BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Computer Aided Mammography Menurut Yusuf (2007), Computer-Aided Mammography (CAM) merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk melakukan deteksi dan klasifikasi terhadap kanker dengan berdasarkan pada mammogram. Suatu sistem CAM dibagi menjadi 2 modul, yaitu Computer Aided Detection(CAD) dan Computer Aided Diagnosis(CADx). CAD berfungsi untuk melakukan deteksi pada mammogram secara otomatis sehingga proses deteksi kanker semakin cepat serta mengurangi tingkat kesalahan. Fungsi dari CADx adalah untuk mengklasifikasi hasil gumpalangumpalan ke dalam kelas tertentu.tujuan utama dari CADx adalah untuk membantu para ahli untuk mengklasifikasi jenis atau kelas gumpalan yang ada.gumpalan yang diklasifikasi termasuk dalam jenis maupun struktur keabnormalan.jenis gumpalan dibagi menjadi dua, yaitu benign dan malignant.sedangkan struktur keabnormalan dibagi menjadi enam, yaitu CIRC, MISC, CALC, ASYM, ARCH, dan SPIC.Enam jenis struktur keabnormalan tersebut terdapat pada jenis benign dan malignant sehingga terdapat total keseluruhan struktur keabnormalan sebanyak 12 struktur. 5

2 6 Gambar 2.1 Diagram blok dari CAD Sistem (Yusuf, 2007) Gambar diatas adalah proses yang terdapat pada CAD sistem. Umumnya, proses tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu preprocessing, detection, dan classification. Pada tahap awal, mammogram dibuat menjadi mammogram digital agar bisa diproses oleh computer.tujuan preprocessing adalah untuk menghilangkan informasi yang terhalang oleh noise. Pada tahap deteksi dilakukanproses untuk mendeteksi gumpalangumpalan yang dicurigai sebagai kanker. Proses ini diawali dengan memilih region of interests(rois) yang diduga sebagai daerah yang dicurigai. Area yang diduga tersebut terkadang terdapat noise, sehingga proses contrast enchantment dan segmentation dibutuhkan agar gambar menjadi lebih jelas. Langkah terakhir adalah mengekstrak fitur yang ada untuk menentukan apakah area tersebut adalah area yang benar.

3 7 Pada tahap klasifikasi, fitur-fitur yang ada diekstraksi dan digunakan sebagai input untuk menentukan jenis gumpalan, sepert benign, malignant, dan normal. Normal berarti gumpalan tersebut bukan merupakan kanker.benign dapat dikatakan sebagai tumor, tetapi tidak menyebar ke organ tubuh lain, dan tidak membahayakan jiwa penderita. Malignant adalah jenis tumor yang dapat menyebar ke organ tubuh lain, sehingga jenis tumor ini membahayakan jiwa penderita. 2.2 Image Pre-processing Pre-processing adalah sebuah operasi awal yang digunakan untuk memproses sebuah gambar (Sonka, M, et al, 2008).Pre-processing tidak menambah informasi pada gambar.tujuan dari pre-processing adalah untuk meningkatkan informasi pada gambar yang seharusnya terdistorsi.informasi pada gambar yang seharusnya bisa diekstraksi terkadang terhalang oleh gangguan atau noise, sehingga informasi tersebut gagal didapatkan.beberapa contoh masalah yang terjadi pada gambar yang menyebabkan kualitas gambar menurun adalah contrast yang buruk, berbagai noise, distorsi geometri, dan tingkat fokus yang buruk (Menotti, et al, 2008) Morfologi Morfologi adalah sebuah tools untuk mengekstrak komponen pada gambar yang berguna untuk mendeskripsikan bentuk seperti batas dari objek.

4 8 Perhitungan morfologi image processing menggunakan geometry yang berfokus pada struktur geometry pada sebuah gambar (Rong Wang, 2011).Untuk menggunakan operasi morfologi, diperlukan dua elemen, yaitu object (gambar) dan struktur element (SE). SE bentuk yang akan digunakan untuk mengubah object. Bentuk SE dapat berupa ball, disk, line, dll. Penggunaan SE yang berbeda dapat menghasilkan object yang berbeda. Operasi morfologi digunakan untuk melakukan proses pemfilteran pada gambar tanpa merusak struktur gambar (Luc Vincent, 1992). Operasi morfologi yang sering digunakan adalah erosi dan dilatasi.operasi dilatasi dilakukan untuk membesarkan gambar, sedangkan operasi erosi dilakukan untuk mengecilkan gambar. Penggunaan SE yang berbeda akan mempengaruhi hasil pembesaran atau pengecilan object. Jenis-jenis yang ada pada morfologi adalah binary morphology dan gray-scale morphology. Pada dasarnya, binary dan gray-scale menggunakan rumus yang sama. Binary menggunakan angka 0 dan 1, sehingga angka yang berubah hanya berkisar antara 0 dan 1. Berbeda dengan gray-scale image, dimana nilai pada image tidak hanya bernilai 0 dan 1, sehingga proses yang dilakukan adalah dengan mencari nilai maksimum dan nilai minimum sehingga proses perubahan tidak mengubah langsung dari putih menjadi hitam, tetapi akan melihat area disekitar putih. Misalkan g(x,y) adalah sebuah gambar gray-scale, maka dilatasi digambarkan dengan rumus:, max,,

5 9 Dimana B adalah SE dan simbol melambangkan dilatasi Gambar 2.2 Contoh Proses Dilatasi Gambar diatas menunjukan gambar yang diproses menggunakan dilatasi dengan SE berbentuk line. Karena proses dilatasi adalah untuk memperbesar ukuran gambar, maka tulisan pada gambar akan diperbesar dengan bentuk line atau garis. Hasil yang diperoleh adalah tulisan yang memanjang ke arah bawah. Sedangkan erosi digambarkan dengan rumus :, min,, Dimana simbol melambangkan erosi.

6 10 Gambar 2.3 Contoh proses Erosi Gambar diatas menunjukan proses erosi dengan SE berbentuk disk. Proses erosi akan menyebabkan gambar akan diperkecil sesuai dengan bentuk disk. Maka hasil yang diperoleh adalah gambar lingkaran akan diperkecil dari arah luar dan dalam. Terdapat dua jenis operasi yang menggabungkan antara dilatasi dan erosi.operasi yang menggunakan operasi erosi kemudian diikuti dengan dilatasi disebut sebagai morfologi opening.sedangkan operasi yang menggunakan operasi dilatasi kemudian diikuti dengan erosi disebut sebagai morfologi closing. Operasi opening bertujuan untuk menghaluskan object serta menghilangkan garis atau object yang tipis. Operasi closing bertujuan untuk menghaluskan object, tetapi dengan operasi closing, lubang-lubang yang kecil serta garis yang terputus akan terhubung kembali. Rumus yang digunakan pada morfologi opening adalah :,,

7 11 Gambar 2.4 Contoh proses Opening Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ukuran gambar tidak membesar atau mengecil. Proses ini akan menghilangkan noise atau titiktitik putih yang kecil sehingga pixel berwarna putih yang kecil akan menghilang. Rumus yang digunakan pada morfologi closing adalah :,, Simbol melambangkan opening, sedangkan melambangkan closing.

8 12 Gambar 2.5 Contoh proses Closing Gambar diatas menunjukan proses Closing. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa bulatan-bulatan akan semakin terhubung dan membentuk suatu jalan jika dilakukan proses closing. 2.3 Ekstraksi Fitur Ekstraksi fitur adalah sebuah proses untuk mendapatkan informasi yang ada terdapat pada suatu data. Dengan menggunakan metode yang tepat, maka hasil ekstraksi fitur akan menghasilkan data yang relevan untuk dijadikan sebagai pembanding yang kuat. Pada umumnya, hasil ekstraksi fitur menghasilkan data yang besar. Data yang besar akan membuat proses deteksi dan klasifikasi menjadi lama karena data yang akan diproses sangat besar. Selain itu, data yang banyak akan memberatkan memori komputer. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah mengecilkan data sehingga proses yang akan semakin cepat dan tidak membutuhkan memori yang cukup besar. Hal yang perlu diperhatikan pada saat reduksi fitur adalah data yang menjadi pembanding yang kuat tidak boleh hilang sehingga dengan data yang lebih kecil tetap dapat menghasilkan hasil yang akurat. Beberapa metode yang digunakan untuk ekstraksi fitur adalah Histogram warna dan wavelet transform Histogram Histogram adalah sebuah diagram yang menggambarkan persebaran warna yang terdapat pada gambar. Histogram pada umumnya

9 13 dibagi menjadi 256 bagian warna(0-255).tetapi jika masih terlalu besar, dapat dikecilkan dengan menggabungkan beberapa bagian menjadi 1 bagian.tetapi dengan menggunakan histogram warna, hasil yang didapat kurang bisa menjadi pembeda yang kuat karena fitur yang diekstraksi hanya berupa warna.gambar yang secara visual berbeda, dapat menghasilkan histogram yang mirip jika persebarann warnanya mirip Conventional Color Histogram Pada Conventional Color Histogram (CCH), sebuah histogram didapat dengan menjumlahkan tiap warna yang ada pada gambar tersebut. Setiap pixel pada gambar dapat dideskripsikan dengan 3 komponen pada colour space(red, Green, Blue pada RGB colour space, dan Hue, Saturation, Value pada HSV colour space). Keunggulan dari CCH adalah simple dan mudah untuk melakukan perhitungan, tetapi terdapat beberapa kekurangan pada CCH, yaitu sangat bergantung pada noise seperti pencahayaan, dimana dengan warna yang sama, tetapi dengan pencahayaan yang berbeda dapat menghasilkan histogram yang berbeda Fuzzy Color Histogram Dengan menggunakan CCH, persoalan yang muncul adalah perbedaan yang sedikit pada setiap bin dapat menghasilkan histogram yang berbeda. Dan untuk mengatasi hal tersebut, bin tersebut dibuat dengan L*a*b*colour space. L* merupakan luminance, a* merupakan relatif antara hijau-merah, dan b* merupakan relatif antara biru-

10 14 kuning.semua warna termasuk abu-abu dapat dibuat dengan mengkombinasikan 3 komponen tersebut.untuk a* dan b*, dibagi menjadi 5 bagian, yaitu green, greenish, middle, reddish, dan red.sedangkan b* dibagi menjadi blue, bluish, middle, yellowish, dan yellow. Dan L* hanya dibagi menjadi 3 bagian: black, grey, dan white. Dan untuk output dari fuzzy terdiri dari 10 bagian: black, dark grey, red, brown, yellow, green, blue, cyan, magenta, dan white Wavelet Transform Tahap pertama yang dilakukan pada wavelet adalah menentukan jenis wavelet.beberapa contoh wavelet yang sering digunakan adalah Haar, Daubechies, Coiflet, Symlet, Meyer, Morlet, dan Mexican Hat.Biasa disebut sebagai mother wavelet.haar wavelet adalah salah satu wavelet yang paling simple dan paling lama. Wavelet transform dapat dibagi menjadi 2, yaitu continuous wavelet transform dan discrete wavelet transform Continuous Wavelet Transform Cara kerja Continuous wavelet transform adalah melakukan konvolusi antara sinyal awal dengan mother wavelet pada setiap waktu dengan menggunakan rumus : Dimana :

11 15 X WT = signal yang telah dianalisa τ = parameter translasi (shifting) s = parameter dilatasi (scaling) (t) = jenis mother wavelet x(t) = signal awal Discrete Wavelet Transform Dalam DWT, sinyal dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian dengan frekuensi rendah dan frekuensi tinggi dengan menggunakan 2 filter yaitu low pass filter dan high pass filter. Kemudian hasil filter tersebut diambil sebagian dan dilakukan proses downsampling. Proses ini disebut dengan dekomposisi. Rumus untuk menghitung frekuensi rendah dan tinggi 1 tingkat adalah sebagai berikut: Dimana: y low [k] = hasil dari low pass filter y high [k] = hasil dari high pass filter x[n] = sinyal awal g[n] = high pass filter h[n] = low pass filter Proses dekomposisi diatas dapat dilakukan berulang sehingga didapat hasil dekomposisi dengan n-tingkat. Untuk proses dekomposisi

12 16 tingkat berikutnya, digunakan y low [k] sebagai sinyal awal. Jika suatu gambar diterapkan proses DWT dua dimensi dengan dekomposisi tingkat satu, maka akan menghasilkan empat buah subband, yaitu : 1. Koefisien Approksimasi (CA j+l) atau disebut sebagai LL 2. Koefisien Detil Horizontal (CD(h) j+l) atau disebut sebagai HL 3. Koefisien Detil Vertikal (CD(v) j+l) atau disebut sebagai LH 4. Koefisien Detil Diagonal (CD(d) j+l) atau disebut sebagai HH LL HL LH HH Gambar 2.5 Susunan subband Hasil Dekomposisi Tingkat Satu Pada saat proses dekomposisi tingkat selanjutnya dilakukan, subband LL akan dijadikana sebagai objek dekomposisi karena menyimpan sebagian informasi gambar. Dekomposisi tingkat dua akan menyebabkan subband LL akan terbagi menjadi empat bagian, yaitu LL2, LH2, HL2, dan HH2. Begitu juga dengan proses dekomposisi selanjutnya. LL2 LH2 HL2 HH2 HL1 LH1 HH1 Gambar 2.6 Susunan subband Hasil Dekomposisi Tingkat Dua

13 17 Jenis mother wavelet harus memenuhi kondisi orthogonal agar proses dekomposisi dan rekonstruksi dapat sesuai: H(w) 2 + G(w) 2 = 1, dimana H(w) = G(w) = Contoh H(w) dan G(w) pada Haar Wavelet adalah: H(w) = + G(w) = - Menurut Kingsbury (2001), DWT memiliki kelemahan yaitu sangat dipengaruhi dengan persegeran (severe shift dependence) dan pemilihan arah yang sedikit pada 2-D,3-D, dan lain-lain Dual Tree Complex Wavelet Transform (DTCWT) Dengan menggunakan DTCWT, masalah pada DWT dapat diselesaikan karena DTCWT memiliki pemilihan arah yang lebih bagus, serta tidak terlalu dipengaruhi dengan persegeran, memiliki proses rekonstruksi yang sempurna (Kingsbury, 2001). Berbeda dengan DWT yang menggunakan 1 tree dan menghasilkan nilai real, DTCWT menggunakan 2 tree dan akan menghasilkan nilai real dan imaginary.

14 18 Gambar 2.7 Dual Tree Complex Wavelet Transform Pada gambar 2.8, Tree a adalah real Tree, sedangkan tree b adalah imaginary tree. Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa tree a maupun tree b merupakan proses DWT. Untuk mengatasi kelemahan pada DWT, DTCWT menggunakan 2 tree dengan mengandakan jumlah sampel pada tiap level. Untuk mencapai hal tersebut, maka sampel harus berukuran genap.dengan menggunakan 2 tree, maka filter yang digunakan berbeda dengan DWT. Filter yang digunakan untuk DTCWT adalah odd/even filter. Menurut Kingsbury(2001), Terdapat beberapa masalah dengan odd/even filter yaitu 2 tree mempunyai frekuensi respon yang berbeda, serta jenis filter harus biorthogonal, dibanding dengan orthogonal sehingga dibuat filter baru yaitu q-shift filter. Dengan menggunakan Q-shift filter, rekonstruksi yang sempurna dapat tercapai. Tujuan Q-shift filter adalah untuk mendapat odd even lowpass filter dengan delay dari ¼ sampel yang memenuhi kondisi standar pada rekonstruksi yang sempurna.

15 19 Beberapa jenis filter yang digunakan N. Kingsbury pada tingkat 1: 1. Filter Antonini dengan panjang 9,7 2. Filter LeGall dengan panjang 5,4 3. Filter Near-Symmetric panjang 5,7 4. Filter Near-Symmetric panjang 13,19 Dan filter-filter yang digunakan pada tingkat selanjutnya: 1. Filter q-shift 6,6 2. Filter q-shift 10,10 3. Filter q-shift 14,14 4. Filter q-shift 16,16 5. Filter q-shift 18, Neural Network Neural Network (NN) adalah sebuah teknik pembelajaran yang menyerupai otak manusia, dimana neuron- neuron yang ada dihubungkan dengan synapses untuk saling berhubungan. NN ini menggunakan datadata yang sudah ada untuk dijadikan sebagai pembelajaran.terdapat berbagai jenis neural network, seperti Single Layered perceptrons, dan multilayered perceptrons. Single layered perceptrons hanya bisa menangani masalah yang sederhana, karena arsitektur yang sederhana (hanya memiliki input dan output). Sedangkan untuk masalah yang lebih kompleks, digunakan multilayered perceptrons dimana pada bagian arsitektur terdapat input, hidden dan output layer.

16 20 Arsitektur neural network bergantung pada 3 aspek, yaitu input dan fungsi aktivasi, network arsitektur, danweight pada tiap koneksi. Input serta arsitektur bersifat tetap, sehingga proses training bertujuan untuk menentukan weight untuk masing-masing koneksi. Algoritma yang digunakan untuk neural network adalah algoritma back propagation. Dengan menggunakan back propagation, proses training akan memakan waktu yang lama sehingga proses training akan berhenti dengan menetapkan beberapa rule untuk berhenti, yaitu jika mencapai jumlah perulangan, mencapai error measure terhadap threshold, dan ketika tidak ada peningkatan pada error measure pada jumlah perulangan tertentu. Gambar 2.8 Contoh arsitektur Neural Network Gambar diatas merupakan contoh dari arsitektur neural network. X merupakan inputan yang akandimasukkan ke dalam jaringan NN. Sedangkan n merupakan jumlah inputan yang diberikan. Node yang berada diantara input node dan output node disebut sebagai hidden layer.

17 21 Perhitungan akan dilakukan dengan melakukan perkalian antara inputan dengan weight (w) sampai mendapatkan hasil pada output. Jika output yang dihasilkan tidak sesuai dengan output yang diinginkan, maka proses akan kembali dilakukan dengan mengubah nilai weight pada setiap garis. 2.5 Penelitian yang relevan Penelitian tentang kanker payudara berbasis mammogram menggunakan wavelet dan Neural Network classifier sudah pernah dilakukan sebelumnya.tingkat keakuratan yang diperoleh tergolong cukup baik. Pada tahun 2007, Yusof, N. Md, et aldengan paper yang berjudul Computer-Aided Detection and Diagnosis for Microcalcification in Mammogram:A Review melakukan review terhadap CAD dan CADx berbasis mammogram. Beberapa algoritma untuk ekstraksi fitur dan classifier diberikan dalam bentuk tabel.mammogram yang menggunakan wavelet sebagai ekstraksi fitur menghasilkan akurasi sebesar 87.5%.Classifier yang digunakan adalah ANFIS. Adapula ekstraksi fitur yang menggunakan shape feature serta menggunakan BPNN sebagai classifier menghasilkan akurasi sebesar 88.9%. Pada tahun 2008, Alolfe, M.A, et aldengan paper yang berjudul Computer-Aided Diagnostic System Based on Wavelet Analysis for Microcalcification Detection in Digital Mammogram membandingkan beberapa classifier yang sering digunakan seperti SVM, K-NN, BPNN, dan Fuzzy. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan Neural Network

18 22 sebesar 75% untuk benign dan 75% untuk malignant.hasil tersebut didapat dengan menggunakan wavelet dengan tingkat dekomposisi dua sampai tiga. Database yang digunakan pada penelitian itu adalah MIAS database. Pada tahun 2010, Tirtajaya.A dan Diaz D.Santika dengan paper yang berjudul Classification of Microcalcification Using Dual-Tree Complex Wavelet Transform and Support Vector Machine membahas klasifikasi kanker menggunakan Dual Tree Complex Wavelet Transform sebagai ekstraksi fitur dan SVM sebagai classifier. Database yang digunakan adalah MIAS database. Proses yang dilakukan adalah melakukan ekstraksi fitur menggunakan DTCWT. Setelah proses tersebut selesai, beberapa koefisien diambil dan dimasukkan sebagai input ke dalam SVM. Hasil yang diperoleh menggunakan metodologi yang diusulkan berhasil memperoleh akurasi sebesar 88.64%. Pada tahun 2012, Manimegalai.P, et al dengan paper yang berjudul Microcalcification Detection in Mammogram Image Using Wavelet Transform and Neural Network membahas klasifikasi kanker menggunakan Discrete Wavelet Transform sebagai ekstraksi fitur dan Neural Network sebagai classifier. Database yang diguanakan adalah MIAS database. Proses yang dilakukan adalah melakukan preprocessing menggunakan median filter serta histogram equalization. Kemudian hasil preprocessing diekstraksi fiturnya menggunakan DWT. Kemudian diambil beberapa jenis koefisien dari hasil ekstraksi fitur tersebut. Koefisien yang digunakan adalah mean, deviasi standar, variance, dan entropy. Setelah itu, hasil koefisien tersebut dimasukkan ke dalam neural network.hasil yang

19 23 dicapai dengan metodologi yang diusulkan berhasil mencapai keakuratan sebesar 90%.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian yang sering dialami oleh wanita pada usia lanjut. Tercatat bahwa pada tahun 2011, terdapat lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Eksperimen Pada penelitian ini dilakukan eksperimen sebanyak dua kali. Eksperimen pertama dilakukan untuk menguji keberhasilan klasifikasi ROI ke dalam jenis keabnormalan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Computer-Aided Mammography Computer-Aided Mammography (CAM) merupakan suatu sistem yang bertujuan membantu para ahli patologi dalam melakukan deteksi dan klasifikasi terhadap

Lebih terperinci

PENELITIAN. David PROGRAM

PENELITIAN. David PROGRAM COMPUTER AIDED DIAGNOSIS SISTEM UNTUK DIGITAL MAMMOGRAM MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK DAN DUAL TREE COMPLEX WAVELET TRANSFORM PENELITIAN 11124007555 Program Pascasarjana Ilmu Komputer PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Eksperimen Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan dua kali, dimana setiap eksperimen memiliki perbedaan pada pembagian dari kelas-kelas kanker. Eksperimen pertama

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah 3.1.1 Analisis Kebutuhan Dalam melakukan analisa gambar mammogram, biasanya dokter secara langsung melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Eksperimen Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan terhadap 3 metode NMF, yaitu normal NMF, Local NMF, dan nsnmf.untuk setiap metode NMF, eksperimenakan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel jaringan pada bagian tubuh tertentu. Kanker payudara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi terhadap para wanita semenjak beberapa dekade terakhir ini. Tentunya hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi terhadap para wanita semenjak beberapa dekade terakhir ini. Tentunya hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar yang terjadi terhadap para wanita semenjak beberapa dekade terakhir ini. Tentunya hal ini menjadi

Lebih terperinci

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness 753 GLOSARIUM Adaptive thresholding (lihat Peng-ambangan adaptif). Additive noise (lihat Derau tambahan). Algoritma Moore : Algoritma untuk memperoleh kontur internal. Array. Suatu wadah yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom.

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom. Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [5106100108] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom. Latar Belakang Batik merupakan harta kebudayaan Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

SEGMENTASI ENDAPAN URIN PADA CITRA MIKROSKOPIK BERBASIS WAVELET

SEGMENTASI ENDAPAN URIN PADA CITRA MIKROSKOPIK BERBASIS WAVELET SEGMENTASI ENDAPAN URIN PADA CITRA MIKROSKOPIK BERBASIS WAVELET Miftahus Sholihin, Agus Zainal Arifin, Anny Yuniarti Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER M. Jamaluddin 1, Nanik Suciati 2, Arya Yudhi Wiajaya 3 1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL Rudy Adipranata Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya. Telp. (031) 8439040

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION 1 Andrian Rakhmatsyah 2 Sayful Hakam 3 Adiwijaya 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 OPTIMASI NILAI AMBANG WAVELET BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA DENOISING CITRA BERWARNA (Kata kunci: denoising, transformasi wavelet, logika fuzzy, thresholding, median absolute

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. T. C. Ling, dkk., (2008) dalam penelitiannya Automated Pavement

BAB II STUDI PUSTAKA. T. C. Ling, dkk., (2008) dalam penelitiannya Automated Pavement 5 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka T. C. Ling, dkk., (2008) dalam penelitiannya Automated Pavement Imaging Program (APIP) for Pavement Cracks Classification and Quantification A Photogrammetric

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 4.1 Struktur Neural Network Backpropagation Tabel 4.2 Hasil Pengujian Identifikasi Data Uji... 34

DAFTAR TABEL. Tabel 4.1 Struktur Neural Network Backpropagation Tabel 4.2 Hasil Pengujian Identifikasi Data Uji... 34 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Struktur Neural Network Backpropagation... 9 Tabel 4. Hasil Pengujian Identifikasi Data Uji... 34 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sistem... 37 xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan proses penelitian ditunjukkan pada Gambar 15 berikut. Mulai 96 citra stomata Ekstraksi fitur - RGB & Skala Keabuan Ekstraksi fitur - Wavelet

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesehatan dewasa ini tidak bisa dipisahkan dengan teknologi yang terus berkembang. Pengembangan teknologi yang erat kaitannya dengan dunia kesehatan atau dunia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi GUI GUI diimplementasikan sesuai dengan program pengolah citra dan klasifikasi pada tahap sebelumya. GUI bertujuan untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : AMD A8-6410 APU (4 CPUs), ~2.0 GHz b. Memori : 8192

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing 1 : Dr. Agus Zainal Arifin, S.Kom, M.Kom Dosen Pembimbing 2 : Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc MIFTAHUS SHOLIHIN

Dosen Pembimbing 1 : Dr. Agus Zainal Arifin, S.Kom, M.Kom Dosen Pembimbing 2 : Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc MIFTAHUS SHOLIHIN Dosen Pembimbing 1 : Dr. Agus Zainal Arifin, S.Kom, M.Kom Dosen Pembimbing 2 : Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc MIFTAHUS SHOLIHIN 5107100609 PENDAHULUAN Segmentasi Endapan Urin 2 LATAR BELAKANG Segmentasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK OLEH ARIF MIFTAHU5R ROHMAN (2200 100 032) Pembimbing: Dr. Ir Djoko Purwanto, M.Eng,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA PENGENALAN WAJAH DENGAN PRAPROSES TRANSFORMASI WAVELET. Sufiatul Maryana, Lita Karlitasari, Arie Qur ania

PEMANFAATAN K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA PENGENALAN WAJAH DENGAN PRAPROSES TRANSFORMASI WAVELET. Sufiatul Maryana, Lita Karlitasari, Arie Qur ania Pemanfaatan K-Nearest Neighbor (KNN) / Sufiatul Maryana PEMANFAATAN K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) PADA PENGENALAN WAJAH DENGAN PRAPROSES TRANSFORMASI WAVELET Sufiatul Maryana, Lita Karlitasari, Arie Qur ania

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK Fany Hermawan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung E-mail : evan.hawan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) untuk diagnosis penyakit jantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan yang pesat dalam jumlah kendaraan dikota besar memiliki dampak terhadap kebutuhan parkir di tempat-tempat umum seperti di rumah sakit, kantor, pusat perbelanjaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses pencocokan citra dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengukur pasangan titiktitik sekawan antara citra satu dengan citra lainnya untuk objek yang sama pada

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Sinyal PCG Denoising Dekomposisi Frekuensi cuplik 8Khz Frekuensi cuplik 44,1Khz Frekuensi cuplik 48Khz Coiflet Symlet Daubechies Biorthogonal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isyarat tutur merupakan isyarat yang diproduksi oleh alat ucap manusia hingga menghasilkan informasi, baik berupa makna dari isyarat tutur yang diucapkan maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124 dan 128 E. Terletak di Asia Tenggara, Pulau Timor merupakan bagian dari Asia Tenggara Maritim,

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diagnosis kanker dapat dilakukan berdasarkan struktur morfologisnya, namun hal tersebut mengalami kesulitan karena perbedaan struktur morfologis yang sangat tipis

Lebih terperinci

ANALISA ENERGY COMPACTION PADA DEKOMPOSISI WAVELET

ANALISA ENERGY COMPACTION PADA DEKOMPOSISI WAVELET ANALISA ENERGY COMPACTION PADA DEKOMPOSISI WAVELET D.A.K. Pramita, I M. O. Widyantara, D. M. Wiharta Teknik Elektro FT UNUD Email: pramita.wayu@gmail.com ABSTRAK In the modern era, the medical world utilizes

Lebih terperinci

DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA PADA MAMMOGRAM MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI CURVELET DAN CBIR

DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA PADA MAMMOGRAM MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI CURVELET DAN CBIR DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA PADA MAMMOGRAM MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI CURVELET DAN CBIR TRI ADHI WIJAYA [5108100510] Surabaya, 19 Juli 2010 / Ruang Sidang S2 Gedung Teknik Informatika ITS Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan proses penyakit yang terjadi karena sel abnormal mengalami mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal membentuk klon dan berproliferasi secara abnormal

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA RANCANG BANGUN SISTEM KOMUNIKASI ANTAR PEMAKAI HELM BERBASIS PENGENALAN WICARA DISUSUN OLEH : YUNUS WICAKSONO SUGIARSO NRP.2208204002 PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia (Depkes, 2011). Penyakit jantung ini merupakan salah satu penyakit yang tidak

Lebih terperinci

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION Suhendry Effendy Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung menduduki peringkat teratas penyebab kematian di dunia. Proporsi penyebab kematian penyakit tidak menular (PTM) pada orangorang berusia kurang

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Telapak Tangan Manusia Menurut Zhang (2004), telapak tangan manusia adalah sebuah pola yang disusun dari karakteristik fisik dari kulit manusia yang terdiri dari garis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi internet dalam beberapa tahun terakhir ini, telah membawa perubahan besar bagi distribusi media digital. Media digital yang dapat berupa

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN Rudy Adipranata 1, Liliana 2, Gunawan Iteh Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka, berikut beberapa contoh penelitian yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai acuan dan

Lebih terperinci

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK Jurnal Dinamika, April 2017, halaman 18-29 P-ISSN: 2087-889 E-ISSN: 2503-4863 Vol. 08. No.1 PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan

Lebih terperinci

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON 30 BAB IV SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON 4.1 Gambaran Umum Sistem Diagram sederhana dari program yang dibangun dapat diilustrasikan dalam diagram konteks berikut. Gambar

Lebih terperinci

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) ISSN : 1693 1173 Abstrak Pengenalan obyek pada citra merupakan penelitian yang banyak dikembangkan. Salah satunya pengenalan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Latar Belakang

1. Pendahuluan Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan manusia akan sistem keamanan berbasis tracking yang dapat bekerja secara otomatis membuat ilmuwan mulai menciptakan berbagai macam teknologi dan

Lebih terperinci

CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK. Pengantar Deep Learning

CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK. Pengantar Deep Learning CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK Pengantar Deep Learning Convolutional Neural Network Convolutional Neural Network (CNN) adalah salah satu jenis neural network yang biasa digunakan pada data image. CNN bisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TESIS... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii SARI...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Proses pengolahan citra digital dapat dibagi menjadi beberapa bidang seperti object detection, image analyze, computer vision, dan medical imaging. Medical imaging

Lebih terperinci

PENGUJIAN PENGENALAN KARAKTER PADA KTP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING

PENGUJIAN PENGENALAN KARAKTER PADA KTP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING PENGUJIAN PENGENALAN KARAKTER PADA KTP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING Michael Ryan dan Novita Hanafiah School of Computer Science, Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27,Kebon Jeruk, Jakarta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

Identifikasi Otentifikasi Citra Tanda Tangan Menggunakan Wavelet dan Backpropagation

Identifikasi Otentifikasi Citra Tanda Tangan Menggunakan Wavelet dan Backpropagation Identifikasi Otentifikasi Citra Tanda Tangan Menggunakan Wavelet dan Backpropagation Resa Abdilah 1, Esmeralda C. Djamal, Ridwan Ilyas Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani

Lebih terperinci

APLIKASI IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE COLOR MOMENT DAN GABOR TEXTURE

APLIKASI IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE COLOR MOMENT DAN GABOR TEXTURE APLIKASI IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE COLOR MOMENT DAN GABOR TEXTURE Arwin Halim 1, Hardy 2, Christina Dewi 3, Sulaiman Angkasa 4 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Mikroskil Jl. Thamrin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE Radian Rizki Triadhi NRP : 1222033 E-mail : radianrizkitriadhi@ymail.com ABSTRAK Pengenalan tulisan tangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital

Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan choir.harahap@yahoo.com Abstrak Algoritma kompresi Shannon-Fano merupakan salah satu

Lebih terperinci

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA Yusti Fitriyani Nampira 50408896 Dr. Karmilasari Kanker Latar Belakang Kanker

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

Teknik Watermarking dalam Domain Wavelet untuk Proteksi Kepemilikan pada Data Citra Medis

Teknik Watermarking dalam Domain Wavelet untuk Proteksi Kepemilikan pada Data Citra Medis Teknik Watermarking dalam Domain Wavelet untuk Proteksi Kepemilikan pada Data Citra Medis Mulaab Email : mulaab@if.trunojoyo.ac.id Laboratorium Pemrograman, Jurusan Teknik Informatika Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET

KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANS FORMAS I WAVELET DIS KRIT D AN JARINGAN S ARAF

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang terkait dengan Content Based Image Retrieval, ekstraksi fitur, Operator Sobel, deteksi warna HSV, precision dan

Lebih terperinci

Deteksi Warna. Resty Wulanningrum,S.Kom Universitas Nusantara PGRI Kediri

Deteksi Warna. Resty Wulanningrum,S.Kom Universitas Nusantara PGRI Kediri Thresholding Resty Wulanningrum,S.Kom Universitas Nusantara PGRI Kediri Deteksi Warna Mendeteksi adanya warna-warna tertentu Menentukan posisi pixel dengan warna yang ditentukan Aplikasi: Deteksi rambu-rambu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIANPUSTAKA

BAB II KAJIANPUSTAKA BAB II KAJIANPUSTAKA 2.1 Klasifikasi Klasifikasi adalah proses pengelompokan data menjadi suatu kelas berdasarkan kesamaan karakteristik pada data data yang ada. Ada 2 jenis metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Pemampatan Citra Warna Menggunakan 31 Fungsi Gelombang-Singkat

Pemampatan Citra Warna Menggunakan 31 Fungsi Gelombang-Singkat Pemampatan Citra Warna Menggunakan 31 Fungsi Gelombang-Singkat Albertus Joko Santoso Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta albjoko@mail.uajy.ac.id Gede Bayu Suparta

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT Mayo Ama Kella Loing, Koredianto Usman, Rita Magdalena Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TRANSFORMASI WAVELET DALAM SISTEM PENGENALAN ISYARAT TANGAN DENGAN BEBERAPA KOMBINASI PRA PROSES

PENGGUNAAN TRANSFORMASI WAVELET DALAM SISTEM PENGENALAN ISYARAT TANGAN DENGAN BEBERAPA KOMBINASI PRA PROSES PENGGUNAAN TRANSFORMASI WAVELET DALAM SISTEM PENGENALAN ISYARAT TANGAN DENGAN BEBERAPA KOMBINASI PRA PROSES PENGGUNAAN TRANSFORMASI WAVELET DALAM SISTEM PENGENALAN ISYARAT TANGAN DENGAN BEBERAPA KOMBINASI

Lebih terperinci

Image Processing. Nana Ramadijanti Laboratorium Computer Vision Politeknik Elekltronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2010

Image Processing. Nana Ramadijanti Laboratorium Computer Vision Politeknik Elekltronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2010 Image Processing Nana Ramadijanti Politeknik Elekltronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2010 Referensi 1. Rafael C. Gonzales E.Woods, Digital Image Processing,2 nd Edition,Prentice Hall,2001 2. Wanasanan Thongsongkrit,

Lebih terperinci

PENGENALAN IDENTITAS MANUSIA MELALUI POLA IRIS MATA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DAN MAHALANOBIS DISTANCE

PENGENALAN IDENTITAS MANUSIA MELALUI POLA IRIS MATA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DAN MAHALANOBIS DISTANCE PENGENALAN IDENTITAS MANUSIA MELALUI POLA IRIS MATA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DAN MAHALANOBIS DISTANCE Ronald Ommy Y 1), Achmad Rizal, ST., MT 2), M. Ary Murti, ST., MT 3) Departemen Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci