PENGARUH ION KLORIDA DAN ION SULFIDA PADA KOROSI KUNINGAN THE INFLUENCE OF CHLORIDE AND SULFIDE IONS ON CORROSION OF BRASS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH ION KLORIDA DAN ION SULFIDA PADA KOROSI KUNINGAN THE INFLUENCE OF CHLORIDE AND SULFIDE IONS ON CORROSION OF BRASS"

Transkripsi

1 18 J. Pijar MIPA Vol. III No. 1, Maret 2008 : PENGARUH ION KLORIDA DAN ION SULFIDA PADA KOROSI KUNINGAN EKA JUNAIDI Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram Abstrak: Runner turbin adalah salah satu komponen penting pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Komponen ini terbuat dari campuran logam Cu-37Zn yang dalam bekerjanya selalu berkontak dengan air sehingga berpeluang besar mengalami korosi. Kualitas air yang digunakan untuk menggerakkan runner sangat berperan dalam proses terjadinya korosi, terutama bila mengandung ion-ion agresif korosi seperti ion klorida dan ion sulfida. Penentuan laju korosi Cu-37Zn dilakukan secara elektrokimia dengan menggunakan teknik Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju korosi Cu-37Zn akan meningkat dengan penambahan ion klorida sampai 78 ppm dan ion sulfida sampai 15 ppm dalam larutan uji. Kata kunci: Runner, Cu-37Zn, EIS THE INFLUENCE OF CHLORIDE AND SULFIDE IONS ON CORROSION OF BRASS Abstract: Runner turbine is one of the important components at Hydro Electric Power Plan (HEPP). The component was made from alloy of Cu-37Zn and always contacts mechanically with water, therefore it was potentially corroded. The quality of the operating water has an important role on corrosion process, particularly when it contains aggressively corrosive ions such as chloride and sulfide ions. The rates of corrosion of Cu-37Zn were determined by using Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) technique. The obtained results were indicated that the corrosion rate of Cu-37Zn will increase with addition of chloride ion to 78 ppm and sulfide ion to 15 ppm in solution test. Keyword: Runner, Cu-37Zn, EIS I. PENDAHULUAN Kebutuhan energi khususnya bagi Indonesia semakin meningkat bahkan cenderung mengalami krisis. Saat ini telah dilakukan berbagai terobosan untuk mencari sumber energi alternatif guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai salah satu sumber pembangkit tenaga listrik memiliki peranan yang sangat penting dalam menyediakan energi listrik. Oleh karena itu setiap komponen yang terdapat dalam mesin pembangkit listrik harus mendapatkan perawatan dan pemeliharaan guna menghindari hal hal yang tidak diinginkan seperti macetnya generator, rusaknya turbin, yang dapat menyebabkan pembangkit berhenti beroperasi dan akan mengganggu ketersediaan pasokan aliran listrik. Bagi masyarakat dan perusahaan yang memperoleh sumber energi listriknya dari PLTA, adanya gangguan pasokan aliran listrik tersebut dapat menimbulkan kerugian akibat berhentinya beroperasi mesin produksi yang berarti akan ada kerugian baik materi maupun waktu produksi. Salah satu komponen yang vital pada PLTA adalah runner turbin yang berfungsi untuk menggerakkan generator pembangkit listrik pada PLTA, karena runner pada turbin selalu kontak dengan air maka peluang untuk terjadinya korosi sangat besar. Korosi didefinisikan sebagai berkurangnya kualitas suatu material (biasanya berupa logam atau campuran logam) sebagai akibat adanya interaksi dengan lingkungannya yang berlangsung secara berangsur-angsur yang dapat terjadi akibat interaksi secara fisika, kimia atau adanya pengaruh mahluk hidup (mikroorganisme) [1]. Pada umumnya korosi pada logam disebabkan oleh proses elektrokimia yang terjadi pada permukaan logam dan atau pada antarmuka logam/larutan. Dalam sel korosi, logam yang terkorosi mengalami reaksi oksidasi (berlaku sebagai anoda, logam melarut menjadi ion-ion atau menjadi lapisan oksida/senyawa lain yang tidak larut) dan zat lain dari lingkungannya mengalami reduksi (sebagai katoda yang menerima elektron yang dilepaskan logam). Reaksi redoks yang berlangsung secara spontan dalam sistem tersebut dimungkinkan karena terbentuknya sirkuit tertutup hubungan pendek dengan adanya penghubung listrik antara anoda dan katoda. Penghubung listrik tersebut berupa penghantar elektrolitik dan penghantar elektronik. Munculnya gejala korosi sebagai akibat pengaruh lingkungan pada material runner turbin sangat menarik untuk dipelajari, karena informasi tentang korosi yang terjadi pada material tersebut masih sangat sedikit. Berdasarkan

2 Evaluasi Zona Agroklimat dari Klasifikasi Schimidt-Ferguson... (Abd. Rahman As-syakur) 19 hasil uji komposisi sampel paduan logam bahan konstruksi runner turbin (bekas pakai di salah satu PLTA) diperoleh komposisi paduan logamnya terdiri atas: Cu 62,79% dan Zn 37,17% sedangkan unsur lainnya sangat kecil (<0,04%). Paduan campuran logam dengan komposisi tersebut sering disebut sebagai material kuningan (brass) yang selanjutnya disebut sebagai Cu-37Zn. Dari beberapa literatur diketahui bahwa material dengan kandungan Cu cukup besar termasuk campuran logam dengan ketahanan korosi sangat tinggi. Berkaitan dengan gejala korosi yang terjadi pada runner turbin, masalah kualitas air pada PLTA menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan proses terjadinya korosi pada runner turbin. Hal ini terutama pada air yang kontak langsung dengan runner turbin mengandung ion-ion agresif korosi yang dapat menjadi pemicu terjadinya korosi seperti ion klorida dan ion sulfida. Menurut Macdonald et al. dalam Rahmouni et al. [2] menyatakan bahwa dalam medium klorida kehadiran ion sulfida akan mempercepat laju korosi campuran logam Cu-Ni. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gudas dan Hack dalam Rahmouni et al. [2] yang menyatakan bahwa campuran logam Cu-10Ni memiliki ketahanan korosi yang sangat baik pada medium air laut tanpa kehadiran ion sulfida tetapi ketika ion sulfida 0,01 ppm ditambahkan dalam medium air laut, laju korosi pada campuran logam Cu-10Ni menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Fakta yang lain juga ditunjukkan pada logam Cu dan campurannya dimana pada logam kuningan (campuran logam Cu dan Zn) mengandung lebih dari 15% seng adalah adanya peluruhan seng (dezincification) sebagai akibat adanya pengaruh lingkungan yang mengandung sulfida yang tinggi. Proses hilangnya seng biasanya dipercepat oleh tingginya temperatur dan naiknya kandungan klorida [3]. Untuk mengetahui perilaku dan laju korosi yang terjadi pada logam Cu-37Zn dapat dilakukan dengan teknik Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Spektroskopi Impedansi Elektrokimia merupakan suatu teknik eksperimental elektrokimia yang memiliki peranan khusus dalam kajian korosi karena perilaku korosi merupakan proses elektrokimia. Keuntungan yang diperoleh dengan pengukuran menggunakan teknik EIS adalah dapat menentukan sejumlah parameter yang berkaitan dengan kinetika elektrokimia, termasuk didalamnya tahanan polarisasi (Rp), tahanan larutan (Rs), kapasitansi lapisan rangkap (double layer), (C DL ). Karena besarnya arus korosi (i corr ) berbanding lurus dengan laju korosi, maka berdasarkan Persamaan Stern-Geary yang memberikan kaitan langsung antara arus korosi keadaan mantap dan tahanan searah yang melewati antarmuka : β a dan β c adalah tetapan-tetapan Tafel berturut-turut untuk bagian reaksi anodik dan bagian reaksi katodik, dan R p adalah tahanan polarisasi (Ω.cm 2 ). Ungkapan Persamaan 1. menunjukkan bahwa besarnya laju korosi akan berbanding terbalik dengan besarnya tahanan polarisasi (R p ) permukaan material uji. Inti dari pendekatan dengan teknik pengukuran spektroskopi impedansi elektrokimia berdasarkan pengertian bahwa : arus listrik yang mengalir melintasi suatu antarmuka logam dan larutan dipandang sebagai bagian dari reaksi elektrokimia yaitu proses transfer muatan dan bagian dari proses yang membentuk antarmuka bermuatan. Oleh karena itu suatu sistem antarmuka elektroda / larutan dapat dipandang sebagai susunan komponen listrik yang terdiri atas sejumlah resistor dan kapasitor listrik. Gambar 1. menggambarkan model sirkuit sistem elektrokimia logam yang tercelup dalam larutan elektrolit. Gambar 1.(a) menunjukkan pada antarmuka logam dengan larutan terdapat tahanan polarisasi, R p, sedangkan pada Gambar 1.(b) menunjukkan adanya hambatan transfer muatan, R ct, dan hambatan difusi, R d, paralel dengan lapisan rangkap listrik yang dinyatakan oleh adanya kapasitansi lapis rangkap, C DL dan secara seri dengan hambatan listrik larutan yang dinyatakan sebagai R s. Spektrum EIS berupa aluran Nyquist terlukiskan di bawah masing masing sirkuit ekivalen. Aluran Nyquist merupakan diagram datar impedansi kompleks yang mengalurkan komponen impedansi imaginer (Z im ) terhadap komponen impedansi nyata (Z real ). Untuk suatu antarmuka situasi elektrokimia paling sederhana dengan tahanan polarisasi, terdiri atas proses pemindahan muatan dan kapasitansi lapisan rangkap listrik. Besarnya impedansi total diungkapkan dengan Persamaan 2. dengan j = ( 1) 1/2, ω *, adalah frekuensi pada maksimum setengah lingkaran pada Gambar 1.(a), dan C, adalah kapasitansi yang diturunkan dari nilai maksimum impedansi imaginer dengan ungkapan : dengan f adalah frekuensi dalam hertz. Dengan demikian teknik spektroskopi impedansi elektrokimia merupakan suatu cara penentuan laju korosi yang sangat baik karena dapat menentukan sejumlah parameter yang berkaitan dengan kinetika elektrokimia termasuk didalamnya tahanan polarisasi (Rp), tahanan larutan (Rs), kapasitansi lapisan rangkap (double layer), (C DL ). Dengan latar belakang permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju korosi yang terjadi pada material runner turbin terutama yang disebabkan oleh keberadaan ion klorida dan ion sulfida pada lingkungan sekitar PLTA. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai proses korosi pada logam Cu-37Zn yang digunakan sebagai material runner turbin. II. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, Penentuan laju korosi dilakukan dengan teknik Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) menggunakan elektroda kerja berbentuk lempeng.

