HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMKN 1 Geger dansmkn 2 Jiwan,. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, tahap pertama menggambarkan kegiatan Bussines Center yang dipilih dengan metode pendekatan kualitatif, tahap kedua melakukan uji coba model yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif melalui angket. 2. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan a. Analisis Letak dan Kondisi Geografi Kabupaten Madiun Secara umum Pemerintah Kabupaten Madiun berkedudukan di Jalan Aloon aloon Utara No. 4 Madiun, Kelurahan Pangongangan, Kecamatan Mangunharjo, Madiun. Luas wilayah Kabupaten Madiun Ha yang terbagi dalam 15 Kecamatan dan 8 Kelurahan dan 198 desa. Secara Timur. Adapun secara administratif Kabupaten Madiun memiliki batas wilayah : Sebelah Barat : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi Sebelah Utara : Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo Sebelah Timur : Kabupaten Nganjuk Topografi di Kabupaten Madiun membujur dari utara ke selatan dengan posisi terendah terdapat di lembah Bengawan Madiun berdekatan dengan pusat Kota Madiun dengan ketinggian mdpl. Kemudian berturut turut kearah selatan yang semakin bertambah tinggi hingga ketinggian hampir 2000 mdpl. Untuk lebih jelasnya topografi beserta luasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut: 44

2 45 Tabel 6. Luas Topografi Kabupaten Madiun No Kecamatan Luas Topografi >2000m Jumlah mdpl 100mdp l 500mdpl 1000md pl 2000mdp l dpl 1 Kebonsari 0, ,16 804,84 0,00 0,00 0, ,00 2 Geger 0, , ,06 0,00 0,00 0, ,00 3 Dolopo 0,00 0, ,93 2,66 0,00 0, ,00 4 Dagangan 0,00 485, , ,99 237,12 0, ,00 5 Wungu 0, , ,22 0,00 0,00 0, ,00 6 Kare 0,00 0, , , ,56 72, ,00 7 Gemarang 0,00 0,00 0, , ,16 14, ,00 8 Saradan 0, , ,44 172,42 0,00 0, ,00 9 Pilangkenceng 0, , ,42 0,00 0,00 0, ,00 10 Mejayan 0, , ,11 0,00 0,00 0, ,00 11 Wonoasri 0, , ,21 0,00 0,00 0, ,00 12 Balerejo 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 13 Madiun 1, ,73 327,38 0,00 0,00 0, ,00 14 Sawahan 12, ,93 0,00 0,00 0,00 0, ,00 15 Jiwan 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0, ,00 JUMLAH 13, , , , ,84 86, ,0 Sumber : Pokja Sanitasi Kab Madiun 2015

3 46 b. Analisis Potensi Kabupaten Madiun 1. Peta Potensi Kabupaten Madiun Gambar 8. Peta Kabupaten Madiun

4 Potensi Pertanian Kabupaten Madiun sebagian besar wilayahnya lahan pertanian dan hutan sehingga dimaksimalkan sebagai daerah agraris. Hasil pertanian Padi dan Polowijo dapat di gambarkan pada Tabel sebagai berikut : Tabel 7. Luas Tanam Padi Kabupaten Madiun Tahun 2015 (m 2 ) Padi No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1 Kebonsari ,10 2 Geger ,20 3 Dolopo ,61 4 Dagangan ,59 5 Wungu ,88 6 Kare ,20 7 Gemarang ,56 8 Saradan ,66 9 Pilangkenceng ,13 10 Mejayan ,97 11 Wonoasri ,71 12 Balerejo ,94 13 Madiun ,23 14 Sawahan ,56 15 Jiwan ,74 Jumlah / Total ,08 Sumber : BPS Madiun 2015 Berdasarkan tabel di atas produksi padi Kabupaten Madiun secara keseluruhan mencapai ,08 dan luas panen seluas Ha per tahun. Daerah yang paling banyak jumlah produksi padi adalah kecamatan Balerejo dan Pilangkenceng. Dengan demikian, Kabupaten

5 48 Madiun dapat dikatakan sebagai daerah berpotensi tinggi dalam bidang pertanian khususnya pada tanaman pangan yaitu padi. Tabel 8. Luas Tanam Polowijo Kabupaten Madiun Ubi / Ketela Kacang Tanah No Kecamatan (Ha) Luas Panen Produksi Luas Produksi (Ha) (Ton) Panen (Ton) 1 Kebonsari , ,77 2 Geger ,94 3 Dolopo , ,27 4 Dagangan , Wungu , ,25 6 Kare , ,21 7 Gemarang , ,93 8 Saradan , ,82 9 Pilangkenceng , ,83 10 Mejayan , ,01 11 Wonoasri , ,61 12 Balerejo 3 46, Madiun 6 93,50 2 3,58 14 Sawahan ,16 15 Jiwan , ,03 Jumlah / Total , ,39 Sumber : BPS Madiun 2015 Berdasarkan tabel di atas, luas panen tanaman Ubi / Ketela di Kabupaten Madiun seluas Ha dan produksi sebesar ,04 Ton per tahun. Sementara, tanaman Kacang Tanah memiliki luas panen seluas Ha dan produksi sebesar 1.921,34 ton per tahun. Dengan Demikian, daerah yang memiliki rata rata paling banyak hasil panen Ubi/ Ketela yaitu pada kecamatan Gemarang sebesar ,67 ton per tahun dan Kecamatan Kare ,50 ton per tahun. Untuk tanaman kacang tanah yang rata rata paling banyak hasil panennya yaitu

6 49 kecamatan Kebonsari sebesar 459,77 ton/tahun dan Kecamatan Dolopo 379,27 ton/tahun. 1.2 Potensi Buah buahan Tabel 9. Potensi Buah buahan Jambu Mete No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1 Kebonsari Geger Dolopo Dagangan Wungu Kare Gemarang Saradan Pilangkenceng Mejayan Wonoasri Balerejo Madiun Sawahan Jiwan Jumlah / Total Sumber : BPS Madiun, 2015 Berdasarkan tabel di atas, Tanaman buah Jambu Mete di Kabupaten Madiun memiliki luas panen seluas dan produksi sebesar Ton per tahun. 1.3 Potensi Peternakan dan Perikanan Tabel 10. Potensi Peternakan Sapi Bebek No Kecamatan Potong Petelur

7 50 1 Kebonsari Geger Dolopo Dagangan Wungu Kare Gemarang Saradan Pilangkenceng Mejayan Wonoasri Balerejo Madiun Sawahan Jiwan Jumlah / Total Berdasarkan tabel di atas daerah yang paling berpotensi menghasilkan sapi potong adalah kecamatan Saradan, Kecamatan Pilangkenceng, dan Kecamatan Balerejo. Sedangkan daerah yang berpotensi paling banyak menghasilkan bebek petelur adalah Kecamatan Saradan, kecamatan Kebonsari, dan Kecamatan Gemarang. Tabel 11. Potensi Perikanan Rumah Ikan Lele Produksi No Kecamatan Ikan Tangga (Rumah Tangkap Budidaya Tangga) (kg) 1 Kebonsari Geger Dolopo Dagangan

8 51 5 Wungu Kare Gemarang Saradan Pilangkenceng Mejayan Wonoasri Balerejo Madiun Sawahan Jiwan Jumlah / Total Beradasarkan tabel di atas rumah tangga perikanan Kabupaten Madiun berjumlah Rumah tangga ikan lele keseluruhan berjumlah 975 dan menghasilkan panen/ tangkap sebesar kg/ tahun atau sebesar ,195 ton. 1.4 Potensi Kehutanan Tabel 12. Potensi Hutan Produksi No Kecamatan Hutan Produksi (Ha) 1 Kebonsari 296,32 2 Geger 411,67 3 Dolopo Dagangan 1.654,87 5 Wungu 577,64 6 Kare 3.116,96 7 Gemarang 2.712,64 8 Saradan 1.342,55 9 Pilangkenceng 803,08 10 Mejayan 535,96 11 Wonoasri 131,00

9 52 12 Balerejo 242,00 13 Madiun 164,00 14 Sawahan 104,00 15 Jiwan 130,00 Jumlah / Total ,87 Berdasarkan tabel di atas potensi produksi hutan di Kabupaten Madiun sebesar ,87 ha. Daerah yang memiliki produksi hasil hutan paling banyak di Kabupaten Madiun di dominasi oleh keamatan Kare yang menghasilkan 3.116,96 ha, kecamatan Gemarang yang menghasilkan 2.712,64 ha, kecamatan Dagangan yang menghasilkan 1.654,87 ha, dan Kecamatan Saradan yang menghasilkan 1.342,55 ha. 2. Perindustrian Kabupaten Madiun Kegiatan Industri yang berkembang di Kabupaten Madiun terdiri dari industri besar, industry kecil, dan industri rumah tangga. Kegaiatan industry kecil dan rumah tangga terdiri dari beberapa sentra yang terdapat di Kabupaten Madiun antara lain sentra pengolahan kayu yang menghasilkan mebel, anyaman, dan perlatan rumah tangga. Berkembang juga industry pengolahan bahan makanan yang menjadi makanan khas tradisional Kabupaten Madiun seperti sambel pecel, krupuk lempeng, Brem, dan madu mongso. Juga berkembang industry kecil seperti kain batik, makanan (tahu, tempe), dan lain lain. Sedangkan, untuk industry besar terlihat pada Pabrik Gula Pagotan yang merupakan salah satu industry yang bersifat strategis secara dalam hal penyediaan gula di Jawa Timur maupun nasional. 3. Keterkaitan Potensi Pertanian dan Potensi Perindustrian pada Bussines Center SMK di Kabupaten Madiun Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah yang menyediakan layanan pengembangan kewirausahaan. Dengan adanya mata pelajaran kewirausahaan memberikan nilai yang berbeda

10 53 bagi SMK yang bertujuan agar siswa nantinya dapat menghadapi tantangan hidup dengan berbagai resiko yang dihadapi. Pembelajaran Kewirausahaan di SMK diimplementasikan dalam bentuk Bussines Center yang dirancang dalam bentuk berbasis produksi dan bisnis. Kegiatan Bussines Center SMK pada umumnya juga di Indonesia, juga dilakukan oleh SMK Kabupaten Madiun. Dengan demikian, peneliti megembangkan Kegiatan Bussines Center SMK di Kabupaten Madiun pada potensi wilayah Kabupaten Madiun. Dari berbagai potensi unggulan Kabupaten Madiun peneliti membatasi pada industry kecil dan rumah tangga untuk produk yang akan dikembangkan pada Bussines Center SMK. Produk yang dipilih untuk menjadi produk unggulan Bussines Center SMK ada 8 jenis yaitu : lempeng puli, sambal kacang, mete,abon sapi, anyaman bamboo, dan abon lele. Tabel 13. Jenis Produk Unggulan Bussines Center SMK No Bahan Nama Gambar produk Daerah penyedia Keterangan dasar produk produk bahan baku 1 Padi Lempeng Seluruh Bahan Puli kecamatan di tersedia Kabupaten Madiun yang Proses mudah Respon Pasar didominasi oleh baik Kecamatan Balerejo dan Pilangkenceng. 2 Kacang Sambel Kecamatan Bahan Tanah kacang Gemarang dan tersedia Kecamatan Kare Proses mudah Banyak penggemar Respon Pasar

11 54 baik 3 Ubi/ Kripik Produksi Bahan Ketela Ketela terbanyak tersedia Kecamatan Gemarang dan Kecamatan Kare. Proses mudah Banyak penggemar 4 Jambu Mete Seluruh Bahan baku Mete Kecamatan di mudah Kabupaten Madiun produksi terbanyak Kecamatan Wungu Kecamatan Saradan dan di dan Proses mudah Banyak penggemar Respon pasar baik Harga terjangkau 5 Telur Telur Asin Kecamatan Poses Mudah Bebek Saradan, Respon pasar Kecamatan Kebonsari, Kecamatan Gemarang dan baik Bahan tersedia Harga terjangkau 6 Daging Abon Sapi Kecamatan Bahan Sapi Saradan dan tersedia Kecamatan Pilangkenceng Proses mudah Banyak penggemar

12 55 7 Bamboo Kerajinan Anyaman Kecamatan Kare, Kecamatan Bambu Gemarang, dan Kecamatan Dagangan 8 Ikan Lele Abon Lele Kecamatan Kebonsari, Kecamatan Geger, dan Kecamatan Jiwan Respon pasar baik Bahan tersedia Butuh kreativitas tinggi Respon pasar baik Proses Mudah Bahan tersedia Respon pasar baik c. Analisis Guru Guru kewirausahaan di SMK Kabupaten Madiun berjumlah 3 orang yang terdiri dari 1 guru kewirausahaan di SMKN 1 Geger dan 2 guru kewirausahaan SMKN 2 Jiwan dengan kualifikasi S1 Pendidikan Ekonomi, dengan artian guru kewirausahaan tersebut adalah lulusan Lembaga Perguruan Tinggi Keguruan. Segi keprofesionalan guru untuk mata pelajaran kewirausahaan, ketiga guru kewirausahaan sudah masuk kategori guru professional karena telah mendapatkan sertifikat pendidik melalui jalur PLPG pada tahun Hasil observasi pada proses pembelajaran kewirausahaan, guru masih mendominasi ceramah dan Kegiatan Belajar Mengajar masih sering bersifat teori bukan praktik sehingga siswa merasa jenuh dan cenderung pasif, sementara untuk memiliki jiwa kewirausahaan salah satu yang harus dimiliki siswa adalah berinovasi dan daya kreatifas yang tinggi.

13 56 d. Analisis Lingkungan Belajar dan Bussines Center SMK Hasil pengamatan lingkungan belajar di SMKN 1 Geger memiliki lingkungan yang kondusif karena tempat belajar jauh dari lokasi bising, sarana prasarana dan perlengkapan sekolah juga sangat mendukung untuk terciptanya proses belajar mengajar. Selain itu, di SMKN 1 Geger juga memiliki Bussines Center yang bisa dijadikan sebagai tempat praktik kewirausahaan siswa. Siswa kelas XI bisnis manajemen di SMKN 1 Geger terdiri dari 30 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kewirausahaan para siswa diorientasikan dengan berbagai program yang dirancang untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan melihat sejauh mana semangat kewirausahaannya. Hasil pengamatan di SMKN 2 Jiwan tidak jauh berbeda dengan SMKN 1 Geger yang memiliki suasana belajar mengajar kondusif dan juga memiliki sarana prasarana yang mendukung untuk terciptanya proses belajar mengajar. Keberadaan Bussines Center di SMKN 2 Jiwan merupakan wadah yang digunakan untuk menunjang mata pelajaran kewirausahaan melaui praktik. Dengan praktik kewirausahaan diharapkan siswa siswa di SMKN 2 Jiwan akan memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi. 3. Pengembangan Model a. Hasil Pengembangan Draft Awal Tahap pengembangan draf awal ini dilakukan untuk menghasilkan SOP (Standart Operation Product) Bussines Center yang memenuhi criteria layak digunakan. Instrumen ini divalidasi oleh satu dosen ahli pengembangan dan guru praktisi yang memenuhi criteria sesuai bab III, hasil pengembangan draf awal SOP terdapat dalam lampiran. b. Hasil Penilaian SOP ( Standart Operation Product) 1) Penilaian oleh Ahli Pengembangan Penilaian ahli pengembangan SOP (Standart Operation Product) ini dilakukan oleh Dosen dari UNMER Madiun dengan kualifikasi Magister bidang ilmu Manajemen dan Magister Ilmu Komunikasi. Hal

