BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Hal yang biasa di abaikan oleh operator alat berat yaitu tidak melakukan perawatan secara berkala.sering terjadi kerusakan yang disebabkan kelalaian operator yang dapat mengakibatkan kendaraan tidak dapat digunakan kembali. hal ini dikarenakan operator yang tidak mengetahui cara perawatan atau karena kesibukan saat memakainya. Oleh karena itu, pemilik alat berat harus melakukan perawatan secara berkala dengan rutin memeriksa mesin dan mendeteksi kerusakan kerusakan apa saja yang terjadi pada alat. Sebagian besar operator atau pemilik alat berat belum mengetahui cara merawat dan menjaga agar alat tetap awet. Terkadang sistem hidrolik yang tidak dapat di kendalikan atau mesin yang cepat panas adalah suatu kerusakan yang sering terjadi. Oleh karena itu, operator harus mempelajarinya sehingga kerusakan dapat di tangani dan alat akan awet digunakan. 3.2 SISTEM MAINTENANCE (PERAWATAN) Pengertian perawatan (maintenance) menurut Corder (1992) adalah semua pengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga dan memelihara mesin-mesin, peralatan, dan lain-lain pada kondisi siap operasi atau dengan memperbaikinya sehingga bebas dari kerusakan. Perawatan biasanya dilakukan berulang-ulang dengan manajemen periode tertentu. perawatan juga dapat dapat diartikan sebagai perbaikan terhadap suatu obyek yang telah mengalami kerusakan agar dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.

2 13 Sistem hidrolik merupakan alat bantu yang dapat menggerakan suatu unit dan membutuhkan input untuk energi menjalankannya, sehingga menghasilkan output sesuai dengan fungsi atau karakteristik yang dimilikinya. Definisi perawatan adalah metode dimana aset dapat dipertahankan pada tingkat tertentu dengan biaya yang minimun untuk keinginan dalam menghasilkan pelayanan selama hidup aset tersebut dalam waktu dan lingkungan tertentu. Adapapun diadakannya pemeliharaan atau perawatan agar down time suatu unit seminimal mungkin. a. Tujuan utama dari perawatan menurut Corder (1992) adalah: Kemampuan produksi dapat dipenuhi sesuai dengan rencana dan target produksi yang diinginkan. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi secara maksimum mungkin. Mencapai tingkat biaya yang serendah rendahnya. Memperpanjang umur kegunaan asset (mesin, peralatan, bangunan, dan fasilitas lainnya yang digunakan untuk produksi). Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. b. Jenis jenis Maintenance Preventive Maintenace merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan yang terjadi secara dini pada alat dan untuk mencegah kerusakan yang lebih besar yang dapat menurunkan efektivitas produksi. Yang meliputi kegiatan: perbaikan, pembersihan, inpeksi, penyetelan, pemeriksaan kondisi, penggantian, serta tes fungsi. Corrective maintenance hanya dilakukan pada perbaikan-perbaikan equipment yang secara berkala harus diperbaiki maupun yang rusak di luar perhitungan. 1. Prediktive maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi. 2. Breakdown maintenace merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada suatu alat atau produk yang sedang beroperasi. 3. Shutdown Jobs adalah pekerjaan pekerjaan pemeliharaan.

3 Prosedur Perawatan Sebelum melakukan perawatan terhadap aset sebaiknya terlebih dahulu menyusun rencana akan hal-hal atau kegiatan yang dilakukan untuk mesin tertentu. Prosedur yang harus dilalui dalam melakukan pemeliharaan: Menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan aset fisik yang memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan yang bisa dipertanggung jawabkan dalam meminta pengeluaran biaya. Menentukan bagaimana aset atau saran tersebut dipelihara. Membuat jadwal pemeliharaan bagi setiap mesin atau alat yang telah ditentukan. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan Biaya Perawatan Menurut Handoko (1989) Biaya perawatan preventif terdiri dari biaya-biaya yang timbul dari kegiatan pemeriksaan dan penyesuaian peralatan, penggantian atau perbaikan komponenkomponen, dan kehilangan waktu produksi yang diakibatkan kegiatan-kegiatan tersebut. Biaya pemeliharaan korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak dapat beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biayaa penggantian peralatan. 3.3 PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN penyebab terjadinya kerusakan menurut walley B.H (1987) namun pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal,antara lain: Pengaruh keadaan cuaca (matahari,hujan,angin), sebagai contoh dapat disebut kerusakan pada isolasi kabel, panas ata temperatur yang tinggi menyebabkan cepatnya kerusakan pada kabel-kabel listrik tersebut.

4 15 Proses pemakaian yang terus-menerus menimbulkan getaran-getaran, gesekan-gesekan ataupun kotoran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian mesin. Pengaruh kerusakan kecil pada salah satu bagian mesin yang dapat menjadi penyebab kerusakan yang lebih besar pada bagian mesin lainnya. Pengaruh debu yang halus yang dapat menyebabkan aus pada bagian-bagian mesin Kelebihan beban.ketika alat mengalami kelebihan beban maka akan mengalami kerusakan bukan hanya komponen suku cadang saja namun mesin akan terasa panas dan dapat meledak jika dipaksakan 3.4 WHEEL LOADER Wheel loader adalah alat berat yang berfungsi sebagai pemindah material. Loader di bagi menjadi dua, yaitu loader crawler dan wheel loader. yang membedakan hanya crewler loader menggunakan rantai sebagai penggerak alat dan wheel loader adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban), sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda. Wheel Loader menggunakan ban sebagai penggeraknya yang memudahkan mobilitas dan juga fungsi articulate yang memberikan ruang gerak fleksibel. Wheel loader merupakan alat yang dipergunakan untuk pemuatan material kepada dump truck dan sebagainya. Sebagai prime mover loader menggunakan traktor. Alat ini dapat beroperasi di daerah yang keras dan rata,kering tidak licin. Cara kerjanya yaitu loader menggali, bucket didorongkan pada material, jika bucket telah penuh maka traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan. Pada dasarnya Wheel Loader memiliki kegunaan-kegunaan yaitu: Pembersih lapangan atau lokasi pekerjaan(land clearing). Penggusuran tanah dalam jarak dekat. Meratakan timbunan tanah dan mengisi kembali galian-galian tanah. Menyiapkan bahan-bahan dari tempat pengambilan material.

5 16 Gambar 3.1 Wheel Loader (Sumber: Kamsar, Muhammad Hasbi, Aditya Rachman, 2016) 3.5 DASAR SISTEM HIDROLIK Sistem dasar hidrolik merupakan komponen yang sangat penting dalam operasi kerja unit alat berat. dengan menerapkan hukum Pascal dan hukum Bernoulli, sistem hidrolik memanfaatkan tekanan fluida untuk bekerja sehingga menghasilkan tenaga. Dimana peran salah satunya adalah pompa hidrolik Pengertian Dasar Hidrolik Menurut Kamsar, Muhammad Hasbi, & Aditya Rachman (2016) pengertian dasar dari suatu sistem hidrolik adalah suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media pengantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya awal yang di keluarkan, dimana fluida pengantar ini dinaikan tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimamfaatkan oleh gerak maju dan mundur Sirkuit Dasar Sistem Hidrolik Rangkaian dasar dari sistem hidrolik sangat sederhana pada prinsipnya jika suatu sistem hidrolik bisa menghasilkan kerja dari gerak mekanik menjadi gerak hidrolik yang kemudian dirubah lagi menjadi gerak mekanik hal ini bisa dikatakan bahwa sudah memenuhi syarat sebagai sirkuit dasar sistem hidrolik

6 17 Gambar 3.2 Sirkuit Sistem Hidrolik (Sumber: Kamsar, Muhammad Hasbi, Aditya Rachman, 2016) Sirkuit dan Komponen Dasar Sistem Hidrolik. 1. Hydroulic tank. 4. Control lever 2. Hydroulic pump 5. Hydroulic cylinder 3. Main relief valve 6. Filter Sistem hidrolik dibagi menjadi open center load sensing system dan close center load sensing system yaitu Open Center load sensing System yaitu dalam sistem bila control valve dalam keadaan netral, maka aliran oli disuplai oleh pompa langsung dikembalikan ke tangki hidrolik lagi. Pada saat itu, flownya maximum sedangkan pressurenya nol. Close Center load sensing System adalah bila control valve dalam keadaan netral maka saluran dari pompa tertutup. Dengan demikian maka tekanan antara pompa control valve akan naik sampai batas tertentu kemudian pompa berhenti mensuplai oli ke sistem. Jadi bila control valve netral ( tertutup di tengah 0 maka pompa akan netral ( tidak mensuplai oli ). Dalam hal ini bila control valve netral maka pompa akan mensuplai oli sampai tekanan naik pada batas

7 18 yang sudah ditentukan kemudian pressure tersebut dimanfaatkan atau menghentikan sama sekali untuk menjaga agar tekanan kerja sistem konstan. Pada keadaan lain akan sama kejadiannya bila control valve digerakkan dan piston bergerak sampai akhir langkah piston silinder hidrolik. Dengan demikian maka tekanan sistem akan naik dan bila sudah mencapai batas yang sudah ditentukan maka suplai pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk menjaga tekanan dalam sistem agar tetap pada tekanan maksimum sistem. Gambar 3.3 Open Centre load sensing System (Sumber: Kamsar, Muhammad Hasbi, Aditya Rachman, 2016) Gambar 3.4 close centre load sensing system (Sumber: Kamsar, Muhammad Hasbi, Aditya Rachman, 2016)

8 KOMPONEN-KOMPONEN PADA SISTEM HIDROLIK Gambar 3.5 Prinsip kerja sirkuit (Sumber: Kamsar, Muhammad Hasbi, Aditya Rachman, 2016) Tangki Hidrolik Tangki hidrolik berfungsi sebagai tempat penampungan minyak hidrolik atau penyediaan minyak hidrolik dan tempat pendinginan minyak hidrolik yang kembali dari sistem. Sifat tangki hidrolik ini adalah tidak berhubungan dengan udara luar (pressurized). Tangki minyak hidrolik ini bisa juga disebut resevoir. Selain untuk tempat penampungan minyak hidrolik, tangki direncanakan sesuai dengan instalasi pemipaan dan penggunaanya. Tangki berfungsikan sebagai tempat kedudukan kontrol valve. Kapasitas tangki direncanakan dapat menampung minyak hidrolik kurang lebih kapasitas gear pump (650 liter). Dapat menghilangkan panas, mengendapkan kotoran serta dapat memisahkan air.

9 20 Dilengkapi dengan kisi-kisi (buffle) yang dapat menghilangkan gelembung-gelembung udara akibat pengembalian minyak dari return pipe. Minyak dari return pipe dapat dipisahkan sehingga tidak tercampur begitu saja dengan minyak yang sudah mengalami proses pendinginan. Tangki dibagi dalam 2 (dua) bidang yang mudah dilepas untuk dibersihkan. Pipa isap (suction tube) direncanakan lebih tinggi dari dasar tangki kurang lebih 1,5 kali dari diameter pipa. Konstruksi tangki cukup kuat untuk menahan getaran-getaran dari pompa, motor dan getaran mesin. Gambar 3.6 Tangki hidrolik (sumber: Andri hoey, 2015) Pompa Hidrolik Pompa adalah komponen yang paling dominan. berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik dengan cara menekan fiuida hidrolik ke dalam sistem. Dalam sistem hidrolik, pompa merupakan suatu alat untuk menimbulkan atau membangkitkan aliran fluida (untuk memindahkan sejumlah volume fluida) dan untuk memberikan gaya sebagaimana diperlukan. Apabila pompa digerakkan oleh motor (penggerak utama), pada dasarnya pompa melaksanakan dua fungsi utama:

10 21 pompa menciptakan kevakuman sebagian pada saluran masuk pompa. Vakum ini memungkinkan tekanan atmospher untuk mendorong fluida dari tangki (reservoar) ke dalam pompa. gerakan mekanik pompa mengisap fluida ke dalam rongga pemompaan, dan membawanya melalui pompa, kemudian mendorong dan menekannya ke dalam sistem hidrolik. Apabila pompa dapat menarik kevakuman yang sempurna pada saluran masuknya, maka tekanan (absolut) 101,3 kpa (~1 bar) tersedia untuk mendorong fluida ke dalam pompa. Dengan demikian untuk menghindari kavitasi dalam pompa tekanan dasar harus jauh lebih kecil. Kavitasi adalah ruangan kosong dalam pompa yang terisi udara, dan seharusnya seluruh ruangan ini terisi fluida oli. Pada dasarnya kavitasi dapat merusak pompa, akibat dari gesekan langsung antara rotor dan stator atau antara rotor-rotornya. Cara sederhana untuk mencegah kavitasi adalah: Menaikkan reservoar (tangki), maka kolom fluida hidrolik mengisi pompa dengan tekanan positif dan tekanan vakum pada saluran masuk terhindar. Pengangkatan minimal pada saluran masuk pompa untuk menjaga tekanan vakum (tekanan penyedotan) rendah atau sekurang-kurangnya di atas batas tekanan penguapan. Saluran masuk pompa harus cukup lebar untuk menjaga kecepatan aliran di bawah 1 m/detik, dan harus cukup pendek untuk membuat penurunan tekanan minimal.

11 22 Gambar 3.7 Open loop and closed hydraulic circuit (Sumber: Krist, Dr. Ing. Thomas, 1991) Gambar 3.8 Penggantian seal pada pompa

12 23 (sumber:jawara Kreasi Cemerlang, 2016) Power Take Off (PTO) PTO adalah unit transmisi khusus untuk menghasilkan power pada mesin untuk menggerakkan unit misalnya winches, penggerak. Beberapa unit harus menggunakan power engine untuk menggerakkan attachment, misalnya hydraulic pump. Untuk itu dipasang PTO (power take off) di samping transmisi. Power yang diteruskan PTO berasal dari driving gear pada countershaft. PTO output shaft bertumpu pada bearing yang dipasang di PTO case. PTO gear berhubungan dengan PTO driving gear (reverse idle gear) dengan cara menggeser shifter shaft. Metode untuk mengaktifkan PTO dengan menggunakan air type dan wire type. Gambar 3.9 Power Take Off ( PTO ) (Sumber: Andri hoey, 2015) Actuator Actuator adalah untuk menggerakan perlengkapan kerja (attachment) yang mengubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanik. dua jenis aktuator pada sistem hidrolik yaitu silinder hidrolik dan motor hidrolik. silinder hidrolik dibagi dalam 2 (dua) jenis yaitu: Single Acting

13 24 Hydraulic cylinder dengan jenis single acting ini pada prinsipnya terlihat pada single acting ini ialah pada unit Forklift. Gambar 3.10 Single Acting (Sumber: Krist, Dr. Ing. Thomas, 1991) Double Acting silinder hidrolik dengan jenis double acting ini pada prinsipnya terlihat pada gambar. Adapun contoh pemakaian double acting ini ialah pada unit unit Bulldozer, Dozer Shovel, Motor Grader dan Wheel Loader. Gambar 3.11 Hydraulic Cylinder ( Double Acting ) (Sumber: Krist, Dr. Ing. Thomas, 1991)

14 25 Gambar 3.12 Reservoir (sumber: Krist, Dr. Ing. Thomas, 1991) Pipa Aliran (Hose hidrolik) Pipa yang digunakan untuk aliran fluida hidrolik dapat berupa pipa standard, tube, atau juga berupa hose. Tube berdiameter sampai dengan 100mm, diproduksi oleh pabrik secara memanjang tanpa sambungan. Digunakan untuk tekanan hidrolik tinggi yang presisi. Sedangkan pada pipa standard, biasanya digunakan pada operasional tekanan rendah. Dapat menggunakan sambungan, biasanya berupa sambungan las. Untuk hose dalam bahasa Indonesia dikenal dengan selang. Namun selang yang dapat beroperasi pada tekanan yang tinggi, dan biasanya juga pada temperatur yang tinggi. Gambar 3.13 Hose hidrolik (Sumber: Jawara Kreasi Cemerlang, 2016)

15 Cylinder Bucket Yaitu berfungsi untuk menggerakan bucket yang berasal dari tenaga oli hidrolik dan saat penggerak tidak digunakan, maka oli hidrolik akan kembali ke tangki. Gambar 3.14 Silinder bucket (Jawara Kreasi Cemerlang, 2016) Filter Oli Hidrolik Komponen ini berfungsi untuk mengumpulkan kotoran (biasanya berupa metal) pada fluida hidrolik, agar kotoran-kotoran tersebut tidak ikut bersirkulasi. Komponen ini sangat penting karena kotoran metal selalu diproduksi pada setiap sistem hidrolik. Biasanya filter diposisikan pada sisi suction pompa hidrolik. Namun kebersihan filter ini harus tetap terjaga, karena apabila terlalu kotor dan menyebabkan aliran fluida terhambat, dapat menyebabkan kavitasi pada pompa hidrolik yang sangat berbahaya apabila itu terjadi. Gambar 3.15 Filter oli hidrolik

16 KONTROL VALVE (Jawara Kreasi Cemerlang, 2016) Untuk mengatur aliran, dengan cara menahan aliran dengan perubahan arah atau menggunakan suatu hambatan bisa juga dengan kombinasi keduanya. Untuk mencegah aliran balik (back flow), biasanya menggunakan check valve (lift check dan swing check). Valve ini akan tetap terbuka dan akan tertutup apabila terdapat aliran yang berlawanan arah. Untuk mengatur tekanan, dalam beberapa aplikasi valve, tekanan yang masuk (line pressure) harus dikurangi untuk mencapai tekanan yang diinginkan. Biasanya menggunakan pressure-reducing valve atau regulator. Gambar 3.16 Kontrol valve (sumber: Jawara Kreasi Cemerlang, 2016)

17 Katup Pengontrol Sistem Hidrolik (Hydraulic Control Valve) Pompa hidrolik menghisap oli dari tangki kemudian mensupply sistem. Aliran yang dihasilkan oleh positif displacement pump tersebut dinaikkan tekanannya, diatur jumlah alirannya dan diatur arah alirannya untuk mengoperasikan perlengkapan kerja unit. Pengaturan ini semua yang melaksanakan adalah control valve (katup pengontrol). Berdasarkan fungsinya control valve diklasifikasikan, menjadi tiga kelompok: Pressure control valve (katup pengontrol tekanan) Flow control valve (katup pengontrol aliran) Directional control valve (katup pengontrol arah aliran) Gambar 3.17 Prinsip Kerja Tipe Poppet (Sumber: Fadwah Maghfurah & Muhammad Hadiyanto, 2012)

18 Pressure Control Valve (Katub Pengontrol Tekanan) Pressure control valve adalah katup yang mengatur tekanan dalam sirkuit dengan mengembalikan semua atau sebagian oli ke tangki apabila tekanan pada sirkuit mencapai setting pressure. Konstruksi dari pressure control valve ada 3 ( tiga ) jenis yaitu. Tipe Poppet Konstruksinya terdiri dari valve, spring dam adjusting screw beserta shim / nut. Gambar 3.18 Prinsip kerja tipe poppet (Sumber: Krist, Dr. Ing. Thomas, 1991) Pada gambar (a), katup dalam posisi tertutup pada saat tekanan rendah, karena tekanan tersebut tidak cukup untuk melawan gaya dari spring. Pada gambar (b), saat tekanan naik, akan mampu melawan gaya spring dan katup terbuka, sehingga oli dalam sirkuit dapat

19 30 keluar. Pada gambar (c), naiknya tekanan akan membuka katup sedemikian rupa sehingga oli dapat keluar lebih banyak sampai kenaikan tekanan berhenti. Tipe Poppet ini biasanya digunakan untuk safety valve. Tipe Piston Konstruksinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Cara kerjanya: Gambar 3.19 Prinsip Kerja Tipe Piston (Sumber: Krist, Dr. Ing. Thomas, 1991) Pada gambar (a), tekanan dalam sirkuit bekerja pada ujung piston dan mendorong katup piston. Apabila tekanannya rendah, katup tidak terbuka karena tekanan tidak cukup melawan gaya spring. Pada gambar (b), bila tekanannya naik sehingga mampu melawan gaya spring piston akan mendorong katup piston yang selanjutnya akan membuka lubang dan membuang oli ke tanki sampai kenaikan tekanan berhenti.

20 31 Tipe Pilot Konstruksi dari tipe pilot ini dapat dilihat pada gambar. Gambar 3.20 Simbol dan Prinsip Kerja Tipe Pilot (Sumber: Krist, Dr. Ing. Thomas, 1991) Tipe katup ini sama dengan tipe poppet dalam membebaskan tekanan oli tetapi berbeda saat akhir pembebasan olinya dan mudah dalam mengatur tekanan seperti mudahnya saat membebaskan oli. Naiknya tekanan akan menyebabkan pilot valve terbuka sehingga tekanan pada balance chamber turun dan main valve bergerak ke kanan yang selanjutnya membuka saluran yang lebih besar. Ketiga tipe katup pengontrol tekanan di atas (pressure control valve) umumnya dipakai untuk relief dan safety valve Flow Control Valve (Katub Pengontrol Aliran) Flow control valve adalah katup yang berfungsi mengatur jumlah aliran oli yang akan masuk ke actuator. Katup-katup yang dikategorikan ke dalam katup pengontrol aliran antara lain: a. Throttle valve

21 32 Konstruksi throttle valve terlihat pada gambar. Adapun fungsinya adalah mengalirkan oli ke dua arah dimana arah aliran kembali dipersempit sehingga kapasitas oli yang mengalir menjadi kecil. Throttle valve ini banyak dipakai pada fork lift untuk lift cylinder. b. Make Up Valve. Nama lain untuk make up valve ialah suction valve, intake valve, suction return valve, vacum dan antivoid valve. Katup ini berfungsi untuk mencegah kevacuman dalam sirkuit hidrolik. Biasanya terpasang antara control valve. c. Flow Reducing Valve Flow reducing calve atau flow check valve berfungsi untuk mengurangi jumlah oli yang akan menuju actuator, agar gerakan actuator menjadi lambat, sesuai dengan bebannya. Dengan lambatnya gerak actuator tersebut maka operator akan mudah memposisikan attachment sesuai dengan yang dikehendaki. Contoh pemakaian flow reducing valve ialah pada tilt cylinder pada bulldozer. Gambar 3.21 Simbol dan Prinsip Kerja Flow Reducing Valve d. Demand Valve (Sumber: Fadwah Maghfurah & Muhammad Hadiyanto, 2012) Fungsi demand valve ialah untuk menjaga agar aliran oli yang menuju ke sistem steering selalu konstan. Contoh pemakaian demand valve ini ialah pada wheel loader. Konstruksi dan simbol demand valve tersebut terlihat pada gambar.

22 33 Gambar 3.22 Simbol dan Prinsip Kerja Demand valve (Sumber: Fadwah Maghfurah & Muhammad Hadiyanto, 2012) Directional Control Valve ( Katub Pengontrol Arah Aliran) Fungsi katup pengontrol arah aliran ialah untuk mengontrol arah dari gerakan silinder hidrolik atau motor hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli. Gambar 3.23 Katup Pengontrol Arah Aliran (Directional Control Valve) (Sumber: Fadwah Maghfurah & Muhammad Hadiyanto, 2012)

23 34 a. Aplikasi Katup Pengontrol Arah Aliran (Directional Control Valve). Katup pengontrol arah aliran diklasifikasikan dalam 3 (tiga) macam pada sirkuit yaitu. 1. Series Valve Circuit. 2. Tandem Valve Circuit. 3. Parallel Valve Circuit Relief valve Gambar 3.24 Relief valve (sumber: Fadwah Maghfurah & Muhammad Hadiyanto, 2012) Tekanan minyak hidrolik pada sistem atau sirkuit sistem hidrolik. Relief valve digunakan untuk mengatasi bila adanya tekanan yang berlebihan yang dapat mengganggu proses aliran bahkan kegagalan proses yaitu dengan membatasi tekanan maksimum yang diijinkan dalam hidrolik sistem agar sistem sendiri tidak rusak akibat over pressure. 3.8 PERBANDINGAN SISTEM HIDROLIK DIBANDING SISTEM MEKANIK Menurut Wirawan & Pramono, (2009) dalam sebuah sistem hidrolik akan didapatkan keuntungan-keuntungan bila dibandingkan dengan sistem mekanik antara lain: Pemindahan gaya dan daya lebih besar. Pengaturan arah, kecepatan dan tekanan dapat dilakukan dengan mudah. Sehingga gerakan bisa lebih teratur.

24 35 Suatu pembalikan arah secara cepat dapat dilakukan dengan mudah. Pemindahan gaya dapat dilakukan ke tempat yang jauh, yaitu dengan memasang jaringan pipa, tanpa mengganggu sistem yang lain. Penempatan dan pengaturan komponen-komponen hidrolik lebih sederhana dan tidak diperlukan tempat yang besar. Sedangkan kerugian-kerugiannya adalah karena gesekan di dalam saluran-salurannya bisa menyebabkan oli panas dan ini akan menyebabkan perubahan viskositas oli. Goyangan dan penyusutan pipa-pipa dan hose karena tekanan dapat menyebabkan lepasnya sambungansambungan Hukum Pascal Menurut Kamsar, Muhammad Hasbi, Aditya Rachman, (2016) prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum pascal, dimana tekanan fluida statis harus mempunyai sifat sifat sebagai berikut Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang. Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah. Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup,merambat secara seragam kebaagian lain fluida Sifat-sifat Fluida Cair Dr. Ing. Thomas Krist, (1991) menjelaskan bahwa fluida cair mempunyai beberapa sifat dasar yang melekat, termasuk pada alat berat yang akan terlihat setelah fluida tersebut melewati masa kerja tertentu. Berikut beberapa sifat-sifat fluida: Viskositas, adalah sifat yang dimiliki oleh semua fluida nyata. Viskositas (kekentalan) fluida besarnya dapat ditentukan melalui pengukuran terhadap tingkat hambatan yang ditimbulakan pada aliran fluida yang bersangkutan. Kemampu mampatan, dalam hal ini fluida cair memiliki sifat tak termampatkan (incompressible). Karena ketika diberi tekanan, fluida cair tidak mengalami perubahan massa jenis.

25 36 Titik beku, adalah temperatur dimana fluida cair membeku dan berhenti mengalir. Untuk mesin-mesin yang bekerja dilapangan, pada umumnya titik beku yang diinginkan antara 20 sampai -30 o C. Suatu sifat yang penting dari fluida untuk temperatur rendah adalah sifat mencair pada udara dingin. Oli Hidrolik Jumlah penggunaan sistem hidrolik yang besar dengan masing-masing persyaratan yang dibutuhkan, dapat diambil kesimpulan bahwa apa yang diartikan dengan oli hidrolik tidak hanya menyangkut satu oli hidrolik, melainkan serangkaian oli khusus. Pada prinsipnya suatu cairan tekan dalam instalasi hidrolik harus memiliki beberapa fungsi penting, diantaranya adalah: Transmitting Power (meneruskan tenaga), berfungsi untuk meneruskan tenaga dari tempat satu ketempat yang lain. Melapisi komponen sistem hidraulik yang saling berhubungan secara mekanikal antara komponen satu dengan yang lainnya (membentuk oil film). Cleaning (pembersih), oli hidrolik harus berfungsi sebagai pembersih. Oli hidrolik akan membawa kotoran dari sistem yang akan dibawa ke tangki hidraulik yang kemudian kotoran tersebut akan disaring oleh oli filter pada tangki hidrolik. Cooling (pendingin). Saat sistem hidrolik bekerja merubah energi mekanis menjadi energi kinetis akan menimbulkan panas. Oli hidrolik yang bergerak dalam sistem akan mentransmisikan panas tersebut ke sistem pendingin sehingga temperatur kerja tetap terjaga Pelumasan Setiap mesin yang berputar atau bergesekan antara satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan zat pelumas. Begitu besarnya pengaruh zat pelumas terhadap kinerja mesin, sehingga mesin yang pelumasannya kurang sempurna pasti akan sering mengalami gangguan yang berakibat kerusakan berat pada mesin tersebut. Pelumas yang digunakan ialah oli mesin yang mempunyai kekentalan yang dinyatakan dalam SAE ( Society of automotive Engineering ) dimana makin besar angkanya berarti oli mesin tersebut semakin kental. Misalnya SAE 10, SAE 20, SAE30 dll. Selain diklasifikasikan menurut kekentalannya, oli mesin juga diklasifikasikan menurut penggunaan dan mutunya. Klasifikasi ini dinyatakan dalam API ( American Petroleom Institute

26 37 ), dimana urutanya menggunakan abjad dari A dst. Semakin mendekati A berarti oli semakin baik, contoh: Untuk diesel engine digunakan klas CA, CB, CC, CD. Untuk Gasoline Engine digunakan Klas SA, SB, SC, SD, SE, SF. Fungsi pelumasan antara lain : Mencegah atau mengurangi gesesakan Mencegah atau mengurangi keausan Mencegah atau mengurangi kenaikan suhu Mencegah atau mengurangi korosi Mencegah kontaminasi Sebagai isolasi listrik Sebagai pemindah tenaga Sebagai peredam getaran Kerusakan Oli Terjadinya kerusakan pada oli disebabkan antara lain oleh: Kontaminasi: Kerusakan oli karena ada pengaruh dari luar oli tersebut. Deteriorasi : Kerusakan karena pengaruh dari dalam oli itu sendiri. Terjadinya kerusakan pada kualitas oli akan menyebabkan kerusakan pada komponen dan terganggunya sistem.

27 38 Gambar 3.25 Kerusakan Oli dan Akibatnya (Sumber: Purnomo, Agus, 2011) 3.9 KESELAMATAN KERJA PT. JAWARA KREASI CEMERLANG

28 39 Untuk melindungi mekanik dari segala resiko kecelakaan kerja dari mesin dan kendaraan alat berat dibutuhkan keselamatan kerja yang bertujuan agar melindungi diri dari penderitaan mekanik saat melakukan pekerjaan yang berisiko Faktor-faktor Terjadinya Kecelakaan Faktor faktor terjadinya kecelakaan dapat dikarenakan kondisi alat yang tidak aman, lingkungan kerja yang buruk, dan kecerobohan manusia saat bekerja. Faktor faktor yang beresiko terjadinya kecelakaan: a) Faktor alat -Alat yang belum aman kegunaannya -Kondisi alat yang sudah korosi atau rusak -Alat yang tidak sesuai untuk standar keamanan kerja b) Faktor lingkungan kerja -Alat yang berantakan dan tidak sesuai pada tempatnya -Lingkungan workshop yang tidak sesuai dengan SOP -Sarana seperti lampu dan listrik yang tidak aman c) Faktor manusia -Kemampuan yang kurang dalam melakukan pekerjaan mekanik -Kurangnya konsentrasi saat bekerja -Tidak disiplin dalam menjalankan mesin-mesin -Kecerobohan Alat Keselamatan Kerja (Safety Tools) Safety Tools berfungsi sebagai pengaman diri yang penting untuk pekerja bengkel maupun lapangan dan bertujuan untuk menghindari adanya kehilangan aset atau kecelakaan kerja yang tidak diinginkan. Alat pengaman selain pengaruh pada pekerja juga berpengaruh pada industri yang dinaungi, jika para pekerja tersebut tidak patuh dengan standar keselamatan kerja maka mengancam kelangsungan perusahaan tersebut, sekecil apapun kesalahan jika tidak menggunakan alat pelindung kerja ini dapat berakibat bahaya bahkan sampi kematian, safety tools yaitu peralatan keselamatan kerja yang harus dipakai oleh operator saaat bekerja yaitu

29 40 safety shoes, wearpack, kacamata pelindung, sarung tangan, masker dan lain sebagainya sebagi pelindung saat bekerja. Gambar 3.26 Alat pelindung diri SOP (Standard Operasional Prosedure) (Sumber: PT. Jawara Kreasi Cemerlang, 2016) Standar Operasional Prosedure adalah suatu standar atau pedoman tertulis yang digunakan untuk mendorong dan menggerakan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu juga SOP ini merupakan tata cara atau tahapan yang dilakukan dan harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja, SOP ini selalu ada diperusahaan-perusahaan yang sudah bersetandar, karena tanpa SOP maka dapat dilakukan perusahaan tersebut belum siap untuk melakukan proses kerja. SOP untuk operator mesin di machining shop PT. Jawara Kreasi Cemerlang memuat berapa hal yaitu definisi operator, tugas umum, tugas khusus, dan uraian tugas didalamnya terdapat prosedur start-up mesin. selain itu dalam SOP ini juga dilengkapi dengan operator instruction.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Heavy Dump Truck (HD) merupakan produk Komatsu yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan salah satunya adalah Heavy Dump Truck Komatsu 465-7R, yang mempunyai arti:

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH PROSES KERJA SISTEM HYDRAULIC PADA FORKLIFT TIPE DIESEL 115 PS DI PT. TRAKTOR NUSANTARA Nama : Rachmad Hidayat NPM : 29411104 Jurusan

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. prinsip dasar

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift

MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift Poniman / TAB / 0420120068 Yulius Anggi Setiawan / TAB / 0420120075 Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara 14330, Telp.0216519555,

Lebih terperinci

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT IDENTIFIKASI KOMPONEN SISTEM HIDROLIK ALAT BERAT KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bulldozer Bulldozer sebagai salah satu alat berat pembuka lahan pada proyekproyek konstruksi atau membuka hutan yang kesemuanya membutuhkan kecepatan dan kekuatan kerja yang

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA KERUSAKAN MAIN CONTROL VALVE 4.1 Pembahasan Penyebab Cylinder Drift... 63

BAB IV. ANALISA KERUSAKAN MAIN CONTROL VALVE 4.1 Pembahasan Penyebab Cylinder Drift... 63 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR JUDUL... ii LEMBAR NOMOR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v LEMBAR PERSEMBAHAN... vi LEMBAR PERNYATAAN... vii KATA PENGANTAR... viii ABSTRACT... x

Lebih terperinci

Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8

Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8 Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8 NAMA : Rezha Andhika Pratama NPM : 28411231 PEMBIMBING : Irwansyah, ST., MT JURUSAN : TEKNIK MESIN FAKULTAS : TEKNOLOGI INDUSTRI Latar Belakang

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Hidrolik Pada Backhoe Loader Type 428E BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK

Perencanaan Sistem Hidrolik Pada Backhoe Loader Type 428E BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK 2.1. Backhoe Loader Backhoe loader merupakan salah satu alat berat yang berfungsi meratakan material (kayu, tanah, pasir dll ), memindahkan material dari satu

Lebih terperinci

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 3.1 Definisi Excavator secara umum Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut suatu material (tanah, batubara, dan

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK DISUSUN OLEH: AZANO DESFIANTO 4201417017 DODDY SETIAWAN 4201417018 JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Movable Bridge Movable Bridge (Jembatan bergerak) adalah jembatan yang difungsikan sebagai tempat sandar kapal laut serta sebagai jembatan penghubung antara pintu masuk dan keluar

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

Gambar1. Dongkrak Hidrolik

Gambar1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap kecil diberi gaya tekan, gaya tersebut akan diteruskan

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

PENGERTIAN HIDROLIKA

PENGERTIAN HIDROLIKA HYDRAULICS PENGERTIAN HIDROLIKA Hidrolika : ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan kesetimbangan zat cair dan pemanfaatannya untuk melakukan suatu kerja. Hidrostatika memiliki prinsip bahwa dalam

Lebih terperinci

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

CAP COMBI 2600 CL (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L) "CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur + 5250 L air, total 15,250 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN SISTEM HIDROLIK

KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN SISTEM HIDROLIK KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN SISTEM HIDROLIK A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mepelajari kegiatan belajar, diharapkan anda dapat : Siswa dapat menyebutkan pengertian sistem hidrolik dan macam-macamnya

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id POMPA yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN KARAKTERISTIK SISTIM PEMOMPAAN JENIS-JENIS POMPA PENGKAJIAN POMPA Apa yang dimaksud dengan pompa dan sistem pemompaan? http://www.scribd.com/doc/58730505/pompadan-kompressor

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 6 BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 TUJUAN Tugas kerja praktek ini bertujuan menyelesaikan studi kasus mengenai aspek teknik mesin atau laporan suatu kegiatan atau proses yang berlangsung di perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

ANALISA TORQUE CONVERTER BULLDOZER SHANTUI SD16F

ANALISA TORQUE CONVERTER BULLDOZER SHANTUI SD16F NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA TORQUE CONVERTER BULLDOZER SHANTUI SD16F Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ENERGI PADA SISTEM HIDRAULIK. Perbedaan tekanan pada sistem akam menyebabkan fluida mengalir, perbedaan ini ditimbulkan oleh pemberian energi pada fluida. Energi tersebut berupa

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian nspeksi Interval Sistem 2level.3 dilakukan yang J3 pemeliharaan Pekerjaan 635 d CO CO diatur sudah stop screw tepat yang steering Inspeksi gears mengetahui untuk oli ada/tidaknya tie dan link drag Inspeksi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) Differential gear atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang)

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang) CAP COMBI 1400 CL (4,400 L Tangki Lumpur + 2,450 L Air, total 6,850 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

Struktur dari Center Brake

Struktur dari Center Brake BAB I PENDAHULUAN Brake system dan ABS dipasang gunanya adalah untuk mencegah terjadinya cedera akibat kecelakaan karena kendaraan tidak bisa dihentikan pada saat melaju. Saat kendaraan bergerak, meskipun

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya industri terutama dibidang jasa dan produksi akan mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) menjadi energi

Lebih terperinci

MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER

MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER (MEKANISME SISTEM HIDROLIK PENGGERAK BUCKET) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

ANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA

ANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA ANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA Oleh : MOHAMMAD ILHAM NRP : 6308.030.018 Jurusan : Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Batasan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan...

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Batasan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSOALAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii MOTTO... iv LEMBAR PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR... vi ABSTRACT... viii INTISARI... ix DAFTAR ISI...x DAFTAR TABEL... xiii

Lebih terperinci

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN MATERI DEFINISI PNEUMATIK SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN HUKUM-HUKUM FISIKA DALAM PNEUMATIK PEMAHAMAN DAN PENGGAMBARAN SIMBOL KOMPONEN PNEUMATIK SESUAI DENGAN STANDARISASI ISO 1219 PENGENALAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

TEKNIK ALAT JILID 2 SMK. Budi Tri Siswanto

TEKNIK ALAT JILID 2 SMK. Budi Tri Siswanto Budi Tri Siswanto TEKNIK ALAT BERAT JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota BAB III PEMBAHASAN 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota 3.1 Dasar Pengertian Governor Governor adalah suatu benda atau alat penggerak mekanik variable propeller pada pesawat untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain, dimana

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK BAB III MEMBUAT STANDAR OPERA SIONA L PR OSEDUR PADA UNIT WA TER TRUC K MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK 1.1 Bagian-Bagian Utama water truck. Pada bagian ini dijelaskan nama-nama

Lebih terperinci

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran) 2.1.14 Katup Sistem control pneumatik terdiri dari komponenkomponen sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan control mempergunakan rangkaian atau urut-urutan operasi dari bagian kerja, dan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E Disusun oleh Nama : Wiwi Widodo Nim : 41305010007 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Hidrolik sebetulnya sudah banyak dikenal di masyarakat dan tidak sedikit kita menemukan alat tersebut. Sistem Hidrolik mempunyai fungsi yang sangat berperan penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Pompa Pompa adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara memberikan energi mekanik pada pompa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu peralatan pada

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu peralatan pada 24 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Maintenance Defenisi dari maintenance adalah suatu kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu peralatan pada

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR DASAR PESAWAT HIDROLIK

BAB 5 DASAR DASAR PESAWAT HIDROLIK BAB 5 DASAR DASAR PESAWAT HIDROLIK Kompetensi dasar : Menerapkan Dasar Hidrolik Indikator : 1. Mengidentifikasi komponen sistem hidrolik 2. Membaca diagram sistem hidrolik sesuai SOP A. Pengertian hidrolik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM Diskripsi Unit Kompetensi: Kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap pada pekerjaan melepas, memeriksa dan menyetel komponen rem piringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Objek Penelitian Bengkel Bintang didirikan oleh bapak Agung Sudibjo yang beralamat di Jln.Sukodono Gesi Km 2, tepatnya di dukuh Siwalan Kelurahan Gesi. Bengkel

Lebih terperinci