INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH CERMAI (Phyllanthus Acidus. L) DENGAN METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

Transkripsi

1 INTISARI UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH CERMAI (Phyllanthus Acidus. L) DENGAN METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) Evi Sherliyani 1, Rakhmadhan Niah 2, Amaliyah Wahyuni 3 Buah cermai (Phyllanthus acidus L.) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili Euphorbiaceae. Tanaman cermai tidak hanya dapat digunakan sebagai tanaman hias tetapi juga dapat digunakan sebagai suplemen herbal. Tanaman cermai dilaporkan mempunyai khasiat sebagai hepatoprotektif, antibakteri, antijamur, namun potensi antioksidan belum diketahui. Tujuan penelitian ini untuk menguji aktivitas antioksidan dari buah cermai. Buah cermai diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi, proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol 70. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil) menggunakan analisis spektrofotometer UV-Visibel, dimana hasil dari absorbansi dimasukan dalam rumus persen aktivitas antioksidan. Setelah didapatkan persen aktivitas antioksidan dilakukan perhitungan IC 50 menggunakan regresi linier dengan rumus y=bx+a, yang terdapat dari kurva regresi sumbu x sebagai konsentrasi dan sumbu y sebagai persen aktivitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa buah cermai mengandung aktivitas antioksidan dengan hasil persentase peredaman rata-rata antioksidan pada konsentrasi 0,02% (28,8%), pada konsentrasi 0,04% (24,8%), pada konsentrasi 0,06% (28,3%), pada konsentrasi 0,08% (36,2%) dan pada konsentrasi 0,1% (61,1%) dengan nilai IC 50 sebesar 0,09 gram/100 ml atau setara dengan 900 ppm dan termasuk antioksidan lemah yaitu <200 ppm Kata kunci : Aktivitas antioksidan, Buah Cermai (Phyllanthus acidus L.),DPPH, IC Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

2 ABSTRACT ANTIOXODANT ACTIVITY OF EXTRACT CERAMAI FRUIT (Phyllanthus Acidus. L) WITH DPPH METHOD (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) Evi Sherliyani 1, Rakhmadhan Niah 2, Amaliyah Wahyuni 3 The fruit of the cermai (Phyllanthus acidus L.) is a plant which belongs to the inside family Euphorbiaceae. Cermai plants can not only be used as an ornamental plant but also can be used as an herbal supplement. Cermai plants reported to have efficacy as hepatoprotective, antibacterial, antifungal, yet the antioxidant potential is unknown. The purpose of this study to test the antioxidant activity of the fruit of the cermai. The purpose of this study to test antioxidant activity of the fruit of the mirror. The fruit of the cermai is extracted by using the maceration method, the extraction process using ethanol solvent 70. Determination of antioxidant activity was done by DPPH method (2,2-diphenyl-1- picrilhidrazil) using UV-Visible spectrophotometer analysis, where the result of absorbance is included In percent formula of antioxidant activity. After the percentage of antioxidant activity IC 50 calculation using linear regression with formula y=bx+a, of the x-axis regression curveas the concentration and y-axis as the percent of activity. The results showed that the fruit of the cermai contains antioxidant activity with average antioxidant damping percentage concentration at 0,02% (28,8%), at concentration 0,04% (24,8%), at concentration 0,06% (28.3%), at concentrations of 0.08% (36.2%) and at concentrations of 0.1% (61.1%) with IC 50 values of 0.09 grams / 100 ml or equivalent to 900 ppm and include weak antioxidants that are <200 ppm. Keywords : Antioxidant activity, Cermai Fruit (Phyllanthus acidus L.), DPPH, IC Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil. Ketidakstabilan tersebut disebabkan karena atom atau molekul tersebut memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas berusaha untuk memiliki pasangan elektron, sehingga sifatnya sangat reaktif. Radikal bebas cenderung menangkap elektron dari molekul lain dan kemudian membuat senyawa baru yang tidak normal yang akan menyebabkan reaksi berantai (Winarsi, 2011). Didalam tubuh tanpa disadari terbentuk radikal bebas secara terus-menerus, baik berupa proses metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi, dan akibat respon terhadap pengaruh dari luar tubuh, seperti polusi lingkungan, ultraviolet (UV), asap rokok dan lain-lain (Winarsi, 2007). Radikal bebas dalam jumlah normal bermanfaat bagi kesehatan misalnya, memerangi peradangan, membunuh bakteri, dan mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah serta organ-organ dalam tubuh. Radikal bebas dalam jumlah berlebih dapat mengakibatkan stress oksidatif. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kerusakan oksidatif mulai dari tingkat sel, jaringan, hingga ke organ tubuh yang mempercepat terjadinya proses penuaan dan munculnya penyakit degeneratif seperti kanker, katarak, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, dan gangguan imonudefisiensi (Widyastuti, 2010).

4 Penyakit degeneratif adalah penyakit yang bersifat tidak menular, kronis (menahun), timbul karena semakin menurunnya (kemunduran) kondisi dan fungsi organ tubuh seiring dengan proses penuaan. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, antara lain: penyakit jantung dan pembuluh darah (hipertensi, jantung, stroke), endokrin (diabetes mellitus, thyroid, kekurangan nutrisi, hiperkolesterol), neoplasma (tumor jinak, tumor ganas), osteophorosis, gangguan pencernaan (konstipasi, wasir, kanker usus), dan kegemukan (Handajani, dkk 2010). Namun hal tersebut dapat diatasi dengan mengkonsumsi antioksidan. Konsumsi antioksidan dalam jumlah memadai dilaporkan dapat menurunkan kejadian penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, kanker, aterosklerosis, osteoporosis, dan lain-lain (Winarsi, 2007). Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (elektron donor) atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal (Winarsi, 2007). Antioksidan alami yang baru dari rempah-rempah, tumbuhan obat, maupun buah-buahan serta sayuran saat ini telah menjadi perhatian para peneliti. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa antioksidan dapat menurunkan resiko penyakitpenyakit degeneratif, menurunkan stres oksidatif, mencegah penuaan dini, serta dapat membantu meningkatkan kualitas hidup manusia (Silalahi, 2010). Bahan alam Indonesia akhir-akhir ini meningkat pemanfaatannya sebagai obat tradisional. Efek samping penggunaan obat tradisional dinilai relatif lebih kecil dibandingkan dengan obat yang berasal dari bahan kimia, disamping itu harga obat tradisional lebih terjangkau (Hapsoro, 2010). Tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat salah satunya adalah cermai (Phyllantus acidus L.) yang diduga memiliki

5 senyawa aktif asam askorbat yang berkhasiat sebagai antioksidan yang dapat mencegah penyakit degeneratif yang disebabkan oleh radikal bebas. Buah ceremai (Phyllanthus acidus L.) tidak hanya dapat digunakan sebagai tanaman hias tetapi juga dapat digunakan sebagai suplemen herbal. Buah cermai (Phyllanthus acidus L.) memiliki aktivitas antioksidan, analgesik dan anti inflamasi terhadap penyakit patalogis. Secara tradisional tanaman ini telah dimanfaatkan sebagai peningkat memori otak, pereda batuk, kelainan kulit, antihipertensi, dan pereda demam (Hariyani, 2012). Seperti pada penelitian (Hapsoro, 2010) menyebutkan cermai dapat sebagai hepatoprotektor dengan mekanisme penangkal radikal bebas. Berdasarkan paparan diatas peneliti tertarik untuk meneliti aktivitas antioksidan yang terdapat pada buah cermai yang ada di Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, karena kandungan senyawa asam askorbat yang ada pada buah cermai berfungsi sebagai antioksidan dapat menghambat radikal bebas sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit degeneratif.