MENTORING ISLAM SEBAGAI KONSELING SEBAYA UNTUK TAHAP AWAL BERADAPTASI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
|
|
- Iwan Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENTORING ISLAM SEBAGAI KONSELING SEBAYA UNTUK TAHAP AWAL BERADAPTASI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO Dea Asri Oktiarini ¹ Nur Aini Zulfa 2 ¹ Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 2 Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jl Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto oktiarini.dea@gmail.com 2 nuafa.aini@gmail.com ABSTRAK Konseling sebaya merupakan suatu bagian dari komunikasi interpersonal dimana seorang konseli dapat lebih leluasa untuk menceritakan masalah kepada konselor yang secara usia dan status tidak jauh berbeda. Universitas Muhammadiyah Purwokerto memiliki program berupa mentoring yang didesain sebagai bentuk konseling sebaya. Tidak hanya memberikan bimbingan agama, tetapi juga menjadi tempat berdiskusi untuk mendapatkan solusi dalam permasalahan di dunia perkuliahan. Seperti permasalahan adaptasi lingkungan perkuliahan yang dialami oleh mahasiswa baru. Adaptasi pada mahasiswa baru dimulai dengan tahap awal interaksi yang terus menerus dengan diri sendiri, tubuh, perilaku, pemikiran dan perasaan, dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitar kampus. Mentoring dilaksanakan setiap satu minggu sekali, dan memiliki materi yang berbeda setiap minggunya. Didalam mentoring terdiri dari mentor sebagai pembimbing dan mentee sebagai subyek yang dibimbing. Mentor menjadi seorang fasilitator yang membantu mentee untuk mengembangkan diri. Mentor juga berperan andil dalam memberikan informasi tentang dunia perkuliahan baik secara kurikulum dan iklim kampus kepada mentee yaitu mahasiswa baru. Kata Kunci: Konseling Sebaya, Mentoring, Adaptasi Diri. ABSTRACT Peer counseling is a part of interpersonal communication in which a counselee can be more free to tell the matter to the counselor that age and status are not much different. Muhammadiyah University of Purwokerto has the form of mentoring program is designed as a form of peer counseling. Not only provides religious guidance, but also a place to discuss and find solutions to problems in the world of college. As environmental adaptation problems experienced by college freshmen. Adaptation to the new students starting with the early stages of continuous interaction with ourselves, body, behavior, thoughts and feelings, with others and with the environment around the campus. Mentoring takes place every single week, and have different material each week. In mentoring consists of a mentor as a mentor and mentee as subjects who guided. Mentor become a facilitator who helps the mentee to develop themselves. Mentor also play a part in providing information about the world lecturing both curriculum and campus climate to the mentee that new students. Keywords: Peer Counseling, Mentoring, Adaptation Self.
2 PENDAHULUAN Pendidikan di indonesia memiliki beberapa tingkatan mulai dari pendidikan usia dini, sekolah dasar, sekolah mengengah pertama, dan sekolah menengah atas. Sistem pendidikan dari pendidikan usia dini sampai sekolah menengah atas tidak jauh berbeda, sesuai dengan peraturan yang sudah di tetapkan. Namun berbeda dengan sistem yang ada di universitas atau taraf pendidikan tinggi. Sistem yang ada di universitas berbeda jauh dengan yang ada di pendidikan dasar dan menengah. Mahasiswa memiliki kebebasan yang lebih, mereka tidak terikat dengan pakaian dan jam perkuliahan. Perbedaan ini membuat mahasiswa baru yang masuk ke universitas memiliki kesulitan untuk beradaptasi. Mulai dari adaptasi lingkungan sekitar kampus, adaptasi dengan dosen, adaptasi dengan teman dan adaptasi dengan peraturan yang ada di kampus. Mahasiswa yang memiliki kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan maupun sistem perkulihan, akan menimbulkan masalah pada proses perkuliahan. Karena mahasiswa baru tidak memiliki gambaran yang tepat mengenai apa, siapa, dan bagaimana tugas seorang mahasiswa. Salah satu hal yang dapat membantu mahasiswa baru untuk mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan maupun sistem perkuliahan adalah dengan konseling sebaya. Carr (Wardani & Trisnani, 2015) mengemukakan Basically peer counseling is a way for students to learn how to care about others and put their caring into practice. Konsep dasar konseling sebaya adalah salah satu cara bagi remaja untuk belajar bagaimana memperhatikan dan membantu remaja lain, sehingga dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Universitas Muhammadiyah Purwokerto adalah universitas yang memiliki visi Unggul Modern dan Islami. Perwujutan dari Islami yaitu adanya kelompok mentoring atau bimbingan belajar Islam secara berkelompok dikhususkan untuk mahasiswa baru. Mentoring bukan hanya membahas tentang agama, tetapi juga menjadi sarana pengenalan kehidupan kampus. Pengenalan kehidupan kampus dalam mentoring merupakan salah satu bentuk kegiatan konseling sebaya. Dalam mentoring terdapat 1 pembimbing atau yang disebut sebagai mentor, yang mendampingi mahasiswa baru yang di sebut sebagai mentee. Mentoring mampu menjadi kegiatan konseling sebaya karena, mentee dapat bertanya dan bercerita dengan nyaman, kepada mentor yang secara umur mereka tidak terpaut jauh. Konseling sebaya merupakan sarana untuk membagi informasi dan membantu mencari solusi setiap masalah yang di alami anggota mentoring. Perintah untuk saling membantu atau
3 tolong menolong juga terdapat pada ajaran Agama Islam yaitu yang terdapat dalam surat Al- Maidah ayat 2 yang berbunyi: Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya (QS Al-Maidah:2) TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Konseling Menurut Shertzer dan Stone (Afsari, Saepulloh, & Marlina, 2016) konseling adalah salah satu cara untuk menolong individu melalui kegiatan interaksi pribadi antara konselor dan konseli sehingga konseli mampu memahami diri dan lingkungan konseli, serta mampu membuat keputusan dan membuat tujuan berdasarkan nilai yang diyakini konseli sehingga konseli lebih merasa bahagia dan perilakunya lebih efektif. Sedangkan Gladding (Wardani & Trisnani, 2015), mengemukakan konseling sebagai suatu aktivitas yang bersifat profesional dan berjangka waktu yang pendek, memilki ciri khas komunikasi interpersonal, dengan usaha dan bantuan psikologis kepada individu yang sehat mental agar mampu mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan proses perkembangan dan situasi kehidupan konseli. Jadi, dapat disimpulkan bahwa konseling adalah kegiatan yang bersifat komunikasi efektif oleh konselor dan konseli, untuk membantu konseli dalam mencari solusi yang tepat atas masalah yang sedang dialami oleh konseli, sehingga konseli dapat melanjutkan kehidupan dengan merasa lebih bahagia dan bermakna. 2. Pengertian Konseling Sebaya Menurut Tindall dan Gray (Noviza, 2011), konseling teman sebaya adalah aktifitas membantu secara interpersonal yang dilakukan oleh individu non-profesional. Tindall & Gray (Noviza, 2011), juga berpendapat bahwa konseling teman sebaya adalah hubungan yang membantu seseorang dengan metode individual (one-to-one helping relationship),
4 kepemimpinan kelompok, kepemimpinan diskusi, pemberian pertimbangan, tutorial, dan semua aktivitas interpersonal manusia untuk membantu atau menolong. Sedangkan Kan (Noviza, 2011), berpendapat Peer counseling is the use problem solving skills and active listening, to support people who are our peers. Kan membedakan antara konseling teman sebaya dengan dukungan teman sebaya (peer support). Menurut Kan peer support lebih bersifat umum (bantuan informal; saran umum dan nasehat diberikan oleh dan untuk teman sebaya); sementara peer counseling merupakan suatu metode yang terstruktur. Dapat disimpulkan, konseling sebaya adalah kegiatan komunikasi interpersonal oleh teman sebaya untuk memberikan bantuan pemecahan masalah dan menyemangati individu untuk mencapai keadaan dan perasaan yang lebih baik. 3. Adaptasi Menurut Calhoun (Kumalasari & Ahyani, 2012), mendefinisikan penyesuaian diri adalah interaksi yang terus menerus dengan diri sendiri, tubuh, perilaku, pemikiran dan perasaan, dengan orang lain dan dengan lingkungan. Sedangkan menurut Kartono (Kumalasari & Ahyani, 2012), penyesuaian diri merupakan usaha untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungan, sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan, perbedaan dan respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang tepat bisa diatasi dengan baik. Aspek-aspek Penyesuaian Diri Schneiders (Handono & Bashori, 2013), menyatakan bahwa penyesuaian diri memiliki empat aspek, yaitu: a. Adaptation, artinya penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan seseorang dalam beradaptasi. Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik, berarti memiliki hubungan yang memuaskan dengan lingkungannya. Penyesuaian diri dalam hal ini diartikan dalam konotasi fisik. b. Comformity, artinya seseorang dikatakan mempunyai penyesuaian diri baik bila memenuhi kriteria osial dan hati nuraninya. c. Mastery, artinya orang yang mempunyai penyesuaian diri baik mempunyai kemampuan membuat rencana dan mengorganisasikan suatu respons diri sehingga dapat menyusun dan menanggapi segala masalah dengan efisien.
5 d. Individual variation, artinya ada perbedaan individual pada perilaku dan responsnya dalam menanggapi masalah. PEMBAHASAN Mahasiswa baru pada umumnya belum memahami tentang dunia perkuliahan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto memiliki program mentoring sebagai bimbingan agama, namun bukan hanya sebagai ajang dakwah tetapi juga sebagai tempat konseling baik mengenai urusan agama ataupun duniawi. Mentoring terdiri dari 1 pembimbing atau yang sering di sebut mentor, yang mendampingi mahasiswa baru yang di sebut sebagai mentee. Mentoring ini dilaksanakan setiap satu minggu sekali, dan memiliki materi yang berbeda setiap minggunya. Mentor bukan merupakan seseorang yang menggurui, namun seorang fasilitator yang membantu mentee untuk mengembangkan diri. Selain mentor juga berperan andil dalam memberikan informasi tentang dunia perkuliahan baik secara kurikulum dan iklim kampus. Mentor yang juga seorang mahasiswa akan memberikan kesan kepada mentee untuk bisa lebih dekat karena memiliki status yang sama yaitu sebagai mahasiswa. Dimana sama-sama memiliki permasalahan yang tidak jauh berbeda dan bisa diselesaikan dengan solusi yang samasama satu pemikiran. Dalam mentoring banyak peluang untuk saling tolong-menolong antara mentee-mentee dan mentor, ketika satu mentee memiliki masalah maka mentee yang lain juga memberikan kontribusi solusi yang baik. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 2, yaitu: Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya (QS. Al-Maidah: 2) Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap manusia harus saling tolong-menolong dalam kebaikan, seperti konseling sebaya yang merupakan perwujudan dari tolong-menolong yang baik.
6 Karena, ketika seorang konseli menceritakan permasalahan yang dialami kepada konselor, seorang konselor dapat memberikan perhatian kepada konseli, perhatian itu merupakan hal yang baik yaitu membantu konseli untuk merasa lebih tenang, ringan, karena sudah mampu menceritakan permasalahan yang dihadapi. Ketika konselor membantu menemukan solusi yang baik, hal itu juga merupakan sebuah bantuan yang dapat menyelesaikan masalah konseli. Selain itu di dalam mentoring merupakan kegiatan keagamaan yang baik dan menjadikan lingkungan bergaul lebih kondusif, positif dan islami. Sebagaimana pergaulan yang baik juga mempengaruhi individu didalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda mengenai pentingnya lingkungan yang baik, yaitu: Artinya: Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap. (HR. Bukhari No.5534 dan Muslim No.2628) Artinya: Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman. (HR Abu Dawud no dan at-tirmidzi no. 2378) Sesuai dengan hadits diatas, berteman dengan orang yang baik maka akan tertular menjadi baik. Dalam mentoring, untuk menjadi seorang mentor harus melewati prosedur, dimana seseorang yang terpilih menjadi mentor merupakan orang-orang yang memiliki kapabilitas dalam segi keagamaan, perkuliahan, dan pergaulan yang baik. Ketika seorang mentee memasuki dunia perkuliahan dan didampingi oleh mentor yang sudah memiliki kapabilitas dalam segi keagamaan, perkuliahan, dan pergaulan, maka seorang mentee juga memiliki gambaran nyata dari mentor sendiri.
7 Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tindall & Gray (Noviza, 2011) yang menunjukkan bahwa sebagian besar layanan yang diberikan melalui konseling teman sebaya tingkat suksesnya lebih tinggi. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Miller (Noviza, 2011) mendapatkan hasil bahwa konseli yang mengikuti konseling sebaya mampu melakukan identifikasi diri dengan teman sebaya, dan konseli menganggap bahwa konselor sebaya memiliki kemauan membangun jembatan komunikasi. Langkah-langkah konseling sebaya dalam mentoring: a. Persiapan : Mentor dan mentee mempersiapkan waktu dan tempat pertemuan yang sesuai setiap satu minggu sekali. b. Sesi Diskusi I : mengenai aktivitas yang dijalani selama satu minggu. c. Sesi Diskusi II : mengungkapkan permasalahan yang dialami setiap anggota mentoring. d. Sesi Diskusi III : membahas sekaligus mencari solusi yang tepat. e. Materi : pemberian materi keislaman yang mendasar pada Al-Qur an surat Al- Maidah ayat 2 mengenai tolong menolong yang baik. f. Penutup : evaluasi kegiatan mentoring dan perencanaan pertemuan berikutnya. Mentoring Islam sebagai bentuk konseling sebaya yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto dapat memberikan dampak yang baik untuk mahasiswa baru dalam beradaptasi dengan lingkungan kampus. KESIMPULAN Mentoring merupakan kegiatan positif bukan hanya untuk berdakwah, mentoring juga bermanfaat untuk konseling sebaya sebagai sarana untuk tolong menolong, membagi informasi, dan memberikan gambaran bagaimana seorang mahasiswa seharusnya. Sehingga seorang mahasiswa baru dapat beradaptasi dengan baik dilingkungan kampus maupun lingkungan sekitar kampus.
8 DAFTAR PUSTAKA Afsari, N. H., Saepulloh, C., & Marlina, E. (2016). Hubungan Antara Konseling Teman Sebaya Dengan Keterampilan Pengambilan Keputusan Remaja Dalam Mengindari Perilaku Seks Bebas. Lentera, 28, (1), Handono, O. T., & Bashori, K. (2013). Hubungan Antara Penyesuaian Diri dan Dukungan Sosial Terhadap Stres Lingkungan pada Ssantri Baru. Empathy, 1, (2), Kumalasari, F., & Ahyani, L. N. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, 1, (1), Noviza, N. (2011). Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) Suatu Inovasi Layanan Bimbingan Konseling Di Perguruan Tinggi. Wardah, 22, (22), Wardani, S. Y., & Trisnani, R. P. (2015). Konseling Sebaya untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa. Psikopendagogia, 4, (2),
PENDAMPINGAN KELOMPOK KONSELOR SEBAYA DI KOTA BATU
PENDAMPINGAN KELOMPOK KONSELOR SEBAYA DI KOTA BATU Muhammad Shohib 1, Ari Firmanto 2, Wahyu Andhyka Kusuma 3, Gita Indah Martasari 4 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 3,4 Jurusan Teknik
Lebih terperinci2014 EFEKTIVITAS KONSELING TEMAN SEBAYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia terdapat berbagai macam jenis pendidikan, salahsatunya pendidikan di pondok pesantren. Secara legalitas dalam pendidikan Nasional, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekstrakurikuler seperti yang ada di sekolah-sekolah umum, tapi merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghafal al-qur an adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan pondok pesantren. Pelajaran menghafal bukanlah pelajaran ekstrakurikuler seperti
Lebih terperinciBernardus Widodo, S.Pd.,M.Pd
Bernardus Widodo, S.Pd.,M.Pd A. Pendahuluan Dalam perkembangannya, individu tidak dapat terlepas dari hubungannya dengan kelompok sosial lainnya, misalnya kelompok teman sebaya. Lingkungan/kelompok ini
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN
90 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Analisis implementasi bimbingan sosial pada lansia di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang Bimbingan sosial dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan
Lebih terperinciMANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Astrini Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No 45, Kemanggisan, Palmerah,
Lebih terperinciKonseling Sebaya untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa
PSIKOPEDAGOGIA 2015 Universitas Ahmad Dahlan 2015. Vol. 4, No.2 ISSN: 2301-6167 Konseling Sebaya untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa Silvia Yula Wardani IKIP PGRI Madiun Jl. Setia Budi No.85, Kartoharjo,
Lebih terperinciBimbingan dan Konseling Kelompok adalah salah satu bentuk teknik bimbingan Merupakan layanan bimbing terhadap individu melalui setting kelompok
EVA IMANIA ELIASA, M.Pd Bimbingan dan Konseling Kelompok adalah salah satu bentuk teknik bimbingan Merupakan layanan bimbing terhadap individu melalui setting kelompok Sasaran BK Kelompok adalah konseli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Begitu pula dengan mahasiswa yang baru menjalani proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu dengan masalah, dan tanpa disadari pula berulang kali individu menemukan jalan keluar
Lebih terperinciKETERAMPILAN MEMBERI RESPON KONSELOR SEBAYA BERKARAKTER MELALUI STRATEGI BMB3 DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KETERAMPILAN MEMBERI RESPON KONSELOR SEBAYA BERKARAKTER MELALUI STRATEGI BMB3 DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Rosmala Dewi, Universitas Negeri Medan ros_dw@yahoo.com Rahmulyani, Universitas Negeri Medan Rahmulyani@yahoo.co.id
Lebih terperinciKONSELING TEMAN SEBAYA (PEER COUNSELING) UNTUK MEREDUKSI KECANDUAN GAME ONLINE. Hardi Prasetiawan *)
KONSELING TEMAN SEBAYA (PEER COUNSELING) UNTUK MEREDUKSI KECANDUAN GAME ONLINE Hardi Prasetiawan *) hardi.prasetiawan@bk.uad.ac.id Abstrak Salah satu fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan bimbingan pada dasarnya upaya peserta didik termasuk remaja untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi termasuk masalah penerimaan diri. Bimbingan
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Menulis Esei melalui Peer Review (Penelitian Tindakan Kelas Mahasiswa Kelas A Semester 4 Mata Kuliah Essay Writing Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter bukan hanya dilihat dari prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berikutnya adalah sekolah, gereja, teman sebaya, dan televisi. Suatu survei di tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekitar tahun 1950-an, pengaruh terbesar dalam hidup remaja adalah rumah. Berikutnya adalah sekolah, gereja, teman sebaya, dan televisi. Suatu survei di tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia melewati beberapa fase dalam siklus kehidupannya. Fase kedua dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di mana
Lebih terperinciKeyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students
1 DUKUNGAN SOSIAL GURU BK PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SMK NEGERI 6 PADANG Okta Wilda 1, Rahma Wira Nita 2, Triyono 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen
Lebih terperinciKISAH ANAK MENDAMAIKAN DUA ORANG BERSELISIH LEWAT SMS
KISAH ANAK MENDAMAIKAN DUA ORANG BERSELISIH LEWAT SMS Oleh: Ust. Fariq Gasim Anuz Termasuk hal yang penting dalam pembinaan anak muslim adalah dengan menghindari bersahabat dengan teman-teman yang buruk
Lebih terperinciPENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyesuaian Diri 1. Penyesuaian Diri Seorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikandiri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar yang berdaya guna dimaksudkan untuk mencapai tujuan pengajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama dalam kehidupan manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar. Zakiah Daradjat menyebutkan ada tiga fungsi agama terhadap mereka yang meyakini kebenarannya, yaitu:
Lebih terperinciFILOSOFI, TEORI PENDIDIKAN, KURIKULUM, DAN MODEL PEMBELAJARAN. Teori Kurikulum
FILOSOFI, TEORI PENDIDIKAN, KURIKULUM, DAN MODEL PEMBELAJARAN Filosofi Teori pendidikan Kurikulum Model pembelajaran Perenialisme Esensialisme Pendidikan klasik Subject matter Proses informasi Progressivisme
Lebih terperinciDasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling Oleh Sugiyatno, M.Pd Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY
Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling Oleh Sugiyatno, M.Pd sugiyatno@uny.ac.id Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY Nasehat..? Pasif Reseptif.? Konseling? Teacher Centered Learning Perkembangan Optimum
Lebih terperinciPsikologi Konseling MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Problem Solving Counseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 10 MK 61033 Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog Abstract Modul
Lebih terperinciMASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG. Oleh: Sefriani. Fitria Kasih Yusnetti ABSTRACT
MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG Oleh: Sefriani Fitria Kasih Yusnetti Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The problem in this study is
Lebih terperinciBerkawan dengan Orang Shalih
Berkawan dengan Orang Shalih Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN...
ABSTRACT Research is conducted to find out the image of behavior of self-disclosure on transsexual transvestite in Bandung. Devito (2011) reveals that self-disclosure is a form of communication where someone
Lebih terperinciInterpersonal Communication Skill
Modul ke: 02 Dra. Fakultas FIKOM Interpersonal Communication Skill Pemahaman Diri Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising The Self Dimension IN ORDER TO HAVE CONVERSATION WITH SOMEONE
Lebih terperinciLukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 Lukluk Ibana 1, Pujiastuti
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
Lebih terperinciIntervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi
Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi Konseling Kelompok Salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan tenaga kerja yang ulet dan terampil sehingga dicapailah performa
14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya organisasi yang memiliki sumber daya manusia yang baik akan menjadikan organisasi mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cushway, 2002).
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Sri Mahidar Kanjun SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine the improvement
Lebih terperinciPERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Endrawati * Fitria Kasih** Rahma Wira Nita**
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan informasi dapat diakses dengan sangat cepat tak terkecuali dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dewasa ini begitu pesat, hal ini mengakibatkan informasi dapat diakses dengan sangat cepat tak terkecuali dalam dakwah Islam.
Lebih terperinciBimbingan dan Konseling di Sekolah; Konsepsi Dasar dan Landasan Pelayanan, oleh Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd. Hak Cipta 2014 pada penulis
Bimbingan dan Konseling di Sekolah; Konsepsi Dasar dan Landasan Pelayanan, oleh Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-4462135;
Lebih terperinciABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran peningkatan derajat Resiliency pada remaja penderita kanker di Rumah Sakit X, Jakarta. Merupakan penelitian case study, dengan Resiliency sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus
Lebih terperinciJurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, pp
PENERAPAN LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN BIDANG PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAMPAK PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAMPANG Suudiyah Fadjrin Prof. Dr. H. Muhari Bimbingan Konseling,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI PEER COUNSELING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK
SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial Vol. 2, No. 2, Desember 2015 ISSN 2407-5299 UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI PEER COUNSELING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK Amelia Atika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh semua orang terutama pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat diperlukan oleh semua orang terutama pendidikan yang bersifat formal. Pelaksanaan pendidikan formal pada dasarnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinci2. Faktor pendidikan dan sekolah
BAB IV ANALISIS APLIKASI TERAPI LIFE MAPPING DENGAN PENDEKATAN COGNITIVE BEHAVIOR DALAM MENANGANI SISWI YANG MEMBOLOS DI SMA AL-ISLAM KRIAN SIDOARJO A. Faktor yang menyebabkan siswi sering membolos di
Lebih terperincimengungkapkan gagasan-gagasan matematis secara tulisan atau lisan, menggunakan pendekatan bahasa matematis untuk menyatakan informasi matematis, mengg
ABSTRAK Skripsi dengan judul Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Materi Komposisi Fungsi di MA Al-Hikmah Langkapan
Lebih terperinciABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK Miryam A. Sigarlaki,S.Psi. Penelitian ini mengambil judul suatu penelitian mengenai evaluasi rancangan modul pelatihan mendengarkan aktif helper sebaya pada siswa di SMAN 19 Bandung. Tujuan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digolongkan pada individu yang sedang tumbuh dan berkembang (Yusuf,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah individu yang benar-benar berada dalam kondisi perubahan yang menyeluruh menuju ke arah kesempurnaan, sehingga remaja digolongkan pada individu
Lebih terperinciABSTRACT. Title: The Planning of The Future Orientation Training Module in The Sector of Education for The Grade One Students of SMA X Bandung.
ABSTRACT Cindy Maria 0532010 The Program of Magister Psychology August 2008 Title: The Planning of The Future Orientation Training Module in The Sector of Education for The Grade One Students of SMA X
Lebih terperinciPEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN
Volume 1 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Halaman 62-70 Info Artikel: Diterima21/02/2013 Direvisi25/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 PEROLEHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan disegala bidang ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan program pembangunan nasional yang mana pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan disegala bidang ilmu pengetahuan. Untuk mensukseskan semua program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan matematika dalam pembelajaran mampu meningkatkan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan kita, pendidikan matematika dalam pembelajaran mampu meningkatkan sumber daya manusia, termasuk
Lebih terperinciPELATIHAN PEER COUNSELING PADA REMAJA DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK (PSAA) TUNAS BANGSA PATI
Jurnal Bagimu Negeri, Volume 1 No.1, April 2017 Hlm. 47-56 ISSN Cetak : 2548-8651 ISSN Online : 2548-866X PELATIHAN PEER COUNSELING PADA REMAJA DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK (PSAA) TUNAS BANGSA PATI Edris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madrasah. Pendidikan juga bermakna
Lebih terperinciApakah Boleh Bekerja di Bank Kovensional?
Apakah Boleh Bekerja di Bank Kovensional? ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah 0Terjemah: 0TMuhammad Iqbal A. Gazali 0TEditor:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku agresif seringkali menjadi tajuk utama dalam pemberitaan media baik media cetak maupun media elektronik. Dari berbagai pemberitaan tersebut, perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan tersendiri berbeda satu dengan yang lain, baik dari segi fisik,
Lebih terperinciABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menurunkan frekuensi dan intensitas perilaku Oppositional Defiant Disorder (ODD) pada remaja SMP dengan Cognitive Behavior Therapy (CBT). Melalui CBT, negative automatic
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PUSAT KONSELING MAHASISWA UNSOED MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MAHASISWA SEBAGAI PEER COUNSELOR
PENGEMBANGAN PUSAT KONSELING MAHASISWA UNSOED MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MAHASISWA SEBAGAI PEER COUNSELOR Endang Triyanto 1, Eva Rahayu 2, Dyah Retna Puspita 3 1,2,3 Dosen Universitas Jenderal Soedirman
Lebih terperinciEdukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini
Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15 Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini PERSETUJUAN DALAM KEADAAN SADAR UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI SUBJEK RISET
Lebih terperinciDiantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Akhlak Rasulullah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:???????????????????????
Lebih terperinciJika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]
Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan
Lebih terperinciModul ke: KESALEHAN SOSIAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi AKUNTANSI.
Modul ke: KESALEHAN SOSIAL Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Secara bahasa kita bisa memaknai kesalehan sosial adalah kebaikan atau keharmonisan
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR LEGO DISCOVERY CENTRE
PERANCANGAN INTERIOR LEGO DISCOVERY CENTRE Ida Ayu Pratidhwani Padangratha Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kemanggisan / Palmerah Jakarta Barat 11530, +6221 534 5830/ +6221 530 0244, dayuprati@yahoo.co.id
Lebih terperinciABSTRACT. iii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT In this research has been done a design of training module that been given to X Junior School students grade I in Bandung who have a low level of Emotional Intelligence as research sample. This
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL
UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Oleh: DONI HERIANTO NPM: 12060106 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciPsikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:
Lebih terperinciCeramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa
www.bersamadakwah.com 1 : Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah SWT, Setiap ibadah dalam Islam memiliki keutamaan masingmasing. Demikian pula dengan puasa yang telah diwajibkan oleh Allah SWT dalam firman-nya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Grand Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Learning
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Grand Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Learning Theory (Bandura). Perilaku Prososial yang merupakan salah satu bidang kajian dalam
Lebih terperinciPENGARUH MENTORING AGAMA ISLAM TERHADAP PERUBAHAN KONSEP DIRI MAHASISWA MUSLIM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI
i PENGARUH MENTORING AGAMA ISLAM TERHADAP PERUBAHAN KONSEP DIRI MAHASISWA MUSLIM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: IMAM SETIAWAN 091301044
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
UPAYA PENINGKATAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR Ridina Saputri SMP Negeri 1 Secanggang, kab. Langkat Abstract: The purpose of this study are: (1) to know how to improve
Lebih terperinciPERAN SISWA SEBAGAI KONSELOR SEBAYA DAN PRESTASI AKADEMIK DI MAN 1 DAN SMA NEGERI 2 KOTA TERNATE TAHUN 2017
PERAN SISWA SEBAGAI KONSELOR SEBAYA DAN PRESTASI AKADEMIK DI MAN 1 DAN SMA NEGERI 2 KOTA TERNATE TAHUN 2017 Rosida Hi. Saraha Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Ternate Email : sidasaraha@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Eka Fermantika 1), Mukhni 2), Suherman 3) 1) FMIPA UNP, email: Eka_Fermantika@ymail.com 2,3)
Lebih terperinciABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Low vision merupakan salah satu bentuk gangguan pengihatan yang tidak dapat diperbaiki meskipun telah dilakukan penanganan secara medis. Penyandang low vision hanya memiliki sisa penglihatan yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas individual
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas individual counseling dalam usaha meningkatkan derajat Resiliency pada remaja penderita kanker di Rumah Sakit
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEER COUNSELING (KONSELOR SEBAYA) DI SMAN 11 BANJARMASIN
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEER COUNSELING (KONSELOR SEBAYA) DI SMAN 11 BANJARMASIN Ririanti Rachmayanie & Arie Prahesty Program Pendidikan Guru Bimbingan Konseling
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN SISWA
IDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN SISWA (IDENTIFICATION PROCESS IN RESOLVING PROBLEMS STUDENTS THINK THE STORY BASED ON STUDENT PERSONALITY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan tersebut diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika memiliki peranan penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan tersebut diperlukan siswa untuk membantu menyelesaikan permasalahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Efikasi diri 1.1 Pengertian efikasi diri Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan suatu tindakan yang ingin dicapai (Bandura
Lebih terperinciCENTERED PERSON APPLICATION TO IMPROVE STUDENT S INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS (Research in Class VIII SMP Negeri 13 Magelang)
CENTERED PERSON APPLICATION TO IMPROVE STUDENT S INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS (Research in Class VIII SMP Negeri 13 Magelang) Trisniasari Rahmawan, Subiyanto, Indiati FKIP, BK Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Efikasi Diri (self-efficacy) Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran penting. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura (dalam Santrock,
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:
1 PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By: M. Alfi Syafri ABSTRACT Student Guidance and Counseling, STKIP
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian Subyek diteliti oleh penulis berjumlah 3 (tiga) siswa yaitu MD, FL dan BS. Ketiga siswa ini mempunyai nilai rata-rata cukup baik. Ketiga
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN JURNAL
STUDI TENTANG PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) NOLA KARMILA SARI NPM: 07060120
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan individu memperoleh informasi yang berguna untuk memahami bakat dan potensi pada dirinya
Lebih terperinciINTERPERSONAL SOFTSKILLS
INTERPERSONAL SOFTSKILLS Menjawab Masalah Apa Ada pepatah people get hired for aptitude and get fired for attitude. Karyawan direkrut karena kepintaran, pengetahuan dan keahlian namun dipecat karena sikap
Lebih terperinciDAFTAR TERJEMAH No. Bab Halaman Terjemah
DAFTAR TERJEMAH No. Bab Halaman Terjemah 1. I 2 2. I 4 3. I 5 4. II 21 5. II 24 6. II 26 7. II 27 8. II 27 Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN PEER GROUP COUNSELING DALAM MENINGKATKAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Philantrophy Journal of Psychology 2017, Vol 1 Nomor 1 26-35 PENGARUH PELATIHAN PEER GROUP COUNSELING DALAM MENINGKATKAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Fitria Linayaningsih
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING
PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING DENGAN TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Nofrida Solvia 1 Fazri Zuzano 1 Puspa Amelia 1 1 Jurusan
Lebih terperinciLAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI Oleh: Indiati, dosen BK FKIP UM Magelang. Abstraction
LAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI Oleh: Indiati, dosen BK FKIP UM Magelang Abstraction Guidance information service is a service that allows students to receive and understand a variety of information that
Lebih terperinciEFEKTIVITAS RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP PENURUNAN DURASI BERMAIN PEMAIN GAME ONLINE YANG MENGALAMI ADIKSI
EFEKTIVITAS RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP PENURUNAN DURASI BERMAIN PEMAIN GAME ONLINE YANG MENGALAMI ADIKSI Oleh Ratih Wijayanti Sudjiono 190420130056 TESIS Untuk memenuhi salah satu syarat
Lebih terperinciPENGGUNAAN CLAY THERAPY DALAM PROGRAM BIMBINGAN UNTUK PESERTA DIDIK TINGKAT SEKOLAH DASAR
PENGGUNAAN CLAY THERAPY DALAM PROGRAM BIMBINGAN UNTUK PESERTA DIDIK TINGKAT SEKOLAH DASAR Aniek Wirastania Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya email: aniek.bk04@gmail.com
Lebih terperinciUst. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan
Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Urgensi Menjaga Lisan Satu waktu Rasulullah saw pernah ditanya: keislamanan bagaimana yang utama? Beliau menjawab: siapa yang perkataan dan perbuatannya menjadikan orang Islam
Lebih terperinciPERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita **
PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita ** *) Mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing
Lebih terperinciط ل ب ا لع ل م ف ر ی ض ة ع ل ى ك ل م س ل م و ا لم س ل م ة
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam mewajibkan pemeluknya untuk menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemaslahatan dan jalan kemanfaatan; menyelami hakikat alam, dapat meninjau
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive
121 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka di sini peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive
Lebih terperinciINTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI
INTUISI 8 (1) (2016) INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/intuisi RESPON MAHASISWA TERHADAP PRAKTIK PEER COUNSELING PADA MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR KONSELING Muslikah
Lebih terperinciLAPORAN PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI REMAJA DISABILITAS
LAPORAN PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI REMAJA DISABILITAS SENTRA ADVOKASI PEREMPUAN, DIFABEL DAN ANAK BRTPD PUNDONG, 30 31 AGUSTUS 2016..kesehatan reproduksi adalah keseluruhan rangkaian sistem dan
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 5 (3) (2016) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PENGEMBANGAN MODEL PEER COUNSELING SEBAGAI MEDIA PENGALA- MAN PRAKTIK
Lebih terperinci