Raushan Fikr Vol. 6 No. 1 Januari 2017
|
|
- Benny Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DOMINASI ARSITEKTUR TIONGHOA MASJID CHENG HOO Vita Sari Dwi Saputri Institut Agama Islam Negeri Purwokerto HP Abstrak Dominasi warna pada bangunan Masjid Cheng Hoo yaitu warna merah, filosofi warna merah pada masyarakat Tionghoa melambangkan antusiasme, semangat dan keberuntungan tidak bertentangan dengan Islam. Dominasi ornament-ornamen dalam Masjid Cheng Hoo seperti bunga melati yang yang ada pada jendela dan langit-langit atap masjid yang dimaksudkan untuk menambah variasi pada atap masjid yang berjumlah delapan yang dianggap angka keberuntungan pada masyarakat Tionghoa. Dominasi bentuk atau wujud tulisan maupun bangunannya terdapat lafadz Allah pada pintu masjid yang dibuat seperti bentuk seperti huruf Cina dan asmaul husna dan asma Allah yang dibuat seperti huruf kanji di bagian langit-langit masjid bagian dalam. Model atap, pilar dan bagian-bagian lain yang sangat bervariasiada yang njawani, kearab-araban, dan mandarin. Kata Kunci: Masjid Cheng Hoo, Warna, Ornament, Wujud dan Bentuk A. Pendahuluan Dominasi terjadi di dalam masyarakat ketika salah satu dari kelompok bekuasa di dalam masyarkat tersebut dan disitulah timbul konflk Antara individu dengan kelompok. Individu yang berkuasa di dalam kelompok yang secara otoriter memerintah mereka untuk memerintah suatu hal. Dengan adanya konflik tersebut membutuhkan solusi untuk bisa menyelesaikan masalah itu, agar beberapa kelompok merasa dihargai atau diberi hak untuk menyampaikan beberapa pemikiran dari mereka. Cara mengatasi hal tersebut adalah dengan cara diskusi atau bermusyawarah. Arsitektur mewujud dalam bentuk dari bangunan yang dirancang sesuai konsep yang sudah dimusyawarahkan dalam kelompok tersebut. Arsitektur dibuat dalam pengaruh kekuasaan- kekuasaan yang dimi lilki seseorang dapat muncul melalui wacan maupun materi pada domi nasi sebuah arsitektur bisa muncul karena pemilik modal yang me ngua- Vita Sari Dwi Saputri 1
2 sai sehingga dapat diterima masyarakat. Semua bangunan mempunyai arsitektur yang berbeda-beda terutama dalam Arsitektur Masjid Cheng Hoo. Dan Masjid Cheng Hoo memiliki arsitektur tersendiri dan mempunyai bentuk yang unik dari ornament-ornamen Tionghoa di masjid tersebut. Dengan demikian dominasi Arsitektur Tionghoa di masjid Cheng Hoo menjadikan saya tertarik untuk memilih judul tersebut untuk dikaji secara mendalam. B. Pembahasan 1. Arsitektur Arsitektur secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sebuah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya selain itu dengan kata lain metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan. 1 Secara luas arsitektur disebut semua proses analisis dan perencanaan semua keutuhan fisik bangunan, misalnya pengorganisasian perancangan bangunan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancang perkotaan, arsitektur lansekap hingga ke level mikro yaitu rancang interior/eksterior, rancang asesoris dan pernak-pernik pelengkap. Berdasarkan kamus umum, kata arsitektur berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata, yaitu Archi= kepala, dan techton= tukang, maka architecture adalah karya kepala tukang. 2 Kemudian muncul teori mengenai arsitektur diantaranya arsitektur vernakuler yang tumbuh dari arsitektur rakyat, yang lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar pada tradisi etnik. Dengan demikian Asitektur tersebut sejalan dengan paham kosmologi, pandangan hidup, gaya hidup dan memiliki tampilan khas sebagai cerminan dan jati diri yang dapat dikembangkan secara inovatif kreatif dalam pendekatan sinkretis ataupun eklektis. Modernisasi dan kemajuan teknologi serta interaksi social ekonomi menuntut kehadiran Arsitektur yang mampu berdialog dengan tuntunan baru. Meminjam istilah Christopher Alexander bahwa arsitektur itu mempunyai bahasa, maka bahasa arsitektur vernakular erat sekali hubungannya dengan aspek-aspek tradisi. Tradisi memberikan suatu jaminan untuk melanjutkan kesinambungan tatanan sebuah arsitektur melalui sistem persepsi ruang yang tercipta, bahan dan 2 Dominasi Arsitektur Tionghoa Masjid Cheng Hoo
3 jenis konstruksinya. Ruang, bentuk dan konstruksi dipahami sebagai suatu warisan yang akan mengalami perubahan secara perlahan melalui suatu kebiasaan. 3 Indonesia sendiri merupakan komplek kepulauan terbesar didunia dengan Budaya Pluralistik yang memiliki berbagai system budaya dan seni yang bermacam-macam. Dalam budaya masyarakat setempat dijadikan sebagai sebuah jati diri atau kepribadian oleh warganya. Dari berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia yang pluralistik akan memberikan sebuah sumbangan terhadap variasi inovasi Arsitektur. Asitektur dibangun untuk mampu menjawab kebutuhan manusia dan mengangkat derajat hidupnya menjadi lebih baik, sehingga tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kebudayaan. Dalam setiap bangunan memiliki polapola yang berbeda-beda dikarenakan dalam setiap pola bangunan memiliki makna tersendiri dan kegunaan dari bangunan itu. Dengan adanya sebuah teori Arsitektur maka akan memudahkan para arsitek untuk membuat suatu racangan yang maksimal dalam setiap pekerjaanya. Arsitektur itu sendiri adalah buah daripada Budaya (Mario Salvadori/ Ruskin 1947: 12). 4 Arsitektur memiliki aspek-aspek diantaranya keindahan/ estetika (Venusitas), kekuatan (Firmitas), dan kegunaan (Fungsi). 5 Hampir setiap bangunan dalam kurun waktu tertentu akan mengalami perubahan baik langsung maupun tidak langsung, berubah akibat adanya proses adaptasi untuk menghadapi perubahan kebutuhan di tiap-tiap generasi ataupun karena faktor alam. Perubahan ini terjadi karena adanya perubahan peradaban, perubahan spirit zaman dan perubahan dari era lama ke era baru, misalnya dari era pertanian ke era industri, sehingga kemapanan secara ekonomis tentu berubah dan pada akhirnya berujung pada sebuah kebutuhan perubahan yang berimbas pada bangunan. Ciri khas dalam setiap bangunan dipengaruhi oleh budaya yang dibawa oleh perseorangan. Dalam Arsitektur Vernakuler mengandung kesepakatan yang menanggapi secara positif terhadap iklim disamping terhadap ruang waktu dan budaya. Arsitektur ini juga memberikan prinsip dan simbol masa lalu untuk dapat ditransformasikan kedalam bentuk-bentuk yang akan bermanfaat bagi perubahan-perubahan tatanan social masa kini. Kesempatan ini memberikan peluang besar bagi para arsitek untuk mencermati potensi yang dipunyai untuk berkontribusi dalam modernisasi arsitektur. Vita Sari Dwi Saputri 3
4 Dalam kajian Arsitektur Tioghoa yang diterapkan dalam sebuah bangunan masjid yang memberikan sebuah karya yang sangat mengesankan, unik dan mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi. Hal ini perlu perhatian khusus karena dalam setiap kebudayaan yang dikolaborasikan dengan kebudayaan lain dalam bentuk bangunan, cukup memberikan gambaran bahwasannya budaya satu sama lain bisa bersamaan untuk mewujudkan karya yang menajupkan tanpa ada pro dan kontra didalamnya dan mencerminkan sebuah kerukunan antar sesamanya. Arsitektur Indonesia dalam menyikapi arus globalisasi yang sedang melanda dunia ini. Budaya, tradisi, vernakulernya yang cukup berpotensial untuk dapat dikembangkan guna menganggulangi pengaruh negatif dari luar. Dalam hl ini vernakuler tradisional memberikan daya tarik dan selera untuk masyarakat yang mempunyai hubungan harmonis terhadap lingkungan setempat dan tidak harus larut dengan pengaruh arsitektur barat yang terlalu berorientasi pada penampilan fisiknya. Karena Indonesia sendiri merupakan Negara yang yang sangat kaya akan warisan dan jejak sejarah yang panjang sehingga tidak harus begitu saja larut dalam perkembangan arsitektur barat. Harapan yang disampaikan dalam Arsiektur Vernakuler, Arsitektur Indonesia harus mampu eksis dalam evolusinya tetap memiliki jati diri. Dengan adanya Arsitektur Vernkuler, dapat digunakan untuk mengetahi perkembangan arsitektur Indonesia dengan berbagai macam budaya,etnis yang dijadikan sebagai jati diri dalam setiap bangunan yang mempunyai nilai estetika, dan kegunaan yang beragam. Dari nilai-nilai tersebut dapat diwujudkan dengan seberapa jauh pemahaman arsitek terhadap teori arsitektur itu sendiri. Maka akan dengan mudah arsitektur dapat dikatakan memiliki nilai estetika yang patut untuk dipertimbangan. 2. Sekilas Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo terletak di Selagangeng, Mrebet, Kabupaten Purbalingga. Hanya sekitar 3 km dari Pasar Bobotsari Purbalingga dan sekitar 12 km dari Purbalingga kota. Setelah memasuki area Masjid, rupanya bangunan Masjid Nampak begitu elegan. Dengan arsitektur ala Tionghoa dan dilengkapi dengan ornament-ornamen khas Cina seperti lampion dan pilar-pilar Masjid berwarna merah, 4 Dominasi Arsitektur Tionghoa Masjid Cheng Hoo
5 serta jendela-jedela dengan ornament segi delapan, membuat Masjid ini terkesan unik namun tidak meninggalkan nilai-nilai keislaman didalamnya karena terdapat uga pada dinding dalam Masjid asmaul husna dan asma Allah yang dibuat seperti hurup kanji. Awal berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo merupakan prakarsa dari PITI di mana piti adalah organisasi wadah berhim punnya orang-orang tionghoa muslim yang lahir pada 14 April 1961 di Jakarta, PITI merupakan singkatan dari Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, didirikannya PITI dengan tujuan mengembangkan dakwah di kalangan orang-orang tionghoa muslim di Indo nesia. Masjid Cheng Hoo dibangun atas inisiatif bapak Herry Susetyo, beliau adalah seorang mualaf yang masuk islam pada tahun 2003 dan ia ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten Purbalingga Pembina Iman Tauhid Islam dan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, ide membangun masjid sebagai tempat ibadah dan pembinaan iman tauhid para anggotanya sekaligus juga bagi seluruh kaum muslimin tanpa melihat paham golongan, sekte, komunitas dari mana mereka berasal. Masjid Jami PITI Kabupaten Purbalingga dibangun dengan rancangan bangunan yang sedikit unik dan istimewa, dengan gaya arsitektur Jawa, Arab dan Cina, sehingga terjadi satu akulturasi budaya mengemuka dalam wujud bagunan masjid yang elok dari sisi arsitekturnya seperti model atap, pilar dan bagian-bagian lain yang sangat bervariasi ada yang njawani, kearab-araban, dan mandarin. Mengenai lokasi masjid melaui proses tukar guling dengan masjid An-Naba dengan kesepakatan Antara dua belah pihak. Sebelum pembangunan Masjid dialakukan terlebih dahulu survey ke Surabaya pada minggu keempat Januari 2005 untuk menyiapkan suatu rancangan tentang profil masjid yang menampung bermacam-macam unsur kultur dan budaya dalam satu rekaan dan paduan yang penuh dengan keharonisan yang merupakan simbol-simbol kehidupan untuk bisa diimplementasikan dalam kehidupan keseharian. 6 Setelah itu pada bulan Februari tahun 2005 dimulai pengerjaan pembangunan masjid yang berlokasi di Grumbul Mejingklak RT 03 RW 04 Desa Selaganggeng Purbalingga dengan upacara peletakan batu pertama yang dihadiri oleh ketua DPP PITI dengan didampingi Bupati Purbalingga pada saat itu dengan semangat yang menggebugebu. Namun, keadaan tersebut hanya bertahan dengan hitungan bulan tidak sampai mencapai hitungan tahun karena terkendalanya Vita Sari Dwi Saputri 5
6 pendanaan. Dengan berjalannya waktu ada seorang yang terpanggil untuk membantu menyelesaikan pembangunan Masjid beliau adalah H. Achmad Zaky Arslan Junaid pemilik sekaligus Ketua Umum Kospin Jasa Pekalongan yang jaringan usahanya meliputi seluruh wilayah Indonesia. Masjid Cheng Hoo dibangun di atas tanah wakaf seluas 50 ubin yang dalam pengembangannya telah mencapai 100 ubin dan dapat diselesaikan paling lambat pada akhir Juni 2011 dengan bantuan dari berbagai pihak. Dan selanjutnya tanggal 5 Juli 2011 akan diresmikan penggunaannya dalam satu upacara protokoler. Nama masjid Jami PITI dimbil dari nama tokoh legendaris Laksamana Muhammad Cheng Hoo yang telah malang melintang mengarungi samudera dan melintasi kawasan Nusantara. Dan satu diantaraya adalah berada di Semarang sebagai tempat persinggaan, ia membangun tempat yang sekarang ini dikenal menjadi Klenteng Sam Poo Kong. Adapun nama Masjid Jami PITI Purbalingga Muhammad Cheng Hoo ditetapkan berdasarkan Surat Kospin Jasa Pekalongan yang ditanda tangani langsung oleh ketua umumnya HA. Zaky Arslan Djunaid yang disampaikan kepada ketua DPC PITI Kabupaten Purbalingga tertanggal 13 Mei 2011 Nomor: 023/Sekr- JS/G/V/2011 perihal nama Masjid Bobotsari. 7 Arsitektur secara bahasa dalam KBBI merupakan sebuah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya selain itu dengan kata lain metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan. Dalam setiap bentuk arsitektur itu sendiri adalah buah dari budaya yang dibawa oleh pemilik bangunan atau masyarakat dilingkungannya. Arsitektur itu sendiri timbul dari masyarakat yang mempunyai beragam budaya, yang dijadikan sebagai jati diri oleh masyarakat untuk mendapatkan posisi didalam masyarakat itu sendiri. Di Indonesia sendiri perkembangan arsitektur sangatlah berkembang pesat dengan keragamaan agama, etnis, dan budaya yang ada pada masyarakat yang berkontribusi di dalamnya. Di dalam masjid Cheng Hoo sendiri yang kebetulan dibangun oleh mualaf yang berasal dari agama Cina yang ingin mendirikan sebuah masjid yang dikolaborasikan dengan arsitektur Tionghoa, namun tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman didalamnya. 6 Dominasi Arsitektur Tionghoa Masjid Cheng Hoo
7 3. Makna Dominasi dalam Masjid Cheng Hoo a. Dominasi Warna Dalam arsitektur Masjid Cheng Hoo terdapat berbagai hal seperti dinding yang berwarna merah, masjid di dominasi dengan warna merah, filosofi warna merah pada masyarakat Tionghoa melambangkan antusiasme, semangat dan keberuntungan. Warna merah pada masjid Cheng Hoo meliputi dinding, tiang penyangga masjid. Senada dengan lantai dan karpet merahnya, semakin membuat ruangan masjid ini seakan-akan menyala. b. Dominasi Ornament Di teras masjid sebelum pintu masuk terdapat bedug yang berukuran tidak terlalu besar sebagai pelengkap masjid ini, lengkap dengan hiasan dan ornamennya. Sentuhan nuansa Tiongkok hadir dalam lampu-lampu lampion merah yang terdapat di teras masjid. Bentuk dari atap luar masjid Cheng Hoo sama persis dengan bentuk atap klenteng seperti undak-undakan dan sisi atap melengkung keatas seperti bentuk pagoda. Kemudian pada bagian atas pintu masuk, terdapat sambutan papan nama masjid Cheng Hoo yang ditulis dengan bahasa mandarin. Bentuk pintu masuk masjid terbuat dari kayu diukir rapi dengan gaya Tiongkok, namun ukirannya membentuk lafadz Allah. 8 Dan dinding masjid juga dilengkapi dengan ornament-ornamen kaligrafi arab yang membuat masjid semakin unik. Apalagi ditambah dengan lampu hias berukuran cukup besar, yang membuat ruangan masjid ini menjadi indah. Beberapa lampion di dalam masjid juga dihiasi dengan lafadz Allah dan Muhammad. Di dalam jendela masjid berbentuk segi delapan dengan kaca hias warna kombinasi yang menyala dan terdapat motif bunga melati yang melambangkan kesucian dan kesederhanaan. sedangkan pada jendela masjid berbentuk segi delapan dan terdapat kaca dengan bentuk melati yang maknanya adalah angka keberuntungan dan masyarakat Cina percaya hal itu akan membawa nasib baik, terutama untuk masjid dan para pe ngunjung maupun pengurusnya yang di kombinasikan dengan bentuk jendela, jumlah tiang penyangga masjid dan rata-rata berjumlah delapan. Vita Sari Dwi Saputri 7
8 c. Dominasi Bentuk/ Wujud Tulisan Saat pertama kali masuk masjid Cheng Hoo kita akan dibuat terkesan dengan kubah masjid yang berbentuk segi delapan, juga dilengkapi ukiran melingkar yang berbentuk lafadz Allah., Sementara itu, rangka atap bagian dalam masjid disusun rapi dengan gaya khas rumah Jawa (usuk). Jika dilihat dari sisi sosial, konsep kontruksi dari masjid Cheng Hoo dikonsep untuk semakin menyatukan masyarakat serta untuk menambah daya tarik wisata di Kabupaten Purbalingga tentunya juga untuk beribadah. Disini dapat dilihat bahwa arsitektur yang berasal dari dua bahkan tiga kebudayaan yang berbeda dapat dikolaborasikan di dalam sebuah bangunan masjid yang menciptakan suatu karya yang sangat diminati oleh masyarakat bahkan wisatawan. C. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal penting. Pertama, Dominasi warna yang terdapat dalam bangunan Masjid Cheng Hoo didominasi dengan warna merah, filosofi warna merah pada masyarakat Tionghoa melambangkan antusiasme, semangat dan keberuntungan tidak bertentangan dengan Islam. Kedua, Dominasi ornament-ornamen yang adapada Masjid Cheng Hoo seperti bunga melati yang yang ada pada jendela dan langit-langit atap masjid yang dimaksudkan untuk menambah variasi pada atap masjid yang berjumlah delapan yang dianggap angka keberuntungan pada masyarakat Tionghoa. Ketiga, Dominasi bentuk atau wujud tulisan maupun bangunannya terdapat lafadz Allah pada pintu masjid yang dibuat seperti bentuk seperti huruf Cina dan asmaul husna dan asma Allah yang dibuat seperti huruf kanji di bagian langit-langit masjid bagian dalam. Model atap, pilar dan bagian-bagian lain yang sangat bervariasi ada yang njawani, kearab-araban, dan mandarin. Endnotes: 1 pada tanggal 22 Oktober Wiranto Arsitektur Vernakuler Indonesia (1999: 15-20) 3 Gatot Suharjanto comtech. vol. 2, NO.2 Desember 2011 : diakses pada tanggal 30 Oktober Wiranto Dimensi Teknik Arsitektur vol. 27, NO. 2, DESEMBER 1999: Vitruvius De Architectura diakses pada tanggal 22 Oktober Untung Supardjo, Sekilas Sejarah Berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo Kabupaten Purbalingga, (Purbalingga: 2016), hal Dominasi Arsitektur Tionghoa Masjid Cheng Hoo
9 7 Untung Supardjo,Sekilas Sejarah Berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo Kabupaten Purbalingga, (Purbalingga: 2016), hal 11 8 Dinda Wulan Afriani, ejournal.iainpurwokerto.ac.id vol.12, No.1, Januari-Juni Diakses pada tanggal 15 November DAFTAR PUSTAKA Afriani, Dinda Wulan. ejournal.iainpurwokerto.ac.id. vol.12, No.1, Januari- Juni Diakses pada tanggal 15 November Suharjanto, Gatot comtech. vol. 2, NO.2 Desember 2011 : diakses pada tanggal 30 Oktober Dwi, Vita Sari Dominasi Arsitektur Tionghoa di Masjid Cheng Hoo. Purbalingga.dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober Untung Supardjo, Sekilas Sejarah Berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo Kabupaten Purbalingga, Purbalingga: Untung Supardjo, Sekilas Sejarah Berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo Kabupaten Purbalingga, Purbalingga: Vitruvius. De Architectura. diakses pada tanggal 22 Oktober diakses pada tanggal 22 Oktober Wiranto Arsitektur Vernakuler Indonesia Wiranto Dimensi Teknik Arsitektur vol. 27, NO. 2, Desember Vita Sari Dwi Saputri 9
MASJID CHENG HOO SURABAYA
KAJIAN MAKNA BUDAYA DALAM ARSITEKTUR : MASJID CHENG HOO SURABAYA Oleh: INDAH RAHMAWATI 0851010006 SEPTAFIAN ADHE 0851010028 SAVITRI KUSUMA W 0851010059 LUCKY MURDIYONO 0851010093 FAKULTAS TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO
BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO A. Akulturasi China dan Jawa di Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Tionghoa yang datang dan menetap di Indonesia sudah memiliki sejarah yang panjang. Orang Tionghoa sudah mengenal Indonesia sejak abad ke 5 M, dan selama beberapa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.
53 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Masjid merupakan salah satu bangunan yang penting dalam agama Islam. Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai tempat kegiatan umat Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masjid merupakan tempat beribadah umat muslim. Akar kata dari masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi Muhammad SAW, di dalam
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.
Lebih terperinciCiri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal
Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciSEJARAH DAN ARSITEKTUR MASJID JAMI PITI MUHAMMAD CHENG HO DI DESA SELAGANGGENG ( )
SEJARAH DAN ARSITEKTUR MASJID JAMI PITI MUHAMMAD CHENG HO DI DESA SELAGANGGENG (2005-2016) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Anik Yosi Susanti
Lebih terperinciLebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,
Lebih terperinciBAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI
BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara Republik Indonesia. Wilayah Jakarta terbagi menjadi 6 wilayah yang termasuk 5 wilayah kota administratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.1.1 Latarbelakang Pengadaan Proyek Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari jajaran ribuan pulau yang mempunyai masyarakat plural dimana memiliki bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masjid pertama dalam Islam yaitu Masjid Quba, masyarakat Madinah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid pertama dalam Islam yaitu Masjid Quba, masyarakat Madinah yang dikenal berwatak lebih halus lebih bisa menerima syiar Nabi Muhammad SAW. Mereka dengan antusias
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya
BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.500 pulau dan dihuni 931 kelompok etnik, mulai dari Aceh di Sumatera
Lebih terperinciPerpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta
SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah
Lebih terperinciUnsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro Uswatun Chasanah usw ahsnh.10@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi 2. Sebagai contoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan suatu kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau 1. Sejarah memiliki bukti nyata yang dapat diteliti atau dipelajari sehingga setiap orang dapat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pertemuan budaya yang ada pada Mesjid Raya Cipaganti dapat terkordinasi dengan baik antara budaya yang satu dengan lainnya. Budaya luar yang masuk telah mengalami
Lebih terperinciJawa Timur secara umum
Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu
Lebih terperinci2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya
Lebih terperinciRUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH
RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH Reny Kartika Sary Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang Email : renykartikasary@yahoo.com Abstrak Rumah Limas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai beragam kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan tersebut mempunyai unsur yang berbeda-beda.
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG
JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG LATAR BELAKANG Semarang adalah kota raya dan merupakan Ibu kota dari Jawa Tengah dan sebagai kota metropolitan kelima di Indonesia
Lebih terperinciMASJID JAMI PITI LAKSAMANA MUHAMMAD CHENG HO PURBALINGGA: SIMBOL KEINDAHAN TOLERANSI
Arif Hidayat: Masjid dalam Menyikapi Peradaban Baru... (hal. 13-26) MASJID JAMI PITI LAKSAMANA MUHAMMAD CHENG HO PURBALINGGA: SIMBOL KEINDAHAN TOLERANSI DALAM AKULTURASI Dinda Wulan Afriani STAIN Purwokerto
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR Oleh: RIYANTO L2D000451 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama Islam, memberikan pengaruh yang kuat terhadap masjid sebagai bentuk arsitektur Islam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah tertentu. Masing-masing daerah (wilayah) tersebut yang memiliki keragaman dan kekayaan budaya.
Lebih terperinciRumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar
Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pelestarian Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika, Indonesia juga banyak memiliki ragam seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Malang sebagaimana umumnya wilayah Jawa Timur lainnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Alasan Pemilihan Judul Kabupaten Malang sebagaimana umumnya wilayah Jawa Timur lainnya, sangat kuat memegang tradisi pesantren yang hampir di setiap kecamatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kata modern merupakan kata yang tidak asing lagi didengar, terutama dalam dunia arsitektur. Hal ini yang kemudian memunculkan sebuah arsitektur yang disebut
Lebih terperinciPENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan diwujudkan dalam berbagai karya relief. Karya relief merupakan bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan salah satu bentuk kebutuhan dari sekian banyak kebutuhan kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian selalu tumbuh dan berkembang sejajar dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi
Lebih terperinciB. Modernisasi Menyebabkan Terkikisnya Perhatian Generasi Muda Terhadap Budaya Bangsa
A. Latar Belakang KOPI, Dewasa ini, tradisi masyarakat menjadi perhatian aset warisan bangsa. Hal ini disebabkan karena dinamika zaman telah mengubah sikap dan perilaku masyarakat. Tradisi masyarakat selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :
BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perancangan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas di Desa Jomblang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang
Lebih terperinci2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni rupa sebagai ciptaan manusia senantiasa dikembangkan di setiap zaman dan tempat yang berbeda, hal itu akibat semakin meningkatnya kebutuhan manusia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Neo Vernacular Architecture (Materi pertemuan 8) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Perancangan bangunan tempat ibadah pada masa sekarang sudah banyak berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa dahulu. Dulu bangunan tempat
Lebih terperinciPENDAHULUAN Introduction to Architecture
PENDAHULUAN Dalam mendefinisikan arsitektur, memang bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Sudah banyak buku yang membahas mengenai topik tersebut dan sudah banyak pula perdebatan yang dilakukan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pagelaran merupakan salah satu daerah penghasil gerabah di Kabupaten Malang. Di tengah wilayah desa ini dilintasi jalan yang menghubungkan Malang dengan Bantur
Lebih terperinciMASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.
Lebih terperinciARSITEKTURAL KALIANDRA (PASURUAN)
ARSITEKTUR VERNAKULAR JAWA TIMUR ARSITEKTURAL KALIANDRA (PASURUAN) SAVITRI KUSUMA WARDHANI 0851010059 Arsitektur vernakular adalah istilah yang digunakan untuk mengkategorikan metodekonstruksi yang menggunakan
Lebih terperinciArchitecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary
Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan dalam berbagai bidang kini semakin terasa di Indonesia. Kemajuan teknologi telah membawa suatu pengaruh yang cukup signifikan
Lebih terperinciARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA
Modul ke: 03 Primi Fakultas FTPD ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA Vernakular dalam Arsitektur Tradisional Artiningrum Program Studi Teknik Arsitektur Tradisi berasal dari bahasa Latin: traditio, yang berarti
Lebih terperinciMasjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut Annisa Maharani mhrnannisa1997@gmail.com Mahasiswa Sarjana Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Lebih terperinciJENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,
JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, PRASASTI, KALIGRAFI MASJID, ORNAMEN MASJID, DAN ANGKET Jenis-jenis Kaligrafi 2.2 Jenis
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur rumah tradisional yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur rumah tradisional yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara memiliki berbagai keistimewaan masing-masing. Proses pembuatan atau pembangunan rumah tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan lingkungan yang kondusif, keamanan, dan cara penggunaan bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi. Kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan
Lebih terperinciRumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK
Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Rumah adat Bali adalah cerminan dari budaya Bali yang sarat akan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan masyarakatnya yang Pluralistic mempunyai berbagai macam bentuk dan variasi dari kesenian budaya. Warisan kebudayaan tersebut harus
Lebih terperinciKonsep Tata Masa. Parkir. Green area. Green area
Konsep Tata Masa 1. Bagian Barat langgar 2. Bagian Utara Rumah induk 3. Bagian Selatan Rumah 4. Bagian Timur kandang & Dapur Parkir Green area Konsep tata masa dalam perancangan taman wisata budaya mengutip
Lebih terperinciArchitecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015
Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat unik dengan berbagai keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun memiliki
Lebih terperinci+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00
LANTAI DAN DINDING Seluruh ruangan dalam rumah Bubungan Tinggi tidak ada yang dipisahkan dinding. Pembagian ruang hanya didasarkan pembagian bidang horisontal atau area lantai yang ditandai dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peninggalan sejarah Islam diacehsalah satunya kesenian. Kesenian merupakan sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan yang dapat didengar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang 1.1.1. Latarbelakang Pengadaan Proyek Perkembangan negara Jepang yang sangat maju dalam waktu yang singkat merupakan titik pandang tersendiri baik bagi dunia Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat sangat menguntungkan dikarenakan berdekatan dengan kota Surabaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Judul LASEM HERITAGE CENTER Pendekatan pada Arsitektur Etnik Kontemporer, dari judul tersebut dapat diartikan perkata adalah sebagai berikut : Lasem : Merupakan kota Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki beberapa kabupaten dengan berbagai macam suku. Salah satu suku yang terdapat di Sumatera
Lebih terperinciTugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT.
Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT. Fenomena ~ Wayang adalah wahana untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia menjadi
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki luas Km². Penduduk
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Malang merupakan wilayah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Malang sendiri terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kota Malang dan Kabupaten Seluruh wilayah
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 1. Pengertian Arsitektur A. Kajian Gramatikal Arsitektur :... seni dan teknologi dalam mendesain dan membangun struktur atau sekelompok besar struktur dengan pertimbangan kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedatangan agama Islam ke Indonesia merupakan suatu proses yang panjang dalam sejarah Indonesia. Namun diyakini bahwa salah satu unsur penting dalam proses kedatangan
Lebih terperinciPERENCANAAN BANGUNAN INFRAKSTRUKTUR PENDIDIKAN (GAZEBO) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
PERENCANAAN BANGUNAN INFRAKSTRUKTUR PENDIDIKAN (GAZEBO) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Sari Utama Dewi Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX yang menjadi Sultan ketika itu. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun didirikan pada tahun 1906, dan selesai pada tahun 1909.Secara keseluruhan biaya pembangunan masjid ditanggung sendiri oleh Sultan Maamun Al-Rasyid
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL DAN BAGAN... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Perumusan Masalah...
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ARI AYU KUSUMANINGTYAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : HASAN AL HAMID L2B 097
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009
BAB 5 KESIMPULAN Bangunan Gereja Koinonia merupakan bangunan tinggalan kolonial pada awal abad 20 jika dilihat dari tahun berdirinya. Perkembangan gaya seni arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh
Lebih terperinci, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotagede adalah kawasan yang terletak sekitar 10 kilometer tenggara dari Kota Yogyakarta adalah sentra kerajinan perak yang pernah mengalami masa kejayaannya pada era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa arsitektur rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang mencerminkan sebuah ekspresi
Lebih terperinciNatural Friendly Neoclassical Style. Architecture
Architecture Natural Friendly Neoclassical Style Teks: Widya Prawira Foto: BambangPurwanto Desain rumah yang everlasting dengan mengoptimalkan potensi lingkungan, menjadikan rumah ini bersahabat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Hampir setiap negara memiliki komunitas Muslim, dan dimana komunitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai satu dari beberapa kota lama di Indonesia memiliki cukup banyak sisa-sisa bangunan tua bersejarah, seperti Lawang Sewu, Stasiun Tawang, Gereja
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Cina yang merupakan salah satu dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki berbagai seni budaya maupun mitos yang masih sangat kental. Acara-acara besar yang
Lebih terperinciBAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arti kata Vernakular itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu verna yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki berbagai macam etnis yang tersebar di pelosok Nusantara yang salah satunya etnis Minangkabau yang berpusatkan di Provinsi
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI Interpretasi dan Elaborasi Tema Desain. a. Pengertian Arsitektur Kontekstual. Indonesia) mengenai: bangunan.
BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/Tema Desain Arsitektur Kontekstual 5.1.1. Interpretasi dan Elaborasi Tema Desain a. Pengertian Arsitektur Kontekstual Definisi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Lebih terperinci