14 yang dinilai dalam SOP (Standart Operation Product) ini adalah aspek kelayakan. Hasil pengolahan angket penilaian SOP (Standart Operation Product) Bussines Center oleh ahli pengembangan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Penilaian SOP oleh Ahli Pengembangan ASPEK PENILAIAN BAHASA INDIKATOR PENILAIAN BUTIR PENILAIAN NILAI 1. Ketepatan struktur kalimat. 4 a. Lugas 2. Keefektifan kalimat Kebakuan istilah 5 b. Komunikatif 4. Keterbacaan pesan Ketepatan penggunaan kaidah bahasa Kemampuan memotivasi pesan atau c. Dialogis dan Interaktif informasi Kemampuan mendorong berjiwa kewirausahaan. 4 d. Keruntutan dan 8. Ketentuan dan keterpaduan dengan praktek Bussines Center. 4 keterpaduan alur pikir 9. Keruntutan dan keterpaduan dengan praktek Bussines center. 4 e. Penggunaan Istilah, simbol atau ikon Konsistensi penggunaan istilah Konsistensi penggunaan simbol atau ikon. 4 ASPEK KELAYAKAN ISI a. Kesesuaian materi dengan Program Bussines Center 12. Kelengkapan materi Keakuratan konsep 4 b. Keakuratan 14. Keakuratan gambar, diagram dan ilustrasi Keakuratan notasi, simbol, dan ikon. 4 c. Kemutakhiran 16. Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu Gambar, diagram dan ilustrasi aktual Kemutakhiran pustaka. 3 ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN 19. Konsistensi sistematika sajian dalam a. Teknik Penyajian kegiatan praktek Bussines Center. 5 b. Penyajian Pembelajaran 20. Keterlibatan peserta didik. 4 c. Kelengkapan Penjajian 21. Bagian pendahuluan Bagian Isi Bagian Penutup. 5

15 Total 94 Persentase Pencapaian % 58 Berdasarkan besaran angka yang didapat 81,74% diatas > dari skor tingkat pencapaian 60% sehingga dapat disimpulkan bahwa SOP (Standart Operation Product) layak untuk digunakan. 2) Penilaian oleh Ahli Praktisi Penilaian praktisi dilakukan oleh guru kewirausahaan yang tersiri dari 1 guru kewirausahaan SMKN 1 Geger dan 2 guru kewirausahaan di SMKN 2 Jiwan dengan kualifikasi minimal S1 Pendidikan Ekonomi. Hal yang dinilai dalam SOP (Standart Operation Product) aspek penilaian bahasa, aspek kelayakan isi, dan aspek kelayakan penyajian. Hasil penilaian ahli praktisi dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini: Tabel 15. Hasil Penilaian Ahli Praktisi SMKN 1 Geger ASPEK PENILAIAN BAHASA INDIKATOR PENILAIAN BUTIR PENILAIAN NILAI 1. Ketepatan struktur kalimat. 5 a. Lugas 2. Keefektifan kalimat Kebakuan istilah 4 4. Keterbacaan pesan. 4 b. Komunikatif 5. Ketepatan penggunaan kaidah bahasa Kemampuan memotivasi pesan atau c. Dialogis dan Interaktif informasi Kemampuan mendorong berjiwa kewirausahaan. 5 d. Keruntutan dan 8. Ketentuan dan keterpaduan dengan praktek Bussines Center. 5 keterpaduan alur pikir 9. Keruntutan dan keterpaduan dengan praktek Bussines center. 5 e. Penggunaan Istilah, simbol atau ikon ASPEK KELAYAKAN ISI a. Kesesuaian materi dengan Program Bussines Center 10.Konsistensi penggunaan istilah 5 11.Konsistensi penggunaan simbol atau ikon Kelengkapan materi 5

16 13. Keakuratan konsep 4 b. Keakuratan 14. Keakuratan gambar, diagram dan ilustrasi Keakuratan notasi, simbol, dan ikon Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu. 4 c. Kemutakhiran 17.Gambar, diagram dan ilustrasi aktual Kemutakhiran pustaka. 5 ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN 19. Konsistensi sistematika sajian dalam a. Teknik Penyajian kegiatan praktek Bussines Center. 5 b. Penyajian Pembelajaran 20. Keterlibatan siswa. 4 c. Kelengkapan Penjajian 21. Bagian pendahuluan Bagian Isi Bagian Penutup. 5 Total 104 Persentase Pencapaian % 59 Penilaian praktisi SMKN 1 Geger persentase pencapaian 90.43%. besarnya angka 90.43% lebih dari 60%, sehingga SOP ini menurut praktisi layak digunakan. Tabel 16. Hasil Penilaian Ahli Praktisi 1 SMKN 2 Jiwan ASPEK PENILAIAN BAHASA INDIKATOR PENILAIAN BUTIR PENILAIAN NILAI 1. Ketepatan struktur kalimat. 4 a. Lugas 2. Keefektifan kalimat Kebakuan istilah 5 4. Keterbacaan pesan. 5 b. Komunikatif 5. Ketepatan penggunaan kaidah bahasa. 4 c. Dialogis dan Interaktif 6. Kemampuan memotivasi pesan atau informasi Kemampuan mendorong berjiwa kewirausahaan Ketentuan dan keterpaduan dengan d. Keruntutan dan praktek Bussines Center. 5 keterpaduan alur pikir 9. Keruntutan dan keterpaduan dengan praktek Bussines center. 5 e. Penggunaan Istilah, 10. Konsistensi penggunaan istilah 5

17 60 simbol atau ikon 11. Konsistensi penggunaan simbol atau ikon. 4 ASPEK KELAYAKAN ISI a. Kesesuaian materi dengan Program Bussines Center 12. Kelengkapan materi Keakuratan konsep 4 b. Keakuratan 14. Keakuratan gambar, diagram dan ilustrasi Keakuratan notasi, simbol, dan ikon Kesesuaian materi dengan c. Kemutakhiran perkembangan ilmu Gambar, diagram dan ilustrasi aktual Kemutakhiran pustaka. 5 ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN 19. Konsistensi sistematika sajian dalam kegiatan praktek Bussines a. Teknik Penyajian Center. 4 b. Penyajian Pembelajaran 20. Keterlibatan peserta didik. 5 c. Kelengkapan Penjajian 21. Bagian pendahuluan Bagian Isi Bagian Penutup. 4 Total 106 Persentase Pencapaian % Hasil penilaian praktisi SMKN 2 Jiwan oleh guru kewirausahaan 1 diperoleh persentase sebesar 92.17%. Persentase 92.17% diartikan lebih dari 60%, sehingga SOP Bussines Center menurut praktisi layak untuk digunakan. Tabel 17. Hasil penilaian praktisi 2 SMKN 2 Jiwan ASPEK PENILAIAN BAHASA INDIKATOR PENILAIAN BUTIR PENILAIAN NILAI a. Lugas 1. Ketepatan struktur kalimat Keefektifan kalimat Kebakuan istilah 4 b. Komunikatif 4. Keterbacaan pesan Ketepatan penggunaan kaidah bahasa. 4

18 c. Dialogis dan Interaktif d. Keruntutan dan keterpaduan alur pikir 6. Kemampuan memotivasi pesan atau informasi Kemampuan mendorong berjiwa kewirausahaan Ketentuan dan keterpaduan dengan praktik Bussines Center Keruntutan dan keterpaduan dengan praktik Bussines center. 4 e. Penggunaan Istilah, simbol atau ikon 10. Konsistensi penggunaan istilah Konsistensi penggunaan simbol/ikon. 4 ASPEK KELAYAKAN ISI a. Kesesuaian materi dengan Program Bussines Center 12. Kelengkapan materi 4 b. Keakuratan 13. Keakuratan konsep Keakuratan gambar, diagram dan ilustrasi Keakuratan notasi, simbol, dan ikon. 4 c. Kemutakhiran 16. Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu Gambar, diagram dan ilustrasi aktual Kemutakhiran pustaka. 5 ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN 19. Konsistensi sistematika sajian dalam a. Teknik Penyajian kegiatan praktek Bussines Center. 5 b. Penyajian Pembelajaran 20. Keterlibatan siswa. 4 c. Kelengkapan Penjajian 21. Bagian pendahuluan Bagian Isi Bagian Penutup. 4 Total 105 Persentase Pencapaian % 61 Penilaian praktisi guru kewirausahaan 2 SMKN 2 Jiwan diperoleh persentasi sebesar 91.30%. Besaran angka 91.30% lebih dari 60%, hal ini berarti SOP Manajemen Bussines Center layak digunakan. d. Revisi Desain Tahapan validitas yang dilakukan oleh ahli pengembangan dan ahli praktisitidak sebatas aspek yang tersaji dalam angket, akan tetapi ahli

