BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN MAKALAH
|
|
- Yenny Liani Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN MAKALAH Diusulkan oleh : YANNIKA NIDIA SARI PROGRAM STUDI MATEMATIKA DAN KOMPUTASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2009 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan limpahan rahmad-nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Biopori sebagai Alternatif Teknologi Tepat Guna dan Ramah Lingkungan dalam Penyelamatan Lingkungan. Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan ujian akhir semester pada Program Studi Matematika dan Komputasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
2 Dalam penyelesaian makalah ini banyak pihak yang ikut memberikan bantuan baik material maupun spiritual, sejak dari Dekan, Dosen hingga teman sejawat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga segala bantuan yang telah diberikan mendaparkan balasan dari Allah SWT. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Saran dan kritik tersebut akan sangat bermanfaat bagi penyempurnaan makalah ini pada masa mendatang. Harapan penulis semoga keberadaan makalah ini akan banyak memberikan manfaat bagi para pembaca, baik mahasiswa maupun dosen. Malang, 1 Januari 2010 Penyusun BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN Yannika Nidia Sari Prodi Matematika dan Komputasi, Universitas Muhammadiyah Malang ABSTRAK Banjir yang terjadi pada awal tahun 2002 hampir merata terjadi di daerah pantai utara pulau Jawa, khususnya di kota Jakarta. Hampir di setiap musim penghujan, banjir menjadi tamu langganan di kota metropolitan tersebut. Banyak warga yang menderita kerugian besar, akibat dari bencana tersebut. Untuk
3 menantisipasi hal itu, pemerintah sedang gencar-gencarnya menerapkan biopori di daerah Metropolitas. Kerena jika tidak di lakukan tindakan apa-apa, dikhawatirkan banjir akan semakin meluas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar manfaat biopori sebagai pencegah bahaya banjir yang di terapkan di daerah rawan banjir. Manfaat dari penelitian ini adalah agar masyarakat mengetahui manfaat dari biopori secara keseluruhan, tidak hanya sebagai pencegah bahaya banjir saja. Hasil yang di dapatkan adalah pengetahuan secara keseluruhan tentang biopori, manfaat dari penerapan biopori, perancangan lokasi pemasangan biopori yang baik, dan juga perancangan pembuatan biopori yang efektif. Kata-kata kunci: banjir, biopori, daerah Metropolitan. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR i ii ABSTRAK 1 DAFTAR ISI 2 DAFTAR GAMBAR 4 BAB I. PENDAHULUAN
4 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Istilah 9 BAB II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Biopori Manfaat Biopori Perancangan Lokasi Perancangan Pembuatan Jumlah yang Disarankan Biaya yang Dikeluarkan Cara Pemeliharaan Biopori 33 BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Saran 35 DAFTAR PUSTAKA 36 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 38
5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 SPA dan Bangunan Terjunan 13 Gambar 2 Lubang Resapan Biopori 14 Gambar 3 Foto Mikroskop Elektron dari Lubang Cacing dan Akar pada Matriks Tanah (dalam lingkaran kuning) 14 Gambar 4 Sketsa Penampang Lubang Resapan Biopori 15
6 Gambar 5 Keunggulan Lubang Resapan Biopori 19 Gambar 6 LRB pada Dasar Saluran 20 Gambar 7 LRB di Sekeliling Pohon 21 Gambar 8 LRB pada Batas Taman 21 Gambar 9 Persiapan bahan biopori 26 Gambar 10 Biopori 26 Gambar 11 Penggalian Biopori I 27 Gambar 12 Penggalian Biopori II 28 Gambar 13 Hasil Penggalian Biopori 28 Gambar 14 Pemotongan Paralon 29 Gambar 15 Pemasangan Kasa Nyamuk 29 Gambar 16 Penutupan Biopori oleh Batu 30 Gambar 17 Pembuatan Lubang Biopori 30 Gambar 18 Lubang Biopori 31 Gambar 19 Lubang Biopori di Halaman 31
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa tanah dan air sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional, harus dilaksanakan sebaik-baiknya berdasarkan azas kelestarian, keserasian dan azas pemanfaatan yang optimal, yang dapat memberikan manfaat ekonomi, ekologi dan sosial secara seimbang. Penggunaan pemanfaatan tanah dan lahan yang tidak sesuai
8 dengan kaidah-kaidah konservasi dan melampaui kemampuan daya dukungnya, akan menyebabkan terjadinya lahan kritis. Disamping itu perilaku masyarakat yang belum mendukung pelestarian tanah dan lingkungan menyebabkan terjadinya bencana alam banjir pada musim penghujan. Untuk menghindari hal tersebut di atas perlu dilakukan upaya pelestarian lahan kritis, dan pengembangan fungsi biopori terus ditingkatkan dan disempurnakan. Biopori pada lahan kritis dimaksudkan untuk memulihkan kesuburan tanah, melindungi tata air, dan kelestarian daya dukung lingkungan. Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam baik berupa tanah dan air perlu direncanakan dan dikelola secara tepat melalui suatu sistem pengelolaan Lubang Resapan Biopori (LRB). Salah satu upaya pokok dalam pengelolaan LRB adalah berupa pengaturan keseimbangan pada lingkungan yang kurang daerah peresapan. Dari aspek perencanaan ditempuh melalui penyempurnaan pembuatan biopori di lingkungan sekitar masyarakat. Di akspek inilah diharapkan akan dapat menjadi acuan pelaksanaan pembuatan biopori oleh semua kalangan masyarakat. Biopori secara umum, dapat mengurangi resiko bahaya banjir di daerah yang kurang lahan peresapan air. Tidak hanya sebagai pencegah banjir, penerapan biopori yang secara rutuin akan menghasilkan pupuk kompos yang sangat bermanfaat. 1.2 RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah 1. Apa yang dimaksud dengan biopori? 2. Apa saja manfaat yang didapatkan dari biopori untuk penyelamatan lingkungan? 3. Lokasi manakah yang lebih efisien untuk pemasangan biopori?
9 4. Bagaimana cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif? 5. Berapa jumlah biopori yang harus dibuat, agar terhindar dari bahaya banjir? 6. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan biopori? 7. Bagaimana cara memelihara biopori agar tetap bagus? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pengaertian dari biopori 2. Mengetahui manfaat yang didapatkan dari biopori untuk penyelamatan lingkungan 3. Mengetahui lokasi yang lebih efisien untuk pemasangan biopori 4. Mengetahui cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif 5. Mengetahui jumlah biopori yang disarankan 6. Mengetahui biaya yang dikeluarkan dari pembuatan biopori 7. Mengetahui cara memelihara biopori agar kondisinya tetap bagus 1.4 MANFAAT PENELITIAN Adapaun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :
10 1. Terketahuinya pengertian dari biopori 2. Terketahuinya manfaat yang didapatkan dari biopori untuk penyelamatan lingkunagn 3. Terketahuinya lokasi yang lebih efisien untuk pemasagan biopori 4. Terketahuinya cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif 5. Terketahuinya jumlah biopori yang disarankan 6. Terketahuinya biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan biopori 7. Terketahuinya cara memelihara biopori agar tetap bagus kondisinya 1.5 BATASAN ISTILAH
11 Dalam hal ini penulis menggunakan kata Biopori sebagai batasan istilah. Penulis memilih Biopori sebagai batasan istilah, karena sebagian besar masyarakat belum banyak yang mengetahui dan memahami istilah tersebut. Oleh karena itu, untuk membahas masalah ini penulis menggunakan tiga pandangan sebagai tinjauan untuk mendefinisikan arti kata Biopori. Bila ditinjau dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah biopori masih belum ditemukan. Sedangkan bila ditinjau dari asal kata, biopori terdiri dari dua kata yaitu bio yang berarti hidup dan pori yaitu pori-pori yang bermanfaat(plasa Teen, 2009). Dan ada juga yang menyebut biopori mulsa vertical, karena ini mengandalkan jasa hewan-hewan tanah seperti cacing dan rayap untuk membentuk pori-pori alami dalam tanah, dengan bantuan sampah organik, sehingga air bisa terserap dan struktur tanah diperbaiki( Resapan Biopori «Yayasan Prana-Nasional Indonesia.htm/, diakses 31 Desember 2009). BAB II
12 PEMBAHASAN Dalam bab ini, penulis memaparkan dan menjelaskan semua permasalahan yang ada di rumusan masalah. Untuk menjelaskan lebih terperinci, penulis melakukan penyaduran, penyitiran, dan pengutipan dari beberapa sumber yang dianggap bisa memperjelas dan memperkuat bahan permasalahannya. Tidak hanya dari sumber internet, buku, dan artikel saja yang digunakan, tapi penulis juga menggunakan sumber dari media komunikasi, seperti televisi, radio, DVD, dan lain-lain. Bahkan, penulis juga melakukan wawancara pada salah satu staf di SMAN 2 Probolinggo, untuk mengetahui lebih banyak pengetahuan tentang biopori, dan bagaimana terlaksananya program biopori pada Sekolah Menengah Atas tersebut. Setelah beberapa informasi tersebut didapat, penulis mengumpulkan semua informasi dari berbagai sumber yang ada dan terus di klasifikasikan berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas pada bab ini. 2.1 Pengertian Biopori Banyak orang yang belum mengetahui arti, makna atau pengertian dari istilah biopori, tetapi ada juga yang sudah paham arti dari istilah tersebut, dan ada beberapa yang hanya sekedar tahu, tapi pemahamannya belum. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan pengertian dari istilah biopori dalam berbagai pendapat, yaitu: 1. Biopori menurut Griya (2008) lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.
13 2. Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (2008) menjelaskan biopori adalah lubang sedalam cm dengan diameter cm, dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan. 3. Tim Biopori IPB (2007) menguraikan bahwa biopori adalah lubanglubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Diatas adalah beberapa pendapat tentang pengertian dari biopori, untuk selanjutnya penulis akan memaparkan tentang pengertian dari lubang biopori. Dalam hal ini, banyak pendapat dari beberapa ahli mengenai lubang biopori. Untuk itu, pembaca diharapkan bisa mencermati dan sekaligus memahami arti dari istilah tersebut. 1. Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (2009) telah mengartikan Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. 2. Lubang biopori adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan (Anonim, 2008).
14 3. Menurut Jhon Herf(2009), lubang resapan biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter sepuluh sampai dengan tiga puluh sentimeter. Pada leaflet Biopori dijelaskan, kedalamannya sekitar seratus sentimeter atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi sampah organik untuk mendorong terbentuknya biopori. Biopori adalah pori berbentuk liang (terowongan kecil) yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman. 4. Bila dilihat secara alami, lubang biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.( diakses 31 Desember 2009). 5. Oasezam blog (2009) mendefinisikan biopori adalah lubang sedalam cm dengan diameter cm yang dimaksudkan sebagai lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan. 6. Lubang Resapan Biopori menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:P.70/Menhut-II/2008/Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan, adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.
15 Gambar 1. SPA dan Bangunan Terjunan Pengertian tentang biopori dan lubang biopori telah penulis jelaskan dengan beberapa pendapat yang berbeda dari berbagai kalangan. Untuk lebih memahami dari penjelasan diatas, penulis pada bagian ini akan menampilkan beberapa gambar tentang biopori. Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah (Gambar 2.) Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman (Gambar 3). Gambar 4, menunjukkan penampang dari lubang resapan biopori.
