BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bulldozer Bulldozer sebagai salah satu alat berat pembuka lahan pada proyekproyek konstruksi atau membuka hutan yang kesemuanya membutuhkan kecepatan dan kekuatan kerja yang kompak. Penulisan mengenai alat-alat berat khusunya bulldozer perlu pembahasan mengenai penggerak utamanya meski hanya garis besarnya. Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan tractor sebagai penggerak utamanya, jika disebut bulldozer, itu sebenarnya adaiah tractor yang dilengkapi dengan dozer attachment, dalam hal ini attachmentnya (perlatan pendukung) adalah blade. Bulldozer sebenarnya adalah jenis dari dozer yang memungkinkan untuk diberikan kemampuan mendarong kemuka, menarik atau dapat juga mendorong miring dengan pasisi kemiringan atau kesamping sampai 25 terhadap kedudukan lurus. Kemampuan Bulldozer untuk mendorong dengan posisi blade miring atau kesamping tergantung dari blade lift dan tilt hidrolik juga control valvenya. Akan tetapi pada skripsi ini bulldozer hanya 6

2 7 dilengkapi dengan 2 buah balde lift dan bulldozer tidak diberi kemampuan untuk memiringkan blade pada posisi ke kiri dan ke kanan. Gambar 2.1 Mesin Bulldozer Prinsip Kerja Bulldozer Berikut merupakan diagram power train serta cara kerja bulldozer KOMATSU D65

3 8 Gambar 2.2 power train bulldozer Keterangan : 1. Engine 2. Damper 3. Universal joint 4. Hydraulic pump 5. P.T.O 6. PPC pump 7. Torque converter 8. Transmission 9. Bevel gear 10. Steering clutch 11. Steering brake 12. Final drive 6

4 9 13. Sprocket 14. Track shoe 16. Power train lubrication pump 17. Scavenging pump 15. Power train pump Tenaga yang dihasilkan oleh mesin enam silinder diteruskan kedamper yang terpasang dan dibaut pada flywheel. Tenaga akan diteruskan oleh damper keout put shaft lewat universal joint ke input shaft dari hydroshift transmission. Pada hydroshift transmission putaran direduksi untuk mendapatkan kecepatan dan daya yang berbeda-beda disamping arah gerak dari traktor. Selanjutnya tenaga tersebut diteruskan ke bevel gear setelah melalui pinion gear. Pada bevel gear ini putaran tegak lurus diubah menjadi putaran mendatar. Dikala ujung shaft dari bevel gear terpasang steering clucth, yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan tenaga putaran dari shaft bevel gear ke final drive yang bertujuan menghentikan putaran salah satu rantai track tractor, yang mengakibatkan tractor dapat berbelok. Tenaga dari bevel shaft melalui inner drum dari steering clutch yang terpasang pada hubungan dari shaft bevel gear diteruskan ke outer drum dengan terebil dahulu melalui disc dan plate dari steering clutch yang terpasang antara inner dan outer drum, Selanjutnya tenaga dari outer drum dengan terlebih dahulu melalui hubungan diteruskan ke pinion gear dari final drive. Pada final drive tenaga direduksi untuk memperkecil putaran dari engine dan mengakibatkan daya yang lebih besar. Final drive shaft akan meneruskan tenaga keroda gigi atau sprocket dan selanjutnya tractor

5 10 bergerak pada tanah sesuai dengan tenaga, kecepatan dan arah yang diinginkan. Tenaga yang oleh mesin enam silinder diteruskan kedamper yang terpasang dan dibaut pada flyweheel. Tenaga akan diteruskan oleh damper ke out put shaft lewat universal joint ke input shaft dari hydroshift transmission hydroshift transmission putaran direduksi untuk mendapatkan kecepatan dan daya yang berbeda-beda disamping arah gerak dari traktor. Selanjutnya tenaga tersebut diteruskan ke bevel gear setelah melalui pinion gear. Pada bevel gear ini putaran tegak lurus diubah menjadi putaran mendatar. Dikala ujung shaft dari bevel gear terpasang steering clutch, yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan tenaga putaran dari shaft bevel gear ke final drive yang bertujuan menghentikan putaran salah satu rantai track tractor, yang mengakibatkan tractor dapat berbelok. Tenaga dari bevel shaft melalui inner drum dari steering clutch yang terpasang pada hubungan dari shaft bevel gear diteruskan ke outer drum dengan terlebih dahulu melalui disc dan palte dari steering clutch yang terpasang antara inner dan outer drum, Selanjutnya tenaga dari outer drum dengan terlebih dahulu melalui hubungan diteruskan ke pinion gear dari final drive. Pada final drive tenaga direduksi untuk memperkecil putaran dari engine dan mengakibatkan daya yang lebih besar. Final drive shaft akan meneruskan tenaga keroda gigi atau sprocket dan selanjutnya tractor bergerak pada track shoe diatas tanah sesuai dengan tenaga, kecepatan dan arah yang diinginkan

6 11 Untuk dapat mengatur arah, kecepatan, membelok dan berhenti dengan mematikan mesin, kita dapat melakukan pengontrolan dari kursi operator dengan menarik, mendorong dan menginjak lever (tuas-tuas) pedal dari alatalat control masing-masing system. Kontrol tadi akan menggerakan komponen-komponen secara mekanis pada rem dan secra hidrolis pada steering dan hydroshift transmission. Untuk menggerakan pompa hidrolik yang menghasi1kan tekanan dan aliran oil hidrolik yaitu tenaga dari putaran mesin. Pompa hidrolik tersebut terpasang di bagian dari hydroshift transmission case. Secara garis besarnya urutan dari mesin ke power train pada tractor adalah sebagai berikut: Dari Engine Damper Universal joint Hydroshift Tramsmission Bevel Gear Streering Clutch (kiri dan kanan) Under Carriage (Treck shoe, kiri dan kanan). Pada prinsipnya konstruksi dasar dari bulldozer adalah terdiri dari tiga komponen yang akan diuraikan dan dijelaskan fungsi serta kegunaannya. Komponen-komponen yang penting dari bulldozer adalah penggerak, powertrain dan attachment. a. Engine

7 12 Mesin penggerak disini merupkan sumber tenaga bagi seluruh mekanisme komponen-komponen yang ada pada bulldozer tersebut. Sebagai tenaga penggerak yang digunakan dari bulldozer jenis angledozer direncanakan adalah menggunakan motor diesel 4 langkah dengan 6 silinder. Daya mesin penggerak sebesar 183 HP dan putaran mesin adalah 1980 rpm. b. Power Train. Ini merupakan rangkaian komponen yang berfungsi untuk meneruskan daya serta putaran mesin dari mesin penggerak (engine). c. Attachment. Pada Bulldozer umumnya memiliki standard perlengkapanperlengkapan sehingga memberikan fungsi khusus sesuai dengan tujuan penggunaan secara khusus pula. Pada skripsi ini bulldozer menggunakan blade sebagai attachroent-nya Fungsi Bulldozer Seperti yang telah dijelaskan dimuka, bahwa bulldozer adalah tractor yang dilengkapi dengan blade. Karena kemampuannya yang luar biasa tersebut maka bulldozer sering difungsikan pada proyek-proyek konstruksi, terutama proyek yang ada hubungannya dengan pemindahan tanah tentunya, bulldozer digunakan pada pelaksanaan pekerjaan seperti dibawah ini:

8 13 a. Pembersihan lahan operasi dari kayu-kayuan, pokok-pokok/tonggaktonggak, pohon dan batu-batuan. Ini dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan cut and fills. b. Pembukaan jalan kerja dipegunungan maupun didaerah berbatu. c. Memindahkan tanah didaerah kerja yang jauhnya hingga 300 feet, atau kurang lebih 90 m. d. Menarik scraper. e. Menghampar tanah isian (fills). f. Menimbun kembali (tracher). g. Pembersihan medan. h. Pemeliharaan jalan kerja. i. Menyiapkan bahan-bahan dari tempat pengambilan bahan (soil borrow pit dan quarry pit). Seperti yang dijelaskan diatas bahwa bulldozer mempunyai blade yang tegak lurus pada arah gerak maju. Blade yang digunakan dalam hal ini adalah blade jenis angledozer. 2.2 Dasar Sistem Hidrolik Pengertian Dasar Hidrolik Pengertian dasar dari suatu sistem hidrolik adalah suatu sistem pemindahan tenaga dengan mempergunakan zat cair/fluida sebagai media kerjanya. Zat cair adalah merupakan cairan yang dapat dipakai untuk

9 14 perantara pada system pemindahan tenaga hidrolik dan mempunyai sifat-sifat tertentu diantaranya : a. Mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang lebih rendah atau dari permukaan yang tinggi kepermukaan yang lebih rendah. b. Tidak dapat dimampatkan atau incomoresible. c. Bentuknya selalu berubah-ubah sesuai dengan tempatnya. Jika dibandingkan dengan sistem mekanik maka sistem hidrolik akan mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya ada1ah : Keuntungan: a) Dapat menyalurkan torque dan gaya yang besar. b) Pencegahan over load tidak sulit. c) Penggantian kecepatan lebih mudah. d) Kontrol pengoperasiannya muadah dan cepat. e) Getaran yang timbul relafif kecil. f) Daya tahan lebih lama. Kekurangan : (a) Peka terhadap kebocoran (b) Peka terhadap perubahan temperatur (c) Kadang-kadang kecepatan kerja berubah (d) Instalasi hidrolik rumit.

10 15 Kerja sistem hidrolik dapat digambarkan sebagai perubahan tenaga dari tenaga mekanik ke tenaga hidrolik dan merubah kembali ke tenaga mekanik. Gambar 2.3 Perubahan Tenaga pada Sistem Hidrolik (dari Mekanik ke hidrolik dan kembali ke mekanik) Sirkuit Dasar Sistem Hidrolik Rangkaian dasar dari sistem hidrolik sangat sederhana pada prinsipnya jika suatu sistem hidrolik bisa menghasilkan kerja dari gerak mekanik menjadi gerak hidrolik yang kemudian dirubah lagi menjadi gerak mekanik hal ini bisa dikatakan bahwa sudah memenuhi syarat sebagai sirkuit dasar system hidrolik

11 16 Gambar 2.4 Sirkuit dan Komponen Dasar Sistem Hidrolik. 1. Hydroulic tank. 4. Control lever 2. Hydroulic pump 5. Hydroulic cylinder 3. Main relief valve 6. Filter Sistem hidrolik dibagi menjadi open center load sensing system dan close center load sensing system. Pada open centre load sensing system system, pompa selalu bekerja baik kontrol valve posisi netral ataupun kontrol valve tidak netral. Di dalam sistem ini (open centre system) ada dua sistem aliran yang secara skematik sistem ini ditunjukan pada Gambar a) Constant flow, alirannya adalah relatif tetap. b) Variable pressure dimana tekanannya bervariasi.

12 17 Gambar: 2.5 Open Center Load Sensing System Sedangkan Pada close centre system, pompa hanya bekerja pada waktu control valve tidak dalam posisi netral. Sedang pada saat control valve posisi netral, pompa tidak bekerja. Di dalam close centre system adalah kebalikan dari sistem aliran dan tekanan yang terjadi pada open centre system yaitu: (a) Constan pressure yaitu tekanan yang tetap pada setiap aiiran minyak hidrolik. (b) Varible flow yaitu aliran minyak hidrolik yang bervariasi Skema dari close center system terlihat pada gambar. 2.6.

13 Komponen Dasar Hidrolik Gambar 2.6. Close Center load Sensing System Komponen-komponen dasar dari suatu sistem tenaga hidrolik pada dozer terdiri dari: a. Tangki hidrolik. Sebagai tempat penyediaan/penampungan minyak hidrolik untuk seluruh sistem dan sekaligus sebagai penampungan pendinginan minyak hidrolik. b. Pompa hidrolik. Untuk memindahkan minyak hidrolik dari tangki ke sistem dan bersama-sama dengan kamponen yang lain menimbulkan tekanan hidrolik. c. Kontro1 valve.

14 19 Mengatur dan mengarahkan minyak hidrolik ke tempat yang dikehendaki. d. Relief valve. Membatasi jumlah aliran dan tekanan minyak hidrolik pada sistem/sirkuit sistem hidrolik. e. Actuator. Pengubah tenaga hidrolik manjadi tenaga mekanik atau bisa juga dikatakan sebagai hidrolik silinder. 2.3 Sistem Hidrolik Bulldozer Pemipaan Minyak Hidrolik Pemipaan minyak hidrolik untuk blade lift pada bulldozzer ini adalah berfungsi sebagai alat penghubung pampa hidrolik, tangki hidrolik, filter hidrolik, katup kontrol dengan badan tangki hidrolik dan blade lift cylinder. Sistem pemipaan dari rangkaian hidrolik dapat dilihat pada Gambar 2.7.

15 20 Gambar 2.7 Hydraulic Oil Pipping Keterangan: a. Hydraulic control valve b. Blade lift cylinder c. Hydraulic pump d. Hydraulic filter Di dalam perencanaan sistem tenaga hidrolik pemipaan hanya digunakan untuk menggerakan blade lift sehingga sistem kontrol hidrolik bisa dikatakan sederhana (ditunjukan Pada Gambar: 2.8).

16 Prinsip kerja sirkuit Gambar 2.8. (a)

17 22 Gambar 2.9 (b) Sirkuit Hidrolik untuk Angledozer Keterangan: 1. Hydoulic pump. 6. Suction valve for head. 2. Main relief valve 7. Suction valve for bottom 3. Chek valve. 8. Hydroulic filter 4. Blade lift control valve spool. 9. Hydroulic tank 5. Blade cylinder. 10. Tap for main relief valve pressure

18 23 Pompa hidrolik (1) yang dikopel dengan motor penggerak (diesel engine) akan menghasilkan tekanan fluida dari tangki hidrolik (9) menuju blade lift control valve spool (4). Dalam kondisi katup kontrol pada posisi "Raise" (1) fluida dengan debit tertentu di alirkan ke dalam silinder hidrolik (5), aliran minyak hidrolik diatur dengan spool (3) untuk menggerakan pistonn dan batang piston. Minyak hidrolik yang berada pada posisi atas piston akan didorong menuju tangki hidrolik melalui suction valve for battom (7). Demikian pula akan dialami jika kondisi katup kontrol pada posisi "Lower" (3), bedanya adalah fluida yang berada pada batang piston akan terdorong menuju suction valve for head (6) menuju tangki hidrolik. Pada kondisi katup kontrol berada pada posisi "Float" (4) tekanan minyak di ketiga sirkuit sama besarnya, sehingga naik turunnya piston dan piston rod tergantung dari berat blade" itu ssndiri dan kondisi medan kerja sewaktu bulldozer bergerak mundur. Dan cara kerja dari masing-masing suction valve for head dan bottom serta main relief valve akan dibahas pada point 6 (akhir bab ini). Pada posisi float (4) blade bulldozer menyambung tanpa kekuatan penuh. Posisi ini biasanya blade digunakan untuk meratakan tanah dibarengi dengan bulldozer bergerak mundur. Kekuatan blade untuk meratakan tanah hanya berdasarkan berat blade itu sendiri.

19 24 Dalam posisi "Hold" (2) minyak hidrolik hanya mengalir sampai blade lift control valve spool, kemudian dikembalikan lagi ke tangki hidrolik. Pada posisi ini pompa hidrolik selalu bekerja jika spool digerakan. Pada sistem kontrol hidrolik sirkuit diatur mempunyai keistimewaan jika terjadi over load pada saat beban berlebihan (melebihi kapasitas maksimum), maka minyak hidrolik akan mengalir secara by pass ke dalam tangki hidrolik melalui main relief valve (2) Aktuator Fungsi actuator adalah untuk menggerakan perlengkapan kerja (attachment) dalam hal ini perlengkapan kerjanya adalah blade. Di dalam sistem hidrolik pada bulldozer yang direncanakan ini menggunakan actuator dalam bentuk silinder hidrolik (reciprocating) dengan jenis double acting. Adapun prinsip kerja "dari silinder hidrolik dengan jenis double acting adalah dapat dilihat pada Gambar Gambar 2.10 Prinsip Kerja Silinder Hidrolik Double Acting

20 25 Selain sebagai penggerak perlengkapan kerja, silinder hidrolik merupakan bagian yang sangat penting dari mesin bulldozer, karena silinder hidrolik adalah suatu alat untuk merubah energi hidrolik menjadi energi mekanik pada yang diteruskan ke piston yang diteruskan ke piston rod. Melalui silinder hidrolik ini pula daya dari pompa hidrolik ditransmisikan dengan perantara media fluida untuk menghasilkan daya angkat atau daya tekan pada blade lift sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan kerja dari silinder hidrolik pada bulldozer jenis angledozer ditentukan oleh tiga faktor: 1. Tekanan fluida kerja dari pompa hidrolik, ini berpengaruh sebab semakin besar tekanan fluida maka makin besar pula output yang dihasilkan demikian sebaliknya. 2. Diameter piston dan silinder, pengruhnya seperti pada faktor yang pertama. Dasar yang digunakan dalam menentukan kedua faktor diatas adalah hukum Pascal, alasan inilah maka hukum Pascal dipergunakan untuk menggerakan attach ment (blade). 3. Panjang-pendeknya piston rod dan scelilng yang digunakan. Selain itu guna menunjang mekanisme kerja dari slinder hidrolik (lift cylinder),4a di dalam piston dilengkapi dengan katup pengaman yang disebut piston valve. Adapun fungsi dan Prinsip kerja dari piston valve akan dijelaskan pada point (6) akhir bab ini.

21 26 Kontruksi silinder hidrolik terdiri dari cylinder housing yang biasa disebut bavel atau tube dan pada sisi yang lain ditutup dengan kepala silinder, yang biasa disebut cylinder head atau gland. Kemudian terdapat piston beserta penyekatnya (seal), kemudian digabungkan dengan batang piston (rod). Seal dan housing dipasang pada kepala silinder dan berfungsi sebagai penahan minyak dan mencegah agar udara, air maupun kotoran tidak masuk ke dalam sistem dan pembersihan piston rod pada waktu bergerak masuk ke dalam silinder Pompa Hidrolik Fungsi hidrolik adalah untuk memompakan minyak hidrolik dari tangki hidrolik ke sistem (silinder hidrolik) melalui katup pengatur, kemudian dikembalikan lagi ke tangki hidrolik. Pemilikan pompa hidrolik pada bulldozer angledozer ini direncanakan menggunakan pompa hidrolik jenis external gear pump. Keuntungannya adalah: 1. Internal leakage kecil. 2. Perubahan tekanan yang terjadi berpengaruh kecil terhadap debitnya. 3. Flow yang dihasilkan bisa konstan. 4. Mudah dalam perawatan. 5. Ukuran pompa relatif kecil. 6. Kerusakan yang terjadi relative kecil dan tahan lama

22 27 Pompa ini bisa juga disebut positif displacement, karena karakteristiknya terpenuhi pada point-point diatas. Pada prinsipnya konstruksi external gear pump ditunjukan pada gambar Gambar 2.11 Prinsip Kerja External Gear Pump. Jika dilihat dari konstruksinya, meskipun terdapat beberapa kelebihan, pompa jenis ini terdapat beberapa sumber internal leakage yang perlu diperhitungkan. Pompa ini direncanakan bertekanan tinggi (mencapai tekanan 2 140kg / cm, sehingga dapat disebut dengan pressure Balancing type gear pump. Untuk mengurangi side plate sehingga mendapatkan nilai volumetric efficiency yang baik, yaitu 93% pada maximum rotation dan > 88% pada medium rotationnya dengan tekanan maximum.

23 Tangki Hidrolik Tangki hidrolik berfungsi sebagai tempat penampungan minyak hidrolik atau penyediaan minyak hidrolik dan tempat pendinginan minyak hidrolik yang kembali dari sistem. Sifat tangki hidrolik ini adalah tidak berhubungan dengan udara iuar (pressurized). Tangki minyak hidrolik ini bisa juga disebut resevoir. Selain untuk tempat penampungan minyak hidrolik, tangki direncanakan sesuai dengan instalasi pemipaan dan penggunaanya. 1. Tangki berfungsikan sebagai tempat kedudukan kontrol valve. 2. Kapasitas tangki direncanakan dapat menampung minyak hidrolik kurang lebih kapasitas gear pump (650 liter). 3. Dapat menghilangkan panas, mengendapkan kotoran serta dapat memisahkan air. 4. Dilengkapi dengan kisi-kisi (buffle) yang dapat menghilangkan gelembung-gelembung udara akibat pengembalian minyak dari return pipe. 5. Minyak dari return pipe dapat dipisahkan sehingga tidak tercampur begitu saja dengan minyak yang sudah mengalami proses pendinginan.

24 29 6. Tangki dibagi dalam 2 (dua) bidang yang mudah dilepas untuk dibersihkan. 7. Pipa isap (suction tube) direncanakan lebih tinggi dari dasar tangki kurang lebih 1,5 kali dari diameter pipa. 8. Konstruksi tangki cukup kuat untuk menahan getaran-getaran dari pampa, motor dan getaran mesin. gambar 3-5. Konstruksi yang sebenarnya dari tangki hidralik dapat dilihat pada Prinsip kerja pompa hidrolik dimulai dari minyak hidrolik dihisap oleh gear pump kemudian dipompakan ke sirkuit hidrolik, kemudian kembali lagi ke reservoir. Selama sirkulasi tersebut minyak akan menjadi panas sehingga mempunyai akibat yang kurang baik terhadap komponen yang lain. Guna mendinginkan kembali minyak tersebut, maka dipasang suatu alat yang disebut oil cooler. Temperatur yang diinginkan dari minyak hidrolik adalah kurang lebih 37,8 0 C atau kurang lebih 100 F.

25 Gambar 2.12 Tanki Hidrolik dan Potongan-potongan Bagian Tanki 30

26 Katup Kontrol Blade Lift Minyak hidrolik yang terdapat di dalam tangki hidrolik ditekan ke silinder hidrolik oleh pompa. Agar silinder hidrolik (Blade lift cylinder) dapat bekerja maka dibutuhkan tekanan yang mengalir dan arah dari aliran tersebut. Untuk mencapai hal tersebut di atas dipergunakan katup-katup pengontrol. Adapun konstruksi dari katup pengontrol akan ditunjukan pada Gb Dan jenis katup pengontrol (control valve) yang digunakan pada blade lift control valve circuit adalah preussure control valve, flow control valve dan directional control valve Katup pengontrol tekanan Katup pengontrol tekanan berfungsi untuk mengatur tekanan dalam sirkuit dengan mengembalikan semua atau sebagian minyak hidrolik ke tangki apabila tekanan pada sirkuit mencapai setting pressure. Di dalam sirkuit ini (pressure control valve) menggunakan katup tipe pilot, poppet dan piston yang masing-masing katup dipakai dan berfungsi pada main relief valve, suction valve dan safety valve. Konstruksi dan prinsip kerja dari main relief valve pilot ini dapat ditunjukan pada Gambar 2.13.

27 32 Gambar 2.13 Blade lift control valve. Keterangan: a. Valve body 9. Detent ball b. Spool 10. Guide c. Retainer 11. Spring d. Coolar 12. Detent plug e. Spring 13. plate f. Spring 14. Seat g. Case 15. spring h. Detent 16. Check valve

28 33 Struktur main relief valve menggunakan katup tipe pilot, katup terdiri dari dua macam yaitu main relief valves (g) dan pilot valve (5). Setting pressure ditentukan oleh momen dari katup pilot. Main relief valve dihubungkan pada bagian dalam hydraulic tank. Ketika main relief valve bekerja, minyak hidrolik langsung mengalir kembali dalam tangki. Keterangan: Gambar 2.14 Main Relief Valve a. Pressure Adjusting Plug. 6. Seat b. Lock Nut 7. Valve Body c. Case 8. Spring d. Spring 9. Main Relief Valve e. Pilot Valve

29 34 Sedangkan untuk prinsip kerja main relief valve adalah sebagai berikut : a. Blade Control Valve dalam Posisi "Hold". Minyak dari pompa hidrolik mengisi pada batas akhir (ports A) dan (ports B) ditekan melalui katup kontrol dan dialirkan ke tangki. Tekanan hidrolik pada sisi kiri dan sisi kanan ports (A) dan ports (B) adalah seimbang. b. Blade Control Valve tidak dalam Posisi "Hold". Minyak dari pompa hidrolik ditekan melawati katup kontrol dan mengalir ke silinder, Tekanan hidrolik naik dan berpindah ke silinder menggerakan piston. Ketika piston mencapai ujung dari langkahnya, tekanan hidrolik naik lebih jauh dan tekanan hidrolik di dalam sirkuit menjadi lebih besar dan tenaga pegas, yang menggerakan katup pilot (5) kesisi kiri dan minyak dialirkan ke ports (E). Ketika minyak dialirkan ke ports (E), minyak mengalir ke orifice. Jadi tekanan hidrolik pada port (B) menjadi lebih rendah dari tekanan hidrolik pada port (A). Karena perbedaan tekanan, main relief valve (9) berpindah ke kiri dan didorong melawan seat (6). Hampir dari semua minyak di port (A) dialirkan ketangki melalui port (C). Maka tekanan hidrolik dalam sirkuit tidak naik melebihi setting standar dan menjadikan komponen menjadi aman.

30 35 c. Penekanan dari Main Relief Valve diperoleh dari Kekuatan Spring (4). Penekanan katup pilot dapat diperoleh hanya denqan mengatur tekanan adjustment p1ug (1) guna merubah kekuatan spring (4). Dengan main relief valve type pilot hanya. terdapat perbedaan kecil antara takanan pada port (D) dan port (C) yang sama-sama tarbuka. Sehingga dengan peralatan ini penurunan minyak hanya sedikit dan effisiensi minyak menjadi tinggi. Katup penghisap (suction valve ) Katup jenis ini dapat pula dikatakan safety valve, karena katup ini berfungsi sebagai pengaman pada actuator bila takanan di dalam actuator melebihi dari kebutuhan (setting pressure). Konstruksi dan prinsip kerja dari suction valve ditunjukan pada gambar 3,8. Suction valve direncanakan menggunakan katup tipe poppet. Ada dua tipe dari suction valve, seperti ditunjukan pada gambar 3.8 (A) dan 3.8 (B). Tipe A adalah forced pushing type dan tipe E adalah natural suction type. Dengan forced pushing, ketika minyak hidro1ik dari silinder kembali ke tangki, maka katup akan membatasi lintasan pipa saluran dan mengurangi aliran dari minyak ke tangki. katup mengirim secara langsung ke cylinder battom circuit, jadi effisiensinya tinggi.

31 36 Gambar 2.15 Suction Valve Type A dan Type B Keterangan: 1. Valve body 1. Suction Valve Body 2. Suction Valve for Lower 2. Suction Valve Raise 3. Spring 3. Sping 4. Plate 4. Valve Seat 5.Main Relief Valve Sedangkan prinsip kerja suction valve adalah sebagai berikut : Pada Tipe A, Port (A) dihubungkan ke bottom and dari blade lift cylinder. Port B dihubungkan ke drain circuit pada cylinder head. Ketika kedudukan spool pada posisi lower, minyak hidrolik

32 37 dialirkan dari pompa ke cylinder battom (port A) sehingga blade bergerak ke bawah. Bagaimanapun berat blade mempengaruhi kecepatan blade turun ke bawah, maka minyak hidrolik yang dipompakan ke cylinder bottom tidak cukup dan tekanan negatif terbentuk pada cvlinder bottom. Pada waktu yang bersamaan, minyak pada cylinder head dialirkan ke port (B). Drain circuit menjadi terbatas, maka tekanan hidrolik pada port (B) naik. Karena perbedaan tekanan antara port (A) dan port (B), katup (2) bergeser ke kanan dan minyak pada port (B) mengalir ke port (A) guna mencegah terbentuknya tekanan negatif. Pada Tipe B cara kerjanya yang sama seperti tipe A, minyak hidrolik di pompakan ke Cylinder tidak terpenuhi dan tekanan negatif terbentuk pada cyilinder head (negatif pressure), sehingga suction valve (6) bekerja. Kemudian di dalam tangki mengalir ke cylinder head dan mencegah terjadinya negatif pressure. Pada lift cylinder untuk perencanaan power hidrolik pada bulldozer ini dilengkapi dengan piston valve yang berfungsi untuk mengurangi benturan antara piston dengan silinder, sebagai safety ketika posisi full-raise atau lower dan yang ketiga adalah dipakai jika actuator akan dipasang secara seri

33 38 konstruksi dan prinsip kerja dari piston valve di dalam mengurangi benturan antara piston dengan silinder akan diperlihatkan pada gambar 2.16 serta uraian dibawah. Gambar 2.16 Prinsip Kerja Piston Valve Katup piston yang dipasang pada piston dari blade lift cylinder yang ditunjukan pada gambar diatas katup piston terbuka untuk membiarkan minyak pada sisi tekanan tinggi mengalir ke sisi tekanan rendah. Dalam hal ini berfungsi untuk membebaskan tekanan ketika piston mencapai akhir dan strokenya.

34 39 Apabila piston bergerak mendekati akhir langkahnya maka piston valve akan menyentuh silinder, sehingga mengakibatkan minyak pada ruang (A) akan mengalir ke ruang (B) sehingga tekanan pada (A) berkurang dan benturan piston dengan silinder dapat dikurangi Katup pengontrol arah Katup pengontrol ini difungsikan untuk mengontrol arah dari gerakan silinder hidrolik dengan merubah arah aliran minyak hidrolik. Pengoperasian katup pengontrol arah aliran (Directional Control valve) direncakan menggunakan tangan untuk menggerakan spool. Katup pengontrol arah aliran diaplikasikan ke dalam bentuk sirkuit katup seri. Simbol dan konstruksi katup pengontrol arah aliran akan ditunjukan pada gambar 2.17 dan logika aliran minyak hidrolik akan dijelaskan ke dalam empat posisi blade control valve.

35 40 Gambar 2.17 (a) Katup Pengontol pada Posisi Hold Gambar 2.18 (b) Katup Pengontol pada Posisi Raise

36 41 Gambar 2.19 (c) Katup Pengontol pada Posisi Lower Gambar 2.20 (d) Katup Pengontol pada Posisi Float

37 42 Pada gambar (a) katup pengontrol pada posisi Hold, sehingga tidak ada aliran yang menuju silinder hidrolik (actuator). Pada gambar (b) dan (c), katup pengontrol digerakkan minyak hidrolik kebagian cylinder head, sedangkan pada posisi bottom akan di arahkan menuju return port. Dari return port minyak diarahkan menuju tangki atau menuju katup pengontrol yang lain. Hal yang sama dilakukan, untuk mendapatkan posisi Lower katup (spool) digerakan ke kanan satu langkah dari (Hold position). Pada gambar 3.10 (d), katup pengontrol digerakan ke posisi Float, dimana semua port pada katup pengontrol berhubungan dengan pompa dan tekanan di dalam sirkuit semuanya sama. 2.4 Dasar Perhitungan Hidrolik Sistem hidrolik dihitung berdasarkan dua disiplin ilmu yang berhubungan dengan media kerja (hidrolik oil) yaitu hidrostatik dan hidrodinamik Hidrostatik. Sebagai dasar dari perhitungan hidrostatik (media yang diam) adalah hukum Pascal: " Zat cair dalam ruang dan diam mendapat tekanan, maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah dengan sama rata, dan tegak lurus terhadap bidang permukaan". Hukum Pascal inilah yang dipergunakan untuk menggerakan attachment seperti blade, bucket, ripper dan lain-lain, rumus hukum Pascal:

38 43 F = P. A kgf (Training Centre Dept, hlm. 1-03). Dimana: F = Gaya, kg P = Tekanan, kg/cm 2 A = Luas penampang cm 2. Dengan prinsip dasar ini suatu daya yang kecil dapat menghasilkan gaya yang lebih besar dan besarnya gaya dapat diangkat adalah tergantung dari besarnya diameter silinder dan tekanan fluida. Misalnya dongkrak (Jack) hidrolik dan rem hidrolik Hidrodinamik. Berbeda dengan hidrostatik, maka pada hidrodinamik bila zat cair atau fluida yang diperhitungkan mengalir, maka hukum Pascal tidak berlaku, yang berlaku adalah rumus Bernoulli. Dan contoh perbedaan kecepatan aliran dan tekanan pada fluida adalah terjadi pada katup-katup sistem rangkaian hidrolik. Berikut rumus Bernoulli : 1 P + ρ gh + ρν 2 = konstan ( 2 Dimana : P = Tekanan fluida, Pa ρ = Densitas fluida, 3 kg / m

39 44 g = Percepatan gravitasi bumi, 2 m /sec h = ketinggian relative terhadap suatu referensi, m υ =kecepatan fluida, m/sec

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Heavy Dump Truck (HD) merupakan produk Komatsu yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan salah satunya adalah Heavy Dump Truck Komatsu 465-7R, yang mempunyai arti:

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Hal yang biasa di abaikan oleh operator alat berat yaitu tidak melakukan perawatan secara berkala.sering terjadi kerusakan yang disebabkan kelalaian operator

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PERHITUNGAN BAB IV HASIL PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Bagian Bagian Utama Silinder Hidrolik Pada bab ini perhitungan bagian-bagian utama silinder hidrolik difokuskan pada gaya blade lift cylinder, jumlah aliran minyak

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT IDENTIFIKASI KOMPONEN SISTEM HIDROLIK ALAT BERAT KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH PROSES KERJA SISTEM HYDRAULIC PADA FORKLIFT TIPE DIESEL 115 PS DI PT. TRAKTOR NUSANTARA Nama : Rachmad Hidayat NPM : 29411104 Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA KERUSAKAN MAIN CONTROL VALVE 4.1 Pembahasan Penyebab Cylinder Drift... 63

BAB IV. ANALISA KERUSAKAN MAIN CONTROL VALVE 4.1 Pembahasan Penyebab Cylinder Drift... 63 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR JUDUL... ii LEMBAR NOMOR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v LEMBAR PERSEMBAHAN... vi LEMBAR PERNYATAAN... vii KATA PENGANTAR... viii ABSTRACT... x

Lebih terperinci

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

S I S T E M HIDROLIK & PERLENGKAPAN. Untuk Lingkungan Sendiri

S I S T E M HIDROLIK & PERLENGKAPAN. Untuk Lingkungan Sendiri S I S T E M HIDROLIK & PERLENGKAPAN Untuk Lingkungan Sendiri MECHANIC DEVELOPMENT PT PAMAPERSADA NUSANTARA 2004 K A T A P E N G A N T A R Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8

Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8 Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8 NAMA : Rezha Andhika Pratama NPM : 28411231 PEMBIMBING : Irwansyah, ST., MT JURUSAN : TEKNIK MESIN FAKULTAS : TEKNOLOGI INDUSTRI Latar Belakang

Lebih terperinci

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM Brake System (REM) SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM SISTEM REM ( BRAKE SYSTEM) Fungsi Utama: 1. Mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan 2. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun 3. Sebagai alat

Lebih terperinci

Gambar1. Dongkrak Hidrolik

Gambar1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap kecil diberi gaya tekan, gaya tersebut akan diteruskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. prinsip dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift

MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift Poniman / TAB / 0420120068 Yulius Anggi Setiawan / TAB / 0420120075 Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara 14330, Telp.0216519555,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Batasan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan...

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Batasan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSOALAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii MOTTO... iv LEMBAR PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR... vi ABSTRACT... viii INTISARI... ix DAFTAR ISI...x DAFTAR TABEL... xiii

Lebih terperinci

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft. Garis Besar Converter Stator One-way clutch Torque converter Stator shaft Oil pump to input shaft Umum Konverter tenaga putaran (torque converter) menghantarkan dan menggandakan tenaga putaran dari mesin

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM Diskripsi Unit Kompetensi: Kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap pada pekerjaan melepas, memeriksa dan menyetel komponen rem piringan

Lebih terperinci

D. Demand Valve Fungsi demand valve ialah untuk menjaga agar oli yang menuju ke sisitem stering selalu konstan. Contoh : pada wheel loader.

D. Demand Valve Fungsi demand valve ialah untuk menjaga agar oli yang menuju ke sisitem stering selalu konstan. Contoh : pada wheel loader. D. Demand Valve Fungsi demand valve ialah untuk menjaga agar oli yang menuju ke sisitem stering selalu konstan. Contoh : pada wheel loader. Gambar 4.119 Prinsip kerja demand valve Gambar 4.120 Simbol demand

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

ANALISA TORQUE CONVERTER BULLDOZER SHANTUI SD16F

ANALISA TORQUE CONVERTER BULLDOZER SHANTUI SD16F NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA TORQUE CONVERTER BULLDOZER SHANTUI SD16F Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK DISUSUN OLEH: AZANO DESFIANTO 4201417017 DODDY SETIAWAN 4201417018 JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa beroperasi dengan membuat

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK.1. Perhitungan Silinder-silinder Hidraulik.1.1. Kecepatan Rata-rata Menurut Audel Pumps dan Compressor Hand Book by Frank D. Graha dan Tara Poreula, kecepatan piston dipilih

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

Struktur dari Center Brake

Struktur dari Center Brake BAB I PENDAHULUAN Brake system dan ABS dipasang gunanya adalah untuk mencegah terjadinya cedera akibat kecelakaan karena kendaraan tidak bisa dihentikan pada saat melaju. Saat kendaraan bergerak, meskipun

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

4. Komponen Alat Berat

4. Komponen Alat Berat 4. C. Torqflow Transmission Torqflow Transmission adalah suatu sistem pemindahan tenaga (daya dan putaran) dengan menggunakan oli sebagi pengendali atau disebut juga Hydraulic control. Dalam sistem ini

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1 Pengujian Pompa Reciprocating Pengujian kinerja pompa ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja pompa setelah proses modifikasi, yang meliputi ketangguhan sistem

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Media Pembelajaran 2.1.1. Pengertian Media Pembelajran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION 1.Rear suspension cylinder Hydro-pneumatic cylinder yang dipasang tegak pada bagian belakang unit, dimana bagian bawah cylinder dipasang dengan pin dan spherical bearing

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR DASAR PESAWAT HIDROLIK

BAB 5 DASAR DASAR PESAWAT HIDROLIK BAB 5 DASAR DASAR PESAWAT HIDROLIK Kompetensi dasar : Menerapkan Dasar Hidrolik Indikator : 1. Mengidentifikasi komponen sistem hidrolik 2. Membaca diagram sistem hidrolik sesuai SOP A. Pengertian hidrolik.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Daftar Isi Halaman judul... i Lembar nomor persoalan... ii Lembar pengesahan... iii Lembar persembahan... iv Lembar pernyataan... v Lembar motto... vi Kata pengantar... vii Abstract... ix Intisari... x

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya industri terutama dibidang jasa dan produksi akan mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Hidrolik Pada Backhoe Loader Type 428E BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK

Perencanaan Sistem Hidrolik Pada Backhoe Loader Type 428E BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK 2.1. Backhoe Loader Backhoe loader merupakan salah satu alat berat yang berfungsi meratakan material (kayu, tanah, pasir dll ), memindahkan material dari satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ENERGI PADA SISTEM HIDRAULIK. Perbedaan tekanan pada sistem akam menyebabkan fluida mengalir, perbedaan ini ditimbulkan oleh pemberian energi pada fluida. Energi tersebut berupa

Lebih terperinci

TEKNIK ALAT JILID 2 SMK. Budi Tri Siswanto

TEKNIK ALAT JILID 2 SMK. Budi Tri Siswanto Budi Tri Siswanto TEKNIK ALAT BERAT JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E Disusun oleh Nama : Wiwi Widodo Nim : 41305010007 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan alat berat seperti Volvo Excavator CrawlerEC460B, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan alat berat seperti Volvo Excavator CrawlerEC460B, adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kendaraan alat berat seperti Volvo Excavator CrawlerEC460B, adalah salah satu produk yang di produksi oleh perusahaan Volvo Swedia dan di pasarkan oleh PT. INTRACO PENTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

Fundamental Hydraulic System

Fundamental Hydraulic System Fundamental Hydraulic System 1 Tujuan Pembelajaran Mengidentifikasikan kemampuan yang di perlukan sebagai dasar pemahaman mengenai rangkaian dasar hidrolik dan komponen dasar hidrolik a 2 Alasan Alasan

Lebih terperinci

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL AUFA FAUZAN H. 03111003091 TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Rem Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan aan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

UNIVERSITAS NEGERI PADANG MAKALAH TEKNIK ALAT BERAT prinsip kerja sistem hidrolik pada forklift DIBUAT OLEH Suyitno 53044/2010 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Forklift alat bantu

Lebih terperinci

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS) UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI DIPLOMA TEKNIK MESIN Jl. Yacaranda Sekip Unit IV, Yogyakarta RPKPM (Rencana Program dan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan - 3 Undercarriage and

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Movable Bridge Movable Bridge (Jembatan bergerak) adalah jembatan yang difungsikan sebagai tempat sandar kapal laut serta sebagai jembatan penghubung antara pintu masuk dan keluar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Hidrolik Dalam bahasa yunani hidro artinya air sedang aulos artinya pipa. Kata hidrolik berasal dari bahasa yunani yang dalam bahasa inggris artinya air dalam pipa.

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X E - CYLINDER HEAD see E- 0 0 0 0 HP 0 000 HEAD COMP CYLINDER 0 HP 0 000 HOLDER CAMSHAFT. HP 0 000 GUIDE IN VALVE HP 0 000 GUIDE EX VALVE HP 0 000 GASKET CYLINDER HEAD HP 0 000 GASKET CARBURETOR INSULATOR

Lebih terperinci

Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan besar.

Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan besar. SISTEM REM URAIAN Rem berfungsi untuk : Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Power Steering Dalam mengemudikan kendaraan roda empat, terkadang kita menemukan kendaraan yang mudah untuk dikendarai dan ada juga yang sulit. Salah satu faktornya adalah

Lebih terperinci

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK BAB III MEMBUAT STANDAR OPERA SIONA L PR OSEDUR PADA UNIT WA TER TRUC K MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK 1.1 Bagian-Bagian Utama water truck. Pada bagian ini dijelaskan nama-nama

Lebih terperinci

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 3.1 Definisi Excavator secara umum Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut suatu material (tanah, batubara, dan

Lebih terperinci

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft PEMINDAH DAYA GARIS BESAR PEMINDAH DAYA..... 190 KOPLING 1. Uraian.......................... 191 2. Rangkaian kopling................ 191 3. Plat kopling...................... 193 4. Mekanisme penggerak............

Lebih terperinci

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id POMPA yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN KARAKTERISTIK SISTIM PEMOMPAAN JENIS-JENIS POMPA PENGKAJIAN POMPA Apa yang dimaksud dengan pompa dan sistem pemompaan? http://www.scribd.com/doc/58730505/pompadan-kompressor

Lebih terperinci

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Penerapan Close loop system A. Close loop System (sistem loop tertutup) Sistem loop

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci