BAB I PENDAHULUAN. a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. habisnya usia generasi yang bersangkutan
|
|
- Dewi Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia atau masyarakat yang hidup bersama dalam satu komunitas tentu memiliki kebudayaan yang mengakar dalam kehidupannya dari generasi ke generasi. Budaya sendiri memiliki makna-makna tersendiri dalam kehidupan seperti yang dikemukakan oleh Gertz yaitu kebudayaan adalah sesuatu yang dengannya kita memahami dan memberi makna pada hidup kita. 1 Fungsi sistem budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia. 2 Walaupun sebagai masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling berbeda satu dengan lainnya, namun setiap kebudayaan mempunyai sifat yang hakikat yang berlaku secara umum bagi semua orang. Sifat hakikat kebudayaan adalah sebagai berikut: 3 a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. b. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu, mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi tertentu dan tidak mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan c. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya. d. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan. Memahami manusia secara universal mengandung pengertian bahwa nilai nilai yang berlaku di masyarakat ada yang berlaku secara universal atau berlaku di mana saja kita 1 Bernard T. Adeney, Etika sosial Lintas Budaya (Jogjakarta: Kanisius, 2000), Jacobus Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar (Bandung: Alfabeta, 2013), 9. 3 Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar
2 berada. Nilai-nilai ini diterima oleh semua masyarakat di dunia ini. Salah satu nilai yang sangat umum adalah penghargaan terhadap hidup. Manusia sangat menghargai hidup dan saling menghargai antara manusia yang satu dengan yang lainnya ada nilai kebersamaan yang bisa di ambil sebagai bagian dari persamaan budaya tersebut. Hal ini bisa dilihat dari falsafah hidup masyarakat setempat. Berbicara mengenai padanan hidup atau falsafah hidup yang dianut masyarakat, masyarakat Halmahera Barat mempunyai falsafah hidup yaitu Ino fo makati nyinga. Istilah ini merupakan sebuah istilah yang dipakai sebagai Motto dari provinsi Halmahera barat. Istilah berasal dari bahasa ternate. Istilah ini dapat penggalan kalimat pada puisi Dalil Moro. Dalil Moro ialah bentuk puisi sastera lama yang dalam peribahasanya mengungkapkan perumpamaan yang berbentuk dalil sebagai contoh untuk ditiru yang merupakan warisan nenek moyang yang telah merasuk dan dihayati, hingga patut ditaati. Dikutip dari tulisan Syahyunan Pora, kutipan sastra lisan berbentuk Dalil Moro ini, dipaparkan kembali sebagai berikut : Ino fo makati nyinga Doka gosora se bualawa Om doro fo mamote Fo magogoru, fo madodara Artinya : Mari kita bertimbang kasih Bagai Pala dan Cengkih Jatuh bangun kita bersama dilandasi kasih dan sayang. 4 Gufran Ali Ibrahim dalam bukunya Mengelola Pluralisme mencoba menafsirkan penggalan ini bahwa : Syahyunan Pora, Tinjauan Filosofis Kearifan Lokal Sastra Lisan Ternate, UNIERA 3, no 1 (2014), 2
3 metafora gosora se bualawa (Pala dan cengkih) sebagai bentuk kebersamaan. Sedangkan makati nyinga tenggang rasa menjadi sumbu dari kebersamaan; yang tumbuh berdampingan tanpa saling mematikan (tumbuh bersama, matang dan gugur bersama). Itulah hakikat dari magogoru asuh dan madodara asih 5 Seiring perkembangan kehidupan masyarakat Halmahera Barat dari generasi ke generasi, istilah ini sudah mulai dilupakan karena kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan dan dilestarikan dalam kehidupan bermasyarakat lagi dikarenakan konflik Agama yang pernah terjadi tahun 1999 sampai Memang realitas kehidupan sekarang sudah lebih kondusif, tapi sistem hidup kekerabatan tidak lagi seperti dulu karena mereka kembali dengan menggunakan sistem budaya masing-masing. Masyarakat terlebih khusus masyarakat pendatang, mereka tidak lagi membangun rasa percaya terhadap masyarakat asli terkait dengan segala macam aspek dalam kehidupan. Ada rasa kecurigaan yang muncul karena trauma akan konflik yang banyak memakan korban jiwa. Hal ini yang menyebabkan masyarakat tidak lagi memakai atau menerapkan nilai kebersamaan ini sebagai pegangan kehidupan mereka. Terlebih khusus masyarakat pendatang, hal ini berdampak pada pola hubungan antara masyarakat asli dengan masyarakat pendatang. Masyarakat pendatang tidak memaknai dan melihat nilai ini sebagai bagian dari kehidupannya, karena bagi masyarakat pendatang mereka merasa di tolak keberadaannya dan juga merasa tidak menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Halmahera Barat. Masyarakat pendatang sering merasa bahwa peran membangun masyarakat Halmahera Barat yang baik bukan bagian mereka karena mereka merasa mereka hidup hanya sebagai tamu dan yang harus membangun kehidupan masyarakat adalah masyarakat asli saja, juga karena bahasa yang dipakai yang menyebabkan masyarakat tidak tahu dan tidak memaknai istilah ini. Hal ini sesuai dengan Hipotesis Sapir- 5 Gufran Ali Ibrahim, Mengelola Pluralisme (Jakarta: Grasindo, 2004), 22. 3
4 Whorf menyatakan bahwa orang yang berbeda bahasa, karena perbedaan bahasa ini, juga berpikir secara berbeda. 6 Dalam komunitas jemaat sebagai bagian dalam masyarakat, trauma akan hal ini juga mempengaruhi cara berpikir jemaat dalam menentukan bahkan mengambil keputusan terhadap hubungan antara masyarakat, sehinggga kadang tidak mendapat jalan keluar dan menimbulkan masalah meskipun dalam kehidupan komunitas iman. Gereja sering mengumandangkan bentuk cinta kasih untuk hidup dalam kebersamaan, membangun hubungan tidak hanya dengan Allah tapi juga dengan relasi dengan sesama. Dalam hal membangun relasi dengan sesama ini yang sering mengalami kendala karena budaya yang saling berbenturan. Gereja perlu melakukan sebuah transformasi nilai-nilai budaya dalam penyuaraan nilai kebersamaan bagi masyarakat yang berbeda budaya ini. Hal inilah yang membuat penulis mencoba mengangkat pemaknaan falsafah hidup dari Ino fo makatinyinga ini sebagai bagian untuk menyatukan berbagai macam kebudayaan yang ada di Halmahera Barat (Budaya Pendatang) dalam satu kesatuan, artinya motto ini juga menjadi bagian masyarakat yang bukan orang asli di Halmahera Barat dalam kehidupan kesehariannya karena mereka juga bagian dari masyarakat Halmahera Barat sebagai bentuk penyadaran hubungan yang renggang dan sarat konflik ini. menurut Kim dan Berry, persamaanpersamaan budaya dapat terjadi jika orang mengejar tujuan yang sama, menggunakan metode dan sumber daya yang sama untuk mencapai nilai yang serupa dengannya. Tujuan kolektif, sumber daya manusia dan Alam, metode mencapai tujuan, dan makna serta nilai yang dilekatkan padanya diintegrasikan untuk membentuk sebuah keseluruhan yang bermakna dan koheren. 7 Dalam pengertian komunikasi konseling, komunikasi tidak hanya melihat pada menikmati perjumpaan fisik dengan orang lain tetapi juga hubungan yang bisa saling 6 David Matsumoto, Pengantar Psikologi Lintas Budaya (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), Uichol Kim, Kuo-Shu Yang, dkk, Indigenous and Cultural Psychology: Understanding People in Context (United State of America: Springer, 2006), 17. 4
5 menerima, menghargai, dan mengakui keunikan setiap individu, maupun memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. 8 Itu artinya bahwa nilai-nilai dari Ino fo makati nyinga bisa menjadi jawaban sebagai dalam menjawab masalah-masalah terkait dengan hubungan dan kesatuan budaya. Konseling multikultural adalah proses konseling yang melibatkan konselor dan klien yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda baik secara individu maupun antar kelompok, oleh karena itu sebagai konselor dalam proses konseling perlu menyadari dan peka akan nilai-nilai yang berlaku secara umum di dalam masyarakat. Kesadaran akan nilai-nilai yang berlaku bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya akan membuat konselor mempunyai pandangan yang sama tentang sesuatu hal. Persamaan pandangan atau persepsi ini merupakan langkah awal bagi konselor untuk melaksanakan konseling. Kenyataan ini yang dialami oleh masyarakat Desa Soakonora yang merupakan tempat pengambilan data dari penulis, karena bisa dikatakan masyarakat ini merupakan Indonesia mini bagi masyarakat Halmahera Barat dan merupakan masyarakat desa yang didominasi oleh agama Kristen. yang dijumpai ketika memasuki wilayah ibukota Halmahera Barat. Masyarakat desa Soakonora, ini hampir sebagian besar masyarakatnya pendatang yang sudah lama hidup dan menetap dalam masyarakat Halmahera Barat sehingga sudah menjadi bagian masyarakat yang juga hidup dibawah nilai Ino fo makati nyinga sehingga bisa dihubungkan dengan pemaknaan dalam kehidupan mereka sebagai pendekatan yang bisa membantu mereka memahami makna hubungan budaya yang baik dan Holistik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada permasalahan di atas maka rumusan pertanyaan penelitian adalah bagaimana Ino fo makati nyinga sebagai konseling social Justice? Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan pokok penelitian, yaitu: pertama, bagaimana asal-usul 8 J.D. Engel, Konseling suatu Fungsi Pastoral (Salatiga : Tisara Grafika, 2007), 17. 5
6 dan pemaknaan Ino fo makati nyinga dikaji dari prespektif konseling Multikultural? Kedua, bagaimana peran Ino fo makati nyinga dalam permasalahan yang terjadi dalam masyarakat Desa Soakonora di kaji dari prespektif konseling social justice? Ketiga, Bagaimana konseling Ino fo makati nyinga di kembangkan sebagai konseling social justice? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan dan menganalisa Ino fo makati nyinga sebagai konseling social justice. Tujuan penelitian itu dijabarkan dalam tiga sasaran pencapaian yaitu: pertama, menganalisis asal-usul dan pemaknaan Ino fo makati nyinga dari prespektif konseling multikultural. Kedua, menganalisis peranan Ino fo makati nyinga dalam permasalahan yang terjadi dalam masyarakat desa Soakonora di kaji dari prespektif konseling social Justice. Ketiga, mengembangkan Ino fo makati nyinga sebagai pendekatan konseling social Justice. 1.4 Manfaat Penelitian Selain mencapai tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, melalui penelitian ini penulis berharap dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat Halmahera Barat terlebih khusus kepada Masyarakat Desa Soakonora, Serta Jemaat Maranatha Soakonora. Kontribusi tersebut berguna untuk memperkaya dan menambah pemahaman dan pemaknaan Ino fo makati nyinga sebagai pendekatan konseling social justice yang dapat dijadikan semacam acuan pelayan pastoral gereja. Dan kemudian melalui penelitian ini, penulis mengharapkan dapat menstimulasi Program Studi Pascasarjana Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya Wacana agar lebih aktif memberdayakan nilai-nilai kearifan lokal sebagai instrumen pastoral bagi masyarakat. Akhirnya, tentu saja dengan penelitian ini penulis berharap berguna bagi diri penulis sendiri sebagai calon-calon pelayan Gereja kedepan. Penelitian ini kiranya memberikan semangat bagi penulis untuk mengembangkan potensi dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat melalui kompetensi akademis dalam bidang ilmu sosiologi agama. 6
7 1.5 Metode Penelitian Mempertimbangkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka dalam penelitian, ini peneliti menggunakan metode yang digunakan yaitu deskriptif analitis. Deskriptif oleh karena penelitian ini hendak mendeskripsikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang merupakan objek penelitian. 9 metode deskriptif-analitis yaitu suatu metode untuk mengumpulkan data dan menyusun data, kemudian diusahakan adanya analisis dan interpretasi atau penafsiran datadata tersebut. 10 Pendekatan yang di pakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang menyajikan data dalam bentuk kata-kata, sehingga tidak menekankan pada angka. Pendekatan kualitatif berusaha untuk menemukan dan mendeskripsikan makna atau data dibalik yang teramati. 11 Tempat atau lokasi penelitian di Desa Soakonora Kecamatan Jailolo Halmahera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi Dan wawancara. Observasi dalam hal ini penulis berperan sebagai partisipan yaitu menyamakan diri dengan orang yang atau masyarakat yang diteliti 12. Penulis merupakan bagian dari wilayah penelitian sebagai warga desa Soakonora Halmahera Barat sehingga penulis sudah mengerti pola dan kehidupan masyarakat. Teknik yang berikutnya adalah wawancara. Wawancara, bertujuan untuk mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari beberapa responden, dengan bercakapcakap berhadapan muka dengan orang itu. Wawancara ini pun bermaksud mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka. 13 Pemilihan sampel penelitian menggunakan Snowball sampling dan Purposive 9 Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Winarno Surakhmad, Pengantar Penulisan Ilmiah: Dasar Metode dan Teknik (Bandung: Tarsito, 1985), Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2012), W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1981),
8 sampling. Menurut Sugiyono, Snowball 14 adalah teknik pengumpulan sampel yang mujlamula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam pengambilan data, dipakai beberapa orang untuk menjadi sumber data tapi kalau merasa data yang diberikan belum lengkap, maka bisa dicari data tambahan melalui orang lain. Maka sumber data yang dipakai adalah beberapa orang dalam masyarakat desa Soakonora- Halmahera Barat yang dianggap bisa mewakili pemahaman masyarakat Desa Soakonora yang nantinya bisa berkembang. Kemudian, pengambilan sampel data untuk melengkapi atau sebagai data informan yang pertama, maka dipakailah Purposive. Menurut Sugiyono, Purposive 15 adalah teknik pengambilan sampel data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti. Dalam pengertian data yang sudah didapatkan pertama dikolaborasikan dengan data yang didapatkan dari orang yang dianggap lebih tahu dalam hal ini Informan yang dipilih adalah Tokoh Adat bisa juga orang yang mengerti tentang Ino fo makatinyinga yaitu masyarakat asli, dan tokoh gereja ( Pendeta). 1.6 Rencana Sistematika Penulisan Penulisan Tesis ini terdiri dari lima Bab, yaitu bab satu, Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, lokasi penelitian, dan Sistematika penulisan. Bab dua tentang konseling Multikultural dan Social Justice yang meliputi pemahaman, karakteristik, pendekatan, dan Kompetensi. Bab tiga tentang temuan hasil penelitian yang meliputi deskripsi asal usul dan pemaknaan Ino fo makatinyinga bagi masyarakat desa Soakonora Halmahera Barat, serta deskripsi permasalahan masyarakat dan peran Ino fo makatinyinga di desa Soakonora- Halmahera Barat. Bab empat tentang pembahasan dan analisa yang meliputi kajian Asal-usul 14 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013),
9 dan pemaknaan Ino fo makati nyinga bagi masyarakat desa Soakonora Halmahera Barat dari prespektif konseling Multikultural, kajian peran Ino fo makati nyinga dalam permasalahan masyarakat di desa Soakonora Halmahera barat dari prespektif konseling Social Justice. Bab lima Ino fo makati nyinga sebagai konseling Social Justice yang meliputi landasan filosofis dan nilai-nilai spiritual serta desain pendekatan konseling Ino fo makati nyinga. Bab enam penutup yang terdiri dari kesimpulan berupa temuan-temuan terhadap hasil penelitian, dan saran yang berupa kontribusi-kontribusi untuk penelitian lanjutan. 9
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemahaman akan karakteristik manusia dan budayanya masing-masing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman akan karakteristik manusia dan budayanya masing-masing merupakan bagian yang tidak terpisahkan yang harus dipahami secara komprehensif. Manusia dalam dunia
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu
BAB I Pendahuluan I. Latar Belakang Tesis ini menjelaskan tentang perubahan identitas kultur yang terkandung dalam Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia hidup tidak selamanya berada dalam kondisi dimana semuanya berjalan lancar sesuai dengan apa yang direncanakan dan diingininya. Ada saat dimana muncul ketegangan-ketegangan
Lebih terperinciTESIS. Diajukan Kepada Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW untuk Memperoleh Gelar Magister Sains. Nirmala Ch. W. Sinaga
MAMBERE NAMALUM UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN LANJUT USIA SEBAGAI PENDAMPINGAN DAN KONSELING PASTORAL BERBASIS BUDAYA TESIS Diajukan Kepada Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi UKSW untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinci1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1 1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam kehidupannya memiliki banyak kebutuhan, antara lain : kebutuhan untuk diperhatikan, mendapatkan bimbingan, pemeliharaan, asuhan, penghiburan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian Field Research
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penentuan jenis penelitian merupakan hal yang paling dasar yang harus dilakukan sebelum melakukan sebuah penelitian, karena apabila dari pemilihan jenis penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Oleh sebab itu, berikut akan dijelaskan beberapa hal terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Kemajemukan dari Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa dan agama.
Lebih terperinciPelayanan Konseling Pastoral Di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat
FAKULTAS TEOLOGI PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013 Pelayanan Konseling Pastoral Di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat TESIS: Diajukan kepada: Program
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Peran pendeta secara umum dapat dilihat dalam fungsi konseling pastoral, yakni menyembuhkan, menopang, membimbing, memperbaiki hubungan, dan mengasuh. Dari hasil penelitian,
Lebih terperinciBAB IV INO FO MAKATINYINGA DARI PRESPEKTIF KONSELING MULTIKULTURAL DAN KONSELING SOCIAL JUSTICE
BAB IV INO FO MAKATINYINGA DARI PRESPEKTIF KONSELING MULTIKULTURAL DAN KONSELING SOCIAL JUSTICE 4.1 Ino fo Makati Nyinga Dari Prespektif Konseling Multikultural Setiap manusia pada hakikatnya merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Masyarakat Jember merupakan percampuran dari berbagai suku. Pada umumnya masyarakat Jember disebut dengan masyarakat Pandhalungan. 1 Wilayah kebudayaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang akan menentukan berhasil tidaknya tujuan yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang akan menentukan berhasil tidaknya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian maka sebelum melakukan penelitian, penulis harus menentukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi.
BAB I P E N D A H U L U A N 1. LATAR BELAKANG Konseling pastoral adalah salah satu bentuk pertolongan dalam pendampingan pastoral yang hingga kini mengalami perkembangan. Munculnya golongan kapitalis baru
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia selalu diperhadapkan dengan berbagai keragaman, baik itu agama, sosial, ekonomi dan budaya. Jika diruntut maka banyak sekali keragaman yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. terselesaikannya suatu penelitian. Adapun penelitian ini meliputi:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penggunaan metode penelitian sangat bermanfaat dalam menunjang terselesaikannya suatu penelitian. Adapun penelitian ini meliputi: 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perempuan di berbagai belahan bumi umumnya dipandang sebagai manusia yang paling lemah, baik itu oleh laki-laki maupun dirinya sendiri. Pada dasarnya hal-hal
Lebih terperinciBAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus
BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Sumba (GKS) Nggongi adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di Indonesia. Gereja hadir untuk membawa misi menyampaikan kabar baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia Indonesia telah menerima Pancasila sebagai ideologinya. Ideologi yang bersumberkan pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diterima dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu kondisi, suatu obyek, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan yang ingin dicapai dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
III. METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu penelitian. Menurut Maryaeni (2005 : 58) metode adalah cara yang ditempuh peneliti
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kasus konversi agama di Bukitsari maka dapat disimpulkan bahwa beberapa kepala keluarga (KK) di daerah tersebut dinyatakan benar melakukan pindah agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu berupa kekayaan alam maupun kekayaan budaya serta keunikan yang dimiliki penduduknya. Tak heran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah serius yang sedang diperhadapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan mempunyai banyak segi dan dimensi mulai dari yang bersifat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah tersebut tradisi pemasangan tuwuhan sudah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian adalah proses mencari sesuatu secara sistematis dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Metode ilmiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dilihat dari perspektif filsafat ilmu, paradigma Pendidikan Bahasa Indonesia berakar pada pendidikan nasional yang mengedepankan nilai-nilai persatuan bangsa.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian sangat di butuhkan untuk mengukur keberhasilan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian, hal ini senada dengan pendapat Husin Sayuti,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mengungkapkan realitas yang ada, maka seseorang dapat menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, penulis
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan
BAB V PENUTUP Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan keluarga di Jemaat GPIB Immanuel Semarang, maka penulis membuat suatu kesimpulan berdasarkan pembahasan-pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan bagaimana strategi membangun loyalitas pelanggan PT. ISS Indonesia cabanga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simalungun merupakan salah satu suku dengan ragam keunikan yang dimiliki, tanah yang subur, masyarakat yang ramah dan lemah lembut. Memiliki kekayaan warisan budaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1. Permasalahan
1 Bab I Pendahuluan 1. Permasalahan Tidak ada yang kekal dalam kehidupan ini selain perubahan. Artinya, manusia setiap hari diperhadapkan pada serangkaian perubahan baik itu perubahan di dalam maupun di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (stratifikasi sosial), yang mana terdiri dari kelas atas, kelas menengah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dalam setiap komunitas masyarakat memiliki struktur sosial yang mengkategorikan anggota masyarakatnya ke dalam kelas sosialnya masingmasing (stratifikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata lain, metodologi adalah suatu
Lebih terperinciBAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,
BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Negara Indonesia adalah negara yang sangat majemuk atau beraneka ragam, baik dilihat secara geografis, struktur kemasyarakatan, adat istiadat, kebiasaan,
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Wonokromo, Kecamatan Alian, tersebut terdapat penyimpangan sosial yang menarik untuk diteliti, yakni
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Desa Wonokromo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Peneliti mengambil lokasi tersebut karena ditempat tersebut terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat, seperti perubahan pola pikir, perubahan gaya hidup, perubahan sosial, perubahan teknologi, dan sebagainya, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. amanah dari Allah SWT dan fungsi sebagai generasi penerus kehidupan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai amanah dari Allah SWT dan fungsi sebagai generasi penerus kehidupan di masa depan. Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan Orang Kristen memiliki tugas dan panggilan pelayanan dalam hidupnya di dunia. Tugas dan panggilan pelayanannya yaitu untuk memberitakan Firman Allah kepada dunia ini.
Lebih terperinciPERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN (Studi terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 14 Padang) Oleh: RIKA YULIA FITRI NPM: 11060038 Program
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik data
17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik data kualitatif. Menurut pendapat Muhammad Ali, untuk memecahkan dan menjawab permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
50 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat di temukan, di buktikan, dan di kembangkan suatu
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang pelayanan yang penting dan strategis karena menentukan masa depan warga gereja. Semakin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. salah satu atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu dengan benar. 2 Dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Metode Penelitian Menurut Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi metode penelitian adalah Cara melakukan sesuatu dengan menggunakan sesuatu dengan fikiran seksama untuk mencapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2010 hlm.6) : Penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH A.1. Latar belakang masalah Gereja merupakan sebuah kehidupan bersama yang di dalamnya terdiri dari orang-orang percaya yang tumbuh dan berkembang dari konteks yang berbeda-beda.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu
24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu penelitian. Menurut Maryaeni (2005:58), metode adalah cara yang ditempuh peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan
Lebih terperinciPENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian
PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian Penelitian tentang karakteristik organisasi petani dalam tesis ini sebelumnya telah didahului oleh penelitian untuk menentukan klasifikasi organisasi petani yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Y, Wartaya Winangun, Tanah Sumber Nilai Hidup, Yogyakarta: Kanisius, 2004, hal
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam kehidupan di dunia, setiap makhluk hidup pasti tergantung pada 3 unsur pokok, yaitu: tanah, air, dan udara. Ketiga unsur tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana yang tertuang dalam Amandemen UUD
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang. 1.1. Identifikasi Permasalahan. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana yang tertuang dalam Amandemen UUD 1945 Perubahan I sampai dengan IV (1999-2002), disebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya yang menghubungkan dan mengikat anggota masyarakat satu dengan yang lain. Tradisitradisi
Lebih terperinciPendampingan Pastoral Holistik di Megachurch (Sebuah Studi Tentang Pendampingan Pastoral Gereja Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang)
Pendampingan Pastoral Holistik di Megachurch (Sebuah Studi Tentang Pendampingan Pastoral Gereja Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang) Tesis Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister
Lebih terperinciUKDW. Bab I. Pendahuluan
Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan Tak dapat dipungkiri bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, maka dari itu kehidupan seorang manusia yang dimulai dari kelahiran dan diakhiri dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan pada panti rehabilitasi cacat mental dan sakit jiwa Nurussalam Sayung Demak menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang didalamnya mengajarkan pendidikan kepribadian yaitu Pendidikan Pancasila sesuai dengan Permendiknas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Jenis dan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari metode-metode
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari metode-metode dalam penelitian. 34 Dalam penelitian, metode penelitian sangat penting. Sebab dengan menggunakan metode yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Pantai Depok yang letaknya masih satu kompleks dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, mulai dari jenis penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, informan, teknik analisis data
Lebih terperinciBAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA
36 BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA 5.1 Gambaran Sosial-Budaya Masyarakat Lokal Masyarakat Kampung Batusuhunan merupakan masyarakat yang identik dengan agama Islam dikarenakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Prosedur Penelitian Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang berusaha memahami fenomena apa yang dialami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
56 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati disistematikan untuk mewujudkan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang yang merencanakan untuk berkeluarga biasanya telah memiliki impian-impian akan gambaran masa depan perkawinannya kelak bersama pasangannya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam kepustakaan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini karya sastra banyak berisi tentang realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang percintaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. lokasi, pendekatan, bidang ilmu dan sebagainya. Agar suatu penelitian dapat. digunakan harus ditentukan terlebih dahulu.
35 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pada suatu penelitian terdapat banyak ragamnya tergantung dari pada tujuan, lokasi, pendekatan, bidang ilmu dan sebagainya. Agar suatu penelitian dapat mencapai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah pelaksanaan
57 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah pelaksanaan penelitian. Metode penelitian akan menuntun langkah-langkah peneliti untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra, sebagai bagian dari proses zaman, dapat mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Karya sastra, sebagai bagian dari proses zaman, dapat mengalami perkembangan. Karena itu, agar keberadaan karya sastra dan pengajarannya tetap tegak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Didalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering diperhadapkan dengan pilihan-pilihan yang membuat kita bingung karena kita kita harus memilih salah satu dari pilihan-pilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Emily Pia & Thomas Diez, Conflict and Human Rights: A Theoretical Framework, SHUR Working Paper Series, 1/07, 2007, h. 1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Penulis mengarahkan fokus kepada fenomena yang selalu terjadi di sepanjang kehidupan manusia; konflik. Konflik pada umumnya kita pahami sebagai hasil
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bab ini dipaparkan tentang (1) kesimpulan dan (2) saran :
BAB V PENUTUP Pada bab ini dipaparkan tentang (1) kesimpulan dan (2) saran : 5.1 Kesimpulan Pernikahan yang harmonis, bahagia, dan terjadi sekali untuk selamanya merupakan idaman setiap orang yang menikah.
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. mengenai bagaimana khalayak meresepsi tayangan tragedi Mina 2015.
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Ada beberapa catatan yang patut ditambahkan terkait dengan seluruh temuan dalam penelitian ini, yang selanjutnya akan merangkai utuh tesis yang berjudul Tayangan Tragedi Mina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan berkembangnya jaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Maka kehidupan manusia juga
Lebih terperinciMoleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI
189 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI A. Simpulan Umum Kampung Kuta yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, merupakan komunitas masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi nenek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian atau riset dapat diartikan sebagai suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 76 Dengan menggunakan
64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 76 Dengan menggunakan metode dan prosedur penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.
58 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada tepat dan tidaknya metode yang digunakan. Oleh karena
Lebih terperinci