SISTEM VULKANISME DAN TEKTONIK LEMPENG
|
|
- Inge Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SISTEM VULKANISME DAN TEKTONIK LEMPENG I. Mekanisme Pelelehan Batuan Suatu batuan tersusun atas campuran dari beberapa mineral dan cenderung dapat meleleh pada suatu kisaran suhu tertentu ketimbang pada suatu suhu yang absolut. Pada saat awal pelelehan batuan disebut sebagai Solidus Temperature dan pada tahap akhir pelelehan disebut sebagai Liquidus Temperature. Terdapat 3 proses utama yang menyebabkan melelehnya batuan oleh bumi, yaitu : A. Pemanasan batuan dan penaikkan suhunya B. Pengurangan tekanan yang terperangkap pada batuan pada saat pergantian fase C. Merubah komposisi batuan, biasanya dengan penambahan air. Batuan yang Kering cenderung membutuhkan suhu yang lebih besar daripada batuan yang Basah. Jadi pada saat proses penambahan air, disaat suhu batuan Kering tersebut sudah tinggi, maka batuan tersebut dapat meleleh. Gambar 2.1. Grafik Tekanan dan suhu batuan pada saat pelelehan. II. Sistem Vulkanisme dan tektonik Lempeng Seperti yang kita ketahui, di dunia ini merupakan terdapat Cincin Api yang mengitari seluruh dunia. Hal ini disebabkan persebaran gunung api yang merata diseluruh dunia. Selain itu juga terdapat pemekaran samudera, atau yang disebut sebagai Mid Oceanic Ridge, Hal ini disebabkan oleh arus konveksi magma di mantel bumi yang menyebabkan pergerakan lempeng bumi. MOR biasanya terbentuk pada lantai samudera pada kedalaman 1-4 km. Pada juni 1993, Hidrofon
2 mendeteksi aktivitas seismic di Juan de Fuca Ridge (400 km dari barat Oregon, USA) yang disebabkan oleh erupsi bawah laut sepanjang 3,8 km dengan lebar 500 m. Gambar Pergerakan Magma secara konveksi pada mantel bumi Sumber : Vulkanisme yang terjadi pada MOR disebabkan 2 lempeng yang saling menjauh atau yang biasa disebut Divergen atau Spreading Center yang menjadi tempat MOR berada, tapi ini menandakan bahwa pergerakan material mantel ke permukaan terjadi disini. Kemudian terdapat zona Konvergen dimana 2 lempeng saling bertumbukan dan salah satunya menyusup dibawah lempeng lainnya. Hal ini disebut dengan subduksi. Biasanya gunung api aktif dan eksplosif terbentuk dizona konvergen, hal ini dikarenakan batuan lempeng yang meleleh naik keatas permukaan dan mendorong batuan diatasnya sehingga terbentuk gunung. Cincin Api yang ada didunia pun juga didominasi oleh gunung api yang terbentuk dari zona konvergen. 88% Magma yang dihasilkan oleh bumi ke permukaan sebagian besar dibentuk oleh MOR (62%) dan sisanya yaitu pada daerah Subduksi (26%) dan sisanya terbentuk yang dikenal dengan Hotspot (12%). Hotspot merupakan awal dari pemekaran lempeng, yang biasanya terbentuk bukan diantara 2 lempeng namun terletak di tengah lempeng.
3 Gambar Ilustrasi zona divergen dan konvergen pada lempeng III. Sistem tektonik, proses pelelehan dan komposisi magma Setiap sistem tektonik dapat dihubungkan dengan aktivitas vulkanik serta memiliki proses pelelehan, komposisi magma dan properti fisis yang berbeda-beda. Mid-Oceanic Ridge dan Oceanic Intraplate Settin. Tipe magma yang dominan pada mid-oceanic ridge (MOR) adalah basalt, yang dihasilkan langsung dari partial melting mantel yang naik menuju rekahan pada ridge. Large Igneous Province (LIP) terbentuk ketika hot spot mantel berinteraksi dengan kerak samudra, melelehkan plume head dan menaikkan magma basalt dalam jumlah besar. Setelah vulkanisme banjiran ini, magmatisme didominasi dengan ocean island basalts (OIBs) yang berlangsung lebih lambat. Kedua sistem tektonik ini merupakan zona dimana penaikan mantel terjadi dan mekanisme yang dominan adalah pelelehan dekompresi. Gambar 2.1 dapat menjelaskan proses ini. Perlu diperhatikan bahwa geothermal gradient dari mantel cenderung lebih rendah dibandingkan temperatur solidus dari material mantel, jadi dapat dikatakan mantel solid. Namun mantel berkonveksi dan material dari level yang lebih dalam dan panas secara gradual terangkat menuju
4 daerah yang lebih dangkal dan dingin. Saat material mantel terangkat akan mengalami tekanan pembatas yang lebih rendah dan volumenya akan sedikit mengembang. Ekspansi ini tergolong adiabatik (tidak ada tambahan panas dari luar) dan menyebabkan penurunan suhu sebesar o C/km. Gambar Ilustrasi Hotspot dan pengaruhnya terhadap lempeng
5 Material ini juga bergerak menuju daerah suhu rendah sehingga memungkinkan terjadi kehilangan panas ke mantel di sekitar. Jika penaikan material mantel lambat maka kehilangan panas ke mantel sekitar akan mendominasi dan material mantel akan mendingin sehingga tidak terjadi pelelehan. Namun jika penaikan material mantel terjadi secara cepat maka konduksi panas ke mantel sekitar akan minimal sehingga akan mengikuti seperti titik A menuju titik B pada gambar 2.1. Pergerakan yang terjadi dari titik A menuju titik B menunjukkan bahwa penurunan suhu yang sedikit sedangkan penurunan tekanan yang besar sehingga sampai pada garis solidus dan pelelehan terjadi. Namun tidak semua material dari mantel yang naik ke permukaan akan meleleh. Studi eksperimen pada material mantel yang dilelehkan pada tekanan tinggi menunjukkan bahwa 20-25% pelelehan material mantel yang umum menghasilkan tholeiitic basalt seperti yang terbentuk pada MOR dan meninggalkan residu mantel yang menyusut, sehingga mempersulit terjadinya pelelehan lebih lanjut. Studi ini mendukung bahwa magma basalt yang mendominasi daerah tektonik ini dihasilkan oleh partial melting dari mantel. Continental Intraplate Setting Sama seperti sistem tektonik yang pertama, sistem yang kedua ini didominasi oleh pelelehan dekompresi. Begitu pula untuk interaksi awal antara mantle plume dengan kerak benua yang menghasilkan flood basalt dan membentuk LIPs. Setelahnya, magmatisme dilanjutkan dengan
6 membentuk magma basalt namun interaksi dengan kerak benua membentuk berbagai komposisi magma yang variatif. Di Yellowstone, magmatismenya bimodal, membentuk magma yang bersifat basalt dan riolit. Riolit dalam volume besar terbentuk oleh pelelehan batuan kerak benua yang diakibatkan oleh transfer panas dari magma basalt yang membentuk kolam pada dasar kerak. Contoh lain pada East African Rift Valley dimana terdapat diversitas yang tinggi. Umumnya magma yang ditemukan pada sistem ini adalah carbonatites. Carbonatites adalah magma yang mengandung mineral karbonat >50% dan telah diobservasi pada letusan Oldoinyo Lengai, gunungapi di East African Rift Valley. Lava pembentuknya tergolong memiliki suhu erupsi paling rendah (umumnya 500 o -590 o C pada Oldoinyo Lengai) dan memiliki viskositas terendah dari lava daratan yang diketahui, serta bersifat seperti basalt yang bersifat fluida ekstrim. Zona Subduksi Busur Kepulauan dan Busur Benua Tipe pertama, satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya membentuk busur kepulauan. Tipe kedua, lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua membentuk busur benua atau batas aktif benua. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar 2.8. Busur kepulauan memiliki jenis magma yang sangat beragam, dari yang bersifat basalt hingga basalt-andesit dan andesit hingga dasit dan riolit. Namun, yang dominan adalah tipe magma andesit, kemudian basalt dan basaltandesit yang cukup umum dan riolit serta dasit yang lebih berkembang menjadi lebih jarang. Busur benua memiliki magma yang lebih beragam lagi, dan lebih banyak membentuk magma yang lebih berkembang dibandingkan busur kepulauan. Magma yang umum bersifat andesit, dengan lebih banyak dasit dan riolit serta lebih sedikit basalt dan basalt-andesit dibandingkan di busur kepulauan. Zona subduksi merupakan sistem yang dianggap tidak mungkin untuk pembentukan magma karena pada zona ini terdapat penurunan litosfer samudra yang dingin menyebabkan pendinginan pada mantel sekitar, dan tempat dimana material mantel turun sebagai bagian dari
7 sistem konveksi skala besar. Sehingga, mekanisme pelelehan yang terjadi bukanlah karena dekompresi atau pemanasan, namun karena pelepasan volatil (terutama air) dari lempeng litosfer yang menunjam. Lempeng ini diatasnya terdapat sedimen yang jenuh air, yang akan ikut menunjam bersama lempeng itu. Dan lebih penting lagi, batuan dari lempeng tersebut mengandung fase mineral hydrous sebagai hasil dari reaksi kimia antara batuan dan air hidrotermal yang bersirkulasi melewati batuan ketika batuan tersebut membentuk dasar samudra. Ketika lempeng menunjam, reaksi yang terjadi pada batuan menyebabkan dehidrasi pada batuan dan melepaskan air. Air ini kemudian naik menuju baji mantel yang berada di atas lempeng tersebut (gambar 2.8), sehingga mengurangi solidus dari material mantel untuk menghasilkan pelelehan (gambar 2.2). Pada sistem busur kepulauan, penumpukan lelehan basalt pada dasar litosfer dan didalam kerak itu sendiri akan mengakibatkan fractional crystallization, dimana cairan residu akan mengangkat basalt-andesit dan andesit yang ditemukan disana (gambar 2.8). Pada busur benua, terdapat potensi terjadinya proses yang beragam karena magma harus melewati ketebalan dari kerak benua. Meskipun magma yang dihasilkan umumnya basalt dari baji mantel, namun letusan magma di permukaan dapat beragam akibat dari interaksi magma dengan kerak benua (gambar 2.8). Disini kemungkinan besar dapat terjadi pelelehan batuan kerak, asimilasi material kerak selama magma naik, fractional crystallization (dimana kristal terbentuk dan tertinggal oleh cairan magma yang tersisa), dan pencampuran magma pada kedalaman tertentu dibawah permukaan. Namun, kepentingan relatif dari masing-masing proses ini masih menjadi perdebatan para ahli dan diskusi dalam buku ini lebih fokus pada properti fisis dari magma yang dihasilkan. Oleh karenanya, magma yang dihasilkan dapat dikarakterisasikan dengan baik berdasarkan kandungan silika magma (tabel 2.1), meskipun sebenarnya senyawa kimia lainnya pada mineral yang membentuk batuan juga penting. Intinya adalah, perbedaan komposisi kimiawi dari magma akan menghasilkan kemampuan yang sangat berbeda untuk mengandung senyawa volatil terlarut seperti air dan karbon dioksida, dan
8 kemampuan yang sangat berbeda untuk mengalir dalam kondisi tekanan tertentu, atau dalam kata lain mereka memiliki viskositas yang sangat berbeda. IV. Pelelehan dan Pemisahan Lelehan di Mantel 4.1. Mantel Komposisi mantel terdiri dari berbagai macam. Ophiolite adalah bagian dari lempeng samudra yang terangkat akibat gaya tektonik dan muncul sebagai bagian dari lempeng benua akibat erosi. Ada juga xenolith sebagai hasil dari erupsi gunung api. Xenolith ditemukan dalam kimberlite yang berasal dari kedalaman km. Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa mantel terdiri sebagian besar dari dari batuan kristalin peridotite,. Mantel terdeformasi dengan konsep rheology, yaitu konsep di mana suatu material dapat berubah bentuk apabila dikenai suatu gaya. Mantel dapat terdeformasi dalam jangka waktu yang sangat lama, dengan sifat plastis, dengan laju beberapa sentimeter per tahun. Deformasi yang lambat ini menyebabkan mantel bersifat kental (high viscousity). Namun, apabila gelombang P dan gelombang S melewati mantel, hanya gelombang P yang dijalarkan. Sifat kekentalan yang tinggi pada mantel membuat energi kinetik gelombang S berubah menjadi panas, sehingga gelombang S teredamkan. Dengan situasi seperti ini, mantel dapat dianggap sebagai sebagai cairan dengan jangka waktu yang lama dan sebagai padatan dengan jangka waktu yang singkat Permulaan Lelehan Ketika tekanan mulai menghasilkan lelehan, lelehan pertama terbentuk sebagai kontak di antara butiran. Semakin banyak lelehan yang dihasilkan, lelehan akan menyebar ke sepanjang kontak anatar butiran. Tidak ada koneksi dari pori-pori butiran yang satu dengan pori-pori butiran yang lain. Hal ini menyebabkan lelehan mendesak butiran untuk menempati ruang yang lebih sempit. Tekanan semakin tinggi akibat desakan lelehan, sehingga butiran akan retak dan lelehan dapat menempati ruang hasil retakan.
9 . Dapat dilihat di bagian (a), terdapat ruangan kosong antara butiran A, B, C, dan D. Lelehan terjadi pertama kali seperti di bagian oleh butiran B dan C (b). Lelehan terus terjadi dan semakin bertambah dan memenuhi ruangan kosong antar butiran (c). Lelehan yang terus bertambah mendesak butiran dan membuat retakan sehingga retakan tersebut dapat ditempati oleh lelehan. Butiran B dan C semakin mendekat. Retakan cenderung mempunyai cirri-ciri menyempit di satu sisi dan memanjang di satu sisi. Hal ini membuat kesempatan retakan satu bertemu dengan retakan lainnya semakin besar Migrasi Lelehan Lelehan yang terbentuk akan berusaha untuk bergerak ke atas. Selain densitas lelehan yang lebih kecil daripada padatan, densitas lelehan juga lebih kecil daripada butiran yang belum terlelehkan. Ada juga tekanan non-uniform dari batuan di atas memaksan lelehan untuk bergerak ke atas dari ruangan yang ditempatinya. Proses ini disebut dengan filter-pressing, ditunjukkan dengan gambar 2.11.
10 Laju migrasi lelehan ditentukan oleh total gaya yang berkerja, kekentalan, dan lebar retakan. Semakin banyak retakan yang terbentuk dan bergabung, semakin besar jalan untuk lelehan bergerak ke atas. Lelehan akan bergerak semakin cepat. Kompaksi dan pemisahan lelehan dapat diasumsikan sebagai gelombang yang menjalar ke beberapa tempat di mana lelehan terjadi. Lelehan yang terbentuk terakumulasi, membuat total gaya apung lelehan lebih besar daripada total gaya apung di tempat lain sehingga lelehan melaju ke atas lebih cepat. Hal ini menyebabkan terbentuknya plume, disebut sebagai diaper. Mantle plume terangkat ke dasar kerak benua dan melelehkan batuan di atasnya. Di bawah beberapa mid ocean riges (MOR), mantle plume terbelah menjadi dua dan bergerak horizontal dengan arah yang berbeda, membentuk kerak samudra.
MAGMA GENERATION. Bab III : AND SEGREGATION
MAGMA GENERATION Bab III : AND SEGREGATION VOLCANIC SYSTEM Parfitt, 2008 Chapter 3 : Magma Generation and Segregation MEKANISME PELELEHAN MAGMA Temperatur di mana pelelehan pertama dimulai pada batuan
Lebih terperinciPEMBENTUKAN DAN PEMISAHAN MAGMA
PEMBENTUKAN DAN PEMISAHAN MAGMA 1. Pendahuluan Pada bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa suatu erupsi vulkanik dapat ditampilkan sebagai puncak dari rangkaian proses fisika dan kimia (Figure 1.21, Parfitt
Lebih terperinciMIGRASI MAGMA. 1. Pendahuluan. 2. Pembentukan Diapire
MIGRASI MAGMA 1. Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas tentang bagaimana dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pergerakan magma dari sumber menuju permukaan bumi. Pergerakan magma ini terjadi akibat
Lebih terperinciPAPER LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO DAN GEOOPTIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
PAPER 7 BUSUR MAGMATISME Disusun Oleh: Rayto Wahyu, ST 211001131200** LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO DAN GEOOPTIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG MARET
Lebih terperinciASOSIASI BATUAN BEKU TERHADAP LEMPENG TEKTONIK
ASOSIASI BATUAN BEKU TERHADAP LEMPENG TEKTONIK Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pendinginan magma. Pendinginan tersebut dapat terjadi baik secara Ekstrusif dan Intrusif. Batuan beku yang berasal
Lebih terperinciPengertian Dinamika Geologi. Dinamika Geologi. Proses Endogen. 10/05/2015 Ribka Asokawaty,
Pengertian Dinamika Geologi Dinamika Geologi Dinamika Geologi merupakan semua perubahan geologi yang terus-menerus terjadi di bumi, baik karena proses eksogen maupun proses endogen. Ribka F. Asokawaty
Lebih terperinciKelompok VI Karakteristik Lempeng Tektonik ATRIA HAPSARI DALIL MALIK. M HANDIKA ARIF. P M. ARIF AROFAH WANDA DIASTI. N
Kelompok VI Karakteristik Lempeng Tektonik Created By: ASRAWAN TENRIANGKA ATRIA HAPSARI DALIL MALIK. M HANDIKA ARIF. P M. ARIF AROFAH WANDA DIASTI. N 1. JENIS LEMPENG Berdasarkan jenis bahan batuan pembentuknya,
Lebih terperinciDalam pengembangannya, geodinamika dapat berguna untuk : a. Mengetahui model deformasi material geologi termasuk brittle atau ductile
Geodinamika bumi 9. GEODINAMIKA Geodinamika adalah cabang ilmu geofisika yang menjelaskan mengenai dinamika bumi. Ilmu matematika, fisika dan kimia digunakan dalam geodinamika berguna untuk memahami arus
Lebih terperinciTUGAS TERSTRUKTUR ANALISIS LANSEKAP TEKTONISME
TUGAS TERSTRUKTUR ANALISIS LANSEKAP TEKTONISME Oleh: Nama : Wulan Kartika Wardani NIM : 135040200111089 Kelas : D PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 TEKTONISME
Lebih terperinciTEORI LEMPENG TEKTONIK
TEORI LEMPENG TEKTONIK ABSTRAK Teori tektonik lempeng merupakan teori yang sangat penting untuk dipelajari, karena teori ini mampu menjelaskan teka-teki geologi yang sebelumnya masih menjadi perdebatan
Lebih terperinciYang kedua adaah diketemukannya fosil-fosil yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang tersebar luas dan terpisah di beberapa benua :
Teori Tektonik Lempeng Pembentukan bentuk muka bumi dapat dijabarkan melalui Teori Tektonik Lempeng. Teori ini awalnya berasal dari pengembangan hipotesa yang dikatakan oleh Alfred Wagener. Dia mengatakan
Lebih terperinciNote : Kenapa Lempeng bergerak?
Note : Kenapa Lempeng bergerak? Lapisan paling atas bumi, kerak bumi (litosfir), merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat
Lebih terperinciBatuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan
Lebih terperinciSISTEM PANASBUMI: KOMPONEN DAN KLASIFIKASINYA. [Bagian dari Proposal Pengajuan Tugas Akhir]
SISTEM PANASBUMI: KOMPONEN DAN KLASIFIKASINYA [Bagian dari Proposal Pengajuan Tugas Akhir] III.1. Komponen Sistem Panasbumi Menurut Goff & Janik (2000) komponen sistem panasbumi yang lengkap terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan rumusan masalah Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang berbeda-beda, diantaranya mantel bumi dimana terdapat magma yang terbentuk akibat
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang di maksud lipatan adalah bentuk muka
Lebih terperinciTEORI PEMBENTUKAN LAUT TEORI KONVEKSI OLEH: MUH.AQRAM RAMADHAN L
TUGAS INDIVIDU GEOLOGI LAUT TEORI PEMBENTUKAN LAUT TEORI KONVEKSI OLEH: MUH.AQRAM RAMADHAN L111 14 024 DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah inti, putih telurnya adalah selubung, dan cangkang telurnya adalah kerak.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bumi memiliki struktur dalam yang hampir sama dengan telur. Kuning telurnya adalah inti, putih telurnya adalah selubung, dan cangkang telurnya adalah kerak. Berdasarkan
Lebih terperinciTEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI
TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI ARINI ROSA SINENSIS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA 2017 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki
Lebih terperinciGempabumi Sumba 12 Februari 2016, Konsekuensi Subduksi Lempeng Indo-Australia di Bawah Busur Sunda Ataukah Busur Banda?
Gempabumi Sumba 12 Februari 2016, Konsekuensi Subduksi Lempeng Indo-Australia di Bawah Busur Sunda Ataukah Busur Banda? Supriyanto Rohadi, Bambang Sunardi, Rasmid Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG
Lebih terperinciTIPE MAGMA MIGRASI MAGMA DAPUR MAGMA TIPE GUNUNGAPI
TIPE MAGMA MIGRASI MAGMA DAPUR MAGMA TIPE GUNUNGAPI MATA KULIAH FISIKA GUNUNG API UNIVERSITAS GADJAH MADA MAGMA Magma adalah cairan atau larutan silika pijar yang terbentuk secara alamiah dan bersifat
Lebih terperinciLempeng Tektonik (Tectonic Plate) Oseanografi Fisika
Lempeng Tektonik (Tectonic Plate) Oseanografi Fisika Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
Lebih terperinciBAB 3. Pembentukan Lautan
BAB 3. Pembentukan Lautan A. Pendahuluan Modul ini membahas tentang teori dan analisa asal-usul lautan yang meliputi hipotesa pelepasan lempeng, teori undasi dan teori tektonik lempeng. Selain itu dalam
Lebih terperinciLempeng Tektonik (Tectonic Plate)
Lempeng Tektonik (Tectonic Plate) Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk An-Nahl
Lebih terperinciTeori Apung Benua (Continental Drift)
Teori Apung Benua (Continental Drift) Alfred Lothar Wegener seorang ahli klimatologi dan geofisika menerbitkan buku yang berjudul The Origin of Continent and Oceans, (Cut Meurah, h.56) dalam buku tesebut
Lebih terperinciDERET BOWEN DAN KLASIFIKASI BATUAN BEKU ASAM DAN BASA
DERET BOWEN DAN KLASIFIKASI BATUAN BEKU ASAM DAN BASA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah mineralogi Dosen pengampu : Dra. Sri Wardhani Disusun oleh Vanisa Syahra 115090700111001
Lebih terperinciPROPOSAL SEMINAR GEOLOGI AIR DALAM SISTEM PANASBUMI SEBAGAI FAKTOR PEMBENTUK LAPANGAN PANASBUMI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK
PROPOSAL SEMINAR GEOLOGI AIR DALAM SISTEM PANASBUMI SEBAGAI FAKTOR PEMBENTUK LAPANGAN PANASBUMI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Nilai
Lebih terperinciOleh : Upi Supriatna, S.Pd
Oleh : Upi Supriatna, S.Pd Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata.
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dengan batas koordinat UTM X dari m sampai m, sedangkan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Distribusi Data Gayaberat Daerah pengukuran gayaberat yang diambil mencakup wilayah Kabupaten Magelang, Semarang, Salatiga, Boyolali, Klaten dan Sleman,Yogyakarta. Dengan batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena konveksi merupakan fenomena akibat adanya perpindahan panas yang banyak teramati di alam. Sebagai contohnya adalah fenomena konveksi yang terjadi di
Lebih terperinciOKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT SiO2 72,08 51,86 48,36
PENGERTIAN BATUAN BEKU Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan
Lebih terperinciProses Pembentukan dan Jenis Batuan
Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Penulis Rizki Puji Diterbitkan 23:27 TAGS GEOGRAFI Kali ini kita membahas tentang batuan pembentuk litosfer yaitu batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf serta
Lebih terperinciBentuk bentukan dasar laut / topografi dasar laut
Bentuk bentukan dasar laut / topografi dasar laut I. Bentuk-bentukan Dasar Laut Keadaan dasar laut seperti juga di daratan terdapat bentukan-bentukan dasar laut seperti pegunungan,plato, gunung, lembah,
Lebih terperinciBAB I BENTUK MUKA BUMI
BAB I BENTUK MUKA BUMI Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu mendeskripsikan proses alam endogen yang menyebabkan terjadinya bentuk muka bumi. 2. Peserta didik mempu mendeskripsikan gejala diastropisme
Lebih terperinciResume Presentasi Mengenai Pengertian Magma, Tipe Magma, Proses Migrasi Magma, Dapur Magma, dan Tipe Gunung Api
Resume Presentasi Mengenai Pengertian Magma, Tipe Magma, Proses Migrasi Magma, Dapur Magma, dan Tipe Gunung Api PENGERTIAN MAGMA Magma adalah cairan atau larutan silika pijar yang terbentuk secara alamiah
Lebih terperinciA. BATUAN BEKU ULTRABASA (ULTRAMAFIK)
A. BATUAN BEKU ULTRABASA (ULTRAMAFIK) Batuan Beku Ultrabasa (Ultramafik) adalah batuan beku dan meta -batuan beku dengan sangat rendah kandungan silika konten (kurang dari 45%), umumnya > 18% Mg O, tinggi
Lebih terperinciGempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.
1.1 Apakah Gempa Itu? Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran tersebut disebabkan oleh pergerakan
Lebih terperinciPetrogenesa Batuan Beku
Petrogenesa Batuan Beku A. Terminologi Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi
Lebih terperinciSistem Hidrothermal. Proses Hidrothermal
Sistem Hidrothermal Proses Hidrothermal Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hydrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Schieferdecker (1959) maar adalah suatu cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km, dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya.
Lebih terperinciSemakin ke arah dacite, kandungan silikanya semakin besar.
Afinitas magma merupakan perubahan komposisi komposisi kimia yang terkandung didalam magma yang disebabkan oleh oleh adanya factor factor tertentu. Aktifitas aktifitas magma ini bisa berbeda satu sama
Lebih terperinci2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satuan tektonik di Jawa Barat adalah jalur subduksi Pra-Eosen. Hal ini terlihat dari batuan tertua yang tersingkap di Ciletuh. Batuan tersebut berupa olisostrom yang
Lebih terperinciJAGAD RAYA DAN TATA SURYA V
KTSP & K-13 Kelas X geografi JAGAD RAYA DAN TATA SURYA V Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perubahan bentuk muka Bumi. 2. Memahami
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN
KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN 1950-2013 Samodra, S.B. & Chandra, V. R. Diterima tanggal : 15 November 2013 Abstrak Pulau Sumatera dan Pulau Jawa merupakan tempat yang sering
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi
BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi Metode geologi yang dipergunakan adalah analisa peta geologi regional dan detail. Peta geologi regional menunjukkan tatanan geologi regional daerah tersebut, sedangkan
Lebih terperinciMODUL ONLINE 19.2 KARAKTERISTIK PERLAPISAN BUMI PENDALAMAN MATERI BENTUK MUKA BUMI
MODUL ONLINE 19.2 KARAKTERISTIK PERLAPISAN BUMI PENDALAMAN MATERI BENTUK MUKA BUMI FERANI MULIANINGSIH PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 i A. PENDAHULUAN Materi-materi
Lebih terperinciTENAGA GEOLOGI & TEORI-TEORI TEKTONISME. Yuli Ifana Sari, M.Pd.
TENAGA GEOLOGI & TEORI-TEORI TEKTONISME Yuli Ifana Sari, M.Pd. Bentuk Permukaan Bumi di Daratan Bentuk Permukaan Bumi di Lautan TENAGA GEOLOGI Tenaga Endogen Tenaga Eksogen Variasi bentuk Permukaan Bumi
Lebih terperinciGunungapi (Volcano)* Pokok Bahasan. Pendahuluan
Pokok Bahasan Gunungapi (Volcano)* Dr. Hendra Grandis Kelompok Keilmuan Geofisika Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB Pusat Mitigasi Bencana ITB *disarikan dari berbagai sumber Pendahuluan
Lebih terperinciTRANSIENT VULCANIC ERUPTION
TRANSIENT VULCANIC ERUPTION Letusan transient dapat terjadi ketika ada kontak antara magma dengan air permukaan atau air bawah permukaan (disebut juga air meteoric, karena dihasilkan oleh air hujan dari
Lebih terperinciACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN
ACARA IX MINERALOGI OPTIK I. Pendahuluan Ilmu geologi adalah studi tentang bumi dan terbuat dari apa itu bumi, termasuk sejarah pembentukannya. Sejarah ini dicatat dalam batuan dan menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.2
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.2 1. Naiknya Pulau Simeuleu bagian utara saat terjadi gempa di Aceh pada tahun 2004 merupakan contoh gerakan.... epirogenetik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dinamika aktivitas magmatik di zona subduksi menghasilkan gunung api bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989). Meskipun hanya mewakili
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xv DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng aktif (triple junction) yang saling
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memiliki tatanan tektonik yang kompleks, hal ini karena wilayah Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng aktif (triple junction) yang saling bertumbukan,
Lebih terperinciTATANAN TEKTONIK ZONA SUBDUKSI DAN BATUAN BEKU INDONESIA
TATANAN TEKTONIK ZONA SUBDUKSI DAN BATUAN BEKU INDONESIA RIVDHAL SAPUTRA Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No. 2, Yogyakarta, Indonesia ABSTRAK Proses magmatisme
Lebih terperinciDefinisi Vulkanisme. Vulkanisme
VULKANISME Definisi Vulkanisme Vulkanisme Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber
Lebih terperinciVulkanisme. Yuli Ifana Sari
Vulkanisme Yuli Ifana Sari Konsep Penting Vulkanisme: transpot magma dr dlm ke permukaan bumi. Proses alam yg berhubungan dg kegiatan kegunungapian, mulai dr asal usul pembentukan magma di dlm bumi hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas subduksi antara lempeng Indo-Australia dengan bagian selatan dari
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pulau Jawa dianggap sebagai contoh yang dapat menggambarkan lingkungan busur kepulauan (island arc) dengan baik. Magmatisme yang terjadi dihasilkan dari aktivitas
Lebih terperinciFisika Gunung Api JENIS SKALA DAN FREKUENSI LETUSAN
Fisika Gunung Api JENIS SKALA DAN FREKUENSI LETUSAN PENDAHULUAN Erupsi dari gunungapi memperlihatkan berbagai macam karakter, seperti : Tipe Erupsi Produk yang dihasilkan Endapan Piroklastik, Aliran Lava
Lebih terperinciBAB 6 Steady explosive eruptions
BAB 6 Steady explosive eruptions INTRODUCTION Pada bagian (bab) sebelumnya telah dibahas bagaimana magma mengembang (terbentuk) di permukaan, volatile dissolves ketika mulai meluruh dan membentuk gelembung
Lebih terperinciGambar 8, Konsep Limas Segitiga (Tetrahedron) menurut Green
Teori Pembentukan Benua Bumi memiliki komposisi permukaan kurang lebih 1/3 bagiannya adalah daratan dan 2/3 bagian lainnya adalah lautan. Proses pembentukan benua di permukaan bumi dijelaskan ofeh para
Lebih terperinciDOSEN PENGAMPU: Dr. Ir. SUDARTO, MS. DISUSUN OLEH: NAMA : ASTIDHIA NADIA NIM : KELAS : C
TUGAS TERSTUKTUR MATA KULIAH ANALISIS LANSKAP TERPADU TEORI PEMBENTUKAN MUKA BUMI (Plate Tectonic Theory) DAN PROSES PEMBENTUKAN/GEOMORFOLOGI KOTA SURABAYA-JAWA TIMUR DOSEN PENGAMPU: Dr. Ir. SUDARTO, MS.
Lebih terperincigeografi Kelas X LITOSFER I KTSP & K-13 A. PENGERTIAN LITOSFER B. BATUAN PEMBENTUK LITOSFER a. Batuan Beku
KTSP & K-13 Kelas X geografi LITOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian litosfer. 2. Memahami batuan pembentuk litosfer.
Lebih terperinciTEORI TEKTONIK LEMPENG
Pengenalan Gempabumi BUMI BENTUK DAN UKURAN Bumi berbentuk bulat seperti bola, namun rata di kutub-kutubnya. jari-jari Khatulistiwa = 6.378 km, jari-jari kutub=6.356 km. Lebih dari 70 % permukaan bumi
Lebih terperinciBAB II INJEKSI UAP PADA EOR
BAB II INJEKSI UAP PADA EOR Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah istilah dari kumpulan berbagai teknik yang digunakan untuk meningkatkan produksi minyak bumi dan saat ini banyak digunakan pada banyak reservoir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun tidak. Hal ini dapat dilihat dari morfologi Pulau Jawa yang sebagian besar
BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan bagian dari busur magmatik yang ada di ndonesia. Oleh karena itu sepanjang Pulau Jawa terdapat gunung berapi baik yang aktif maupun tidak. Hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa saja proses geomorfologi? b. Bagaimana hasil bentukan roman muka bumi yang terbentuk di permukaan bumi?
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geomorfologi ( geomorphology ) adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi bisa juga merupakan salah satu b a g i a n
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di ring of fire (Rokhis, 2014). Hal ini berpengaruh terhadap aspek geografis, geologis dan klimatologis. Indonesia
Lebih terperinciOleh: Dr. Darsiharjo, M.S.
Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S. SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN DAN PENYADARAN MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI TANGGAL 20 APRIL 2005 G e o g r a f i KAJIAN GEOGRAFI Fenomena
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH ASAL USUL TERBENTUKNYA TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH ASAL USUL TERBENTUKNYA TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENGERTIAN TANAH Apa itu tanah? Material yang terdiri dari
Lebih terperinciUNIT X: Bumi dan Dinamikanya
MATERI KULIAH IPA-1 JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FOTO YANG RELEVAN UNIT X: Bumi dan Dinamikanya I Introduction 5 Latar Belakang Pada K-13 Kelas VII terdapat KD sebagai
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR
BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR 4.1 Sistem Panas Bumi Secara Umum Menurut Hochstein dan Browne (2000), sistem panas bumi adalah istilah umum yang menggambarkan transfer panas alami pada volume
Lebih terperinciMAGMA STORAGE 1. PENDAHULUAN 2. BUKTI MAGMA STORAGE DI DALAM KERAK BUMI
MAGMA STORAGE 1. PENDAHULUAN Magma dari mantel yang terdorong ke atas akan menemui dua kemungkinan, yang pertama langsung mencapai permukaan bumi atau terhenti di kerak untuk beberapa saat sebelum akhirnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Fisiografi Regional Pulau Lombok terbentuk oleh suatu depresi yang memanjang (longitudinal depresion), yang sebagian besar sudah terisi dan tertutupi oleh suatu seri gunungapi
Lebih terperinciGeografi. Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
Geografi A. Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia status Cirri-ciri tndakan 1. awas Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana Letusan
Lebih terperinci1. Tenaga Endogen : Tektonisme, Vulkanisme, dan seisme 2. Tenaga Eksogen : Sinar matahari, udara, air, erosi, dan organisme
Bab 3. Litosfer A. Batuan Penyusun Lapisan Bumi 1. Batuan beku : batuan yang berasal dari magma yang membeku a. Batuan beku dalam/plutonik granit, slenit, dionit, gabro b. Batuan beku gang/korok/porfisik
Lebih terperinciBAB II TATANAN GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI REGIONAL
BAB II TATANAN GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI REGIONAL II.1 Tektonik Regional Daerah penelitian terletak di Pulau Jawa yang merupakan bagian dari sistem busur kepulauan Sunda. Sistem busur kepulauan ini merupakan
Lebih terperinciGeologi Teknik. Ilmu Geologi, Teknik Geologi,
Geologi Teknik Mineral, Batuan Norma Puspita, ST. MT. Ilmu Geologi, Teknik Geologi, Geologi Teknik Ilmu Geologi Ilmu yang mempelajari tentang sejarah pembentukan bumi dan batuan, sifat sifat fisik dan
Lebih terperinciTEORI TEKTONIK LEMPENG. 2. Geologi Indonesia
TEORI TEKTONIK LEMPENG 2. Geologi Indonesia Teori ini menyatakan bahwa kerak bumi & litosfer yg mengapung di atas astenosfer dianggap satu lempeng yg saling berhubungan. kulit bumi terdiri atas beberapa
Lebih terperinciaptudika.web.ugm.ac.id
aptudika.web.ugm.ac.id 41. Siklus hidrologi berperan serta dalam merubah bentuk permukaan bumi melalui proses: A. presipitasi dan evaporasi B. evaporasi dan transpirasi C. transpirasi dan infiltrasi D.
Lebih terperinciBATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH
BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN LOGAM OKSIDA MENGGUNAKAN METODE XRF (X-RAY FLOURESCENCE) SARI BACAAN
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM OKSIDA MENGGUNAKAN METODE XRF (X-RAY FLOURESCENCE) Jamaluddin 1,Muh.Altin Massinai 1, Dahlang Tahir 2 1 Program StudiGeofisika 2 Program Studi Fisika Fakultas MatematikadanIlmuPengetahuan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo
BAB IV PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan membahas hasil percobaan serta beberapa parameter yang mempengaruhi hasil percobaan. Parameter-parameter yang berpengaruh pada penelitian ini antara lain
Lebih terperinciBENTUK-BENTUK MUKA BUMI
BENTUK-BENTUK MUKA BUMI Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI Disampaikan dalam Kegiatan Pendalaman Materi Geografi SMP Bandung, 7 September 2007 Peserta workshop: Guru Geografi SMP
Lebih terperinciPENGERTIAN VULKANOLOGI (ILMU GUNUNGAPI)
MODUL II PENGERTIAN VULKANOLOGI (ILMU GUNUNGAPI) Mengapa harus ada Vulkanologi Banyaknya letusan gunungapi dengan bencana alam yang ditimbulkannya Sejak jaman dulu, di lingkungan geologi gunungapi selalu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Lampung Selatan tepatnya secara geografis, terletak antara 5 o 5'13,535''-
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Lokasi Penelitian Tempat penelitian secara administratif terletak di Gunung Rajabasa, Kalianda, Lampung Selatan tepatnya secara geografis, terletak antara 5 o 5'13,535''-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan masa depan seseorang, dengan pendidikan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan masa depan seseorang, dengan pendidikan seseorang dapat memiliki ilmu yang dapat menjadi pedoman dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena konveksi dapat dijumpai dalam banyak hal, seperti perubahan cuaca akibat konveksi gas pada atmosfer planet, dan peristiwa konveksi lapisan fluida inti
Lebih terperinciJENIS-JENIS ERUPSI GUNUNG API
JENIS-JENIS ERUPSI GUNUNG API I. Sistem Vulkanisme dan Jenis-jenis Erupsi Letusan gunung api adalah peristiwa yang berbahaya dan menakutkan tetapi menarik dan menakjubkan. Letusan gunung api sangat bervariasi
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4 1. Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilaui gempa pada waktu yang sama disebut.... mikroseista pleistoseista makroseista
Lebih terperinciEruption styles, scales, and frequencies
Eruption styles, scales, and frequencies Berbagai macam erupsi vulkanik menunjukkan berbagai jenis karakter, hasil, dan frekuensi erupsi yang berbeda-beda. Setiap erupsi vulkanik bersifat unik, yang berarti
Lebih terperinciHIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian hidrosfer dan siklus hidrologi.
Lebih terperinciKERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan 1. Proses Alam Endogen Hamparan dataran yang luas, deretan pegunungan yang menjulang tinggi, lembah-lembah dimana sungai
Lebih terperinciKARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO
KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO Sifat Umum Lumpur Sidoarjo merupakan lumpur yang keluar dari perut bumi, berasal dari bagian sedimentasi formasi Kujung, formasi Kalibeng dan formasi Pucangan. Sedimen formasi
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kestabilan Massa Air Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa dalam kolom air massa air terbagi secara vertikal kedalam beberapa lapisan. Pelapisan
Lebih terperinciBAB II GEMPA BUMI DAN GELOMBANG SEISMIK
BAB II GEMPA BUMI DAN GELOMBANG SEISMIK II.1 GEMPA BUMI Seperti kita ketahui bahwa bumi yang kita pijak bersifat dinamis. Artinya bumi selalu bergerak setiap saat, baik itu pergerakan akibat gaya tarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas bumi terbesar (p otensi cadangan dan potensi diketahui), dimana paling tidak terdapat 62 lapangan
Lebih terperinciSD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. PEMBETUKAN TANAH SUBUR DAN STRUKTUR BUMILATIHAN SOAL BAB 11. magma. kawah. lahar. lava
SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. PEMBETUKAN TANAH SUBUR DAN STRUKTUR BUMILATIHAN SOAL BAB 11 1. Batuan cair dan panas yang terdapat di dalam perut bumi adalah. magma kawah lahar lava Magma adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN GEOLOGI. yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo - Australia, dan. dilihat pada Gambar 1.
BAB II TINJAUAN GEOLOGI 2.1. Struktur Geologi Proses terjadinya sumber panas bumi di Indonesia merupakan hasil dari interaksi tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo - Australia, dan
Lebih terperinciBUMI YANG DINAMIS DIGERAKKAN OLEH
BUMI YANG DINAMIS DIGERAKKAN OLEH ENERGI DARI MATAHARI ENERGI DARI DALAM BUMI MERUBAH WAJAH PERMUKAAN BUMI MELALUI PROSES-2 : 1. PELAPUKAN 2. PENGIKISAN 3. PENGANGKUTAN DAN 4.PENGENDAPAN MEMBENTUK RELIEF
Lebih terperinci