Muhammad Hamdani Rizal [1] ; Rudy Setiabudy [2] Departemen Teknik Elektro. Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
|
|
- Devi Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KUALITAS ISOLASI BELITAN DARI KUMPARAN STATOR MOTOR 6,6 kv BERDASARKAN NILAI TAHANAN ISOLASI, TAN δ, DAN ARUS BOCOR PADA PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI DC Muhammad Hamdani Rizal [1] ; Rudy Setiabudy [2] Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia hamdani.rizal25@yahoo.com Abstrak Kualitas isolasi suatu belitan motor/generator tegangan menengah ataupun tegangan tinggi sangat perlu diperhatikan. Beberapa pengujian yang dilakukan untuk menentukan kualitas isolasi suatu belitan motor antara lain, pengujian tahanan isolasi, tan δ, dan pengujian tegangan tinggi. Pada skripsi ini, pengujian tersebut dilakukan pada sebuah sampel belitan stator motor 6,6 kv yang belum terpasang pada stator. Pengujian tahanan isolasi bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya kandungan air pada isolator. Pengujian tan δ atau faktor disipasi untuk mengetahui besarnya rugi dielektrik bahan. Sedangkan pengujian tegangan tinggi bertujuan untuk mengetahui arus bocor yang timbul akibat tegangan tinggi yang diberikan pada belitan. Dari ketiga pengujian tersebut, terdapat parameter tan δ yang tidak memenuhi standar. Akan tetapi, hal ini bukan merupakan faktor utama yang menentukan suatu isolasi belitan buruk. Besarnya nilai tahanan isolasi dan tidak adanya breakdown pada pengujian tegangan tinggi DC, merupakan faktor utama yang menentukan tahanan isolasi belitan adalah baik. QUALITY ANALYSIS OF 6.6 KV INSULATION COIL OF STATOR MOTOR WINDING BASED ON VALUES OF INSULATION RESISTANCE, TAN Δ, AND LEAKAGE CURRENT OF DC HIGH VOLTAGE Abstract Insulation quality a medium or high voltage motor winding is an important aspect to be noticed. Several tests were conducted to determine the quality of the insulation of a motor winding are like, insulation resistance
2 testing, tan δ, and high voltage testing. In this paper, the testing was conducted on a sample of 6.6 kv motor stator windings are not installed on the stator.. Insulation resistance test aims to determine the size of the water content in the insulator. Testing of dissipation factor or tan δ, to determine the dielectric loss materials. While the high-voltage testing aims to determine the leakage current arising from a given high voltage on the windings. Of the three tests, the tan δ are parameters that do not meet the standards. However, this is not a major factor that determines a bad winding insulation. The value of the insulation resistance and the absence of breakdown in high voltage DC testing, are the main factors determining the insulation resistance of the winding is good. Keywords: motor; windings; insulation materials; insulation resistance; high DC voltage; dissipation factor; tangent delta; leakage current. 1. Pendahuluan Kualitas isolasi merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam melakukan suatu perbaikan rewinding (melilit ulang) ataupun reinsulation (melapis ulang isolasi). Pengujian tegangan tinggi pada isolasi belitan adalah salah satu cara untuk mengetahui arus bocor yang terjadi. Pengujian tegangan tinggi pada isolasi belitan, menunjukkan kualitas isolasi terhadap tegangan kerja yang akan diterima oleh belitan tersebut. Besarnya nilai arus bocor yang muncul pada saat pengujian, menjadi indikasi ketahanan kualitas isolasi terhadap tegangan tinggi. Tan δ atau faktor disipasi juga merupakan salah satu indikasi yang menunjukkan karakteristik ketahanan isolasi. Tan δ akan berpengaruh pada rugi daya yang disebabkan oleh besarnya daya reaktif yang timbul dikarenakan nilai tan δ yang tinggi. Selain itu, pengukuran tahanan isolasi juga perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi belitan sebelum dan sesudah dilakukan pengujian tegangan tinggi, karena pengujian tegangan tinggi yang bersifat merusak, maka pengukuran tahanan isolasi sesudahnya pun perlu dilakukan. 2. Tinjauan Teoritis 2.1 Isolator Isolator dalam kristal padat, dimana celah energi terlarang antara pita terisi paling atas (pita valensi) dengan pita kosong paling rendah (pita hantaran) demikian
3 lebarnya, sehingga hanya sebagian kecil saja dari elektron-elektron yang terangsang oleh panas (pada temperatur kamar) yang dapat melompat dari pita valensi ke pita hantaran. Benda ini dikelompokkan sebagai isolator karena hanya sedikit elektron bebas yang tersedia dalam pita hantaran, dan bahan ini merupakan penghantar (baik elektrik maupun panas) yang buruk 1. Gambar 2.1 Celah energi pada bahan Isolasi Belitan Stator 5 Fungsi utama dari isolasi adalah untuk memisahkan konduktor dari inti stator sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan tegangan antara konduktor dari inti stator. Material yang biasa digunakan untuk isolasi adalah kaca dan mika yang memiliki sifat isolasi elektrik yang bagus tetapi tidak bagus dalam sifat mekanik. Kaca dan mika cenderung pecah ketika terjadi vibrasi pada motor. Untuk mengurangi stres mekanik pada isolasi, biasanya digunakan tape dengan bahan campuran organik. Bahan organik yang sering digunakan seperti aspal, polyester, dan epoksi. Gambar 2.2 Isolasi pada belitan stator Tahanan Isolasi 1 Jika tegangan DC diberikan isolator yang terbuat dari bahan polimer, arus listrik lewat melalui bagian dalam dan permukaannya. Perbandingan tegangan DC yang diberikan dan arus listrik total disebut tahanan isolasi, antara tegangan dengan arus listrik dalam (arus volume) disebut tahanan volume, dan antara tegangan dengan arus permukaan disebutr tahanan permukaan. Selanjutnya, tahanan volume per satuan
4 tebal dan per satuan luas disebut ketahanan volume (Ω cm), sedangkan tahanan permukaan per satuan jarak permukaan, yaitu satuan panjang dari elektroda disebut ketahanan permukaan (Ω). 2.4 Pengujian Tegangan Tinggi Pengujian tegangan tinggi dilakukan untuk mengetahui apakah peralatan tegangan tinggi yang diuji masih memenuhi standar kualitas dan kebutuhan yang dispesifikasikan pada peralatan tersebut. Terdapat tiga jenis tegangan tinggi yang digunakan sebagai pengujian tegangan tinggi, yaitu tegangan tinggi bolak-balik (AC), tegangan tinggi searah (DC), dan tegangan tinggi impuls. Tujuan pengujian tegangan tinggi antara lain 2 : 1. Untuk meneliti sifat-sifat listrik dielektrik yang baru ditemukan, sebagai usaha dalam menemukan bahan isolasi yang lebih murah 2. Untuk verifikasi hasil rancangan isolasi baru, yaitu hasil rancangan yang telah dikurangi volume isolasinya 3. Untuk memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang, hal ini dilakukan untuk menghindarkan kerugian bagi pemakai peralatan 4. Untuk memeriksa kualitas peralatan setelah beroperasi dalam rangka mengurangi kerugian semasa pemeliharaan. 3. Pengujian Belitan Stator Motor 6,6 kv 3.1 Sampel Pengujian Sampel yang digunakan dalam pengujian adalah berupa belitan stator dengan karakteristik lapisan isolasi menggunakan material isolasi mika, glass, varnish, dan nomex. 3.2 Lapisan Isolasi Belitan Stator Lapisan isolasi yang digunakan pada belitan belitan stator motor 6,6 kv terdiri dari bahan isolasi yang telah disebutkan di atas. Lapisan isolasi terhadap bumi disini sangat penting dalam membatasi konduktor dengan dinding slot (inti besi) pada stator. Untuk pengujian kali ini, penulis menggunakan sampel dengan bahan lapisan isolasi yang biasa digunakan oleh PT Mesindo Tekninesia sebagai bahan isolasi motor 6,6 kv.
5 Tabel 3.1 Susunan layer pada Sampel belitan motor 6,6 kv Isolasi Jumlah lapisan Keterangan Glass Mica Glass Lapisan paling dekat dengan konduktor Lapisan terluar *Pada setiap lapisan isolasi diberi varnish 3.3 Rangkaian Pengujian Tahanan Isolasi Pengukuran tahanan isolasi hanya dilakukan antara konduktor belitan dengan ground, karena pengukuran yang dilakukan hanya pada sebuah belitan. Jika belitan terhubung pada main stator winding, pengukuran nilai tahanan isolasi antar phasa akan dapat dilakukan. Akan tetapi, pada pengujian ini hanya sebuah sampel belitan yang belum terhubung pada main stator. Pengukuran tahanan isolasi dilakukan selama 10 menit, dimana pengukuran ini disebut juga pengukuran polarization index (P.I). Berikut rangkaian pengukuran tahanan isolasi pada sampel belitan stator : Gambar 3.1 Rangkaian uji tahanan isolasi dan P.I Faktor Disipasi (tan δ) Pengujian tangen delta dilakukan sebelum pengujian tegangan tinggi DC. Hal ini dilakukan karena pengujian tangen delta bukan termasuk pengujian yang merusak, berbeda dengan pengujian tegangan tinggi yang bersifat merusak. Sehingga karakteristik awal dari isolasi belitan dapat diketahui dari pengujian tan δ. Nilai tangen delta yang terukur akan dianalisis dengan menggunakan standard VDE
6 0530. Berikut ini adalah rangkaian pengujian tangen delta pada belitan stator motor 6,6 kv : Gambar 3.2 Jembatan Schering : C x objek uji, C2 kapasitor standard, R 3,C 4, elemen pengimbang, R 4 resistor konstan, N indikator nol, S tapis Tegangan Tinggi DC Pengujian tegangan tinggi merupakan pengujian yang bersifat merusak, sehingga tidak disarankan untuk dilakukan secara berulang-ulang. Besarnya tegangan uji pada belitan 6,6 kv adalah sebagai berikut :!!"# = 3,4!!"#$%"&' + 1,7 =!",!"!" Gambar 3.3 Rangkaian pengujian tegangan tinggi DC
7 4. Hasil Pengujian Dan Analisa 4.1 Tahanan Isolasi Sebelum Dipanaskan Tabel 4.1 Hasil peengukuran tahanan isolasi Sesudah Dipanaskan Menit ke - Tahanan Isolasi (MΩ) Menit ke - Tahanan Isolasi (MΩ) P.I =!"###!"### =!,!" P.I = 4,64 Setelah belitan dipanaskan pada mesin oven, besarnya nilai P.I meningkat menjadi 4,64. Nilai tersebut telah memenuhi standar IEEE Std (R2006), yaitu diatas 2,0. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan kadar air yang ada pada material isolasi telah berkurang, dikarenakan penguapan yang terjadi selama dilakukan pemanasan pada belitan. Berikut ini adalah grafik karakteristik tahanan isolasi setelah dipanaskan. Nilai P.I diatas 5,0 pada isolasi mesin-mesin tua, menunjukkan kondisi isolasi yang buruk dan perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki nilai P.I yang terlalu tinggi tersebut. 4.2 Faktor Disipasi (Tan δ) Pengujian tan δ pada belitan stator dilakukan dengan memberikan tegangan secara bertahap mulai dari 0,2 Un 1,0 Un, dimana Un adalah tegangan nominal motor antar phasa. Berikut ini merupakaan data hasil uji tan δ pada masing-masing belitan : Tabel 4.2 Hasil pengujian tangen delta Tegangan Tegangan Tan δ Cx Arus Daya Temperature No Sudut φ Uji (Un) Uji (kv) (%) (pf) (ma) (mw) ( o C) 1 0,2 1,497 1, ,2 0,453 12,55 88,939 27
8 2 0,4 2,498 1, ,6 0,756 37,21 88, ,6 4,004 3, ,0 1, ,9 87, ,8 5,508 7,959 1,038 1, ,0 85, ,0 6,511 11,04 1,092 2, , ,8 5,505 8,021 1,030 1, ,0 85, ,6 4,003 4, ,5 1, ,6 87, ,4 2,498 2, ,5 0,757 45,66 88, ,2 1,497 2, ,0 0,453 15,3 88, Tabel 4.3 Kesimpulan hasil uji tan δ : No. Parameter tan δ Hasil Uji Standar VDE Keterangan 1 Tan δ pada pengujian 0,2 Un 22,53 x x 10-3 Baik 2 Nilai kenaikan rata-rata tan δ 8,70 x ,5 x 10-3 Investigasi 3 a. Nilai maksimum tan δ pada kenaikan 0,2 Un b. Nilai maksimum tan δ pada penurunan 0,2 Un 43,69 x x 10-3 Investigasi 39,56 x 10-3 Investigasi Deteroriasi isolasi yang terjadi sebagai akibat adanya partial discharge yang timbul karena ruang udara pada isolasi. Dengan indikasi besarnya nilai tan δ yang melebihi standar yang ditentukan, maka semakin besar pula kemungkinan partial discharge yang dihasilkan. Berdasarkan data yang terukur pada Tabel 4.5, nilai faktor disipasi dielektrik dapat kita cari dengan perhitungannya dengan rumus berikut :!" (tan!) =!!!!! (4.3) Berdasarkan rumus di atas, maka dapat kita cari nilai tan δ saat 0,2 Un dengan mencari nilai R s terlebih dahulu, :!! =!!! (4.4) 12,55!"!! = (453)!!" 12,55! 10!! = = 61160! !10!!" Sehingga dapat kita cari besarnya nilai tan δ :
9 tan! (0,2!! ) =!!!!! (4.5) = 2!".!!.!! = 2! 3,14! 50,08! 61160! 961,2! 10!!" Besarnya tan δ dalam % adalah : tan! 0,2!! = 314,5! 61160! 961,2! 10!!" =!,!"#$# tan! % = 0,01848! 100 =!,!"! % 4.3 Tegangan Tinggi DC Pengujian ketahanan (withstand test) dengan tegangan tinggi dc ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan isolasi terhadap tegangan uji yang diberikan dalam waktu yang ditentukan, yaitu satu menit. Berikut hasil uji tegangan tinggi DC : Tabel 4.4 Hasil pengujian tegangan tinggi DC No. Tegangan Tinggi DC (kv) Arus Bocor (µa) Keterangan 1 2,9 0,00-2 5,2 0, ,1 0, ,0 0, ,2 1, ,1 1, ,9 4, ,4 4, ,2 5,00 Ditahan selama 1 (satu) menit *Suhu belitan : 26 o C Pada saat tegangan 24,2 kv arus bocor yang timbul adalah sebesar 5 µa. Selama satu menit pada tegangan tersebut, tidak terjadi adanya perubahan arus bocor secara signifikan. Arus bocor yang terukur adalah antara 4 5 µa dalam rentang waktu satu menit tersebut. Kita anggap arus bocor yang terjadi selama pengujian tegangan tinggi adalah 5 µa. Jika kita rubah nilai arus bocor tersebut menjadi nilai tahanan, dimana nilai tahanan ini selanjutnya kita sebut sebagai nilai tahanan isolasi, maka :! (!) =! (!)!!" (!) (4.6)!" (!) =! (!)! (!)
10 Jika kita masukkan tegangan uji (E (t) ) dan arus bocor (I (t) ) yang terukur pada waktu (t) yang sama, maka besarnya tahanan isolasi (IR t ) adalah :!" (!) = 24,2! 10! 5! 10!!!" (!) = 24,2 5! 10!!" (!) = 4,84! 10!! =!"!#!" Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui besarnya arus bocor 5 µa menunjukkan bahwa, saat belitan uji diberikan tegangan tinggi DC sebesar 24,2 kv, besarnya nilai tahanan isolasi adalah 4840 MΩ dalam jangka waktu satu menit. Nilai tahanan isolasi ini dapat kita koreksi pada suhu 40 o C dengan persamaan :!! =!!!!! Karena suhu belitan saat pengujian adalah 26 o C, maka faktor koreksinya adalah 0,38, sehingga :!! = 0,38! 4840!! = 0,38! 4840 =!"#$,!!" Untuk mengetahui apakah besarnya nilai tahanan isolasi pada suhu 40 o C tersebut termasuk dalam kategori baik atau buruk, maka dapat kita bandingkan dengan Tabel 4.12 berikut : Tabel 4.5 Rekomendasi tahanan isolasi minimum pada suhu 40 o C Tahanan Isolasi Minimum (MΩ) Spesimen Uji IR 1 min = kv + 1 Untuk belitan yang dibuat sebelum tahun 1970 IR 1 min = 100 Untuk armatur DC dan belitan AC yang dibuat setelah tahun 1970 IR 1 min = 5 Untuk belitan dengan tegangan kerja dibawah 1 kv Catatan : - IR 1 min merupakan rekomendasi tahanan isolasi minimum dalam satuan magaohms pada suhu 40 o C - kv merupakan rating mesin tegangan antar terminal. Besarnya nilai tahanan isolasi minimum untuk sampel belitan motor 6,6 kv ini adalah 100 MΩ. Sehingga besarnya arus bocor yang timbul selama satu menit pengujian tegangan tinggi DC masih dikatakan kecil, karena lebih besar dari 100 MΩ.
11 Berdasarkan hal tersebut, kualitas isolasi yang diuji telah memenuhi syarat uji ketahanan tegangan tinggi. Tidak adanya breakdown yang terjadi selama pengujian tegangan tinggi DC, mengindikasikan kondisi isolasi tahan terhadap tegangan tinggi yang akan diberikan nantinya. 5. KESIMPULAN 1. Pemanasan isolasi belitan sangat mempengaruhi besarnya nilai tahanan isolasi. Hal ini dikarenakan berkurangnya kadar air pada isolasi tersebut setelah dilakukan pemanasan. 2. Besarnya nilai tahanan isolasi dan arus bocor pada pengujian tegangan tinggi DC, memenuhi syarat kualitas isolasi belitan yang baik. 3. Nilai tan δ yang tidak memenuhi standar VDE, bukan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas isolasi belitan buruk. Hal ini akan berpengaruh pada degradasi isolasi dalam jangka waktu panjang. 4. Tahanan isolasi merupakan faktor utama yang menentukan kualitas tahanan isolasi itu baik atau buruk. 5. Tidak adanya kegagalan (breakdown) dan kecilnya nilai arus bocor pada saat pengujian tegangan tinggi DC, maka tidak akan berpengaruh besar terhadap perubahan nilai tahanan isolasi. DAFTAR REFERENSI [1] Setiabudy, Rudy Material Teknik Listrik, Depok : Universitas Indonesia (UI-Press) [2] Ketaren, Heri Putra Skripsi, S1 FT USU : Pengaruh Objek Sekitar Terhadap Kesalahan Pengukuran Tegangan Tinggi dengan Elektroda Bola-Bola. Medan [3] Surdia, Tata, & Saito, Shinroku Pengetahuan Bahan Teknik. Pradnya Paramita. [4] IEEE Recommended Practice for Insulation Testing of AC Electric Machinery (2300 and Above) with High Direct Voltage, IEEE Std (R2007). [5] Setyoadi Skripsi, S1 Departemen Teknik Elektro FTUI : Analisis Permasalahan Partial Discharge Pada Isolasi Belitan Stator Generator 11,8 kv. Depok.
12 [6] C. Stone, Grek; Edward A; Ian Culbert,Boulter; & Dhirrani, Hussein Electrical Insulation For Rotating Machines. IEEE Press. [7] IEEE Recommended Practice for Testing Insulation Resistance of Rotating Machinery, IEEE Std (R2006) [8] IEEE Recomended Practice for Measurement of Power Factor Tip-Up of Electric Machinery Stator Coil Insulation., IEEE Std 286 TM 2000 (R2006) [9] Testing of The Insulation of Coils of Large High-Voltage Machines, VDE 0530 [10] Operating Manual, CDF-6000 Automatic 12 kv Capacitance & Dissipation Factor Test Set, Udeyraj Electricals Pvt. Ltd. [11] Jones, Bill High Voltage Breakdown Tester, HAM Magazine N.11, Desember [12] Arismunandar, Aristono Teknik Tegangan Tinggi, Jakarta : Pradnya Paramita. [13] Kind, Diater Pengantar Teknik Eksperimental Tegangan Tinggi, Terjemahan: K.T, Sirait, Bandung : Penerbit ITB
PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA Herda Dwi Cahyanova (L2F 008 132) Email: cahyanovaht@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRAK... i ii iii iv v vii ix x I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciPENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG Zainal Abidin Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis Riau zainal@polbeng.ac.id
Lebih terperinciPT PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON No. Dokumen : FMP
TERM OF REFERENCE (TOR) Halaman : 1 dari 5 1. Pendahuluan Nama Program : Remaining Life Assesment Motor FD fan, PA fan, ID fan #2 Klasifikasi Program : Keandalan Lokasi : PLTU UP Paiton Unit 2 Sumber Dana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan dilaboratorium konversi energi listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik. Penelitian akan dilaksanakan setelah proposal
Lebih terperinciPENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN Disusun oleh : SWITO GAIUS AGUSTINUS SILALAHI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS
Lebih terperinciPengujian Dan Simulasi Sistem Isolasi Motor Pada Beberapa Kondisi Lingkungan Di Laboratorium
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (214) 1-5 1 Pengujian Dan Simulasi Sistem Isolasi Motor Pada Beberapa Kondisi Lingkungan Di Laboratorium Siti Sudatul Aisyah Novianti, I Made Yulistya Negara 1), Dimas
Lebih terperinciSIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA
SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan Prof. Sudarto, SH, Tembalang, kotak pos6199/sms/sematang
Lebih terperinciBAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.
BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA II.1. Umum Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Motor Induksi 3 fasa 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang mempunyai beda potensial dalam suatu rangkaian listrik. Bahan ini mempunyai sifat
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan
BAB II TEGANGAN TINGGI 2.1 Umum Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah, sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan tinggi yang akan
Lebih terperinciAnalisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 29 Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas Syafriyudin, ST,MT Jurusan teknik Elektro Institut
Lebih terperinciMesin Arus Bolak Balik
Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Part 3 : Dasar Mesin Listrik Berputar Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL. dipresentasikan dan dideskripsikan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL 1.1 Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.Indonesia Power UPJP Kamojang, didapatkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian
Lebih terperinciStudi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf
Studi Komparatif Arus Asut Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Iwan Setiawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciKerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1
Makalah seminar kerja praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK 150 KV PT.PETROKIMIA GRESIK Joko Susilo, Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciPENGUJIAN TAN δ PADA KABEL TEGANGAN MENENGAH
PENGUJIAN TAN δ PADA KABEL TEGANGAN MENENGAH Abdul Syakur 1, Galuh Susilowati 2, Satyagraha A.K. 3, A. Parlindungan Siregar 3 1,2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciDASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat
Lebih terperinciAnalisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda
Analisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda Prof.Dr.Ir.Iwa Garniwa M.K,M.T 1, Eko Triswantoro 2 Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Partial Discharge (PD) pada bahan isolasi yang diakibatkan penerapan tegangan gelombang AC sinusoidal pada listrik bertegangan tinggi sekarang ini telah banyak
Lebih terperinciBAB III PENGAMBILAN DATA
BAB III PENGAMBILAN DATA Didalam pengambilan data pada skripsi ini harus di perhatikan beberapa hal sebagai berikut : 3.1 PEMILIHAN TRANSFORMATOR Pemilihan transformator kapasitas trafo distribusi berdasarkan
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI
MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL 1 PENGANTAR TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI Tegangan
Lebih terperinciPengujian Dan Simulasi Sistem Isolasi Motor Pada Beberapa Kondisi Lingkungan Di Laboratorium
Presentasi Sidang Tugas Akhir (Gasal 2013-2014) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Pengujian Dan Simulasi Sistem Isolasi Motor Pada Beberapa Kondisi Lingkungan Di Laboratorium Siti Sudatul
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Hadha Alamajibuwono 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2 1 Mahasiswa dan 2
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak
Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 93 ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak Tegangan tembus (breakdown) merupakan
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa
BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sangat bergantung pada kebutuhan energi. Energi tersebut diperoleh dari berbagai sumber, kemudian didistribusikan dalam bentuk listrik. Listrik
Lebih terperinciPENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.
PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU Slamet Hani 1 1 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, e-mail : shani.akprind.@yahoo.com ABSTRACT Transformer
Lebih terperinciDampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar
Jurnal Kompetensi Teknik Vol.1, No. 2, Mei 2010 57 Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Isdiyarto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciDioda Semikonduktor dan Rangkaiannya
- 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi
Lebih terperinciBAB II GENERATOR SINKRON
BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak
Lebih terperinciBAB II GENERATOR SINKRON
BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,
Lebih terperinciELECTRICAL PROBLEM Page 1
ELECTRICAL PROBLEM Thunder Strike Thunder Strike Thunder Strike Thunder Strike Grounding Ideally the ground resistance of a system is zero ohms NFPA & IEEE: Recommends a ground resistance value of 5 Ohm
Lebih terperinciTRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder
TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR : Suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik (lewat mutual induktansi) Bagian-bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Identifikasi Partial Discharge (PD) pada isolasi kabel input motor dengan tegangan dan frekuensi tinggi menjadi suatu metode diagnosa yang sangat penting dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tegangan tinggi merupakan suatu bagian dari Sistem Tenaga Listrik yang memiliki peranan penting. Dalam proses penyaluran daya, tegangan yang dibangkitkan oleh sebuah
Lebih terperinciEVALUASI PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI PADA SISI OUTPUT GENERATOR WESCAN UNIT 1 DI PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMBAGSEL SEKTOR PEMBANGKITAN KERAMASAN
EVALUASI PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI PADA SISI OUTPUT GENERATOR WESCAN UNIT 1 DI PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMBAGSEL SEKTOR PEMBANGKITAN KERAMASAN LAPORAN AKHIR Dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan
Lebih terperinciLUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :
Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum-Plat LUQMAN KUMARA 2205 100 129 Dosen Pembimbing : Dr.Eng I Made Yulistya Negara, ST,M.Sc IG Ngurah Satriyadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern seperti saat ini. Tenaga listrik banyak dimanfaatkan baik dalam kegiatan rumah tangga, industri,
Lebih terperinciSYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010
SYNCHRONOUS GENERATOR Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 1 Kelompok 7: Ainur Rofiq (0706199022) Rudy Triandi (0706199874) Reza Perkasa Alamsyah (0806366296) Riza Tamridho (0806366320) 2 TUJUAN
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor
39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor 1. Hasil Preparasi Pada proses preparasi sampel yang didopan dengan zat tertentu terlebih dahulu melakukan penimbangan
Lebih terperinciBAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron
BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR
ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi
Lebih terperinciANALISA PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO DAYA 10MVA 70/20KV PADA GARDU INDUK TALANG RATU PT.PLN (PERSERO) PALEMBANG
ANALISA PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO DAYA 10MVA 70/20KV PADA GARDU INDUK TALANG RATU PT.PLN (PERSERO) PALEMBANG LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isolasi memiliki peranan penting pada sistem tenaga listrik. Isolasi melindungi sistem tenaga listrik dari gangguan seperti lompatan listrik atau percikan, isolasi
Lebih terperinciM O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan
M O T O R D C Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut Ac Shunt Motor. Motor
Lebih terperinciENERGY IS OUR BUSINESS. Transformer Test. Himawan Samodra Pauwels Trafo Asia Temperature Rise TRANSFORMING YOUR NEEDS INTO SOLUTIONS
ENERGY IS OUR BUSINESS Transformer Test Himawan Samodra Pauwels Trafo Asia 1 General Tujuan Transformer Test : Untuk memverifikasi seberapa jauh transformer memenuhi requirement tertentu (loading capability,
Lebih terperinciPengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 20 Kv
Pengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 2 Kv Erhaneli*,Musnadi** *Dosen Jurusan Teknik Elektro **Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciUJI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR TERDESTILASI PADA TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TEGANGAN IMPULS DI PT. BAMBANG DJAJA
Seminar dan Sidang Tugas Akhir Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS UJI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR TERDESTILASI PADA TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TEGANGAN IMPULS DI PT. BAMBANG DJAJA
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV
LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV Makalah Seminar Hasil Kosentrasi Energi Elektrik Disusun oleh: Muhammad Iqbal Bayhaqi Fauzy
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA
PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,
Lebih terperinciFLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS
FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis
Lebih terperinciPENGARUH KONTAMINAN AIR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRANSFORMATOR DAN MINYAK KELAPA MURNI
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 44-515x, e-issn 58-1976 GRAVITY Vol. No. (016) PENGARUH KONTAMINAN AIR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRANSFORMATOR DAN MINYAK KELAPA MURNI Andri
Lebih terperinciTeknik Tenaga Listrik(FTG2J2)
Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian
Lebih terperinciHIGH VOLTAGE (equipment & testing) HASBULLAH, M.T
HIGH VOLTAGE (equipment & testing) HASBULLAH, M.T TEKNIK PEMBANGKITAN PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI Tegangan Tinggi Normal Tegangan yang dapat ditahan oleh sistem tersebut untuk waktu tak terhingga Tegangan
Lebih terperinciREWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT
REWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT Nama : Arif Andriansyah NPM : 11410068 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri : Teknik
Lebih terperinciYanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat
RANCANG BANGUN KUMPARAN STATOR MOTOR INDUKSI 1 FASA 4 KUTUB DENGAN METODE KUMPARAN JERAT (DESIGN OF 4 POLE 1 PHASE INDUCTION MOTOR STATOR WINDING WITH COIL MESHES METHODE) Yanti Kumala Dewi, Widyono Hadi,
Lebih terperinciDAN TEGANGAN LISTRIK
1 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK 1.1 Pengertian Arus Listrik (Electrical Current) Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa
ANALISA PERBANDINGAN METODE IMPEDANSI SINKRON, AMPER LILIT DAN SEGITIGA POTIER DALAM MENENTUKAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR SINKRON DENGAN PEMBEBANAN RESISTIF, INDUKTIF DAN KAPASITIF Hanri Adi Martua Hasibuan,
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )
STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) Makruf Abdul Hamid,Panusur S M L Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen
Lebih terperinciRancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board)
Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board) PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI Disusun oleh: DESINTA AYU WORO HENDRASWARI NIM. 0910633040-63 KEMENTERIAN
Lebih terperinciPenentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa
39 Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Yandri Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura e-mail : yandri_hasan@hotmail.com Abstrak
Lebih terperinciDAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH
DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari No 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com Intisari Arester
Lebih terperinciSTUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK
STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK Tantri Wahyuni Fakultas Teknik Universitas Majalengka Tantri_wahyuni80@yahoo.co.id Abstrak Pada suhu kritis tertentu, nilai resistansi dari
Lebih terperinciBAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang
BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus
Lebih terperinciBAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang
BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi
Lebih terperinciMEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009
AlImran, Perbaikan Kinerja Motor Induksi Tiga Fase PERBAIKAN KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASE Muh. Nasir Malik Jurusan PEndidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciMOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA
MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA I. MOTOR LISTRIK 1 FASA Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi
Lebih terperinci09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK
09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 9.1 Pendahuluan Jembatan arus bolak balik bentuk dasarnya terdiri dari : - empat lengan jembatan - sumber eksitasi dan - sebuah detektor nol Pada
Lebih terperinciBAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA
BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA Isolator memegang peranan penting dalam penyaluran daya listrik dari gardu induk ke gardu distribusi. Isolator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi
Lebih terperinciSTUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN
STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN Riza Aryanto. 1, Moch. Dhofir, Drs., Ir., MT. 2, Hadi Suyono, S.T., M.T., Ph.D. 3 ¹Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, ² ³Dosen
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV
34 BAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV 4.1 DATA SAMPLE Peluahan sebagian (partial discharge) dan medan listrik lokal dapat menyebabkan pertumbuhan
Lebih terperinciPENAMBAHAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN SENSOR SUHU IC LM 135
ISSN 0854 5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006 PENAMBAHAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN SENSOR SUHU IC LM 135 Saud Maruli Tua, Tonny Siahaan, Suhardi, Wagiman ABSTRAK Penambahan Pengaman Motor Listrik
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI
ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT USU
Lebih terperinciBab III Penilaian Kondisi
Bab III Penilaian Kondisi 3.1. Latar Belakang Penggunaan Penilaian Kondisi 3.1.1. Pengertian Penilaian Kondisi Penilaian Kondisi merupakan suatu metode penilaian terhadap suatu obyek yang berdasarkan pada
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG
PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG Benito Arif Nugroho, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab
Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab Fitrizawati 1, Utis Sutisna 2 Miliono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik
Lebih terperinciDASAR PENGUKURAN LISTRIK
DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Contoh Simpulan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai energi panas dan temperatur.
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Kenaikan Suhu Isolasi Minyak Dan Kertas Serta Jumlah Lapisan Isolasi Kertas Terhadap Tegangan Tembus Isolasi Transformator
Analisis Pengaruh Kenaikan Suhu Isolasi Minyak Dan Kertas Serta Jumlah Lapisan Isolasi Kertas Terhadap Tegangan Tembus Isolasi Transformator Prof.Dr.Ir.Iwa Garniwa M.K,M.T 1, Reza Nugraha Bustami 2 Departemen
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran
BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)
ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) M. Arfan Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi
Lebih terperinciPERBAIKAN MOTOR INDUKSI 2380 kw DI PT.PINDAD (PERSERO)
PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 2380 kw DI PT.PINDAD (PERSERO) Nanda Tri Amalia (1), Drs. Teguh Harijono Mulud, M.T. (2), Budhi Prasetiyo, S.T., M.T. (3) 1,2,3,4) Mahasiswa dan 5,6) Dosen Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai disebabkan oleh kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan
Lebih terperinciPENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI
JETri, Volume 4, Nomor 1, Agustus 004, Halaman 53-64, ISSN 141-037 PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI Liem Ek Bien & Sudarno* Dosen Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan
Lebih terperinciDisusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa
Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Frekuensi dan Tegangan Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri (421 13 019) Ryan Rezkyandi Saputra (421 13 018) Hardina Hasyim (421 13 017) Jusmawati (421 13 021) Aryo Arjasa
Lebih terperinciBAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI
BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI 4.1 Definisi dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan
Lebih terperinciStudi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM
SINGUDA ENSIKOM VOL. NO. /Maret PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM Christian Daniel Simanjuntak, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik,
Lebih terperinciKomponen Elka 1 : Kapasitor 1. Kapasitor. Gambar 1 : prinsip dasar kapasitor
Komponen Elka 1 : Kapasitor 1 Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan
Lebih terperinciPENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS
PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS Andi Hidayat, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Untuk menikmati listrik yang kita gunakan sekarang ini semuanya dimulai dari pembangkit listrik. Pembangkit pada dasarnya adalah generator,
Lebih terperinciBAB IV HASIL TESTING REWINDING MOTOR A. Data Nameplate B. Data Sebelum Rewinding Test Inspection / Pengukuran Motor...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii SURAT SELESAI MAGANG... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)
ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY) Selamat Aryadi (1), Syamsul Amien (2) Konsentrasi Teknik
Lebih terperinciPENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS AC PADA MINYAK SEREH DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA JARUM-JARUM DAN TABUNG-TABUNG
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS AC PADA MINYAK SEREH DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA JARUM-JARUM DAN TABUNG-TABUNG LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan
Lebih terperinci