DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
|
|
- Adi Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK INDUSTRI KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK DAN MANAJEMEN PRODUKSI (058) 2. TEKNIK DAN MANAJEMEN PERGUDANGAN (059) 3. TEKNIK DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI (060) A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami sistem produksi 1.1 Menjelaskan konsep sistem produksi 1.2 Menguraikan tipe-tipe produksi 1.3 Membuat peramalan produksi 1.4 Menjelaskan sistem perencanaan produksi 1.5 Menggunakan aplikasi sistem informasi produksi. 2. Memahami proses material handling 3. Memahami peramalan (forecasting) 4. Memahami pengelolaan sumber daya manusia 2.1 Menguraikan peranan material handling 2.2 Mengkalkulasi biaya material handling 2.3 Mengopersikan peralatan material handling. 3.1 Menjelaskan karakteristik permintaan 3.2 Membuat peramalan permintaan 3.3 Menguraikan metode-metode peramalan 3.4 Menentukan macam-macam error dalam peramalan. 4.1 Mengindentifikasi pendekatanpendekatan tugas 4.2 Menguraikan tugas-tugas pekerja 4.3 Menjelaskan struktur organisasi dan gaya kepemimpinan. 15
2 5. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) 5.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 5.2 Melaksanakan prosedur K3 5.3 Menerapkan konsep lingkungan hidup 5.4 Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan. 16
3 B. KOMPETENSI KEJURUAN 1. Teknik dan Manajemen Produksi (058) STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami perkembangan manajemen produksi 2. Memahami penentuan lokasi pabrik 3. Menyusun tata letak peralatan pabrik 4. Memahami perencanaan produk 1.1 Menjelaskan pembagian kerja dan spesialisasi 1.2 Menjelaskan revolusi industri 1.3 Menjelaskan perkembangan ilmu dan metoda kerja. 2.1 Menjelaskan faktor-faktor penentuan lokasi suatu pabrik 2.2 Menguraikan tahapan pemilihan lokasi pabrik 2.3 Menerangkan analisis biaya lokasi pabrik. 3.1 Menjelaskan tata letak pabrik 3.2 Mendeskripsikan desain pabrik 3.3 Menguraikan faktor-faktor penyusunan lay out 3.4 Menjelaskan proses lay out dan produk lay out 3.5 Menjelaskan cara pemilihan plant lay out 3.6 Melaksanakan penataan fasilitas. 4.1 Menjelaskan daur hidup produk 4.2 Menjelaskan manajemen riset dan pengembangan 4.3 Menguraikan faktor-faktor yang terlibat dalam desain 4.4 Menjelaskan konsep Quality Function Deployment (QFD) 4.5 Menjelaskan konsep analisis nilai. 17
4 5. Memahami rancang bangun proses produksi 6. Memahami teknik pemeliharaan 7. Memahami perencanaan kebutuhan material 8. Memahami konsep Just in Time 9. Memahami kebijakan pembelian dan pergantian mesin 5.1 Menguraikan strategi produk-proses 5.2 Menjelaskan produk line dan keterkaitan urutan pekerjaan 5.3 Menguraikan jenis-jenis proses produksi 5.4 Memperbaiki aliran proses produksi. 6.1 Mendeskripsikan peranan pemeliharaan 6.2 Menjelaskan strategi pemeliharaan preventif dan berkala 6.3 Menguraikan jenis-jenis pemeliharaan 6.4 Menjelaskan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan. 7.1 Mendeskripsikan konsep Materials Requirements Planning (MRP) 7.2 Menguraikan metode MRP 7.3 Menjelaskan reorder point system 7.4 Menjelaskan perencanaan kapasitas. 8.1 Mendeskripsikan konsep Just in Time (JIT) 8.2 Menjelaskan sistem kanban 8.3 Membedakan metoda JIT dengan MRP. 9.1 Menjelaskan alasan-alasan penggantian mesin dan fasilitas 9.2 Menjelaskan sistem pembelian yang efektif 9.3 Menjelaskan kesulitan yang dihadapi dalam penggantian mesin 9.4 Menguraikan metoda-metoda dalam pemilihan dan penggantian mesin 9.5 Melaksanakan pemilihan dan penggantian mesin. 18
