BAB III DESKRIPSI WILAYAH. A. Tinjaun Umum Kondisi Kota Administrasi Jakarta Timur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DESKRIPSI WILAYAH. A. Tinjaun Umum Kondisi Kota Administrasi Jakarta Timur"

Transkripsi

1 BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Tinjaun Umum Kondisi Kota Administrasi Jakarta Timur Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan salah satu wilayah administrasi di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur. Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Timur dibagi ke dalam 10 Kecamatan, yaitu Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, Makasar, Kramatjati, Jatinegara, Duren Sawit, Cakung, Pulogadung dan Matraman. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur memiliki perbatasan sebelah utara dengan Kota Administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, sebelah timur dengan Kota Bekasi (Provinsi Jawa Barat), sebelah selatan Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) dan sebelah barat dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan. B. Kondisi Geografis Kota administrasi Jakarta Timur merupakan bagian dari wilayah provinsi DKI Jakarta yang terletak antara 106º49ʾ35ˮ Bujur Timur dan 06 10ʾ37ˮ Lintang Selatan, dengan memiliki luas wilayah 187,75 Km², batas wilayah sebagai berikut : 1. Utara : Kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Pusat 2. Timur : Kotyamada Bekasi (Provinsi Jawa Barat) 3. Selatan : Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) 4. Barat : Kotyamada Jakarta Selatan 38

2 PETA ADMINISTRATIF KOTA JAKARTA TIMUR Sumber : Jakarta Timur dalam angka,2015 Kampung Pulo bertempat di Kecamatan Jatinegara, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Nama Kampung Pulo berasal dari bentuk dataran ini ketika air sungai Ciliwung meningkat ada yang berbentuk pulau kecil. Dataran Kampung Pulo cukup rendah dari jalan raya Jatinegara Barat. Kampung Pulo merupakan kawasan permukiman yang padat dan berdiri di tanah negara. Penduduk yang tinggal didalamnya rata rata berpenghasilan rendah, sehingga kualitas lingkungan semakin menurun. Saat ini semua kawasan hunian dituntut untuk menjadi hunian yang berkelanjutan, dengan luas area ± 8 Ha (sebagian besar berbatasan dengan sungai Ciliwung) dan kondisi fisik Kampung Pulo-Jakarta Timur saat ini maka pemukiman 39

3 tersebut tidak dapat bersifat berkelanjutan. Cara untuk menjadikan Kampung Pulo pemukiman yang berkelanjutan adalah dengan meremajakan kembali pemukiman saat ini. Jumlah penduduk yang menempati Kampung Pulo pada tahun 2010 diketahui sebanyak jiwa dengan luas area ± 8 Ha, maka didapat kepadatan per-ha sekitar jiwa/ha. Kampung Pulo menjadi kawasan yang amat padat setiap tahunnya karena ada saja pendatang baru yang tinggal di sana. Jika air sungai Ciliwung meningkat maka sebagian besar warga Kampung Pulo yang ada di dataran rendah akan terkena banjir, namun warga tetap memilih untuk tinggal di Kampung Pulo. Keinginan warga yang ingin terus tinggal di Kampung Pulo tidak ditunjang dengan sikap mereka yang merawat lingkungan, sehingga lingkungan tempat tinggal mereka menjadi kumuh dan jorok. Kampung Pulo menyimpan potensi ekonomi dan sosial di dalamnya sehingga potensial untuk menjadi sebuah kawasan permukiman yang berkelanjutan. Namun karena kondisi saat ini yang padat dan kumuh maka kawasan perlu tindakan Redevelopment, melalui perbaikan lingkungan fisik. 40

4 Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan, Jumlah Kelurahan,Jumlah RW dan RT di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur Kecamatan Luas wilayah Jumlah Jumlah RW Jumlah RT (Km²) Kelurahan Matraman 4, Pulo Gadung 15, Cakung 42, Jatinegara 11, Kramat Jati 12, Pasar Rebo 12, Duren Sawit 16, Makasar 21, Cirasas 16, Cipayung 28, Jakarta 182, Timur Sumber : Biro Statistik Wilayah Kota administrasi Jakrta Timur Tahun 2008 Dari tabel diatas menunjukkan sebaran luas wialayah per kecamatan yang ada di Kota Jakarta Timur. Cakung merupakan kecamatan dengan wialayah terluas sedangkan kecamatan Matraman mempunyai luas wilayah yang terkecil dibandingkan dengan 9 kecamatan lainnya. Kondisi iklim suhu Udara minimum 21,4ºC terjadi dibulan februari dan suhu udara maksimum sebesar 34,2ºC terjadi dibulan Oktober dengan suhu udara rat-rata 27,3ºC. Tekanan udara sekitar 1011,5 mb dengan kelembapan udara 78,9 persen dan rata-rata kecepatan angin 9,2 kot. 41

5 Kategori wilayah Jakarta Timur terdiri dari 95% daratan dan selebihnya rawa atau persawahan dengan ketinggian rata-rata 50 m dari permukaan air laut. Sebagai wilayah dataran rendah yang letaknya tidak jauh dari pantai, tercatat lima sungai mengalir Kota Administrasi Jakarta Timur. Sungaisungai tersebut antara lain Sungai Ciliwung, Sungai Sunter, Kali Malang, Kali Cipang, dan Cakung Drain dibagian utara wilayah ini. Sungai-sungai tersebut pada musim puncak hujan pada umumnya tidak mampu menampung air sehingga beberapa kawasan tergenang banjir. Kota Administrasi Jakarta Timur mempunyai beberapa karekteristik khusus antara lain: Memiliki beberapa kawasan industry, antara lain Pulo Gadung, Memiliki beberapa pasar jenis induk, antara lain pasar sayursayuran Kramat Jati, Pasar Induk Cipinang, Memiliki Bandara Halim Perdana Kusuma, dan Memiliki obyek wisata antara lain TMII dan Lubang Buaya. C. Kondisi Demografis Secara demografis, Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan kota yang paling luas di antara kota-kota lainnya di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kota Administrasi Jakarta Timur juga memiliki jumlah penduduk yang paling banyak. Berdasarkan sumber data Sudin Kependudukan Jakarta Timur, jumlah penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur sampai dengan Bulan September tahun 2014 adalah jiwa, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Tingkat pertumbuhan penduduk juga mengalami peningkatan dari 0,75 % pada tahun

6 menjadi 1,94 % pada periode tahun Berikut adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang dibagi perkecamatan. Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Jakarta Timur Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2014 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin (Jiwa) Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Pasar Rebo Ciracas Cipayung Makasar Kramat Jati Jatinegara Duren Sawit Cakung Pulo Gadung Matraman Kota Jakarta Timur Sumber : BPS Kota Jakarta Timur Tahun 2015 Tabel diatas menujukkan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di tiap kecamatan yang ada di Jakarta Timur pada tahun Jumlah penduduk terbanyak di kecamatan cakung dengan jumlah 523,159 jiwa yang terdiri dari 269,764 penduduk laki-laki dan 253,395 penduduk perempuan. 43

