PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTUNTERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Transkripsi

1 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTUNTERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA (Eksperimen Pada Siswa Kelas III Di SDN Jayasakti 06 Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi) Apriyanti* Rima Rikmasari ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendah motivasi belajarnya di SD Negeri Jayasakti 06 Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi. Antara lain siswa siswi kelas III diantaranya masih rendah motivasi belajarnya, maka diperlukan sebuah metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan menggunakan media kartun sebagai media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartun terhadap motivasi belajar siswa.metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen kuasi dengan pretest posttest control group desaindengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan pengumpulan data berupa angket dan tes soal. Sampel penelitian berjumlah 25 untuk kelas eksperimen dan 25 untuk kelas kontrol.hasil penelitian menunjukan rata-rata pretest untuk kelas kontrol adalah 54,68 dan posttest58,24. Sedangkan untuk rata-rata pretest kelas eksperimen 58,40 dan posttes 64,00. Hasil dari analisis kelas ekperimen ini dengan menggunakan analisa perhitungan independent sampel t-tes yang diperoleh nilai t hitung 5,623 dengan menggunakan df 48 taraf nyata α = 0,05. Maka dikatakan t hitung > t tabel. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media kartun terhadap motivasi belajar siswa kelas III di SD Negeri Jayasakti 06 Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi. Kata kunci : media kartun, motivasi belajar siswa. I. PENDAHULUAN Upaya peningkatan mutu pendidikan senantiasa dicari, diteliti dan diupayakan melalui kajian berbagai komponen pendidikan, seperti perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, bahanbahan intruksional, sistem penilaian, manajemen intruksional, seminar pendidikan, proses belajar mengajar. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi mempunyai nilai praktis antara lain; mengatasi keterbatasan pengalaman belajar siswa, mengkongkritkan pesan yang abstrak,menanamkan konsep dasar yang benar,menimbulkan keseragaman dan akhirnya dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar yang pada giliraannya dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Salah satu mutu pendidikan yang masih memerlukan pembenahan dalam proses pembelajaran yang terjadi di Sekolah Dasar adalah pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih melibatkan keterlibatan anak dalam belajar. Berdasarkah hasil observasi yang dilakukan dikelas III SD Negeri Jayasakti 06 Kecamatan Muaragembong, 26

2 Kabupaten Bekasi pada tanggal 21 maret 2014, diperoleh informasi bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) yakni bersifat satu arah dari guru kepada siswa sehingga kurang adanya interaksi bermakna dalam kegiatan pembelajaran. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan sesekali menggunakan metode diskusi dalam setiap pengajaran khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Pemanfaatan media sebagai penunjang dalam proses pembelajaran masih jarang dilaksanakan oleh guru. Selain informasi di atas, dalam observasi yang dilakukan peneliti juga mengamati motivasi belajar siswa kelas III di SD Negeri Jayasakti 06 Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, dalam belajar Bahasa Indonesia. Motivasi siswa masih terlihat sangat rendah, siswa lebih bersifat pasif dalam proses pembelajaran. Aktivitas-aktivitas siswa dalam belajar yang ditunjukan siswa tersebut kurang optimal. Siswa lebih sering mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru saja tanpa disertai keikutsertaannya dalam proses pembelajaran. Hal tersebut diduga karena pembelajaran Bahasa Indonesia dianggap sebagai pelajaran yang mudah namun membosankan sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar dan mendengarkan penjelasan guru. Penyajian materi yang monoton dan tanpa variasi dalam pembelajaran Bahasa indonesia membuat siswa cepat jenuh, dan mengantuk dalam belajar sehingga siswa menjadi pasif, yang aktif hanya guru sebagai penceramah tunggal yang harus diperhatikan. Akibatnya siswa tidak termotivasi dalam proses belajar mengajar. Untuk itu seyogyanya pembelajaran dilakukan dengan berbagai cara untuk memudahkan siswa dalam mencapai kompetensi yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Menurunnya motivasi siswa pada saat pembelajaran dapat dilihat dari: 1) kurangnya keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, 2) siswa mengatuk pada saat pembelajaran berlangsung, 3) tidak adanya interaksi pada saat proses pembelajaran. Dengan demikian pemanfaatan media pembelajaran khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia memungkinkan timbulnya interaksi edukatif yang efektif antara guru dan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Hal ini mempengaruhi proses belajar mengajar lebih efektif dalam segala aktifitas belajar. Aktifitas anak akan bergantung pada metode pembelajaran yang bervariasi yang digunakan oleh guru. Melalui media anak akan termotivasi dalam belajar. Dayton dalam Arsyad (2011:19) berpendapat bahwa Media pembelajaran memiliki korelasi penting dengan rangsangan untuk membangkitkan motivasi minat atau tindakan, dan rangsangan kegiatan belajar. Media pembelajaran memberikaan pengaruh psikologi terhadap siswa, pengaruh ini akan berpengaruh terhadap periode orientasi pembelajaran, sehingga lebih efektif bilamana guru menggunakan media dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran, maka kegiatan proses pembelajaran akan memberikan pengalaman yang konkrit terhadap pesan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran. Guru sebagai pelaku utama dalam mengarahkan perhatian siswa untuk menangkap pesan mengajar, maka guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang penggunaan media dalam proses pembelajaran. Salah satu cara adalah dengan menggunakan media kartun. 27

3 Menurut Anitah (2009:6.27) Kartun merupakan penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang dirancang untuk membentuk opini siswa. Bentuknya bisa kartun tunggal atau berseri. Kartun mempunyai manfaat dalam kegiatan pembelajaran untuk menjelaskan rangkaian isi bahan dalam suatu urutan yang logis dan mengandung makna secara mudah, menarik dan cepat dibaca oleh siswa. Dari penelitian yang relevan sebelumnya tentang media kartun oleh Suairi (2011: 29) yang berjudul Pengaruh penerapan media kartun terhadap motivasi belajar IPS kelas IV diperoleh hasil Penggunaan media kartun dalam pembelajaran menumbuhkan minat belajar dan usaha untuk mengerti tentang apa yang dipelajari oleh siswa, hal tersebut menunjukan bahwa kartun bisa menjadi sarana dalam pembelajaran guna memotivasi siswa agar dapat berfikir efektif dan efisien. kartun-kartun yang sesuai dalam materi yang diambil akan menumbuhkan minat, bakat dan menggali kemampuan siswa untuk memahami dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Melihat pentingnya penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan media pembelajaran khusunya media kartun yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian akan difokuskan kepada siswa kelas III di SD Negeri Jayasakti 06 Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi. Dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran yang terjadi peneliti melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh penggunaan media kartun terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas kelas IIIdiSD Negeri Jayasakti 06 Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi. II. LANDASAN TEORETIS Motivasi Belajar Berikut ini beberapa pendapat yang mengemukakan pengertian motivasi. Motivasi belajar menurut Djamarah (2011 : ) adalah : Sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai suatu tujuan dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini pertanda bahwa sesuatu yang dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Menurut Uno (2010: 23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perbuatan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar sebagai berikut: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) adanya penghargaan dalam belajar; 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. 28

4 Menurut Dimyati dan Mudjiono ( 2009 : 239) motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemah kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya duciptakan suasana belajar yang menggembirakan Media Kartun Menurut Munadi (2008 : 88) media kartun merupakan salah satu bentuk komunikasi grafis, yakni suatu gambar yang interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya kedalam gambar sederhana, tanpa detail dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Kalau kartun dapat diterima dengan baik, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingat. Menurut Anitah (2009:6.27) Kartun merupakan penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang dirancang untuk membentuk opini siswa. Bentuknya bisa kartun tunggal atau berseri. Kartun mempunyai manfaat dalam kegiatan pembelajaran untuk menjelaskan rangkaian isi bahan dalam suatu urutan yang logis dan mengandung makna secara mudah, menarik dan cepat dibaca oleh siswa. Menurut Sudjana dan Rivai (2010:58) menjelaskan bahwa Media kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat, walaupun terdapat sejumlah kartun yang berfungsi untuk membuat orang tersenyum, seperti halnya kartun-kartun yang dimuat dalam surat kabar. Kartun sebagai alat bantu mempunyai manfaat penting dalam pengajaran, terutama dalam menjelaskan rangkaian isi bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna. III. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi, dengan desain nonequivalent(pretest and posttest) Control-Group Design. Pada kelas eksperimen, peneliti menggunakan media kartun dalam pembelajaran. Sedangkan di kelas kontrol, peneliti menggunakan media gambar (tidak menggunakan media kartun) dalam pembelajaran Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50, dan yang dijadikan sempel dalam penelitian ini adalah 25 di kelas eksperimen, dan 25 dikelas kontrol. Tehnik penggumpulan data dalam penelitian ini adalah : data sekunder (Angket), data primer (tes soal). IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengolahan NilaiPretest dan Posttest Kelas Eksperimen No Nilai Pretest Posttest 1. Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata 58,40 64,00 4. Varians 25,58 14,99 5. Standar Deviasi 5,058 3,872 29

5 Sumber : Hasil Penelitian 2014 Data pretest dari motivasi belajar siswa yang diajarkan sebelum menggunakan media kartun didapat nilai minimum sebesar 51, sedangkan nilai maksimumnya sebesar 68. Dengan ratarata sebesar 58,40, varians sebesar 25,58 dan simpangan baku sebesar 5,058. Sedangkan data post-test dari motivasi belajar siswa yang diajarkan setelah menggunakan media kartun didapat nilai minimum sebesar 53, sedangkan nilai maksimal sebesar 70, dengan rata-rata sebesar 64,00, varians sebesar 14,99 dan simpangan baku adalah sebesar 3,872. Perhitungan Persentase Pretest Posttest Kelas Eksperimen Data Ratarata Jmlah soal Skor maks Perse ntase Pretest 58, % posttes t 64,00, % 2. Hasil Pengolahan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol No Nilai Pretest Posttes t 1. Nilai Tertinggi 2. Nilai Terendah 3. Rata-rata 54,68 58,24 4. Varians 14,393 18, Standar Deviasi 3,794 4,013 Sumber : Hasil Penelitian 2014 Data pretest dari motivasi belajar siswa yang diajarkan sebelum menggunakan media gambardidapat nilai minimum sebesar 45, sedangkan nilai maksimumnya sebesar 62. Dengan ratarata sebesar 54,68, varians sebesar 14,393dan simpangan baku sebesar 3,794. Sedangkan data post-test dari motivasi belajar siswa yang diajarkan setelah menggunakan media gambardidapat nilai minimum sebesar 48, sedangkan nilai maksimal sebesar 65, dengan rata-rata sebesar 58,24, varians sebesar 16,107 dan simpangan baku sebesar 4,013. Perhitungan PersentasePretest dan Posttest Kelas Kotrol Data Ratarata Jmlah soal Skor maks Persen tase Pretest 54, ,9% posttes t 58, ,7% 3. Pembahasan Hasil penelitian membuktikan media kartun memberikan pengaruh yang besar terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai pembanding motivasi belajar siswa dengan menggunakan media gambar. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Arif (2010:45) mengatakan bahwa media kartun merupakan salah satu bentuk komunikasi grafis, yakni suatu gambar yang interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu, kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, meningkatkan motivasi belajar dan mempengaruhi sikap maupun tingkah laku. Pada kelas eksperimen motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan media kartun, sedangkan pada kelas kontrol siswa diajarkan dengan media gambar. Dari hasil penelitian pada kelas 30

6 tersebut diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 58,80 dan posttest sebesar 64,08. Sedangkan Dari hasil penelitian pada kelas kontrol diperoleh nilai ratarata pretest sebesar 54,68 dan nilai ratarata posttest sebesar 58,24. Untuk meningkatkan motivasi belajarsiswa maka diperlukan media pembelajaran yang tepat dan menarik, salah satunya dengan media kartun yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Seperti yang diungkapkan penelitiyang relevan sebelumnya tentang media kartun yakni oleh Suairi(2011: 29) yang berjudul Pengaruh penerapan media kartun terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV bahwa penggunaan Media kartun dalam media pembelajaran menumbuhkan minat belajar dan usaha untuk mengerti tentang apa yang dipelajari oleh siswa, hal tersebut menunjukan bahwa media kartun bisa menjadi sarana dalam pembelajaran guna memotivasi siswa agar dapat berfikir efektif dan efisien. Kartun-kartun yang sesuai dalam materi yang diambil akan menumbuhkan minat, bakat dan menggali kemampuan siswa untuk memahami dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media kartun merupakan media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SDN Jayasakti 06.Jadi terdapat pengaruh penggunaan media kartun terhadap motivasi belajar siwa kelas III di SDNegeri Jayasakti b. Sekolah Mediakartun dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, khususnya dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.bagisekolahsebagailembaga formal pendidikandiharapkandapatmencip 06Kecamatan Kabupaten Bekasi. V. Kesimpulan dan Saran Muaragembong, Motivasi belajar siswa kelas III yang diajarkan dengan menggunakan media kartun mendapatkan nilai rata-rata sebesar 64,40. Sedangkan motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media gambar mendapatkan nilai rata-rata 58,24. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kelas III yang diajarkan menggunakan media kartun. Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, makasiswa yang diajarkan menggunakan media kartun, dapat dipastikan bahwa motivasi belajarnya lebih meningkat dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan media gambar. Penulis mengajukan beberapa saran-saran sebagai berikut : Bagilembagapendidikan a. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Hasil penelitian eksperimen ini dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai penambahan khazanah keilmuan pendidikan, khususnya teori tentang media kartun dalam meningkat kanmotivasi belajar siswa. takan proses pembelajaran yang bermutu, kreatifdanaplikatifsehinggadapatdi manfaatkandalamkehidupanseharihari, sehinggamencetakpesertadidik yang 31

7 dapatbersaingdalamkehidupan masyarakat. Bagipeneliti a. Lebih menguasai dan memahami berbagai jenis media pembelajaran baik secara praktis maupun teoritis sehingga nantinya di akan lebih mudah bagi peneliti ketika melakukan kegiatan pembelajaran disekolah. b. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan media kartun terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. *Apriyanti adalah Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Islam 45 Bekasi *Rima Rikmasari adalah dosen PGSD FKIP Universitas Islam 45 Bekasi DAFTAR PUSTAKA Ambarjaya, Bani S Model-model Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta Emas Publishing. Arikunto, Suharsimi Manajemen Penenlitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto,Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindopersada. Arsyar, Rayandra Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. Dimyati, Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: BumiAskara. Munadi, Yudhi Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. Riduwan Dasar-dasarStatistik. Bandung: Alfabeta. Sadiman, Arief Media Pendidikan Pengertian, Pegembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja GrapindoPersada. Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. Sri Anitah W., DKK, Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Sudjana, Nana Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sumiati Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group. 75 Uno, Hamzah B Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: BumiAksara. Evawani, Triastuti dkk Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bermakna Menggunakan Lembar Kerja Siswa Divergen pada Materi Ciri-ciri Makhluk Hidup,dalam ( journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jere/article/download/1333/1212) Diunduh pada 21 April2014 pukul wib 32