3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Pengumpulan Data

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Pengumpulan Data"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN 1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Situ Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten Peta lokasi penelitian beserta lokasi pengambilan air sampel dan areal wisata dapat dilihat pada Gambar 2 Kawasan Situ Kedaung sebagian besar dikelilingi oleh pemukiman penduduk Lokasi pengambilan sampel kualitas air dilakukan pada tiga stasiun Stasiun 1 merupakan daerah yang dekat dengan inlet, stasiun 2 merupakan daerah tengah dan stasiun merupakan daerah dekat outlet Pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu penelitian pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juni 2009, pengumpulan data primer dan sekunder serta analisis data dilaksanakan pada bulan Juli-September Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan dengan melakukan wawancara dengan masyarakat maupun wisatawan serta wawancara dengan pengelola sehingga diperoleh informasi tambahan yang dapat mendukung data yang telah ada Data-data primer yang dibutuhkan meliputi data mengenai kondisi umum Situ Kedaung, permasalahan-permasalahan dalam pengelolaan, karakteristik potensi sumberdaya alam, karakteristik pengunjung (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, intensitas kunjungan, daerah asal, persepsi dan apresiasi terhadap kawasan situ) dan tanggapan masyarakat mengenai kawasan Situ Kedaung Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka Studi pustaka merupakan suatu kegiatan pengumpulan data sekunder dengan cara mempelajari buku-buku laporan, penelitian-penelitian sebelumnya, peraturan-peraturan yang berlaku, peta, buku-buku penunjang dan bentuk-bentuk publikasi lainnya Selain itu, data sekunder juga dapat diperoleh melalui informasi pendukung dari instansi terkait seperti Kecamatan Situ Kedaung dan lembaga-lembaga pengelolaan yang mengelola situ tersebut (Tabel 2)

2 Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian 15

3 16 Tabel 2 Jenis data dan informasi yang dibutuhkan No Komponen data Jenis data Sumber data Teknik pengambilan data 1 Keadaan umum kawasan Situ Kedaung a Luas dan letak Primer dan Lapangan dan Observasi lapang dan sekunder laporan studi pustaka bsumber air dan manfaat Situ Kedaung Primer dan sekunder Responden dan laporan Studi pustaka dan wawancara c Bentang alam Primer dan sekunder Lapangan dan Laporan Observasi lapang dan stdi pustaka d Keadaan sosial dan ekonomi penduduk di Kelurahan Pamulang Sekunder Laporan Studi pustaka 2 Karakteristik sumberdaya alam Situ Kedaung a Kualitas air Primer Lapangan Observasi lapang b Flora dan Fauna disekitar Situ Kedaung Sekunder Responden dan Studi pustaka dan laporan wawancara Karakteristik sosial-ekonomi a Masyarakat sekitar kawasan Situ Kedaung Primer Responden Wawancara b Wisatawan Primer Responden Wawancara c Instansi-instansi terkait Primer Responden Wawancara 5 Potensi wisata Primer dan Lapangan dan Observasi lapang dan sekunder laporan studi pustaka 6 Data kesesuaian wisata Primer Lapangan Observasi lapang 7 Data daya dukung kawasan Primer Lapangan Observasi lapang Pengamatan Kondisi Fisika-Kimia-Biologi Perairan Pengamatan kualitas air dilakukan secara langsung di lapangan dan laboratorium Pengamatan langsung di lapangan dilakukan terhadap parameter warna, kecerahan, suhu, ph dan DO sedangkan yang diamati di laboratorium adalah parameter TSS, kekeruhan, BOD, P total, N total, plankton dan Ecoli Analisis laboratorium dilakukan di laboratorium Produktifitas dan Lingkungan Perairan, Manajemen Sumberdaya Perairan dengan mengambil sampel air di tiga titik pengamatan Pengumpulan data kualitas air dilakukan pada tanggal 18 Juni 2009 antara pukul 0700 WIB hingga 090 WIB di tiga titik lokasi yang diperkirakan dapat mewakili keadaan kawasan Situ Kedaung, dengan titik koordinat stasiun pengambilan air contoh sebagai berikut (Gambar 2): Stasiun 1 (inlet) : 6 19'5601" LS dan '528" BT Stasiun 2 (tengah) : 6 19'5018" LS dan '295" BT Stasiun (outlet) : 6 19'967" LS dan '2604" BT Pengambilan air contoh dilakukan secara vertikal, yaitu pada bagian permukaan dan dekat dasar perairan Parameter kualitas air yang diamati adalah warna, kecerahan, suhu, TSS, kekeruhan, DO, BOD, P total, N total, ph, plankton dan

4 17 Ecoli Prosedur kerja untuk pengamatan parameter kualitas air menggunakan referensi APHA (1998) edisi 20 Pengambilan data ikan diperoleh dengan cara wawancara terhadap 0 orang masyarakat dan wisatawan yang sedang memancing dan menjala ikan serta lembaga/instansi pengelola Situ Kedaung Alat dan metode yang digunakan menganalisis kualitas air dapat dilihat pada Tabel Alat untuk mengambil contoh air adalah Van dorn water sampler dan alat untuk mengukur kedalaman adalah tali tambang berskala yang diberi pemberat Pada saat pengambilan titik sampling digunakan peta dasar dan GPS (Global Positioning System) untuk mengetahui posisi pengambilan sampel Adapun bahanbahan kimia yang digunakan antara lain Sulfamic acid, MnSO 4, NaOH+KI, H 2 SO 4 pekat, Na 2 S 2 O, amylum, KmnO 4, Asam Oksalat dan lugol, brucin Gambar alat dan prosedur kerja parameter kualitas air dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Tabel Alat dan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas air No Parameter Alat Metode Fisika 1 Warna - Visual 2 Kecerahan (m) Secchi disk Temperatur (ºC) Thermometer Pemuaian 4 TSS (mg/l) Kertas filter millipore, vacuum pump, Gravimetrik dessikator, Timbangan 5 Kekeruhan Turbidimeter Spektrofotometrik Kimia 1 DO (mg/l) Botol BOD, gelas ukur, erlenmeyer, pipet Winkler dan syringe (sebagai pengganti buret) 2 BOD (mg/l) Botol BOD, gelas ukur, erlenmeyer, buret, Winkler plastik hitam, inkubator N total (mg/l) Spektrofotometer Brucine methode 4 P total (mg/l) Spektrofotometer Digestion 5 ph ph meter Eutech Instruments Cyberscan ph Potensiometer II Biologi 1 Plankton Planktonet, botol film dan mikroskop SRC E coli Botol steril 2 (ml/1000ml) Ikan Alat tulis dan perekam suara Wawancara MPN (Most Probable Number) 4 Pengamatan Kondisi Sosial-Ekonomi di Sekitar Situ Pengamatan kondisi sosial-ekonomi sekitar situ dilakukan dengan pengambilan data primer dan sekunder Metode pengambilan data sosial-ekonomi yaitu dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner Panduan wawancara

5 18 dengan pihak Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang dan instansi terkait serta lembaran kuesioner bagi pengunjung dan masyarakat, secara berturut-turut dapat dilihat pada Lampiran 4, 5, 6, 7 dan 8 Alat yang digunakan untuk mengamati aspek sosial-ekonomi adalah kamera digital (untuk mengambil foto kawasan Situ Kedaung), tape recorder (untuk merekam wawancara) dan alat tulis (untuk mencatat data) Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah peta lokasi kawasan wisata Situ Kedaung, kuesioner, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Situ Kedaung dan literatur-literatur yang mendukung penelitian Untuk data sekunder dilakukan pengumpulan data berasal dari studi pustaka, laporan, hasil penelitian dan data penunjang lain yang berkaitan dengan masalah yang dikaji diperoleh dari perpustakaan Institut Pertanian Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Cibinong), instansi-instansi terkait dan internet 5 Pengambilan Contoh Responden Penentuan responden menggunakan metode purposive sampling Purposive sampling yaitu anggota populasi dipilih untuk memenuhi tujuan tertentu mengandalkan logika atas kaidah-kaidah yang berlaku yang didasari semata-mata dari judgement peneliti Dengan demikian, responden yang dipilih diharapkan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dimana persepsi responden pada sesuatu sudah terbentuk (Fauzi 2001) Interview atau wawancara pengunjung dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling yaitu proses pengambilan sampel dilakukan tanpa perencanaan, dari responden yang pertama kali dijumpai dapat dipilih dan langsung diwawancarai Pengunjung yang menjadi responden berjumlah 0 orang yang didasarkan atas pertimbangan kemampuan responden dalam memahami dan menjawab kuesioner yang diajukan Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan pengisian kuesioner sebagai data pokok Data ini digunakan untuk memperoleh data karakteristik pengunjung dan masyarakat, persepsi serta apresiasinya terhadap kawasan Situ Kedaung Data-data tersebut dikumpulkan lalu dianalisa, sehingga bisa menentukan alternatif strategi dalam upaya pengelolaan Situ Kedaung

6 19 6 Analisis Data Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitas air, kelimpahan plankton, kesesuaian wisata, daya dukung dan SWOT 61 Kualitas air Kualitas air Situ Kedaung dibandingkan dengan baku mutu kualitas air menurut PP No82 tahun 2001 kelas 2 (Lampiran 9) dan data-data lain yang didapat dari Dinas Pekerjaan Umum serta penelitian mengenai Situ Kedaung 62 Kelimpahan plankton dan keanekaragaman (H ) Pencacahan organisme plankton dilakukan dengan menggunakan metode sensus, setelah terlebih dahulu diidentifikasi dengan buku identifikasi plankton (Needham 1962) Menurut APHA (1979), jumlah individu plankton per liter air dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: n x V x A t cg N u x V cg x A a Keterangan : N = Jumlah total fitoplankton (ind/l) n = Jumlah rataan individu yang teramati (ind) u = Ulangan () V t = Volume air tersaring (0 ml) V cg = Volume air dibawah coverglass ( 1 ml) A a = Luas satu lapang pandang (20x50 mm 2 ) A cg = Luas coverglass/ SRC (20x50mm 2 ) Indeks keanekaragaman digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis biota perairan Persamaan yang digunakan untuk menghitung indeks ini adalah persamaan Shanon-Wiener (Krebs 1989) H = s t=1 Pi ln Pi, dimana Pi = n i N Dimana : H = indeks keanekaragaman Shannon-Wiener ni = jumlah inividu jenis ke-i N = jumlah total individu S = jumlah genera

7 20 Menurut Stirn (1981) apabila H < 1, maka komunitas biota dinyatakan tidak stabil, apabila H berkisar 1- maka stabilitas komunitas biota tersebut adalah moderat (sedang) dan apabila H > berarti stabilitas komunitas biota berada dalam kondsi prima (stabil) Semakin besar nilai H menunjukkan semakin beragamnya kehidupan di perairan tersebut, kondisi ini merupakan tempat hidup yang lebih baik 6 Analisis potensi dan kesesuaian wisata Analisis potensi mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang berada didalam maupun di sekitar Situ Kedaung Potensi sumberdaya alam mencakup kualitas air, keindahan alam, daya tarik flora dan fauna di sekitar Situ Kedaung Adapun sumberdaya manusia meliputi pengunjung, masyarakat sekitar dan instansi-instansi yang terkait dalam pengelolaan kawasan Situ Kedaung Kesesuaian mencakup kesesuaian sumberdaya atau potensi yang dikaitkan dengan luas areal bagi setiap peruntukan wisata Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kegiatan wisata yang dikembangkan Persamaan yang digunakan untuk kesesuaian wisata adalah (Yulianda 2007): IKW = Σ (N i / N maks ) x 100% Keterangan: IKW : Indeks Kesesuaian Wisata Ni : Nilai Parameter ke-i (bobot x skor) N maks : Nilai maksimum dari suatu kategori wisata (bobot maksimum x skor maksimum) Matriks kesesuaian wisata yang digunakan berdasarkan matriks kesesuaian menurut Yulianda (2007) yang telah dimodifikasi dan dibuat berdasarkan hasil studi pustaka dan subjektifitas dari pakar yang ahli dalam bidangnya Parameter yang dimaksud adalah parameter yang berpengaruh terhadap kegiatan wisata yang akan dikembangkan di Situ Kedaung Kegiatan yang dapat dilakukan dan dikembangkan di Situ Kedaung adalah mengelilingi Situ Kedaung dengan berjalan kaki, menggunakan perahu kayu, bersepeda air, memancing dan duduk santai Matriks kesesuaian lahan untuk setiap kategori kegiatan yang dilakukan wisatawan di Situ Kedaung dapat dilihat pada Tabel 4

8 21 Tabel 4 Matriks kesesuaian untuk setiap kegiatan yang akan dikembangkan No Parameter Bobot 1 Perahu kayu a Kedalaman perairan (m) b Kecepatan arus (m/s) Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori S1 S2 S N 5 2 x 6 0, x<2 2 x>6 1 x<0, 0 5 0<x 0,15 0,15<x 0,5 2 0,5<x 0,7 1 x>0,7 0 c Bau Tidak berbau d Vegetasi yang hidup di tepi situ e Warna perairan 2 Sepeda air a Kedalaman perairan (m) b Kecepatan arus (m/s) 1 Aren, Pinus, Meranti 1 Hijau jernih Sedikit berbau 2 dari vegetasi Hijau kecokelatan Skor 2 berbau 1 Sangat berbau dari vegetasi 1 Belukar tinggi 2 Cokelat 1 Hitam x 6 0, x<2 2 x>6 1 x<0, 0 5 0<x 0,15 0,15<x 0,5 2 0,5<x 0,7 1 x>0,7 0 c Bau Tidak berbau d Vegetasi yang hidup di tepi situ e Warna perairan Memancing akelimpahan ikan b Jenis ikan c Kedalaman perairan (m) 4 Flying fox a Pemandangan 5 Duduk santai a Lebar tepi situ (m) b Pemandangan (objek view) c Vegetasi yang hidup di tepi situ d Hamparan dataran e Biota Berbahaya 1 Aren, Pinus, Meranti 1 Hijau jernih 5 5 Sedikit berbau 2 dari vegetasi Hijau kecokelatan 2 berbau 1 Sangat berbau dari vegetasi 1 Belukar tinggi 2 Cokelat 1 Hitam 0 Banyak Sedang 2 Sedikit 1 Lebih dari 4 s/d Tidak ada ikan Tidak ada ikan 2 x 6 0, x<2 2 x>6 1 x<0, 0 Situ, hutan, sawah 2 dari pemandangan 2 1 dari pemandangan 1 pemukiman 0 5 x 8 5 x<8 2 x<5 1 x< Situ, hutan, pegunungan, sungai Aren, Pinus, Meranti rumput/tanah liat 2 dari empat pemandangan 2 dari vegetasi dari empat pemandangan 1 dari vegetasi lumpur 2 batu Tidak ada pemandangan Belukar tinggi Tidak ada dataran 1 Tidak ada 1-2 jenis 2 2- jenis 1 > jenis 0 Ket : - Bobot : 5 = sangat penting; = penting; 1= kurang penting - Skor : = sangat sesuai; 2 = sesuai; 1 = sesuai bersyarat; 0 = Tidak sesuai - Skor maksimum = skor pada tingkat kesesuaian tertingggi Berdasarkan nilai indeks kesesuaian wisata tersebut maka masing-masing kegiatan wisata yang akan dikembangkan di kawasan wisata air Situ Kedaung dapat dimasukkan kedalam empat kategori, yaitu nilai IKW antara 8%-100% (sangat sesuai), IKW antara 50-<8% (sesuai), IKW antara 17-<50% (sesuai bersyarat), dan nilai IKW<17% (tidak sesuai)

9 22 Kegiatan-kegiatan wisata yang termasuk dalam kategori sesuai dan sangat sesuai merupakan kegiatan yang dapat direkomendasikan kepada pengelola untuk di kembangkan di kawasan Situ Kedaung 64 Analisis daya dukung wisata Daya Dukung Kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia Analisis daya dukung ditujukan pada pengelolaan kawasan wisata air Situ Kedaung dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada secara lestari Perhitungan DDK dalam bentuk persamaan (Yulianda 2007) : Keterangan : DDK = K x Lp Wt x Lt Wp DDK : Daya dukung kawasan K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt : Unit area untuk kategori tertentu (perahu kayu dan getek, memancing dan duduk santai) Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (perahu kayu dan getek, memancing dan duduk santai) Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan wisata yang sudah ada dan akan dikembangkan di kawasan wisata air Situ Kedaung (Lampiran 11) Luas area yang digunakan pengunjung dan mempertimbangkan kemampuan alam dalam mentolerir pengunjung sehingga keaslian alam tetap terjaga Daya dukung kawasan disesuaikan dengan karakteristik sumberdaya dan peruntukannya, misalnya daya dukung untuk berperahu dengan perahu kayu ditentukan oleh kebutuhan manusia akan ruang dan kondisi air Kebutuhan manusia akan ruang diasumsikan dengan keperluan ruang horizontal untuk dapat bergerak bebas dan tidak merasa terganggu oleh keberadaan manusia (pengunjung lain) Kegiatan berperahu kayu diasumsikan setiap orang membutuhkan luas 625 m 2

10 2 Waktu kegiatan pengunjung (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata Waktu kawasan (Wt) adalah lamanya waktu areal dibuka dalam satu hari yaitu sekitar 8 jam (jam ) Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi situ dengan perahu kayu dan getek, memancing dan duduk santai (Lampiran 10) 65 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dan digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi suatu objek wisata secara sistematik berdasarkan faktor internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses) dengan faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan membandingkan dengan faktor internal dan eksternal (Rangkuti 2006) Analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan faktor eksternal Sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian rating Penentuan berbagai faktor, bobot setiap faktor dan tingkat kepentingan setiap faktor didapatkan dari hasil wawancara dengan orang-orang yang berkompeten dibidangnya dan disesuaikan dengan kondisi di lapang Dari analisis SWOT akan dihasilkan matriks SWOT Matriks ini dapat menghasilkan empat strategi alternatif Keempat strategi tersebut adalah: 1 SO yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memperoleh dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya 2 ST yaitu strategi menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman WO yaitu strategi memanfaatkan peluang dengan cara meminimalkan kelemahan 4 WT yaitu strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman Kerangka kerja analisis SWOT adalah sebagai berikut: a Analisis dan penilaian faktor internal dan eksternal Penilaian faktor internal (IFE) bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan Sedangkan penilaian faktor eksternal (EFE) adalah untuk

11 24 mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua ancaman dan peluang (David 2006) Diawali dengan melakukan identifikasi terhadap faktor internal dan menganalisis faktor eksternal Kemudian menentukan tingkat kepentingan tiap faktor internal maupun eksternal (Tabel 5 dan 6) Tabel 5 Tingkat kepentingan faktor internal Simbol Faktor kekuatan (Strength) Tingkat kepentingan S1 Kekuatan yang sangat besar S2 Kekuatan yang besar S Kekuatan yang sedang Sn Faktor kelemahan (Weakness) W1 Kelemahan yang tidak berarti W2 Kelemahan yang kurang berarti W Kelemahan yang berarti W4 Kelemahan yang sangat berarti Wn Tabel 6 Tingkat kepentingan faktor ekstenal Simbol Faktor peluang (Opportunities) Tingkat kepentingan O1 Peluang sangat tinggi O2 Peluang tinggi O Peluang rendah On Faktor ancaman (Threats) T1 Ancaman besar T2 Ancaman sedang T Ancaman kecil Tn Setelah itu dilakukan langkah penentuan bobot setiap variabel Bentuk pembobotan faktor strategis internal/eksternal (Tabel 7) Bentuk pembobotan faktor strategis eksternal sama dengan pembobotan pada faktor strategis internal Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor stategis internal dan eksternal kepada pihak pengelola Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap

12 25 jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinnear dan Taylor 1991 in Nancy 2007) n xi i 1 xi Keterangan: α : bobot variabel ke-i xi : nilai variabel ke-i i : 1,2,,,n n : jumlah variabel Skala yang digunakan untuk mengisi kolom dalam menentukan bobot setiap faktor (David 2006), yaitu : 1 Bobot 1, jika indikator faktor horizontal kurang penting dibandingkan indikator faktor vertikal 2 Bobot 2, jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal Bobot, jika indikator faktor horizontal lebih penting dibandingkan indikator faktor vertikal 4 Bobot 4, jika indikator faktor horizontal sangat penting dibandingkan indikator faktor vertikal Tabel 7 Penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal Simbol faktor internal/eksternal A B C D E Total A B C D E Total Sumber : Kinnear dan Taylor (1991) in Prakoso (2007) b Pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation) Pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi objek diukur dengan menggunakan nilai peringkat dengan skala 1 4 terhadap masing-masing faktor strategis yang dimiliki Situ Kedaung

13 26 Skala penilaian peringkat untuk matriks faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal adalah sebagai berikut : Tabel 8 Skala penilaian peringkat untuk Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE) Nilai Matriks IFE Matriks EFE Peringkat Strengths (S) Weakness (W) Opportunities (O) Threats (T) Kekuatan yang Kelemahan yang Peluang rendah, Ancaman 1 kecil sangat berarti respon kurang sangat besar Kelemahan yang Peluang sedang, 2 Kekuatan sedang Ancaman besar berarti respon rata-rata Peluang tinggi, Kekuatan yang Kelemahan yang Ancaman respon di atas ratarata besar kurang berarti sedang 4 Kekuatan yang sangat besar Kelemahan yang tidak berarti Peluang sangat tinggi, respon superior Ancaman sedikit Nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan Matriks IFE dan matriks EFE dapat dilihat dari Tabel 9 dan Tabel 10 Tabel 9 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor strategis internal Kekuatan 1 Kelemahan 1 Total Sumber: Rangkuti (2006) Bobot Rating Skor bobot x rating Tabel 10 Matriks External Factor Evaluation (EFE) Faktor strategis eksternal Peluang 1 Ancaman 1 Total Sumber: Rangkuti (2006) Bobot Rating Skor bobot x rating

14 27 Total skor pembobotan berkisar antara 1-4 dengan rata-rata 2,5 Jika total skor pembobotan IFE dibawah 2,5 maka dapat dinyatakan bahwa kondisi internal lemah, sedangkan jika berada diatas 2,5 maka dapat dinyatakan bahwa kondisi internal kuat Demikian juga total pembobotan EFE jika dibawah 2,5 menyatakan bahwa kondisi eksternal lemah dan jika diatas 2,5 menyatakan bahwa kondisi eksternal kuat (David 2006) c Pembuatan matriks SWOT Setelah selesai menyusun matriks IFE dan matriks EFE, langkah selanjutnya adalah membuat matriks SWOT (Tabel 11) Tabel 11 Matriks SWOT EFE IFE Peluang (O) Masukkan faktor-faktor peluang eksternal Ancaman (T) Masukkan faktor-faktor ancaman eksternal Sumber: Rangkuti (2006) Kekuatan (S) Masukkan faktor-faktor kekuatan internal Strategi SO Strategi dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Kelemahan (W) Masukkan faktor-faktor kelemahan internal Strategi WO Strategi dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan yang ada Strategi WT Strategi yang meminimalkan kelemahan dan manghindari ancaman Hubungan antara kekuatan dan kelemahan dengan peluang dan ancaman digambarkan dalam matriks tersebut Matriks ini menghasilkan beberapa alternatif strategi sehingga kekuatan dan peluang dapat ditingkatkan serta kelemahan dan ancaman dapat diatasi d Pembuatan tabel rangking alternatif strategi Penentuan prioritas strategi dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait Jumlah dari skor pembobotan akan menentukan rangking prioritas strategi (Tabel 12) Penentuan posisi strategi yang akan dijalankan dilakukan dengan cara: 1 Penentuan koordinat P diperoleh dari total nilai kekuatan dikurangi nilai kelemahan (S-W)

15 28 2 Penentuan koordinat Q diperoleh dari total nilai peluang dikurangi nilai ancaman (S-W) Penempatan nilai P sebagai absis dan nilai Q sebagai ordinat Posisi titik (P,O) sebagai acuan strategi yang akan dijalankan Tabel 12 Perangkingan alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT pada kawasan Situ Kedaung Alternatif strategi SO1 SO2 SO SOn WO1 WO2 WO WOn ST1 ST2 ST STn WT1 WT2 WT WTn Keterkaitan dengan unsur SWOT Jumlah skor (nilai) Rangking

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir Penelitian

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir Penelitian 13 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada Gambar 1. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi kondisi ekologi Setu

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Situ Gede. Situ Gede terletak di sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor-Darmaga, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat,

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 14 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pantai Lampuuk Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD. Secara geografis Kabupaten Aceh Besar terletak pada 5,2º-5,8º

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 13 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pantai Santolo, Kabupaten Garut. Pantai Santolo yang menjadi objek penelitian secara administratif berada di dua

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 22 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Mei sampai Oktober 2009. Lokasi penelitian dan pengamatan dilakukan di Pulau

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 21 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Situ IPB yang terletak di dalam Kampus IPB Dramaga, Bogor. Situ IPB secara geografis terletak pada koordinat 106 0 34-106 0 44 BT dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan  2010) 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan penelitian mengambil lokasi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution yang terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada 06 33 55-06 37 45 LS dan 106 50 20-106 57 10 BT di wilayah administrasi

Lebih terperinci

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011) BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian berlokasi di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang berada di kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra, Desa Gili Indah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di jalur sepeda Sentul City, Bogor, Indonesia (Gambar 4). Adapun waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah) 10 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Magang ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang meliputi, Desa Babakan Madang, Sumurbatu,

Lebih terperinci

Gambar 2 Tahapan Studi

Gambar 2 Tahapan Studi 13 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Studi dilakukan di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1). Pelaksanaan studi dimulai dari bulan Maret 2010 sampai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 54 LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuisioner penelitian untuk wisatawan daerah tujuan wisata Ajibata Kabupaten Toba Samosir Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No. : Waktu : Hari/Tanggal

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 61 LAMPIRAN 62 Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung Pantai Paris Tigaras PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No. Waktu Hari/Tangga A. Data Pribadi

Lebih terperinci

Sumber: & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian

Sumber:  & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih 5 bulan yaitu pada bulan Februari 2012 hingga Juni 2012. Lokasi penelitian yaitu di daerah Bogor Tengah dengan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi secara purposive sampling (penempatan titik sampel dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi

METODE PENELITIAN. Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi 15 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Pantai Paris, Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu 19 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian adalah Kelurahan Lenteng Agung RW 08. Waktu sejak pelaksanaan studi hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 10 bulan (Maret 2011- Januari

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian METODOLOGI. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari tahapan, yakni dilaksanakan pada bulan Agustus 0 untuk survey data awal dan pada bulan FebruariMaret 0 pengambilan data lapangan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan lokasi dilakukan dengan purposive sampling (penempatan titik sampel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung pada lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perairan lokasi budidaya kerang hijau (Perna viridis) Perairan Pantai Cilincing, Jakarta Utara. Sampel plankton diambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan

Lebih terperinci

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol 10 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 9 METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Situs Ratu Boko, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya berjarak

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2010 di Danau Lut Tawar Kecamatan Lut Tawar Kota Takengon Kabupaten Aceh Tengah, dan Laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata 11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Waduk Cirata, Jawa Barat pada koordinat 107 o 14 15-107 o 22 03 LS dan 06 o 41 30-06 o 48 07 BT. Lokasi pengambilan sampel

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO

EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO OLEH : VEGGY ARMAN NIM. 633410011 EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO Veggy

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2005 - Agustus 2006 dengan lokasi penelitian di Pelabuhan Sunda Kelapa, DKI Jakarta. Pengambilan contoh air dan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 11 3. METODE PENELITIAN 3. 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Danau Lido berada pada koordinat 106 48 26-106 48 50 BT dan 6 44 30-6 44 58 LS (Gambar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 hingga Januari 2014. Pengambilan sampel dilakukan di Rawa Bawang Latak, Desa Ujung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2014. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian terdiri dari peninjauan lokasi penelitian pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

ANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA ANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA (Analysis Potential Ecotourism Toba Lake in Paris Beach, Simalungun district, North Sumatera) 1 Putri Y R Simanjuntak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan

Lebih terperinci

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR (The Study of Physical Carrying Capacity Lake Tourism at Parbaba Pasir Putih Beach District Samosir) Nancy Rolina,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di kawasan perairan Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai dari bulan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42" ' 47" Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42 ' 47 Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor 3. METODE PENELITIAN 5.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2009, berlokasi di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Sampel yang didapat dianalisis di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung,

BAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung, serta menentukan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan III. METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaring tancap (gillnet), jala tebar, perahu, termometer, secchi disk, spuit, botol plastik, gelas ukur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak bulan eptember sampai Desember 2013. Penelitian ini bertempat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB 2 BAHAN DAN METODE BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009- Juli 2010 di Danau Lut Tawar. Metode yang digunakan dalam penentuan stasiun adalah dengan metode Purposive

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

KAJIAN SUMBERDAYA PERAIRAN SITU UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI SITU KEDAUNG, KECAMATAN PAMULANG, TANGERANG SELATAN FITRIA DARMAWINSAH SKRIPSI

KAJIAN SUMBERDAYA PERAIRAN SITU UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI SITU KEDAUNG, KECAMATAN PAMULANG, TANGERANG SELATAN FITRIA DARMAWINSAH SKRIPSI KAJIAN SUMBERDAYA PERAIRAN SITU UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI SITU KEDAUNG, KECAMATAN PAMULANG, TANGERANG SELATAN FITRIA DARMAWINSAH SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan.

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan. 3. METODOLOGI 3.1. Rancangan penelitian Penelitian yang dilakukan berupa percobaan lapangan dan laboratorium yang dirancang sesuai tujuan penelitian, yaitu mengkaji struktur komunitas makrozoobenthos yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan Saptosari dan desa Karangasem kecamatan Paliyan, kabupaten Gunungkidul. B. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendiskripsikan tentang Kelimpahan, Indeks keanekaragaman dan Indeks dominansi zooplankton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Juni sampai dengan 31 Juli 2013. Penelitian meliputi kegiatan lapangan dan kegiatan laboratorium. Kegiatan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 17 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai Sari Ringgung, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, pada bulan

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret- 20 Juli 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif analitik. Pengambilan sampel dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sepanjang aliran Sungai Cihideung dari hulu Gunung Salak Dua dimulai dari Desa Situ Daun hingga di sekitar Kampus IPB Darmaga.

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 07 o 20 0,6576 LS 19 o 13 48,4356 BT Kober, Kec. Purwokerto Barat Bantarsoka, Kec. Purwokerto Barat

METODE PENELITIAN. 07 o 20 0,6576 LS 19 o 13 48,4356 BT Kober, Kec. Purwokerto Barat Bantarsoka, Kec. Purwokerto Barat III. METODE PENELITIAN A. Materi Penelitian 1. Peralatan Penelitian Alat yang digunakan selama penelitian adalah botol Winkler, plankton net no.25, ember plastik, buret, statif, Erlenmayer, pipet tetes,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran, III. METODOLOGI PENELITIAN.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran, Lampung. Penelitian ini secara umum mencakup tahapan yaitu survei lapangan,

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Gambar 7. Situ burung dan Lokasi stasiun pengamatan. Sumber peta (www.maps.google.com ; Surfer 8.0).

3. METODE PENELITIAN. Gambar 7. Situ burung dan Lokasi stasiun pengamatan. Sumber peta (www.maps.google.com ; Surfer 8.0). 22 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Situ Burung pada musim hujan, yaitu pada akhir bulan November 2009 hingga awal bulan Januari 2010. Peta lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung. Serta

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di daerah Teluk Hurun, Lampung. Teluk Hurun merupakan bagian dari Teluk Lampung yang terletak di Desa Hanura Kec. Padang Cermin Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian. menentukan kualitas air berdasarkan faktor fisika kimia.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian. menentukan kualitas air berdasarkan faktor fisika kimia. BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendiskripsikan tentang kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton. erta menentukan kualitas air

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 13) mengatakan bahwa, Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di perairan Pulau Biawak Kabupaten Indramayu dan Laboratorium Manajemen Sumberdaya dan Lingkungan Perairan Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel 14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian 1. Lokasi Daerah pengembangan yang akan di teliti oleh penulis adalah Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Memiliki luas wilayah 352,2

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN di Kawasan WisataDesa Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten. 1 dan lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

METODE PENELITIAN di Kawasan WisataDesa Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten. 1 dan lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan Januari 2017 di Kawasan WisataDesa Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Sumatera

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel plankton, formalin 40%, MnSO4, KOH-KI,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN 8 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan betutu yang tertangkap, sampel

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni.

Lebih terperinci

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel A. Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan di beberapa industri sepatu di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2008. Pengumpulan data meliputi data

Lebih terperinci