HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP PELAJARAN

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 1 HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP PELAJARAN GEOGRAFI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI (Pada Siswa Kelas Xi IPS SMA Negeri Se-Surakarta Tahun Tahun 2015/2016) Rosi Elvia 1, Sigit Santosa 2, Herbertus Soegiyanto 3 1 Mahasiswa Program Studi PKLH Minat Utama Pendidikan Geografi 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping Keperluan korespondensi, HP: , ecivia14@gmail.com Abstract: Rosi Elvia. S Relation between Students Attitudes to Geography and their Learning Motivation with the Learning Results (A Study on Grade XI Students of Social Sciences Program at Senior High Schools in Surakarta, Academic Year of 2015/2016). Supervisors: Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd. 2 : Prof. Dr. Soegiyanto, S.U. Thesis: Postgraduate Program, Universitas Sebelas Maret Surakarta This study aimed at identifying 1) the relation between students attitude to Geography with their learning results; 2) the relation between students learning motivation with their learning results; 3) the relation between students attitude to Geography and their learning motivation with the learning results of Grade XI students of Social Science Programs at Senior High Schools in Surakarta, in the academic year of 2015/2016. This is a descriptive research, the population of which was all Senior High Schools in Surakarta. The sample for this research was 79 Grade XI students of social sciences. The data were collected through questionnaires, tests, observations, and from documents. The data were then analyzed with double linear regression with three analysis pre-requisites: normality test, multi-colinearity test, and heterogeneity test. The findings of the study are as follows. First, there is no positive correlation between students attitude to Geography with their learning results. This is indicated with the probability value of 0.231; that is higher than Second, there is a positive correlation between students motivation with their learning results, with the probability value of The third finding is that there is a simultaneous correlation between students attitude and motivation with their learning results, with the probability value of Keyword: Attitude, Learning Motivation, Learning Results, Geography 1

2 digilib.uns.ac.id 2 PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Sebagai negara berkembang, pembangunan di segala bidang perlu ditingkatkan, misalnya saja pembangunan di bidang transportasi, pertanian, perumahan, pendidikan, dan pembangunan di bidang-bidang lain. Berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam usaha peningkatan mutu pendidikan ini, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) telah melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan sistem pembelajaran. Kebijakan yang telah di ambil adalah pembaharuan kurikulum, baik ditingkat dasar, menengah sampai perguruan tinggi (PT), yang diharapkan dengan perbaikan tersebut adalah proses pembelajaran dapat ditingkatkan, sehingga mutu pendidikan juga dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam ilmu. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah diindikasikan dengan tercapainya prestasi belajar yang baik sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam pendidikan di sekolah, belajar menunjukan adanya perubahan kompetensi berupa keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi dan menunjang keberlangsunganya. Setiap siswa diharapkan memperoleh prestasi belajar yang tinggi, sebab prestasi yang tinggi merupakan salah satu tanda kesuksesan dari proses belajar yang baik dan tentu akan turut membantu dalam keberhasilan di masa datang. 2

3 digilib.uns.ac.id 3 Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran tersebut sehingga dapat dijadikan koreksi guru dan peningkatan prestasi selanjutnya. Banyak faktor yang menyebabkan tercapainya suatu prestasi belajar yang baik dalam proses pembelajaran. Faktor yang terkait tersebut baik yang berasal dari dalam diri siswa, maupun dari luar diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Winkel (1984: 2) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu sebagai berikut : 1. Faktor dari dalam diri siswa (internal) yaitu cara belajar siswa, kebiasaan siswa, sikap siswa, minat siswa, kondisi fisik dan budaya siswa tersebut 2. Faktor dari luar atau biasa disebut faktor eksternal, yaitu faktor yang berawal dari proses pembelajaran di sekolah, faktor sosial dan ekonomi dirumah, interaksi guru serta murid dan faktor keadaan politik. Faktor-faktor tersebut merupakan penentu dari keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi belajar yang tinggi sebagaimana yang diharapkan. Berdasarkan pendapat tersebut banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Diantaranya adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa berupa sikap terhadap pelajaran geografi dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan penelitian pendahuluan penulis, di SMA Negeri se-surakarta pada tanggal 20 Desember 2014 terhadap 10 siswa bahwa pandangan atau sikap terhadap pelajaran geografi pada setiap siswa berbeda, karena berdasarkan hasil observasi sementara pada 10 siswa kelas XI IPS umumnya siswa-siswa menganggap pelajaran geografi sebagai pelajaran yang kurang menarik dan sulit untuk dipahami. Sikap adalah kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap objek atau situasi (Abu Ahmadi, 2007: 150). Siswa yang memiliki sikap positif terhadap pelajaran geografi dapat dilihat dari kecenderungan tindakannya yaitu mendekati, menyenangi, mengharapkan karna 3

4 digilib.uns.ac.id 4 menyukai ia akan terdorong untuk belajar lebih baik dan pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar geografi. Sebaliknya, siswa yang memiliki sikap negatif terhadap pelajaran geografi ada kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci terhadap pelajaran geografi, ia akan mengabaikan pada setiap proses pembelajaran sehingga prestasi belajar yang akan diraih cenderung rendah. Kemudian dari hasil perbincangan peneliti dengan guru mata pelajaran geografi kelas XI IPS SMA diketahui bahwa sikap siswa terhadap pelajaran geografi masih tergolong kurang positif atau negatif, hal ini terlihat dari masih banyak siswa yang mengobrol, keluar masuk kelas ketika guru sedang menyampaikan materi pelajaran geografi, sehingga mengganggu kelancaran proses pembelajaran, kemudian dari respon siswa pada saat proses pembelajaran geografi yang kurang antusias mengikutinya dimana beberapa siswa tidak menyimak ataupun mendengarkan penjelasan guru, masih banyak siswa yang mengeluh apabila guru memberikan tugas ataupun pekerjaan rumah. Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah motivasi belajar. Motivasi sangat penting dalam proses belajar karena dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, motivasi untuk berfikir dan motivasi yang dapat memusatkan perhatian. Motivasi belajar dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang bisa menjadikan seorang siswa memiliki motivasi belajar yang lebih baik sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 58) yang mengemukakan bahwa dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan/kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, guru memberikan semangat kepada siswa dengan terlebih commit dahulu to menjelaskan user standar kompetensi dan 4

5 digilib.uns.ac.id 5 kompetensi dasar agar siswa terdorong belajar sesuai tujuan tersebut. Namun pada kenyataannya, motivasi belajar siswa kelas XI IPS SMA masih ada yang rendah. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya semangat siswa dalam belajar seperti kurang tekun dalam menghadapi tugas seringnya siswa terlambat mengumpulkan tugas, kurangnya interaksi siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran seperti bertanya ataupun diskusi dan enggan bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan terhadap pelajaran. Sikap siswa terhadap pelajaran geografi yang kurang positif atau negatif dan motivasi belajar yang berbeda-beda diduga menyebabkan proses pembelajaran akan berjalan tidak lancar sehingga pembelajaran yang dilakukan oleh siswa tidak berjalan sukses hal ini dapat terlihat dari Tabel 1 berikut ini Tabel 1. Jumlah Siswa Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Surakarta Tahun Pembelajaran 2015/2016. No Kriteria Jumlah Soal Total Persentase Ketuntasan Minimal 1 Tuntas, > Tidak Tuntas, < Jumlah Sumber :Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi kelas XI IPS SMA Negeri Se- Surakarta Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa siswa yang tuntas belajar sebanyak 47 siswa atau sebesar 42%, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajarnya yaitu sebanyak 65 siswa atau sebesar 58%. Prestasi belajar mata pelajaran geografi yang dicapai oleh siswa ini termasuk dalam kategori rendah. Hal ini terjadi diduga dipengaruhi dengan berbagai faktor yaitu sikap siswa terhadap pelajaran geografi dan motivasi belajar yang diterapkan oleh siswa. 5

6 digilib.uns.ac.id 6 Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan Antara Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Geografi dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi siswa Kelas XI IPS SMA Negeri se-surakarta. Hasil pembahasan penelitian ini akan sangat membantu sebagai pengayaan sumber belajar peserta didik, khususnya pada topik: Lingkungan Hidup di kelas XI IPS Geografi SMA. Hal ini bertujuan agar siswa tahu dan sadar bahwa materi pelajaran dapat diterapkan sehari-hari, dan untuk memperkuat pengetahuan dan pemahaman, maka diperlukan contoh konkrit yang ada disekitar mereka. Pendidikan sebagai investasi jangka panjang yang memiliki peranan penting untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, bertanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungannya. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu, untuk mengetahui hubungan antara belajar siswa kelas XI IPS SMA Tahun Pembelajaran 2015/2016. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Tahun Pembelajaran 2015/2016. Hubungan antara sikap siswa terhadap pelajaran geografi dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri se-surakarta Tahun Pembelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian adalah SELURUH sma Negeri se-surakarta tahun sebanyak 8 sekolah Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 57 siswa SMA Negeri kelas XI Variabel terikat yaitu sikap prestasi belajar siswa (Y), variabel bebasnya yaitu: Sikap siswa kelas XI Geografi (X1), dan motivasi siswa (X1). Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan soal tes. Parameter pengukuran variabel sikap dan motivasi dengan prestasi peduli lingkungan (Y) parameter pengukuranya menggunakan skala Likert dengan 5 kriteria. 6

7 digilib.uns.ac.id 7 Teknik analisis data adalah teknik analisa data statistik inferensial dengan korelasi menggunakan persamaan regresi linier ganda. Selanjutnya persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut: Y= βo + β1x1+β2x2+ β3x3 Keterangan Y = Sikap Siswa SMA Negeri Kelas XI geografi X1 = Motivasi Siswa X2 = Prestasi Belajar Siswa Uji Instrumen dalam penelitian ini antara lain: 1. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2006: 136). 2. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. 3. Tingkat Kesukaran adalah Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (dificulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. 4. Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). 5. Pola jawaban tes adalah distribusi peserta tes dalam menentukan pilihan jawaban pada soal pilihan ganda. Pola jawaban diperoleh dengan menghitung banyaknya testee (peserta tes) yang memilih pilihan jawaban a, b, c, d dan e atau tidak memilih commit to (blangko). user 7

8 digilib.uns.ac.id 8 HASIL PENELITIAN Melihat segala kondisi tersebut di atas, perlu diadakan penelitian tentang hubungan antara sikap siswa geografi dan motivasi siswa dengan prestasi belajar siswa kelas IX SMA Negeri se-surakarta Pengujian Standar Deviasi Berikut ini disajikan hasil uji korelasi product moment. Untuk mengetahui hasil uji hipotesis 1, 2 dan 3, kita dapat melihat dari nilai signifikansinya dan membandingkan dengan nilai signifikansi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0,05. Untuk melihat lebih jelasnya hasil uji korelasi pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut: Tabel 7: Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Sikap Motivasi Prestasi Valid N (listwise) 57 Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS Tahun 2015 Berdasarkan Tabel di atas pada uji statistik deskrptif pada standar rata-rata sikap nilai minimumnya 81 dan nilai maksimum 107 siswa termasuk sedang, dengan nilai minimum 48 dan nilai maksimum 85 standar rata-rata motivasi siswa termasuk dalam tinggi, dan pada standar rata-rata prestasi belajar siswa termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai minimum prestasi 31 dan nilai maksimum 97 Pengujian Hipotesis X1 Variabel sikap mempunyai nilai t hitung sebesar dan nilai signifikansi sebesar nilai probabilitas sebesar >0.05, hal ini berarti sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Sikap bertanda positif terhadap prestasi belajar artinya semakin besar sikap maka akan semakin besar 8

9 digilib.uns.ac.id 9 pula prestasi belajar demikian pula sebaliknya, semakin kecil sikap maka akan semakin kecil pula prestasi belajar. Berdasarkan penjelasan diatas maka Hipotesis 1 : sikap berpengaruh terhadap prestasi belajar ditolak. Pengujian Hipotesa X2 Hipotesis 2 hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Variabel motivasi mempunyai nilai t hitung sebesar dan nilai signifikansi sebesar nilai probabilitas sebesar <0.05, hal ini berarti motivasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Sikap bertanda positif terhadap prestasi belajar artinya semakin besar motivasi maka akan semakin besar pula prestasi belajar demikian pula sebaliknya, semakin kecil motivasi maka akan semakin kecil pula prestasi belajar. Berdasarkan penjelasan diatas maka Hipotesis 2 : motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar diterima. Pengujian Hipotesis Tabel Pengujian ANOVA Tabel 14: Hasil Pengujian Anova b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), motivasi, sikap b. Dependent Variable: prestasi Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai f hitung sebesar dengan nilai probabilitas nilai signifikansi 0,033. Oleh karena nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05.hal ini berarti sikap dan motivai secara simultan atau bersamasama mempunyai hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar. 9

10 digilib.uns.ac.id 10 Tabel 15: Hasil Uji Koefesien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted Square R Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), motivasi, sikap b. Dependent Variable: prestasi Hal ini menunjukan 8.6% prestasi belajar dapat dijelaskan oleh variabel independen sikap dan motivasi Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian. 1. Hubungan Antara Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Geografi (X1) dengan Prestasi Belajar Siswa (Y) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang tidak terdapat hubungan positif antara sikap siswa terhadap pelajaran geografi dengan prestasi belajar dengan tingkat keeratan yang kecil, yaitu 0,465. Koefisien korelasi yang bersifat positif artinya, ada kecenderungan semakin positif sikap siswa terhadap pelajaran geografi akan diikuti dengan tingginya prestasi belajar. Sebaliknya, semakin negatif sikap siswa terhadap pelajaran geografi akan diikuti dengan rendahnya prestasi belajar. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang tidak positif antara sikap siswa terhadap pelajaran geografi dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri se-serukarta. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak, berarti ada kecenderungan semakin positif sikap siswa terhadap pelajaran geografi akan diikuti dengan tingginya prestasi belajar dan sebaliknya, semakin negatif sikap siswa terhadap pelajaran geografi akan diikuti dengan rendahnya prestasi belajar 10

11 digilib.uns.ac.id Hubungan Antara Motivasi Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar Siswa (Y) Hipotesis kedua berbunyi Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar geografi kelas XI IPS di SMA Negeri se-serukarta Berdasarkan penghitungan yang diperoleh dengan menggunakan SPSS Variabel motivasi mempunyai nilai t hitung sebesar dan nilai signifikansi sebesar nilai probabilitas sebesar <0.05, hal ini berarti motivasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Sikap bertanda positif terhadap prestasi belajar artinya semakin besar motivasi maka akan semakin besar pula prestasi belajar demikian pula sebaliknya, semakin kecil motivasi maka akan semakin kecil pula prestasi belajar. Berdasarkan penjelasan diatas maka Hipotesis 2 : motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar diterima. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka pada hipotesis yang kedua ini dapat diterima. Dengan demikian, ada kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar akan diikuti dengan tingginya prestasi belajar dan sebaliknya semakin rendah motivasi belajar akan diikuti rendahnya prestasi belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan pada taraf nyata 5% antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS SMA Negeri se-surakarta, karena rx2y = 0,450 > rtabel = 0,294. Hubungan motivasi belajar yang dimiliki siswa dengan prestasi belajar berkorelasi positif, dengan nilai r 0, 450. Koefisien korelasi arahnya positif berarti semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki siswa maka akan cenderung semakin tinggi prestasi belajarnya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki siswa, maka akan cenderung semakin rendah prestasi belajar geografinya. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif, cukup kuat dan signifikan antara motivasi commit to belajar user dengan prestasi belajar geografi 11

12 digilib.uns.ac.id 12 siswa kelas XI IPS SMANegeri Se-Surakarta. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, berarti ada kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar siswa maka semakin tinggi prestasi belajar geografi yang dicapai siswa. Sebaliknya semakin rendah motivasi belajar maka semakin rendah prestasi belajar geografi yang dicapai siswa kelas XI IPS SMANegeri se-serukarta. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2007: 86) Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekundan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. 2. Hubungan Antara Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Geografi (X1), dan Motivasi Belajar (X2), dan Dengan Prestasi Belajar Geografi (Y) Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri se-surakarta Tahun Pembelajaran Tahun 2015/2016 Hipotesis ketiga berbunyi Ada hubungan positif yang kuat dan signifikan antara sikap siswa terhadap pelajaran geografi dan motivasi belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI SMA Negeri se-surakarta. Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS berikut: Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai f hitung sebesar dengan nilai probabilitas nilai signifikansi 0,033. Oleh karena nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05.hal ini berarti sikap dan motivai secara simultan atau bersamasama mempunyai hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar. Pembahasan Antara hubungan sikap siswa terhadap pelajaran geografi dengan prestasi belajar geografi dengan motivasi belajar dengan prestasi belajar geografi tidak memiliki nilai yang sama persis, dimana terdapat selisih nilai perhitungan sebesar 0,015. Hasil perhitungan hubungan sikap siswa terhadap pelajaran geografi lebih 12

13 digilib.uns.ac.id 13 besar dari pada hasil perhitungan hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar geografi karena berdasarkan teori seseorang mengambil karena adanya suatu motif. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Newcomb dalam Bimo Walgito (2003: 51) sikap merupakan kesiapan atau keadaan siap untuk timbulnya suatu motif. Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku. Jadi bila seseorang tidak mempunyai sikap tertentu terhadap suatu kejadian atau keadaan yang ada pada dirinya, maka orang tersebut tidak akan tergerak motifnya untuk suatu tindakan atau perbuatan tertentu. Berdasarkan perhitungan korelasi sikap siswa terhadap pelajaran geografi dan motivasi belajar dengan prestasi belajar geografi terdapat hubungan positif dengan tingkat kekuatan cukup kuat dan signifikan antara sikap siswa terhadap pelajaran geografi dan motivasi belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri se-surakarta. Hal ini ditunjukkan dari nilai korelasi ganda sebesar 0,508 dengan tingkat keeratan hubungan yang cukup kuat dan signifikan, dimana R hitung = 0,508 > rtabel = 0,294 pada taraf signifikan 5%. Hal ini berarti, bahwa terdapat hubungan positif yang cukup kuat dan signifikan antara sikap siswa terhadap pelajaran geografi dan motivasi belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri se-surakarta, artinya ada kecenderungan semakin positif sikap siswa terhadap pelajaran geografi dan semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi prestasi belajar geografi yang dicapai siswa. Sebaliknya semakin negatif sikap siswa terhadap pelajaran geografi dan semakin rendah motivasi belajar siswa maka semakin rendah pula prestasi belajar geografi yang dicapai siswa kelas XI IPS SMA Negeri sesurakarta. Belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Salah satu hasil ketercapaian hasil belajar adalah prestasi belajar yang diraih siswa. Banyak sekali faktor-faktor yang 13

14 digilib.uns.ac.id 14 berhubungan dalam pencapaian prestasi belajar diantaranya sikap siswa terhadap pelajaran geografi dan motivasi belajar. Sikap adalah kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap objek atau situasi (Abu Ahmadi, 2007: 150). Sikap adalah kecenderungan siswa menghadapi suatu pelajaran berdasarkan penilaiannya terhadap pelajaran tersebut. Penilaian siswa terhadap pelajaran diperoleh melalui pengalaman langsung berdasarkan interaksi dalam pembelajaran, namun dapat juga atas pengalaman tidak langsung seperti berita -berita atau cerita-cerita. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap pelajaran geografi dapat dilihat dari kecenderungan tindakannya yaitu mendekati, menyenangi, mengharapkan karna menyukai ia akan terdorong untuk belajar lebih baik dan pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar geografi. Sebaliknya, siswa yang memiliki sikap negatif terhadap pelajaran geografi ada kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci terhadap pelajaran geografi, ia akan mengabaikan pada setiap proses pembelajaran sehingga prestasi belajar yang akan diraih cenderung rendah. Motivasi adalah suatu keinginan yang terdapat pada seseorang sehingga mendorong tingkah lakunya untuk melakukan suatu tindakan atau kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Motivasi sangat berpengaruh dalam pencapaian prestasi belajar. Sehingga motivasi dapat dikatakan sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarah perilaku seorang individu, termasuk perilaku belajar. Sesuai dengan pendapat tersebut, Koeswara (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 80) mengemukakan bahwa dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong uasaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata 14

15 digilib.uns.ac.id 15 lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan mendapatkan prestasi yang baik. Antara sikap dan motivasi sangat berhubungan dalam pencapaian prestasi belajar. Sikap belajar yang positif berkaitan erat dengan motivasi. Sikap merupakan tenaga pendorong dari seseorang untuk timbulnya suatu perbuatan atau tindakan. Sedangkan motivasi merupakan tenaga pendorong untuk mencapai suatu keberhasilan. Jadi kesimpulannya, semakin positif sikap siswa terhadap pelajaran geografi dan semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi prestasi belajar geografi yang dicapai siswa. Sebaliknya semakin negatif sikap siswa terhadap pelajaran geografi dan semakin rendah motivasi belajar siswa maka semakin rendah pula prestasi belajar geografi yang dicapai KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan prestasi. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas (sig.) sebesar yang berada di atas karena sikap tidak menunjukkan bertambahnya nilai pada prestasi belajar siswa 2. Hasil analisis penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan positif antara motivasi dengan prestasi. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas (sig.) sebesar yang berada di bawah Hasil analisis penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan secara bersama antara sikap dan motivasi dengan prestasi. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas (sig.) sebesar yang berada dibawah

16 digilib.uns.ac.id 16 DAFTAR PUSTAKA Slameto Belajar Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. S Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT Rineka Cipta: Jakarta Abu Ahmadi, Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta. Sardiman, A.M Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi). Bumi Aksara. Jakarta. Dimyati Mahmud Psikologi Pendidikan. Penerbit BPFE. Yogyakarta. 16