19 62 pengembangan dan ahli praktisi diberikan keleluasaan untuk memberikan komentar dan saran untuk perbaikan SOP Manajemen Bussines Center. Setelah SOP Manajemen Bussines Center diperbaiki maka SOP Manajemen Bussines Center akan siap digunakan untuk uji coba produk. Komentar saran dan hasil perbaikan SOP MBC ditunjukkan dalam Tabel 18 berikut ini : Tabel 18. Saran dan Hasil Revisi Ahli Pengembangan dan Ahli Praktisi Saran Perbaikan Ahli Pengembangan 1. SOP dibuat sistematis SOP sudah diperbaiki dan dibuat sistematis dengan mengidentifikasi dengan kondisi riil dan kronologis. kondisi riil sehingga alur SOP bisa disusun secara runtut dan kronologis 2. Konsisten penggunaan Konsistensi penggunakan istilah sudah istilah, singkatan, dan diperbaikai sehingga lebih mudah untuk tanda tanda supaya lebih dipahami. mudah dipahami. Ahli Praktisi Perbaikan 1. Menambah Job Description Job description dalam SOP sudah dalam Manajemen Bussines ditambahkan Center 2. Perbaikan alur kerja (SOP) Alur Kerja / SOP MBC sudah diperbaiki sehingga sistematis dan sehingga sistematis dan runtut runtut 3. Menambah SOP SOP keterlibatan siswa sudah ditambahkan keterlibatan peserta didik dalam MBC 4. Rapikan layout dalam Layout sudah dirapikan penulisan

20 63 4. Hasil Uji Coba Produk Uji coba produk SOP MBC yang dilakukan kepada 10 siswa XI Bisnis Manajemen terdiri dari 5 siswa dari SMKN 1 Geger dan 5 siswa dari SMKN 2 Jiwan, 10 siswa tersebut diambil secara acak. Hasil tanggapan uji coba produk oleh 10 siswa kelas XI Bisnis Manajemen dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini: Tabel 19. Hasil Uji Coba Produk 10 Siswa No Pernyataan Nilai Rerata ASPEK TAMPILAN Teks atau tulisan pada modul ini mudah dibaca Gambar yang disajikan jelas atau tidak buram Gambar yang disajikan sudah sesuai (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit) Adanya keterangan pada setiap gambar yang disajikan dalam modul ini Gambar yang disajikan menarik Gambar yang disajikan sesuai dengan materi. 3.8 ASPEK PENYAJIAN MATERI 7 SOP ini menjelaskan suatu konsep yang berkaitan dengan kegiatan Bussines Center Penyajian dalam SOP ini mendorong saya untuk berdiskusi dengan teman-teman yang lain Penyajian SOP ini berkaitan dengan materi ekonomi akuntansi yang lain atau dengan mata pelajaran yang lain dalam pemecahan masalah dan penerapannya Saya dapat memahami materi dengan mudah Materi yang disajikan dalam modul sudah runtut Saya dapat mengikuti kegiatan belajar tahap demi tahap dengan mudah Saya dapat dengan mudah memahami kalimat yang digunakan dalam modul ini Tidak ada kalimat yang menimbulkan makna ganda dalam modul ini Saya dapat memahami lambang atau symbol yang digunakan pada modul ini Saya dapat memahami istilah-istilah yang digunakan dalam modul ini. 3.5

21 19 Contoh soal yang digunakan dalam modul ini sudah sesuai dengan materi. 3.5 ASPEK MANFAAT Saya dapat memahami materi menggunakan SOP ini dengan mudah Saya merasa lebih mudah belajar dengan menggunakan SOP ini Saya sangat tertarik menggunakan SOP ini Dengan menggunakan SOP ini saya lebih tertarik dalam belajar kewirausahaan Dengan adanya ilustrasi disetiap awal materi dapat memberikan motivasi untuk mempelajari materi Saya lebih rajin belajar dengan menggunakan SOP ini. 3.8 Total Persentase H Pencapaian 89.30% asil uji coba pemakaian diperoleh persentase pencapaian 89.3%. besaran angka 89.30% lebih dari 60 %, sehingga SOP MBC untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan ini layak digunakan untuk tahap selanjutnya Revisi Produk Setelah mendapatkan respon dari siswa dari hasil uji coba SOP MBC, maka dilakukan perbaiakan terhadap SOP MBC yang dikembangkan. Perbaikan didasarkan atas saran dan atas nilai pencapaian terendah. Perbaikan modul setelah diuji coba produk disajikan dalam Tabel 20 berikut ini: Tabel 20. Komentar, Saran, dan Hasil coba Produk Saran Perbaikan Menambah gambar agar menarik Gambar disajikan dengan menarik sehingga siswa tertarik belajar kewirausahaan. Memperbaiki kalimat Kalimat sudah diperbaiki sehingga siswa mudah agar tidak bermakna memahami ganda

22 65 SOP MBC yang sudah diperbaiki selanjutnya diteruskan untuk diuji cobakan dalam proses pembelajaran guna mengetahui keefektifan penggunaan SOP MBC tersebut. 6. Uji Coba Pemakaian Uji coba pemakaian SOP MBC dilakukan kepada 30 siswa kelas XI Bisnis Manajemen SMKN 1 Geger sebagai kelompok A atau kelas kontrol dan sebagai pembanding di Kelas XI Bisnis Manajemen SMKN 2 Jiwan sebagai kelompok B atau kelas uji coba. Sebelum dilakukan uji coba SOP MBC, kedua kelas uji coba maupun kelas kontrol diberikan pre test berupa angket dengan tujuan mengetahui jiwa kewirausahaan siswa. Angket terdiri dari 66 pertanyaan yang meliputi 13 aspek indicator jiwa kewirausahaan. Pre test ini diberikan guna untuk mengetahui jiwa kewirausahaan siswa kelas XI Bisnis Manajemen dengan 30 siswa (Kelompok A) sebagai kelas uji coba dan 30 siswa(kelompok B) sebagai kelas kontrol. Sebelum dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada perbdeaan jiwa kewirausahaan antara kelas kontrol dan kelas uji coba dilakukan terdahulu perhitungan data pre test yang dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 21.Hasil Analisis Deskripsi Data Uji Pre Test Aspek Penilaian Kelas Kontrol Kelas Uji Coba Mean SD Min Max Mean SD Min Max Prestasi PercayaDiri OrientasiTugasHasil MenyukaiResiko Inovatif Kreatif Kepemimpinan OrientasiMasaDepan

23 66 Tanggungjawab Berambisi DayaJuang MotivasiUnggul BelajarDariKesalahan Data yang diperoleh di atas selanjutnya dilakukan pengujian prasyarat analisis yang hasil ringkasannya dapat dilihat pada tabel 22 berikut ini dan hasil selengkapnya dapat dilihat di lampiran halaman 141. Tabel 22.Hasil Uji Prasyarat Uji Aspek Jenis Uji T sig Kesimpulan Kelas Kontrol Kelas Perlakuan Data itas Prestasi Percaya Diri Orientasi Tugas Hasil Menyukai Resiko Inovatif Kreatif Kepemimpinan Orientasi Masa Depan Tanggung Jawab Berambisi Daya Juang Motivasi Unggul Belajar dari Kesalahan 1-Sample Kolmogorov -Smirnov 0,135 0,291 0,135 0,146 0,068 0,081 0,068 0,081 0,081 0,068 0,078 0,122 0,071 0,109 0,071 0,071 0,119 0,056 0,138 0,092 0,114 0,085 0,056 0,220 0,251 0,124 Homogeni tas Prestasi Percaya Diri Orientasi Tugas Hasil Menyukai Resiko Levene 0,378 0,077 0,273 0,610 Homogen Homogen Homogen Homogen

24 Inovatif Kreatif Kepemimpinan Orientasi Masa Depan Tanggung Jawab Berambisi Daya Juang Motivasi Unggul Belajar dari Kesalahan 0,295 0,227 0,062 0,879 0,708 0,295 0,384 0,406 0, Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Pada Tabel 21 dapat ditunjukkan bahwa nilai pre test rata rata karakterter berprestasi tinggi pada kelas kontrol 2,9267 dan untuk kelas uji coba 2,9567, karakter percaya diri pada kelas kontrol 2,9167 dan untuk kelas uji coba , karakter pada tugas dan hasil pada kelas kontrol 2,9267 dan pada kelas uji coba 2,9333, karakter menyukai resiko pada kelas kontrol 2,9000 dan untuk kelas uji coba 2,9400, karakter inovatif pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 2,9633, karakter kreatif pada kelas kontrol 2,8967 dan untuk kelas uji coba 2,9633, karakter kepemimpinan pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 2,9567, karakter berorientasi pada masa depan pada kelas kontrol 2,8967 dan untuk kelas uji coba 2,9467, karakter tanggung jawab pada kelas kontrol 2,8967 dan untuk kelas uji coba 2,9767, karakter berambisi pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 2,9633, karakter daya juang pada kelas kontrol 2,9067 dan untuk kelas uji coba 2,9767, karakter motivasi unggul pada kelas kontrol 2,9233 dan untuk kelas uji coba 2,9433, dan yang terakhir karakter belajar dari kesalahan atau kegagalan pada kelas kontrol 2,9100 dan pada kelas uji coba 2,9433. Data induk yang didapat tersebut kemudian dilakukan uji prasyarat analisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan antara kelas kontrol dan kelas perlakuan. Data pada tabel 22 menunjukkan hasil uji persyaratan analisis pada aspek penilian berdistrubusi data yang normal dan homogen. Data berdistribusi normal dalam Tabel 22 dapat ditunjukkan bahwa aspek penilaian jiwa kewirausahaan diperoleh dengan nilai sig> 0,05 yang mengakibatkan Ho

25 68 diterima yang berarti bahwa semua data dalam kelas kontrol dan kelas perlakuan berdistribusi normal dan homogen. Setelah diketahui jiwa kewirausahaan kedua kelas tersebut selanjutnya akan diberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas tersebut. Kelas XI Bisnis Manajemen pada kelas uji coba akan diberikan SOP MBC dalam praktek mata pelajaran kewirausahaan dan pada kelas kontrol tidak diberikan SOP MBC. Pembelajaran kelas perlakuan (kelompok A) yang menggunakan SOP MBC dan pembelajran kelas kontrol (kelompok B) dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran berbasis praktek selanjutnya dievaluasi dengan pemberian post test. Soal post test terdiri 13 indikator jiwa kewirausahaan dengan 66 butir pertanyaan dalam bentuk angket. Sebelum dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan anatara kelas kontrol dan kelas perlakuan dilakukan terlebih dahulu perhitungan deskripsi data post test yang dapat dilihat pada Tabel 23 di bawah ini: Tabel 23. Hasil Uji Deskripsi Uji Post Test Aspek Penilaian Kelas Kontrol Kelas Uji Coba Mean SD Min Max Mean SD Min Max Prestasi PercayaDiri OrientasiTugasHasil MenyukaiResiko Inovatif Kreatif Kepemimpinan OrientasiMasaDepan Tanggungjawab Berambisi DayaJuang MotivasiUnggul

26 69 Aspek Penilaian Kelas Kontrol Kelas Uji Coba Mean SD Min Max Mean SD Min Max Prestasi PercayaDiri OrientasiTugasHasil MenyukaiResiko Inovatif Kreatif Kepemimpinan OrientasiMasaDepan Tanggungjawab Berambisi DayaJuang MotivasiUnggul BelajarDariKesalahan Pada tabel 23 dapat ditunjukan bahwa nilai rata rata post test karakterter berprestasi tinggi pada kelas kontrol 2,9233 dan untuk kelas uji coba 3,7367, karakter percaya diri pada kelas kontrol 2,9600 dan untuk kelas uji coba 3,7633, karakter pada tugas dan hasil pada kelas kontrol 2,9367 dan pada kelas uji coba 3,7567, karakter menyukai resiko pada kelas kontrol 2,9367 dan untuk kelas uji coba 3,7500, karakter inovatif pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 3,7733, karakter kreatif pada kelas kontrol 2,9300 dan untuk kelas uji coba 3,7500, karakter kepemimpinan pada kelas kontrol 2,9333 dan untuk kelas uji coba 3,7500, karakter berorientasi pada masa depan pada kelas kontrol 2,9567 dan untuk kelas uji coba 3,7600, karakter tanggung jawab pada kelas kontrol 2,9267 dan untuk kelas uji coba 3,7867, karakter berambisi pada kelas kontrol 2,9467 dan untuk kelas uji coba 3,7733, karakter daya juang pada kelas kontrol 2,9233 dan untuk kelas uji coba 3,7833, karakter motivasi unggul pada kelas kontrol 2,9433 dan untuk kelas uji coba 3,7433, dan yang terakhir karakter belajar dari kesalahan atau kegagalan pada kelas kontrol 2,9433 dan pada kelas

27 70 uji coba 3,7600. Data induk yang didapat tersebut kemudian dilakukan uji prasyarat analisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan antara kelas kontrol dan kelas perlakuan. Data yang diperoleh di atas selanjutnya dilakukan pengujian prasyarat analisis yang hasil ringkasannya dapat dilihat pada tabel 24 berikut ini dan hasil selengkapnya dapat dilihat di lampiran. Tabel 24. Hasil Uji Prasyarat Uji Aspek Jenis Uji T sig Kesimpulan Kelas Kontrol Kelas Perlakuan Data itas Prestasi Percaya Diri Orientasi Tugas Hasil Menyukai Resiko Inovatif Kreatif Kepemimpinan Orientasi Masa Depan Tanggung Jawab Berambisi Daya Juang Motivasi Unggul Belajar dari Kesalahan 1-Sample Kolmogorov -Smirnov 0,237 0,162 0,357 0,084 0,246 0,148 0,115 0,107 0,235 0,237 0,256 0,256 0,071 0,085 0,150 0,087 0,072 0,109 0,072 0,079 0,097 0,125 0,156 0,329 0,052 0,097 Tabel 25. Hasil Uji Prasyarat Homogenitas T sig Aspek Jenis Uji Kesimpulan Kelas kontrol Kelas Uji Coba Jiwa Kewirausahaan Levence 0,927 0,996 Homogen Data pada tabel 24 dan tabel 25 menunjukkan hasil uji prasyarat analisis pada aspek jiwa kewirausahaan menunjukkan distribusi data normal dan pada Tabel 25 menunjukkan hasil uji prasyarat analisis pada aspek jiwa

28 71 kewirausahaan menunjukkan data homogen dengan nilai sig > 0,05 mengakibatkan Ho diterima yang berarti bahwa data dalam kelas kontrol dan kelas perlakuan berdistribusi normal dan homogen. Data yang diperoleh diatas selanjutnya dilakukan dengan uji-t (Paired T Test) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas kontrol dan kelas uji coba yang selengkapnya dapat dilihat di lampiran. Ringkasan hasil uji-t (Paired T Test) dapat dilihat dalam tabel 26 berikut ini: Tabel 26. Hasil Uji t T sig Kesimpulan Uji Aspek Coba Jenis Kelas Kelas Kelas Kontrol Kelas Uji Uji Kontrol Uji Coba Uji t (Hipotesis) Prestasi Percaya Diri Paired Sampl 0,839 0,157 0,000 0,000 Tidak ada beda Tidak ada beda Ada beda Ada beda Orientasi Tugas es Test 0,766 0,000 Tidak ada beda Ada beda Hasil Menyukai Resiko Inovatif Kreatif Kepemimpinan 0,271 1,000 0,297 0,322 0,000 0,000 0,000 0,000 Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Orientasi Masa 0,086 0,000 Tidak ada beda Ada beda Depan Tanggung Jawab Berambisi Daya Juang Motivasi Unggul Belajar dari 0,384 0,130 0,567 0,545 0,288 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Kesalahan Pada Tabel 26 dapat ditunjukkan bahwa hasil uji t (Paired T Test) memberikan gambaran bahwa jiwa kewirausahaan pada kelas kontrol dari hasil uji t karakter berprestasi tinggi mendapatkan t = 0,839 dan pada kelas uji coba mendapatkan t = 0,000, karakter percaya diri pada kelas kontrol t = 0,157 dan untuk kelas uji coba t = 0,000, karakter pada tugas dan hasil pada kelas kontrol

29 72 t=0,766 dan pada kelas uji coba t=0,000, karakter menyukai resiko pada kelas kontrol t =0,271 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter inovatif pada kelas kontrol t =1,000 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter kreatif pada kelas kontrol t=0,294 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter kepemimpinan pada kelas kontrol t=0,332 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter berorientasi pada masa depan pada kelas kontrol t =0,086 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter tanggung jawab pada kelas kontrol t=0,384 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter berambisi pada kelas kontrol t=0,130 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter daya juang pada kelas kontrol 0,567 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter motivasi unggul pada kelas kontrol t=0,545 dan untuk kelas uji coba t=0,000, dan yang terakhir karakter belajar dari kesalahan atau kegagalan pada kelas kontrol t=0,288 dan pada kelas uji coba t=0,000. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada kelas kontrol Ho diterima denga kewirausahaan tidak mengalami perbedaan. Kemudian pada kelas uji coba Ho perbedaan jiwa kewirausahaan di kelas uji coba. Hasil data respon siswa kelas kontrol pada tabel 27 terhadap uji coba pemakain SOP Bussines Center untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan didapatkan hasil baik dengan persentase pencapaian 89,35%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki respon yang sangat baik pada penggunaan SOP Bussines Center untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada kelas XI Bisnis Manajemen. Tabel 27.Hasil Respon Siswa Uji pemakain SOP Bussines Center No Peryataan Nilai Rerata ASPEK TAMPILAN Teks atau tulisan pada modul ini mudah dibaca Gambar yang disajikan jelas atau tidak buram Gambar yang disajikan sudah sesuai (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit) Adanya keterangan pada setiap gambar yang disajikan dalam SOP 3.7

30 73 ini. 5 Gambar yang disajikan menarik Gambar yang disajikan sesuai dengan materi. 3.5 ASPEK PENYAJIAN MATERI 7 SOP ini menjelaskan suatu konsep yang berkaitan dengan kegiatan Bussines Center Penyajian dalam SOP ini mendorong saya untuk berdiskusi dengan teman-teman yang lain Penyajian SOP ini berkaitan dengan materi ekonomi akuntansi yang lain atau dengan mata pelajaran yang lain dalam pemecahan masalah dan penerapannya Saya dapat memahami SOPi dengan mudah Materi yang disajikan dalam SOP sudah runtut Saya dapat mengikuti kegiatan belajar tahap demi tahap dengan mudah Saya dapat dengan mudah memahami kalimat yang digunakan dalam SOP ini Tidak ada kalimat yang menimbulkan makna ganda dalam modul ini Saya dapat memahami lambang atau symbol yang digunakan pada modul ini Saya dapat memahami istilah-istilah yang digunakan dalam modul ini Contoh soal yang digunakan dalam modul ini sudah sesuai dengan materi. 3.5 ASPEK MANFAAT Saya dapat memahami materi menggunakan SOP ini dengan mudah Saya merasa lebih mudah belajar dengan menggunakan SOP ini Saya sangat tertarik menggunakan SOP ini Dengan menggunakan SOP ini saya lebih tertarik dalam belajar 3.9

31 74 kewirausahaan. 24 Dengan adanya ilustrasi disetiap awal materi dapat memberikan motivasi untuk mempelajari materi Saya lebih rajin belajar dengan menggunakan SOP ini. 3.8 Total 89.35% Persentase Pencapaian 89.35% B. Pembahasan 1. Tahap Studi Pendahuluan a. Analisis Letak dan Kondisi Geografi Kabupaten Madiun Letak Kabupaten Madiun di Jalan Aloon aloon Utara No. 4 Madiun, Kelurahan Pangongangan, Kecamatan Mangunharjo, Madiun. Kabupaten Madiun berbatasan sebelah barat Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, sebelah timur Kabupaten Nganjuk, sebelah selatan Kabupaten Ponorogo, sebelah utara Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi. b. Analisis Potensi Kabupaten Madiun Potensi Kabupaten Madiun pada umumnya terdiri dari potensi pertaniaan dan potensi perindustrian. Potensi pertanian meliputi tanaman padi, jagung, kedelai, ubi kayu dan buah-buahan. Potensi peternakan meliputi sapi perah, sapi potong, kambing, unggas. Potensi perindustrian meliputi industry brem, industry sambel pecel, dan industri kripik. c. Analisis Guru SMK 1. Guru Kewirausahaan SMKN 1 Geger Proses pembelajaran di kelas Bisnis Manajemen mata peajaran kewirausahhan tidak lepas dari peran serta Bussines Center. Bussines center SMK diharapkan mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa bisnis manajemen di SMKN 1 Geger. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kewirausahaan proses berdirinya Bussines Center di SMKN 1 Geger diawali dengan kondisi

32 75 siswa selama ini dalam proses pembelajaran kewirausahaan memperoleh teoti teori tanpa kegiatan praktek. Kondisi seperti ini menimbulkan para keinginan guru kewirausahaan untuk meningkatkan pembelajaran kewirausahaan tidak hanya sebatas teori tetapi dengan praktek lansung. Sehubungan dengan hal tersebut terdapat program Bussines Center dari Direktorat Pembinaan SMK, yang memberikan bantuan sebesar 100 juta untuk latihan kewirausahaan. Sejak saat itupun dimulai bulan Maret 2011 mendirikan Bussines Center. Pengelolaan bussines center di SMKN 1 Geger diutamakan yang mengelola adalah guru kewirausahaan apabila ada kekuarangan SDM dipilih guru bidang lainnya. Dalam menyusun pengelolaan Bussines Center, kepala sekolah juga memperhatikan prinsip prinsip penyususnan struktur organisasi yang baik dengan memilih seseorang sesuai dengan kemampuannya. 2. Guru SMKN 2 Jiwan Guru kewirausahaan di SMKN 2 Jiwan program bisnis manajemen dalam kesehariannya ditugaskan mengelola Bussines Center. Busisines center yang ada di SMKN 2 Jiwan dipergunakan untuk praktek seluruh siswa namun yang ditekankan adalah siswa program keahllian bisnis manajemen. Berdasarakan hasil wawancara dengan guru kewirausahaan di SMKN 2 Jiwan, praktek kewirausahaan sudah ada. Awalnya dimulai dari pembelajaran teori yaitu di kelas X ditingkat XI lansung praktek. Prakteknya kelas XI dalam pemasaran sudah menguasai secara teori dan diterapkannya di masyarakat atau lingkungan. Pelaksanaan praktek pemasaran untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dilakukan diluar kegiatan belajar mengajar. Untuk KBM pelaksanaannya diluar area SMKN 2 Jiwan bisa juga dilokasi tetapi pada jam istirahat. d. Analisis Lingkungan Belajar dan Bussines Center SMK 1. Analisis Lingkungan Belajar dan Bussines Center SMKN 1 Geger

33 76 Pengelolaan Bussines center di SMKN 1 Geger memiliki aspek model manajemen. Aspek Manajemen di SMKN 1 Geger dapat dijelaskan sebagai berikut. a) Manajemen Produksi Produksi yang dimaksud adalah sebagaimana pengadaaan barang yang dilakukan di SMKN 1 Geger ini. Pengadaan barang yang dilakukan melalui grosir kemudian disebarkan ke pembeli atau konsumen Bussines Center melalui system pembayaran yang berbeda. Barang tersebut dapat di bawa terlebih dahulu dan hal ini mempermudah penjualan barang barang di Bussines Center. Sistem pembayaran cash bon ini diperuntukan untuk guru dan karyawan SMKN 1 Geger dengan cara potong gaji pada awal bulan berikutnya. Melalui cara ini mitra atau konsumen diuntungkan, tidak harus cash tetapi dapat membawa barang barang yang dibutuhkan terlebih dahulu. Proses produksi dilakukan oleh para siswa yang praktek, hal ini sekaligus mendidik para siswa untuk memiliki jiwa kewirausahaan. b) Manajemen Keuangan Prosedur anggaran dalam pengelolaan Bussines Center di SMKN 1 Geger kesehariannya ditangani oleh kasir dan setiap akhir bulan dibuat laporan kepada koordinator Bussines Center. Standart pembukuan yang dilakukan menggunakan standart akuntansi yang baku. Hal ini dilakukan dalam upaya membangun transparansi kegiatan dari awal. Selain itu juga tuntutan dari Direktorat Pembinaan SMK untuk setiap saat melaporkan aktivitasnya. Sistem pembukuan di SMKN 1 Geger menggunakan system double entry (berpasangan) Artinya jika mempunyai asset 250 juta terdiri dari kas, perlengkapan, persediaan barang dan lain lain, proses selanjutnya menggunakan kas masuk dan kas keluar kemudian direkap dalam leger dan dibuat neraca saldo selanjutnya dibuat kertas kerja terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan perubahan equitas. c) Manajemen Sumber Daya Manusia

34 77 Manajemen Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi pada dasarnya suatu cara atau metode dalam mengelolan Sumber Daya Manusia agar dapat mendukung dalam pencapaian organisasi, oleh karena itu tujuan dari Manajemen Sumber Daya Manusia adalah memanfaatkan dan mengembangkan SDM dalam organisasi untuk bekerja dengan baik dalam mewujudkan tujuan organisasi. Manajemen SDM di SMKN 1 Geger masih dihadapkan pada ketergantungan pengelola Bussines Center. Secara pengelolaan SDM belum optimal dalam memanfaatkan SDM yang ada. Aspek kepengurusan seharusnya memiliki sistem dan pola yang sesuai dengan Bussines Center. Namun dalam hal ini belum dapat berjalan. Permasalahan pengelolaanya, SDM yang bertanggungjawab dalam pengelolaan Bussines Center belum berperan maksimal. Seorang guru berperan ganda dalam pengelolaan tidak akan menghasilkan yang terbaik, untuk itu perlu adanya pengelolaan SDM yang baik. d) Manajemen Pemasaran Proses perencanaan dan konsepsi pemasaran dalam pengelolaan Bussines Center di SMKN 1 Geger memiliki prinsip yang diterapkan yaitu pertama adalah harga, harga dibuat lebih murah dari harga di pasaran, untuk itu perlu survey harga di grosir grosir yang lebih murah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh harga yang paling murah dan menguntungkan serta memperlancar proses kegiatan Bussines Center. 2. Analisis Lingkungan Belajar dan Bussines Center SMKN 2 Jiwan Pengelolaan Bussines center di SMKN 1 Geger memiliki aspek model manajemen. Aspek Manajemen di SMKN 1 Geger dapat dijelaskan sebagai berikut. a) Manajemen Produksi Produksi yang dimaksudkan dalam pengelolaan Bussines Center SMKN 2 Jiwan adalah dalam proses pengadaan barangnya.

35 78 Pada proses pengadaan barang diserahkan kepada koordinator Bussines Center setelah melalui usul karyawan Bussines Center. Koordinator mencari supplier yang harganya kompetitif, hal ini dimaksudkan agar harga tidak lebih tinggi dari harga di pasaran. Proses produksi ini tidak hanya dilakukan dalam proses pengadaan barang, namun bagaimana dapat mempertahankan usaha yang telah dilakukan. Melalui manajemen yang baik diharapkan dapat diperoleh kebermanfaatan yang signifikan bagi perkembangan dan pertumbuhan jiwa kewirausahaan di lingkungan sekolah. Untuk itu, peran guru, siswa, dan karyawan sangat dominan dalam setiap proses, terutama dalam pelaksanaannya. Dinamisnya Bussines Center ditentukan oleh semangat dan kepedulian dari lingkungan sekolah tersebut. b) Manajemen Keuangan Sistem keuangan di Bussines Center di SMKN 2 Jiwan menggunakan berpasangan (double entry) artinya pembukuan menggunakan kas masuk dan kas keluar kemudian direkap dalam buku besar, kemudian dibuat neraca saldo sampai ke neraca laba rugi. Laporan keuangan dibuat setiap hari kemudian direkap dan dibuat laporan per hari, per bulan, dan per tahun. Laporan per hari dan per bulan dari kasir diserahkan kepada koordinator Bussines Center. Kemudian laporan per tahun dari koordinator diserahkan kepada Kepala Sekolah sebagai penangunggjawab utama Bussines Center. c) Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan pemberdayaan SDM. Kegiatannya dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sisi analisis pekerjaan dan evaluasi pekerjaan. Sisi analisis pekerjaan di SMKN 2 Jiwan terdiri dari pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja. Sedangkan evaluasi pekerjaan terdiri dari cara

36 79 kinerja karyawan dari segi profesinalnya dan pencapaian target yang merupakan program kerja Bussines Center. Analisis pekerjaan dalam pengelolaan Bussines Center di SMK 2 Jiwan sudah disesuaiakan dengan kompetensinya, manajer dari guru kewirausahaan dan para siswanya diorientasikan sesuai dengan jurusannya. Untuk program keahlian bisnis manajamen menjadi prioritas utama dalam mendesain SDM yang memiliki kesiapan dan kemauan kerja keras tinggi di Bussines Center. d) Manajemen Pemasaran Program pemasaran atau marketing di SMKN 2 Jiwan pada awalnya dimulai dari pembelajaran teori yaitu di kelas X ditingkat XI langsung praktek. Prakteknya kelas XI dalam pemasaran langsung diterapkan di masyarat atau lingkungan dengan di modali dana bergilir dari pemerintah provinsi sebesar 20 juta rupiah. Setiap siswa pada jurusan bisnis manajemen diberi dana bergilir per siswa untuk dipinjam sebesar Rp ,-. Pelaksanaan praktek pemasaran untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dilakukan diluar kegiatan belajar mengajar. Untuk itu pelaksanannya diluar area SMKN 2 Jiwan atau bisa juga di lokasi pada saat jam jam istirahat, hal ini dapat dicontohkan para siswa memiliki usaha sebagian besar usaha makanan. Setelah dana awal dipinjam dan dijadikan usaha yang beranekaragam, para siswa tersebut memiliki kewajiban untuk mengembalikan. Pengembalian modal tersebut dilakukan tanpa bunga, per minggu dibuat catatan dan per bulan diangsur, lama pengembaliannya selama 1 semester atau 6 bulan. Para siswa membuat laporan dan senantiasa dilakukan monitoring untuk mengetahui perkembangan usaha yang dilakukan. Laporan tersebut disertai nota nota sebagai bukti fisik. 2. Tahap Studi Pengembangan a. Desain Produk

37 80 Pengembangan SOP MBC disajikan sesuai dengan konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP) 2006, dengan harapan SOP MBC ini dapat efektif untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa SMK Kabupaten Madiun. Alasan kuat SOP MBC ini dibuat untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan adalah melihat fungsi SOP MBC Sebagai rujukan bagi kegiatan operasional yang senantiasa diperbarui dan sebagai arsip pelacakan kegiatan operasional, penilaian, dan perbaikan. Langkah utama dalam mengembangkan SOP MBC adalah menyusun SOP MBC sesuai alur, pendekatan dan model pembelajaran kewirausahaan dan memperhatikan unsur unsur SOP MBC (Dit.PSMK, 2012). 1. Bagian pembuka 2. Bagian inti SOP 3. Bagian penutup Setelah SOP MBC disusun sesuai dengan alur, pendekatan, dan model manajemen yang diperoleh dengan memperhatikan unsure penting SOP MBC langkah selanjutnya sebelum SOP MBC digunakan adalah dengan melakukan validasi SOP MBC. Validitas SOP dapat diukur beberapa aspek diantaranya: 1) aspek kelayakan isi, 2) aspek kelayakan bahasa, 3) aspek kelayakan penyajian, 4) aspek kelaykan kegrafikan. Peneliti sebelum menggunakan SOP MBC untuk uji coba penggunaan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dengan menguji keempat aspek kelayakan tersebut. b. Validasi Desain Uji validitas SOP MBC ini diuji dengan 2 penguji yaitu pertama diuji oleh ahli pengembangan dengan kualifikasi S2 di bidang komunikas dan manajemen, kedua diuji oleh ahli praktisi dengan kualifikasi minimal strata satu pendidikan ekonomi yang sudah menjadi guru tetep di instan Sekolah Menengah Kejuruan. Hasil rangkuman persentase pencapaian uji validitas SOP dapat dilihat pada tabel 28 berikut ini : Tabel 28. Hasil Penilaian Para Ahli

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di (dua) SMK Kabupaten Madiun yaitu SMKN 1 Geger dan SMKN Jiwan. Subjek penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BREAKDOWN ANALYSIS PER KECAMATAN

BREAKDOWN ANALYSIS PER KECAMATAN BREAKDOWN ANALYSIS PER KECAMATAN ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU POLITIK MASYARAKAT BERDASARKAN KECAMATAN *) Tanpa memperhitungkan swing voters 2 MENGGUNAKAN HAK PILIH FAKTOR - FAKTOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menerapkan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Halimah (2009) dalam proses pelaksanaannya,

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2032

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2032 ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2032 Rama Dwi Setiyo Kuncoro Fakultas Geografi UGM E-mail: rama.kuncoro@yahoo.co.id ABSTRAK Indonesia yang merupakan negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta globalisasi menuntut masyarakat untuk melakukan perubahan dan inovasi. Salah satu bentuk perubahan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Godean yang terletak di Jl. Jae Sumantoro Sidoluhur Godean Sleman, merupakan

Lebih terperinci

BAB I KANTOR KEMENAG

BAB I KANTOR KEMENAG BAB I KANTOR KEMENAG A. PETA GEOGRAFIS Secara geografis Kabupaten Madiun terletak di sekitar 7 12-7 48 30 Lintang Selatan dan 111 25 45-111 51 Bujur Timur. Dengan Luas wilayah Kabupaten Madiun 1.010,86

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Merina Pratiwi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI 30 LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI Judul Program : Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP/MTs pada Materi Aritmatika Sosial dengan Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 71 Peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbentuk LKPD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cidaun pada mata pelajaran produktif, standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 3-8 VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN AWAL TARGET INDIKATOR 3 4 5 6 7 8 8 3 4 5 6 7 8 9 3 4 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 203 Lampiran B5 ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP UNTUK AHLI MEDIA Yang terhormat, Nama :... Asal

Lebih terperinci

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem solving pada materi barisan dan deret tak hingga, (2)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanaan di SMP Negeri 1 Sragen yang beralamat Jalan Raya Sukowati No. 162 Sragen, Kabupaten Sragen. 2. Waktu penelitian

Lebih terperinci

Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang

Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DENGAN PENDEKATAN SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT (STM) DALAM POKOK BAHASAN ENERGI DAN MOMENTUM Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

Sulistyaning Kartikawati. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI MADIUN

Sulistyaning Kartikawati. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING MELALUI TUTORIAL ONLINE DAN TATAP MUKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA PEMAHAMAN MATERI FISIKA DASAR Sulistyaning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Pengembangan Penelitian Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul pembelajaran IPA Terpadu Tema Ekosistem dengan pendekatan Jelajah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perolehan pangan yang cukup baik dalam jumlah maupun mutu merupakan sesuatu yang penting bagi setiap manusia agar dapat hidup secara berkualitas. Oleh karena itu hak atas kecukupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain dan Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan prosedur penelitian pengembangan dengan tujuan akhir menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar mata

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 7, No. 2, Tahun 2017 ISSN 2088-3021 (media cetak) ISSN 2598-8077 (media online) PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R and D). Sugiyono (2013:297) mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang digilib.uns.ac.id 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974). Pemilihan model Four-D ini karena dalam

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 71 Peraturan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP N 2 Kalasan merupakan sekolah yang beralamat di Kledokan, Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Visi SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMK N 3 Semarang sejak tanggal 17 September 2014 sampai dengan 18 Oktober 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). 67 III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan

Lebih terperinci

PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS

PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS Oleh: Marzuki Universitas Negeri Yogyakarta 1 BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) SEKOLAH DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SEKOLAH MENENGAH ATAS 2 UNSUR-UNSUR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini menyajikan data yang diperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini merupakan bagian yang bersifat prosedural. Pada bab ini akan diuraikan mengenai rancangan alur penelitian mulai dari desain penelitian yang digunakan, tahapan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian ini meliputi: bagaimana cara mengembangkan multimedia interaktif, kevalidan multimedia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi tertentu.

III. METODE PENELITIAN. suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi tertentu. III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan peneltiian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan prinsip expost facto dengan teknik korelasional. Metode survey adalah

Lebih terperinci

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIANTAR T.A. 2012/2013 Gayus Simarmata FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini yaitu mata pelajaran Dasar Teknik Menjahit dipelajari pada kelas X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini yaitu mata pelajaran Dasar Teknik Menjahit dipelajari pada kelas X BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data hasil penelitian kompetensi membuat saku passepoille ini yaitu mata pelajaran Dasar Teknik Menjahit dipelajari pada kelas X semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang peneliti ajukan maka jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif. Dalam hal ini peneliti akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai pengembangan buku ajar untuk materi dasar pengolahan bahan hasil pertanian dilakukan di SMK, Cianjur.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang besar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian dan Pengembangan 1. Pemilihan Materi dan Analisis Kebutuhan Penentuan materi dan analisis kebuutuhan digunakan sebagai dasar membuat produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementrian Pertanian (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2014 pertanian di Indonesia dihadapkan pada tantangan berat. Tantangan berat yang dihadapi menyangkut beberapa

Lebih terperinci

Pemetaan Ketahanan Pangan Wilayah Kabupaten Madiun. Food Security Mapping In Madiun Regency

Pemetaan Ketahanan Pangan Wilayah Kabupaten Madiun. Food Security Mapping In Madiun Regency 27 Pemetaan Ketahanan Pangan Wilayah Kabupaten Madiun Food Security Mapping In Madiun Regency Ghulam Arsyad Addibi 1, Ruslan Wirosoedarmo 2*, Bambang Suharto 2 1Mahasiswa Keteknikan Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI Kriteria Indikator Nomor Soal I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian materi dengan SK 1,2,3 dan KD B. Keakuratan Materi C. Kemutakhiran Materi D. Mendorong Keingintahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyono, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyono, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu usaha sadar yang disengaja dan terencana dalam mengantarkan manusia untuk menemukan pribadinya sebagai orang dewasa yang dapat berdiri

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO BIOEDUKASI Volume 6, Nomor 2 Halaman 58-75 ISSN:1693-2654 Agustus 2013 PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA

Lebih terperinci

ta ko :// tp ht m ob o. id s.g bp a. uk ot ag ta ko :// tp ht m ob o. id s.g bp a. uk ot ag STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTAMOBAGU UTARA 216 ISBN : 62-17-361-2 No. Publikasi : 71746.1619 Katalog : 1112.71744

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen (Sugiyono, 007) dan deskriptif. Eksperimen

Lebih terperinci

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN TIARA MUHARANI NIM F37011007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Alifia Nurilmi Diansyah ABSTRAK Proses pembelajaran yang

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PRODUKSI IKAN PATIN SUPER Dwi Puji Hartono* 1, Nur Indariyanti 2, Dian Febriani 3 1,2,3 Program Studi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Lampung Unit IbIKK Produksi Ikan Patin Super Politeknik Negeri

Lebih terperinci

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Butir 2 Sistematika penyajian dalam setiap

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN 2 Gambut Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km. 15.2 Kecamatan Gambut

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Sulistyaning Kartikawati, Hendrik Pratama Universitas PGRI Madiun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cihampelas Jln. Raya Sayuran Desa Mekarmukti Kec. Cihampelas, Kab. Bandung Barat 40562. Dipilihnya lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION SISWA KELAS VII SMPN 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Penyajian data pada hasil pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar pada materi bangun ruang

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI Lampiran B6 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 1. Kelayakan Penyajian UNTUK AHLI MEDIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil ujicoba instrumen, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah data hasil observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.17/3/61/Th. XVI, 1 Maret 213 PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 212 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan Angka Sementara (ASEM)

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh : Eko Supriyadi Sumarjo H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci