BAB I PENDAHULUAN. nasional, anak-anak Indonesia perlu diikutsertakan baik dimulai dari proses

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan ekonomi, manusia, sosial budaya, dan politik di Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur. Dalam melaksanakan pembangunan nasional, anak-anak Indonesia perlu diikutsertakan baik dimulai dari proses perencanaan pembangunan sampai dengan proses evaluasi. Karena pada dasarnya pembangunan berkaitan dengan anak itu sendiri, maka partisipasi anak perlu pemerintah tanggap dengan baik. Anak anak merupakan kelompok penduduk usia muda yang mempunyai potensi untuk dikembangkan agar dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan dimasa mendatang. Anak merupakan subjek dan objek pembangunan nasional Indonesia dalam rangka mencapai aspirasi bangsa Indonesia, masyarakat yang adil dan makmur spiritual dan material. Karenanya setiap anak membutuhkan perlindungan dan dalam hal ini kita telah memiliki Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, menjelaskan tentang hak-hak anak yang secara garis besar diklasifikasikan kedalam empat bidang, yaitu: jaminan hak-hak bidang pendidikan, jaminan hak-hak bidang kesehatan, jaminan hak-hak bidang perlindungan anak dan jaminan hak-hak bidang partisipasi anak. Indonesia adalah negara yang telah meratifikasi Konveksi Hak Anak dan ikut menandatangani Deklarasi dunia yang layak bagi anak (World Fit For 1

2 digilib.uns.ac.id 2 Children/WFFC), karena itu perlu mengembangkan rencana aksi untuk menjadikan kabubapten/kota yang layak anak sebagai bentuk pelakasanaan WFFC. Sebagai rencana aksi tersebut maka dikembangkanlah model Kota/Kabupaten Layak Anak dari Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mewujudkan setiap daerah di Indonesia menjadi kota layak anak (KLA). Dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No 11 tahun 2011 disebutkan bahwa Kabupaten/Kota Layak Anak yang selanjutnya disingkat KLA adalah kabupaten/kota yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak anak. Tujuan dari Program KLA adalah meningkatkan komitmen pemerintah, masyarakat dan dunia usaha di kota-kota dalam upaya mewujudkan pembangunan yang peduli terhadap kepentingan terbaik anak. Dengan diterapkannya Program KLA ini maka setiap wilayah di Indonesia nantinya memiliki peraturan daerah, perangkat dan fasilitas yang memenuhi kriteria Kota Layak Anak. Fasilitas publik tersebut dapat berupa sekolah, perpustakaan, tempat bermain dan lain sebagainya. Dari semua fasilitas yang telah diisyaratkan pada kriteria Kota Layak Anak juga harus memenuhi keamanan dan kenyamanan untuk anak serta bebas dari unsur kekerasan, diskriminasi dan rasialisme, kevulgaran dan pecabulan serta ekspos berlebihan terhadap data diri anak.

3 digilib.uns.ac.id 3 Mendasar pada Peraturan Menteri No 11 tahun 2011 tentang Kota Layak Anak, maka setiap daerah yang ditunjuk salah satunya Kota Surakarta menjadi uji coba dari program tersebut sejak tahun Semenjak ditetapkan sebagai Kota Layak Anak, Pemerintah Kota Surakarta mengeluarkan Perda No 4 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak dan melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan Kota Layak Anak di Kota Surakarta. Dalam Solo menjadi salah satu kota di Asia Pasifik sebagai Kota Layak Anak. Solo menyediakan akses kesehatan, pendidikan, dan taman bermain untuk anak. Untuk memeriahkan kesuksesan ini, Pemerintah Kota Surakarta (Solo) menyambut tamu dari 20 Negara dan dari 33 provinsi serta dari 90 kabupaten/kota dengan menggelar Karnaval Solo Kota Layak Anak. Selanjutnya dalam Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perindungan Anak Wahyu Hartomo menyatakan, di antara 109 kabupaten/kota yang sekarang ini menjadi percontohan menuju kota layak anak, baru empat kabupaten/kota yang sudah masuk kriteria mendekati kota layak anak yang ideal. Keempat kota tersebut adalah Kota Solo, Surabaya, Denpasar, dan Bandung. Dalam berita lainnya disebutkan bahwa Solo menjadi salah satu dari 3 kota di Indonesia yang mendapatkan penghargaan kota/kabupaten penyelenggara Kota Layak Anak (KLA) terbaik. Penilaian terhadap evaluasi pelaksanaan tersebut dilakukan oleh tim independen dari Kementerian Negara Perlindungan Perempuan. ( Pemerintah Kota Surakarta mencanangkan menjadi Kota Layak Anak pada tahun Dalam Badan Pemberdayaan commit Masyarakat to user Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Surakarta (Bapermas

4 digilib.uns.ac.id 4 P3KB) membagi menjadi tiga tahapan. Tahap pertama tahun adalah pengembangan model Kota Layak Anak. Dalam tataran yang paling awal ini, pemerintah kota menyusun grand designyang akan jadi patokan untuk pengembangan selanjutnya. Tahap berikutnya adalah pengembangan kelurahan hingga kecamatan layak anak. Pada tahun 2016, ditargetkan semua kelurahan dan kecamatan selesai dan Surakarta benar-benar menjadi Kota Layak Anak. Agar tak sekadar menjadi gerakan simbolis, Bapermas P3KB membuat MoU yang ditandatangani oleh 53 elemen dari muspida, perusahaan swasta dan LSM anak. Saat ini dari 21 kelurahan di Kota Solo, baru 14 kelurahan yang membentuk tim pengembangan KLA dan diantara 14 kelurahan tersebut hanya tiga kelurahan yang masuk katagori ideal untuk KLA di Solo. Ketiga kelurahan tersebut yaitu di Gandekan, Jebres, dan Banjarsari. Ketiga Kelurahan tersebut dinilai hampir mendekati kriteria KLA yang ideal meskipun tidak semua Indikator dari KLA telah diterapkanya di Kelurahan tersebut. (tubasmedia.com) Berdasarkan data diatas Kelurahan Jebres termasuk kelurahan yang telah menerapkan KLA dan mendekati katagori ideal di Surakarta. Semenjak ditetapkannya KLA di Kelurahan Jebres, maka tergugah kesadaran masyarakat Jebres untuk membentuk kelompok kerja/pojka KLA pada tahun Ada empat bidang penting yang digarap Kelurahan Jebres dalam mewujudkan Kota Layak Anak di Kelurahan Jebres. Ke-empat bidang tersebut yaitu bidang perlindungan anak, bidang kesehatan anak, bidang pendidikan anak dan bidang partisipasi anak. Dalam bidang perlindungan anak, Kelurahan Jebres telah membentuk Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Ibu dan Anak pada tahun 2011 dengan sasaran ibu dan anak korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), korban kekerasan

5 digilib.uns.ac.id 5 Eksploitasi Seksual Komersial, korban penculikan, anak terlantar, Anak Bermasalah dengan Hukum (ABH). Dalam bidang kesehatan, Kelurahan Jebres bekerjasama dengan Puskesmas Ngoresan untuk menerapkan puskesmas ramah anak. Pusekemas ini dilengkapi dengan ruang tunggu khusus anak lengkap dengan alat bermainnya. Selain itu layanan-layanan untuk anak seperti taman bermain, pojok ASI, zona merokok, dokter spesialis anak, layanan konseling anak dan tempat pelayanan korban kekerasan terhadap anak juga terus dilengkapi. Disamping itu Kelurahan Jebres bekerjasama dengan TP PKK Kelurahan Jebres dalam memantau kesehatan anak dengan kegiatan-kegiatan seperti: Posyandu balita, pemberian makan tambahan, adanya kelompok pendukung ibu dan warga peduli AIDS. Dalam bidang Pendidikan. Untuk mewujudkan Kelurahan Layak Anak maka diterapkan sekolah ramah anak yang berada di SD Bulukantil, selain itu masyarakat dengan mandiri membentuk Satgas Gerakan Wajib Jam Belajar (GWJB), setiap hari senin-jumat aktif antara pukul WIB anak-anak diarahkan untuk belajar. Adanya fasilitas-fasilitas sebagai kegiatan kreatif dan rekreatif yang ramah anak, di luar sekolah yang dapat diakses semua anak seperti taman cerdas, perpustakaan kampung di RW 23, Pos Pendidikan Anak Usia Dini/Pos PAUD. Dalam bidang partisipasi anak, untuk menjamin hak anak untuk berpartisipasi dan penyediaan ruang bagi anak untuk dapat mengeluarkan pendapat atau berekspresi secara merdeka sesuai keinginannya maka dibentuklah Forum Anak Jebres/Fanbres. Fanbres bertujuan agar anak-anak di Kelurahan

6 digilib.uns.ac.id 6 Jebres dapat mengeluarkan pendapat dan aspirasi-aspirasinya melalui kegiatan musyawarah rencana pembangunan baik tingkat kelurahan, kecamatan dan kota. Selain itu agar anak-anak juga dapat memanfaatkan waktu luang dengan melakukuan kegiatan-kegiatan yang positif. Menyandang katagori ideal untuk penerapan KLA di Kelurahan Jebres merupakan suatu kebanggan sekaligus menjadi tantangan bagi Kelurahan Jebres. Karena pada kenyataannya sejak diterapkannya Kota Layak Anak di Kelurahan Jebres pada tahun 2009, masih terdapat kasus tentang anak baik anak yang berhadapan dengan hukum/abh maupun indikasi ESKA. Secara lebih terperinci ragam permasalahan anak tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Kasus Anak di Kelurahan Jebres Tahun Kasus Jumlah 2009 Penganiayaan 3 orang anak Pencurian Pemerasan Minuman keras 2010 Pencurian 2 orang anak Pencurian 7 orang anak 2013 Indikasi ESKA 1 orang anak 2014 Perebutan Hak Suami/Istri Asuh Anak Pencurian 1 orang anak Sumber : Bank Data Kelurahan Jebres Tahun 2014 Mengingat anak adalah sebagai aset bangsa, maka Kelurahan Jebres berkewajiban menjamin kualitas tumbuh kembang dan memberikan perlindungan kepada mereka dan hak-hak nya sesuai dengan konstitusi dan Undang-Undang No

7 digilib.uns.ac.id 7 23 tahun 2002 dan Perda Surakarta No 4 tahun 2012 tentang perlindungan anak untuk mewujudkan Kota Layak Anak di Kelurahan Jebres. Salah satu nilai yang terkandung dalam Ilmu Administrasi Negara adalah Efektivitas, yaitu suatu kondisi yang menunjukan tingkat tercapainya suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Efektivitas akan berkaitan dengan kepentingan orang banyak, efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Soewarno Handayaningrat, 1985:38). Konsep efektivitas sangatlah penting untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan program tersebut tercapai. Bila hasil yang dicapai sesuai dengan target, maka usaha atau hasil pekerjaan tersebut itulah yang dikatakan efektif, namun jika tidak tercapai sesuai rencana maka hal itu dikatakan tidak efektif. Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Efektivitas Pelaksanaan Program Kota Layak Anak di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta. B. Rumusan masalah Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi masalah pokok yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah Bagaimana Efektivitas Pelaksanaan Program Kota Layak Anak di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta?

8 digilib.uns.ac.id 8 C. Tujuan Penelitian Setelah mengetahui latar belakang permasalahan tentang Kota Layak Anak di Kelurahan Jebres serta rumusan masalah yang penulis tuliskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui sejauh mana Efektivitas Pelaksanaan Program Kota Layak Anak di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta. 2. Tujuan Fungsional Sebagai referensi untuk memberikan rekomendasi kebijakan kepada Kelurahan Jebres Surakarta tentang pelaksanaan program Kota Layak Anak di Kelurah Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta. 3. Tujuan Individual Digunakan untuk memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemanfaatan secara teoritis, diantaranya sebagai berikut: a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang teori sosial yang berkaitan dengan Efektivitas Program.

9 digilib.uns.ac.id 9 b. Memberikan kontribusi pemikiran bagi pelaksana program dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat memperbaiki dalam melaksanakan program di kemudian hari. c. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam pelaksanaan program yang efektif dan efisien untuk pengembangan program nantinya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini ditinjau dari aspek praktis diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya: a. Sebagai informasi bagi para perencana program dan pembuat kebijakan, mengenai efektivitas pelaksanaan program Kota Layak Anak di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta. b. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang efektivitas pelaksanaan program Kota Layak Anak di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta. c. Pemerintah daerah terkait, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan alternatif dan masukan atau evaluasi dalam penentuan kebijakan sehingga dapat menjadi alat monitor bagi pelaksanaan program ini selanjutnya.