16 Gambar 2. Lubang Resapan Biopori Gambar 3. Foto Mikroskop Elektron dari Lubang Cacing dan Akar pada Matriks Tanah (dalam lingkaran kuning) Gambar 4. Sketsa Penampang Lubang Resapan Biopori 2.2 Manfaat Biopori Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari biopori, bila kita mau menerapkannya di lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih memuaskan jika kita semua mau bergotong-royong untuk menerapkannya secara bersama-sama di lingkungan. Semakin banyak yang menerapkan, maka semakin besar manfaat yang kita peroleh. Dalam hal ini, penulis akan menyebutkan semua manfaat dari diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah sebagai berikut 1. Griya (2008) menguraikan manfaat biopori sebagai berikut:
17 a. Mencegah banjir Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta. Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya banjir. Berkurangnya ruang terbuka hijau menyebabkan berkurangnya permukaan yang dapat meresapkan air kedalam tanah di kawasan permukiman. Peningkatan jumlah air hujan yang dibuang karena berkurangnya laju peresapan air kedalam tanah akan menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. b. Tempat pembuangan sampah organik Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di kota Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik. Untuk sampah organik dapat kita buang dalam lubang biopori yang kita buat. c. Menyuburkan tanaman Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya. d. Meningkatkan kualitas air tanah Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral. 2. Sedangkan manfaat lubang resapan biopori menurut Perpustakaan
18 Online (2008) adalah a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah. b. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar. c. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit. d. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut. e. Mengurangi resiko banjir di musim hujan. f. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah. g. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor. 3. Tim Biopori IPB (2009) menjelaskan keunggulan dan manfaat biopori sebagai berikut Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara a. Meningkatkan daya resapan air Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom atau dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm 2. Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka biopori akan terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh karena itu, bidang resapan ini akan selalu terjaga kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian kombinasi antara luas bidang
19 resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air. b. Mengubah sampah organik menjadi kompos Lubang resapan biopori diaktifkan dengan memberikan sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos.. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang senang dengan budidaya tanaman atau sayuran organik maka kompos dari LRB adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya. c. Memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman Seperti disebutkan di atas, Lubang Resapan Biopori (LRB) diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak
20 cepat diemisikan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah. Gambar 5. Keunggulan Lubang Resapan Biopori 4. Jhon Herf (2008) dalam blognya menuliskan sepuluh manfaat dari biopori, diantaranya adalah a. Memelihara cadangan air tanah. b. Mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah. c. Menghambat intrusi air laut. e. Mengubah sampah organik menjadi kompos. f. Meningkatkan kesuburan tanah. g. Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah. h. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah. i. Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran udara dan perairan. j. Mengurang emisi gas rumah kaca (CO 2 dan metan). k. Serta mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.
21 2.3 Perancangan Lokasi Dalam hal perancangan pembuatan biopori, agar kinetik kerja biopori lebih maksimal perlu tempat-tempat yang khusus dan tepat. Jika kita menempatkan biopori ditempat yang tepat, maka biopori tersebut akan lebih leluasa dalam segi kinerjanya dan hasil yang kita terima pun akan lebih maksimal. Oleh karena itu, perlu perhatikan secara cermat untuk memilih lokasi pemasangan biopori. Dalam sub-sub bab ini, penulis akan menjelaskan pemilihan tempat perancangan biopori dari beberapa sumber, yaitu 1. Sumber pertama menurut Perpus Online (2008) dalam penjelasannya ada tiga lokasi yang disarankan dan ketiga lokasi itu juga disertai gambar yang mendukung. Inilah ketiga lokasi tersebut : a. Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb. Gambar 6. LRB pada Dasar Saluran 2. Di sekeliling pohon. Gambar 7. LRB di Sekeliling Pohon kosong antar tanaman atau batas tanaman. 3. Pada tanah
22 Gambar 8. LRB pada Batas Taman 2. Adapun Persyaratan Lokasi menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia /Nomor : P. 32/MENHUT-II/2009 /Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS), menyebutkan untuk setiap 100 lahan idealnya Lubang Resapan Biopori (LRB) dibuat sebanyak 30 titik dengan jarak antara 0,5-1 m. Dengan kedalam 100 cm dan diameter 10 cm setiap lubang bisa menampung 7,8 liter sampah. Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu hari, sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos dalam waktu 2-3 bulan 2.4 Perancangan Pembuatan Setelah kita mengetahui pemahaman tentang biopori, manfaat apa saja yang dapat kita peroleh dari penerapannya, dan lokasi perencanaan yang tepat untuk biopori. Maka langkah terakhir yaitu kita tinggal mempraktekkan bagaimnan cara pembuatan biopori yang disarankan oleh para ahli. Dari sinilah kita bisa tahu cara pembuatannya secara langsung, karena penulis tidak hanya menggunakan kata atau bahkan kalimat saja untuk menjelaskan cara pembuataannya. Tapi juga dengan gambar, diharapkan dengan adanya gambar ini pembaca tidak terlalu mengalami kesulitan dalam memahaminya, berikut beberapa sumber tentang perencanaan pembuatan biopori: 1. Proses pembuatan biopori ( diakses 31 Desember 2009), dibagi dalam 2 tahap, yaitu a. Tahap pembuatan
23 Membuat lubang biopori bukan pekerjaan susah, hanya memang memerlukan daya yang cukup besar. Kedalaman lubang yang disarankan adalah cm, kedalaman yang memungkinkan organisme pengurai bekerja dengan optimal. Sedangkan diameter yang disarankan adalah cm. Karena membuat di halaman rumah, maka 10 cm lebih proporsional. Lalu menggali lubang-lubang secara manual menggunakan peralatan sederhana seperti pipa paralon, bambu, dan linggis. Jika ketemu lapisan batu penggalian dialihkan ke titik lain. Jika tanah terlalu keras dasar lubang diairi secukupnya dan penggalian diteruskan setelah air meresap. Sebenarnya IPB menyediakan alat bor tapi pada saat itu saya belum berpikir untuk berinvestasi. Setelah lima hari, jadilah sebanyak 34 lubang silinder dan empat lubang memanjang. Meskipun angka ini sebenarnya terlalu banyak, tapi saya tidak menyesalinya. Penggalian lubang dilakukan pertengahan Februari ketika Bogor sedang mengalami puncak musim hujan. Waktu yang lebih baik tentu saja ketika hujan tidak sedang turun. Saya memilih loster sebagai penutup lubang. Loster biasanya digunakan sebagai lubang angin yang dipasang di dinding WC atau dinding rumah yang menghadap keluar. Satu buah loster dipotong untuk dua lubang. Untuk memperkuat kedudukan loster sekeliling mulut lubung disemen sehingga cukup kokoh jika kita berjalan di atasnya. Dengan ditutupnya lubang kaki tidak akan kejeblos, apalagi anak saya masih kecil-kecil dan senang bermain-main di halaman. b. Tahap pengisian Sekarang waktunya membuang sampah, maksudnya mengisi lubang biopori. Tapi sebelum dimasukkan pilahlah terlebih dahulu sampah organik dan sampah non-organik. Karena melalui fermentasi sampah organik dengan bantuan aktivator EM4 dapat menghasilkan
24 pupuk biokasi. Agar tidak bingung dalam memilah sampah, maka sediakan dua tempat sampah, sebut saja S (sampah) dan B (biopori), yang masing-masing diberi kantong plastik. Pada prinsipnya semua bahan dari makhluk hidup masuk dalam kategori organik. Namun untuk mengisi tempat sampah B hanya untuk bahan-bahan yang lebih mudah terurai seperti sisa sayur dan potongan tempe/daging/ikan yang tidak terpakai. Juga sisa makanan yang tidak habis dimakan, sisa makanan lain seperti roti dan cemilan, ampas kopi, dan kantung teh celup, masuk ke B. Tulang ayam dan tulang sapi, bonggol jagung, serta kulit telur walaupun masuk kategori organik, dimasukkan ke tempat sampah S. Di tempat sampah ini bergabung kertas, besi, plastik, kayu, kain, dan benda-benda lain yang tidak mungkin atau sulit terurai. Kantong plastik juga disatukan ke tempat sampah S yang selanjutnya di tempatkan di bak sampah luar rumah. Sesekali waktu, bila ada sampah yang berasal tumbuhan, misalnya setelah merapikan tanaman dengan memotong daun, bunga yang mulai layu, sulur yang kepanjangan, atau memotong rumput dan ranting pohon seperlunya. Sampah yang dihasilkan dari proses ini langsung dimasukkan ke lubang-lubang terdekat. Agar merapat ke dasar, bumbungan sampah hijau ini didorong dengan tongkat. 2. Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air ada empat tahap yaitu: a. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter cm dan kedalaman cm serta jarak antar lubang cm. b. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 sentimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok. c. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb.
