Profil Kawasan. Peta Kawasan : Logo : Nama : Branding : Luas : TN Bukit Barisan Selatan Ha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Profil Kawasan. Peta Kawasan : Logo : Nama : Branding : Luas : TN Bukit Barisan Selatan Ha"

Transkripsi

1 Profil Kawasan Peta Kawasan : Logo : Nama : TN Bukit Barisan Selatan Branding : Luas : Ha

2 Koordinat : Letak geografis : Bujur : Lintang : LS ls2 Sejarah : Terletak di ujung selatan dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang membujur sepanjang Pulau Sumatera mulai dari Tanjung Cina di bagian Selatan sampai ke Aceh bagian utara sehingga memiliki topografi yang cukup bervariasi yaitu mulai datar, landai, bergelombang, berbukit-bukit curam dan bergunung-gunung dengan ketinggian berkisar antara m dpl. Lereng timurnya cukup curam sedangkan lereng barat kearah Samudera Hindia agar landai. Daerah berdataran rendah (0 600 mdpl) dan berbukit ( mdpl) terletak di bagian selatan taman nasional sementara daerah pegunungan ( mdpl) terletak di bagian tengah dan utara taman nasional. Puncak tertinggi adalah Gunung Palung (1.964 mdpl) yang terletak di sebelah barat Danau Ranau, Lampung Barat. Gunung-gunung lain yang memiliki ketinggian > mdpl adalah G. Sekincau (1.738 m) dan G. Balirang (1.703 m), di bagian barat taman nasional. Bukit Gedang (1.627 m) dan Bukit Pandan (1.678 m) di perbatasan Propinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu serta Bukit napalan (1.526 m) di bagian utara taman nasional termasuk dalam wilayah Kabupaten Kaur. Keadaan lapangan bagian utara bergelombang sampai berbukit-bukit dengan kemiringan bervariasi anatar 20 80%. Bagian selatan merupakan daerah yang datar dengan beberapa bukit yang agak tinggi dan landai dimana makin selatan makin datar dengan kemiringan berkisar antara 3 5%. Lereng dan arah sisi timur taman nasional tergolong terjal (20 45%) sedangkan arah barat lebih landai. Menurut Peta Geologi Sumatera yang disusun oleh Lembaga penelitian Tanah (1966), kawasan TNBBS terdiri dari batuan endapan (Miosin Bawah, Neogen, Paleosik Tua, Aluvium). Batuan Vulaknik (Recent, Kuatener Tua, Andesit Tua, Basa Intermediet) dan Batuan Plutonik (Batuan Asam) dimana yang tersebar paling luas adalah batuan Vulkanik yang dijumpai di bagian tengah dan utara taman nasional. Kawasan TNBBS berdasarkan Peta Lerang dan Kemampuan Tanah Propinsi Lampung, berada pada Zona Sesar Semangka yang rawan gempa, tanah longsor, banjir dan peka terhadap erosi. Terbentuk dari depresi tektonik yang ditutupi oleh sediment-sedimen dari celah vulkanik (ficuves eruption) yang menutupi wilayah Bukit Barisan pada zaman kuarter. Patahan aktif akan terus bergerak sehingga menimbulkan kerusakan di dalam dan di atas permukaan tanah. Pada siklus waktu, pergeseran ini akan menimbulkan gempa dengan kekuatan yang cukup besar (Bappeda Lampung Barat, 1993) gempa bumi besar terjadi pada tahun 1933 yang diakibatkan oleh meletusnya Gunung Ratu dan memunculkan Gunung Loreng di dalam kawasan TNBBS. Kemudian pada tahun 1994 kembali terjadi gempa bumi besar berskala 6,9 Scala Richter yang mengakibatkan sebagian Gunung Loreng tenggelam. Berdasarkan Peta Tanah yang dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor (1976),

3 tanah di kawasan TNBBS terdiri dari 6 jenis tanah yaitu Aluvial, Rensina, Latosol, Podsolik Merah Kuning dan 2 jenis Andosol yang berbeda di dalam bahan induknya, dimana yang paling labil dan rawan erosi, sangat asam dan kurang sesuai untuk mengembangkan pertanian karena kombinasi asam dan lereng yang terjal dengan potensi tererosi tinggi. Topologi : Terletak di ujung selatan dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang membujur sepanjang Pulau Sumatera mulai dari Tanjung Cina di bagian Selatan sampai ke Aceh bagian utara sehingga memiliki topografi yang cukup bervariasi yaitu mulai datar, landai, bergelombang, berbukit-bukit curam dan bergunung-gunung dengan ketinggian berkisar antara m dpl. Lereng timurnya cukup curam sedangkan lereng barat kearah Samudera Hindia agar landai. Daerah berdataran rendah (0 600 mdpl) dan berbukit ( mdpl) terletak di bagian selatan taman nasional sementara daerah pegunungan ( mdpl) terletak di bagian tengah dan utara taman nasional. Puncak tertinggi adalah Gunung Palung (1.964 mdpl) yang terletak di sebelah barat Danau Ranau, Lampung Barat. Gunung-gunung lain yang memiliki ketinggian > mdpl adalah G. Sekincau (1.738 m) dan G. Balirang (1.703 m), di bagian barat taman nasional. Bukit Gedang (1.627 m) dan Bukit Pandan (1.678 m) di perbatasan Propinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu serta Bukit napalan (1.526 m) di bagian utara taman nasional termasuk dalam wilayah Kabupaten Kaur. Keadaan lapangan bagian utara bergelombang sampai berbukit-bukit dengan kemiringan bervariasi anatar 20 80%. Bagian selatan merupakan daerah yang datar dengan beberapa bukit yang agak tinggi dan landai dimana makin selatan makin datar dengan kemiringan berkisar antara 3 5%. Lereng dan arah sisi timur taman nasional tergolong terjal (20 45%) sedangkan arah barat lebih landai. Menurut Peta Geologi Sumatera yang disusun oleh Lembaga penelitian Tanah (1966), kawasan TNBBS terdiri dari batuan endapan (Miosin Bawah, Neogen, Paleosik Tua, Aluvium). Batuan Vulaknik (Recent, Kuatener Tua, Andesit Tua, Basa Intermediet) dan Batuan Plutonik (Batuan Asam) dimana yang tersebar paling luas adalah batuan Vulkanik yang dijumpai di bagian tengah dan utara taman nasional. Kawasan TNBBS berdasarkan Peta Lerang dan Kemampuan Tanah Propinsi Lampung, berada pada Zona Sesar Semangka yang rawan gempa, tanah longsor, banjir dan peka terhadap erosi. Terbentuk dari depresi tektonik yang ditutupi oleh sediment-sedimen dari celah vulkanik (ficuves eruption) yang menutupi wilayah Bukit Barisan pada zaman kuarter. Patahan aktif akan terus bergerak sehingga menimbulkan kerusakan di dalam dan di atas permukaan tanah. Pada siklus waktu, pergeseran ini akan menimbulkan gempa dengan kekuatan yang cukup besar (Bappeda Lampung Barat, 1993) gempa bumi besar terjadi pada tahun 1933 yang diakibatkan oleh meletusnya Gunung Ratu dan memunculkan Gunung Loreng di dalam kawasan TNBBS. Kemudian pada tahun 1994 kembali terjadi gempa bumi besar berskala 6,9 Scala Richter yang mengakibatkan sebagian Gunung Loreng tenggelam. Berdasarkan Peta Tanah yang dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor (1976), tanah di kawasan TNBBS terdiri dari 6 jenis tanah yaitu Aluvial, Rensina, Latosol, Podsolik Merah Kuning dan 2 jenis Andosol yang berbeda di dalam bahan induknya, dimana yang paling labil dan rawan erosi, sangat asam dan kurang sesuai untuk mengembangkan pertanian karena kombinasi asam dan lereng yang terjal dengan potensi tererosi tinggi. Iklim :

4 Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (1973), berdasarkan curah hujan rata-rata tahunan, kawasan TNBBS dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu bagian barat taman nasional dengan curah hujan cukup tinggi yaitu berkisar antara mm per tahun dan bagian timur taman nasional berkisar antara mm per tahun. Perbedaan ini disebabkan oleh pengaruh rantai pegunungan Bukit Barisan Selatan sehingga kawasan bagian timur lebih kering. Berdasarkan klasifikasi Scmidt dan Ferguson, bagian barat kawasan TNBBS termasuk dalam tipe ilkim A sedangkan di bagian timur termasuk dalam tipe ilkim B. Menurut Koppen, kawasan TNBBS termasuk dalam tipe iklim A. Musim hujan berlangsung dari bulan November sampai Mei. Musim kemarau dari bulan Juni sampai Agustus. Bulan-bulan agak kering adalah September Oktober. Jumlah hari hujan di musim penghujan rata-rata tiap bulannya hari dan dimusim kemarau 4 8 hari. Keadaan angin musim hujan lebih besar dari musim kemarau. Kondisi Masyarakat : Masyarakat sekitar kawasan TNBBS secara administrasi pemerintahan terdapat 115 desa yang tersebar di Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung, dan Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu, serta Kabupaten OKU Propinsi Sumatera Selatan. Masyarakat sekitar yang berada di Propinsi Lampung sangat plural, terdiri dari berbagai macam suku bangsa dengan keanekaragaman budaya masyarakat. Suku dominan adalah suku jawa, sedangkan suku asli Lampung hanya sekitar 15%. Terdapat 4 (empat) wilayah enclave masing-masing adalah enclave Way Haru (4.900 ha), Pengekahan (671 ha), Kubuperahu (100 ha), dan Suoh ( ha) yang seluruhnya masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Lampung Barat. Mata pencaharian masyarakat sekitar kawasan sebagian besar di sektor pertanian dan perkebunan. Budaya pertanian terbuka dibawa oleh masyarakat pendatang sedangkan pertanian tertutup berbentuk kebun campuran tanaman keras oleh masyarakat asli semakin terbatas di daerah Pesisir Barat Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung. Salah satu contoh pertanian masyarakat asli Lampung adalah Repong (kebun) Damar Mata Kucing di sepanjang Pesisir Kabupaten Lampung Barat. Kebiasaan masyarakat setempat untuk menanami bekas ladangnya dengan tanaman dammar telah menjadikan hutan setempat pulih secara fisik dan ekologis. Ladang-ladang baru jika dibutuhkan dapat dibuat pada areal hutan alam, namun hutan dammar itu sendiri tidak diganggu lagi. Pohon dammar yang tidak produktif ditebang dan diganti dengan anakan damar yang telah disiapkan beberapa tahun sebelumnya. Budaya demikian merupakan suatu proses perubahan/konversi hutan alam yang heterogen. Bagi pengelolaan TNBBS, Repong Damar merupakan salah satu alternatif upaya pembinaan daerah penyangga dan perluasan habitat satwa liar dalam bentuk sabuk hijau sepanjang sisi barat taman nasional. Potensi Fauna : Secara umum telah teridentifikasi 90 jenis mamalia termasuk 7 jenis primata dan 322 jenis burung termasuk 9 jenis burung rangkong, 52 jenis herpetofauna (reptil dan amphibi) serta 51 jenis ikan hidup di kawasan TNBBS. Tercatat 6 jenis binatang mamalia terancam menurut Red Data Book IUCN masing-masing Gajah Asia(Elephas maximus sumatranus), Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Tapir (Tapirus indicus), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), Beruang

5 Madu (Helarctos malayanus), dan Ajag (Cuon alpinus). Kawasan TNBBS diperkirakan sedikitnya terdapat ekor gajah terdiri dari beberapa kelompok tersebar masing-masing di sekitar Sekincau, Lemong, Bengkunat, Sumberejo, Pemerihan, Way Haru, Belimbing, Tampang, Way Nipah, dan Sukaraja. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) pada mulanya tersebar di seluruh Pulau Sumatera, namun karena fragmentasi hutan maka habitatnya terpisah dalam kantong-kantong diantaranya adalah kawasan TNBBS. Di kawasan TNBBS diperkirakan populasi badak ekor. Penyebarannya terdapat di bagian tengah selatan kawasan TNBBS yaitu mulai dari Marang sampai Belimbing. Namun demikian di bagian utara kawasan masih dilakukan survey terhadap keberadaan Badak Sumatera. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrensis) merupakan salah satu jenis mamalia langka yang memiliki daya jelajah paling luas dibandingkan mamalia lainnya. Populasi satwa di kawasan TNBBS diperkirakan ekor. Kerbau Liar (Bubalus bubalus) terdapat di bagian selatan kawasan TNBBS di Belimbing (Blambangan dan Way Sleman), Kalong (Pteuropus vampyrus) banyak ditemukan di sepanjang Muara Way Sleman. Sedangkan jenis kelelawar kecil menempati bagian-bagian gua Way Paya dan Way Nenok. Beberapa penyu antara lain Penyu Sisik, Penyu Hijau dan Penyu Blimbing dapat dijumpai antara Danau Menjukut, Blambangan, Penerusan. Satwa penting lainnya adalah kambing hutan, rusa, dan Kelinci Sumatera. Di kawasan TNBBS terdapat 7 jenis primate yaitu Siamang (Symphalangus syndactylus), Owa (Hylobates agilis), Lutung (Presbytis cristata dan Presbytis melalophos), Beruk (Macaca nemestrina), Kera (Mecaca fascicularis), dan Binatang Hantu (Tarsius bancanus). Untuk jenis burung terdapat Tokhtor Sumatera (Carposossyx viridis) yang dilaporkan tidak pernah lagi ditemukan sejak tahun Ditemukan pula jenis Kuau Kerdil Sumatera (Polyplectron chalcurum) dan Pita Raksasa (Pitta caeurella). Potensi Flora : Secara umum telah teridentifikasi paling sedikit 514 jenis pohon dan tumbuhan bawah dari famili anatara lain Dipterocapaceae, Lauraceae, Myrtaceae, Fagaceae, Annonaceae, Rosaceae, Zingibberaceae, dan lain-lain serta 126 jenis anggrek, 26 jenis rotan, dan 15 jenis bambu yang hidup di akwasan TNBBS. Kawasan TNBBS merupakan habitat bagi jenis-jenis tumbuhan berbunga unik, langka, dan masih ada dalam proses evolusi yaitu Bunga Rafflesia (Rafflesia sp), dan 2 jenis bunga bangkai masing-masing Amorphophallus titanium, dan Amorphophallus deculsivae. Jenis-jenis rumput laut (sea weed) ditemukan di pesisir selatan Sumatera diantaranya Sargassym gracillum, Acnthopora specifesa, Hypnea musciformis, Sargassum echinocarpum dan Turbinaria ornate sementara sea gress jenis Thallasis sp hidup di sepanjang Teluk Belimbing. Kawasan TNBBS juga merupakan habitat penting bagi berbagai jenis tumbuhan yang memiliki nilai pemanfaatan tradisional seperti jenis-jenis penghasil getah diantaranya Damara Mata Kucing (Shorea javanicia), Damar Batu (Shorea ovalis) dan Jelutung (Dyera sp). Potensi Wisata Alam : Potensi wisata alam yang ada di dalam zona pemanfaatan adalah sebagai berikut : 1. SukarajaAtas Dari Sukaraja Atas (± 546 mdpl)) dapat dinikmati hawa sejuk dan segar, pemandangan indah ke

6 Teluk Semangka, penjelajahan sungai dan hutan, pengamatan flora dan fauna, berkemah dan foto hunting. 2. Suoh Di kawasan ini dapat dinikmati gejala dan fenomena alam pengamatan burung, memancing, berenang, bersampan, tracking, foto hunting, dan interaksi sosial budaya dengan masyarakat Enclave Suoh. 3. Tampang-Belimbing Kawasan Tampang-Belimbing terletak di ujung selatan tamannasional. Kawasan TampangBelimbing terdiri dari ekosistem hutan pantai sampai hutan dataran rendah yang realtif masih asli, merupakan habitat penting bagi berbagai jenis flora penyusun hutan pantai dan hutan hujan dataran rendah, jenis-jenis satwa liar langka seperti rusa (Cervus unicolor). Kerbau liar (Bubalus bubalis) dan mentok rimba (Caerina sp) di muara Way Sleman terdapat pulau endapan yang didominasi oleh jenis Nypa fruticans dan merupakan habitat bagi populasi kalong yang jumlahnya ribuan ekor. Selain itu dapat dijumpai pantai pasir yang panjang dan indah, pantai karang Sawang Bajau, Savana Kobakan Bandeng, Way Sleman, Way Blambangan, Danau Menjukut, yang dipisahkan dengan laut hanya oleh pasir pantai selebar puluhan meter, mercusuar setinggi ± 70 m, habitat penyu laut di Penipahan dan Enclave Pengekahan. Di kawasaninidapat dilakukan berbagai kegiatan olahraga air (berenang, surfing, snorkeling, diving, foto hunting, penjelajahan hutan dan pantai, susur sungai, pengamatan flora fauna, memancing, safari malam. 4. MuaraCanguk Pemerihan Kawasan Muara Canguk-Pemerihan terletak di bagian tengah sebelah barat taman nasional. Di kawasan ini dapat dilakukan kegiatan penjelajahan hutan dan pantai, susur sungai, pengamatan flora fauna, foto hunting, berenang, memancing, dan camping. 5. Kubuperahu Kawasan Kubuperahu terletak di bagian tengah sebelah timur taman nasional ± 5 km sebelah barat Liwa, Lampung Barat. Di Kubuperahu juga terdapat dua buah air terjun, masing-masing Sepapa Kanan (20 km) dan Sepapa Kiri (60 km). Di kawasan ini dapat dinikmati hawa sejuk dan segar, penjelajahan hutan, pengamatan flora fauna, foto hunting, berkemah, memancing, dan rekreasi air terjun. Atraksi Sosial Budaya : a. Interaksi sosial budaya dengan masyarakat Enclave Suoh. b. Pemanfaatan Getah Damar Mata Kucing oleh Masyarakat di Zona tradisional TNBBS di daerah Bandar Dalam, daerah Way Haru, daerah Gunung Kemala Krui. Fasilitas Wisata : 1. SukarajaAtas Sarana yang ada adalah jalan setapak, jalan trail wisata, shelter, MCK, pintu gerbang, pondok kerja, pondok jaga, papan interpretasi dan petunjuk arah serta bumi perkemahan. 2. Suoh

7 Sarana yang telah tersedia adalah jalan setapak mengintari danau, pagar-pagar pengaman letupan panas bumi, pondok kerja, pos jaga, pintu gerbang, MCK, Shelter, pusat informasi, dermaga, speed boat, papan-papan interpretasi dan petunjuk arah. 3. Tampang-Belimbing Pengelolaan kawasan wisata Tampang-Belimbing saat ini dilaksanakan oleh PT. Adhi niaga Kreasi nusa di atas lahan seluas 100 ha sesuai SK Menhut No. 294/Kpts-II/2007 tanggal 28 Agustus 2007 melalui kemitraan dengan PT. Adhiniaga Kreasinusa. Sarana prasarana yang tersedia cukup lengkap diantaranya dermaga, air strip sepanjang ± 1,5 km, shelter, 4 buah cottage, guest house, kendaraan roda empat, kendaraan roda dua, kuda, speed boat, kapal motor laut Bronco II, restoran, pondok kerja, posjaga dan jalan setapak. 4. Muara Canguk Pemerihan Sarana pengelolaan sampai saat ini belum tersedia mengingat kawasan ini baru dipersiapkan sebagai lokasi pemanfaatan intensif untuk wisata alam. 5. Kubuperahu Sarana yang telah tersedia adalah jalan setapak menuju air terjun sepanjang ± 2,5 km, bumi perkemahan, jalan trail wisata, pintu gerbang, shelter, MCK, pondok kerja, pos jaga, papan-papan interpretasi dan petunjuk arah. Jalur Wisata Alam : Aksesbilitas : 1. Menuju kawasan TNBBS dapat ditempuh melalui jalan darat dengan rute : Ø Dari Bandar Lampung Kotaagung Sedayu TNBBS (Sukaraja) ± 125 km dapat ditempuh selama ± 3 jam. Ø Dari Bandar Lampung Kotaagung Banding TNBBS (Suoh) ± 142 km dapat ditempuh selama ± 7 jam. Ø Dari Bandar Lampung Kotabumi Bukit Kemuning Liwa TNBBS (Kubuperahu) ± 246 km dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama ± 6 jam. Ø Dari Bengkulu Manna Merpas TNBBS (Way Menula) ± 180 km dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama ± 3 jam. 2. Menuju kawasan TNBBS dapat ditempuh melalui jalan laut dengan rute : Ø Dari Kotaagung TNBBS (Tampang) selama ± 4 jam. Ø Kotaagung TNBBS (Belimbing) selama ± 6 jam. Ø Bandar Lampung (Tarahan) TNBBS (Belimbing) selama ± 8 jam. 3. Menujukeseluruhanaksesjalan darat mengitari TNBBS, terdapat beberapa ruas jalan tembus memotong kawasan TNBBS masing-masing : Ø Jalan tembus Sanggi Bengkunat ± 12 km. Ø Jalan tembus Liwa Krui sepanjang ± 15 km. Ø JalantembusPugungTampak Manulasepanjang ± 14 km. Ø Jalan tembus Suoh Sukabumi sepanjang ± 8 km.

8 Paket Wisata : Alamat Kantor : Galeri Foto : Alamat Galeri Video : Alamat Download Dokumen :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Kawasan lindung Bukit Barisan Selatan ditetapkan pada tahun 1935 sebagai Suaka Marga Satwa melalui Besluit Van

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Hayati Tanah Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem pada suatu daerah.

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1.Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) meliputi areal seluas ± 365.000 hektar yang membentang dari ujung selatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan konservasi terdiri dari kawasan suaka alam termasuk cagar alam dan suaka margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam, dan taman

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LAPANGAN

BAB IV. KONDISI UMUM LAPANGAN 18 BAB IV. KONDISI UMUM LAPANGAN 4.1. Letak Kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) dari segi wilayah pengelolaan termasuk dalam Sub-seksi Wilayah Konservasi (SSWK) Sukaraja Balai Taman Nasional

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 57 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Taman Nasional Bulit Barisan Selatan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan salah satu taman nasional yang memiliki keanekaragaman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Resort Pugung Tampak pada bulan Januari September 2012. Resort Pugung Tampak

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal ,31 ha secara geografis

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal ,31 ha secara geografis 19 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administrasi Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal 22.249,31 ha secara geografis terletak diantara 105⁰ 02 42,01 s/d 105⁰ 13 42,09 BT dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan: IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Wilayah Sukaraja Atas 1. Letak Geografis dan Luas Berdasarkan administrasi pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Sukaraja Atas sebagai

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak, Batas, Dan Luas Wilayah Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas HPGW secara geografis terletak diantara 6 54'23'' LS sampai -6 55'35'' LS dan 106 48'27'' BT sampai 106 50'29'' BT. Secara administrasi pemerintahan HPGW

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320 28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda, yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Luas daratannya sekitar 3.090 ha terdiri dari Pulau Sertung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 24 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Sejarah Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu merupakan kawasan yang berubah peruntukannya dari kebun percobaan tanaman kayu menjadi taman wisata di Kota Palembang.

Lebih terperinci

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara)

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara) POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara) BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI PENDAHULUAN Ekowisata berkembang seiringin meningkatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni hutan tropis sumatera yang semakin terancam keberadaannya. Tekanan terhadap siamang terutama

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan. 23 1. Potensi Wisata Gunung Sulah Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata

Lebih terperinci

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS Oleh : Pengendali EkosistemHutan TAMAN NASIONAL BALURAN 2004 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Taman Nasional Baluran

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Fisik Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Luas Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak antara 6 0 21-7 0 25 Lintang Selatan dan 106 0 42-107 0 33 Bujur

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 26 III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Lokasi kawasan Gunung Endut secara administratif terletak pada wilayah Kecamatan Lebakgedong, Kecamatan Sajira, Kecamatan Sobang dan Kecamatan Muncang,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. No. 408/Kpts-II/1993. Hutan Pendidikan merupakan hasil dari Perjanjian

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. No. 408/Kpts-II/1993. Hutan Pendidikan merupakan hasil dari Perjanjian 21 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Status Hutan Pendidikan Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu merupakan bagian dari Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman ditetapkan

Lebih terperinci

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITMN 4.1 Geografi Propinsi Lampung meliputi areal seluas 35.288,35 krn2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera. Propinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Rajabasa didasarkan pada

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Rajabasa didasarkan pada 4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah KPHL Model Gunung Rajabasa Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Rajabasa didasarkan pada Besluit Residen Nomor 307 Tanggal 31 Maret 1941 seluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Taman Nasional Gunung Halimun Salak 4.1.1. Sejarah, Letak, dan Luas Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) ditetapkan pada tanggal 28 Februari 1992 dengan Surat Keputusan

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI

III. KONDISI UMUM LOKASI III. KONDISI UMUM LOKASI 3.1. Sejarah Kawasan Berawal dari Cagar Alam Gunung Halimun (CAGH) seluas 40.000 ha, kawasan ini pertama kali ditetapkan menjadi salah satu taman nasional di Indonesia pada tahun

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. status Nature Reserve (cagar alam) seluas 298 ha. Kemudian berdasarkan Surat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. status Nature Reserve (cagar alam) seluas 298 ha. Kemudian berdasarkan Surat IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Status Kawasan Kawasan ini ditunjuk berdasarkan Besluit Van Der Gouverneur General Van Netherlanch Indie No. 15 Stbl 24 tahun 1933 tanggal 10 Januari 1933 dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Umum Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa adalah satu dari sepuluh kabupaten dan kota di Provinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang No.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PRAKTEK

IV. KONDISI UMUM LOKASI PRAKTEK 17 IV. KONDISI UMUM LOKASI PRAKTEK 4.1. Sejarah dan Status Kawasan Kawasan Taman Nasional Lore Lindu berasal dari tiga fungsi kawasan konservasi, yaitu : a. Suaka Margasatwa Lore Kalamanta yang ditunjuk

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia :

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia : JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD V (LIMA) ILMU PENGETAHUAN ALAM KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA A. KENAMPAKAN ALAM 1. Ciri-Ciri Kenampakan Alam Kenampakan Alam di Indonesia mencakup

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 15 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Lokasi Kabupaten Lebak secara geografis terletak antara 6º18'-7º00' Lintang Selatan dan 105º25'-106º30' Bujur Timur, dengan luas wilayah 304.472 Ha atau 3.044,72 km².

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman hayati yang terkandung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. km dari pusat pemerintahan kecamatan. Desa Talang Mulya mempunyai luas 654

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. km dari pusat pemerintahan kecamatan. Desa Talang Mulya mempunyai luas 654 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Demografi Desa 1. Letak dan Luas wilayah Desa Talang Mulya merupakan salah satu desa pemekaran dari Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran yang terletak

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo Kawasan outbound training di Kabupaten Kulon Progo merupakan kawasan pusat di alam terbuka yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3 1. Tempat perlindungan Orang utan yang dilindungi oleh pemerintah banyak terdapat didaerah Tanjung

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam yang kompleks sehingga menjadikan Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah berpotensi tinggi

Lebih terperinci

2 KONDISI UMUM 2.1 Letak dan Luas 2.2 Kondisi Fisik Geologi dan Tanah

2 KONDISI UMUM 2.1 Letak dan Luas 2.2 Kondisi Fisik Geologi dan Tanah 2 KONDISI UMUM 2.1 Letak dan Luas Taman Nasional Manupeu Tanahdaru (TNMT) secara geografi terletak di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur pada 119º27-119º55 BT dan 09º29`-09º54` LS sedangkan secara administratif

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas) 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat Daerah Penelitian Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas) Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus dibentuk

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 20 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Singkat Perum Perhutani dan KPH Banyumas Barat Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbasis sumberdaya hutan yang diberi tugas dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT 4.1 Wilayah Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa terbentuk pada tanggal 24 September 1991 berdasarkan Undang-undang Nomor 06 tahun 1991. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan Areal konsesi hutan PT. Salaki Summa Sejahtera merupakan areal bekas tebangan dari PT. Tjirebon Agung yang berdasarkan SK IUPHHK Nomor

Lebih terperinci

BAB IV. 4.1 Letak PT. Luas areal. areal kerja PT. PT Suka Jaya. areal Ijin Usaha. Kabupaten

BAB IV. 4.1 Letak PT. Luas areal. areal kerja PT. PT Suka Jaya. areal Ijin Usaha. Kabupaten BAB IV KODISI UMUM LOKASI PEELITIA 4.1 Letak dan Luas Areal PT Suka Jaya Makmur merupakan salah satu anak perusahaan yang tergabungg dalam kelompok Alas Kusuma Group dengan ijin usaha berdasarkan Surat

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat 4 TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan Agroekologi Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

Lebih terperinci

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI W I L A Y A H KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dan dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman nasional adalah kawasan pelestarian yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

Lebih terperinci

SMP NEGERI 3 MENGGALA

SMP NEGERI 3 MENGGALA SMP NEGERI 3 MENGGALA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem. Untuk Kalangan Sendiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Lindung dan Hutan Produksi dengan pengertian sebagai berikut : a) Hutan

I. PENDAHULUAN. dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Lindung dan Hutan Produksi dengan pengertian sebagai berikut : a) Hutan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan lindung sebagai kawasan yang mempunyai manfaat untuk mengatur tata air, pengendalian iklim mikro, habitat kehidupan liar, sumber plasma nutfah serta fungsi

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Inventarisasi Tahap inventarisasi merupakan tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dan dibutuhkan pada perencanaan jalur hijau jalan ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan 64 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Aspek Geografi Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penggunaan Lahan Sawah dan Tegalan di Kabupaten Bogor Penggunaan lahan di Kabupaten Bogor pada tahun 1990, 2001, 2004, dan 2008 masih didominasi oleh lahan pertanian yaitu

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN 13 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian dilakukan di kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), TNBBS (Gambar 1). Survei pendahuluan telah dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan. Ujicoba Pembibitan Ceriops tagal

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan. Ujicoba Pembibitan Ceriops tagal Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Ujicoba Pembibitan Ceriops tagal BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2005 PENDAHULUAN Latar Belakang Taman Nasional Baluran merupakan salah satu kawasan konservasi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB II KONDISI UMUM LOKASI 6 BAB II KONDISI UMUM LOKASI 2.1 GAMBARAN UMUM Lokasi wilayah studi terletak di wilayah Semarang Barat antara 06 57 18-07 00 54 Lintang Selatan dan 110 20 42-110 23 06 Bujur Timur. Wilayah kajian merupakan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya

Lebih terperinci

Disiapkan oleh Yayasan Ekosistem Lestari dan Walhi Jakarta, 13 Mei 2013

Disiapkan oleh Yayasan Ekosistem Lestari dan Walhi Jakarta, 13 Mei 2013 Usulan Perubahan Fungsi menjadi Hutan Lindung DAS Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara Disiapkan oleh Yayasan Ekosistem Lestari dan Walhi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan

Lebih terperinci