BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN RINGKASAN. A. Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini antara lain:

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN RINGKASAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini antara lain: 1. Jumlah santri Pondok Pesantren An Nawawi yang terdiagnosis menderita penyakit skabies sebanyak 115 orang santri dari 161 orang santri yang memeriksakan diri dan 34 orang diantaranya positif S. scabiei pada sampel swab kulitnya. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penularan penyakit skabies pada santri di pondok pesantren An Nawawi Berjan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Jawa Tengah adalah kebersihan lingkungan, adanya kontak dengan penderita, jenis kelamin, dan umur. Santri yang tinggal di lingkungan tidak sehat lebih berisiko tertular skabies daripada santri yang tinggal di lingkungan sehat. Santri yang ada kontak dengan penderita lebih berisiko tertular skabies daripada santri yang tidak ada kontak dengan penderita. Santri putra lebih berisiko tertular skabies daripada santri putri. Santri yang berumur dibawah 16 tahun lebih berisiko tertular skabies daripada santri yang berumur diatas 15 tahun. 3. Faktor kebersihan lingkungan adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan penularan penyakit skabies pada santri di pondok pesantren An Nawawi Berjan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Santri yang 60

2 tinggal di lingkungan yang tidak sehat lebih berisiko tertular penyakit skabies daripada santri yang tinggal di lingkungan yang sehat. 4. Terdapat tungau jenis lain yang ditemukan di Pondok Pesanren An Nawawi Berjan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Jawa Tengah yaitu tungau debu rumah (TDR) Dermatophagoides sp dan tungau dari Famili Syringophilidae. 5. Keberadaan tungau debu rumah (TDR) Dermatophagoides sp tidak mempengaruhi penularan penyakit skabies pada santri di pondok pesantren An Nawawi Berjan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran yang dapat diberikan meliputi: 1. Bagi santri di Pondok Pesantren An Nawawi: a. Para santri baik putra maupun putri agar selalu menjaga kebersihan lingkugan kamar, tidak meletakkan handuk dan pakaian kotor sembarangan di dalam kamar agar tidak mempermudah penularan penyakit skabies di lingkungan pondok pesantren. b. Santri yang lebih dewasa senantiasa dapat menjadi contoh dan menasihati adik-adik santri dalam satu kamar untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan terutama lingkungan kamar agar tidak terus-memerus terjadi penularan penyakt skabies.

3 2. Bagi pengelola Pondok Pesantren An Nawawi: a. Melakukan pembinaan secara rutin kepada para santri dalam upaya peningkatan kebersihan lingkungan khususnya kebersihan kamar dan penataan ruangan di dalam kamar. b. Memperhatikan kepadatan hunian kamar, karena hunian yang padat berpotensi membuat ruangan menjadi terbatas untuk meletakkan barangbarang pribadi santri sehingga kebersihannya kurang dapat terjaga dan memungkinkan adanya kontak dengan penderita yang mempermudah penularan penyakit skabies di lingkungan pondok pesantren. 3. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten purworejo agar dapat melakukan tindakan penanganan dan penanggulangan kejadian skabies terutama di pondok dan dapat membuat kebijakan pengendalian skabies. 4. Bagi peneliti lain agar dapat menggali potensi yang lebih dalam yang menjadi penyebab penularan penyakit skabies di pondok pesantren khususnya di Pondok Pesantren An Nawawi Berjan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo jawa Tengah serta upaya pengobatan yang efektif untuk menanggulangi penularan penyakit skabies agar penyakit tersebut tidak terjadi secara terus-menerus. C. Ringkasan Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang masih banyak diminati masyarakat dari berbagai kalangan. Pondok pesantren memberikan sistem pengajaran formal dan non formal. Sebagian besar pondok pesantren mewajibkan

4 santrinya untuk tinggal di asrama pondok selama menempuh pendidikan di pondok pesantren tersebut. Banyaknya jumlah santri yang tinggal di pondok pesantren menyebabkan tingginya kepadatan hunian di suatu pondok pesantren dan berpengaruh terhadap kesehatan santri-santrinya. Salah satu penyakit yang sering terjadi di pondok pesantren adalah penyakit skabies. Hal tersebut juga terjadi di Pondok Pesantren An Nawawi Berjan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Penyakit skabies disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap S. scabiei varietas hominis. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah gatal-gatal terutama pada malam hari atau pruritus nocturna. Tanda klinis yang muncul berupa papula atau vesikel yang puncaknya terdapat gambaran yang sebenarnya merupakan terowongan. Penularan penyakit dapat terjadi melalui kontak dengan penderita, lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya dan tempat tinggal yang padat penghuni. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko penularan penyakit skabies di Pondok Pesantren An Nawawi Berjan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Penelitian ini bersifat observasional dan analitik dengan rancangan kasus kontrol. Populasi yang digunakan adalah santri di pondok pesantren tersebut. Sampel adalah santri yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 104 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung kebersihan lingkungan pondok pesantren berdasarkan check list yang telah disiapkan. Santri yang menjadi sampel penelitian diminta mengisi kuesioner. Santri yang terdiagnosis

5 menderita skabies diambil sampel swab kulit untuk menemukan tungau S. scabiei. Selanjutnya, dilakukan pengambilan sampel debu rumah. Analisis statistik yang digunakan adalah metode Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan santri Pondok Pesantren An Nawawi yang menderita penyakit skabies sebanyak 115 orang santri dari 161 orang santri yang memeriksakan diri dan 34 orang diantaranya positif S. scabiei pada sampel swab kulitnya. Ada hubungan antara kebersihan lingkungan dengan penularan penyakit skabies (p = 0,000; OR = 9,490). Tidak ada hubungan antara kepadatan hunian dengan penularan penyakit skabies. Tidak ada hubungan antara perilaku kebersihan diri dengan penularan skabies (p= 0,495; OR = 2,040). Ada hubungan antara adanya kontak dengan penderita terhadap penularan penyakit skabies (p = 0,040; OR = 2,912). Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penularan penyakit skabies (p = 0,804; OR=1,282). Ada hubungan antara jenis kelamin dengan penularan penyakit skabies (p=0,000; OR = 5,083). Ada hubungan antara umur dengan penularan penyakit skabies (p=0,000). Jenis tungau yang ditemukan adalah Dermatophagoides sp dan tungau lain dari Famili Syringophilidae. Tidak ada hubungan antara ada tidaknya TDR dengan penularan penyakit skabies (p=0,526; OR = 0,536). Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap penularan penyakit skabies di Pondok Pesantren An Nawawi adalah kebersihan lingkungan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Santri Pondok Pesantren An Nawawi yang terdiagnosis skabies sebanyak 115 orang santri dari 161 orang santri yang memeriksakan diri dan 34 orang diantaranya positif S. scabiei pada

6 sampel swab kulitnya. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penularan penyakit skabies pada santri di pondok pesantren An Nawawi adalah kebersihan lingkungan, adanya kontak dengan penderita, jenis kelamin, dan umur. Faktor dominan yang paling berhubungan dengan penularan penyakit skabies pada santri di pondok pesantren An Nawawi adalah kebersihan lingkungan. Terdapat tungau jenis lain yang ditemukan di Pondok Pesanren An Nawawi yaitu tungau debu rumah (TDR) Dermatophagoides sp dan tungau dari Famili Syringophilidae. Keberadaan tungau debu rumah (TDR) Dermatophagoides sp tidak mempengaruhi penularan penyakit skabies pada santri di pondok pesantren An Nawawi Berjan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.