5 10. Menerapkan penggunaan tenaga kerja dan mesin 11. Memahami perencanaan dan pengawasan produksi 12. Melakukan penjadwalan, pembebanan dan perencanaan proyek sederhana 10.1 Mendeskripsikan peranan tenaga kerja dan mesin 10.2 Menjelaskan pengalokasian mesin beserta hambatannya 10.3 Melaksanakan pengukuran penggunaan tenaga kerja dan mesin 10.4 Membiasakan effisiensi mesin dan kapasitas lini produksi Menjelaskan arti dan peranan perencanaan dan pengawasan produksi 11.2 Menguraikan tipe-tipe perencanaan dan pengawasan produksi 11.3 Menguraikan metoda-metoda dan proses perencanaan produksi 11.4 Menguraikan metoda-metoda dan proses pengawasan produksi 11.5 Menjelaskan konsep line balancing Menguraikan perencanaan agregat 12.2 Memahami hubungan biaya dengan perencanaan agregat 12.3 Menghitung penjadwalan dan pembebanan (loading) 12.4 Melakukan proses pentahapan (sequencing) 12.5 Melakukan proses dispatching atau expenditing 12.6 Menghitung perencanaan produksi dengan metoda PERT. 19
6 13. Melaksanakan pembelian bahan 14. Melaksanakan sistem persediaan 15. Menerapkan teknik pengawasan mutu 13.1 Menguraikan arti dan maksud pembelian 13.2 Menjelaskan tugas dan tanggung jawab bagian pembelian 13.3 Melaksanakan kebijakan pembelian barang 13.4 Mengelola administrasi pembelian barang 13.5 Menghitung effisiensi pembelian barang Menjelaskan arti dan kebijaksanaan persediaan 14.2 Menjelaskan pentingnya sediaan pengaman 14.3 Mengkomunikasikan secara visual perputaran persediaan (inventory turn over) 14.4 Menyiapkan administrasi persediaan 14.5 Mengelola catatan-catatan dalam pengawasan persediaan 14.6 Menghitung ukuran lot ekonomis dengan metoda EOQ 14.7 Menghitung metoda ABC dalam analisis persediaan Menjelaskan pentingnya mutu dan tujuan pengawasan mutu 15.2 Memahami organisasi pengawasan mutu 15.3 Menguraikan teknik dan alat-alat pengawasan mutu 15.4 Mengklasifikasikan biaya kualitas 15.5 Menguraikan metoda pengendalian kualitas statistik 15.6 Melaksanakan pemeriksaan dan inspeksi. 20
7 16. Mengukur produktivitas dan kinerja 16.1 Melengkapi penilaian dan peningkatan kinerja tenaga kerja 16.2 Mengukur kinerja operasi 16.3 Mengelola administrasi produksi dan pelaporan produksi 16.4 Menghitung pengukuran produktivitas. 2. Teknik dan Manajemen Pergudangan (059) STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami manajemen pergudangan 2. Memahami konsep dasar teknik manajemen pergudangan 3. Memahami cara pemilihan lokasi gudang 1.1 Menjelaskan struktur organisasi pergudangan 1.2 Mengidentifikasi kesalahan umum pengelolaan gudang 1.3 Menjelaskan perkembangan sarana dan prasarana pergudangan. 2.1 Memahami latar belakang teknik manajemen pergudangan 2.2 Memahami pengertian dan ruang lingkup teknik pergudangan 2.3 Memahami asas-asas manajemen pergudangan 2.4 Menjelaskan manajemen supplay chain 2.5 Menjelaskan pendekatan-pendekatan manajemen pergudangan. 3.1 Menjelaskan latar belakang pemilihan lokasi gudang 3.2 Menjelaskan perencanaan pemilihan lokasi gudang 3.3 Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi gudang 3.4 Menjelaskan tahap-tahap pemilihan lokasi gudang. 21
8 4. Memahami konstruksi gudang 5. Memahami macam-macam peralatan penyimpanan 6. Memahami macam-macam bentuk fisik barang industri 7. Memahami sistem dan prosedur operasi gudang 4.1 Menjelaskan pengertian konstruksi gudang 4.2 Menjelaskan jenis-jenis konstruksi gudang 4.3 Menjelaskan syarat-syarat gudang 4.4 Menjelaskan desain dan lay out gudang 4.5 Menjelaskan bentuk-bentuk gudang. 5.1 Mengidentifikasi macam-macam peralatan penyimpanan 5.2 Menjelaskan fungsi dan kegunaan peralatan penyimpanan 5.3 Menentukan standardisasi peralatan penyimpanan 5.4 Menjelaskan peranan alat angkut dan penyimpanan standar 5.5 Mengidentifikasi jenis-jenis peralatan pendukung penyimpanan. 6.1 Mengidentifikasi macam-macam bentuk fisik barang industri 6.2 Menjelaskan karakteristik barang industri menurut bentuk fisiknya. 7.1 Menjelaskan pengertian sistem dan prosedur operasi gudang 7.2 Menjelaskan keseimbangan persediaan produk dan kebutuhan permintaan pasar 7.3 Menentukan cara memperpendek jarak penempatan dan pengambilan barang 7.4 Menjelaskan pentingnya operasi gudang 7.5 Menjelaskan macam-macam biaya penyimpanan. 22
9 8. Memahami teknik arus gerak barang 9. Memahami perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pergudangan 10. Menerapkan teknik pengendalian 11.Memahami sistem pergudangan dan model pendistribusian barang 8.1 Menjelaskan pengertian teknik arus gerak barang 8.2 Menjelaskan cara mengidentifikasi arus gerak barang 8.3 Menjelaskan arus barang dan arus dokumen 8.4 Menjelaskan teknik pemisahan dan alokasi barang 8.5 Menjelaskan teknik melindungi barang. 9.1 Menjelaskan pengertian perawatan pemeliharaan sarana dan prasarana pergudangan 9.2 Mengidentifikasi macam-macam perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pergudangan 9.3 Menjelaskan tujuan perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pergudangan 9.4 Menjelaskan manfaat penerapan pemeliharaan sarana pergudangan berdasarkan konsep 5 S s Memahami gudang dalam perspektif bisnis 10.2 Melakukan proses pengadaan barang 10.3 Melakukan proses penerimaan barang 10.4 Melakukan proses penyimpanan barang 10.5 Melakukan proses perawatan barang 10.6 Melakukan proses inventarisasi barang Menjelaskan pengertian distribusi barang 11.2 Menjelaskan metoda distribusi. 23
10 12. Memahami prosedur pengawasan gudang 13. Memahami sistem informasi pergudangan 14. Memahami tugas dan tanggung jawab bendaharawan barang 15. Memahami kelengkapan administrasi pergudangan 16. Memahami etika pengelolaan gudang 12.1 Menjelaskan pengertian dan langkahlangkah pengawasan gudang 12.2 Mendeskripsikan pengawasan pergudangan berdasarkan jadwal yang ditetapkan Menjelaskan proses input data pada sistem informasi pergudangan 13.2 Menjelaskan output/laporan pergudangan menggunakan sistem informasi pergudangan Mendeskripsikan pengertian, fungsi, dan tugas bendaharawan barang 14.2 Menjelaskan sumber-sumber/dasar hukum pengelolaan barang 14.3 Menguasai tugas bendaharawan barang sesuai dengan peraturan yang berlaku 14.4 Menjelaskan sangsi jika terjadi kesalahan pengelolaan barang Memahami prosedur pencatatan barang 15.2 Mengidentifikasi jenis/golongan komoditi sebagai dasar pengadministrasian barang 15.3 Menguasai proses stock-opname barang 15.4 Menguasai pelaporan barang/melakukan posting barang Menjelaskan pentingnya etika kerja pengelolaan barang 16.2 Menguasai pekerjaan berdasarkan etika kerja pengelolaan barang. 24
11 3. Teknik dan Manajemen Transportasi (060) STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami dasardasar teknik dan manajemen transportasi 2. Menjelaskan konsep biaya dan unjuk kerja dalam transportasi 3. Memahami layanan moda transportasi darat untuk pengangkutan barang 4. Memahami layanan moda transportasi air untuk pengangkutan barang 1.1 Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup teknik dan manajemen transportasi 1.2 Menjelaskan dasar-dasar pengambilan keputusan dalam permasalahan transportasi 1.3 Menguraikan moda-moda transportasi untuk penumpang dan barang. 2.1 Menguraikan karakteristik biaya dalam moda-moda transportasi 2.2 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja dalam transportasi. 3.1 Menjelaskan karakteristik modamoda transportasi darat (truk, kereta api dan aliran pipa) beserta contohcontohnya 3.2 Mengidentifikasi komponen biaya dalam pengoperasian moda transportasi darat 3.3 Menjelaskan permasalahanpermasalahan pengoperasian moda transportasi darat 3.4 Menjelaskan teknik pemanfaatan transportasi balik. 4.1 Menjelaskan karakteristik modamoda transportasi laut untuk mengangkut barang (kapal cargo, kapal tongkang, kapal peti kemas) 4.2 Mengidentifikasi komponen biaya dalam pengoperasian moda transportasi air 4.3 Menjelaskan permasalahanpermasalahan berikut pengoperasian pemecahannya moda transportasi air. 25
12 5. Memahami layanan moda transportasi udara untuk pengangkutan barang 6. Memahami kebijakan transportasi nasional 7. Memahami layanan transportasi intermoda untuk pengangkutan barang 8. Memahami layanan moda transportasi penumpang dalam kota 5.1 Menjelaskan karakteristik modamoda transportasi udara untuk mengangkut barang 5.2 Mengidentifikasi komponen biaya yang muncul dalam pengoperasian moda transportasi udara 5.3 Menjelaskan permasalahanperrmasalahan moda transportasi udara berikut pemecahannya. 6.1 Menjelaskan peraturan dan kebijakan transportasi nasional dan bea cukai 6.2 Menguraikan atribut transportasi barang (pragility, perishable & price) 6.3 Menjelaskan pengelolaan transportasi nasional. 7.1 Menjelaskan karakteristik dan jenis transportasi intermoda untuk mengangkut barang 7.2 Mengidentifikasi biaya yang muncul dalam pengoperasian transportasi intermoda 7.3 Menjelaskan perrmasalahanpermasalahan transportasi intermoda. 8.1 Menjelaskan karakteristik dan jenis transportasi penunjang dalam kota 8.2 Menjelaskan permasalahan moda transportasi penunjang dalam kota. 26
13 9. Memahami layanan moda transportasi penumpang antar kota antar pulau dan antar negara 10. Memahami prinsip-prinsip pengoperasian prasarana transportasi darat 11. Memahami prinsip-prinsip pengoperasian prasarana transportasi air 12. Memahami prinsip-prinsip pengoperasian prasarana transportasi udara 13. Menjelaskan penggunaan kontainer (containerization) dalam transportasi 9.1 Menjelaskan karakteristik dan permasalahan moda-moda transportasi penumpang antar kota menggunakan kereta api dan bus 9.2 Menjelaskan karakteristik dan permasalahan moda-moda transportasi penumpang antar kota menggunakan pesawat terbang 9.3 Menjelaskan karakteristik dan permasalahan moda-moda transportasi penumpang antar pulau termasuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ASDP) 9.4 Menjelaskan karakteristik moda transportasi penumpang internasional Menguraikan prasarana-prasarana transportasi darat 10.2 Mendeskripsikan prinsip-prinsip pengoperasian serta permasalahan prasarana transportasi darat Menguraikan prasarana-prasarana transportasi air 11.2 Menguraikan prinsip-prinsip pengoperasian serta permasalahanpermasalahan pada pelabuhan kapal (penumpang, cargo dan kontainer) Menguraikan prasarana-prasarana transportasi udara 12.2 Menguraikan prinsip-prinsip pengoperasian serta permasalahanpermasalahan pada bandar udara Menjelaskan jenis-jenis kontainer 13.2 Menguraikan keuntungankeuntungan penggunaan kontainer 13.3 Menguraikan jenis peralatan container handling. 27
14 14. Menjelaskan konvensi penggunaan kontainer untuk transportasi internasional 15. Menerapkan metoda penyusunan barang kedalam kontainer 16. Menerapkan jaringan transportasi dalam pendistribusian barang 17. Menggunakan aplikasi jaringan terpendek shortest path problem (SPP) dalam transportasi 18. Menggunakan aplikasi Traveling Salesman Problem (TSP) dalam transportasi 14.1 Menguraikan international marking symbols untuk kontainer 14.2 Menjelaskan karakteristik dangerous cargo Menjelaskan metoda penyusunan barang dalam kontainer (container loading) dengan teknik-teknik sederhana 15.2 Menguraikan penghematan biaya yang terjadi setelah mengaplikasikan metoda container loading 15.3 Mendemonstrasikan penyusunan barang ke dalam kontainer Menjelaskan berbagai jenis jaringan transportasi 16.2 Menggunakan jaringan transportasi dalam dunia nyata Mengoperasikan aplikasi Shortest Path Problem (SPP) dalam dunia nyata 17.2 Memecahkan permasalahan Shortest Path Problem (SPP) dengan metoda Djikstra Mengoperasikan instalasi aplikasi Traveling Salesman Problem (TSP) dalam dunia nyata 18.2 Memecahkan permasalahan traveling salesman problem (TSP) dengan metoda Nearest Neighborhood (NN) 18.3 Memecahkan permasalahan traveling salesman problem (TSP) dengan metoda Sweep. 28
15 19. Menggunakan aplikasi metoda transportasi 19.1 Mengoperasikan aplikasi metoda transportasi dalam dunia industri 19.2 Memecahkan permasalahan metoda Trayuti dengan metoda VAM. 29
16 30
MATA PELAJARAN : TEKNIK & MANAJEMEN PRODUKSI JENJANG PENDIDIKAN : SMK
MATA PELAJARAN : TEKNIK & MANAJEMEN PRODUKSI JENJANG PENDIDIKAN : SMK Kompetensi Pedagogik 1. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 2. Mengembangkan kurikulum yang terkait
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INDUSTRI
KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INDUSTRI Kompetensi Keahlian : Teknik dan manajemen Produksi Teknik dan Teknik dan manajemen Transportasi Kompetensi Menguasai karakteristik peserta
Lebih terperinciBadan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.
Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut. A. KEGIATAN POKOK 1. Studi Besar a. Sektoral/Sekretariat 1) Studi Kelayakan
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA Transportasi udara dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok: 1. Penerbangan domestik 2. Penerbangan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian Perhubungan 2012 ini dapat tersusun sesuai rencana. Buku Informasi Transportasi
Lebih terperinciRp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri
Hubungi Kami (021) 3193 0108 (021) 3193 0109 (021) 3193 0070 (021) 3193 0102 marketing@cdmione.com www.cdmione.com A ngkutan barang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN No KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN INDIKATOR ESENSIAL
KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 Mata Pelajaran Jenjang : Teknik Industri : SMA/SMK MA/MAK No KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN INDIKATOR ESENSIAL KOMPETENSI
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI
Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI
Lebih terperinciPerkembangan Jumlah Penelitian Tahun
Pada tahun anggaran 2012, Badan Litbang Perhubungan telah menyelesaikan 368 studi yang terdiri dari 103 studi besar, 20 studi sedang dan 243 studi kecil. Perkembangan jumlah studi dari tahun 2008 sampai
Lebih terperinciPENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006
PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006 PENGENALAN DASAR-DASAR ANALISIS OPERASI TRANSPORTASI Penentuan Rute Sistem Pelayanan
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UKG TEKNIK PELAYANAN PRODUKSI
KISI-KISI SOAL UKG TEKNIK PELAYANAN PRODUKSI No 1 Pedagogi 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 1.1. Memahami karakteristik
Lebih terperinciIr. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan
Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Transportasi memindahkan produk dari satu tempat ke tempat lain, mendukung suatu rantai pasokan menjalankan fungsi pengiriman barang dari hulu (pemasok)
Lebih terperinciPENGENALAN WINQSB I KOMANG SUGIARTHA
PENGENALAN WINQSB I KOMANG SUGIARTHA PENGENALAN WINQSB Software QSB (Quantity System for business) atau umumnya juga dikenal dengan nama WINQSB (QSB yang berjalan pada sistem operasi Windows) merupakan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS
KODE / SKS : KK-05 / SKS & Pendahuluan. Definisi dan istilah-istilah dalam Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai : Manajeman Operasional Berbagai definisi dan istilah dalam. Fungsi operasi dalam organisasi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG IMPOR DAN PENYERAHAN ALAT ANGKUTAN TERTENTU DAN PENYERAHAN JASA KENA PAJAK TERKAIT ALAT ANGKUTAN TERTENTU YANG TIDAK DIPUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG IMPOR DAN PENYERAHAN ALAT ANGKUTAN TERTENTU DAN PENYERAHAN JASA KENA PAJAK TERKAIT ALAT ANGKUTAN TERTENTU YANG TIDAK DIPUNGUT
Lebih terperinciIr. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan
Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Transportasi memindahkan produk dari satu tempat ke tempat lain yang membuat suatu rantai pasokan menjalankan pengiriman barang dari hulu ke hilir (pelanggan).
Lebih terperinciPesawat Polonia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan
Lebih terperinciB A B 1 P E N D A H U L U A N. bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas
1 B A B 1 P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung sebagai gerbang pulau Sumatra memiliki pelabuhan yang bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas 1 yang
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UKG TEKNIK PERGUDANGAN
Pedagogis KISI-KISI SOAL UKG TEKNIK PERGUDANGAN Profesional 20. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 20.10. Melakukan pemilihan saluran distribusi
Lebih terperinciDr.Eng. MUHAMMAD ZUDHY IRAWAN
Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Dr.Eng. MUHAMMAD ZUDHY IRAWAN Pertemuan Pertama Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas
Lebih terperinciBIDANG PERHUBUNGAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN KABUPATEN 1. Perhubungan Darat. 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
- 35-7. BIDANG PERHUBUNGAN 1. Perhubungan Darat 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) 1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan kabupaten 2. Pemberian izin penyelenggaraan
Lebih terperinci2015, No Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah
No.211, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Alat Angkut Tertentu. Jasa Kena Pajak. Tidak Dipungut PPN. Impor. Penyerahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciLAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH
C-1 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH C-2 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH 1. Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api. 2. Awak
Lebih terperinciStudi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Buku Laporan ini disusun oleh Konsultan PT. Kreasi Pola Utama untuk pekerjaan Studi Penyusunan Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Laporan ini adalah
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciTerminal Darat, Laut, dan
Terminal Darat, Laut, dan Udara Adipandang Y 11 Beberapa definisi tentang Terminal TERMINAL Merupakan komponen penting dalam sistem transportasi yang direpresentasikan dengan titik dimana penumpang dan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK ANGKUTAN BARANG DARI DAN KE DAERAH TERTINGGAL, TERPENCIL, TERLUAR, DAN PERBATASAN DENGAN
Lebih terperinci2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr
No.165, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PELAYANAN PUBLIK. Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, Perbatasan. Angkutan Barang. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dengan perekonomian yang beragam, dan proses
Lebih terperinciTRANSPORTASI DALAM RANTAI PASOK DAN LOGISTIK
TRANSPORTASI DALAM RANTAI PASOK DAN LOGISTIK Oleh: Dr. Zaroni, CISCP. Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Transportasi berperan penting dalam manajemen rantai pasok. Dalam konteks rantai pasok,
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciPETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN
PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 1 LOKASI PEMBANGUNAN
Lebih terperinciG. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN
LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 G. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Perhubungan Darat 1. Lalu Lintas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL JURUSAN MANAJEMEN STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG
KODE MATA KULIAH : EMD 301 MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL BOBOT SKS : 3SKS JURUSAN : MANAJEMEN TK/SEMESTER : III/V SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL JURUSAN MANAJEMEN STIE
Lebih terperinciSU Studi Basic Design Rancangan Bangun Pesawat Udara Untuk Flying School. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara
SU 2014 03 Studi Basic Design Rancangan Bangun Pesawat Udara Untuk Flying School Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan Perubungan, 2014. 468 Hlm.
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 70-1996 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 127, 2001 Perhubungan.Pelabuhan.Otonomi Daerah.Pemerintah Daerah.Tarif Pelayanan. (Penjelasan
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL EKONOMI PENGANGKUTAN PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN - FAKULTAS EKONOMI MATAKULIAH : EKONOMI PENGANGKUTAN KODE MATA KULIAH : PE 4314 SKS : 2 SEMESTER : III MATA
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL. BAB IX SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (Lanjutan)
Kuliah ke 13 PERENCANAAN TRANSPORT TPL 307-3 SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. BAB IX SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (Lanjutan) Jaringan Transportasi dalam Tatranas terdiri dari : 1. Transportasi antar moda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya. Hal ini berarti akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi kekayaan alam maupun
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa angkutan di perairan selain mempunyai peranan yang strategis dalam
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, telah diatur
Lebih terperinciPENDAHULUAN ANGKUTAN BARANG 2/23/2018. Pertemuan 1 MATA KULIAH: PERENCANAAN SISTEM LOGISTIK DAN TRANSPORTASI
Pertemuan 1 PENDAHULUAN MATA KULIAH: PERENCANAAN SISTEM LOGISTIK DAN TRANSPORTASI Dr.Eng. M. Zudhy Irawan, S.T, M.T zudhyirawan.staff.ugm.ac.id ANGKUTAN BARANG 1 Urgensi Angkutan Barang dalam Performansi
Lebih terperinciBAB 6 Sistem Informasi Organisasi
BAB 6 Organisasi Klasifikasi SI Menurut Level Organisasi informasi departemen informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen informasi perusahaan terpadu yang dapat dipakai oleh sejumlah departemen
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.011/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.011/2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 TENTANG PEMUNGUTAN
Lebih terperinciTIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d
Materi #12 Pendahuluan 2 Manajemen manufaktur menggunakan komputer sebagai: Sistem konseptual (pada area persediaan: Titik pemesanan kembali, MRP, JIT). Elemen dalam sistem produksi fisik (CAD, CAM, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik jumlahnya maupun macamnya. Usaha-usaha dalam pembangunan sarana angkutan laut yang dilakukan sampai
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 15/PJ/2011 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 15/PJ/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-57/PJ/2010 TENTANG TATA CARA DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib. membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 pengertian pajak Menurut Adriani (2010:3), pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROVINSI BALI
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 82 TAHUN 2008
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERHUBUNGAN DAN LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN PROVINSI JAWA TIMUR
Lebih terperinciMateri #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n
Materi #12 Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 2 Mampu mengidentifikasi kebutuhan otomasi dalam suatu sistem manufaktur/jasa dan mampu menganalisa aspek teknis dan non teknis perancangan sistem otomasi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Pelabuhan merupakan tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu
Lebih terperinciPERENCANAAN FASILITAS
PERENCANAAN FASILITAS Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi PERENCANAAN FASILITAS Tujuan dan klasifikasi perencanaan fasilitas Siklus fasilitas
Lebih terperinciDINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123
DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 123 Dinas Perhubungan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala bidang yang sangat membutuhkan perhatian untuk mewujudkan masyarakat adil makmur berdasarkan
Lebih terperinciPengantar Teknik Transportasi
Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Pengampu : Prof. Dr.Ing. Ir. Achmad Munawar, M.Sc. Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D. Dr.Eng. M. Zudhy Irawan,
Lebih terperinciCOMMAND CENTER DAN DATA WAREHOUSE KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010
COMMAND CENTER DAN DATA WAREHOUSE KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010 RAPAT KOORDINASI DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN YOGYAKARTA, 20-23 OKTOBER 2010 PENDAHULUAN Kementerian Perhubungan sebagai
Lebih terperinciMODA TRANSPORTASI LAUT. Setijadi
5 MODA TRANSPORTASI LAUT Setijadi setijadi@supplychainindonesia.com 2015 1 PERKEMBANGAN ANGKUTAN LAUT Setiap tahun terdapat lebih dari 50.000 kapal besar yang membawa 40 persen perdagangan dunia yang dibawa
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Perkembangan pelabuhan
Lebih terperinciPedoman dan penetapan tata cara penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan.
G. PEMBAGIAN URUSAN BIDANG PERHUBUNGAN - 135-1. Perhubungan Darat 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) 1. Pedoman dan penetapan tata cara penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara, 1. Kebandarudaraan
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan
Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 70 TAHUN 1996 (70/1996) Tanggal : 4 DESEMBER 1996 (JAKARTA) Sumber : LN 1996/107; TLN PRESIDEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang transportasi sangat membantu manusia dalam menghemat waktu perjalanan yang tadinya berlangsung sangat lama menjadi lebih cepat. Teknologi
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Economic Order Quantity Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen PERSEDIAAN Pengertian
Lebih terperinciPENGANTAR TRANSPORTASI
PENGANTAR TRANSPORTASI PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PERMASALAHAN TRANSPORTASI PERKOTAAN Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi
Lebih terperinciKEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA TUGAS AKHIR Oleh: FARIDAWATI LATIF L2D 001 418 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.213, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pabean. Kawasan. Penimbunan Sementara. Tempat. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PMK.04/2015 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT
Lebih terperinciP. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN
P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Perhubungan Darat 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) 1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan daerah. 2.
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN
Lebih terperinci2015, No Tidak Sesuai Dengan Tujuan Semula atau Dipindahtangankan kepada Pihak Lain Baik Sebagian atau Seluruhnya Serta Pengenaan Sanksi Atas
No.1537, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PPN. Tidak Mendapat Fasilitas. Impor/Alat Angkutan Tertentu. Tidak Sesuai Tujuan. Dipindahtangankan. Pihak lain. Sanksi. Keterlambatan. Pembayaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 pulau dengan bentangan laut yang sangat panjang yaitu 94.166 kilometer merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan jasa pelayanan bongkar dan muat peti kemas yang terletak di wilayah Pelabuhan Tanjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi/liberalisasi khususnya sektor perdagangan serta pelaksanaan otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan potensi yang dimiliki daerah.
Lebih terperinciP. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN
P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Perhubungan Darat 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) 1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan 2. Pemberian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional menurut Heckscher-Ohlin merupakan model analisis perdagangan antara dua negara yang mempunyai
Lebih terperinci2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.156, 2013 TRANSPORTASI. Darat. Laut. Udara. Kecelakaan. Investigasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5448) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193/PMK.03/2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS TIDAK DIPUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN ALAT ANGKUTAN TERTENTU DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang luas maka modal transportasi udara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara kepulauan yang luas maka modal transportasi udara merupakan suatu pilihan yang tidak dapat dielakkan, Indonesia adalah negara yang terdiri atas
Lebih terperinciBAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM TRANSPORTASI 2.1.1 Pengertian Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lainnya dalam tatanan yang terstruktur, dengan kata lain sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen sudah sangat dikenal di masyarakat. Manajemen juga mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan sistem produksi yaitu
Lebih terperinciB A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1
B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G
PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPerkembangan Jumlah Penelitian Tahun Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi
Pada tahun anggaran 2013, Badan Litbang Perhubungan telah menyelesaikan 344 studi yang terdiri dari 96 studi besar, 20 studi sedang dan 228 studi kecil. Gambar di bawah ini menunjukkan perkembangan jumlah
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.10/04/62/Th.VII, 1 April 2013 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar
Lebih terperinci2015, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 211 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5739); Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN M
No.1538, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Alat Angkut Tertentu. Fasilitas Tidak Dipungut PPN. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193 /PMK.03/2015 TENTANG TATA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa angkutan di perairan selain mempunyai peranan yang strategis dalam
Lebih terperinciTATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,
TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, dalam
Lebih terperinci- Term inal adalah tempat alat-alat pengangkutan dapat. - Terminal adalah tempat berhenti, tempat kedudukan, tempat
BAB II TPKL SEBAGAI SIMPUL SIRKULASI 2.1. Terminal Sebagai Simpul Sirkulasi. 2.1.1. Pengertian Terminal. - Term inal adalah tempat alat-alat pengangkutan dapat berhenti dan memuat, membongkar barang, misalnya
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN
Lebih terperinciBab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Inventori. Bab IV : Supply-Chain Management
MANAJEMEN OPERASI 1 POKOK BAHASAN Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Inventori Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 BAB III MANAJEMEN
Lebih terperinci