Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI ANALISIS PENERAPAN PSAK 48 (REVISI 2014 PADA PT GUDANG GARAM TBK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI ANALISIS PENERAPAN PSAK 48 (REVISI 2014 PADA PT GUDANG GARAM TBK"

Transkripsi

1 Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI ANALISIS PENERAPAN (REVISI 2014 PADA PT GUDANG GARAM TBK Fitria Wijayanti UN PGRI KEDIRI Mar atus Solikah, M. M., M.Ak. UN PGRI KEDIRI Abstract Each company has factors that can support the production process, one of which is a fixed asset. Each fixed asset will experience impairment due to usage, since the recoverable amount is less than the asset's carrying amount. The building is one of the disadvantaged fixed assets over time. The purpose of this study is to determine the application of impairment of fixed assets at PT. Gudang Garam Tbk. The year has been in accordance with. This type of research is descriptive quantitative. The object of this study is the financial statements. PT. Gudang Garam Tbk period of December 31, 2012, 2013, 2014, 2015, and Data collection techniques using field studies, namely dengn amengabil financial statements that have been published on the Indonesia Stock Exchange. The analysis used is quantitative descriptive by comparing the application of impairment of assets used in the company and. Based on the results of the analysis conducted, it can be seen that there is no impairment in the fixed assets of buildings in PT. Gudang Garan Tbk and the methods used in its calculations are in accordance with. Keywords: Fixed assets of buildings, PSAK No. 48 Impairment of Assets Abstrak Setiap perusahaan memiliki faktor-faktor yang dapat menunjang dalam proses produksi, salah satunya adalah aset tetap. Pada setiap aset tetap akan mengalami nilai akibat dari penggunaan, karena nilai yang dapat dipulihkan kurang dari nilai tercatat aset. Bangunan tersebut merupakan salah satu aset tetap yang dirugikan seiring berjalannya waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan nilai aset tetap bangunan pada PT. Gudang Garam Tbk. Tahun telah sesuai dengan. Jenis penelitian ini yaitu diskriptif kuantitatif. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan. PT. Gudang Garam Tbk periode 31 Desember 2012, 2013, 2014, 2015, dan Teknik pengumpulan data menggunakan studi lapangan, yaitu dengn amengabil laporan keuangan yang telah di publis di Bursa Efek Indonesia. Analisis yang digunakan adalah deskritif kuantitatif dengan membandingkan penerapan nilai aset yang digunakan dalam perusahaan dan. hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat bahwa tidak terjadi nilai pada aset tetap bangunan pada PT. Gudang Garan Tbk dan metode yang digunakan dalam perhitungan nya telah sesuai dengan. Kata kunci : Aset tetap bangunan, PSAK No 48 Penurunan Aset PENDAHULUAN Pertumbuhan bisnis yang semakin pesat sekarang ini, menuntut setiap pelaku bisnis baik perorangan maupun perusahaan untuk dapat menghasilkan informasi keuangan perusahaan yang akurat dan dapat menunjang pertumbuhan bisnis tersebut. Hal tersebut menuntut manajemen untuk lebih memanfaatkan sumber daya yang dimiliki maupun yang tersedia agar dapat digunakan secara efisien dan efektif, sehingga perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam menjalankan kegiatan operasionalnya untuk dapat bertahan dalam persaingan global. Dengan demikian diperlukan akuntansi yang memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan atau entitas dikarenakan dapat memberikan informasi keuangan yang lebih relevan dan juga sebagai salah satu penentu masa depan serta kelangsungan bisnis perusahaan. Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan dan memiliki andil dalam menghasilkan laporan keuangan adalah aset tetap. Menurut Reeve (2013) aset tetap adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang. Dalam penyusunan peraturan akuntansi yang berlaku, Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia sebagai organisasi/ lembaga yang membuat aturan yang bernama Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yang digunakan sebagai acuan pernerapan akuntansi di indonesia. Dalam PSAK No. 48 tentang nilai aset menyatakan bahwa nilai aset terjadi apabila jumlah yang tercatat melebihi jumlah yang. PSAK No.48 merupakan standar akuntansi yang mengacu pada International Financial 268

2 Reporting Standards (IFRS) dan dibahas dalam International Accounting Strandart (IAS) 36. PT Gudang Garam Tbk sebagai dalah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang memiliki banyak cabang untuk mempermudah dalam bidang produksi dan penjualannya, Dilihat dari banyaknya investasi di berbagai bidang yang dilakukan oleh PT Gudang Garam Tbk semakin banyak pula aset yang mendukungnya, salah satunya adalah aset tetap sebagai salah satu faktor yang mendukung dalam operasionalnya sehingga terdapat indikasi terjadinya nilai aset. Dalam perhitungan nilai aset tetap tersebut, PT Gudang Garam Tbk sebagai perusahaan yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia harus mempunyai dasar perhitungan yang berterima umum. Dalam dasar perhitungan tersebut adalah sesuai dengan dasar pelaporan keuangan yang ditetapkan untuk perusahaan swasta, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 1. Aset Tetap Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 tentang aset tetap, aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Menurut Reeve (2013), aset tetap adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang. Dalam perusahaan untuk menentukan aset mana yang termasuk aset tetap, akan dilihat dari karekteristik dari aset tetap. Menurut Hary (2014:266) Dalam pengertiannya, aset tetap diklasifikasikan menurut tingkat likuiditasnya, yaitu tingkat kemudahannya untuk dapat diubah menjadi kas (uang) dalam jangka waktu tertentu. Di samping memiliki ciri-ciri dasar yang sama dengan aset lainnya, aset tetap memiliki ciri-ciri tambahan yang membedakannya, yaitu: merupakan barang fisik yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam operasi normal, memiliki umur yang terbatas, pada akhir masa manfaatnya harus dibuang atau diganti, nilainya berasal dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh hakhaknya yang sah atas pemanfaatan aset tersebut, seluruhnya bersifat nonmoneter, dan umumnya jasa atau manfaat yang diterima dari ast tetap melipuri periode yang lebih panjang dari satu tahun. 2. Bangunan Menurut Hery (2014:112), harga perolehan bangunan atau gedung atas harga beli, pajak, komisi broker, biaya pengurusan surat untuk mandapatkan hak pepemilikan atas bangunan, dan biaya rekondisi sebelum pemempatan. Untuk bangunan yang dibangun sendiri, maka harga perolehannya terdiri atas biaya ijin membangun, biaya untuk membali bahan bangunan, biaya upah tukang atau teknisi, biaya sewa peralatan untukmembangun, bahkan termasuk atas dana dipinjam untuk membiayai bangunan. 3. Penilaian Aset Tetap Menurut Lem, Nelson (2014;53) penilai aset tetap dilakukan setelah pengakuan awal, entitas diharuskan untuk memilih salah satu dari dua model berikut sebagai kebijakan akuntansi untik seluruh kelas aset tetap, yaitu modal biaya atau meodel revaluasi. a. Model Biaya Perolehan Setelah pengukuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi nilai. Menurut Purba (2013:50), model biaya perolehan adalah pendekatan yang mengkaruskan penggunaan harga perolehan sebagai nilai aset tetap atau aset tak berwujud setelah pengakuan b. Model Revaluasi Jika aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini : (1) Disajikan kembali secara proporsional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dnegan jumlah revaluasinya. (2) Dieliminasi terhadap jumla tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering digunakan untuk bangunan. 4. Wajar Dalam mengidentifikasi suatu aset mengalami nilai, aset tersebut harus diketahui nilai wajarnya. wajar ini digunakan dalam perhitungan untuk mendapatkan hasil yang lebih terpercaya. Dalam PSAK 68 mendefinisikan nilai wajar (fair value) sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Untuk meningkatkan konsistensi dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapannya melalui hierarki nilai wajar. Menurut Martani (2015: ), hierarki nilai wajar yang mengategorikan masukan untuk teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar dalam tiga level, yaitu sebagai berikut: a. Masukan Level 1 Masukan level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses oleh entitas pada tanggal pengukuran. b. Masukan Level 2 Masukan level 2 adalah masukan selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1, yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung maupun tidak langsung c. Masukan Level 3 269

3 Masukan level 3 adalah masukan yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas. Input yang tidak dapat diobservasi digunakan untuk mengukur nilai wajar, sejauh input yang tidak dapat diobservasi yang relevan tidak tersedia. Menurut Lam (2014:420), dengan tujuan untuk pengukuran nilai wajar, terdapat tiga pendekatan penilaian untuk mengukur nilai wajar yaitu sebagai berikut: 1) Pendekatan pasar (market approach) 2) Pendekatan biaya (cost approach) 3) Pendekatan penghasilan (income approach) Selain pendekatan-pendekatan di atas, untuk menentukan nilai wajar dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian nilai wajar pada pengakuan awal. Dalam IFRS 13 menetapkan pertimbangan ketika menentukan nilai wajar diperlukan atau diizinkan untuk digunakan dalam pengakuan awal aset atau liabilitas, biasanya ditunjukkan pada nilai transaksi. Dalam pengukuran nilai wajar, terdapat pengukuran berulang yaitu pengukuran ini dilakukan pada setiap akhir periode laporan keuangan atau pengukuran tidak berulang yaitu pengukuran dilakukan pada pengungkapan yang harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan 5. Penurunan Aset Tetap menurut Dalam (paragraf 1) tujuan penyusunan PSAK ini adalah untuk menetapkan prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah nya. Suatu aset dikatakan melebihi jumlah nya jika jimlah aset tercatat aset melebihi jumlah yang akan dipulihkannya melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami nilai dan Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk mengakui rugi nilai.pernyataan ini juga menentukan kapan entitas membalik rugi niali dan mnetapkan pengungkapan. a. Identifikasi Aset Mengalami Penurunan Dalam PSAK No. 48 mensyaratkan perusahaan agar melakukan review pada setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa suatu aset mengalami aset. Jika terdapat demikian, maka perusahaan tersebut harus menaksir nilai kerugian nilai untuk aset. Namun, untuk aset takberwujud dengan masa manfaat tidak terbatas (termasuk goodwill), PSAK No. 48 (paragraf 15) mensyaratkan bahwa penilaian untuk kerugian nilai dilakukan setiap tahun, sekalipun tidak ada indikasi nilai. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami nilai, entitas minimal mempertimbangkan indikasi suatu aset mengalami nilai mempertimbangkan setidaknya satu set sumber informasi eksternal dan sumber informasi internal. b. Pengukuran Jumlah Terpulihkan Ketika ada indikasi bahwa suatu aset mengalami nilai pada setiap tanggal pelaporan, atau ketika ada aset tak berwujud atau goodwill yang tunduk pada uji nilai tahunan, suatu entitas diperlukan untuk mengukur nilai aset tersebut. Dalam menentukan nilai nilai aset harus dilakukan pengukuran.menurut Lam, Nelson (2014:220), pengukuran tersebut adalah nilai wajar dikurangi biaya penjualan (fair value less costs to sell) dan nilai pakai. c. Pengukuran dan Pengakuan Rugi Penurunan Menurut (paragraph 59) jika jumlah aset lebih kecil dari jumlah tercatatnya, maka jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah. Penurunan tersebut adalah rugi nilai. Rugi nilai aset yang tidak di revaluasi diakui dalam laba rugi. Akan tetapi, kerugian nilai atas aset revaluasian diakui dalam penghasilan komprehensif lain, sepanjang kerugian nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama. Rugi nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi aset tersebut. Setelah pengakuan rugi nilai, beban penyusutan (amortisasi) aset disesuaikan di periode masa depan untuk mengalokasikan jumlah aset tercatat revisian, setelah dikurangi nilai residu (jika ada), secara sistematis selama sisa umur manfaatnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 8) Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Sugiono (2016:13), metode penelitian kuntitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel Menurut Sugiyono (2012: 13) penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Data untuk penelitian ini mengunakan data sekunder, yaitu dengan mengambil lapran keungan 270

4 PT. Gudang Garam Tbk di Bursa Efek Indonesia. Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumbersumber yang telah ada. teori tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan data yang diperoleh dari pelaporan keuangan penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan mengenai PSAK 24 imbalan pasca kerja revisi (2013) pada laporan keuangan PT. Gudang Garam tahun periode HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kebijakan AKuntansi Perusahaan Kebijakan akuntasi nilai aset pada PT Gudang Garam Tbk menggunakan model biaya perolehan untuk aset tetap selain tanah. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian asset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan asset tetap. Pada saat perhitungan nilai penyusutan, aset tetap selain tanah dihitung menggunakan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat. Aset yang dalam proses penyelesaian merupakan akumulasi dari biaya-biaya bahan, peralatan serta biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan penyelesaian aset tetap. Pada saat perhitungan nilai penyusutan, aset tetap selain tanah dihitung menggunakan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat. Aset yang dalam proses penyelesaian merupakan akumulasi dari biaya-biaya bahan, peralatan serta biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan penyelesaian aset tetap. 2. Penerapan Akuntansi Penurunan Aset Pada PT Gudang Garam a. Mengidentifikasi Aset Yang Mungkin Mengalami Penurunan Pada setiap akhir periode pelaporan, perusahaan mengidentifikasi suatu aset mengalami nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian pada tanggal laporan atas nilai aset diperlukan, maka akan membuat estimasi atas jumlah aset tersebut. Sepanjang tahun 2016 banyak aset tetap yang nilai gunanya turun untuk dipakai oleh entitas untuk menjalankan kegiatan sehari-hari perusahaan dimana aset-aset tersebut dapat menghasilkan kas bagi perusahaan. Tabel 1.1 Buku Atau Tercatat Dari Aset Tetap Bangunan PT. Gudang Garam Tbk. (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah) Aset Tetap Bangunan Biya Perolehan (Saldo Akhir) Akumulasi Penyusutan (Saldo Akhir) Buku ( Tercatat) ,451, , , ,365, ,845 1,738, ,655, ,522 2,862, ,630, ,781 3,651, ,044,471 1,250,388 4,794,083 Sumber : Data hasil olahan, 2017 Pada tabel 1.1 Peneliti mengungkapkan nilai tercatat dari aset tetap bangunan milik PT Gudang Garam Tbk. yang merupakan data olahan peneliti. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 48. pengetian tersebut nilai tercatat untuk aset tetap bangunan selama tahun 2012 sebesar Rp , 2013 sebesar Rp , 2014 sebesar Rp , 2015 sebesar Rp dan 2016 sebesar Rp , nilai tersebut merupakan acuan dari uji nilai terhadap aset tetap bangunan pada PT. Gudang Garam Tbk Dalam mengungkapkan nilai tercatat aset bangunan pada laporan posisi keuangan PT. Gudang Garam Tbk tidak melakukan pencatatan sebesar nilai individual dari setiap aset tetap namun PT. Gudang Garam Tbk mencatat nilai buku neto atau nilai tercatat bersih dari keseluruhan aset tetap yang dimiliki PT. Gudang Garam Tbk setiap tahunnya. Tabel 1.2 Uji nilai aset tetap bangunan berdasarkan pada aset tetap bangunan PT. Gudang Garam Tbk. (disajikan dalam jutaan rupiah) Aset Tetap Bangunan Tercatat < > ,118 < Wajar Tidak Tercatat Penurun an Tidak ,738,317 < 5,027,975 Tidak ,862,198 < 5,438,888 Tidak ,651,072 < 6,463,110 Tidak ,794,083 < 6,813,725 Tidak Sumber : Data hasil olahan, 2017 Tabel 4.4 memperlihatkan hasil nilai terhadap aset tetap bangunan tersebut, peneliti membandingkan antara nilai wajar dan nilai buku atau nilai tercatat dari aset tetap bangunan selama 5 tahun terakhir. Pada penelitian ini, untuk tahun 2012 nilai wajar dari aset tetap bangunan tidak tersedia pada laporan keuangan PT. Gudang 271

5 Garam Tbk namun pada laporan keuangan tersebut menajemen berpendapat bahwa tidak terjadi nilai aset tetap selama tahun Dan untuk tahun 2013, 2014, 2015, dan 2016 nilai wajar dari aset tetap bangunan masing-masing sebesar Rp , Rp , Rp , dan Rp nilai ini dibandingkan dengan nilai tercatat dari aset tetap bangunan pada tahun 2013, 2014, 2015, dan 2016 masing-masing sebesar Rp , Rp , Rp , dan Rp hasil perbandingan tersebut yang tersedia pada tabel 4.3 maka selama 5 tahun terakhir tidak terdapat nilai aset tetap bangunan pada aset tetap yang dimiliki PT Gudang Garam Tbk. b. Pengukuran Jumlah Terpulihkan Jumlah nilaim yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya pelepasan dnegan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan aruskas masuk yang sebagian besar indepanden dari aset atau kelompok aset lain. persyaratan dalam (revisi 2014), uji nilai dilakukan jika terdapat indikasi nilai. Dalam kondisi tidak ada indikasi nilai, uji nilai akan menjadi tidak relevan. Hal ini dikarenakan aset masih dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan kas hingga jangka waktu yang sangat lama, dan proyeksi aliran kas masa depan untuk jangka waktu sangat lama akan menjadi sangat tidak akurat. c. Pengakuan dan pengukuran rugi nilai Pengakuan rugi nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai nya, maka aset tersebut dianggap mengalami nilai dan nilai tercatat asset diturunkan menjadi sebesar nilai nya. Rugi nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai rugi nilai. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan panilaian pasar kini atas nilai waktu uang dan resiko spesifik aset. d. Pengungkapan Kerugian nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi aset yang diturunkan nilainya. 3. Pembahasan Tabel 4.7 Analisis Penerapan No (Revisi 2013) 1 Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indikasi asset mengalami nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas mengestimasi jumlah asset tersebut. 2 Pernyataan ini mendefinisika n jumlah sebagai jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar asset atau unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya. 3 Jika jumlah asset lebih kecil dari jumlah tercatatnya, maka jumlah. Penurunan tersebut adalah rugi nilai. PT Gudang Garam menilai indikasi nilai dan jika ada, akan diestimasikan atas jumlah aset tersebut. mengakui bahwa jumlah yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar atau unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya mengakui jika nilai tercatat aset lebih besar dari pada nilai nya, maka asset tersebut dianggap mengalami nilai dan nilai asset tersebut diturunkan menjadi sebesar tercatat nilai Kesimpulan Gudang Garam telah melakukan penilaian terhadap indikasi nilai asset pada setiap akhir periode berdasarkan telah sesuai Berasarkan pengakuan terhadap jumlah adalah yang lebih tinggi dari nilai wajar atau UPK telah sesuai dengan pengakuan nilai jika nilai tercatat lebih besar dari nilai, telah sesuai dengan 272

6 No (Revisi 2013) 4 Rugi nilai segera diakui dalam laba rugi PT Gudang Garam nya. mengungkapk an rugi nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui sebagai rugi nilai Kesimpulan Pengakuan rugi nilai oleh Gudang Garam telah sesuai dengan tabel 4.7 di atas, dapat di interpretasikan hasil penelitian dalam uji nilai di PT Gudang Garam Tbk. Perusahaan melakukan uji nilai pada setiap akhir periode pelaporan. Pada identifikasi uji nilai pada PT. Gudang Garam Tbk, menunjukan tidak teridentifikasi terjadinya nilai dengan membandingkan nilai wajar dengan nilai buku atau nilai tercatatnya. Dalam perhitungan jumlah adalah dengan membandingkan jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dengan nilai jual dan nilai pakai. Jika nilai tercatatnya lebih besar dari jumlah, maka selisihnya akan diakui sebagai rugi nilai. Untuk pengungkapannya, rugi nilai harus segera diakui di laporan laba rugi. Dari semua pengungkapan yang didapat dari hasil penelitian identifikasi nilai pada PT Gudang Garam Tbk. telah sesuai dengan peraaturan yang ditetapkan dalan. persyaratan dalam (revisi 2014), uji nilai dilakukan jika terdapat indikasi nilai. Dalam kondisi tidak ada indikasi nilai, uji nilai akan menjadi tidak relevan. Hal ini dikarenakan aset masih dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan kas hingga jangka waktu yang sangat lama, dan proyeksi aliran kas masa depan untuk jangka waktu sangat lama akan menjadi sangat tidak akurat. KESIMPULAN hasil penelitian, pembahasan, dan analisa mengenai analisis penerapan (revisi 2014) nilai aset atas nilai aset tetap bangunan pada PT Gudang Garam Tbk., maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan akuntansi nilai aset yang dilakukan oleh PT Gudang Garam Tbk dalam hal aset tetap bangunan telah diimplementasikan penerapannya, karena pada prinsipnya telah sesuai dengan PSAK No 48 (revisi 2014) 2. Dalam identifikasi nilai aset tetap khususnya bangunan selama 5 (empat) tahun terakhir ( ) tidak terjadi nilai terhadap aset tetap bangunan yang dimiliki PT Gudang Garam Tbk. karena nilai wajar dari aset tetap bangunan lebih besar dari pada nilai tercatat atau nilai buku aset tetap bangunan. Sehingga tidak perlu menghitung nilai dalam uji nilai. 3. Pelaporan keuangan berdasarkan revisi 2014 seperti pada PT. Gudang Garam Tbk dapat memberikan informasi yang relevan guna memenuhi kepentingan para pihak yang berkepentingan. 4. Pada penelitian ini tidak dapat dilakukan uji nilai karena tidak terdapat identifikasi adanya nilai pada aset tetap bangunan pada PT. Gudang Garam Tbk. jila tetap dilakukan uji nilai pada aset individual maka nilai yang dihasilakan tidak relevan. SARAN kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin bisa bermanfaat kepada manajemen perusahaan dan pemilik perusahaan, yaitu sebagai berikut : 1. Pada aset tetap bangunan yang masih dalam penyelesaian, perusahaan diharapkan dapat mencantumkan berapa jumlah aset yang masih dalam penyelasaian dalam laporan keuangan aset dalam penyelesaian, sehingga dapat memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa dalat melakukan penelitian lanjutan dengan memperluas wilayah penelitian, tidak hanya pada aset tetap bangunan saja. DAFTAR PUSTAKA Ali, M. C Analisis Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2013) Penurunan Aset Tetap Pada PT. Bank Sulut. Universitas Sam Ratulagi Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 Nomor 3 Tahun Dipublikasikan diakses pada hari kamis 13 Oktober 2016 pukul Danga, E.G.H. dan Jenny, M Analisis Penerapan (2015) Penurunan Aset Tetap Pada PT. Bank Mandiri (PERSERO) Tbk. Universitas Sam Ratulagi Manado. Jurnal EMBA Volume 4 Nomor 1 Maret 2016 ISSN Dipublikasi index.php/emba/article/view/12362 diakses pada hari kamis 13 Oktober 2016 pukul Hery, Akuntansi Aset, Liabilitas, Dan Ekuitas. Indeks. Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan. Indeks. Jakarta. Juan, E. E. dan Wahyuni, E.T Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS. 273

7 Salemba Empar. Jakarta. Kieso, Donald, E.,Weygant, Jery, J. dan Warfield Akuntansi Intermadite. Terjemahan Emil Salim. Jilid 2. Edisi Keduabelas. Erlangga. Jakarta. Karouw dan Fillicia, H Analisis Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) Penurunan Aset Tetap Pada Rumah Sakit Umun Pusat Prof. Dari. R.D. Kandou Manado. Universitas Sam Ratulagi Manado. Jurnal EMBA Volume 1 Nomor 4 Desember 2013 ISSN Dipublikasikan e/view/3413 diakses pada hari Kamis 13 Oktober 2016 pukul Lam, Nelson dan Peter, L Akuntansi Keuangan Perspektif IFRS. Edisi 2. Buku 1. Salemba Empar. Jakarta. Lam, Nelson dan Peter, L Akuntansi Keuangan Perspektif IFRS. Edisi 2. Buku 2. Salemba Empar. Jakarta. Mananggo, I. dan Harujanto, S Analisis Penerapan Aset Tetap Bangunan Menurut PSAK No. 48 Tentang Penurunan Aset Tetap PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sam Ratulagi Manado. Jurnal EMBA Volume 4 Nomor 1 Maret 2016 ISSN Diakses diakses pada hari Jum at 14 Oktober 2016 pukul Martini, D., Sylvia, V. NPS, Wardhani, R., Farahmita, A. dan Tanujaya, E Akuntansi Kuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta. Moleong dan Lexy, J Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda karya Purba, M Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud. Jilid 1. Indeks, Jakarta Reeve, James, M., Carl, S., Warren, Jonathan, E., Duchac, Ersa, T.W. dan Gatot, S., Amir A.J., Chaerul D.D Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Buku 2. Indeks. Jakarta. Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta. Jakarta. Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta. Jakarta. Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta. Jakarta. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V, Jakarta: Rieneka Cipta. 274

ARTIKEL ANALISIS PENERAPAN PSAK 48 (REVISI 2014) ATAS PENURUNAN NILAI ASET TETAP BANGUNAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK

ARTIKEL ANALISIS PENERAPAN PSAK 48 (REVISI 2014) ATAS PENURUNAN NILAI ASET TETAP BANGUNAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK ARTIKEL ANALISIS PENERAPAN (REVISI 2014) ATAS PENURUNAN NILAI ASET TETAP BANGUNAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK Oleh: FITRIA WIJAYANTI 13.1.02.01.0022 Dibimbing oleh : 1. Drs. Ec. Sugeng, Ak., M.M., M.Ak.,

Lebih terperinci

Materi: 13. INTANGIBLE ASSETS (Aset Tidak Berujud)

Materi: 13. INTANGIBLE ASSETS (Aset Tidak Berujud) Materi: 13 INTANGIBLE ASSETS (Aset Tidak Berujud) 2 Tujuan Pembelajaran 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap aset tetap tidak berujud. 2. Menghitung dan menjurnal perolehan aset tetap tidak berujud

Lebih terperinci

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar)

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar) Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN (Dihapus, Dijual, Ditukar) 2 Tujuan Pembelajaran 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap aset tetap. 2. Menghitung dan menjurnal penghentian aset tetap; dipusan, dijual,

Lebih terperinci

ISSN Endang G.H. Danga., J. Morasa Analisis Penerapan PSAK

ISSN Endang G.H. Danga., J. Morasa Analisis Penerapan PSAK ANALISIS PENERAPAN PSAK 48 (2015) PENURUNAN NILAI ASET TETAP PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK ANALYSIS IMPLEMENTATION PSAK 48 (2015) IMPAIRMENT OF ASSET ON PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK Oleh: Endang

Lebih terperinci

PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT)

PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT) PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT) Dalam sejarah perkembangan akuntansi, penurunan nilai merupakan metode pelengkap depresiasi yang digunakan dalam model biaya (historical cost model). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor. Laporan keuangan merupakan cermin dari kondisi suatu perusahaan, sehingga investor dapat memutuskan

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 14 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 13 REVISI 2011 PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT IPM) KURNIA IRWANSYAH RAIS University of Indonesia

ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 13 REVISI 2011 PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT IPM) KURNIA IRWANSYAH RAIS University of Indonesia ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 13 REVISI 2011 PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT IPM) KURNIA IRWANSYAH RAIS University of Indonesia RYNA PANJAITAN University of Indonesia Abstrak Properti investasi

Lebih terperinci

6/4/2012. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Lingkup PSAK 48

6/4/2012. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Lingkup PSAK 48 Tujuan dan Ruang Lingkup (revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset IAS 36: Impairment Tujuan : Menetapan prosedur agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya impairment. Aset dikatakan k melebihi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (PSAK), yang semula mengacu pada United States Generally Accepted

BAB 1 PENDAHULUAN. (PSAK), yang semula mengacu pada United States Generally Accepted BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia telah melakukan konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selain itu, bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah yang menjadi

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk CABANG SIDOARJO

PERLAKUAN AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk CABANG SIDOARJO PERLAKUAN AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk CABANG SIDOARJO RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : YULIA EKA MANDASARI NIM : 2012410211 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dan PSAK 55 atas penurunan nilai ( impairment) piutang pada perusahaan

BAB V PENUTUP. dan PSAK 55 atas penurunan nilai ( impairment) piutang pada perusahaan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 atas penurunan nilai ( impairment) piutang pada perusahaan sekuritas sebelum dan sesudah adopsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PERLAKUAN AKUNTANSI PSAK 24 PADA PT GUDANG GARAM TBK

EVALUASI PENERAPAN PERLAKUAN AKUNTANSI PSAK 24 PADA PT GUDANG GARAM TBK Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI EVALUASI PENERAPAN PERLAKUAN AKUNTANSI PSAK 24 PADA PT GUDANG GARAM TBK Ryza Evylia Sukma UN PGRI KEDIRI evyliaryza@gmail.com Dian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. GAS (GASINDO ARTHA SURYA) DI BALIKPAPAN

ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. GAS (GASINDO ARTHA SURYA) DI BALIKPAPAN ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. GAS (GASINDO ARTHA SURYA) DI BALIKPAPAN Saryanto Lubis, Elfreda Alponia Lau, Rina Masitho Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.

Lebih terperinci

Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998)

Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 2, April 2012 ISSN No. 1978-6034 Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) A Review of PSAK No.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan IAS 18 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Error Dwi Martani Latar Belakang o Tujuan o Menentukan kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang cukup bagi pengguna laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk itu, laporan keuangan tidak

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN PELAPORAN SEGMEN BERDASARKAN PSAK NO. 5 PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN SEGMEN BERDASARKAN PSAK NO. 5 PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK PENGUNGKAPAN PELAPORAN SEGMEN BERDASARKAN PSAK NO. 5 PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. DAN ENTITAS ANAK ABSTRACT Cindrayati Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak The purpose of this study

Lebih terperinci

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang: AGENDA Pengantar Pengertian dasar Akuntansi Pajak Penghasilan sesuai SAK 46 Implementasi Pajak Kini dan Pajak Tangguhan Penyajian Pajak Kini dan Pajak Tangguhan dalam Laporan Keuangan Komersial Aset dan

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. PENURUNAN NILAI AKTIVA Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Untuk menunjang tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap tertentu untuk memperlancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET) Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menentukan aset tetap dan akuntansinya 2. Menghitung depresiasi menggunakan metode berikut: metode garis

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.48 (REVISI 2013) PENURUNAN NILAI ASET TETAP PADA PT. BANK SULUT

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.48 (REVISI 2013) PENURUNAN NILAI ASET TETAP PADA PT. BANK SULUT ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.48 (REVISI 2013) PENURUNAN NILAI ASET TETAP PADA PT. BANK SULUT Muhammad Cheider Ali Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado. e-mail:

Lebih terperinci

PSAK 13. Universitas Indonesia

PSAK 13. Universitas Indonesia PSAK 13 Properti Investasi T fik Hid t SE Ak MM Taufik Hidayat,SE,Ak,MM Universitas Indonesia Agenda 1. Ruang Lingkup 2. Klasifikasi Properti Investasi 3. Pengakuan 4. Pengukuran Awal 5. Pengukuran setelah

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

Dalam Ekonomi Hiperinflasi

Dalam Ekonomi Hiperinflasi ED PSAK No. Agustus 0 exposure draft Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari

I. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media penghubung antara manajemen perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari laporan keuangan adalah

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT INDONESIA PRIMA PROPERTY, Tbk DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT INDONESIA PRIMA PROPERTY, Tbk DAN ENTITAS ANAK PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT INDONESIA PRIMA PROPERTY, Tbk DAN ENTITAS ANAK Betharia Dyta Niovani email: bethadyta@yahoo.co.id Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK

Lebih terperinci

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 Kelompok 7 : DANANG INDRA KURNIAWAN (7) GADING BAGASKORO (14) R. AHMAD FISKA ALBA FUAD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aset Tetap Sebelum membahas mengenai perlakuan akuntansi terhadap aset tetap, perlu kita ketahui terlebih dahulu beberapa teori mengenai aset tetap.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEPRESIASI ASET, PENURUNAN NILAI, REVALUASI ASET TETAP, PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pendekatan Pembahasan Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian yang dilaporkan oleh salah satu perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif ini, kelangsungan hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2017-2018 Nama Mata Kuliah Kode SKS Program Studi Fakultas Dosen Pembina Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan : EKO475 : 9 SKS : D3 Akuntansi : Ekonomi : 1. Nurzi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 14 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia industri dewasa ini semakin berkembang, ini mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang dimiliki

Lebih terperinci

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010 Akuntansi Keuangan serta Workshop PSAK Terbaru" 1 PSAK TERBARU Dr. Dwi Martani Tiga Pilar Standar Akuntansi 2 Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK-ETAP Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Standar akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Edisi : IX/September 2009 LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Oleh: Ikhlasul Manna Muhammad Fahri Keduanya Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan I. PENDAHULUAN PSAK 16 (Revisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

2. Ruang Lingkup 3. Bilamana dilakukan Reklasifikasi

2. Ruang Lingkup 3. Bilamana dilakukan Reklasifikasi 1. Pendahuluan IFRS 5 mengharuskan entitas-entitas untuk melakukan reklasifikasi aset tidak lancarnya di dalam laporan posisi keuangan menjadi dikuasai untuk dijual, atau pelepasan kelompok aset entitas

Lebih terperinci

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP SAK UMUM vs SAK ETAP No Elemen PSAK SAK ETAP 1 Penyajian Laporan Keuangan Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA

PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA Rizkha Surya Hasanah, Kusni Hidayati, Widya Susanti Prodi Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets 1 Ruang Lingkup Dikecualikan dari penerapan PSAK 19 : Aset tidak berwujud yang diatur standar lain (goodwill-psak 22) Aset keuangan (PSAK 50) Hak

Lebih terperinci

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP Materi ini dipersiapkan oleh Divisi Teknis IAI sebagai bagian yang takterpisahkan dari Discussion Paper Reviu 1 Ruang lingkup Small and medium entities (SMEs),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang tujuan kegiatannya dijalankan adalah untuk menambah kekayaan pemilik melalui keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK DAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK TAHUN

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK DAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK TAHUN ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK DAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK TAHUN 2014 2016 ADINDA TRIA ANANDA Program Studi Akuntansi - S1, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015

Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015 DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Properti investasi adalah properti berupa tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya yang dikuasai oleh pemilik (lessee) melalui sewa pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

ABSTRACT. THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG. By: Ella Indryani B

ABSTRACT. THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG. By: Ella Indryani B ABSTRACT THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG By: Ella Indryani B12.2010.01515 Revenue can be considered as a company product, which means that income is

Lebih terperinci

PSAK 25 (Revisi 2009) Perubahan Estimasi. Taufik Hidayat,.SE,.Ak,.MM Universitas Indonesia

PSAK 25 (Revisi 2009) Perubahan Estimasi. Taufik Hidayat,.SE,.Ak,.MM Universitas Indonesia PSAK 25 (Revisi 2009) Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan Taufik Hidayat,.SE,.Ak,.MM Universitas Indonesia Agenda 1. Lingkup dan Aplikasi Standar 2. Kebijakan Akuntansi dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN

EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN Steela Alfani Susyanti 1), Ari Pranaditya, SE, MM 2), Hartono, SE, M.Si 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Menurut IAI, PSAK No.16 (2011:16) aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2017-2018 Nama Mata Kuliah Kode SKS Program Studi Fakultas Dosen Pembina Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan : EKO475 : 9 SKS : D3 Akuntansi : Ekonomi : 1. Nurzi

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN SAK ETAP PADA PT AMAN INVESTAMA PERIODE

ANALISA PENERAPAN SAK ETAP PADA PT AMAN INVESTAMA PERIODE ANALISA PENERAPAN SAK ETAP PADA PT AMAN INVESTAMA PERIODE 2010-2011 Taryani Universitas Bina Nusantara Jalan Salam 3 No. 38-39, Sukabumi Utara - Jakarta Barat 11540 085775961936 taryanicandra@yahoo.com

Lebih terperinci

Materi 3: INTERNAL CONTROL & CASH. Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak.

Materi 3: INTERNAL CONTROL & CASH. Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi 3: INTERNAL CONTROL & CASH Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak. 1 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan prosedur dasar pelaksanaan kontrol internal terhadap penerimaan kas. 2. Menggambarkan sifat dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1 Usaha Mikro Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Lapora Laba Rugi PT Gudang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO Sagita Santiana Dewi, Tri Lestari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

ISAK 9/ IFRIC 1: PERUBAHAN ATAS KEWAJIBAN AKTIVITAS PURNA OPERASI, RESTORASI DAN KEWAJIBAN SERUPA

ISAK 9/ IFRIC 1: PERUBAHAN ATAS KEWAJIBAN AKTIVITAS PURNA OPERASI, RESTORASI DAN KEWAJIBAN SERUPA ISAK 9/ IFRIC 1: PERUBAHAN ATAS KEWAJIBAN AKTIVITAS PURNA OPERASI, RESTORASI DAN KEWAJIBAN SERUPA PERMASALAHAN Bagaimana dampak dari peristiwa berikut ini, a. Perubahan estimasi arus keluar dari sumber

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO Ayu Lestari, Masthad, Arief Rahman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi,Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 Ni Putu Sastrawati Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

Perbedaan PSAK dan SAK ETAP

Perbedaan PSAK dan SAK ETAP Perbedaan PSAK dan SAK ETAP No Elemen 1Penyajian Laporan Keuangan PSAK Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Setelah dicabutnya PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mulai tanggal 1 Januari 2012 dalam menyajikan aset keuangan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT. FOKUSINDO MITRA TEKNIK BERDASARKAN PSAK NO.16

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT. FOKUSINDO MITRA TEKNIK BERDASARKAN PSAK NO.16 ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT. FOKUSINDO MITRA TEKNIK BERDASARKAN PSAK NO.16 Indah Septiana Putri, Widya Susanti, Tri Lestari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan kekayaan perusahaan yang memegang peranan penting dalam adalah bagian menunjang kelancaran operasional

Lebih terperinci

PELAPORAN ARUS KAS PADA PT. KEDUNGMADU TROPICAL WOOD DI SAMARINDA

PELAPORAN ARUS KAS PADA PT. KEDUNGMADU TROPICAL WOOD DI SAMARINDA PELAPORAN ARUS KAS PADA PT. KEDUNGMADU TROPICAL WOOD DI SAMARINDA Lusiana Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : lusianaa001@gmail.com ABSTRACT Cash flow statements describe or

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENYAJIAN, DAN PENGUNGKAPAN ASET TETAP DALAM LAPORAN KEUANGAN PT. PI DAN KESESUAIANNYA DENGAN PSAK No.

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENYAJIAN, DAN PENGUNGKAPAN ASET TETAP DALAM LAPORAN KEUANGAN PT. PI DAN KESESUAIANNYA DENGAN PSAK No. ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENYAJIAN, DAN PENGUNGKAPAN ASET TETAP DALAM LAPORAN KEUANGAN PT. PI DAN KESESUAIANNYA DENGAN PSAK No.16 (REVISI 2011) Shierene Tifanny Ruswati Binus University, Villa Bintaro

Lebih terperinci

PSAK 13 PROPERTI INVESTASI

PSAK 13 PROPERTI INVESTASI PSAK 13 PROPERTI INVESTASI 1 2 Agenda 1 2 3 Ruang Lingkup dan Definisi Klasifikasi Properti investasi Pengakuan dan Pengukuran 4 5 Perolehan dan Pelepasan Pengungkapan 2 3 Perkembangan PSAK Properti Investasi

Lebih terperinci

PSAK 19 ASET TIDAK BERWUJUD (REV 2009)

PSAK 19 ASET TIDAK BERWUJUD (REV 2009) 1 PSAK 19 ASET TIDAK BERWUJUD (REV 2009) Aria Farahmita Ruang Lingkup 2 Dikecualikan dari penerapan PSAK 19 : Aset tidak berwujud yang diatur standar lain (goodwill-psak 22) Aset keuangan (PSAK 50) Hak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki

Lebih terperinci

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR PELAPORAN PSAK DAN STANDAR PELAPORAN IFRS PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK. NAMA : MELISA MARIA NPM : 24212545 JURUSAN : AKUNTANSI

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA Tya Laras Satyastri e-mail : 212201101831@mhs.dinus.ac.id Program Studi Akuntansi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN 2008-2012 Disusun Oleh: RIANTO PURBA Dosen Pembimbing: Sulastri, SE., MM. Latar Belakang Masalah 1. Untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN Edisi : VIII/Agustus 2009 PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN Oleh: Rian Ardhi Redhite Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan Berdasarkan PSAK 16 (Revisi

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA Evi Maria Staf Pengajar Program Profesional - Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52

Lebih terperinci

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved Ikatan Akuntan Indonesia Tiga Pilar Akuntansi Keuangan: Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK ETAP SAK Syariah SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). ETAP adalah entitas yang

Lebih terperinci