SURVEI RASA SYUKUR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI RASA SYUKUR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO"

Transkripsi

1 SURVEI RASA SYUKUR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Irvan Usman 1), Moh Rizki Djibran 2), Mohamad Rizal Pautina 3) Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo 2 3 Abstract The purpose of this research is (1) To know gratitude of student in Gorontalo State University, (2) To know the gratitude of students male and female in Gorontalo State University This research is a survey with quantitative approach Gratitude of student in Gorontalo State University is the percentage of 83% (high) The gratitude of male students are in percentage 81% (high), while the percentage of female students gratitude is 85% (high) Indicators of intensity of male students are at a percentage of 80% (high) and female students are in percentage 85% (high), an indicator of frequency of male students are in percentage 64% (medium) and female students are in percentage of 75% (medium), indicators of span of male students are in percentage 87% (high) and female students are in percentage 87% (high), indicators of density of male students are in percentage 84% (high) and female students are in percentage 88% (high) Keywords: Gratitude 1 PENDAHULUAN Dalam menjalani kehidupan ini, seseorang pernah mengalami berbagai macam masalah Masalah tersebut dapat dirasakan jika kenyataan tidak sesuai dengan keinginan dan harapan Akibatnya mereka menganggap kondisi tersebut sebagai sesuatu yang sangat menyedihkan ataupun menyakitkan Tidak sedikit pula dalam hidupnya manusia sering mengeluh atas hidupnya yang dianggap kurang Rasa kurang yang dimiliki seringkali mengalahkan kelebihan yang dimilikinya Menurut Saligman (2005) bahwa di tengah kondisi yang menyedihkan dan menyakitkan serta merasa kurang tersebut, manusia selalu memiliki kesempatan untuk melihat hidup secara lebih positif Lebih lanjut Saligman mengungkapkan bahwa ada solusi yang dapat ditempuh oleh manusia untuk dapat keluar dari kondisi di atas, salah satunya adalah kebersyukuran Konsep syukur telah mulai dipelajari secara ilmiah oleh ilmu psikologi, khususnya psikologi positif Sudah ribuan tahun yang lalu pentingnya syukur telah diakui oleh para filsuf, pemikir agama, dan guru spiritual Ternyata syukur sangat terkait erat dengan beberapa aspek psikologis dan kesejahteraan fisik Menurut beberapa penelitian, orang bersyukur memiliki emosi yang lebih positif, kepuasan hidup, vitalitas, optimisme, perasaan menyenangkan, empati, kemurahan hati, dan jarang depresi dan stres Syukur atau kebersyukuran dalam ilmu psikologi sering disebut dengan istilah gratitude Penelitian tentang gratitude juga telah banyak dilakukan oleh pakar psikologi di dunia barat Salah satu tokoh yang banyak meneliti mengenai gratitude adalah Robert AEmmons dan Michael EMcCullough (Putra, 2014) Konstruk gratitude yang dibangun meliputi thankfulness, gratefulness, dan appreciative (McCullough, Emmons, & Tsang, 2002) Sementara tujuan penelitian yang banyak dilakukan adalah mengenai hubungan antara gratitude dengan variabel lain, khususunya konstruk psikologi positif lain dan perilaku prososial 2 KAJIAN LITERATUR 21 Konsep Dasar Syukur 211 Pengertian Syukur Syukur atau kebersyukuran dalam bahasa inggris disebut gratitude Kata gratitude berasal dari bahasa latin yaitu 358

2 gratia yang berarti kelembutan, kebaikan hati atau terima kasih (Pruyser dalam Emmons & McCullough, 2003) Turunan dari istilah Latin ini mengarah kepada pengertian tentang sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh kebaikan, kemurahan hati, keindahan dari memberi dan menerima, atau mendapatkan sesuatu dari yang tidak ada apa-apa (Emmons, 2004) Peterson dan Seligman (2004) mendefinisikan gratitude atau syukur sebagai suatu perasaan terima kasih dan rasa senang atas respon penerimaan hadiah, hadiah itu memberikan manfaat bagi seseorang atau suatu kejadian yang memberikan kedamaian Jika dilihat sebagai sifat, bersyukur itu dapat diekspresikan sebagai sebuah terima kasih yang berkelanjutan dan mampu bertahan dalam perjalanan waktu dan situasi Sebagai sebuah komponen psikologis, kebersyukuran merupakan semacam rasa kagum, penuh rasa terima kasih, dan penghargaan terhadap hidup Perasaan tersebut dapat ditujukan kepada pihak lain, baik terhadap sesama manusia maupun yang bukan manusia seperti Tuhan, mahluk hidup lain (Emmons & Shelton, 2002) Terdapat banyak definisi dari gratitude atau kebersyukuran ini dalam ranah psikologi Gratitude sering diartikan sebagai rekognisi positif ketika menerima sesuatu yang menguntungkan, atau nilai tambah yang berhubungan dengan judgment atau penilaian bahwa ada pihak lain yang bertanggung jawab akan nilai tambah tersebut (Emmons, 2004) Menurut Fitzgerald (Emmons, 2004) terdapat tiga perbedaan dalam komponen bersyukur yang meliputi proses dari pengekspresian bersyukur itu sendiri yaitu: a Komponen pertama yang merupakan proses awal yang dialami oleh seseorang dalam bersyukur adalah dengan memberikan suatu penghargaan yang hangat terhadap sesuatu atau seseorang Penghargaan yang hangat ini dihasilkan atas apa yang telah didapatkan oleh seseorang dari orang lain sehingga dapat membuat orang tersebut merasa bahagia b Komponen yang kedua adalah ketika seseorang yang bersyukur memiliki suatu perasaan ingin melakukan kebaikan terhadap sesuatu atau seseorang tersebut Perasaan ini timbul dari keberuntungan atau kebaikan yang telah diberikan oleh orang lain Perasaan ini pada umumnya merupakan perasaan bahagia karena telah menerima kebaikan, sehingga menyebabkan individu tersebut memiliki perasaaan untuk berkehendak baik terhadap orang yang memberikan kebaikannya tersebut c Komponen ketiga adalah timbul suatu kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang positif karena adanya penghargaan dan perasaan untuk berkehendak baik terhadap sesuatu atau seseorang tersebut Tindakan positif ini bisa ditujukan kepada orang yang memberikan kebaikan atau bisa juga kepada orang lain, sehingga orang lain dapat merasakan penghargaan dan perasaan yang bahagia karena telah menerima keberuntungan atau kebaikan Menurut Steindl-Rast (Putra, 2014) Gratitude dapat bersifat personal ataupun transpersonal Berkaitan dengan ini, gratitude kemudian dapat dibedakan bentuk perilakunya dalam dua hal yaitu thankful dan grateful Meskipun sering dianggap sama, thankful dengan grateful pada hakikatnya berbeda Thankful merupakan pola perilaku berterima kasih kepada seseorang atau pihak lain atau bersifat personal Sedangkan dalam gratitude yang bersifat transpersonal, yaitu grateful, rasa kebersyukuran yang ada lebih dalam dari sekedar berpikir atau mengucapkan Grateful berarti berterima kasih atas apa yang telah diterima, atau merupakan respon penuh 359

3 seseorang terhadap kepemilikannya sekalipun kepemilikan itu tidak tersirat Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa syukur atau kebersyukuran adalah suatu perasaan terima kasih yang kita berikan kepada seseorang-manusia ataupun Tuhan atas pemberian sesuatu, yang dengan pemberian tersebut kita merasa senang, bahagia dan damai Syukur merupakan salah satu hal yang diajarkan oleh semua agama, maka syukur juga didefinisikan juga oleh masing-masing agama tersebut Menurut agama Hindu, syukur adalah mampu melihat kelebihan yang dimiliki Sedangkan agama Budha menganggap syukur adalah menerima dan memanfaatkan potensi yang diberikan Tuhan semaksimal mungkin Menurut agama Kristen syukur adalah menerima apapun yang ditentukan Tuhan dan mempunyai keyakinan bahwa Tuhan akan selalu menolong jika individu menghadapi masalah Sedangkan syukur menurut agama Islam adalah respon individu berupa keyakinan bahwa dirinya selalu merasa terpenuhi atau tercukupi oleh kelebihan atau kebaikan yang ditrerima dari Allah SWT (Mutia dkk, 2010) 212 Aspek-Aspek Syukur McCullough dkk (2002) mengungkapkan bahwa aspek-aspek syukur terdiri dari empat unsur, yaitu: a Intensity Seseorang yang bersyukur ketika mengalami peristiwa positif diharapkan untuk merasa lebih intens bersyukur b Frequency Seseorang yang memiliki kecendrungan bersyukur akan merasakan banyak perasaan bersyukur setiap harinya dan syukur bisa menimbulkan dan dan bahkan mendukung tindakan dan kebaikan sederhana atau kesopanan c Span Span dimaksudkan dngan jumlah dari peristiwa-peristiwa kehidupan yang membuat seseorang merasa bersyukur, misalnya merasa bersyukur kepada keluarga, pekerjaan, kesehatan, dan kehidupan itu sendiri, bersama dengan berbagai manfaat lainnya d Density Density merujuk pada jumlah orang-orang yang merasa bersyukur terhadap sesuatu hal yang postif Orang yang bersyukur diharapkan dapat menuliskan lebih banyak nama-nama, orang yang dianggap telah membuatnya bersyukur, termasuk orangtua, teman, keluarga, dan mentor Dalam konsep Islam, Munajjid (2006) mengungkapkan bahwa syukur dapat mucul karena tiga aspek, yaitu: a Mengenal nikmat Mengenal nikmat memilik arti menghadirkan dalam hati, menyadari, dan meyakinkan bahwa segala sesuatu dan keajaiban yang kita miliki dan lalui merupakan nikmat dari Allah SWT b Menerima nikmat Menerima nikmat memiliki arti menyebutnya dengan memperlihatkan kefakiran kepada yang memberi nikmat dan hajat kita kepadanya, karena memahami bahwa nikmat itu bukan karena keberkahan kita mendapatkannya akan tetapi karena itu bentuk karunia dan kemurahan Tuhan c Memuji Allah atas pemberian nikmat Pujian yang berkaitan dengan nikmat ada dua macam, yang pertama bersifat umum yaitu dengan memujinya bersifat dermawan, pemurah, baik, luas pemberiannya dan sebagainya Sedangkan yang kedua bersifat khusus, yaitu membicarakan nikmat yang diterima itu dengan merinci nikmatnikmat tersebut lalu mengungkapkan dengan lisan dan menggunakan nikmat tersebut untuk hal-hal yang diridhainya Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek syukur dalam perspektif barat meliputi intensity, frequency, sapan, dan density serta 360

4 perspektif Islam meliputi mengenal nikmat, menerima nikmat dan memuji Allah atas pemberian nikmat 213 Komponen-Komponen Bersyukur Fitzgerald (1998) mengidentifikasi tiga komponen dari bersyukur, yaitu: a Rasa apresiasi yang hangat untuk seseorang atau sesuatu, meliputi perasaan cinta dan kasih sayang b Niat baik (goodwill) yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu, meliputi keinginan untuk membantu orang lain yang kesusahan dan keinginan untuk berbagi c Kecenderungan untuk bertindak positif berdasarkan rasa apresiasi dan kehendak baik, meliputi intensi menolong orang lain, membalas kebaikan orang lain dan beribadah Komponen komponen diatas dikatakan oleh Fritzgerald (1998) adalah saling berkaitan dan tidak bisa terpisahkan, karena seseorang tidak mungkin melakukan bersyukur tanpa merasakan bersyukur didalam hatinya Komponen komponen inilah yang kemudian digunakan oleh peneliti sebagai landasan dalam pembuatan alat ukur bersyukur 214 Jenis-Jenis Bersyukur Peterson & Saligman (2004) membagi perwujudan bersyukur menjadi dua yaitu: a Bersyukur secara personal Ditujukan kepada orang yang telah memberikan keuntungan kepada si penerima atau kepada diri sendiri b Bersyukur secara transpersonal Maksudnya adalah bersyukur yang ditujukan kepada Tuhan, kekuatan yang lebih besar, atau alam semesta Bentuk dasarnya dapat berupa pengalaman puncak atau peak experience, yaitu sebuah moment pengalaman kekhusyukan yang melimpah 22 Beberapa Temuan Ilmiah Tentang Kebersyukuran Studi yang dilakukan oleh McCullough & Emmons (2003) tentang manfaat bersyukur bagi manusia Dalam penelitian ini mereka mengumpulkan 201 partisipan dan memisahkan partisipan ke dalam tiga kelompok Kelompok pertama diajak untuk bersyukur dengan cara menuliskan lima hal positif yang terjadi seminggu yang lalu Kelompok berikutnya diajak untuk fokus terhadap kegiatan-kegiatan yang tidak penting dan mereka diminta untuk menuliskan lima hal yang negatif Kelompok terakhir adalah kelompok netral yang diminta untuk menuliskan lima kejadian yang signifikan diminggu yang lalu Kemudian partisipan mengikuti pengukuran kesejahteraan psikologis Kelompok bersyukur lebih merasa mereka memiliki kehidupan yang baik dan pandangan optimis dibandingkan kelompok kedua dan ketiga Selain itu, kelompok bersyukur jga melaporkan lebih sedikit mengalami keluhan fisik dan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk berolahraga Penelitian Masingale (dalam Fluhler, 2010) juga menemukan bahwa orang yang dapat bersyukur merasakan trauma yang lebih ringan saat sesuatu yang buruk terjadi pada mereka Peneliti Emmons dan McCullough (dalam Fluhler, 2010) menemukan bahwa orang yang bersyukur lebih jarang menderita depresi Hal ini dikarenakan mereka memiliki cara yang tepat untuk berhadapan dengan keadaan hidup yang menyulitkan dan lebih mampu mengingat hal-hal yang positif Kehidupan sosial sehari-hari pun dapat dipengaruhi secara positif oleh kebiasaan bersyukur Perasaan bersyukur dapat memotivasi seseorang untuk membantu orang lain (perilaku prososial) dan mengurangi motivasi untuk berperilaku 361

5 merusak (Emmons dan McCullough dalam Fluhler, 2010) Orang yang bersyukur juga cenderung tidak terlalu mengejar hal materialistik Asumsinya, karena mereka sudah bersyukur dengan apa yang telah dimiliki, maka hasrat untuk memiliki hal materiil menjadi lebih sedikit Mereka juga tidak terburu-buru untuk mendapatkan kepuasan materiil (McCullough dan Polak dalam Fluhler, 2010) Menurut McCullough, Emmons, dan Tsang (2002), orang yang bersyukur selain lebih banyak memiliki emosi positif dan kesejahteraan yang lebih tinggi, juga memiliki harga diri yang tinggi dan lebih mudah melihat dukungan sosial dari sekitarnya Setelah memiliki cukup rasa syukur, orang yang sering bersyukur juga cenderung akan mudah dalam membantu orang lain dan tidak memiliki banyak rasa iri Penelitian yang dilakukan oleh Mutia dkk (2010) tentang terapi kognitif perilaku bersyukur (G-CBT) untuk menurunkan depresi pada remaja menunjukkan bahwa dengan menggunakan terapi kognitif perilaku bersyukur (G-CBT) tersebut dapat menurunkan tingkat depresi pada remaja 3 METODE PENELITIAN 31 Desain Penelitian Desain penelitian ini desain penelitian survei pendekatan kuantitatif dengan desain satu variabel yaitu syukur 32 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Negeri Gorontalo selama 6 (enam) bulan, yakni dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober tahun Variabel Penelitian Penelitian ini terdapat satu variabel yang dapat dijadikan fokus kajian penelitian dengan indikator syukur yaitu: (1) Intensity, (2) Frequency, (3) Span, (4) Density 34 Populasi dan Sampel 341 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo sejumlah mahasiswa 342 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah data karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sampel dalam penelitian ini yaitu 356 mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo yang terdiri dari FIP 44, FIS 32, FSB 28, MIPA 44, FATEK 32, FAPERTA 32, FOK 56, FEKON 52, Fakultas Hukum 20, dan FPIK Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti mengadopsi angket McCullough etal (2002) kemudian peneliti memodifikasi dengan menggunakan angket skala likert yang diberikan kepada responden penelitian, di mana angket peneliti bersifat tertutup, Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan bentuk jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju 36 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dengan menggunakan statistik perhitungan persentase (%) dengan langkah-langkah: Menghitung presentase (%) skor capaian responden dengan formulasi sebagai berikut: P = S/N X 100 % Dengan : P = Persentase S = jumlah skor responden N = skor ideal angket Skor Presentase Klasifikasi 76%-100% Tinggi 51%-75% Sedang 0%-50% Rendah 362

6 Persentase Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN N o HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Hasil Data yang telah diperoleh dari hasil pengolahan angket tentang Rasa Syukur Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo selanjutnya diolah dengan menggunakan perhitungan persentase Hasil dari pengolahan data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel berikut ini Tabel 41 Rasa Syukur Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo Butir Pernyataan Saya bersyukur dengan apa yang sudah saya miliki Banyak yang saya syukuri, sehingga tak dapat saya tulis semuanya Tak banyak yang dapat saya syukuri di dunia ini Saya merasa bahwa saya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dan mempunyai tanggung jawab untuk saling tolong menolong dengan sesama Seiring bertambahnya usia, saya lebih mampu menghargai orang lain, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup, sehingga hal itu menjadi sejarah dalam hidup saya Saya butuh waktu lama untuk berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberikan nikmatnya dan orang lain yang telah membantu Skor Respo nden Skor Ideal P ( % ) Tabel 41 menunjukan bahwa hasil persentase no item 1 sebanyak 89% (tinggi), no item 2 sebanyak 81% (tinggi), no item Rata-Rata 8 3 sebanyak 76% (tinggi), no item 4 sebanyak 94% (tinggi), no item 5 sebanyak 87% (tinggi), no item 6 sebanyak 69% (sedang) Rasa syukur mahasiswa berada pada persentase 83% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo tinggi Grafik 41 Rasa Syukur Mahasiswa Laki- Laki dan Perempuan Universitas Negeri Gorontalo Persentase Skor Perindikator Indikator Laki-laki Perempuan Grafik 41 menunujukan bahwa indikator intensity mahasiswa laki-laki Universitas 80% (tinggi) dan mahasiswa perempuan persentase 85% (tinggi), indikator frequency Gorontalo berada pada persentase 64% (sedang) dan mahasiswa perempuan persentase 75% (sedang), indikator span Gorontalo berada pada persentase 87% (tinggi) dan mahasiswa perempuan persentase 87% (tinggi), indikator density Gorontalo berada pada persentase 84% (tinggi) dan mahasiswa perempuan persentase 88% (tinggi) 363

7 42 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh data yang menggambarkan rasa syukur mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo, dan rasa syukur mahasiswa lakilaki dan perempuan Universitas Negeri Gorontalo, Adapun hasil analisis tersebut: No item 1 sebanyak 89% (tinggi), no item 2 sebanyak 81% (tinggi), no item 3 sebanyak 76% (tinggi), no item 4 sebanyak 94% (tinggi), no item 5 sebanyak 87% (tinggi), no item 6 sebanyak 69% (sedang) Rasa syukur mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 83% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo tinggi No item 1 sebanyak 88% (tinggi), no item 2 sebanyak 81% (tinggi), no item 3 sebanyak 72% (sedang), no item 4 sebanyak 93% (tinggi), no item 5 sebanyak 87% (tinggi), no item 6 sebanyak 64% (sedang) Rasa syukur mahasiswa laki-laki berada pada persentase 81% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo tinggi No item 1 sebanyak 89% (tinggi), no item 2 sebanyak 82% (tinggi), no item 3 sebanyak 81% (tinggi), no item 4 sebanyak 95% (tinggi), no item 5 sebanyak 87% (tinggi), no item 6 sebanyak 75% (sedang) Rasa syukur mahasiswa perempuan berada pada persentase 85% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa tinggi Indikator intensity mahasiswa laki-laki persentase 80% (tinggi) dan mahasiswa berada pada persentase 85% (tinggi), indikator frequency mahasiswa laki-laki persentase 64% (sedang) dan mahasiswa berada pada persentase 75% (sedang), indikator span mahasiswa laki-laki persentase 87% (tinggi) dan mahasiswa berada pada persentase 87% (tinggi), indikator density mahasiswa laki-laki persentase 84% (tinggi) dan mahasiswa berada pada persentase 88% (tinggi) McCullough dkk (2002) mengungkapkan bahwa aspek-aspek syukur terdiri dari empat unsur, yaitu: a Intensity Seseorang yang bersyukur ketika mengalami peristiwa positif diharapkan untuk merasa lebih intens bersyukur b Frequency Seseorang yang memiliki kecendrungan bersyukur akan merasakan banyak perasaan bersyukur setiap harinya dan syukur bisa menimbulkan dan dan bahkan mendukung tindakan dan kebaikan sederhana atau kesopanan c Span Span dimaksudkan dngan jumlah dari peristiwa-peristiwa kehidupan yang membuat seseorang merasa bersyukur, misalnya merasa bersyukur kepada keluarga, pekerjaan, kesehatan, dan kehidupan itu sendiri, bersama dengan berbagai manfaat lainnya d Density Density merujuk pada jumlah orang-orang yang merasa bersyukur terhadap sesuatu hal yang postif Orang yang bersyukur diharapkan dapat menuliskan lebih banyak nama-nama, orang yang dianggap telah membuatnya bersyukur, termasuk orangtua, teman, keluarga, dan mentor Studi yang dilakukan oleh McCullough & Emmons (2003) tentang manfaat bersyukur bagi manusia Dalam penelitian ini mereka mengumpulkan 201 partisipan dan memisahkan partisipan ke dalam tiga kelompok Kelompok pertama diajak untuk bersyukur dengan cara menuliskan lima hal 364

8 positif yang terjadi seminggu yang lalu Kelompok berikutnya diajak untuk fokus terhadap kegiatan-kegiatan yang tidak penting dan mereka diminta untuk menuliskan lima hal yang negatif Kelompok terakhir adalah kelompok netral yang diminta untuk menuliskan lima kejadian yang signifikan diminggu yang lalu Kemudian partisipan mengikuti pengukuran kesejahteraan psikologis Kelompok bersyukur lebih merasa mereka memiliki kehidupan yang baik dan pandangan optimis dibandingkan kelompok kedua dan ketiga Selain itu, kelompok bersyukur jga melaporkan lebih sedikit mengalami keluhan fisik dan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk berolahraga Penelitian Masingale (dalam Fluhler, 2010) juga menemukan bahwa orang yang dapat bersyukur merasakan trauma yang lebih ringan saat sesuatu yang buruk terjadi pada mereka Peneliti Emmons dan McCullough (dalam Fluhler, 2010) menemukan bahwa orang yang bersyukur lebih jarang menderita depresi Hal ini dikarenakan mereka memiliki cara yang tepat untuk berhadapan dengan keadaan hidup yang menyulitkan dan lebih mampu mengingat hal-hal yang positif Kehidupan sosial sehari-hari pun dapat dipengaruhi secara positif oleh kebiasaan bersyukur Perasaan bersyukur dapat memotivasi seseorang untuk membantu orang lain (perilaku prososial) dan mengurangi motivasi untuk berperilaku merusak (Emmons dan McCullough dalam Fluhler, 2010) Orang yang bersyukur juga cenderung tidak terlalu mengejar hal materialistik Asumsinya, karena mereka sudah bersyukur dengan apa yang telah dimiliki, maka hasrat untuk memiliki hal materiil menjadi lebih sedikit Mereka juga tidak terburu-buru untuk mendapatkan kepuasan materiil (McCullough dan Polak dalam Fluhler, 2010) Menurut McCullough, Emmons, dan Tsang (2002), orang yang bersyukur selain lebih banyak memiliki emosi positif dan kesejahteraan yang lebih tinggi, juga memiliki harga diri yang tinggi dan lebih mudah melihat dukungan sosial dari sekitarnya Setelah memiliki cukup rasa syukur, orang yang sering bersyukur juga cenderung akan mudah dalam membantu orang lain dan tidak memiliki banyak rasa iri Penelitian yang dilakukan oleh Mutia dkk (2010) tentang terapi kognitif perilaku bersyukur (G-CBT) untuk menurunkan depresi pada remaja menunjukkan bahwa dengan menggunakan terapi kognitif perilaku bersyukur (G-CBT) tersebut dapat menurunkan tingkat depresi pada remaja KESIMPULAN a Rasa syukur mahasiswa Universitas 83% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo tinggi b Rasa syukur mahasiswa laki-laki berada pada persentase 81% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur Gorontalo tinggi Sedangkan rasa syukur mahasiswa perempuan berada pada persentase 85% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa tinggi c Indikator intensity mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 80% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas 85% (tinggi), indikator frequency Gorontalo berada pada persentase 64% (sedang) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 75% (sedang), indikator span mahasiswa laki-laki Universitas 365

9 87% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 87% (tinggi), indikator density mahasiswa laki-laki Universitas 84% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 88% (tinggi) REFERENSI Al-Munajjid, MBS 2006 Silsilah Amalan Hati Ikhlas Tawakkal, Optimis, Takut, Bersyukur, Ridha, Sabar, Introspeksi Diri, Tafakkur, Mahabbah, Takwa, Wara Bandung: Irsyad Baitus Salam Emmons, R, Cullough, M 2003 Counting Blessings Versus Burdens: An Experimental Investigation of Gratitude and Subjective Well-Being in Daily Life Jounal of Personality and Social Psychology, 2, 84, Emmons, RA 2004 The Psychology of gratitude : An introduction Dalam Emmons, RA & McCullough, ME The psychology of gratitude NY: Oxford University Press Emmons, RA & Shelton, CM 2002 Gratitude and the science of positive psychology In Snyder, CR, Lopez, Shane, J Handbook of positive psychology NY: Oxford University Press Fitzgerald, P 1998 Gratitude and Justice Ethic, 109 (1), Fluhler, DB 2010 Gratitude Theory: A literature review Diakses pada 1 Agustus 2015 dari mediawixcom McCullough, ME, Emmons, RA, & Tsang, Jo-Ann 2002 The Grateful disposition: A conceptual and empirical topography Journal of Personality and Social Psychology, 82 (1), McCullough, ME & Emmons, R A 2003 Counting Blessings Versus Burdens: An Experimental Investigation of Gratitude and Subjective Well-Being in Daily Life Journal of Personality and Social Psychology Vol 84 (2), pp Mutia, E, Subandi, & Mulyati, R 2010 Terapi Kognitif Perilaku Bersyukur untuk Menurunkan Depresi pada Remaja Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 2, No 1, Peterson, C & Seligman, M E P 2004 Character, Strenght, and Virtues: A Handbook & Classification New York: Oxford University press Putra, JS 2014 Syukur: Sebuah Konsep Psikologi Indigenous Islami Jurnal Soul, Vol 7 No 2, Seligman, MEP 2005 Authentic Happines: Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif Bandung: Mizan Pustaka 366

MAKNA KEBERSYUKURAN BERDASARKAN KAJIAN PSIKOLOGIS DAN KAJIAN TAFSIR AL MISBAH

MAKNA KEBERSYUKURAN BERDASARKAN KAJIAN PSIKOLOGIS DAN KAJIAN TAFSIR AL MISBAH MAKNA KEBERSYUKURAN BERDASARKAN KAJIAN PSIKOLOGIS DAN KAJIAN TAFSIR AL MISBAH Wanodya Kusumastuti, Nurul Setyorini, Rahmat Aji Laksono Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KEBERSYUKURAN PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) NASKAH PUBLIKASI

KEBERSYUKURAN PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) NASKAH PUBLIKASI KEBERSYUKURAN PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajad Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PRASETYO BUDHI SETIAWAN F. 100090082

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RASA SYUKUR DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANJUT USIA

HUBUNGAN ANTARA RASA SYUKUR DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANJUT USIA HUBUNGAN ANTARA RASA SYUKUR DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANJUT USIA Fivin Fadhliyah J. S. Ishak Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang fivinishak@rocketmail.com

Lebih terperinci

SYUKUR : SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI INDIGENOUS ISLAMI

SYUKUR : SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI INDIGENOUS ISLAMI SYUKUR : SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI INDIGENOUS ISLAMI Johan Satria Putra ABSTRACT Western psychology studies call the concept of thankfulness as gratitude. However, gratitude itself doesn t relevant when

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Gratitude pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 yang di Diagnosa Kurang dari 12 Bulan di Puskesmas GA Descriptive Study of Gratitude in Patients

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA Ayu Redhyta Permata Sari 18511127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 Latar belakang masalah -Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan mengakses pekerjaan karena dianggap kurang produktif. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan mengakses pekerjaan karena dianggap kurang produktif. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyandang disabilitas fisik sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat, dengan demikian hal ini menyebabkan penyandang disabilitas kesulitan mengakses pekerjaan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELATIHAN RASA SYUKUR TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA ORANGTUA DENGAN ANAK TUNARUNGU ABSTRAK

EFEKTIVITAS PELATIHAN RASA SYUKUR TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA ORANGTUA DENGAN ANAK TUNARUNGU ABSTRAK EFEKTIVITAS PELATIHAN RASA SYUKUR TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA ORANGTUA DENGAN ANAK TUNARUNGU Destalya Anggrainy 1, Juke R. Siregar 2, Aulia Iskandarsyah 3, Efi Fitriana 4 1 Psikologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa dimana individu telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Resiliensi 2.1.1. Definisi resiliensi Definisi resiliensi masih menjadi perdebatan oleh para ahli. Banyak ahli yang memandang definisi resiliensi sebagai suatu proses, atau sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok atau komunitasnya, bahkan siap menolong orang tidak dikenal,

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok atau komunitasnya, bahkan siap menolong orang tidak dikenal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial. Kelebihan manusia sebagai makhluk sosial yaitu kesediaannya memberikan pertolongan dan mengulurkan tangan terhadap keluarga, kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indera penglihatan merupakan salah satu potensi vital yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indera penglihatan merupakan salah satu potensi vital yang dimiliki manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indera penglihatan merupakan salah satu potensi vital yang dimiliki manusia untuk menjalani hidupnya. Kehilangan indera penglihatan akan menjadi masalah besar yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Terlampir B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki Anak Autis Tingkat kebersyukuran orang tua

Lebih terperinci

SYUKUR SEBAGAI SEBUAH PEMAKNAAN GRATITUDE AS A MEANING

SYUKUR SEBAGAI SEBUAH PEMAKNAAN GRATITUDE AS A MEANING SYUKUR SEBAGAI SEBUAH PEMAKNAAN Handrix Chris Haryanto 1, Fatchiah E. Kertamuda 2 12 Departement of Psychology of Paramadina University 1 handrix.haryanto@paramadina.ac.id 2 fatchiah.kertamuda@paramadina.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan darah tinggi > 140/90 mmhg selama beberapa minggu dan dalam jangka waktu yang lama (Sarafino,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. halnya dengan grace, gratefulness,dan graciousness, Emmons (Snyder &

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. halnya dengan grace, gratefulness,dan graciousness, Emmons (Snyder & 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebersyukuran 1. Pengertian Kebersyukuran Gratitude atau syukur berasal dari bahasa latin gratia syukur sama halnya dengan grace, gratefulness,dan graciousness, Emmons (Snyder

Lebih terperinci

Ummu Rifa atin Mahmudah_ Jurusan Psikologi-Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Ummu Rifa atin Mahmudah_ Jurusan Psikologi-Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PERBEDAAN TINGKAT MEMAAFKAN (FORGIVENESS) ANTARA SANTRI YANG HAFAL AL-QUR AN DENGAN SANTRI YANG TIDAK HAFAL AL-QUR AN DI MA HAD SUNAN AMPEL AL- ALY MALANG Ummu Rifa atin Mahmudah_11410009 Jurusan Psikologi-Fakultas

Lebih terperinci

, 2015 EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA

, 2015 EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang Industri. Perkembangan dalam bidang Industri ini adalah salah satu yang

Lebih terperinci

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA INDIENA SARASWATI ABSTRAK Studi yang menggunakan teori kebahagiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kehadiran anak memberikan kebahagiaan yang lebih di tengah tengah keluarga dan membawa berbagai perubahan yang berdampak positif pada keluarga. Perubahan yang mendasar

Lebih terperinci

Theresia Lisiau Ratnayanti Fakultas Psikologi - Universitas Kristen Satya Wacana

Theresia Lisiau Ratnayanti Fakultas Psikologi - Universitas Kristen Satya Wacana Hubungan Antara Gratitude dengan Psychological Well-being... (Theresia Lisiau Ratnayanti & Enjang Wahyuningrum) HUBUNGAN ANTARA GRATITUDE DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL- BEING IBU YANG MEMILIKI ANAK TUNAGRAHITA

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Kesehatan Mental Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Konsep Kebahagiaan atau Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dengan semangat yang menggebu. Awalnya mereka menyebut

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dengan semangat yang menggebu. Awalnya mereka menyebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia bukan hanya ingin sekedar memperbaiki kelemahan mereka. Mereka menginginkan kehidupan yang bermakna, bukan kegelisahan sampai ajal menjemput. Beberapa

Lebih terperinci

GRATITUDE DAN PSYCHOLOGICAL WELLBEING PADA REMAJA. Adhyatman Prabowo Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

GRATITUDE DAN PSYCHOLOGICAL WELLBEING PADA REMAJA. Adhyatman Prabowo Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang GRATITUDE DAN PSYCHOLOGICAL WELLBEING PADA REMAJA Adhyatman Prabowo Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang adhyatmanprabowo@umm.ac.id Gratitude dan psychological well-being merupakan aspek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perasaan bahagia dan kesedihan dalam hidup manusia adalah hal yang wajar terjadi. Akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perasaan bahagia dan kesedihan dalam hidup manusia adalah hal yang wajar terjadi. Akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan hidup manusia pastilah kebahagiaan, akan tetapi cara mencapai kebahagian itulah yang membuat seseorang harus menghalalkan segala cara agar dirinya sendiri bahagia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas-tugas perkembangannya dengan baik agar dapat tumbuh menjadi individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas-tugas perkembangannya dengan baik agar dapat tumbuh menjadi individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia terdapat serangkaian tahapan perkembangan yang harus dihadapi dan dilewati oleh individu guna mencapai tahap perkembangan yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam pengambilan data peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu skala psikologi untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Resiliensi. Sedangkan Hildayani (2005) menyatakan resiliensi atau ketangguhan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Resiliensi. Sedangkan Hildayani (2005) menyatakan resiliensi atau ketangguhan adalah suatu 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Resiliensi 1. Pengertian Resiliensi Reivich dan Shatte (2000) menyatakan bahwa resiliensi adalah kemampuan untuk bertahan, beradaptasi terhadap sesuatu yang menekan, mampu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 25 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bahagia Suami Istri 1. Definisi Bahagia Arti kata bahagia berbeda dengan kata senang. Secara filsafat kata bahagia dapat diartikan dengan kenyamanan dan kenikmatan spiritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membagi lansia ke dalam 3 tahapan yaitu young old, old-old, dan oldest old.

BAB I PENDAHULUAN. membagi lansia ke dalam 3 tahapan yaitu young old, old-old, dan oldest old. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan periode perkembangan yang dimulai pada usia 65 sampai kematian. Neugarten (dalam Whitbourne & Whitbourne, 2011) membagi lansia ke dalam 3 tahapan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU PAUD DI DAERAH RAWAN BENCANA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajad Sarjana S-1 Diajukan oleh: Nurul Fikri Hayuningtyas Nawati F100110101

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang melihat hubungan antara satu atau beberapa ubahan dengan satu atau

Lebih terperinci

Pengantar. hanya untuk menuju satu titik yaitu kebahagiaan. kini setiap orang beramai-ramai meningkatkan usaha mereka untuk

Pengantar. hanya untuk menuju satu titik yaitu kebahagiaan. kini setiap orang beramai-ramai meningkatkan usaha mereka untuk 1 Pengantar Pada dasarnya setiap manusia pasti tidak ingin sengsara dan menderita. Semua ingin memperoleh kesejahteraan, kesenangan dan kebahagiaan lahir batin. Segala kegiatan yang dilakukan manusia dibelahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari kesejahteraan. Mereka mencoba berbagai cara untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan kesejahteraan didalam hidupnya, bahkan Aristoteles (dalam Ningsih, 2013) menyebutkan bahwa kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Kekuatan Karakter (Character Strength) pada Relawan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Kekuatan Karakter (Character Strength) pada Relawan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Kekuatan Karakter (Character Strength) pada Relawan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung 1 Yuanita Carolina Permata, 2 Milda Yanuvianti

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat Syukur Penyandang Cacat Netra. aspek syukur, dengan prosentase sebesar 73%. Sedangkan yang berada pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat Syukur Penyandang Cacat Netra. aspek syukur, dengan prosentase sebesar 73%. Sedangkan yang berada pada BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Syukur Penyandang Cacat Netra Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyandang cacat netra di UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang berada pada tingkat tinggi untuk aspek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (2007) pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja tidak dapat dikatakan sebagai anak-anak dan belum termasuk pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja tidak dapat dikatakan sebagai anak-anak dan belum termasuk pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja tidak dapat dikatakan sebagai anak-anak dan belum termasuk pada kategori orang dewasa. Masa remaja merupakan tahap perkembangan kehidupan yang dilalui setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Kebahagiaan. Kebahagiaan menurut Snyder dan Lopez (2007) merupakan emosi positif

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Kebahagiaan. Kebahagiaan menurut Snyder dan Lopez (2007) merupakan emosi positif BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kebahagiaan 1. Pengertian Kebahagiaan Kebahagiaan menurut Snyder dan Lopez (2007) merupakan emosi positif yang dirasakan secara subjektif oleh setiap individu. Kebahagiaan dapat

Lebih terperinci

KEBERSYUKURAN DAN KEPUASAN HIDUP PADA TUKANG OJEK. Andy Pratama 1 Nurulita Giri Prasamtiwi 2 Siska Sartika 3

KEBERSYUKURAN DAN KEPUASAN HIDUP PADA TUKANG OJEK. Andy Pratama 1 Nurulita Giri Prasamtiwi 2 Siska Sartika 3 KEBERSYUKURAN DAN KEPUASAN HIDUP PADA TUKANG OJEK Andy Pratama 1 Nurulita Giri Prasamtiwi 2 Siska Sartika 3 1, 2, 3 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Depok, 16424, Jawa

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung

Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 246-6448 Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung 1 Rahmadina Haturahim, 2 Lilim Halimah 1,2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat sisi positif sosok manusia. Pendiri psikologi positif, Seligman dalam

BAB I PENDAHULUAN. melihat sisi positif sosok manusia. Pendiri psikologi positif, Seligman dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan ini, tentunya seseorang pasti pernah mengalami beberapa masalah. Sesuatu dirasakan atau dinilai sebagai suatu masalah ketika kenyataan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keras untuk meraih kebahagiaaan (Elfida, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keras untuk meraih kebahagiaaan (Elfida, 2008). 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia ingin hidup bahagia dunia dan akhirat. Manusia harus melakukan suatu usaha untuk mendapatkan kebahagiaan. Usaha yang dilakukan antara individu

Lebih terperinci

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS) Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS) 1 Hany Fakhitah, 2 Temi Damayanti Djamhoer 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun sesudahnya menyebabkan timbulnya berbagai masalah. Banyak industri yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun sesudahnya menyebabkan timbulnya berbagai masalah. Banyak industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak awal Juli 1997 hingga beberapa tahun sesudahnya menyebabkan timbulnya berbagai masalah. Banyak industri yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan kedamaian (Peterson & Seligman, 2004). kebersyukuran adalah sebagai bentuk ciri pribadi yang berpikir positif dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan kedamaian (Peterson & Seligman, 2004). kebersyukuran adalah sebagai bentuk ciri pribadi yang berpikir positif dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rasa Syukur 1. Pengertian Rasa Syukur Rasa syukur adalah sebagai suatu perasaan terima-kasih dan bersifat menyenangkan atas respon penerimaan diri terhadap apa yang diperoleh,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pet Attachment II.1.1 Pengertian Pet Attachment Konsep pet attachment diambil langsung dari teori Bowlby (dalam Quinn, 2005) mengenai gaya kelekatan atau attachment. Bowlby menjelaskan

Lebih terperinci

EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK

EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK Murhima A. Kau Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo INTISARI Proses perkembangan perilaku prososial menurut sudut pandang Social Learning Theory

Lebih terperinci

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL BEING ANTARA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL BEING ANTARA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL BEING ANTARA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI Fakhrunnisak, Hazhira Qudsyi Program Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Univesitas Islam Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN BERSYUKUR

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN BERSYUKUR PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN BERSYUKUR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Psikologi Profesi Minat Utama Bidang Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Subjective well-being merupakan sejauh mana individu mengevaluasi kehidupan yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan definisi, teori, dan kerangka berfikir yang dijadikan landasan penulis dalam melakukan penelitian berkaitan dengan gambaran emosi positif pada mahasiswa/i Bina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. ketenangan dari lingkungan. Kualitas hidup adalah keadaan yang dipersepsikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. ketenangan dari lingkungan. Kualitas hidup adalah keadaan yang dipersepsikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Hidup 1. Pengertian Kualitas Hidup WHO (1997) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu sebagai laki-laki atau perempuan dalam hidup, ditinjau dari konteks

Lebih terperinci

akan menjadi lebih bahagia. Faktor internal juga menjadi penentu penting yang individu miliki untuk menentukan kebahagiaan mereka khususnya saat

akan menjadi lebih bahagia. Faktor internal juga menjadi penentu penting yang individu miliki untuk menentukan kebahagiaan mereka khususnya saat BAB V PENUTUP 5.1. Pembahasan Indonesia merupakan negara dengan beraneka-ragam budaya. Indonesia yang terikat dengan adat Timur berbeda secara budaya dengan negara-negara lain di dunia khususnya bagian

Lebih terperinci

Mewujudkan Kebahagiaan di Masa Lansia dengan Citra Diri Positif *

Mewujudkan Kebahagiaan di Masa Lansia dengan Citra Diri Positif * Mewujudkan Kebahagiaan di Masa Lansia dengan Citra Diri Positif * Oleh Adi Heryadi ** Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan. dalam setiap perkembangannya, pasti akan mengalami perubahan, baikk

Lebih terperinci

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Dibimbing Oleh : Dr.Ahmad Gimmy Prathama Siswandi, M.Si ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup Schultz (1991) mengartikan makna hidup sebagai pemberian kualitas kehidupan pada diri pribadi dalam rangka pemenuhan diri. Pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan remaja di perkotaan saat ini menunjukkan rendahnya kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya kepedulian remaja tergambar pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 Roy Silitonga, Sri Hartati *) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode adalah tata cara atau prosedur yang mempunyai langkahlangkah sistematis digunakan untuk mengetahui sesuatu (Setyorini & Wibhowo, 2008,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA Oleh : Mohamad Iksan NIS : 151095156 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG 2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitafif korelasional dengan melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena perceraian merupakan hal yang sudah umum terjadi di masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk, yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Lieben und arbeiten, untuk mencinta dan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Lieben und arbeiten, untuk mencinta dan untuk bekerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lieben und arbeiten, untuk mencinta dan untuk bekerja. Pernyataan Freud ini menggambarkan dua ranah utama dari kehidupan orang dewasa, dimana pekerjaan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yang merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yang merupakan suatu 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yang merupakan suatu penelitian dengan menggunakan dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN DALAM PERSPEKTIF SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN: TINJAUAN PSIKOLOGI INDIGENOUS

KESEJAHTERAAN DALAM PERSPEKTIF SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN: TINJAUAN PSIKOLOGI INDIGENOUS KESEJAHTERAAN DALAM PERSPEKTIF SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN: TINJAUAN PSIKOLOGI INDIGENOUS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh negara sedang berkembang, namun negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan

Lebih terperinci

Hubungan antara Gratitude dengan Coping pada Mahasiswa Penerima Beasiswa Pendidikan bagi Mahasiswa Berprestasi (Bidikmisi)

Hubungan antara Gratitude dengan Coping pada Mahasiswa Penerima Beasiswa Pendidikan bagi Mahasiswa Berprestasi (Bidikmisi) Hubungan antara Gratitude dengan Coping pada Mahasiswa Penerima Beasiswa Pendidikan bagi Mahasiswa Berprestasi (Bidikmisi) Ribka Amanda, Lifina Dewi Pohan, Adhityawarman Menaldi Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah combined

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah combined BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah combined qualitative and quantitative research, yaitu kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian,

Lebih terperinci

Perbedaan Tingkat Kebersyukuaran pada Laki-laki dan Perempuan

Perbedaan Tingkat Kebersyukuaran pada Laki-laki dan Perempuan Perbedaan Tingkat Kebersyukuaran pada Laki-laki dan Perempuan Eko Kristanto Universitas Muhammadiyah Malang genryusaint21@gmail.com Abstrak. Syukur merupakan konsep perilaku yang mendasari berbagai intervensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data bersifat kuantitatif statistik, dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. data bersifat kuantitatif statistik, dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

KEKUATAN KARAKTER DAN KEBAHAGIAAN PADA SUKU MINANG

KEKUATAN KARAKTER DAN KEBAHAGIAAN PADA SUKU MINANG KEKUATAN KARAKTER DAN KEBAHAGIAAN PADA SUKU MINANG Sari Zakiah Akmal 1 Fivi Nurwianti 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat 1 sari.zakiah@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitif. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

MENGUKUR RASA SYUKUR: PENGEMBANGAN MODEL AWAL SKALA BERSYUKUR VERSI INDONESIA

MENGUKUR RASA SYUKUR: PENGEMBANGAN MODEL AWAL SKALA BERSYUKUR VERSI INDONESIA MENGUKUR RASA SYUKUR: PENGEMBANGAN MODEL AWAL SKALA BERSYUKUR VERSI INDONESIA Ratih Arruum Listiyandini 1,a, Andhita Nathania b, Dessy Syahniar b, Lidwina Sonia b, Rima Nadya b a Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kristen. Setiap gereja Kristen memiliki persyaratan tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kristen. Setiap gereja Kristen memiliki persyaratan tersendiri untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan perbedaan, salah satunya adalah agama. Setiap agama di Indonesia memiliki pemuka agama. Peranan pemuka agama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu pada hakikatnya akan terus mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hidup. Individu akan terus mengalami perkembangan sampai akhir hayat yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Perososial 2.1.1 Pengertian Perilaku Prososial Perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL LITERACY DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS VIII SMP MALIDAR BEKASI

HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL LITERACY DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS VIII SMP MALIDAR BEKASI Hubungan Antara Emotional Literacy Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying... 47 HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL LITERACY DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS VIII SMP MALIDAR BEKASI Edriani

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme berdasarkan eksplorasi terhadap sikap hidup orang-orang yang memandang diri mereka sebagai tidak materialistis.

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA

KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari : pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, alat ukur penelitian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berterima kasih atas segala rahmat dan nikmat-nya yang dilimpahkan. dengan ajaran-ajaran-nya/ajaran islam (Shodiq, 2001:328).

BAB II LANDASAN TEORI. berterima kasih atas segala rahmat dan nikmat-nya yang dilimpahkan. dengan ajaran-ajaran-nya/ajaran islam (Shodiq, 2001:328). 2.1 Bersyukur (Gratitude) BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Bersyukur (Gratitude) Kata syukur diambil dari kata bahasa arab yaitu yang berarti terima kasih (Yunus,1988:201). Syukur yaitu merasa gembira

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup 2. Variabel Tergantung : Kesejahteraan subjektif B.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. positif dengan kepuasan yang tinggi dalam hidup, memiliki tingkat afek positif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. positif dengan kepuasan yang tinggi dalam hidup, memiliki tingkat afek positif BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Definisi Kebahagiaan Kebahagiaan diartikan sebagai kesatuan karakteristik psikologis yang positif dengan kepuasan yang tinggi dalam hidup, memiliki tingkat afek

Lebih terperinci

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya dindanatasyaa@yahoo.com Abstrak - Guru mengalami berbagai masalah dalam menjalankan profesinya.

Lebih terperinci