AKTIVITAS RENNET TERSEMI-PURIFIKASI Mucor pusillus DI BERBAGAI KONSENTRASI PADA KOAGULASI PROTEIN SUSU PASTEURISASI
|
|
- Inge Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 AKTIVITAS RENNET TERSEMI-PURIFIKASI Mucor pusillus DI BERBAGAI KONSENTRASI PADA KOAGULASI PROTEIN SUSU PASTEURISASI (Activities of Semi-Purified Rennet Mucor pusillus in Various Concentrations on Protein Coagulation of Pasteurised Milk) RINI HANDAYANI dan T. KHUSNIATI Pusat Penelitian Biologi LIPI, Jl. Raya Km. 46 Cibinong, Bogor ABSTRACT Microbial rennet is a proteolytic enzyme that coagulates protein of milk in cheese fermentation. In order to asses the activities of rennet M. pusillus in coagulating milk, the activities of semi-purified rennet M. pusillus at various concentrations weas observed for protein coagulation of pasteurised milk. Semipurification of rennet were conducted by using ammonium sulphate and ethanol. The coagulation activities were measured following the method of Somkuti and Babel, and protein contents were detected by Kjeldahl method. The results showed that the concentration of 60% ammonium sulphate and 50% ethanol was better for semi-purification of rennet M. pusillus. The coagulation activities of skim milk treating with 60% NH 4 OH and 50% ethanol of semi-purified rennet M. pusillus were higher than whole milk. The coagulation activities of skim milk of 60% NH4OH and 50% ethanol semi-purified rennet M. pusillus were RU/mL and RU/mL, respectively, while in whole milk were RU/ml and RU/ml. In contrast to, the protein content of skim milk were lower than that of whole milk. The protein contents of skim milk were 0.049% and %, respectively, while the protein content of whole milk were % and %. It is concluded that semi-purified rennet M. pusillus was better coagulant for skim and whole milk. Key Words: Rennet, Semi-Purification, Pasteurized Milk, Protein, Mucor pusillus ABSTRAK Renet mikroba mengandung enzym proteolitik yang mengkoagulasi protein susu dalam fermentasi keju. Untuk mengetahui sejauh mana aktivitas rennet M. pusillus mengkoagulasi susu, aktivitas rennet M. pusillus tersemi-purifikasi dalam berbagai konsentrasi pada koagulasi protein susu pasteurisasi diamati. Rennet tersemi-purifikasi dilakukan dengan menggunakan ammonium sulfat dan etanol, aktivitas koagulasi diukur dengan metode Somkuti dan Babel, sedangkan kandungan protein dideteksi dengan metoda Kjeldal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi terbaik dari amonium sulfat untuk semi-purifikasi renet M. pusillus adalah 60%, sedangkan konsentrasi terbaik dari etanol adalah 50%. Aktivitas koagulasi susu skim dengan penambahan renet M. pusillus tersemi-purifikasi menggunakan amonium sulfat 60%. dan etanol 50% lebih tinggi dibandingkan pada susu berlemak dengan perlakuan yang sama. Aktivitas koagulasi susu skim dengan penambahan renet M. pusillus tersemi-purifikasi dengan amonium sulfat 60% dan etanol 50% adalah masing-masing RU/mL dan RU/mL, sedangkan aktivitas koagulasi susu berlemak dengan perlakuan yang sama adalah RU/mL dan RU/mL. Sebaliknya, kandungan protein susu skim dengan penambhan renet M. pusillus tersemi-purifikasi dengan amonium sulfat 60% dan etanol 50% lebih rendah dibandingkan susu berlemak dengan perlakuan yang sama. Kandungan protein susu skim dengan penambahan rennet M. pusillus tersemi-purifikasi dengan amonium sulfat 60% dan etanol 50% adalah masing-masing 0,049% dan 0,0372%, sedangkan kandungan protein pada susu berlemak dengan perlakuan yang sama adalah 0,0550% dan 0,0435%. Berdasarkan koagulasi protein, disimpulkan bahwa renet M. pusillus tersemi-purifikasi adalah baik untuk koagulasi susu skim dan susu berlemak. Kata Kunci: Renet, Semi-Purifikasi, Susu Pasteurisasi, Protein, Mucor pusillus 286