25 Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami. d. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air, dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam). Sumber informasi:organisasi.org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia.com. 3. Jika menurut TIM Biopori dari IPB(2007), menyeburkan cara pembuatan biopori sangat mudah sekali untuk diterapkan di lingkungan sekitar. Pembuatan biopori ada lima tahap, yaitu: a. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara cm. b. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang. c. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput. d. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan. e. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan. 4. Cara pemuatan biopori menurut Salman (2009) bisa dilakukan dilorong samping rumah. Ini tentu sangat menguntungkan sekali bagi para warga yang tidak mempunyai lahan luas untuk biopori. Dalam hal
26 ini Salman, menjelaskan cara pembuatan biopori yang dilakukan di lorong samping rumahnya beserta gambarnya. Langkah-langkah pembuatannya adalah a. Persiapan bahan-bahan yang diperlukan. Gambar 9. Persiapan bahan biopori - Paralaon - Kasa nyamuk - Biopori b. Cara pembuatan Gambar 10. Biopori - Lokasi lubang pertama, dipilihlah halaman belakang yang tanahnya hanya berukuran 140 x 40 cm, tapi menjadi tempat lewat air hujan dan pancuran air tempat mencuci
27 macam-macam. Cukup untuk menjadi 2 buah lubang dengan jarak 100 cm. - Persiapan awal, batu-batu gosok yang menutupi tanah dikumpulkan dan dibersihkan dulu, supaya tidak ikut jatuh ke lubang. - Mata bor memudahkan penggalian dan pengangkatan tanah galian, dan mencetak lubang berdiameter 10cm. Dengan bor khusus ini, kita bisa dengan mudah membuat lubang dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm. Gambar 11. Penggalian biopori I - - Untuk menggali, putar bor searah jarum jam, jangan dibalik. Demikian pula pada saat mengangkat tanah galian, tetap searah jarum jam hanya sedikit demi sedikit diangkat ke atas. Gambar 12. Penggalian biopori II
28 - Hasil galian pertama Tampungan tanah liat Gambar 13. Hasil penggalian biopori - Menggali lubang kedua yang berjarak 100 cm dari lubang pertama Gambar 14. Pemotongan paralon - Selanjutnya memotong paralon sepanjang 20 cm, untuk dijadikan penahan dinding lubang supaya tanah di atasnya tidak mudah jatuh/turun. - Kedalaman dinding paralon tidak usah terlalu dalam, karena fungsinya hanya untuk menahan tanah jatuh Gambar 15. Pemasangan kasa nyamuk
29 - Lubang biopori kan kadang-kadang harus dibuka untuk diisi limbah, dan supaya baunya tidak menyeruak ke atas, juga harus ditutup dan ditimbuni batu sedikit. - Syarat lain adalah air di atasnya harus tetap bisa mengalir masuk. Gambar 16. Penutupan biopori oleh batu - Biopori sudah selesai. Seperti bukan lubang peresapan 6. Cara pembuatan bopori menurut Oasezam weblog.htm (2009) hampir sama dengan konsep Salman (2009), yang membedakan hanyalah dalam segi metode peralatannya saja. Kalau Oaezam menggunakan metode yang modern, tapi Salman menggunakan metode yang sederhana. Berikut ini adalah cara pembuatan menurt oaezam adalah a. Buatlah lubang sedalam cm dengan diameter cm. Gambar 17. Pembuatan lubang biopori b. Masukkan daun
30 daunan kering ke dalam lubang Gambar 18. Lubang biopori Loster c. Tutuplah dengan Gambar 19. Lubang biopori di halaman 2.5 Jumlah Biopori yang disarankan persamaan: Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan Jumlah LRB = Intensitas hujan(mm/jam) x Luas bidang kedap (m 2 ) Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam)
31 Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m 2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa setiap lubang dapat diisi dengan sampah organik selama 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi dengan sampah organik yang dihasilkan selama hari. Dalam selang waktu tersebut lubang yang pertama diisi sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik baru dan begitu seterusnya. 2.6 Biaya yang dikeluarkan Jhon herf(2008)pembuatan LRB dipermudah dengan alat bor tanah. Desainnya disesuaikan untuk kegunaan peresapan air yang memakai pendekatan Biopori. Alat bor LRB juga diperlukan untuk mempermudah pemanenan kompos yang terbentuk bersamaan dengan pemeliharaan LRB. Bila satu lubang LRB dapat dibuat dalam waktu sepuluh menit, tiap rumah tangga perlu membuat 30 LRB. Itu artinya pekerjaan selesai dalam waktu 300 menit (lima jam). Jadi, perlu sehari per orang kerja (Rp ,-).
32 Bila setiap rumah tangga ingin memiliki bor LRB dengan harga bor Rp ,00 Rp ,00), maka diperlukan biaya (Rp ,00 Rp ,00). Biaya itu dapat berkurang bila satu bor tanah dimiliki bersama oleh beberapa orang. 2.7 Pemeliharan biopori Agar biopori yang telah kita buat bisa bertahan lama, maka ada beberapa yang harus anda lakukan untuk memelihara kondisi biopori, diantaranya adalah 1. Lubang Resapan Biopori harus selalu terisi sampah organik 2. Sampah organik dapur bisa diambil sebagai kompos setelah dua minggu, sementara sampah kebun setelah dua bulan. Lama pembuatan kompos juga tergantung jenis tanah tempat pembuatan LRB, tanah lempung agak lebih lama proses kehancurannya. Pengambilan dilakukan dengan alat bor LRB. 3. Bila tidak diambil maka kompos akan terserap oleh tanah, LRB harus tetap dipantau supaya terisi sampah organik. BAB III PENUTUP 2.2 Kesimpulan Lubang Resapan Biopori (LRB) secara umum adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. LBR ini merupakan salah satu upaya strategis untuk meminimalisir terjadinya bencana banjir. Salah satu penyebab bencana banjir adalah karena kurangnya lahan untuk peresapan air, bila air hujan turun secara berlebihan maka air tersebut tidak bisa menyerap ke dalam tanah seluruhnya. Untuk menghindari hal itu, maka perlu kebijakan
33 terbaru untuk menerepkan pengembangan biopori di lingkungan. Dalam aspek penerapan biopori tidaklah terlalu menghabiskan biaya yang terlalu banyak dan cara pembuatannya pun cukup sederhana. Cukup membuat beberapa lubang di sekitar lingkungan, kemudian lubang tersebut dapat diisi dengan sampah organik. Tapi dalam memasukkan sambah organik jangan terlalu rapat, beri celah-celah udara agar organisme tanah bisa mencerna sampah tersebut. Baru setelah itu tutup lubang biopori. Bila dilihat dari segi manfaatnya, biopori memiliki banyak keuntungan, yaitu bisa mencegah banjir, menyuburkan tanah, menghasilkan pupuk kompos, dan sebagainya. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk segara menerapkan biopori di lingkungan masing-masing. Jika sebagian besar masyarakat telah banyak yang menerapkan biopori, maka kita tidak perlu khawatir lagi pada musim penghujan. 3.2 Saran Makalah ini membahas seluruh aspek dari biopori, yaitu definisi, manfaat, lokasi pembuatan, cara pembuatan, jumlah yang disarankan, biaya pembuatan, dan pemiliharaannya. Dan makalah ini sangat cocok untuk seluruh masyarakat yang ingin menerapkan lubang resapan biopori (LRB). Tapi tidak menutup kemungkinan, yang hanya sekedar ingin tahu lebih jelas tentang biopori juga sangat dianjurkan untuk membaca makalah ini. Karena dengan membaca, kita akan mendapatkan wawasan. Dan wawasan tersebut, dapat kita sampaikan kepada teman-teman yang belum mengetahui tentang biopori dan juga sekaligus sebagai upaya untuk mensukseskan penerapan biopori di Indonesia ini. Karena akhir-akhir ini banyak terjadi banjir yang menggenangi kota-kota di Indonesia, khususnya di kota-kota yang lahannya kritis.
34 DAFTAR PUSTAKA Prana, Y Lubang Resapan Biopori. (Online). ( Nasional-Indonesia.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009). Salman Biopori Pertama di Rumah. (Online). ( Banget!.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009). Herf, Jhon Biopori sebagai Peresapan Air yang Mengatasi Banjir dan Sampah. (Online). ( diakses 31 Desember 2009). Griya Mengenal dan Memanfaatkan Lubang Biopori. (Online). ( diakses 31 Desember 2009). Yusuf, Muhammad Solusi Banjir dengan Membuat Biopori. (Online). ( diakses 31 Desember 2009). Biopori, TIM IPB Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Alat dan Pemesanan Alat. (Online). ( diakses 31 Desember 2009). Anonim Mencegah banjir Lewat Lubang Serapan Biopori. Suara Merdeka,
35 (Online), ( diakses 31 Desember 2009). R, Kamir Brata Lubang Resapan Biopori untuk Mitigasi Banjir, Kekeringan dan Perbaikan. Prosiding Seminar Lubang Biopori (LBR) dapat Mengurangi Bahaya banjir di Gedung BPPT Jakarta. Anonim Pengertian Biopori dan Cara Membuat Lubang Resapan Biopori Air (LRB) pada Lingkungan Sekitar Kita. (Online). ( diakses 29 Desember 2009). Anonim Biopori. (Online). ( diakses 29 Desember 2009). Biopori, TIM IPB Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan- Pengantar. (Online). ( diakses 29 Desember 2009). San Biopori di Halaman Rumah. (Online). ( diakses 29 Desember 2009). Anonim Jakarta Butuh 76 Juta Lubang Biopori. Republika, (Online), ( diakses 29 Desember 2009). Biopori, TIM IPB Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan- Jumlah LRB yang disarankan. (Online). ( diakses 29 Desember 2009). Biopori, TIM IPB Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan- Keunggulan dan Manfaat. (Online). ( diakses 29 Desember 2009). Biopori, TIM IPB Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan- Lokasi Pembuatan. (Online). ( diakses 29 Desember 2009). Biopori, TIM IPB Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan- Peringati hari Bumi, Bogor buat 5250 Biopori. (Online). ( diakses 29 Desember 2009). Biopori, TIM IPB Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Cara Pembuatan. (Online). ( diakses 29 Desember 2009). Biopori, TIM IPB Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan- Jumlah LRB yang disarankan. (Online). ( diakses 29
36 Desember 2009). Biopori, TIM IPB Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan- Lubang Resapan Biopori (LBR). (Online). ( diakses 29 Desember 2009). Tirza, Pratama Ada yang Baru. Plasa Teen, 20 Maret, hlm RIWAYAT HIDUP
37 Yannika Nidia Sari dilahirkan di Pasuruan, Jawa Timur, pada tanggal 27 Januari Anak pertama dari dua bersaudara ini, telah menyelesaikan Sekolah Dasar di MI. Muhammadiyah I Probolinggo pada tahun Tahun 2006, telah menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Probolinggo. Dan Pendidikan terakhirnya telah diselesaikan di SMA Negeri 2 Probolinggo. Sekarang menjadi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang menggeluti di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Matematika dan Komputasi. Mahasiswa angkatan 2009 ini, aktif dalam bidang Organisasi Intra. Beberapa organisasi yang dia geluti saat ini adalah IMM Raushan Fikr (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), FDI-UMM (Forum Diskusi Ilmiah), dan ILF-UMM (International Laguage Form). Dengan kegiatan inilah, mahasiswa asal Probolinggo ini, mendapatkan banyak pengetahuan dan sekaligus sebagai wadah untuk berdiskusi. Selain dari berorganisasi, mahasiswi Matkom ini, juga
38 mendapatkan banyak ilmu di asramanya. Di asrama yang terletak di jalan Al- Kautsar No.48 yang bernama Islamic College inilah, banyak ilmu yang dia dapatkan dan ilmu itu hampir tidak diajarkan di kampus. Membaca dan online adalah salah satu hobby yang paling dia senangi.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
BAB II METODOLOGI PENELITIAN Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir PERMASALAHAN Perlunya kajian mengenai permasalahan terkait dengan perubahan tata guna lahan, berkurangnya volume air tanah dan permasalahan
Lebih terperinciMengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti
Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti Banjir dan sampah tentunya telah menjadi problem yang tidak pernah selesai dan sangat serius di banyak kota besar
Lebih terperinciKUALITAS LINGKUNGAN MELALUI PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI
Oleh : Amanda S. Sembel (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado, amandasembel@gmail.com) Dwight Moody Rondonuwu (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Lebih terperinciBIOPORI TANAH SEBAGAI RESAPAN AIR DI DESA BUKIT RATA DUSUN MELUR KUALA SIMPANG: ACEH TAMIANG
BIOPORI TANAH SEBAGAI RESAPAN AIR DI DESA BUKIT RATA DUSUN MELUR KUALA SIMPANG: ACEH TAMIANG Tri Mustika Sarjani 1, Elfrida 2, Mawardi 3 1,2,3 Prodi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Samudra E-mail
Lebih terperinciBAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG
BAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG 2.1 Teknologi Lubang Resapan Biopori. Secara alami biopori adalah lubang-lubang kecil atau terowongan kecil di dalam tanah yang terbentuk oleh aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciTEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENGURANGI BANJIR DAN TUMPUKAN SAMPAH ORGANIK
TEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENGURANGI BANJIR DAN TUMPUKAN SAMPAH ORGANIK Oleh : Ir. Nurhenu Karuniastuti, M.Si. ABSTRAK Permasalahan banjir yang melanda sebagian wilayah di Indonesia dewasa ini, lebih banyak
Lebih terperinciPENENTUAN LAJU RESAPAN BIOPORI (LRB) BERDASARKAN UMUR DAN JENIS SAMPAH YANG DIBENAMKAN DALAM LUBANG RESAPAN BIOPORI
PENENTUAN LAJU RESAPAN BIOPORI (LRB) BERDASARKAN UMUR DAN JENIS SAMPAH YANG DIBENAMKAN DALAM LUBANG RESAPAN BIOPORI Oleh : NENNY TRIANA P NIM. 100 500 173 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Manfaat dalam melakukan kegiatan pembuatan lubang biopori antara lain :
PROGRAM KERJA LPM STIMA IMMI DALAM RANGKA MELAKSANAKAN KEGIATAN PEDULI LINGKUNGAN BERSAMA-SAMA DENGAN WARGA SEKITAR BERUPA PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI KOMPLEK PERUMAHAN DEPARTEMEN KEUANGAN RW 05 CILANDAK
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam
PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA 1 Sampah adalah segala hasil samping, atau sisa yang tidak sesuai kegunaannya serta tidak memiliki arti dan fungsi yang tepat. 2 Jenis jenis Sampah Secara garis besar, sampah
Lebih terperinciTATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN
Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,
Lebih terperinciPasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciPEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI TAMAN PEMBIBITAN TEBET
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI TAMAN PEMBIBITAN TEBET DISUSUN OLEH : Ir. Nyayu Siti Rahmaliya, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA AGUSTUS Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA
LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA 22-23 AGUSTUS 2013 Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA @ 2013 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pelaga, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu 2000 3000 mm/tahun. Namun ironisnya dibeberapa tempat masih
Lebih terperinciDr. Zulkifli Rangkuti, MM
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI PANTI ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 3 TEBET DISUSUN OLEH : Dr. Zulkifli Rangkuti, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI TAHUN 2014 1 KATA PENGANTAR Dengan
Lebih terperinci: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN KONSERVASI AIR TANAH MELALUI SUMUR RESAPAN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Menimbang DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPencegahan Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori pada SDN 07 dan SDN 13 Pagi Cawang
Pencegahan Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori pada SDN 07 dan SDN 13 Pagi Cawang Posma Sariguna J.K. Hutasoit 1, Suzanna Josephine L.Tobing 2, Rutman L.Toruan 3 1 Jurusan Manajemen, Universitas
Lebih terperinciPenelitian Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Berdasarkan. Variasi Umur Dan Jenis Sampah
Penelitian Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Berdasarkan Variasi Umur Dan Jenis Sampah Research Of Biopores To Determine The Rate Of Water Absorption Based On Variation In Age And Types Of Solid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan sosial
Lebih terperinciBIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. Diusulkan oleh: Rizki Muzammil Asnawati Angga Wiranda Rizqi Via Utami
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MEMINIMALISIR BANJIR DI KAWASAN PERUMAHAN CILEDUG INDAH I BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genangan merupakan dampak dari ketidakmampuan saluran drainase menampung limpasan hujan. Tingginya limpasan hujan sangat dipengaruhi oleh jenis tutupan lahan pada
Lebih terperinciTabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian Horison Kedalaman Uraian
14 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Tanah Deskripsi profil dan hasil analisis tekstur tiap kedalaman horison disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,
1 PERATURAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN, Menimbang : a. bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan
Lebih terperinciPENGGUNAAN LUBANG RESAPAN BIOPORI UNTUK MINIMALISASI DAMPAK BAHAYA BANJIR PADA KECAMATAN SUKAJADI KELURAHAN SUKAWARNA RW004 BANDUNG (035L)
Lingkungan PENGGUNAAN LUBANG RESAPAN BIOPORI UNTUK MINIMALISASI DAMPAK BAHAYA BANJIR PADA KECAMATAN SUKAJADI KELURAHAN SUKAWARNA RW004 BANDUNG (035L) Maria Christine Sutandi 1, Ginardy Husada 2, Kanjalia
Lebih terperinci\?-e- r,c, OP cj 'TH ~
\?-e- r,c, OP cj 'TH ~ ~--rl\tx -I 0\7 (\?\IIl o~ Kepada Yth: BapaklIbu Ketua RTIRW Taman Permata Jakarta Barat Di Tempat Buana Sesuai dengan pengarahan dari Bapak Lurah Kembangan Utara mengenai pelaksanaan
Lebih terperinciPEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU
PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU Elsie*, Israwati Harahap, Nofripa Herlina, Yeeri Badrun, Novia Gesriantuti
Lebih terperinciIBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG
IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG S. Utami, R. Rahadian, L. K. Perwati Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gorontalo sebagian besar wilayahnya berbentuk dataran, perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian 0 2000 M di atas permukaan laut. Luas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol Tanah Latosol adalah tipe tanah yang terbentuk melalui proses latosolisasi. Proses latosolisasi memiliki tiga proses utama, yaitu (1) pelapukan intensif yang
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Organik Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperincimencapai pinggang orang dewasa, kira-kira 110 cm. Awalnya hanya warga yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir selalu menjadi musuh bagi warga di berbgai daerah. Saat pembangunan pemukiman dan prasarana lainnya sebagian permukaan lahan dipadatkan akibat perataan tanah.
Lebih terperinciPROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES
PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM KERJA KKP 2010 KABUPATEN
Lebih terperinciPEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lubang Resapan Biopori
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lubang Resapan Biopori LRB adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 TEMA PENGEMBANGAN DESAIN Proses merancang bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan peningkatan efisiensi, mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan perkembangan teknologi saat ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan permukiman sedangkan
Lebih terperinciPEMANFAATAN BAK RESAPAN DAN BIOPORI SISTEM GUNA MENGATASI MASALAH GENANGAN AIR
PEMANFAATAN BAK RESAPAN DAN BIOPORI SISTEM GUNA MENGATASI MASALAH GENANGAN AIR SOEPARDI HARRIS Soepardiharris@yahoo.co.id Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta
Lebih terperinciPemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM
Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua By. M. Abror, SP, MM Tema utama Pengolahan sampah Program kali bersih Biopori Lahan sempit dan lahan tidur Pengembangan desa wisata Lingkungan adalah???????????
Lebih terperinciPerbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori. Oleh : Sri Widyastuti *)
Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Oleh : Sri Widyastuti *) Abstrak Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik. Sampah ini akan dijadikan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri
Lebih terperinciSOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN
SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN Oleh: Rachmat Mulyana P 062030031 E-mail : rachmatm2003@yahoo.com Abstrak Banjir dan menurunnya permukaan air tanah banyak
Lebih terperinciGambar 1. Lahan pertanian intensif
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Penggunaan Lahan Seluruh tipe penggunaan lahan yang merupakan objek penelitian berada di sekitar Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm, IPB - Bogor. Deskripsi
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)
TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.) PENDAHULUAN Makin mahal dan langkanya BBM, menyebabkan makin tingginya kebutuhan hidup peternak.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Seperti yang telah dijelaskan pada bab I dan II bahwa penelitian studi kapasitas infiltrasi menggunakan metode Horton hal ini disebabkan karena data
Lebih terperinciPemanfaatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Perhitungan Permeabilitas Untuk Setiap Titik Lubang Resapan di Rawa Makmur Permai Bengkulu
Jurnal Gradien Vol. 12 No. 1 Januari 2016: 1149-1152 Pemanfaatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Perhitungan Permeabilitas Untuk Setiap Titik Lubang Resapan di Rawa Makmur Permai Bengkulu Halauddin *,Suhendra,Refrizon
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur
Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI 11 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai Agustus 2009. Penelitian dilakukan di lapang dan di laboratorium konservasi tanah dan air. Pada penelitian
Lebih terperinciBAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang
62 BAB VII PERENCANAAN 7.1 KONSEP PERENCANAAN 7.1.1 Konsep Dasar Perencanaan Penelitian mengenai perencanaan lanskap pasca bencana Situ Gintung ini didasarkan pada tujuan mengembalikan fungsi situ mendekati
Lebih terperinciKONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik
KONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik Latar Belakang: Penghutan kembali atau reboisasi telah banyak dilakukan oleh multipihak untuk menyukseskan
Lebih terperinciBertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan
Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Menanam dan merawat pohon Mengelola sampah dengan benar Mulai dari diri sendiri menjaga kebersihan untuk hidup sehat 1 Perubahan Iklim,
Lebih terperinciKemampuan MOL (Mikroorganisme Lokal) Pada Proses Pengomposan di Dalam Lubang Resapan Biopori ABSTRAK
Kemampuan MOL (Mikroorganisme Lokal) Pada Proses Pengomposan di Dalam Lubang Resapan Biopori Dwi Wahyu Purwiningsih 1, Purnama Sidebang 1, Siti Jubaida Lutia 1 1 : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Lebih terperinciStudi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan
1 Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan Sulistiya Nengse, Didik Bambang Supriyadi, dan Mas Agus Mardyanto Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciPERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERLANGSUNGAN AIR TANAH DI PERKOTAAN DENGAN SISTEM SUMUR RESAPAN
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERLANGSUNGAN AIR TANAH DI PERKOTAAN DENGAN SISTEM SUMUR RESAPAN Soepardi Harris soepardiharris@yahoo.com Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Matematika
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3 1. Untuk menambah air tanah, usaha yang perlu dilakukan adalah... membuat sumur resapan penggalian sungai-sungai purba tidak
Lebih terperinciKAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN
Spectra Nomor 11 Volume VI Januari 008: 8-1 KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN Ibnu Hidayat P.J. Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian
Lebih terperinciDAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA
DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA Imran SL Tobing Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta ABSTRAK Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; sampah dianggap sebagai sesuatu
Lebih terperinciGeografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn
KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami
Lebih terperinciTIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA
TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA 1 OLEH : Kelompok V Muslim Rozaki (A 231 10 034) Melsian (A 231 10 090) Ni Luh Ari Yani (A 231 10 112) Rinanda Mutiaratih (A 231 11 006) Ismi Fisahri Ramadhani (A 231
Lebih terperinciS i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n
T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...
Lebih terperinciLongsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
Tipe-Tipe Tanah Longsor 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 4.1. Karakteristik Fisik Tanah di Sekitar Lubang Resapan Biopori 4.1.1. Bobot Isi Tanah Hantaran hidrolik merupakan parameter sifat fisik tanah yang berperan dalam pengelolaan
Lebih terperinciAIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan
AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan DIPRESENTASIKAN OLEH : 1. MAGDALENA ERMIYANTI SINAGA (10600125) 2. MARSAHALA R SITUMORANG (10600248) 3. SANTI LESTARI HASIBUAN (10600145) 4. SUSI MARIA TAMPUBOLON
Lebih terperinciAKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR
AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR Cetakan ke-1, 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang IAARD Press, 2012 Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
Lebih terperinciPERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN DAN LAYAK HUNI Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 FARID BAKNUR, S.T. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A D A N P E N D U K U N G P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I
Lebih terperinciTANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa
AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran
Lebih terperinciterpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak
Di bab awal kamu telah mendapat penjelasan tentang lingkungan alam dan buatan. Lalu bagaimanakah cara memelihara lingkungan alam dan buatan? Bagaimana dampak jika tidak memelihara lingkungan dengan baik?
Lebih terperinciJENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan nitrogen tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Variasi kandungan nitrogen dalam tanah terjadi akibat perubahan topografi, di samping pengaruh iklim, jumlah
Lebih terperinciPENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN
PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BIDANG PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Surabaya, Februari 2013 KATA PENGANTAR Dengan memanjat syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat
Lebih terperinciKETUA TIM PENGGERAK PKK PROVINSI DKI JAKARTA
TATIEK FAUZI BOWO KETUA TIM PENGGERAK PKK PROVINSI DKI JAKARTA BANJIR PENYAKIT DBD, FLU BURUNG DLL MASALAH KITA SAMPAH LIMBAH CAIR PENYEBAB 1 2 3 Meningkatnya volume limbah padat seiring dengan Pertambahan
Lebih terperincimampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan
Latar Belakang Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang utama memegang posisi penting dalam kelestarian lingkungan. Kemerosotan kemampuan tanah yang ditunjukkan dengan meningkatnya laju erosi dari
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 1. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan yang menyebabkan gundulnya hutan adalah Kebakaran hutan karena puntung
Lebih terperinciContoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Disusun oleh: Mirza Zalfandy X IPA G SMAN 78 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
Lebih terperinciSD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4 1. Penanaman pohon bakau di pinggir pantai berguna untuk mencegah.. Abrasi Erosi Banjir Tanah longsor Jawaban a Sudah
Lebih terperinciDAUR ULANG SAMPAH PLASTIK
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK Oleh : DILLA FADHILAH BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak
Lebih terperinciHUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP
HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP Hubungan Antarmakhluk Hidup Kita sering melihat kupu-kupu hinggap pada bunga atau kambing berkeliaran di padang rumput. Di sawah, kita juga sering melihat
Lebih terperinciKompos Cacing Tanah (CASTING)
Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan
Lebih terperinciPrestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng
KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng Abstrak Sektor pertanian di Indonesia masih mempunyai peran yang penting, khususnya untuk mendukung program ketahanan
Lebih terperinciKonservasi lahan Konservasi lahan adalah usaha pemanfaatan lahan dalam usahatani dengan memperhatikan kelas kemampuannya dan dengan menerapkan
Data tahun 1992 menunjukkan bahwa luas lahan usahatani kritis di luar kawasan hutan telah mencapai ±18 juta hektar. Setelah hampir 13 tahun, lahan kritis diluar kawasan hutan pada tahun 2005 sekarang ini
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang
Lebih terperinciOleh: Irawan Yulva Dinata*, Erna Juita**, Farida**
1 1 Studi Tentang Laju Infiltrasi Lubang Resapan Biopori (LRB) Pada Beberapa Jenis Penggunaan Lahan di Kelurahan Gunung Pangilun Kecamatan Padang Utara Kota Padang Oleh: Irawan Yulva Dinata*, Erna Juita**,
Lebih terperinciGeografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup
xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
Lebih terperinciTUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN
TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN Penanggulangan Kerusakan Lahan Akibat Erosi Tanah OLEH: RESTI AMELIA SUSANTI 0810480202 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciBab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN
Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN Novitasari,ST.,MT. TIU & TIK TIU Memberikan pengetahuan mengenai berbagai metode dalam penanganan drainase, dan mampu menerapkannya dalam perencanaan drainase kota:
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik
Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik Murniaty Simorangkir Ratih Baiduri Idramsa Abstrak Program tanaman organik adalah
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025
ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025 Atik Wahyuni 1, Junianto 2. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Internasional Batam Jl. Gajah Mada, Baloi
Lebih terperinciSD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3 1. Meningkatnya permukiman kumuh dapat menyebabkan masalah berikut, kecuali... Menurunnya kualitas kesehatan manusia Meningkatnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perencanaan Hutan Kota Arti kata perencanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Fak. Ilmu Komputer UI 2008) adalah proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah aktivitas manusia, dan
PEMANFAATAN LIMBAH HUTAN DALAM KONSERVASI AIR Oleh: Dr.rer.nat. W.Lestari, MSc. Fakultas Biolog i, Un iversitas Jenderal Soedirman Jl. Dr.Soeparno 63 Punrokerto 53125 Pendahuluan Air adatah bahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di buang tanpa memikirkan dampak dari menumpuknya sampah salah satunya sampah organik,
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN
PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN ( Karya tulis ini disusun dalam rangka Lomba Penulisan Kinerja IPA Tahun 2007 ) Oleh: 1. Nama : DAVID NIS : 5523 Kelas : VIII
Lebih terperinciPENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA
PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA Disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Dosen: PELATIHAN DAN SOSIALISASI PEMBUATAN
Lebih terperinciMENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)
Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat
Lebih terperinciINDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION
INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan
Lebih terperinciPEMBUATAN PUPUK ORGANIK
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
Lebih terperinci