STUDI PENGEMBANGAN PANTAI WISATA MARUNDA JAKARTA TESIS ARIF FAIZAL RITONGA NIM :

Transkripsi

1 STUDI PENGEMBANGAN PANTAI WISATA MARUNDA JAKARTA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : ARIF FAIZAL RITONGA NIM : Program Magister PSDA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005

2 STUDI PENGEMBANGAN PANTAI WISATA MARUNDA JAKARTA Oleh ARIF FAIZAL RITONGA NIM : Program Magister PSDA Institut Teknologi Bandung Menyetujui Pembimbing Tanggal (Dr. Ir. H. Sri Legowo)

3 ABSTRAK STUDI PENGEMBANGAN PANTAI MARUNDA JAKARTA Oleh ARIF FAIZAL RITONGA NIM : Sedimen merupakan faktor terpenting penyebab perubahan garis pantai, untuk mengembalikan Pantai Marunda ke kondisi awal yang dahulu banyak dikunjungi para wisata kembali dibutuhkan adanya pembuatan groin yang tegak lurus pantai agar dapat menangkap pasir. Sedimen bergerak sepanjang surfzone yaitu mulai dari gelombang pecah sampai dengan pantai, disebabkan karena adanya arus sejajar pantai (Longshore Current). Arus sejajar pantai terjadi karena adanya gelombang yang datang dari laut dalam membentuk sudut terhadap normal garis pantai. Pantai Marunda merupakan lokasi studi mempunyai panjang garis pantai sekitar ± 2,3 km. Sedimen yang ada berupa pasir halus yang mempunyai komposisi pasir diatas 80% dan sisanya adalah lumpur, dengan kemiringan pantai sangat landai yaitu 1 : 60, sehingga lebar surfzone adalah sekitar 260 m. Angin dominan bertiup dari arah timur laut, sehingga gelombang dominan yang terjadi berasal dari arah barat laut. Perhitungan sedimen yang digunakan adalah metode fluks energi dan hasil dari perhitungan tersebut adalah debit sedimen yang terjadi sebesar m 3 /tahun, sedangkan untuk mengembalikan Pantai Marunda menjadi pantai wisata kembali diperlukan suatu simulasi metode penghitungan perubahan garis pantai dengan Simulasi Metode Pelnard Considere dan Metode Hsu, dari hasil kedua metode tersebut menunjukkan bahwa perubahan garis pantai dengan memakai satu groin pada pantai akan penuh setelah 1,7 tahun dengan panjang groin 200 m, sedangkan apabila dengan memakai dua groin garis pantai akan maju minimal 20 m yaitu pada Lk1 akan maju 45 m dan 165 m pada Lk2, dan didapat luas area pantai sebesar m 2, jarak groin Lk1 danlk2 adalah 800 meter. Kata kunci : sedimen, groin, arus sejajar pantai i

4 ABSTRACT A STUDY OF THE DEVELOPING OF MARUNDA TOURISM BEACH IN JAKARTA By ARIF FAIZAL RITONGA NIM : Sediment is the most important factor for coastline change. In order to return Marunda beach into its first condition, Which was formerly visited by many people, it is needed a construction of groin placed vertically to the beach to catch the sand. The sediment moves along surf zone that is from broken wave to the beach, which is due to long shore current. The long shore current is due to the wave coming from the deep sea and forming an angle to the normal of coastline. Marunda beach is the object of this study, which has the length of coastline for more or less 2.3 km. The sediment consists of fine sand which composition above 80% with residual sludge. It has a sloping angle of 1 : 60 and surf zone of more or less 260 m. The dominant wind comes from northeast so that the dominant wave comes from northwest. In analyzing the sediment, it is used the energy fluctuation method. The result shows that the sediment discharge is m 3 /year. In order to return Marunda beach into its first condition, it is needed a simulation of analyzing method of coastline change that is the simulation of Pelnard Considere and Hsu method. From both analyzing method, it shows that the coastline will be full after 1.7 year only by using a 200 meter long groin. However, if two groins are used, the coastline will add for at least 20 m, Lk1 will add for 45 m and Lk2 will add for 165 m. The beach area is m 2, and the distance of Lk2 groin from Lk1 groin is 800 m. Kata kunci : sediment, groin, longshore current ii

5 PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin DirekturProgram Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. iii

6 Dipersembahkan kepada orang tua dan istriku tercinta Indriasari Putraku : Rafi Achmad Fauzi Ya Allah berilah kepada keluarga kami cintamu, Cinta orang-orang yang mencintaimu, dan segala yang membuat kami dekat kepada cintamu. iv

7 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT serta salawat dan salam tak lupa tercurah kepada Rosullullah SAW, yang telah melimpahkan Rakhmat dan Innayahnya sehingga penulisan tesis dengan judul Studi Pengembangan Pantai Marunda, Jakarta ini dapat diselesaikan. Penulisan tesis ini untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah Tesis, pada Program Magister Pengembangan Sumber Daya Air Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Band ung. Dalam penulisan ini, kami menyadari bahwa keberhasilan dalam meyelesaikan tesis ini tidak berdiri sendiri dan merupakan kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini ijinkanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya, kepada yang terhormat : 1. Bapak Dr. Ir. H. Sri Legowo, selaku dosen pembimbing dan penguji sekaligus Wakil Ketua Program Magister PSDA yang telah memberikan bantuan materi tesis maupun waktu untuk membimbing penulis. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Hang Tuah Salim, M.Oce, selaku Ketua Program Magister Pengembangan Sumber Daya Air. 3. Bapak Ir. Djumpono, M.Eng, selaku Kepala Balai Kerjasama Pendidikan Magister PSDA beserta stafnya yang telah banyak membantu baik moril maupun materiil. 4. Bapak Dr. Ir. Syamsudin, Dipl. HE selaku penguji. 5. Bapak Ir. Sumadji, MT selaku penguji. 6. Seluruh staf dosen dan administrasi pada Program Magister PSDA di ITB. 7. Kedua orang tua saya yang tercinta, Bapak H. Arifin Ritonga, Bsc, Mama Maryati, Nenek Muredeh, Tante saya Mariyam serta Ibu mertua di Surabaya yang telah banyak memberi dorongan dan doanya. v

8 8. Istriku tercinta Indriasari, Anakku Rafi Achmad Fauzi yang telah berkorban dengan penuh kesabaran, ridho dan ikhlas berpisah sementara menanti keberhasilanku. 9. Seluruh rekan-rekan yang senasib dan seperjuangan yang telah membantu baik secara moril dan materil kepada penulis. 10. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dalam penulisan tesis ini yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga tesis ini dapat bermanfaat, penulis sadar dalam penulisan ini masih banyak di temui berbagai kekurangan, demi penyempurnaan lebih lanjut, masukan, saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Bandung, Juni 2005 Penulis vi

9 DAFTAR ISI ABSTRAK i ABSTRACT ii PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS iii UCAPAN TERIMA KASIH iv DAFTAR ISI vii DAFTAR LAMPIRAN x DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xiii Bab I Pendahuluan Gambaran Umum Tujuan Ruang Lingkup Studi... 5 Bab II Tinjauan Pustaka Perhitungan Fetch Effektif Hindcasting Gelombang Distribusi Kecepatan Angin Data Angin Perkiraan Gelombang Dengan Perioda Ulang Gelombang Gelombang Pecah Pasang Surut Kurva Pasang Surut Beberapa Tipe Pasang Surut Definisi Elevasi Muka Air Peramalan Pasang Surut Arus Sejajar Pantai Permodelan Perubahan Garis Pantai vii

10 2.6 Angkutan Sedimen Sejajar Pantai Metoda CERC Metoda Fluks Energi Angkutan Sedimen Tegak Lurus Pantai Garis Pantai Stabil Parabolik Garis Pantai Stabil Logaritmik Spiral Garis Pantai Pelnard Considere Persamaan Perubahan Garis Pantai Secara Eksplisit Groin Stabilitas Batu Lapis Pelindung Dimensi Pemecah Gelombang Sisi Miring Bab III Pelaksanaan Studi Kompilasi Data Kondisi Lokasi Angin Panjang Fetch Gelombang Sedimen Pasang Surut Perhitungan Gelombang Ekstrim Gelombang Pecah Elevasi Pasang Surut Acuan Angkutan Sedimen Litoral Perubahan Garis Pantai Perubahan Garia Pantai Kondisi Eksisting Perubahan Garis Pantai Metoda Pelnard Considere Perubahan Garis Pantai Parabolik Bangunan Pelindung Pantai Penentuan Berat Lapisan Groin viii

11 3.4.2 Tebal Lapisan Groin Lebar Puncak Groin Bab IV Pembahasan Lokasi Angin Fetch Gelombang Gelombang Pecah Pasang Surut Perubahan Garis Pantai Perubahan Garis Pantai Metoda Pelnard Considere Perubahan Garis Pantai Parabolik Bangunan Pelindung Pantai Bab V Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA...88 ix

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Kemiringan lokasi studi pantai marunda Lampiran B Hincasting gelombang pantai marunda tahun Lampiran C Foto lokasi studi tahun Lampiran D Foto lokasi studi tahun x

13 DAFTAR GAMBAR I.1 Peta lokasi Pulau Jawa... 2 I.2 Peta lokasi Tanjaung Priok... 3 I.3 Peta lokasi Pantai Marunda... 4 II.1 Bagan alir hincasting gelombang... 7 II.2 Hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat... 8 II.3 Distribusi vertikal kecepatan angin... 9 II.4 Sketsa perambatan gelombang II.5 Grafik penentuan kedalaman pada gelombang II.6 Kurva pasang surut II.7 Sketsa model pasut II.8 Arus didekat pantai II.9 Sketsa angkutan sedimen sejajar pantai II.10 Angkutan sedimen tegak lurus pantai II.11.a Garis stabil akibat 1 headland II.11.b Garis stabil akibat 2 headland II.12 Grafik hubungan antara R/R o dan ß II.13 Sketsa definisi logaritmik spiral II.14 Hubungan α dan ß untuk menghitung kecepatan arus sejajar pantai II.15 Groin tunggal dan perubahan garis pantai baru II.16 Seri groin dan perubahan garis pantai baru II.17 Beberapa tipe groin II.18 Runup gelombang II.19 Grafik runup gelombang II.20 Pemecah gelombang sisi miring dengan serangan gelombang pada pada kedua sisi III.1 Wind rose wilayah pantai marunda III.2 Pengukuran panjang fetch III.3 Pengukuran panjang ftch arah utara xi

14 III.4 Pengukuran panjang fetch arah timur laut III.5 Pengukuran panjang fetch arah timur III.6 Pengukuran panjang fetch arah barat III.7 Pengukuran panjang fetch arah barat laut III.8 Wave rose pantai marunda III.9 Grafik perbandingan pasang surut hasil pengukuran dan peramalan III.10 Grafik hubungan Hs vs Tp III.11 Hubungan antara kedalaman, Tinggi dan sudut datang gelombang III.12 Segmen untuk perhitungan garis pantai marunda III.13 Perubahan garis pantai setelah 10 tahun terhadap sb-x III.14 Perubahan garis pantai setelah 5 tahun terhadap sb-x III.15 Perubahan garis pantai setelah 10 tahun terhadap kondisi asli III.16 Profil perubahan garis pantai metode Pernald Considere III.17 Profil perubahan garis pantai parabolik metode Hsu III.18 Potongan melintang Groin xii

15 DAFTAR TABEL II.1 Klasifikasi gelombang terhadap Kedalaman II.2 Parameter Perubahan Garis Pantai II.3 Hubungan Antara t/t L dan S N /S II.4 Koefisien stabilitas K D untuk berbagai jenis butir II.3 Koefisien lapis pelindung III.1 Kondisi Angin Perairan Marunda III.2 Perhitungan Panjang Fetch III.3 Fetch Effektif III.4 Distribusi Gelombang Maksimum III.5 Kondisi Gelombang Perairan Marunda III.6 Tinggi Gelombang Ekstrim Arah Utara Untuk Perioda Ulang T III.7 Tinggi Gelombang Ekstrim Arah Timur Laut Untuk Perioda Ulang T III.8 Tinggi Gelombang Ekstrim Arah Timur Untuk Perioda Ulang T III.9 Tinggi Gelombang Ekstrim Arah Barat Untuk Perioda Ulang T III.10 Tinggi Gelombang Ekstrim Arah Barat Laut Untuk Perioda Ulang T III.11 Tinggi dan Perioda Gelombang Signifikan III.12 Perhitungan Tinggi, Kedalaman dan Arah Gelombang Pecah III.13 Hasil Perhitungan Tinggi, Kedalaman dan Arah Gelombang Pecah III.14 Perhitungan Perubahan Garis Pantai metode Pelnard Considere III.15 Perhitungan Garis Pantai Stabil Parabolik xiii

16 Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 1. Angin yang merupakan penggerak utama dari gelombang, dominan berasal dari arah timur yaitu sebesar 12.45%. Gelombang yang terjadi berasal dari 5 arah yaitu Utara, Timur Laut, Timur, Barat dan Barat Laut. Hal itu dikarenakan arah fetch yang merupakan daerah pembentukan gelombang berasal dari 5 arah tersebut. Fetch paling panjang adalah arah Barat Laut yaitu km. Gelombang yang sering terjadi berasal dari arah timur laut, tetapi gelombang terbesar brasal dari arah barat laut. Gelombang yang terbesar mempunyai tinggi gelombang m dan perioda gelombang sebesar detik. 2. Perubahan garis pantai dipengaruhi oleh angkutan sedimen litoral. Angkutan sedimen litoral Pantai Marunda berada di sepanjang surfzone. Surfzone berada antara garis pantai dan garis gelombang pecah. Gelombang pecah Pantai Marunda mulai terjadi pada kedalaman 4.16 m dengan tinggi gelombang 3.24 m dan membentuk sudut Pantai Marunda mempunyai kelandaian 1:60, sehingga lebar surfzone adalah sekitar 260 m. Angkutan sedimen litoral yang berada disepanjang surfzone adalah m 3 /tahun. 3. Pantai Marunda kondisi asli tanpa revetment mengalami erosi sebesar 13 m/tahun. Untuk mencegah erosi tersebut, maka dibangunlah revetment sepanjang ±2.3 km. Dengan kondisi tersebut maka garis pantai tidak akan berubah. 4. Untuk mengembalikan Pantai Marunda menjadi pantai wisata kembali, dibutuhkan adanya pembuatan groin yang tegak lurus pantai agar dapat menangkap pasir. Dari analisa perubahan garis pantai dengan 1 groin, akan terjadi sedimentasi sebelah barat, tetapi arah timur akan mengalami pengkikisan lapisan dasar pantai. Cara menanggulangi hal tersebut adalah dengan menggeser groin kedua sejauh 50 m dari titik erosi terakhir. Groin dengan panjang 200 m akan penuh dalam kurun waktu 1,7 tahun. 86

17 5. Perubahan garis pantai dengan menggunakan 2 groin akan menghasilkan pantai yang tidak mengalami erosi. Pantai tersebut akan maju minimal 20 m untuk penggunaan groin Lk1 dan Lk2 dengan panjang 200 m, jarak groin Lk1 dan Lk2 adalah 800 m. Pada sisi Lk1 garis pantai akan maju 45 m, sedang pada sisi Lk2 garis pantai akan maju 165 m. Luasan pantai yang terjadi adalah m Saran 1. Perubahan garis pantai dengan menggunakan 2 groin akan lebih effektif daripada menggunakan 1 groin. Disarankan Pantai Marunda menggunakan 2 groin. 2. Perlu adanya pengkajian lebih lanjut untuk penggunaan alternatif lain, seperti: Breakwater, Beach Nourishment atau penanaman hutan bakau kembali. 87

18