KATA PENGANTAR. hidayah dan anugerah-nya, Pemerintah Kota Banjar dapat menyelesaikan. penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. hidayah dan anugerah-nya, Pemerintah Kota Banjar dapat menyelesaikan. penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016."

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Bismilahirrahmanirahim, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah dan anugerah-nya, Pemerintah Kota Banjar dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) ini disusun sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2016 dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Kota Banjar yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota Banjar Tahun LKIP ini disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Pelaporan Kinerja. Hasil kinerja Pemerintah Daerah selama, secara umum menunjukkan hasil yang positif dan dapat dicapai dengan baik bahkan banyak capaian yang melebihi target sasaran, meskipun masih ada beberapa sasaran yang belum tercapai. Terhadap capaian kinerja ini telah dilakukan evaluasi dan análisis untuk mengetahui hambatan dan kelemahan yang terjadi, serta merancang strategi pemecahan masalah sebagai umpan balik bagi perbaikan perencanaan di tahun berikutnya. KATA PENGANTAR i

3 Akhir kata, kami berharap LKIP Kota Banjar ini dapat menjadi media pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja bagi seluruh aparatur Pemerintah Kota Banjar. Banjar, Maret 2017 Wali Kota Banjar Hj. ADE UU SUKAESIH ii KATA PENGANTAR

4 IKHTISAR EKSEKUTIF Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, menyatakan bahwa akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung-jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik. Untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam sebuah sistem maka terbitlan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabiltas Kinerja Insatansi Pemerintah atau disingkat SAKIP dan menegaskas agar setiap entitas akuntabilitas kinerja menyusun rencana kerja dan anggaran yang ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran, kemudian menjadi dasar penyusunan perjanjian kinerja dengan mencantumkan indikator dan target kinerja. merupakan tahun ketiga pelaksanan untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjar Tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 dan Kepala Daerah berkewajiban untuk menyampaikan laporan kinerja dalam rangka pertanggungjawaban atas mandat yang telah ditetapkan melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang menunjang pencapaian sasaran kinerja yang direncanakan. Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota Banjar, Akuntabilitas Pemerintah Kota Banjar dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah melalui berbagai kegiatan pembangunan baik urusan wajib maupun urusan pilihan yang menjadi kewenangannya dapat disajikan. Perencanaan kinerja yang disusun pada tahun 2016 mengacu pada target-target kinerja yang ditetapkan dalam RPJMD sehingga dapat diselaraskan antara perencanaan jangka menengah, jangka pendek (tahunan) dan penganggaran tahunan. iii IKHTISAR EKSEKUTIF

5 Penetapan sasaran-sasaran kinerja yang ditetapkan dan dilaksanakan selama tahun 2016 berdasarkan 4 (empat) misi yang telah ditetapkan, yaitu : 1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia; 2. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE); 3. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup; 4. Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good governance dan clean government. Pencapaian kinerja Pemerintah Kota Banjar terhadap sasaran strategis yang ingin dicapai pada tahun 2016 disampaikan pada tabel berikut : No Misi Jumlah Indikator Sasaran Capaian Kinerja Tidak Tidak Tercapai Tercapai Diukur 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) 2. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Meningkatkan Kualitas 3. Lingkungan Hidup Meningkatkan Kesadaran 4. dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good governance dan clean government Jumlah Sumber: Data Pengukuran Kinerja 2016 iv IKHTISAR EKSEKUTIF

6 Beberapa permasalahan dan hambatan yang ditemui dalam pencapaian kinerja pemerintah Kota Banjar tahun 2016 antara lain sebagai berikut: 1. Belum optimalnya pembagian peran setiap OPD/unit kerja dalam pencapaian program pada program yang saling berkaitan dan menunjang dalam pencapaian kinerja pemerintah. 2. Stakeholder belum memahami secara mendasar mengenai output dan outcome yang ingin dicapai. 3. Belum optimalnya kesesuaian antara kebijakan perencanaan yang telah ditetapkan dengan kebijakan penganggaran. Pemerintah Kota Banjar akan senantiasa berupaya melakukan perbaikan terhadap permasalahan yang ada dengan melakukan upaya penyempurnaan agar target pencapaian kinerja pada periode tahun kedua dapat dipenuhi. Upaya penyempurnaan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Banjar pada tahun depan adalah: 1. Mengoptimalnya pembagian peran setiap OPD/unit kerja dalam pencapaian program pada program yang saling berkaitan penjabaran sasaran strategi terhadap dokumen perencanaan strategis melalui reviu dan revisi RPJMD. 2. Meningkatan pemahaman yang lebih mendasar dalam menjadikan indikator kegiatan dalam RKPD dan RPJMD sebagai acuan penyusunan rencana kegiatan pada setiap program di setiap OPD/unit kerja melalui penerbitan peraturan walikota tentang pedoman implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan peningkatan kapasitas SDM pelaporan melalui workshop ataupun pendidikan dan pelatihan. 3. Mengoptimalkan sinkronisasi antara kebijakan perencanaan yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan RKPD dengan kebijakan penanggaran APBD melalui kegiatan sinkronisasi program pembangunan, pelaksanaan monitoring penyelenggaraan kinerja instansi pemerintah secara berkala (per triwulan) dan peningkatan evalaluasi internal terhadap penyelenggaraan kinerja instansi pemerintah secara berkesinambungan. Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota Banjar tahun Anggaran 2016 ini, diharapkan dapat lebih meningkatkan v IKHTISAR EKSEKUTIF

7 transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah dan memberikan umpan balik bagi perencanaan kinerja Pemerintah Kota Banjar tahun berikutnya. Banjar, Maret 2016 Wali Kota Banjar Hj. ADE UU SUKAESIH vi IKHTISAR EKSEKUTIF

8 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. i IKSTISAR EKSEKUTIF iii DAFTAR ISI. vii DAFTAR TABEL viii DAFTAR GRAFIK.. xiii BAB I PENDAHULUAN... I.1 A. LATAR BELAKANG.. I.1 B. GAMBARAN UMUM..... I.3 A.1. TUGAS FUNGSI DAN BIDANG KEWENANGAN. I.3 A.2. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN UMUM. I.5 C. STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI... I.7 D. DASAR HUKUM I.12 E. MAKSUD DAN TUJUAN LKIP... I.13 F. SISTEMATIKA PENULISAN LKIP. I.14 BAB II PERENCANAAN KINERJA... A. PERENCANAAN STRATEGIS... II.1 II.1 B. INDIKATOR KINERJA DAERAH.. C. PERJANJIAN KINERJA. II.4 II.8.. III.1 A. CAPAIAN KINERJA III.1 A.1. KERANGKA PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA... III.1 A.2. PENGUKURAN DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA... III.3 B. REALISASI ANGGARAN III.135 C. PENGHARGAAN... III.138 BAB IV PENUTUP. IV.1 LAMPIRAN vii DAFTAR GRAFIK

9 DAFTAR TABEL II.1 Tujuan dan sasaran II.2 Perjanjian kinerja daerah tahun 2016 III.1 Rumus perhitungan pencapaian kinerja III.2 Hasil pengukuran cakupan dan kualitas layanan pendidikan dasar III.3 Perbandingan kinerja cakupan dan kualitas pendidikan dasar III.4 APM SD/MI dan APS kelompok usia 7-12 di kota banjar tahun 2016 III.5 APM dan APS SMP/MTs kelompok usia tahun (2016) III.6 Angka kelulusan SD/MI dan SMP/MTs tahun 2016 III.7 Nilai rata-rata UN SMP sederajat tahun 2016 III.8 Hasil pengukuran cakupan dan kualitas layanan pendidikan menengah III.9 Perbandingan kinerja cakupan dan kualitas layanan pendidikan menengah III.10 APK dan APM jenjang SMA/SMK/MA dikota banjar tahun 2016 III.11 Angka partisipasi pasar sekolah menengah III.12 Angka partisipasi murni jenjang SMA/SMK/MA tahun 2016 III.13 Tingkat kelulusan SMA/SMK/MA pada tahun 2016 Nilai rata-rata ujian nasional tahun 2016 III.15 Hasil pengukuran kualitas pendidikan non formal dan informal III.16 Perbandingan capaian kualitas layanan pendidikan non formal dan informal III.17 Kumulatif capaian kinerja angka partisipasi kasar (APK) III.18 APK menurut jenjang SD/MI sederajat tahun 2016 III.19 APK menurut jenjang SMP/MTs sederajat tahun 2016 III.20 APK menurut jenjang SMA/SMK/MA sederajat tahun 2016 III.21 Angka partisipasi kasar (APK) penduduk atau usia tahun 2016 III.22 Hasil pengukuran kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik III.23 Perbandingan kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik III.24 Tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi III.25 Jenjang guru bersertifikat III.26 Hasil pengukuran cakupan layanan PAUD III.27 Perbandingan kinerja cakupan layanan PAUD III.38 APK dan APM jenjang TK/RA III.29 APK dan APM jenjang PAUD III.30 Hasil pengukuran meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat viii DAFTAR TABEL

10 III.31 Perbandingan hasil pengukuran meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat III.32 Daftar pelayanan miskin kota banjar periode tahun 2016 III.33 pengukuran terhadap indikator sasaran meningkatnya kuantitas,kualitas dan fungsi sarana prasarana kesehatan III.34 Perbandingan capaian indikator kualitas dan fungsi sarana prasarana kesehatan III.35 Capaian indikator meningkatnya pemerataan pelayanan kesehatan dan rujukan III.36 Perbandingan meningkatnya pemerataan pelayanan kesehatan dan rujukan III.37 Desa mencapai target UCI tahun 2016 III.38 Penemuan pasien TB per UPK tahun 2016 III.39 Kasus DBD dalam satu (tahun 2016) III.40 Data kunjungan bumil tahun 2016 III.41 Kunjungan nifas (KF) tahun 2016 III.42 Data komplikasi kebidanan ditangani (PK) III.43 Kematian ibu dan penyebabnya III.44 Data kelahiran bayi per UPK tahun 2016 III.45 Penanganan bayi dan balita gizi buruk III.46 Pemberian makanan pendamping ASI per usia III.47 Hasil pengukuran capaian indikator cakupan aksektor KB III.48 Perbandingan capaian indikator cakupan aksektor KB III.49 PUS keluarga sejahtera peserta KB berdasarkan kelompok tahun 2016 III.50 Pencapaian peserta KB baru tahun 2016 III.51 Capaian CU per mix kontrasepsi kota banjar sama dengan bulan desember tahun 2016 III.52 Capaian CU per mix kontrasepsi kota banjar tahun 2016 III.53 Evaluasi unmetneed tahun 2016 III.54 Pernikahan dan rata rata usia kawin III.55 PIK remaja tahun 2016 III.56 Capaian indikator jumlah UMKM dan koperasi III.57 Perbandingan capaian indikator jumlah UMKM III.58 Capaian indikator kontribusi dan pertumbuhan industri III.59 Perbandingan Capaian indikator kontribusi dan pertumbuhan industri III.60 Capaian indikator kontribusi sektor perdagangan III.61 Perbandingan Capaian indikator kontribusi sektor perdagangan III.62 Peningkatan dari angka PDRB kota banjar atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha ix DAFTAR TABEL

11 III.63 Capaian indikator realisasi investasi III.64 Perbandingan Capaian indikator realisasi investasi III.65 Realisasi investasi berdasarkan sektor atau sub sektor III.66 Capaian indikator kontribusi sektor pertanian, perkebunan dan peternakan III.67 Perbandingan indikator kontribusi sektor pertanian, perkebunan dan peternakan III.68 Capaian indikator rintisan daerah agrowisata III.69 Perbandingan capaian indikator rintisan daerah agrowisata III.70 Hasil pengukuran capaian indikator kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kota III.71 Perbandingan capaian indikator kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kota III.72 Capaian indikator kemampuan ekonomi keluarga pra-sejahtera III.73 Perbandingan Capaian indikator kemampuan ekonomi keluarga prasejahtera III.74 Proposi jumlah pra KS dan KSI yang terlayani tahun 2016 III.75 Capaian indikator populasi PMKS III.76 Perbandingan capaian indikator populasi PMKS III.77 Jumlah populasi penyandang masalah kesejahteraan sosial (pmks) tahun 2016 III.78 Capaian indikator penempatan bagi pencari kerja III.79 Perbandingan indikator penempatan bagi pencari kerja III.80 Capaian indikator ruang terbuka hijau (RTH) yang proposional III.81 Perbandingan pencapaian indikator ruang terbuka hijau (RTH) III.82 Capaian sasaran meningkatnya pelayanan pengelolaan persampahan kota III.83 Perbandingan sasaran meningkatnya pelayanan pengelolaan persampahan kota III.84 Capaian sasaran meningkatnya kualitas lingkungan permukiman III.85 Perbandingan capaian sasaran meningkatnya kualitas lingkungan permukiman III.86 Rumah layak huni kota banjar per 31 desember III.87 Rumah layak huni kota banjar per 31 desember III.88 Data jumlah kk dengan sistem air limbah setempat III.89 Capaian indikator mutu pengawasan lingkungan hidup III.90 Perbandingan indikator mutu pengawasan lingkungan hidup III.91 Jumlah badan usaha yang diawasi III.92 Capaian indikator kualitas hutan dan lahan III.93 Perbandingan realisasi indikator kualitas hutan dan lahan x DAFTAR TABEL

12 III.94 Capaian indikator kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum daerah III.95 Perbandingan kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum daerah III.96 Peningkatan kesadaran masyarakat dan aparatur pemerintah III.97 Daftar PERATURAN DAERAH yang ditetapkan tahun 2016 III.98 Pelaksanaan pungsi penganggaran, legislasi dan pengawasan oleh anggota DPRD III.99 Capaian indikator disiplin pegawai III.100 Perbandingan capaian indikator disiplin pegawai III.101 Hasil pengukuran aparatur pemerintah daerah yang memiliki kompetensi dan mampu memberikan layanan prima III.102 perbandingan kinerja aparatur pemerintah daerah yang memiliki kompetensi dan mampu memberikan layanan prima III.103 Hasil pengukuran capaian indikator meningkatnya kualitas pelayanan publik III.104 Perbandingan capaian indikator meningkatnya kualitas pelayanan kinerja pelayanan publik III.105 Nilai indeks kepuasan masyarakat (KKM) di BPMPPT kode banjar tahun III.106 Nilai indeks kepuasaan masyarakat (IKM) pada pelayanan administrasi kependudukan DISDUKCAPIL kota banjar tahun 2015/2016 III.107 Nilai indeks kepuasaan masyarakat (IKM) pada pelayanan kesehatan kota banjar pada tahun 2016 III.108 Nilai indeks kepuasaan masyarakat (IKM) pada pelayanan kartu kuning di Dinsosnaker di kota banjar pada tahun 2015/2016 III.109 Nilai indeks kepusaan masyarakat (IKM) pada pelayanan di kecamatan kota banjar tahun 2016 III.110 Hasil pengukuran indikator peran pengawasan III.111 Perbandingan kinerja indikator peran pengawasan III.112 Penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan internal III.113 Penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan internal III.114 Hasil pengukuran capaian indikator meningkatnya kinerja pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel III.115 Perbandingan capaian indikator meningkatnya kinerja pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel III.116 Hasil pengukuran capaian indikator tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yang transparan dan akuntabel xi DAFTAR TABEL

13 III.117 Perbandingan capaian indikator tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yang transparan dan akuntabel III.118 Hasil pengukuran capaian indikator tersedianya data informasi dan statistik pembangunan daerah III.119 Perbandingan capaian indikator tersedianya data informasi dan statistik pembangunan daerah III.120 Prosentase penyerapan anggaran xii DAFTAR TABEL

14 DAFTAR GRAFIK III.1 Sasaran indikator tahun 2016 xiii DAFTAR GRAFIK

15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG alam rangka mewujudkan D penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), Pemerintah Kota Banjar senantiasa berupaya untuk megembangkan dan menerapkan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas KKN dengan memperhatikan mekanisme dan regulasi akuntabilitas pada setiap instansi pemerintah dan memperkuat peran dan kapasitas parlemen serta meyediakan akses yang sama bagi masyarakat. Konsep dasar akuntabilitas yang dijalankan didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap lingkungan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada tiap bagian. Masingmasing individu pada setiap jajaran aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya. Implementasi konsep ini mampu membedakan adanya kegiatan yang terkendali (controllable activities) dengan kegiatan yang tidak terkendali (uncontrollable activities), maka kegiatan tersebut benar-benar direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan perjanjian kinerja yang telah disepakati. Implementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada Pemerintah Kota Banjar diharapkan dapat mendorong terciptanya 1 BAB I PENDAHULUAN

16 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana mestinya. Sistem AKIP pada dasarnya merupakan sistem manajemen yang berorientasi pada hasil dan merupakan salah satu instrumen untuk mewujudkan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, transparan, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan.dengan sistem AKIP ini, Pemerintah Kota Banjar telah menyusun Rencana Implementatif yang tertuang dalam Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjar Tahun Berdasarkan Rencana Implementatif ini, telah disusun pula Perjanjian Kinerja, Indeks Kinerja Utama (IKU) serta Laporan Kinerja. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan tersebut menyatakan bahwa akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.lkip juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai Kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance.dalam perspektif yang lebih luas, maka LKIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik. Penyusunan LKIP Pemerintah Kota Banjar berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan, dengan berdasarkan pada RPJMD Kota Banjar Tahun , Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Banjar dan Perjanjian Kinerja serta memperhatikan pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, Peraturan Presiden 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi No. 53 Tahun BAB I PENDAHULUAN

17 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Pelaporan Kinerja. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja. Capaian kinerja yang merupakan indikator keberhasilan dari program dan kegiatan yang telah direncanakan, yang juga merupakan tanggung jawab kepada negara dan masyarakat akan dioptimalisasi dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBD) dengan semua detil dari kegiatan yang telah dijalankan. Tolok ukur keberhasilan diperoleh dengan membandingkan Capaian Kinerja (performance results) 2016 dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini memungkinkan teridentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang sekaligus sebagai umpan balik untuk memicu perbaikan kinerja di tingkat Pemerintah Kota Banjar pada tahun-tahun berikutnya.dengan demikian, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Banjar merupakan media pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam bentuk laporan yang disampaikan oleh Walikota kepada Presiden dan penyusunannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. B GAMBARAN UMUM B.1. TUGAS FUNGSI DAN BIDANG KEWENANGAN Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005, pada Pasal 14 ayat (1) bahwa urusan wajib yang menjadi 3 BAB I PENDAHULUAN

18 kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota. Aspek pelayanan umum yang merupakan layanan urusan wajib yang diselenggarakan di pemerintah Kota Banjar sebanyak 26 urusan, meliputi: 1. Pendidikan, 2. Kesehatan, 3. Pekerjaan umum, 4. Perumahan, 5. Penataan ruang, 6. Kepemudaan dan olahraga, 7. Perencanaan pembangunan, 8. Perhubungan, 9. Lingkungan hidup, 10. Pertahanan, 11. Kependudukan dan catatan sipil, 12. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, 13. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera, 14. Sosial, 15. Ketenagakerjaan, 16. Koperasi dan UKM, 17. Penanaman modal, 18. Kebudayaan, 19. Kesatuan bangsa dan politik luar Negeri, 20. Otonomi daerah, Pemerintahan umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan persandian, 21. Ketahanan Pangan, 22. Pemberdayaan Masyarakat Desa, 23. Statistik, 24. Kearsipan, 25. Komunikasi dan Informasi 4 BAB I PENDAHULUAN

19 26. Perpustakaan. Disamping urusan wajib tersebut, di dalam ayat (2) pasal yang sama dijelaskan pula mengenai urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpontensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Adapun Layanan Urusan Pilihan Pemerintahan Kota Banjar sebanyak 8 urusan meliputi: 1. Pertanian, 2. Kehutanan, 3. Energi dan Sumber Daya Mineral, 4. Pariwisata, 5. Kelautan dan Perikanan, 6. Perdagangan, 7. Perindustrian, 8. Ketransmigrasian. B.2. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN UMUM Tujuan pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kondisi perekonomian daerah, kesejahteraan masyarakat, pelestarian dan pelindungan nilai-nilai budaya daerah, keamanan dan ketertiban, kemampuan dan penguatan kelembagaan untuk mewujudkan kemandirian.di samping itu juga membantu pemerintah pusat/provinsi dalam mempertahankan, memelihara, meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah telah dilakukan Pemerintah Kota Banjar melalui serangkaian kebijakan dan program serta sumber pendanaan secara sinergis dan berkelanjutan Memperhatikan sasaran pokok, indikator dan target pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Banjar Tahun dan juga target Millenium Development Goals (MDGs), terdapat berbagai aspek pembangunan yang telah mengalami kemajuan atau keberhasilan, namun di sisi lain terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi 5 BAB I PENDAHULUAN

20 dan perlu ditangani melalui serangkaian kebijakan dan program secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan. Berangkat dari berbagai permasalahan pembangunan yang dihadapi, tantangan dan potensi pembangunan yang dapat dikembangkan, telaahan terhadap RPJMN, RPJMD Provinsi Jawa Barat dan kabupten yang berbatasan dengan Kota Banjar dan janji dari kepala daerah terpilih, maka perumusan isu strategis pembangunan daerah Kota Banjar dilaksanakan melalui berbagai pertimbangan diantaranya yang merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kota Banjar. Isu strategis tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap pencapaian sasaran pembangunan provinsi dan nasional, serta luasnya dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat, memiliki daya ungkit terhadap pembangunan daerah, kemudahan untuk dikelola dan merupakan prioritas terhadap janji politik yang perlu diwujudkan. Dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan tahun anggaran 2016, Pemerintah Kota Banjar memperhatikan isu-isu strategis untuk menetapkan prioritas pembangunan daerah. Dengan memperhatikan kondisi perekonomian daerah, kesejahteraan masyarakat, pelestarian dan pelindungan nilai-nilai budaya daerah, keamanan dan ketertiban, kemampuan dan penguatan kelembagaan untuk mewujudkan kemandirian keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dicapai, mempertimbangkan masalah serta tantangan yang masih dihadapi pada tahapan sebelumnya dan para pemangku kepentingan (stakeholders), maka ditetapkan strategi pembangunan tahun 2016 sebagai berikut: 1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia; 2) Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk; 3) Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan daya beli masyarakat; 6 BAB I PENDAHULUAN

21 4) Meningkatkan kemandirian pangan; 5) Meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat miskin; 6) Meningkatkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan; 7) Meningkatkan kesadaran dan ketaatan aparatur pemerintah terhadap hukum; 8) Meningkatkan kinerja birokrasi yang semakin profesional dan akuntabel. Sementara untuk Kebijakan Belanja Daerah yang mendukung kinerja Pemerintah Kota Banjar pada adalah sebagai berikut : 1) Memenuhi pelaksanaan program prioritas daerah sesuai dengan urusan pemerintahan yang harus dilaksanakan; 2) Diarahkan untuk mendanai belanja yang bersifat wajib dan mengikat untuk menjamin kelangsungan pemenuhan pelayanan dasar masyarakat; 3) Memenuhi pelaksanaan program yang berstandar pelayanan minimal dan operasional; 4) Mengakomodir program pembangunan yang dijaring melalui aspirasi masyarakat dalam Musrenbang; 5) Mengedepankan program-program yang menunjang pertumbuhan ekonomi, peningkatan penyediaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan; 6) Mempertahankan alokasi belanja sebesar 20% untuk pembiayaan pendidikan. C. STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI Pemerintah Kota Banjar membentuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) guna mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana tertuang dalam bagan berikut: 7 BAB I PENDAHULUAN

22 STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DAERAH KOTA BANJAR TAHUN 2016 WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH STAF AHLI INSTANSI VERTIKAL SEKRETARIAT DAERAH LEMBAGA LAIN : 1. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Banjar 2. Badan Penanggulang an Bencana Daerah Kota Banjar 3. Kantor Layanan Pengadaan Barang/ Jasa DINAS DAERAH 1. Pendidikan dan Kebudayaan 2. Kesehatan 3. Pekerjaan Umum 4. Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi 5. Perhubungan, Komunikasi, Informatika dan Pariwisata 6. Sosial dan Tenaga Kerja 7. Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset 8. Pertanian dan Ketahanan Pangan 9. Kependudukan dan Pencatatan Sipil 10. Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup LEMBAGA TEKNIS DAERAH BADAN : 1. Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah 3. Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu 4. Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM KANTOR : 1. Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik 2. Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi SEKRETARIAT DPRD INSPEKTORAT KOTA SATPOL PP KETERANGAN : 1. Garis Kemitraan 2. Garis Komando 3. Garis Koordinasi Umum 4. Garis Koordinasi Pembinaan Administrasi 5. Garis Koordinasi Pembinaan Teknis 6. Garis Koordinasi Pelaksanaan Operasi UPT BADAN UPT DINAS KECAMA TAN UPT BADAN KELURA HAN 8 BAB I PENDAHULUAN

23 1. Walikota Walikota memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan bersama dengan DPRD tingkat Kota. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 menjelaskan tentang tugas, wewenang, dan kewajiban dari Kepala Daerah, khususnya Bupati / walikota adalah sebagai berikut : 1) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan bersama dengan DPRD Kabupaten 2) Mengajukan rancangan Peraturan Daerah (perda) 3) Menetapkan perda yang telah mendapatkan persetujuan dari DPRD Kota 4) Menyusun serta mengajukan rancangan perda terkait dengan APBD kepada DPRD guna dilakukan pembahasan dan ditetapkan 5) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah 6) Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan serta dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan undang-undang 7) Melaksanakan tugas serta wewenang lainnya sesuai peraturan perundangundangan. 2. DPRD Kota Merupakan lembaga perwakilan rakyat di Tingkat Kota yang anggotanya berasal dari anggota Partai Politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 menyatakan bahwa DPRD berfungsi sebagai : 1) Legislasi, dilaksanakan sebagai perwujudan DPRD selaku pemegang kekuasaan membentuk peraturan daerah 2) Anggaran, dilaksanakan untuk membahas serta menyetujui atau tidak terhadap rancangan peraturan daerah terkait APBD yang diajukan Walikota 3) Pengawasan, dilaksakan melaui pengawasan atas pelaksanaan Perda dan APBD Sedangkan tugas dan wewenang dari DPRD adalah : 1) Menetapkan Walikota/Wakil Walikota hasil pemilu 9 BAB I PENDAHULUAN

24 2) Membentuk Perda Kota bersama dengan Walikota guna mendapatkan persetujuan bersama 3) Penetapan APBD Kota bersama dengan Walikota 4) Mengawasi pelaksanaan Perda Kota maupun peraturan perundangundangan lainnya, keputusan Walikota, APBD Kota, serta kebijakan daerah dalam program pembangunan daerah serta kerjasama internasional di daerah. 5) Mengusulkan pengangkatan maupun pemberhentian Walikota dan atau Wakil Walikota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur 6) Memberikan pendapat dan pertimbangan terhadap pemerintah Walikota terkait rencana perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerah 7) Menampung serta menindaklanjuti aspirasi masyarakat 8) Meminta laporan pertanggungjawaban Pemerintah Kota terkait pelaksanaan tugas desentralisasi. 3. Perangkat Daerah 1) Sekretariat Daerah Merupakan unsur staf pendukung yang melaksanakan fungsi perumusan kebijakan, koordinasi pemerintahan, organisasi dan administrasi umum serta fungsi pendukung lainnya. Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam penyusunan kebijakan dan pengorganisasian administrasi terhadap pelaksanaan perangkat daerah serta pelayanan administrasi, dalam pelaksanaan tugas, Sekretararis Daerah bertanggung jawab terhadap Kepala Daerah. Sekretaris Daerah Kota Banjar terdiri dari 2 asisten dan setiap asistennya terdiri dari 4 bagian. 2) Dinas Daerah Merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang kepala. Tugas Kepala Daerah membantu kepala daerah melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 10 BAB I PENDAHULUAN

25 Kepala dinas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris Daerah. 3) Badan Daerah Badan dibentuk untuk melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan dipimpin oleh Kepala badan yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris Daerah dengan bidang kewenagan meliputi: a) perencanaan; b) keuangan; c) kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan; d) penelitian dan pengembangan; dan e) fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4) Kecamatan Pemerintah Kota Banjar membentuk Kecamatan dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat Desa/Kelurahan. Kecamatan dipimpin oleh seorang camat yang mempunyai tugas : a) menyelenggaraan urusan pemerintahan umum b) mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; c) mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum; d) mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada; e) mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum; f) mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di Kecamatan; g) membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa dan/atau kelurahan; 11 BAB I PENDAHULUAN

26 h) melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat Daerah kota yang ada di Kecamatan; dan i) melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. D. DASAR HUKUM Pelaksanaan penyusunan LKIP Pemerintah Kota Banjar denganmemperhatikan kepada peraturan perundang-undangan yang melandasi pelaksanaanyang berlaku, yaitu: 1. TAP MPR No.XI/MPR/1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan kedua UndangundangNomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2008; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk 12 BAB I PENDAHULUAN

27 Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 9. Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 4 tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjar Tahun E. MAKSUD DAN TUJUAN LKIP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Banjar ini merupakan Laporan Pelaksanaan Kinerja tahunan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode Tahun Maksud Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Banjar adalah untuk memberikan gambaran kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan dan sebagai wujud pertanggungjawaban keberhasilan/kegagalan pencapaian target sasaran dalam kurun waktu Tahun Anggaran 2016 serta sebagai wujud akuntabilitas kinerja yang dicerminkan dari hasil pencapaian kinerja berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Sedangkan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Banjar adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi mengenai perencanaan, pengukuran, pelaporan dan evaluasi kinerja Pemerintah Kota Banjar selama Tahun Anggaran 2016; 2. Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja Pemerintah Kota Banjar pada ; 3. Hasil evaluasi yang berupa kritik saran diharapkan menjadi bahan acuan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja Pemerintah Kota Banjar di tahun selanjutnya serta masa yang akan datang; 4. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Kota Banjar dengan menerapkan azas transparansi, sistematik dan accountable (dapat dipertanggungjawabkan). 13 BAB I PENDAHULUAN

28 F. SISTEMATIKA PENULISAN LKIP Adapun sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Banjar adalah : KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF Pada Kata Pengantar dan Ikhtisar Eksekutif disampaikan berupa simpulan umum/resume dari capaian sasaran yang tercantum dalam kinerja tahun 2016 yang memuat tentang Uraian singkat capaian sasaran tahun 2016 serta pencapaiannya, memuat kendala/hambatan yang dihadapi dalam mencapai sasaran, langkah langkah yang telah dilakukan dalam mengatasasihambatan/kendala dan antisipatif di masa datang. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disajikan penjelasan umum dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategi cissued) yang sedang dihadapi organisasi. BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. Dalam bab ini menyajikan capaian kinerja untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis sesuai dengan hasil pengukuran kinerja. Setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisisi, perbandingan dengan capaian kinerja tahun lalu, dengan target jangka menengah, dengan standar nasional dan analisis program yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja disertai realisasi anggaran. BAB IV PENUTUP Uraian kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja. 14 BAB I PENDAHULUAN

29 LAMPIRAN : Penjelasan lebih lanjut yang tidak diuraikan dalam badan teks laporan. 15 BAB I PENDAHULUAN

30 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Implementasikan sistem akuntabilitas kinerja di Pemerintah Kota Banjar dilaksanakan melalui penyusunan dokumen perencanaan jangka panjang (RPJPD ), perencanaan jangka menengah lima tahunan (RPJMD Tahun dan Rencana Strategisdi tiap OPD), penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan penetapan Perjanjian Kinerja tahun berjalan serta laporan akuntabilitas kinerja instasi pemerintah (LAKIP/LkjIP) setiap tahun berjalan. RPJMD Kota Banjar Tahun merupakan RPJMD ketiga dalam periode RPJPD Kota Banjar Tahun Melihat perkembangan pembangunan Kota Banjar yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun telah banyak memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Rencana Pembangunan Jangka MeneNgah Daerah (RPJMD) Tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015, menjadi dokumen acuan dalam penyusunan rencana tahunan berupa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Strategis SKPD, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja. BAB II PERENCANAAN KINERJA 1

