TUGAS KE 1 MATA KULIAH STATISTIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS KE 1 MATA KULIAH STATISTIKA"

Transkripsi

1 TUGAS KE 1 MATA KULIAH STATISTIKA AGUS SUSANTO : Manajemen Prasarana Perkotaan Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Tahun 016

2 Jelaskan istilah-istilah di bawah ini dan berikan contohnya. 1. Parameter Parameter adalah bilangan nyata yang menyatakan sebuah karakteristik dari sebuah populasi. Contoh : mean populasi, varians populasi dan simpangan baku.. Statistika Inferensi Statistika inferensial adalah proses pengambilan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data sampel yang lebih sedikit menjadi kesimpulan yang lebih umum untuk sebuah populasi. Penelitian inferensial diperlukan jika peneliti memiliki keterbatasan dana sehingga untuk lebih efisien penelitian dilakukan dengan mengambil jumlah sampel yang lebih sedikit dari populasi yang ada. Pada penelitian inferensial, dilakukan prediksi. Statistik inferensial membutuhkan pemenuhan asumsi-asumsi. Asumsi paling awal yang harus dipenuhi adalah sampel diambil secara acak dari populasi. Hal tersebut diperlukan karena pada statistika inferensial perlu keterwakilan sampel atas populasi. Asumsi-asumsi lain yang perlu dipenuhi mengikuti alat analisis yang digunakan. Jika yang digunakan adalah analisis regresi, maka asumsi-asumsi data harus memenuhi asumsi analisis regresi. Metode analisis statistik yang digunakan dalam statistik inferensial adalah T-test, Anova, Anacova, Analisis regresi, Analisis jalur, Structural equation modelling (SEM) dan metode analisis lain tergantung tujuan penelitian. Dalam statistik inferensial harus ada pengujian hipotesis yang bertujuan untuk melihat apakah ukuran statistik yang digunakan dapat ditarik menjadi kesimpulan yang lebih luas dalam populasinya. Ukuran-ukuran statistik tersebut dibandingkan dengan pola distribusi populasi sebagai normanya. Oleh sebab itu, mengetahui pola distribusi data sampel menjadi penting dalam statistik inferensial. Contoh : Pada pemilu presiden 014. Berbagai lembaga survei melakukan quick count untuk mengetahui secara cepat kandidat presiden mana yang akan mendapatkan suara rakyat lebih banyak. Lembaga survei tersebut mengambil sebagian sampel TPS (Tempat Pemungutan Suara) dari total TPS populasi. Hasil sampel TPS tersebut digunakan untuk generalisasi terhadap keseluruhan TPS. Katakanlah diambil.000 sampel TPS dari populasi TPS yang ada. Hasil dari.000 TPS adalah statistik deskriptif. Sedangkan jika kita mengambil kesimpulan terhadap TPS adalah statistik inferensial.kekuatan statistik inferensial tergantung pada teknik pengambilan sampel dan proses randomisasi. Jika proses randomisasi dilakukan dengan benar, maka sampel yang lebih sedikit dapat memprediksi nilai populasi dengan baik. Dengan demikian dapat menghemat anggaran pengambilan / pengumpulan data. 3. Populasi Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya yang menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data penelitian. Jenis-jenis Populasi, Populasi dapat dibagi berdasarkan keadaan (kompleksitasnya) dan berdasarkan ukurannya. Populasi berdasarkan keadaannya Populasi Homogen: populasi dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan di bidang eksakta, misalnya air, larutan, dsb. Apabila kita ingin mengetahui manis tidaknya secangkir kopi, cukup dengan mencoba setetes cairan kopi tersebut. Setetes cairan kopi sudah bisa mewakili kadar gula dari secangkir kopi tersebut.

3 Populasi Heterogen: populasi dikatakan heterogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan dalam penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat unik dan kompleks. Misalnya, apabila kita ingin mengetahui rata-rata IQ mahasiswa Unpad angkatan 009 (berarti rata-rata dari semua Fakultas). Populasi berdasarkan ukurannya Populasi terhingga: populasi dikatakan terhingga bilamana anggota populasi dapat diperkirakan atau diketahui secara pasti jumlahnya, dengan kata lain, jelas batas-batasnya secara kuantitatif, misalnya: a) Banyaknya Mahasiswa Agroteknologi Kelas A, Angkatan 009, Faperta, Unpad b) Tinggi penduduk yang ada di kota tertentu c) Panjang ikan di sebuah danau Populasi tak hingga: populasi dikatakan tak hingga bilamana anggota populasinya tidak dapat diperkirakan atau tidak dapat diketahui jumlahnya, dengan kata lain, batas-batasnya tidak dapat ditentukan secara kuantitatif, misalnya: a) Air di lautan b) Banyaknya pasir yang ada di Pantai Pangandaran. c) Banyaknya anak yang menderita kekurangan gizi d) Kedalaman suatu danau yang diukur dari berbagai titik Contoh : Populasi Mahasiswa Universitas Syiah Kula Populasi Mahasiswa Fakultas Pertanian Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk tersebut Jika yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan X, maka populasinya adalah keseluruhan laporan keuangan perusahaan X tersebut Jika yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen A maka populasinya adalah seluruh pegawai di departemen A 4. Statistika Deskriptif Pada statistik deskriptif penelitian hanya menggambarkan keadaan data apa adanya melalui parameter-parameter seperti mean, median, modus, distribusi frekuensi dan ukuran statistik lainnya. Pada statistika deskriptif, yang perlu disajikan adalah: a. Ukuran pemusatan data (measures of central tendency). Ukuran pemusatan data yang sering digunakan adalah distribusi frekuensi. Ukuran statistik ini cocok untuk data nominal dan data ordinal (data kategorik). Sementara nilai mean adalah ukuran pemusatan data yang cocok untuk data continuous. Ukuran deskriptif lain untuk pemusatan data adalah median (nilai tengah) dan modus (nilai yang paling sering muncul). b. Ukuran penyebaran data (measures of spread). Ukuran penyebaran data yang sering digunakan adalah standar deviasi. Ukuran penyebaran data ini cocok digunakan untuk data numerik atau continuous. Sementara untuk data kategorik, nilai range merupakan ukuran yang cocok.

4 Contoh statistika deskriptif yang sering muncul adalah, tabel, diagram, grafik, dan besaranbesaran lain di majalah dan koran-koran 5. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian Contoh : Contoh Ukuran/Jumlah Sampel (n) untuk Memperkirakan Proporsi/Persentase Populasi Akan diteliti Berapa Besar Persentase Sumber Biaya Pendidikan SD Negeri yang Berasal dari PAD di Kabupaten Bandung. Misalnkan seluruh SD Negeri yang ada di Kabupaten Bandung berjumlah 000 sekolah. Bound of error atau kesalahan sampling tertinggi yang dikehendaki tidak lebih dari 5 persen. Tingkat kepercayaan yang digunakan 95%. 6. Sensus Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu. Data yang diperoleh tersebut merupakan hasil pengolahan sensus disebut sebagai data yang sebenarnya (true value), atau sering juga disebut parameter. Contoh : hasil sensus penduduk tahun 015 memberikan data sebenarnya mengenai penduduk Kecamatan Jaya Baru (jumlahnya menurut jenis kelamin, menurut umur, menurut pendidikan, menurut lapangan kerja dan agama) Jelaskan hubungan antara statistika deskriptif dan statistika inferensi. Gunakan contoh kasus yang konkrit untuk menjelaskannya. Statistik dibedakan menjadi dua macam tipe aplikasi yakni statistik deskriptif dan statistik inferensial. 1. Statistik deskriptif Statistik deskriptif merupakan tipe analisis yang meliputi pengumpulan data, penyajian data, dan peringkasan data. Tipe analisis ini hanya sebatas mengolah data dan menyajikannya saja sehingga tidak dapat digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan dari apa yang telah diteliti.. Statistik inferensial/ induktif Statistik inferensial merupakan tipe analisis yang digunakan utnuk mengkaji, menaksir dan menarik kesimpulan dari apa yang telah diteliti sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Dalam statistik induktif/ inferensial terdapat beberapa langkah yakni: Menentukan hipotesis nihil (Ho) dan menentukan hipotesis alternatif (Ha atau H1). Menentukan statistik tabel Menghitung kriteria pengujian atau statistik hitung Menarik kesimpulan dan mengambil keputusan sesuai dengan hasil perbandingan antara statistik hitung dengan statistik tabel yang ada atau dengan melihat tingkat signifikansinya yakni apakah Ho ditolak atau diterima.

5 Pembagian metode statistik induktif: 1. Berdasarkan tipe data Data bersifat kualitatif (nominal dan ordinal), analisis dapat dikelompokkan pada bagian statistik non parametrik. Seperti Uji Wilcoxon, Kruskal-Wallis, Friedman dan sebagainya. Data bersifat kuantitatif (interval dan rasio), analisis dapat dikelompokkan pada bagian statistik parametrik. Seperti Uji T, Uji F (Anova) dan sebagainya.. Berdasarkan jumlah variabel Analisis univariat, digunakan untuk menganalisis satu variable. Misalnya Uji T. Analisis bivariat, digunakan untuk menganalisis dua variabel. Misalnya analisis korelasi sederhana dan analisis regresi sederhana. Analisis ganda/ faktorial, digunakan bila hanya satu variabel dependen tetapi lebih dari satu variabel independen yang dianalisis. Misalnya analisis korelasi ganda dan analisis regresi ganda. Analisis multivariate, digunakan untuk menganalisis dua atau lebih variabel dependen dan dua atau lebih variable independen. Misalnya cluster analysis, factor analysis, discriminant analysis dan sebagainya. Untuk keperluan analisis data pada bidang riset, metode statistik induktif yang ada dapat dibagi sesuai dengan kegunaannya, antara lain: 1. Analisis statistik komparatif (perbandingan dan perbedaan), misalnya : independen sample t test, paired sample t test, one way anova.. Analisis statistik korelasional (uji asosiasi), misalnya crosstab untuk korelasi dua variabel data berskala nominal (kategori), korelasi dua variabel data berskala interval/ rasio (korelasi Pearson), korelasi parsial data berskala interval/ rasio. 3. Analisis prediktif, misalnya analisis regresi sederhana dan regresi ganda. 4. Analisis multivariat, misalnya cluster analysis, factor analysis, discriminant analysis dan sebagainya. Terkadang dalam suatu penelitian hanya digunakan salah satu dari kedua tipe aplikasi tersebut. Tetapi dapat juga digunakan keduanya, yakni penelitian yang menggunakan data deskriptif terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan menggunakan tipe aplikasi inferensial/ induktif yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan dari penelitian tersebut. contohnya, peneliti ingin mengetahui kecepatan internet dalam suatu laboratorium yang ingin membuktikan semakin banyak pengguna internet akan memperlambat kecepatan internet. Maka penelitian dilakukan dengan memperoleh data kecepatan internet bila digunakan oleh 1 orang, orang, 3 orang dan seterusnya. Data-data tersebut disajikan dalam bentuk data deskriptif. Berangkat dari data deskriptif maka untuk mengetahui besarnya pengaruh pengguna internet terhadap kecepatan internet, maka data-data tersebut perlu dianalisis menggunakan tipe inferensial yang dapat menghasilkan kesimpulan sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan atas kasus tersebut nantinya. Deskripsi atau penggambaran sekumpulan data secara visual dapat dilakukan dengan dengan dua cara yakni deskripsi dalam bentuk tulisan dan deskripsi dalam bentuk gambar.

6 1. Deskripsi dalam bentuk tulisan, Bisa kita dapatkan dari output SPSS yang secara otomatis muncul. Dalam program SPSS, statistik deskriptif dapat dilakukan dengan menu deskriptive statistics yang terdiri dari: - Frequencies, Digunakan untuk menampilkan dan menggambarkan data yang terdiri atas satu variabel saja. Jika terdapat lebih dari satu variabel maka variabel-variabel tersebut akan ditampilkan secara terpisah. - Descriptives Digunakan untuk menyajikan data statistik deskriptif pada sebuah variabel seperti ratarata (mean), deviasi standar, variasi dan sebagainya. - Explore Memiliki fungsi yang sama dengan menu Descriptives. Perbedaannya adalah dalam menu Explore ini akan diolah semakin kompleks dan dilengkapi dengan cara menguji apakah data yang outlier serta uji kenormalan sebuah data, yang dapat dukur dengan uji tertentu atau ditampilkan dalam bentuk box-plot, steam, and leaf dan normal probability plot. - Crosstab Digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom. Ciri crosstab adalah adanya dua variable atau lebih yang mempunyai hubungan secara deskriptif serta data penyajiannya berupa data kualitatif, khususnya data yang berskala nominal. - Ratio Digunakan untuk menyediakan ringkasan statistik yang berupa perbandinganperbandingan. Rasio ini sering juga disebut sebagai rasio statistik, yakni hasil pembagian dua variabel yaitu semua data yang bertipe rasio yang mempunyai nilai positif.. Descriptive dalam bentuk gambar/ grafik Data yang disajikan dengan grafik digunakan untuk melengkapi deskripsi yang beripa teks, supaya data tersebut tampak lebih impresif dan komunikatif dengan para penggunanya. Berikut ini disajikan salah satu contoh analisa yang menggunakan tipe statistik deskriptif Tabel di bawah ini adalah data-data perolehan nilai dari 10 siswa untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Yang nantinya akan dianalisis menggunakan tipe analisa deskriptif. No Matematika (variable X) B. Ind (variable Y) Tabel Nilai Mata Pelajaran Matematika dan B. Indonesia dari 10 Siswa

7 Carilah sebuah artikel dari sebuah publikasi baru-baru ini (koran, majalah, dsb.) yang membahas suatu hasil dari kajian statistika. Kemudian, jelaskan hal-hal berikut: 1. Populasi dan sampelnya, apakah data sampel memadai (baik)?. Apakah hasil yang diungkapkan sampel menggambarkan parameter populasinya? Jika kita akan meneliti karyawan sebuah perusahaan yang banyaknya orang, maka seluruh karyawan yang seribu orang itu disebut sebagai populasi penelitian kita. Tiap-tiap karyawan dari seluruh karyawan yang seribu orang itu disebut sebagai subjek penelitian, sekaligus kita sebut sebagai anggota populasi penelitian kita. Jadi, dengan demikian, dapat disimpulkan pula bahwa populasi penelitian itu adalah keseluruhan subjek penelitian. Ada kalanya, karena berbagai keterbatasan, kita tidak mungkin meneliti ( menanyai atau mengumpulkan data bisa dengan wawancara, observasi, angket, tes dsb. dari) seluruh anggota populasi. Jadi, kita tidak bisa melakukan studi populasi. Kita mau tidak mau harus mengambil sebagian daripada seluruh anggota populasi tersebut. Sebagian subjek penelitian yang kita teliti ( tanyai ) langsung itu kita sebut sebagai sampel. Cara-cara bagaimana mengambil sampel dari populasi penelitian disebut dengan sampling. Pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan pengambilan sampel (sampling) itu adalah mengenai seberapa besar (banyak) jumlah sampel ( sample size ) yang patut diambil agar hasil penelitian yang dilakukan bisa diyakini benar. Apa makna bisa diyakini benar itu? Pertama, karena tidak semua anggota populasi diteliti, diyakini benar itu artinya seberapa tinggi hasil penelitian dari sampel itu taraf kebisadipercayaannya akan mencerminkan seluruh anggota populasi. Maksudnya, data yang dihasilkan dari sampel itu benar-benar akan relatif sama dengan data yang diperoleh jika penelitian dilakukan terhadap seluruh anggota populasi. Nyicipi rasa sayur setengah sendok dari sepanci itu yakinkah akan sama persis dengan jika makan seluruh sayur itu? Tentu tidak. Sebab ada kalanya tidak galoh (merata rasanya di seluruh bagian). Terjadinya hasil penelitian yang tidak bisa diyakini bahwa betul-betul benar itu akan diperbesar apabila sampel yang diambil terlampau kecil berbanding jumlah keseluruhan anggota populasi. Kedua, walau bagaimanapun, hasil penelitian itu tidak selalu bisa diharapkan betul-betul benar (yakin 100% benar). Karena berbagai faktor, hasil penelitian itu dapat mengandung kesalahan (error, galat/ ghalat ). Salah satu kesalahan itu terjadi karena ada yang secara kebetulan benar. Murid yang sebenarnya tidak tahu bisa saja menjawab soal ujian cekpoin benar, karena kebetulan memilih pilihan jawaban yang merupakan jawaban yang benar. Kesalahan (error/galat) yang terjadi karena kebetulan itu lazim dilambangkan (direpresentasikan) dengan taraf signifikansi. Jelasnya, taraf seberapa besar kemungkinan terjadinya kebenaran karena kebetulan saja benar. Dalam bahasa lain seberapa besar taraf toleransi akan terjadinya kesalahan karena faktor kebetulan benar. Untuk ilmu kealaman taraf signifikansi itu disepakati para ahli (dalam berbagai literatur umumnya menyatakan sama) yang terbaik sebesar 0,01. Maksudnya hanya ada 0,01 atau 1% saja kesalahan karena kebetulan itu terjadi. Jadi, dengan kata lain, yakin sebesar 99% bahwa hasil penelitian itu benar. Itu artinya, karena tetap berhati-hati, tidak ada yang patut diyakini 100% benar. Untuk ilmu-ilmu sosial disepakati yang terbaik itu sebesar 0,05. Maksudnya hanya ada 0,05 atau 5% saja kesalahan karena kebetulan itu terjadi. Jadi, yakin 95% bahwa hasil penelitian itu benar. Ini karena tingkat kepastian (keajegan) orang-orang (sosial) itu relatif tidak seajeg seperti gejala kealaman. Dalam pengambilan sampel, kedua aspek tersebut di atas menjadi salah satu perhatian utama. Jika hasil penelitian diharapkan mencapai taraf signifikansi tinggi (taraf kesalahan karena faktor kebetulan kecil), maka jumlah sampel dituntut lebih banyak

8 dibandingkan harapan taraf signifikansi lebih rendah (banyak kesalahan yang disebabkan ada yang karena kebetulan benar lebih besar). Salah satu cara menentukan besaran sampel yang memenuhi hitungan itu adalah yang dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, ehow Blog, 010; dengan rujukan Principles and Methods of Research; Ariola et al. (eds.); 006) sebagai berikut. n N/(1 + Ne^) n Number of samples (jumlah sampel) N Total population (jumlah seluruh anggota populasi) e Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk sosial dan pendidikan lazimnya 0,05) > (^ pangkat dua) Untuk menggunakan rumus tersebut, pertama-tama tetapkan terlebih dahulu taraf keyakinan atau confidence level ( %) akan kebenaran hasil penelitian (yakin berapa persen?), atau taraf signifikansi toleransi kesalahan (0,..) terjadi. Misalnya kita ambil taraf keyakinan 95%, yaitu yakin bahwa 95% hasil penelitian benar, atau taraf signifikansi 0,05 (hanya akan ada 5% saja kesalahan karena kebetulan benar terjadi). Jika yang akan kita teliti itu sebanyak orang karyawan, seperti dicontohkan di muka, dan taraf signifikansinya 0,05, maka besarnya sampel menurut rumus Slovin ini akan menjadi: n N/(1 + Ne^) 1000/( x 0,05 x 0,05) 86 orang. menggunakan rumus tersebut jika taraf keyakinan (kepercayaan) hanya 90% (taraf signifikansi 0,10) Berapa banyak sampel harus diambil? Jawabnya: n N/(1 + Ne^) 1000/( x 0,10 x 0,10)... orang. Jumlah sampel yang terambil lebih kecil daripada taraf signifikansi 0,05 (taraf keyakinan 95%), atau lebih besar? Jawabnya: 1000/(1+10) 1000:11 90,9 91. Nah coba pula, agar tidak keliru t.s. 0,10 (taraf kepercayaan 90%) dengan t.s. 0,01 (taraf kepercayaan 99%), hitung juga dengan populasi 1000 orang. Jadinya: n N/(1 + Ne^) 1000/( x 0,01 x 0,01)... orang. Ada berapa orang sampel yang harus diambil? Jawabnya: 1000/(1+0,1) 1000/1,1 909,09 910

9 TUGAS KE MATA KULIAH STATISTIKA AGUS SUSANTO : Manajemen Prasarana Perkotaan Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Tahun 016

10 Soal : a. Tentukan mana yang sebagai peubah bebas dan peubah tak bebas. b. Buatlah diagram pencar. c. Tentukan koefisien korelasi dan maknanya. d. Tentukan koefisien determinasi dan maknanya. e. Apakah ada hubungan linear antara kedua peubah tersebut? Gunakan f. Apakah ada hubungan linear positif antara kedua peubah tersebut? Gunakan 1. Seorang pendidik ingin mengetahui hubungan antara nilai skor tes dan nilai IPK dari mahasiswa, berikut data sampel : Nilai Skor Tes IPK,1,4 3,,7,,3 3,8 3,4 Jawab: Untuk menghitung koefisien korelasi maka disusun tabel bantu sebagai berikut: Tabel Bantu Analisis Korelasi Product Moment N Nilai Skor tes IPK X Y XY X Y 1 98, ,41 05,8 105, , , , , , , ,84 33, 6 95, ,9 18, , ,44 440, , ,56 380, , , ,30 Berdasarkan tabel bantu tersebut diperoleh nilai-nilai: X 69 Y 17,6 X Y 53,66 XY 1.863,30 n 8

11 Untuk menghitung koefisien korelasi, maka nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam rumus koefisien korelasi sebagai berikut. r 8 (1.863,30) - (69)(17,6) 8.(66.61) (69) , , ,58 x10, ,44 119,5 8.(53,66) (17,6) 49,8 309,76 0, Jadi diperoleh nilai koefisien korelasi ( r ) sebesar 0, karena nilainya positif dan mendekati 1 berarti hubungan antara nilai skor tes dan nilai IPK dari mahasiswa kuat dan searah (positif), artinya peningkatan nilai skor tes akan diikuti dengan nilai IPK. Uji Hipotesis Hubungan (Uji Signifikan) Pengujian hipotesis hubungan digunakan uji statistik yang disebut Uji t (t-student). Parameter yang diuji yaitu korelasi dinotasikan dengan (lihat bab Estimasi Parameter). Uji hipotesis hubungan pada dasarnya adalah menguji signifikansi koefisien korelasi, apakah besar kecilnya hubungan yang diperoleh itu kebetulan saja atau memang ada hubungan yang sesungguhnya. Rumus Uji t untuk uji hubungan adalah: t r n 1- r Selain menggunakan Uji t, pengujian hipotesis hubungan dapat menggunakan kriteria nilai korelasi tabel (r tabel ) yaitu dengan cara membandingkan nilai koefisien korelasi (r hitung ) dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel maka hubungan antar variabel signifikan Jika r hitung r tabel maka hubungan antar variabel tidak signifikan Rumusan hipotesis: Ho : 0 Ha : 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan konsumsi Ada hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan konsumsi Taraf 0,05 selanjutnya dapat dicari nilai t tabel pada 0,05 (uji pihak / 0,05) derajat bebas n 8 6 yaitu sebesar,44691

12 Kriteria pengujian: Ho ditolak jika t hitung > t tabel atau probabilitas < 0,05 Ho diterima jika t hitung t tabel atau probabilitas 0,05 Uji statistik (Uji t) Menghitung nilai t dengan rumus: t r n 1- r t (0,947058) 8 1- (0,947058) 0, x,45 1 0,896919, ,103081, ,3106 6, Jadi diperoleh nilai t hitung sebesar 6, Kesimpulan Karena t hitung (6,844319) > t tabel (,44691) maka Ho ditolak, artinya hubungan kedua variabel signifikan, atau nilai skor tes memiliki hubungan yang signifikan dengan IPK. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara nilai skor tes dengan IPK diterima. Pengujian koefisien korelasi dapat juga dilakukan dengan cara membandingkan nilai koefisien korelasi dengan nilai korelasi tabel atau r tabel, sehingga perlu dicari nilai r tabel pada taraf 0,05 dan n 6 yaitu diperoleh r tabel 0,707 (lihat tabel r). Karena nilai r hitung (0,947058) > r tabel (0,707) maka Ho ditolak, artinya nilai skor tes memiliki hubungan signifikan dengan IPK.

13 . Seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara umur dengan lamanya seseorang melakukan olah raga perminggu. Berikut data sampelnya. Umur Lamanya Olah Raga (Jam) ,5 1 Jawab: Untuk menghitung koefisien korelasi maka disusun tabel bantu sebagai berikut: Tabel Bantu Analisis Korelasi Product Moment N Umur Lamanya Olah Raga (Jam) X Y XY X Y ,5 704, , ,5 635 Berdasarkan tabel bantu tersebut diperoleh nilai-nilai: X 7 Y,5 X Y 141,5 XY 635 n 6 Untuk menghitung koefisien korelasi, maka nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam rumus koefisien korelasi sebagai berikut. r 6.(9.761) (7) 6 (635) - (7)(,5) 6.(141,5) (,5) , ,5 506,5

14 1.97, ,5 1.97,5 83,89 x18, ,5 1549,45-0, Jadi diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0, karena nilainya negatif berarti hubungan antara umur dengan lamanya seseorang melakukan olah raga perminggu tidak searah (negatif), artinya lamanya seseorang melakukan olah raga perminggu menunjukan korelasi negatif. Kriteria pengujian: Ho ditolak jika t hitung > t tabel atau probabilitas < 0,05 Ho diterima jika t hitung t tabel atau probabilitas 0,05 Uji statistik (Uji t) Menghitung nilai t dengan rumus: t r n 1- r t (-0, ) 6 1- (-0,837394) 0,7018 x 1 0,7018 1, , , ,5466, Jadi diperoleh nilai t hitung sebesar, Kesimpulan

15 Karena t hitung (,565781) > t tabel (,44691) maka Ho ditolak, artinya hubungan kedua variabel signifikan, atau umur memiliki hubungan yang signifikan dengan lamanya olah raga. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara nilai skor tes dengan IPK diterima. Pengujian koefisien korelasi dapat juga dilakukan dengan cara membandingkan nilai koefisien korelasi dengan nilai korelasi tabel atau r tabel, sehingga perlu dicari nilai r tabel pada taraf 0,05 dan n 6 yaitu diperoleh r tabel 0,7067 (lihat tabel r). Karena nilai r hitung (-0,837394) < r tabel (0,7067) maka Ho diterima, artinya nilai umur tidak memiliki hubungan signifikan dengan lamanya olah raga.

16 3. Seorang manajer perusahaan ingin mengetahui hubungan antara banyaknya iklan di radio perminggu dan banyaknya penjualan (dalam jutaan rupiah) untuk suatu barang. Berikut data sampelnya. Banyaknya iklan di radio Banyaknya penjualan ,5 1 Jawab: Untuk menghitung koefisien korelasi maka disusun tabel bantu sebagai berikut: Tabel Bantu Analisis Korelasi Product Moment N Banyaknya Iklan di radio Banyaknya Penjualan X Y XY X Y Berdasarkan tabel bantu tersebut diperoleh nilai-nilai: X 45 Y 38 X 401 Y 86 XY 338 n 6 Untuk menghitung koefisien korelasi, maka nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam rumus koefisien korelasi sebagai berikut. r 6 (338) - (45)(38) 6.(401) (45) 6.(86) (38)

17 318 19,5 x16, ,88 0, Jadi diperoleh nilai koefisien korelasi ( r ) sebesar 0, karena nilainya positif dan mendekati 1 berarti hubungan antara banyaknya iklan di radio perminggu dan banyaknya penjualan kuat dan searah (positif), artinya peningkatan nilai skor penjualan akan diikuti dengan nilai iklan. Kriteria pengujian: Ho ditolak jika t hitung > t tabel atau probabilitas < 0,05 Ho diterima jika t hitung t tabel atau probabilitas 0,05 Uji statistik (Uji t) Menghitung nilai t dengan rumus: t r n 1- r t (0,987946) 6 1- (0,987946) 0, x 1 0, , , , , , Jadi diperoleh nilai t hitung sebesar 1, Kesimpulan Karena t hitung (1,610379) > t tabel (,44691) maka Ho ditolak, artinya hubungan kedua variabel signifikan, atau banyaknya iklan di radio perminggu dan banyaknya penjualan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara banyaknya iklan di radio perminggu dan banyaknya penjualan diterima. Pengujian koefisien korelasi dapat juga dilakukan dengan cara membandingkan nilai koefisien korelasi dengan nilai korelasi tabel atau r tabel, sehingga perlu dicari nilai r tabel pada taraf 0,05 dan n 6 yaitu diperoleh r tabel 0,7067 (lihat tabel r). Karena nilai r hitung (0,987946) > r tabel (0,7067) maka Ho ditolak, artinya banyaknya iklan di radio perminggu memiliki hubungan signifikan dengan banyaknya penjualan.

18 4. Empat belas mahasiswa telah dipilih secara acak tekanan darahnya. Berikut data tekanan darah sistolik dan diastolik (dalam mmhg) Sistolik Diastolik Jawab: Untuk menghitung koefisien korelasi maka disusun tabel bantu sebagai berikut: Tabel Bantu Analisis Korelasi Product Moment Sistolik Diastolik N X Y XY X Y Berdasarkan tabel bantu tersebut diperoleh nilai-nilai: X 837 Y 538 X Y XY 7557 n 14 Untuk menghitung koefisien korelasi, maka nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam rumus koefisien korelasi sebagai berikut. r 14 (7557) - (837)(538) 14.(117085) (837) 14.(49154) (538)

19 ,8 x631, , ,99359 Jadi diperoleh nilai koefisien korelasi ( r ) sebesar 0, karena nilainya positif dan mendekati 1 berarti hubungan antara tekanan darah sistolik dan diastolik (dalam mmhg) kuat dan searah (positif). Kriteria pengujian: Ho ditolak jika t hitung > t tabel atau probabilitas < 0,05 Ho diterima jika t hitung t tabel atau probabilitas 0,05 Uji statistik (Uji t) Menghitung nilai t dengan rumus: t r n 1- r t (0,99359) (0,99359) 0, x 3,46 1 0, , ,0154 3, , , Jadi diperoleh nilai t hitung sebesar 7, Kesimpulan Karena t hitung (7,504157) > t tabel (,14479) maka Ho ditolak, artinya hubungan kedua variabel signifikan, atau tekanan darah sistolik dan diastolik (dalam mmhg). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara darah sistolik dan diastolik diterima.

20 Pengujian koefisien korelasi dapat juga dilakukan dengan cara membandingkan nilai koefisien korelasi dengan nilai korelasi tabel atau r tabel, sehingga perlu dicari nilai r tabel pada taraf 0,05 dan n 14 yaitu diperoleh r tabel 0,4973 (lihat tabel r). Karena nilai r hitung (0,99359) > r tabel (0,4973) maka Ho ditolak, artinya tekanan darah sistolik memiliki hubungan signifikan dengan tekanan darah diastolik (dalam mmhg)

21 TUGAS KE 3 MATA KULIAH STATISTIKA AGUS SUSANTO : Manajemen Prasarana Perkotaan Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Tahun 016

22 Soal Statistika 1. From a random sample of 70 high school seniors in a particular school district, the mean and standard deviation of the verbal scores in the scholastic Aptitute Test (SAT) are found to be 433 and 47, respectively. Based on this sample, construct a 98 % confidence interval for the mean verbal score in the SAT for the population of all seniors in this school district.. (Dari sampel acak dari 70 senior sekolah tinggi di distrik sekolah tertentu, mean dan standar deviasi dari skor lisan dalam Aptitute Uji skolastik (SAT) yang ditemukan 433 dan 47, masingmasing. Berdasarkan sampel ini, membangun confidence interval 98% untuk skor lisan rata di SAT untuk populasi semua senior di distrik sekolah ini.)

23 . Dalam penilaian mata kuliah statistik diambil 16 nilai mahasiswa dengan rata-rata sampel 8,33 dan standar deviasi. Berapa estimasi mean populasi untuk tingkat kepercayaan 95% Jawab : Rumus : X Z. X Z / n /. Diketahui : n 16 x-bar 8,33; σ ; z ,49 8,33 (0,49)( ) 8,33 (0,49)( 16 8,33 0,45 8,33 0,45 8,085 8,575 n 16 ) Interpretasi: estimasi mean populasi untuk tingkat kepercayaan 95% yaitu antara 8,085 hingga 8, karyawan perusahaan yang dipilih secara acak ditanya mengenai besarnya pengeluaran perhari untuk biaya hidup. Ternyata rata-rata pengeluaran sebesar Rp dengan simpangan baku yang diketahui sebesar Rp Hitunglah: a. Pendugaan interval rata-rata pengeluaran dengan tingkat keyakinan 99% b. Pendugaan interval rata-rata pengeluaran dengan tingkat keyakinan 90% c. Interpretasikan hasil yang didapat. Jawab : Pendugaan interval rata-rata pengeluaran dengan tingkat keyakinan 99% X - Z σ/ (σ/ n) < μ < X + Z σ/ (σ/ n) n 144 Rata-rata (X) Standar deviasi (σ) Interval keyakinan 99% (0,99) 1-0,99 0,01 z ,498

24 0.000 (0,498)(6.000/ 144) < μ < (0,498)(6.000/ 144) < μ < < μ < 0.49 Jadi interval kepercayaan 99% untuk memperkirakan berapa sesungguhnya rata-rata pengeluaran mengenai besarnya pengeluaran perhari untuk biaya hidup adalah berkisar antara rupiah dan 0.49 rupiah. Pendugaan interval rata-rata pengeluaran dengan tingkat keyakinan 90% X - Z σ/ (σ/ n) < μ < X + Z σ/ (σ/ n) n 144 Rata-rata (X) Standar deviasi (σ) Interval keyakinan 90% (0,90) 1-0,90 0,10 z , (0,480)(6.000/ 144) < μ < (0,480)(6.000/ 144) < μ < < μ < 0.40 Jadi interval kepercayaan 90% untuk memperkirakan berapa sesungguhnya rata-rata pengeluaran mengenai besarnya pengeluaran perhari untuk biaya hidup adalah berkisar antara rupiah dan 0.40 rupiah.

25 TUGAS KE 4 MATA KULIAH STATISTIKA AGUS SUSANTO : Manajemen Prasarana Perkotaan Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Tahun 016

26 Soal Statistika 1. Sebuah perusahaan menyatakan bahwa kekuatan rentangan rata-rata tali A melebihi kekuatan rentangan tali B sebesar sekurang-kurangnya 1 kilogram. Untuk di uji pernyataan ini, 50 tali dari masing-masing jenis tersebut di uji dibawah kondisisi yang sama. Hasil uji memperlihatkan tali A mempunyai kekuatan rentangan rata-rata 86,7 kilogram dengan simpangan baku 6,8 kilogram, sedangkan tali B mempunyai kekuatan rentangan rata-rata 77,8 kilogram dengan simpangan baku 5,61 kilogram. Ujilah pernyataan perusahaan tersebut dengan, menggunakan taraf nyata 0,05. Penyelesaian: Hipotesis: o H0 : µa - µb 1 o H1 : µa - µb > 1

27 . Ujilah hipotesis bahwa isi kaleng rata-rata jenis minyak pelumas adalah 10 liter bila isi suatu contoh acak 10 kaleng adalah 10,, 9,7, 10,1, 10,3, 10,1, 9,8, 9,9, 10,4, 10,3, dan 9,8 liter. Gunakan taraf nyata 0,01 dan asumsikan bahwa isi tersebut menyebar normal. Penyelesaian: Hipotesis: o H0 : µ 10 o H1 : µ 10 Taraf signifikansi: α 0,01 Statistik uji:

28

STATISTIK DESKRIPTIF DAN STATISTIK INFERENSIAL

STATISTIK DESKRIPTIF DAN STATISTIK INFERENSIAL STATISTIK DESKRIPTIF DAN STATISTIK INFERENSIAL 22:35 GENERAL 2 comments Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dikumpulkan dari seluruh responden. Kegiatan dalam analisis

Lebih terperinci

STATISTIK DESKRIPTIF. Abdul Rohman, S.E

STATISTIK DESKRIPTIF. Abdul Rohman, S.E LOGO STATISTIK DESKRIPTIF Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data menyajikan data menganalisis data dengan metode tertentu menginterpretasikan hasil analisis KEGUNAAN? Melalui

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF

ANALISIS DATA KUANTITATIF 1 ANALISIS DATA KUANTITATIF Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, dan interpretasi yang diperoleh dari lapangan agar data yang disajikan mempunyai makna. A. Tujuan Analisis Data 1. Menjawab

Lebih terperinci

Pengantar Statistik Inferensial

Pengantar Statistik Inferensial Pengantar Statistik Inferensial Pertemuan 2 STATISTIKA Statistika (Harun Al Rasyid) adalah seperangkat metode yang membahas: 1. Bagaimana cara mengumpulkan data yang dapat memberikan informasi optimal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Setiap universitas berusaha meningkatkan mutu lulusannya agar mereka mampu bersaing di era globalisasi. (USU) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri di kota Medan

Lebih terperinci

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis dan desain penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

Statistik Parametrik

Statistik Parametrik Statistik Parametrik Statistik Parametrik Adalah suatu tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber sampel penelitiannya. Syarat-syarat itu

Lebih terperinci

Mengolah dan Menganalisis Data

Mengolah dan Menganalisis Data Mengolah dan Menganalisis Data Dr. Eko Pujiyanto, S.Si., M.T. Materi Data Mengolah dan analisis data Memilih alat analisis yang tepat Data Data 1 Jamak dari DATUM artinya informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu kerangka kerja yang digunakan dalam melaksanakan suatu penelitian. Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai

Lebih terperinci

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER Arti Penarikan Sampel Populasi ( Universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti

Lebih terperinci

Teknik Analisis Data dengan Statistik Parametrik

Teknik Analisis Data dengan Statistik Parametrik Teknik Analisis Data dengan Statistik Parametrik Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Membedakan teknik analisis data Statistik Parametrik dan Statistik Non Parametrik.

Lebih terperinci

STATISTIKA DESKRIPTIF

STATISTIKA DESKRIPTIF STATISTIKA DESKRIPTIF 1 Statistika deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistika untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif. Statistika inferensia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan menggunakan metode deskriptif statistik, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji ada

Lebih terperinci

BASIC STATISTIC FOR STUDENTS

BASIC STATISTIC FOR STUDENTS Page 1 of 17 BASIC STATISTIC FOR STUDENTS fransiscus fendy novento PENDAHULUAN lihat kasus berikut: 1. terkumpul nilai ulangan matematika suatu kelas sbb: 7,8,9,4,5,8,7,9,10,5 2. dikumpulkan lagi nilai

Lebih terperinci

SESI 13 STATISTIK BISNIS

SESI 13 STATISTIK BISNIS Modul ke: SESI 13 STATISTIK BISNIS Sesi 13 ini bertujuan agar Mahasiswa dapat mengetahui teori Analisis Regresi dan Korelasi Linier yang berguna sebagai alat analisis data Ekonomi dan Bisnis. Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Hal tersebut dikarenakan berhasil atau tidaknya suatu penelitian akan dipengaruhi

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA PENELITIAN. Oleh: Bambang Avip Priatna Martadiputra

LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA PENELITIAN. Oleh: Bambang Avip Priatna Martadiputra LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA PENELITIAN Oleh: Bambang Avip Priatna Martadiputra PERSIAPAN PENELITIAN 1) Menyusun instrumen penelitian berdasarkan dimensi dan indikator yang dirujuk. 2) Uji validitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran

Lebih terperinci

Peranan Statistika. Disusun oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Dr. Scolastika Mariani, M.Si.

Peranan Statistika. Disusun oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Dr. Scolastika Mariani, M.Si. Peranan Statistika Disusun oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Dr. Scolastika Mariani, M.Si. 1. Pengertian Statistika Statistika banyak dimanfaatkan dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS KORELASI. Pertemuan 9. Teknik Analisis Korelasi_M. Jainuri, M.Pd 1

TEKNIK ANALISIS KORELASI. Pertemuan 9. Teknik Analisis Korelasi_M. Jainuri, M.Pd 1 TEKNIK ANALISIS KORELASI Pertemuan 9 1 Korelasi merupakan teknik pengukuran asosiasi/hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi adalah teknik dalam statistik bivariat/ multivariat yang digunakan

Lebih terperinci

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan Skala Pengukuran Nominal (dapat dikelompokkan, tidak punya urutan) Ordinal (dapat dikelompokkan, dapat diurutkan, jarak antar nilai tidak tetap sehingga tidak dapat dijumlahkan) Interval (dapat dikelompokkan,

Lebih terperinci

APLIKASI STATISTIKA. Tri Indri Hardini

APLIKASI STATISTIKA. Tri Indri Hardini APLIKASI STATISTIKA Tri Indri Hardini ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik maka dibutuhkan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana atau rancangan yang dibuat

Lebih terperinci

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si STATISTIKA DASAR MAF 1212 Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si Pokok Bahasan Pokok Bahasan KONTRAK PERKULIAHAN UTS 35% UAS 35% TUGAS/QUIZ 20% KEHADIRAN 10% REFERENSI: Walpole, Ronald E. 2011. Probability

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengertian dan Kegunaan Statistika

BAB 1 PENDAHULUAN Pengertian dan Kegunaan Statistika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengertian dan Kegunaan Statistika Statistik dapat berarti tiga hal. Pertama statistik bisa berarti kumpulan data. Ada buku bernama Buku Statistik Indonesia (Statistical Pocketbook

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun oleh: Ressy Rustanuarsi ( ) Bertu Rianto Takaendengan ( ) Mega Puspita Sari ( )

ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun oleh: Ressy Rustanuarsi ( ) Bertu Rianto Takaendengan ( ) Mega Puspita Sari ( ) ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun oleh: Ressy Rustanuarsi (16709251033) Bertu Rianto Takaendengan (16709251034) Mega Puspita Sari (16709251035) Diresume oleh: Sumbaji Putranto A. PENGERTIAN ANALISIS DATA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November

Lebih terperinci

Probability and Random Process

Probability and Random Process Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Probability and Random Process Topik 1. Review Teori Statistika Prima Kristalina Maret 2016 2 Outline Pengertian Statistika Populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, secara umum menggambarkan bagaimana sutu proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid,

BAB III METODE PENELITIAN. mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. cukup lama digunakan sehingga mentradisi sebagai metode untuk penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. cukup lama digunakan sehingga mentradisi sebagai metode untuk penelitian. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll.

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. STATISTIKA Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. Statistika deskriptif: pencatatan dan peringkasan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI RISET

BAB III METODOLOGI RISET BAB III METODOLOGI RISET 3.1 Studi Pendahuluan Penelitian ini akan diawali dengan melakukan studi awal melalui kajian teoritis terutama dengan membandingkan penelitian terkait sebelumnya guna mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah dalam memecahkan suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Menurut Sugiyono (2010, hlm. 38) menyatakan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

Lebih terperinci

Pertemuan 9 II. STATISTIKA INFERENSIAL

Pertemuan 9 II. STATISTIKA INFERENSIAL Pertemuan 9 II. STATISTIKA INFERENSIAL Tujuan Setelah perkuliahan ini mhs. diharapkan mampu: Menjelaskan pengertian statistika inferensial Menjelaskan konsep sampling error Menghitung tingkat kepercayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data valid yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metode deskriptif

Lebih terperinci

Konsep statistika. Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

Konsep statistika. Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat. Universitas Indo Global Mandiri Palembang Konsep statistika Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Universitas Indo Global Mandiri Palembang Statistik VS Statistika Statistik merupakan kumpulan dari data data yang sering dinyatakan atau disajikan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSPEKTORAT JENDERAL DIKLAT METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL PARUNG BOGOR, 25 27 MEI 2005 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Oleh: NUGRAHA SETIAWAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PENGOLAHAN

Lebih terperinci

Analisis desain Kasus Kontrol dan Eksperimen. Sri Poedji Hastoety Djaiman Badan Litbangkes-Kemenkes RI

Analisis desain Kasus Kontrol dan Eksperimen. Sri Poedji Hastoety Djaiman Badan Litbangkes-Kemenkes RI Analisis desain Kasus Kontrol dan Eksperimen Sri Poedji Hastoety Djaiman Badan Litbangkes-Kemenkes RI Yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis Sifat Skala nominal ordinal interval ratio Membedakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah di dalam judul skripsi. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dan sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu

BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1.

Lebih terperinci

Statistik Non Parametrik

Statistik Non Parametrik Statistik Non Parametrik STATISTIK PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK Statistik parametrik, didasarkan asumsi : - sampel random diambil dari populasi normal atau - ukuran sampel besar atau - sampel berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan. BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut sugiyono (2008:8) metode kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (Field Research)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (Field Research) 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian lapangan adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka)

Lebih terperinci

HIPOTESIS ASOSIATIF KORELASI PRODUCT MOMENT -YQ-

HIPOTESIS ASOSIATIF KORELASI PRODUCT MOMENT -YQ- HIPOTESIS ASOSIATIF KORELASI PRODUCT MOMENT -YQ- PENGERTIAN Hipotesis asosiatif adalah hipotesis yang menunjukkan dugaan adanya hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Contoh: Rumusan masalah:

Lebih terperinci

Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik

Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik Uji t dengan 2 kelompok Uji t Tidak Berpasangan Uji t dikembangkan oleh William Sealy Gosset. Dalam artikel publikasinya, ia menggunakan

Lebih terperinci

Pengantar Statistik. Nanang Erma Gunawan

Pengantar Statistik. Nanang Erma Gunawan Pengantar Statistik Nanang Erma Gunawan nanang_eg@uny.ac.id Sekilas tentang sejarah Statistik Statistik: pada awal zaman Masehi, bangsa-bangsa mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi mengenai pajak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti harus menggunakan metode penelitian yang tepat. Penelitian secara hakiki terbagi menjadi dua,

Lebih terperinci

METODE SAMPLING. Met. Sampling-T.Parulian

METODE SAMPLING. Met. Sampling-T.Parulian METODE SAMPLING Dari populasi hingga sampel Proses pengambilan sampel (sampling) dari populasi merupakan proses utama dalam statistika induktif. Sampling dilakukan karena seorang peneliti tidak mungkin

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF. Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati, M.

ANALISIS DATA KUANTITATIF. Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati, M. ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati, M.Pd Disusun oleh : Kelompok 7 PMAT B Ressy Rustanuarsi (16709251033)

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI

ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI 1 ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI A. Pengujian Hipotesis 1. Estimasi dan Probabilitas Pernyataan hipotesis merupakan ekspektasi peneliti mengenai karakteristik populasi yang didukung oleh logika teoritis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini merupakan Basic Researh karena hasil dari penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan bebasnya mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Sasaran dari penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran distribusi terhadap pendapatan pengusaha tahu cibuntu di kecamatan Bandung kulon

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Objektif Pendekatan objektif adalah pendekatan yang menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan kekuatan di luar kemauan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. permainan bola voli selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. permainan bola voli selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data yang terkumpul dari hasil survei motivasi belajar dan hasil belajar pada permainan bola voli selanjutnya dianalisis menggunakan

Lebih terperinci

Populasi Mahasiswa Matematika, FMIPA, UNY Populasi Mahasiswa Matematika Angkatan 2016, FMIPA, UNY

Populasi Mahasiswa Matematika, FMIPA, UNY Populasi Mahasiswa Matematika Angkatan 2016, FMIPA, UNY SAMPLING Resume Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan Diresume oleh Misnasanti (16709251011) PPs PMat Kelas A Universitas Negeri Yogyakarta Pada hari Rabu, 9 November 2016 jam 13.40 15.20 WIB diadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 3) metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh dari siswa kelas V SD Islam Al Madina Semarang tahun pelajaran 2015/2016 sebagai subyek penelitian dan merupakan populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah asosiatif. Pendekatan kuantitatif menurut Sugiyono (2010:8)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah asosiatif. Pendekatan kuantitatif menurut Sugiyono (2010:8) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, sedangkan tipe atau jenis penelitian ini adalah asosiatif. Pendekatan kuantitatif menurut Sugiyono (2010:8)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif komparatif. Alasan menggunakan pendekatan komparatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel penelitian yaitu variabel motivasi belajar mahasiswa dan Fungsi Multimedia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel penelitian yaitu variabel motivasi belajar mahasiswa dan Fungsi Multimedia BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian a. Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi. a. Jenis penelitian: asosiatif, yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat

BAB III. Metodologi. a. Jenis penelitian: asosiatif, yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat BAB III Metodologi 3.1 Jenis dan Desain Penelitian a. Jenis penelitian: asosiatif, yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk hubungan asosiatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penulis dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Penelitian deskriptif analitik ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah preferensi konsumen smartphone merek Blackberry. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini, yaitu konsumen smartphone

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH APLIKASI SPSS Psikologi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH APLIKASI SPSS Psikologi 1 Statistik Deskriptif, Statistik Inferensia dan Komputer Statistik (SPSS) statistik deskriptif dan inferensi; statistik parametrik, statistik non parametrik dan metode-metode yang termasuk didalamnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel 69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian deskriptif inferensial dengan membedakan variabel ke dalam variabel bebas yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statisitik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Dari 34 perusahaan barang konsumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen yang menempatkan subyek penelitian ke dalam dua kelas yaitu kelas kontrol

Lebih terperinci

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian survei, yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran fenomena yang diamati dengan lebih mendetail, misalnya disertai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam hal ini penelitian dipilih tentang implementasi SAP dalam menghasilkan laporan keuangan. Objek penelitian ini adalah PT Tri Swardana Utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

CARA PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN KORELASI

CARA PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN KORELASI CARA PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN KORELASI Penelitian korelasi biasanya ditujukan untuk menguji hubungan antara variabel X (variabel bebas) dengan variabel Y atau variabel terikat atau menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Zainal Arifin (2011:29) mengemukakan, Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah data yang dapat membantu untuk membahas masalah dalam suatu penelitian tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini dengan judul Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Modal Sendiri dan Pendapatan Margin terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan/dikelompokkan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu secara benar. Husein (998 : ). Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN Pengumpulan data penelitian ini di lakukan pada tanggal 18 Mei 2014 sampai tanggal 21 Mei 2014. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan 58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan metode exposed facto. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:115).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu suatu metode dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci