PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN PADA PEKERJAAN BLANK MATERIAL PADA PROSES PEMBUATAN BRACKET 54P DI PT SAKURA JAVA INDONESIA TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN PADA PEKERJAAN BLANK MATERIAL PADA PROSES PEMBUATAN BRACKET 54P DI PT SAKURA JAVA INDONESIA TAHUN 2013"

Transkripsi

1 PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN PADA PEKERJAAN BLANK MATERIAL PADA PROSES PEMBUATAN BRACKET 54P DI PT SAKURA JAVA INDONESIA TAHUN 2013 Oktavianti*, Chandra Satrya** Abstrak PT Sakura Java Indonesia (SJI) 3 sebagai perusahaan yang memproduksi muffler menggunakan mesin pres, feeder, uncoiler, dan peralatan pendukung produksi seperti crane, dan forklift. Dari proses produksi maupun mesin dan peralatan yang digunakan, PT SJI 3 memiliki potensi bahaya (hazard). Potensi bahaya yang sering terjadi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja di PT SJI 3 adalah bahaya mekanik dan bahaya listrik. Potensi bahaya mekanik dan listrik ini dapat menimbulkan risiko keselamatan sehingga akan menyebabkan kecelakaan kerja yang pada akhirnya akan menimbulkan kerugian. Skripsi ini membahas penilaian risiko keselamatan pada pekerjaan blank material pada proses pembuatan bracket 54P serta pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3. Penelitian ini adalah semi kuantitatif dengan desain deskriptif analitik. Identifikasi hazard dan risiko menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat risiko tertinggi adalah terjepit mesin dies. Kata kunci: Penilaian risiko, Potensi bahaya, Blank material, Bracket. Abstract PT Sakura Java Indonesia (SJI) 3 as a manufactory that producing mufflers use a pressing machine, feeder machine, uncoiler machine, and production support equipment i.e. crane and forklift. From its production processes, machines, and equipments used, PT SJI 3 has the hazards. Hazards that can lead to frequent accidents is a mechanical and electrical hazards. It may cause of safety risk that would cause an accident which will eventually of losses. This study discusses safety risk assessment on the job of blank material in bracket 54P process and control that has been done in PT SJI 3. This study is a semi-quantitative with design of analytical descriptive. Hazard and risk identification using the Job Safety Analysis (JSA). The results showed that the higher risk level wedged of dies engine. Keywords: Risk assessment, Hazard, Blank material, Bracket. *Peminatan K3, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (okta.viyanti@yahoo.com) **Departemen K3, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Gd.C Lt.1 FKM UI, Kampus Baru UI Depok (chandra.satrya@gmail.com)

2 Pendahuluan Beberapa dekade akhir-akhir ini telah terjadi kemajuan teknologi yang signifikan di tempat kerja, yang bersamaan dengan era globalisasi telah mengubah pekerjaan bagi banyak orang di seluruh dunia. Pengaruh dari perubahan tersebut berdampak pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dalam beberapa kasus, bahaya dan risiko telah dikurangi ataupun dihilangkan, misalnya melalui otomatisasi pabrik, tetapi teknologi baru ini juga telah menciptakan risiko baru. Banyak risiko kerja, angka kecelakaan kerja, dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) masih sangat tinggi. Akibatnya pemerintah, organisasi pengusaha, dan organisasi pekerja lebih menekankan pada usaha pencegahan, menyadari bahwa risiko harus dikelola dan dikendalikan, serta manajemen K3 sangat penting untuk mencegah kecelakaan kerja [1]. Globalisasi perdagangan saat ini memberikan dampak persaingan sangat ketat dalam segala aspek khususnya ketenagakerjaan yang salah satunya mempersyaratkan adanya perlindungan atas K3. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 menyatakan bahwa salah satu syarat keselamatan kerja adalah untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan, mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan. Pada pasal 15 apabila melakukan pelanggaran maka akan berimbas pada pemberian sanksi. Undang-undang ini sebagai dasar perlindungan hukum kepada pekerja di tempat kerja agar senantiasa bekerja dalam keadaan aman dan selamat bagi mereka. Berdasarkan laporan International Labour Organization (ILO), di seluruh dunia setiap hari, sebanyak orang meninggal akibat kecelakaan kerja ataupun penyakit terkait kerja (work related disease) dan lebih dari 2,3 juta kematian pertahun. Sebanyak 317 juta kecelakaan terjadi di tempat kerja setiap tahunnya, sehingga menyebabkan tingginya tingkat absenteisme. Kerugian akibat kecelakan kerja diperkirakan mencapai 4% dari produk domestik bruto dunia setiap tahun [2]. Di Indonesia, menurut data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemenakertrans RI) jumlah angka kecelakaan kerja masih cukup tinggi. Pada tahun 2011 tercatat kasus dengan korban meninggal orang dan mengalami cacat sebanyak 42 orang. Diperkirakan, kerugian akibat kecelakaan kerja yakni 4% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau Rp280 triliun per tahun. Sampai dengan September 2012 angka kecelakaan kerja masih tinggi yaitu pada kisaran kasus kecelakaan kerja [6]. Sedangkan

3 menurut data Jamsostek, angka kecelakaan kerja meningkat setiap tahunnya, tahun 2007 terdapat kasus kecelakaan kerja dengan jumlah klaim sebesar Rp219,7 miliar, tahun 2008 terdapat kasus kecelakaan kerja dengan jumlah klaim sebesar Rp297,9 miliar, tahun 2009 terdapat kasus kecelakaan kerja dengan jumlah klaim sebesar Rp328,5 miliar, tahun 2010 terdapat kasus kecelakaan kerja dengan jumlah klaim sebesar Rp401,2 miliar, tahun 2011 terdapat kasus atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja perhari dengan jumlah klaim kecelakaan kerja yakni Rp504 miliar [3], dan pada tahun 2012 setiap hari ada 9 pekerja peserta Jamsostek yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja, sementara total kecelakaan kerja pada tahun 2012 berjumlah kasus [4]. PT Sakura Java Indonesia (SJI) adalah perusahaan swasta Jepang yang bergerak di bidang manufaktur otomotif dengan produksi utamanya adalah muffler yang ramah lingkungan mempunyai tingkat potensi bahaya dan risiko. Salah satu potensi bahaya yang dapat ditimbulkan pada proses blank material pada pembuatan bracket ini adalah bahaya mekanik berupa tergores, terjepit, dan kejatuhan material yang berasal dari proses kerja dan bahaya listrik yaitu tersetrum dan korsleting (short circuit) dari mesin dan peralatan kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penilaian risiko keselamatan pada pekerjaan blank material pembuatan bracket 54P sehingga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat risiko dan dapat ditetapkan prioritas risiko. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, menggunakan metode analisis risiko semikuantitatif dengan pendekatan analisis risiko Fine [5]. Dengan menggunakan desain penelitian ini, ingin mengetahui seberapa besar tingkat risiko pada pekerjaan blank material pada proses pembuatan bracket di PT SJI 3, identifikasi hazard dan risiko dilakukan dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Objek penelitian adalah seluruh aktivitas pekerjaan pembuatan bracket 54P di PT SJI 3. Data primer diperoleh berdasarkan observasi langsung di lapangan dan wawancara untuk mendapatkan gambaran identifikasi hazard dan risiko K3 serta pengendalian yang sudah dilakukan oleh PT SJI 3. Data sekunder diperoleh dari data-data berupa dokumen perusahaan seperti gambaran umum perusahaan, SOP mesin dan proses, Standard Safety Work (SSW), standard safety rank, lembar informasi Material Safety Data Sheet (MSDS) dari bahan yang digunakan pada proses stamping, proses kerja breket 54P, dan data-data kecelakaan di PT SJI 3.

4 Hasil Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan data primer berupa observasi terhadap tahapan aktivitas proses blank material dan wawancara kepada operator blank dan staf P2K3L di PT SJI 3 serta data sekunder berupa dokumen Standard Operational Procedure (SOP) proses, Standard Safety Work (SSW) didapatkan bahwa pekerjaan proses blank material di PT SJI 3 terdiri dari tahapan pengambilan material coil, membuka material coil, memasang material coil ke mesin uncoiler, memasang material coil kedalam mesin feeder, memasang material coil ke mesin dies blank bracket 54P, dan proses blank. Bahaya dan risiko yang telah diidentifikasi yang ada pada tahapan aktivitas proses blank material di PT SJI 3 antara lain: 1. Tahap pengambilan material coil dari gudang PC menuju tempat blank dengan menggunakan crane, terdapat bahaya mekanik yaitu kejatuhan material coil, terjatuh dari ketinggian yang sama (terpeleset), terjatuh dari ketinggian yang sama (tersandung), terbentur material coil; serta bahaya listrik yaitu short circuit 2. Tahap membuka penutup material coil, terdapat bahaya mekanik yaitu tersayat pisau cutter, dan terjatuh dari ketinggian yang sama (tersandung). 3. Tahap memasang material coil ke mesin uncoiler, terdapat bahaya mekanik yaitu kejatuhan material coil dan terjepit. 4. Tahap memasang material coil kedalam mesin feeder, terdapat bahaya mekanik yaitu terjepit, tersayat gunting potong logam, tergores ujung coil, dan tergores pinggiran coil. 5. Tahapan memasang material coil ke mesin dies blanking bracket 54P, terdapat bahaya mekanik yaitu terjepit mesin feeder, dan terjepit mesin dies blank bracket 54P. 6. Tahap proses blank, terdapat bahaya mekanik yaitu terjatuh dari ketinggian yang sama (terpeleset), kejatuhan blank material, dan terjepit mesin dies blank bracket 54P, dan bahaya listrik yaitu tersetrum. Pembahasan Berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan risiko pada pekerjaan proses blank material, kemudian dilakukan analisis dan evaluasi risiko dengan menggunakan tabel Fine adalah sebagai berikut.

5 1. Tahap pengambilan material coil dari gudang PC menuju tempat blank a. Bahaya mekanik kejatuhan material coil - Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan unusual but possible dengan nilai 3. Risiko ini tidak biasa terjadi namun mempunyai kemungkinan terjadi. Hal ini dikarenakan belum pernah terjadi kejatuhan material namun mempunyai kemungkinan terjadi apabila PIC gudang PC tidak mengikuti SOP dan Standard Safety Work (SSW) PT SJI 3. - Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan disaster dengan nilai 50, karena jika material coil ini sampai jatuh mengenai operator lainnya dapat mengakibatkan cacat hingga kematian dan perusahaan akan mengalami kerugian cukup besar akibat kerusakan material coil yang dapat mengakibatkan kualitas part tidak baik. - Eksposur terjadinya risiko ini termasuk frequently dengan nilai 6 karena kegiatan pengangkatan material coil ini dilakukan 1 kali dalam sehari sesuai jadwal produksi harian. Total nilai 900 dengan tingkatan very high, pengendalian di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko pada operator saat mengambil material coil yaitu adanya SOP proses, SSW, dan menyediakan APD (helmet dan safety shoes). Pengendalian yang dilakukan PT SJI turun menjadi 300 dengan tingkatan priority 1. Untuk mengurangi riisko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk melakukan pelatihan kepada operator blank. Hal ini dikarenakan pekerjaan pengangkutan blank material ini seharusnya dilakukan oleh PIC gudang PC tetapi jika tidak ada petugas gudang PC, maka operator blank yang melakukan dan hanya sekedar diajarkan oleh leader line bagaimana cara menggunakannya. Untuk pengoperasian crane ini dibutuhkan orang yang memiliki izin untuk mengoperasikan crane. Selain itu penulis merekomendasikan agar operator untuk selalu mengecek kondisi crane sebelum dioperasikan dan untuk manajemen PT SJI 3 agar memasang safety sign bahaya alat berat di area gudang PC. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 60 (priority 3).

6 b. Bahaya listrik korsleting/short circuit - Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila tidak ada maintenance crane secara berkala. - Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan serious dengan nilai 15, karena jika terjadi korsleting akan menyebabkan kebakaran. - Eksposur terjadinya risiko ini termasuk frequently dengan nilai 6 karena kegiatan pengambilan material coil ini dilakukan 1 kali dalam sehari sesuai jadwal produksi harian. Total nilai untuk risiko korsleting/ short circuit adalah 540 dengan tingkatan very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah melakukan perbaikan pada kabel crane dan maintenance crane secara berkala, sehingga turun menjadi 270 (priority 1). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk melakukan peningkatan pengawasan dari leader line serta adanya safety sign tentang bahaya listrik. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 90 (substantial). c. Bahaya mekanik terjatuh dari ketinggian yang sama (tersandung) - Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan likely dengan nilai 6. Kemungkinan tejadinya kecelakaan 50%. Hal ini dikarenakan apabila dies dan kabel listrik diletakkan sembarang. - Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan noticeable dengan nilai 1, karena jika tersandung saat memindahkan material coil ini akan mengakibatkan cedera ringan. - Eksposur terjadinya risiko ini termasuk frequently dengan nilai 6 karena kegiatan pengangkatan material coil ini dilakukan 1 kali dalam sehari sesuai jadwal produksi harian. Total nilai dari risiko tersandung adalah 36 dengan tingkatan priority 3. Pengendalian di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko pada operator saat mengambil material coil yaitu 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) dan meneyediakan APD berupa safety shoes. Pengendalian yang dilakukan PT SJI turun menjadi 18 dengan tingkatan acceptable. Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan

7 untuk melakukan pengawasan dari leader line. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 12 (acceptable). 2. Tahap Membuka Material Coil a. Bahaya mekanik tangan tersayat pisau cutter - Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila operator blank tidak berhati-hati dalam bekerja dan tidak menggunakan APD berupa sarung tangan. - Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan noticeable dengan nilai 1, karena jika terbentur saat memindahkan material coil ini akan mengakibatkan cedera/memar ringan. - Eksposur terjadinya risiko ini termasuk continously dengan nilai 10, karena kegiatan membuka material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari. Total nilai untuk risiko tangan tersayat pisau cutter adalah 60 dengan tingkatan priority 3. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah menggunakan APD berupa sarung tangan katun dan apron tangan. Sehingga turun menjadi 20 dengan tingkatan priority 3. Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk disediakan kotak P3K. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 10 (acceptable). 3. Tahap Pemasangan Coil ke Mesin Uncoiler a. Bahaya mekanik tangan terjepit penyangga coil - Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila operator blank tidak berhati-hati dalam memasukkan coil ke mesin uncoiler dan tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan, - Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan very dengan nilai 5, karena risiko tangan terjepit mesin uncoiler ini membutuhkan penanganan medis. - Eksposur terjadinya risiko ini termasuk continously dengan nilai 10, karena kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift). Total nilai untuk risiko tangan terjepit mesin uncoiler adalah 300 dengan tingkatan very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai

8 risiko ini adalah menyediakan SOP, dan menyediakan APD berupa sarung tangan katun dan apron tangan, sehingga turun menjadi 150 (substantial). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk melakukan pengawasan dari leader line secara rutin serta pemasangan safety sign. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 50 (priority 3). b. Bahaya mekanik tangan tergores penyangga coil - Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila operator blank tidak berhati-hati dalam memasukkan coil ke mesin uncoiler dan tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan, - Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan very dengan nilai 5, karena risiko tangan terjepit mesin uncoiler ini membutuhkan penanganan medis. - Eksposur terjadinya risiko ini termasuk continously dengan nilai 10, karena kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift). Total nilai untuk risiko tangan terjepit mesin uncoiler adalah 300 dengan tingkatan very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah menyediakan SOP, dan menyediakan APD berupa sarung tangan katun dan apron tangan, sehingga turun menjadi 150 (substantial). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk melakukan pengawasan dari leader line secara rutin serta pemasangan safety sign. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 50 (priority 3). 4. Tahap Pemasangan Coil kedalam Mesin Feeder a. Bahaya mekanik kaki tergores pinggiran coil - Probabilitas terjadinya risiko kaki tergores ujung coil termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila operator blank tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan. - Konsekuensi terjadinya risiko tangan tersayat termasuk tingkatan important dengan nilai 5, karena jika tergores benda tajam membutuhkan penanganan medis.

9 Total nilai untuk risiko ini adalah 300 dengan tingkatan priority 1. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah SOP proses dan mesin, dan menyediakan APD seperti safety shoes, sehingga turun menjadi 150 (substantial). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan agar melakukan peningkatan pengawasan dari leader line dan safety sign. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 50 (priority 3). b. Bahaya mekanik tangan tergores pinggiran coil - Probabilitas terjadinya risiko tangan tergores pinggiran coil termasuk tingkatan almost certain dengan nilai 10, karena kemungkinan risiko sering terjadi apabila operator blank tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan. - Konsekuensi terjadinya risiko tangan tersayat termasuk tingkatan important dengan nilai 5, karena jika tergores benda tajam membutuhkan penanganan medis. Total nilai untuk risiko ini adalah 500 dengan tingkatan very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah meyediakan SOP proses dan mesin, dan menyediakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan, sehingga turun menjadi 300 (priority 1). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan agar melakukan peningkatan pengawasan dari leader line dan safety sign. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 50 (priority 3). 5. Tahap Pemasangan Material Coil ke Mesin Dies Blank Bracket 54P a. Bahaya mekanik tangan terjepit mesin feeder - Probabilitas terjadinya risiko tangan terjepit mesin feeder termasuk tingkatan almost certain dengan nilai 10, karena kemungkinan risiko ini sering terjadi karena operator blank tidak mengikuti SOP yang ada serta tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan. - Konsekuensi terjadinya risiko tangan terjepit termasuk tingkatan very serious dengan nilai 25, karena jika terjepit mesin feeder pada saat mengeluarkan coil dari mesin feeder akan mengakibatkan cacat (tangan terpotong).

10 Total nilai untuk risiko ini adalah 2500 dengan tingkatan very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah mesin feeder ini telah dilengkapi dengan tombol emergensi, menerapkan SSW, menyediakan SOP proses dan mesin, safety sign bahaya terjepit dan menyediakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan, sehingga turun menjadi 300 (priority 1). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk meningkatkan pengawasan dari leader line serta pengecekkan mesin dies sebelum bekerja. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 150 (substantial). b. Bahaya mekanik tangan terjepit mesin dies blank bracket 54P - Probabilitas terjadinya risiko tangan terjepit mesin feeder termasuk tingkatan almost certain dengan nilai 10, karena kemungkinan risiko ini sering terjadi karena operator blank tidak mengikuti SOP yang ada serta tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan. - Konsekuensi terjadinya risiko tangan terjepit termasuk tingkatan very serious dengan nilai 25, karena jika terjepit mesin feeder pada saat mengeluarkan coil dari mesin feeder akan mengakibatkan cedera parah bahkan cacat (tangan terpotong). Total nilai untuk risiko ini adalah 2500 dengan tingkatan very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah menerapkan SSW, menyediakan SOP proses dan mesin, safety sign bahaya terjepit dan menyediakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan, sehingga turun menjadi 300 (priority 1). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk meningkatkan pengawasan dari leader line serta pengecekkan mesin dies sebelum bekerja. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 150 (substantial). 6. Tahap Proses Blank a. Bahaya mekanik terjatuh dari ketinggian yang sama (terpeleset)

11 - Probabilitas terjadinya risiko terpeleset pada saat membersihkan mesin dies termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila ada tumpahan grease dan oli didekat panel.. - Konsekuensi terjadinya risiko terpeleset termasuk tingkatan noticeable dengan nilai 1, karena jika operator jatuh terpeleset mengakibatkan cedera ringan. Total nilai untuk risiko ini adalah 60 dengan tingkatan priority 3. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah melaksanakan 5R dan menyediakan safety shoes, sehingga turun menjadi 30 (priority 3). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk dilakukan pengawasan dari leader line. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 20 (priority 3). b. Bahaya mekanik kaki tertimpa blank material pada saat pencetakan blank material - Probabilitas terjadinya risiko kaki tertimpa blank material pada saat pencetakan termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% jika posisi operator berdiri didepan mesin dies dan tidak dibuat penahan blank material. - Konsekuensi terjadinya risiko terpeleset termasuk tingkatan important dengan nilai 5, karena jika operator kaki tertimpa blank material membutuhkan penanganan medis. Total nilai untuk risiko ini adalah 300 dengan tingkatan priority 1. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah disediakan penahan yang terbuat dari besi yang tebal agar blank material tidak jatuh menimpa kaki dan menyediakan APD yaitu safety shoes, sehingga turun menjadi 30 (priority 3). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk meningkatkan pengawasan dari leader line, dan pemasangan safety sign. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 10 (accepted). c. Bahaya mekanik terjepit mesin dies

12 - Probabilitas terjadinya risiko tangan terjepit mesin dies termasuk tingkatan almost certain dengan nilai 10, karena kemungkinan risiko ini sering terjadi karena operator blank tidak mengikuti SOP yang ada serta tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan. - Konsekuensi terjadinya risiko terpeleset termasuk tingkatan very serious dengan nilai 25, karena jika tangan operator terjepit mesin dies mengakibatkan cedera parah bahkan cacat (tangan terpotong). Total nilai untuk risiko ini adalah 2500 dengan tingkatan very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah mesin dies yang telah dilengkapi lampu sensor dan tombol emergensi, adanya SOP dan SSW, telah memasang safety sign bahaya terjepit, dan menyediakan APD yaitu sarung tangan dan apron tangan, sehingga turun menjadi 300 (priority 1). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk meningkatkan pengawasan dari leader line, dan mengecek mesin dies sebelum bekerja. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 100 (substantial). d. Bahaya listrik tersetrum akibat kabel listrik yang terkelupas - Probabilitas terjadinya risiko tersetrum termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila operator tidak berhati-hati dalam bekerja. - Konsekuensi terjadinya risiko tersetrum termasuk tingkatan important dengan nilai 5, karena jika tersetrum membutuhkan penanganan medis. Total nilai untuk risiko ini adalah 300 dengan tingkatan priority 1. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah melakukan perbaikan kabel yang terkelupas, sehingga turun menjadi 60 (priority 3). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk mengecek mesin dies sebelum bekerja dan memasang safety sign bahaya listrik. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 30 (priority 3).

13 e. Bahaya mekanik kaki tertimpa blank material - Probabilitas terjadinya risiko kaki tertimpa blank material pada saat pencetakan termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50%. - Konsekuensi terjadinya risiko terpeleset termasuk tingkatan important dengan nilai 5, karena jika operator kaki tertimpa blank material membutuhkan penanganan medis. Total nilai untuk risiko ini adalah 300 dengan tingkatan priority 1. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah disediakan penahan yang terbuat dari besi yang tebal agar blank material tidak jatuh menimpa kaki dan menyediakan APD yaitu safety shoes, sehingga turun menjadi 60 (priority 3). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk meletakkan blank material ditempatkan pada palet khusus blank bukan diletakkan diatas meja, serta disediakan kotak P3K. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 30 (priority 3). Saran Bagi PT SJI 3 agar melakukan pengawasan kepada semua pekerja, baik terhadap kegiatan yang dilakukan maupun penggunaan APD, serta lingkungan kerja. Hal ini karena masih ada pekerja yang tidak menggunakan APD seperti earplug dan apron tangan serta penyimpanan tabung argon dan tabung arkelina yang diletakkan di luar ruang terbuka dan tidak dilindungi penutup untuk melindungi dari sinar matahari. Untuk safety sign agar lebih diperbanyak untuk area-area yang berpotensi bahaya. Untuk pengangkatan material coil dari gudang PC ke tempat blank yang menggunakan crane sebaiknya dilakukan oleh PIC gudang PC bukan oleh operator di masing-masing line. Hal ini untuk menghindari kesalahan dalam pengoperasian crane dan tentunya untuk menghindari kecelakaan kerja. Untuk meletakkan blank material lebih baik ditempatkan pada palet khusus blank material, agar terhindar dari bahaya tertimpa kaki operator dan juga untuk menghindari kerugian finansial perusahaan akibat kerusakan material dan kualitas yang tidak baik. Agar disediakan safety shower untuk mencuci tangan di masing-masing line. Agar disediakan kotak P3K dan dilakukan pengecekan terhadap isi kotak P3K oleh staf P2K3L PT SJI 3.

14 Bagi Pekerja agar tetap melaksanakan prinsip 5R sebagai upaya untuk mengendalikan risiko penyebab terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Tetap harus menggunakan APD walaupun tidak ada pengawasan dari leader maupun P2K3L Berhati-hati dalam bekerja Referensi 1. International Labour Organization Emerging Risk and New Pattern of Prevention in a Changing World of Work. Geneve. Available from: < [19 April 2013] 2. International Labor Organization Safety and Health at Work. Geneve. Available from: < [19 April 2013] 3. Angka Kecelakaan Kerja Lima Tahun Terakhir Cenderung Naik Jakarta. Available from: < [10 April 2013] 4. Jamsostek: Setiap Hari 9 Meninggal Karena Kecelakaan Kerja Antara News. Jakarta. Available from: < [10 April 2013] 5. Fine, WT Mathematical Evaluation for Controlling Hazard. Journal Safety Research. Central Queensland University. Australia. Availabe from: proquest [20 Mei 2013].

Penilaian Risiko Keselamatan Kerja pada Kegiatan Servis Berkala Sepeda Motor di PT. Setia Utama Motor Tahun 2012

Penilaian Risiko Keselamatan Kerja pada Kegiatan Servis Berkala Sepeda Motor di PT. Setia Utama Motor Tahun 2012 Penilaian Risiko Keselamatan Kerja pada Kegiatan Servis Berkala Sepeda Motor di PT. Setia Utama Motor Tahun 2012 Arison Nadapdap, Hendra. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan kewajiban

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PADA PENGOPERASIAN FORKLIFT DI PT XYZ TAHUN 2014

ANALISIS RISIKO PADA PENGOPERASIAN FORKLIFT DI PT XYZ TAHUN 2014 ANALISIS RISIKO PADA PENGOPERASIAN FORKLIFT DI PT XYZ TAHUN 2014 Defri Kurniadi, Ridwan Zahdi Sjaaf Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat,, Depok, Indonesia E-mail:

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan menerapkan berbagai teknologi dan menggunakan bermacam-macam bahan. Hal ini mempunyai

Lebih terperinci

Ratri Widiyastuti, Chandra Satrya

Ratri Widiyastuti, Chandra Satrya Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proses Pekerjaan Angkat Angkut Material/ Bahan Menggunakan Tower Crane di Proyek Pembangunan Apartement XY Oleh PT. X Ratri Widiyastuti, Chandra Satrya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri pada era globalisasi saat ini terlihat semakin pesat, beberapa perusahaan dan institusi berupaya untuk meningkatkan kinerja maupun produktivitasnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian risiko

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: AS/NZS 4360:2004, penilaian risiko, kemungkinan, pemajanan, konsekuensi, level risiko. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci: AS/NZS 4360:2004, penilaian risiko, kemungkinan, pemajanan, konsekuensi, level risiko. ABSTRACT Penilaian Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses Instalasi Listrik Di Proyek Pembangunan Apartement Park View Condominium Depok Town Square Oleh PT. X Tahun 2012 Altri Reza, Ridwan Zahdi Sjaaf Sarjana Keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi telah banyak menyumbangkan berbagai hal positif dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia ditandai dengan adanya bermunculan proyek yang dibangun baik oleh pemerintah maupun oleh swasta.

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI SPIN PACK DI PT BAF TAHUN 2013

ANALISIS PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI SPIN PACK DI PT BAF TAHUN 2013 ANALISIS PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI SPIN PACK DI PT BAF TAHUN 2013 Ahmad Syakir Azhikri R.* L.Meily Kurniawidjaja** Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pemerintah Indonesia banyak menghadapi tantangan yang tidak dapat dihindari yang mana ditandai dengan perdangan bebas. Meningkatnya teknologi informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi telah tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan.secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang. yang dapat mengakibatkan kecelakaan(simanjuntak,2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan.secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang. yang dapat mengakibatkan kecelakaan(simanjuntak,2000). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) industri adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS Disusun Oleh: Okky Oksta Bera (35411444) Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Lebih terperinci

Nelvi Arvina dan Zulkifli Djunaidi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Nelvi Arvina dan Zulkifli Djunaidi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Penilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Proses Kerja di Bagian Trimming Chassis Final F-Series, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Assembling Plant Pondok Ungu (APPU) Tahun 2012 Nelvi

Lebih terperinci

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control (Studi Kasus : Pada Perusahaan Distributor Minuman) Alverda

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PENGELASAN LOGAM DI BENGKEL LAS LOGAM SIKEMBAR SUKMAJAYA DEPOK DESEMBER 2012

UNIVERSITAS INDONESIA PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PENGELASAN LOGAM DI BENGKEL LAS LOGAM SIKEMBAR SUKMAJAYA DEPOK DESEMBER 2012 UNIVERSITAS INDONESIA PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PENGELASAN LOGAM DI BENGKEL LAS LOGAM SIKEMBAR SUKMAJAYA DEPOK DESEMBER 2012 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) Rani Rumita *, Susatyo Nugroho W.P., Sari Veronica Jantitya

Lebih terperinci

Healthy Tadulako Journal (Lusia, Hasanah, Bunniati : 57-61) 57

Healthy Tadulako Journal (Lusia, Hasanah, Bunniati : 57-61) 57 ANALISIS RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESMENT AND RISK CONTROL (HIRARC) PADA AREA PRODUKSI PT. CHUNGSUNG KOTA PALU Lusia Salmawati 1, Hasanah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi dan industri di Indonesia mendorong munculnya industriindustri berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya pembangunan di bidang offshore yang membutuhkan berbagai jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan membuat perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tak terduga, semula tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah asset yang sangat berharga dimana harus terus dijaga dan diperdayakan. Pemberdayaan dan perhatian terhadap sumber daya manusia yang tinggi

Lebih terperinci

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Andreas Arif Gunawan GO 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT Sumber Rubberindo Jaya is a company that produces

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. standar kualitas pasar internasional. Hal tersebut semakin mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. standar kualitas pasar internasional. Hal tersebut semakin mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi yang semakin tinggi dan semakin maju, persaingan dan tuntutan profesionalitas di bidang industri

Lebih terperinci

EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION

EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas Email: esmiralda@ft.unand.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

Analisis Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Produksi Betaine di PT. Evonik Sumi Asih Tahun 2014

Analisis Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Produksi Betaine di PT. Evonik Sumi Asih Tahun 2014 Analisis Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Produksi Betaine di PT. Evonik Sumi Asih Tahun 2014 Vanda Betania, Chandra Satrya Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masalah Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan seringkali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR Reza Anggara Putra 1), Minto Basuki 2) 1,2 Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya Jl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara dinamis seiring dengan kebutuhan manusia yang selalu berubah dan bertambah pula. Perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Cost-Benefit pada Pemasangan Lock Out-Tag Out (LOTO) untuk Pengendalian Risiko Keselamatan Pada Pekerjaan Maintenance

Analisis Cost-Benefit pada Pemasangan Lock Out-Tag Out (LOTO) untuk Pengendalian Risiko Keselamatan Pada Pekerjaan Maintenance Analisis Cost-Benefit pada Pemasangan Lock Out-Tag Out (LOTO) untuk Pengendalian Risiko Keselamatan Pada Pekerjaan Maintenance Di PT Kalbe Farma Tbk. Tahun 2012 Abstrak Agung Supriyadi Departemen Keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), APEC( Asia Pacific Economic

BAB I PENDAHULUAN. seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), APEC( Asia Pacific Economic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi akan membawa dampak terhadap perubahan tatanan kehidupan global. Berbagai kesepakatan yang bersifat regional dan multilateral seperti AFTA (ASEAN Free

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya ilmu dan teknologi telah memberikan dampak dan perubahan pada sektor industri. Pemanfaatan teknologi dalam proses industri memiliki resiko terhadap kesehatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PEKERJA PADA BAGIAN PRODUKSI PENGOLAHAN KAYU DENGAN METODE JSA (JOB SAFETY ANALYSIS)

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PEKERJA PADA BAGIAN PRODUKSI PENGOLAHAN KAYU DENGAN METODE JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PEKERJA PADA BAGIAN PRODUKSI PENGOLAHAN KAYU DENGAN METODE JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) PT. KHARISMA JAYA GEMILANG Hana Daryaningrum Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008 tercatat sebesar 4.678 unit perusahaan dengan 1694,45 ribu orang tenaga kerja. Sektor industri dibedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja adalah keselamatan dalam melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, landasan kerja lingkungan kerja serta cara cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Identifikasi Bahaya

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Identifikasi Bahaya BAB III METODOLOGI 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Pengumpulan Data Primer Pengamatan terhadap proses dan kondisi lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era modern seperti sekarang ini pembangunan di Indonesia menjadi hal yang sangat mendasar untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era industrialisasi modern penggunaan teknologi maju sangat dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : HAZOP, perangkingan, risk assessment

Abstrak. Kata kunci : HAZOP, perangkingan, risk assessment ANALISIS POTENSI BAHAYA SERTA REKOMENDASI PERBAIKAN DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) MELALUI PERANGKINGAN OHS RISK ASSESSMENT AND CONTROL (Studi Kasus: Area PM-1 PT. Ekamas Fortuna) HAZARD

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN-3 TEBING TINGGI TAHUN 2013

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN-3 TEBING TINGGI TAHUN 2013 PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN- TEBING TINGGI TAHUN 0 Khoirotun Najihah, Lina Tarigan, Halinda Sari Lubis Program

Lebih terperinci

PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN SERVIS BERKALA MOBIL DI PT GENTA SURYA MOBILINDO TAHUN Supriyanto*, Dadan Erwandi**

PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN SERVIS BERKALA MOBIL DI PT GENTA SURYA MOBILINDO TAHUN Supriyanto*, Dadan Erwandi** PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN SERVIS BERKALA MOBIL DI PT GENTA SURYA MOBILINDO TAHUN 2013 Supriyanto*, Dadan Erwandi** Abstrak : Penelitian ini membahas tentang nilai risiko yang didapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi peradaban manusia telah mendorong industri di Indonesia untuk berkembang semakin maju dari teknologi yang sederhana sampai berteknologi

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL Retno Fitri Wulandari 36412165 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

RISK ASSESSMENT PADA PEKERJA MAINTENANCE DI PT X

RISK ASSESSMENT PADA PEKERJA MAINTENANCE DI PT X RISK ASSESSMENT PADA PEKERJA MAINTENANCE DI PT X Yosia Parlindungan Bangun dan Erwin Dyah Nawawinetu Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional adalah bidang ekonomi khususnya pada sektor industri. Pada sektor ini telah terjadi peningkatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Keselamatan Keselamatan Kerja, Job safety analysis (JSA), Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)

ABSTRAK. Kata Kunci : Keselamatan Keselamatan Kerja, Job safety analysis (JSA), Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control (HIRARC) Analisis Identifikasi Bahaya Kecelakaan Kerja Menggunakan Job Safety Analysis (JSA) Dengan Pendekatan Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control (HIRARC) di PT. Charoen Pokphand Indonesia-

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN RESIKO DAN K3 DI DEPARTEMEN BAG MAKING MENGGUNAKAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING

ANALISIS PENGENDALIAN RESIKO DAN K3 DI DEPARTEMEN BAG MAKING MENGGUNAKAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING ANALISIS PENGENDALIAN RESIKO DAN K3 DI DEPARTEMEN BAG MAKING MENGGUNAKAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING Disusun Oleh: Andy Permana/30411836 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin.

BAB I PENDAHULUAN. dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin. Dengan bantuan

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Maesaroh, Yayan Harry Yadi, Wahyu Susihono,, Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari adanya masalah yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini merujuk

Lebih terperinci

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style MEMPELAJARI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. INDOLAKTO JAKARTA Created by: Esa Rahmanda H 32410439 Click to edit Master title style Latar Belakang Kebutuhan Manusia Meningkat Perusahaan

Lebih terperinci

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT. Hazard Identification Pengalaman menunjukkan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN :

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN : PERANCANGAN SISTEM K3 BERDASARKAN JOB SAFETY ANALYSIS DAN PERHITUNGAN RISK SCORE (SUATU PENDEKATAN DENGAN METODE PARTICIPATORY ERGONOMICS) Paulus Sukapto 1*), Harjoto Djojosubroto 2) dan Yunanto 3) 1,2)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI K3 MESIN PRODUKSI PADA AREA STAMPING PT. FUJI TECHNICA INDONESIA

IMPLEMENTASI K3 MESIN PRODUKSI PADA AREA STAMPING PT. FUJI TECHNICA INDONESIA IMPLEMENTASI K3 MESIN PRODUKSI PADA AREA STAMPING PT. FUJI TECHNICA INDONESIA LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Nabila Binazahah R.0013075 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES

Lebih terperinci

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT. SINAR GRAFINDO SURAKARTA: DRAFT AJUAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT. SINAR GRAFINDO SURAKARTA: DRAFT AJUAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT. SINAR GRAFINDO SURAKARTA: DRAFT AJUAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahaya merupakan situasi yang berpotensi menimbulkan cidera atau kerusakan pada manusia, bahaya sangat alamiah dan melekat pada zat, sistem atau peralatan. (1), sedangkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND CONTROL PADA PROSES PRODUKSI BC. CASTING GEDUNG C PT. SHOWA INDONESIA MANUFACTURING CIKARANG

IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND CONTROL PADA PROSES PRODUKSI BC. CASTING GEDUNG C PT. SHOWA INDONESIA MANUFACTURING CIKARANG IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND CONTROL PADA PROSES PRODUKSI BC. CASTING GEDUNG C PT. SHOWA INDONESIA MANUFACTURING CIKARANG LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor terpenting dari suatu pekerjaan. Dalam pemenuhan kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor terpenting dari suatu pekerjaan. Dalam pemenuhan kebutuhannya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era modern seperti sekarang ini, manusia dituntut untuk bekerja sesuai dengan standar prosedur operasional dari satu pekerjaan merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa dalam satu hari terdapat 6300 orang pekerja yang meninggal akibat kecelakaan kerja ataupun sakit akibat kerja,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dalam perkembangan dunia perindustrian di Indonesia. Inovasi tiada henti dan berkelanjutan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya dan risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja terdapat pada setiap pekerjaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang pesat tidak hanya ditandai dengan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan. Namun, penggunaan teknologi dan material yang berbahaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksinya maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang konstruksi.konstruksi

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI PT BERKAT MANUNGGAL JAYA ABSTRACT

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI PT BERKAT MANUNGGAL JAYA ABSTRACT ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI PT BERKAT MANUNGGAL JAYA Ningsih Marpaung, Bambang Purwanggono, Rani Rumita *) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di industri menuntut penerapan teknologi maju dan penggunaan mesin mesin pengganti tenaga manusia yang memberikan kemudahan dalam proses produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan tulang punggung suksesnya pembangunan bangsa dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan industri di Indonesia, masalah kecelakaan kerja yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data yang diperoleh dari International Labour Organization (ILO) pada tahun 2011, didapat setiap 15 detik, 160 pekerja mengalami kecelakaan terkait dengan pekerjaan.

Lebih terperinci

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis (Studi Kasus: PT. Pelindo Marine Service) Ragil Aji Samudra 1*, Mey Rohma dhani

Lebih terperinci

Keywords: HIRARC, risk control.

Keywords: HIRARC, risk control. PENERAPAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL (HIRARC) SEBAGAI PENGENDALIAN POTENSI KECELAKAAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI BODY BUS PT. X MAGELANG Annisa Devi Primasari, Hanifa Maher Denny,

Lebih terperinci

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V PRAHASTA ADIGUNA Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal,

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA IMPLEMENTASI JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENCEGAHAN TERJADINYA KECELAKAAN AKIBAT KERJA (Studi Kasus: PT. ADI PUTRO WIRASEJATI) IMPLEMENTATION OF JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) IN PREVENTION OF WORK

Lebih terperinci

Ahmad Agus Susanto dan Ridwan Zahdi Sjaaf. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Ahmad Agus Susanto dan Ridwan Zahdi Sjaaf. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Identifikasi dan Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proses Percutaneous Coronary Intervention (PCI) Di Rumah Sakit Jantung Binawaluya Tahun 2014 Ahmad Agus Susanto dan Ridwan Zahdi Sjaaf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar, industri menengah, dan industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan teknologi dan peradaban manusia, kegiatan dan lapangan kerja manusia makin beraneka ragam. Selain sumber daya alam, sumber daya

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MANUFAKTUR PADA PROSES PEMBUATAN SUKU CADANG MOBIL ARM VISOR SHAFT

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MANUFAKTUR PADA PROSES PEMBUATAN SUKU CADANG MOBIL ARM VISOR SHAFT ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MANUFAKTUR PADA PROSES PEMBUATAN SUKU CADANG MOBIL ARM VISOR SHAFT Endah Asti Budianti 1 ), Reda Rizal 2 ) 1) Mahasiswi Prodi Kesmas NRP. 1110713033. email

Lebih terperinci

Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta

Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta Petunjuk Sitasi: Astuti, M., & Nurdin, R. (2017). Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F91-97). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2012 ISBN No

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2012 ISBN No Rancangan Sistem Keselamatan Kerja Berdasarkan Metode SWIFT (The Structured What-If Analysis) (Studi Kasus di Stasiun Kerja Belt Grinding Unit PRASKA PT.PINDAD Persero Bandung) Arie Desrianty 1), Hendro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat melaksanakan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA DIPROSES BAG MAKING PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING. Disusun Oleh: Andy Permana/

MEMPELAJARI IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA DIPROSES BAG MAKING PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING. Disusun Oleh: Andy Permana/ MEMPELAJARI IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA DIPROSES BAG MAKING PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING Disusun Oleh: Andy Permana/30411836 Latar Belakang Perusahaan Hambatan Penerapan Keselamatan dan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pecegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

Lebih terperinci

BEBERAPA KESALAHAN UMUM WAKTU MEMBUAT JSA OLEH PENGAWAS SERTA BAGAIMANA SEHARUSNYA

BEBERAPA KESALAHAN UMUM WAKTU MEMBUAT JSA OLEH PENGAWAS SERTA BAGAIMANA SEHARUSNYA 1 Jabatan yang mengerjakan tugas ini BEBERAPA KESALAHAN UMUM WAKTU MEMBUAT JSA OLEH PENGAWAS SERTA BAGAIMANA 1 Ditinggal kosong Harus diisi 2 Di isi dengan JABATAN pengawas sendiri Harusnya JABATAN ANAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus diterapkan di dunia kerja oleh semua orang yang berada di tempat kerja baik pekerja maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana,

Lebih terperinci

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi Sebelum UTS Overview konsep hazard, risk dan control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang No. 18 tahun 1999, Bidang jasa konstruksi merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat rentan terhadap kecelakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Proses Pembuatan Tahu 1. Pencucian 2. Penggilingan 3. Pemasakan 4. Penyaringan 5. Pencetakan 6. Pemotongan 7. Penggorengan Identifikasi Bahaya dengan JSA (Job

Lebih terperinci