31 Perencanaan strategis yang ditetapkan dalam RPJMD tersirat dalam Visi dan misi yang ingin dicapai. Visi dan Misi merupakan gambaran otentik Kota Banjar dalam 5 (lima) tahun mendatang pada kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk periode RPJMD Tahun Gambaran nyata tentang visi dan misi dituangkan ke dalam tujuan dan sasaran merujuk pada arah kebijakan RPJPD Kota Banjar Tahun Pemerintah Kota Banjar menetapkan visi, misi dan program kerja seperti berikut: VISI Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan pembangunan dan isu strategis di Kota Banjar serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka visi Pemerintah Kota Banjar tahun yang hendak dicapai adalah: Dengan Iman dan Taqwa Kita Wujudkan Masyarakat Kota Banjar yang Agamis, Mandiri dan Sejahtera Menuju Banjar Agropolitan Makna Iman dan Taqwa merupakan kata kunci atau landasan Pemerintah Kota Banjar dalam mencapai visi, yaitu: 1. Agamis, artinya kondisi dimana masyarakatnya memiliki keberdayaan secara religius sehingga mampu mengembangkan budaya masyarakat dan kearipan lokal serta melangsungkan kehidupan keagamaan menuju keimanan, ketaqwaan serta ahlak mulia yang rukun dan saling menghormati. 2. Mandiri, artinya kondisi dimana memiliki kekuatan sendiri untuk memberikan pelayanan kepada masyarakatnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, pelayanan publik berbasis e-government, infrastruktur, lingkungan dan sumber daya air. 3. Sejahtera, artinya kondisi masyarakat yang memiliki keberdayaan secara sosial dan ekonomi sehingga mampu melangsungkan kehidupan individu maupun kemasyarakatan secara layak dan aman. 4. Agropolitan, artinyakota Banjar berpeluang dikembangkan lebih luas ke bidang bisnis berbasis pertanian (agrobisnis). Dengan berbagai indikator agropolitan seperti Banjar menjadi kota agroindustri, jasa-jasa pertanian dan agrowisata, menjadi pusat distribusi produk-produk pertanian, ditambah pula BAB II PERENCANAAN KINERJA 2

32 sebagai kota jasa dan perdagangan dengan memanfaatkan letak strategis geografis Kota Banjar, berbagai indikator tersebut secara bersama-sama dan saling melengkapi akan mewujudkan Banjar Agropolitan. MISI Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan yang bertumpu pada potensi sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan semangat kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proposional dari seluruh pemangku kepentingan kota, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) : Mengingat pentingnya sumber daya manusia ini dalam pembangunan, maka sudah seharusnya peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu fokus dalam pembangunan. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai a process of enlarging people s choice atau proses meningkatkan aspek kehidupan masyarakat. Aspek terpenting kehidupan ini dilihat dari (1) usia yang panjang dan hidup sehat; (2) tingkat pendidikan yang memadai; dan (3) standar hidup yang layak. Sumber Daya Manusia yang agamis, berbudi luhur, berpendidikan dan berperilaku hidup sehat merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan selama lima tahun kedepan. Dengan menekankan perhatian terhadap pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat maka diharapkan dapat memberikan dampak terhadap peningkatan produktivitas masyarakat Kota Banjar. 2. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) : Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas dengan tidak mengesampingkan pemerataan pembangunannya merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Banjar. Mengingat laju pertumbuhan ekonomi tertinggi selama 10 tahun terakhir berada di kisaran 5 persen tentunya masih memungkinkan bagi Kota Banjar untuk terus memacu laju pertumbuhan ekonominya yang berkualitas, mengingat keunggulan ekonomi kota terletak di sektor jasa khususnya jasa distribusi dan jasa kota transit (untuk orang dan barang), dengan tambahan BAB II PERENCANAAN KINERJA 3

33 faktor networking akan mampu menghasilkan bentukan nilai tambah ekonomi yang besar. 3. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup; Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha-usaha dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan faktor lingkungan.untuk menjaga kelestarian lingkungan agar kualitasnya tetap terjaga, maka pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestariannya. Istilah berkelanjutan digunakan untuk konsep pembangunanmerupakanpembangunan dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara arif, bijaksana, efisien, dan memperhatikan pemanfaatan untuk masa kini dan generasi yang akan datang. 4. Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good governance dan clean government. Pembangunan bidang hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses penyelenggaraan good and clean governance. Oleh karena itu, pembangunan bidang hukum merupakan salah satu kebijakan pembangunan untuk mewujudkan pemantapan kinerja pemerintah daerah didukung dengan pemberdayaan aparatur pemerintah daerah dalam rangka peningkatan kompetensi dan profesionalismenya sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. B. INDIKATOR KINERJA DAERAH Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan akan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik itu urusan wajib atau pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. BAB II PERENCANAAN KINERJA 4

34 Sebagai tolak ukur pencapaian tujuan dan sasaran strategis visi dan misi Pemerintah Kota Banjar tahun , telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah sebagaiberikut: Tabel II.1 Tujuan dan Sasaran Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) No. Tujuan Uraian Tujuan Indikator Tujuan Sasaran 1. Meningkatkan ratarata lama sekolah Rata-rata Lama Sekolah ( RLS) 1. Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan pendidikan dasar; 2. Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan pendidikan menengah; 3. Meningkatnya kualitas layanan pendidikan non formal dan informal 2. Meningkatnya kualitas tenaga pendidik dan kependidikan Guru yang telah sertifikasi 1. Meningkatnya kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik 3. Menumbuhkembangka n karakter dan Cakupan layanan PAUD 1. Meningkatnya cakupan layanan PAUD kecerdasan sejak dini 4. Meningkatkan angka harapan hidup Usia harapan hidup penduduk Kota Banjar 1. Meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat; 2. Meningkatnya kuantitas, kualitas dan fungsi sarana prasarana kesehatan; 3. Meningkatnya pemerataan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. 5. Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk LPP Kota Banjar 1. Meningkatnya cakupan akseptor KB BAB II PERENCANAAN KINERJA 5

35 Misi 2 : Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) No. Tujuan Uraian Tujuan Indikator Tujuan 1. Meningkatnya laju 1. LPE Kota Banjar pertumbuhan ekonomi 2. Daya beli dan daya beli masyarakat masyarakat; Sasaran 1. Berkembangnya jumlah UMKM dan koperasi; 2. Meningkatnya kontribusi dan pertumbuhan industri pengolahan; 3. Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan; 4. Meningkatnya realisasi investasi; 5. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanandan kehutanan; 6. Meningkatnya ekonomi kota dengan aktivitas agrowisata; 7. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kota. 2. Meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat miskin Angka kemiskinan 1. Meningkatan kemampuan ekonomi keluarga pra sejahtera; 2. Menurunannya populasi PMKS; 3. Meningkatan penempatan bagi pencari kerja. BAB II PERENCANAAN KINERJA 6

36 Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Tujuan No. Uraian Tujuan Indikator Tujuan 1. Meningkatnya Kualitas udara dan Pembangunan yang air ramah lingkungan dan berkelanjutan Sasaran 1. Meningkatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang proporsional; 2. Meningkatnya pelayanan pengelolaan persampahan kota; 3. Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman; 4. Meningkatnya mutu pengawasan lingkungan hidup; 5. Meningkatnya kualitas hutan dan lahan. Misi 4 : Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good governance dan clean government No. Tujuan Uraian Tujuan Indikator Tujuan Sasaran 1. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat dan aparatur pemerintah. 1. Tingkat pelanggaran perda/perwal 2. Tingkat pelanggaran disiplin aparat 3. Tingkat persetujuan raperda 1. Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum daerah 2. Meningkatnya Disiplin Pegawai 2. Terwujudnya kinerja birokrasi yang semakin profesional dan 1. Skor IKM Kota Banjar 2. Opini BPK 1. Meningkatnya aparatur pemerintah daerah yang memiliki kompetensi dan BAB II PERENCANAAN KINERJA 7

37 Misi 4 : Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good governance dan clean government No. Tujuan Uraian Tujuan Indikator Tujuan Sasaran akuntabel. 3. Skor Evaluasi LPPD 4. Skor Evaluasi Lakip mampu memberikan layanan prima; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik; 3. Meningkatnya peran pengawasan; 4. Meningkatnya kinerja pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel; 5. Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan; 6. Tersedianya data, informasi dan statistik pembangunan daerah. C. PERJANJIAN KINERJA Mengacu pada RPJMD Tahun , Pemerintah Kota Banjar telah menyusun perjanjian kinerja tahun Perjanjian Kinerja berisikan target-target kinerja yang akan dicapai selama tahun Target kinerja tersebut merupakan tahapan pencapaian kinerja yang akandicapai selama lima tahun kedepan. Setiap target kinerja yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja tersebut dilakukan pengukuran kinerja untuk mengetahui tingkat keberhasilan/kegagalannya pada akhir periode. Dokumen penetapan kinerja disusun mengacu pada Peraturan Daerah tentang APBD TA 2016, serta Perubahan APBD TA 2016 disajikan sebagai berikut: BAB II PERENCANAAN KINERJA 8

38 Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Daerah Uraian Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan pendidikan dasar; APM SD/MI/SDLB % 94,63 Angka Partisipasi Sekolah (APS) % 99,76 Usia 7-12 Tahun APM SMP/MTs/ SMPLB % 93,96 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Usia Tahun. % 106,25 Angka Putus Sekolah SD/MI/SDLB % 0,02 Angka Putus Sekolah % 0,20 SMP/MTs/SMPLB Tingkat Kelulusan SD/MI % 100,00 Tingkat Kelulusan SMP/MTs % 100,00 Nilai Rata-rata Ujian Nasional SMP/MTs. Persentase SMP yang memberikan tambahan jam pelajaran Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Sekolah unggulan akademik jenjang Nilai 6,49 % 100,00 % 100,00 Sekolah 1,00 SD Sekolah unggulan non akademik Sekolah 1,00 jenjang SD Sekolah unggulan akademik jenjang Sekolah 1,00 SMP Sekolah unggulan non akademik Sekolah 1,00 jenjang SMP Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan APK SMA/SMK/MA/ SMALB % 104,51 APM SMA/SMK/MA/ SMALB % 92,96 BAB II PERENCANAAN KINERJA 9

39 Uraian Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target pendidikan menengah; Tingkat kelulusan SMA/SMK/ MA % 100,00 Nilai Rata-rata Ujian Nasional SMA/SMK/MA Angka Melanjutkan SMP/MTS ke SMA/SMK/MA Persentase SMA yang memberikan tambahan jam pelajaran keagamaan Persentase SMK yang memberikan tambahan jam pelajaran keagamaan Nilai 7,27 % 100,00 % 100,00 % 100,00 Meningkatnya kualitas layanan pendidikan non formal dan informal; Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA % 0 Jumlah Warga Belajar Keaksaraan Orang 20,00 Fungsional APK Paket A Setara SD % 0,36 APK Paket B Setara SMP % 4,89 APK Paket C Setara SMA % 11,01 Penduduk yang berusia>15 tahun melek huruf (tidak buta aksara)/amh % 99,09 Meningkatnya kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga; Kualifikasi S-1 Guru TK % 94,12 Kualifikasi S-1 Guru SD % 91,99 Kualifikasi S-1 Guru SMP % 98,35 Kualifikasi S-1 Guru SMA % 100,00 Kualifikasi S-1 Guru SMK % 100,00 Sertifikasi S-1 Guru TK % 97,06 Sertifikasi S-1 Guru SD % 94,96 Sertifikasi S-1 Guru SMP % 92,62 Sertifikasi S-1 Guru SMA % 88,95 Sertifikasi S-1 Guru SMK % 89,81 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % 100,00 Meningkatnya cakupan APK TK/RA % 29,15 10 BAB II PERENCANAAN KINERJA

40 Uraian Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target layanan PAUD; APK PAUD Non Formal % 39,92 Meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat; Meningkatnya kuantitas, kualitas dan fungsi sarana prasarana kesehatan; Cakupan strata desa/kelsiagaaktif (purnama + mandiri) Cakupan Desa /kelurahan yang mengalami KLB/bencana dilakukan PE/Respon Cepat kurang dari 24 jam Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas / puskesmas pembantu dan jaringannya) yang memenuhi standard Persentase failitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit Umum yang memenuhi standar Kelas B Non Pendidikan Desa/ 10,00 Kel. % 100,00 % 100,00 % 100,00 % 100,00 % 95,00 Meningkatnya pemerataan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; Cakupan ketersediaan obat esensial % 100,00 dan generik. Cakupan desa/kel UCI % 96,00 Cakupan penemuan dan % 70,00 penanganan penderita penyakit TBC BTA + Cakupan penemuan dan % 100,00 penanganan penderita penyakit DBD Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4. Orang 3.643,00 Cakupan Kunjungan Bayi (B12) Orang ,00 Cakupan penjaringan anak sekolah SD dan setingkat SD/MI 113,00 11 BAB II PERENCANAAN KINERJA

41 Uraian Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target Cakupan Pelayanan Nifas % 86,00 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani % 85,00 Orang 347,00 AKI / kelahiran Kasus 3,00 AKB / 1000 kelahiran Kasus 50,00 Meningkatnya cakupan akseptor KB; Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-kb. Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-kb. % 100,00 % 40,00 % 90,00 % 65,00 Prevalensi Peserta KB aktif % 76,2 Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-kb tidak terpenuhi (unmet need) Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun % 7,00 % 1,73 Berkembangnya jumlah UMKM dan koperasi; Usaha Mikro dan Kecil % 98,98 Koperasi aktif % 46,63 Meningkatnya kontribusi dan pertumbuhan industry pengolahan; Pertumbuhan industri pengolahan Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB IKM 539,00 Formal % 12,56 12 BAB II PERENCANAAN KINERJA

42 Uraian Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target Meningkatnya kontribusi sector perdagangan; Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB % 36,52 Meningkatnya realisasi investasi; Meningkatnya realisasi investasi % 10,00 Meningkatnya kontribusi sector pertanian, perkebunan dan peternakan; Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB % 16,11 % 1,90 % 4,49 Kontribusi sektor kehutanan % 0,1 terhadap PDRB Kontribusi sektor perikanan terhadap % 0,29 PDRB Produksi Padi Ton ,00 Produksi Jagung Ton 3.300,00 Produksi Kedelai Ton 1.250,00 Produksi DagingSapi Ton 573,00 Meningkatnya ekonomi kota dengan aktivitas agrowisata; Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kota; Rintisan daerah agrowisata % 25,00 Terbangunnya Pasar Muktisari unit 1,00 Persentase panjang jalan dalam % 97,80 kondisi baik Meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga prasejahtera; Menurunnya populasi PMKS; Persentase jaringan irigasi dalam kondisi baik Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial yang tertangani % 68,74 % 18,80 % 100,00 13 BAB II PERENCANAAN KINERJA

43 Uraian Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi Unit 1 Meningkatnya penempatan bagi pencari kerja; Meningkatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang proporsional; Meningkatnya pelayanan pengelolaan persampahan kota; Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman; Penyerapan tenaga kerja % 13,00 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, masyarakat dan kewirausahaan % 96,00 Ruang terbuka hijau per satuan luas % 19,00 wilayah ber-hpl/hgb Cakupan penanganan sampah % 15,00 Perluasan Lahan TPA Hektar 10,00 Rumah tangga pengguna air bersih % 87,26 Rumah tangga bersanitasi % 73,24 Kawasan kumuh % 0,60 Rumah Tidak Layak Huni % 5,50 Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai % 72,22 Meningkatnya mutu pengawasan lingkungan hidup; Meningkatnya kualitas hutan dan lahan; Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kota unit 10,00 Cakupan pengawasan terhadap % 76,47 pelaksanaan AMDaL Penegakan hukum lingkungan hidup % 100,00 Menurunnya lahan kritis % 50,00 Meningkatnya Tingkat pelanggaran perda/perwal Kasus 45,00 kepatuhan masyarakat Terlaksananya fungsi % 80,00 terhadap produk hukum daerah; penganggaran, legislasi dan pengawasan oleh anggota DPRD Meningkatnya disiplin Persentase pelanggaran disiplin % 0,10 14 BAB II PERENCANAAN KINERJA

44 Uraian Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target pegawai; Meningkatnya aparatur pemerintah daerah yang memiliki Kompetensi; pegawai Persentase pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan Persentase pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan Persentase pejabat fungsional yang telah memenuhi persyaratan diklat fungsional % 100,00 % 100,00 % 100,00 Meningkatnya kualitas pelayanan publik; IKM pelayanan perijinan % 80,22 IKM pelayanan kependudukan dan % 80,64 pencatatan sipil IKM pelayanan kesehatan % 78,23 IKM pelayanan kartu kuning % 81,56 IKM pelayanan KIR % 76,64 Cakupan pelayanan pengadaan % 100,00 barang dan jasa On line IKM Pelayanan publik di Kecamatan % 76,00 Meningkatnya peran pengawasan; Cakupan pelayanan bencana kebakaran Tingkat waktu tanggap daerah layanan wilayah manajemen kebakaran Tingkat kesiapan fasilitas dan mobilitas pemadam kebakaran Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan internal % 100,00 Menit 17,00 % 95,00 Orang ,00 % 100,00 Terselesaikannya kasus/ pengaduan % 100,00 masyarakat Meningkatnya kinerja Opini BPK WTP WTP 15 BAB II PERENCANAAN KINERJA

45 Uraian Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel; Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yang transparan dan akuntabel; Tersedianya data, informasi dan statistic pembangunan daerah; Skor Evaluasi LAKIP Poin 65,00 Skor Evaluasi LPPD Poin 3,00 RPJMD yang telah ditetapkan Ada/ Ada dengan perda tidak RKPD yang telah ditetapkan dengan Ada/ Ada perwal tidak Penjabaran Program RPJMD % 100,00 kedalam RKPD Dokumen perencanaan penataan % 100,00 ruang teknis Banjar Dalam Angka Dok. 1,00 PDRB Kota Banjar Dok. 1,00 16 BAB II PERENCANAAN KINERJA

46 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA kuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi A pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuantujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik dengan tujuan untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya (good governance dan clean government). Akuntabilitas Kinerja juga merupakan asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. A. CAPAIAN KINERJA A.1. KERANGKA PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA Pengukuran kinerja mencakup seluruh kinerja sasaran yang berdasarkan dokumen penetapan kinerja Pemerintah Kota Banjar ditargetkan untuk dicapai dengan cara membandingkan rencana dan realisasinya selanjutnya digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kota Banjar. Pengukuran kinerja juga tidak terbatas kepada perbandingan saja tetapi sedapat mungkin membandingkan antara capaian kinerja tahun yang dilaporkan dengan tahun-tahun sebelumnya, atau dengan standar yang ada. 1

47 Proses pengumpulan data untuk capaian pengukuran kinerja Pemerintah Kota Banjar dilakukan dengan mengumpulkan data kinerja dari masing-masing OPD yang ditunjuk sebagai penanggung jawab penyedia data kinerja berdasarkan sasaran-sasaran yang ingin dicapai, dan dari instansi lain yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), serta sumber data lainnya yang terkait dengan capaian kinerja yang telah dicapai. Pengukuran kinerja dilakukan terhadap sasaran-sasaran strategis dengan masing-masing indikator kinerjanya yang ditetapkan dalam dokumen Indikator Kinerja Utama kota Banjar Tahun Rumus perhitungan pencapaian kinerja yang digunakan adalah: Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik maka menghitung Tingkat capaian kinerja digunakan rumus: Tabel III. 1 Rumus Perhitungan Pencapaian Kinerja Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja maka menghitung Tingkat capaian kinerja digunakan rumus: x 100% ( ) x 100% Capaian kinerja Pemerintah Kota Banjar menggunakan skala pengukuran ordinal. Skala ordinal yang digunakan adalah sebagai berikut: 100% Tercapai < 100% Tidak Tercapai Analisis capaian kinerja difokuskan pada pencapaian kinerja yang bernilai >100% dan <80%, di samping atas pencapaian kinerja lain yang memerlukan penjelasan. 2

48 Axis Title Laporan Kinerja Instansi Pemerintah A.2. PENGUKURAN DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA merupakan tahun Ketiga periode pembangunan dan setiap target kinerja dalam perjanjian kinerja yang ditetapkan perlu diketahui tingkat pencapaiannya pada akhir tahun anggaran. Sesuai target kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2016, Pemerintah Kota Banjar berupaya mencapai target kinerja yang telah ditetapkan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada stakeholders. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian (keberhasilan/kegagalan) dari setiap target kinerja yang ditetapkan serta sebagai bahan evaluasi kinerja, diperlukan uraian dan analisis capaian kinerja yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini disajikan uraian tingkat ketercapaian dari seluruh sasaran strategis beserta indikator kinerjanya serta realisasi anggaran yang digunakan dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut.dengan urutan masing-masing misi: Grafik III.1 Sasaran dan Indikator Sasaran SASARAN DAN INDIKATOR TAHUN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA MISI 1: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Pemerintah Kota Banjar menitikberatkan pada aspek terpenting kehidupan didasarkan pada: 3

49 a. tingkat pendidikan yang memadai, b. usia yang panjang dan hidup sehat dan c. standar hidup yang layak. Tingkat capaian kinerja dengan sasaran meningkatnya kualitas SDM pada tahun 2016 diuraikan sebagai berikut: Pada Misi 1 terdapat 9 sasaran strategis dan 66 indikator sasaran. Adapun Hasil pengukurannya menunjukan sebagai berikut : - 42 indikator sasaran tercapai target, - 22 indikator sasaran tidak tercapai, - 2 indikator sasaran tidak diukur. MISI 1 33% 3% 64% INDIKATOR SASARAN TERCAPAI INDIKATOR SASARAN TIDAK TERCAPAI INDIKATOR SASARAN TIDAK DIUKUR MISI 2: Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Dalam rangka peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, Pemerintah Kota Banjar menitikberatkan pada pelaksanaan pemberdayaan dan penguatan ekonomi masyarakat dengan pemerataaan dan prinsip keadilan. Pada Misi 2 terdapat 10 sasaran strategis dan 24 indikator sasaran. Adapaun Hasil pengukurannya menunjukan sebagai berikut : - 8 indikator tercapai target, - 9 indikator sasaran tidak tercapai - 7 indikator sasaran tidak diukur 4

50 MISI 2 29% 38% 33% INDIKATOR SASARAN TERCAPAI INDIKATOR SASARAN TIDAK TERCAPAI INDIKATOR SASARAN TIDAK DIUKUR MISI 3: Meningkatkan kualitas Lingkungan Hidup Dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan hidup, Pemerintah Kota Banjar menitikberatkan pada isu pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestariannya dengan kegiatan yang menunjang pada Pembangunan berwawasan lingkungan. Pada Misi 3 terdapat 5 sasaran strategis dan 12 indikator sasaran. Hasil pengukurannya menunjukan sebagai berikut : - 4 indikator sasaran tercapai target - 8 indikator sasaran tidak tercapai MISI 3 0% 33% INDIKATOR SASARAN TERCAPAI 67% INDIKATOR SASARAN TIDAK TERCAPAI INDIKATOR SASARAN TIDAK DIUKUR 5

51 MISI 4: Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good governance dan clean government Pembangunan bidang hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses penyelenggaraan good and clean governance. Oleh karena itu, pembangunan bidang hukum merupakan salah satu kebijakan pembangunan untuk mewujudkan pemantapan kinerja pemerintah daerah didukung dengan pemberdayaan aparatur pemerintah daerah dalam rangka peningkatan kompetensi dan profesionalismenya sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Pada Misi 4 terdapat 8 sasaran strategis dan 28 indikator sasaran. Hasil pengukuran menunjukan sebanyak : - 16 indikator sasaran Tercapai, - 9 indikator sasaran tidak tercapai, - 3 Indikator sasaran tidak diukur. MISI 4 35% 10% 55% INDIKATOR SASARAN TERCAPAI INDIKATOR SASARAN TIDAK TERCAPAI INDIKATOR SASARAN TIDAK DIUKUR Secara rinci kinerja Pemerintah Kota Banjar disampaikan dan tergambar dalam tingkat capaian sasaran melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang telah dilaksanakan sebagaimana berikut 6

52 : Misi 1 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) 1) Sasaran : Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan pendidikan dasar Dari 15 Indikator Sasaran, 13 indikator sasaran mencapai target, 1 indikator sasaran belum mencapai target dan 1 indikator sasaran belum bisa diukur disebabkan karena perubahan standar pengukuran. Hasil pengukuran disajikan pada tabel dibawah : Tabel III. 2 Hasil pengukuran cakupan dan kualitas layanan pendidikan dasar Indikator Sasaran0 Sat. Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 1. APM SD/MI/SDLB % ,67 100,04 Tercapai 2. Angka Partisipasi Sekolah % 99,76 100,41 100,65 Tercapai (APS) Usia 7-12 Tahun 3. APM SMP/MTs/ SMPLB % ,14 100,19 Tercapai 4. Angka Partisipasi Sekolah % ,98 109,16 Tercapai (APS) Usia Tahun 5. Angka Putus Sekolah % , ,35 Tercapai SD/MI/SDLB 6. Angka Putus Sekolah SMP/MTs/SMPLB % ,39 51,90 Tidak tercapai 7. Tingkat Kelulusan SD/MI % ,00 100,00 Tercapai 8. Tingkat Kelulusan SMP/MTs % 100,00 100,00 100,00 Tercapai 9. Nilai Rata-rata UjianNasional SMP/MTs % ,98 Alat ukur Berubah 10. Persentase SMP yang % ,00 100,00 Tercapai memberikantambahan jam pelajaran 11. Angka Melanjutkan (AM) dari % ,43 114,43 Tercapai SD/MI ke SMP/MTs 12. Sekolah unggulan akademikj Sekolah 1,00 1,00 100,00 Tercapai enjang SD 13. Sekolah unggulan Non Sekolah 1,00 2,00 200,00 Tercapai akademik jenjang SD 14. Sekolah unggulan akademik Sekolah 1,00 1,00 100,00 Tercapai jenjang SMP 15. Sekolah unggulan akademik jenjang SMP Sekolah 1,00 1,00 100,00 Tercapai 7

53 Perbandingan capaian kinerja mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 menunjukan peningkatan yang positif, 4 indikator sasaran mengalami peningkatan sedangkan 4 indikator sasaran mengalami penurunan dan 7 mengalami besaran realisasi yang tetap. Dari 15 sasaran indikator juga ada 1 indikator sasaran yang belum bisa diukur. Tabel III. 3 Perbandingan kinerja cakupan dan kualitas layanan pendidikan dasar Kondisi Tahun Tahun Tahun Indikator Sasaran Sat Ket di Th APM SD/MI/SDLB % 94,46 94,57 94,67 Meningkat 94,79 2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Usia 7-12 Tahun % 106,46 102,87 100,41 Menurun 99,80 3. APM SMP/MTs/ SMPLB % 93,92 94,15 94,14 Menurun 94,11 4. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Usia Tahun % 106,52 113,54 115,98 Meningkat 106,35 5. Angka Putus Sekolah % 0,03 0,02 0,016 Meningkat 0,02 SD/MI/SDLB 6. Angka Putus Sekolah % 0,23 0,39 0,39 Tetap 0,02 SMP/MTs/SMPLB 7. Tingkat Kelulusan SD/MI % 100,00 100,00 100,00 Tetap 100,00 8. Tingkat Kelulusan % 100,00 100,00 100,00 Tetap 100,00 SMP/MTs 9. Nilai Rata-rata Ujian % 6,78 56,30 48,98 Menurun 6,53 Nasional SMP/MTs 10.Persentase SMP yang memberikan tambahan jam pelajaran % 100,00 100,00 100,00 Tetap 100,00 11.Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 12.Sekolah unggulan akademik jenjang SD 13.Sekolah unggulan Non akademik jenjang SD 14.Sekolah unggulan akademik jenjang SMP 15.Sekolah unggulan Non akademik jenjang SMP % 117,35 115,89 114,43 Menurun 100,00 Sekolah 1,00 1,00 1,00 Tetap 2,00 Sekolah 0 1,00 2,00 Meningkat 4,00 Sekolah 1,00 1,00 1,00 Tetap 2,00 Sekolah 0 1,00 1,00 Tetap 4,00 1. APM SD/MI/SDLB Tingkat capaian indikator sasaran APM SD/MI pada adalah 100,04% dengan realisasi sebesar 94,67% atau melampaui target yang 8

54 direncanakan sebesar 94,63%. Dibandingkan dengan realisasi capaian tahun 2015 sebesar 94,57% pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 0,10%. Berdasarkan data pokok pendidikan dan data statistik pendidikan Tahun 2016, pencapaian kinerja indikator APM SD/MI mencapai 94,67% persen atau mengalami peningkatan mencapai 0,10% dari tahun 2015 (94,57%) dan dapat melebihi target 0,04% dari target yang ditetapkan sebesar 94,53%. Sementara itu apabila dibandingkan dengan APM Nasional yang mencapai 93,40%, maka pencapaian APM SD/MI Kota Banjar pada Tahun 2015 dan 2016 melebihi capaian nasional. Layanan APM pendidikan dasar jenjang SD/MI pada telah melayani siswa usia 7-12 sebanyak orang, dari jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak jiwa. Sementara itu, sisa yang ada menginjak pendidikan pada jenjang SMP/MTs, belum bersekolah, putus sekolah dan alasan lainnya yang menyebabkab tidak bersekolah. 2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Usia 7-12 Tahun Tingkat capaian indikator sasaran APS SD/MI pada adalah 100,65% dengan realisasi sebesar 100,41% atau melampaui target yang direncanakan sebesar 99,76%. Dibandingkan dengan realisasi capaian tahun 2015 sebesar 102,87% pada tahun ini mengalami penurunan sebesar 2,46%. Tabel III. 4 APM SD/MI dan APS kelompokusia 7 12 tahun di Kota Banjar Siswa 7 12 Siswa JumlahPen tahunbersekolah No. Uraian SD/MI usia duduk 7-12 % di TK/RA, SD/MI& 7-12 th. tahun SMP/MTs 1. APM SD/MI ,67 2. APS usia 7-12 tahun ,41 Sumber: DinasPendidikan Kota Banjar Tahubn 2016 Indikator APS Kelompok Usia 7-12 tahun pada tahun 2016 mencapai 100,41% atau melampaui target yang ditetap sebesar 99,76%. Pencapaian 9

55 maksimal indikator APS Kelompok Usia 7 12 tahun adalah 100,00%. Tetapi untuk pencapaian yang melampaui batas maksimal, tingginya angka partisipasi sekolah berdasarkan kelompok usia 7-12 tahun ditenggarai adanya siswa jenjang SD/MI usia 7-12 tahun dan siswa jenjang SMP/MTs usia 12 tahun yang berasal dari luar kota Banjar, khususnya di sekolah-sekolah yang berada pada wilayah perbatasan dengan Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Ciamis. Berdasarkan data pokok pendidikan tahun 2016, pendududk usia 7-12 tahun yang bersekolah berjumlah orang yang meliputi: a. Sekolah di TK/RA sebanyak 29 siswa b. Sekolah di SD/MI/SDLB sebanyal siswa c. Bersekolah di SMP/MTs/SMPLB sebanyak siswa 3. APM SMP/MTs/SMPLB Tingkat capaian indikator sasaran APM SMP/MTs pada adalah 100,19% dengan realisasi sebesar 94,14% atau melampaui target yang direncanakan sebesar 93,96%. Dibandingkan dengan realisasi capaian tahun 2015 sebesar 94,15% tahun ini mengalami penurunan sebesar 0,01%. Dan apabila dibandingkan dengan capaian APM SMP/MTs Nasional Tahun 2015 yang mencapai 76,55%, maka capaian APM SMP/MTs Kota Banjar Tahun 2015 dan 2016 telah melampaui capaian APM SMP/MTs Nasional. Hal ini berarti pelayanan dasar jenjang SMP/MTs pada telah melayani siswa usia tahun sebanyak orang dari jumlah seluruh penduduk berusia tahun sebanyak jiwa. Sementara itu sisanya ada yang masih bersekolah pada jenjang SD/MI dan telah menginjak pendidikan jenjang SMA/SMK/MA. 4. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Usia Tahun Tingkat capaian indikator sasaran Angka Partispasi Sekolah (APS) kelompok usia pada tahun 2016 adalah 109,16 dengan realisasi sebesar 10

56 115,98% atau melampaui target yang direncanakan sebesar 106,25%. Dibandingkan dengan realisasi capai tahun 2015 sebesar 113,54% tahun ini mengalami peningkatan sebesar 2,44%. Tabel III.5 APM dan APS SMP/MTs kelompo kusia tahun () Siswa Siswa tahunbersekolah Jumlah SMP/MTs No. Uraian di SD/MI, Pendud % usia SMP/MTs & uk th. SMA/SMK/MA 1. APM SMP/MTs ,14 2. APS usia th ,98 Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan Tingginya angka partisipasi sekolah berdasarkan kelompok usia tahun ditenggarai adanya siswa jenjang SMA/SMK/MA berusia 15 tahun yang berasal dari luar Kota Banjar, sebagai imbas adanya program Banjar Cerdas jenjang Pendidikan Menengah di Kota Banjar, khususnya di sekolah-sekolah yang berada pada wilayah perbatasan dengan Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Ciamis. Berdasarkan data pokok pendidikan tahun 2016 jumlah penduduk usia tahun yang bersekolah sebanyak orang, yang meliputi: a. Jenjang SD/MI sebanyak 228 siswa b. Jenjang SMP/MTs/MA sebanyak siswa c. Jenjang SMA/SMK/MA/SMALB sebanyak siswa 5. Angka Putus Sekolah SD/MI/SLB Tingkat capaian indikator sasaran angka putus sekolah tingkat SD/MI pada tahun 2016 adalah sebesar 121,35% dengan realisasi sebesar 0,016% atau sudah melampaui target yang direncanakan sebesar 0,02% atau terdapat siswa SD/MI pada tahun pelajaran 2015/2016 yang putus sekolah sebanyak 3 orang. Hal ini disebabkan bukan karena faktor biaya pendidikan atau faktor ekonomi keluarga. Berdasarkan informasi dari sekolah penyebab putusnya siswa putus sekolah karena faktor anak yang tidak mau bersekolah lagi serta 11

57 kurangnya motivasi yang diberikan orangtua kepada anaknya. Dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 0,02% angka putus sekolah menunjukan adanya peningkatan capaian, malahan melebihi target. Angka putus sekolah SD/MI/SLB diperoleh dari perhitungan: = 6. Angka Putus Sekolah SMP/MTs/SMPLB Tingkat capaian indikator sasaran angka putus sekolah tingkat SMP/MTs padatahun 2016 adalah 51,90% dengan realisasinya sebesar 0,39% atau tidak mencapai target yang direncanakan sebesar 0,20%, atau terdapat 37 orang siswa SMP/MTs/SMPLB pada tahun pelajaran 2015/ 2016 yang putus sekolah dari siswa SMP/MTs?SMPLB. Hal ini disebabkan bukan karena faktor biaya pendidikan atau faktor ekonomi keluarga, tetapi lebih cenderung kepada kurangnya minat anak untuk bersekolah dan faktor kenakalan anak. Angka putus sekolah SD/MI/SLB diperoleh dari perhitungan: = 7. Tingkat Kelulusan SD/MI dan SMP/MTs Tingkat capaian indikator sasaran tingkat kelulusan SD/MI dan SMP/MTs pada adalah 100%. Pada tahun ini jumlah seluruh siswa dinyatakan lulus untuk tiap tingkatannya. Angka Kelulusan SD/MI dan SMP/MTs dapat dilihat pada tabel berikut ini: 12

58 Tabel III.6 Angka Kelulusan SD/MI dan SMP/MTs tahun No. Jenjang Peserta Ujian Lulus Tdk Lulus % 1. SD MI SMP MTs Jumlah SD/MI Jumlah SMP/MTs Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Upaya yang dilaksanakan Pemerintah Kota Banjar adalah menitikberatkan pada bagaimana memperkecil faktor-faktor yang ada di luar diri siswa yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan siswa lulus ujian nasional, seperti lingkungan belajar di sekolah, lingkungan fisik tempat ujian berlangsung, fasilitas/sarana dan prasarana yang dimiliki dan digunakan siswa, situasi dan kondisi pada saat ujian berlangsung, dan juga masalah teknis di sekolah. Program dan kegiatan yang digulirkan lebih menekankan bagaimana peningkatan sarana dan prasarana yang memadai, meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan mendukung lingkungan fisik dan sosial yang baik. Program kegiatan ini dirasa mampu dan cukup berhasil membuka peluang yang sangat besar bagi siswa untuk berhasil dan lulus ujian. 8. Nilai Rata-Rata Ujian Nasional SMP/MTs Tingkat capaian indikator sasaran nilai rata-rata ujian nasional jenjang SMP/MTs pada tahun 2016 belum diukur persentasenya. Hal ini didasarkan pada ketentuan mengenai kriteria baru untuk kelulusan ujian sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional, dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan 13

59 kesetaraan pada SMP/MTs atau yang sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang sederajat menggunakan rasta-rata. Dalam pencapaian indikator nilai rata-rata hasil ujian nasional jenjang SMP/MTS mengalami perubahan dalam penentuan rentang nilai Ujian Nasional. Pada saat penyusunan Renstra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014, nilai rata-rata hasil ujian nasional sesuai dengan Permendiknas Nomor 3 Tahun 2014 dengan rentang nilai 0-10 dan peserta didik dinyatakan lulus apabila nilai akhir ujian nasional rata-rata 5,5. Sementara itu berdasarkan Permendikbud Nomor 5, kompetensi siswa dinilai dengan rentang dengan penetapan kelulusan oleh Satuan Pendidikan. Pada tahun 2016 nilai rata-rata hasil Ujian Nasional jenjang SMP mencapai 48,98. Dengan adanya perubahan dalam penentuan nilai hasil ujian nasional, maka perlu adanya perubahan dalam penetapan target renstra dalam indikator pencapaian rata-rata Ujian Nasional SMP/MTs. Nilai rata-rata nilai Ujian Nasional SMP sederajat di Kota Banjar pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel III.7 Nilai rata-rata UN SMP sederajat tahun 2016 No. Nama Sekolah Rata-rata UN 1 SMP N 1 Banjar 59,70 2 SMP N 2 Banjar 49,54 3 SMP N 3 Banjar 51,68 4 SMP N 4 Banjar 51,85 5 SMP N 5 Banjar 43,94 6 SMP N 6 Banjar 47,15 7 SMP N 7 Banjar 45,00 8 SMP N 8 Banjar 46,38 9 SMP N 9 Banjar 44,32 10 SMP N 10 Banjar 45,58 11 SMP IT INSANTAMA 63,70 12 MTS AL KAUSAR 62,42 13 MTS PERSIS 85 57,43 14 MTS N BANJAR 57,32 15 MTS AL AZHAR CITANGKOLO 56,73 14

60 No. Nama Sekolah Rata-rata UN 16 MTS MH CIPANTARAN 56,53 17 MTS N LANGENSARI 56,22 18 MTS N PURWAHARJA 56,06 19 MTS DARULULUM 56,02 20 SMP IT USWATUNKHASANAH 55,92 21 MTS FATHURROHMAN 55,85 22 MTS PGII KOTA BANJAR 55,53 23 MTS KARYAMUKTI 54,89 24 SMP IT AL FAWAZ 54,81 25 MTS SA AL ABROR 54,59 26 SMP PATROMAN 52,24 27 SMP MUHAMMADIYAH 52,06 28 SMP AL AZHAR CITANGKOLO 40,67 29 SMP IT NURULHAROMAIN 44,75 30 SMP ISLAM ALFALLAH 43,84 31 SMP PASUNDAN BJR 42,13 32 SMP PLUS ALHILAL 42,04 33 SMP PGRI LANGEN 41,87 34 SMP ISLAM LANGEN 40,51 35 SMP N TERBUKA 6 BANJAR 36,40 Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan 9. Persentase SMP yang Memberikan Tambahan Jam Pelajaran Persentase SMP yang memberikan tambahan jam pelajaran tahun 2016 capaian yang mencapai 100% sesuai dengan target yang telah direncanakan. Keberhasilan ini didukung oleh komitmen stakeholder dalam melaksanakan program Tambahan jam pelajaran pendidikan agama islam bagi siswa SMP yang dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan keimanan dan ketaqwaan pemuda sejumlah 18 sekolah jenjang SLTP dan seluruhnya dapat melaksanakan program kegiatan tersebut dengan melibatkan tenaga pendidik sebanyak 27 orang. 15

61 10. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Tingkat capaian indikator sasaran Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTsadalah114,43% dengan realisasi sebesar 114,43% atau melampaui target yang direncanakan sebesar 100%. Berdasarkan Data Pokok Pendidikan dan Statistik Pendidikan, pada Tahun Pelajaran 2016/2017 siswa baru kelas 1 jenjang SMP/MTs/SMPLS sebanyak 3.180, dengan jumlah lulusan pada jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya adalah 3,639 sehingga angka melanjutkan lulusan SD/MI ke jenjang SMP/MTs mencapai 114,43% atau melebihi target yang diharapkam 100%. Tingginya angka melanjutkan lulusan SD/MI disebabkan semakin meningkatnya pelayanan pendidikan jenjang SMP/MTs di wilayah perbatasan Kota Banjar sehingga mendorong minat masyarakat perbatasan untuk menyekolahkan anaknya ke Kota Banjar. 11. Sekolah Unggulan Akademik Jenjang SD dan SMP Tingkat capaian indikator sasaran sekolah unggulan akademik jenjang SD/MI dan SMP adalah 100%. Pencapaian indikator kinerja tersedianya sekolah unggulan akademik jenjang SD untuk tahun 2016 telah terpenuhi pada tahun sebelumnya, yaitu dengan ditetapkannya SD Negeri I Banjar sebagai Sekolah Dasar Pembina Kota Banjar sesuai dengan keputusan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan untuk target Sekolah Unggulan Akademik Jenjang SMP untuk tahun 2016 telah terpenuhi pada tahun sebelumnya, yaitu dengan ditetapkannya SMP Negeri 1 Banjar sebagai Sekolah SBI di Kota Banjar. 12. Sekolah Unggulan Non Akademik Jenjang SD dan SMP Tingkat capaian indikator sasaran sekolah unggulan non akademik jenjang SD adalah 200% sedangkan untuk SMP adalah 100%. 16

62 Pengembangan sekolah unggulan non akademik dapat direalisasikan sesuai target 2 (dua) sekolah unggulan non akademik yang ditetapkana adalah SDN 8 Banjar sebagai Sekolah berbasis Lingkungan Hidup dan SDN 2 Banjar sebagai Sekolah Induk Pengembangan Kesenian. Untuk indikator sasaran sekolah unggulan non akademik Jenjang SMP telah dicapai dengan ditetapkannya SMPN 5 Banjar sebagai sekolah berbasis lingkungan hidup. Pemerintah Kota Banjar sangat peduli terhadap peningkatan pendidikan dasar dan akan terus berupaya memperbaiki kinerja yang masih belum tercapai dan mempertahankan kinerja yang sudah baik. Langkah yang akan dilaksanakan adalah mengoptimalkan pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dengan dukungan kegiatan sebagai berikut: a. Penyelenggaraan BOS untuk SD/MI dari berbagai sumber sesuai ketentuan yang berlaku. b. Pembangunan Ruang Kelas Baru dan rehabilitasi gedung sekolah untuk memenuhi kebutuhan ruang belajar yang representatif. c. Pelaksanaan program kegiatan penambahan jam pelajaran pendidikan agama islam bagi siswa di setiap jenjang d. Pembangunan sarana dan prasarana sekolah yang menunjang kepada peningkatan sekolah unggulan baik unggulan akademik maupun non akademik 2) Sasaran : Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan pendidikan menengah Pengukuran terhadap cakupan dan kualitas layanan pendidikan menengah memperoleh hasil: ada 8 Indikator sasaran, sebanyak 7 indikator mencapai target dan 1 indikator tidak diukur oleh karena adanya perubahan ketentuan pengukuran. 17

63 Tabel III.8 Hasil pengukuran cakupan dan kualitas layanan pendidikan menengah Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 1. APK SMA/SMK/MA/SMALB % 104,51 119,32 114,17 Tercapai 2. APM SMA/SMK/MA/SMALB % 92,96 98,51 105,97 Tercapai 3. Tingkat kelulusan SMA/SMK/ % 100,00 100,00 100,00 Tercapai MA 4. Nilai Rata-rata Ujian Nasional SMA/SMK/MA Nilai 7,27 64,48 61,48 Alat ukurnya berubah 5. Angka Melanjutkan SMP/MTS % 100,00 126,72 126,72 Tercapai ke SMA/SMK/MA 6. Persentase SMA yang % 100,00 100,00 100,00 Tercapai memberikan tambahan jam pelajaran keagamaan 7. Persentase SMK yang % 100,00 100,00 100,00 Tercapai memberikan tambahan jam pelajaran keagamaan 8. AngkaPutusSekolah (APS) SMA/SMK/MA % 0,01 0, ,75 Tercapai Perbandingan Capaian Kinerja Pada tahun 2016 dengan tahun 2015 menunjukan peningkatan yang positif, 4 indikator mengalami peningkatan dan 4 indikator tetap. Tabel III.9 Perbandingan Kinerja Cakupan dan kualitas layanan pendidikan menengah Indikator Sasaran 1. APK SMA/ SMK/ MA/ SMALB 2. APM SMA/ SMK/ MA/ SMALB 3. Tingkat kelulusan SMA/SMK/ MA 4. Nilai Rata-rata Ujian Nasional SMA/SMK/MA 5. Angka Melanjutkan SMP/MTS ke SMA/SMK/MA 6. Persentase SMA yang memberikan tambahan jam pelajaran keagamaan 7. Persentase SMK yang memberikant Satuan Realisasi Th.2014 Realisai Th.2015 Realisasi Th Keterangan Kondisi Th.2018 % 117,24 115,29 119,32 Meningkat 104,61 % 95,79 98,26 98,51 Meningkat 93,10 % 100,00 100,00 100,00 Tetap 100,00 Nilai 6,84 58,61 61,48 Meningkat 7,29 % 126,04 125,54 126,72 Meningkat 100,00 % 100,00 100,00 100,00 Tetap 100,00 % 100,00 100,00 100,00 Tetap 100,00 18

64 Indikator Sasaran ambahan jam pelajaran keagamaan 8. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA Satuan Realisasi Th.2014 Realisai Th.2015 Realisasi Th Keterangan Kondisi Th.2018 % 0,08 0,009 0,009 Tetap 0,00 1. APK SMA/SMK/MA/SMALB Tingkat capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Kasar (APK) pada tahun 2016 adalah 114,17% dengan realisasi sebesar 119,32% melampaui target yang direncanakan sebesar 104,51%. Dibandingkan dengan realisasi capaian tahun 2015 sebesar 115,29% pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 4,03%. Tingginya angka APK SMA/SMK/MA ini disebabkan adanya sebagian penduduk di daerah sekitar perbatasan Kota Banjar seperti Kec Cisaga, Kec Cimaragas, Kec Dayeuh Luhur, Kec. Lakbok dan Kec. Wanareja yang bersekolah ke SMA/SMK di Kota Banjar karena faktor fasilitas dan layanan pendidikan di Kota Banjar semakin banyak dan mudah untuk dijangkau serta dengan diluncurkannya program Banjar Cerdas Jenjang Pendidikan Menengah yang membebaskan biaya pendidikan bagi masyarakat Kota Banjar untuk bersekolah pada jenjang SMA/SMK/MA. Pemerintah Kota Banjar telah menganggarkan program Banjar Cerdas untuk jenjang SMA Negri dan SMK Negeri untuk 7 sekolah. Tabel III.10 APK dan APM Jenjang SMA/SMK/MA di Kota Banjar Jumlah Siswa SMA/SMK/MA Jumlah Penduduk No. Uraian Usia16 - % Seluruh tahun tahun 1. APK SMA/SMK/MA ,32 2. APM SMA/SMK/MA ,51 Sumber: DinasPendidikan Kota Banjar 19

65 Siswa SM/MA Jumlah Tabel III.11 Angka Partisipasi Kasar Sekolah Menengah No. Kecamatan Penduduk th SMA SMALB SMK MA SM 1 Banjar Pataruman Langensari Purwaharja Jumlah Sumber: Dinas Pendidikandan Kebudayaan 2. APM SMA/SMK/MA/SMALB Tingkat capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/ MA pada tahun 2016 adalah 105,97% dengan realisasi sebesar 98,51% atau melampaui target yang direncanakan sebesar 92,96%. Dibandingkan dengan realisasi capaian tahun 2015 sebesar 98,26% mengalami peningkatan sebesar 0,25%. No. Tabel III.12 Angka Partisipasi Murni Jenjang SMA/AMK/MA Th Kecamatan Penduduk Siswa SM/MA Jumlah th SMA SMALB SMK MA SM 1 Banjar Pataruman Langensari Purwaharja Jumlah Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan APM merupakan perbandingan jumlah siswa dengan jumlah penduduk pada usia sekolah tertentu, sedangkan APK yaitu perbandingan jumlah siswa dengan jumlah penduduk secara umum pada jenjang pendidikan tertentu. Berhasilnya capaian APK dan APM didukung oleh tingginya lulusan SMP dari luar wilayah Kota Banjar yang melanjutkan sekolah di jenjang SLTA yang ada di wilayah Kota Banjar. Tentunya hal ini menjadi trend positif bagi dunia pendidikan di Kota Banjar yang harus dipertahankan. 20

66 3. Tingkat kelulusan SMA/SMK/ MA Tingkat capaian indikator sasaran tingkat kelulusan SMA/SMK/MA pada tahun 2016 adalah 100% atau mencapai target 100% sesuai dengan target yang direncanakan. Tabel III.13 Tingkat kelulusan SMA/SMK/MA padatahun 2016 No. Jenjang Peserta Ujian Lulus Tidak Lulus % 1. SMA SMK MA Jumlah Sumber: Dinas Pendidikandan Kebudayaan 4. Nilai Rata-rata UjianNasional SMA/SMK/MA Tingkat capaian indikator sasaran nilai rata-rata hasil ujian nasional pada tahun 2016 belum diukur. Sesuai peraturan yang berlaku, mulai tahun 2016 nilai rata-rata ujian nasional jenjang SMA/SMK/MA menggunakan nilai ratarata berbeda dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD dengan poin. Nilai rata-rata ujian nasional jejnang SMA/SMK/MA Kota Banjar pada tahun ini sebesar 61,48 dengan kategori cukup berada pada interval nilai (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015). Tabel III.14 Nilai Rata-Rata UjianNasional No. Sekolah Jml Nilai Rata-Rata UN Keterangan 1 SMA 5 53,94 2 SMK 13 61, ,13 Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan 21

67 5. Angka Melanjutkan SMP/MTS ke SMA/SMK/MA Tingkat capaian indikator sasaran Angka Melanjutkan SMP/MTS ke SMA/SMK/MA pada tahun 2016 adalah 126,72% dengan realisasi sebesar 126,72% atau melampaui target yang direncanakan sebesar 100%. Dibandingkan dengan realisasi capaian tahun 2015 sebesar 125,54% mengalami peningkatan sebesar 1,18%. Sementara itu berdasarkan Data Pokok Pendidikan pada /2017 terdapat siswa baru kelas 1 jenjang SMA/SMK/MA sebanyak siswa, sedangkan jumlah lulusan SMP/MTs sebanyak 3.776, sehingga angka melanjutkan SMP/MTs yang melanjutkan ke jenjang SMA/SMK/MA mencapai 126,72% atau melebihi target yang diharapkan sebesar 100%. Tingginya angka melanjutkan Lulusan SMP/MTs kemungkinan disebabkan semakin meningkatnya pelayanan pendidikan jenjang SMA/SMK/MA di wilayah perbatasan Kota Banjar serta dengan adanya program Banjar Cerdas Jenjang Pendidikan Menengah yang dapat mendorong minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang Pendidikan Menengah. Hal ini merupakan salah satu gambaran keberhasilan Pemerintah Kota Banjar di bidang pendidikan menengah telah berhasil menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan pendidikan yang memadai sehingga menarik minat peserta didik diluar wilayah Kota Banjar untuk bersekolah di Kota Banjar. 6. Persentase SMA dan SMK yang memberikan tambahan jam pelajaran keagamaan Tingkat capaian indikator sasaran Persentase SMA/SMK yang memberikan tambahan jam pelajaran tahun 2016 adalah 100%, mencapai target yang telah direncanakan. Keberhasilan ini didukung komitmen stakeholder yang telah melaksanakan program penambahan jam pelajaran pendidikan agama islam bagi siswa SMA dan SMK, dari jumlah 22 sekolah jenjang SLTA di 22

68 Kota Banjar, semua sekolah melaksanakan program tersebut dengan melibatkan tenaga pendidik sebanyak 28 orang, berupa program penambahan jam pelajaran pendidikan agama islam bagi siswa SMA dan SMK dimaksudkan untuk membangun dan membina mentalitas siswa-siswi dalam rangka meningkatkan kualitas SDM yang agamis dan berbudi luhur. 7. AngkaPutusSekolah (APS) SMA/SMK/MA Tingkat capaian indikator sasaran putus sekolah (APS) SMA/SMK/MA pada tahun 2016 adalah 105,75%. Realisasinya sebesar 0,009% atau mencapai target yang direncanakan sebesar 0,01%. Jumlah siswa putus sekolah jenjang SMA/SMK/MA pada tahun 2016 sebanyak 1 siswa. Angka putus sekolah SD/MI/SLB diperoleh dari perhitungan: = 3) Sasaran : Meningkatnya kualitas layanan pendidikan non formal dan informal Pengukuran terhadap indikator sasaran cakupan dan kualitas layanan pendidikan non formal dan informal memperoleh hasil: ada 5 Indikator sasaran, sebanyak 1 indikator mencapai/melampaui target yang telah direncanakan dan 4 indikator tidak mencapai target. Tabel III.15 Hasil Pengukuran Kualitas layanan pendidikan non formal dan informal Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 1. Jumlah Warga Belajar Keaksaraan Fungsional Orang 20,00 10,00 50,00 Tidak Tercapai 2. APK Paket A Setara SD % 0,36 0,32 89,57 Tidak Tercapai 3. APK Paket B Setara SMP % 4,89 2,81 57,55 Tidak 23

69 Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan Tercapai 4. APK Paket C Setara SMA % 11,01 9,06 82,32 Tidak Tercapai 5. Penduduk yang berusia>15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) /AMH % 99,09 99,17 100,04 Tercapai Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan Perbandingan capaian kinerja pada tahun 2016 dengan tahun 2015 menunjukan nilai kurang dan memerlukan perhatian dimana sebanyak 3 indikator mengalami peningkatan dan 2 indikator yang mengalami penurunan. Perbandingan capaian kinerja pada tahun 2016 dengan tahun 2015 disajikan dalam tabel berikut: Tabel III.16 Perbandingan Capaian kualitas layanan pendidikan non formal dan informal IndikatorSasaran Satuan Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Keterangan Kondisi di Th Jumlah Warga orang 20,00 10,00 10,00 Meningkat 490,00 Belajar Keaksaraan Fungsional 2. APK Paket A % 0,44 0,44 0,32 Menurun 0,40 Setara SD 3. APK Paket B % 4,34 4,64 2,81 Menurun 4,99 Setara SMP 4. APK Paket C % 10,28 6,56 9,06 Meningkat 11,21 Setara SMA 5. Penduduk yang berusia>15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) / AMH % 99,13 99,13 99,17 Meningkat 99,11 Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan 24

70 1. Jumlah Warga Belajar Keaksaraan Fungsional Tingkat capaian indikator sasaran Jumlah Warga Belajar Keaksaraan Fungsional pada tahun 2016 adalah 50 % dengan realisasi sebesar 50% atau tidak mencapai target yang direncanakan sebesar 100%. Pada tahun 2013 pencapaian jumlah warga belajar keaksaraan fungsional adalah sebanyak 390 orang dan target di tahun 2018 sebanyak 490 orang. Pemerintah Kota Banjar dimulai tahun 2014 merencanakan pada setiap tahunnya sebanyak 20 orang warga yang mengikuti kegiatan warga belajar buta aksara, maka secara kumulatif jumlah warga belajar keaksaraan fungsional sampai dengan tahun ini sebanyak 30 orang (atau 420 orang kumulatif tahun 2013). Secara teknis dilapangan pada tahun 2016 direncanakan ada 2 kelompok warga belajar buta aksara dimana setiap kelompok diikuti oleh 10 orang warga belajar. Target 2 kelompok atau 20 orang yang direncanakan hanya dapat direalisasikan 1 kelompok atau 10 orang melalui kegiatan pembinaan P2WKSS. Ketidak berhasilan ini dikarenakan belum optimalnya data pendukung mengenai jumlah kelompok sasaran yang ditargetkan. Sulitnya memperoleh data penduduk (>45 tahun) buta aksara yang valid berpengaruh terhadap pembentukan kelompok warga belajar buta aksara. Tahun mendatang Pemerintah Kota Banjar melalui instansi terkaitakan memperbarui data kelompok sasaran sehingga diketahui target sesunggunya warga buta huruf yang ada dan mengoptimalkan sosialisasi untuk meningkatkan minat penduduk buta huruf mengikuti pembelajaran pendidikan keaksaraan. Tingkat capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Kasar (APK) kesetaraan baik paket a, paket b dan paket c tiga tahun terakhi rdapat dilihat pada table berikut ini: 25

71 Tabel III.17 Kumulatif capaian kinerja Angka Partisipasi Kasar (APK) Realisasi Realisasi No Indikator Sat Target Realisasi Capaian 1. APK Paket A % 0,32 0,44 0,36 0,32 89,57 2. APK Paket B % 4,34 4,64 4,89 2,81 57,55 3. APK Paket C % 10,28 6,56 11,01 9,06 82,32 Kumulatif Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan 2. APK Paket A Setara SD Tingkat capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Kasar (APK) kesetaraan paket A pada adalah 89,57% dengan realisasi sebesar 0,32% belum mencapai target yang direncanakan sebesar 0,36%. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 0,44%, pada tahun ini mengalami penurunan sebesar 0,12%. No. Tabel III.18 APK Menurut Jenjang SD/MI Sederajat Th.2016 Penduduk Kecamatan Paket A Keterangan 7-12 Tahun 1 Banjar Pataruman APK SD = Jml Siswa Paket A 3 Langensari Jmlpddkusia Purwaharja = 62/ Jumlah = 0,32 Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan 3. APK Paket B Setara SMP Tingkat capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Kasar (APK) kesetaraan paket B pada adalah 57,55% dengan realisasi sebesar 2,81% atau belum mencapai target yang direncanakan sebesar 4,89%. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 4,64% pada tahun ini mengalami penurunan sebesar 1,83% 26

72 No. Tabel III.19 APK Menurut Jenjang SMP/MTs Sederajat Th.2016 Penduduk Kecamatan Paket B Keterangan Tahun 1 Banjar Pataruman APK SD = JmlSiswaPaket B 3 Langensari Jmlpddkusia Purwaharja = 287/ Jumlah = 2,81 Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan 4. APK Paket C Setara SMA Tingkat capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Kasar (APK) kesetaraan paket C pada adalah 82,32% dengan realisasi sebesar 9,06% atau belum mencapai target yang direncanakan sebesar 11,01%. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 6,56% pada tahun ini mengalami kenaikan sebesar 2,5% Tabel III.20 APK Menurut Jenjang SMA/SMK/MA Sederajat Th.2016 No. Kecamatan Penduduk Tahun Paket C Keterangan 1 Banjar Pataruman APK SD = JmlSiswaPaket C 3 Langensari Jmlpddkusia Purwaharja = 973/ Jumlah = 9,06 Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan Belum berhasilnya capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Kasar (APK) kesetaraan paket A, paket B dan paket C bukan merupakan kegagalan dalam pelayanan pendidikan non formal di Kota Banjar. Kondisi ini tentunya memerlukan adanya inovasi atau kebijakan Pemerintah Kota Banjar yang sekiranya dapat meningkatkan minat dan motivsi masyarakat untuk mengikuti program kesetaraan. Hal ini bisa dilakukan apabila ada kerjasama yang baik dari seluruh stakeholder dari tingkat RT sampai dengan Pemerintah Kota Banjar. Disamping kendalaminat dan motivasi 27

73 sebagaimana diatas, dari segi anggaran pun mengalami penurunan terutama anggaran yang bersumber dari APBD Kota, Propinsi dan APBN. Faktor meningkatnya APK/APM/APS pendidikan dasar dan pendidikan menengah dan jumlah angka putus sekolah masih dalam batas kewajaran berdampak pada berkurangnya jumlah warga yang akan mengikuti program kesetaraan. Tabel III.21 Angka Partisipasi Kasar (APK) Penduduk/Usia PendudukUsia No. Uraian Jml WB APK APK Paket A ,32 2. APK Paket B ,81 3. APK Paket C ,06 Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan Namun Pemerintah Kota Banjar akan berupaya melalui peningkatan sosialisasi mengenai peran dan fungsi pendidikan kesetaraan melalui PKBM/SKB serta meningkatkan motivasi terhadap orang tua siswa dan siswa putus sekolah untuk mengikuti program kesetaraan. 5. Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara)/amh Angka Melek Huruf (AMH) sebagai salah satu komponen dalam pencapaian Indek Pendidikan (IP) pada setiap tahunnya mengalami kenaikan meskipun persentasenya sangat kecil.pada tahun 2016 kami belum dapat menyajikan data pencapaian Angka Melek Huruf (AMH), karena data tersebut mengacu kepada data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjar yang sampai saat ini belum dapat menyajikan data tersebut. Adapun data sementara hasil olahan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar untuk pencapaian Angka Melek Huruf mencapai 99,17%. Angka Melek Huruf (AMH) dihitung berdasarkan rumus : (Jumlah penduduk usia > 15 yang dapat baca tulis )/(Jumlah penduduk usia > 15 tahun) x 100% sehingga diperoleh dibagi x 100% = 99,17% 28

74 Perkembangan melek huruf di Kota Banjar cenderung lambat dikarenakan penduduk yang buta huruf pada umumnya sudah berusia lanjut yang tentunya menjadi kendala dalam pembinaannya. Namun demikian pada dalam rangka meningkatkan angka melek huruf serta mempertahankan penduduk yangtelah melek aksara melalui program pendidikan non formal. 4) Sasaran : Meningkatnya kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik. Pengukuran terhadap Meningkatnya Kualifikasi, Sertifikasi dan Kompetensi Tenaga Pendidik memperoleh hasil: ada 11 Indikator sasaran, sebanyak 4 indikator melampaui target yang telah direncanakan, dan 7 indikator tidak mencapai target. Tabel III.22 Hasil Pengukuran Kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi % Keterangan 1. Kualifikasi S-1 Guru TK % 94,12 87,88 93,17 Tidak Tercapai 2. Kualifikasi S-1 Guru SD % 91,99 89,76 97,58 Tidak Tercapai 3. Kualifikasi S-1 Guru SMP % 98,35 93,68 95,25 Tidak Tercapai 4. Kualifikasi S-1 Guru SMA % 100,00 100,00 100,00 Tercapai 5. Kualifikasi S-1 Guru SMK % 100,00 100,00 100,00 Tercapai 6. Sertifikasi S-1 Guru TK % 97,06 87,88 90,54 Tidak Tercapai 7. Sertifikasi S-1 Guru SD % 94,96 94,31 99,32 Tidak Tercapai 8. Sertifikasi S-1 Guru SMP % 92,62 92,63 100,01 Tercapai 9. Sertifikasi S-1 Guru SMA % 88,95 91,91 103,33 Tercapai 10. Sertifikasi S-1 Guru SMK % 89,81 78,57 87,48 Tidak Tercapai 11. Guru yang memenuhikualifikasi S1/D-IV % 100,00 92,83 92,83 Tidak Tercapai 29

75 Perbandingan capaian indikator sasaran meningkatnya sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut: Tabel III.23 Perbandingan Kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik Realisasi Realisasi Satuan Keterangan IndikatorSasaran 1. Kualifikasi S-1 Guru TK 2. Kualifikasi S-1 Guru SD 3. Kualifikasi S-1 Guru SMP 4. Kualifikasi S-1 Guru SMA 5. Kualifikasi S-1 Guru SMK 6. Sertifikasi S-1 Guru TK 7. Sertifikasi S-1 Guru SD 8. Sertifikasi S-1 Guru SMP 9. Sertifikasi S-1 Guru SMA 10. Sertifikasi S-1 Guru SMK 11. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D- IV Realisasi 2015 Kondisi di Th.2018 % 81,82 93,33 87,88 Menurun 97,06 % 88,48 87,47 89,76 Meningkat 99,62 % 92,81 91,28 93,68 Meningkat 100,00 % 100,00 100,00 100,00 Tetap 100,00 % 100,00 100,00 100,00 Tetap 100,00 % 84,85 90,00 87,88 Meningkat 97,06 % 90,95 91,42 94,31 Meningkat 99,90 % 85,96 83,56 92,63 Meningkat 99,82 % 100,00 86,13 91,91 Menurun 99,89 % 100,00 77,50 78,57 Menurun 99,89 % 91,78 91,11 92,83 Meningkat 100,00 1. Kualifikasi S-1 Guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK Tingkat capaian indikato rsasaran kualifikasi S-1 Guru pada jenjang SD, SMA dan SMK telah mencapai target yang direncanakan, kecuali capaian kinerja kualifikasi S-1 Guru TK dan SMP belum mencapai target yang direncanakan. Sesuai data pegawai tahun 2016, jumlah tenaga pendidik PNSD di Kota Banjar sebanyak orang dengan jumlah tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi orang untuk seluruh jenjang. Secara kumulatif 30

76 jumlah tenaga pendidik di Kota Banjar belum dapat mencapai target yang diharapkan yaitu 100% tenaga guru telah memenuhi kualifikasi S-1. Belum tercapainya kualifikasi S-1 tenaga guru, terkendala belum tercapainya kualifikasi S-1 tenaga guru pada jenjang TK, SD, dan SMP. Pencapaian target lualifikasi S-1 pada jenjang TK dan SMP mengalami penurunan dibandingkan tahun Hal ini disebabkan adanya tenaga pendidik yang berkualifikasi S-1 telah menjalani masa pensiun, sementara yang belum memenuhi kualifikasi S-1 jumlah tetap, sehingga berpengaruh terhadap pencapaian indikator ini. Sementara itu pencapaian indikator kualifikasi S-1 pada jenjang SMA dan SMK dapat mencapai target yang ditetapkan pada. Peningkatan ini dapat dicapai karena undang-undang mewajibkan bagi tenaga pendidik minimal memiliki kualifikasi S-1, sehingga ada sebagian pendidik yang menempuh pendidikan lanjutan S-1 dengan anggaran swadaya sendiri. No. Tabel III.24 Tenaga Pendidik yang Memenuhi Kualifikasi Pendidikan Terakhir Jenjang Jumlah Guru < S -1 = S -1 S -1 > Realisasi Kualifikasi S1 1. TK ,88 2. SD ,76 3. SMP ,68 4. SMA ,00 5. SMK ,00 Jumlah Guru yang berkualifikasi (( ) : 1.311)*100% = 92,83% S1/D-4 Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan 2. Sertifikasi Guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK Berdasarkan data kepegawaian, dari tenaga pendidik PNSD yang telah memenuhi sertifikasi sebanyak orang atau 91,69%. 31

77 Pencapaian target indikator tanaga pendidik yang telah bersertifikat pada untuk jenjang SMP dan SMA dapat melampaui target yang diharapkan. Sedangkan untuk jenjang TK, SD, dan SMK belum dapat mencapai target yang ditetapkan bahkan untuk jenjang TK mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan Tahun Hal ini karena adanya tenaga pendidik yang memiliki sertifikasi telah memasuki masa pensiun, sementara yang belum memiliki sertifikat berjumlah tetap, sehingga berpengaruh pada pencapaian indikator. Selanjutnya untuk mencapai indikator kinerja ini pada tahun berikutnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar akan berusaha mengajukan usulan sertifikasi yang lebih banyak lagi, sehingga diharapkan pada tahun mendatang akan bertambah tenaga pendidik di Kota Banjar yang bersertifikat. Tabel III.25 Jenjang Guru Bersertifikat Jumlah Guru No. Jenjang Jumlah Guru Bersertifikat 1. TK ,88 2. SD ,31 3. SMP ,63 4. SMA ,91 5. SMK ,57 Jumlah ,69 Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan % 3. Guru yang memenuhikualifikasi S1/D-IV Tingkat capaian Indikator sasaran Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV pada tahun 2015 adalah 92,83%. Realisasi pada tahun 2016 sebesar 92,83% belum mencapai target yang direncanakan sebesar 100%.Tetapi apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 91,11% pada tahun 2016 mengalami peningatan walaupun sedikit. Cara perhitungannya dapat dilihat pada Tabel III.24. Belum tercapainya kualifikasi S-1 tenaga guru, terkendala oleh belum tercapainya kualifikasi S-1 tenaga guru pada jenjang TK, SD, dan SMP. 32

78 Pencapaian target kualifikasi S-1 pada jenjang TK mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015, hal ini disebabkan adanya tenaga pendidik yang berkualifikasi S-1 telah menjalani masa pensiun, sementara yang belum memenuhi kualifikasi jumlah S-1 jumlah tetap, 5) Sasaran : Meningkatnya cakupan layanan PAUD Pengukuran terhadap cakupan dan kualitas layanan PAUD memperoleh hasil: ada 2 Indikator sasaran, dan seluruh indikator sasarannya mencapai target. Tabel III.26 Hasil Pengukuran Cakupan layanan PAUD Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi % Keterangan 1.APK TK/RA % 29,15 29,34 100,65 Tercapai 2.APK PAUD Non % 39,92 42,90 107,46 Tercapai Formal Perbandingan capaian indikator sasaran Meningkatnya sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut: Tabel III.27 Perbandingan Kinerja cakupan layanan PAUD Realisasi Realisasi Realisasi IndikatorSasaran Satuan Keterangan APK TK/RA % 24,84 27,32 29,34 Meningkat 2. APK PAUD Non Formal % 47,33 54,90 42,90 Menurun 1. APK TK/RA Tingkat capaian indikator sasaran APK TK/RA pada tahun 2016 adalah 100,65% dengan realisasi sebesar 29,34% mencapai target yang 33

79 direncanakan sebesar 29,15%. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015, maka realisasi tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 2,02%. Pencapaian kinerja TK/RA ini telah melayani siswa TK sebanyak orang dan siswa RA sebanyak orang dari jumlah penduduk usia 4-6 tahun sebanyak orang. Pencapaiaan APK TK/RA yang semakin baik menandakan keberhasilan pelayanan pendidikan anak usia pada jenjang TK/RA yang semakin baik pula. Tabel III.28 APK dan APM Jenjang TK/RA No. Kecamatan Penduduk4- Siswa TK/RA 6 Thn TK RA Jumlah 1 Banjar Pataruman Langensasr Purwaharja Sumber: DinasPendidikandan Kebudayaan APK PAUD Non Formal Tingkat capaian indikator sasaran PAUD Non Formal pada tahun 2016 adalah 107,46% dengan realisasi sebesar 42,90% melampaui target yang direncanakan sebesar 39,92%.Namun demikian, bila dibandingkan dengan realisasi APK PAUD Non Formal Tahun 2015 yang mencapai 54,90 maka pada tahun 2016 mengalami penurunan sekitar 12 %. Hal ini dikarenakan karena orang tua anak mulai berminat kembali untuk menyekolahkan anaknya pada jejang TK/RA. Tabel III.29 APK dan APM Jenjang PAUD No. Kecamatan Penduduk2- WB Pos PAUD 6 Thn TPA SPS Kober Jumlah 1 Banjar Pataruman Langensasi Purwaharja Sumber: DinasPendidikandanKebudayaan ,766 34

80 Layanan PAUD Non Formal (TPA, POS PAUD/SPS dan KOBER) pada melayani anak dari jumlah penduduk usia 2-6 tahun sebanyak orang. Untuk lebih mengoptimal pencapaian kinerja APK PAUD Formal dan Non Formal, pada tahun 2017 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan lebih meningkatkan program kegiatan yang dapat memperluas pemerataan dan layanan akses pendidikan anak usia dini baik Formal maupun Non Formal. 6) Sasaran : Meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat Pengukuran terhadap sasaran meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat memperoleh hasil: ada 4 Indikator sasaran dan sebanyak 3 indikator sasaran telah mencapai target yang direncanakan dan 1 indikator sasaran yang tidak mencapai target yang direncanakan. Tabel III.30 Hasil Pengukuran meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan Target Thn Cakupan strata desa/kel siaga aktif (purnama + mandiri) Desa/ Kel Tercapai Cakupan Desa /kelurahan yang mengalami KLB/bencana dilakukan PE/Respon Cepat kurang dari 24 jam 3. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 4. Cakupan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya % Tercapai 100 % Tercapai 100 % Tidak Tercapai

81 Perbandingan capaian indikator sasaran meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat tahun 2014, 2015 dan 2016 disajikan sebagai berikut: Tabel III.31 Perbandingan Kinerja meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat Indikator Sasaran 1. Cakupan strata desa/kel siaga aktif (purnama + mandiri) 2. Cakupan Desa /kelurahan yang mengalami KLB/bencana dilakukan PE/Respon Cepat kurang dari 24 jam 3. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 4. Cakupan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya Satuan Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Target thn 2018 Desa/ Kel Meningkat 15 % Tetap 100 % Tetap 100 % Menurun Cakupan strata desa/kel siaga aktif (purnama + mandiri) Tingkat capaian kinerja indikator sasaran Cakupan strata Desa/Kelurahan siaga aktif ( purnama + mandiri) pada tahun 2016 sebesar 100% dengan realisasi strata Desa/Kelurahan siaga aktif (purnama + mandiri) sebanyak 10 Desa/Kelurahan sesuai dengan target yang direncanakan sebanyak 10 Desa/Kelurahan. Pada tahun 2013 di Kota Banjar telah terbentuk 24 desa/kelurahan siaga dan mulai tahun 2014 sebanyak 5 (lima) desa/kelurahan, tahun 2015 bertambah menjadi 8 (delapan) desa/kelurahan ditingkatkan statusnya menjadi purnama+mandiri melalui pengembangan sistem, fasilitas dan sarana prasarana yang mendukung. Capaian indikator sasaran Cakupan strata Desa/Kelurahan siaga aktif (purnama + mandiri) sampai dengan tahun 2016 menunjukan perkembangan yang positif, sesuai target yang direncanakan pada tahun ini ada penambahan 2 desa/kelurahan 36

82 siaga aktif (purnama + mandiri) sehingga secara kumulatif menjadi 10 desa/kelurahan antara lain Desa Jajawar, Kel. Situbatu, Desa Mekarharja, Kel.Pataruman, Desa Batulawang, Desa Karyamukti, Desa Sinartanjung, Kel. Bojongkantong, Desa Rejasari dan Desa Kujangsari. Pemerintah Kota Banjar akan melaksanakan program kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun ini untuk menunjang tercapainya target sebanyak 15 Desa/Kelurahan siaga aktif (purnama+mandiri) di tahun Cakupan Desa /kelurahan yang mengalami KLB/bencana dilakukan PE/Respon Cepat kurang dari 24 jam Tingkat capaian kinerja indikator sasaran cakupan Desa/Kelurahan yang mengalami KLB/bencana pada tahun 2016 sebesar 100%. Seperti halnya pada tahun 2015 pada tahun ini juga tidak ada kejadian bencana yang luar biasa, jadi cakupan Desa/Kelurahan yang mengalami KLB/bencana dilakukan PE/Respon Cepat kurang dari 24 jam capaiannya pelayanan pada masyarakat tersebut 100%. 3. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Tingkat capaian kinerja indikator sasaran cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin pada tahun 2016 sebesar 100%. Realisasinya sebesar 100% sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 100%. Sama seperti halnya pencapaian di tahun 2014 dan tahun 2015 sebesar 100%, pencapaian pada tahun ini ditunjukan dengan realisasi jumlah kunjungan masyarakat miskin. No Kecamatan Tabel III.32 Daftar Pelayanan Miskin Kota Banjar Periode Nama Puskesmas Jumlah Kunjungan Pasien Miskin Jumlah Kunjungan Pasien Miskin yang Ditangani 1 Banjar Banjar I Banjar II

83 No Kecamatan Nama Puskesmas Jumlah Kunjungan Pasien Miskin Jumlah Kunjungan Pasien Miskin yang Ditangani Banjar III Pataruman Pataruman I Pataruman II Pataruman III Purwaharja Purwaharja I Purwaharja II Langensari Langensari I Langensari II Jumlah Sumber: Dinas Kesehatan 4. Cakupan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya Tingkat Capaian kinerja indikator sasaran cakupan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya pada tahun 2016 adalah 89%. Realisasinya mencapai 89% atau tidak mencapai target yang direncanakan sebesar 100%. Indikator ini tidak tercapai karena pilihan masyarakat untuk mengakses fasilitas pelayanan kesehatan dasar tidak semuanya ke Puskesmas dan jaringannya karena mereka memilih memeriksakan kesehatannya ke dokter keluarga terutama yang sudah menjadi peserta JKN. Sehingga capaian cakupan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya tahun 2016 hanya tercapai 89% dari target 100%, dan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 mengalami penurunan. 7) Sasaran : Meningkatnya kuantitas, kualitas dan fungsi sarana prasarana kesehatan Pengukuran terhadap indikator sasaran meningkatnya kualitas, kuantitas dan fungsi sarana prasarana kesehatan memperoleh hasil: ada 2 Indikator 38

84 sasaran, sebanyak 2 indikator sasaran mencapai target yang telah direncanakan. Tabel III.33 Pengukuran terhadap Indikator Sasaran Meningkatnya kuantitas, kualitas dan fungsi sarana prasarana kesehatan Target thn 2018 % 100,00 100,00 100,00 Tercapai 100,00 Indikator Sasaran Sat Rencana Realisasi Capaian% Ket 1. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas/puskesm as pembantu dan jaringannya) yang memenuhi standard. 2. Persentase failitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit Umum yang memenuhi standar Kelas B Non Pendidikan % 95,00 95,00 100,00 Tercapai 100,00 Perbandingan capaian indikator sasaran meningkatnya kualitas dan fungsi sarana parasarana kesehatan tahun 2014 s.d tahun 2015, disajikan sebagai berikut: Indikator Sasaran 1. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya) yang memenuhi standard. 2. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit Umum yang memenuhi standar Kelas B Non Pendidikan Tabel III.34 Perbandingan Capaian Indikator kualitas dan fungsi sarana parasaranakesehatan Sat Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Target thn 2018 % 100,00 100,00 100,00 Tetap 100,00 % 72,00 82,00 95,00 Meningkat 100,00 39

85 1. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya) yang memenuhi standard Capaian kinerja Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya) yang memenuhi standard pada tahun 2016 sebesar 100% dengan realisasi 100% mencapai target yang direncanakan sebesar 100%. Hasil capaian di tahun 2016 adalah sebesar 100% indikator sasaran. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya)yang memenuhi standard dapat dilaksanakan dengan target 10 Puskesmas dan 9 Puskesmas Pembantu dan tercapai sebanyak 10 Puskesmas dan 9 Puskesmas Pembantu. Untuk mencapai target pelayanan kesehatan yang memenuhi standar sebesar 100% di tahun 2018, Pemerintah Kota Banjar telah mengembangkan pelayanan kesehatan melalui peningkatan layanan UGD 24 jam di puskesmas dengan target 2 puskesmas yaitu puskesmas langensari 2 dan puskesmas pataruman Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit Umum yang memenuhi standar Kelas B Non Pendidikan Capaian kinerja Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit Umum yang memenuhi standar Kelas B Non Pendidikan pada tahun 2016 sebesar 100% dengan realisasi sebesar 95% sudah mencapai target yang direncanakan sebesar 95%. Dibandingkan dengan realisasi capain tahun 2015 sebesar 82%. Pemerintah Kota Banjar dalam meningkatkan kulitas pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat secara profesional dan bermutu masih perlu meningkatkan sarana dan prasarana penunjang sesuai dengan standar. Keberhasilan pencapaian sasaran ini akan didukung dengan programprogram diantaranya: program obat dan perbekalan kesehatan, program pelayanan administrasi perkantoran, program pengadaan peningkatan sarana prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit 40

86 mata dan program pemeliharaan sarana dan prasarana. Adapun sarana pelayanan kesehatan yang ada di Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Kota Banjar diantaranya: a) Peningkatan Pelayanan IGD, Pelayanan rawat jalan, Pelayanan rawat inap b) Peningkatan Pelayanan rujukan, Pelayanan gizi, Pelayanan Ambulance, Pemulasaraan jenazah, c) Pembangunan dan Pengembangan Laboratorium, Radiologi, ICU, Bedah sentral, Haemodialisa d) Peningkatan Kapasitas IPAL 8) Sasaran : Meningkatnya pemerataan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Pengukuran terhadap sasaran meningkatnya pemerataan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan memperoleh hasil sebagai berikut: terdapat 14 indikator sasaran, sebanyak 7 indikator sasaran melampaui/mencapai target yang telah direncanakan dan 7 indikator sasaran tidak mencapai target. Tabel III.35 Capaian indikator meningkatnya pemerataan palayanan kesehatan dan rujukan Indikator Sasaran Sat. Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 1. Cakupan ketersediaan obat % 100,00 78,57 78,57 Tidak Tercapai esensial dan generic 2. Cakupan desa/kel UCI % 96,00 96,00 100,00 Tercapai 3. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA + 4. Cakupan penemuan dan penanganan penderitapenyakit DBD 5. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4. % 70,00 84,29 120,41 Tercapai % 100,00 100, Tercapai Orang 3.643, ,83 Tidak Tercapai 6. Cakupan Kunjungan Bayi (B12) Orang , ,91 Tidak Tercapai 7. Cakupan penjaringan anak sekolah SD dan setingkat SD/MI 113,00 110,00 97,35 Tidak Tercapai 8. Cakupan Pelayanan Nifas % 86,00 75,40 87,68 Tidak Tercapai 41

87 Indikator Sasaran Sat. Rencana Realisasi 9. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 10. Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani Capaian % Keterangan % 85,00 97,3 114,47 Tercapai Orang 347,00 308,00 88,76081 Tidak Tercapai 11. AKI / kelahiran Kasus 3,00 3,00 100,00 Tercapai 12. AKB / 1000 kelahiran Kasus 50,00 36,00 138,89 Tercapai 13. Cakupan Balita Gizi Buruk % 100,00 100,00 100,00 Tercapai mendapat perawatan 14. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin % 40,00 37,12 92,80 Tidak Tercapai Perbandingan capaian indikator kualitas dan fungsi sarana parasarana kesehatan tahun 2014 s.d tahun 2016, disajikan sebagai berikut: Tabel III.36 Perbandingan meningkatnya pemerataan palayanan kesehatan dan rujukan Indikator Sasaran Sat Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Target thn Cakupan ketersediaan obat % 95,90 95,08 78,57 Menurun 100 esensial dan generik 2. Cakupan desa/kel UCI % 96,00 96,00 96,00 Tetap Cakupan penemuan dan % 92,90 80,00 84,29 Meningkat 75 penanganan penderita penyakit TBC BTA + 4. Cakupan penemuan dan % 100,00 100,00 100,00 Tetap 100 penanganan penderitapenyakit DBD 5. Cakupan Kunjungan Ibu Ora 3.598, , ,00 Meningkat Hamil K4 ng 6. Cakupan Kunjungan Bayi Ora 2.832, Menurun (B12) ng 7. Cakupan penjaringan anak SD/ 112,00 113,00 110,00 Menurun 113 sekolah SD dan setingkat MI 8. Cakupan Pelayanan Nifas % 81,00 77,95 75,40 Menurun Cakupan Komplikasi % 88,90 85,83 97,3 Meningkat 95 Kebidanan yang ditangani 10. Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani Ora ng 11. AKI / kelahiran Ka sus 12. AKB / 1000 kelahiran Ka sus 216,00 285,00 308,00 Meningkat 414 4,00 4,00 3,00 Meningkat 3 33,00 12,00 36,00 Menurun 47 42

88 Indikator Sasaran 13. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 14. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Sat Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Target thn 2018 % 100,00 100,00 100,00 Tetap 100 % 17,00 6,11 37,12 Meningkat Cakupan Ketersediaan Obat Esensial dan Generik Tingkat Capaian indikaor Sasaran cakupan ketersediaan obat esensial dan generik pada tahun 2016 adalah 78,57% dengan realisasi ketersediaan obat esensial dan generik sebanyak 55 buah dari target sebanyak 70 buah atau 78,57%. Cakupan ketersediaan obat esensial dan generik tidak tercapai karena adanya hambatan dalam proses pengadaan obat dan perbekalan kesehatan dikarenakan adanya kegagalan proses lelang di tingkat kementerian pusat sehingga berdampak pada realisasi kegiatan di tingkat Dinas Kesehatan Kota Banjar yang mepet di akhir tahun, juga ketidak sanggupan pihak distributor dalam pengadaan obat, dan ada beberapa item/jenis obat yang secara harga di e-katalog terlalu rendah dengan harga di pasaran sehigga pihak penyedia obat tidak mau melayani kegiatan pengadaan obat tersebut, sehingga realisasinya tercapai 10 paket dari 16 paket pengadaan obat dan perbekalan kesehatan atau 62,5%. Sehingga berdampak pada ketersediaan obat esensial dan generik. 2. Cakupan Desa/Kel UCI Realisasi capaian indikator sasaran Desa/Kelurahan UCI pada sebesar 96% atau mencapai target yang telah direncanakan sebesar 96% dengan tingkat capaian kinerjanya sebesar 100%. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Jumlah 43

89 Desa/Kelurahan di Kota Banjar sebanyak 25 Desa/Kelurahan, namun pada tahun 2015 Pemerintah Kota Banjar menargetkan 24 Desa/Keluarahan mencapai target UCI (Universal Child Imunnization) saja atau hanya 96% dan pada pelaksanaannya dapat diwujudkan sebanyak 24 Desa/Kelurahan. Tabel III.37 Desa Mencapai Target UCI UCI 80% No Desa/Kel. DPT/HB Non BCG Polio 4 Campak UCI % % /HIB3 UCI 1 PKM Banjar 1 85,84 94,85 90,99 103, PKM Banjar 2 87,12 91,67 91,67 84, PKM Banjar 3 81,83 87,84 86,97 83, PKM Purwaharja 1 89,73 83,93 83,93 92, PKM Purwaharja 2 86,77 84,13 84,13 99, PKM Pataruman 1 81,48 80,86 80,86 86, PKM Pataruman 2 78,86 79,27 78,05 97, ,7 1 33,3 8 PKM Pataruman 3 80,18 88,67 88,67 84, PKM Langensari 1 80,07 88,25 88,59 84, PKM Langensari 2 80,46 92,01 89,17 83, Jumlah 82,03 87,65 86,79 87, ,0 1 4,00 Sumber: Dinas Kesehatan 3. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA+ Tingkat capaian indikator sasaran cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA (+) pada tahu 2016 sebesar 120,41% atau melampaui target yang direncanakan. Realisasi capaian indikator sasaran cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA (+) sebesar 84,29% melampaui target yang direncanakan sebesar 70%. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 ada peningkatan dari 80% menjadi 84,29% (sebesar 4,29%). Pencapaian kinerja cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA (+) tiga tahun ini (tahun 2014, 2015 dan 2016) menunjukan perkembangan yang positif dengan ditunjukkan oleh perbandingan temuan dan penanganan berada pada posisi 82,70% dengan kata lain pelaksanaan 44

90 kinerja dalam melakukan penemuan dan penanganan telah sesuai dengan mekanisme yang telah dijalankan dengan dukungan program kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi terkait sehingga pemenuhan target pada tahun 2018 sebesar 75% sangat mungkin dicapai. Angka penemuan pasien baru TBC BTA positif atau Case Detection Rate (CDR) adalah persentase jumlah penderita baru TBC BTA positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TBC BTA positif dalam wilayah tertentu dalam kurun waktu 1 tahun. Tabel III.38 Penemuan Pasien TB Per UPK No Nama UPK Kasus Baru Kambuh L P Total L P Total Keterangan 1 Banjar Banjar Target BTA (+) : 3 Banjar /100,000 x Jml Pddk 4 Purwaharja adalah 210 Kasus 5 Purwaharja Pataruman Realisasi: 7 Pataruman x 100% = 84,29% 8 Pataruman Langensari Langensari RSUD Banjar Jumlah Sumber: Dinas Kesehatan 4. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD Tingkat capaian Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD pada tahun 2016 sebesar 100% dengan realisasi sebesari 100% atau mencapai target yang telah direncanakan sebesar 100%. Jumlah kasus DBD yang terjadi di Kota Banjar sebanyak 370 kasus dan dapat ditangani sebanyak 370 kasus. 45

91 No. Nama UPK Kasus Tabel III.39 Kasus DBD Dalam 1 Tahun () IR/ Pddk Jml Pddk Jml Kasus di PE Jml Kasus di Fog 1 Banjar , Banjar , Banjar , Purwaharja , Purwaharja , Pataruman , Pataruman , Pataruman , Langensari , Langensari , Jumlah , Sumber: Dinas Kesehatan 5. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tingkat capaian kinerja indikator Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada tahun 2016 sebesar 95,83%. Realisasi cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2016 adalah sebesar orang (seluruh wanita hamil adalah orang) dari target orang. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 dengan realisasi orang maka terjadi kenaikan sebesar 176 orang. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 tidak tercapai karena adanya penurunan sasaran ibu hamil sesaat, sehingga berdampak pada pencapaian cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4. Hambatan lain juga karena ada sebagian ibu hamil yang proses melahirkannya didaerah lain..sehingga ketika jadwal kunjungna kehamilan ke-4 mereka sudah pindah ke daerah lain,hal lainnya disebabkan karena adanya kasus abortus sebelum jadwal kunjungan K4. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin terjamin melalui penyediaan pelayanan antenatal. Sesuai tabel, nilai kunjungan ibu hamil K4 sebesar 81,05%, ketentuan dalam 46

92 pedoman SPM bidang kesehatan tahun 2009 Depkes RI 2009 menyatakan bahwa cakupan atau target K1 dan K4 yang diharapkan berkisar antara 80-95%, sebaliknya standar cakupan ibu hamil yang ditoleransi mangkirnya (default toleration) normalnya berkisar 5-20%, bila standar cakupan pelayanan dan toleransi mangkir ini tidak terpenuhi, maka pada dasarnya pelaksanaan program ANC (Antenatal Care) sangat jelek dan tidak terkendali. Tabel III.40 Data Kunjungan Bumil No. Nama UPK Bumil K1 K4 Abs % Abs % 1 Banjar , ,3 2 Banjar , ,4 3 Banjar , ,5 4 Purwaharja , ,3 5 Purwaharja , ,9 6 Pataruman , ,0 7 Pataruman , ,7 8 Pataruman , ,0 9 Langensari , ,0 10 Langensari , ,9 Jumlah , ,1 Sumber: Dinas Kesehatan Secara persentase, kinerja Pemerintah Kota Banjar untuk cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah tercapai sebab standar cakupan pelayanan masih berada dalam kisaran standar yang diharapkan. 6. Cakupan Kunjungan Bayi (B12) Tingkat capaian kinerja indikator sasaran cakupan kunjungan bayi B 12 pada tahun 2016 adalah 26,91% dengan realiasasi jumlah kunjungan bayi sebanyak bayi tidak mencapai target yang direncanakan sebanyak bayi. Capaian kinerja pada tahun ini menurun dibandingkan dengan tahun 2015 yang mampu melayani kunjungan bayi sebanyak bayi. 47

93 Cakupan Kunjungan Bayi (B12) tidak tercapai karena adanya penurunan jumlah ibu yang melahirkan sebagai akibat dari menurunnya cakupan kunjungan Ibu Hamil K-4 berdampak juga pada menurunnya cakupan kunjungan Bayi (B12) Selain itu ketidakberhasilan ini diakibatkan karena terlalu besarnya penetapan target yang harus dicapai dan berbanding terbalik dengan jumlah kelahiran bayi tiap tahunnya dengan kisaran 3500 sampai 4000 bayi lahir. Sebagai bahan perbaikan di tahun mendatang, memandang perlu peninjauan kembali target yang direncanakan melalui kajian dan formula perhitungan kunjungan bayi sehingga diperoleh nilai target yang lebih realistis dan dapat dipertanggungjawabkan. Perubahan target yang lebih realistis akan dilaksanakan melalui pelaksanaan reviu dan revisi RPJMD. Disamping itu optimalisasi terhadap operasional kunjungan bayi melalui kegiatan imunisasi lengkap dan SDI DTK yang apabila salah satunya tidak terpenuhi akan mengurangi kriteria kunjungan bayi. 7. Cakupan Penjaringan Anak Sekolah SD dan Setingkat Tingkat capaian kinerja indikator sasaran cakupan penjaringan anak SD/MI pada tahun 2016 adalah 97,35% dengan realisasi sebesar 110 atau tidak mencapai target yang telah direncanakan sebesar 113 Cakupan penjaringan anak sekolah SD dan setingkat pada tahun 2016 menunjukkan jumlah 110 SD/MI. Tidak mencapai target yang ditentukan yaitu 113 SD/MI sehingga capaian kinerjanya mencapai 97,3%, sebagai penyebabnya bukan karena tidak dilakukan penjaringan terhadap anak sekolah tetapi karena adanya sekolah SD/MI yang dimerger sehingga secara jumlah total berkurang dari 113 SD/MI menjadi 110 SD/MI, sehingga cakupan real sebenarnya adalah 100%. 48

94 8. Cakupan Pelayanan Nifas Tingkat capaian indikator sasaran cakupan pelayanan nifas pada tahun 2016 adalah 87,68% dengan realisasi sebesar 75,40% atau belum mencapai target yang telah direncanakan sebesar 86%. Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu & neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Angka absolut ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas pada tahun 2016 hanya bisa direalisasikan sebanyak orang dari total jumlah ibu yang melaksanakan persalinan sebanyak orang. Ketidakberhasilan capaian ini diindikasikan oleh banyaknya ibu melahirkan di tempat pelayanan atau di ibu bidan dan tidak sampai tuntas melakukan kunjungan tetapi meminta untuk terus pulang ke tempat domisilinya. Tabel III.41 Kunjungan Nifas (KF) tahun 2016 KF1 KF2 KF3 No Nama UPK Bulin Abs % Abs % Abs % 1 Banjar , , ,7 2 Banjar , , ,0 3 Banjar , , ,7 4 Pataruman , , ,7 5 Pataruman , , ,0 6 Pataruman , , ,6 7 Purwaharja , , ,4 8 Purwaharja , , ,9 9 Langensari , , ,2 10 Langensari , , ,1 Jumlah , , ,4 Sumber: Dinas Kesehatan 9. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Tingkat capaian kinerja indikator sasaran komplikasi kebidanan yang ditangani pada tahun 2016 adalah 114,47%. Realisasi pada tahun 2016 dicapai sebesar 97,3% atau melampaui target yang direncanakan sebesar 49

95 85% dan ada peningkatan sebesar 11,47% bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 Tabel III.42 Data Komplikasi Kebidanan Ditangani (PK) Komplikasi Kebidanan ditangani PK No Nama UPK Bumil Bulin Abs % 1 Banjar ,1 2 Banjar ,9 3 Banjar ,2 4 Pataruman ,8 5 Pataruman ,0 6 Pataruman ,2 7 Purwaharja ,9 8 Purwaharja ,9 9 Langensari ,6 10 Langensari ,6 Jumlah ,3 Sumber: Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Banjar menetapkan indikator sasaran ini sesuai target ideal secara nasional dengan perhitungan jumlah seluruh Ibu hamil dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama, dihitung berdasarkan angka estimasi 20% dari total ibu hamil atau tingkat capaian 80%. Keberhasilan penanganan komplikasi kebidanan ditunjukan oleh angka penangan sebesar 97,3% yang menggambarkan sebuah pencapaian yang positif karena secara mekanisme dan aspek pendukung lain dalam pelayanan kesehatan sudah berjalan sebagaimana mestinya. Dengan rumus sebagai berikut Dengan : A = Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan difinitif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu B = Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu 50

96 Untuk jumlah sasaran komplikasi kebidanan yg ditangani penyebutnya adalah 20% dari total bumil = 20% 4307 = 861 jadi komlilkasi kebidanan yg ditangani 838/ % = 97,3 % 10. Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang Ditangani Capaian Kinerja Cakupan neontal dengan komplikasi yang ditangani pada tahun 2016 sebesar 88,76% dengan realisasi 308 orang atau belum mencapai dari target yang direncanakan sebesar 347 orang. Dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 285 orang pada tahun ini ada peningkatan penanganan sebanyak 23 orang. Ketidakberhasilan ini diindikasikan karena dalam pencatatan jenis atau klasifikasi kompilasi neonatus masuk pada klasifikasi komplikasi MTBM, maka perlu diadakan analisis, perbaikan secara administratif dalam melaksanakan pendataan dan penyiapan tenaga pendataan yang handal 11. AKI/ Kelahiran Tingkat capaian kinerja indikator sasaran Angka Kematian Ibu per kelahiran pada tahun 2016 sebesar 100%. Jumlah kematian ibu pada tahun ini sebanyak 3 kasus tidak melebihi target yang direncanakan sebesar 3 kasus dan bila dibandingkan dengan tahun 2015 capaian indikator sasaran ini sudah ada peningkatan. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per kelahiran hidup. Angka kematian ibu merupakan indikator kesehatan yang cukup penting. Angka kematian ibu diketahui dari jumlah kematian karena kehamilan, persalinan dan ibu nifas per jumlah kelahiran hidup di wilayah tertentu dalam waktu tertentu. 51

97 No. Nama UPK Tabel III.43 Kematian Ibu dan Penyebabnya Sebab Kematian Ibu Pe nd Hip In Ab GGN a er fek or Siste Ra ten si tus m ha si n Jumlah kematian Ibu GG N Met a 1 Banjar Banjar Banjar Pataruman Pataruman Pataruman Purwaharja Purwaharja Langensari Langensari Jumlah Sumber: Dinas Kesehatan Lai n Jml Bayi Lahir Hidup 12. AKB/ Kelahiran Capaian indikator sasaran Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran pada tahun 2016 sebesar 128,89%. Realisasi Angka Kematian Bayi per kelahiran pada tahun 2016 menunjukan angka kejadian 36 kasus dari target yang direncanakan sebesar 50 kasus, dengan kata lain angka capaian dengan perkiraan lebih kecil jumlahnya sehingga dalam target kinerjanya lebih baik. Tetapi jika dibandingkan dengan angka kejadian tahun 2016, menunjukan peningkatan angka kematian bayi dari 12 kejadian menjadi 36 kejadian. 52

98 Tabel III.44 Data Kelahiran Bayi Per UPK No Nama UPK Jumlah Bayi Lahir Hidup Jumlah Bayi Lahir Mati Keterangan 1 Banjar Banjar IMR = Mo/L x Banjar = 36/3247 x Pataruman = 11,08 5 Pataruman Pataruman Mo : Jumlah kematian umur 7 Purwaharja kurang dari 1 tahun 8 Purwaharja L : Jumlah kelahiran 9 Langensari Langensari Jumlah Sumber: Dinas Kesehatan 13. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Capaian kinerja cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan pada tahun 2016 pada tahun 2016 sebesar 100% sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 100%. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu. Pencapaian ini diharapkan dapat terwujudnya setiap tahunnya mengingat bayi dibawah umur lima tahun di Kota Banjar tidak ada yang bergizi maka angka kematian bayi dari tahun ke tahunnya semakin berkurang. Tabel III.45 Penanganan Bayi dan Balita Gizi Buruk No. Uraian Bulan Total 1 Balita Gizi Buruk a. Tanpa gejala Klinis 53

99 No. Uraian Bulan Total b. Marasmus c. Kwashiorkor d. Marasmic Kwashiorkor 2 Balita gizi buruk yang ditangani 3 Balita gizi buruk yang meninggal Sumber: Dinas Kesehatan 14. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Tingkat capaian kinerja cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin pada tahun 2016 sebesar 92,8%. Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin pada tahun 2016 menunjukan angka 37,12% atau 304 balita dari jumlah target 40% atau 328 bayi. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 Bulan dari keluarga miskin. No Uraian 1 Bayi (6-12) GAKIN 2 Balita (12-24) Gakin 3 Bayi (6-12) GAKIN yg mendapa t MP-ASI 2 Bayi (12-24) GAKIN yg Tabel III.46 pemberian makanan pendamping ASI Per Usia Bulan Tot 54

100 No Uraian mendapa t MP-ASI Bulan Tot Sumber: Dinas Kesehatan Ketidakberhasilan pelaksanaan pemberian makanan pendamping ASI disebabkan oleh prioritas pemberian makanan pendamping ASI realisasinya tidak kepada semua bayi dari keluarga miskin. Pemberian makanan pendamping Asi diprioritaskan pada bayi usia 0-6 bulan dengan status gizi buruk dan berasal dari keluarga miskin. Pemerintah Kota Banjar mengambil kebijakan untuk mendukung program ASI eksklusif dimana Ibu dan bayi usia 0-6 bulan yang tidak berstatus gizi buruk disarankan untuk menggunakan ASI 9) Sasaran : Meningkatnya cakupan akseptor KB Pengukuran terhadap meningkatnya cakupan akseptor KB memperoleh hasil: dari 5 Indikator sasaran, sebanyak 3 indikator sasaran mencapai/melampaui target yang telah direncanakan dan 2 indikator sasaran tidak mencapai target tetapi meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Tabel III.47 Hasil Pengukuran Capaian Indikator cakupan akseptor KB Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Ket 1. Cakupan Angota Bina Keluarga (BKB) ber KB 2. Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Yang ber-kb % 90,00 87,91 97,68 Tidak Tercapai % 65,00 76,59 117,83 Tercapai 3. Prevalansi Peserta KB Aktif % 76,20 77,99 102,35 Tercapai 55

101 Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Ket 4. Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-kb tidak terpenuhi (unmeetneed) % 7,00 9,97 57,52 Tidak Tercapai 5. Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun % 1,73 0,87 149,71 Tercapai Perbandingan capaian indikator cakupan akseptor KB tahun 2016 dengan tahun 2015, disajikan sebagai berikut: IndikatorSasaran 1. Cakupan Anggota Bina KeluargaBalita (BKB) ber-kb. 2. Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber- KB. 3. Prevalensi Peserta KB aktif 4. CakupanPasangan Usia Subur yang inginber-kb tidak terpenuhi (unmet need) 5. Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun Tabel III. 48 Perbandingan capaian indikator cakupan akseptor KB Sat. Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Target thn 2018 % 89,39 87,87 87,91 Meningkat 95 % 78,86 50,43 76,59 Meningkat 75 % 80,76 79,91 76,81 Menurun 78,2 % ,27 9,97 Menurun 5 % 1,83 0,78 0,87 Menurun 1,7 56

102 1. Cakupan Anggota Bina KeluargaBalita (BKB) ber-kb. Tingkat capaian indikator sasaran cakupan anggota bina keluarga balita (BKB) ber-kb tahun 2016 sebesar 97,68 dengan realisasi sebesar 87,91% belum mencapai target yang direncanakan sebesar 90%. Dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 87,87% pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 0,04%. Keberhasilan indikator sasaran cakupan anggota KB balita (BKB) ber-kb didukung dengan kegiatan pelatihan kader BKB, membentuk dan mengembangkan kelompok BKB serta pemenuhan sarana prasarana di kelompok BKB, melakukan analisis kemampuan kondisi kemampuan wilayah, menyusun rencana kegiatan kelompok Bina Kelarga Balita dan analisis data keluarga balita setiap tahun. Realisasi indikator sasaran Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-kb diperoleh melalui rumus: = 87,91 % 2. Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Yang ber-kb Tingkat capaian indikator sasaran cakupan PUS peserta KB anggota usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang ber-kb pada tahun 2016 adalah 117,83% dengan realisasi sebesar 76,59% dari target sebesar 65,00% atau melebihi target yang di tentukan sebesar 11,59 %. Realisasi ini ditunjukan dengan jumlah PUS peserta KB anggota usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang ber-kb sebanyak 386 pasangan dari jumlah PUS total sebanyak 504 pasangan. 57

103 Keberhasilan sasaran ini dipengaruhi peningkatan pembinaan pemberdayaan ekonomi keluarga dan pameran hasil kelompok UPPKS. Hal ini memotivasi terhadap kenaikan PUS kelompok UPPKS untuk ber KB. Realisasi indikator sasaran diperoleh berdasarkan rumus : = 76,59 % Tabel III.49 PUS Keluarga Sejahtera Peserta KB berdasarkan Kelompok Th NO. POKTAN PUS Peserta KB % Keterangan 1 BKB ,45 2 BKR ,81 3 BKL ,23 4 UPPKS ,59 Sumber: Badan KBPP Tabel III. 50 Pencapaian Peserta KB Baru Th.2016 No. Kecamatan Target Jenis Alat Kontrasepsi % IUD MOP MOW Implant Suntik Pil Kondom jml 1 Banjar ,39 2 Pataruman ,89 3 Purwaharja ,28 4 Langensari ,65 Jumlah ,34 Sumber: Badan KBPP 3. Prevalansi Peserta KB Aktif Prevalansi KB aktif pada umunya mendapat target pencapaian kinerja lebih dari target yang ditetapkan yaitu untuk PUS/Pasangan Usia Subur per 58

104 Desember 2016 sebanyak sedangkan jumlah perserta KB aktif artinya CU/PUS adalah 77,99% melebihi target yang direncanakan sebesar 76,20% sehingga tingkat capaian indikator sasaran Prevalansi KB aktif tahun 2016 adalah 102,35%. No. Kecamatan Tabel III. 51 Capaian CU Per Mix Kontrasepsi Kota Banjar sampai dengan Bulan Desember Jenis Alat Kontrasepsi IUD MOP MOW Implant Suntik Pil Kondom Jumlah 1 Banjar Pataruman Purwaharja Langensari Jumlah Sumber: Badan KBPP Realisasi capaian prevalansi KB aktif diperoleh dengan rumus sebagai berikut : = % Kontribusi Pemerintah Daerah untuk mendukung prevalensi peserta KB aktif yang dilaksanakan pada tahun 2016 dengan cara melakukan pertemuan persiapan pelayanan KB, menyusun rencana kegiatan PPM-Peserta KB Aktif yang dituangkan di RPJMD, melakukan analisa sasaran (PUS) data pencapaian KB baru dan aktif setiap bulan. 59

105 Tabel III. 52 Capaian Per Mix Kontrasepsi Kota Banjar 2016 MIX KONTRASEPSI TARGET PESERTA KB BARU REALISASI 2016 % 2016 (PB) IUD ,22 MOW ,82 MOP ,74 IMPLANT ,41 KONDOM ,39 SUNTIK ,12 PIL ,62 PB MKJP 67,92% 38,22% 56,27 PB KB PRIA ,32 PESERTA KB AKTIF (PA) ,41 PA MKJP/ CPR 25,61% 32,80% 128,11 PA KB PRIA ,66 PUS ,98 CU/PUS 76,2 76,81 100,80 Sumber: Badan KBPP Sedangkan kontribusi dari swasta/masyarakat dengan cara melakukan penerimaan, penyiapanan penyaluran alat obat kontrasepsi dan mengikuti orientasi pelatihan KB yang difasilitasi oleh pemerintah. 4. Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-kb tidak terpenuhi (unmeetneed) Tingkat capaian indikator sasaran cakupan pasangan usia subur yang ingin ber-kb tidak terpenuhi (Unmetneed) pada tahun 2016 adalah sebesar 57,52% dengan realisasi capaian sebesar 9,97% belum mencapai target yang direncanakan sebesar 7 %. 60

106 Tabel III.53 Evaluasi Unmetneed tahun 2016 NO KECAMATAN PUS HAMIL IAS IAD TIAL JUMLAH % 1 BANJAR ,79 2 PATARUMAN ,89 3 LANGENSARI 10, ,14 4 PURWAHARJA 4, ,30 TOTAL ,97 Sumber: Badan KBPP Besaran angka ini menunjukan Jumlah Pasangan Usia Subur bukan peserta KB ingin anak tunda dan tidak ingin anak lagi sampai dengan periode penilaian dimana jumlah tidak ingin anak lagi sebanyak Peserta dari jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak Pasangan. Optimalnya sumber daya yang ada dan dukungan program kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi terkait merupakan salah satu faktor berhasilnya Pemerintah Kota Banjar dalam mencapai target cakupan pasangan usia subur yang ingin ber-kb tidak terpenuhi, terutama optimalisasi lini lapangan yang melaksanakan konseling. 5. Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun Tingkat capaian indikator sasaran Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya di bawah usia 20 tahun pada tahun 2016 adalah 149,71% dengan realisasi capaian sebesar 0,87% melampaui target yang direncanakan sebesar 1.73%. Hasil realisasi cakupan pasangan usia subur yang istrinya dibawah usia 20 tahun diperoleh dengan rumus: 61

107 = 0,87 % No. Kecamatan Tabel III.54 Pernikahan dan Rata-rata Usia kawin Jumlah Pernika han Pertama Usia Pernikahan Rata - Rata Jumlah Usia Kawin 1 Langensasri Purwaharja Pataruman Banjar Kota Banjar Sumber: Badan KBPP Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya di bawah usia 20 tahun adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang isterinya masih di bawah usia 20 tahun yang dapat menyebabkan resiko tinggi bagi seorang ibu yang melahirkan dan anak yang dilahirkan. Cara menghitung indikator keberhasilan adalah jika proporsi PUS yang usia isterinya dibawah 20 tahun semakin menurun (di bawah 3,5%) berarti daerah tersebut telah berhasil dalam menyelenggarakan program pendewasaan usia perkawinan. Keberhasilan ini akan terus dipertahankan melalui program kegiatan yang mendukung terhadap upaya peningkatan cakupan yang telah dilakukan melalui: a. Peningkatan akses informasi, b. Peningkatan akses pelayanan PIK-Remaja, c. Peningkatan kualitas dan pengelolaan, jaringan serta keterpaduan program PIK-Remaja. Tabel III.55 PIK Remaja Tahun.2016 No Kecamatan Kondisi PIK Remaja Tumbuh Tegak Tegar Jumlah 1 Banjar Pataruman Langensari Purwaharja

108 No Kecamatan Kondisi PIK Remaja Kota Banjar Sumber: Badan KBPP Program PIK Remaja memberikan kontribusi yang besar terhadap indikator median pertama usia perkawinan dan sekaligus dapat diketahui tingkat ASFR tahun (Age Specific Fertility Rate atau wanita kelompok usia tahun yang melahirkan per 1000 wanita). Peningkatan pengetahuan usia remaja berbasis masyarakat dan sekolah melalui generasi berencana atau program Genre yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Banjar juga memberikan kontribusi yang cukup besar, remaja diberikan pengetahuan mengenai reproduksi sehingga remaja dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi remaja secara terpadu dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Pemerintah Kota Banjar akan terus berupaya untuk meningkatkan capaian kinerja ini terutama terhadap capaian yang belum mencapai target. Untuk optimalisasi capaian target di tahun mendatang Pemerintah Kota banjar akan meningkatkan dan mengembangkan prioritas dan perencanaan strategis pembangunan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan melalui: 1) Peningkatan Akses Pelayanan Keluarga Berencana (KB) berkualitas yang merata adalah upaya yang strategis dalam pengendalian kelahiran (kuantitas/jumlah penduduk) 2) Penguatan Advokasi dan KIE serta Penguatan Kelembagaan dan Ketenagaan merupakan upaya mendasar dalam meningkatkan jumlah akseptor KB 3) Pembinaan dan Permberdayaan Keluarga adalah upaya dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan jumlah akseptor KB serta kemandirian ber-kb 4) Penguatan program Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan prasyarat penyiapan anak usia dini yang berkualitas. BKB perlu untuk 63

109 dikembangkan dan dipertahankan menjadi bagian dari Program Nasional PAUD Holistik terintegrasi melalui program Kampung KB Terintegrasi. 5) Peningkatan pengetahuan usia remaja berbasis masyrakat dan sekolah melalui generasi berencana (program Genre). Program ini untuk mendukungcapaian PUS yang isterinya di bawah usia 20 tahun. 64

110 Misi 2 Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 10) Sasaran : Berkembangnya Jumlah UMKM dan Koperasi Pengukuran terhadap Meningkatnya Jumlah UMKM dan Koperasi melalui 2 (dua) indikator sasaran, yaitu Usaha Mikro dan Kecil dan Koperasi Aktif. Kedua indikator dinyatakan mencapai/melampaui target yang telah direncanakan. Tabel III.56 Capaian indikator jumlah UMKM dan koperasi Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 1. Usaha Mikro dan % 98,98 99,97 100,01 Tercapai Kecil 2. Koperasi aktif % 46,63 63,08 135,27 Tercapai Perbandingan capaian indikator cakupan jumlah UMKM tahun 2014, 2015 dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut: Tabel III.57 Perbandingan capaian indikator jumlah UKMK dan koperasi Realisasi Indikator Realisasi Realiasi Satuan Tahun Ket Sasaran Usaha Mikro dan Kecil 2. Koperasi aktif Target tahun 2018 % 99,01 100,16 99,97 Menurun 98,97 % 44,78 55,24 63,08 Meningkat 50,31 65

111 1. Usaha Mikro dan Kecil Tingkat capaian indikator sasaran cakupan usaha mikro dan kecil pada tahun 2016 adalah 101,00%. Realisasi jumlah usaha mikro kecil sebesar 99,97% melampaui target yang direncanakan sebesar 98,98%. Keberhasilan capaian ini ditunjukan oleh realisasi jumlah usaha mikro sebanyak 6915 unit dari target yang direncanakan sebanyak 6826 unit atau 101,304% dan realisasi jumlah usaha kecil sebanyak 853 unit dari target yang direncanakan sebanyak 776 unit atau 109,9227 %. Cakupan jumlah usaha mikro dan kecil pada tahun 2015 sebesar 100,16 % atau lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 100,04%. Sasaran ini dicapai melalui Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM, Program Penciptaan Iklim Usaha UKM Kondusif dan Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM. Capaian indikator telah banyak dilakukan agar UMKM dapat terus berkembang diantaranya adalah pembinaan, upaya peningkatan pemasaran UMKM bermitra dengan pasar modern, fasilitasi sertifikat PIRT dan halal. Namun demikian masih saja ada hambatan-hambatan diantaranya masih rendahnya kualitas produk terutama dalam hal kemasan, legalitas produk (PIRT dan halal) serta adanya kebijakan-kebijakan pemerintah pusat diantaranya kenaikan BBM, kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan kenaikan gas yang berdampak pada peningkatan biaya produksi sehingga berpengaruh terhadap omset, maka jika UKM tidak cepat tanggap terhadap kondsi ini, tidak menutup kemungkinan banyak UMKM yang gulung tikar. 2. Koperasi aktif Tingkat capaian indikator sasaran koperasi aktif pada tahun 2016 adalah 135,27%. Realisasinya sebesar 63,08% melampaui target yang telah direncanakan sebesar 46,63%. Sedangkan realisasi jumlah koperasi aktif 66

112 pada tahun 2015 sebesar 55,24% atau lebih kecil dibandingkan tahun 2016 sebesar 63,08%. Meningkatnya capaian ini didukung oleh pelaksanaan program kegiatan di instansi terkait terutama dilaksanakannya pendataan dan pembenahan secara administratif kepada seluruh koperasi di Kota Banjar dengan hasil menunjukan semula ada 147 unit koperasi menjadi 127 unit koperasi, ditambah 3 unit koperasi yang baru terbentuk, jadi total koperasi pada tahun 2016 menjadi 130 unit. Hal ini dilakukan sesuai amanat Undang Undang No. 25 Tahun 1992, bahwa koperasi yang pasif lebih baik di bubarkan atau di marger dengan koperasi lain. salah satu indikator koperasi aktif adalah menyelenggarakan rapat anggota tahunan minimal dua tahun secara berturut-turut. Dari sejumlah 130 unit koperasi yang secara aktif melaksanakan RAT setiap tahunnya dalam kurun waktu dua tahun terakhir ada sebanyak 82 unit koperasi aktif. Menunjuk pada target capaian tahun 2017 cakupan koperasi aktif di Kota Banjar sudah memenuhi target. Untuk mempertahankan keberhasilan ini Pemerintah Kota Banjar akan melanjutkan program kegiatan yang sudah berjalan dan memberikan porsi anggaran yang cukup dengan prioritas pada pelaksanaan program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi. 11) Sasaran : Meningkatnya kontribusi dan pertumbuhan industri pengolahan Pengukuran terhadap meningkatnya konstribusi dan pertumbuhan industri pengolahan memperoleh hasil melalui 2 indikator sasaran, satu indikator mencapai/melampaui target yang telah direncanakan dan satu indikator belum dapat diukur. Tabel III.58 Capaian Indikator kontribusi dan pertumbuhan industri pengolahan Capaian Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Ket % 1. Pertumbuhan industri IKM ,86 Tercapai pengolahan Formal 2. Kontribusi sektor % 12, Belum 67

113 Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi perindustrian terhadap PDRB Capaian % Ket Diukur Perbandingan capaian indikator cakupan kontribusi dan pertumbuhan industri pengolahan tahun 2014, 2015 dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut: Tabel III.59 Perbandingan Capaian Indikator kontribusi dan pertumbuhan industri pengolahan Indikator Sasaran Satuan Realisasi Realiasai Realisasi Ket Target Pertumbuhan industri pengolahan (unt) IKM Formal Meningkat Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB % 11,15 10,74 Belum diukur Belum Diukur Pertumbuhan industri pengolahan Tingkat capaian indikator sasaran pertumbuhan industri pengolahan pada tahun 2016 adalah 104,86%. Realisasi jumlah pertumbuhan industri pengolahan sebanyak 561 IKM melampaui dengan target yang direncanakan sebanyak 535 IKM. Pada tahun 2016 ini, pertumbuhan industri pengolahan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini ditunjukan dengan adanya penambahan jumlah industri pengolahan sebanyak 7 unit yang semula pada tahun 2015 sebanyak 554 unit di tahun 2016 menjadi sebanyak 561 unit, penambahan tersebut terdiri dari industri Mikro 2 unit dan industri Menengah 5 unit. Keberhasilan indikator sasaran ini di dukung melalui program kegiatan di Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Kerja sebanyak 7538 orang. Dengan total investasi Rp ,5 milyar, dengan penyerapan tenaga. 68

114 2. Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB Tingkat capaian indikator sasaran kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB pada tahun 2016 tidak dapat diukur sehubungan data PDRB Tahun 2016 belum tersedia. 12) Sasaran : Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan Pengukuran terhadap meningkatnya kontribusi sektor perdagangan memperoleh hasil melalui 1 (satu) indikator sasaran, satu indikator ini belum dapat diukur untuk tahun Tabel III.60 Capaian indikator kontribusi sektor perdagangan Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Ket 1. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB % 36, Belum diukur Perbandingan capaian indikator kontribusi sektor perdagangan tahun 2014 s.d tahun 2016 disajikan sebagai berikut: Indikator Sasaran 1. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Tabel III.61 Perbandingan indikator kontribusi sektor perdagangan Satuan Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Keterangan Target tahun 2018 % 31,61 31,07 - Belum diukur 37,33 69

115 1. Konstribusi Sektor Perindustrian Terhadap PDRB Tingkat capaian indikator sasaran cakupan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB pada tahun 2016 ini belum diukur sehubungan data PDRB belum tersedia. Untuk jumlah anggaran kegiatan tahun 2016 Rp ,- sedangkan realisasi anggaran kegiatannya Rp ,- berdasarkan penetapan kinerja yang telah dibuat bahwa target indikator kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB di tahun 2016 sebesar 36.52%, Cakupan jumlah kontribusi perdagangan terhadap PDRB di tahun 2016 mengalami perubahan metode perhitungan tahun dasar yaitu dari tahun dasar 2000 menjadi tahun Oleh karena hal tersebut, target dan realisasi belum dapat dibandingkan kecuali dilihat dari pergerakan angka yang telah disamakan dalam metode perhitungannya dan dikoordinasikan dengan Badan Pusat Statistik. Dalam menunjang Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjar pada tahun 2016 target konstribusi sektor perdagangan terhadap PDRB berdasarkan harga konstan adalah 36,52%. Namun berhubung dari mulai tahun 2014 terdapat perubahan metode perhitungan tahun dasar yaitu dari tahun dasar 2000 menjadi tahun 2010, maka target dan realisasi tidak dapat dibandingkan, kecuali dilihat dari pergerakan angka yang telah disamakan dalam metode perhitungannya. Pada umumnya struktur ekonomi suatu daerah dari tahun ke tahun mengalami perubahan pola konsumsi masyarakat, berikut tiga hal yang melatarbelakangi perubahan tahun dasar dari tahun 2000 ke tahun 2010, adalah sebagai berikut: - Pengaruh perekonomian global terhadap struktur perekonomian nasional dalam sepuluh tahu terakhir. - Rekomendasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) - Menjaga konsistensi antara tiga pendekatan PDB dan memperkecil perbedaan antara PDB nasional dan PDRB. 70

116 Manfaat dari pergeseran tahun dasar 2000 ke tahun dasar 2010 ini, yaitu: - Memberikan gambaran perekonomian nasional kini - Meningkatkan kualitas data PDB/PDRB yang dihasilkan, meliputi pergeseran struktur ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. - Menjadikan data PDB/PDRB dapat diperbandingkan secara internasional. Implikasi yang terjadi akibat adanya perubahan tahun dasar 2000 ke tahun dasar 2010, yaitu: - Meningkatnya nominal PDB, yang pada gilirannya akan berdampak pada pergeseran kelompok pendapatan negara suatu daerah dari rendah, menjadi menengah atau tinggi. - Akan mengubah indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan tabungan, nilai neraca berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi. - Akan menyebabkan perubahan pada input data untuk modelling dan forecasting. Pergeseran tahun dasar pada PDRB atas dasar harga konstan dari tahun 2000 ke tahun 2010 dilandasi oleh beberapa alasan pokok sebagai berikut: - Perekonomian Indonesia relatif stabil; - Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir terutama di bidang informasi dan teknologi serta transportasi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produkproduk baru; - Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar dilakukan setiap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun sekali; - Teridentifikasinya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan dan metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA 2008; - Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDB seperti data Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) dan Indeks Harga Produsen (IHP)/Producer Price Index (PPI); 71

117 - Tersedianya kerangka kerja Supply and Use Tables (SUT) yang digunakan untuk benchmarking/menetapkan PDB. Dari hasil perbandingan angka tersebut dari tahun 2014 ke tahun 2015 terdapat penurunan angka sebesar 0,54%, hal ini disebabkan karena adanya kenaikan pada sektor lain, diantaranya sektor informasi dan komunikasi, selain itu juga disebabkan terjadinya pergeseran/penambahan konstribusi di sektor lain walaupun pergerakanya hanya sedikit-sedikit. Jika dilihat dari konstribusi terhadap total PDRB memang terjadi penurunan hal ini disebabkan adanya kenaikan pada sektor lain diantaranya sektor informasi dan komunikasi, namun jika dilat dari angka PDRB Kota Banjar atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha tetapi ada peningkatan, dapat dilihat pada tabel berikut: No Tabel III.62 Peningkatan dari angka PDRB Kota Banjar atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha Lapangan Usaha 2013 (Milyar 2014 (Milyar 2015 (Milyar Ket Perdagangan Rupiah) Rupiah) Rupiah) 1 Pedagang besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 2 Penyediaan akomodasi makan minum dan 698,51 724,72 748,48 59,53 62,70 66,81 758,04 787,42 815,29 72

118 13) Sasaran : Meningkatnya Realisasi Investasi Pengukuran terhadap Meningkatnya realisasi investasi memperoleh hasil: ada 1 Indikator sasaran untuk capaiannya tidak mencapai target yang diharapkan. Tabel III.63 Capaian indikator realisasi investasi Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 1. Meningkatnya realisasi investasi % 10,00 6,15 61,50 Tidak Tercapai Perbandingan capaian indikator Meningkatnya realisasi investasi tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut: Indikator Sasaran Tabel III.64 Perbandingan capaian indikator realisasi investasi Satuan Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisas i 2016 Keterangan Target tahun Meningkatnya realisasi investasi % 15,16 5,68 6,15 Meningkat 12,00 1. Meningkatnya Realisasi Investasi Tingkat capaian indikator sasaran cakupan indikator realisasi investasi adalah 61,50% dengan realisasi sebesar 6,15% atau belum mencapai target yang direncanakan sebesar 10,00 %. Berdasarkan rumus : 73

119 Berdasarkan rumus diatas kenaikan realisasi investasi mengalami peningkatan yang sangat berarti yakni jumlah investasi pada tahun 2016 tercatat sebesar Rp atau sebesar 6,15% dari tahun sebelumnya Tabel III.65 Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor/Sub Sektor Realisasi Tahun 2015 Realisasi No Sektor/Sub Sektor Unit Usaha Investasi (Rp) Unit Usaha Investasi (Rp) 1. Perdagangan & Jasa 2. Industri Koperasi Perhotelan Restoran Angkutan Perternakan Kesehatan Jumlah Sumber data: BPMPPT Realisasi Indikator Kinerja kenaikan realisasi investasi sebesar 6,15 ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 5,68%, hal ini dipengaruhi oleh faktor penyebab terjadinya penurunan nilai realiasasi investasi antara lain: a. Kurangnya permodalan dan terbatasnya proses pembiayaan b. Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar c. Pengaruh nilai tukar d. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikan produk-produk impor e. Pengaruh tingkat suku bunga f. Pengaruh tingkat inflasi g. Sumber daya manusia dan permasalahan kebijakan ketenagakerjaan, yang tidak transfaran mengakibatkan kondisi ketenagakerjaan menjadi kurang produktif, tenaga kerja yang tidak terampil, etos kerja yang lemah, kenaikan upah minimum yang terlalu cepat dan maraknya demo dan 74

120 pemogokan serta kasus-kasus perburuhan yang membuat investor melakukan relokasi usahanya ke beberapa negara tenaga yang lebih kondusif. Tingkat pendidikan dan rendahnya kompetensi yang dimiliki sumber daya manusia telah menjadi salah satu pertimbangan investor untuk berinvestasi di daerah. h. Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif i. Terbatasnya akses pasar menyebabkab produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif di pasar nasional. BPMPPT dengan kegiatan promosi sudah berupaya dengan anggaran yang ada berupaya mempromosikan potensi potensi investasi dan mengenalkan Kota Banjar kepada investor tetapi tugas ini tidak berarti jika sektor-sektor teknis tidak ikut serta mempromosikan Kota Banjar. Didalam kegiatan promosi tersebut BPMPPT aktif mengundang Kantor Dagang (KADIN) Kota Banjar untuk ikut serta dalam mempromosikan Kota Banjar kepada relasirelasi pengusaha potensial serta aktif memfasilitasi UMKM dengan KADIN Kota Banjar. Tidak tercapainya realisasi investasi bisa dipahami jika melihat gejolak ekonomi nasional dan akan berpengaruh pada daerah, lemahnya pergerakan ekonomi nasional dikarenakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (USD), dan masih kurang terurusnya berbagai sarana dan prasarana. Gejolak ekonomi dengan adanya kelemahan tukar rupiah dapat menyebabkan pembiayaan yang menggunakan mata uang asing (USD) akan sangat terganggu sehingga investor akan bersifat menunggu jika akan melakukan investasinya. Belum optimalnya perkembangan infrastruktur diantaranya kawasan industri, akses transportasi ke pelabuhan dalan lain sebagainya. Jika pembangunan infrastruktur mengandalkan APBD akan sangat lambat dikarenakan pembangunan infrastruktur itu biayanya mahal, yang paling cepat itu jika sektor swasta mulai masuk dan ikut mengembangkan infrastruktur tersebut. Agar investor berminat, Pemerintah Kota Banjar harus menyiapkan kawasan strategis serta berbagai kemudahan perizinan, antara lain kawasan industri, kesehatan, perumahan dan pendidikan. 75

121 Rencana yang akan dilakukan untuk mencapai target di akhir tahun 2018, akan mengupayakan mempermudah perijinan investasi di Kota Banjar, khususnya BPMPPT yang telah berusaha melayani investor agar merasa nyaman, memberikan kemudahan dalam perijinan dan struktur yang mendukung. Hal ini didukung Forum Investasi Kota Banjar (Banjar City Investment Forum) dibentuk berdasarkan Keputusan Walikota Banjar Nomor 582/.Kpts.166-BPMPPT/2013 yang dibentuk dalam rangka mendukung dan menciptakan iklim investasi yang kondusif serta upaya strategi dalam menarik minat investor dan percepatan realisasi investasi di Kota Banjar. Adapun Banjar City Investment Forum terdiri dari beberapa divisi dalam pelaksanaan tugasnya, yaitu : a. Divisi promosi b. Divisi hubungan kerjasama c. Divisi mediasi fasilitasi dan penanggulangan permasalahan d. Divisi Pemberdayaan UMKM 14) Sasaran : Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Pengukuran terhadap Meningkatnya kontribusi sektor pertanian, perkebunan dan peternakan memperoleh hasil: ada 9 Indikator sasaran, sebanyak 5 indikator mencapai target yang belum dapat diukur, dan 3 indikator tidak mencapai target yang direncanakan dan 1 indikator sasaran dapat mencapai target yang direncanakan.. Tabel III.66 Capaian Indikator kontribusi sektor peranian, perkebunan dan peternakan Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian% Keterangan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB % 16, Belum diukur 76

122 Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian% Keterangan 2. Kontribusi sektor % Belum diukur perkebunan terhadap PDRB 3. Kontribusi sektor % Belum diukur peternakan terhadap PDRB 4. Kontribusi sektor % Belum diukur kehutanan terhadap PDRB 5. Kontribusi sektor % Belum diukur perikanan terhadap PDRB 6. Produksi Padi Ton ,44 Tidak Tercapai 7. Produksi Jagung Ton ,00 Tidak Tercapai 8. Produksi Kedelai Ton ,44 Tidak Tercapai 9. Produksi Daging Sapi Ton ,26 132,68 Tercapai Perbandingan capaian indikator kontribusi sektor pertanian, perkebunan dan peternakan tahun 2014, 2015 dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut: Tabel III.67 Perbandingan indikator kontribusi sektor pertanian, perkebunan dan peternakan Indikator Sasaran Sat Target Realisasi Realisasi Realisasi Ket tahun Kontribusi sektor % 15,76 16, ,13 pertanian terhadap PDRB 2. Kontribusi sektor % 1,87 1, ,92 perkebunan terhadap PDRB 3. Kontribusi sektor % 4,43 4, ,49 77

123 Indikator Sasaran Sat Target Realisasi Realisasi Realisasi Ket tahun peternakan terhadap PDRB 4. Kontribusi sektor % 0,06 0, ,12 kehutanan terhadap PDRB 5. Kontribusi sektor % 0,25 0, ,31 perikanan terhadap PDRB 6. Produksi Padi Ton , , ,00 Meningkat Produksi Jagung Ton , Meningkat Produksi Kedelai Ton , Menurun 1, Produksi Daging Sapi Ton ,00 760,26 Meningkat 575 Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Tingkat capaian indikator sasaran kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 2016 tidak dapat diukur sehubungan data PDRB Tahun 2016 belum tersedia. 2. Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB Tingkat capaian indikator sasaran kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB pada tahun 2016 tidak dapat diukur sehubungan data PDRB Tahun 2016 belum tersedia. 3. Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB Tingkat capaian indikator sasaran kontribusi sektor perternakan terhadap PDRB pada tahun 2016 tidak dapat diukur sehubungan data PDRB Tahun 2016 belum tersedia. 78

124 4. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Tingkat capaian indikator sasaran kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB pada tahun 2016 tidak dapat diukur sehubungan data PDRB Tahun 2016 belum tersedia. 5. Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB Tingkat capaian indikator sasaran kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB pada tahun 2016 tidak dapat diukur sehubungan data PDRB Tahun 2016 belum tersedia. Dari ke lima sasaran ini di dukung oleh program kegiatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dengan program peningkatan ketahanan pangan, program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan, program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, program peningkatan produksi hasil peternakan, program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan, program peningkatan produksi peternakan, program pemanfaatn potensi sumber daya hutan, program rehabilitasi hutan dan lahan, program pengembangan budidaya perikanan dan program optimalisasi pengolahan dan pemasaran produksi perikanan. 6. Produksi Padi Tingkat capaian indikator sasaran cakupan produksi padi adalah 98,44%. Realisasi jumlah produksi padi sebanyak ton belum sesuai dengan target yang direncanakan sebanyak 45,200 ton. Capain kinerja jumlah produksi padi pada tahun 2016 sebanyak ton bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak ton dapat dikatakan mengalami peningkatan produksi. 79

125 7. Produksi Jagung Tingkat capaian indikator sasaran cakupan produksi jagung adalah 85,00%. Realisasi jumlah produksi jagung sebanyak ton belum sesuai dengan target yang direncanakan sebanyak ton. Capain kinerja jumlah produksi jagung pada tahun 2016 sebanyak ton bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 108 ton dapat dikatakan mengalami peningkatan produksi. 8. Produksi Kedelai Tingkat capaian indikator sasaran cakupan produksi kedelai adalah 87,44%. Realisasi jumlah produksi kedelai sebanyak ton belum sesuai dengan target yang direncanakan sebanyak ton. Capain kinerja jumlah produksi jagung pada tahun 2016 sebanyak ton bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak ton dapat dikatakan mengalami penurunan dan membutuhkan perhatian 9. Produksi Daging Sapi Tingkat capaian indikator sasaran cakupan produksi daging sapi adalah 132,68%. Realisasi jumlah produksi daging sapi sebanyak 760,26 ton melampaui target yang direncanakan sebanyak 573 ton. Capain kinerja jumlah produksi daging sapi pada tahun 2016 sebanyak 760,26 ton bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 597 ton dapat dikatakan mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 komoditas utama berupa padi, jagung dan kedelai rata rata capaian targetnya di bawah 100%, akan tetapi ada peningkatan produksi dari tahun sebelumnya tahun sebelumnya dikarenakan adanya sarana dan prasarana irigasi desa serta adanya pengendalian hama dan penyakit serta penggunaan bibit unggul oleh para petani, selain itu untuk tanaman jagung dan kedele adanya monitoring kegiatan peningkatan PAJALE di kelompok tani/sentra produksi yang melibatkan TNI sebagai fasilitator serta adanya perluasan luas 80

126 tanam, sehingga bisa meningkatakan produksi, akan tetapi untuk tanaman kedele banyak lahan yang tergenang air sehingga para petani yang beralih pada komoditas lain seperti pepaya dan pisang sehingga capaian produksinya menurun dari tahun sebelumnya, untuk produksi daging sapi capaian produksinya melampau target dikarenakan banyaknya permintaan pasar dan tinggginya tingkat konsumsi daging sapi. Komoditas perkebunan target produksinya bervarisasi dikarenakan pada musim penghujan misalnya pada tanaman, buah buahan, sebagian mengalami peningkatan produksi misalnya rambutan dikarenakan pada musim penghujan cukup mendapatkan suplai air untuk memproduksi buah sehingga produksinya bisa meningkat dari tahun sebelumnya, ada juga komoditas perkebunan yang Produksinya kurang maksimal seperti lada, karet dan kelapa dikarenakan musim penghujan yang ekstrim. Pada sektor perikanan, untuk capaian produksinya meningkat akan tetapi masih dibawah target yang diharapkan dikarenakan pada musim penghujan banyak kolam-kolam budidaya mengalami kebanjiran sehingga banyak ikan yang ikan yang hanyut terbawa air sehingga hasil panen kurang maksimal, akibatnya sebagian petani enggan memelihara ikan dalam jumlah yang besar. Namun demikian sebagai dukungan pencapaian Indikator sasaran dan realisasi kegiatan diatas didukung dengan Program/kegiatan diantaranya: a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian / Perkebunan); b. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan; c. Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan; d. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan; e. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan; f. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan; g. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan ; h. Program Rehabilitaasi Hutan dan Lahan; i. Program Pengembangan Budidaya Perikanan; j. Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan. 81

127 15) Sasaran : Meningkatnya Ekonomi Kota dengan Aktivitas Agrowisata Pengukuran terhadap Meningkatnya Ekonomi Kota dengan Aktivitas Agrowisata memperoleh hasil 1 indikator sasaran yang mencapai target yang direncanakan. Tabel III.68 Capaian indikator rintisan daerah agrowisata Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 1. Rintisan daerah agrowisata % Tercapai Perbandingan capaian indikator meningkatnya ekonomi kota dengan aktivitas agrowisata tahun 2014 samapai dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut Tabel III.69 Perbandingan capaian indikator rintisan daerah agrowisata Indikator Realisasi Realisasi Realisasi Target Satuan Keterangan Sasaran th Rintisan daerah agrowisata % Meningkat Rintisan Daerah Agrowisata Capaian kinerja jumlah sasaran rintisan daerah agrowisata pada tahun 2016 sebesar 25% bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 10% dapat dikatakan mengalami peningkatan. Indikator sasaran meningkatnya ekonomi Kota dengan aktivitas agrowisata dengan leading sektor pertanian belum sepenuhnya dilaksanakan. Tahun anggaran tahun 2016 kegiatan tersebut belum dilaksanakan sepenuhnya berkaitan dengan pelaksanaan aturan, kebijakan pemerintah dan ketentuan luas lahan tanah milik negara minimal 25 ha dan di kelola selama masa 10 tahun. Sasaran kinerja tujuan LPE/Daya beli masyarakat dengan sasaran 82

128 meningkatnya ekonomi Kota dengan aktivitas agrowisata telah dilaksanakan pada tahun 2016 akan tetapi harus lebih di tingkatkan pada tahun berikutnya melalui program dan Kegiatan yang di lakasanakan. Namun pada sektor lainya, dukungan kegiatan untuk mencapai sasaran rintisan daerah agrowisata telah berjalan. Sasaran ini di dukung melalui program kegiatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Diantaranya Kegiatan restocking Perairan umum yang merupakan bantuan dari Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat sebanyak ekor benih ikan yang di tebar pada Obyek wisata Situ Leutik, Situ Mustika dan Rawa Onom untuk mendukung Agowisata di Kota Banjar. 16) Sasaran : Meningkatnya Kuntitas dan Kualitas Sarana dan Prasarana Kota Pengukuran terhadap meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kota memperoleh hasil: ada 3 Indikator sasaran, sebanyak 1 indikator mencapai target, 2 indikator tidak mencapai target. Tabel III.70 Hasil pengukuran Capaian Indikator kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Kota capaian Keterangan Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi 1. Terbangunnya Pasar Muktisari 2. Persentase panjang jalan dalam kondisi baik 3. Persentase jaringan irigasi dalam kondisi baik % % ,00 Tercapai % 97,80 94,54 96,6 Tidak tercapai % 68,74 59,61 86,72 Tidak tercapai Perbandingan capaian indikator kualitas dan kuantitas sarana da prasarana Kota tahun 2015 dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut: 83

129 Tabel III.71 Perbandingan capaian indikator kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Kota Indikator Sasaran 1. Terbangunnya Pasar Muktisari 2. Persentase panjang jalan dalam kondisi baik 3. Persentase jaringan irigasi dalam kondisi baik Satuan Realisasi 2015 Realisasi 2016 Keterangan Target tahun 2018 % 0 1 meningkat 1 % ,54 Meningkat 99,7 % ,61 Meningkat 79,99 1. Terbangunnya Pasar Muktisari Untuk indikator sasaran Terbangunnya Pasar Muktisari dapat tercapai 100% dengan kegiatan yangt bersumber dari ABPD Kota Banjar. Bangunan pasar tersebut terdiri dari 2 lantai, dengan rincian lantai I terdiri dari 110 kios dan 362 los, serta lantai 2 terdiri dari 55 kios. 2. Persentase panjang jalan dalam kondisi baik Tingkat capaian indikator sasaran persentase panjang jalan dalam kondisi baik adalah 96,6%. Realisasi capaian indikator persentase panjang jalan dalam kondisi baik sebesar 94,54% belum mencapai target yang direncanakan sebesar 97,80%. Namun demikian ada sedikit peningkatan dari tahun sebelummnya yaitu sebesar 1,12 %. Faktor penyebab menurunnya kondisi jalan kota diakibatkan oleh curah hujan yang cukup tinggi sehingga terputusnya jalan nasional (jalan Banjar Ciamis) dengan demikian kendaraan dari arah Jawa Tengah menuju Jawa Barat atau sebaiknya harus berputar melalui jalan kota, dengan kondisi tersebut jumlah atau volume yang masuk ke jalan kota semakin tinggi. Untuk indikator kinerja ini tidak terlepas dari dukungan yang cukup memadai baik dari APBD Kota, Bantuan Provinsi, maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) 84

130 Dapat dilihat pada rumus sebagai berikut : 3. Persentase jaringan irigasi dalam kondisi baik Tingkat capaian indikator sasaran persentase jaringan irigasi dalam kondisi baik adalah 86,72%. Realisasi capaian indikator sasaran persentase jaringan irigasi dalam kondisi baik sebesar 59,61 tidak mencapai target yang direncanakan sebesar 68,74%. Program dan kegiatan yang mendukung capaian kinerja ini adalah 1) Mempercepat jalannya air menuju ke lahan persawahan 2) Menambah luas areal persawahan serta memperlancar pembagian air ke areal persawahan yang jaungkaunya lebih jauh 3) Meningkatnya hasil produksi pertanian dari 1 kali musim tanam dalam satu tahun menjadi 2 kali tanam dalam satu tahun Angka realisasi indikator sasaran persentase jaringan irigasi dalam kondisi baik Dapat dilihat pada rumus sebagai berikut : Indikator jaringan irigasi tersier ini bertujuan untuk meningkatkan fasilitas sumber daya air yang handal untuk mendukung peningkatan hasil produksi pertanian serta mengendalikan daerah potensial pertanian dari bencana banjir, hal ini dapat dilihat dari adanya sedikit peningkatan potensi 85

131 pencapaian target sebesar 1,95% yang didapat dari realisasi tahun 2015 sebesar 57,66 % dibanding dengan realisasi 2016 sebesar 59,61 %. 17) Sasaran : Meningkatnya Kemampuan Ekonomi Keluarga Pra Sejahtera Pengukuran terhadap Meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga pra sejahtera memperoleh hasil: ada 1 Indikator sasaran dan 1 indikator tidak mencapai target. Tabel III.72 Capaian indikator kemampuan ekonomi keluarga pra-sejahtera Indikator Sasaran 1. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan % 18,8 19,12 98,30 Tidak Tercapai Perbandingan capaian indikator kualitas dan kuantitas sarana da prasarana Kota tahun 2014 dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut: Tabel III.73 Perbandingan capaian kemampuan ekonomi keluarga pra-sejahtera Tahun Tahun Tahun Keterangan Target Indikator Satuan tahun Sasaran Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I % 24,94 25,04 19,1 Meningkat 17,00 1. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Indikator sasaran Keluarga Pra Sejahtera dan KS 1 tidak mecapai target yang diharapkan sebesar 18,80%, hanya mencapai target 19,12% maka capaian indikator sasarannya hanya 98,30%. Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja dari tahun sebelumnya ini disebabkn 86

132 karena dalam program penurunan angka kemiskinan dari Pra Sejahtera menjadi KS 1, belum bisa sepenuhnya diintervernsi karena keterbatasan anggaran yang ada, untuk tahun 2015 dan 2016 interverensi anggaran bertumpu pada keluarga pra sejahtera saja dan pengaruh ekonomi masyarakat yang tidak stabil sehingga hasil yang diharapkan menjadi tidak tercapai dengan target yang ditetapkan untuk tahun 2016, adapun kegiatan yang mendukung program ini terdiri dari: a. Tiga kegiatan memontum pelayanan KB,P2WKSS dengan memfokuskan peningkatan di 100 KK binaan. b. Seratus Kelompok dan dapat tercapai 100 % dan Tahun 2014 sebanyak kegiatan (50 orang) dan dapat tercapai 100 %, dalam artian dengan melaksanakan moment dalam menunjang pengelolaan ekonomi keluarga dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat kota Banjar. ini dikarenakan bahwa dalam peningkatan mainset para kader dalam meningkatkan pengetahuan ekonomi keluarga merupakan pilot project BKBPP yang selalui menjadikan para kader menjadi ujung tombak dalam pergerakan di lapangan dalam usaha meningkatkan pencapaian program KB yang salah satunya didukung oleh indicator kinerja ini dan juga Terfasilitasinya pengelola produk UPPKS dalam mempromosikan hasil produk UPPKS dengan target yang ditetapkan untuk sebanyak 2 kegiatan dan dapat tercapai 100 % ini disebabkan karena yang semula dalam Renstra ditargetkan 2 kegiatan sebagai target tahunan yang ditetapkan pelaksanaan pameran hasil produk UPPKS yang di pasarkan atau produk UPPKS yang diunggulkan dalam moment Harganas Tingkat Kota, Harganas Tingkat Provinsi, dan alternative solusi yang selama ini telah dilakukan oleh Kebijakan Badan adalah dengan Peningkatan akses ekonomi keluarga yang berkualitas dan dengan peningkatan peran serta masyarakat dalam program KB/KR yang mandiri melalui pemberdayaan institusi masyarakat Pedesaan (IMP). 87

133 Tabel III.74 Proporsi Jumlah Pra KS dan KS1 yang terlayani Pasangan Subur PUS Yang Terlayani Presen tase No Kec. Jumlah Keluarga Seluruh Tahapan KS Pra KS dan KS1 Persentase Pra KS & KS1 Thd Jumlah Keluarga Seluruh tahapan KS Pra KS dan KS 1 Pra KS & KS 1 Thd Jumlah Keluar ga 1 Banjar , ,09 2 Pataruman , ,62 3 Purwaharja , ,90 4 Langensari , ,86 Jumlah , ,12 18) Sasaran : Menurunnya Populasi PMKS Tingkat capaian indikator sasaran cakupan populasi PMKS adalah 104,80%. Realisasi jumlah populasi PMKS sebesar 99,56% melampaui target yang direncanakan sebesar 95,00%. Tabel III.75 Capaian Indikator populasi PMKS Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 1. Persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial yang tertangani. % 95,00 99,56 104,80 Tercapai 88

134 Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 2. Sarana Sosial Seperti Panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi Unit Tidak Tercapai Perbandingan capaian indikator populasi PMKS tahun 2014 dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut: Indikator Sasaran 1. Persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial yang tertangani. 2. Sarana Sosial Seperti Panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi Tabel III.76 Perbandingan capaian indikator populasi PMKS Satuan Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2015 Ket Target tahun 2018 % 90 99,91 99,56 Meningkat 100 Unit Tetap 3 1. Persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial yang tertangani Realisasi persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial yang tertangani pada tahun 2015 sebesar 99,91% atau lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2016 yang terealisasi sebesar 99,56% melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 95%. Sehingga capaian indikator sasaran mencapai 104,80%. Keberhasilan capaian ini secara umum merupakan keberhasilan atas pelaksanaan program kegiatan yang dilaksanakan dengan sasaran PMKS yang mendapat penanganan melalui pelatihan, pembinaan maupun pemberdayaan yang meliputi Keluarga Fakir Miskin, Lanjut Usia Terlantar, WRSE, Penyandang cacat, Tuna Susila dan Eks Tuna Susila, mengalami peningkatan. Presentase penyandang masalah kesejahteraan sosial yang tertangani sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi diperoleh dengan rumus : 89

135 NO Tabel III.77 Jumlah Populasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) PERMASALAHAN KECAMATAN BANJAR PURWAHARJA PATARUMAN LANGENSARI JUMLAH 1 Anak Balita Terlantar Anak Terlantar Anak Bermasalah Hukum Anak Bermasalah Sosial Psikologi Anak Jalanan Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) Korban Tindak Kekerasan Lanjut Usia Terlantar Penyandang Cacat Tuna Susila Pengemis Gelandangan Waria Bekas Warga Binaan Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK) 15 Korban Penyalahgunaan Napza Keluarga Fakir Miskin Keluarga Berumah Tidak Layak Huni Keluarga Bermasalah Sosial Fsikologis Komunitas Adat Terpencil Korban Bencana Alam Korban Bencana Sosial atau Pengungsi Pekerja Migran Bermasalah Sosial

136 NO PERMASALAHAN KECAMATAN BANJAR PURWAHARJA PATARUMAN LANGENSARI JUMLAH 23 Penyandang HIV / AIDS Keluarga Rentan Korban Traficking JUMLAH Sasaran ini didukung melalui program kegiatan di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dengan program pendampingan bantuan raskin, pemberdayaan perempuan rawan sosial ekonomi (PRSE) dan pemberdayaan keluarga miskin. 2. Sarana Sosial Seperti Panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi Berdasarkan hasil evaluasi LKIP, bahwa pada tahun 2016 pada RPJMD terdapat pembangunan sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi. Hal ini belum dapat dilaksanakan mengingat ketersediaan alokasi anggaran belum ada, serta belum adanya kepastian lahan/tanah yang akan digunakan untuk tempat pendirian sarana sosial tersebut. 19) Sasaran : Meningkatnya Penempatan Bagi Pencari Kerja Pengukuran terhadap meningkatnya penempatan bagi pencari kerja memperoleh hasil: ada 2 Indikator sasaran, sebanyak 1 indikator mencapai target yang telah direncanakan dan 1 indikator sasaran belum dapat mencapai target yang telah ditentukan. Tabel III.78 Capaian indikator penempatan bagi pencari kerja Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 1. Penyerapan tenaga kerja % 13 52,78 406,00 Tercapai 2. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis % 96 55,56 57,87 Tidak tercapai 91

137 Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan kompetensi, masyarakat dan kewirausahaan Perbandingan indikator penempatan bagi pencari kerja tahun 2014 dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut: Indikator Sasaran Tabel III.79 Perbandingan indikator penempatan bagi pencari kerja Satuan Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Keterangan Target tahun s.d Penyerapan tenaga kerja 2. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, masyarakat dan kewirausahaan % 16 33,67 52,78 Meningkat 12 % ,56 menurun Penyerapan tenaga kerja Tingkat capaian indikator sasaran penyerapan tenaga kerja adalah 406%. Realisasi jumlah sasaran penyerapan tenaga kerja sebesar 52,78% melampaui target yang direncanakan sebesar 12%. Pada tahun 2016 tercatat pencari kerja yang terdapat sebanyak orang sedangkan yang dapat disalurkan oleh instansi terkait tercacat sebanyak orang. Sasaran ini di dukung melalui program kegiatan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Capain kinerja penyerapan tenaga kerja pada tahun 2015 sebesar 33,67% atau lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 52,78% namun 92

138 dibandingkan dengan target 2018 cakupan jumlah penyerapan tenaga kerja sudah melampaui target. Rumus Penyerapan Tenaga Kerja : Dengan : A = jumlah pencari kerja yang ditempatkan B = Jumlah pencari kerja yang mendaftar. 2. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, masyarakat dan kewirausahaan Capaian indikator sasaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, masyarakat dan kewirausahaan adalah 57,87 %. Pada tahun 2016 tercatat pencari kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi, masyarakat dan kewirausahaan sebanyak 100 orang dari jumlah pendaftar sebanyak 180 orang. Realisasi jumlah sasaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, masyarakat dan kewirausahaan sebesar 55,56% lebih kecil dari target sesuai target yang direncanakan sebesar 96%. Sasaran ini di dukung melalui program kegiatan Dinas Sosial dan Ketenaga kerjaan. Besaran Tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, masyarakat dan kewirausahaan diperoleh dengan rumus : Dengan : A = jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, masyarakat dan kewirausahaan B = jumlah tenaga yang terdaftar. 93

139 NO Berdasarkan Jenis Kegiatan Pelatihan Tahun anggaran 2016 KEGIATAN JUMLAH PESERTA YANG MENDAFTAR JUMLAH PESERTA YANG MENGIKUTI PELATIHAN 1. Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 80 orang 40 orang 2. Pelatihan Berbasis Masyarakat (Mobile Training Unit) 40 orang 20 orang 3. Pemagangan 35 orang 20 orang 4. Kewirausahaan Produktiv 25 orang 20 orang JUMLAH 180 orang 100 orang Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banjar Program pendukung Meningkatnya penempatan bagi pencari kerja a) Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan bagi Pencari Kerja Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan mendidik masyarakat yang masih berstatus pengangguran dan setengah pengangguran yang masih berusia produktif, sehingga diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru dan menyerap angka pengangguran di sektor formal maupun informal. Pada tahun 2016 telah dilaksanakan dua angkatan pelatihan dengan kejuruan elektonika yang dilaksanakan langsung oleh UPTD BLK Kota Banjar dengan jumlah peserta seluruhnya 16 orang serta telah dilaksanakan fasilitasi pengiriman pelatihan Berbasis Kompetensi ke BLK Bekasi dan BPKK Bandung dengan jumlah peserta seluruhnya 24 orang. Sumber anggaran berasal dari APBD Propinsi Jawa Barat dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banjar dalam hal ini difasilitasi oleh UPTD BLK Kota Banjar telah mengirimkan 60 orang peserta untuk pelatihan berbasis kompetensi dalam berbagai bidang kejuruan. b) Pembinaan dan Penyaluran Tenaga Kerja Indonesia Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pembinaan terhadap unsur yang terkait dalam sistem penempatan TKI yaitu PPTKIS, aparatur pemerintahan desa/kelurahan, kecamatan, aparat kepolisian serta masyaakat/calon TKI. 94

140 c) Job Fair 2016 Tujuan kegiatan ini yaitu mempertemukan antara perusahaan antara perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dengan masyarakat pencari kerja. Pelaksanaan Job Fair 2016 pada tanggal 23 November 2016 dengan total perusahaan yang mengikuti 28 perusahaan dari target 20 perusahaan dan tersedianya lowongan pekerjaan dan menyampaikan lamaran kerja sebanyak berkas lamaran, pelamar yang diterima belum diketahui secara pasti dikarenakan ada beberapa perusahaan yang masih melakukan tahapan proses seleksi dan interview, laporan dari perusahaan yang sudah masuk sebanyak 939 pelapor dipastikan diterima bekerja. 95

141 Misi 3 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup 20) Sasaran : Meningkatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Yang Profesional Hasil pengukuran sasaran strategis Meningkatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang proporsional disajikan sebagai berikut: Tabel III.80 Capaian indikator Ruang Terbuka Hijau(RTH) yang proporsional Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 1. Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber- HPL/HGB % 19,00 24,00 126,32 Tercapai Perbandingan indikator sasaran kinerja meningkatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) per tahunnya disajikan sebagai berikut: Tabel III.81 Perbandingan capaian indikator Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang proporsional Indikator Sasaran 1. Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber-hpl/hgb Realisasi Realisasi Realisasi Keterangan Target Satuan s.d 2018 % 18,05 18,05 24,00 Meningkat 20,00 Tingkat capaian kinerja indikator sasaran Ruang terbuka hijau (RTH) persatuan luas wilayah ber-hpl/hgb pada tahun 2016 adalah 126,32%. Realisasinya sebesar 24% telah mencapat target yang direncanakan sebesar 19%. Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah sebanyak 697,96 ha sedangkan luas wilayah ber-hpl/hgb sebanyak 2.908,15 ha atau realisasinya dapat dihitung 24%. 96

142 Indikator sasaran diperoleh dengan rumus : Luas ruang terbuka hijau = 697,96 Luas wilayah HPL/HGB = 2.908,15 =24,00% 21) Sasaran : Meningkatnya Pelayanan Pengelolaan Persampahan Kota Hasil pengukuran sasaran strategis Meningkatnya Pelayanan Pengelolaan Persampahan Kota disajikan sebagai berikut: 1 indikator sasaran tidak mencapai target dan 1 indikator sasaran mencapai target. Tabel III.82 Capaian sasaran meningkatnya pelayanan pengelolaan persampahan kota Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian Keterangan % 1. Cakupan penanganan % 15,00 30,24 201,6% Tercapai sampah 2. Perluasan Lahan TPA Hektar 10 4,47 44,7 Tidak Tercapai Perbandingan indikator kinerja pelayanan pengelolaan persampahan kota tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, disajikan sebagai berikut: Indikator Sasaran 1. Cakupan penanganan sampah 2. Perluasan Lahan TPA Tabel III.83 Perbandingan sasaran meningkatnya pelayanan pengelolaan persampahan kota Satuan Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Target s.d 2018 % 27,54 24,41 30,24 Meningkat 17 Hektar 0 0 4,47 Meningkat 12 97

143 1. Cakupan Penangganan Sampah Besaran Cakupan Penangan Sampah diperoleh dari : (6M3/unitx1000x((3 ritx5unit)+(2 ritx5unit))) x 100 = 30,24% jiwax2.5ltr/jiwa/hari Keterangan : Jumlah ritase armroll/hari = 3 rit Jumlah armroll = 5 unit Jumlah ritase dumptruck/hari = 2 rit Jumlah dumptruck = 5 unit Volume/kapasitas tiap rit = 6 m3/unit Standar menyampah kota banjar = 2.5liter/org/hari (dasar: survey timbulan sampah 2014) Jumlah penduduk kota banjar = jiwa Tingkat capaian indikator sasaran cakupan penanganan sampah di Kota Banjar pada tahun 2016 adalah 201,6%. Relisasinya sebesar 30,24% melampaui target yang telah direncanakan sebesar 15,00%. Keberhasilan pencapaian ini ditunjukan dengan pengelolaan sampah yang baik oleh dinas terkait, dua tahun ini Pemerintah Kota Banjar telah mampu memenuhi target yang dicanangkan pada tahun 2018 sebesar 17,00%. Keberhasilan ini merupakan capaian kinerja yang baik melalui program dan kegiatan yang menunjang dan dapat dilaksanakan dengan baik. Beberapa upaya yang dilaksanakan adalah : Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan; a. Pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang memenuhi standar; b. Pelaksanaan sosialissi pengelolaan persampahan 3R c. Kelembagaan, pengaanggaran untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana dan pelaksanaan CSR di sekitar Lokasi TPA. 98

144 2. Perluasan lahan TPA Tingkat capaian indikator sasaran perluasan lahan TPA pada tahun 2016 adalah 44,7% dengan realisasi indikator sasaran perluasan lahan TPA sebesar 4,47 hektar tidak mencapai target yang direncanakan sebesar 10 hektar. Pemerintah Kota Banjar belum bisa mencapai target dan masih terus berjuang untuk mewujudkannya. Beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan seperti perencanaan dan persiapan (terbitnya dokumen penilaian harga dari konsultan penilai) sudah bisa dilaksanakan, namun tahap pelaksanaan pengadaan tanah masih terkendala dengan kesepakatan harga dan tersediaan anggaran di kas daerah. 22) Sasaran : Meningkatnya Kualitas Lingkungan Permukiman Hasil pengukuran sasaran strategis Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman memperoleh hasil 6 Indikator sasaran, sebanyak 5 sasaran tidak mencapai target yang direncanakan dan 1 indikator sasaran mencapai target yang direncanakan, disajikan sebagai berikut: Tabel III.84 Capaian sasaran meningkatnya kualitas lingkungan permukiman Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian Ket % 1. Rumah tangga pengguna air bersih % 87,26 77,84 89,20 Tidak tercapai 2. Rumah tangga bersanitasi % 73,24 69,83 95,35 Tidak tercapai 3. Kawasan kumuh % 0,60 1,11 14,41 Tidak tercapai 4. Rumah Tidak Layak % 5,50 4,95 109,96 Tercapai Huni 5. Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai % 72,22 71,33 98,77 Tidak tercapai 6. Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kota Unit 20, Tidak tercapai 99

145 Perbandingan sasaran strategis Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman tahun 2014 s.d 2016 disajikan sebagai berikut: Tabel III.85 Perbandingan capaian sasaran meningkatnyakualitas lingkungan permukiman Indikator Sasaran Satuan Realisasi Realisasi Tahun Target Ket th Rumah tangga % 82,19 82,14 77,84 Menurun 87,57 pengguna air bersih 2. Rumah tangga % 72,29 72,80 69,83 Menurun 74,45 bersanitasi 3. Kawasan kumuh % 0,64 1,142 1,11 Menurun 0,56 4. Rumah Tidak % 6,89 6,63 4,95 Meningkat 3,58 Layak Huni 5. Tersedianya sistem % 72,15 72,00 71,3 Menurun 72,43 air limbah setempat yang memadai 6. Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kota % baru 0,00 15,00 Meningkat 40,00 1. Rumah tangga pengguna air bersih Angka Tersedianya rumah tangga pengguna air bersih diperoleh dari perhitungan : Tingkat capaian indikator sasaran jumlah rumah tangga pengguna air bersih di Kota Banjar pada tahun 2016 adalah 89,20%. Realisasinya sebesar 77,84% tidak mencapai target yang direncanakan sebesar 87,26%. Pada tahun ini rumah tangga pengguna air bersih berjumlah rumah sedangkan jumlah rumah tangga yang ada di Kota Banjar rumah hingga mencapai 77,84 %. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : 100

146 Tabel III.86 Jumlah Rumah Tangga di Kota Banjar per 31 Desember 2016 No Kecamatan Jumlah 1 Kecamatan Purwaharja Kecamatan Banjar Kecamatan Pataruman Kecamatan Langensari Jumlah Sumber : Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 2. Rumah Tangga bersanitasi Angka Rumah Tangga Bersanitasi diperoleh dari perhitungan : Tingkat capaian indikator sasaran cakupan realisasi rumah tangga bersanitasi adalah 69,83%. Realisasinya sebesar 95,35% tidak mencapai target yang telah direncanakan sebesar 73,24%. Pencapaian ini ditunjukan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya rumah tinggal berakses sanitasi dasar (mempunyai fasilitas pembuangan air besar/tinja), sesuai data dari instansi terkait jumlah rumah tangga bersanitasi tahun ini sebanyak rumah dari jumlah total rumah tangga rumah sehingga realisasinya 69,83%. 3. Kawasan Kumuh Angka Luas Kawasan Kumuh diperoleh dari perhitungan : 101

147 Tingkat capaian indikator sasaran luas kawasan kumuh pada tahun 2016 adalah 14,41%. Realisasinya sebesar 1,11% belum mencapai target yang direncanakan sebesar 0,60%. Luas kawasan kumuh sebesar: 146,95 ha dan luas wilayah Kota Banjar sebesar ha. Upaya Pemerintah Kota Banjar dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan kualitas dan mutu atau faktor yang menjadi penilaian rumah layak huni dapat dikatakan berhasil. Beberapa upaya yang telah dilaksanakan adalah peningkatan rumah tinggal berakses sanitasi sekurang-kurangnya mempunyai akses untuk memperoleh layanan sanitasi, yaitu: 1) Fasilitas air bersih, 2) Pembuangan air besar/tinja, 3) Pembuangan air limbah (air bekas) dan 4) pembuangan sampah. 4. Rumah Tidak Layak Huni Angka Rumah Tdak Layak Huni diperoleh dari perhitungan : Tingkat capaian indikator sasaran rumah tidak layak huni pada tahun 2016 adalah 109,96%. Realisasinya sebesar 4,95% mencapai target yang direncanakan sebesar 5,50%. Sesuai data dari instansi terkait, bahwa jumlah rumah di Kota Banjar tahun 2016 sebanyak 57,001 rumah dengan kategori rumah layak huni sebanyak rumah sehingga jumlah rumah tidak layak huni adalah rumah. Pencapaian kinerja ini telah ditanggulangi dengan program dan kegiatan pada instansi terkait perumahan permukiman maupun sosial. Namun pada pelaksanaannya tidak bisa optimal karena ada ketentuan persayaratan yang berlaku. 102

148 Tabel III. 87 Rumah Layak Huni Kota Banjar per 31 Desember 2016 Kecamatan % Jumlah Jummlah RTLH RTLH yang RTLH Rumah Jumlah thn diperbaiki thn Layak Rumah 2013 s.d Huni Keterangan Pataruman 94, Ditangani program BSPS Banjar 95, Ditangani program RTLH Kota dan PNPM Purwaharja 95, Ditangani RTLH Kota Langensari 94, Ditangani Program RTLH Kota dan Prop Jumlah 95, Sumber : Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 5. Tersedianya air limbah setempat yang memadai Angka Tersedianya sistem air limbah setempat diperoleh dari perhitungan : Tingkat capaian indikator sasaran tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai pada tahun 2016 adalah 98,77%. Realisasinya sebesar 71,33% tidak mencapai target yang direncanakan sebesar 72,22%. Pencapaian ini ditunjukan dengan jumlah sistem air limbah setempat yang memadai sebanyak unit dan tersedianya sistem air limbah setempat yang 103

149 memadai yang seharusnya ada di Kota Banjar sebanyak unit. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel III.88 Data Jumlah kk dengan sistem air limbah setempat No Kecamatan Jumlah Jumlah kk dengan sistem air limbah setempat 1 Kecamatan Purwaharja Kecamatan Banjar Kecamatan Pataruman Kecamatan Langensari Jumlah Sumber : Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 6. Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kota Angka Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kota diperoleh dari perhitungan : Tingkat capaian indikator sasaran tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kota pada tahun 2016 adalah 75%. Realisasinya sebesar 15 unit mencapai target yang direncanakan sebesar 20 unit. Pencapaian ini ditunjukan dengan jumlah sistem air limbah skala komunitas/kota sebanyak unit dan jumlah sistem air limbah skala komunitas/kota 23) Sasaran : Meningkatnya Mutu Pengawasan Lingkungan Hidup Hasil pengukuran sasaran strategis meningkatnya mutu pengawasan lingkungan hidup diperoleh 2 indikator sasaran yang tidak mencapai target dari 2 indikator sasaran secara keseluruhan untuk sasaran Meningkatnya Mutu Pengawasan Lingkungan Hidup, yang secara rinci disajikan sebagai berikut: 104

150 Tabel III.89 Capaian indikator mutu pengawasan lingkungan hidup Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % 1. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDaL 2. Penegakan hukum lingkungan hidup Ket % 76,47 69,23 90,53 Tidak Tercapai % 100,00 50,00 50,00 Tidak Tercapai Perbandingan sasaran strategis meningkatnya mutu pengawasan lingkungan hidup, per tahunnya disajikan sebagai berikut: Tabel III.90 Perbandingan indikator mutu pengawasan lingkungan hidup Indikator Realisasi Realisasi Realisasi Ket. Capaian Satuan Sasaran s.d Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDaL % 58,87 100,00 69,23 Menurun 88,23 2. Penegakan hukum lingkungan hidup % ,00 50,00 Menurun 100,00 1. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan AMDAL Angka Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan AMDAL diperoleh dari perhitungan : Tingkat capaian indikator sasaran cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL pada tahun 2016 adalah 90,23%. Realisasinya sebesar 69,23 % belum mencapai target yang direncanakan sebesar 76,47%. Pencapaian ini ditunjukan oleh jumlah badan usaha berijin 105

151 yang diawasi dibandingkan dengan jumlah badan usaha yang diawasi dikalikan seratus persen. Jumlah badan usaha yang diawasi ada 13 badan usaha, sedangkan badan usaha yang sudah berijin ada 9 buah. Tabel III.91 Jumlah Badan Usaha yang di awasi No Nama Perusahaan Keterangan 1 PT Albasi Priangan Lestari Berizin 2 PT Sandi Persada Tidak Berizin 3 PT Berkat Karunia Surya Berizin 4 PT Sung Chang Tidak Berizin 5 PT Sung Chim Berizin 6 PTPN VIII Batulawang Berizin 7 CV ISO Berizin 8 CV Suprapto Berizin 9 CV Berkat Karunia Tidak Berizin 10 RS PMC Berizin 11 RS. PMC Berizin 12 RSUD Kota Banjar Berizin 13 RM. Beti Tidak Berizin Sumber : Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 2. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Angka Penegakan hukum Lingkungan Hidup diperoleh dari perhitungan : Tingkat capaian indikator sasaran penegakan hukum lingkungan hidup pada tahun 2016 adalah 50%. Realisasinya sebesar 50% belum mencapai dengan target yang direncanakan sebesar 100%. Jumlah kasus yang sudah ditangani yaitu 2 (dua) Kasus yang terdiri dari 1 (satu) kasus Lingkungan PT. 106

152 Berkat Karunia Surya (sudah selesai) dan 1 (satu) kasus lingkungan RS. Mitra Idaman (masih dalam Proses) Capaian pada indikator ini belum mencapai target renstra tahun 2016, sehingga perlu mengkaji ulang target pencapaian pada tahun berikutnya 24) Sasaran : Meningkatnya Kualitas Hutan Dan Lahan Hasil pengukuran sasaran Meningkatnya kualitas hutan dan lahan menyatakan bahwa seluruh indikator sasarannya sudah mencapai target yang direncanakan (1 indikator sasaran). Tabel III.92 Capaian indikator kualitas hutan dan lahan Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % 1. Menurunnya lahan kritis % 50, Perbandingan sasaran strategis Meningkatnya kualitas hutan dan lahan tahun 2014 sampai dengan 2016 disajikan sebagai berikut: Indikator Sasaran 1. Menurunnya lahan kritis Tabel III.93 Perbandingan realisasi indikator kualitas hutan dan lahan Realisasi Sat 2016 Ket Realisasi 2014 Realisasi 2015 Target s.d 2018 % 0 63,95 50,00 Meingkat 45,00 1. Menurunnya lahan kritis Tingkat capaian indikator sasaran Menurunnya lahan kritis pada tahun 2016 adalah 100%. Realisasinya sebesar 50% sesuai target yang direncanakan sebesar 50,00%. Pada tahun 2016 capaian kinerja dapat terealisasikan dengan baik karena pada pelaksanaannya mengutamakan kesesuaian pada 107

153 aturan yaitu petunjuk teknis DAK Kementrian Kehutanan mengenai status lahan hutan Kota. Pemerintah Kota Banjar telah mengkaji ulang dan memperbaiki perencanaan untuk memenuhi semua prosedur berkenaan pengukuhan status tanah sesuai dengan potensi kawasan daerah, selain itu adanya Program Nasional penanaman 1 Milyar pohon dan untuk Kota Banjar di adakan penanaman batang pohon tanaman keras, 70% di tujukan untuk lahan kritis, 20% untuk kawasan lindung dan 10% untuk lahan pekarangan Instansi dan sekolah. Keberhasilan di tahun ini ditunjukan oleh pencapaian penanganan terhadap lahan kritis dengan luasan 43 ha dari target yang ditetapkan dengan penanganan atau rehabilitasi lahan kritis sebesar 22 ha. Angka menurunnya lahan kritis diperoleh dengan rumus : 108

154 Misi 4 Meningkatnya Kesadaran Dan Ketaatan Hukum Serta Tata Kelola Pemerintahan Secara Profesional Untuk Menjamin Terciptanya Good Governance Dan Clean Goverment 25) Sasaran : Meningkatnya Kepatuhan Masyarakat Terhadap Produk Hukum Daerah Pengukuran Capaian Indikator sasaran kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum Daerah memperoleh hasil: dari 2 Indikator sasaran, sebanyak 1 indikator melampaui target yang telah direncanakan, 1 indikator mencapai target. Tabel III.94 Capaian Indikator kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum Daerah Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Keterangan 1. Tingkat pelanggaran perda/ perwal Kasus ,89 Tidak Tercapai 2. Terlaksananya fungsi penganggaran, legislasi dan pengawasan oleh anggota DPRD % 80 81,01 101,2% Tercapai Perbandingan sasaran strategis meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum daerah tahun 2015 dengan 2016 disajikan sebagai berikut: Indikator Sasaran 1. Tingkat pelanggaran perda/ perwal Tabel III.95 Perbandingan kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum daerah Sat Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Capaian s.d 2018 Kasus Tetap

155 Indikator Sasaran 2. Terlaksananya fungsi penganggaran, legislasi dan pengawasan oleh anggota DPRD Sat Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Capaian s.d 2018 % ,35 81,01 Menurun Tingkat Pelanggaran Perda/Perwal Tingkat capaian indikator sasaran pelanggaran perda/perwal adalah 88,89%. Realisasi jumlah pelanggaran perda/perwal sebesar 50 kali penanganan kasus belum mencapai target yang direncanakan tahun 2016 sebesar 45 kasus. capaian ini ditunjukan oleh tabel sebagai berikut : Tabel III.96 Peningkatan kesadaran masyarakat dan aparatur pemerintah No. Sasaran dan Indikator Kinerjanya Satuan Target Realisasi Penegakan peraturan daerah, peraturan dan keputusan kepala daerah Penanganan pengaduan pelanggaran PERDA, peraturan dan keputusan kepala daerah oleh penyidik pegawai negeri sipil Penyidikan dan penindakan pelanggaran PERDA, peraturan dan keputusan kepala daerah % capaian kinerja kali kali kali Jumlah kali Sumber: Satpol PP Kota Banjar Cakupan jumlah capaian pelanggaran perda/perwal pada tahun 2016 sebanyak 50 kasus jika dibandingkan dengan tahun 2015 realisasinya tetap. Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan ketaatan hukum serta tata kelola Pemerintah Kota Banjar secara professional untuk menjamin terciptanya good govermance didukung dengan kegiatan: (a) Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan 110

156 kebijakan KDH, (b) Penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota, (c) Penyidikan dan penindakan pelanggaran PERDA, (d) Penanganan pengaduan pelanggaran PERDA. Kegiatan tesebut didukung dengan program pemberdayaan masyaraka untuk menjaga keamanan dan ketertiban dengan cara membina satuan keamanan lingkungan masyarakat, fasilitasi dan simulasi pemberdayaan linmas, sinergitas penegakan peraturan daerah dan penigkatan pemberantasan penyakit masyarakat (PEKAT). Tabel III.97 Daftar PERATURAN DAERAH yang ditetapkan tahun 2016 Nomor dan Tanggal Nomor Lembaran Peraturan Daerah Daerah Uraian Nomor 1 9 Februari 2016 LD 2016 No. 8 Perubahan atas Peraturan Daerah No. 9 Tahun2016 tentang Retribusi pelayanan parker di tepi jalan umum dan retribusi PKB Nomor 2 9 Februari 2016 LD 2016 No. 9 Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kota Banjar Nomor 3 9 Februari 2016 LD 2015 No. 3 Seri E Pencabutan beberapa peraturan daerah yang mengatur tentang desa Nomor 4 11 Juli 2016 LD 2016 No. 4 Pencabutan peraturan derah Kota Banjar Nomor 8 Tahun 2004 tentang ketentuan pemberian surat ijin usaha industry, peraturn daerah Kota Banjar Nomor 32 Tahun 2004 tentang retribusi izin mendirikan bangunan, peraturan daerah Kota Banjar nomor 38 Tahun 2004 tentang kententuan pendaftaran perusahaan dan peraturan daerah Kota Banjar Kota Banjar nomor 40 Tahun 2004 tentang retribusi izin penyelenggaraan pameran Nomor 5 15 Agustus 2016 LD 2016 No. 5 Penyelenggaraan ijin ganguan Nomor 6 24 Agustus LD 2016 No. 6 Pertanggungjawaban pelaksanaan 2016 anggaran pendapatan dan belanja Nomor 7 Nomor 8 Nomor 9 Nomor 10 Nomor 11 Nomor Oktober Oktober Desember Desember Desember Desember 2016 LD 2016 No. 7 daerah Kota Banjar Tahun angaran 2015 Perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah Kota Banjar tahun anggaran 2016 LD 2016 No. 8 Pembentukan dan susunan perangkat daerah Kota Banjar LD 2016 No. 9 Penanggulangan Bencana di Kota Banjar LD 2016 No. 10 Pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah LD 2016 No. 11 Penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu LD 2016 No. 12 APBD Tahun Anggaran

157 2. Terlaksananya fungsi penganggaran, legislasi dan pengawasan oleh anggota DPRD Tingkat capaian indikator sasaran terlaksananya fungsi penganggaran, legislasi dan pengawasan oleh anggota DPRD adalah 101,2%. Realisasi jumlah sasaran terlaksananya fungsi penganggaran, legislasi dan pengawasan oleh anggota DPRD sebesar 81,01 % melampaui target yang direncanakan sebesar 80%. Pada tahun ini mengalami penurunan dikarenakan adanya beberapa kegiatan yang pagu anggarannya dianggarkan tetapi pada tahun 2016 kegiatan yang sudah dianggarkan tersebut tidak dilaksanakan oleh anggota DPRD dikarenakan padatnya agenda kegiatan yang lainnya sehingga nilai capaian indikator pada tahun 2015 mencapai 85% ada pada kategori sangat berhasil namun pada tahun 2016 menurun menjadi 81% ada pada kategpri berhasil. Pelaksanaan tugas penganggaran legislasi dan pengawasan oleh anggota DPR dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel III.98 Pelaksanaan fungsi penganggaran, legislasi dan pengawasan oleh anggota DPRD No Kegiatan Satuan Capaian % 1 Pembahasan Raperda Perda Hearing/Koordinasi Laporan Rapat-rapat alat kelengkapan Dewan Laporan Rapat-rapat paripurna Laporan Kegiatan Reses Laporan 0 6 Kunjungan Kerja Anggota Dewan Laporan 0 7 Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Orang Anggota DPRD 8 Studi banding alat kelengkapan Laporan DPRD 9 Pelantikan PAW anggota DPRD Kali 0 10 Publikasi peraturan perundangan Kali 0 Jumlah 810,14 Jumlah rata rata capaian Sumber : Sekretariat DPRD Kota Banjar 112

158 26) Sasaran : Meningkatnya Disiplin Pegawai Pengukuran Capaian Indikator kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum Daerah terdiridari 1 indikator sasaran dan tidak mencapai target yang telah direncanakan. Tabel III.99 Capaian indikator disiplin pegawai Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Capaian % Ket 1. Persentase pelanggaran disiplin pegawai % 0,10 0,13 69,79% Tidak tercapai Perbandingan sasaran strategis disiplin pegawai antara tahun 2014 dengan tahun 2016 disajikan sebagai berikut: Indikator Sasaran 1. Persentase pelanggaran disiplin pegawai Sat Tabel III.100 Perbandingan capaian indikator disiplin pegawai Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Kondisi Tahun 2018 % 0,4 0,19 0,13 Meningkat 0,4 1. Persentase pelanggaran disiplin pegawai Tingkat capaian indikator sasaran persentase pelanggar disiplin pegawai adalah 69,79% dengan realisasi sebesar 0,13% tidak mencapai target yang direncanakan sebesar 0,10%. Dari jumlah seluruh PNS di Kota Banjar sebanyak orang tercatat ada 4 orang pegawai yang dikategorikan melanggar disiplin. Pelanggaran yang dilakukan tersebut berasal dari Dinas Pendidikan, Kecamatan Purwaharja, Dinas Pertanian dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, pada dasarnya ke 4 kasus ini disebabkan karena masing 113

159 masing yang bersangkutan melanggar PP No. 53 Tahun 2010, tidak masuk kerja tanpa keterangan melebihi kurun waktu yang telah ditetapkan namun kasus kasus tersebut sudah ditindak lanjuti. Program peningkatan disiplin aparatur diharapkan dapat mendukung pencapaian indikator kinerja utama, yakni menurunnya tingkat pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil. Peningkatan disiplin yang telah dilaksanakan berupa pembinaan terhadap pegawai negeri sipil secara terstruktur dan kontinyu yaitu dengan cara memaksimalkan kegiatan pembinaan dan pemeriksaan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan ditunjang sumber daya aparatur yang baik dan profesional serta anggaran yang memadai. Sebagai dukungan meningkatnya disiplin pegawai di Pemerintahan Kota Banjar, Sekretariat DPRD Kota Banjar, melaksanakanlah publikasi peraturan perundang undangan dan kajian peraturan perundang undangan daerah terhadap peraturan perundang undangan yang baru, lebih tinggi dari keserasian antar peraturan perundang undangan daerah. Realisasi indikator sasaraan diperoleh dengen perhitungan sebagai berikut: 27) Sasaran : Meningkatnya Aparatur Pemerintah Daerah Yang Memiliki Kompetensi Dan Mampu Memberikan Layanan Prima Pengukuran Capaian Indikator aparatur pemerintah daerah yang memiliki komptensi dan mampu memberikan layanan prima terdiri dari 3 Indikator sasaran dengan hasil ketiga indikator sasaran tersebut telah mencapai target 100%. 114

160 Tabel III.101 Hasil pengukuran aparatur pemerintah daearah yang memiliki komptensi dan mampu memberikan layanan prima Indikator Sasaran Sat Rencana Realisasi 1. Persentase pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan Capaian % Ket % Tercapai 2. Persentase pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan. 3. Persentase pejabat fungsional yang telah memenuhi persyaratan diklat fungsional % Tercapai % Tercapai Perbandingan indikator sasaran aparatur pemerintah daerah yang memiliki kompetensi dan mampu memberikan layanan prima tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 disajikan sebagai berikut: Tabel III.102 Perbandingan kinerja aparatur pemerintah daearah yang memiliki komptensi dan mampu memberikan layanan prima Indikator Sasaran 1. Persentase pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan Satuan Realisas i 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Kondisi Tahun 2018 % 77, Tetap Persentase pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan 3. Persentase pejabat fungsional yang telah memenuhi persyaratan diklat fungsional % 91, Tetap 100 % Tetap

161 1. Persentase pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan Prosentase pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan diperoleh dari rumus : Tingkat capaian indikator pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, untuk indikator pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan, untuk indikator pejabat fungsional yang telah memenuhi persyaratan diklat fungsional adalah 100%. Realisasi jumlah pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, untuk indikator pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan, untuk indikator pejabat fungsional yang telah memenuhi persyaratan diklat fungsional sebesar 100% sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 100%. Pada tahun ini mengalami pencapaian kinerja yang tetap. 2. Persentase pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan Persentase pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan diperoleh dengan rumus: 116

162 Tingkat capaian jumlah pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan pada tahun 2016 sebesar 100%. Realisasi jumlah pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan 100 % sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 100%.atau sama dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 100%. 3. Persentase pejabat fungsional yang telah memenuhi persyaratan diklat fungsional Tingkat capaian jumlah pejabat fungsional yang telah memenuhi persyaratan diklat fungsional pada tahun 2016 sebesar 100% atau sama dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 100% dan jika dibandingkan dengan target 2018 cakupan jumlah pejabat fungsional yang telah memenuhi persyaratan diklat fungsional dapat dikatakan sudah memenuhi target. Persentase pejabat fungsional yang telah memenuhi persyaratan fungsional diperoleh melalui perhitungan: Berdasarkan data dari OPD terkait jumlah pegawai yang menduduki jabatan struktural di tiap jenjang adalah: a. Pejabat pada eselon II berjumlah 22 orang b. Pejabat pada eselon III berjumlah 95 orang c. Pejabat pada eselon IV berjumlah 340 orang Sedangkan jumlah pejabat struktural yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan di tiap jenjang adalah: a. Pejabat pada eselon II berjumlah 18 orang b. Pejabat pada eselon III berjumlah 60 orang c. Pejabat pada eselon IV berjumlah 42 orang 117

163 Jumlah pejabat struktural yang belum mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan di tiap jenjang adalah: a. Pejabat pada eselon II berjumlah 4 orang b. Pejabat pada eselon III berjumlah 35 orang c. Pejabat pada eselon IV berjumlah 298 orang 28) Sasaran : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Pengukuran Capaian Indikator kualitas pelayanan publik memperoleh hasil: Dari 11 Indikator sasaran, sebanyak 6 indikator dapat mencapai target yang telah direncanakan, 4 indikator tidak mencapai target dan 1 indikator tidak tidak diukur. Tabel III.103 Hasil pengukuran capaian indikator menigkatnya kualitas pelayanan publik Indikator Sasaran satuan target Realisasi Capaian Keterangan % 1. IKM pelayanan perijinan % 80,22 81,88 102,06 Tercapai 2. IKM pelayanan kependudukan dan % 80,64 76,88 95,33 Tidak tercapai pencatatan sipil 3. IKM Pelayanan Kesehatan % 78,23 78,71 100,61 Tercapai 4. IKM pelayanan kartu kuning % 81,56 78,83 96,65 Tidak Tercapai 5. IKM pelayanan KIR % 76, Tidak diukur 6. IKM pelayanan Pengadaan % Tercapai Barang dan Jasa Online 7. IKM pelayanan publik di % 76 77,35 101,77 Tercapai Kecamatan 8. Cakupan pelayanan % 100 0,013 0,013 Tidak bencana kebakaran 9. Tingkat waktu tanggap daerah layanan wilayah manajemen kebakaran 10. Tingkat kesiapan fasilitasi dan mobilitasi pemadam kebakaran 11. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Tercapai Menit 17 14,60 114,12 Tercapai % 95 0,0065 0,0069 Tidak Tercapai orang ,96 Tercapai Perbandingan sasaran strategis meningkatnya kualitas pelayanan publik antara tahun 2015 dengan tahun 2016 disajikan sebagai berikut: 118

164 Tabel III.104 Perbandingan capaian indikator meningkatnya kualitas pelayanan kinerja pelayanan publik Indikator Sasaran Realisasi Realisasi Keterangan Tahun IKM pelayanan perijinan 82,52 81,88 Menurun 80,24 2. IKM pelayanan kependudukan dan 76,07 76,88 Meningkat 80,66 pencatatan sipil 3. IKM Pelayanan Kesehatan 77,78 78,71 Meningkat 78,25 4. IKM pelayanan kartu kuning 78,13 78,83 Meningkat 81,58 5. IKM pelayanan KIR 78,83 0 Tidak diukur 76,66 6. IKM pelayanan KIR jasa online Tetap IKM pelayanan publik di Kecamatan 78,10 77,35 Menurun 77,00 8. Cakupan pelayanan bencana 29 0,013 Menurun 100 kebakaran 9. Tingkat waktu tanggap daerah layanan 18 14,6 Meningkat 15 wilayah manajemen kebakaran 10. Tingkat kesiapan fasilitasi dan mobilitasi 7 0,0065 Menurun 100 pemadam kebakaran 11. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun meningkat IKM Pelayanan Perijinan Tingkat capaian indikator IKM pelayanan perijinan adalah 100,41%. Realisasi jumlah IKM pelayanan perijinan sebesar 81,88% melampaui target yang direncanakan sebesar 80,22%. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada pelayanan publik di BPMPPT Kota Banjar pada tahun 2016 mengalami penurunan jika dibandingkan denga tahun Pada tahun 2016 nilai IKM sebesar 81,88 atau menurun sebesar 0,64 poin dari tahun 2015 yang memiliki nilai IKM sebesar 82,52 tetapi penurunan nilai IKM tersebut tidak mengubah kategori mutu pelayanan yang masuk dalam kategori SANGAT BAIK. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel III.105 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di BPMPPT Kota Banjar Tahun Tahun 2015 No Unsur Indeks No Unsur Indeks 1 Persyaratan 85,50 1 Persyaratan 77,29 2 Prosedur 81,00 2 Prosedur 82,29 119

165 Tahun 2015 No Unsur Indeks No Unsur Indeks 3 Kecepatan 78,17 3 Waktu/Kecepatan 78,13 4 Biaya 83,50 4 Biaya 90,42 5 Produk Produk 76,87 6 Kemampuan Petugas 82,17 6 Kemampuan 82,29 7 Kesopanan 83,50 7 Perilaku/Kesopanan 83,13 8 Maklumat 86,17 8 Maklumat 77,08 9 Penanganan 79,33 9 Penanganan 82,92 10 Kedisiplinan 81,46 11 Kenyamanan 88,75 Nilai IKM 82,52 Nilai IKM 81,88 Mutu Pelayanan A Mutu Pelayanan A Kinerja Sangat Baik Kinerja Sangat Baik Penurunan IKM tersebut diakibatkan oleh banyaknya unsur pelayanan yang mengalami penurunan, terdapat 5 unsur yang mengalami penurunan seperti unsur persyaratan, waktu/kecepatan, produk, perilaku/kesopanan dan maklumat pelayanan hal ini tentunya menjadi bahan evaluasi agar terus ditingkatkan kinerja pelayanan. Sedangkan unsur yang lainnya mengalami peningkatan. 2. IKM Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tingkat capaian pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil adalah 95,33 % Realisasi jumlah IKM pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil sebesar 76,88% belum sesuai target yang direncanakan sebesar 80,64%. Namun pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 0,81 point dibanding tahun Kenaikan tersebut dikarenakan sebagaian besar unsur penilaian mengalami peningkatan kinerja. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : 120

166 Tabel III.106 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada pelayanan Administarsi Kependudukan DISDUKCAPIL Kota Banjar Tahun Tahun 2015 No Unsur Indeks No Unsur Indeks 1 Persyaratan 74,17 1 Persyaratan 76,25 2 Prosedur 73,67 2 Prosedur 75,21 3 Kecepatan 74,67 3 Waktu/Kecepatan 73,96 4 Biaya 80,00 4 Biaya 80,63 5 Produk 76,33 5 Produk 76,04 6 Kemampuan Petugas 77,17 6 Kemampuan 78,13 7 Kesopanan 75,83 7 Perilaku/Kesopanan 76,04 8 Maklumat 76,17 8 Maklumat 78,54 9 Penanganan 76,67 9 Penanganan 76,67 10 Kedisiplinan 77,92 11 Kenyamanan 76,25 Nilai IKM 76,07 Nilai IKM 76,88 Mutu Pelayanan B Mutu Pelayanan B Kinerja Baik Kinerja Baik 3. IKM Pelayanan Kesehatan Tingkat capaian pelayanan kesehatan adalah 100,61 % Realisasi jumlah IKM pelayanan kesehatan 78,71% melampaui target yang direncanakan sebesar 78,23 %. Pada tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. Secara umum sebagian besar responden cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap kinerja pelayanan kesehatan dimana secara rata rata masyarakat merasa puas akan pelayannnya. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel III.107 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada pelayanan Kesehatan Kota Banjar No Unit Layanan Puskesmas Banjar 1 79,36 2 Puskesmas Banjar 2 78,71 121

167 No Unit Layanan Puskesmas Banjar 3 78,77 4 Puskesmas Pataruman 1 78,69 5 Puskesmas Pataruman 2 82,03 6 Puskesmas Pataruman 3 80,47 7 Puskesmas Purwaharja 1 76,93 8 Puskesmas Purwaharja 2 78,20 9 Puskesmas Langensari 1 76,52 10 Puskesmas Langensari 2 77,44 Jumlah 787,12 787,12 /10 =78,71 4. IKM Pelayanan Kartu Kuning Tingkat capaian pelayanan kartu kuning adalah 96,65% Realisasi jumlah IKM pelayanan kartu kuning sebesar 78,83% belum sesuai target yang direncanakan sebesar 81,56%. Namun pada tahun ini mengalami peningkatan 0,70 poin dibanding tahun lalu. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel III.108 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada pelayanan Kartu Kuning di Dinsosnaker Kota Banjar Tahun Tahun 2015 No Unsur Indeks No Unsur Indeks 1 Persyaratan 78,17 1 Persyaratan 77,71 2 Prosedur 80,33 2 Prosedur 77,29 3 Kecepatan 77,17 3 Waktu/Kecepatan 76,67 4 Biaya 83,00 4 Biaya 89,58 5 Produk 77,00 5 Produk 77,08 6 Kemampuan Petugas 80,33 6 Kemampuan 77,50 7 Kesopanan 79,67 7 Perilaku/Kesopanan 77,08 8 Maklumat 68,33 8 Maklumat 82,50 9 Penanganan 79,17 9 Penanganan 77,92 10 Kedisiplinan 78,33 11 Kenyamanan 74,58 Nilai IKM 78,13 Nilai IKM 78,83 122

168 Tahun 2015 No Unsur Indeks No Unsur Indeks Mutu Pelayanan B Mutu Pelayanan B Kinerja Baik Kinerja Baik 5. IKM Pelayanan KIR Tingkat capaian pelayanan KIR jasa online adalah 0%, karena realisasi jumlah IKM pelayanan KIR jasa online sebesar 0% tidak mencapai target yang direncanakan sebesar 100%. Hal ini terjadi karena pada Unit Pelayanan Publik "Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor" termasuk daftar unit yang disurvey. Berikut ini 24 unit pelayanan publik yang disurvey pada tahun 2016 (Sumber BAPPEDA Kota Banjar): 1) Pelayanan di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Banjar; 2) Pelayanan di kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banjar; 3) Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Banjar 1; 4) Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Banjar 2; 5) Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Banjar 3; 6) Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Pataruman 1; 7) Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Pataruman 2; 8) Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Pataruman 3; 9) Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Purwaharja 1; 10) Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Purwaharja 2; 11) Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Langensari 1; 12) Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Langensari 2; 13) Pelayanan rawat jalan di RSUD Kota Banjar; 14) Pelayanan di Kelurahan Banjar; 15) Pelayanan di Kelurahan Muktisari; 16) Pelayanan di Kelurahan Hegarsari; 17) Pelayanan di Kelurahan Purwaharja; 123

169 18) Pelayanan di Kelurahan Mekarsari; 19) Pelayanan di Kelurahan Bojongkantong; 20) Pelayanan di Kecamatan Banjar; 21) Pelayanan di Kecamatan Pataruman; 22) Pelayanan di Kecamatan Purwaharja; 23) Pelayanan di Kecamatan Langensari; 24) Pelayanan Perijinan di kantor BPMPPT Kota Banjar. 6. Cakupan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa Online Cakupan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa Online diperoleh dengan perhitungan : Tingkat capaian pelayanan KIR jasa online adalah 100% Realisasi jumlah IKM pelayanan KIR jasa online sebesar 100% sesuai target yang direncanakan sebesar 100%. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 tidak mengalami perubahan karena jumlah penayangan pengadaan barang dan jasa secara elektronik telah terealisasi sebanyak 12 bulan. Faktor yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja ini adalah tersediannya anggaran, memadainya sumber daya manusia dan adanya dukungan dari stakeholders. 7. IKM Pelayanan publik di Kecamatan Tingkat capaian pelayanan di kecamatan adalah 101,77.% Realisasi jumlah IKM pelayanan di kecamatan sebesar 77,35% melampaui target yang direncanakan sebesar 76%. Pada tahun ini mengalami penurunan pada 124

170 pencapain kinerja hal ini menjadi bahan evaluasi agar ditingkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel III.109 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada pelayanan di Kecamatan Kota Banjar No Unit Layanan Kecamatan Banjar 75,91 2 Kecamatan Pataruman 78,69 3 Kecamatan Purwaharja 77,94 4 Kecamatan Langensari 76,89 Jumlah 309,43 309,43 /4 =77,35 8. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Realisasi cakupan pelayanan bencana kebakaran sebesar 0,00013% belum mencapai target yang ditentukan sebesar 100%, sehingga capaiannya pun hanya 0,00013%. Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam cara pengukuran indikator sasaran atau dapat juga karena target yang terlalu besar. Realisasi cakupan Pelayanan Kebakaran diperoleh dari rumus : = 0,013% Jika dilihat dari perhitungan tidak mungkin dapat mencapai realisasi 100% karena jika hal itu terjadi maka jumlah personil pemadam kebakaran harus sama banyak dengan jumlah bangunan yang ada di Kota Banjar. 125

171 9. Tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan Wilayah Manajemen Kebakaran Tingkat waktu tanggap daerah layanan wilayah manajemen kebakaran dinyatakan dengan waktu tempuh rata-rata. Tingkat capaian pelayanan tingkat waktu tanggap daerah layanan wilayah manajemen kebakaran adalah 114,12% Realisasi jumlah pelayanan tingkat waktu tanggap daerah layanan wilayah manajemen kebakaran sebanyak 14,60 menit, melampai target yang direncanakan sebesar 17 menit. Pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 3,4 menit. 10. Tingkat kesiapan Fasilitas dan Mobilitas Pemadam Kebakaran Realisasi cakupan Tingkat Kesiapan Fasilitas dan Mobilisasi Pemadam Kebakaran sebesar 0,006521% belum mencapai target yang ditentukan sebesar 100%, sehingga capaiannya pun hanya 0,0001%. Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam cara pengukuran indikator sasaran atau dapat juga karena target yang terlalu besar. Dapat dilihat realisasi cakupan Pelayanan Kebakaran diperoleh dari rumus : = 0,0065% Jika dilihat dari perhitungan tidak mungkin dapat mencapai realisasi 95% karena jika hal itu terjadi maka jumlah armada kebakaran harus mendekati jumlah bangunan yang ada di Kota Banjar. 11. Jumlah Pengunjung perpustakaan per tahun Tingkat capaian jumlah pengunjung perpustakaan per tahun adalah 101,96% dengan realisasi jumlah pengunjung perpustakaan pada tahun 126

172 2016 adalah sebesar pengunjung telah melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar pengunjung. Jumlah pengunjung perpustakaan pada tahun 2016 jika dibandingkan dengan pengunjung perpustakaan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar pengunjung. 29) Sasaran : Meningkatnya Peran Pengawasan Hasil pengukuran capaian indicator peran pengawasan memperoleh hasil: ada 2 Indikator sasaran, sebanyak 1 indikator tidak mencapai target yang telah direncanakan dan 1 indikator yang mencapai target. Indikator Sasaran 1. Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan internal 2. Terselesaikannya kasus/ pengaduan masyarakat Tabel III.110 Hasil pengukuran indikator peran pengawasan Satuan Renca na Realis asi Capai an % Keteran gan % ,16 71,16 Tidak tercapai % tercapai Perbandingan sasaran strategis peran pengawasan antara tahun 2014 dengan tahun 2016 disajikansebagaiberikut: IndikatorSasaran 1. Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan internal 2. Terselesaikannya kasus/ pengaduan masyarakat Tabel III. 111 Perbandingan kinerja indikator peran pengawasan Satuan Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Keterangan Target Tahun 2018 % ,74 71,16 Meningkat 100 % Tercapai

173 1. Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Internal Tingkat capaian indikator sasaran penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan internal adalah 71,16%. Realisasi jumlah capaian indikator sasaran penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan internal sebesar 71,16% belum sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 100%. Pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 8,42% dari capaian tahun Jika dibandingkan dengan target Rencana Strategis di tahun 2016 tidak tercapai sebesar 28,82% dari target 100 %. Dapat kami jelaskan capaian persentase penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Internal sebagai berikut: Tabel III. 112 penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Internal No. Tim Pemeriksa Jumlah Rekomendasi yang rekomendasi ditindaklanjuti % penyelesaian 1. BPK RI ,34 2. Inspektorat Provinsi Inspektorat Kota ,23 JUMLAH ,16 Sumber : Inspektorat Kota Banjar Institusi Pelaksana Audit Tabel III. 113 Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Internal Hasil Audit Penanganan Temuan Rekomendasi sudah belum BPK RI Inspektorat Prov Inspektorat Kota Jumlah Sumber : Inspektorat Kota Banjar 2. Terselesaikannya kasus/pengaduan masyarakat Tingkat capaian indikator sasaran terselesaikannya kasus/pengaduan masyarakat adalah 100%. Realisasi jumlah capaian indikator sasaran 128

174 terselesaikannya kasus/pengaduan masyarakat sebesar 100% sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 100%. Jumlah pengaduan masyarakat yang masuk kepada instansi terkait (inspektorat Kota Banjar) sebanyak 1 pengaduan dan dapat tertangani sebanyak 1 pengaduan. 30) Sasaran : Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Akuntabel Pengukuran capaian indikator peran pengawasan memperoleh hasil: ada 3 Indikator sasaran, sebanyak 1 indikator mencapai target yang telah direncanakan dan 2 indikator belum terukur. Tabel III.114 Hasil pengukuran capaian indikator meningkatnya kinerja pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel Capaian Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi % Keterangan 1. Opini BPK WTP WTP Opini WTP 100 Tercapai 2. Skor Evaluasi LAKIP Poin Belum terukur 3. Skor Evaluasi LPPD Poin Belum terukur Perbandingan sasaran strategis pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel tahun 2015 dengan tahun 2016 disajikan sebagai berikut: Indikator Sasaran Tabel III.115 Perbandingan capaian indicator meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel Satuan Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Target tahun Opini BPK WTP WTP Opini WTP Tercapai WTP 2. Skor Evaluasi LAKIP Poin 56,94 - Belum 65 terukur 3. Skor Evaluasi LPPD Poin 3,17 - Belum 3 terukur 129

175 1. Opini BPK Tingkat capaian indikator sasaran opini BPK pada tahun 2016 adalah 100%. Pemerintah Kota Banjar pada tahun 2016 kembali berhasil meraih penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI, atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran Keberhasilan capaian ini merupakan gambaran berhasilnya pengelolaan keuangan di pemerintahan Kota Banjar dan untuk mempertahankan opini WTP ini. Pemerintah Kota Banjar akan memperbaiki hal-hal yang masih perlu disempurnakan terkait dengan: a. Penatausahaan aset tetap yang belum sepenuhnya tertib diantaranya tanah pemda yang belum bersertifikat, b. Penatausahaan piutang PBB belum didasarkan pada data yang valid. c. Pengelolaan dan pertanggungjawaban dana kapitasi d. Penyempurnaan penatausahaan administrasi pertanggungjawaban penggunaan belanja daerah dengan dukungan dengan bukti yang sah dan sesuai dengan pengeluaran riil. 2. Skor Evaluasi LAKIP Tingkat capaian indikator sasaran skor evaluasi LAKIP pada tahun 2016 tidak dapat diukur dikarenakan hasil penilaian diambil setelah penyusunan LAKIP. Namun direncanakan untuk mencapai target B untuk tahun ini. Untuk tahun 2015 hasil evaluasi Pemerintah Kota Banjar mendapat nilai 56,94 poin atau predikat penilaian CC. Penilaian tersebut menunjukan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada hasil di Pemerintah Kota Banjar masih banyak memerlukan perbaikan. ketidak berhasilan ini dipengaruhi oleh belum dilaksanakannya beberapa item evaluasi sebagai contoh belum dilaksanakannya rencana aksi ataupun perjanjian kinerja. 130

176 Sehubungan hal tersebut, Pemerintah Kota Banjar akan melaksanakan peningkatan dan pengembangan implementasi SAKIP melalui penyusunan rencana aksi bersama dengan penyusunan perjanjian kinerja yang kemudian akan dilaksanakan monitoring secara berkala (3 bulan) pelaksanaan rencana aksi tersebut. Disamping itu juga akan dikembangkan sistem informasi yang menunjang terhadap proses akuntabilitas penyelenggara Pemerintah Daerah melalui pembangunan sistem yang e-monev yang terintegrasi dengan sistem informasi yang sudah ada dari hasil evaluasi yang dilaksanakan Menpan. Kedua buah point penting ini menunjang terhadap implementasi SAKIP di Kota Banjar dan dapat menambah nilai plus yang cukup besar dalam mengejar point LAKIP sehingga pada tahun depan diharapkan point LAKIP meningkat. 3. Skor Evaluasi LPPD Tingkat capaian indikator sasaran skor evaluasi LPPD pada tahun 2016 tidak dapat diukur dikarenakan hasil penilaian diambil setelah penyusunan LPPD. Namun untuk tahun 2015 mencapai 3,17 poin melampaui target yang telah direncanakan sebesar 3 poin. 31) Sasaran : Tersusunnya Dokumen Perencanaan Pembangunan Yang Transparan dan Akuntabel Hasil pengukuran capaian indikator peran pengawasan memperoleh hasil: ada 4 Indikator sasaran, sebanyak 2 indikator mencapai target yang telah direncanakan dan 2 indikator tidak mencapai target yang telah direncanakan. Tabel III. 116 Hasil Pengukuran capain indikator tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yang trasparan dan akuntabel Capaian Keterangan Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi 1. RPJMD yang telah ditetapkan dengan Ada/ tidak % Ada Ada 100 Tercapai 131

177 Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi perda 2. RKPD yang telah ditetapkan dengan perwal 3. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD 4. Dokumen perencanaan penataan ruang teknis Ada/ tidak Capaian % Keterangan Ada Ada 100 Tercapai % ,87 98,87 Tidak tercapai % , Tidak tercapai Perbandingan sasaran strategis tersususnnya dokumen perencanaan pembangunan yang trasparan dan akuntabel tahun 2015 dengan 2016 disajikan sebagai berikut : Tabel III.117 Perbandingan capaian indikator tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yang trasparan dan akuntabel Indikator Sasaran 1. RPJMD yang telah ditetapkan dengan perda 2. RKPD yang telah ditetapkan dengan perwal 3. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD 4. Dokumen perencanaan penataan ruang teknis Satuan Ada/ tidak Ada/ tidak Realisasi 2015 Realisasi 2016 Ket Target tahun 2018 Ada Ada Tetap Ada Ada Ada Tetap Ada % 98,31 98,87 Meningkat 100 % ,33 Menurun RPJMD yang telah ditetapkan dengan perda Tingkat capaian indikator sasaran RPJMD yang telah di tetapkan dengan perda adalah 100%. Realisasi jumlah indikator sasaran RPJMD yang telah di tetapkan dengan perda adalah 100% sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 100%. Capain kinerja ini didukung karena ketersediaan dokumen RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda, yaitu dengan ditetapkannya Perda Kota Banjar Nomor 4 Tahun 2014 tentang 132

178 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjar Tahun RKPD yang telah ditetapkan dengan perwal Tingkat capaian indikator sasaran RKPD yang telah ditetapkn dengan perwal adalah 100%. Realisasi jumlah indikator sasaran RKPD yang telah ditetapkn dengan perwal adalah 100% sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 100%. Dengan ketersediaan dokumen RKPD baik RKPD Tahun 2017 yang ditetapkan dengan Perwal Kota Banjar Nomor 15 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Banjar Tahun 2016, dan RKPD Perubahan yang ditetapkan dengan Perwal Kota Banjar Nomor 18.b Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Banjar. 3. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Tingkat capaian indikator sasaran penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD adalah 98,87 %. Realisasi jumlah Indikator sasaran penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD adalah 98,87 % tidak sesuai target yang direncanakan sebesar 100%. Indikator ini dengan cara membandingkan program RKPD tahun 2016 dengan program RPJMD yang harus dilaksanakan pada tahun Pada tahun 2016 jumlah program yang dilaksanakan sebanyak 175 dari 177 program RPJMD yang harus dilaksanakan pada tahun Program yang tidak dilaksanakan tersebut adalah program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan (urusan pilihan kehutanan) dan program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita (urusan wajib kesehatan). 133

179 4. Dokumen perencanaan penataan ruang teknis Tingkat capaian indikator sasaran Dokumen perencanaan penataan ruang teknis adalah %. Realisasi jumlah indikator sasaran Dokumen perencanaan penataan ruang teknis adalah 83,33 %tidak sesuai yang direncanakan target sebesar 100%. Dokumen perencaan penataan ruang teknis tahun 2016 ada 5 dokumen yaitu: penyusunan profil daerah, penataan koridor jalan perintis kemerdekaan, inventarisir fasos dan fasum perumahan terencana, identifikasi tata guna lahan di Kota Banjar, penyiapan pedoman/standar teknis tata guna lahan. Capaian indikator ini belum memenuhi target sehingga dianggap perlu untuk memprioritaskan program/kegiatan pada tahun 2017 dan atau 2018 yang mendukung indikator sehingga target pada akhir RPJMD dapat tercapai. 32) Sasaran : Tersediannya Data Informasi Dan Statistik Pembangunan Daerah Hasil pengukuran Capaian Indikator peran pengawasan memperoleh hasil: ada 2 Indikator sasaran, sebanyak 2 indikator mencapai target yang telah direncanakan. Tabel III. 118 Hasil pengukuran capain indikator tersedianya data informasi dan statistik pembangunan daerah Indikator Sasaran Sat Rencana Realisasi Capaian % 1. Banjar Dalam Angka Dok Tercapai 2. PDRB Kota Banjar Dok Tercapai Perbandingan sasaran strategis tersedianya data, informasi dan statistik pembangunan daerah pada tahun 2015 dengan tahun Ket 134

180 Indikator Sasaran Tabel III.119 Perbandingan capaian indikator tersedianya data, informasi dan statistik pembangunan daerah Sat Kondisi Tahun 2015 Kondisi Tahun 2016 Keterangan 1. Banjar Dalam Angka Dok 1 1 Tetap 1 2. PDRB Kota Banjar Dok 1 1 Tetap 1 Target Tahun Banjar Dalam Angka Tingkat capaian indikator sasaran banjar dalam angka adalah 100%. Realisasi jumlah indikator sasaran banjar dalam angka sebanyak 1 dokumen sesuai dengan target yang direncanakan sebanyak 1 dokumen. Capaian kinerja ini didukung karena tersediannya data Banjar Dalam Angka berupa buku/dokumen profil kota banjar berbasis geografis yang memuat data statistik Kota Banjar (Banjar dalam Angka). 2. PDRB Kota Banjar Tingkat capaian indikator sasaran PDRB Kota Banjar adalah 100%. Realisasi jumlah indikator sasaran PDRB Kota Banjar sebanyak 1 dokumen sesuai dengan target yang direncanakan sebanyak 1 dokumen. Capaian kinerja ini didukung karena tersedianya data PDRB berupa buku/dokumen PDRB kecamatan di Kota Banjar. B. REALISASI ANGGARAN Rekapitulasi anggaran penunjang indikator sasaran kinerja sesuai dengan rumusan pengukuran baik yang bersifat kumulatif atau non kumulatif dalam Indikator Kinerja Kunci (IKU) dan Ketetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja perlu kami informasikan dengan prosentase penyerapan anggaran sebagai berikut: 135

181 Uraian Sasaran 1. Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan pendidikan dasar. 2. Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan pendidikan menengah 3. Meningkatnya kualitas layanan pendidikan non formal dan informal 4. Meningkatnya kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik 5. Meningkatnya cakupan layanan PAUD 6. Meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat 7. Meningkatnya kuantitas, kualitas dan fungsi sarana prasarana kesehatan 8. Meningkatnya pemerataan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 9. Meningkatnya cakupan akseptor KB 10. Berkembangnya jumlah UMKM dan koperasi 11. Meningkatnya kontribusi dan pertumbuhan industri pengolahan 12. Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan Tabel III.120 Prosentase Penyerapan Anggaran Pagu Anggaran Realisasi % , , , , , , , , , , , ,38 136

182 Uraian Sasaran 13. Meningkatnya realisasi investasi 14. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan 15. Meningkatnya ekonomi kota dengan aktivitas agrowisata 16. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kota 17. Meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga pra sejahtera 18. Menurunnya populasi PMKS 19. Meningkatnya penempatan bagi pencari kerja 20. Meningkatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang proporsional 21. Meningkatnya pelayanan pengelolaan persampahan Kota 22. Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman 23. Meningkatnya mutu pengawasan lingkungan hidup 24. Meningkatnya kualitas hutan dan lahan 25. Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum daerah. 26. Meningkatnya disiplin pegawai 27. Meningkatnya aparatur pemerintah daerah yang memiliki Pagu Anggaran Realisasi % , , , , , , , , , , , , , ,32 137

183 Uraian Sasaran kompetensi dan mampu memberikan layanan prima 28. Meningkatnya kualitas pelayanan publik 29. Meningkatnya peran pengawasan 30. Meningkatnya kinerja pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel 31. Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yang transparan dan akuntabel 32. Tersedianya data, informasi dan statistik pembangunan daerah Pagu Anggaran Realisasi % , , , , ,75 C. PENGHARGAAN Selama tahun 2016 Pemerintah Kota Banjar mendapatkan penghargaanpenghargaan Nasional. Adapun penghargaan-penghargaan yang diraih oleh Pemerintah Kota Banjar disajikan sebagai berikut : No Nama Penghargaan Tahun 1. Penghargan bidang ekonomi, Kinerja Penyaluran Raskin Terbaik 2015 : Kategori Penyaluran dan Pembayaran Harga Tebus Raskin Terbaik dan Kategori Dukungan APBD Kota Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Program Raskin. 2. Penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik melalui program CANDU ASMARA ( Becak Posyandu Angkutan Swadaya Masyarakat ) bagi Kelurahan Mekarsari yang diserahkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Prof DR Yuddy Chrisnandi 3. Penghargaan kinerja terbaik berdasarkan EKPPD terhadap LPPD tahun 2014 dari Menteri Dalam Negeri Tjahyo kumolo pada Peringatan Hari Otonomi Daerah Ke XX 4. Penghargaan Kota Banjar Sebagai Kota Penyaji Seni Musik Terbaik ke- I, penghargaan ini diraih Atas Partisipasi dan Dedikasinya Pada Kegiatan Pasanggiri Seni Tari, Musik 22 Januari Maret April Mei

184 No Nama Penghargaan Tahun Dan Teater 5. Penghargaan Invesment Award Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota Terbaik ketiga Se- Indonesia 6. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2015 dari BPK RI Perwakilan Jawa Barat Bandung, Kota Banjar kembali meraih hasil tertinggi yaitu Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 7. Penghargan dalam Bidang Lingkungan Hidup yaitu Penghargaan Adipura KIRANA 8. Manggala Karya Kencana bagi Walikota Banjar,Dr. Hj. Ade Uu Sukaesih, M.Si atas inovasi dan pengembangan Program KB; UPAKARTI Pemenang Lomba Kota Pelaksana Terbaik KB, Kesehatan yang diterima oleh Kelurahan Purwaharja; Dharma Karya Kencana Pemenang Tenaga Medis Pelayanan Program KB terbaik Mow yaitu dr. Moh. Imam Wahyudi, Sp.OG. 9. Penghargaan Anugerah Revitalisasi Posyandu Tingkat Provinsi Jawa Barat 10. Penghargaan Pemerintahan Daerah Tahun 2014 dengan Prestasi Kinerja Sangat Tinggi 11. Penghargaan atas Pencapaian Target Penerbitan Akta Kelahiran dari Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) 12. Penghargaan WTP dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, atas capaian tertinggi dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang selalu memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan secara berturut-turut sejak Tahun 2011 sampai dengan Tahun ( ini merupakan yang ke-6 kalinya bagi Kota Banjar). 13. Penghargaan Ketahanan Pangan pada Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat ( LDPM ) Bina Tani Desa Binangun Kecamatan Pataruman Kota Banjar meraih juara dua sebagai Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan kelompok/ gabungan kelompok masyarakat/ kelembagaan ekonomi pelaku usaha pangan skala kecil dan menengah yang berhasil mengelola kegiatan produksi pangan/ pemberdayaan masyarakat/ pengembangan industri pangan olahan/ perakitan/ perekayasaan teknologi pangan dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan 15. Kota Peduli Hukum dah Ham Dari Menteri Hukum Dan Ham- Di Surabaya 16. Apresiasi dari Gubernur Jawa Barat dalam Pelaksanaan Kota Sehat di Bandung 30 Mei Juni Juli Juli Agustus Agustus Agustus September Oktober Oktober Desember Desember

185 No Nama Penghargaan Tahun 17. Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2016 dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Yohana Yembise Sukaesih, 21 Desember

186 BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota Banjar tahun 2016 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui berbagai kegiatan pembangunan sesuai urusan wajib dan urusan pilihan yang dilaksanakan. LKIP ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja dan perwujudan pelaksanaan tanggung jawab transparansi dan akuntabilitas Pemerintah Kota Banjar dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui berbagai kegiatan pembangunan sesuai urusan wajib dan urusan pilihan yang dilaksanakan. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Banjar. Di masa yang akan datang Pemerintah Kota Banjar akan terus berupaya lebih menyempurnakan pelaporan guna mewujudkan pemerintahan yang lebih baik (good governance). Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, pada hakikatnya adalah proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsipprinsip transparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya kepastian hukum, kesetaraan, efektif dan efisien. Prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan demikian merupakan landasan bagi penerapan kebijakan yang demokratis di era globalisasi, yang ditandai dengan menguatnya kontrol dari masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik. Dari waktu ke waktu Pemerintah Kota Banjar senantiasa melakukan berbagai langkah untuk terus memperbaiki kinerja pelayanan publik, baik melalui reformasi/perubahan pada tataran birokrasi, perbaikan sistem pengalokasian anggaran, maupun penyempurnaan pada organisasi perangkat daerah. Sebagai bukti keberhasilan pelaksanaan pembangunan selama, Pemerintah 1 BAB IV PENUTUP

187 Kota Banjar telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai kalangan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Namun demikian disadari bahwa selama masih ditemui berbagai permasalahan dan kendala yang belum terselesaikan dengan baik seperti, penanganan kemiskinan, pengelolaan lingkungan hidup, penataan ruang dan pendidikan yang murah/terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Kota Banjar. Akhir kata, secara umum dapat disimpulkan bahwa pencapaian target terhadap beberapa indikator yang dicantumkan dalam RPJMD Kota Banjar Tahun khususnya untuk Tahun Anggaran 2016 menjadi momentum untuk dapat dipenuhi sesuai dengan harapan. Jika terdapat indikator sasaran maupun pencapaian Kinerja yang belum memenuhi target yang ditetapkan, kami akui semata-mata merupakan kelemahan dan ketidaksempurnaan sebagai manusia, karena disadari kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT., namun demikian segala kekurangan dan ketidaksempurnaan tentunya harus menjadi motivasi untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang. 2 BAB IV PENUTUP

188 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Kota Banjar

189 SAKIP KOTA BANJAR Implementasikan Sistem akuntabilitas kinerja di Pemerintah Kota Banjar dilaksanakan melalui 1. Penyusunan dokumen perencanaan jangka panjang (RPJPD ), 2. Perencanaan jangka menengah lima tahunan (RPJMD Tahun dan Rencana Strategisdi tiap OPD) 3. Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) 4. Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 5. Penetapan Perjanjian Kinerja tahun berjalan 6. Laporan Kinerja Instasi Pemerintah (LKIP/LkjIP) setiap tahun berjalan. RPJMD Kota Banjar Tahun merupakan RPJMD ketiga dalam periode RPJPD Kota Banjar Tahun Perencanaan strategis yang ditetapkan dalam RPJMD tersirat dalam Visi dan misi yang ingin dicapai.

190 VISI DAN MISI KOTA BANJAR VISI Dengan Iman dan Taqwa Kita Wujudkan Masyarakat Kota Banjar yang Agamis, Mandiri dan Sejahtera Menuju Banjar Agropolitan MISI 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) : 2. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 3. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup 4. Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good governance dan clean government

191 Sebagai tolak ukur pencapaian tujuan dan sasaran strategis visi dan misi Pemerintah Kota Banjar tahun , telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah sebagaiberikut Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) No. Tujuan Uraian Tujuan Indikator Tujuan Sasaran 1 Meningkatkan rata-rata lama sekolah Rata-rata Lama Sekolah ( RLS) 1. Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan pendidikan dasar; 2. Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan pendidikan menengah; 3. Meningkatnya kualitas layanan pendidikan 2 Meningkatnya kualitas tenaga pendidik dan kependidikan 3 Menumbuhkembangkan karakter dan kecerdasan sejak dini 4 Meningkatkan angka harapan hidup 5 Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk Guru yang telah sertifikasi Cakupan layanan PAUD Usia harapan hidup penduduk Kota Banjar non formal dan informal 1. Meningkatnya kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik 1. Meningkatnya cakupan layanan PAUD 1. Meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat; 2. Meningkatnya kuantitas, kualitas dan fungsi sarana prasarana kesehatan; 3. Meningkatnya pemerataan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. LPP Kota Banjar 1. Meningkatnya cakupan akseptor KB

192 Misi 2 : Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) No. Tujuan Uraian Tujuan Indikator Tujuan 1 Meningkatnya laju pertumbuhan 1. LPE Kota Banjar ekonomi dan daya beli masyarakat; 2. Daya beli masyarakat Sasaran 1. Berkembangnya jumlah UMKM dan koperasi; 2. Meningkatnya kontribusi dan pertumbuhan industri pengolahan; 3. Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan; 4. Meningkatnya realisasi investasi; 5. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanandan kehutanan; 6. Meningkatnya ekonomi kota dengan aktivitas agrowisata; 7. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kota. 2 Meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat miskin Angka kemiskinan 1. Meningkatan kemampuan ekonomi keluarga pra sejahtera; 2. Menurunannya populasi PMKS; 3. Meningkatan penempatan bagi pencari kerja.

193 Misi 3 No. : Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Uraian Tujuan Tujuan 1 Meningkatnya Pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan Indikator Tujuan Kualitas udara dan air Sasaran 1. Meningkatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang proporsional; 2. Meningkatnya pelayanan pengelolaan persampahan kota; 3. Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman; 4. Meningkatnya mutu pengawasan lingkungan hidup; 5. Meningkatnya kualitas hutan dan lahan.

194 Misi 4 : Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good governance dan clean government No. Tujuan Uraian Tujuan Indikator Tujuan Sasaran 1 Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat dan 1. Tingkat pelanggaran perda/perwal 1. Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum daerah aparatur pemerintah. 2. Tingkat pelanggaran disiplin aparat 2. Meningkatnya Disiplin Pegawai 3. Tingkat persetujuan raperda 2 Terwujudnya kinerja birokrasi yang semakin profesional dan akuntabel. 1. Skor IKM Kota Banjar 2. Opini BPK 3. Skor Evaluasi LPPD 4. Skor Evaluasi Lakip 1. Meningkatnya aparatur pemerintah daerah yang memiliki kompetensi dan mampu memberikan layanan prima; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik; 3. Meningkatnya peran pengawasan; 4. Meningkatnya kinerja pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel; 5. Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan; 6. Tersedianya data, informasi dan statistik pembangunan daerah.

195 Axis Title SASARAN INDIKATOR TAHUN 2016 Sasaran dan Indikator MISI 1 MISI 2 MISI 3 MISI 4 INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS

196 MISI 1 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Pemerintah Kota Banjar menitikberatkan pada aspek terpenting kehidupan didasarkan pada: Tingkat pendidikan yang memadai, Usia yang panjang dan hidup sehat dan Standar hidup yang layak. Diuraikan dalan 9 buah sasaran strategis dan 66 indkator sasaran DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DINAS KESEHATAN

197 MISI 2 Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Dalam rangka peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, Pemerintah Kota Banjar menitikberatkan pada pelaksanaan pemberdayaan dan penguatan ekonomi masyarakat dengan pemerataaan dan prinsip keadilan Diuraikan dalan 10 buah sasaran strategis dan 24 indkator sasaran DINAS KOPERASI, USAHA KECIL, MENENGAH DAN PERDAGANGAN DINAS PENANAMAN MODAL, DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN DAN KAWASAN PERUMAHAN DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DINAS TENAGA KERJA

198 MISI 3 Meningkatkan kualitas Lingkungan Hidup Dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan hidup, Pemerintah Kota Banjar Menitikberatkan pada isu pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestariannya dengan kegiatan yang menunjang pada Pembangunan berwawasan lingkungan. Diuraikan dalan 5 buah sasaran strategis dan 12 indkator sasaran DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN DAN KAWASAN PERUMAHAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP

199 MISI 4 Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good governance dan clean government Pembangunan bidang hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses penyelenggaraan good and clean governance. Oleh karena itu, pembangunan bidang hukum merupakan salah satu kebijakan pembangunan untuk mewujudkan pemantapan kinerja pemerintah daerah didukung dengan pemberdayaan aparatur pemerintah daerah dalam rangka peningkatan kompetensi dan profesionalismenya sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Diuraikan dalan 8 buah sasaran strategis dan 28 indkator sasaran INSPEKTORAT, BAPPEDA SETDA KOTA BANJAR BAGIAN TATA PEMERINTAHAN SETDA KOTA BANJAR BAGIAN EKBANGJAS DINAS POLISI PAMONG PRAJA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DINAS PERHUBUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

200

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi dan misi merupakan gambaran otentik Kota Banjar dalam 5 (lima) tahun mendatang pada kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk periode RPJMD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 dapat diselesaikan,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2019 yaitu : Terwujudnya Peningkatan Kehidupan Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT

Lebih terperinci

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT KATA PENGNTAR Dengan rahmat Allah,SWT, Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2017 ini selain berisi tentang Struktur, Tugas dan Fungsi Inspektorat, Program dan Kegiatan, Rencana

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : iii

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : iii IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2019 yaitu : Terwujudnya Peningkatan Kehidupan Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Dalam menjabarkan dan mengimplementasikan Visi dan Misi Pembangunan Kota Banjar Tahun 2014-2018 ke dalam pilihan program prioritas di masing-masing

Lebih terperinci

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera BAB - V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) PROVINSI BANTEN TAHUN 2013 I. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PERANGKAT DAERAH DAN ANTARA KECAMATAN DENGAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II) RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN 2013-2018 (PERUBAHAN II) B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n D a e r a h y a n g P r o f e s i o n a l, A n d a l d a n K r e d i b e l Untu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Struktur Organisasi Bandung sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG TATA HUBUNGAN KERJA ANTAR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu

Lebih terperinci

A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 1. Latar Belakang Dengan adanya Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2 Penyampaian LKPJ Walikota Bandung Tahun 2012, merupakan wujud akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan ketentuan pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Kabupaten Pemalang Tahun 2013 merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode VISI, MISI dan AGENDA PRIORITAS Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Periode 2016-2021 1 INDIKATOR MAKRO KOTA SAMARINDA TARGET TAHAP 3 RPJPD KOTA SAMARINDA 2005-2025 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS KOTA

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIK a. VISI DAN MISI Visi yang tercantum dalam Rencana Strategis, yaitu : Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Bandung yang BERMARTABAT melalui

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2013 dapat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008 No. 9, 2008-1 - LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat 5.1 Visi Visi adalah suatu gambaran keadaan masa depan yang ingin diwujudkan berdasarkan segala sumber daya yang dimiliki. Visi yang ditetapkan dapat memberikan motivasi kepada seluruh aparatur serta masyarakat

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci