BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. (A) Kondisi kuku sapi tidak normal (B) Kondisi kuku sapi normal. (Sumber: Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah, 1995)

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kuku sapi merupakan bagian yang menumpu bebannya sehingga penting untuk dijaga kesehatannya. Seluruh beban tubuh sapi hanya bertumpu pada dua pasang kuku saja, sehingga apabila terjadi masalah pada kuku, dapat menyebabkan ternak menjadi sakit. Pemotongan kuku pada setiap ternak umumnya dilakukan secara rutin yaitu setiap enam bulan sekali. Namun apabila ditemukan masalah seperti ternak yang kukunya sudah panjang atau panjang antara kuku luar dan dalam tidak seimbang maka pemotongan kuku dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kondisi ternak tersebut. Gambar 1.1. (A) Kondisi kuku sapi tidak normal (B) Kondisi kuku sapi normal. (Sumber: Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah, 1995) Kegiatan pemotongan kuku sapi bertujuan untuk mengembalikan posisi normal kuku, membersihkan kotoran pada celah kuku, menghindari pincang, dan mendeteksi kemungkinan terjadinya infeksi pada kuku. Biasanya lantai kandang sapi terbuat dari semen atau dilapisi karpet. Ternak sapi yang berada di kandang dengan lantai karpet pertumbuhan kukunya lebih cepat dibandingkan dengan ternak yang berada di kandang berlantai semen. Hal ini karena setiap hari ternak berpijak pada permukaan lantai yang kasar, sehingga kuku sedikit demi sedikit akan terkikis dengan sendirinya. 1

2 2 Gambar 1.2. Anatomi tulang sapi normal (sumber: ddsynt.blogspot.co.id) Kuku yang tidak terpelihara akan sangat mengganggu karena dapat mengakibatkan kedudukan sendi dan anatomi tubuh menjadi abnormal, sehingga titik berat badan jatuh pada kaki sapi bagian belakang. Kuku yang dipotong secara rutin dua kali setahun memberikan dampak positif pada produktivitas susu dan berat badan. (Hertem dkk, 2013). (A) (B) Gambar 1.3. (A) Kondisi kaki sapi normal (B) Kondisi kaki sapi tidak normal (Sumber: Slidehare.com) Pemotongan kuku sapi biasa dilakukan dengan tahapan merobohkan sapi terlebih dahulu dengan menggunakan tali atau menggunakan kandang jepit dan

3 3 menambatkan kaki sapi pada tiang. Persiapan pelaksanaan pemotongan kuku sapi dengan cara tersebut membutuhkan setidaknya 3 sampai 4 petugas kesehatan hewan. Kemudian kuku sapi dipotong menggunakan pisau potong kuku sapi (kame gata) atau menggunakan gerinda tangan oleh petugas kesehatan hewan. Proses pemotongan ini membutuhkan banyak waktu. Menimbang banyaknya kendala yang dihadapi petugas kesehatan hewan, CV. Swarna Mukti yang bergerak dalam bidang penyediaan alat pertanian dan peternakan, memproduksi Hoof Trimming Table atau meja potong kuku sebagai alat bantu dalam proses pengondisian sapi. Cara kerja Hoof Trimming Table cukup sederhana dengan menggunakan dua aktuator hidrolik sebagai penggerak utamanya untuk mengkondisikan kandang jepit dari posisi vertikal menjadi posisi horizontal. Guna perbaikan dan inovasi pada Hoof Trimming Table selanjutnya, diperlukan perhitungan ukuran silinder hidrolik dan daya motor pompa yang digunakan pada Hoof Trimming Table Batasan Masalah Agar penulisan dan pembahasan Tugas Akhir tidak melebar dan menjadi lebih fokus pada permasalahan, maka penulis menentukan batasan-batasan masalah sebagai berikut: 1. Daya motor yang dihitung adalah pada saat posisi kandang vertikal dan horizontal. 2. Penulis tidak membahas perencanaan dan perhitungan kekuatan bahan. 3. Penulis tidak membahas costing dalam penentuan diameter silinder. 4. Kerugian-kerugian karena gesekan mekanis pada aktuator dan engsel penghubung diabaikan Tujuan dan Manfaat Penulisan Tujuan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah: 1. Mengetahui ukuran diameter silinder yang digunakan pada mesin.

4 4 2. Mengetahui beban kritis pada rod silinder hidrolik. 3. Mengetahui daya motor penggerak yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin Metode Pelaksanaan Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Studi literatur Studi literatur yaitu penulis mengumpulkan informasi pendukung yang dibutuhkan baik melalui buku, maupun internet. 2. Studi wawancara (Interview) Metode wawancara dimaksudkan untuk menanyakan berbagai permasalahan yang berhubungan dengan tugas akhir kepada instruktur dari perusahaan serta pihak-pihak yang memiliki informasi penunjang yang dibutuhkan dalam penyusunan tugas akhir ini di universitas. 3. Analisa dan perhitungan Analisa dan perhitungan dilakukan dalam rangka pengolahan data-data yang telah didapat Sistematika Penulisan Secara umum penyusunan tugas akhir ini berdasarkan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab pertama berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi pengumpulan data, dan sistemastika penulisan laporan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Bab kedua berisi tentang uraian bahan pustaka dan dasar pengetahuan yang akan dibahas pada penulisan tugas akhir ini. Teori ini diambil dari

5 5 berbagai literatur yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas untuk membantu menganalisa topik permasalahan. BAB III METODE PERHITUNGAN TUGAS AKHIR Bab ketiga berisi tentang rencana pengerjaan dan alur perhitungan tugas akhir. BAB IV ANALISA PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Bab keempat berisi tentang pembahasan, perhitungan dan analisa data yang sudah didapatkan pada bab sebelumnya. BAB V PENUTUP DAN KESIMPULAN Bab ini berisi tentang saran dan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan.