BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Movable Bridge Movable Bridge (Jembatan bergerak) adalah jembatan yang difungsikan sebagai tempat sandar kapal laut serta sebagai jembatan penghubung antara pintu masuk dan keluar kapal dengan kondisi darat tempat muatan kapal berupa orang, barang, motor, mobil atau alat berat yang akan masuk kedalam kapal untuk menyebrang. Karena air dipengaruhi oleh pasang dan surut maka kondisi level atau ketinggian air laut tidak selalu sama selalu berubah-ubah mengikuti pasang dan surut yang terjadi, agar kendaraan yang akan dimuat bisa masuk kedalam kapal dibutuhkan jembatan yang bisa dioperasikan naik dan turun mengikuti pasang surut air laut agar mendapatkan level atau ketinggian yang sama antara pintu masuk dan keluar kapal dengan kondisi darat yang ada, jembatan ini menggunakan sistem hydraulik sebagai penggeraknya Movable Bridge diperlihatkan pada gambar 2.1 6

2 Gambar 2.1. Movable Bridge. (Sumber : Data Pribadi) Berikut beberapa bagian yang penting dari Movable Bridge dengan fungsi masingmasing, yaitu : 1. Angkur dudukan kontruksi jembatan Angkur ini dipasang menyatu didalam beton sebagai dudukan as movable bridge dan sebagai dudukan agar kontruksi movable bridge tetap berada pada posisinya. 2. As Movable Bridge As dipasang sebagai poros atau pusat jembatan bergerak naik dan turun, pada sisi luar as dilapisi dengan bronze sebagai lapisan antara as dan kontruksi jembatan agar tidak terjadi aus pada kontruksi. 3. Ruang Kontrol Ruang kontrol digunakan untuk meletakkan perlengkapan system hydrolik sebagai penggerak jembatan dan ruang operator mengoperasikan hydrolik power unit untuk menaikan atau menurunkan jembatan. 7

3 4. Kontruksi Jembatan Konstruksi jembatan dibuat sebagai penghubung antara darat dan pintu masuk kapal yang dilalui muatan kapal, kontruksi ini didesain mampu menahan beban maksimal 100 ton. 5. Balok Pengangkat Balok pengangkat ini dipasang melintang pada kontruksi movable bridge sebagai penghubung clevis cylinder hydrolik bagian bawah. 6. Dudukan tiang penggantung hydrolik, Tiang penggantung hydrolik dan Balok penggantung cylinder hydrolik sebagai penghubung clevis cylinder hydrolik bagian atas. 7. Suckle penggantung cylinder hydrolik Penggantung hydrolik berbentuk U ini kecuali sebagaipenggantung clevis hydrolik bagian atas juga sebagai penghilang gaya yang tidak lurus terhadap cylinder hydrolik, karena adanya gerakan naik turun dan kanan kiri dari jembatan 8. Hydraulik Cylinder Hydrolik cylinder ini dipasang menggantung pada balok penggantung hydrolik, dengan menggunakan hydrolik power unit dan dihubungkan dengan pipa-pipa stainles, diberi tekananfluida untuk mengangkat dan mnenurunkan kontruksi sampai pada level yang diinginkan. 9. Roda pemandu kontruksi Roda pemandu ini dipasang disisi kanan dan kiri dari kontruksi jembatan untuk mengkondisikan kontruksi jembatan tetap pada posisi tengah-tengah dan membatasi gerakan geser kekanan dan ke kiri jembatan. 8

4 2.2 Definisi Hidraulik Hidraulik adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pengertian hidraulik secara teknik adalah penggerakan - penggerakan, pengaturan-pengaturan dan pengendalian-pengendalian dengan bantuan tekanan zat cair yang menghasilkan berbagai gaya dan gerakan. Pengetahuan mekanika fluida dibagi atas dua jenis yaitu hydrostatika (mekanika fluida diam) yang mempelajari teori-teori keseimbangan zat cair dan hidrodinamika (mekanika fluida bergerak) yang mempelajari sifat-sifat dan bentuk-bentuk aliran zat cair sebagai perpindahan energi. 2.3 Sistem Hidraulik Aliran energi yang melaju melalui sebuah sistem hidraulik berlangsung sebagai berikut : 1. Pengubahan energi mekanis menjadi energi hidraulik melalui pompa hidraulik 2. Pemindahan energi hidraulik oleh arus fluida hidraulik dari pompa melalui katup-katup kesilinder kerja yang bolak-balik atau hidromotor yang berputar. 3. Pengubahan energi hidraulik menjadi energi mekanis melalui silinder atau hidromotor Hukun Newton Teori mengenai perhitungan besarnya gaya dikenal sebagai hukum Newton oleh issac newton yang berasal dari Inggris. Hukum ini menyatakan bahwa : besarnya percepatan benda sebanding dengan resultan gaya yang menimbulkanya. Besarnya gaya yang bekerja dipengaruhi oleh : F = gaya (N) m = massa (kg ) 9

5 g = percepatan grafitasi (m/sec 2) maka : F = m. g... (persamaan 2.1) Hidrostatistika Tekanan Hidrostatistika (P) Hidrostatis merupakan tekanan yang terdapat dalam sebuah kolom zat cair. Besarnya tekanan hidrostatis deperlihatkan pada gambar 2.2 : Gambar 2.2 Tekanan Hidrostatis dalam Bejana. (Sumber : Festo didactic Text Book) Besarnya tekanan hydrostatis dipengaruhi : h = tinggi kolom zat cair (m) ρ = kerapatan massa (kg/m 3) g = percepatan grafitasi (m/sec 2) maka : P = ρ. g. h... (persamaan 2.2) Pada gambar 2.2 diperlihatkan bahwa dengan bentuk bejana yang berbeda-beda dan zat cair yang sama maka tekanan hanya dipengaruhi oleh tinggi bejana tersebut. Tekanan hidrostatis juga menghasilkan gaya-gaya tekan pada dasar bejana dengan luas 10

6 penampang dasar bejana yang sama (A 1 = A 2 = A 3 ) yang menghasilkan gaya F 1, F 2 dan F 3 yang sama besar Hukum Pascal Teori mengenai perpindahan tekanan statis yang dikenal sebagai hukum pascal dibuktikan oleh Blaise Pascal ( ) yang berasal dari Prancis. Hukum ini menyatakan bahwa : Tekanan diberikan oleh suatu penampang fluida statis yang berada pada bejana tertutup akan diteruskan kesemua bagian fluida. Jika gaya F bekerja dengan fluida tertutup melalui suatu permukaan dengan luas A (gambar 2.3) maka akan terjadi tekanan pada fluida. Tekanan tergantung pada gaya yang bekerja tegak lurus terhadap permukaan. Gambar 2.3. Bejana Bertekanan (Sumber : Festo didactic Text Book) Pada sistem ini berlaku hukum pascal yang menyatakan : 1. Tekanan dapat diteruskan secara utuh melalui fluida dan dengan mengabaikan berat dan gesekan fluida itu sendiri, tekanan disetiap titik dalam fluida adalah sama. 11

7 2. Tekanan bekerja kesemua arah dan bersamaan, sehingga tekanan disetiap tempat adalah sama. 3. Tekanan dalam fluida menghasilkan gaya normal pada setiap permukaan atau setipa bidang yang dilalui fluida. P = F A... (persamaan 2.3) Dimana : P F = tekanan (N/m 2 ) = Pa = gaya luar (N) A = luas permukaan (m 2 ) Tekanan Fluida Tekanan yang sama diterima disemua titik didalam suatu sistem tertutup. Pada kondisi yang diperlihatkan pada gambar 2.4. jika pada penampang A 1 diberikan gaya F 1, maka akan menghasilkan tekanan P yang sama besar disetiap titik. Gambar 2.4. Perpindahan Gaya pada Sistem Hidraulik. (Sumber : Festo didactic Text Book) 12

8 Maka : P = F 1 A 1 = F 2 A 2 Dengan menyamakan variable-variablenya diperoleh : F F = A A Disini terlihat perbandingan gaya sebanding dengan perbandingan luas penampangnya. Tekanan semacam ini selalu bergantung dari besarnya beban dan luas penampang efektifnya. Hal ini berarti tekanan dalam sistem ini akan meningkat dan dapat mengalahkan hambatan yang gerakanya berlawanan dengan fluida. Jika gaya F 1 dan luas penampang A 1 dapat menghasilkan tekanan diperlukan untuk mengalahkan gaya F 2 atas luas penampang A 2, maka beban F 2 dinaikan (kehilangan akibat gesekan dalam sistem dapat ditiadakan disini). Perbandingan jarak gerakan piston S 1 dan S 2 akan berbanding terbalik dengan perbandingan luas penampang. Diperlihatkan dalam persamaan : S 1 S 2 = A 2 A 1 Usaha (work) piston W 1 sama dengan (work) piston W 2 yaitu diperlihatkan pada persamaan : W 1 = F 1. S 1. W 2 = F 2. S 2... (persamaan 2.4) 13

9 Prinsip Perpindahan Tekanan Dua buah piston berukuran berbeda dihubungkan secara kaku dengan sebuah batang piston. Jika pada luas penampang A1 diberikan tekanan P1, maka dapat dihasilkan gaya F1 pada piston yang lebih besar. Gaya F1 dapat dipindahkan pada piston yang lebih besar. Gaya F1 dapat dipindahkan pada piston yang lebih kecil. Gaya ini sekarang bekerja atas luas penampang A2 dan mengakibatkan P2. Prinsip perpindahan tekanan ini diperlihatkan gambar 2.5. : Gambar 2.5. Prinsip Perpindahan Tekanan pada Hidraulik. (Sumber : Festo didactic Text Book) Karena kerugian akibat gesekan diabaikan, maka : Atau F 1 = F 2 = F Dengan demikian diperoleh : P 1. A 1 = P 2. A 2 P 1 P 2 = A 2 A 1 Jadi prinsip perpindahan tekanan dalam sistem hidraulik merupakan perbandingan yang terbalik dengan luas penampang. 14

10 2.3.3 Hydrodinamika Hukum Aliran (Persamaan Kontinuitas) Jika suatu fluida mengalir dalam saluran pipa yang diameternya bervariasi, volume fluida akan mengalir dalam waktu yang sama pula. Hal ini berarti bahwa debit (laju aliran volumetrik) pada setiap bagian penampang adalah sama. Gambar 2.6. Aliran Fluida dalam Diameter Saluran yag berbeda. (Sumber : Festo didactic Text Book) Karena kecepatan volume berubah, maka : Q = V t... (persamaan 2.5) Dengan Volume : V = A. s... (persamaan 2.6 ) Maka Q = A. s t Jarak persatuan waktu adalah kecepatan (V = s/t). Sehingga diperoleh persamaan kontuinitas : Q = A. V...( persamaan 2.7) Q 1 = Q 2 = Q 3 A 1. V 1 = A 2. V 2 = A 3. V 3 15

11 Hukum Kekekalan Energi (Persamaan Bernauli) Hukum kekekalan energi jika diterapkan pada fluida yang mengalir, menyatakan bahwa seluruh energi dari sebuah aliran fluida tidak berubah selama tidak ada tambahan energi dari luar atau pemberian energi keluar. Energi total dengan tidak memperhatikan bentuk bentuk energi yang tidak berubah selama aliran, terdiri dari : 1. Energi potensial : tergantung pada tinggi kolom zat cair. 2. Energi tekanan (dari energi statik) 3. Energi kinetis, energi gerakan (tergantung dari kecepatan aliran) Hal tersebut dapat diperlihatkan dalam persamaan bernauli yaitu : g. h + P/ ρ + v 2 / 2 = Konstan... (persamaan 2.8 ) jika dihubungkan dengan energi tekanan, maka : P total = P statis + ρ. g. h + ρ/2. v 2... (persamaan 2.9 ) dimana : P ρ. g. h ρ / 2. v = tekanan statis = tekanan dari tinggi kolom zat cair = enenrgi kinetis Bila kecepatan bertambah karena pengurangan diameter, maka energi kinetis akan bertambah. Karena energi seluruhnya konstan, maka energi potensial atau energi tekanan atau keduanya harus berubah, yang berarti akan berkurang. Tetapi perubahan energi potensial akibat pengurangan diameter hampir tidak dapat diukur. Hal tersebut berarti bahwa tekanan statik berubah dengan tekanan normal, tergantung dari kecepatan aliran. Energi tekanan (energi statis) pada sebuah unit 16

12 hidraulik adalah faktor paling penting, karena tinggi kolom zat cair dan kecepatanya sangat rendah Konfigurasi Aliran Konfigurasi aliran berhubungan dengan pipa dan kecepatan aliran. Ada dua jenis aliran 1. Aliran Laminar : Fluida dalam aliran laminar pada kecepatan tertentu bergerak dalam lapisan lapisan atau lamina lamina yang seragam, dimana satu lapisan meluncur tanpa hambatan pada lapisan yang bersebelahan dengan saling tukar momentum secara molekul saja, aliran laminar diperlihatkan pada gambar Aliran Turbulen : Jika kecepatan aliran bertambah sedangkan diameter pipa sama, maka perilaku aliran fluida pada kecepatan tertentu (kecepatan kritis) akan berubah. Gerakan partikel partikel fluida dalam satu arah menjadi sangat tidak teratur dan saling tukar momentum dalam arah melintang yang saling mempengaruhi dan melintangi satu sama lain, hambatan aliran dan kerugian hidraulik semakin bertambah. Sehingga aliran turbulen ini tidak diinginkan terjadi pada unit unit hidraulik. Aliran turbulen diperlihatkan pada gambar

13 Gambar 2.7. Aliran laminar dan Turbulen dalam Pipa. (Sumber : Festo didactic Text Book) Bilangan Reynolds Bilangan Reynolds adalah perbandingan gaya akibat percepatan dan perlambatan fluida terhadap gaya viscositas. Bilangan Reynolds membeda bedakan antara jenis jenis aliran, seperti aliran laminar atau turbulen didalam pipa, dilapisi batas atau sekitar benda terendam. Jenis aliran dapat ditentukan oleh besar kecilnya bilangan reynolds. Bilangan reynolds dapat dicari dengan persamaann : R e = V. D pipa. ρ... (persamaan 2.10) atau R e = V. D pipa v... (persamaan 2. 11) Dimana : V D = kecepatan aliran (m/sec) = garis tengah dalam pipa (m) ρ = rapat massa fluida (kg/m 3 ) µ = koefisien kekentalan mutlak (kg/m sec) v = koefisien kekentalan kinematik (m 2 /sec) R = bilangan Reynolds dengan ketentuan : 18

14 Aliran laminar : R < Re kritis Aliran Turbulen : R > Kritis Nilai ini berlaku untuk pipa bundar, halus (dari segi teknik) dan lurus. Pada Re kritis = 2300 bentuk aliran berubah dari laminar ke turbulen dari sebaliknya 2.4 Tegangan Tarik Deformasi bahan disebabkan oleh beban tarik statik adalah dasar dari pengujianpengujian dan studi mengenai kekuatan bahan. perhitungan uji tegangan material terhadap beban yang ditahan oleh material didapat dengan persamaan : σ kerja = F A... (persamaan 2.12) Dimana : F = gaya / beban (N) A = luas penampang (m 2 ) σ = tegangan (N/ m 2 ) Dengan σ < σ 2.5 Kehilangan Energi Akibat Gesekan Jika fluida mengalir dalam suatu sistem, maka gesekan yang ditimbulkan antara fluida dengan dinding dari sebuah sistem akan menghasilkan panas. Sehingga sebagian energi akan berubah menjadi dalam bentuk panas, yang berarti kerugian tekanan, hal tersebut dapat dituliskan dalam persamaan bernaouli, yaitu : 19

15 Gambar Kehilangan Energi Akibat Gesekan h 1 + P 1 γ + V 1 2 g = h 2 + P 2 γ + V 2 2 g + h L Dimana : h = tenaga yang hilang dalam perjalanan Energi hidraulik tidak dapat dipindahkan tanpa mengalami kerugian, besarnya kerugian akibat gesekan tergantung dari panjang pipa, katup katup, diameter pipa dan kecepatan aliran. Kerugian penurunan head terbagi dua, yaitu : 1. Kerugian penurunan head akibat gesekan dalam pipa (h L1 ) Kerugian ini dinyatakan dalam persamaan : h L1 = 32. v.l.v...(persamaan 2.13) g. (D 1 ) 2 Dimana : h v L g D V = penurunan head akibat gesekan dalam pipa (m) = viskositas kinematik (m 2 /sec) = panjang pipa (m) = percepatan grafitasi (m 2 /sec) = diameter dalam pipa (mm) = kecepatan aliran (m/sec) 20

16 2. Kerugian penurunan akibat sambungan, belokan dan katup katup Kerugian ini dinyatakan dalam persamaan : h L2 = V 2g... (persamaan 2.14) Dimana : h = penurunan head akibat gesekan dalam pipa (m). 2.6 Efisiensi Tekanan yang masuk pada sistem hydraulik tidak akan sama dengan tekanan yang keluar setelah terjadi pengurangan tekanan akibat adanya head loses ( h ), pengurangan tekanan hidromekanik akibat gesekan dan penurunan viskositas. Rasio dari tekanan yang keluar terhadap tekanan masuk disebut dengan efisiensi (η )Efisiensi sendiri dapat dibagi menjadi : - Efisiensi volumetrik ( η ) : Efisiensi ini mencakup penurunan tekanan akibat penuaan yang terjadi pada pompa, motor dan katub-katub - Efisiensi hidromekanik (η ) : efisiensi ini meliputi penurunan tekanan karena adanya gesekan pada pompa, motor dan silinder-silinder. Kerugian tekanan total pada pompa, motor dan silinder-silinder selama sistem berjalan disebut dengan efisiensi total (η ) dan dirumuskan sebagai berikut : η tot = η vol + η hm 2.7 Komponen Sistem Hidraulik Hidraulik Power Unit Hidrolik power unit (HPU) adalah rangkaian dari beberapa komponen hydrolik sebagai penggerak actuator hydrolik. HPU diperlihatkan pada gambar

17 Gambar 2.9. Hidraulik Power Unit. (Sumber : Data Pribadi) Berikut beberapa bagian yang penting dari hydrolik power unit (HPU) dengan fungsi masing-masing, yaitu : Tangki Tangki adalah wadah yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung fluida. Kegunaan tangki, yaitu : 1. Tempat memisahkan kotoran yang terdapat pada fluida 2. Membantu mendinginkan fluida kerja 3. Tempat untuk mengeluarkan gelembung gelembung fluida kerja 4. Tempat untuk melindungi fluida kerja terhadap pengaruh kotoran dari luar 5. Sebagai dudukan komponen komponen hydrolik Saringan (Filter) Filter berfungsi memisahkan contaminant (Zat tercampur yang tidak di kehendaki) oli hidraulik. Hal ini bertujuan mencegah komponen hidraulik dan meyakinkan bahwa 22

18 sistem hidraulik tersebut beroperasi dengan baik lokasi dan jenis filter pada sistem hidraulik dapat berfariasi. Gambar dan simbol cara pemasangan dalam tangki dapat dilihat pada gambar Gambar Cara Pemasangan Saringan (Filter). (Sumber : Festo didactic Text Book) Pompa untuk Sistem Hidraulik Pompa berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidraulik. Pompa digerakkan oleh motor. Pompa sebagai jantung sistem hidraulik mensirkulasikan fluida kedalam sistem. Proses sirkulasi ini disebabkan oleh kenaikan tingkat energi fluida didalam pompa. Fluida kerja dari tangki dengan tingkat energi yang rendah disuplai kedalam sistem pada tingkat energi yang tinggi yang kemudian sistem melepaskan kerja melalui silinder silindernya dan kemudian fluida mengalir kembali ke tangki fluida kerja. Pada saat transfer energi selalu terdapat kerugian yang biasanya dinyatakan dalam effisiensi. Pompa secara garis besar dibedakan dalam dua jenis, yaitu : 23

19 1. Pompa positif displacement Pompa yang menciptakan tekanan tinggi melalui hambatan dalam system untuk digunakan pada sistem penggerak fluida/hidraulik. 2. Pompa non positif displacement Pompa yang menghasilkan tekanan yang lebih rendah daripada pompa positif displacement, sehingga pada umumnya pompa ini tidak digunakan pada sistem hidraulik Komponen Komponen Pengatur dan Pengendali Komponen komponen pengatur dan pengendali pada sistem hidraulik di klasifikasikan menjadi tiga yaitu : 1. Katup pengendali tekanan (Pressure Control valve) Katup pengatur tekanan (gambar 2.11.) berfungsi untuk membatasi atau mengatur tekanan, mengurangi urutaan operasi hidraulik dengan menurunkan secara bertingkat sebagai pengatur tekanan balik. Katup ini sebagai pembatas tekanan kerja fluida melindungi komponen komponen lain didalam rangkaian. Cara kerja katup ini adalah bila tekanan didalam sistem naik sampai mencapai nilai maksimum yang diizinkan, maka relief valve akan membuka sehingga fluida yang berasal dari pompa akan langsung diarahkan kembali kedalam tangki hidraulik. Katup ini selalu dipasang dekat dengan pompa pada posisi tekan. 24

20 Gambar Katup Pengendali Tekanan (Pressure Control Valve) (Sumber : Festo didactic Text Book) 2. Katup pengendali aliran (Flow Control Valve) Katup pengatur aliran (gambar 2.12.) berfungsi untuk membatasi volume aliran fluida menuju rangkaian silinder. Katup pengatur aliran mempengaruhi kecepatan gerakan piston. Gambar Katup Pengendali Aliran (Flow Control Valve). (Sumber : Festo didactic Text Book) 3. Katup pengarah Aliran Fluida (Direction Valve) Katup pengarah aliran (gambar 2.13.) berfungsi untuk menentukan kearah mana fluida akan dialirkan didalam sistem dari pompa untuk menggerakan batang piston. 25

21 Pengoperasian katup ini bisa diatur dengan cara manual atau dengan cara elektrik (Solenoid) pneumatik atau hidraulik tergantung dari kebutuhan sistem hidraulik yang dirancang. Gambar Katup Pengarah Aliran Fluida (Direction Valve). (Sumber : Festo didactic Text Book) Keterangan : Katup pengarah aliran mempunyai jenis jenis posisi, diantaranya posisi satu, posisi dua atau posisi tiga. Katup pengarah aliran pada umumnya memiliki beberapa saluran, yaitu : Saluran pertama (P) Saluran kedua (T) Saluran ketiga (A) Saluran keempat (B) = dihubungkan dengan saluran tekan pompa = dihubungkan ketangki = dihubungkan dengan aktuator Up/Down = dihubungkan dengan aktuator Up/Down Katup dengan katup pengarah 4 lubang dan 3 posisi disebut katup pengarah aliran 4/3. Katup dengan katup pengarah 5 lubang dan 3 posisi disebut katup pengarah aliran 5/3. 26

22 4. Katup searah (Check Valve) Katup searah (check valve) merupakan katup pengarah aliran yang berfungsi mengarahkan aliran untuk menuju satu arah saja, sehingga fluida tidak bisa kembali ke tangki melalui katup tersebut (gambar 2.14.) Gambar Katup Searah (Check Valve). (Sumber : Festo didactic Text Book) Aktuator Hidraulik Aktuator hidraulik berfungsi untuk mengubah energi hidraulik menjadi energi mekanik yang dapat dikendalikan untuk melakukan kerja. Gambar Akuator Hidraulik. (Sumber : Festo didactic Text Book) Bagian bagian terpenting aktuator dapat dilihat pada gambar yaitu : 1. Piston c/w Seal 2. Batang Piston 27

23 3. Bearing Batang Piston dan Seal 4. Luas Piston Penampang Piston Rod 5. Luas Piston Penuh 6. Saluran Fluida 7. Clevis Pipa dan Sambungan Pipa Pipa dan sambungan pipa pada suatu instalasi hidraulik merupakan komponen transportasi aliran fluida yang sangat penting. Penggunaan panjang pipa diusahakan seminim mungkin untuk mengurangi kerugian tekanan dan memperbaiki efisiensi. Pada instalsi hidraulik digunakan pipa (tube) dan fleksibel hose serta komponen komponen penghubung seperti : - Pipa dengan pipa - Pipa dengan katup katup - Pipa dengan alat ukur, aktuator hydraulik dan pompa Pipa pipa dan sambungan sambungan harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu, yaitu : - Tahan terhadap tekanan tinggi - Memiliki permukaan yang bersih - Tidak terpengaruh oleh komposisi kimia fluida kerja yang melalui pipa / sambungan tersebut Setiap sambungan pipa memiliki koefisien hambatan yang berbeda beda, koefisien hambatan ini berguna untuk menghitung kerugian aliran pada sambungan. 28

24 2.7.4 Fluida Hidraulik Medan penghantar energi sebagai komponen utama didalam sistem hidraulik adalah fluida. Jenis fluida yang digunakan pada sistem hidraulik tidak selalu sama sebab disesuaikan kembali dengan kebutuhan dan kondisi yang berbeda pula. Jenis fluida hidraulik yang paling banyak digunakan untuk instalasi hidraulik adalah minyak mineral yang dimurnikan dan telah memasyarakat sebagai minyak hidraulik, salah satunya adalah SAE (Society of Automotif Engineers) Syarat syarat fluida yang bisa digunakan sebagai fluida hidraulik yang baik adalah : Mampu meneruskan berbagai gaya Memenuhi fungsi sebagai pelumas untuk mengurangi tingkat keausan Mampu mencegah proses korosi dan tidak merusak komponen-komponen sistem. Mampu meneruskan panas yang ditimbulkan kerugian tekanan Tidak bersifat racun Tidak mengalami perubahan kimia atau fisik Faktor faktor yang menyangkut karakteristik dalam pemilihan fluida hidraulik adalah viskositas (v) dan indeks viskositas. Pemilihan kekentalan fluida kerja sangat penting, dengan pertimbagan sebagai berikut : 1. Fluida dengan viskositas terlalu kecil : Meningkatkan kebocoran luar dan dalam Terjadi slip pada motor dan pump 29

25 Terjadi keausan komponen yang berlebihan karena kurangnya pelumasan Tekanan sistem turun Terdapat bintik kecil seperti ion-ion pada pengontrol implement 2. Fluida kerja dengan viscositas terlalu besar : Meningkatkan keausan Temperatur meningkat disertai timbulnya lumpur Operasi hidraulik yang tidak konstan dan lebih lamban Menumbuhkan tenaga besar dalam pengoperasian 30

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Hidrolik Pada Backhoe Loader Type 428E BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK

Perencanaan Sistem Hidrolik Pada Backhoe Loader Type 428E BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK 2.1. Backhoe Loader Backhoe loader merupakan salah satu alat berat yang berfungsi meratakan material (kayu, tanah, pasir dll ), memindahkan material dari satu

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E Disusun oleh Nama : Wiwi Widodo Nim : 41305010007 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA 13321070 4 Konsep Dasar Mekanika Fluida Fluida adalah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatutegangan geser.mekanika fluida disiplin ilmu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Sistem Hidrolik Kata hydrolic berasal dari kata yunani hydor yang berarti air, didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan air. Tetapi sekarang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. prinsip dasar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut: Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN SISTEM HIDROLIK

KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN SISTEM HIDROLIK KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN SISTEM HIDROLIK A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mepelajari kegiatan belajar, diharapkan anda dapat : Siswa dapat menyebutkan pengertian sistem hidrolik dan macam-macamnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ENERGI PADA SISTEM HIDRAULIK. Perbedaan tekanan pada sistem akam menyebabkan fluida mengalir, perbedaan ini ditimbulkan oleh pemberian energi pada fluida. Energi tersebut berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

Klasisifikasi Aliran:

Klasisifikasi Aliran: Klasisifikasi Aliran: 1) Aliran Invisid dan Viskos 2) Aliran kompresibel dan tak kompresible 3) Aliran laminer dan turbulen 4) Aliran steady dan unsteady 5) Aliran seragam dan tak seragam 6) Aliran satu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrodinamika 2.1.1 Definisi Hidrodinamika Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan gerak liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala

Lebih terperinci

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Konsep Aliran Fluida Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Laju Aliran Fluida dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya berasal dari hukum kekekalan massa seperti yang terlihat pada Gambar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penggunaan efflux time dalam dunia industri banyak dijumpai pada pemindahan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan pipa tertutup serta tangki sebagai

Lebih terperinci

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat

Lebih terperinci

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN SKS : 3 HIROLIKA Oleh : Acep Hidayat,ST,MT. Jurusan Teknik Perencanaan Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Universitas Mercu Buana Jakarta 2011 MODUL 12 HUKUM KONTINUITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. B. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. B. Permasalahan A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Hidrolika merupakan sebuah cabang dari ilmu perihal yang meneliti arus zat cair melalui pipa-pipa dan pembuluh-pembuluh tertutup, maupun dalam kanal-kanal terbuka

Lebih terperinci

STRUKTURISASI MATERI. Fluida statis ALFIAH INDRIASTUTI

STRUKTURISASI MATERI. Fluida statis ALFIAH INDRIASTUTI STRUKTURISASI MATERI Fluida statis ALFIAH INDRIASTUTI STRUKTURISASI MATERI Fluida Statis Tekanan hidrostatik Zat Cair Gas Fluida Fluida statis Hukum Pascal Hukum Archimedes Tegangan Permukaan A. Tekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Tekanan Atmosfer Tekanan atmosfer adalah tekanan yang ditimbulkan oleh bobot udara di atas suatu titik di permukaan bumi. Pada permukaan laut, atmosfer akan menyangga kolom air

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA Pengenalan Statika Fluida (Hidrostatik) Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Konsep Tekanan Tekanan : jumlah gaya tiap satuan luas

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida MEKANIKA FLUIDA Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida, jelas bahwa bukan benda tegar, sebab jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Molekul-molekul

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 11) Mekanika Zat Padat dan Fluida Keadaan Zat/Bahan Padat Cair Gas Plasma Kita akan membahas: Sifat mekanis zat padat dan fluida (diam dan bergerak) Kerapatan

Lebih terperinci

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Fluida Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Molekul-moleku1di dalam fluida mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa ALIRAN STEDY MELALUI SISTEM PIPA Persamaan kontinuitas Persamaan Bernoulli

Lebih terperinci

PENGERTIAN HIDROLIKA

PENGERTIAN HIDROLIKA HYDRAULICS PENGERTIAN HIDROLIKA Hidrolika : ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan kesetimbangan zat cair dan pemanfaatannya untuk melakukan suatu kerja. Hidrostatika memiliki prinsip bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut. HUKUM STOKES I. Pendahuluan Viskositas dan Hukum Stokes - Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan besarnya gesekan yang dialami oleh suatu fluida saat mengalir. Makin besar viskositas suatu fluida, makin

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan ST MT Team Teaching: Ir. Chandra Hassan Dip.HE, M.Sc Pengantar Fluida Hidrolika Hidraulika merupakan satu topik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK 4.1 Membuat Desain Sirkuit Sistem Hidrolik Penyangga Tengah dan Cara Kerjanya

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH PROSES KERJA SISTEM HYDRAULIC PADA FORKLIFT TIPE DIESEL 115 PS DI PT. TRAKTOR NUSANTARA Nama : Rachmad Hidayat NPM : 29411104 Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL JENIS TUNGGAL

PENGARUH KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL JENIS TUNGGAL TURBO Vol. 4 No. 2. 2015 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/ummojs/index.php/turbo PENGARUH KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan

Lebih terperinci

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI MASSA JENIS Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan massa dengan olum zat tersebut m V ρ = massa jenis zat (kg/m 3 ) m = massa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Kata hidrolik sendiri berasal dari bahasa Greek yakni dari kata hydro yang berarti air dan aulos yang berarti pipa. Sistim hidrolik pada pesawat terbang adalah merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

Aliran Fluida. Konsep Dasar

Aliran Fluida. Konsep Dasar Aliran Fluida Aliran fluida dapat diaktegorikan:. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mekanika Fluida Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinyu yang mempelajari tentang fluida (dapat berupa cairan dan gas). Fluida sendiri merupakan zat yang bisa

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK DISUSUN OLEH: AZANO DESFIANTO 4201417017 DODDY SETIAWAN 4201417018 JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Aliran Turbulen (Turbulent Flow) Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Pengurangan Tekanan pada Katup. Pada bab ini akan dilakukan analisa kebocoran pada power steering system meliputi perhitungan kerugian tekanan yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Hidrolik sebetulnya sudah banyak dikenal di masyarakat dan tidak sedikit kita menemukan alat tersebut. Sistem Hidrolik mempunyai fungsi yang sangat berperan penting

Lebih terperinci

MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift

MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift Poniman / TAB / 0420120068 Yulius Anggi Setiawan / TAB / 0420120075 Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara 14330, Telp.0216519555,

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Zat Padat dan Fluida Pertanyaan Apa itu fluida? 1. Cairan 2. Gas 3. Sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida Penentuan kecepatan disejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga

Lebih terperinci

DINAMIKA FLUIDA. nurhidayah.staff.unja.ac.id

DINAMIKA FLUIDA. nurhidayah.staff.unja.ac.id DINAMIKA FLUIDA nurhidayah@unja.ac.id nurhidayah.staff.unja.ac.id Fluida adalah zat alir, sehingga memiliki kemampuan untuk mengalir. Ada dua jenis aliran fluida : laminar dan turbulensi Aliran laminar

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK.1. Perhitungan Silinder-silinder Hidraulik.1.1. Kecepatan Rata-rata Menurut Audel Pumps dan Compressor Hand Book by Frank D. Graha dan Tara Poreula, kecepatan piston dipilih

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 11) Statika dan Dinamika Fluida Pertanyaan Apakah fluida itu? 1. Cairan 2. Gas 3. Sesuatu yang dapat mengalir 4. Sesuatu yang dapat berubah mengikuti bentuk

Lebih terperinci

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAB FLUIDA A. 150 N. 1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida MEKANIKA FLUIDA Zat dibedakan dalam 3 keadaan dasar (fase), yaitu:. Fase padat, zat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar dikerjakan pada benda padat. 2. Fase

Lebih terperinci

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari VARIASI JARAK NOZEL TERHADAP PERUAHAN PUTARAN TURIN PELTON Rizki Hario Wicaksono, ST Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ASTRAK Efek jarak nozel terhadap sudu turbin dapat menghasilkan energi terbaik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) Mata Pelajaran Materi Pokok : FISIKA : Fluida Statik NAMA KELOMPOK : ANGGOTA : 1.. 3. 4. 5. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM Naskah Publikasi ini disusun guna memenuhi Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika K3 Antiremed Kelas 0 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 0. Sebuah pegas disusun paralel dengan masingmasing konstanta sebesar k = 300 N/m dan k 2 = 600 N/m. Jika pada pegas tersebut diberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teknologi dispenser semakin meningkat seiring perkembangan jaman. Awalnya hanya menggunakan pemanas agar didapat air dengan temperatur hanya hangat dan panas menggunakan heater, kemudian

Lebih terperinci

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir. Fasa zat cair dan gas termasuk ke

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) 4.1 Pendahuluan Kerugian tekan (headloss) adalah salah satu kerugian yang tidak dapat dihindari pada suatu aliran fluida yang

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy. SOAL HIDRO 1. Saluran drainase berbentuk empat persegi panjang dengan kemiringan dasar saluran 0,015, mempunyai kedalaman air 0,45 meter dan lebar dasar saluran 0,50 meter, koefisien kekasaran Manning

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

MEKANIKA ZALIR (FLUIDA)

MEKANIKA ZALIR (FLUIDA) MEKNIK ZLIR (FLUID) Zalir atau fluida yaitu zat alir yang mempunyai sifat ubah bentuk mudah, gaya gesek antara partikel-partikel penyusunnya sangat kecil dan dapat diabaikan. Zat alir liquida gas Zat alir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Power Steering Dalam mengemudikan kendaraan roda empat, terkadang kita menemukan kendaraan yang mudah untuk dikendarai dan ada juga yang sulit. Salah satu faktornya adalah

Lebih terperinci