3 20 J. Pijar MIPA Vol. III No. 1, Maret 2008 : Bahan Material Uji Logam material runner turbin dengan komposisi kimia: Cu 62,79% dan Zn 37,17% (Cu-37Zn) disebut sebagai elektroda kerja yang dibuat dengan luas permukaan kontak dengan larutan uji sebesar 0,92 cm 2. Pada saat akan digunakan untuk pengukuran elektrokimia, permukaan elektroda kerja dihaluskan dengan ampelas silikon karbida (SiC) 1000 grit, kemudian dicuci dengan aqua demineralisasi (DM) dan aseton Larutan Uji Larutan uji dibuat dengan melarutkan padatan kristal kalsium nitrat (p.a), kristal natrium klorida (p.a), kristal natrium sulfat hidrat (p.a) dalam aqua demineralisasi (DM) yang telah dimurnikan (berdaya hantar lebih besar atau sama dengan 10 μs/cm dan ph 6,75 ± 0,5). Gas CO 2 dengan kemurnian 99,9%, digunakan sebagai gas pengusir oksigen terlarut dan penjenuh larutan dengan cara bubling secara terus menerus ke dalam larutan uji sebelum dan selama waktu pengukuran Penentuan Laju Korosi Untuk mengetahui pengaruh keberadaan ion klorida dan ion sulfida terhadap laju korosi Cu-37Zn dilakukan pengukuran dan pengujian laboratorium dengan memvariasi konsentrasi NaCl dan ion sulfida. Untuk menentukan pengaruh ion klorida terhadap laju korosi pada runner turbin, diamati dengan memvariasikan konsentrasi larutan NaCl dengan konsentrasi larutan kalsium nitrat, Ca(NO 3 ) 2 tetap = 5,3 ppm. Pengaruh konsentrasi larutan NaCl diamati dengan pengukuran menggunakan metoda EIS dengan konsentrasi larutan NaCl divariasikan (ppm) : 53, 73, 78, 83, 88, 90, 93 dan 98, pada suhu 25 ± 1 C jenuh gas CO 2. Setelah diperoleh laju korosi optimum pengaruh konsentrasi larutan NaCl kemudian dilanjutkan dengan penentuan pengaruh konsentrasi ion sulfida terhadap laju korosi pada runner turbin diamati dengan memvariasikan konsentrasi ion sulfida (ppm) : 5, 10, 15, 20 dan 25 pada suhu 25 ± 1 C jenuh gas CO 2. Daya hantar larutan-larutan tersebut diukur dengan menggunakan IonCheck 65 buatan Analitycal Radiometer. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui perilaku korosi logam Cu-37Zn yang disebabkan keberadaan ion klorida (sebagai larutan NaCl) dan ion sulfida, dilakukan pengukuran impedansinya pada berbagai variasi konsentrasi ion-ion tersebut. Untuk larutan NaCl, variasi konsentrasinya dimulai dari 53 ppm sampai 98 ppm. Pada rentang variasi konsentrasi tersebut diperoleh konsentrasi paling korosif untuk larutan NaCl adalah 78 ppm (setara dengan 47,3 ppm ion klorida). Sedangkan untuk ion sulfida, variasi konsentrasinya dimulai dari 5 ppm sampai 25 ppm. Hasil yang diperoleh pada rentang variasi konsentrasi tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi ion sulfida paling korosif adalah 15 ppm. Penentuan besarnya konsentrasi paling korosif ion-ion tersebut terhadap logam Cu-37Zn dilakukan berdasarkan besarnya tahanan polarisasi (R P ) permukaan logam. Jika nilai tahanan polarisasinya (R P ) besar berarti laju korosinya rendah, namun sebaliknya jika nilai tahanan polarisasinya (R P ) kecil berarti laju korosinya akan tinggi Pengaruh ion klorida terhadap Laju korosi Cu-37Zn Perilaku korosi suatu logam (Cu-37Zn) akan sangat bergantung pada komposisi anion dari elektrolit dalam larutan. Dalam larutan yang mengandung ion klorida (Cl - ), logam dapat mengalami kerusakan akibat korosi setempat [4], karena ion klorida (Cl - ) merupakan ion yang agresif yang menyebabkan pecahnya selaput pasif protektif dan menimbulkan serangan korosi setempat pada potensial di atas potensial korosi sumuran [1]. Data hasil pengukuran impedansi larutan NaCl (ion klorida) terhadap korosi logam Cu-37Zn yang disajikan pada Tabel 1. dan Gambar 2, memperlihatkan bahwa tahanan (R P ) permukaan logam semakin menurun dengan meningkatnya konsentrasi NaCl sampai konsentrasi 78 ppm (sebanding dengan ion klorida ~ 47,3 ppm) yang berarti laju korosi material runner turbin semakin meningkat. Meningkatnya

4 Evaluasi Zona Agroklimat dari Klasifikasi Schimidt-Ferguson... (Abd. Rahman As-syakur) 21 laju korosi pada material runner turbin menunjukkan adanya proses pelarutan Cu oleh ion klorida dalam larutan membentuk produk korosi, CuCl. Adapun tahapan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Ketika konsentrasi NaCl ditambahkan lagi (> 78 ppm), tahanan polarisasi (R P ) pada permukaan logam cenderung meningkat, hal ini mengindikasikan bahwa produk korosi berupa CuCl hasil pelarutan logam Cu oleh ion klorida akan menempel pada permukaan logam membentuk lapisan tipis sehingga dapat menghalangi proses korosi lebih lanjut pada permukaan material uji [5]. Fakta lain yang dapat diterangkan adalah besarnya nilai OCP yang menjadi lebih negatif dengan meningkatnya konsentrasi ion sulfida yang ditambahkan pada larutan uji. Indikasi ini menunjukkan bahwa ion sulfida akan meningkatkan proses pelarutan anodik logam Cu dari pada penurunan reaksi katodiknya. Fakta ini sejalan dengan hasil pengukuran yang dilakukan oleh Gudas dan Hack (1979) dalam Rahmouni et al. [2] yang menunjukkan bahwa keberadaan ion sulfida dapat meningkatkan laju korosi yang signifikan pada campuran tembaga (Cu-10Ni). Kehadiran ion sulfida 0,01 ppm, mampu memperlemah ikatan antara Cu dan O atau Cu dengan (OH) yang mengakibatkan laju korosi logam Cu akan semakin cepat, karena ikatan logam Cu dengan ion sulfida dapat membentuk Cu(H 2 S) ads kompleks atau pembentukan ikatan logam Cu dan ion sulfida [2]. Fakta ini diperkuat dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Rahmouni et al. [2] pada medium 3% NaCl yang menunjukkan bahwa laju korosi logam Cu akan semakin meningkat dengan penambahan ion sulfida sampai 10 ppm Pengaruh Ion Sulfida terhadap Laju Korosi Cu-37Zn Berdasarkan data hasil pengukuran impedansi terhadap logam Cu-37Zn yang disajikan pada Tabel 2. dan Gambar 3, menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ion sulfida dalam larutan uji, laju korosi logam Cu-37Zn juga akan semakin tinggi. Kenyataan ini dapat dilihat dari besarnya tahanan polarisasi (R P ) permukaan logam yang semakin menurun dengan meningkatnya konsentrasi ion sulfida (sampai 15 ppm). Efek ion sulfida akan mulai melemah terhadap laju korosi Cu-37Zn dalam larutan uji ketika konsentrasi ion sulfida lebih besar dari 15 ppm (tahanan polarisasi permukaan logam semakin meningkat). Hal ini disebabkan oleh mulai terbentuknya produk korosi Cu 2 S hasil pelarutan Cu oleh ion sulfida yang stabil dan akan menempel pada permukaan elektroda membentuk lapisan tipis yang dapat menghalangi proses korosi lebih lanjut meskipun konsentrasi ion sulfida ditambahkan lagi (> 15 ppm). Adapun tahapan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : IV. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Laju korosi material runner turbin (Cu-37Zn) akan semakin meningkat ketika larutan yang berkontak dengan material tersebut mengandung ion klorida dan ion sulfida. 2. Laju korosi Cu-37Zn akan semakin meningkat dengan penambahan ion klorida sampai 78 ppm NaCl (setara dengan ion klorida 47,3 ppm) dan adanya penambahan ion sulfida sampai 15 ppm. DAFTAR PUSTAKA [1] Bundjali, B., (2005), Perilaku dan Inhibisi Korosi Baja Karbon dalam Larutan Buffer Asetat, Bikarbonat CO 2, Disertasi Departemen Kimia ITB. [2] Rahmouni, K., Keddam, M., Srhiri, A., Takenouti, H., (2005), Corrosion of copper in 3% NaCl solution polluted by sulphide ions, Corr. Sci., 47, [3] Trethewey, K.R., Chamberlain, J. (1991), Korosi, Gramedia Pustaka Utama. [4] Yatiman, P., (2006), Mekanisme inhibisi benzotriazol pada korosi baja karbon dalam larutan NaCl dan atau natrium karbonat, Disertasi Departemen Kimia ITB [5] Antonijevic, M.M., Milic, S.M., Serbula, S.M., (2005), The influence of chloride ions and benzotriazole on the corrosion behavior of Cu37Zn brass in alkaline medium, Electrochimica Acta, 50,

5 J. Pijar MIPA, Vol. III No.1, Maret 2008 : ISSN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS COMPACT DISC UNTUK MENAMPILKAN SIMULASI DAN VIRTUAL LABS BESARAN-BESARAN FISIKA Muhammad Taufik Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Universitas Mataram Jl. Majapahit 62 Mataram, taufik.msi@live.com Abstrak. Telah dilakukan penelitian Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Compact Disc Untuk Menampilkan Simulasi dan Virtual Labs Besaran-Besaran Fisika di Program Studi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNRAM. Hasil penelitian ini berupa CD pembelajaran yang isinya berupa simulasi beberapa fenomena fisika yang terangkum dalam 3 menu utama, yaitu PHET, Osiloskop dan Kalkulator. Menu-menu ini dijalankan menggunakan Hyperlink Microsoft Powerpoint Program PHET (Physics Education Technology), berisikan simulasisimulasi fisika, antara lain: Circuit Construction Kit, Masses and Spring, Radio Waves and Electromagnetic fields, Wave on String, Balloons and Static Electricity, Gas Properties, Balloons and Buoyancy, The Moving Man, Sound dan Projectile motion. Program Osiloskop berisikan osiloskop dengan dual trace yang dapat menampilkan sinyal yang masuk melalui jalur microphone atau line audio serta memberikan analisis frekuensi sinyal. Program Kalkulator menampilkan menu kalkulator yang lengkap, dimulai dari tools untuk calculator, astronomy, geometry, analyze dan games. Kata Kunci: Simulasi, virtual labs, physics education technology, osiloskop kalkulator PREPERATION INSTRUCTIONAL MEDIA TO SIMULATE PHYSICS QUANTITIES AND VIRTUAL LABS BASED COMPACT DISC Abstract. This research has been conducted in the department of Physic of Education, PMIPA, FKIP, Mataram University in 2007 which is supported by SPP/DPP grant. The programs, namely, PHET, Oscilloscope and Calculator which are stored in compact disc, are activated by clicking the menus that are connected to the hyperlink of Microsoft Powerpoint Program of PHET (Physics Education Technology), simulates many physics phenomena, such as: Circuit Construction Kit, Masses and Spring, Radio Waves and Electromagnetic fields, Wave on String, Balloons and Static Electricity, Gas Properties, Balloons and Buoyancy, The Moving Man, Sound dan Projectile motion. While oscilloscope s program visualize signal in dual trace through microphone or line audio and gives analyzation of signal frequencies. Menu in Calculator gives complete tools for calculation, astronomy, geometry, graph analyzing and games as well. Keywords: Simulation, Virtual Labs, Physics Education Technology, OscilloscopeCalculator I. PENDAHULUAN Pembelajaran yang selama ini dilaksanakan di tingkat SMU maupun perguruan tinggi, guru atau dosen lebih banyak mendominasi proses belajar mengajar. Keterlibatan peserta didik rendah dan komunikasi lebih banyak satu arah, yaitu dari pengajar kepada peserta didik. Cara pembelajaran seperti ini tentu sangat membosankan dan mengurangi minat dan motivasi belajar. Pembelajaran yang memberikan kesempatan berkomunikasi dan menyampaikan gagasan antara sesama siswa / mahasiswa dalam suasana menyenangkan diharapkan akan meningkatkan minat dan motivasi belajar [1]. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Ahli fisika terkemuka dunia, Albert Eistein sebagai berikut: In the matter of physics, the first lessons should contain nothing but what is experimental and interesting to see. A pretty experiment is in itself often more valuable than twenty formulae extracted from our minds [2]. Maksud dari kutipan di atas adalah; bahwa dalam pembelajaran fisika harus berdasarkan pengalaman langsung atau sesuatu yang menarik perhatian. Percobaan yang dilakukan dengan baik lebih berharga dari pada menghapal di luar kepala 20 rumus-rumus fisika. Untuk itu, kualitas pembelajaran harus diperbaiki secara menyeluruh baik dari segi metode, model, strategi, pendekatan, perangkat, maupun cara evaluasinya. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan inovasi-inovasi pembelajaran [3]. Salah satu inovasi pembelajaran yang saat ini sedang

6 Chemical and Physical Properties of Wax Esters Synthesized... (Erin Ryantin Gunawan) berkembang pesat adalah pembelajaran menggunakan komputer multimedia. Penelitian ini berkonsentrasi pada pembuatan CD pembelajaran yang dapat menampilkan simulasi fisika bahkan virtual labs. Satu paket CD siap pakai memuat berbagai bidang kajian fisika antara lain: mekanika, listrik dan magnet, getaran dan gelombang, radiasi, gas dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk membantu para mahasiswa mamahami berbagai mata kuliah fisika secara lebih nyata. Paket CD ini juga dapat digunakan pada siswa SMA dan SMP. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan [4]. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar. Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya [5]. Kriteria pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk diubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baik media itu. Kriteria di atas lebih diperuntukkan bagi media konvensional. Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif [6]. Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa tidak perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognitif, kriteria yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media di mana media harus mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang harus dipelajari. Untuk menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar, sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu. Dengan Kemajuan teknologi, khususnya di bidang komputer, telah banyak dimunculkan alat-alat media pembelajaran khususnya fisika seperti yang dihadirkan oleh Pustekkom dan Leybold yang dikenal dengan program multimedia. Program multimedia adalah media pembelajaran yang berbasis komputer. Media ini menggabungkan dan mensinergikan semua media yang terdiri dari teks, grafis, foto, video, animasi, musik, narasi, dan interaktivitas yang diprogram berdasarkan teori pembelajaran. Program ini sering juga disebut sebagai CAI (Computer-Assisted Instruction), CAL (Computer-Assisted Learning), dan sejumlah sebutan lainnya. Pustekkom telah mengembangkan dan memproduksi program multimedia sejak tahun Program tersebut antara lain ditujukan untuk siswa SMU, SMK, dan Pendidikan Prasekolah Simulasi dan Virtual Labs Lab virtual atau sering disebut Simulasi komputer untuk menyajikan fenomena alam memegang peranan penting di dalam proses pembelajaran sains. Apalagi jika dalam proses pembelajaran menggunakan media komputer untuk membantu mencapai suatu pemahaman lebih dalam pada pokok bahasan yang sedang disajikan. Tidak bisa dipungkiri bahwa simulasi komputer belum banyak digunakan oleh kebanyakan dari para dosen dan instruktur di Indonesia. Hal ini terkait dengan fakta bahwa para dosen masih enggan untuk menggunakan suatu teknologi yang mereka tidak secara penuh memahaminya. Untuk itu diperlukan software yang dapat membantu para guru sains dalam mengembangkan simulasi komputer sebagai media pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan yang mereka sampaikan. Software ini adalah suatu solusi yang baik dalam membantu para dosen untuk menciptakan simulasi komputer. Beberapa kajian sudah menemukan bahwa dengan menciptakan suatu simulasi, banyak para dosen dan mahasiswa mendapatkan suatu perspektif yang

7 J. Pijar MIPA Vol. III No. 1, Maret 2006 : baru menyangkut peristiwa alam yang mereka berusaha untuk menjelaskan/memahaminya. ini bisa disambungkan ke program lain bahkan internet. Untuk itu perlu dibuat Hyperlink dari powerpoint ke program 2.3. Hyperlink dengan Microsoft Powerpoint 2007 Microsoft Powerpoint 2007 adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office dengan sendirinya program ini akan terinstal. Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk membuat presentasi namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat program pembelajaran sains. Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik. Keuntungan lainnya adalah bahwa program lain, misalnya PHET, osiloskop dan kalkulator. Langkah pembuatan hyuperlink adalah dengan memilih objek yang akan di link ke program lain atau internet. Sesudah memilih objek lalu mengklik menu insert dan kemudian mengklik menu hyperlink maka akan muncul dialog box dan kemudian ditulis alamat yang dituju misalnya sebuah file atau sebuah situs web dan kemudian mengklik OK maka objek itu akan tersambung ke alamat yang ditulis. Cara yang kedua adalah melalui menu slide show dan kemudian menekan action settings, sesudah itu akan muncul dialog box. Dengan mengisikan alamat dan mengklik OK maka objek akan tersambung ke alamat yang diinginkan.

8 Chemical and Physical Properties of Wax Esters Synthesized... (Erin Ryantin Gunawan) III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penelitian adalah merancang dan menciptakan CD pembelajaran berupa simulasi fisika dan Virtual Labs. Manfaat Penelitian adalah tersedianya media pembelajaran fisika berupa simulasi fenomena-fenomena fisika dan laboratorium maya (virtual) yang dapat digunakan di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi. IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen yang dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP Universitas Mataram. Penelitian akan merancang dan membuat CD pembelajaran yang berisikan simulasi fisika dan virtual labs meliputi materi mekanika, listrik magnet dan getaran dan gelombang, optik, thermodinamika, dan radioaktivitas. Pembuatan media pembelajaran dilaksanakan beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap persiapan, tahap kedua adalah tahap studi pustaka meliputi kajian teoritis dan temuan-temuan yang sudah dilakukan oleh pihak lain. Tahap ketiga adalah identifikasi materi, dan merancang tampilan utama simulasi. Tahap keempat adalah pembuatan materi-materi simulasi dan virtual labs. Tahap kelima adalah pembuatan program link untuk menyatukan seluruh program simulasi yang telah dibuat, Tahap keenam adalah produksi simulasi dalam bentuk CD, tahap ketujuh adalah mensosialisasikan hasil penelitian melalui kegiatan seminar, dan terakhir / tahap kedelapan adalah penulisan laporan penelitian dan publikasi ke jurnal. V. HASIL DAN PEMBAHASAN program osiloskop dan hasilnya seperti pada Gambar 12 dan 13. Jika menu program Kalkulator diaktifkan, maka Microsoft Powerpoint melakukan hyperlink terhadap file eksekusi dari program kalkulator dan hasilnya seperti pada gambar Pembahasan Program-program pada menu utama dapat berjalan dengan baik pada komputer-komputer dengan basis operasi Grafis seperti Windows XP. Untuk memahami secara lebih mendalam, para siswa dan mahasiswa diharapkan sudah mempelajari menu-menu program yang ditulis dalam bahasa Inggris. Uji coba Program PHET pada beberapa sampel siswa dan mahasiswa, memberikan kesan yang positif, menarik dan menghibur (fun) dan membantu penjelasan secara mendalam tentang suatu fenomena alam Hasil Penelitian Hasil penelitian ini berupa CD media pembelajaran fisika yang dijalankan menggunakan hyperlink Microsoft Powerpoint 2007 dengan program PHET, Osiloskop dan Kalkulator.Tampilan menu program seperti pada Gambar 1. Jika menu program PHET dipilih, maka Microsoft Powerpoint 2007 akan memanggil program PHET dan beberapa tampilannya adalah seperti pada Gambar 2 sampai Gambar 11. Program ini menampilkan Simulasi dan virtual laboratory secara interaktif terhadap pembaca. Jika menu program osiloskop diaktifkan, maka Microsoft Powerpoint melakukan hyperlink terhadap file eksekusi dari Program Osiloskop menampilkan 2 jenis sinyal dalam 2 channel yang dapat dijalankan secara bersamaan. Program ini juga dilengkapi dengan kemampuannya untuk menganalisis frekuensi audio. Program kalkulator Khi3, tidak seperti kalkulator biasa. Kemampuan Khi3 disamping sebagai alat hitung, juga dapat menampilkan Astronomi, geometri, analisis grafik, currency mata uang dan juga permainan (Games).

9 J. Pijar MIPA Vol. III No. 1, Maret 2006 : VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Compact Disc Untuk Menampilkan Simulasi Dan Virtual Labs Besaran- Besaran Fisika telah berhasil dilakukan. Program pengendalinya adalah Microsoft Powerpoint 2007 yang dihubungkan (hyperlink) dengan program PHET (Physics Education Technology), Oscilloscope dan Kalkulator Khi3. Program link berjalan sukses dengan kualitas yang sangat baik. 6.2 Saran Penelitian ini dapat dikembangkan lagi, khususnya pada program pengendali dan program link yang lain. Bagi yang senang dan memahami bahasa programming, Microsoft Powerpoint 2007 dapat diganti dengan bahasa pemrograman seperti Delphi atau Java, sedangkan programprogram link dapat dibuat sendiri sesuai kebutuhan menggunakan Delphi atau EJS (Easy Java Simulation). DAFTAR PUSTAKA [1].Harjono, Ahmad., 2006, Kajian teoritis integrasi strategi Advance organizer dengan model pembelajaran kooperatif struktur think-pair-share, Jurnal Ilmu Pendidikan, Mataram. [2].Richert,G Physics Simulation and Virtual Labs applets.html diakses 12 Juni 2007 [3].Jamaluddin, 2006, Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik Dengan Strategi Pengajaran Model CLIS Di Program Studi S-1 Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Mataram, Jurnal Ilmu Pendidikan, Mataram. [4]. Bovee, 1997, Media Pembelajaran, papers/oudatedaena.doc diakses 12 Juni [5]. Hubbard, 1983, Media Pembelajaran, diakses 12 Juni [6]. Thorn, 1995, Multimedia interaktif, papers/oudatedaena.doc diakses 12 Juni [7].Taufik, Muhammad, 2006, Pembuatan Media Pembelajaran Osiloskop Pada komputer Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi, Jurnal Ilmu Pendidikan, Mataram.

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS COMPACT DISC UNTUK MENAMPILKAN SIMULASI DAN VIRTUAL LABS BESARAN-BESARAN FISIKA

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS COMPACT DISC UNTUK MENAMPILKAN SIMULASI DAN VIRTUAL LABS BESARAN-BESARAN FISIKA J. Pijar MIPA, Vol. III No.1, Maret 2008 : 23-29. ISSN 1907-1744 PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS COMPACT DISC UNTUK MENAMPILKAN SIMULASI DAN VIRTUAL LABS BESARAN-BESARAN FISIKA Muhammad Taufik Program

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab III Pelaksanaan Penelitian Bab III Pelaksanaan Penelitian Untuk menentukan jenis korosi, laju korosi dan inhibitor yang sesuai pada korosi material runner turbin di lingkungan PLTA Saguling, dilakukan pengukuran dan pengujian laboratorium

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kajian mengenai korosi dan inhibisi korosi pada logam Cu-37Zn dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 dan NaCl (komposisi larutan uji, tiruan larutan uji di lapangan) melalui penentuan laju

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Korosi Korosi berasal dari bahasa latin corrous yang berarti menggerogoti. Korosi didefinisikan sebagai berkurangnya kualitas suatu material (biasanya berupa logam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metode Penelitian Adapun langkah-langkah pengerjaan dalam penelitian ini adalah pertama mengambil sampel baja karbon dari pabrik tekstil yang merupakan bagian dari pipa

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU, ION KLORIDA DAN ION SULFIDA PADA KOROSI Cu-37Zn DALAM MEDIUM NETRAL

PENGARUH SUHU, ION KLORIDA DAN ION SULFIDA PADA KOROSI Cu-37Zn DALAM MEDIUM NETRAL PENGARUH SUHU, ION KLORIDA DAN ION SULFIDA PADA KOROSI Cu-37Zn DALAM MEDIUM NETRAL TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh EKA JUNAIDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan 28 BAB III METODE PENELITIAN III. 1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Korosi Korosi berasal dari bahasa Latin corrous yang berarti menggerogoti. Korosi didefinisikan sebagai berkurangnya kualitas suatu material (biasanya berupa logam

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl

BAB III METODELOGI PENELITIAN. korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl 25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tanin sebagai inhibitor korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl

Lebih terperinci

) benzotriazol dan sistein berturut-turut adalah 18,53 dan 23,03 kj/mol. Kata kunci : Inhibitor, EIS, Benzotriazol, Sistein

) benzotriazol dan sistein berturut-turut adalah 18,53 dan 23,03 kj/mol. Kata kunci : Inhibitor, EIS, Benzotriazol, Sistein J. Pijar MIPA Vol. V o.1 Maret : 1-5 ISS 1907-1744 EFISIESI IHIBITOR PADA KOROSI Cu-37Zn Eka Junaidi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram Jln. Majapahit o. 62 Mataram Abstrak : Salah

Lebih terperinci

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida Diah Riski Gusti, S.Si, M.Si, jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi Abstrak Telah dilakukan penelitian laju korosi baja dalam

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Pengukuran laju korosi logam tembaga dilakukan dengan menggunakan tiga metode pengukuran dalam larutan aqua regia pada ph yaitu 1,79; 2,89; 4,72 dan 6,80. Pengukuran pada berbagai

Lebih terperinci

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2 Bab IV Pembahasan Atom seng (Zn) memiliki kemampuan memberi elektron lebih besar dibandingkan atom tembaga (Cu). Jika menempatkan lempeng tembaga dan lempeng seng pada larutan elektrolit kemudian dihubungkan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN INTERAKTIF BAHASA DENGAN MEDIA KOMPUTER

PEMBELAJARAN INTERAKTIF BAHASA DENGAN MEDIA KOMPUTER PEMBELAJARAN INTERAKTIF BAHASA DENGAN MEDIA KOMPUTER Risnovita Sari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Media pembelajaran interaktif adalah sebuah media yang dibuat guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV. 1 Analisis Hasil Pengujian Metalografi dan Spektrometri Sampel Baja Karbon Dari hasil uji material pipa pengalir hard water (Lampiran A.1), pipa tersebut terbuat dari baja

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA

Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA Laporan Tugas Akhir PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR ORGANIK SARANG SEMUT TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN HCL 0.5M DAN H 2 SO 4 Saudah 2710100113 Dosen Pembimbing Prof. Dr.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus 2015. Ekstraksi hemin dan konversinya menjadi protoporfirin dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Praktikum Skala-Kecil Seperti kita ketahui bahwa tidak mungkin mengukur potensial elektroda mutlak tanpa membandingkannya terhadap elektroda pembanding. Idealnya elektroda

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Laju Korosi Baja Karbon Pengujian analisis dilakukan untuk mengetahui prilaku korosi dan laju korosi baja karbon dalam suatu larutan. Pengujian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. IV.1 Media uji dan kondisi pertambangan minyak bumi. Media yang digunakan pada pengukuran laju korosi baja karbon dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. IV.1 Media uji dan kondisi pertambangan minyak bumi. Media yang digunakan pada pengukuran laju korosi baja karbon dan 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Media uji dan kondisi pertambangan minyak bumi Media yang digunakan pada pengukuran laju korosi baja karbon dan potensial inhibisi dari senyawa metenamina adalah larutan

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S Oleh : Agus Solehudin Dipresentasikan pada : Seminar Nasional VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Diselenggarakan

Lebih terperinci

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. Hartono Program Diploma III Teknik Perkapala, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRACT One of the usage

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji potensi inhibisi produk dari kitosan yang berasal dari cangkang rajungan sebagai inhibitor korosi baja karbon dalam

Lebih terperinci

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA Nama : M.Isa Ansyori Fajri NIM : 03121003003 Shift : Selasa Pagi Kelompok : 3 PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA Korosi

Lebih terperinci

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP Pengaruh Variasi Bentuk dan Ukuran Scratch Polyethylene Wrap Terhadap Proteksi Katodik Anoda Tumbal Al-Alloy pada Baja AISI 1045 di Lingkungan Air Laut Moch. Novian Dermantoro NRP. 2708100080 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Kurva Pertumbuhan Bakteri Pertumbuhan bakteri (SRB) dalam medium B.Lewis (komposisi disajikan pada Tabel III.2 ) dengan perbandingan volume medium terhadap volume inokulum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi tanaman rempah andaliman sebagai inhibitor korosi baja pada kondisi yang sesuai dengan pipa sumur minyak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan februari sampai Agustus 2015 di Laboratorium Kimia Material dan Hayati FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang

BAB III METODE PENELITIAN. diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Garis besar penelitian ini adalah pengujian potensi senyawa azo yang diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya. Salah satu bahan tambang yang banyak fungsinya yaitu batu bara, misalnya untuk produksi besi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari senyawa tanin sebagai produk dari ekstraksi kulit kayu akasia (Acacia mangium)

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Korosi Dosen pengampu: Drs. Drs. Ranto.H.S., MT. Disusun oleh : Deny Prabowo K2513016 PROGRAM

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto. Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto III Non Reguler JURUSAN ANALISA FARMASI DAN MAKANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aspek

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aspek BAB III METDE PEELITIA 3.1 Desain Penelitian Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aspek sintesis imidazolin, metilasi imidazolin menjadi imidazolinium (sebagai zat inhibitor),

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman Buah Jeruk dan Mangga

Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman Buah Jeruk dan Mangga Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 42 Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman Buah Jeruk dan Mangga Hana Kholida 1, Pujayanto 2 1,2 Prodi Pendidikan Fisika, Jurusan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Surfaktan Gemini 12-2-12 Sintesis surfaktan gemini dilakukan dengan metode konvensional, yaitu dengan metode termal. Reaksi yang terjadi adalah reaksi substitusi bimolekular

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7] BAB II DASAR TEORI 2.1 BAJA Baja merupakan material yang paling banyak digunakan karena relatif murah dan mudah dibentuk. Pada penelitian ini material yang digunakan adalah baja dengan jenis baja karbon

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Pembuatan Larutan CuSO 4 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

1. Jenis kristal ion 2. Elektrolit zat padat 3. Pengukuran konduktifitas 4. Aplikasi elektrolit zat padat

1. Jenis kristal ion 2. Elektrolit zat padat 3. Pengukuran konduktifitas 4. Aplikasi elektrolit zat padat 1. Jenis kristal ion 2. Elektrolit zat padat 3. Pengukuran konduktifitas 4. Aplikasi elektrolit zat padat Alkali halida Dalam alkali halida (mis. NaCl), kation lebih mobil drpd anion. Ion Na + dapat berpindah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam hal multimedia berkembang dengan pesat seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia banyak digunakan sebagai

Lebih terperinci

Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan

Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan Bambang Santosa dan Martijanti Syamsa Jurusan Teknik Mesin, Universitas Jenderal Achmad Yani, Bandung Email: martijanti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA Dadan Sumiarsa 1, Yayat Dhahiyat 2, dan Sunardi 3 1. Lab. Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah mengekstrak polipeptida dari ampas kecap melalui cara pengendapan dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga skripsi yang disusun sebagai

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga skripsi yang disusun sebagai KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga skripsi yang disusun sebagai laporan hasil penelitian yang telah dilakukan yang berjudul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Uji Korosi Dari pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil berupa data hasil perhitungan weight loss, laju korosi dan efisiensi inhibitor dalam Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru, indikator kompetensi pedagogik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina

Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina Jurnal Gradien Vol.3 No.1 Januari 2007 : 231-236 Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina Samsul Bahri Program Studi Teknik

Lebih terperinci

DEA JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS

DEA JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH AGITASI DAN PENAMBAHAN KONSENTRASI INHIBITOR SARANG SEMUT (MYRMECODIA PENDANS) TERHADAP LAJU KOROSI BAJA API 5L GRADE B DI MEDIA LARUTAN 1M HCl Disusun oleh : Dinar

Lebih terperinci

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36 Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36 Gurum AP. Ayu SA, Dita Rahmayanti, dan Nindy EM. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung. Jl Prof. Dr. Sumantri

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3

PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3 Tugas Akhir PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3 Oleh: Ahmad Hijazi 1106 100 018 Pembimbing: Drs. Suminar Pratapa, M.Sc., ph.d. JURUSAN FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah seperti yang tercantum dalam Gambar III-1. Studi pustaka dan jurnal

Penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah seperti yang tercantum dalam Gambar III-1. Studi pustaka dan jurnal Bab III Metodologi Penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah seperti yang tercantum dalam Gambar III-1. Studi pustaka dan jurnal Penyusunan materi korosi Pengukuran laju korosi Penyusunan soal-soal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa disadari begitu dekat dengan kehidupan kita, misalnya paku berkarat, tiang listrik berkarat,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA 30 BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Polarisasi Potensiodinamik 4.1.1 Data Laju Korosi (Corrosion Rate) Pengujian polarisasi potensiodinamik dilakukan berdasarkan analisa tafel dan memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga November 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Korosi Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan logam atau berkarat. Korosi adalah terjadinya perusakan material (khususnya logam)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3].

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3]. STUDI PERFORMANCE BATERE AIR LAUT YANG MENGGUNAKAN ELEKTRODA KARBON AKTIF UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK Warih Budisantoso Program Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : wareh_pl@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga Siti Elin Huriyati, Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Antonijevic, M.M., Petrovic, M.B (2008), Copper Corrosion Inhibitors. A review, Int. J. Electrochem. Sci, 3, 1-28

DAFTAR PUSTAKA. Antonijevic, M.M., Petrovic, M.B (2008), Copper Corrosion Inhibitors. A review, Int. J. Electrochem. Sci, 3, 1-28 DAFTAR PUSTAKA Al Kharafi, F.M., Abdullah, A.M., Ghayad, I.M., Ateya, B.G., (2007), Effect of sulfide pollution on the stability of the protective film of benzotriazole on copper, Applied Surface Science,

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran

Lebih terperinci

Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode. Oleh : Fahmi Endariyadi

Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode. Oleh : Fahmi Endariyadi Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode Oleh : Fahmi Endariyadi 20408326 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber kerusakan terbesar pada pelat kapal laut adalah karena korosi

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970

PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970 TUGAS AKHIR MM091381 PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan, ST., M.Sc Oleh : Inti Sari Puspita Dewi (2707 100 052) Latar

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Allium sativum L., bawang putih, EIS, inhibitor korosi, polarisasi, Tafel

ABSTRAK. Kata kunci: Allium sativum L., bawang putih, EIS, inhibitor korosi, polarisasi, Tafel ABSTRAK Pada pertambangan minyak bumi, minyak mentah yang dihasilkan masih bercampur dengan garam-garam anorganik dan gas yang bersifat asam. Campuran material tersebut jika bercampur dengan air akan menjadi

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi fosil seperti batu bara, bensin dan gas secara terusmenerus menyebabkan persediaan bahan bakar fosil menjadi menipis. Kecenderungan ini telah mendorong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia telah banyak memanfaatkan logam untuk berbagai keperluan di dalam hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah logam dengan korosifnya, namun juga mendapatkan

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda Teknik elektrometri telah dikenal luas sebagai salah satu jenis teknik analisis. Jenis teknik elektrometri yang sering digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang sangat berperan dalam berbagai industri. Air pendingin dalam cooling tower system didistribusikan

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 4, No. 02, Juli Tahun 2016 Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng

Lebih terperinci