KAJIAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOPEAT) SEBAGAI MEDIA TANAM HASRIANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOPEAT) SEBAGAI MEDIA TANAM HASRIANI"

Transkripsi

1 KAJIAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOPEAT) SEBAGAI MEDIA TANAM HASRIANI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) sebagai Media Tanam adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2013 Hasriani F

4 ABSTRAK HASRIANI. Kajian Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) sebagai media tanam. Dibimbing oleh DEDI KUSNADI KALSIM dan ANDI SUKENDRO. Serbuk sabut kelapa merupakan produk samping hasil pengolahan buah kelapa dan dapat digunakan sebagai media tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kapasitas simpan air serbuk sabut kelapa terhadap pertumbuhan tanaman kehutanan. Daya simpan air serbuk sabut kelapa sebesar 695,4%. Media serbuk sabut kelapa memiliki bobot isi kering yang rendah sebesar 0,08 g/cm 3. Tanaman sengon dan mahoni dengan perlakuan serbuk sabut kelapa lebih lama mengalami kekeringan. Sengon mengalami kekeringan pada hari ke-25 dan mahoni pada hari ke-55. Kata kunci: serbuk sabut kelapa, daya simpan air, bobot isi kering, sengon, mahoni ABSTRACT HASRIANI. Study of cocopeat as planting media. Supervised by DEDI KUSNADI KALSIM and ANDI SUKENDRO. Cocopeat is a by product of the coconut s processing and can be used as a planting medium. This research aims to know the effect of water storing ability of cocopeat used as planting media to the growth of forest s trees. Water holding capacity of cocopeat is 695,4%. Cocopeat has a low dry bulk density of 0.08 g/cm 3. Sengon and mahogany planted using cocopeat showing wilt for 25 days and 55 days dry spell, respectively. Keywords: cocopeat, water holding capacity, bulk density, sengon, mahogany

5 KAJIAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOPEAT) SEBAGAI MEDIA TANAM HASRIANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi : Kajian Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) sebagai Media Tanam Nama : Hasriani NIM : F Disetujui oleh Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M. Eng., Dipl. HE Pembimbing I Ir. Andi Sukendro, M. Si Pembimbing II Diketahui oleh Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M. Agr Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah serbuk sabut kelapa, dengan judul Kajian Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) sebagai Media Tanam. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M. Eng., Dipl. HE dan Bapak Ir. Andi Sukendro, M. Si selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Trisnadi dari Laboratorium Mekanika dan Fisika Tanah, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Bapak Tatang dari Rumah Kaca Laboratorium, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Mei 2013 Hasriani

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Manfaat Penelitian 1 METODE 2 Bahan 2 Alat 2 Rancangan Percobaan 2 Pelaksanaan Penelitian 2 Pengamatan 3 Prosedur Kerja 3 PEMBAHASAN 5 Pengamatan Umum Penelitian 5 Evaporasi (E), Transpirasi (T), Layu, dan Kering 7 Pertumbuhan Tanaman 10 Kadar Air Media 12 Bobot Isi (Bulk Density) Media 13 Kapasitas Simpan Air (Water Holding Capacity ) Media 13 SIMPULAN DAN SARAN 15 Simpulan 15 Saran 15 DAFTAR PUSTAKA 16 RIWAYAT HIDUP 24

10 DAFTAR GAMBAR 1 Suhu dan kelembaban udara maksimum. 5 2 Suhu dan kelembaban udara minimum 6 3 Berat awal media tanam untuk sengon pada kondisi kapasitas lapang 6 4 Berat awal media tanam untuk mahoni pada kondisi kapasitas lapang 7 5 ETa, T, dan E harian pada tanaman sengon 8 6 ETa, T, dan E harian pada tanaman mahoni 8 7 Periode waktu layu pada tanaman sengon dan mahoni 9 8 Periode waktu kering pada tanaman sengon dan mahoni 9 9 Pertambahan tinggi pada tanaman sengon Pertambahan tinggi pada tanaman mahoni Jumlah daun pada tanaman sengon Jumlah daun pada tanaman mahoni Kadar air media tanam serbuk sabut kelapa Bobot isi media tanam serbuk sabut kelapa Kapasitas ismpan air (KSA) media 14 DAFTAR LAMPIRAN 1 Pengaruh perlakuan terhadap kelayuan pada sengon dan mahoni 17 2 Pengaruh perlakuan terhadap kekeringan pada sengon dan mahoni 18 3 Kondisi kelayuan pada tanaman sengon dan mahoni 19 4 Kondisi kekeringan pada tanaman sengon dan mahoni 20 5 Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman sengon dan mahoni 21 6 Pengaruh perlakuan terhadap jumlah daun sengon dan mahoni 22 7 Pengaruh perlakuan terhadap kapasitas simpan air media 23

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki potensi agroindustri kelapa yang cukup besar, tetapi belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Luas areal kebun kelapa di Indonesia adalah yang terbesar di dunia, yaitu 3,76 juta hektar (Setiadi, 2001). Negara penghasil serat dan serbuk kelapa terbesar adalah India dan Sri Lanka. Produksi serat sabut berasal dari India (120 kiloton/tahun), Sri Lanka (73 kiloton/tahun), Thailand dan Filipina masing-masing memproduksi 15 kiloton/tahun. India menguasai pasar dunia (41,9%) dan Sri Lanka yang kedua (24,9%). Umumnya pemanfaatan kelapa di Indonesia sebagian besar masih tertumpu pada produk olahan kopra dan minyak kelapa, sehingga nilai ekonomi yang terdapat pada kelapa belum sepenuhnya dapat dinikmati. Limbah hasil pengupasan buah kelapa antara lain tempurung dan sabut kelapa yang terdiri atas serat dan serbuk sabut kelapa. Menurut BPS (1992) dalam Adiyati (1999), limbah buah kelapa hasil pengolahan atau pengupasan yang dihasilkan per tahunnya mencapai sekitar 19,046 juta m 3 yang terdiri atas 35% serat dan 65% serbuk sabut kelapa. Salah satu hasil sampingan yang diperoleh dari pengolahan sabut kelapa adalah serbuk sabut kelapa. Serbuk sabut kelapa tersebut dapat digunakan sebagai media tanam karena memiliki sifat daya serap air yang tinggi antara 6 sampai 8 kali bobot keringnya dan mengandung banyak unsur hara (Tyas, 2000). Pengolahan serbuk sabut kelapa menjadi media tanam juga merupakan usaha untuk memperoleh media tanam yang ramah lingkungan. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas simpan air serbuk sabut kelapa dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman kehutanan. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk menjamin pertumbuhan tanaman bibit pohon pada program rehabilitasi lahan kritis.

12 2 METODE Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) dan mahoni (Swietenia macrophylla), serbuk sabut kelapa serta tanah. Alat Alat yang digunakan untuk keperluan penanaman antara lain polybag, timbangan kapasitas 15 kg, meteran 150 cm, bak plastik, alat ukur thermohygrometer, dan alat tulis. Alat laboratorium yang digunakan antara lain timbangan analitik, ring sampel, cawan, oven, dan desikator. Rancangan Percobaan Penelitian ini dilakukan di dalam rumah kaca dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL). Percobaan terdiri atas 3 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan, maka terdapat 9 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdapat 5 tanaman, maka total tanaman sebanyak 45 untuk masing-masing tanaman. Dengan demikian, total seluruh tanaman yang diamati sebanyak 90 tanaman. Adapun perlakuan yang diberikan : P0 = tanah; P1 = serbuk sabut kelapa + tanah; P2 = serbuk sabut kelapa Model linier aditif yang digunakan pada percobaan ini adalah : dimana : Yij = pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = rataan umum τi = pengaruh perlakuan media tanam ke-i εij = pengaruh galat percobaan i = 1,2,3 j = 1,2,3 Y ij = μ+τ i +ε ij... (1) Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu persiapan bahan dan alat, pemindahan bibit tanaman ke dalam polybag, dan pemeliharaan. Bibit tanaman sengon dan mahoni yang telah disemai berumur 3 sampai 4 bulan, dipindahkan ke dalam polybag yang telah diisi dengan media sesuai dengan perlakuan. Pemeliharaan yang dilakukan selama tanaman di dalam polybag adalah penyiraman.

13 Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari selama satu minggu. Setelah satu minggu, tanaman disiram hingga mencapai jenuh dan didiamkan selama 24 jam hingga kadar air di dalam polybag mencapai kapasitas lapang. Setelah mencapai kapasitas lapang, diambil 3 contoh dari masing-masing perlakuan untuk ditimbang sehingga diperoleh bobot awal media. Selanjutnya contoh ditimbang setiap 5 hari sekali untuk mengetahui perubahan bobot dari masing-masing media. 3 Pengamatan Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan tanaman, peubah yang diukur dan diamati adalah : 1. Tinggi tanaman, diamati setiap 5 hari setelah ditanam di dalam polybag dengan mengukur dari pangkal batang tepat di atas permukaan media sampai ke titik tumbuh. 2. Jumlah daun, diamati setiap hari setelah ditanam di dalam polybag. 3. Suhu di dalam rumah kaca, diamati setiap hari pagi, siang, dan sore. 4. Kelembaban di dalam rumah kaca, diamati setiap hari pagi, siang, dan sore. 5. Kadar air media. 6. Kapasitas simpan air (water holding capacity) media. 7. Bobot isi media. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Laboratorium Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, sedangkan pengukuran kadar air, kapasitas simpan air, dan bobot isi media dilakukan di Laboratorium Mekanika dan Fisika Tanah, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Prosedur Kerja Kadar Air Masing-masing contoh dimasukkan ke dalam cawan yang telah ditimbang berat kosongnya (W3), kemudian contoh ditimbang untuk mendapatkan berat media sebelum di oven (W1). Selanjutnya contoh dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu (110 ± 5) C atau sampai berat tetap. Setelah 24 jam, contoh dikeluarkan dari oven kemudian didinginkan di dalam desikator. Setelah dingin contoh kemudian ditimbang (W2). Kadar air dihitung berdasarkan persamaan : Kadar air = W 1- W 2 W 2 -W %... (2) dimana : W1= berat cawan + tanah basah; W2 = berat cawan + tanah kering; W3 = berat cawan kosong

14 4 Kapasitas Simpan Air Masing-masing contoh terlebih dahulu direndam dengan air bersih dan disaring menggunakan kertas saring, kemudian didiamkan selama 24 jam hingga kadar air di dalam contoh mencapai kapasitas lapang. Selanjutnya contoh ditimbang untuk mendapatkan berat media basah kapasitas lapang. Kemudian contoh dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu (110 ± 5) C. Setelah 24 jam, contoh dikeluarkan dari oven kemudian didinginkan di dalam desikator. Setelah dingin contoh kemudian ditimbang. Kapasitas simpan air dihitung berdasarkan persamaan : KSA= berat contoh kapasitas lapang-berat contoh kering berat contoh kering 100 %... (3) Bobot Isi Kering (Dry Bulk Density) Masing-masing contoh dimasukkan ke dalam ring sampel yang telah diketahui volumenya. Selanjutnya contoh dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu (110 ± 5) C. Setelah 24 jam, contoh dikeluarkan dari oven kemudian didinginkan di dalam desikator. Setelah dingin contoh kemudian ditimbang. Bobot isi kering dihitung berdasarkan persamaan : BIK= Bk V tanah... (4) dimana : BIK = bobot isi kering (g/ml); Bk = berat kering (g); Vtanah = volume tanah (ml) Bobot Isi Basah (Wet Bulk Density) Masing-masing contoh dimasukkan ke dalam ring sampel yang telah diketahui volumenya. Selanjutnya contoh ditimbang untuk mendapatkan berat media basah. Bobot isi basah dihitung berdasarkan persamaan : BIB= Bb V tanah... (5) dimana : BIB = bobot isi basah (g/ml); Bb = berat basah (g); Vtanah = volume tanah (ml)

15 5 PEMBAHASAN Pengamatan Umum Penelitian Parameter lingkungan yang diukur dalam penelitian meliputi suhu dan kelembaban udara di dalam rumah kaca yang disajikan pada Gambar 1 dan Gambar 2. Suhu dan kelembaban udara tersebut merupakan parameter lingkungan harian selama penelitian. Grafik pada Gambar 1 merupakan suhu dan kelembaban udara maksimum harian di dalam rumah kaca yang diukur setiap pagi, siang, dan sore. Kisaran suhu maksimum secara berurutan pada pagi, siang, dan sore adalah 27,6º C, 37,7º C, dan 30,6º C, sedangkan kisaran kelembaban maksimal adalah 80,5%, 48,3%, dan 68,1%. Grafik pada Gambar 2 merupakan suhu dan kelembaban udara minimum harian di dalam rumah kaca yang diukur setiap pagi, siang, dan sore. Kisaran suhu minimum secara berurutan pada pagi, siang, dan sore adalah 28,4º C, 38,2º C, dan 30,6º C, sedangkan kisaran kelembaban minimum adalah 77,6%, 45%, dan 70,7%. Hal ini menunjukkan bahwa kelembaban udara di dalam rumah kaca relatif tinggi pada pagi dan sore hari, sedangkan suhu udara relatif tinggi pada siang hari. Semakin tinggi suhu udara maka kelembaban udara akan semakin rendah, demikian pula sebaliknya. Suhu dan kelembaban berkaitan dengan besarnya evapotranspirasi di dalam rumah kaca dan mempengaruhi kadar air media. Semakin tinggi suhu dan atau semakin rendah kelembaban di dalam rumah kaca, maka kadar air media akan semakin cepat turun karena tingginya laju evapotranspirasi (Melati, 2010) RH Maksimum (%) Variable RHPagi * TPagi RHSiang * TSiang RHSore * TSore Suhu Maksimum ( C) Gambar 1 Suhu dan Kelembaban udara maksimum

16 RH Minimum (%) Variable RHPagi * TPagI RHSiang * TSiang RHSore * TSore ,0 27,5 30,0 32,5 35,0 37,5 Suhu Minimum ( C) 40,0 42,5 Gambar 2 Suhu dan Kelembaban udara minimum Jenis tanaman yang diamati adalah sengon dan mahoni. Pada awal penelitian, tanaman tumbuh dengan baik karena masih mendapatkan perlakuan yang sama yaitu disiram setiap hari. Hal ini bertujuan agar tanaman dapat beradaptasi dengan media tanam yang baru. Histogram pada Gambar 3 dan 4 menunjukkan banyaknya air yang diserap pada kapasitas lapang oleh media tanam. Banyaknya air yang diserap masingmasing media secara berurutan untuk S0, S1, dan S2 adalah 1,38, 1,38, dan 1,56 kg, sedangkan untuk M0, M1, dan M2 adalah 1,38, 1,32, dan 1,47 kg. Berat awal media (W0) secara berurutan untuk S0, S1, dan S2 adalah 2,28, 2,07, dan 1,78 kg, sedangkan untuk M0, M1, dan M2 adalah 2,27, 1,98, dan 1,68 kg. Berat awal media (W0) adalah bobot media dan tanaman beserta air yang diserap media pada waktu kapasitas lapang. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan bobot yang ringan, S2 dan M2 mampu menyerap air lebih banyak dibandingkan dua media lainnya. Berat (Kg) ,28 2,07 1,38 1,38 Gambar 3 Berat awal media tanam untuk sengon pada kondisi kapasitas lapang 1,78 S0 S1 S2 Perlakuan Bobot Awal (W0) (Kg) Berat Air (Kg) 1,56 S0 : Tanah, S1 : Serbuk sabut kelapa + tanah, S2 : Serbuk sabut kelapa

17 7 Berat (Kg) ,27 1,98 1,38 1,32 Gambar 4 Berat awal media tanam untuk mahoni pada kondisi kapasitas lapang 1,68 1,47 M0 M1 M2 Perlakuan Bobot Awal (W0) (Kg) Berat Air (Kg) M0 : Tanah, M1 : Serbuk sabut kelapa + tanah, M2 : Serbuk sabut kelapa Evaporasi (E), Transpirasi (T), Layu, dan Kering Suhu yang tinggi dengan kelembaban yang rendah di dalam rumah kaca menyebabkan tingginya evapotranspirasi (ET) tanaman yang ditandai dengan besarnya penurunan bobot media tanam. Kadar air media menunjukkan besarnya air tersedia tanaman untuk melakukan pertumbuhan dengan cara bertranspirasi (T) hingga batas di mana air menjadi tidak tersedia dan tanaman mengalami layu dan kering. Evapotranspirasi (ET) merupakan penjumlahan dari transpirasi (T) dan evaporasi (E). Defisit evapotranspirasi merupakan selisih antara evapotranspirasi potensial (ETp) dengan evapotranspirasi aktual (ETa). ETp tejadi pada kondisi air kapasitas lapang sampai RAM (ready available moisture), sedangkan ETa terjadi pada kondisi air tersedia di bawah RAM. ETa diukur dengan cara menimbang polybag tanaman setiap 5 harian. Hasil pengamatan ETa, T, dan E pada setiap periode pengamatan 5 harian disajikan pada Gambar 5 dan Gambar 6. ETa sengon dengan perlakuan P0 terjadi pada periode 5 hari pertama sebesar 7,04 mm/hari, sedangkan periode selanjutnya hanya E (0-0,75 mm/hari) karena tanaman sudah layu dan kering T=0. Dengan perlakuan P1, nilai ETa pada 5 hari ke-1 sampai ke-2 berurutan sebesar 8,54 dan 2,01 mm/hari, sedangkan periode selanjutnya hanya E (0-1,26 mm/hari). Dengan perlakuan P2, nilai ETa pada periode 5 hari ke-1 sampai ke-5 berurutan sebesar 9,80, 4,77, 2,01, 1,76; dan 1,51 mm/hari, sedangkan periode selanjutnya E=0. ETa mahoni dengan perlakuan P0 terjadi pada periode 5 hari ke-1 sampai ke-2 sebesar 4,52 dan 2,51 mm/hari, sedangkan periode selanjutnya hanya E (0-1,26 mm/hari) karena tanaman sudah layu dan kering T=0. Dengan perlakuan P1, nilai ETa pada 5 hari ke-1 sampai ke-4 berurutan sebesar 5,78, 3,27, 1,26; dan 1,76 mm/hari, sedangkan periode selanjutnya hanya E (0-0,75 mm/hari). Dengan perlakuan P2, nilai ETa pada periode 5 hari ke-1 sampai ke-8 berurutan sebesar 4,27, 2,29, 2,22, 2,14, 2,33, 1,11, 0,61, dan 1,47 mm/hari, sedangkan periode selanjutnya E=0.

18 8 ETa, T, dan E (mm/hari) Waktu Pengamatan (5 hari ke) S0 S1 S2 S0 : Tanah, S1 : Serbuk sabut kelapa + tanah, S2 : Serbuk sabut kelapa Gambar 5 ETa, T, dan E harian pada tanaman sengon ETa, T, dan E (mm/hari) Waktu Pengamatan (5 hari ke) M0 M1 M2 M0 : Tanah, M1 : Serbuk sabut kelapa + tanah, M2 : Serbuk sabut kelapa Gambar 6 ETa, T, dan E harian pada tanaman mahoni Pada Gambar 7 dan 8, tanaman sengon dengan perlakuan P0 layu dan kering pada hari ke 5 dan ke 15. Perlakuan P1 pada hari ke 13 dan ke 15. Perlakuan P2 pada hari ke 23 dan ke 25. Untuk tanaman mahoni dengan perlakuan P0 menjadi layu dan kering pada hari ke 10 dan ke 15. Perlakuan P1 pada hari ke 18 dan ke 20. Perlakuan P2 pada hari ke 41 dan ke 55. Hasil uji F pada taraf kesalahan 5% menunjukkan bahwa, faktor perlakuan media berpengaruh nyata terhadap kelayuan pada sengon dan mahoni. Analisis lanjut menggunakan uji Tukey menunjukkan bahwa faktor perlakuan media berbeda nyata antara perlakuan S0, S1, dan S2 maupun M0, M1, dan M2 (Lampiran 1). Hasil uji F pada taraf kesalahan 5% menunjukkan bahwa, faktor perlakuan media berpengaruh nyata terhadap kekeringan pada sengon dan mahoni. Analisis lanjut menggunakan uji Tukey menunjukkan bahwa faktor perlakuan media tidak berbeda nyata antara perlakuan S0 dan S1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan S2. Untuk mahoni, analisis lanjut menggunakan uji Tukey menunjukkan bahwa

19 faktor perlakuan media berbeda nyata antara perlakuan M0, M1, dan M2 (Lampiran 2). 9 Kelayuan (hari) Kekeringan (hari) P0 P1 P2 Perlakuan Sengon Mahoni P0 : Tanah, P1 : Serbuk sabut kelapa + tanah, P2 : Serbuk sabut kelapa Gambar 7 Periode waktu layu pada tanaman sengon dan mahoni P0 P1 P2 Perlakuan Sengon Mahoni P0 : Tanah, P1 : Serbuk sabut kelapa + tanah, P2 : Serbuk sabut kelapa Gambar 8 Periode waktu kering pada tanaman sengon dan mahoni Air yang dapat ditahan oleh media tanam terus menerus akan diserap oleh akar tanaman atau menguap, sehingga media tanam semakin lama akan mengering. Pada suatu ketika tanaman tidak dapat lagi menyerap air yang terkandung di dalam media tanam tersebut, sehingga tanaman mengalami layu (daun berwarna coklat). Kondisi titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman mengalami layu permanen dalam arti sukar disembuhkan kembali meskipun telah ditambahkan sejumlah air yang mencukupi (Febriansyah, 2012). Berdasarkan hasil pengamatan kelayuan menunjukkan tanaman dengan perlakuan P2 mengalami kekeringan yang lama, sedangkan tanaman dengan perlakuan P0 lebih cepat mengalami kekeringan. Hal tersebut selain dipengaruhi oleh penurunan kadar air media, dipengaruhi pula oleh karakteristik tanaman. Sengon termasuk jenis tanaman yang cepat tumbuh. Sengon memiliki sifat-sifat fisik yang memungkinkan untuk berevapotranspirasi lebih besar dengan memiliki

20 10 tajuk berbentuk menyerupai payung yang rimbun, sehingga proses transpirasi menjadi lebih besar. Ciri fisik yang lainnya yaitu memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus ke dalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun, dan tidak menonjol ke permukaan tanah sehingga kemampuan dalam menyerap air menjadi lebih tinggi. Berbeda halnya dengan mahoni, di mana mahoni termasuk jenis tanaman yang lambat tumbuh. Mahoni merupakan tanaman yang menyukai tempat yang cukup sinar matahari langsung dan termasuk jenis tanaman yang mampu bertahan hidup di tanah gersang. Walaupun tidak disiram selama berbulan-bulan, mahoni masih mampu untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu, mahoni lebih lama mengalami kelayuan dan kekeringan dibandingkan sengon. Kondisi kelayuan dan dan kekeringan pada tanaman sengon dan mahoni dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Pertumbuhan Tanaman Data pertumbuhan tanaman yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah daun. Hasil uji F pada taraf kesalahan 5%, menunjukkan bahwa faktor perlakuan media berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman sengon. Hal tersebut diduga karena tanaman yang digunakan mempunyai tinggi yang berbeda-beda. Analisis lanjut menggunakan uji Tukey menunjukkan bahwa faktor perlakuan media tidak berbeda nyata antara perlakuan S0 dan S2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan S1 (Lampiran 5). Berbeda halnya dengan mahoni, dimana hasil uji F pada taraf kesalahan 5%, menunjukkan bahwa faktor perlakuan media tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Analisis lanjut menggunakan uji Tukey menunjukkan bahwa faktor perlakuan media tidak berbeda nyata antara perlakuan M0, M1, dan M2 (Lampiran 5). Pertambahan tinggi pada tanaman sengon dan mahoni disajikan pada Gambar 9 dan Gambar 10. Tinggi tanaman (cm) Waktu Pengamatan (5 hari ke) S0 S1 S2 S0 : Tanah, S1 : Serbuk sabut kelapa + tanah, S2 : Serbuk sabut kelapa Gambar 9 Pertambahan tinggi pada tanaman sengon

21 11 Tinggi tanaman (cm) Waktu Pengamatan (5 hari ke) M0 M1 M2 M0 : Tanah, M1 : Serbuk sabut kelapa + tanah, M2 : Serbuk sabut kelapa Gambar 10 Pertambahan tinggi pada tanaman mahoni Untuk jumlah daun, hasil uji F pada taraf kesalahan 5% menunjukkan bahwa faktor perlakuan media tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada sengon dan mahoni. Analisis lanjut menggunakan uji Tukey juga menunjukkan bahwa faktor perlakuan media tidak berbeda nyata antara perlakuan S0, S1, dan S2 maupun M0, M1, dan M2 (Lampiran 6). Histogram pada Gambar 11 dan Gambar 12, menunjukkan jumlah daun gugur paling tinggi adalah pada sengon dan paling rendah pada mahoni. Jumlah daun Waktu pengamatan (5 hari ke) S0 S1 S2 S0 : Tanah, S1 : Serbuk sabut kelapa + tanah, S2 : Serbuk sabut kelapa Gambar 11 Jumlah daun pada tanaman sengon

22 12 Jumlah daun Waktu Pengamatan (5 hari ke) M0 M1 M2 M0 : Tanah, M1 : Serbuk sabut kelapa + tanah, M2 : Serbuk sabut kelapa Gambar 12 Jumlah daun pada tanaman mahoni Kadar Air Media Kadar air merupakan salah satu sifat fisik dari bahan yang menunjukkan banyaknya air yang terkandung di dalam bahan. Kemampuan partikel suatu media untuk menahan dan menyerap air, menentukan kadar air dalam media. Persentase kadar air media serbuk sabut kelapa pada kondisi pasar dan kapasitas lapang masing-masing sebesar 119% dan 695%. Pada penelitian ini dilakukan pula pengujian kadar air media serbuk sabut kelapa dengan cara penjemuran, dengan waktu penjemuran selama 5, 10, dan 15 hari seperti yang terlihat pada Gambar 13. Persentase kadar air media serbuk sabut kelapa dengan lama waktu penjemuran 5, 10, dan 15 hari masing-masing sebesar 27,1%, 19,3%, dan 0,11%. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin lama waktu penjemuran, kadar air media serbuk sabut kelapa semakin rendah. Kadar Air (%) ,11 19,30 27,08 Oven 15 h jemur 10 h jemur 5 h jemur pasar kap lap Gambar 13 Kadar air media tanam serbuk sabut kelapa

23 13 Bobot Isi (Bulk Density) Media Bobot isi kering (dry bulk density) merupakan perbandingan berat kering oven media terhadap volumenya. Menurut Hardjowigeno (1992) dalam Tyas (2000), nilai bobot isi yang semakin besar menunjukkan media tersebut semakin padat dan sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. Hasil analisi bobot isi media serbuk sabut kelapa menujukkan hasil yang berbeda-beda seperti yang terlihat pada Gambar 14. Bobot isi kering media serbuk sabut kelapa sebesar 0,08 g/cm 3, sedangkan bobot isi basah media serbuk sabut kelapa pada kondisi pasar dan kapasitas lapang masing-masing sebesar 0,17 g/cm 3 dan 0,62 g/cm 3. Adapun bobot isi basah media serbuk sabut kelapa berdasarkan lama waktu penjemuran selama 5, 10, dan 15 hari masing-masing sebesar 0,10 g/cm 3, 0,09 g/cm 3, dan 0,08 g/cm 3. Bobot Isi Kering dan Basah (g/cm3) 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 0,08 0,078 0,093 0,100 DBD 15 h jemur 10 h jemur 0,172 0,623 5 h jemur pasar kap lap Gambar 14 Bobot isi media tanam serbuk sabut kelapa Kapasitas Simpan Air (Water Holding Capacity ) Media Kapasitas simpan air air didefinisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk menyerap dan menyimpan air pada kondisi kapasitas lapang. Nilai kapasitas simpan air suatu media tanam ditunjukkan oleh kadar air media tanam tersebut. Air yang diberikan pada media tanam akan ditahan dalam pori-pori media tanam, sehingga berapa besar air yang dapat ditahan media tanam tergantung pada distribusi ukuran pori media tanam. Kapasitas simpan air suatu media dipengaruhi pula oleh bobot isi media tersebut. Hasil uji F pada taraf kesalahan 5%, menunjukkan bahwa faktor perlakuan media berpengaruh nyata terhadap kapasitas simpan air media. Analisis lanjut menggunakan uji Tukey menunjukkan bahwa faktor perlakuan media tidak berbeda nyata antara perlakuan P0 dan P1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan P2 (Lampiran 7). Histogram pada Gambar 15, menunjukkan nilai rataan persen KSA secara berurutan pada media P0, P1, dan P2 adalah 154,1%, 201%, dan 695,4%. Nilai rataan persen KSA paling tinggi ditunjukkan oleh P2 yaitu 695,4% dan persen

24 14 KSA paling rendah yaitu P0 154,1%. Hal ini menunjukkan P0 memiliki ketersediaan air yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan P2. Hal tersebut menyebabkan tanaman sengon dan mahoni dengan perlakuan P0 lebih cepat mengalami kekeringan. WHC (% Berat Kering Oven) ,07 201,05 Gambar 15 Kapasitas simpan air (KSA) media 695,45 P0 P1 P2 P0 : Tanah, P1 : Serbuk sabut kelapa + tanah, P2 : Serbuk sabut kelapa Keuntungan menggunakan media serbuk sabut kelapa adalah memiliki daya simpan air yang tinggi dan bobot isi yang ringan serta padat. Media tanam yang dipasarkan dalam keadaan kering dan padat akan lebih efisien, karena bobotnya lebih ringan dan tidak voluminous. Selain efisien, media tanam dengan bobot yang ringan dan padat akan mempermudah pada saat transportasi dan pendistribusian bibit tanaman ke lapangan. Hasil uji pemadatan media tanam serbuk sabut kelapa menjadi bricket serbuk sabut kelapa, diperoleh bobot isi kering media sebesar 0,18 g/cm 3 pada kadar air 0,11% dan bobot isi basah sebesar 0,177 g/cm 3. Pemadatan adalah proses di mana udara pada pori-pori media dikeluarkan dengan suatu cara mekanis (digilas/ditumbuk). Tujuan pemadatan adalah agar butir-butir media rapat dan volume berkurang. Semakin ringan dan padat media tumbuh, maka semakin mudah dan murah pengangkutannya.

25 15 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Media serbuk sabut kelapa memiliki daya simpan air yang tinggi dibandingkan media tanah dan media campuran serbuk sabut kelapa + tanah. Serbuk sabut kelapa memiliki kadar air dan daya simpan air yang tinggi, yaitu masing-masing 119% dan 695,4%. 2. Tanaman sengon dan mahoni dengan perlakuan serbuk sabut kelapa lebih lama mengalami kekeringan (dry spell). Sengon mengalami kekeringan pada hari ke-25 dan mahoni pada hari ke Media serbuk sabut kelapa lebih cocok digunakan untuk kegiatan rehabilitasi lahan kritis di daerah beriklim kering dengan hari kering berturutan (dry spell) kurang dari 55 hari. Untuk memperbesar daya simpan air sehingga tahan kekeringan (dry spell) lebih dari 55 hari diperlukan tambahan jumlah serbuk sabut kelapa lebih dari 0,5 kg per lubang tanam. 4. Bobot isi kering media tanam serbuk sabut kelapa lebih rendah dibandingkan dua media lainnya, sehingga akan mempermudah pada saat transportasi dan pendistribusian ke lapangan. Semakin rendah bobot isi media tanam, maka semakin ringan dan praktis untuk dipindahkan. Di pasaran bobot isi kering serbuk sabut kelapa yaitu 0,08 g/cm 3 dan bobot isi basah 0,17 g/cm Dengan melakukan penjemuran 15 hari, bobot isi kering serbuk sabut kelapa 0,10 g/cm 3 atau bobot isi basah 0,105 g/cm 3. Hal ini akan mempermudah transportasi. 6. Dengan menambah serbuk sabut kelapa sekitar 0,5 kg per tanaman pada waktu tanam, diperlukan tambahan biaya sekitar Rp.1.136/tanaman. Saran Penelitian selanjutnya disarankan untuk dilakukan pembuatan bricket serbuk sabut kelapa.

26 16 DAFTAR PUSTAKA Adiyati, NM Kajian Komposisi dan Finansial pada Pemanfaatan Serbuk Sabut Kelapa sebagai Media Tanam Lempengan [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Febriansyah, Akhir Pengaruh Cekaman Kekeringan dan Penambahan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas beberapa Rumput Tropika (Chloris gayana, Paspalum dilatatum, dan Paspalum notatum) [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Melati Induksi Pembungaan dan Biologi Bunga pada Tanaman Jahe Putih Besar (Zingiber officinale Rose) [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Setiadi, Anton Kajian Teknologi dan Finansial Proses Pengolahan Sabut Kelapa di Mitra PT Sukaraja Putra Sejati, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Tyas, SIS Netralisasi Limbah Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) sebagai Media Tanam [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

27 17 Lampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap kelayuan pada sengon dan mahoni Perlakuan S0 S1 S2 M0 M1 M2 Kelayuan Tanaman 4,67c 11,67b 21,33a 7,67c 17,67b 39,67a a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang Tukey).

28 18 Lampiran 2 Pengaruh perlakuan terhadap kekeringan pada sengon dan mahoni Perlakuan S0 S1 S2 M0 M1 M2 Kekeringan Tanaman 11,67b 13,67b 23,67a 13,0c 18,67b 53,0a a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang Tukey).

29 19 Lampiran 3 Kondisi kelayuan pada tanaman sengon dan mahoni (a) (b) (c) (d) (e) (f) Keterangan : Sengon dengan perlakuan P0 (a), perlakuan P1 (b), dan perlakuan P2 (c), dan mahoni dengan perlakuan P0 (d), perlakuan P1 (e), dan perlakuan P2 (f).

30 20 Lampiran 4 Kondisi kekeringan pada tanaman sengon dan mahoni (a) (b) (c) (d) (e) (f) Keterangan : Sengon dengan perlakuan P0 (a), perlakuan P1 (b), dan perlakuan P2 (c), dan mahoni dengan perlakuan P0 (d), perlakuan P1 (e), dan perlakuan P2 (f).

31 21 Lampiran 5 Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman sengon dan mahoni Perlakuan S0 S1 S2 M0 M1 M2 Tinggi Tanaman (cm) 59,24b 75,15a 59,27b 52,33a 39,84a 46,41a a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang Tukey).

32 22 Lampiran 6 Pengaruh perlakuan terhadap jumlah daun sengon dan mahoni Perlakuan S0 S1 S2 M0 M1 M2 Jumlah Daun 3,14a 2,60a 3,69a 11,03a 10,88a 12,41a a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang Tukey).

33 23 Lampiran 7 Pengaruh perlakuan terhadap kapasitas simpan air media Perlakuan Kapasitas Simpan Air (%) P0 154,0b P1 201,9b P2 708,2a a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang Tukey).

34 24 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Merauke, Papua pada tanggal 10 April 1990 dari ayah Saparuddin dan ibu Hj. Halipa. Penulis adalah putri ketiga dari tiga bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Merauke dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur BUD (Beasiswa Utusan Daerah) dan diterima di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, pada tahun 2011 penulis pernah menjadi panitia Pondasi Bulan Juni-Agustus 2012 penulis melaksanakan Praktik Lapangan di PT Wedu Merauke, Papua dengan judul Sistem Pengolahan dan Distribusi Air Baku di PT Wedu Merauke, Papua.

KAJIAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOPEAT) SEBAGAI MEDIA TANAM (STUDY OF COCOPEAT AS PLANTING MEDIA)

KAJIAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOPEAT) SEBAGAI MEDIA TANAM (STUDY OF COCOPEAT AS PLANTING MEDIA) KAJIAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOPEAT) SEBAGAI MEDIA TANAM (STUDY OF COCOPEAT AS PLANTING MEDIA) Hasriani 1, Dedi Kusnadi Kalsim, Andi Sukendro 1 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fak.Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai pada bulan April 2010 sampai bulan Maret 2011 yang dilakukan di University Farm Cikabayan, Institut Pertanian Bogor untuk kegiatan pengomposan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi : METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Februari 2009. Penelitian dilakukan di rumah kaca Departemen Silvikultur Fakultas Kehutaan Institut

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan tanah untuk penelitian berupa tanah podsolik yang diambil dari Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan bahan tanah podsolik dilakukan pada minggu ke-3 bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian 5 2 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas: 1) Pengaruh alelopati daun dan ranting jabon terhadap pertumbuhan, produksi rimpang dan kandungan kurkumin tanaman kunyit, 2) Pengaruh pemupukan terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 sampai Agustus 2015 bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 sampai Agustus 2015 bertempat di III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 sampai Agustus 2015 bertempat di Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan (RSDAL) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sifat Fisik dan Mekanik Media Tanam Hasil pengujian sifat fisik dan mekanik media tanam pada penelitian ini berupa densitas partikel, kerapatan lindak dan porositas, tahanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 sampai Januari 2012. Lokasi pengambilan tailing dilakukan di PT. Antam UPBE Pongkor dan penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan analisis sifat fisik

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv RIWAYAT HIDUP... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN... viii KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas 23 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei 2014 sampai dengan bulan Agustus 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di Green House Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air

Lebih terperinci

HIDROPONIK SUBSTRAT TOMAT DENGAN BERAGAM UKURAN DAN KOMPOSISI SERAT BATANG AREN. Dwi Harjoko Retno Bandriyati Arniputri Warry Dian Santika

HIDROPONIK SUBSTRAT TOMAT DENGAN BERAGAM UKURAN DAN KOMPOSISI SERAT BATANG AREN. Dwi Harjoko Retno Bandriyati Arniputri Warry Dian Santika HIDROPONIK SUBSTRAT TOMAT DENGAN BERAGAM UKURAN DAN KOMPOSISI SERAT BATANG AREN Dwi Harjoko Retno Bandriyati Arniputri Warry Dian Santika LIMBAH SERAT BATANG AREN SEBAGAI SUBSTRAT ORGANIK PADA HIDROPONIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada periode Juli 2015 sampai dengan Januari 2016, bertempat di Screen House B, Rumah Kaca B, dan Laboratorium Ekologi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Febuari 2016 di Screen house Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarata.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Penelitian Pada penelitian ini semua jenis tanaman legum yang akan diamati (Desmodium sp, Indigofera sp, L. leucocephala dan S. scabra) ditanam dengan menggunakan anakan/pols

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan 14 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi dua percobaan yaitu 1) Percobaan mengenai evaluasi kualitas nutrisi ransum komplit yang mengandung limbah taoge kacang hijau pada ternak domba dan 2)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan

Lebih terperinci

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut:

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut: m. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di rumah Kasa Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina widya, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan,

Lebih terperinci

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) Standar Nasional Indonesia Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di 19 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di Laboratorium Bioproses dan Pasca Panen dan Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan Laboratorium Penelitian pada bulan Januari sampai April 2016. B. Bahan dan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. Analisis sifat kimia tanah dan analisis jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium 2. Terdapat genotipe-genotipe padi yang toleran terhadap salinitas melalui pengujian metode yang terpilih. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan laboratorium silvikultur Institut Pertanian Bogor serta laboratorium Balai Penelitian Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 24 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015, di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan I. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM. 15 Panam,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KESEIMBANGAN AIR PADA IRIGASI BAWAH PERMUKAAN MELALUI LAPISAN SEMI KEDAP HILDA AGUSTINA

ANALISIS KESEIMBANGAN AIR PADA IRIGASI BAWAH PERMUKAAN MELALUI LAPISAN SEMI KEDAP HILDA AGUSTINA ANALISIS KESEIMBANGAN AIR PADA IRIGASI BAWAH PERMUKAAN MELALUI LAPISAN SEMI KEDAP HILDA AGUSTINA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ANALISIS KESEIMBANGAN AIR PADA IRIGASI BAWAH PERMUKAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan ini terdiri dari 6 perlakuan, dan masing-masing

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan Percobaan dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. Agustus Bertempat di green house Universitas Muhammadiyah Malang.

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. Agustus Bertempat di green house Universitas Muhammadiyah Malang. BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2016. Bertempat di green house Universitas Muhammadiyah Malang. 3.2

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang bertempat di Laboratorium Pengolahan Limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian 2 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Pada saat penelitian berlangsung suhu dan RH di dalam Screen house cukup fluktiatif yaitu bersuhu 26-38 o C dan berrh 79 95% pada pagi hari pukul 7.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan September 2011 di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Analisis tanah

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat dan Bahan Rancangan percobaan Perlakuan Model

METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat dan Bahan Rancangan percobaan Perlakuan Model METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrostologi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Maret sampai Juni

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga bulan Mei 2010 di rumah kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Kampus Dramaga, Bogor dan Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et. PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et. B) DI PERSEMAIAN Balai Besar Penelitian Dipterokarpa RINGKASAN Kendala

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Dramaga, Bogor untuk pengujian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Rakyat 1. Pengertian Hutan Rakyat Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber (DRT), Sei. Sinepis, Provinsi Riau. Waktu pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2015 sampai bulan Januari 2016 bertempat di Screen House B, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Laboratorium Produksi Tanaman, dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan di Laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA

PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA i PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 i PENGARUH PERENDAMAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. Metode Penelitian

III. Metode Penelitian III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Teknik Mesin dan Budidaya Pertanian dan Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah, Institut Pertanian Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan Penyimpanan adalah salah satu tindakan pengamanan yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas produk. Penyimpanan pakan dalam industri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada periode Juli 2015 sampai dengan Februari 2016. Bertempat di screen house B, rumah kaca B dan laboratorium ekologi dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan di areal kebun percobaan kampus STIPAP Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan Selama 6 bulan yaitu mulai dari bulan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, Dramaga-Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat Prosedur Larutan Peroksida Pemilihan Jenis Leguminosa Persiapan Media Tanam

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat Prosedur Larutan Peroksida Pemilihan Jenis Leguminosa Persiapan Media Tanam MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai bulan Maret 2012, bertempat di Laboratorium Lapang Agrostologi, Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di III. TATA CARA PENELITIAN A. Rencana Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di Laboratorium Penelitian, Lahan Percobaan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 204 di Workshop Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara untuk membuat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic Acid) terhadap pertumbuhan vegetatif bibit tebu (Saccharum officinarum L.) G2 varietas

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian UMY. B. Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas cahaya dan penutupan tajuk Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat 11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2011 di Laboratorium Agromikrobiologi, Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan;

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di Laboratorium Daya dan Alat, Mesin Pertanian, dan Laboratorium Rekayasa Bioproses

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green House Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di Desa Tamantirto,

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai bulan Mei 2016 di lahan penelitian Fakultas Pertanian, dan Laboratorim Fakultas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo, dan jarak penelitian 15 km dari letak gunung sinabung

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut. 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi Wetan, Kecamatan Kaliori, Rembang, Jawa Tengah. Analisis tanah dan pupuk kandang dilakukan di Balai

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni 2011. Di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan. Pengujian a W di lakukan di Laboratorium Teknologi Hasil

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di areal KPH Balapulang Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN 9 II. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Desember 2015 yang bertempat di di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Rumah Kaca dan Laboratorium Produksi Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat 18 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor, Sawah Baru Babakan Darmaga, selama 4 bulan, dari bulan Mei-September 2010. Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Metabolisme Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor mulai bulan Oktober sampai dengan Nopember 2011. Tahapan meliputi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan di kebun percobaan

Lebih terperinci