Identifikasi Penyebab Masalah (Diagnosa) Penetapan Prioritas Masalah dengan Teknik Scoring. disampaikan oleh: Eri Witcahyo Departemen AKK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Identifikasi Penyebab Masalah (Diagnosa) Penetapan Prioritas Masalah dengan Teknik Scoring. disampaikan oleh: Eri Witcahyo Departemen AKK"

Transkripsi

1 Identifikasi Penyebab Masalah (Diagnosa) Penetapan Prioritas Masalah dengan Teknik Scoring disampaikan oleh: Eri Witcahyo Departemen AKK Materi Kuliah Peserencanaan & Evaluasi Kesehatan

2 REVIEW: DIAGRAM PERENCANAAN PROGRAM ANALISIS SITUASI Penetapan Masalah & Identifikasi Penyebab PENETAPAN PRIORITAS MASALAH Penetapan kriteria/ indikator evaluasi Menyusun Rencana Pelaksanaan Menyusun Rencana Program (program, tujuan sasaran) 2

3 PENETAPAN MASALAH KESEHATAN & Masalah adalah suatu kesenjangan (gap) antara apa yang diharapkan (what should be) dengan apa yang terjadi PENYEBAB Dalam lingkup manajemen, pengertian ini lebih dinamis. Dikatakan masalah apabila memenuhi persyaratan : Adanya kesenjangan (G : gap) Target TT 1 = 1500 bumil/th dan TT 2 = 1200 bumil/th. Hasil kegiatan TT 1 = 1200 bumil/th dan TT 2 = 600 bumil/th. Kesenjangan TT 1 = 300 bumil/th dan TT 2 = 600 bumil/th. Administrator kes merasa tdk puas dg adanya kesenjangan tsb (C : concern) Ada perhatian dr administrator RS, Puskesmas, Dinkes thd kesenjangan tsb. Administrator merasa b tg jawab atas masalah tsb (R : responsibility) (1:44) Masalah = G x C x R 3

4 Metode & teknik pengenalan masalah: 1. Pendekatan segitiga pelayanan PROVIDER (Organisasi, manajemen, kepemimpinan) LINGKUNGAN (fisik, biologi, kimia, sosekbud) MASYARAKAT (Mortalitas, morbiditas, disabilitas, perilaku) 4

5 Contoh Aspek masyarakat : Mortalitas = tingginya angka kematian ibu (AKI) sebesar 50/1000 penduduk dan angka kematian bayi (AKB) sebesar 75/1000 penduduk tahun 2005 di desa Pakusari Penyebab : pertolongan oleh nakes rendah, penyakit infeksi pada bayi, pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan rendah Identifikasi masalah : Tingginya angka kematian ibu (AKI) sebesar 50/1000 pddk Tingginya angka kematian bayi (AKB) sebesar 75/1000 pddk Pertolongan oleh nakes rendah sebesar 30 % Tingginya penyakit infeksi pada bayi sebesar 60 % Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan rendah 5

6 Morbiditas = tingginya kejadian diare sebesar 70 % tahun 2005 di desa Pakusari Penyebab : cara makan yg salah, alat makan terkontaminasi, pengetahuan tentang penyebab diare rendah Identifikasi masalah : Tingginya kejadian diare sebesar 70 % Cara makan yg salah sebesar 80 % Alat makan terkontaminasi sebesar 80 % Pengetahuan tentang penyebab diare rendah sebesar 60 % 6

7 Perilaku = Rendahnya pemanfaatan yankes sebesar 65 % tahun 2005 di desa Pakusari Penyebab : jarak thd yankes jauh, kemampuan membayar rendah, pengetahuan rendah Identifikasi masalah : Rendahnya pemanfaatan yankes sebesar 65 % Jarak thd yankes jauh sebesar 70 % Kemampuan membayar rendah sebesar 80 % Pengetahuan rendah sebesar 60 % 7

8 2. Pendekatan sistem/unsur organisasi Input Proses Output Outcome Dampak Contoh Input : terbatasnya petugas imunisasi, terbatasnya penyediaan vaksin Proses : mekanisme pemberian imunisasi kurang tepat Output : cakupan imunisasi rendah sebesar 60 % Outcome : tingginya angka peny. akibat tdk diimunisasi Dampak : derajat kesehatan anak rendah Rendahnya cakupan imunisasi sebesar 60 % tahun 2005 di desa pakusari Penyebab : terbatasnya petugas imunisasi, terbatasnya penyediaan vaksin, mekanisme pemberian imunisasi kurang tepat, 8

9 3. Pendekatan tulang ikan (fish bone) Man Method Market MASALAH?? (??%) Minute/ Time Money Material Machine Pendekatan ini lazim digunakan dalam menganalisa diagnosa (penyebab) masalah, dengan melihat dari sumberdaya (identifikasi masalah) yang ada/ dihadapi. Secara ideal, penggunaan pendekatan ini bisa dilengkapi dengan seluruh aspek sumberdaya (7M), namun fleksibel terhadap sumberdaya yang dimiliki atau dihadapi. 9

10 Contoh Sederhana Fishbone Masy terbiasa BAB terbuka (45%) Masy terbiasa tidak cuci tangan (37%) Man Pengetahuan sanitasi rendah (25%) Tidak adanya pemicuan sanitasi (45%) Method Kurangnya sosialisasi (12%) DIARE (47%) Minute/ Time Rendahnya akses sanitasi (54%) Rendahnya akses air bersih (35%) Tersedianya sungai sebagai sarana sanitasi (28%) Material 10

11 REVIEW: DIAGRAM PERENCANAAN PROGRAM ANALISIS SITUASI Penetapan Masalah & Identifikasi Penyebab PENETAPAN PRIORITAS MASALAH Penetapan kriteria/ indikator evaluasi Menyusun Rencana Pelaksanaan Menyusun Rencana Program (program, tujuan sasaran) 11

12 Resource yang terbatas; Untuk mengetahui sejauh mana masalah itu penting; Apakah masalah tersebut dapat teratasi 12

13 Hal yang penting untuk diketahui dalam prioritas masalah: 1. Permasalahan yang didapatkan dari analisis situasi 2. Siapa saja yang akan melakukan prioritas masalah 3. Metode untuk menetapkan prioritas masalah 13

14 Daftar Permasalahan yang telah Didapatkan dari Analisis Situasi Hasil analisis situasi yang telah dilakukan Proses individu atau kelompok dalam memberikan rangking (prioritas) Prioritas merupakan proses generalisasi kelompok dimana masalah dalam organisasi or issu masalah kesehatan yang dianggap perlu dan penting bagi organisasi atau masyarakat (APEXPH). 14

15 Siapa saja yang melakukan prioritas Individu Kelompok Institusi Community (Masyarakat) masalah Penetapan Prioritas Masalah 15

16 Metode Penetapan Prioritas Masalah Skoring (kuantitatif) Matematik Hanlon Method - PEARL (quantitative) Hanlon Method (qualitative) CARL Method USG Method Reinke Method Bryant Method Non Skoring (kualitatif) Delbecq Method Delphi Method Brainstorming Technique Brainwriting Technique 16

17 Metode Hanlon Metode Hanlon adalah metode yang efektif jika daftar outcome dari tujuan yang ingin dicapai tersedia dari daftar prioritas. Metode ini lebih tepat digunakan untuk menentukan prioritas masalah kesehatan dengan memperhatikan teknik responsif dimana tujuan yang dicapai dari program jelas. 17

18 3 Aspek HANLON Besarnya masalah Keseriusan Masalah Efektif intervensi yang diberikan 18

19 Langkah Metode Hanlon Menentukan rangking urutan dengan criteria spesifik Memasukan nilai rangking dengan metode PEARL Menghitung prioritas dengan skoring Merangking/mengurutkan masalah kesehatan. 19

20 Penetapan Ranking melalui Aspek Hanlon Rangking Besaran masalah (% dari masalah kesehatan) Keseriusan masalah Effektivitas masalah (masalah dapat tertangai) 9-10 > 25% Sangat serius % dapat ditangani ,9% Relative serius 60%-80% ,9% Serius 40-60% 3-4 0,1-0,09% Serius sedang 20-40% 1-2 < 0,01% Relative tidak serius 5-20% 0 Tidak serius < 5% Besaran masalah dapat diperoleh dari data dasar individu dan masyarakat Keseriusan masalah didasarkan pada: a. apakah Masalah menjadi perhatian utama masyarakat b. Apakah masalah merupakan kebutuhan masyarakat c. Apa dampak ekonomi yang timbul d. Apa dampak terhadap kualitas hidup..? e. Apakah terdapat fasilitas layanan rumah sakit..? Kemudahan intervensi dilakukan didasarkan pada: Faktor terkait dengan tinggi dan rendahnya Intervensi potensial dapat dilakukan. 20

21 Menghitung prioritas dengan scoring Dimana: D = Prioritas skor A = Besaran masalah kesehatan B = Keseriusan masalah kesehatan C = Efektivitas intervensi 21

22 Metode Hanlon (contoh) Indikator kesehatan A B C D Besaran Keseriusan masalah masalah Efektif (tindakan bias dilakukan) Skor prioritas [A+(2xB)]C Rangking Cancer Cerebrovaskuler disease Heart disease

23 Indikator PEARL Propriety; Apakah program intervensi tepat mengatasi masalah yang ada. Economic; Apakah yang ditimbulkan dampak ekonomi dari masalah kesehatan. Apakah masalah ekonomi berdampak jika masalah tidak ditangani. Acceptability; Apakah masyarakat dapat menerima/ membutuhkan program yang diberikan atau justru resisten..? Resources; Apakah sumber daya tersedia atau potensial tersedia untuk pelaksanaan program Legality; Apakah aktivitas program dapat diimplementasi sesuai ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku. 23

24 Metode MATEMATIK 1. Luasnya masalah (Magnitude) 2. Beratnya kerugian yang timbul (Severity) 3. Tersedianya sumberdaya untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut (Vulnerability) 4. Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat (Community and Political concern) 5. Ketersediaan data (Affordability) 24

25 Penjelasan Aspek Magnitude; menunjukkan berapa banvak penduduk yang terkena masalah/ penyakit tersebut. Ini ditunjukan oleh angka prevalensi atau insiden penyakit Severity; besar kerugian yang ditimbulkan. Bisa diukur dengan CFR atau DALY or QALY Vulnerability; ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut atau infrastruktur (SDM, alat, bahan) Community & Political Concern; adanya dukungan/ perhatian sosial dan politik terhadap penyelesaian permasalahan Affordability; ketersediaan dana. 25

26 contoh 26

27 METODE CARL Capability Accessibility Readiness Leverage 27

28 Skor 0-10 C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan prasarana) A = Accesibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/ cara/ teknologi serta penunjang seperti peraturan atau juklak. R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas. 28

29 Contoh 29

30 Kelebihan & Kekurangan CARL Kelebihan metode CARL : Dengan masalah (solusi) yang relatif banyak, bisa ditentukan peringkat atas masing-masing masalah sehingga bisa diperoleh prioritas masalah. Kekurangan metode CARL : Penentuan skor sangat subyektif, sehingga sulit untuk distandarisasi. Penilaian atas masing-masing kriteria terhadap yang di skor perlu kesepakatan agar diperoleh hasil yang maksimal dalam penentuan peringkat. Obyektifitas hasil peringkat masalah (solusi) kurang bisa dipertanggungjawabkan karena penentuan skor atas kriteria yang ada. 30

31 Metode USG Urgency; dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan Seriousness; tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau tidak Growth; tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah 31

32 Beberapa Hal dalam USG 1. Persiapan; pembagian pekerjaan (pimpinan, pencatat flipchart, petugas scoring, notulen) dan persiapan peralatan 2. Peserta; kemampuan peserta untuk melakukan analisis dan menyelesaikan masalah, menjelaskan pentingnya tugas kelompok dan sumbangan pikiran setiap peserta serta kegunaan hasil pertemuan, peserta berkisar antara 7-10 peserta 32

33 Beberapa Hal dalam USG 3. Data yang Dibutuhkan; Hasil analisa situasi Informasi tentang sumber daya yang dimiliki, Dokumendokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan pemerintah yang berlaku 4. Proses Dinamika Kelompok; Penjelasan tentang teknik non scoring, proses, terutama menyangkut jalannya proses, dengan menekankan pada pentingnya untuk menciptakan suasana kerjasama, saling pengertian dan kesatuan pandangan dari setip peserata dalam melaksanakan setiap tahapan proses serta menyampaikan tujuan pertemuan diadakan 33

34 Contoh hasil USG No Masalah U S G Total Ranking 1 ISPA III 2 KEP KEK II 3 Diare I 34

35 Metode Delbecq Metoda kualitatif dimana prioritas masalah penyakit ditentukan secara kualitatif oleh panel expert. Caranya sekelompok pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang perlu ditetapkan prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-masing penyakit tersebut. 35

36 Dalam penentuan prioritas masalah kesehatan disuatu wilayah, Kelompok pakar melalui langkah-langkah: (1) Penetapan kriteria yang disepakati bersama oleh para pakar (2)Memberikan bobot masalah (3) Menentukan skoring setiap masalah. 36

37 Penetapan kriteria berdasarkan seriusnya permasalahan menurut pendapat para pakar dengan contoh kriteria persoalan masalah kesehatan berupa (1) Kemampuan menyebar/menular yang tinggi (2)Mengenai daerah yang luas (3) Mengakibatkan penderitaan yang lama (4) Mengurangi penghasilan penduduk (5) Mempunyai kecenderungan menyebar meningkat (6)Hal lain sebagainya sesuai kesepakatan Para pakar 37

38 Spesifikasi Teknik Kelompok Nominal Memanfaatkan pengalaman-pengalaman anggota. Berhasil menghindari konflik. Komposisi kelompok merupakan unsur penting. Konsumen merupakan anggota kelompok untuk mengidentifikasikan masalah. Kelompok pakar berorientasi pada pemecahan masalah. 38

39 Langkah Delbecq Satu kelompok terdiri dari 6-9 orang. Dengan pengetahuan tentang masalah yang dibahas. Beberapa sudut pandang dikumpulkan, dikumpulkan pemecahan masalah yang mungkin. Moderator (pengumpul ide) selama lebih kurang 10 menit mengutarakan masalah. Selama menit kelompok menuliskan pendapat masing-masing. 39

40 lanjutan Semua ide ditampung. Biasanya menghasilkan 20 atau lebih pokok bahasan. Masing-masing mengutarakan 1 kartu hasil kelompok, ditulis moderator. 40

41 lanjutan Semua pokok bahasan dicatat. Semua diskusi interaktif kelompok terstruktur selama 30 menit merumuskan kembali. Mengkombinasikan pokok bahasan yang berhubungan Menghilangkan duplikasi. 41

42 lanjutan peserta secara terpisah mengulas daftar akhir pokok bahasan mengidentifikasikan 5 hal yang paling penting memberi skoring dari 5 s/d 1 dari yang dianggap terpenting hasil bahasan masing-masing (yang dianggap prioritas) dihitung dibahas ulang hasil kajian kelompok 42

43 TEKNIK DELPHI Memungkinkan keikutsertaan sejumlah besar individu Tidak memerlukan kehadiran fisik semua orang Pengetahuan kurang bersifat absolut Dapat ditempatkan spekulasi pada ujung lainnya Pendapat bedasar pengalaman Pengetahuan yang cukup dalam keadaan sekarang Bagaimana menggabungkan opini beberapa orang, dikombinasikan secara tepat untuk membentuk penilaian gabungan terbaik 43

44 Forecast/ estimasi awal anggota kelompok secara terpisah menanggapi dengan estimasi-estimasi tanggapan diserahkan pada moderator masing-masing individu tidak tahu estimasi anggota lain dari kelompok moderator mencatat probabilitas moderator melaporkan hasil kelompok 44

45 Revisi berulang dan gerakan kearah kesepakatan sekarang terdapat dua buah informasi: satu dari pribadi, satu dari rata-rata kelompok semua individu membentuk penilaian yang direvisi hasil revisi dilaporkan kepada moderator muncul median baru, dikalkulasikan proses diulang sebnayak putaran yang diperluaknuntuk mencapai stabilitas dalam praktek diperlukan 3-4 ronde 45

46 Perbandingan dengan Teknik Kelompok Nominal pendekatan berbeda proses sama-sama memanfaatkan keunggulan berbagai sudut pandang, menghindari konflik, interaksi, dominasi Yang paling sering dipakai KOMBINASI keduanya Salah satunya adalah NGT Modifikasi 46

47 Contoh (Panel Expert) 47

48 TERIMAKASIH 48

Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh Firyal Yasmin Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

PERUMUSAN MASALAH DAN PENYEBABNYA. DYAH UMIYARNI P,SKM,M.Si

PERUMUSAN MASALAH DAN PENYEBABNYA. DYAH UMIYARNI P,SKM,M.Si PERUMUSAN MASALAH DAN PENYEBABNYA DYAH UMIYARNI P,SKM,M.Si MASALAH Kesenjangan (GAP) antara kenyataan dan yang seharusnya Masalah gizi: ada kesenjangan antara kondisi gizi di masyarakat dengan standar

Lebih terperinci

Analisa Situasi Kesehatan Masyarakat

Analisa Situasi Kesehatan Masyarakat Analisa Situasi Kesehatan Masyarakat Salmani, ST., MS., MT. Poliban Perencanaan program kesehatan Penyusunan rencana Penyusunan program Pelaksanaan rencana Pengawasan atas pelaksanaan rencana evaluasi

Lebih terperinci

Panduan Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat

Panduan Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat Panduan Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat (Dimodifikasi dari Studi Kasus CDC: Menerjemahkan Sains ke dalam Praktek) Menetapkan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEHATAN. pengertian, definisi operasional, dan formula perhitungannya

INDIKATOR KESEHATAN. pengertian, definisi operasional, dan formula perhitungannya INDIKATOR KESEHATAN pengertian, definisi operasional, dan formula perhitungannya Pendahuluan Berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat telah dilakukan Namun, bila dibandingkan

Lebih terperinci

APLIKASI LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS PADA ORMAWA DAN UKM

APLIKASI LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS PADA ORMAWA DAN UKM APLIKASI LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS PADA ORMAWA DAN UKM Dr. Mutalazimah, SKM, MKes 6/26/2015 Dr. Mutalazimah - BAGMAWA UMS 1 FILOSOFI 1. Kemampuan berpikir manusia yang paling hakiki adalah kemampuan membedakan

Lebih terperinci

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016 DAFTAR KETERAMPILAN

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KESMAS Muzakir zaini

PRAKTIKUM KESMAS Muzakir zaini PRAKTIKUM KESMAS 2016 Muzakir zaini Analisis situasi Masalah Masalah SIKLUS PERENCANAAN Penentuan Prioritas Kebijaksanaan Tujuan Alternatif Rencana Operasional Pergerakan -Kepemimpinan -Motivasi -Komunikasi/Korrdinasi

Lebih terperinci

Manajemen dan Pengendalian Mutu Pelayanan Kebidanan

Manajemen dan Pengendalian Mutu Pelayanan Kebidanan Manajemen dan Pengendalian Mutu Pelayanan Kebidanan PENCAPAIAN STATUS KESEHATAN Yang dilaporkan Menkes ke Presiden SBY 20 Februari 2008 NO INDIKATOR Pencapaian Sasaran 2004 2005 2006 2007 2009 1 IMR 30,8

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1

Bab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1 Bab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1 Bab 1 PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan Kesehatan di Provinsi Riau adalah Riau Sehat 2020. Dengan rumusan ini dimaksudkan bahwa pada tahun 2020

Lebih terperinci

Pemberian nilai untuk I yaitu : Nilai 5 : Sangat penting Nilai 4 : Penting NIlai 3 : Agak penting Nilai 2 : Kurang penting Nilai 1 : Tidak penting

Pemberian nilai untuk I yaitu : Nilai 5 : Sangat penting Nilai 4 : Penting NIlai 3 : Agak penting Nilai 2 : Kurang penting Nilai 1 : Tidak penting 1. Teknik Kriteria Matriks (Criteria Matrix Technique) Dalam teknik penentuan prioritas masalah ini kriteria yang paling banyak digunakan adalah Pentingnya masalah, kelayakan teknologi dan Sumber daya

Lebih terperinci

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes PERILAKU MERUPAKAN PENYEBAB TERBESAR MASALAH KESEHATAN HAKIKAT PERILAKU PENGETAHUAN SIKAP TINDAKAN TAHU/ TIDAK TAHU MAU/ TIDAK MAU MAMPU/

Lebih terperinci

Pelayanan kesehatan komoditas jasa yg unik; Mutu pelayanan kesehatan terkait dengan faktor 2 subyektivitas memiliki beberapa perspektif

Pelayanan kesehatan komoditas jasa yg unik; Mutu pelayanan kesehatan terkait dengan faktor 2 subyektivitas memiliki beberapa perspektif MUTU : Kemampuan yg dimiliki karakteristik barang dan/ atau jasa dalam memenuhi harapan seseorang (kepuasan) yang membutuhkan barang dan/jasa tersebut (konsumen). Pelayanan kesehatan komoditas jasa yg

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 64 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada 5 (lima) kesimpulan penelitian. Kesimpulan tersebut disajikan sebagai berikut : 1. Peran pendampingan bidan dalam upaya

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN DATA KESEHATAN MASYARAKAT DI PROP. JAWA TIMUR DINKES PROPINSI JATIM

KETERSEDIAAN DATA KESEHATAN MASYARAKAT DI PROP. JAWA TIMUR DINKES PROPINSI JATIM KETERSEDIAAN DATA KESEHATAN MASYARAKAT DI PROP. JAWA TIMUR DINKES PROPINSI JATIM KETERSEDIAAN DATA PENGUMPULAN PENGOLAHAN DATA ANALISA DATA INTERPRETASI T U J U A N UMUM DIPEROLEHNYA GAMBARAN DAN INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISA DATA DAN SKORING MASALAH KESEHATAN KELUARGA. Lufthiani,S.Kep,Ns DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANALISA DATA DAN SKORING MASALAH KESEHATAN KELUARGA. Lufthiani,S.Kep,Ns DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANALISA DATA DAN SKORING MASALAH KESEHATAN KELUARGA Lufthiani,S.Kep,Ns DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANALISA DATA 3 norma yang perlu diperhatikan oleh perawat 1.Keadaan kesehatan

Lebih terperinci

I. PENENTUAN AREA MASALAH

I. PENENTUAN AREA MASALAH I. PENENTUAN AREA MASALAH Dalam menentukan area masalah, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH PENENTUAN PRIORITAS MASALAH A. SESI 3 : PENENTUAN PRIORITAS MASALAH 1. PENGANTAR Tidak semua masalah kesehatan akan mampu diatasi oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten. Untuk itu perlu dilakukan

Lebih terperinci

Metode pengambilan keputusan. Ira Prasetyaningrum

Metode pengambilan keputusan. Ira Prasetyaningrum Metode pengambilan keputusan Ira Prasetyaningrum Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan (artifical intelligence - AI) adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan

Lebih terperinci

BAB 1 :PENDAHULUAN. masih merupakan masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan di. hubungan status gizi dengan frekuensi ISPA (1).

BAB 1 :PENDAHULUAN. masih merupakan masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan di. hubungan status gizi dengan frekuensi ISPA (1). BAB 1 :PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga alveoli,

Lebih terperinci

Data Dasar bidang kesehatan

Data Dasar bidang kesehatan Data Dasar bidang kesehatan Gambaran Umum Sarana Pelayanan No. Jenis Sarana Jumlah 1 Jumlah Kecamatan 11 2 Jumlah Desa 113 3 Puskesmas Rawat Inap 9 4 Puskesmas Rawat Jalan 9 5 RSUD 1 6 Pustu 55 7 Poskesdes

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT Dalam epidemiologi ukuran yg banyak digunakan dlm menentukan morbiditas dan mortalitas adalah: Angka, Rasio, dan Proporsi RASIO merupakan nilai relatif yg dihasilkan dari

Lebih terperinci

Manajemen Program Kesehatan Berbasis Kebutuhan Lokal. *) Bahan untuk manajemen program pelayanan kesehatan

Manajemen Program Kesehatan Berbasis Kebutuhan Lokal. *) Bahan untuk manajemen program pelayanan kesehatan Manajemen Program Kesehatan Berbasis Kebutuhan Lokal *) Bahan untuk manajemen program pelayanan kesehatan Manajemen : Segenap Perbuatan Menggerakkan Sumberdaya Untuk Mencapai Tujuan melalui dan dengan

Lebih terperinci

PENILAIAN RISIKO PPMK-DEPKES

PENILAIAN RISIKO PPMK-DEPKES PENILAIAN RISIKO BENCANA PPMK-DEPKES Kenapa perlu Penilaian risiko? Menyusun prioritas risiko bencana yg mungkin terjadi Definisi Operasional Risiko (Risk) Besarnya kemungkinan bencana akan terjadi Penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lamanya waktu perbaikan jaringan komputer dan mencari solusi perbaikannya dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

NOMINAL GROUP TECHNIQUE (NGT)

NOMINAL GROUP TECHNIQUE (NGT) NOMINAL GROUP TECHNIQUE (NGT) Eka Oktaviani R. Hermin Yulianti Ahmad Zamroni L. Nurul Hidayatul M. Aig Baladhika Ngasdianto Lira Yuanita Mohammad Ridwan A. Ajeng fauziah S. K. Faris Lazwar I. Oky Nor Sahana

Lebih terperinci

PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA Islami 1), Nasriyah 2), Sukarmin 3) Kebidanan, STIKES Muhammadiyah Kudus Email: islami@stikesmuhkudus.ac.id Kebidanan, STIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif,

Lebih terperinci

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI INOVASI KOTA PONTIANAK

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI INOVASI KOTA PONTIANAK LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI INOVASI KOTA PONTIANAK 1 Lab. Inovasi : KOTA PONTIANAK 2 Nama Instansi/ : UPTD Pusat laboratorium Kesehatan Kota Pontianak / Dinas Kesehatan Kota Pontianak SKPD

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2013

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2013 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2013 Disampaikan pada Sidang Musrenbang Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 dalam rangka penyusunan RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 1 OUTLINE PAPARAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

Deferensiasi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Deferensiasi Ilmu Kesehatan Masyarakat Deferensiasi Ilmu Kesehatan Masyarakat Perkembangan Materi IKM Masalah KesMas Multikausal Multidisiplin Awalnya Kesmas upaya untuk mengatasi masalah sanitasi Abad-18 Upaya pencegahan penyakit melalui perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara negara ASEAN lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara negara ASEAN lainnya. 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara negara ASEAN lainnya. Berbagai faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut defenisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari tiga dasawarsa, derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan angka kematian bayi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP. Disusun : Idayustina

MANAJEMEN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP. Disusun : Idayustina MANAJEMEN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP Disusun : Idayustina MANAJEMEN POAC Efektif Efisien Produktif ORGANISASI GOAL Keadaan masa depan yang berusaha direalisasikan organisasi Manajemen berasal dari kata

Lebih terperinci

KERTAS KERJA RENSTRA OPD

KERTAS KERJA RENSTRA OPD KERTAS KERJA RENSTRA OPD 2018-2021 Sasaran RPJMD OPD Target Sasaran (Impact) Target Tahunan Sasaran SKPD Tahun Awal Tahun Akhir 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PROGRAM / KEGIATAN INDIKATOR PROGRAM (outcome)

Lebih terperinci

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar IKHTISAR EKSEKUTIF Sebagai perwujudan dan pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran SKPD yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2016 dan

Lebih terperinci

PENGUATAN YANKES DI DTPK MELALUI PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

PENGUATAN YANKES DI DTPK MELALUI PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA PENGUATAN YANKES DI DTPK MELALUI PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Dr. dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. KPTI, M.Kes., FINASIM Disampaikan

Lebih terperinci

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam 10 BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengarusutamaan Gender (PUG) 1. Kebijakan Pengarusutamaan Gender Terkait dengan Pengarusutamaan Gender (PUG), terdapat beberapa isitilah yang dapat kita temukan, antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang serius terutama pada anak usia 1-5 tahun dan merupakan penyebab kematian anak di negara

Lebih terperinci

Predisposing Factor. Reinforcing Factor. The Precede-Proceed model for health promotion planning and evaluation

Predisposing Factor. Reinforcing Factor. The Precede-Proceed model for health promotion planning and evaluation Diagnosis Sosial Phase 5 Administrative and Policy diagnosis Phase 4 Educational and Organizational diagnosis Phase 3 Behavioral and Environmental diagnosis Phase 2 Epidemiological diagnosis Phase 1 Social

Lebih terperinci

M ENULAR DAN GIZI BU RU K

M ENULAR DAN GIZI BU RU K P ROGRAM PUSKESMAS DALAM P ENANGGULANGAN PENYAKIT M ENULAR DAN GIZI BU RU K E1 SKENARIO 3 Dokter M. baru ditempatkan sebagai kepala Puskesmas di Puskesmas kecamatan T. Dari hasil evaluasi sementara yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. TB paru dengan pemberdayaan peserta barazanji di kepulauan yang terdiri dari

BAB 4 METODE PENELITIAN. TB paru dengan pemberdayaan peserta barazanji di kepulauan yang terdiri dari 91 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan pengembangan model sistem penemuan suspek TB paru dengan pemberdayaan peserta di kepulauan yang terdiri dari dua tahapan, yaitu:

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK

STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK Aspek Pasar Aspek Pemasaran Aspek Teknik n Teknologi Aspek Manajemen Aspek Sumberdaya Manusia Aspek Keuangan Aspek Politik, Ekonomi dan Sosial Aspek Lingkungan Industri

Lebih terperinci

Lecture 1: Pemodelan Sistem Pendahuluan. Hanna Lestari, M.Eng

Lecture 1: Pemodelan Sistem Pendahuluan. Hanna Lestari, M.Eng Lecture 1: Pemodelan Sistem Pendahuluan Hanna Lestari, M.Eng Agenda Tujuan Materi Konsep Umum Model Sistem Diskusi Tujuan Konseptual Umum : Memberikan pengetahuan tentang pendekatan sistem, pemodelan sistem

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (POA) PROGRAM HIV/AIDS UPTD PUSKESMAS NGRONGGOT. PenanggungJawab

PLAN OF ACTION (POA) PROGRAM HIV/AIDS UPTD PUSKESMAS NGRONGGOT. PenanggungJawab PLAN OF ACTION (POA) PROGRAM UPTD PUSKESMAS NGRONGGOT Disahkan Kepala Puskesmas PenanggungJawab Disiapkan Pemegang Program Dr. LILIK ISHARIATI, MMRS NIP 19610323 200701 2 002 SUHARTI,AMK NIP.19670510 198903

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keperawatan komunitas merupakan bagian dari pelayanan terhadap masyarakat yang sasaran dan tujuan perawatannya bukan hanya individu melainkan juga masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN. Tahap Penentuan Prioritas Masalah Metode Hanlon & Tahap Analisis Akar Penyebab Masalah Fish Bone

TUGAS MATA KULIAH ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN. Tahap Penentuan Prioritas Masalah Metode Hanlon & Tahap Analisis Akar Penyebab Masalah Fish Bone TUGAS MATA KULIAH ISU TERKINI MANAJEMEN KESEHATAN Tahap Penentuan Prioritas Masalah Metode Hanlon & Tahap Analisis Akar Penyebab Masalah Fish Bone disusun oleh : Kelompok 2 D 2013 / Kamis 9.30-12.00 Indira

Lebih terperinci

dr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc

dr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc Pengambilan Keputusan dr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc Pendahuluan Arie sudah berketetapan di dalam hati, melalui shalat istikharah, dia pun mantap untuk menikahi Ajeng, wanita yang dipilihnya untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil K1 di Kabupaten Banyumas 2014

BAB I PENDAHULUAN. Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil K1 di Kabupaten Banyumas 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil K1 di Kabupaten Banyumas 2014 sebesar 100% dan K4 sebesar 95.8% mengalami kenaikan dibanding tahun 2013 K1 sebesar 96,4% dan K4

Lebih terperinci

DIFERENSIASI MATERI I K M KULIAH PENGANTAR IKM UNTUK MHS FKM UNDIP AKHIR 2007

DIFERENSIASI MATERI I K M KULIAH PENGANTAR IKM UNTUK MHS FKM UNDIP AKHIR 2007 DIFERENSIASI MATERI I K M KULIAH PENGANTAR IKM UNTUK MHS FKM UNDIP AKHIR 2007 Perkembangan materi IKM Di Indonesia mengikuti perkembangan di negara maju. Di Fak kedokteran : COME Bagian IKM FK PSKM FKM

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA BERKELOMPOK

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA BERKELOMPOK PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA BERKELOMPOK MODUL 5 Bagian ini membahas tentang beberapa teknik pengambilan keputusan secara berkelompok yang dilakukan dalam organisasi. Teknik yang disajikan merupakan teknik

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli

Lebih terperinci

Terbuka atau relatif terbuka

Terbuka atau relatif terbuka SISTEM SOSIAL Sistem Sosial : sebagai suatu sistem yg hidup dan sistem kehidupan. Dapat juga ditinjau sebagai sistem buatan manusia dl aktivitas berabtraksi yg menggambarkan sesuai yg sifatnya organik.

Lebih terperinci

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN Proses pengambilan keputusan merupakan proses utama dalam mengelola tugas organisasi. Proses pengambilan keputusan melibatkan pemilihan dari berbagai alternatif

Lebih terperinci

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS BAMBANG PRIHUTOMO, SKM., MPH. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Bidang Kemitraan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.

Lebih terperinci

PERENCANAAN. By Eti Rimawati,SKM 12

PERENCANAAN. By Eti Rimawati,SKM 12 PERENCANAAN Batasan Perencanaan adalah proses merumuskan masalah-masalah di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS

Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS 1 UPAYA DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN I. PENGEMBANGAN INSTITUSI 1. Klasifikasi dan

Lebih terperinci

PENDEKATAN PUBLIC RELATION (PR) DLM PENINGKATAN KAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

PENDEKATAN PUBLIC RELATION (PR) DLM PENINGKATAN KAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PENDEKATAN PUBLIC RELATION (PR) DLM PENINGKATAN KAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Bermutu Yankes bermutu kepuasan pelanggan CITRA /IMAGE layanan baik pelanggan berkunjung ulang layanan komprehensif

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Kesehatan

Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Ada kegiatan manajemen yang memerlukan informasi PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI TAHAPAN KEGIATAN MANAJEMEN Evaluasi Controlling Analisis Situasi Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan Pencapaian Tujuan Milenium Indonesia Tahun 2010 ditegaskan, penurunan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan sasaran Milenium

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK 280507 1 PEMBANGUNAN KESEHATAN MEMPUNYAI VISI INDONESIA/ MASYARAKAT SEHAT, DIANTARANYA DILAKSANAKAN MELALUI PELAYANAN KESEHATAN OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

Oleh: Abu Khoiri BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2012

Oleh: Abu Khoiri BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2012 Oleh: Abu Khoiri BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2012 BAB 1. PENDAHULUAN Pembangunan Kesehatan rawannya derajat KIA, ditandai AKI & AKB Kab.

Lebih terperinci

KIE - KESEHATAN REPRODUKSI OLEH : DR. DIFFAH HANIM, DRA. M.SI

KIE - KESEHATAN REPRODUKSI OLEH : DR. DIFFAH HANIM, DRA. M.SI KIE - KESEHATAN REPRODUKSI OLEH : DR. DIFFAH HANIM, DRA. M.SI Strategi 1. ADVOKASI : Cari dukungan dari para pengambil keputusan Kelompok sasarannya disebut kelompok sasaran tersier. Bentuk operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan penyakit dimana buang air besar dalam bentuk cair sebanyak 3 kali sehari atau lebih dari normal, terkadang

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Dosen : Diana Ma rifah

PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Dosen : Diana Ma rifah PENGAMBILAN KEPUTUSAN Dosen : Diana Ma rifah Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah proses memilih pemecahan masalah dari beberapa alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu agenda yang tercantum di dalam Nawa Cita Pembangunan Nasional adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud dengan perilaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Agus Samsudrajat S, SKM STIKes KAPUAS RAYA SINTANG Beberapa Pengertian (1) Kegiatan pengumpulan,pengolahan, analisis, interpretasi dan informasi data kesehatan secara sistematik

Lebih terperinci

SOCIAL FORECASTING. Agus Dharma

SOCIAL FORECASTING. Agus Dharma SOCIAL FORECASTING Agus Dharma Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma email : agus_dh@staff.gunadarma.ac.id website : staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/ staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh

Lebih terperinci

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS Masalah Kebidanan di Komunitas Kematian Ibu dan Bayi ( AKI dan AKB) Kehamilan Remaja Unsafe Abortion BBLR Pertolongan Persalinan oleh tenaga Non Nakes PMS (Penyakit Menular

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG

ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG PENILAIAN RISIKO SIKLUS PENYELENGGARAAN SPIP Statement of Resposibility Penilaian Risiko 4 UNSUR SPIP (PP 60/ 2008) Penilaian Risiko Suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAHAKAM ULU TAHUN 2018

PROGRAM PRIORITAS DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAHAKAM ULU TAHUN 2018 PROGRAM PRIORITAS DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAHAKAM ULU TAHUN 2018 DISAMPAIKAN DALAM FORUM SKPD KABUPATEN TAHUN 2018 MEMBANGUN MAHAKAM ULU UNTUK SEMUA SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Visi pembangunan kesehatan yaitu hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat diantaranya memiliki kemampuan hidup sehat, memiliki kemampuan untuk

Lebih terperinci

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan PRA-MUSRENBANGNAS RKP Kelompok Pembahasan: Kesehatan Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Jakarta, 16-24 April 2015 Buku I: STRATEGI PEMBANGUNAN NORMA PEMBANGUNAN 1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan Pembangunan Kesehatan dapat dilihat dari berbagai indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan pelaksanaan

Lebih terperinci

LANGKAH - LANGKAH ANALISIS AKAR MASALAH ( AAM / RCA )

LANGKAH - LANGKAH ANALISIS AKAR MASALAH ( AAM / RCA ) LANGKAH - LANGKAH ANALISIS AKAR MASALAH ( AAM / RCA ) 1. Identifikasi Insiden yang akan di investigasi 2. Tentukan Tim Investigator 3. Kumpulkan data & informasi Observasi Dokumentasi Interview 4. Petakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan bahwa sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan

Lebih terperinci

Tabel 1. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan dan Pencapaian Renstra Dinas Kesehatan s/d tahun Realisa si (s/d 2012)

Tabel 1. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan dan Pencapaian Renstra Dinas Kesehatan s/d tahun Realisa si (s/d 2012) Tabel 1. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan dan Pencapaian Renstra Dinas Kesehatan s/d tahun 2013 Kode Program/Kegiatan Indikator Target Renstra 2014 Realisa si (s/d 2012) Target

Lebih terperinci

sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar

sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

Identifikasi masalah

Identifikasi masalah RIATTANG TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BONE D I N A S K E S E H A T A N UPTD PUSKESMAS BAJOE KECAMATAN TANETE Identifikasi masalah A. Pengertian Masalah Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari Millennium Development Goals (MDGs) 2015 adalah perbaikan kesehatan ibu, namun sampai saat ini Angka Kematian maternal (AKI) di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap

Lebih terperinci

PROGRAM KEGIATAN DINAS KESEHATAN KELUARGA SEHAT DAN LORONG SEHAT TAHUN dr. Hj. A. Naisyah Azikin, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR

PROGRAM KEGIATAN DINAS KESEHATAN KELUARGA SEHAT DAN LORONG SEHAT TAHUN dr. Hj. A. Naisyah Azikin, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR PROGRAM KEGIATAN DINAS KESEHATAN KELUARGA SEHAT DAN LORONG SEHAT TAHUN 2017 dr. Hj. A. Naisyah Azikin, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR PROFIL KOTA MAKASSAR LETAK GEOGRAFIS -Pantai Barat Pulau

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN & IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGOBATAN GRATIS DI KAB. SUMBAWA BARAT PROPINSI NTB TAHUN 2008

ANALISIS KEPUTUSAN & IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGOBATAN GRATIS DI KAB. SUMBAWA BARAT PROPINSI NTB TAHUN 2008 ANALISIS KEPUTUSAN & IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGOBATAN GRATIS DI KAB. SUMBAWA BARAT PROPINSI NTB TAHUN 2008 Hartati * Chriswardani Suryawati ** Septo Pawelas Arso ** * Rumah Sakit Jiwa Mataram, NTB **

Lebih terperinci

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi di Kabupaten Trenggalek merupakan suatu bentuk kerja sama antara bidan dan dukun dengan tujuan meningkatkan akses ibu dan

Lebih terperinci

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2011-2014 PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI JAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Dalam rangka pemantauan rencana aksi percepatan pelaksanaan

Lebih terperinci

Diagnosis Komunitas. By: Hj Mutiara D.P.R Teuku Rendiza F Annisa Rahma A

Diagnosis Komunitas. By: Hj Mutiara D.P.R Teuku Rendiza F Annisa Rahma A Diagnosis Komunitas By: Hj Mutiara D.P.R 22010111200152 Teuku Rendiza F 22010111200153 Annisa Rahma A. 22010111200154 Pengertian Diagnosis Komunitas adalah upaya yang sistematis yang meliputi upaya pemecahan

Lebih terperinci