2 PENDAHULUAN Susu adalah sumber nutrisi yang lengkap dengan nutrisi utama adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Nutrisi ini adalah komponen-komponen penting untuk kesehatan manusia (JUDKINS dan KEENER, 1990). Susu juga sebagai media lengkap untuk pertumbuhan berbagai mikroorganisme (BROWN et al., 1984; CHANDLER et al., 1990; DEETH et al., 2002). Pertumbuhan mikroorganisme yang dikarenakan kontaminasi menyebabkan kerusakan (DEETH et al., 2002). Beberapa nutrisi penting, seperti: protein, vitamin B12 dan lipid terlarut pada susu berubah komposisinya pada waktu terjadi kontaminasi (GRIFFITH, 1989; HSU, 1984; JANZEN et al., 1982). Oleh karena itu, susu dapat diproses menjadi keju untuk menjaga nutrisi susu (ADAM, 1985; CHEESMAN, 1981; STENBERG, 1976). Curd dan whey dalam keju dipisahkan selama fermentasi (CHEESMAN, 1981; STENBERG, 1976), dan dengan penambahan rennet, koagulasi dalam keju dapat terjadi (CHEESMAN, 1981; STENBERG, 1976). Rennet adalah ensim proteolitik yang mengkoagulasi susu (STENBERG, 1976; AINSWORTH et al., 1973; WISEMAN, 1977). Koagulasi susu dapat terjadi dikarenakan aktivitas proteolitik dari chimosin atau rennin dalam rennet (STENBERG, 1976; SOMKUTI dan BABEL, 1968; WISEMAN, 1977). Rennet pertama kali diekstraksi dari abomasum babi (CHEESMAN, 1981; STENBERG, 1976). Karena babi tidak dikonsumsi oleh masyarakat muslim, sehingga rennet babi diganti dengan rennet anak sapi yang diekstraksi dari abomasums anak sapi. Dikarenakan daging sapi dikonsumsi secara regular oleh manusia, anak sapi dipelihara hingga menjadi sapi untuk konsumsi daging, akibatnya, anak sapi tidak dapat digunakan sebagai sumber rennet. Oleh karena itu, untuk memecahkan masalah ini, ada sumber mikroba yang baik untuk rennet yatu rennet mikroba dari Mucor pusillus (SOMKUTI dan BABEL, 1968; STENBERG,1976). Kelebihan rennet mikroba dibandingkan rennet abomasum anak sapi adalah karena pertumbuhan mikroorganisme lebih cepat daripada pertumbuhan anak sapi, dan mikroorganisme adalah lebih tahan terhadap ph dibandingkan dengan anak sapi (CHEESMAN, 1981; STENBERG, 1976). Beberapa penelitian melaporkan bahwa rennet mikroba kasar mempunyai potensi yang tinggi untuk mengkoagulasi susu (CHEESMAN, 1981; STENBERG, 1976). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi aktivitas rennet Mucor pusillus tersemi-purifikasi dalam berbagai konsentrasi pada koagulasi protein susu pasteurisasi. Preparasi media MATERI DAN METODE Sejumlah 200 g tauge dicampur dengan 2 l aquades, dan kemudian dididihkan sampai mencapai titik didih. Pendidihan kemudian dilanjutkan selama 1 jam dimulai ketika air mendidih. Ekstrak tauge disaring dan filtrat ditampung. Sejumlah 1 l tauge ekstrak dicampur dengan 20 g bakto agar dan 60 g gula. Campuran kemudian dipanaskan hingga semua bakto agar larut dalam ekstrak. Media agar tauge kemudian disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit. Media agar tauge kemudian siap digunakan untuk pertumbuhan M. pusillus. Pertumbuhan M. pusillus M. pusillus diambil dari working stock jarum ose yang sudah disterilisasi. Miselia digoreskan pada media agar miring tauge dan kemudian diinkubasikan pada suhu 35 C selama 1 minggu. Preparasi suspensi M. pusillus Miselia M. pusillus yang tumbuh pada media agar miring "tauge" selama 1 minggu pada suhu 35 C diambil dengan jarum "ose" yang sudah disterilisasi. Miselia dicampur dengan 15 ml aquades steril dalam tabung reaksi besar, dan kemudian dibuat suspensi dengan menggunakan waring blender selama 15 menit. Suspensi diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrophotometer λ 540 nm. Suspensi dilarutkan dengan air steril, jika nilai absorban lebih dari 0,5. 287
3 Produksi rennet Sejumlah 17,5 g media dedak dituangkan kedalam petridish dan kemudian disterilisasi. Media yang sudah steril diinokulasi dengan suspensi sebesar 1,75 ml M. pusillus dan kemudian diinkubasi pada suhu 35 C selama 2 4 hari. Ekstraksi rennet Media yang diinokulasi jamur dipindahkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml, dan media yang sudah dipindahkan ditambahkan aquades steril 52,5 ml dan 3 ml toluene untuk mematikan mikroorganisme lainnya. Ekstraksi rennet dilakukan dengan goyangan selama 75 menit. Ekstrak rennet disaring dan filtrat ditampung dalam erlenmeyer. Tabel 1. Beberapa step dalam proses produksi rennet M. pusillus Step proses produksi Preparasi media Pertumbuhan M. pusillus Preparasi suspensi M. pusillus Produksi rennet Ekstraksi rennet Produk Media selektif tauge agar untuk pertumbuhan M. pusillus M. pusillus dalam media miring selektif dari tauge agar used as the source of rennet Suspensi M. pusillus untuk ekstraksi rennet Produksi rennet dari suspensi M. pusillus dalam media dedak yang sudah disterilisasi Filtrat rennet untuk semipurifikasi dengan menggunakan etanol/ammonium sulfat Presipitasi dengan amonium sulfat Larutan enzim dipresipitasi dengan amonium sulfat hingga konsentrasi 60%. Larutan dihomogenisasi dengan magnetic shaker dalam kotak es. Larutan enzim yang sudah dihomogenisasi dan amonium sulfat disimpan sepanjang malam dalam suhu dingin dan kemudian disentrifus. Presipitasi yang diperoleh dilarutkan dalam 5 ml buffer sitrat pada ph 4 atau 5. Presipitasi dengan etanol Larutan enzim dipresipitasi dengan etanol hingga konsentrasi 50%. Larutan dihomogenkan dengan magnetic shaker dan dilakukan dalam kotak es. Larutan enzim yang sudah dihomogenisasi dan etanol disimpan sepanjang malam dalam ruang pendingin, dan kemudian disentrifus. Presipitasi yang diperoleh dilarutkan dalam 5 ml buffer sitrat pada ph 4 atau 5. Aktivitas koagulasi Deteksi aktivitas koagulasi menggunakan metode SOMKUTI dan BABEL (1976). Sejumlah 10 ml susu dituang kedalam tabung reaksi dan dikontrol suhunya hingga 35 o C, dan kemudian ditambahkan 1 ml ekstrak rennet. Aktivitas koagulasi diamati, yaitu: waktu ketika presipitasi kecil muncul pada dinding tabung reaksi. Aktivitas koagulasi: 10x Q RU/ml T.R. dimana: Q : jumlah susu yang digunakan (ml) R : jumlah enzim yang digunakan (ml) T : waktu koagulasi (menit) RU/ml: renin unit/mililiter Kandungan protein (APRIYANTONO et al., 1989) Sejumlah sampel ditimbang, dan kemudian dituangkan ke dalam tabung Kjeldahl dan ditambahkan selenium dan 3 ml HC1 37%. Campuran reaksi didestruksi hingga sempurna (warna larutan adalah putih atau jernih), dan kemudian didinginkan dan dilarutkan hingga mencapai leher tabung. Campuran reaksi dipindahkan kedalam tabung yang sudah mendidih dan kemudian dilarutkan dengan air destilasi hingga mencapai 100 ml. Peralatan destilasi disambung dengan Erlenmeyer 100 ml, dan kemudian disambung dengan peralatan destilasi. Tabung yang sudah dididihkan ditambah 20 ml NaOH 30% dan 288
4 kemudian ditutup cepat dan didestilasi hingga warna larutan yang diperoleh adalah hijau dengan volume kurang lebih 75 ml, dan kemudian dititrasi dengan HC1 37% hingga warna hijau menjadi merah dan kemudian dicatat volume titrasi. Hal ini juga dilakukan dalam kontrol. Analisa statistik (SNEDECOR dan COHRAN, 1989) Semua sampel yang sudah mendapat perlakuan dianalisa secara statistik dengan ANOVA menggunakan General Linear Model, tiga kali ulangan HASIL DAN PEMBAHASAN Rennet M. pusillus mempunyai aktivitas koagulasi yang paling tinggi dalam larutan enzim yang dihasilkan dari presipitasi amonium sulfat dengan konsentrasi 60% seperti diperlihatkan pada Gambar 1. Hal ini kemungkinan karena pada konsentrasi tersebut diatas, enzim ynag sudah disemi-purifikasi (rennin) dipresipitasi secara maksimal hingga enzim tersebut mempunyai nilai aktivitas koagulasi paling tinggi dibandingkan pada konsentrasi-konsentrasi lainnya (ADAM, 1985; CHEESMAN, 1981; STENBERG, 1976). Pada konsentrasi amonium sulfat kurang dari 60%, aktivitas koagulasi lebih rendah dibandingkan pada konsentrasi amonium sulfat yang sama dan lebih dari 60%. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada konsentrasi ammonium sulfat yang lebih tinggi menyebabkan lebih banyak enzim yang terlarut (SOMKUTI dan BABEL, 1968; WISEMAN, 1977). Pada konsentrasi amonium sulfat yang lebih dari 60%, aktivitas koagulasi lebih tinggi dibandingkan pada konsentrasi ammonium sulfat yang sama dan kurang dari 60%. Hal ini kemungkinan karena pada konsentrasi tersebut, tidak hanya rennin yang terpresipitasi tetapi juga enzim lainnya (ADAM, 1985; CHEESMAN, 1981; STENBERG, 1976). Semakin tinggi konsentrasi amonium sulfat yang digunakan, semakin rendah konsentrasi enzim yang didapatkan (STENBERG, 1976; WISEMAN, 1977). 70 Activity of coagulation (RU/ml) Concentration of amonium sulphate (%w/v) Gambar l. Aktivitas koagulasi dari presipitate oleh amonium sulfat 289
5 Aktivitas koagulasi yang paling tinggi dari enzim M pusillus yang terpresipitasi diantara berbagai konsentrasi alkohol adalah pada konsentrasi alkohol 50%. Hasil deteksi aktivitas koagulasi rennet yang tersemipurifikasi dari presipitasi dengan alkohol dapat dilihat pada Gambar 2. Metode presipitasi protease dengan larutan organik dilakukan pada suhu dibawah 2 C, Hal ini bertujuan untuk menghindari denaturasi enzim. Larutan organik yang digunakan adalah larutan yang tidak diaktifkan oleh enzim yang sudah dipurifikasi. Pada aktivitas koagulasi, ada perbedaan dalam nilai-nilai aktivitas. Perbedaan dalam nilai-nilai aktivitas koagulasi adalah dikarenakan kemampuan yang tinggi dari koagulasi susu atau degradasi protein dan kemampuan hidrolisis dari masing-masing enzim (ADAM, 1985; CHEESMAN, 1981; STENBERG, 1976). Semi-purifikasi dari presipitasi dengan alkohol dan ammonium sulfat tidak meningkatkan aktivitas koagulasi rennet M. pusillus. Hal ini kemungkinan karena alkohol mendenaturasi rennet M. pusillus, dan ammonium sulfat menginaktivasi rennet (ADAM, 1985; CHEESMAN, 1981; STENBERG, 1976). Aktivitas rennin yang terpresipitasi dengan ammonium sulfat 60% dan alkohol 50% dalam susu skim lebih tinggi dibandingkan dalam susu berlemak (ADAM, 1985; CHEESMAN, 1981; STENBERG, 1976). Aktivitas koagulasi rennin dalam susu berlemak dan susu skim ditunjukkan dalam Tabel 2. Activity of Coagulation (RU/ml) Concentration of alcohol (%w/v) Gambar 2. Aktivitas koagulasi dari presipitasi dengan alkohol Tabel 2. Aktivitas koagulasi rennin dalam susu berlemak dan susu skim Presipitasi Waktu koagulasi (menit) Susu berlemak Aktivitas koagulasi (RU/ml) Waktu koagulasi (menit) Susu skim Aktivitas koagulasi (RU/ml) Amonium sulfat 60% 10.50a c 7.10e g Etanol 50% 5.20b d 1.30f Ih Huruf-huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P <0,05) 290
6 Kandungan protein rennet tersemipurifikasi dalam susu berlemak lebih tinggi dibandingkan dalam susu skim. Hal ini kemungkinan karena pada tahapan semipurifikasi, presipitasi dengan amonium sulfat dan etanol dalam susu berlemak lebih efektif dibandingkan dalam susu skim (STENBERG, 1976; WISEMAN, 1977). Kandungan protein dalam susu berlemak dan susu skim ditunjukkan dalam Tabel 3. Tabel 3. Kandungan protein dalam susu berlemak dan susu skim Presipitasi Kandungan protein (%) Susu berlemak Susu skim Amonium sulfat 60% a c Etanol 50% b d Huruf-huruf berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05) KESIMPULAN Konsentrasi yang paling baik dari ammonium sulfat untuk semi-purifikasi rennet M. pusillus adalah 60%, sedangkan konsentrasi yang paling baik dari etanol adalah 50%. Aktivitas koagulasi susu skim dengan penambahan rennet tersemi-purifikasi M. pusillus dengan menggunakan ammonium sulfat 60% dan etanol 50% lebih tinggi dibandingkan dari susu berlemak. Sebaliknya, kandungan protein susu skim dengan penambahan rennet tersemi-purifikasi M. pusillus dengan ammonium sulfat 60% dan etanol 50% lebih rendah dibandingkan pada susu skim. Berdasarkan koagulasi protein, dapat disimpulkan bahwa rennet tersemipurifikasi M. pusillus adalah baik untuk koagulasi susu berlemak dan susu skim. DAFTAR PUSTAKA ADAM, M.R Microbiology of fermented foods. Vol 1. WOOD, B.J.B. (Ed.). New York, NY: Elsevier. APRIYANTONO, A., F. DEDI, P. NI LUH, SEDARNAETI and B. SLAMET Food Analysis. (In Indonesian). The Inter University Center of Food and Nutrition, Bogor Agricultural University. BROWN. J.V., H.M.P. RANJITH and G.A. PRENTICE Comparative shelf lives of skimmed, semi-skimmed and whole milks. J. Soc. Dairy Technol. 37: CHANDLER, R.E., S.Y. NG and R.R. HULL Bacterial spoilage of specialty rnilk products. Food Research Quarterly. 50: CHEESMAN, G.C Rennet and Cheese Making. In: Parker. Enzymes and Food Processing. Briek, G.G., N. Blakebrough and K.J. Appl. Sci. Publ. Ltd. London. DEETH, H.C., T. KHUSNIATI, N. DATTA and R.B. WALLACE Spoilage patterns of skim and whole milks at storage. J. Dairy Sci. U.K.. GRIFFITH Effect of temperature and milk fat on extracellular enzyme synthesis psychrotrophic bacteria during milk. Milchwissenschaft. 44: HSU, H.Y Methods for measuring the activities of bacterial and native proteinases milk and a study of factors affecting milk protein hydrolysis. Ph.D. Thesis. Cornell University, Ithaca, USA. JANZEN, J.L, J.R. BISHOP and A.B.BODINE Relationship of protease activity, to shelf life, of skim and whole milk. J. Dairy Sci. 65: JUDKINS, H.E. and H.A. KEENER Milk Production and Processing. John Wiley & Sons, New York. SNEDECOR, G.W. and W.G. COHRAN Statistical Methods, 8th Edn, Iowa State University, Ames, Iowa. SOMKUTI and F.J.J. BABEL Acid protease synthesis by M. pusillus in chemically define media. J. Biotechnol. 95: STENBERG, M Microbial rennet. In Perlman, T. J. Appl..Microbiol. 20: WISEMAN, A Stabilization of enzymes. In Enzyme Technology. John Wiley and Sons. New York. 291
SIFAT FISIK DAN KIMIAWI KEJU DENGAN KOAGULAN LITSUSU, KEJU TRADISIONAL KHAS DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR
SIFAT FISIK DAN KIMIAWI KEJU DENGAN KOAGULAN LITSUSU, KEJU TRADISIONAL KHAS DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR (Physical and Chemical Characteristics of Cheese with Litsusu Coagulant, Special Traditional Cheese
Lebih terperinciKENAMPAKAN ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN ASAM LAKTAT YOGHURT DENGAN STARTER KOMERSIAL YANG MENGGUNAKAN BERBAGAI KONSENTRASI SUSU SKIM
KENAMPAKAN ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN ASAM LAKTAT YOGHURT DENGAN STARTER KOMERSIAL YANG MENGGUNAKAN BERBAGAI KONSENTRASI SUSU SKIM (Organoleptic Performances and Lactic Acid Contents of Yoghurt with Commercial
Lebih terperinciAKTIVITAS PROTEASE Pseudomonas fluorescens DALAM MENDEGRADASI PROTEIN PADA SUSU PASTEURISASI SELAMA PENYIMPANAN
AKTIVITAS PROTEASE Pseudomonas fluorescens DALAM MENDEGRADASI PROTEIN PADA SUSU PASTEURISASI SELAMA PENYIMPANAN (Protease Activities of Semi-purified Pseudomonas fluorescens in Protein Degradation of Pasteurized
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TEH HIJAU TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIAWI YOGHURT
PENGARUH PENAMBAHAN TEH HIJAU TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIAWI YOGHURT (The Effect of Adding Green Tea on Physical and Chemical Characteristics of Yoghurts) TATIK KHUSNIATI 1, SUMIDJAH 2 dan RINI HANDAYANI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium sulfat dalam menghasilkan enzim bromelin dan aplikasinya sebagai koagulan pada produksi keju. 3.1
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciAPPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA
APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA 1. Pembuatan sodium Sitrat (C 6 H 5 Na 3 O 7 2H 2 O) 0,1 M 1. Mengambil dan menimbang sodium sitrat seberat 29.4 gr. 2. Melarutkan dengan aquades hingga volume 1000
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto
LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto Lampiran 2. Pembuatan Media dan Reagen 2.1 Pembuatan Media Skim Milk Agar (SMA) dalam 1000 ml (Amelia, 2005) a. 20 gram susu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan
BAB III METODOLOGI 31 Bagan Alir Penelitian Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan pembuatan keju cottage, maka di bawah ini dibuat bagan alir prosedur kerja yaitu prosedur preparsi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Juni 2011 sampai dengan Januari 2012
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus terhadap kualitas yoghurt susu kambing
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 2.4 BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan untuk preparasi media fermentasi semi padat adalah limbah pertanian berupa kulit durian, kulit jeruk Siam, kulit jeruk Medan, dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan antara lain : oven, autoclave, ph meter, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian dasar dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ii iv vii viii ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Rumusan Masalah...
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Lebih terperinciII. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT
II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati sagu (Metroxylon sp.) yang diperoleh dari industri pati sagu rakyat di daerah Cimahpar, Bogor. Khamir yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak Lengkap dan ulangan yang dilakukan sebanyak empat kali Faktor pertama:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciKadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium
15 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciLampiran 1 Lay out penelitian I
LAMPIRAN 65 Lampiran 1 Lay out penelitian I 66 Lampiran 2 B. humidicola tanpa N (A), B. humidicola dengann (B), P. notatum tanpa N (C), P. notatum dengan N (D), A. compressus tanpa N (E), A.compressus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)
LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Spektrofotometer Genesis II keluaran Milton Roy Co., USA (No. Catalog 4001/4 ); Waterbadi Termostat WK-24 (Sibata Scientific Technology Ltd); Kertas
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juli 2011. Pengujian dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Proses, Laboratorium Bioteknologi
Lebih terperinciPertanian UMY untuk tahap pembuatan tepung mocaf dan Laboratorium. Biokimia Farmasi UMY untuk uji karateristik tepung mocaf meliputi Analisis
III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi Fakultas Pertanian UMY untuk tahap pembuatan tepung mocaf dan Laboratorium Biokimia Farmasi UMY
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN
LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN A. Spesifikasi Susu Skim Bubuk Oldenburger Komponen Satuan Jumlah (per 100g bahan) Air g 3,6 Energi kj 1480 Protein g 34,5 Lemak g 0,8 Karbohidrat g 53,3 Mineral
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN N, P DAN K PADA LUMPUR HASIL IKUTAN GASBIO (SLUDGE) YANG TERBUAT DARI FESES SAPI PERAH
ANALISIS KANDUNGAN N, P DAN K PADA LUMPUR HASIL IKUTAN GASBIO (SLUDGE) YANG TERBUAT DARI FESES SAPI PERAH (The Content of N, P 2 O 5 and K 2 O in Biogas Sludge Made from Dairy Cattle Faeces) YULI ASTUTI
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT Limbah tanaman jagung (LTJ) yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Bisi 2 yang komponen utamanya berupa batang, tongkol, klobot, dan daun berasal
Lebih terperinciIII. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
14 III. METODE KERJA A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari 2015
Lebih terperinciMETODA EKSTRAKSI SEDERHANA GUNA MENDAPATKAN KOAGULAN SUSU DARI ABOMASUM RUMINANSIA UNTUK PENGOLAHAN KEJU
METODA EKSTRAKSI SEDERHANA GUNA MENDAPATKAN KOAGULAN SUSU DARI ABOMASUM RUMINANSIA UNTUK PENGOLAHAN KEJU (The Simple Extraction Method to Get a Milk Coagulant from Ruminant Abomasum for Cheese Processing)
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Dalam praktikum ini yaitu mengisolasi bakteri Propionibacterium dari keju. Keju sendiri merupakan makanan yang dibuat dari dadih susu yang dipisahkan, yang diperoleh dengan penggumpalan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos
LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu 1. Analisa Proksimat a. Kadar Air (AOAC 1999) Sampel sebanyak 2 g ditimbang dan ditaruh di dalam cawan aluminium yang telah diketahui
Lebih terperinciAtas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinciPEMBUATAN ETANOL DARI SAMPAH PASAR MELALUI PROSES PEMANASAN DAN FERMENTASI BAKTERI Zymomonas mobilis
PEMBUATAN ETANOL DARI SAMPAH PASAR MELALUI PROSES PEMANASAN DAN FERMENTASI BAKTERI Zymomonas mobilis ETHANOL MAKING FROM GREENGROCER S SOLID WASTE THROUGH HEATING PROCESS AND FERMENTATION USING Zymomonas
Lebih terperinciAnalisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
Analisa Protein Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar berbagai metode analisa protein Mahasiswa mampu memilih metode yang tepat untuk mengukur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Lebih terperinciJ. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN
J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : 176 181 ISSN 1411-4674 KARAKTERISTIK CURD KEJU MENGGUNAKAN PENGGUMPAL EKSTRAK DAUN SERUT (Strebulus asper) DENGAN LAMA PEMANASAN BERBEDA The Characterization
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS RENNET YANG BERBEDA TERHADAP KADAR PROTEIN DAN LEMAK KEJU LUNAK SUSU SAPI
PENGARUH DOSIS RENNET YANG BERBEDA TERHADAP KADAR PROTEIN DAN LEMAK KEJU LUNAK SUSU SAPI (EFFECT OF DIFFERENCES RENNET OF PROTEIN AND FAT CONTENT IN SOFT CHEESE OF DAIRY MILK) Army Permainy, Samsu Wasito
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat - Termometer Fisher - Gelas ukur Pyrex - Gelas Erlenmeyer Pyrex - Gelas beaker Pyrex - Oven Memmert - Neraca analitis Meller - Labu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia
Lebih terperinciMEDIA DAN ZAT WARNA YANG DIGUNAKAN PADA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Oleh : Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si.
MEDIA DAN ZAT WARNA YANG DIGUNAKAN PADA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Oleh : Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si. Macam-macam media yang digunakan untuk kegiatan Mikrobiologi Kaldu Nutrisi (ph 6,8 7,3) - ekstrak daging
Lebih terperincimesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit
Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS
KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS Jumiati Catur Ningtyas*, Adam M. Ramadhan, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan dengan 3
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Tempat dan Waktu
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei 2015 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Rupat Kelurahan Pergam Kecamatan Rupat Kabupaten
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan tahapan kegiatan, yaitu : bahan baku berupa singkong yang dijadikan bubur singkong,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Produksi Bakteriosin Kasar
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai Mei 2012 di Laboratorium Terpadu, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat
III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, beaker glass, tabung reaksi, cawan petri,
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.
43 Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian Limbah Udang Pengecilan Ukuran Sterilisasi suhu 121 c, tekanan 1 atm Dianalisis kadar air dan bahan keringnya Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Kambing Perah milik Yayasan Pesantren Darul Falah Ciampea dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah dan Laboratorium Ilmu dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA
Lebih terperinciIII. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium
28 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Kambing Perah, Laboratorium Industri Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Fakultas Peternakan
Lebih terperinciIsolation and Characterization of Rice Bran Protein Using NaOH Solution
Isolation and Characterization of Rice Bran Protein Using NaOH Solution Akyunul Jannah Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Email: akyunul_jannah2008@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dilakukan meliputi tahap studi literatur, persiapan alat dan bahan baku. Bahan baku yang digunakan adalah nata de banana. 3.1. Persiapan
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu, Laboratorium Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Pusat Antar Universitas (PAU),
Lebih terperinciAKTIVITAS -GALAKTOSIDASE PENGHIDROLISA LAKTOSA SUSU PADA BAKTERI UNGGUL TERSELEKSI DARI BUAH Carica papaya
AKTIVITAS -GALAKTOSIDASE PENGHIDROLISA LAKTOSA SUSU PADA BAKTERI UNGGUL TERSELEKSI DARI BUAH Carica papaya (β-galactosidase Activity as Milk Lactose Hydrolyzer of Selected Main Bacteria from Carica papaya
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra 240210080133 BAB VI PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Aging Keju. Keju terbuat dari bahan baku susu, baik susu sapi, kambing, atau kerbau. Proses pembuatannya
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinci