BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Benny Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Hepatitis Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh beberapa etiologi. Etiologi yang menyebabkan peradangan hati ini antara lain berupa virus, kelainan sistem imun tubuh, alkohol, obat-obatan tertentu dan juga za- zat yang bersifat racun (Schmidt, 2010) Anatomi dan Fisiologi Hati Anatomi Hati Hati merupakan organ terbesar yang terletak disebelah kanan atas rongga perut. Beratnya gram, 2%-2,5% berat badan orang dewasa yang normal. Hati kaya akan persediaan darah sehingga pada kondisi yang sehat berwarna merah tua. Hati dibagi menjadi 2 lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Kedua lobus ini dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Lobus kanan hati mempunyai 3 bagian utama yaitu: lobus kanan atas, lobus kuadratus, dan lobus kaudatus. Lobus kanan lebih besar dibandingkan lobus kirinya (Sloane,2004). Hati menerima darah dari 2 sumber: (Sherwood, 2011) a. Darah arteri, yang menyediakan O 2 bagi hati dan mengandung metabolit darah untuk diproses oleh hati, disalurkan oleh arteri hepatika. b. Darah vena yang berasal dari saluran cerna dibawa oleh vena porta hepatika ke hati untuk pemrosesan dan penyimpanan nutrien yang baru diserap. Didalam hati, vena porta kembali bercabang-cabang menjadi anyaman kapiler (sinusoid hati) untuk memungkinan terjadinya pertukaran antara darah dan
2 hepatosit sebelum darah mengalir ke dalam vena hepatika, yang kemudian menyatu dengan vena kava inferior Fisiologi Hati Hati dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Perannya dalam sistem penceranaan adalah untuk sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Hati juga melakukan berbagai fungsi yang tidak berkaitan dengan pencernaan (Sherwood, 2011). Fungsi utama hati yang tidak berkaitan dengan pencernaan, sebagai berikut: a. Untuk Metabolisme Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Bergantung kepada kebutuhan tubuh. Ketiganya dapat saling dibentuk. b. Untuk Penyimpanan Zat Seperti mineral (Cu, Fe) serta vitamin larut lemak (Vit. A, D, E, dan K), glikogen dan berbagai racun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh seperti, peptisida DDT. c. Untuk Detoksifikasi Hati melakukkan inaktivasi hormon dan menguraikan zat sisa tubuh yang toksin dan obat. d. Untuk Fagositosis Fagositosis mikroorganisme, sel darah merah, dan sel darah putih yang sudah tua maupun rusak. e. Untuk Sekresi Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorbsi lemak (Sloane, 2004). f. Pengaktifan Vit. D Pengaktifan vit. D dilakukan hati bersama dengan ginjal. g. Fungsi Vaskular
3 Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah dan yang untuk menganggkut hormon steroid dan tiroid serta kolesterol dalam darah (Sherwood, 2011) 2.3. Definisi Hepatitis B Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB), anggota famili Hepadnavirus yang menyebabkan peradangan hati yang akut ataupun kronik dan pada sebagian kecil kasus mengalami komplikasi berupa sirosis hati atau kanker hati (Selvaraju, 2012) Hepatitis B Kronik Definisi Pada saat ini definisi hepatitis B kronik adalah adanya persistensi virus hepatitis B (VHB) yang menetap lebih dari 6 bulan. Sehingga istilah carrier sehat tidak lagi dianjurkan untuk digunakan (Soemohardjo,2009). Hepatitis B kronik adalah masalah klinis utama di seluruh dunia. Hal ini sangat penting di kawasan Asia-Pasifik dimana prevalensi infeksi HBV tinggi, termasuk Indonesia, yang termasuk hepatitis B daerah endemik sedang sampai tinggi (Juniastuti, 2014) Patogenesis Hepatitis B kronik terjadi karena reaksi immunologik pasien terhadap virus hepatitis B kurang sempurna, sehingga memungkinkan terjadi koeksistensi dengan virus hepatitis B. Pada koeksistensi ini HBsAg akan muncul pada masa awal dan titernya akan naik mencapai angka yang sangat tinggi, tetapi serologi HBsAg ini akan tetap positif sampai berbulan-bulan, bahkan seumur hidup. Kirakira 10% penderita hepatitis B akut akan mengalami keadaan ini.
4 Gambar 2.2 Perjalanan Penyakit Hepatitis B Kronik (Sumber : JRSM, 2004) Fase infeksi dari keadaan ini terdiri atas 2 fase, yaitu infeksi kronis dan fase pengidap HBsAg tanpa gejala. a. Fase Infeksi Kronis Dalam fase ini penderita tidak menunjukkan gejala atau hanya mengalami keluhan ringan. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kenaikan enzim amino transferase 5-10 kali dari normal, HBsAg yang menurun, HBeAg dan DNA virus hepatitis B tetap positif. Fase ini akan berlangsung selama satu sampai puluhan
5 tahun. Dan sebagian penderita akan mengalami kompikasi berupa sirosis hati, hepatoma bahkan meninggal karena kegagalan fungsi hati. b. Fase HBsAg tanpa gejala Diawali dengan kelainan biokimia dan hilangnya gejala klinis. Pemeriksaan kadar enzim amino transferase normal, HBsAg tetap atau menurun, HBeAg serta DNA virus hepatitis B akan negatif. Fase ini umumnya berlangsung seumur hidup. Keadaan ini terjadi pada 10% dari penderita yang terinfeksi pada masa dewasa (Handri,2012) Epidemiologi Diperkirakan bahwa sepertiga populasi dunia pernah terpajan virus ini dan juta diantaranya merupakan pengidap hepatitis B.Prevalensi yang lebih tinggi didapatkan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, angka pengidap hepatitis B pada populasi sehat diperkirakan mencapai %, dengan proporsi pengidap di luar Pulau Jawa lebih tinggi daripada di Pulau Jawa.Secara genotip, virus hepatitis B di Indonesia kebanyakan merupakan virus dengan genotip B (66%) (CDC,2013) Sekitar 2 miliar penduduk di seluruh dunia pernah terinfeksi dengan virus hepatitis B dan penduduk meninggal setiap tahun oleh komplikasi dari hepatitis B serta lebih dari 240 juta menderita infeksi hati yang kronik (WHO, 2012). Tahun 2007, Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan dari serum yang diperiksa, prevalensi HBsAg positif 9,4% yang berarti 1dari 10 juta penduduk Indonesia pernah terinfeksi hepatitis B. Hal ini menyebabkan Indonesia digolongkan sebagai negara dengan kategori endemisitas sedang sampai tinggi (Depkes RI, 2013). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa prevalensi HBsAg ditemukan lebih tinggi dari 10% di luar Pulau Jawa, yaitu Pulau Sumatera, Pulau Bali dan
6 Irian Jaya. Ini dapat dimengerti karena Indonesia memiliki daerah yang sangat luas, dengan perilaku dan budaya yang berbeda-beda (Sulaiman, 1997). Gambar 2.3 Epidemiologi Hepatitis B Kronik (Sumber: CDC, 2013) 2.6. Serologi Penanda VHB Berbagai macam pertanda serologik yang bermakna, dan maknanya: 1. HbsAg (Hepatitis B Surface Antigen) Suatu protein yang merupakan selubung luar partikel VHB. HBsAg yang positif menunjukkan bahwa pada saat itu yang bersangkutan mengidap infeksi VHB. 2. Anti-HBs Antibodi terhadap HbsAg. Antibodi ini muncul setelah HBsAg hilang. Anti-HBs positif menunjukkan bahwa individu yang bersangkutan telah kebal terhadap infeksi VHB baik yang terjadi setelah suatu infeksi VHB alami atau setelah dilakukan vaksinasi Hepatitis B. 3. Anti-HBc
7 Antibodi terhadap protein core. Antibodi ini muncul pada semua kasus dengan infeksi VHB pada saat ini atau infeksi pada masa yang lalu. Anti-HBc muncul pada Hepatitis Akut, sehingga IgM anti-hbc nya akan positif untuk memperkuat diagnosis. Namun bisa kembali menjadi positif pada hepatitis kronik dengan reaktivasi, IgM anti-hbc tidak dapat dipakai untuk membedakan hepatitis akut dengan kronik secara mutlak. 4. HBeAg Suatu protein nonstruktural dari VHB yang disekresikan kedalam darah dan merupakan produk gen precore dan gen core. Positifnya HBeAg merupakan petunjuk adanya replikasi VHB yang tinggi dari seorang individu HbsAg positif. 5. Anti-Hbe Antibodi yang timbul terhadap HBeAg pada infeksi VHB tipe liar. Positifnya menunjukkan bahwa VHB ada dalam fase nonreplikatif. Anti-HBe hilang setelah beberapa bulan atau tahun. 6. DNA VHB Positifnya DNA VHB dalam serum menunjukkan adanya partikel VHB yang utuh dalam tubuh penderita. DNA VHB adalah jumlah virus yang paling peka (viral load). Pengukuran DNA VHB secara kuantitatif memegang peran yang sangat penting untuk menentukan tinggat replikasi VHB, menentukan indikasi terapi antiviral dan menilai hasil terapi (Cahyono, 2009) Diagnosis Evaluasiawal pasien dengan VHB kronis harus mencakup riwayat menyeluruh dan pemeriksaan fisik, dengan penekanan khusus pada faktor-faktor risiko untuk
8 riwayat terinfeksi, penggunaan alkohol, dan riwayat keluarga dari infeksi VHB dan kanker hati. Uji laboratorium harus mencakup penilaian penyakit hati, penanda replikasi VHB, dan tes untuk koinfeksi denganvhc, VHD, atau HIV pada mereka yang berisiko (Anna et al., 2009). Tabel 2.1. Evaluation of Patients with Chronic HBV Infection Initial evaluation 1. History and physical examination 2. Family History of liver disease, HCC 3. Laboratory tests to assess liver disease complete blood counts with platelets, hepatic panel, and prothrombin time 4. Tests for VHB replication HBeAg/anti-HBe, VHB DNA 5. Tests to rule out viral coinfections anti-vhc, anti-vhd (in persons fromcountries where VHD infection is common and in those with history of injection drug use), and anti-hiv in those at risk 6. Tests to screen for HCC AFP at baseline and, in high risk patients, ultrasound 7. Consider liver biopsy to grade and stage liver disease - for patients who meet criteria for chronic hepatitis (Sumber asli: Anna dkk, 2009) Diagnosis infeksi hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan VHB DNA (Suharjo, 2006) Hepatitis B kronik mempunyai gambaran klinis yang bervariasi. Pada beberapa kasus tidak didapatkan keluhan maupun gejala, dan pemeriksaan fungsi hati normal. Namun sebagian lagi didapatkan hepatomegali bahkan splenomegali atau tanda- tanda penyakit hati kronis lainnya, seperti eritema palmaris dan spider nevi. Ditemukan kenaikan konsentrasi ALT (Alanine aminotransferase) walaupun tidak selalu didapatkan (Soemohardjo,2009).
9 Peningkatan aminotransferase selama hepatitis B akut bervariasi dari / kenaikan moderat ringan 3 - sampai 10 kali lipat peningkatan mencolok dari > 100 kali lipat.yang terakhir ini tidak selalu berarti prognosis yang buruk.konsentrasi ALT biasanya lebih tinggi dari aspartate aminotransferase (AST) konsentrasi.konsentrasi bilirubin meningkat pada kebanyakan pasien dengan infeksi HBV akut.ikterus klinis bermanifestasi pada 50% orang dewasa dengan konsentrasi bilirubin dari > 51,3 umol / L (3,0 mg / dl).konsentrasi hingga 513 umol / L (30,0 mg / dl) dapat terjadi.sedikit kenaikan alkaline phosphatase juga terlihat.pada pasien yang dapat berkembang menjadi gagal hati fulminan, penurunan cepat dalam ALT dan AST dapat menyesatkan satu ke menyimpulkan bahwa infeksi hati yang menyelesaikan padahal hilangnya hepatosit terjadi.kenaikan berkelanjutan dalam konsentrasi aminotransferase untuk > 6 bulan dianggap sebagai indikasi hepatitis kronis (Gitlin, 2011). Manifestasi klinis hepatitis B kronik secara sederhana dikelompokkan menjadi 2 yaitu: 1. Hepatitis B kronik aktif. Dimana HBsAg positif dengan DNA VHB lebih dari 10 5 kopi/ml, dan didapatkan kenaikan konsentrasi ALT. Menurut status HBeAg pasien dikelempokkan menjadi hepatitis B kronik HBeAg positif dan hepatitis B kronik HBeAg negatif. 2. Hepatitis B kronik inaktif. HBsAg positif, DNA VHB rendah yaitu kurang dari 10 5 kopi/ml, dan konsentrasi ALT noral dan tidak ada didapati keluhan. Pada hepatitis B kronik inaktif sulit dibedakan antara hepatitis B kronik HBeAg negatif dengan VHB inaktif (Soemohardjo,2009). Tabel 2.2. Kriteria Diagnosis Infeksi VHB
10 Kriteria Diagnosis Infeksi VHB Hepatitis B Kronik 1. HBsAg seropositif > 6 bulan 2. DNA VHB serum > IU/mL (nilai yang lebih rendah IU/mL ditemukan pada HBeAg negatif) 3. Peningkatan ALT yang presisten maupun intermiten 4. Biopsi hati yang menunjukkan hepatitis kronik dengan derajat nekroinflamasi sedang sampai berat Pengidap Inaktif 1. HBsAg seropositif > 6 bulan 2. HBeAg (-), anti HBe (+) 3. ALT serum dalam batas normal 4. DNA VHB < IU/mL 5. Biopsi hati yang tidak menunjukkan inflamasi yang dominan Resolved Hepatitis Infection 1. Riwayat infeksi Hepatitis B, atau adanya anti-hbc dalam darah 2. HBsAg (-) 3. DNA VHB serum yang tidak terdeteksi 4. ALT serum dalam batas normal (Sumber asli: PPHI, 2012) 2.8. Vaksin Hepatitis Cara terbaik untuk mencegah hepatitis B adalah dengan mendapatkan vaksin hepatitis B. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif dan biasanya diberikan 3-4 suntikan selama 6 bulan. Semua anak harus mendapatkan vaksin hepatitis B pada saat lahir dan menyelesaikan vaksin hingga usia 6-18 bulan. Vaksin dianjurkan untuk semua bayi sehingga mereka akan terhindar dari penyakit serius. Bayi dan anak- anak berada pada resiko yang lebih besar untuk
11 mengembangkan hepatitis B akut menjadi infeksi hepatitis B kronis, namun vaksin mampu mencegahnya. Pemberian vaksin hepatitis B menunjukkan perlindungan terhadap infeksi hepatitis B akut dan kronis, gejala berlangsung selama 22 tahun (Sarah dkk, 2013). Saat ini dikenal 3 type vaksin yaitu (Lubis, 2004): 1. Human Plasma Derived Vaksin ini berasal dari plasma. Dalam pemberiannya tidak ditemukan efek samping yang berarti. 2. Recombinant DNA recombinan vaccine, merupakan HBsAg yang dimurnikan dimana komposisinya sama dengan human plasma derived yang berasal dari plasma. 3. Polypeptide Vaksin ini masih dalam tahap ekperimental dan penggunaannya belum ditetapkan. Semua anak- anak dan remaja yang berusia kurang dari 18 tahun dan belum divaksinasi sebelumnya harus divaksin jika mereka tinggal di negara-negara dimana ada endemisitas rendah atau menengah. Kelompok berisiko tingga dapat memperoleh infeksi dan mereka juga harus divaksinasi. Mereka termasuk (WHO, 2013): Orang yang sering membutuhkan donor darah atau pasien dialisis. Penerima transplantasi organ padat. Orang magang di penjara Pengguna narkoba Rumah tangga dan kontak seksual orang dengan infeksi VHB kronis. Orang dengan beberapa mitra seksual, serta petugas kesehatan dan orang lain yang mungkin terkena darah dan produk darah melalui pekerjaan mereka. Wisatawan yang belum menyelesaikan seri vaksinasi hepatitis B mereka harus ditawarkan vaksin sebelum berangkat ke daerah endemis Penularan Hepatitis B
12 Ada 2 cara penularan infeksi VHB yaitu penularan secara horizontal (dari pengidap hepatitis kepada individu yang masih rentan) dan secara vertikal (ibu hamil kepada bayi) (Soemohardjo, 2008) Penularan Secara Horizontal Dapat melalui kulit ataupun selaput lendir a. Melalui Kulit Penularan melalui kulita bisa disebabkan oleh karena adanya tusukan yang jelas (penularan (parenteral), misalnya suntikan, transfusi darah, tatto atau pemberian produk yang berasal dari darah. Ada pula yang disebabkan tanpa tusukan yang jelas, misalnya bahan infektif melalui goresan dan radang pada kulit. b. Melalui Selaput Lendir Selaput lendir yang diduga manjadi jalan masuk VHB kedalam tubuh adalah selaput lendir mulut, hidung, mata dan kelamin. Penularan melalui selaput lendir mulut dapat terjadi pada mereka yang sariawan maupun selaput lendir mulut terluka. Melalui selaput lendir kelamin dapat terjadi akibat hubungan seksual dengan pasangan yang mengandung HBsAg positif yang bersifat infeksius (Ali, 1995) Secara Vertikal Terjadi pada masa sebelum kelahiran maupun prenatal, selama persalinan atau perinatal dan setela persalinan atau postnatal. Bayi yang tertular VHB secara vertikal mendapat penularan pada masa perinatal yaitu saat proses persalinan (Ali, 1995) Penatalaksanaan Hepatitis B Kronik Tujuan pengobatan VHB ini adalah untuk mencehag atau menghentikan radang hati (liver injury) dengan menekan replikasi virus atau menghilangkan injeksi. Titik akhir dalam pengobatan hepatitis B adalah hilangnya bertanda replikasi virus yang aktif secara menetep (Sudoyo, 2006). Tidak semua pasien dengan infeksi VHB kronis perlumendapatkan terapi antiviral. Pemberian antiviral pada pasien hepatitis kronis tanpa pertimbangan
13 yang benar hanya akan merugikan pasien, baik dari aspek biaya, keberhasilan terapi, dan resiko resistensi obat (Cahyono, 2008). Banyak obat antiviral yang telah dicoba untuk mengobati hepatitis B tapi belum ada yang memuaskan. Saat ini yang dianggap paling baik hasil adalah interferon dan lamivudin. Interferon, diberikan secara intensif 3 kali seminggu. Lamanya minimal 4-6 bulan. Keberhasilannya 40%-50%. Efek sampingnya mengganggu dan harganya sangat mahal. Ada jenis interferon kerja panjang yang bisa diberikan cukup 1 kali seminggu, yaitu Peggylated Interferon. Lamivudin, diberikan per oral, efek sampingnya sedikit. Diberikan bersama dengan interferon atau dosis tunggal (Hilman dkk, 2010). Tabel 2.3 Rekomendasi Terapi Hepatitis B HBeAg HBV DNA ALT Strategi Pengobatan (>10 5 copies/ml) x ULN Efikasi terhadap terapi rendah Observasi, terapi bila ALT meningkat + + > 2x ULN -Mulai terapi dengan : interferon alfa, lamivudin atau adefovir -End point terapi : serokonversi HBeAg dan timbulnya anti HBe Durasi terapi : i)interferon selama 16 minggu ii)lamivudin minimal 1 tahun, lanjutkan 3-6 bulan setelah terjadi serokonversi HBeAg iii)adefovir minimal 1 tahun
14 -Bila tidak memberikan respon/ada kontraindikasi, interferon diganti lamivudin / adefovir -Bila resisten terhadap lamivudin, berikan adefovir - + >2x ULN -Mulai terapi dengan : interferon alfa, lamivudin atau adefovir. Interferon atau adefovir dipilih mengingat kebutuhan perlunya terapi jangka panjang -End point terapi : normalisasi kadar ALT dan HBV DNA (pemeriksaan PCR) tidak terdeteksi -Durasi terapi : Interferon selama satu tahun Lamivudin selama > 1 tahun Adefovir selama > 1 tahun -Bila tidak memberikan respon/ ada kontraindikasi interferon diganti lamivudin / adefovir -Bila resisten terhadap lamivudin, berikan adefovir >2x ULN Tidak Perlu Terapi +/- terdeteksi Sirosis Hati -Terkompensasi : lamivudin atau adefovir -Dekompensasi : lamivudin (atau adefovir), interferon kontraindikasi, transplantasi hati
15 +/- Tidak terdektsi Sirosis Hati -Terkompensasi : observasi -Dekompensasi : rujuk ke pusat transplantasi hati (Sumber diterjemahkan: Lok, McMahon, 2009)
16 Gambar 2.3 Algoritma Penatalaksanaan Hepatitis B Kronik (Sumber asli: Anna dkk,2009)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hepatitis 2.1.1. Definisi Hepatitis virus adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Dikatakan akut apabila inflamasi (radang) hati akibat infeksi virus hepatitis yang berlangsung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hati Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat rata-rata 1500 gram pada badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi sangat kompleks yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B terdistribusi di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B terdistribusi di seluruh dunia. Penderita infeksi hepatitis B diperkirakan berjumlah lebih dari 2 milyar orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat disebabkan oleh infeksi virus. Telah ditemukan lima kategori virus yang menjadi agen
Lebih terperinciVIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
1 VIRUS HEPATITIS B Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage Oleh AROBIYANA G0C015009 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNUVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) yang dapat menyebabkan penyakit akut maupun kronis (WHO, 2015). Penularan hepatitis virus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.A. Latar Belakang. Hepatitis B merupakan penyakit infeksi menular. berbahaya yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB).
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Hepatitis B merupakan penyakit infeksi menular berbahaya yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB). Virus ini menginfeksi melalui cairan tubuh manusia secara akut
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Hepatitis B 2.1.1 Definisi Virus hepatitis adalah gangguan hati yang paling umum dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia.(krasteya et al, 2008) Hepatitis B adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.
BAB I PENDAHULUAN Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring
Lebih terperinciHepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini
Hepatitis Virus Oleh Dedeh Suhartini Fungsi Hati 1. Pembentukan dan ekskresi empedu. 2. Metabolisme pigmen empedu. 3. Metabolisme protein. 4. Metabolisme lemak. 5. Penyimpanan vitamin dan mineral. 6. Metabolisme
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. VHB (Virus Hepatitis B) termasuk dalam anggota famili Hepadnavirus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hepatitis B VHB (Virus Hepatitis B) termasuk dalam anggota famili Hepadnavirus yang memiliki 3 jenis antigen spesifik yaitu HBsAg, HBeAg dan HBcAg. Protein pada selubung virus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah. kesehatan global, terutama pada daerah berkembang.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah kesehatan global, terutama pada daerah berkembang. Sepertiga dari populasi dunia atau lebih dari dua miliar orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan terdapatnya peradangan pada organ tubuh yaitu hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya
Lebih terperinciHEPATITIS FUNGSI HATI
HEPATITIS Hepatitis adalah istilah umum untuk pembengkakan (peradangan) hati (hepa dalam bahasa Yunani berarti hati, dan itis berarti pembengkakan). Banyak hal yang dapat membuat hati Anda bengkak, termasuk:
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sikap Sikap merupakan suatu respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penanganan serius, dilihat dari tingginya prevalensi kasus dan komplikasi kronis
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hepatitis B merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang perlu penanganan serius, dilihat dari tingginya prevalensi kasus dan komplikasi kronis penyakit yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan masalah utama pada beberapa negara dan berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hepatitis B 2.1.1 Etiologi Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). HBV merupakan famili Hepanadviridae yang dapat menginfeksi manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dibatasi pada pemeriksaan HBsAg strip test pada perawat di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 8,98 juta kasus hepatitis di Asia dengan kematian sekitar 585.800 kematian (WHO, 2011.b). Di Asia Tenggara ditemukan kejadian hepatitis B sekitar 1.380.000
Lebih terperinciMengenal Hepatitis C dan B. Buklet ini ditujukan untuk masyarakat agar lebih mengetahui informasi seputar Hepatitis C dan B.
Mengenal Hepatitis C dan B Buklet ini ditujukan untuk masyarakat agar lebih mengetahui informasi seputar Hepatitis C dan B. 1 3 Pengantar H E P A T I T I S C 4 5 5 5 6 7 8 10 11 13 14 14 15 15 16 16 17
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Insiden penyakit ini masih relatif tinggi di Indonesia dan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hepatitis virus masih menjadi masalah serius di beberapa negara. Insiden penyakit ini masih relatif tinggi di Indonesia dan merupakan masalah kesehatan di beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.A. Latar Belakang. Infeksi hepatitis B merupakan penyakit infeksi yang. masih menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Infeksi hepatitis B merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hepatitis B 2.1.1. Definisi Hepatitis B merupakan penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh VHB. Hepatitis B yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis B akut
Lebih terperinciHepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis
Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus yang dapat. menyebabkan infeksi kronis pada penderitanya (Brooks et
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus yang dapat menyebabkan infeksi kronis pada penderitanya (Brooks et al., 2008). Virus ini telah menginfeksi lebih dari 350 juta
Lebih terperinciEtiology dan Faktor Resiko
Etiology dan Faktor Resiko Fakta Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif Karena
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. infeksi akut maupun kronis. Risiko kronisitas tergantung pada usia saat terjadi infeksi
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Hepatitis B 1,3 Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan infeksi akut maupun kronis. Risiko kronisitas tergantung pada usia saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang. paling sering disebabkan oleh infeksi virus.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang paling sering disebabkan oleh infeksi virus. Secara khusus hepatitis B yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) dapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Hepatitis B 2.1.1. Pengertian Hepatitis merupakan suatu proses peradangan (infeksi) pada jaringan hati yang memberikan gambaran klinis yang khas, dan dapat disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. fosfolipid dan asam asetoasetat (Amirudin, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hati adalah organ dari sistem pencernaan terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat komplek. Beberapa fungsi
Lebih terperinciImunisasi Hepatitis B Manfaat Dan Kegunaannya Dalam Keluarga
Imunisasi Hepatitis B Manfaat Dan Kegunaannya Dalam Keluarga Chairuddin P. Lubis Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Virus Hepatitis B (HVB) merupakan
Lebih terperinciPenatalaksanaan Hepatitis B Kronik
Penatalaksanaan Hepatitis B Kronik Kiah Hilman, Syarif H.Djajadiredja, Edhiwan Prasetya, Meilianau Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan Hepatitis B masih
Lebih terperinciKAJIAN ILMIAH TEMATIK HARI HEPATITIS SEDUNIA 19 MEI 2016
KAJIAN ILMIAH TEMATIK HARI HEPATITIS SEDUNIA 19 MEI 2016 EPIDEMIOLOGI HEPATITIS Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dan Hepatitis A, B,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH. Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan salah. satu masalah kesehatan utama dengan tingkat morbiditas
1 BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia meskipun vaksin
Lebih terperinciKonsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B di Indonesia
Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B di Indonesia Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) 2012 x+56 Halaman 15 x 23 cm ISBN 978-602-18991-0-6 Cetakan Kedua Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B (VHB). Termasuk famili Hepadnavirus ditemukan pada cairan tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit peradangan hati akut atau menahun disebabkan oleh virus Hepatitis B (VHB). Termasuk famili Hepadnavirus ditemukan pada cairan tubuh seperti saliva, ASI, cairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepar merupakan organ atau kelenjar terbesar dari tubuh yang berfungsi sebagai pusat metabolisme, hal ini menjadikan fungsi hepar sebagai organ vital. Sel hepar rentan
Lebih terperinciETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B
HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum hepatitis ialah peradangan yang terjadi pada liver atau hati. Istilah hepatitis sendiri berasal dari kata hepa (hati/liver) dan itis (peradangan). Hepatitis
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Hepatitis D
Asuhan Keperawatan Hepatitis D Hepatitis D (sering disebut Hepatitis Delta) adalah suatu peradangan pada sel-sel hati yang disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Virus Hepatitis D (HDV) adalah virus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV). HBV ditemukan pada tahun 1966 oleh Dr. Baruch Blumberg berdasarkan identifikasi Australia antigen yang sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hepatitis adalah inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan. kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hepatitis adalah inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas (Baughman, 2000). Hepatitis merupakan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit akut, kronis dan juga kematian. Virus ini ditularkan melalui kontak dengan
Lebih terperinciHepatitis C: Bom Waktu didalam Hati
Hepatitis C: Bom Waktu didalam Hati Apa hati itu? Hati adalah organ terbesar dalam tubuh manusia. Berat sekitar 1,5-3 kg pada orang dewasa. Apa saja fungsi hati? Membuat bahan yang diperlukan tubuh u/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi hepatitis B merupakan masalah global, diperkirakan 6% atau 387 juta dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et al., 2008).
Lebih terperinciPEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA
PEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA Oleh : Ni Made Meilani Dewasa ini, hepatitis menjadi suatu permasalahan global, utamanya hepatitis B.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kronik dan termasuk penyakit hati yang paling berbahaya dibandingkan dengan. menularkan kepada orang lain (Misnadiarly, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatits B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang termasuk virus DNA, yang menyebakan nekrosis hepatoseluler dan peradangan (WHO, 2015). Penyakit Hepatitis B
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), Virus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati atau infeksi pada hati yang disebabkan oleh bermacam-macam virus. Telah ditemukan 6 atau 7 kategori virus yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan,
Lebih terperinciPengobatan Terkini Hepatitis Kronik B dan C
Pengobatan Terkini Hepatitis Kronik B dan C Rino A Gani, Dr, SpPD-KGEH Divisi Hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSUPN Cipto Mangunkusumo RS. Internasional Bintaro Jl. MH Thamrin No.1 Sektor 7,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Drug Induced Liver Injury Tubuh manusia secara konstan dan terus menerus selalu menerima zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hati adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia yang memiliki peran dalam proses penyimpanan energi, pembentukan protein, pembentukan asam empedu, pengaturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam, mulai dari virus, bakteri, jamur, parasit sampai dengan obat-obatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hepatitis merupakan infeksi yang dominan menyerang hepar atau hati dan kemungkinan adanya kerusakan sel-sel hepar. Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, dengan berat 1.200-1.500 gram. Pada orang dewasa ± 1/50 dari berat badannya sedangkan pada bayi ± 1/18 dari berat
Lebih terperinciPREVALENSI DAN HUBUNGAN ANTARA TERJADINYA INFEKSI VIRUS HEPATITIS B PADA IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN PERILAKU BERISIKO IBU DI BALI
ABSTRAK PREVALENSI DAN HUBUNGAN ANTARA TERJADINYA INFEKSI VIRUS HEPATITIS B PADA IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN PERILAKU BERISIKO IBU DI BALI Infeksi virus hepatitis B (VHB) di Indonesia
Lebih terperinciHepatology. dr. Prasetio Kirmawanto, M. Kes
Hepatology dr. Prasetio Kirmawanto, M. Kes Definisi Hepatologi adalah cabang kedokteran berkaitan dengan studi, pencegahan, diagnosis dan manajemen penyakit yang mempengaruhi hati, kandung empedu, cabang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hati merupakan suatu penyakit yang memiliki penyebaran di seluruh dunia. Individu yang terkena sangat sering tidak menunjukkan gejala untuk jangka waktu panjang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH, LDH.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit hati (liver) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Kerusakan atau
Lebih terperinciAPLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI
APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI Aplikasi Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas suatu organisme dengan memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
Lebih terperinciHepatitis Marker. oleh. dr.ricke L SpPK(K)/
Hepatitis Marker oleh dr.ozar Sanuddin SpPK(K)/ dr.ozar Sanuddin SpPK(K)/ dr.ricke L SpPK(K)/ Hepatitis Marker Adalah suatu antigen asing a antibodi spesifik thdp antigen tsb. Penanda adanya infeksi, kekebalan
Lebih terperinciBAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). 10,11 Virus ini akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Infeksi virus hepatitis B (VHB) masih merupakan. masalah kesehatan pokok dengan tingkat morbiditas dan
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Infeksi virus hepatitis B (VHB) masih merupakan masalah kesehatan pokok dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi di dunia meskipun vaksin dan pengobatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Virus hepatitis B (VHB) merupakan penyebab infeksi. hepatitis B yang masih menjadi masalah kesehatan global
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Virus hepatitis B (VHB) merupakan penyebab infeksi hepatitis B yang masih menjadi masalah kesehatan global dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi.hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENYAKIT HEPATITIS B 1. Pengertian Hepatitis. Hepatitis B atau yang sering disebut penyakit kuning adalah infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati dan
Lebih terperinciPenanganan HBV dan HCV sebagai Koinfeksi HIV
Oleh: Babe, 15 Februari 2007 Saya baru saja ikut Kursus Singkat Nasional Penanganan Hepatitis B dan Hepatitis C, diselenggarakan oleh Sekretariat HIV/AIDS PB IDI sebagai Pra-Pertemuan Nasional HIV-AIDS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Sirosis hati merupakan jalur akhir yang umum untuk histologis berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sirosis hati merupakan jalur akhir yang umum untuk histologis berbagai macam penyakit hati kronik. Istilah sirosis pertama kali diperkenalkan oleh Laennec
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hepatitis B 2.1.1 Definisi Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak dari hepatitis akut yang berhubungan dengan virus pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi virus Hepatitis B (HBV) yang pertama kali ditemukan pada tahun 1996, telah terjadi pada lebih dari 350 juta penduduk di seluruh dunia. Infeksi HBV saat ini merupakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN HEPATITIS VIRUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN HEPATITIS VIRUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Hepatitis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan sebagai penyebab utama terjadinya kesakitan dan kematian, serta tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh
Lebih terperinciPerencanaan Program Kesehatan: na i lisis M asa h a Kesehatan Tujuan Metode
Perencanaan Program Kesehatan: Analisis i Masalah Kesehatan Bintari Dwihardiani 1 Tujuan Menganalisis masalah kesehatan secara rasional dan sistematik Mengidentifikasi aktivitas dan strategi yang relevan
Lebih terperinciHepatitis Virus dan HIV spiritia
SERI BUKU KECIL Hepatitis Virus dan HIV spiritia Hepatitis Virus dan HIV Hepatitis Virus dan HIV Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari Viral Hepatitis and HIV, yang ditulis oleh Tim Horn dan
Lebih terperinciANALISIS KADAR ALBUMIN SERUM TERHADAP ASPARTATE TRANSAMINASE
ANALISIS KADAR ALBUMIN SERUM TERHADAP ASPARTATE TRANSAMINASE (AST), ALANIN TRANSAMINASE (ALT) DAN RASIO DE RITIS PADA PASIEN HEPATITIS B DI RSUP SANGLAH, DENPASAR (The Analysis of Serum Albumin Level with
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada hepar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain virus, radikal bebas, maupun autoimun. Salah satu yang banyak dikenal masyarakat adalah
Lebih terperinciABSTRAK. Prevalensi Penularan Virus Hepatitis C pada Skrining Penyumbang Darah. di PMI Kota Bandung antara Tahun 2003 sampai dengan 2006
ABSTRAK Prevalensi Penularan Virus Hepatitis C pada Skrining Penyumbang Darah di PMI Kota Bandung antara Tahun 2003 sampai dengan 2006 Raykendran Arfellia Nawaarta, 2007 Pembimbing : Freddy Tumewu Andries,dr.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Infeksi dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Infeksi dengue disebabkan oleh virus DEN 1,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya eritropoiesis inefektif dan hemolisis eritrosit yang mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada talasemia mayor (TM), 1,2 sehingga diperlukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Gejala umumnya muncul 10 hingga
Lebih terperinciKanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?
Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopticus.
Lebih terperinciSEXUALLY TRANSMITTED HEPATITIS B
SEXUALLY TRANSMITTED HEPATITIS B Penyaji: dr.ramona Dumasari Lubis,SpKK NIP.132 308 599 DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008 1 PENDAHULUAN Hepatitis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hepatitis Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya.virus hepatitis, sebagai penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah (PMI,2011). Transfusi
Lebih terperinci6. Untuk donor wanita : apakah anda saat ini sedang hamil? Jika Ya, kehamilan keberapa?...
PETUNJUK ANAMNESA CALON PENDO Apakah anda : 1. Merasa sehat pada hari ini? 2. Sedang minum antibiotik? 3. Sedang minum obat lain untuk infeksi? Dalam waktu 48 Jam terakhir 4. Apakah anda sedang minum Aspirin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan meliputi kemandirian atau kolaboratif dalam merawat individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit atau sehat dengan segala kondisi yang meliputinya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia terinfeksi oleh Virus Hepatitis B (VHB). Diperkirakan juta diantaranya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Hepatitis B merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Lebih dari dua milyar penduduk dunia terinfeksi oleh Virus Hepatitis B (VHB). Diperkirakan 400-450 juta
Lebih terperinciAll About Hepatitis B
Ringkasan Siapa tidak kenal Hepatitis B? Selain ganas dan mudah menular, jumlah kasus dan sumber penularnya pun banyak berkeliaran di sekitar kita. Orangorang dekat, tetangga, atau mungkin diri kita sendiri.
Lebih terperinciPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA KASUS HEPATITIS B NON-KOMPLIKASI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE JANUARI JUNI 2007 SKRIPSI Dikerjakan untuk memenuhi salah satu
Lebih terperinciABSTRAK. (Studi Pustaka)
ABSTRAK (Studi Pustaka) GAMBARAN KLINIS DAN HISTOPATOLOGIS HEPATITIS KRONIS AKIBAT VIRUS HEPATITIS C Sarah Suzanna, 2005. Pembimbing : Freddy Tumewu A.,dr., M.Kes. Hepatitis kronis yang disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hepatitis B adalah salah satu penyakit menular berbahaya yang dapat menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hepatik merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif (Nurdjanah, 2009). Sirosis hepatik merupakan
Lebih terperinciHEPATITIS DR.H.A.HAMID HASAN INTERNA FK.UNMAL
HEPATITIS DR.H.A.HAMID HASAN INTERNA FK.UNMAL PENDAHULUAN VARIASI HEP.VIRUS TERGANTUNG JENIS A,B.C KLINIS TERGANTUNG RINGAN-BERAT DARI TIPIKAL S/D ATIPIK HEPATITIS VIRAL AKUT : 1. BENTUK KHAS / SIMPTOMATIK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hepatitis B 2.1.1 Definisi dan Etiologi Hepatitis B merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus hepatitis B merupakan
Lebih terperinciHEPATITIS A. Maretta Putri Ardenari / C Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008 HEPATITIS A ALIAS SAKIT KUNING
Maretta Putri Ardenari 078114104 / C Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008 HEPATITIS A HEPATITIS A ALIAS SAKIT KUNING Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis
Lebih terperinciKanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap
Lebih terperinci