dari ilmenite (FeTiO 3 ) atau rutile (TiO 2 ). Assosiasi mineral pembawa titanium dengan konsentrasi yang significant terdapat pada magmatic anorthosites (plagioklas An ). Magmatic anorthosites ini dapat berupa 2 jenis, yaitu : Pada bagian atas suatu lapisan batuan mafic (Layered Mafic Intrusions), terbentuk setelah mineral-mineral mafik terkristalkan dan mengendap, Terbentuk akibat mengapungnya kristal-kristal plagioklas pada dapur magma. Pada batuan anorthite massif, yang terdapat dalam bentuk pluton yang mengandung plagioklas andesine atau labradorite (An ). GBG Endapan Magmatik Cair 27 GBG Endapan Magmatik Cair 28 7

8 ENDAPAN INTAN Kimberlite & Lamproite Endapan Intan (Diamond) Intan merupakan mineral terkeras (skala mosh = 10). Terbentuk akibat dari Kristalisasi Magma. Pada awalnya, seluruh potensi (endapan) intan diyakini berasosiasi dengan kimberlite saja. Endapan intan juga berasosiasi dengan lamproite di Arkansas dan Western Australia. Berbentuk pipe-like diatreme. Tidak semua kimberlites pipe mengandung intan. Hampir 90% produksi intan dunia berasal dari endapan placer yang merupakan hasil pelapukan kimberlite. GBG Endapan Magmatik Cair 29 GBG Endapan Magmatik Cair 30 Kimberlite & Lamproite Kimberlite Host rock: Potassic Ultrabasic. Mengandung megacrysts olivine, enstatite, Cr-rich diopsite, phlogopyte, pyrope-almandine dan Mg-rich ilmenite dalam suatu matrik halus. Mineral utama olivine, phlogopite, calcite, serpentenite, diopsite, monticellite, apatite, spinel, dan ilmenit. Mineral petunjuk (indikator); redbrown pyrope, purple-red chromium pyrope, Mg-rich ilmenite, chromium diopside. Lamproite GBG Endapan Magmatik Cair 31 Host rock: Potash- dan Magnesiarich lamprophyric vulkanik atau hypabissal. Mengandung phenocryst dan/atau masa dasar berupa leucite, Ti-rich phlogopite, clinopyroxene, amphibole (Ti-rich, potassic), olivine dan sanidine. Mineral aksesoris: patite, nepheline, spinel, dan ilmenit. Intan biasanya muncul sebagai mineral aksesoris pada xenolith dan xenocrysts termasuk olivin, pyroxene, garnet dan spinel. Kimberlite & Lamproite (terminologi) Megacryst : kris tal-kristal pada batuan beku atau metamorf yang secara signifikan lebih besar daripada matrik di sekitarnya. Phenocryst : Kristal yang besar pada batuan porfiritik. Xenolith : Inklusi fragmen batuan pada batuan beku yang secara genetik tidak berhubungan. Xenocrysts : Inklusi kristal pada batuan beku yang secara genetik tidak berhubungan. Olivine Pyroxene Clinopyroxene Amphibole deretan mineral pada batuan basaltik (lihat deret Bowen) Monticellite (CaMgSiO 4 memiliki struktur tipe olivin). Ilmenite (FeTiO 3 ) mineral aksesoris yg umum dijumpai pada batuan plutonik. Enstatite (Mg 2 Si 2 O 6 magnesium silikat dalam batuan mafik-ultramafik. GBG Endapan Magmatik Cair 32 Pyrope (Grup garnet, magnesium alumunium silikat pada batuan peridotit. Serpentenite Garnierit ; pada lingkungan batuan ultramafik. Nepheline (Silikat (Na,K)AlSiO 4 pada lingkungan pegmatit. Spinel (MgAl 2 O 4 ) high pressure ultramafic rock. Diopsite (CaMgSi 2 O 6 ) pada lingkungan metamorfik kontak. Phlogopite (Silikat, Grup Mika) pada lingkungan metamorfik. Almandine (Grup garnet, iron alumunium silikat pada lingkungan metamorfik Leucite (Potassium aluminum silikat) Sanidine (Potassium alumunium silikat) potassium feldspar high temperatur. Apatite Group mineral yang stabil pada banyak lingkungan pembentukan. 8

9 GBG Endapan Magmatik Cair 33 GBG Endapan Magmatik Cair 34 Pipe-like diatreme Suatu morfologi (bentuk) seperti kawah yang terisi oleh sedimen, Kedalaman endapan sedimen kurang lebih 300 meter. Sedimen pengisi umumnya berupa aglomerat, yaitu fragmen berbentuk bundar dengan matrik halus. Di bawah kawah ini terdapat suatu bentuk pipa atau wortel (~ carrot-shape) yang relatif vertikal (dip > 80 0 ) dengan kedalaman dapat mencapai lebih dari 2 km. Badan magmatik kimberlite kadang-kadang masih terlihat dengan bentuk seperti akar pada pipa; berupa aglomerat atau sill atau dyke. Pipe-like diatreme Sketsa kimberlite diatreme (pipe) atau (carrot-shape) dan kawah volkanik (maar) yang dikelilingi oleh sayap berupa tuff. Kawah ini bisa mencapai 2 km lebar. GBG Endapan Magmatik Cair 35 GBG Endapan Magmatik Cair 36 9

10 Pipe-like diatreme Pipe-like diatreme GBG Endapan Magmatik Cair 37 GBG Endapan Magmatik Cair 38 Contoh endapan Lamproite (Argyle, AK-1 pipe, Western Australia) Proses terbentuknya intan? Terdapat pada batuan dengan umur Proterozoic (1200 Ma). Ukuran kawah : Panjang 1600 m dan lebar m. Intan diperkirakan terbentuk sebagai hasil partial melting. Pada P dan T yang tinggi ( K dan 3.5 Gpa) ~ equivalen dengan luasan area 60 km 2 dengan kedalaman 117 km. Ada 2 kemungkinan proses pembentukan (masih dalam perdebatan), yaitu; Langsung terkristalkan dari magma (phenocrysts) Terbentuk sebagai exotic fragments yang berasal dari daerah yang stabil pada mantel yang lebih atas (xenocrysts). Intan tumbuh dengan stabil di mantel atas pada eklogit (batuan yang tersusun dari garnet dan piroksen) dan batuan ultramafic, Kimberlite pipe terbentuk akibat adanya proses explosive material deep mantle yang berasal dari asthenosphere (mungkin lebih dari 200 km dibawah permukaan bumi) dan kemungkinan adanya degassing CO-CO 2 -H 2 -H 2 O, terjadi di bawah tekanan kbar dan > 1500 C. GBG Endapan Magmatik Cair 39 GBG Endapan Magmatik Cair 40 10

11 Endapan yang berhubungan dengan batuan beku mafik-ultramafik Secara umum, tipe endapan ini berada pada 2 (dua) lingkungan utama, yaitu ; Pada massa cratonic (atau pada kerak benua), Layered Mafic Intrusions Tipe Sudbury (Canada) ; Nikel sulfida Tipe Bushveld (Afsel) ; Nikel, PGE, Copper, Chromite. Tipe Great Dyke (Zimbabwe) ; Chromite Anorthosites-Titanium Kimberlites-Diamond Pada kerak samudera (komplek ophiolite). Podiform (Alpine-type) Chromite GBG Endapan Magmatik Cair 41 Endapan Chromite Podiform (Alpine Type) Secara tektonik, endapan tipe podiform ini berasosiasi dengan lingkungan (komplek) ophiolite. Berbeda dengan endapan pada tipe stratiform yang terbentuk pada zona (lingkungan) tektonik yang stabil, endapan tipe podiform ini umumnya terbentuk pada active belt (mobile belt) seperti pada mid-oceanic atau back arc spreading. Podiform chromitites terbentuk di sepanjang busur kepulauan dan pada sabuk pergunungan yang selalu bergerak pada umur Palaeozoic atau lebih muda. Tetapi, hampir semua endapan chromite yang bernilai ekonomis tinggi terdapat pada bentuk stratiform chromite, berumur Precambrian dan pada lingkungan yang stabil. GBG Endapan Magmatik Cair 42 Ophiolite Pembentukan Ophiolite dan assosiasi endapan Ophiolite bukanlah sebuah nama batuan, tetapi merupakan suatu assemblage. Ophiolite adalah suatu kumpulan tertentu (distinctive assemblage) yang terdiri dari batuan mafik-ultramafik dengan minor batuan beku sodium-rich dan berasosiasi dengan batuan-batuan sedimen laut pelagic. Pelagic oceanic sedimentary rock = batuan sedimen laut dalam yang berukuran halus dimana tidak ada indikasi keberadaan vegetasi. Komplek ophiolite umumnya berasosiasi dengan facies-facies pada laut dalam seperti rijang (chert), shale dan micritic limestones. Micritic limestones = batu gamping yang didominasi oleh ukuran butir yang sangat halus yang berasal dari presipitasi kalsit secara kimiawi. Podiform chromitite terdapat pada batuan dunite. GBG Endapan Magmatik Cair 43 GBG Endapan Magmatik Cair 44 11

12 Mekanisme generasi dan kristalisasi magma pada pembentukan oceanic lithosphere Kompleks Ophiolite Dari bawah ke atas ; Kompleks batuan ultramafik, yang terdiri dari ; harzburgite (batuan peridotit yang didominasi oleh olivin dan piroksen), dunite (suatu batuan ultrabasik yang memperlihatkan kandungan magnesium-rich olivine dengan kandungan kromit), fabric metamorfik tektonik, serta serpentinite dengan jumlah yang bervariasi. Kompleks gabbroic, biasanya berlapis berupa akumulasi kristal-kristal akibat gravity settling yang mengandung peridotite dan piroksen. Kompleks mafic sheeted-dyke, yang terdiri dari kumpulan dyke-dyke diabas membentuk zona-zona terpisah antara gabbro-plagiogranite dan ditutupi oleh pillow lava (exstrusive). GBG Endapan Magmatik Cair 45 GBG Endapan Magmatik Cair 46 Podiform Chromite Podiform Chromite pada kompleks ophiolite Podiform chromites = Alpine-type chromite, Podiform chromitites terbentuk di sepanjang busur kepulauan atau pada sabuk pergunungan yang mobile (Palaeozoic atau lebih muda). Umumnya ditemukan pada ophiolite dunite (batuan ultrabasik magnesium-rich olivine) atau pada tubuh batuan harzburgite (peridotit yang didominasi olivin dan piroksen). Harzburgite atau batuan dunite yang mengandung chromite merupakan produk dari partial melting pada kerak samudera atau pada marginal basin ridges atau berhubungan dengan aktivitas hot spot pada kerak samudera. Tubuh bijih yang terbentuk pada umumnya tabular, pencilshaped, irregular. Rumus umum : (Mg,Fe 2+ )(Cr,Al,Fe 3+ ) 2 O 4. GBG Endapan Magmatik Cair 47 GBG Endapan Magmatik Cair 48 12

13 Podiform Chromite Podiform Chromite yang Berasosiasi dengan Massive Sulphide Cyprus Type GBG Endapan Magmatik Cair 49 GBG Endapan Magmatik Cair 50 References Anthony M. Evans., Ore geology and Industrial Minerals (An Introduction)., 1994 Charles S. Hutchinson., Economic Deposits and Their Tectonic Setting., 1987 Frederick J. Sawkins., Metal Deposits in Relation to Plate Tektonics., 1990 John M. Guilbert and Charles F. Park Jr., ORE DEPOSIT., 1986 O. Roger Eckstrand And Larry Hulbert., Magmatic Nickel-Copper-Platinum Group Elements Deposits., Geological Survey of Canada. GBG Endapan Magmatik Cair 51 13

A. BATUAN BEKU ULTRABASA (ULTRAMAFIK)

A. BATUAN BEKU ULTRABASA (ULTRAMAFIK) A. BATUAN BEKU ULTRABASA (ULTRAMAFIK) Batuan Beku Ultrabasa (Ultramafik) adalah batuan beku dan meta -batuan beku dengan sangat rendah kandungan silika konten (kurang dari 45%), umumnya > 18% Mg O, tinggi

Lebih terperinci

ENDAPAN MAGMATIK Kromit, Nikel sulfida, dan PGM

ENDAPAN MAGMATIK Kromit, Nikel sulfida, dan PGM ENDAPAN MAGMATIK Kromit, Nikel sulfida, dan PGM Adi Prabowo Jurusan Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta MENDALA METALOGENIK (Metallogenic Province) suatu area yang dicirikan oleh

Lebih terperinci

OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT SiO2 72,08 51,86 48,36

OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT SiO2 72,08 51,86 48,36 PENGERTIAN BATUAN BEKU Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan

Lebih terperinci

MAGMA GENERATION. Bab III : AND SEGREGATION

MAGMA GENERATION. Bab III : AND SEGREGATION MAGMA GENERATION Bab III : AND SEGREGATION VOLCANIC SYSTEM Parfitt, 2008 Chapter 3 : Magma Generation and Segregation MEKANISME PELELEHAN MAGMA Temperatur di mana pelelehan pertama dimulai pada batuan

Lebih terperinci

DERET BOWEN DAN KLASIFIKASI BATUAN BEKU ASAM DAN BASA

DERET BOWEN DAN KLASIFIKASI BATUAN BEKU ASAM DAN BASA DERET BOWEN DAN KLASIFIKASI BATUAN BEKU ASAM DAN BASA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah mineralogi Dosen pengampu : Dra. Sri Wardhani Disusun oleh Vanisa Syahra 115090700111001

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN ENDAPAN PEGMATIT

BAB II PEMBAHASAN ENDAPAN PEGMATIT BAB II PEMBAHASAN ENDAPAN PEGMATIT Pegmatit adalah suatu endapan dari batuan beku yang biasanya bersifat granitic dan memiliki ukuran kristal yang sangat kasar (>2,5 cm). Pegmatit terbentuk ketika tahap

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Siklus batuan, tanda panah hitam merupakan siklus lengkap, tanda panah putih merupakan siklus yang dapat terputus.

Gambar 2.1 Siklus batuan, tanda panah hitam merupakan siklus lengkap, tanda panah putih merupakan siklus yang dapat terputus. 2. Batuan Beku 2.1 Batuan Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral, yang merupakan bagian dari kerak bumi. Terdapat tiga jenis batuan yang utama yaitu : batuan beku (igneous rock), terbentuk

Lebih terperinci

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, api) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan

Lebih terperinci

Siklus Batuan. Bowen s Reaction Series

Siklus Batuan. Bowen s Reaction Series Siklus Batuan Magma di dalam bumi dan magma yang mencapai permukaan bumi mengalami penurunan temperatur (crystallization) dan memadat membentuk batuan beku. Batuan beku mengalami pelapukan akibat hujan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan praktikum mineral optik hanya mendeskripsikan mineralnya saja.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan praktikum mineral optik hanya mendeskripsikan mineralnya saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petrografi merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi. Petrografi ini juga merupakan tingkat lanjutan dari mata kuliah sebelumnya yaitu mineral optik. Dalam prakteknya,

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR 3.1 Genesa Endapan serta Hubungannya dengan Pelapukan

BAB III TEORI DASAR 3.1 Genesa Endapan serta Hubungannya dengan Pelapukan BAB III TEORI DASAR 3.1 Genesa Endapan serta Hubungannya dengan Pelapukan Banyak dari mineral bijih, terutama mineral sulfida dan sulfosalt terbentuk pada lingkungan yang tereduksi serta pada temperatur

Lebih terperinci

SISTEM PANASBUMI: KOMPONEN DAN KLASIFIKASINYA. [Bagian dari Proposal Pengajuan Tugas Akhir]

SISTEM PANASBUMI: KOMPONEN DAN KLASIFIKASINYA. [Bagian dari Proposal Pengajuan Tugas Akhir] SISTEM PANASBUMI: KOMPONEN DAN KLASIFIKASINYA [Bagian dari Proposal Pengajuan Tugas Akhir] III.1. Komponen Sistem Panasbumi Menurut Goff & Janik (2000) komponen sistem panasbumi yang lengkap terdiri dari

Lebih terperinci

EKSPLORASI ENDAPAN BAUKSIT

EKSPLORASI ENDAPAN BAUKSIT EKSPLORASI ENDAPAN BAUKSIT PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan galian merupakan salah satu sumber daya alam non hayati yang keterjadiannya disebabkan oleh proses proses geologi. Berdasarkan keterjadian dan

Lebih terperinci

GENESA DEPOSIT TEMBAGA PORFIRI

GENESA DEPOSIT TEMBAGA PORFIRI GENESA DEPOSIT TEMBAGA PORFIRI HAKEKAT DAN KLASIFIKASI TEMBAGA Tembaga adalah salah satu unsur transisi periode keempat dan anggota golongan IB dalam sistem periodik. Sebagaimana unsur transisi lainnya,

Lebih terperinci

ASOSIASI BATUAN BEKU TERHADAP LEMPENG TEKTONIK

ASOSIASI BATUAN BEKU TERHADAP LEMPENG TEKTONIK ASOSIASI BATUAN BEKU TERHADAP LEMPENG TEKTONIK Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pendinginan magma. Pendinginan tersebut dapat terjadi baik secara Ekstrusif dan Intrusif. Batuan beku yang berasal

Lebih terperinci

IV. BATUAN METAMORF Faktor lingkungan yang mempengaruhi

IV. BATUAN METAMORF Faktor lingkungan yang mempengaruhi IV. BATUAN METAMRF Faktor lingkungan yang mempengaruhi Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan dari bentuk asalnya dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, sedimen maupun sebagian

Lebih terperinci

SISTEM VULKANISME DAN TEKTONIK LEMPENG

SISTEM VULKANISME DAN TEKTONIK LEMPENG SISTEM VULKANISME DAN TEKTONIK LEMPENG I. Mekanisme Pelelehan Batuan Suatu batuan tersusun atas campuran dari beberapa mineral dan cenderung dapat meleleh pada suatu kisaran suhu tertentu ketimbang pada

Lebih terperinci

ACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

ACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN ACARA IX MINERALOGI OPTIK I. Pendahuluan Ilmu geologi adalah studi tentang bumi dan terbuat dari apa itu bumi, termasuk sejarah pembentukannya. Sejarah ini dicatat dalam batuan dan menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS GEOKIMIA LOGAM Cu, Fe PADA BATUAN DASIT KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN

ANALISIS GEOKIMIA LOGAM Cu, Fe PADA BATUAN DASIT KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS GEOKIMIA LOGAM Cu, Fe PADA BATUAN DASIT KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN Jurusan Teknik Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

Gambar 6. Daur Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf

Gambar 6. Daur Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf Definisi Batuan Batuan adaiah kompleks/kumpulan dari mineral sejenis atau tak sejenis yang terikat secara gembur ataupun padat. Bedanya dengan mineral, batuan tidak memiliki susunan kimiawi yang tetap,

Lebih terperinci

Struktur Penyusun Bumi

Struktur Penyusun Bumi Struktur Penyusun Bumi Lithosphere -> Lapisan terluar kulit bumi SiAl yaitu lapisankulit bumi yang tersusun dari logam Silisium dan Alumunium (dalam bentuk senyawa SiO2 dan Al2O3) SiMa yaitu lapisan kulit

Lebih terperinci

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi II.1. Kriteria Geologi Kriteria geologi merupakan gejala yang mengendalikan terdapatnya endapan mineral dan pengetahuan ini bertujuan melokalisir daerah yang mempunyai

Lebih terperinci

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Latihan 1. Bahan : Geologi -1

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Latihan 1. Bahan : Geologi -1 Bidang Studi Kode Berkas : Kebumian : KEB-L01 (soal) LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK 2018 Bidang : Kebumian Latihan 1 Bahan : Geologi -1 (Tektonik Lempeng, Kristalografi, Mineralogi, Petrologi,

Lebih terperinci

MODUL III DIFERENSIASI DAN ASIMILASI MAGMA

MODUL III DIFERENSIASI DAN ASIMILASI MAGMA MODUL III DIFERENSIASI DAN ASIMILASI MAGMA Sasaran Pembelajaran Mampu menjelaskan pengertian dan proses terjadinya diferensiasi dan asimilasi magma, serta hubungannya dengan pembentukan mineral-mineral

Lebih terperinci

What is a rocks? A rock is a naturally formed aggregate composed of one or more mineral

What is a rocks? A rock is a naturally formed aggregate composed of one or more mineral What is a rocks? A rock is a naturally formed aggregate composed of one or more mineral Batuan(rocks) merupakan materi yang menyusun kulit bumi, yaitu suatu agregat padat ataupun urai yang terbentuk di

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA, FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA. FISIKA GUNUNG API Man and Volcanoes : The Benefits

PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA, FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA. FISIKA GUNUNG API Man and Volcanoes : The Benefits PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA, FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA FISIKA GUNUNG API Man and Volcanoes : The Benefits A. Pendahuluan Jika pada pertemuan sebelumnya hampir semua kelompok membahas

Lebih terperinci

RORO RASI PUTRA REDHO KURNIAWAN FAJAR INAQTYO ZALLAF AHMAD ABDILLAH DOLI ALI FITRI KIKI GUSMANINGSIH BENTI JUL SOSANTRI ALFI RAHMAN

RORO RASI PUTRA REDHO KURNIAWAN FAJAR INAQTYO ZALLAF AHMAD ABDILLAH DOLI ALI FITRI KIKI GUSMANINGSIH BENTI JUL SOSANTRI ALFI RAHMAN Genesha Mineral Pada Lingkup Magmatik RORO RASI PUTRA REDHO KURNIAWAN FAJAR INAQTYO ZALLAF AHMAD ABDILLAH DOLI ALI FITRI KIKI GUSMANINGSIH BENTI JUL SOSANTRI ALFI RAHMAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Lingkup/Lingkungan

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH ASAL USUL TERBENTUKNYA TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH ASAL USUL TERBENTUKNYA TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH ASAL USUL TERBENTUKNYA TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENGERTIAN TANAH Apa itu tanah? Material yang terdiri dari

Lebih terperinci

Makalah Mineralogi. Genesa Mineral. Disusun oleh : Vina Oktaviany Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Makalah Mineralogi. Genesa Mineral. Disusun oleh : Vina Oktaviany Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Makalah Mineralogi Genesa Mineral Disusun oleh : Vina Oktaviany 270110120173 Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 Bab I Bab II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Schieferdecker (1959) maar adalah suatu cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km, dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya.

Lebih terperinci

Sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Bisa terdiri dari satu atau lebih mineral.

Sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Bisa terdiri dari satu atau lebih mineral. B. BATUAN BATUAN : Sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Bisa terdiri dari satu atau lebih mineral. Berdasarkan kejadiannya (genesa), tekstur dan komposisi mineralnya, batuan terbagi menjadi 3,

Lebih terperinci

Pengertian Dinamika Geologi. Dinamika Geologi. Proses Endogen. 10/05/2015 Ribka Asokawaty,

Pengertian Dinamika Geologi. Dinamika Geologi. Proses Endogen. 10/05/2015 Ribka Asokawaty, Pengertian Dinamika Geologi Dinamika Geologi Dinamika Geologi merupakan semua perubahan geologi yang terus-menerus terjadi di bumi, baik karena proses eksogen maupun proses endogen. Ribka F. Asokawaty

Lebih terperinci

BATUAN BEKU IGNEOUS ROCKS

BATUAN BEKU IGNEOUS ROCKS BATUAN BEKU IGNEOUS ROCKS TEGUH YUWONO, S.T ILMU BATUAN SMK N 1 PADAHERANG DEFINISI merupakan batuan yang berasal dari hasil proses pembekuan magma dan merupakan kumpulan interlocking agregat mineral-mineral

Lebih terperinci

LABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

LABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PRAKTIKUM PETROGRAFI BORANG MATERI ACARA I: PETROGRAFI BATUAN BEKU Asisten Acara: 1. 2. 3. 4. Nama Praktikan

Lebih terperinci

PUSTAKA UTAMA. Edwards R., Atkinson K. (1986), Ore deposit geology and its influence on mineral exploration, Chapman and Hall, London, 466 p.

PUSTAKA UTAMA. Edwards R., Atkinson K. (1986), Ore deposit geology and its influence on mineral exploration, Chapman and Hall, London, 466 p. RUANG LNGKUP BAHASAN Pengantar Metalogenesis: pembentukan endapan logam Klasifikasi endapan mineral bijih Endapan magmatik (kromit, nikel dan PGM) Endapan hidrotermal I: epitermal dan porfiri Endapan hidrotermal

Lebih terperinci

MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI IGNEOUS PETROGRAFI

MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI IGNEOUS PETROGRAFI MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI IGNEOUS PETROGRAFI Disusun oleh: REHAN 101101012 ILARIO MUDA 101101001 ISIDORO J.I.S.SINAI 101101041 DEDY INDRA DARMAWAN 101101056 M. RASYID 101101000 BATUAN BEKU Batuan beku

Lebih terperinci

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II TATANAN GEOLOGI BAB II TATANAN GEOLOGI 2.1 Geologi Regional 2.1.1 Fisiografi dan Morfologi Batu Hijau Pulau Sumbawa bagian baratdaya memiliki tipe endapan porfiri Cu-Au yang terletak di daerah Batu Hijau. Pulau Sumbawa

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 07 SUMBERDAYA MINERAL Sumberdaya Mineral Sumberdaya mineral merupakan sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan atau pelapukan p batuan (tanah). Berdasarkan

Lebih terperinci

Gambar 1. Chert dalam Ukuran Hand Spicemen. Gambar 2. Chert yang terlipat. Gambar 3. Bedded Chert dan Sayatan Radiolarian Chert

Gambar 1. Chert dalam Ukuran Hand Spicemen. Gambar 2. Chert yang terlipat. Gambar 3. Bedded Chert dan Sayatan Radiolarian Chert Chert Dasar Penamaan (Klasifikasi) Chert Chert adalah penamaan umum yang digunakan untuk batuan siliceous sebagai sebuah kelompok (grup), namun ada yang mengaplikasikannya untuk tipe spesifik dari chert

Lebih terperinci

Magma dalam kerak bumi

Magma dalam kerak bumi MAGMA Pengertian Magma : adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobil, suhu antara 900-1200 derajat Celcius atau lebih yang berasal dari kerak bumi bagian bawah.

Lebih terperinci

Endapan Mineral Logam

Endapan Mineral Logam Endapan Mineral Logam I Wayan Warmada Laboratorium Bahan Galian Jurusan Teknik Geologi FT UGM Jl. Grafika No. 2 Bulaksumur Jogjakarta 55281 Ruang lingkup Metalogenesis: pembentukan endapan logam Alterasi

Lebih terperinci

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

BAB 2 TATANAN GEOLOGI BAB 2 TATANAN GEOLOGI Secara administratif daerah penelitian termasuk ke dalam empat wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Sinjai Timur, Sinjai Selatan, Sinjai Tengah, dan Sinjai Utara, dan temasuk dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Pembentukan Zona Pada Endapan Nikel Laterit

BAB II DASAR TEORI Pembentukan Zona Pada Endapan Nikel Laterit BAB II DASAR TEORI 2.1. Genesa Endapan Nikel Laterit 2.1.1. Pembentukan Zona Pada Endapan Nikel Laterit Nikel laterit merupakan material dari regolit (lapisan yang merupakan hasil dari pelapukan batuan

Lebih terperinci

PETROLOGI. (mineral, batuan dan tanah) Informasi Geoteknik 1/13/2011

PETROLOGI. (mineral, batuan dan tanah) Informasi Geoteknik 1/13/2011 PETROLOGI petro = batu logos = ilmu stone = batu rocks = batuan kumpulan satu atau lebih mineral cabang ggeologi g yang mempelajari tentang genesa, klasifikasi dan deskripsi batuan serta pemanfaatanya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MINERALOGI ENDAPAN PASIR BESI DI DAERAH GALELA UTARA KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA

KARAKTERISTIK MINERALOGI ENDAPAN PASIR BESI DI DAERAH GALELA UTARA KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA KARAKTERISTIK MINERALOGI ENDAPAN PASIR BESI DI DAERAH GALELA UTARA KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA Ahadi Ahmat Lamburu, Ildrem Syafri, Euis Tintin Yuningsih Fakultas Teknik Geologi, Universitas

Lebih terperinci

MEKANISME PEMBENTUKAN INTRUSI MELAPIS

MEKANISME PEMBENTUKAN INTRUSI MELAPIS MEKANISME PEMBENTUKAN INTRUSI MELAPIS ANDY SUBIYANTORO Intisari. Pengertian layered intrusion atau intrusi melapis kadang masih menjadi suatu hal yang kabur, karena pengertian berlapis ini seringkali dihubung-hubungkan

Lebih terperinci

Tekstur dan Struktur Batuan Beku Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah petrografi

Tekstur dan Struktur Batuan Beku Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah petrografi Tekstur dan Struktur Batuan Beku Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah petrografi Novianti Wahyuni Purasongka 270110100095 Kelas-C Fakultas Teknik Geologi UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012 Tekstur Batuan

Lebih terperinci

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Penulis Rizki Puji Diterbitkan 23:27 TAGS GEOGRAFI Kali ini kita membahas tentang batuan pembentuk litosfer yaitu batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf serta

Lebih terperinci

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL BAB III ALTERASI HIDROTERMAL 3.1 Tinjauan Umum White (1996) mendefinisikan alterasi hidrotermal adalah perubahan mineralogi dan komposisi yang terjadi pada batuan ketika batuan berinteraksi dengan larutan

Lebih terperinci

hiasan rumah). Batuan beku korok

hiasan rumah). Batuan beku korok Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latingranum. (yang sering dijadikan Granit

Lebih terperinci

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Solusi. Latihan 1. Bahan : Geologi -1

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Solusi. Latihan 1. Bahan : Geologi -1 Bidang Studi Kode Berkas : Kebumian : KEB-L01 (solusi) LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK 2018 Bidang : Kebumian Solusi Latihan 1 Bahan : Geologi -1 (Tektonik Lempeng, Kristalografi, Mineralogi,

Lebih terperinci

ALBUM PETROGRAFI BATUAN METAMORF MARMER

ALBUM PETROGRAFI BATUAN METAMORF MARMER ALBUM PETROGRAFI BATUAN METAMORF Sayatan Tipis MARMER Deskripsi : Sampel ini adalah granular batuan metamorf menengah - grained didominasi oleh forsterit ( < 5 % vol ), serpentine ( 15 % ), kalsit ( 40

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN TEKSTUR ENDAPAN MINERAL

STRUKTUR DAN TEKSTUR ENDAPAN MINERAL STRUKTUR DAN TEKSTUR ENDAPAN MINERAL 1.1. Bentuk Endapan Bijih Terkait dengan waktu pembentukan bijih dihubungkan dengan host rock-nya, dikenal istilah singenetik dan epigenetic. Singenetik diartikan bahwa

Lebih terperinci

ResiduAL CONCENTRATION OLEH : ARSYIL M. (D IKA ASTUTI (D VICTOR J. P. (D62112 ARAFAH P. (D RUDIANTOM (D

ResiduAL CONCENTRATION OLEH : ARSYIL M. (D IKA ASTUTI (D VICTOR J. P. (D62112 ARAFAH P. (D RUDIANTOM (D ResiduAL CONCENTRATION OLEH : ARSYIL M. (D621 12 005 IKA ASTUTI (D621 12 252 VICTOR J. P. (D62112 ARAFAH P. (D621 12 256 RUDIANTOM (D621 12 273 Syarat residual deposit dikatakan ekonomis ialah apabila

Lebih terperinci

BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT

BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT 5.1. Genesa Lateritisasi Proses lateritisasi mineral nikel disebabkan karena adanya proses pelapukan. Pengertian pelapukan menurut Geological Society Engineering Group Working

Lebih terperinci

BATUAN METAMORF KOMPLEKS MELANGE LOK ULO, KARANGSAMBUNG BANJARNEGARA, JAWA TENGAH

BATUAN METAMORF KOMPLEKS MELANGE LOK ULO, KARANGSAMBUNG BANJARNEGARA, JAWA TENGAH BATUAN METAMORF KOMPLEKS MELANGE LOK ULO, KARANGSAMBUNG BANJARNEGARA, JAWA TENGAH Oleh Aton Patonah NIM : 22004001 Program Studi Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung Menyetujui Tanggal... Pembimbing

Lebih terperinci

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Tes 1. Bahan : Geologi -1

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Tes 1. Bahan : Geologi -1 Bidang Studi Kode Berkas : Kebumian : KEB-T01 (soal) LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK 2018 Bidang : Kebumian Tes 1 Bahan : Geologi -1 (Tektonik Lempeng, Kristalografi, Mineralogi, Petrologi,

Lebih terperinci

Semakin ke arah dacite, kandungan silikanya semakin besar.

Semakin ke arah dacite, kandungan silikanya semakin besar. Afinitas magma merupakan perubahan komposisi komposisi kimia yang terkandung didalam magma yang disebabkan oleh oleh adanya factor factor tertentu. Aktifitas aktifitas magma ini bisa berbeda satu sama

Lebih terperinci

Kelompok VI Karakteristik Lempeng Tektonik ATRIA HAPSARI DALIL MALIK. M HANDIKA ARIF. P M. ARIF AROFAH WANDA DIASTI. N

Kelompok VI Karakteristik Lempeng Tektonik ATRIA HAPSARI DALIL MALIK. M HANDIKA ARIF. P M. ARIF AROFAH WANDA DIASTI. N Kelompok VI Karakteristik Lempeng Tektonik Created By: ASRAWAN TENRIANGKA ATRIA HAPSARI DALIL MALIK. M HANDIKA ARIF. P M. ARIF AROFAH WANDA DIASTI. N 1. JENIS LEMPENG Berdasarkan jenis bahan batuan pembentuknya,

Lebih terperinci

Bab IV Pengolahan dan Analisis Data

Bab IV Pengolahan dan Analisis Data BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri atas dua data, yaitu data primer yang meliputi data mentah sebagai data utama dalam pengolahan data, sedangkan data

Lebih terperinci

JENIS DAN TIPE ENDAPAN BAHAN GALIAN

JENIS DAN TIPE ENDAPAN BAHAN GALIAN JENIS DAN TIPE ENDAPAN BAHAN GALIAN Jenis Bahan Galian Bahan Galian (Mineral) Logam: bahan galian yang terdiri dari mineral logam dan dalam pengolahan diambil/diekstrak logamnya. Bahan Galian (Mineral)

Lebih terperinci

DESKRIPSI OPTIS MINERAL DENGAN PENGAMATAN NIKOL SEJAJAR & NIKOL SILANG

DESKRIPSI OPTIS MINERAL DENGAN PENGAMATAN NIKOL SEJAJAR & NIKOL SILANG DESKRIPSI OPTIS MINERAL DENGAN PENGAMATAN NIKOL SEJAJAR & NIKOL SILANG MONTICELLITE (CaMgSiO4) Orthorhombic 2V = 750-800 Tidak berwarna. Granular agregate dari kristal anhedral subhedral, kristal prismatik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi parameter-parameter seperti komposisi batuan asal, iklim, tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi parameter-parameter seperti komposisi batuan asal, iklim, tatanan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Interaksi parameter-parameter seperti komposisi batuan asal, iklim, tatanan tektonik dan relief dapat mempengaruhi komposisi batuan sedimen selama proses transportasi

Lebih terperinci

Mineralogi. By : Asri Oktaviani

Mineralogi. By : Asri Oktaviani http://pelatihan-osn.com Lembaga Pelatihan Olimpiade Sains Mineralogi By : Asri Oktaviani Batuan Beku-Sedimen-Metamorf Mineral sebagai komponen batuan Contoh pada Batuan Beku: Granit Foto: Thompson & Turk,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GEOLOGI DAERAH VOLKANIK KUARTER KAKI TENGGARA GUNUNG SALAK

KARAKTERISTIK GEOLOGI DAERAH VOLKANIK KUARTER KAKI TENGGARA GUNUNG SALAK Karakteristik geologi daerah volkanik Kuarter kaki tenggara Gunung Salak (Bombon Rahmat Suganda & Vijaya Isnaniawardhani) KARAKTERISTIK GEOLOGI DAERAH VOLKANIK KUARTER KAKI TENGGARA GUNUNG SALAK Bombom

Lebih terperinci

BAB 3. Pembentukan Lautan

BAB 3. Pembentukan Lautan BAB 3. Pembentukan Lautan A. Pendahuluan Modul ini membahas tentang teori dan analisa asal-usul lautan yang meliputi hipotesa pelepasan lempeng, teori undasi dan teori tektonik lempeng. Selain itu dalam

Lebih terperinci

Geologi Teknik. Ilmu Geologi, Teknik Geologi,

Geologi Teknik. Ilmu Geologi, Teknik Geologi, Geologi Teknik Mineral, Batuan Norma Puspita, ST. MT. Ilmu Geologi, Teknik Geologi, Geologi Teknik Ilmu Geologi Ilmu yang mempelajari tentang sejarah pembentukan bumi dan batuan, sifat sifat fisik dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem bijih porfiri berasal dari fluida magmatik hidrotermal bertemperatur tinggi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem bijih porfiri berasal dari fluida magmatik hidrotermal bertemperatur tinggi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem bijih porfiri berasal dari fluida magmatik hidrotermal bertemperatur tinggi, dan disebut sistem porfiri karena tekstur porfiritik dari intrusi yang

Lebih terperinci

MINERALOGI, PETROLOGI DAN TERAPANNYA

MINERALOGI, PETROLOGI DAN TERAPANNYA MATERI KURSUS GEOLOGY FOR NON-GEOLOGIST MINERALOGI, PETROLOGI DAN TERAPANNYA OLEH : DR. HILL. GENDOET HARTONO, ST., MT. DR.RER.NAT. ARIFUDIN IDRUS IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

To be classified as a "true" mineral, a substance must be a solid and have a crystalline structure. (Mineral - Wikipedia, the free encyclopedia.htm).

To be classified as a true mineral, a substance must be a solid and have a crystalline structure. (Mineral - Wikipedia, the free encyclopedia.htm). To be classified as a "true" mineral, a substance must be a solid and have a crystalline structure. (Mineral - Wikipedia, the free encyclopedia.htm). A mineral is an element or chemical compound that is

Lebih terperinci

MINERALISASI BIJIH BESI DI KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH

MINERALISASI BIJIH BESI DI KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH MINERALISASI BIJIH BESI DI KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH Oleh : Abdul Rauf Prodi Teknik Pertambangan, FTM, UPN Veteran Yogyakarta Hp. 082138767660 Abdulrauf_nuke@yahoo.co.id. Abstrak S ebagai

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 05 SUMBERDAYA AIR SUMBERDAYA ALAM Sumberdaya alam adalah semua sumberdaya, baik yang bersifat terbarukan (renewable resources) ) maupun sumberdaya tak terbarukan (non-renewable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian Penelitian ini berjudul Studi Mineral Berat Dalam Endapan Pasir Kuarsa di Daerah Singkawang dan Sekitarnya, Propinsi Kalimantan Barat. I.2. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Nikel Laterit Nikel laterit merupakan salah satu sumber nikel dan feronikel yang penting, dimana endapan ini merupakan hasil dari pelapukan intensif dari batuan ultrabasa pembawa

Lebih terperinci

FORMULIR ISIAN BASIS DATA SUMBER DAYA MINERAL LOGAM

FORMULIR ISIAN BASIS DATA SUMBER DAYA MINERAL LOGAM FORMULIR ISIAN BASIS DATA SUMBER DAYA MINERAL LOGAM No. Record : Judul Laporan : DATA UMUM Instansi Pelapor : Penyelidik : Penulis Laporan : Tahun Laporan : Sumber Data : Digital Hardcopy Provinsi : Kabupaten

Lebih terperinci

Geologi Fisik (Batuan Beku)

Geologi Fisik (Batuan Beku) Geologi Fisik (Batuan Beku) Oleh : Irvani Referensi : Thomson, G. R. and Turk, J. 1991. Modern Physical Geology. Saunder College Publishing, USA. Lutgens, F. K., Tarbuck, E. J. and Tasa, D. 2012. Essentials

Lebih terperinci

Integrasi SIG dan citra ASTER BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Integrasi SIG dan citra ASTER BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik tersingkap

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN MINERAL LOGAM DASAR DAN LOGAM BESI DAN PADUAN BESI DI DAERAH LELOGAMA KABUPATEN KUPANG (TIMOR BARAT) PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR S A R I

PENYELIDIKAN MINERAL LOGAM DASAR DAN LOGAM BESI DAN PADUAN BESI DI DAERAH LELOGAMA KABUPATEN KUPANG (TIMOR BARAT) PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR S A R I PENYELIDIKAN MINERAL LOGAM DASAR DAN LOGAM BESI DAN PADUAN BESI DI DAERAH LELOGAMA KABUPATEN KUPANG (TIMOR BARAT) PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Oleh : Franklin, Sahat Simanjuntak, Dwi Nugroho Sunuhadi dan

Lebih terperinci

Citra LANDSAT Semarang

Citra LANDSAT Semarang Batuan/Mineral Citra LANDSAT Semarang Indonesia 5 s/d 7 km 163 m + 2 km QUARRY BARAT LAUT Tidak ditambang (untuk green belt) muka airtanah 163 m batas bawah penambangan (10 m dpl) 75-100 m dpl Keterangan

Lebih terperinci

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut). Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut). Barat. 18 3. Breksi Tuf Breksi tuf secara megaskopis (Foto 2.9a dan Foto 2.9b) berwarna abu-abu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak. Hal ini dapat dilihat dari morfologi Pulau Jawa yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak. Hal ini dapat dilihat dari morfologi Pulau Jawa yang sebagian besar BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan bagian dari busur magmatik yang ada di ndonesia. Oleh karena itu sepanjang Pulau Jawa terdapat gunung berapi baik yang aktif maupun tidak. Hal ini

Lebih terperinci

REKAMAN DATA LAPANGAN

REKAMAN DATA LAPANGAN REKAMAN DATA LAPANGAN Lokasi 01 : M-01 Morfologi : Granit : Bongkah granit warna putih, berukuran 80 cm, bentuk menyudut, faneritik kasar (2 6 mm), bentuk butir subhedral, penyebaran merata, masif, komposisi

Lebih terperinci

BUMI YANG DINAMIS DIGERAKKAN OLEH

BUMI YANG DINAMIS DIGERAKKAN OLEH BUMI YANG DINAMIS DIGERAKKAN OLEH ENERGI DARI MATAHARI ENERGI DARI DALAM BUMI MERUBAH WAJAH PERMUKAAN BUMI MELALUI PROSES-2 : 1. PELAPUKAN 2. PENGIKISAN 3. PENGANGKUTAN DAN 4.PENGENDAPAN MEMBENTUK RELIEF

Lebih terperinci

BAB 4 ALTERASI HIDROTERMAL

BAB 4 ALTERASI HIDROTERMAL 4.1 TEORI DASAR BAB 4 ALTERASI HIDROTERMAL Alterasi adalah suatu proses yang di dalamnya terjadi perubahan kimia, mineral, dan tekstur karena berinteraksi dengan fluida cair panas (hidrotermal) yang dikontrol

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. GEOMORFOLOGI Daerah penelitian memiliki pola kontur yang relatif rapat dan terjal. Ketinggian di daerah penelitian berkisar antara 1125-1711 mdpl. Daerah penelitian

Lebih terperinci

SEBARAN BUSUR MAGMATIK DAN ENDAPAN BIJIH DI INDONESIA LAUT CINA SELATAN

SEBARAN BUSUR MAGMATIK DAN ENDAPAN BIJIH DI INDONESIA LAUT CINA SELATAN SEBARAN BUSUR MAGMATIK DAN BIJIH DI INDONESIA Sebutkan nama lokasi dan komoditas tambang!! Calang Geumpang SUMATERA Logas Lebong Tandai Lebong Donok Lebong Simpang LAUT CINA SELATAN MALAYSIA Endapan bijih

Lebih terperinci

Petrogenesa Batuan Beku di Daerah Godean

Petrogenesa Batuan Beku di Daerah Godean Petrogenesa Batuan Beku di Daerah Godean Okki Verdiansyah Jurusan Teknik Geologi STTNAS okki.verdiansyah@sttnas.ac.id Abstrak Daerah Godean, merupakan bagian dari sabuk magmatisme Miosen Pegunungan Selatan

Lebih terperinci

INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA

INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA Oktory PRAMBADA Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi Sari Gunungapi Ruang (+714 m dpl) yang merupakan gunungapi strato

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan sumber daya energi dan mineral semakin banyak. Salah satu yang paling banyak diminati oleh penduduk di dunia

Lebih terperinci

Vulkanisme. Yuli Ifana Sari

Vulkanisme. Yuli Ifana Sari Vulkanisme Yuli Ifana Sari Konsep Penting Vulkanisme: transpot magma dr dlm ke permukaan bumi. Proses alam yg berhubungan dg kegiatan kegunungapian, mulai dr asal usul pembentukan magma di dlm bumi hingga

Lebih terperinci

POTENSI NIKEL SULPHIDA DAERAH IUP HARITA DI PULAU OBI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, PROVINSI MALUKU UTARA

POTENSI NIKEL SULPHIDA DAERAH IUP HARITA DI PULAU OBI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, PROVINSI MALUKU UTARA POTENSI NIKEL SULPHIDA DAERAH IUP HARITA DI PULAU OBI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, PROVINSI MALUKU UTARA Boyke Muhammad Khadafi, C. Danisworo & Heru Sigit Purwanto Program Pascasarjana Teknik Geologi UPN

Lebih terperinci

BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA ( ) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI

BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA ( ) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA (12 02 0034) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi.

Lebih terperinci

PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT. Noor Cahyo D. Aryanto

PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT. Noor Cahyo D. Aryanto PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT Noor Cahyo D. Aryanto Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan noor_aryanto@yahoo.com S A R I Berdasarkan pengambilan 45

Lebih terperinci

batuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada.

batuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada. DESKRIPSI BATUAN Deskripsi batuan yang lengkap biasanya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Deskripsi material batuan (atau batuan secara utuh); 2. Deskripsi diskontinuitas; dan 3. Deskripsi massa batuan.

Lebih terperinci

INTERPRETASI ANALISA CITRA SATELIT POTENSI NIKEL PULAU WAIGEO, KABUPATEN RAJA AMPAT, PROPINSI IRIAN JAYA BARAT

INTERPRETASI ANALISA CITRA SATELIT POTENSI NIKEL PULAU WAIGEO, KABUPATEN RAJA AMPAT, PROPINSI IRIAN JAYA BARAT INTERPRETASI ANALISA CITRA SATELIT POTENSI NIKEL PULAU WAIGEO, KABUPATEN RAJA AMPAT, PROPINSI IRIAN JAYA BARAT Safitri Dwi Wulandari Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta Abstract Based

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sumberdaya mineral di Indonesia khususnya di pulau Jawa banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai penyelidikan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Judul Penelitian Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan Bijih Besi di Daerah Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. 1.2. Latar

Lebih terperinci

Diferensiasi magma pembagian kelas-kelas magma sesuai dengan komposisi kimiawinya yang terjadi pada saat magma mulai membeku.

Diferensiasi magma pembagian kelas-kelas magma sesuai dengan komposisi kimiawinya yang terjadi pada saat magma mulai membeku. Diferensiasi magma Diferensiasi magma Diferensiasi magma pembagian kelas-kelas magma sesuai dengan komposisi kimiawinya yang terjadi pada saat magma mulai membeku. Yang termasuk dalam diferensiasi magma

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Daerah penelitian hanya berada pada area penambangan PT. Newmont Nusa Tenggara dan sedikit di bagian peripheral area tersebut, seluas 14 km 2. Dengan

Lebih terperinci

Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai adalah skala Wentworth

Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai adalah skala Wentworth 3. Batuan Sedimen 3.1 Kejadian Batuan Sedimen Batuan sedimen terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan bahan terlarut hasil dari proses mekanis dan kimia dari batuan yang telah ada sebelumnya, dari cangkang

Lebih terperinci