7 Untuk jumlah penduduk paling sedikit berada di kecamatan makasar yaitu 195,678 jiwa yang terdiri dari 98,158 penduduk laki-laki dan 97,520 penduduk perempuan. D. Kondisi Sosial Jakarta Timur sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Jakarta yang juga menjadi ibukota negara Indonesia dituntut untuk terus menerus untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan dinamika pembagunan yang berkembang dan semakin maju. Jakarta Timur dihadapkan pada berbagai persoalan ekonomi, kependudukan, dan sarana kota yang memadai. Adat istiadat merupakan campuran perpaduan etnis dan suku bangsa antara lain cina, arab, portugis, belanda, dan lain-lain maka dari itu terbentuk asimilasi penduduk antara lain yaitu logat melayu betawi, kesenian topeng betawi, gambang kromo, tanjidor, rebana, dan arsitektur perumahan dan lainnya. Mata pencaharian orang betawi dapat dibedakan antara lain yang berdiam ditengah kota dan yang tinggal dipinggiran, didaerah pinggiran sebagian adalah petani buah-buahan, petani sewa, dan pemelihara ikan. Namun makin lama areal pertanian mereka makin menyempit karena makin banyak yang dijual untuk area pembagunan perumahan, industry, dan lainlain. akhirnya para petani inipun mulai berahli bekerja sebagai buruh dan lain-lain. 44

8 E. Kondisi Agama Agama merupakan sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat yang mempercayai adanya dan keesaan tuhan. Agama yang diakui di Indonesia secara umum terbagi menjadi enam macam agama, terdiri dari Islam, Kristen protestan, Kristen Katholik, Hindu, Budha dan konghucu. Di kota Jakarta Timur sendiri pemeluk agama dari keenam aliran tersebut mayoritas didominasi oleh pemeluk agama islam, seperti yang ditunjukkan pada table berikut ini. Tebel 3.1 Jumlah penduduk berdasarkans Agama yang dianut di DKI Jakarta, 2013 Agama Penduduk tahun 2013 (jiwa) Islam Kristen Protestan 226,380 Kristen Katolik 76,863 Hindu 5207 Budha Konghuchu 148 Jumlah Sumber :http// diakses 20 Oktober

9 F. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sector yang menjadi perhatian serius bagi pemerintah pusat maupun daerah. Berdasarkan hasil survey hasil Sosial Ekonomi Nasional (Sesenas) tahun 2013, secara umum rat-rata pendidikan penduduk Jakarta Timur sudah sampai tingkat SMA, hal ini dapat terlihat dari penduduk usia 10 tahun keatas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dimana yang terbesar adalah lulusan SMA yaitu 41, 3 persen, kemudia lulusan SMP sebesar 19,8 persen, lulusan SD sebanyak 15,4 persen, lulusan universitas sebanyak 14,9 persen, sedangkan yang tidak tamat SD mempunyai presentase yang paling kecil yaitu 8,6 persen. Tabel 4.1 Angka Partisipasi Sekolah di Jakarta Timur (persen), Kelompok Umur Sekolah (1) (2) (3) ,10 98, ,39 98, ,90 68, ,03 21,13 Sumber: Susenas 2013 Jika dilihat dari angka partisipasi sekolah, angka partisipasi sekolah dari usia tahun merupakan yang paling tinggi yaitu mencapai 94,49 persen, angka partisipasi sekolah 7-12 tahun, sebesar 98,44 persen, angka partisipasi sekolah usian sebesar 68,54 persen, dan angka partisipasi 46

10 sekolah usia tahun merupakan angka yang paling rendah yaitu sebesar 12,13 persen. Salah satu keberhasilah program pendidikan ditunjukan dengan rendahnya tingkat buta huruf penduduk, peresentase penduduk yang dapat membaca dan menulis mencapai 99,40 persen, sedangkan, yang tidak dapat membaca dan menulis hanya sekitar 0,60 persen. G. Kondisi Perekonomian Perekonomian Jakarta Timur tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 345,64 triliun rupiah, sementara menurut harga konstan mencapai 249,27 triliun rupiah. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Jakarta Timur selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 selalu mengalami pertumbuhan positif. Untuk tahun 2015 pertumbuhan ekonomi di Jakarta Timur sebesar 5,41 persen, atau melambat jika dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh sebesar 6,15 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan yakni 15,68 persen, kemudian disusul oleh lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,42 persen dan lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 9,86 persen. Struktur perekonomian Jakarta Timur tahun 2015 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, yaitu industri pengolahan sebesar 30,36 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,96 persen, dan konstruksi sebesar 12,09 persen. PDRB per kapita atas 47

11 dasar harga berlaku menggambarkan besarnya rata-rata nilai tambah bruto yang dihasilkan per penduduk Jakarta Timur secara nominal. Tahun 2015, PDRB per kapita Jakarta Timur atas dasar harga berlaku sebesar 121,54 juta rupiah. Grafik 1. Struktur PDRB Jakarta Timur Menurut Lima Lapangan Usaha Terbesar, 2015 Sumber : Berita Resmi Statistik No.01/10/3172/Th. VIII, 7 Oktober 2016 Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 15,68 persen. Peningkatan dan laju pertumbuhan yang tinggi tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan sub lapangan usaha angkutan udara. Pembukaan bandara Halim Perdana Kusuma sebagai bandara komersial mendorong terjadinya peningkatan nilai tambah yang sangat tinggi pada sektor ini. Pertumbuhan tertinggi kedua dicapai oleh lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh sebesar 11,42 48

12 persen. Setelah itu diikuti oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar 9,86 persen. Sementara itu tiga lapangan usaha utama di Jakarta Timur yaitu lapangan usaha industri pengolahan tumbuh sebesar 4,30 persen, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh sebesar 3,16 persen, dan lapangan usaha konstruksi tumbuh sebesar 3,98 persen. H. Kondisi Politik dan Pemerintahan Kota Jakarta Timur terdiri dari 10 kecamatan yaitu, Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, Makasar, Kramatjati, Jatinegara, Duren Sawit, Cakung, Pulogadung dan Matraman, yang ada terbagi atas 10 kelurahan. Berdasarkan klasifikasi dari kemampuan kelurahan dalam membangun wilayahnya tercatat seluruh kelurahan masuk kedalam kategori kelurahan SwaSembada. Artinya seluruh kelurahan yang ada Telah mampu menyelenggarakan pemerintahannya dengan mandiri. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, aparatur pemerintah sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat mempunyai peran yang penting menyelenggarakan berbagai tugas baik itu tugas-tugas umum pemerintahan, tugas pembangunan maupun dalam tugas dalam pelayanan kepada masyarakat (publik). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, Jakarta Timur Tercatat 18,052 Pegawai Negeri Sipil yang berada dibawah Pemerintahan Kota Jakarta Timur. Pemerintah Kota Jakarta Timur selalu berusaha meningkatkan kemampuan aparaturnya baik melalui pendidikan 49

13 formal maupun informal. Berikut akan ditampilkan komposisi PNS yang ada di Kota Jakarta Timur dilihat dari kelompok usia. Tebel 5.1 Jumlah PNS Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Jakarta Timur 2014 Jumlah PNS di Jakarta Timur (Jiwa) Kelompok umur Lakilaki PNS Perempuan Jumlah < Jumlah Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Tahun 2014 Komposisi PNS untuk kelompok umur tahun di Kota Jakarta Timur terbilang banyak sesuai dengan jenis kelamin. hal ini dikarenakan secara administratif, Jakarta Timur merupakan daerah yang mempunyai tingkat penduduk yang setiap tahunnya meningkat ditambah dengan adanya urbanisasi yang terjadi maka jumlah PNS dengan kelompok usia tersebut juga makin meningkat. 50

14 I. Profil Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Dinas Perumahan dan Gedung Pemda (DPGP) Provinsi DKI Jakarta merupakan gabungan dua (2) instansi antara Dinas Perumahan dengan Kantor Tata Bangunan Gedung (KTBG) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 139 Tahun 2009 tanggal 24 Agustus Secara historis, pada awalnya Kantor Urusan Perumahan menjadi cikal bakal pembentukan Dinas Perumahan. Pada tahun 1982 kedudukan Dinas Perumahan diakui sebagai salah satu unsur pelaksana daerah di bidang perumahan serta urusan lain sesuai dengan Peraturan Daerah No 10 tahun Berkaitan dengan kondisi wilayah di DKI Jakarta yang masih ditemui banyak area-area yang ditempati oleh warga pendatang di lahan yang bukan miliknya seperti bantaran kali, pinggir rel Kereta Api maupun di bawah Jaringan Listrik Tegangan Tinggi. Hal ini yang menimbulkan daerah-daerah kumuh baru. Sejak lama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memilki instansi yang menangani daerah kumuh yang sudah dimulai sejak tahun Program ini dikenal dulunya dengan Kampoong Improvement Program (Program Perbaikan Kampung) atau Proyek Muhamad Husni Thamrin (MHT) yang ditangani oleh Badan Pelaksana Pembangunan Proyek Muhamad Husni Thamrin (Bappem MHT). Dikarenakan fungsi dari badan ini memiliki kesamaan dengan Dinas Perumahan maka dileburlah dua instansi ini berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1147 Tahun

15 Sehingga tugas dan tanggung jawab Dinas Perumahan menjadi semakin luas dalam melaksanakan penanganan pembangunan perumahan dan permukiman di wilayah DKI Jakarta. Saat ini DPGP adalah salah satu unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Perumahan, Permukiman dan Gedung Pemerintah Daerah. DPGP mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Perumahan, Permukiman dan Pembinaan Teknis Gedung Pemda. Adapun Visi dan Misi DPGP adalah Visi Terwujudnya Perumahan, Pemukiman dan Bagunan Gedung yang legal dan berwawasan lingkungan. Misi 1. Menyelenggarakan perencanaan teknis perumahan, pemukiman, dan Gedung Pemda dan lingkungan perumahan yang akurat dan realistis. 2. Menyelenggarakan pembagunan perumahan dan pemukiman, perawatan rumah susun dan pengadaan lahan yang layak, aman, terjangkau dan berwawasan lingkungan 3. Menyelenggarakan pembinaan teknis dalam perangcangan arsitektur, perancangan konstruksi dan anggaran serta perancangan mekanikal dan elekrikal dalam mewujudkan pembagunan gedung pemda yang aman, handal, dan berwawasan lingkungan 52

16 4. Menyelenggarakan pembinaan teknis perawatan pembangunan gedung pemerintah daerah efektif dan efisien sesuai ketentuan 5. Menyelenggarakan perizinan dan pembinaan penghunu, penerbitan dan penyelesaian sengketa serta penyeluhan dan peran serta masyarakat 6. Menyelenggarakan Pengelolaan rumah susun yang efektif dan efisien 7. Menyelenggarakan perencanaan penataan lingkungan perumahan dan pemukiman, melaksanakan dan mengawasi, mengendalikan pembagunan perumahan dan pelayann atas penghunian perumahan, melaksanakan, perencanaan, pengawasan, bimbingan teknis pengawasan pembagunan/perawatan bagunan gedung pemerintah daerah di wilayah kota Administrasu dan Kabupaten Administrasi 8. Menyelenggarakan Tugas Adminstrasi yang efektif dan efisien Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi DKI Jakarta merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di sektor perumahan dan bangunan gedung yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Sebagai sebuah SKPD yang memiliki tugas pokok yang sangat strategis dalam rangka menyelenggarakan perumahan, pemukiman dan pembinaan teknis gedung pemerintah daerah, maka sudah sepatutnya SKPD ini dikelola dengan sangat baik karena kontribusinya sangat signifikan dalam rangka pencapaian visi Provinsi DKI Jakarta. 53

17 Berdasarkan tugas pokok yang diamatkan dan operasionalisasi dari visi Dinas Perumahan dan Gedung Pemda maka dirumuskan serangkaian langkah-langkah yang sistematis dan komprehensif dengan mempertimbangkan bidang dan unit pelaksana kegiatan. Oleh karena itu misi pertama hingga kedelapan menggambarkan perwujudan pelaksanaan bidang masing-masing dalam dalam menyelenggarakan perumahan, pemukiman dan pembinaan teknis gedung pemda sehingga tujuan pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD DKI Jakarta Tahun dapat tercapai. Namun keberhasilan yang ingin dicapai sebagaimana disebutkan di atas tidaklah mudah diraih tanpa disertai dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan menjalin sinergi dengan dunia usaha dan masyarakat. Apabila kedepalan misi tersebut berjalan dengan baik, maka akan sangat menunjang keberhasilan pencapaian visi : Terwujudnya Perumahan, Pemukiman dan Bangunan Gedung yang Andal, legal dan berwawasan lingkungan untuk menuju Jakarta Baru Kedudukan A. DPGP merupakan peleksana otonomi daerah di bidang perumahan, pemukiman dan gedung Pemerintah Daerah B. DPGP dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. 54

18 C. DPGP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten pembagunan dan Lingkungan Hidup Tupoksi A. DPGP mempunyai tugas menyelenggarakan perumahan, permukiman dan pembinaan teknis gedung Pemerintah Daerah. B. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPGP menyelenggarakan fungsi : 1) Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran DPGP; 2) Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran DPGP; 3) Penyusunan kebijakan, pedoman dan standar teknis perencanaan. pembangunan, penataan, pengelolaan, pemeliharaan dan perawatan, pemantauan dan evaluasi perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah; 4) Perencanaan, pembangunan, penataan, pengelolaan, pemeliharaan, perawatan, pemantauan dan evaluasi perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah; 5) Pelaksanaan penilaian dan bimbingan teknis pengelolaan perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah; 6) Fasilitasi dan penyelesaian sengketa penghunian perumahan; 7) Penanganan perumahan fakir miskin sesuai dengan lingkup tugasnya; 55

19 8) Perencanaan, pembangunan dan perawatan/rehab total bangunan gedung Pemerintah Daerah; 9) Pelaksanaan pembangunan dan perawatan/rehab total bangunan gedung Pemerintah Daerah; 10) Pengawasan perencanaan, pembangunan, perawatan rehab total dan pemeliharaan gedung Pemerintah Daerah, perumahan dan permukiman; 11) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan usaha pembangunan dan pengelolaan perumahan dan permukiman; 12) Pengawasan dan Value Engineering (VE) terhadap bangunan gedung Pemerintah Daerah, termasuk fasilitas sosial dan fasilitas umum serta sarana penunjang lainnya; 13) Pembinaan terhadap mitra jasa konstruksi; 14) Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi perumahan; 15) Pemberian dukungan dan bimbingan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah di bidang perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah; 16) Penegakan peraturan perundang-undangan daerah di bidang perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah; 17) Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana di bidang perumahan dan gedung Pemerintah Daerah; 56

20 18) Pengawasan dan pengendalian izin di bidang perumahan dan gedung Pemerintah Daerah; 19) Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang DPGP; 20) Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan DPGP; 21) Pengelolaan kearsipan, data dan informasi DPGP; 22) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi DPGP. 57

21 Susunan Organisasi Sumber : Dinas Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta 58

22 J. Profil Dinas Tata Air DKI Jakarta Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta adalah unsur pelaksana otonomi daerah di bidang tata air. Dinas Tata Air dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dinas Tata Air dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup. Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengelolaan, pembangunan, pemeliharaan, perawatan, pengendalian, pemantauan, evaluasi, penelitian, pengembangan dan pengamanan sumber daya air. Sejarah dan Perkembangan Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta Dinas Tata Air sebelumnya bernama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1953 tentang pelaksanaan penyerahan sebagian dari urusan Pemerintah Pusat mengenai pekerjaan umum kepada provinsi-provinsi dan penegasan mengenai pekerjaan umum dan daerah otonom, kabupaten, kota besar, dan kecil yang diserahkan kepada daerah meliputi : 1. Jalan jalan umum beserta bangunan-bangunan turutannya 2. Lapangan lapangan dan taman taman 3. Pembuluh pembuluh pembilas, got got dann riol roil 4. Penerangan jalan Tempat perkuburan umum 1. Pasar pasar dan los pasar 2. Sumur sumur bor 3. Pesanggrahan pesanggrahan 4. Pencegahan bahaya kebakaran 59

23 5. Bangunan bangunan umum 6. Gedung gedung negara Sampai dengan tahun 1966, semua jenis kegiatan tersebut diatas masih dilaksanakan oleh unit pekerjaan umum, kemudian sesuai dengan berkembangannya volume kegiatan dan pembangunan maka kegiatan yang bersifat ke-pu-an seperti diuraikan dalam PP No. 18 tahun 1953, satu persatu mulai ditangani oleh unit-unit tersendiri. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA AIR DKI JAKARTA Melaksanakan Perencanaan, Pengelolaan, Pembangunan, Pemeliharaan, Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian, Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air. Untuk Menyelenggarakan Tugas Sebagaimana dimaksud, Dinas Tata Air Mempunyai fungsi: 1. Penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja dan Anggaran Dinas Tata Air; 2. Pelaksanaan Rencana Strategis dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Tata Air; 3. Penyusunan Kebijakan, Pedoman dan Standar Teknis Perencanaan, Pembangunan, Pengelolaan, Pemeliharaan, Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian, Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air Hujan, Air 60

24 Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air Limbah/Air Kotor; 4. Perencanaan, Pembangunan, Pengelolaan, Pemeliharaan, Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian, Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air Hujan, Air Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air Limbah/Air Kotor; 5. Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Fungsional di Bidang Tata Air; 6. Pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Air; 7. Perencanaan, Pembangunan, Pemeliharaan, Perawatan, Penggunaan, Pemanfaatan, Pengawasan, Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi Jaringan Utilitas Air Bersih; 8. Penyediaan, Penatausahaan, Penggunaan, Permeliharaan dan Perawatan Prasarana dan Sarana di Bidang Tata Air; 9. Pengawasan dan Pengendalian Izin di Bidang Tata Air; 10. Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah di Bidang Sumber Daya Air Hujan, Air Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air Limbah/Air Kotor; 11. Pemberian Dukungan Teknis Kepada Masyarakat dan Perangkat Daerah untuk Bidang Sumber Daya Air Hujan, Air Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air Limbah/Air Kotor; 61

25 12. Pengelolaan Kepegawaian, Keuangan dan Barang Dinas Tata Air; 13. Pengelolaan Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan Dinas Tata Air; 14. Pengelolaan Kearsipan, Data dan Informasi Dinas Tata Air; 15. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Tata Air. 62

26 Sumber : Dinas Tata Air DKI Jakarta 63

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Geografi dan Lingkungan Jakarta Timur terletak pada wilayah bagian Timur ibukota Republik Indonesia, dengan letak geografis berada pada 106 0 49 ' 35 '' Bujur Timur

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN 33 IV. KONDISI UMUM PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Peta Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Jakarta Timur Kecamatan Ciracas dan Jatinegara merupakan salah satu kecamatan yang terletak di jakarta

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dinas Perumahan dan Gedung Pemda (DPGP) Provinsi DKI Jakarta

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dinas Perumahan dan Gedung Pemda (DPGP) Provinsi DKI Jakarta BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sejarah Organisasi Dinas Perumahan dan Gedung Pemda (DPGP) Provinsi DKI Jakarta merupakan gabungan dua (2) instansi antara Dinas Perumahan dengan Kantor Tata Bangunan

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 TUMBUH 5,98 PERSEN Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMERINTAH

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Spasial Ruang Terbuka Hijau 5.1.1. Identifikasi Perubahan Luas RTH di Jakarta Timur Identifikasi penyebaran dan analisis perubahan Ruang Terbuka Hijau di kawasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan pendahuluan yang merupakan framework dari penyusunan laporan ini. Pada bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran. Dibahas pula ruang lingkupnya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.4. Latar Belakang Permukiman kumuh merupakan permasalahan klasik yang sejak lama telah berkembang di kota-kota besar. Walaupun demikian, permasalahan permukiman kumuh tetap menjadi

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kecamatan Sukasari Kota Bandung 2.1.1 Struktur Organisasi Kecamatan Sukasari Kota Bandung Berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta 30 KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta Kota Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang dinamis. Setiap waktu fisik kota tampak berubah oleh kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kota seiring pertambahan

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

Gambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta

Gambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Kondisi Geografis Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6 12' Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Lokasi dan Geografi Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Magelang secara Geografis terletak pada posisi 7 0 26 18 7 0 30 9 Lintang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Peubah Yang Digunakan pada Analisis Hayashi I

Lampiran 1. Tabel Peubah Yang Digunakan pada Analisis Hayashi I LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Tabel Peubah Yang Digunakan pada Analisis Hayashi I No Peubah Kategori 1 Kegiatan 1 6 2 Usia 1= 0-15 2 3 4 5 2= 16-30 3= 31-45 4= >45 3 Status di 1= Ayah 2= Ibu 3= Anak 4= Anggota

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI Cimahi berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota dari Provinsi Lampung. Provinsi Lampung pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1. Penggunaan Lahan 5.1.1. Penggunaan Lahan di DAS Seluruh DAS yang diamati menuju kota Jakarta menjadikan kota Jakarta sebagai hilir dari DAS. Tabel 9 berisi luas DAS yang menuju

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kedudukan Propinsi DKI Jakarta adalah sangat strategis dan juga menguntungkan, karena DKI Jakarta disamping sebagai ibukota negara, juga sebagai pusat

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 16 IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk melebihi 200 juta penduduk, bangsa Indonesia terdiri dari multi ras, etnis, kultur, dan agama.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GEOGRAFI 1. Letak Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Propinsi Lampung, sekaligus sebagai pusat perdagangan dan jasa terbesar di propinsi

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMD 2013-2017 baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.101 2016 KESRA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Penyelenggaraan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Tengah. Kabupaten Lampung Tengah meliputi areal seluas 4.789,62 Km 2 terletak

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Tengah. Kabupaten Lampung Tengah meliputi areal seluas 4.789,62 Km 2 terletak 88 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Geografis Kabupaten Lampung Tengah meliputi areal seluas 4.789,62 Km 2 terletak pada bagian tengah Propinsi Lampung dengan Ibukota di Gunung

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.VIII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,85 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan Gambaran umum kondisi kota Medan memuat perkembangan kondisi Kota Medan sampai saat ini, capaian hasil pembangunan kota sebelumnya

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 TUMBUH 2,41 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 No. 37/08/14/Th. XVIII, 7 Agustus 2017 Perekonomian

Lebih terperinci

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci 15 BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Kecamatan Ukui 1. Geografis Kecamatan Ukui Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci merupakan salah satu Kecamatan yang termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Batas admistrasi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian tengah, di bagian selatan dibatasi lautan Indonesia, sedangkan di bagian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe - 2-3 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 10/02/73/Th. IX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 TUMBUH 7,41 PERSEN PDRB MENURUT

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah 10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Kesuma Nama Kesuma dulunya namanya adalah Kalam Pasir yang dulunya terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah berkunjung

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta merupakan kota jasa dan perdagangan yang di dalamnya berkembang berbagai skala usaha baik dari skala kecil, menengah hingga besar. Terlepas dari tingkat perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN Perumnas Bumi Tlogosari terletak di Kelurahan Tlogosari Kulon dan Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan yang merupakan bagian dari Bagian Wilayah Kota V Semarang.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci