PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU DI PROPINSI BENGKULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU DI PROPINSI BENGKULU"

Transkripsi

1 26/ /011/A/RODHP/2014 LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU DI PROPINSI BENGKULU Wahyuni Amelia Wulandari KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-nyalah Laporan kegiatanpendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu, dapat diselesaikan. Laporan ini berisi tentang hasil kegiatan selama satu tahun ( januarisampai dengan bulan Desember 2014) pelaksanaan kegiatan Pendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Seluma dan Kepahiang. Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah (stake holder) atas kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan PSDS/K, terimakasih juga kami ucapkan kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahanarahannya dalam melaksanakan kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan anggota tim yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk keberlanjutan pelaksanaan kegiatan perternakan dimasa-masa yang akan datang.kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi peternakan pada khususnya dan pertanian pada umumnya. Bengkulu, Desember 2014 Penanggung Jawab Kegiatan Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si NIP ii

3 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK) di Provinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian Km 6,5 Bengkulu Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA Status Kegiatan (L/B) : Lanjutan 6. Penanggung Jawab a. Nama : Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si b. Pangkat/Golongan : Penata /IIIc c. Jabatan : Peneliti Muda 7. Lokasi : Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kepahiang 8. Agroekosistem : Lahan kering 9. Tahun Mulai : Tahun Selesai : Output Tahunan : Adopsi inovasi teknologi meningkat pada pelaksanaan pendampingan di lokasi PSDSK melalui temu lapang, apresiasi, demplot, pelatihan petani dan petugas, bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang penggemukan sapi potong. 12. Output Akhir : Meningkatkan produktivitas sapi potong/kerbau di Bengkulu dengan dukungan IPTEK untuk memenuhi swasembada daging sapi/kerbau. 13. Biaya TA : Rp ,- (Seratus juta rupiah). Koordinator Program, Penanggung Jawab RDHP Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP.Ph.D NIP Mengetahui : Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Wahyuni A. Wulandari, S.Pt, M.Si NIP Kepala Balai, Dr. Ir. Abdul Basit, M.S NIP Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP iii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN... I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Pertimbangan Tujuan Keluaran yang Diharapkan... Halaman i ii iii iv v II TINJAUAN PUSTAKA... 5 III PROSEDUR Pendekatan (Kerangka pemikiran) Ruang Lingkup Tahapan Pelaksanaan IV HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Lokasi Pendampingan Sosialisasi Rencana Pendampingan PSDSK di Kab. Kepahiang Sosialisasi Rencana Pendampingan PSDSK di Kab. Seluma Kegiatan Pendampingan PSDSK Keluar Provinsi Metode Desiminasi Demplot Penggemukan Sapi Pelatihan Kalender Penggemukan V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran VI KINERJA HASIL DAFTAR PUSTAKA ANALISIS RESIKO JADWAL KERJA PEMBIAYAAN REALISASI ANGGARAN PERSONALIA LAMPIRAN iv

5 DAFTAR TABEL Halaman 1. Populasi Sapi Potong Didesa Pekalongan Lokasi Pendampingan PSDSK Populasi Sapi Potong Didesa Sumber Arum Lokasi Pendampingan PSDSK Materi Sosialisasi Kabupaten Kepahiang Materi Sosialisasi Kabupaten Seluma Keragaan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) Sapi Bali di Kelompok Gapoktan Prasetia Tani Kabupaten Kepahiang 6. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Kepahiang Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBBH) sapi lokal di Kelompok Tunas Harapan Kabupaten Seluma Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Seluma v

6 DAFTAR LAMPIRAN halaman 1. Foto-foto Kegiatan Pendampingan PSDSK Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Konsentrat vi

7 RINGKASAN 1. Judul : Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK) di Propinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Tujuan :1. Menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi penggemukan sapi potong melalui temu lapang, penyebaran informasi/media budidaya sapi potong, menjadi narasumber teknologi pada pelatihan dan pertemuan kelompok serta membuat percontohan teknologi penggemukan sapi potong. 2. Menyediakan kalender penggemukan,menyediakan informasi dan teknologi sapi potong. 3. Menyediakan juknis penggemukan sapi potong. 4. Keluaran/Output : 1. Tersedianya rekomendasi teknologi spesifik lokasi penggemukan sapi potong melalui temu lapang, penyebaran informasi/media budidaya sapi potong, menjadi narasumber teknologi pada pelatihan dan pertemuan kelompok serta membuat percontohan teknologi penggemukan sapi potong. 2. Tersedianya kalender penggemukan, informasi dan teknologi penggemukan sapi potong. 3. Tersedianya juknis penggemukan sapi potong. 5. Prosedur : 1. Pengawalan/pendampingan program PSDSK akan dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Seluma dan Kepahiang, yang kegiatannya dimulai dari bulan Januari - Desember Ruang lingkup kegiatan pendampingan meliputi :a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi kegiatan pelatihan dan penyuluhan, b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi : perbaikan manajemen pemeliharaan sapi potong Bali dan PO (kandang, pakan dan kesehatan hewan), c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali serta d). Introduksi pengolahan kotoran (kompos), vii

8 e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat. 3.Tahapan pelaksanaan kegiatan pendampingan meliputi: 1). Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Seluma dan Kepahiang, 2). Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan,3). Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak),4). Melaksanakan bimbingan temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi),5). Melaksanakan pelatihan petani dan petugas, 6). Melaksanakan demplot teknologi penggemukan sapi potong jantan Bali di Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kepahiang, 7). Menganalisis proksimat pakan yang diberikan. 6. Capaian : 1. Produktivitas ternak sapi potong meningkat melalui teknologi penggemukan sapi potong. 6. Manfaat : 1. Meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknlogi penggemukan sapi potong. 2. Meningkatkan adopsi inovasi teknologi pada teknologi penggemukan sapi potong pada aspek on farm maupun off farm. 8. Dampak : 1. Peningkatan produktivitas ternak sapi melalui teknologi penggemukan sapi potong yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat. 2. Teknologi yang diintroduksikan dapat diadopsi secara luas oleh peternak dalam rangka mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. 9. Jangka Waktu : 5 Tahun 10. Biaya : Rp ,- (Seratus juta rupiah). viii

9 SUMMARY 1. Title : Achieving Self-Sufficiency Assistance Program Beef/ Buffalo (PSDSK) in Bengkulu 2. Institution : Bengkulu Assessment Institute for Agriculture Technology 3. Objectives :1.Provide specific technology recommendations fattening beef catle through the open field, the dissemination of information/media beef cattle farming, a guest speaker on technology training and group meetings as well as making technology pilot fattening beef cattle. 2. Provides calendar fattening beef cattle. 3.Provides information and technology fattening beef cattle. 4. Outputs : 1.Availability ofspecific technologyrecommendationsfattening beef cattlethrough theopen-field, the dissemination of information/mediabeef cattlefarming, a guest speakerontechnologytraining andgroup meetingsas well as makingtechnologypilotfatteningbeef cattle. 2.Availabilitycalendarfattening, informationandtechnologyfatteningbeef cattle. 3. Availability ofguidelinesfatteningbeef cattle. 5. Procedures : 1. Escort/PSDSK mentoring program will be implemented in two counties, whose activities started in January-December The scope of assistance activities include: a). Preparation of Human Resources (HR) activities include training and education, b). Mentoring fattening technologies include: improvement of Bali cattle breeding management and PO (cages, feed and animal health), c). Institutional Assistance Bali cattle fattening and PO and d).introduction of sewage treatment (compost). 3. Stages of implementation of assistance activities include: 1). Coordination with the Department of Animal Husbandry and Animal Health Bengkulu province and DVO ix

10 Seluma and Kepahiang, 2). Identification of needs assessment and dissemination to explore the potential and problems at location assistance, and the dissemination and appreciation that will be introduced technologies, 3). Preparation of guidelines (guidelines), 4). Implementing the guidance of an open-field (appreciation and dissemination of technology), 5).Conducting training of farmers and workers, 6). Implement technology demonstration plots bull fattening beef cattle in the district of Seluma and Kepahiang. 6. Achievement : Increased cattle productivity through technology fattening beef cattle. 7. Benefits : 1. Increase productivity through technology cattle fattening beef cattle. 2.Increasing adoption of technological innovations in the technological aspects of fattening beef cattle on farm and off farm. 8. Impact : 1. Increased productivity through technological cattle fattening beef cattle according to the local socio-economic and agro-ecosystem. 2. Introduced the technology to be widely adopted by farmers in order to realize sustainable agriculture and environmentally friendly. 9. Periods : 5 Year 10. Cost : Rp x

11 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2010 permintaan daging sapi nasional mencapai 402,9 ribu ton, dimana pemerintah baru dapat menyediakan dari produksi lokal sebesar 282,9 ribu ton. Guna memenuhi permintaan daging nasional, pemerintah melakukan impor sebesar 35% yang terdiri dari sapi bakalan sebesar 46,3 ribu ton dan daging sebesar 73,7 ribu ton. Seiring dengan pertambahan penduduk dan meningkatnya pendapatan, kebutuhan daging sapi pada tahun 2014 diprediksi meningkat menjadi 467 ribu ton (meningkat 10% dari tahun 2010). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekitar 420,3 ribu ton diperoleh dari produksi local, 46,7 ribu ton (10%) dipenuhi dari impor (Bahri S, 2011). Dalam rangka memenuhi target produksi daging sapi lokal sebesar 420,3 ribu ton, Kementerian Pertanian mencanangkanprogram Swasembada Daging Sapi (PSDS) Tahun 2014, yang terdiri dari 5 Program Pokok yaitu: (1) Penyediaan bakalan/daging sapi lokal; (2) Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal, (3) Pencegahan pemotongan sapi betina produktif, (4) Penyediaan bibit sapi, dan (5) Pengaturan stock daging sapi dalam negeri. Program Pokok tersebut dijabarkan ke dalam 13 kegiatan operasional, yaitu:(1) Pengembangan usaha pengembangbiakan dan penggemukan sapi; (2) Pengembangan pupuk organik dan biogas; (3) Pengembangan integrasi ternaktanaman; (4) Pemberdayaan dan peningkatan kualitas rumah potong hewan; (5) Revitalisasi kegiatan IB dan INKA beserta sarana pendukungnya; (6) Penyediaan dan pengembangan pakan dan air; (7) Penanggulangan gangguan reproduksi dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan; (8) Penyelamatan sapi betina produktif; (9) Penguatan wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha pembibitan; (10) Pengembangan usaha pembibitan sapi potong melalui village breeding centre (VBC); (11) Penyediaan bibit melalui subsidi bunga (program KUPS); (12) Pengaturan impor sapi bakalan dan daging; serta (13) Pengaturan distribusi dan pemasaran sapi bakalan dan daging sapi di dalam negeri. Pada bulan November 2010 dalam rangka launching Gerakan Aksi Membangun Pertanian Rakyat Terpadu Provinsi Banten, Menteri Pertanian menyatakan bahwa PSDS juga berasal dari daging kerbau, sehingga Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melakukan revisi Blue Print Program 1

12 Swasembada Daging Sapi menjadi Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Perkembangan populasi sapi di Provinsi Bengkulu berjalan lambat. Kontribusi peternakan sapi rakyat dalam upaya pencapaian swasembada cukup tinggi (>61%), mengingat basis populasi sapi potong ada pada pemeliharaan rakyat. Kondisi produktivitas saat ini masih tergolong rendah, PBBH penggemukan < 0,5 kg. Tingkat produktivitas yang rendah ini masih berpeluang untuk ditingkatkan secara signifikan. Melalui pendampingan diharapkan produktifitasnya meningkat secara nyata dengan target output yaitu PBBH penggemukan sapi PO > 0,7 kg, untuk sapi Bali/Madura >0,6 kg. Program PSDSK memerlukan peningkatan populasi sapi potong dengan cara meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan calon induk sapi dalam jumlah besar. Untuk mendukung peningkatan populasi tersebut terutama pada usaha peternakan rakyat dan peningkatan produktivitas per unit ternak pada usaha ternak sapi potong diperlukan suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai dengan kondisi agroekosistem dan kebutuhan pengguna. Usaha penggemukan adalah usaha yang memiliki keunggulan dengan tingkat perputaran modal usaha yang sangat tinggi.tujuan usaha penggemukan adalah untuk memenuhi kebutuhan ternak pada hari-hari biasa (suplai untuk RPH-RPH), hari raya kurban, idul fitri dan kebutuhan lainnya.kelemahan dari usaha penggemukan adalah keterbatasan penyediaan sapi bakalan.selama ini usaha penggemukan sapi di Bengkulu di kelompok tani belum berjalan secara berkesinambungan.sapi bakalan masih didatangkan dari Pulau Jawa sehingga harga bakalan di peternak cukup mahal. Potensi pakan ternak untuk sapi potong masih cukup tersedia di Provinsi Bengkulu.Pakan ternak berupa hijauan makanan ternak (HMT) masih cukup tersedia lahan untuk pengembangan kebun HMT.Selain itu juga limbah pertanian seperti limbah tanaman jagung (tongkol, kelobot dan batang/daun jagung), jerami padi, kulit kopi dan limbah sayuran cukup melimpah.potensi pakan konsentrat yang banyak tersedia diantaranya dedak padi, limbah pabrik tahu, dan pelepah sawit. 2

13 1.2. Dasar Pertimbangan Kegiatan pendampingan program PSDSK merupakan kegiatan yang menunjang 4 sukses pembangunan pertanian di Kementerian Pertanian yaitu swasembada dan swasembada berkelanjutan. Untuk mencapai swasembada daging sapi/kerbau pada tahun 2014 maka akan dilakukan kegiatan Pendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu. Kegiatan pendampingan program PSDSK di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014telah memasuki tahun kelima. Kegiatan pendampingan PSDSK sudah dilaksanakan di 7 kabupaten yaitu : Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Mukomuko, Seluma, Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong. Hasil kegiatan pada empat tahun sebelumnya adalah : 1) melakukan pendampingan program PSDS pada lembaga penerima bantuan LM3 di Kelompok Subak Tirta Gangga Desa Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara berupa penggemukan sapi Bali pejantan berjumlah 17 ekor yang dipelihara oleh 12 orang peternak kooperator, Kegiatan pendampingan PSDS di Ponpes Darussalam Desa Dusun Kepahiang Kabupaten Kepahiang yaitu kegiatan pemberian pakan tambahan berupa dedak padi, kulit kopi dan starbio pada sapi dewasa. Selain itu juga perbaikan instalasi biogas yang saat ini gas yang dihasilkan hanya 15 menit selanjutnya gas habis. Untuk itu BPTP akan mencoba memperbaiki instalasi biogas tersebut agar terbentuk gas yang lebih banyak. 2)melakukan pendampingan program PSDS pada Sarjana Membangun Desa (SMD) dipilih 11 kelompok dari 13 kelompok usaha pengembangan budidaya ternak sapi potong yang diberi bantuan dana SMD, tersebar pada 5 (lima) kabupaten, kegiatan pendampingan diarahkan pada kebutuhan inovasi teknologi sesuai dengan tugas dan fungsi BPTP Bengkulu, dengan harapan SMD ini akan menjadi pelaku usaha agribisnis peternakan sapi potong dan sekaligus dapat mendorong pengembangan ternak sapi potong dalam upaya mendukung percepatan swasembada daging sapi di Bengkulu. 3) melakukan pendampingan program PSDS pada kelompok peternak sapi Brahman Cross sebanyak 3 kelompok ternak di 3 kabupaten. Inovasi teknologi adalah demplot penggemukan ternak dengan pelatihan pembuatan pakan tambahan, demplot kompos. Pendampingan penggemukan sapi potong lokal dan persilangan di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong berbasis limbah kulit kopi, di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah berbasis ampas tahu dan limbah sawit (solid dan pelepah sawit). 3

14 1.3. Tujuan Tujuan pendampingan program swasembada daging sapi/kerbau pada tahun 2014 adalah : 1. Menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi penggemukan sapi potong melalui temu lapang, penyebaran informasi/media budidaya sapi potong, menjadi narasumber teknologi pada pelatihan dan pertemuan kelompok serta membuat percontohan teknologi penggemukan sapi potong. 2. Menyediakan kalender penggemukan, informasi dan teknologi penggemukan sapi potong. 3. Menyediakan juknis penggemukan sapi potong. 1.4.Keluaran yang Diharapkan Keluaran tahunan Rekomendasi pendampingan penerapan inovasi teknologi penggemukan pada ternak sapi potong,peningkatan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) ternak sapi potong lokal dari 0,2 kg/hari menjadi lebih dari 0,6 kg/hari Keluaran jangka panjang Meningkatkan produktivitas sapi potong /kerbau di Bengkulu dengan dukungan IPTEK untuk memenuhi swasembada daging sapi/kerbau. 4

15 II. TINJAUAN PUSTAKA Konsumsi daging sapi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Namun peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai. Laju peningkatan populasi sapi potong relatif lambat, yaitu 4,23% pada tahun 2007 (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Kondisi tersebut menyebabkan sumbangan sapi potong terhadap produksi daging nasionl rendah (Mersyah, 2005; Santi, 2008) sehingga terjadi kesenjangan yang makin lebar antara permintaan dan penawaran (Setiyono et al, 2007). Budidaya ternak sapi potong dilakukan dalam dua tipe, yaitu tipe peternakan rakyat dan tipe industri/swasta yang dikelola dalam skala besar dan dilakukan oleh perusahaan feedloter. Aktivitas usaha swasta dalam memeliharaternak sapi potong biasanya dalam bentuk penggemukkan sapi (feedloter) dimana sapi dipelihara dalam kurun waktu tertentu dan diberikan pakan berkualitas baik untuk memperoleh pertambahan berat badan yang diinginkan, kemudian dijual. Sedangkan usaha ternak sapi potong dikalangan peternak/rakyat biasanya merupakan campuran (mix farming) antara pembesaran dan pembibitan, dengan ciri skala usaha rumah tangga dan kepemilikan ternak sedikit, menggunakan teknologi sederhana, bersifat padat karya, dan berbasis azaz organisasi kekeluargaan (Aziz dalam Yusdja dan Ilham, 2004). Usahaternak sapi potong pembibitan sampai saat ini masih diusahakan secara tradisional, belum dilakukan sebagai tujuan usaha komersial dengan target-target produksi yang jelas, belum dilakukan pencatatan (recording) untuk mengetahui kinerja reproduksi ternak. Dengan demikian pemeliharaan dan pengembangbiakan sapi masih merupakan bagian minor dari kegiatan usahatani, dengan orientasi sebagai tabungan, dan penyedia tenaga kerja, atau untuk mengisi wakyu luang, serta untuk meningkatkan produktivitas lahan (Hadiana, et al., 2007). Untuk memacu peningkatan kinerja usaha ternak sapi potong rakyat diperlukan strategi atau dukungan teknologi yang tepat. Teknologi yang dapat diimplementasikan pada peternakan rakyat antara lain perbaikan kualitas pakan yang diberikan dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di lokasi seperti pemberian gamal, lamtoro dan kaliandra yang memiliki kandungan protein lebih 5

16 tinggi dibandingkan dengan rumput atau jerami. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein diperlukan penggunaan probiotik untuk meningkatkan efisiensi ransum. Probiotik adalah suplemen dalam bentuk jasad renik hidup yang dapat meningkatkan bobot badan, efisiensi ransum (feed conversion ratio) dan menambah kesehatan ternak. Peningkatan cadangan energi tubuh yang biasanya ditandai dengan kenaikan bobot badan merupakan usaha untuk menormalkan proses estrus pada induk sapi (Winugroho, 2002). Akibat perbaikan bobot badan, status reproduksi sapi meningkat seperti kenaikan persentase kebuntingan sapi SO di Sumba dari 25 menjadi 90% (Winugroho et al., 1996) serta perpendekan jarak beranak sapi Bali dari 15 bulan menjadi 13 bulan (Winogroho et al., 1995). Hasil demplot penggemukan sapi kegiatan Pendampingan PSDSK tahun 2012 di Kabupaten Seluma pada ternak sapi Simental menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan tertinggi dicapai oleh perlakuan C yaitu sebesar 0,72 kg/ekor/hari dengan formula pakan terdiri dari ampas tahu 2,9 kg, dedak padi 1 kg dan mineral 0,1 kg, selanjutnya adalah perlakuan B yang diberikan pakan ampas tahu 1,9 kg, dedak padi 2 kg dan mineral 0,1 kg dengan PBBH sebesar 0,53 kg/ekor/hari dan terendah perlakuan A (kontrol) yaitu 0,30 kg/ekor/hari dengan pemberian pakan berupa hijauan saja.hal ini menunjukkan bahwa formula ampas tahu 65% lebih banyak daripada dedak padi memberikan PBBH tertinggi (Wulandari, et al., 2012). 6

17 III. PROSEDUR 3.1.Pendekatan (kerangka pemikiran) Pengawalan/pendampingan PSDSK dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu di Seluma dan Kepahiang untuk pelaksanaan demonstrasi plot Penggemukan Sapi Potong. Dalam rangka pencapaian swasembada daging sapi, Bengkulu sebagai provinsi penunjang program PSDSK, maka untuk memenuhi kebutuhan daging di Provinsi Bengkulu sendiri perlu dilakukan upaya agar pasokan daging dapat dipenuhi dari dalam provinsi sendiri dan dapat memasok ke provinsi tetangga seperti Sumsel dan Sumbar. Untuk itu perlu dilakukan usaha penggemukan sapi dengan pakan yang banyak tersedia di Bengkulu terutama limbah tanaman pertanian, perkebunan dan limbah pabrik CPO, tahu dan kopi. Pendampingan terhadap Program PSDSK dilaksanakan secara proporsional sesuai dengan jumlah kelompok ternak di kabupaten tersebut. Pendampingan dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga pelaporan. Pada tahun 2014 pendampingan difokuskan pada usaha penggemukan sapi potong. Waktu pelaksanaan kegiatan berlangsung selama 1 (satu) tahun yaitu dari bulan Januari Desember Ruang Lingkup Pendampingan penerapan inovasi teknologi penggemukan pada ternak sapi potong dilaksanakan di lapangan secara partisipatif. Kegiatan dilaksanakan selama 1 (satu) tahun di 2 kabupaten. Ruang lingkup kegiatan pendampingan meliputi :a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi kegiatan pelatihan dan penyuluhan, b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi perbaikan manajemen pemeliharaan sapi Bali (kandang, pakan dan kesehatan hewan), c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali. d). Introduksi pengolahan kotoran (kompos) Tahapan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan kegiatan pendampingan meliputi: 1). Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Seluma dan Kepahiang, 2). Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi 7

18 pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan,3). Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak),4). Melaksanakan bimbingan temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi),5). Melaksanakan pelatihan petani dan petugas, 6). Melaksanakan demplot teknologi penggemukan sapi potong jantan Bali di Kabupaten Seluma dan Kepahiang. Kegiatan yang dilakukan pada demplot adalah: a. Seleksi sapi bakalan Jenis sapi yang digunakan untuk usaha penggemukan sapi potong yaitu jenis sapi Bali di Kabupaten Seluma sebanyak 20 ekor dan untuk di Kabupaten Kepahiang adalah sapi Bali sebanyak 21 ekor. b. Manajemen Pakan Pakan ternak berupa hijauan diberikan sekitar 10% (bahan segar) dari bobot badan dan pakan konsentrat diberikan untuk mencapai konsumsi 3,5-4% (bahan kering) dari bobot badan sapi. Kualitas pakan mengandung minimal 68% jumlah energi dicerna (total digestible energy) dengan kandungan protein 12%. Konsentrat yang dberikan berupa dedak padi ditambah limbah pertanian ataupun perkebunan yang banyak tersedia dilokasi pendampingan. Air minum diberikan secara ad libitum. c. Manajemen kesehatan hewan Persyaratan kesehatan hewan perlu dipenuhi dalam kegiatan usaha penggemukan sapi potong. Kesehatan hewan tersebut berkaitan dengan penyakit hewan menular, penyakit non-infeksius dan gangguan metabolisme yang dapat mempengaruhi produktivitas ternak. Pada dasarnya persyaratan dan penanganan gangguan kesehatan hewan ini sama dengan usaha pembibitan, namun harus aman dan sehat apabila dilakukan pemotongan untuk tujuan konsumsi. d. Pascapanen dan pemasaran Sapi hasil penggemukan dijual berdasarkan per kg berat badan hidup dan taksiran daging. Pemasaran sapi siap potong dilakukan oleh kelompok peternak sehingga memiliki posisi tawar yang tinggi. Bahan dan Alat Dedak padi serta pakan ternak lainnya Probiotik Vitamin dan obat-obatan ternak 8

19 Ember, terpal, plastik (peralatan pembuatan pakan dan kompos berbasis limbah pertanian lokal: jerami, pelepah sawit). Analisis data dan pelaporan Data dari rangkaian hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan baik berupa data teknis maupun ekonomi selanjutnya dianalisis sesuai dengan kebutuhan penyusunan laporan akhir kegiatan.pelaporan dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pendampingan yang dilakukan yaitu laporan bulanan, laporan tengah tahun dan laporan akhir tahun. 9

20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Lokasi Pendampingan Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma secara administrasi termasuk ke dalam wilayah Provinsi Bengkulu yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003, tentang pembentukan Kabupaten Mukomuko, Seluma dan Kaur. Secara Geografis Kabupaten Seluma terletak di Pantai Barat Sumatera Bagian Selatan yang berada pada koordinat garis lintang dan bujur, yaitu 03º49 55,66 LS - 04º21 40,22 LS dan 101º17 27,57 BT - 102º59 40,54 BT. Batas-batas wilayah Kabupaten Seluma adalah sebelah utara dengan Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara, sebelah selatan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan, sebelah timur dengan Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Seluma antara 21ºC - 32ºC, kelembaban udara relative antara 85 88%, jumlah curah hujan untuk setiap tahunnya bervariasi antara mm mm dengan jumlah hari hujan antara hari setiap tahunnya, rata rata 16 hari hujan setiap bulannya. Dari luas Kabupaten Seluma Ha mempunyai beberapa jenis tanah utama antara lain: Aluvial, Podsolik Merah Kuning. Latosol dan Podsolik Coklat Litosol, sedangkan jenis tanah yang rata-rata di bawah 10% antara lain Organosol Gley Humus, Podsolik Merah Kuning, Litosol dan Podsolik Merah Kuning Litosol. Tekstur tanah di Kabupaten Seluma umumnya bertekstur agak halus dengan luas 1.112,6ºkm 2 (46,35%), tekstur sedang 607,92 km 2, halus 336,28 km 2 (14,01%), agak kasar 124,85 km 2 (5,20%) dan kasar 218,79 km 2 (9,11%). Lokasi pendampingan PSDS/K berada di Kelompok Ternak Tunas Harapan kabupaten Seluma dengan Bapak Wahyudi selaku ketua kelompok ternak Tunas Harapan Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.Ketinggian tempat Desa Sumber Arum adalah 8,5 m dpl, jumlah ternak sapi 130 ekor, ayam kampung 200 ekor, ternak kambing berjumlah 60 ekor. Luas lahan perkebunan kelapa sawit masyarakat desa adalah 465 Ha hal ini menyebabkan desa sumber arum sangat berlimpah hasil samping buah sawit (solid), luas lahan HMT 1 Ha, tegalan 75 Ha dan Pemukiman Penduduk 50 Ha. 10

21 Saran pendukung usahaternak pada kelompok cukup memadai, yaitu kelompok mempunyai mesin copper untuk mencacah pakan hijauan, kelompok juga mempunyai kebun HMT seluas 1 ha yang ditanami dengan rumput gajah, gamal, setaria dan rumput lapang lainnya. Ketua kelompok juga memiliki pabrik tahu yang mempunyai limbah ampas tahu untuk pakan ternak, perkiraan limbah ampas tahu yang dapat dihasilkan setiap harinya adalah kg.jumlah ini mencukupi untuk digunakan sebagai pakan tambahan di kelompok Tunas Harapan. Kabupaten Kepahiang Secara geografis, wilayah Kabupaten Kepahiang terletak pada posisi sampai dengan bujur timur (BT) dan sampai dengan Lintang Selatan (LS). Secara administratif, berdasarkan UU RI No 39 Tahun 2003, Kabupaten Kepahiang berbatasan dengan : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Curup, Kecamatan Sindang Kelingi, dan Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong. - Sebelah Selatan berbatasn dengan Kecamatan Taba Penunjang Kabupaten Bengkulu Utara, - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lahat propinsi Sumatra Selatan, - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagar Jati Kabupaten Bengkulu Utara, dan kecamatan Bermani Ulu Kabupaten Rejang Lebong. Kabupaten Kepahiang memiliki 108 Desa / Kelurahan, dan 8 Kecamatan diantaranya : Kecamatan Muara Kemumu, Kecamatan Bermani Ilir, Kecamatan Seberang Musi, Kecamatan Tebat Karai, Kecamatan Kepahiang, Kecamatan Kaba Wetan, Kecamatan Ujan mas, dan Kecamatan Merigi. Kabupaten Kepahiang memiliki luas wilayah seluas Ha, terdiri dari Kecamatan Kepahiang seluas Ha, Kecamatan Bermani ILir seluas Ha dan merupakan Kecamatan yang terluas dikabupaten Kepahiang, Kecamatan Tebet Kerai seluas Ha, Kecamatan Ujan Mas seluas Ha. Sementara untuk Kecamatan pemekaran, kecamatan Muara Kemumu Ha. Sementara untuk Kecamatan Seberang Musi Ha, Kecamatan Kabawetan Ha dan Kecamatan Merigi memiliki luas paling kecil di Kabupaten Kepahiang yaitu Ha. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kepahiang berada ketinggian meter di atas permukaan laut.sedangkan kedalaman efektif tanah terluas berada antara 60 sampai 90 centimeter. Sebagian besar 11

22 tahan di kabupaten Kepahiang adalah Kompleks padsolik coklat, padsol dan Lotosol dan berstruktur sedang serta 44,47 % wilayahnya masih hutan, waduk rawa atau danau. Komoditi unggulan Kabupaten Kepahiang yaitu sektor pertanian dan jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub sektor tanaman perkebunan dengan komoditi Kelapa sawit, kakao, Kopi, kelapa, Lada dan Karet. Sub sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa komoditi jagung dan Ubi kayu. Sub sektor Jasa Pariwisata yaitu Wisata Alam dan Wisata Budaya. Kegiatan pendampingan PSDS/K dilaksanakan di 2 lokasi yaitu Kelompok Tani Pekalongan Jaya Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas dan di Gapoktan Prasetya Tani Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetan. Sinergisme Pendampingan PSDSK BadanLitbang Pertanian dengan Stakeholders Kegiatan Sinergisme Pendampingan PSDS/K Provinsi Bengkulu TA 2014 diselenggarakan di BPTP Bengkulu pada tanggal 19 Maret 2014 kegiatan ini di hadiri oleh sekitar 60 orang peserta yaitu Peneliti Balitnak 2 orang, Kepala Dinas Perternakan dan Kesehatan Ternak Provinsi Bengkulu dan kepala bidang produksi Perternakan Dinas Perternakan dan Kesehatan Ternak Provinsi Bengkulu, Sekretaris Dinas Pertanian, Perternakan dan Perkebunan Kabupaten Seluma, Kepala Bidang Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang, Kepala BP4K Kabupaten Kepahiang dan Kepala Jabatan Fungsional BP4K Kabupaten Kepahiang serta peneliti dan Penyuluh BPTP Bengkulu, hasil penting dari kegiatan sinergisme pendampingan PSDS/K Provinsi Bengkulu TA 2014 adalah sebagai berikut : 1. Untuk keberlanjutan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) maka perhatian pemerintah harus di titikberatkan pada : A. Populasi : Mencegah kematian Pedet akibat kekurangan pakan/air dan penyakit dari 20 % - 40 % menjadi 5 10 % B. Produksi : Meningkatkan ADG dan bobot potong sesuai dengan potensi genetik dan potensi ekonomi C. Membangkitkan gairah berusaha ternak dengan tetap berusaha menjaga kestabilan harga daging dalam negeri secara atraktif serta harus didukung modal dan IPTEK 12

23 2. Upaya yang harus dilakukan petugas lapang bersama peternak adalah dengan meningkatkan bobot potong (Penggemukan), menekan mortalitas (Kematian pedet, Mengembangkan lumbung pakan, mencegah dan mengendaliakan penyakit), Calving rate dan calf crop. 3. LL-PPSP adalah unit percontohan yang di kelola oleh kelompok peternak yang menjalankan usaha pembibitan atau penggemukan sapi potong serta fungsi sebagai tempat temulapang tempat belajar dan tempat praktek penerapan teknologi maka dari itu harus di dukung dengan pasilitas yang memadai. 4. Target PEMDA Provinsi Bengkulu populasi ternak sapi potong berjumlah ekor dengan produksi daging 3.790,82 ton untuk tahun2014. Yang tersebar pada 10 kabupaten/kota, untuk itu Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu mengharap agar Badan Litbang (BPTP) dapat mengambil bagian dalam pembangunan perternakan di Provinsi Bengkulu sesuai dengan Tupoksi Badan Litbang Pertanian. 5. Kegiatan operasional pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu terdiri dari kegiatan operasional hulu dan di hilir berbentuk : A. Kegiatan operasional di hulu - Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumberdaya local. - Peningkatan produksi pakan dengan pendayagunaan sumberdaya local. - Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit Zoonosis. - Peningkatan kualitas dan kuantitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumberdaya local. - Penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan persyaratan prodak hewan non pangan. B. Kegiatan operasional di hilir - Pengembangan pasar domestik - Pengembangan pengolahan hasil pertanian/perternakan C. Kegiatan operasional penunjang - Pengolahan air Irigasi untuk pertanian/perternakan - Perluasan Areal dan pengolahan lahan pertanian/perternakan - Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 13

24 6. Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu mempunyai kegiatan setiap kabupaten/kota dalam Provinsi Bengkulu untuk itu dukungan yang dapat di lakukan oleh BPTP adalah : a. Pendampingan menajeman kelompok tani ternak b. Melakukan bimbingan teknis, menyampaikan teknologi sfesifik lokasi dengan brosur, leafled dan juknis. c. Menganalisis usaha ternak 7. Badan Litbang Pertanian (BPTP) Bengkulu Telah Melaksanakan Program Pendampingan PSDS/K di Propinsi Bengkulu dengan berbagai teknologi yang di sampaikan kepada peternak diseluruh kabupaten dalam Provinsi baik melalui leafled, brosur maupun melalui LL-SL PPSP (demplot), yang di mulai pada tahun 2010 sampai dengan sekarang yang rencananya akan dilaksanakan pada Kabupaten Seluma dan Kepahiang. 8. Dukungan BPTP Bengkulu tahun 2014 terhadap program PSDS/K meliputi : a. Meningkatkan PBBH dan Bobot Potong b. Pengawalan teknologi di 2 Kabupaten Dalam Provinsi c. Rekomendasi kebijakan pengembangan peternakan dan veteriner d. Merancang teknologi pengolahan sumberdaya pakan local e. Merakit dan merancang teknologi - Teknologi reproduksi - Teknologi budidaya - Teknologi pakan - Teknologi veteriner 9. Permasalahan pengembangan ternak sapi potong yang di hadapi adalah : a. SDM peternak masih sangat terbatas sehingga potensi SDA yang ada belum termanfaatkan dengan maksimal. b. Kondisi ternak pada umumnya belum mengalami PBB yang maksimum, hal ini di sebabkan oleh manajemen pemeliharaan, pakan, perkandangan dan lingkungan usaha perternakan yang masih tergolong rendah. c. Masih terbatasnya petugas perternakan dari pemerintah sehingga sulit untuk menjangkau peternak secara keseluruhan untuk menyampaikan inovasi teknologi kepada peternak 10. Kebutuhan teknologi pada lokasi pendampingan a. Teknologi pakan tambahan berbasis sumberdaya pakan local 14

25 b. Mejemen pemeliharaan, perkandangan, kesehatan dan pengolahan hasil c. Apresiasi yang dilakukan untuk dapat meningkatkan pengetahuan, minat dan keterampilan petugas/peternak dalam mengimplementasikan teknologi 11. Kondisi populasi ternak pada lokasi demplot penggemukan. Tabel 1.Populasi sapi potong di Desa Pekalongan Kabupaten Kepahiang (ekor) Bali PO Simental Limosin Brahman Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Tabel 2.Populasi sapi potong di Desa Sumber Arum, Kabupaten Seluma (ekor) Bali PO Simental Limosin Brahman Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Dilihat dari konsep laboratorium lapang (LL) ada dukungan dari BPTP, Bakorluh sebagai lembaga penyuluhan, dinas peternakan, BUMN/Swasta. Sehingga ada peluang untuk pendampingan itu seperti yang di harapkan yaitu sinergisme antar instansi. 13. Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah pertemuan kembali BPTP Bengkulu dengan pejabat dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan yang ada di Kota dan Kabupaten, Bakorluh, BP4K yang ada di setiap Kabupaten membahas mengenai program PSDSK Sosialisasi Rencana Pendampingan Program PSDSK di Kab. Kepahiang Sosialisasi rencana kegiatan PSDS/K di kabupaten Kepahiang Tahun 2014 diselenggarakan di Rumah Bapak Yuliadi (Ketua Kelompok Ternak Pekalongan Jaya) Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiag pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2014.Materi yang disampaikan pada sosialisasi kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di kabupaten Kepahiang Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 3. Materi sosialisasi Kabupaten Kepahiang No Materi Narasumber 1 Kebijakan Pembangunan Bidang Peternakan di Kabupaten Kepahiang Tahun 2014 Ka. Bagian Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang 15

26 2 Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di kabupaten Kepahiang Tahun 2014 Penanggung Pendampingan BPTP Bengkulu jawab PSDS/K Metode pelaksanaan adalah dengan metode ceramah untuk menyampaikan rencana kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan dengan tanya jawab dengan petani dan peternak kooperator. Setelah acara sosialisasi dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan fermentasi solid sebagai bahan pakan ternak sapi. Pendaftaran peserta dilaksanakan pada pukul Wib. Hadir pada kegiatan sosialisasi berjumlah 30 orang peserta yaitu Kepala Bagian Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang, Kepala Bagian Kesehatan Ternak Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (Koorluh) BP3K Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang, PPL Desa Pekalongan, perangkat Desa Pekalongan, peternak desa setempat dan peternak desasekitar, pengurus dan anggota Kelompok tani Pekalongan Jaya Desa Pekalongan Kec.Ujan Mas. Pembukaan acara sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau di Kabupaten Kepahiang dibuka secara resmi oleh Kepala Bagian Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang (Ir.Wawan Setiawan). Beliau mengucapkan terimakasih atas kegiatan pendampingan PSDS/K dilaksanakan di kabupaten Kepahiang, dijelaskan juga bahwa Pemda Kabupaten Kepahiang melalui dinas Perternakan dan Perikanan siap bekerjasama dengan pihak BPTP Bengkulu untuk kelancaran kegiatan dalam pembangunan di Kab.Kepahiang, dijelaskan juga bahwa Dinas Perternakan dan Perikanan Kab.Kepahiang telah berupaya memajukan sektor perternakan di Kab. Kepahiang dengan memberikan bantuan berupa pedet, induk sapi potong yang tersebar di beberapa kecamatan Kabupaten Kepahiang. Di sektor perternakan sapi perah, Dinas Perternakan dan Perikanan juga telah memberikan bantuan berbentuk induk sapi perah laktasi. Setelah pembukaan dilanjutkan dengan kata sambutan Kepala Desa Pekalongan (Edi Santoso), atas nama masyarakat Desa Pekalongan merasa senang dengan adanya kegiatan pendampingan PSDS/K di desa Pekalongan, masyarakat beserta aparat desa siap mendukung dan memfasilitasi agar 16

27 kebutuhan kegiatan yang di maksudkan bisa berjalan dengan sebaik mungkin, untuk itu juga bapak Kepala Desa menghimbau kepada masyarakat untuk dapat menyerap/mengadopsi, memanfaatkan dan menyebarluaskan teknologi dan inovasi yang diberikan oleh pihak tim PSDS/K BPTP Bengkulu. Katasambutan darikabid.kesehatan Hewan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang.penyampaian terima kasih kepada BPTP Bengkulu yang telah berkerja sama dengan Pemda Kabupaten Kepahiang dengan memberikan inovasi teknologi melalui kegiatan Pendampingan PSDS/K yang pada intinya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang sangat mendukung kegiatan Pendampingan PSDS/K di Kabupaten Kepahiang dan memfasilitasi untuk kelancaran kegiatan pendampingan PSDS/K tersebut. Sosialisasi rencana Kegiatan Pendampingan PSDS/K disampaikan oleh Wahyuni Amelia Wulandari,S.Pt,M.Si. selaku penanggung jawab kegiatan, Inovasi teknologi penggemukan sapi potong di Provinsi Bengkulu dalam mendukung swasembada daging nasional, padakabupaten Kepahiang akan melaksanakankan kegiatan yang sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan pendampingan yang akan di desiminasikan pada Kabupaten Kepahiang yaitu : I. Ruang lingkup kegiatan : a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi pelatihan dan penyuluhan. b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi : perbaikan manajemen pemeliharaan sapi Bali (kandang, pakan dan kesehatan hewan) c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali, serta. d). Introduksi pengolahan kotoran (kompos). II. Tahapan kegiatan pendampingan meliputi: 1. Koordinasi dengan stakeholder di kabupaten Kepahiang. 2. Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan. 3. Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak). 4. Temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi). 5. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas. a. Pengolahan kompos b. Manajemen perkandangan 17

28 c. Fermentasi kulit kopi sebagai pakan ternak sapi potong 6. Demplot teknologi penggemukan sapi bali berumur lebih dari 1 tahun. Penerapan perlakuan teknologi pada demplot di Gapoktan Prasetya Tani Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetanadalah : 1. Seleksi sapi jantan bakalan : sapi Bali berumur lebih dari 1 tahun 2. Manajemen Pakan 3. Pemberian pakan : I. Kontrol/Kebiasaan Petani =7 Ekor II. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot badan terdiri dari kulit kopi tanpa fermentasi 60%+ dedak padi 39,9%+ ultra mineral 0,1% =7 Ekor III. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot badan terdiri dari kulit kopi fermentasi 60%+ dedak padi 39% + starbio 0,25%+ garam 0,25% + gula merah 0,5% = 7 Ekor 7. Manajemen kesehatan hewan melalui pemberian obat cacing. 8. Pelatihan pengolahan kompos, pembuatan fermentasi kulit kopi, serta pembuatan biourine Sosialisasi Rencana Pendampingan Program PSDSK di Kab. Seluma Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di kabupaten Seluma Tahun 2014 diselenggarakan di Balai Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma hari Kamis tanggal 24 April Materi yang disampaikan pada sosialisasi kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di kabupaten Seluma Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 4. Materi sosialisasi Kabupaten Seluma No Materi Narasumber 1. Kebijakan Pembangunan Bidang Peternakan di Kabupaten Kepahiang Tahun Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di kabupaten Kepahiang Tahun 2014 Ka. BP4K Kabupaten Seluma Penanggung jawab Pendampingan PSDS/K BPTP Bengkulu 18

29 Metode pelaksanaan adalah dengan metode ceramah untuk menyampaikan rencana kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan dengan tanya jawab dengan petani dan peternak kooperator. Setelah acara sosialisasi dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan fermentasi solid sebagai bahan pakan ternak sapi. Pendaftaran peserta dilaksanakan pada pukul Wib. Hadir dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi berjumlah 40 orang peserta yaitu Kepala BP4K Kabupaten Seluma Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan ( Koorluh ) BP3K Sukaraja Kabupaten Seluma, Kepala Pertanian Kecamatan Sukaraja, PPL Desa Sumber Arum, petugas inseminator Kecamatan Sukaraja, Kepala Desa Sumber Arum, peternak desa setempat dan desa-desa sekitar, Pengurus dan anggota Kelompok tani Tunas Harapan Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja. Pembukaan acara sosialisasi kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau di Kabupaten Seluma dibuka oleh Kepala BP3K Kabupaten Seluma (Ir.Wahidin Dahlan). Yang sebelumnya memberikan kata-kata sambutan yang didalamnya adalah penyampaian ucapan terimakasih atas kegiatan yang bersipat mendampingi peternak di kabupaten seluma, untuk selanjutnya BP4K Kabupaten Seluma siap untuk bekerjasama denga pihak BPTP Bengkulu untuk kelancaran kegiatan dalam pembangunan di Kabupaten Seluma. Setelah pembukaan dilanjutkan dengan kata sambutan Kepala Desa Sumber Arum Bapak Purwanto, disampaikan bahwa atas nama masyarakat Desa Sumber Arum merasa sangat senang dengan adanya kegiatan pendampingan PSDS/K di desa Sumber Arum, masyarakat siap mendukung dan memfasilitasi agar kebutuhan kegiatan yang di maksudkan bisa berjalan dengan sebaik mungkin, dalam kesempatan itu juga bapak Kepala Desa Sumber Arum menghimbau kepada masyarakat untuk dapat menyerap/mengadopsi, memanfaatkan dan menyebarluaskan teknologi dan inovasi yang diberikan oleh pihak tim PSDS/K BPTP Bengkulu. Acara selanjutnya adalah kata sambutan darikepala BP3K Kecamatan Sukaraja yang mewakili Bapak Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Seluma. Dalam kata sambutannya disampaikan terimaksih kepada BPTP Bengkulu yang telah berkerja sama dengan Pemda Kabupaten Seluma untuk memberikan inovasi dan teknologi melalui kegiatan Pendampingan PSDS/K, pada intinya Dinas Pertanian, Perternakan dan Perkebunan Kabupaten Seluma sangat mendukung kegiatan 19

30 Pendampingan PSDS/K di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma serta siap untuk memfasilitasi kelancaran kegiatan yang tersebut. Sosialisasi disampaikan oleh Wahyuni Amelia Wulandari,S.Pt,M.Si yaitu tentang kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) di propinsi Bengkulu, inovasi teknologi penggemukan sapi potong di Provinsi Bengkulu dalam mendukung swasembada daging nasional, padakabupaten Seluma akan dilaksanakankan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan yang berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pendampingan yang akan di desiminasikan pada Kabupaten Seluma, yaitu : I. Ruang lingkup kegiatan : a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi pelatihan dan penyuluhan. b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi : perbaikan manajemen pemeliharaan sapi Bali dan PO (kandang, pakan dan kesehatan hewan) c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali dan PO serta. d). Introduksi pengolahan kotoran (kompos). II. Tahapan kegiatan pendampingan meliputi: 1. Koordinasi dengan stakeholder di kabupaten Seluma. 2. Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan. 3. Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak). 4. Temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi). 5. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas. a. Pembuatan/perbanyakan aktifator pupuk kompos b. Pengolahan Kompos b. Manajemen Perkandangan c. Fermentasi Solid dan Pelepah 6. Demplot teknologi penggemukan sapi potong jantan Bali berumur lebih dari 1 tahun.penerapan Perlakuan Teknologi pada demplot kelompok ternak Tunas Harapan desa Sumber Arum adalah : 1. Seleksi sapi jantan bakalan : Bali Umur lebih dari 1 Th 2. Manajemen Pakan 3. Pemberian pakan : 20

31 I. Kontrol (5 ekor) II. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30%, dan solid tanpa fermentasi 50% (5 ekor) III. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30 %, dan solid fermentasi 50% (5 ekor) IV. Kulit kopi 20%, ampas tahu 20%, dedak padi 10% dan solid fermentasi 50% (5 ekor) 4. Manajemen kesehatan hewan : pemberian obat cacing. 5. Pelatihan pengolahan kompos, pembuatan fermentasi solid, pembuatan fermentasi pelepah dan daun sawit serta pembuatan biourine Kegiatan Pendampingan PSDSK Keluar Provinsi 1. Raker konsolidasi kegiatan pendampingan program strategis dan dukungan terhadap capaian sasaran produksi 7 komoditas utama kementan Kegiatan Raker konsolidasi kegiatan pendampingan program strategis dan dukungan terhadap sasaran produksi 7 komoditas utama kementan diawali dengan pembukaan yang dihadiri oleh Kepala Badan SDMP Kementan. Direktur Serelia Dirjen Tanaman pangan, Kepala Puslitbangtan Balitbangtan, Kepala BBP2TP, dan Eselon II Badan litbang lainnya (Diwakilkan), Peserta Raker yang terdiri dari Koordinator Program, Penjab Kegiatan Pendampingan PTT, PSDSK, KRPL, pada 33 BPTP yang ada diseluruh Indonesia. Acara pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan laporan panitia pelaksana (Kepala BBP2TP), dilanjutkan dengan sambutan dan arahan serta membuka secara resmi oleh Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian yang diwakilkan oleh Kepala Puslitbangtan. Dalam sambutan Kepala Puslitbangtan menyampaikan arahan bapak Kepala Badan agar seluruh peserta memanfaatkan moment raker ini dengan semaksimal mungkin untuk membuat suatu hasil dalam bentuk rumusan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan program kementan dalam hal ini capaian sasaran produksi 7 komoditas utama Kementan. Acara dilanjutkan dengan arahan dan penyampaian program dari Kepala Badan SDMP Kementerian Pertanian.Acara Raker dilanjutkan pada esok harinya yang terdiri dari 3 sesi. Sesi pertama di mulai dengan materi Evaluasi 21

32 dan rencana aksi pelaksanaan PTT Padi, jagung dan kedelai oleh Dirjen Tanaman Pangan dalam hal ini diwakilkan oleh Direktur Serelia Kementan dan materi kedua rencanan aksi dukungan badan litbang terhadap PTT padi, jagung dan kedelai 2014 oleh Kepala Puslitbangtan. Direktur serelia dan Puslitbangtan menitikberatkan mengenai evaluasi kegiatan PTT tahun 2013 untuk menyempurnakan kegiatan PTT pada tahun Sesi kedua dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang Rencana aksi percepatan penerapan teknologi tebu terpadu oleh Kapuslitbangbun dan materi kedua yaitu Rencana aksi dukungan badan litbang terhadap pendampingan PSDSK 2014 oleh Kapuslitbangnak.Materi yang disampaikan menitik beratkan mengenai kesuksesan kegiatan pada tahun 2013 dan strategi memaksimalkan pelaksanaan pada tahun Sesi ketiga pada hari kedua ini yaitu koordinasi implementasi KATAM 2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas utama yang disampaikan oleh Kepala BBSDLP dan materi kedua Koordinasi implementasi kegiatan SDG 2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas utama oleh Kepala BB Biogen, materi ketiga Koordinasi implementasi Alsintan 2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas utama oleh Kepala BB Mektan, dengan materi keempat pada sesi ketiga adalah koordinasi implementasi Pasca panen 2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas utama yang disampaikan Kepala BB Pascapanen. Materi sesi ini dirangkum menjadi suatu penyampaian mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 dan rencana aksi kegiatan pada tahun Pada sesi ke empat yaitu sidang kelompok yang masing-masing peserta dikelompokkan berdasarkan kegiatan, yaitu kelompok Kegiatan Pendampingan PTT, PSDSK, PKAH, KRPL, P2T3. Di Kelompok Pendampingan PSDSK disampaikan lesson learn Pendampingan PSDSK di Kalimantan Barat, Jateng, Sumbar, Sumut, Bali dan NTB. Untuk ayam KUB juga ditampilkan lesson learn dari BPTP Jabar dan Bengkulu. Kemudian perumusan kelompok. Pada hari ketiga, acara raker diawali dengan penyampaian materi dari Dirjen Hortikultura dari Kementan, dengan materi evaluasi dan rencana aksi pelaksanaan PKAH (bawang merah dan cabai) 2014 dan materi kedua dengan tema Rencana aksi dukungan badan litbang terhadap pendampingan PKAH (bawang merah dan cabai) 2014 yang disampaikan oleh Kapuslitbanghorti. 22

33 Materi yang disampaikan secara garis besar adalah mengenai dukungan inovasi dan anggaran dalam kegiatan PKAH. Pertemuan dilanjutkan dengan sesi kedua sidang kelompok dengan mempresentasikan kegiatan pada tiap-tiap BPTP.Dalam hal ini khususnya pada kelompok 1 adalah kegiatan pendampingan PTT. BPTP Bengkulu dapat kesempatan mempresentasikan kegiatan pendampingan PTT dengan tema : Evaluasi kegiatan Pendampingan PTT pada tahun 2013 dan rencana kegiatan BPTP Bengkulu mempresentasikan materi ini bersama dengan BPTP BTB, BPTP Gorontalo dan BPTP Papua. Pada presentasi ini, BPTP Bengkulu mendapatkan masukan dari Pembahas dari TIM Pendampingan PTT Pusat : Prof. Dr. Arifin, Dr.Syahrul dan Dr. Trip. Pada umumnya tim pembahas memberikan masukan dan saran kepada kegiatan BPTP Bengkulu. Sesi ketiga pada hari ketiga ini adalan pembuatan dan pembahasan rumusan raker khusus kelompok kegiatan Pendampingan PTT yang diramu dalam forum sidang kelompok. Sesi keempat pada hari ketiga ini yaitu pada malam hari. Sesi ini yang sekaligus penutupan acara.penutupan di hadiri oleh Kepala Badan Litbang Kementan Dr.Haryono.Pada penutupan acara raker, Kepala Badan menyampaikan arahan khususnya untuk hasil rumusan raker agar di jalankan dan diimplementasikan dengan sebaik mungkin.badanlitbang juga menyampaikan mengenai pencapaian achievement yang diperoleh oleh Prof. Dr. Ir. Syarifudin Baharsyah yang memperoleh penghargaan internasional bernama UMALI AWARDS dengan judul Berani membalik arus.7 Hal penting yang membalik arus tersebut adalah 1.)Memperluas sumberdaya lahan khususnya LSO, 2.)Merubah dari Revolusi hijau menjadi konsep blue economy, 3.)Re-orientasi Lembaga penelitian, 4.)Meningkatkan fungsi penyuluh, 5.)Peningkatan nilai jual dan nilai tambah produk pertanian, 6.)Mengembalikan kemandirian Petani, 7.)Anggaran pembangunan pertanian disesuaikan dengan kearifan lokal. Kegiatan raker diakhiri pada hari keempat dengan fieldtrip ke Badan Informasi Geospasial (BIG).Fieldtripini seluruh peserta mengunjungi lokasi di BIG yang mengolah dan membuat Peta dasar atau tofograpi.peserta berkesempatan melihat proses-proses dalam pembuatan peta yang dilakukan oleh BIG.Kegiatan diakhiri dengan masing-masing peserta diajak keruangan 23

34 pelayanan BIG yang menampilkan atau menyajikan produk-produk dalam hal ini Peta dalam berbagai skala. 2. Pertemuan Konsolidasi Lanjutan Program Pendampingan PSDSK Lingkup Puslitbang Peternakan 1. Rapat koordinasi tindak lanjut Pendampingan PSDSK 2014 dilaksanakan pada hari Jumat Minggu tanggal Oktober 2014 di Swiss Bellinn Hotel Pangkalan Bun Jl. Ahmad Yani Km. 2 Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Acara dihadiri sekitar 50 orang yang berasal dari 24 Kepala BPTP dan Penanggung Jawab PSDSK, peneliti dan panitia dari Puslitbangnak, Kepala Puslitbang Peternakan Dr. Bess Tisnamurti, Kepala BBSDLP (diwakili Dr. M. Nur), Kepala BB. Litvet (diwakili Dr. Bambang Ngadji Utomo), Kepala BBP2TP (diwakili Dr. Ermin Widjaja), PT. Medco Agro Pangkalan Bun (Nursyamsa Setiawan). 2. Arahan dan pembukaan rapat koordinasi oleh Kapuslitbang Peternakan diwakili oleh Prof. Sjamsul Bachri. Dalam arahannya disampaikan bahwa kegiatan pendampingan PSDSK tahun ini merupakan tahun terakhir dan tahun depan akan dilanjutkan dengan pendampingan kawasan peternakan, untuk di Bengkulu dengan Pendampingan Kawasan Kambing. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 3 hari diawali dengan presentasi dari PT. Medco Agro, Kepala BBSDLP, Kepala BBP2TP kemudian dilanjutkan dengan perkembangan PSDSK di 4 BPTP yaitu Bengkulu, Banten, Kalsel dan Sulteng. Bahan tayang presentasi dari BPTP Bengkulu disajikan terlampir. 3. Bahan presentasi dari PT. Medco Agro (PT. Kalteng Andinipalma Lestari/ PT. KAL) disampaikan oleh Bapak Nursyamsa. PT. KAL mulai tahun 2011 memasukan ternak sapi Brahman Cross dan Limousine dari Australia dengan populasi awal 298 ekor dan saat ini sudah berkembang menjadi 456 ekor. Model pemeliharaan adalah dengan sapi digembalakan pada perkebunan sawit yang sudah berumur lebih dari 8 tahun. Selain itu PT. Medco juga menanan rumput paspalum untuk grassing oleh ternak. Hasil keuntungan dari usaha ternak sapinya sebesar Rp / 18 bulan dan PBBH 0,5 kg/ekor. PT KAL juga telah bekerjasama dengan Puslitbang Peternakan sejak tahun Kotoran sapi telah dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dan pupuk organic cair. 24

35 4. Selanjutnya adalah presentasi dari BBSDLP dengan judul Program BBSLP dalam Membangun Eko-Green di Lahan Sawit. Makalah disampaikan oleh Dr. M. Noor yang mewakili Ka. BBSDLP Dr. Dedi Nursyamsi. Eko-Green (Pertanian Ramah Lingkungan) adalah sistem pertanian yang mengelola seluruh sumberdaya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk mencapai:produktivitas Berkelanjutan, Secara Ekonomi Menguntungkan, Secara Sosial-Budaya Bisa Diterima, Risiko Rendah atau Tidak Merusak Fungsi Lingkungan. Indicator lingkungan Eko-Green adalah : Rendah Emisi Gas Rumah Kaca, Adaptif terhadap perubahan iklim, Bijak dalam pengendalian HPT, Rendah cemaran logam berat dan residu agrokimia (on site dan off site), Zero Waste, Terjaga kualitas lahan dari degradasi fisika, kimia dan biologi, Terjaga keanekaragaman hayati. 5. Presentasi dari Kepala BBP2TP yang diwakili oleh Ibu Dr. Ermin Widjaja menyampaikan tentang Pengembangan Integrasi Sapi Sawit dalam Mewujudkan Pertanian Bioindustri. KONSEP PERTANIAN BIOINDUSTRI BERKELANJUTAN : Lahan bukan hanya sumber daya alam tetapi juga industri yang memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan pangan serta produk lain dengan menerapkan konsep BIOREFINERY. Kalau diambil poin-poinnya, bahwa prinsip dasar penerapan bioindustri pertanian adalah: pertanian zero wastes, eksternal input rendah, pertanian pengolah biomasa dan limbah jadi bio-produk bernilai tinggiberbasis IPTEK (biorefinery), pertanian terpadu ramah lingkungan.strategi pengembangan pertanian bioindustri melalui usaha peternakan sapi di perkebunan kelapa sawit diarahkan pada: Industri pakan ternak berbasis limbah dan produk samping kelapa sawit, Industri perkembangbiakan sapi Industri penggemukan sapi potong, Industri pupuk organik, Industri energi alternatif. 6. Pada hari kedua kunjungan (field trip) ke PT. Medco Agro untuk melihat pemeliharaan sapi potong di bawah kebun sawit. Rombongan diterima oleh Bapak Nursyamsa dan pegawainya. Di PT. Medco Agro melihat sapi potong jenis Brahman Cross dan Limousine yang sehat-sehat dan gemukgemuk dengan metode digembalakan dibawah pohon sawit yang 25

36 bergiliran dengan pembatas tali yang dialiri listrik menggunakan tenaga surya. 7. Kunjungan berikutnya adalah ke pabrik CPO PT. Sabut Mas yang masih dalam kepemilikan yang sama dengan PT. Medco Agro. Di pabrik CPO ini kami berkesempatan melihat limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yaitu bungkil inti sawit, solid, tandan buah kosong, dan cangkang serta fibernya. 8. Sesudah dari PT. Sabut Mas kami mengunjungi kelompok tani Subur Makmur, Maju Bersama. 9. Kunjungan berikutnya adalah ke kelompok Ternak di Kubu yang berhasil mengintegrasikan sapi sawit dari nol hingga saat ini telah meraih kesuksesan sebagai penghasil kompos dan pupuk organik cair, serta pemasok sapi potong. Dalam acara ini Kapuslitbang peternakan hadir bersama, Ibu Febri dan rombongan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kota Waringin Barat. Acara dilanjutkan dengan diskusi dan Tanya Jawab bersama kelompok ternak dan petugas dinas. 10. Acara selanjutnya adalah pertemuan internal dengan Kapuslitbang peternakan membahas tindak lanjut dari kegiatan Pendampingan PSDSK diantaranya adalah membuat sukses story dari tahun dan rencana kegiatan pendampingan kawasan di tahun Seminar NasionalTeknologi Perternakan dan Veteriner Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner merupakan kegiatan tahunan yang di selenggarakan oleh Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perternakan (PUSLITBANGNAK) dilaksanakan di Savana dan Convention Hotel Jln. Letnan Jenderal Sutoyo No Malang Jawa Timur Pada tanggal Agustus yang dihadiri oleh berbagai kalangan akademisi dan teknisi dari instansi penelitian, dinas/instansi pemerintah dan perguruan tanggi terkait, para praktisi bidang perternakan dan wakil dari beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat. Tema seminar yang di laksanakan adalah Teknologi Perternakan dan Veteriner Mendukung Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, dengan tujuan : a. menghimpun informasi teknologi perternakan dan veteriner untuk menunjang kebijakan pengembangan agribisnis perternakan. 26

37 b. Menyediakan forum pertukaran informasi ilmiah teknologi perternakan dan veteriner terbaru sekaligus sarana sosialisasi hasil-hasil penelitian dibidang perternakan dan veteriner. c. Meningkatkan jejaring informasi ilmiah antara lembaga penelitian,perguruan tinggi, praktisi perternakan serta pengguna jasa hasil penelitian perternakan dan veteriner. Ketua pelaksana Seminar (Dr.Ir.Eko Handiwirawan,M.Sc.) menyampaikan bahwa seminar kali ini mengangkat tema Teknologi Perternakan dan Veteriner Mendukung Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, sesuai denga tujuan seminar yaitu : menghimpun informasi teknologi perternakan dan veteriner untuk menunjang kebijakan pengembangan agribisnis perternakan, menyediakan forum pertukaran informasi ilmiah teknologi perternakan dan veteriner terbaru sekaligus sarana sosialisasi hasil-hasil penelitian dibidang perternakan dan veteriner. Meningkatkan jejaring informasi ilmiah antara lembaga penelitian,perguruan tinggi, praktisi perternakan serta pengguna jasa hasil penelitian perternakan dan veteriner dan melihat fakta perkembangan teknologi peternakan dan veteriner melalui kunjuangan lapang dan akselerasi diseminasi inovasi teknologi peternakan dan veteriner oleh pengguna. Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner menampilkan 6 (enam) makalah undangan dalam maupun makalah luar negeri. Disamping itu makalah penunjang yang dipresentasikan secara oral sebanyak 80 makalah, dan makalah yang presentasikan secara poster sebanyak 40 makalah, pemakalah undangan dari luar negeri adalah Dr.John Weafer dari Australia Indonesia Program For Emerging Infectious Disease dengan Topik The Impact Of Emerging Diseases On Livestock Farming ; Dr.Victoria Hatton dari NZ-AGGRC dengan topik Efficiency Of Carbon Cycling In Farming System. Sedangkan pemakalah undangan dari dalam negeri antara lain dari PT.Greenfields Indonesia dengan Topik Kesiapan Industri Susu Nasional Memasuki Pasar Bebas ASEAN Ketua KWT Mekar Tani, Batang Jawa Tengah denga topik success story Pengembangan Perbibitan Ayam lokal (Ayam KUB-1). Acara Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner mendukung Pertanian Bioindustri Berkelanjutan dibuka secara resmi oleh Kepala Litbang 27

38 Pertanian Kementerian Pertanian diwakili oleh Ibu (Dr.Bess Tiesnamurti, M.Sc.) Kepala Puslitbangnak Badan Litbang Pertanian, dinjelaskan bahwa, sistem pertanian- bioindustri merupakan keterpaduan berjenjang sistem pertanian terpadu pada tingkat mikro, sistem rantai nilai terpadu pada tingkat industri atau rantai pasok dan sistem agribisnis terpadu pada tingkat industri atau komoditas.sistem usaha pertanian terpadu yang berlandas kan pada pemanfaatan berulang zat hara atau pertanian agro ekologi seperti sistem integrasi tanaman-ternak-ikan dan sistem integrasi usaha pertanian energi (biogas, bioelektrik) atau sistem integrasi usaha pertanian-biorefinery yang termasuk pertanian hijau dan merupakan pilihan sistem pertanian masa depan karena tidak saja meningkatkan nilai tambah dari lahan tetapi juga rama lingkungan sehingga lebih berkelanjutan. Kepala Badan Litbang Pertanian berharap dapat terhimpun gagasan pemikiran dan teknologi terbaru yang dapat berkontribusi dalam percepatan pembangunan pertanian pertanian bioindustri berkelanjutan sehingga visi pembangunan pertanian Indonesia dapat terwujud, kepala Balitbang Pertanian menaruh harapan besar dari hasil seminar terlaksanakan. Makalah-makalah penunjang yang dipresentasikan secara oral atau poster berasal dari berbagai instansi yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia seperti Ditjen PKH, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Perguruan Tinggi dan Badan Litbang Pertanian termasuk Puslitbang/Balai Besar dan BPTP. Makalah utama hari pertama tanggal 12 Agustus 2014 adalah : a. Makalah Utama pertama Dr.John Weafer dari Australia, Indonesia Program For Emerging Infectious Disease dengan Topik The Impact Of Emerging Diseases On Livestock Farming b. Makala utama kedua disampaikan oleh Bapak Prof.Dr.Fahmudin Agus. yang berjudul Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian dan Strategi Menghadapinya dalam Membangun Pertanian Bioindustri. Dari Balai Penelitian Tanah, BBSDLP Bogor. Sedangkan makalah penunjang di bagi kedalam 2 sistem presentasi yaitu : makalah penunjang di presentasikan secara poster berjumlah 20 makalah, untuk makalah dari BPTP Bengkulu di presentasikan secara poster-02 AW-14 dengan topik Peningkatan Kualitas Kulit Kopi 28

39 Dengan Fermentasi Sebagai Pakan Penggemukan Sapi Bali Jantan di Kabupaten Kepahiang Bengkulu. Dengan penulis 1. Wahyuni Ameilia Wulandari 2. Siswani Dwi Daliani dan 3. Erpan Ramon. Makalah-makalah yang di presentasikan secara oral berjumlah 22 makalah : a. Ruangan Akasia = Pembahasan makalah oral 1-16 b. Ruang Cemara = Pembahasan makalah oral c. Ruang Cendana = Pembahasan makalah oral d. Ruang Akasia = Pembahasan makalah oral e. Ruang Cemara =Pembahasan makalah oral f. Ruang Cempaka = Pembahasan makalah oral g. Ruang Cendana = Pembahasan makalah oral Untuk hari ke dua seminar tanggal 13 Agustus 2014 di ruangan Akasia ballroom dilakukan sidang pleno II dengan Pembahasan makalah utama dengan topik : 1. Kesiapan Industri Susu Nasional Memasuki Pasak Bebas ASEAN (Dirut PT. Greenfilds Indonesia) Bapak Heru Prabowo. 2. Success Story Pengembangan Perbibitan Ayam Lokal (Ayam KUB-1) oleh Ibu Kusri Utami. (Ketua KWT Mekar Tani, Batang-Jateng). Sedangkan makalah penunjang di presentasikan secara poster berjumlah 20 makalah dan makalah yang di presentasikan secara oral berjumlah 22 makalah. a. Ruangan Akasia = Pembahasan makalah oral b. Ruang Cemara = Pembahasan makalah oral c. Ruang Cendana = Pembahasan makalah oral d. Ruang Akasia = Pembahasan makalah oral Setelah seminar dilaksanakan dilanjutkan dengan kegiatan fiel trip kunjungan lapangan ke PT. Santori Probolinggo dan Loka Peneliotian Sapi Potong di Granti Pasuruan bersamaan dengan acara open hause loka penelitian sapi potong. Di samping acara seminar juga di selenggarakan juga perlombaan yaitu : a. Lomba menyusun ransumberbasis produk Samping Pertanian. Yang dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2014 di selenggarakan di ruang cemata Hotel Savana malang Jawa Timur. 29

40 b. Lomba Judging (Penafsiran) sapi potong. Yang di laksanakan pada tanggal 14 Agustus 2014 di selenggaran di lolit Sapi potong Granti Pasuruan. Tujuan perlombaan dilaksanakan untuk mendorong usaha penggemukan sapi potong di wilayah sentra pertanian. Lomba menyusun ransum yang telah di umumkan melalui website Puslitbang Peternakan dan Pendaftaran dilakukan secara online beberapa waktu sebelum acara dilaksanakan yang di tujukan kepada seluruh peserta dari kalangan peternak/kelompok peternak, mahasiswa dan penyuluh. Acara penutupan seminar dilaksanakan di Akasia Ballroom lantai 5 Hotel Savana, oleh Kepala Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perternakan, Ibu Dr.Bess Tiesnamurti, M.Sc. dalam pidato penutupan Kepala Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perternakan sebagai ketua panitia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas terselenggaranya Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner tahun 2014 yang telah dilakukan terutama kepada : 1. Kepala Badan Litbang dan Pengembangan Pertanian. 2. Dr.John Weafer dari Australia Indonesia Program For Emerging Infectious Disease 3. Dr.Victoria Hatton dari New Zealand Agricultural Greenhause Gas Research Centre 4. Dr.Heather Simmons dari National center For Foreign Animal and Zoonotic Disease Defense, Texas United staties 5. Direktur Utama PT. Greenfields Indonesia 6. Ketua KWT. Mekar Tani, Batang Jateng 7. CV. Bina Laksana 8. PT. Indotech Scientific 9. PT. Nutrilab Pratama 10. PT. Santori 4.5. Metode Diseminasi Demplot penggemukan sapi Demplot penggemukan sapi jantan yang dilakukan dalam pendampingan PSDSK bertujuan untuk menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi penggemukan sapi potong, dan sebagai lokasi percontohan untuk kunjungan 30

41 lapang bagi kelompok ternak lainnya dengan formula pakan memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan tambahan selain hijauan rumput. Jenis ternak pada demplot penggemukan pada ternak sapi lokal (Sapi Bali)di kabupaten Kepahiang berjumlah 21ekor dandi Kabupaten Seluma 20 ekor. Umur ternak jantan yang digemukan > 1,5 tahun, denga lama penggemukan 4 bulan (120 hari) di Kabupaten Kepahiang dan 4 bulan (120 hari) di Kabupaten Seluma. Pemberian pakan konsentrat setiap harinya untuk sapi Bali/sapi lokal diberikan 3 kg/ekor/hari.pada pagi hari sisa pakan ditimbang untuk mengetahui konsumsi pakannya. Kabupaten Kepahiang Demplot penggemukan di Kabupaten Kepahiang dilaksanakan pada Gapoktan Prasetya Tani Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetan menggunakan formula pakan sebagai berikut: I. Kontrol/Kebiasaan Petani =7 ekor II. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot badan terdiri dari kulit kopi tanpa fermentasi 60%+ dedak padi 39,9%+ ultra mineral 0,1% = 7 ekor III. Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot badan terdiri dari kulit kopi fermentasi 60%+ dedak padi 39% + starbio 0,25%+ garam 0,25% + gula merah 0,5% = 7 ekor Pelaksanaan demplot dilaksanakan pada bulan Juli 2014.Data Hasil penimbangan bobot badan pada kelompok Gapoktan Prasetia Tani diambil satu bulan sekali selama 4 bulan, Dengan hasil PBBH perlakuan petani (Kontrol) perekor adalah 0.19 Kg, sedangkanperlakuan II adalah 0.45 kg dan Perlakuan ke III adalah 0.40 pertambahan bobot badan harian dapat di lihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 5. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBBH) sapi lokal di Kelompok Gapoktan Prasetia Tani Kabupaten Kepahiang Perlakuan Bobot Badan Awal (kg/ekor/hari) Bobot Badan Akhir (kg/ekor/hari) PBBH (kg/ekor/hari) I (kontrol) ,19 II 194,6 234,7 0,45 III 157,1 205,4 0,40 31

42 Analisis Usaha Penggemukan Sapi potong Kab. Kepahiang Tabel 6. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Kepahiang Perlakuan I (Hijauan) Harga Rp Total (Rp/Pedrioode) Uraian Jumlah Satuan Biaya Rp/Hr Input Sapi Bakalan 171 Kg 40, Pakan Rumput lapangan 17 Kg 250 4, ,000 Kulit Kopi Kulit Kopi Fermentasi Dedak Padi Mineral Total biaya pakan 495,000 Total pengeluaran 7,335,000 Ouput Sapi Finishing Kg 55,000 10,677,700 Pendapatan kotor/periode 1,537,500 3,342,700 Pendapatan kotor(rp/hari) 17,083 27,856 PERLAKUAN II fermentasi Harga Rp Total (Rp/Pedrioode) Uraian Jumlah Satuan Biaya Rp/Hr Input Sapi Bakalan Kg 40, Pakan Rumput lapangan 19 Kg 250 4, ,000 Kulit Kopi Kulit Kopi Fermentasi 3 Kg , ,000 Dedak Padi Mineral Total biaya pakan 930,000 Total pengeluaran 8,712,800 Ouput Sapi Finishing 249 Kg 55,000 13,695,000 Pendapatan kotor/periode 4,982,200 Pendapatan kotor(rp/hari) 41, PERLAKUAN III Non fermentasi Biaya Rp/Hr Total (Rp/Pedrioode) Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Input Sapi Bakalan Kg 40, Pakan Rumput lapangan 16 Kg 250 4, ,000 Kulit Kopi 1.75 Kg ,000 Kulit Kopi Fermentasi Dedak Padi 1.2 Kg 2,000 2, ,000 Mineral 0.05 Kg 7, ,000 Total biaya pakan 918,000 Total pengeluaran 7,203,600 32

43 Ouput Sapi Finishing Kg 55,000 11,298,650 Pendapatan kotor/periode 4,095,050 Pendapatan kotor(rp/hari) 34,125 Kabupaten Seluma Demplot penggemukan di Kabupaten Seluma menggunakan formula pakan sebagai berikut : 1. Kelompok Ternak Tunas Harapan Desa Sumber Arum Kec. Sukaraja Kabupaten Seluma. I. Kontrol (5 ekor) II. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30%, dan solid tanpa fermentasi 50% (5 ekor) III. Kulit kopi 20%, ampas tahu 30 %, dan solid fermentasi 50% (5 ekor) IV. Kulit kopi 20%, ampas tahu 20%, dedak padi 10% dan solid fermentasi 50% (5 ekor) Data Hasil penimbangan bobot badan pada kelompok ternak Tunas Harapan diambil satu bulan sekali selama 4 bulan, bobot badan awal kegiatan demplot penggemukan sapi jantan dikelompok ternak Tunas Harapan untuk perlakuan 1 (kontrol) adalah sebesar 147,8 kg/ekor, perlakuan II sebesar 127,2 kg, perlakuan III sebesar 148 kg/ekor dan pelakuan IV sebesar 146,4 kg/ekor. Penimbangan bobot badan bulan terakhir kegiatan pada demplot penggemukan sapi jantan dikelompok ternak Tunas HarapanDesa Sumber Arum untuk perlakuan 1 (kontrol) adalah sebesar 179 kg/ekor, perlakuan II sebesar 165,6 kg/ekor, perlakuan III sebesr 199,2 kg/ekor dan pelakuan IV sebesar 195,2 kg/ekor. Sedangkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) masing-masing perlakuan dapat di lihat selengkapnya pada tabel 3 berikut. Tabel 7. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBBH) sapi lokal di Kelompok Tunas Harapan Kabupaten Seluma Perlakuan Bobot Badan Awal (kg/ekor/hari) Bobot Badan Akhir (kg/ekor/hari) PBBH (kg/ekor/hari) 1 147,8 179,0 0, ,2 165,6 0, ,0 199,2 0, ,4 195,2 0,41 33

44 Analisis Usaha Penggemukan Sapi potong Kab. Seluma Tabel 7. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Seluma Perlakuan I (Kebiasaan Petani) Biaya Rp/Hr Total (Rp/Pedrioode) Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Input Sapi Bakalan Kg Pakan Rumput lapangan 15 Kg Solid 2 Kg Ampas tahu 2 Kg Total biaya pakan Total pengeluaran Ouput Sapi Finishing 179,4 Kg Pendapatan kotor/periode Pendapatan kotor(rp/hari) Perlakuan II Biaya Rp/Hr Total (Rp/Pedrioode) Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Input Sapi Bakalan 127 Kg Pakan Rumput lapangan 13 Kg Solid Non fermentasi 1.5 Kg Ampas tahu 0.9 Kg Kulit kopi 0,6 Kg Total biaya pakan Total pengeluaran Ouput Sapi Finishing Kg Pendapatan kotor/periode Pendapatan kotor(rp/hari) Perlakuan III Biaya Rp/Hr Total (Rp/Pedrioode) Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Input Sapi Bakalan 148 Kg Pakan Rumput lapangan 15 Kg Solid Solid fermentasi 1,5 Kg Ampas tahu 0,9 Kg Kulit kopi 0.6 Kg Total biaya pakan Total pengeluaran Ouput Sapi Finishing 199,2 Kg Pendapatan kotor/periode Pendapatan kotor(rp/hari)

45 Perlakuan IV Biaya Rp/Hr Total (Rp/Pedrioode) Uraian Jumlah Satuan Harga Rp Input Sapi Bakalan Kg Pakan Rumput lapangan 15 Kg Solid fermentasi 1.5 Kg Ampas tahu 0,6 Kg Dedak Padi 0,3 Kg Kulit kopi 0,6 Kg Total biaya pakan Total pengeluaran Ouput Sapi Finishing 195,2 Kg Pendapatan kotor/periode Pendapatan kotor(rp/hari) Pelatihan Dalam rangka meningkatkan pengetahuan/minat peternak dan petugas terhadap inovasi teknologi, dilakukan pelatihan bagi peternak dan petugas. Pelatihan dilakukan dengan cara, pertemuan dan praktek langsung di lapangan. Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dilokasi peternak. 1. Pelatihan Pembuatan Fermentasi Solid Sebagai Pakan Ternak Pelatihan dilaksanakan di Balai Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma pada hari Kamis tanggal 24 April 2014.berjumlah 40 orang peserta yaitu Kepala BP4K Kabupaten Seluma Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (Koorluh ) BP3K Sukaraja Kabupaten Seluma, Kepala Pertanian Kecamatan Sukaraja, PPL Desa Sumber Arum, petugas inseminator Kecamatan Sukaraja, Kepala Desa Sumber Arum, peternak desa setempat dan desa-desa sekitar, Pengurus dan anggota Kelompok tani Tunas Harapan Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja. Penyampaian materi Teknik Pembuatan Fermentasi Solid Sebagai Pakan Ternak disampaikan oleh Ibu Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si.Teknik pembuatan solid fermentasi untuk kebutuhan 20 ekor ternak selama 3 bulan di perlukan solid 4 ton, dedak padi berjumlah Kg, Kapur berjumlah 112,5 Kg, Garam berjumlah 56 Kg, dan gula merah sebanyak 112,5 Kg. dengan langkah kerja pertama adalah melarutkan gula merah kemudian menghamparkan tumpukan solid, selanjutnya dedak diatas solid secara merata setelah itu disiram air gula, kemudian taburkan kapur dan 35

46 garam secara merata diatasnya. Setelah semua selesai melakukan pengadukan merata, setelah semuanya menjadi rata maka dilakukan pengepakan kedalam plastik besar untuk proses fermentasi selama 7 hari masing-masing plastik diisi adonan solid 150 kg. Setelahwaktu yang di tentukan tiba plastik di buka dan langsung dapat di berikan kepada ternak atau dapat juga di tambah bahan pakan lain agar nilai gizi solid lebih komplit sersuai kebutuhan ternak. 2. Pelatihan Pembuatan Fermentasi Kulit Kopi Pelatihan dilaksanakan di Rumah Yuliadi (Ketua Kelompok Ternak Pekalongan Jaya) Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiag pada hari Rabu tanggal 14 Mei Penyampaian materi teknik pembuatan fermentasi kulit kopi sebagai pakan ternak disampaikan oleh Erpan Ramon, S.Pt. Teknik pembuatan kulit kopi adalah untuk kebutuhan 7 ekor ternak selama 3 bulan di perlukan kulit kopi fermentasi sejumlah 2,5 ton. Alat yang dibutuhkan adalahsekop/cangkul, plastik besar, ember, gembor, dan timbangan. Bahan yang dibutuhkan adalah kulit kopi 60 %, dedak padi 39 %, probiotik 0,25 %, garam dapur 0,25 %, dan gula merah 0,5 %. Cara pembuatan fermentasi kulit kopi adalah : 1). Kulit kopi, dedak padi, garam dan starbio dicampur menjadi satu secara merata selanjutnya gula merah dilarutkan kedalam air 20 liter. Selanjutnya perciki dengan air gula merah secara merata dengan menggunakan gembor.setelah tercampur merata campuran kulit kopi, dedak padi, garam, starbio dan air gula merah, dimasukan kedalam plastik dan di ikat agar udara luar tidak masuk, selanjutnya di peram selama 4 5 hari. Setelah proses fermentasi kulit kopi selesai, maka dapat di masukan ke dalam karung dan siap untuk di berikan kepada ternak sapi. Ataudapat juga di berikan dengan di tambah bahan pakan yang lain agar nilai gizi pakan konsentrat lebih komplit sersuai dengan kebutuhan ternak. 3. Pelatihan Pembuatan Aktifator Kompos Pelatihan perbanyakan mikroba sebagai aktifator pembuatan pupuk organik (kompos) dilaksanakan pada Gapoktan Prasetia tani desa Suka Sari yang di sampaikan oleh Erpan Ramon S.Pt, di jelaskan bahwa aktivator 36

47 adalah kumpulan mikroba yang di pergunakan untuk mempercepat proses fermentasi bahan organic, mikroba terdiri dari beberapa jenis bakteri dan jamur sumber aktivator dapat berasal dari pupuk organik setengah jadi dan pupuk organic yang sudah matang, peroses pembuatan activator dalam pembuatan kompos di demplot penggemukan sapi potong desa Sumber Sari pada Gabungan kelompok Tani Prasetia Tani dengan cara, perbanyakan dalam suspensi cairan nutrisi atau tepung pati karbohidrat sehingga di peroleh activator berbentuk cairan atau tepung. Cara pembuatan activator cair adalah : 1.) Melarutkan dan merebus sampai mendidih air cucian beras dan gula merah/gula aren 2.) memasukkan selagi panas kedalam botol sirup, 3.) menutup dengan kertas dan mengikat dengan karet gelang 4.) mendinginkan selama 2 3 jam, 5.) memasukkan 50 ml suspensi mikroba 6.) memfermentasikan atau mendiamkan selama 7 hari (satu minggu), Kemudian aktivator sudah siap untuk di gunakan membuat kompos. 4. Pelatihan Pembuatan Kompos Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan pembuatan kompos kegiatan program Pendampingan PSDSK di Kabupaten Seluma yang hadir berjumlah15 orang, kegiatan acara dibuka oleh Ir. Siswani Dwi Daliani peserta Kepala Desa Sumber Arum, masyarakat desa SumberArum, Pengurus beserta anggota Kelompok ternak Tunas Harapan,kata sambutan bapak kepala desa Sumber Arum yang menyampaikan terimakasih kepada tim PSDS/K BPTP Bengkulu yang telah meluangkan waktunya untuk mendidik/membina masyarakat desa Sumber Arum terutama Kelompok ternak tunas Harapan tentang teknologi pembuatan pupuk organik kompos dan teknologi-teknologi perternakan yang lainnya. Teknonlogi pembuatan pupuk kompos yang di sampaikan adalah menggunakan aktifator EM4 yang di larutkan dengan menggunakan 10 liter air 0,5 glas gula pasir dan 1/3 glas aktifator kemudian diaduk hingga rata, kemudian di percikan ke tumpukan 900 kg kotoran sapi, 100 kg skam padi yang telah di aduk rata, demikian juga untuk lapisan berikutnya di tarok di atasnya setelah itu tumpukan kompos di tutup rapat dengan menggunakan terpal, di anjurkan dengan para petani untuk melakukan pembalikan dengan rata setiap 3 5 hari sekali sampai dengan hari ke

48 Materi dalam kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos disampaikan oleh Zul Efendi, S.Pt. Dalam kesempatan Kegiatan berikutnya adalah Demonstrasi pembuatan pupuk organik kompos yang juga disampaikan oleh ibu Ir.Siswani Dwi Daliani yang di bantu olehwahyuni Ameilia Wulandari, S.Pt. M.Si. dan Ibu Ir. Siswani Dwi Daliani.yang berlokasi di kandang ternak milik ketua kelompok Tunas Harapan ( Bapak Wahyudi ). Untuk pembuatan fermentasi pelepah sawit pelaksanaannya di tunda, karena bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan demonstrasi belum di siapkan oleh para peternak. Tetapi dalam penyampaian materi teknologi pembuatan fermentasi pelepah sawit di sampaikan oleh Ibu Ir. Siswani Dwi Daliani. Tanpa demonstrasi, dalam kesempatan itu di anjurkan oleh tim PSDS/K agar para peternak untuk dapat menyiapkan bahan terlebih dahulu baru dapat di laksanakan demonstrasinya. 5. Pelatihan Pembuatan Kandang Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan pembuatan kandang koloni ternak sapi pada kelompok ternak Pekalongan jaya yang di koordinir oleh pengurus kelompok Pekalongan jaya, hadir pada kegiatan pembuatan kandang tersebut adalah di hadiri oleh petugas dari PosKeswan Kabupaten kepahiang yaitu Bapak Joko Sutrisno, Spt. Dalam kegiatan pembuatan kandang koloni tersebut hadir juga Bapak Topian Edi, S.Pt. Ka Seksi Penyuluhan Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang. Sebelum pelaksanaan pembuatan kandang koloni, tim BPTP Bengkulu menjelaskan persyaratan dalam pembuatan kandang ternak sapi dewasa kepada semua peserta yang hadir bahwa kandang ternak yang sehat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Kandang di upayakan harus ada sumber air bersih. b. Posisi kandang sedapat mungkin menghadap kearah matahari. c. Dekat dengan sumber pakan d. Transportasi mudah terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran e. Jauh dari rumah minimal 10 meter f. Tidak mengganggu kesehatan lingkungan g. Agak jauh dari jalan umum. 38

49 h. Upayakan air limbah tertampungi Kegiatan berikutnya adalah pembuatan kandang ternak sesuai dengan bahan yang telah di siapkan oleh anggota kelompok ternak Pekalongan Jaya. 6. Pelatihan Pembuatan Bio Urine Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan pembuatan Bio Urine dilaksanakan di Desa Sumber Arum kelompok Peternak Tunas Harapan,alat yang digunakan adalah drum plastik kapasitas 150 liter, pompa air dantalang plastik, sedangkan bahanyang diperlukanadalah urine sapi/ kambing liter, tetes tebu/molasses 750 ml, empon-empon (temulawak, temuireng, kunyit dll) 5 kg dan bacteri R Bacillus dan Azobacter sebagai starter fermenter 250 ml. Kaulitan mencari bakteri tersebut, maka dapat diganti dengan EM4 sebagai starter fermenter. Cara Membuat ; Bakteri EM-4 dan Molases dilarutkan dalam air jernih sebanyak 10 liter kemudian dituangkan ke dalam drum urine, empon-empon dihancurkan dan dimasukan ke dalam drum.setelah tercampur antara urine dan bahanbahan tersebut kemudian urine diaduk sampai rata selama 15 menit, kemudian drum plastik ditutup rapat. Lakukan pengadukan setiap hari selama 15 menit dan kemudian drum ditutup rapat kembali selama tujuh hari. Setelah tujuh hari urine dipompa dengan menggunakan pompa yang biasa digunakan pada aquarium dan dilewatkan melalui talang plastik dengan panjang 2m yang dibuat seperti tangga selama 3 jam, tujuan proses ini untuk penipisan atau menguapkan kandungan gas ammonia, agar tidak berbahaya bagi tanaman yang akan dberi pupuk bio urine tersebut. Kemudian pupuk cair ini siap digunakan. Untuk aplikasi pupuk cair ini bisa digunakan dengan cara disiramkan dan atau disemprotkan, kondisi tanah sebelum tanam diolah terlebih dahulu dengan menggunakan kotoran kambing. Berikut cara pemakaian bio urine: 1. Untuk tanaman semusim dan rumput campur bio urine + air dengan perbandingan 1 : King grass : Pemakaian dengan disiram setiap setelah rumput diarit. 39

50 3. Jagung, Ubi, Singkong, Cabe dll : Pemakaian dengan disiramkan dan disemprotkan 2 minggu sekali. 4. Untuk tanaman industri dengan asumsi tanamannya baru ditanam dengan ketinggian rata-rata 80 cm, campur bio urine + air dengan perbandingan 1:1. 5. Sengon (Albasia), Turi, Mahoni, Nangka, Ketapang dll : Pemakaian dengan cara disiram dan disemprotkan 2 minggu sekali. 7. Temulapang/Pekan Agroinovasi Kegiatan temulapang yang di laksanakan pada tanggal 18 September 2014 dengan tujuanadalah untuk mengapresiasikan inovasi teknologi peternakan kepada pengguna di Kabupaten Kepahiang dan mendapatkan umpan balik dari pengguna didaerah tentang teknologi yang telah dihasilkan oleh BPTP Bengkulu. Sambutan Bapak Kepala BPTP Bengkulu. Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Dedi Sugandi, MP)dalam kata sambutannya menyampaikan terima kasih kepada pada hadirn yang telah memenuhi undangan dari BPTP Bengkulu dalam acara sosialisasi/apresiasi ini. Ada tiga kegiatan BPTP Bengkulu pada tahun 2014 ini di Kabupaten Kepahiang yaitu pendampingan program swasembada dagaing sapi dan kerbau (PSDSK), model pengembangan pertanian perdesaan berbasis inovasi (m-p3bi) integrasi kopi-sapi potongdan pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra pengembangan. Lebih lanjut kepala Balai mengatkan bahwa BPTP menginginkan masukan dari stakeholder dan peternak terkait dengan kegiatan apa saja yang dibutuhkan di Kabupaten Kepahiang, yang berkaitan dengan kebijakan pembangunan peternakan besar khususnya. Kepala Balai juga menyampaikan permohonan maaf, mungkin selama berintegrasi dengan stakeholder dan peternak ada hal yang kurang berkenan dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama selama ini. Sambutan dan Pembukaan acara oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang. Sambutan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang dibacakan langsung oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang (Ramlan A. Gani, MAA). Dalam sambutannya Kepala Dinas mengatakan bahwa saat ini angka pemotongan sapi di rumah potong hewan 40

51 (RPH) adalah sebanyak 2 ekor/hari. Jika dilakukan dalam satu tahun jumlah ternak sapi yang dipotong di Kabupaten Kepahiang lebih kurang 800 ekor. Lebih lanjut kepala dinas mengatakan bahwa yang menjadi kendala bagi peternak yang ada di Kabupaten Kepahiang yaitu adanya sifat malas untuk mengarit rumput sehingga ternak yang mereka miliki bobot badannya masih rendah/ dibawah rata-rata bobot potong. Beliau juga mengatakan bahwa jika melihat peternak yang ada di pulau Jawa, mereka sangat berani untuk memelihara sapi dalam jumlah banyak tanpa repot memikirkan bagaimana mencari pakannya. Mereka hanya menanam jagung sampai umur 70 hari lalu dipotong dan diberikan pada ternak sapinya. Disamping itu juga mereka telah memanfaatkan teknologi yang ada dalam mengembangkan usahanya. Diakhir sambutannya Kepala Dinas mengucapkan terima kasih kepada BPTP Bengkulu yang telah memberikan sentuhan teknologi dalam pengelolaan pakan untuk ternak sapi di Kabupaten Kepahiang. Penyampaian Materi Kebijakan Perencanaan Pembangunan Pertanian Kab. Kepahiang (Kepala BAPPEDA Kabupaten Kepahiang). Materi kebijakan perencanaan pembangunan pertanian Kabupaten Kepahiang disampaikan oleh Kepala BAPPEDA Kabupaten Kepahiang (R.A. Deni, SH, MH). Dalam makalahnya disampaikan visi pembangunan daerah Kabupaten Kepahiang yaitu Kabupaten Kepahiang terdepan dalam industri dan pariwisata berbasis pertaniandan sumber daya manusia. Berbasis Pertanian: pertanian dalam arti luas (pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan), perlu peningkatan kualitas dan kuantitas produksi guna mencukupi kebutuhan pangan masyarakat dan bahan baku industri. IKUTT SELUNA (ikan,kebun, tanaman pangan hortikultura dan ternak serta pengembangan sengon, kopi luwak dan buah naga). Program/ Kegiatan Dinas Pertanian Berdasarkan Plafond Anggaran (PPA) APBD Kabupaten Kepahiang Tahun 2014 yaitu kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, kegiatan pengembangan desa mandiri pangan, kegiatan pengembangan pangan pada lahan kering, kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi budidaya dan kegiatan peningkatan produksi, 41

52 produktivitas dan mutu produk perkebunan pertanian serta kegiatan infrastruktur pertanian. Kebijakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang dalam pengembangan peternakan di Kabupaten Kepahiang. Materi Kebijakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang dalam pengembangan peternakan di Kabupaten Kepahiang disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang (Ir. Romlan. A. Gani, MAA). Dalam makalahnya beliau menyampaikan strategi dan implementasi program bidang peternakan di Kabupaten Kepahiang adalah pengembangan kawasan sapi potong, perbibitan ternak sapi Bali, perbibitan kambing Peranakan Ettawah (PE), budidaya sapi perah, integrasi ternak tanaman kopi, penyelamatan betina produktif, pemberantasan penyakit menular, program asuh, IB. Pada sektor ternak sapi perah, susu sebagai salah satu sumber protein hewani semakin dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kecerdasan bangsa Indonesia. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan susu tersebut adalah dengan meningkatkan populasi dan produktivitas sapi perah sehingga bibit sapi perah mempunyai peranan penting dalam upaya pengembangan pembibitan sapi perah. Indikator keberhasilan yang akan dicapai terbagi dalam tiga aspek yaitu aspek teknis yang meliputi meningkatnya populasi dan mutu bibit sapi perah dan terciptanya sentra/kawasan sumber bibit sapi perah.aspek kelembagaan yang meliputi terbentuknya gapoktan, koperasi maupun usaha berbadan hukum lainnya dan menguatnya kelembagaan perbibitan sapi.dan Aspek usaha meliputi meningkatnya skala usaha kelompok dan berkembangnya usaha agribisnis lainnya pada kelompok tersebut. Integrasi ternak dengan tanaman meliputi kawasan perkebunan kopi, disamping menghasilkan produk utama berupa biji kopi juga memiliki potensi besar untuk menghasilkan berbagai produk samping yang memilikl nilai ekonomi namun hingga kini belum banyak termanfaatkan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan petani kopi rakyat dari hasil produksi kopi dan ternak kambing/sapi/domba serta pengolahan limbahnya juga mengurangi biaya pengendalian gulma dan sekaligus 42

53 memanfaatkan sumberdaya hayati terbarukan berupa hijauan gulma yang umumnya melimpah di perkebunan kopi. Untuk penyelamatan betina produktif adalah Setiap tahun diperkirakan lebih dari 426 ekor sapi dan kerbau betina yang masih produktif telah dipotong baik di Rumah Potong Hewan (RPH) maupun diluar RPH dalam wilayah kabupaten Kepahiang. Oleh karena itu sapi/kerbau yang masih produktif perlu dilakukan Penyelamatan seperti yang telah diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang telah mengatur tentang pelarangan pemotongan ternak betina produktif. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memfasilitasi Kegiatan Pengendalian Sapi/Kerbau Betina Produktif (PBP). Peran BP4K dalam menunjang pengembangan peternakan (BP4K Kabupaten Kepahiang). Peran BP4K dalam menunjang pengembangan peternakan di Kabupaten Kepahiang disampaikan oleh Kepala BP4K Kabupaten Kepahiang (Aidil Fitri. S, SH). Dalam makalahnya disampaikan bahwa di Kabupaten Kepahiang terdapat 8 kecamatan yang ditempat oleh penyuluh di berbagai bidang keahlian. Kepala BP4K mengatakan bahwa sumber daya yang ada di BP4K sebaiknya berasal dari sekolah kejuruan dan minimal tamatan SPP sederajat. Peran penyuluh dalam menunjang pengembangan peternakan pada khususnya dan pertanian pada umumnya di Kabupaten Kepahiang adalah (i) menyampaikan teknologi yang berasal dari peneliti (BPTP, Balit dan lembaga penelitian lainnya) kepada petani/peternak di daerah, (ii) merubah perilaku petani/peternak dalam menerapkan inovasi pertanian dan (iii) mengajak petani/peternak dalam merepakna inovasi teknologi yang baru dan berdaya guna. Kendala yang dihadapi oleh BP4K di Kabupaten Kepahiang adalah banyaknya sumberdaya manusia yang terdapat di lingkungan kerja (BP3K) yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh daerah untuk dapat mengatasi permasalah bidang pertanian. Inovasi teknologi peternakan mendukung peningkatan produktivitas ternak sapi di Kabupaten Kepahiang (BPTP Bengkulu) Inovasi teknologi peternakan mendukung peningkatan produktivitas ternak sapi di Kabupaten Kepahiang disampaikan oleh Ir. Ruswendi, MP. Dalam makalahnya disampaikan bahwa kegiatan sektor peternakan BPTP Bengkulu pada 43

54 tahun 2014 ada tiga yang dilaksanakan di Kabupaten Kepahiang yaitu (i) pendampingan pegram swasembada daging sapi/kerbau, (ii) model pengembangan pertanian perdesaan berbasis inovasi (m-p3bi) integrasi kopisapi potongdan pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra pengembangan. Kegiatan pendampingan PSDSK yang akan dilaksanakan adalah melanjutkan demplot penggemukan sapi potong, pelatihan pembuatan kompos, pelatihan penaksiran bobot badan dan umur sapi dan sebagai narasumber berbagai pelatihan yang diadakan oleh Dinas Peternakan, BP4K dan BPP. Sedangkan untuk kegiatan m-p3bi adalah melakukan demplot aplikasi pakan sapi fermentasi kulit kopi, melakukan Demplot aplikasi pupuk organik berbasis limbah kotoran sapi pada lahan kopi, pendampingan implementasi integrasi kopi-kulit kopi melalui pelatihan, petemuan, penyebaran media informasi dan sinergi kegiatan dengan program daerah untuk meningkatkan pendapatan petani peternak pada daerah sentra kopi Kab. Kepahiang, Pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra pengembangan tujuan kegiatan adalah mengkaji potensi dan peluang pengembangan usaha ternak sapi perah di Kabupaten Kepahiang, menganalisis kelayakan finansial usaha ternak sapi Perah di Kabupaten Kepahiang dan menganalisis dampak ekonomi usaha ternak sapi perah terhadap pendapatan petani/peternak sapi perah. Saran kebijakan dalam pengembangan usaha sapi perah adalah meningkatkan pengetahuan peternak dalam menyusun pakan tambahan berbahan baku lokal, meningkatkan keterampilan petani dan pengetahuan terhadap produk olahan susu sapi dan meningkatkan promosi produk susu sapi perah. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (BRI Cabang Curup). Dalam makala disampaikan definisi KKPE adalah kredit investasi modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati. Besarnya plafon kredit per petani paling banyak Rp. 100 juta, dan untuk koperasi dalam rangka pengadaan pangan (padi, jagung, kedelai) paling banyak Rp. 500 juta. 44

55 Petani yang mengajukan kredit lebih dari Rp 50 juta harus memiliki NPWP. Besarplafon kelompok tani dalam rangka pengadaan/peremajaan alat dan mesin mendukung pengembangan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan paling banyak Rp. 500 juta. Sedangkan usahatani yang dibiayai Bank Rakyat Indonesia melalui KKPE adalah: 1. Pengembangan Tanaman Pangan yaitu padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, koro, kacang hijau, sorgum, perbenihan (padi, jagung dan atau kedelai). 2. Pengembangan Hortikultura adalah bawang merah, cabai, kentang, bawang putih, tomat,buncis, sawi, kubis, jamur tiram, jahe, kunyit, kencur, temulawak,pisang, salak, nenas, buah naga, melon, semangka, pepaya,strawberi, pemeliharaan manggis, mangga, durian, jeruk, apel dan/atau melinjo. 3. Pengembangan Perkebunan adalah budidaya tebu, pemeliharaan teh, kopi robusta, kopi arabika, lada, dan/atau pala. 4. Pengembangan Peternakansapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, ayam ras, ayam buras, itik, burung puyuh, kelinci dan atau babi 5. Pengadaan Pangan adalah gabah, jagung, kedelai, pembelian ikan hasil tangkapan dan ikan hasil budidaya. 6. Pengadaan / Peremajaan alat dan mesin adalah traktor, power threser, tracer (alat tebang), corn sheller, pompa air, dryer, vacuum fryer, chopper, mesin tetas, pendingin susu, biodigester, mesin pembibitan (seedler), mesin penyiang padi bermotor (power weeder), alat tanam biji-bijian (seeder), mesin panen (paddy mower, reaper, combine harvester), mesin penggilingan padi (rice miling unit), mesin perontok polong kacang tanah (sleader), mesin pengupas kacang tanah (peanut shell), mesin penyawut singkong, alat pembuat alur (ridger), mesin sortasi buah, mesin juicer, mesin pengolah biji jarak, mesin pengolah pakan (mixer, penepung, pelet) dan atau kepras tebu. 7. Perikanan Kegiatan usaha pembenihan : a. Air tawar, yaitu ikan lele, mas, nila, patin, dan gurame. b. Air payau, yaitu udang dan bandeng c. Air laut, yaitu rumput laut, kerapu, dan kakap 45

56 Kegiatan usaha pembesaran : a. Air tawar, yaitu ikan lele, nila, mas, patin, gurame dan ikan hias. b. Air payau, yaitu udang, kerapu, kakap dan bandeng. c. Air laut, yaitu rumput laut (eucheuma atau gracillaria), kerapu dan kakap Penyerahan Pakan Tambahan Ternak Sapi secara Simbolis Kepada Kelompok Tani. Pada acara ini juga dilakukan penyerahan secara simbolis pakan tambahan ternak sapi berupa kulit kopi yang difermentasi dengan campuran dedak padi 40%, kulit kopi 60% ditambahkan dengan garam dapur sebanyak 0,25 %, mollases 0,25% dan bioaktivator 0,2% dari berat bahan dasar. Pakan tambahan ini adalak hasil kerjasama antara BPTP Bengkulu dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang, dimana BPTP Bengkulu menyediakan teknologi fermentasi kulit kopi sedangkan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang menyediakan bahannya. Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang didampingi oleh Kepala BPTP Bengkulu yang diterima langsung oleh Ketua Kelompok Tani Sido Mulyo sebanyak 1,2 ton pakan jadi. Hingga saat ini pakan fermentasi yang telah dibuat adalah sebanyak 20 ton yang telah dibagikan kepada 16 kelompok tani di Kabupaten Kepahiang. 8. Pelatihan Penghitungan Analisis Usaha Penggemukan Ternak Sapi Potong. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan Analisis Usaha perternakan kelompok Tunas Harapan desa Sumber Arum dihadiri oleh Bapak Syahrial selaku Kepala Pertanian Kecamatan, Petugas Penyuluh Pertanian Desa Sumber Arum, masyarakat desa Sumber Arum serta masyarakat desa Bukit Peninjauan dan sekitarnya, materi bimbingan yang di berikan oleh tim BPTP adalah tentang pakan hijauan rumput yang bernilai nutrisi berkualitas baik, dan optomalisasi pemanfaatan lahan perkebunan untuk tanaman hijauan pakan ternak yang bernilai nutrisi baik (rumput gajah, rumput benggala, king res dll). Dalam kesempatan pertemuan pembinaan ini tim BPTP Bengkulu memberikan materi di kelompok ternak Tunas Harapan juga tentang teknologi pemberian pakan tambahan terhadap ternak yang baru akan mengkomsumsi pakan tambahan berbasisi Solid dan solid 46

57 fermentasi.timpsds/k BPTP Bengkulu juga menyampaikan materi tentang peralatan kandang ternak sapi serta dan kebersihan kandang. Dalam upaya peningkatan pendapatan perternak tim PSDS/K Selanjutnya melakukan analisis usaha perternakan pada kelompok Peternak Tunas Harapan bersama dengan anggota dan pengurus kelompok serta di hadiri oleh tokoh masyarakat setempat, untuk mengetahui suatu usaha beruntung atau tidak di perlukan analisis usahanya yaitu dengan melihat jumlah total penerimaan dengan mengurangi pendapatan total dengan modal yang di keluarkan ( biaya Produksi ) dengan rincian komponen biaya yang di keluarkan sebagai berikut : a. Biaya pembelian Bakalan. b. Biaya tenaga kerja c. Sewa lahan d. Biaya penyusutan kandang dan peralatan e. Biaya pakan dan obat-obatan. Komponen Pendapatan total adalah : a. Hasil penjualan produk utama (daging) atau ternak dewasa. b. Hasil penjualan produk sampingan (Kulit sapi, tanduk, kotoran ternak/kompos) Pendapatan bersih suatu usaha adalah : Pendapatan total Biaya produksi yang di keluarkan. Dalam kesempatan diskusi dengan masyarakat desa Sumber Arum, respon masyarakat yang belum tergabung dengan kelompok peternak Tunas harapan agar tim BPTP dapat mengajari masyarakat yang bukan saja pada desa Sumber Arum tetapi agar tim PSDS/K dapat melakukan pembinaan kelompok peternak yang lain agar seluruh peternak mengetahui dan menguasai inovasi teknologi yang di ajari oleh BPTP. 47

58 4.6. Kalender Penggemukan Sapi Potong Kalender penggemukan sapi untuk penjualan di bulan Zulhijjah (Hari Raya Idul Adha) Bulan No Muhar Sa Rb. Jumad Sya Sya Uraian Kegiatan am far Awal il Ula ban wal 1 Perencanaan 2 Persiapan 3 Pengadaan Bakalan 4 Pemasangan Nomor Telinga 5 Pemberian Obat Cacing 6 Pemberian Vaksinasi 7 Penimbangan Ternak 8 Kastrasi 9 Pemberian Pakan HMT dan Pakan Konsentrat 10 Pemasaran/Pemo tongan 11 Pasca Panen Rb Ak hir Jum adil Tsan iah Ra ja b Ram adha n Zulk oida h Zulhi jjah Kalender penggemukan sapi potong penjualan bulan syawal (Idul Fitri) Bulan Uraian Muh Sa Rb. Rb Jum Ra Sya Ram Sya Zulhi No ara far Awal Ak adil ja ban adha wal jjah Kegiatan m hir Ula b n 1 Perencanaan 2 Persiapan 3 Pengadaan Bakalan 4 Pemasangan Nomor Telinga 5 Pemberian Obat Cacing 6 Pemberian Vaksinasi 7 Penimbangan Ternak 8 Kastrasi 9 Pemberian Pakan HMT dan Pakan Konsentrat 10 Pemasaran/P emotongan 11 Pasca Panen Jum adil Tsan iah Zu lko ida h 48

59 V. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan 1. Pendampingan PSDSK telah meningkatkan pemahaman petugas (penyuluh lapang dan inseminator) tentang teknologi penggemukan sapi potong melalui pelatihan, sosialisasi, pertemuan kelompok dan temu lapang. Rekomendasi teknologi pakan penggemukan spesifik lokasi untuk kabupaten Kepahiang adalah Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot badan terdiri dari kulit kopi tanpa fermentasi 60% + dedak padi 39,9% + ultra mineral 0,1% sedangkan rekomendasi teknologi pakan penggemukan spesifik lokasi untuk kabupaten Seluma adalah adalah Kulit kopi 20%, ampas tahu 30 %, dan solid fermentasi 50%. 2. Kalender penggemukan sapi potong, digunakan sebagai acuan untuk peternak memulai usaha penggemukan sapi poptong agar mendapatkan keuntungan yang optimal. 3. Juknis penggemukan sapi potong telah di sosialisasikan kepada peternak, petugas PPL,petugas peternakan,dan stake holder di kabupaten kepahiang. 4. Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk pakan ternak melalui kegiatan demplot penggemukan. 5.2 Saran Pemberian pakan tambahan berbahan baku hasil sampingan produk pertanian sebaiknya diberikan secara kontinyu pada usahaperternakan sapi untuk meningkatkan produksi daging dan kelestarian lingkungan pada usaha penggemukan, Kalender penggemukan sapi potong, dan juknis penggemukan sapi potong agar menjadi pedoman untuk berusahatani ternak sapi potong. 49

60 VI. KINERJA HASIL 1. Pendampingan PSDSK BPTP secara khusus memiliki peran sebagai berikut : a. Membuat contoh unit LL-PSDS dan menjadikan sebagai demplot dan tempat pelatihan bagi para penyuluh pendamping/ Mahasiswa/ Sarjana/ Pemuda Membangun Desa dan petani-peternak pada lokasi target SL PSDS desa Sumber Arum dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma dan desa Suka Sari Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. b. Melaksanakan koordinasi dan monitoring perkembangan pelaksanaan pendampingan PSDS di wilayahnya masing-masing. c. Menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi dan apresiasi PSDS di Kabupaten. d. Bertanggung jawab pada penyusunan 2 (dua) jenis laporan, yakni : Laporan Kemajuan Kegiatan. Laporan ini diserahkan ke BPTP pada setiap akhir bulan. Adapun data penting yang harus disampaikan dalam laporan ini diantaranya adalah : (1) Komponen teknologi dan kelembagaan yang diimplementasikan, (2) Parameter bioteknis, ekonomis dan kelembagaan di LL dan SL-PSDS. Laporan akhir Kegiatan. Laporan ini berisi laporan teknis dan analisis financial di lokasill dan SL-PSDS. 2. Koordinasi pendampingan PSDS oleh BPTP dilakukan secara intensif di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, maupun Desa. pembangun koordinasi yang intensif. 3. Koordinasi dilaksanakan pada Dinas/instansi terkait baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan program PSDS di tingkat Provinsi dan Kabupaten, masalah/hambatan yang dihadapi serta kebutuhan teknologi serta metoda dan media diseminasi yang diinginkan peternak. Dengan terkoordinasinya rencana pelaksanaan program PSDS di tingkat Provinsi dan Kabupaten, diharapkan program pendampingan pengkajian dan diseminasi PSDS dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. 4. Identifikasi dilakukan pada awal kegiatan untuk mengetahui karakteristik setiap kelompok sasaran yang akan dilakukan pendampingan, potensi, 50

61 permasalahan yang dihadapi para peternak dalam usaha ternaknya, terutama permasalahan yang berkaitan dengan teknologi pakan ternak, reproduksi, manajemen dan hambatan teknis lainnya. Data-data yang dikumpulkan pada tahap ini meliputi: a. Karakteristik kelompok sasaran, teknologi eksisting, kebutuhan teknologi dan rencana implemementasi teknologi & pengembangan usaha sapi potong. b. Potensi bahan baku pakan, bibit, limbah kotoran ternak perkiraan jumlah kebutuhan pakan, bibit ternak, pupuk organik dan stimulan untuk mendukung usaha sapi potong di setiap kelompok sasaran. c. Skala usahaternak sapi potong, orientasi usahaternak, tingkat pemanfaatan limbah usahaternak (pupuk organik, biogas) dan kelembagaan pendukung yang akan dikembangkan di setiap kelompok sasaran. 5. Apresiasi dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, minat dan keterampilan petani dalam mengimplementasikan teknologi Penunjang Keberhasilan Pembibitan yang terdiri dari teknologi pakan, manajemen pemeliharaan dan pengolahan kompos. Apresiasi dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan dinas/instansi terkait, petugas lapang, tokoh masyarakat dan petani/peternak. 6. Bimbingan penerapan teknologi terhadap sapi potong yang dilakukan oleh peneliti dan penyuluh BPTP Bengkulu, bersama-sama dengan Petugas Dinas setempat yang dilakukan secara partisipatif. Bimbingan tersebut dilaksanakan untuk memberikan bekal ketrampilan terhadap peternak dalam hal manajemen pemeliharaan induk bunting, penggunaan pakan, serta teknologi reproduksi untuk menunjang peningkatan angka peningkatan PBBH anak pra sapih > 0,4 kg.. Bimbingan penerapan teknologi dilakukan baik secara teori di dalam kelas maupun praktek dilapangan. 7. Pelatihan petani dan petugas dilaksanakan untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam berbagai aspek usaha ternak sapi potong seperti pakan, kesehatan hewan, pemanfaatan kotoran sapi untuk pembuatan pupuk organik, padat dan pupuk cair, pelatihan pembuatan pakan konsentrat, tatalaksana perkandangan. Upaya tersebut berbentuk kegiatan in-doordan 51

62 out-door untuk aspek teknik, manajemen dan organisasi produksi. Tujuan Pelatihan petani dan petugas adalah: 1. Mengembangkan pengetahuan petani sapi potong dalam aspek pakan, manajemen dan pengolahan limbah kotoran sapi. 2. Mengembangkan kemampuan menyusun formulasi ransum berbagai jenis pakan (konsentrat, complete feed, feed additive, sumber serat, dll) 3. Mengembangkan keterampilan petani dalam aplikasi teknologi usaha ternak sapi potong, pengolahan limbah ternak dan limbah pertanian untuk produksi pakan dan pupuk organik. 8. Demplot dilakukan untuk memperkenalkan berbagai teknologi untuk meningkatkan PBBH ternak sapi potong jantan berumur > 1 tahun dari 0,2 kg menjadi > 0,4 kg. 9. Kegiatan demplot yang dilakukan antara lain : (1) Pemberian pakan tambahan (konsentrat) terhadap sapi potong yang disesuaikan dengan kebutuhan kondisi fisiologis ternak, (2) Pemberian HMT berimbang (Rumput dan legum) terhadap sapi potong, (3) Pemberian suplemen berupa mineral. 10. Bahan dan materi penyuluhan yang disediakan berupa Juknis, Leaflet dan Poster. Juknis yang disediakan mengenai pemeliharaan sapi potong, leaflet tentang pengolahan pakan, pengolahan kompos, penggunaan, penggunaan suplemen, pengolahan limbah untuk pakan. Poster yang dibuat mengenai pengolahan kompos, pengolahan limbah untuk pakan, jenis dan komposisi pakan tambahan (konsentrat). 11. Kegiatan monitoring & evaluasi dilakukan secara periodik untuk mengetahui keragaan teknologi, adopsi teknologi dan dampak aplikasi teknologi pada setiap lokasi sasaran. Secara umum kegiatan Monev direncanakan akan dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu pada awal kegiatan, pertengahan dan akhir kegiatan pendampingan. Aspek yang di monitoring & evaluasi meliputi aspek teknis, sosial ekonomis dan kelembagaannya. 52

63 DAFTAR PUSTAKA Bahri, S Petunjuk Pelaksanaan Laboratorium Lapang dan Sekolah Lapang Dalam Pembibitan dan Penggemukan Sapi Potong (LL dan SL- PPSP)/Syamsul Bahri, dkk. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Direktorat Jenderal Peternakan Statistik Peternakan. Dierektorat Jenderal Peternakan, Jakarta. Hadiana, H., Sri Rahayu, Sondi Kuswaryan, Andre Ravianda dan Ahmad Firman., 2007, Road Map Pengembangan Peternakan Provinsi Jawa Barat, kerjasama Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Mersyah, R Desain studi budidaya sapi potong berkelanjutan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Santi, W.P Respons Penggemukan Sapi PO dan Persilangannya sebagai hasil IB terhadap pemberian jerami padi fermentasi dan konsentrat di Kabupaten Blora. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Peternakan Bogor. Setiyono, P.B.W.H.E., Suryahadi, T. Toharmat, dan R. Syarief Strategi suplementasi protein ransum sapi potong berbasis jerami dan dedak padi. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peternakan 30 (3): Winugroho, M Strategi Pemberian Pakan Tambahan untuk Memperbaiki Efisiensi Reproduksi Induk Sapi. Jurnal Litbang Pertanian. Yusdja, Y dan N. Ilham, Tinjauan kebijakan pengembangan agribisnis sapi potong. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian 2 (2):

64 ANALISIS RESIKO Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel 1 dan 2). Tabel 1. Daftar resiko pelaksanaan kegiatan No. RESIKO PENYEBAB DAMPAK 1. 2 Formula pakan penggemukan tidak dapat diterapkan sepenuhnya oleh peternak PBBH sapi jantan terlalu rendah Beberapa bahan pakan penggemukan tidak tersedia di lokasi Sulit memperoleh ternak sapi jantan yang akan di gemukkan berumur lebih dari 1 tahun PBB sapi penggemukan dipeternak lebih rendah dari saat pendampingan Jumlah ternak yang akan di gemukan tidak sesuai yang di harapkan Tabel 2. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan kegiatan No. RESIKO PENYEBAB PENANGANAN Formula pakan penggemukan tidak dapat diterapkan sepenuhnya oleh peternak PBBH sapi jantan terlalu rendah Beberapa bahan pakan penggemukan tidak tersedia di lokasi Sulit memperoleh ternak sapi jantan yang akan di gemukkan berumur lebih dari 1 tahun PBB sapi penggemukan dipeternak lebih rendah dari saat pendampingan Mencari ternak ke peternak lain diluar kelompok yang sesuai dengan kriteria, yaitu berumur lebih dari 1 tahun 54

65 Uraian Kegiatan JADWAL KERJA PEMBIAYAAN A. RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB) No Uraian pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp.000,-) A Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDSK) di Provinsi Bengkulu Jumlah (Rp.000,-) Belanja Bahan Bahan sarana produksi, demplot, bahan pendukung lainnya 2. Penggandaan dan laminasi 3. ATK dan komputer supplies 4. Konsumsi dalam rangka pertemuan, rapat 1 paket 1 paket 1 paket 100 OH Honor Output Kegiatan Petugas Lapang - UHL 3 Belanja Barang Non Operasional Lainnya - Analisis Laboratorium (pakan ternak dan kompos) 35 OH 85 OH paket Belanja Perjalanan Biasa Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan 5 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota - Akomodasi dalam rangka pertemuan, temu lapang, apresiasi - Perjalanan ke luar propinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan 0 OP OH 2 OH Bulan Penyusunan RDHP X X 2. Penyusunan/pembahasan dan X X perbaikan RODHP 3. Koordinasi dan sosialisasi X X X 4. Pelaksanaan X X X X X X X X 6. Laporan bulanan X X X X X X X X X X X X 7. Laporan tengah tahun X 8. Laporan akhir tahun X 9. Seminar X

66 B. REALISASI ANGGARAN No Jenis Pengeluaran Realisasi Anggaran (Rp) 1. Belanja Bahan 1. Bahan sarana produksi, demplot 2. Penggandaan dan laminasi 3. ATK, komputer supplies dan pelaporan 4. Konsumsi dalam rangka pertemuan, temu lapang, apresiasi Persentase Keuangan (%) 99, ,8 100 Jumlah Honor Output Kegiatan 1. Petugas lapang 2. UHL ,8 Persentase Fisik (%) Jumlah ,4 3. Belanja Barang Non Operasional Lainnya 1. Analisa Lab Jumlah , Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ,7 100 Jumlah , Akomodasi dalam rangka pertemuan, temu lapang, apresiasi 2. Perjalanan Luar Propinsi , Jumlah ,1 100 TOTAL ,

67 PERSONALIA No Nama/NIP Jabatan Fungsional/ Bidang keahlian 1 Wahyuni Amelia W, SPt, MSi/ Ir. Siswani Dwi Daliani/ Zul Efendi, SPt Erpan Ramon, SPt/ Marzan/ Peneliti Muda/Budidaya Ternak PP Pertama /Produksi Ternak Peneliti Pertama/Budida ya Ternak Peneliti Pertama /Budidaya Ternak Jabatan dalam Kegiatan Penanggung jawab Anggota Anggota Anggota Uraian Tugas 1. Mengkoordinir anggota tim dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. 2. Membuat perencanaan, mengkordinir pelaksanaan kegiatan pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu. 3. Mengevaluasi kinerja dan pencapaian anggota tim secara periodik/per bulan 4. Bertanggungjawab terhadap Kepala Balai dan memberikan laporan fisik dan keuangan secara periodik (bulanan). 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelaporan. 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelaporan pendampingan 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pendampingan Calon Teknisi Anggota 1. Membantu teknis pelaksanaan kegiatan dilapangan Alokasi Waktu (Jam/ minggu)

68 Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan Pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan Pendampingan PSDSK di Kabupaten Seluma Pembuatan Fermentasi Solid di Kabupaten Seluma Pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan Pendampingan PSDS/K di Kabupaten Kepahiang 58

69 Pelatihan Fermentasi Kulit Kopi di Kepahiang Pelatihan Pembuatan Kompos di kabupaten Seluma Pelatihan Pembuatan Aktovator kompos di kabupaten Seluma 59

70 Foto 2. Sambutan Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Dedi Sugandi, MP) Foto 3 Sambutan dan Pembukaan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Kepahiang (Ir. Romlan A. Gani, MAA) Foto 4. Kepala BAPPEDA Kab. Kepahiang (R.A. Deni, SH, MH) Mempresentasikan Makalahnya 60

71 Foto 5. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab.Kepahiang (Ir. Romlan A. Gani, MAA) Menyampaikan Makalahnya. Foto 6. Kepala BP4K Kab. Kepahiang (Aidil Fitri. S, SH) Menyampaikan Makalahnya. Foto 7. Ir. Ruswendi, MP Sedang Menyampaikan Makalahnya. 61

72 Foto 8. Ardi (AAO BRI Cab.Curup) Sedang Menyampaikan Makalahnya. Foto 9. Bapak Norfriyadi (Mekarsari) Sedang menyampaikan pertanyaannya. Foto 10. Penyerahan Pakan Tambahan Ternak Sapi Secara Simbolis 62

73 Foto 11. Demo Pembuatan Pakan Tambahan Ternak Sapi Foto 12 Demo Pembuatan Pupuk Kompos 63

PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU (PSDSK) DI PROVINSI BENGKULU. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU (PSDSK) DI PROVINSI BENGKULU. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU (PSDSK) DI PROVINSI BENGKULU Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu 2010 KABUPATEN KECAMATAN DESA Kepahiang Dusun Kepahiang KELOMPOK

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU DI PROVINSI BENGKULU

PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU DI PROVINSI BENGKULU KODE: 26 /1801.019/011/A/RDHP/2013 PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU DI PROVINSI BENGKULU WAHYUNI AMELIA WULANDARI,SPt,M.Si BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013

Lebih terperinci

ROAD MAP PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI KERBAU Kegiatan Pokok

ROAD MAP PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI KERBAU Kegiatan Pokok 33 Propinsi ROAD MAP PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI KERBAU 2014 5 Kegiatan Pokok Target Pencapaian Swasembada Daging Sapi Kerbau Tahun 2014 20 Propinsi Prioritas Kelompok I Daerah prioritas IB yaitu

Lebih terperinci

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5. NO KOMODITAS POPULASI (EKOR) PRODUKSI DAGING (TON) 1 Sapi Potong 112.249 3.790,82 2 Sapi Perah 208 4,49 3 Kerbau 19.119 640,51 4 Kambing 377.350 235,33 5 Domba 5.238 17,30 6 Babi 6.482 24,55 7 Kuda 31

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN A. Kesimpulan Secara umum kinerja produksi ternak sapi dan kerbau di berbagai daerah relatif masih rendah. Potensi ternak sapi dan kerbau lokal masih dapat ditingkatkan

Lebih terperinci

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH Pita Sudrajad*, Muryanto, Mastur dan Subiharta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Zul Efendi, Harwi Kusnadi, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PANDUAN. Mendukung. Penyusun : Sasongko WR. Penyunting : Tanda Panjaitan Achmad Muzani

PANDUAN. Mendukung. Penyusun : Sasongko WR. Penyunting : Tanda Panjaitan Achmad Muzani 1 PANDUAN Mendukung Penyusun : Sasongko WR Penyunting : Tanda Panjaitan Achmad Muzani KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

PENGGEMUKAN SAPI POTONG POLA LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE

PENGGEMUKAN SAPI POTONG POLA LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE PENGGEMUKAN SAPI POTONG POLA LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA) DI DESA GAYAM KECAMATAN GONDANG WETAN KABUPATEN PASURUAN DALAM RANGKA MENDUKUNG UPSUS SIWAB 2017 Mokhammad Ali Fakhri, Dewi

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING (Prospect of Beef Cattle Development to Support Competitiveness Agrivusiness in Bengkulu) GUNAWAN 1 dan

Lebih terperinci

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO 10.1. Kebijakan Umum Penduduk Kabupaten Situbondo pada umumnya banyak

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI Pita Sudrajad, Muryanto, dan A.C. Kusumasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah E-mail: pitosudrajad@gmail.com Abstrak Telah

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU MARZUKI HUSEIN Dinas Peternakan Provinsi RIAU Jl. Pattimura No 2 Pekanbaru ABSTRAK Sebagai usaha sampingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :...... LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak

Lebih terperinci

PENGGEMUKAN SAPI BALI JANTAN MENGGUNAKAN ONGGOK DI LOKASI PENDAMPINGAN PSDSK DI KABUPATEN KEPAHIANG PENDAHULUAN

PENGGEMUKAN SAPI BALI JANTAN MENGGUNAKAN ONGGOK DI LOKASI PENDAMPINGAN PSDSK DI KABUPATEN KEPAHIANG PENDAHULUAN PENGGEMUKAN SAPI BALI JANTAN MENGGUNAKAN ONGGOK DI LOKASI PENDAMPINGAN PSDSK DI KABUPATEN KEPAHIANG Wahyuni Amelia Wulandari dan Erpan Ramon Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jln. Irian Km

Lebih terperinci

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE (PO) AFKIR (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI TERNAK SUKAMAJU II DESA PURWODADI KECAMATAN TANJUNG SARI, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) Reny Debora Tambunan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produksi menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan taraf hidup

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018 RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi dan Tata Kerja Balai Inseminasi Buatan Lembang ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi daging sapi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Namun peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai. Laju peningkatan

Lebih terperinci

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu : PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan terhadap daging khususnya daging sapi di Propinsi Sumatera Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Barat

Lebih terperinci

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A. Nurhayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. P. Kemerdekaan

Lebih terperinci

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI H. AKHYAR Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batang Hari PENDAHULUAN Kabupaten Batang Hari dengan penduduk 226.383 jiwa (2008) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN BPTP 1. Judul RKTM :

Lebih terperinci

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Aceh Target Indikator Lainnya Target Renstra ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010 PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010 (SUATU SUMBANG SARAN PEMIKIRAN) Oleh: Suharyanto PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk baik pada tingkat nasional maupun wilayah provinsi. Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA Medan, Desember 2014 PENDAHULUAN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Suamtera Utara sebagai salah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU MELALUI PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMIC)

PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU MELALUI PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMIC) BAB VI PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU MELALUI PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMIC) Agung Hendriadi, Prabowo A, Nuraini, April H W, Wisri P dan Prima Luna ABSTRAK Ketersediaan daging

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian dan peternakan merupakan satu kesatuan terintegrasi yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. Pembangunan kedua sektor ini bertujuan

Lebih terperinci

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN AgroinovasI FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN Usaha penggemukan sapi potong semakin menarik perhatian masyarakat karena begitu besarnya pasar tersedia untuk komoditas ini. Namun demikian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tujuan umum pembangunan peternakan, sebagaimana tertulis dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Peternakan Tahun 2010-2014, adalah meningkatkan penyediaan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu kewaktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan. No.304, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR :40/Permentan/PD.400/9/2009 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI SUMATERA UTARA

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI SUMATERA UTARA PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI SUMATERA UTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya TINJAUAN PUSTAKA Gaduhan Sapi Potong Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya dilakukan pada peternakan rakyat. Hal ini terjadi berkaitan dengan keinginan rakyat untuk memelihara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia Sapi lokal memiliki potensi sebagai penghasil daging dalam negeri. Sapi lokal memiliki kelebihan, yaitu daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, mampu

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 40/Permentan/PD.400/9/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa usaha

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU 2011-2014 LATAR BELAKANG Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merupakan unit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu kegiatan pembangunan yang menjadi skala prioritas karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH Nani Yunizar 1), Elviwirda 1), Yenni Yusriani 1) dan Linda Harta 2) 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengandangkan secara terus-menerus

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LABORATORIUM LAPANGAN INOVASI PERTANIAN (LLIP) KAWASAN PERBATASAN RI-RDTL PROVINSI NTT

PENGEMBANGAN LABORATORIUM LAPANGAN INOVASI PERTANIAN (LLIP) KAWASAN PERBATASAN RI-RDTL PROVINSI NTT RENCANA DESIMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) PENGEMBANGAN LABORATORIUM LAPANGAN INOVASI PERTANIAN (LLIP) KAWASAN PERBATASAN RI-RDTL PROVINSI NTT. Peneliti Utama Y Ngongo BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

X.250 KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT

X.250 KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT X.250 KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT TOMMY PURBA, STP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA DAGING SAPI DI KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

POTENSI PENGEMBANGAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA DAGING SAPI DI KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR POTENSI PENGEMBANGAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA DAGING SAPI DI KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Muhamad Rizal, Nur Rizqy Bariroh dan Retno Widowati Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya Undang- Undang No tahun tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT REALISASI RUPIAH MURNI REALISASI

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

CUPLIKAN BLUE PRINT PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI 2014 KERANGKA PIKIR

CUPLIKAN BLUE PRINT PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI 2014 KERANGKA PIKIR CUPLIKAN BLUE PRINT PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI 2014 KERANGKA PIKIR Swasembada daging sapi sebagai program pemerintah merupakan kemampuan pemerintah sebagai regulator menyediakan 90 persen dari total

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan adalah bagian dari sektor pertanian yang merupakan sub sektor yang penting dalam menunjang perekonomian masyarakat. Komoditas peternakan mempunyai prospek

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

logo lembaga [ X.291] Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto

logo lembaga [ X.291] Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto logo lembaga [ X.291] KAJIAN PEMBERIAN PAKAN KULIT KAKAO FERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi Bangkinang-Salah satu kegiatan diseminasi inovasi hasil penelitian dan Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau adalah kegiatan temu lapang. Pada sabtu

Lebih terperinci

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi i PETUNJUK PRAKTIS MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK SAPI Penyusun: Nurul Agustini Penyunting: Tanda Sahat Panjaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor pertanian, sektor ini meliputi aktifitas pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan.

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN (ROPP) ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA 2015-2019 DEDI SUGANDI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014 RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

KA-DO UNTUK PETERNAKAN INDONESIA Oleh: Fitria Nur Aini

KA-DO UNTUK PETERNAKAN INDONESIA Oleh: Fitria Nur Aini KA-DO UNTUK PETERNAKAN INDONESIA Oleh: Fitria Nur Aini Program Swasembada Daging Sapi Tahun 2014 (PSDS-2014) merupakan program utama Kementerian Pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan hewani

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Yang terhormat: Hari/Tanggal : Senin /11 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Bupati

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB

Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB Kode Penelitian : SIDa Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB Nama Penelitian : 1. Baiq Tri Ratna Erawati, SP, MSc

Lebih terperinci

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS Oleh TITA RAHAYU Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan daging sapi sebagai salah satu sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 207 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dedi Sugandi

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA

AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN SAPI POTONG PADA KEGIATAN PENDAMPINGAN PSDS DI KABUPATEN MAGELANG

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN SAPI POTONG PADA KEGIATAN PENDAMPINGAN PSDS DI KABUPATEN MAGELANG PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN SAPI POTONG PADA KEGIATAN PENDAMPINGAN PSDS DI KABUPATEN MAGELANG Dian Maharso Yuwono dan Subiharta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

Lebih terperinci

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL Prof. Dr. Ir. Achmad Suryana MS Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian I. PENDAHULUAN Populasi penduduk

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN MASKAMIAN Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Jl. Jenderal Sudirman No 7 Banjarbaru ABSTRAK Permintaan pasar

Lebih terperinci

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Penyelenggaraan tugas pembantuan menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 KERAGAAN, PERMASALAHAN DAN UPAYA MENDUKUNG AKSELERASI PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 KERAGAAN, PERMASALAHAN DAN UPAYA MENDUKUNG AKSELERASI PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 KERAGAAN, PERMASALAHAN DAN UPAYA MENDUKUNG AKSELERASI PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI Oleh : Nyak Ilham Edi Basuno Wahyuning K. Sejati Sri Nuryanti Ashari Frans B.M. Dabukke

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LEBONG DAN KABUPATEN KEPAHIANG DI PROVINSI BENGKULU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LEBONG DAN KABUPATEN KEPAHIANG DI PROVINSI BENGKULU UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LEBONG DAN KABUPATEN KEPAHIANG DI PROVINSI BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LEBONG DAN KABUPATEN KEPAHIANG DI PROVINSI BENGKULU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LEBONG DAN KABUPATEN KEPAHIANG DI PROVINSI BENGKULU www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LEBONG DAN KABUPATEN KEPAHIANG DI PROVINSI BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN 93 VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN 6.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Agam merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber daya hewan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

PROPOSAL DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PROPOSAL DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPOSAL PEMBANGUNAN/REVITALISASI PASAR CPTA MULYA KECAMATAN PUTRI HIJAU, PASAR TANJUNG HARAPAN KECAMATAN ULOK KUPAI DAN PASAR AIR MURING KECAMATAN PUTRI HIJAU KABUPATEN BENGKULU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit ANALISIS USAHA Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, usaha peternakan sa

Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit ANALISIS USAHA Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, usaha peternakan sa Kelayakan Usaha BAB V KELAYAKAN USAHA Proses pengambilan keputusan dalam menentukan layak tidaknya suatu usaha sapi potong dapat dilakukan melalui analisis input-output. Usaha pemeliharaan sapi potong

Lebih terperinci

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci