Pencegahan Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori pada SDN 07 dan SDN 13 Pagi Cawang
|
|
- Indra Yandi Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pencegahan Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori pada SDN 07 dan SDN 13 Pagi Cawang Posma Sariguna J.K. Hutasoit 1, Suzanna Josephine L.Tobing 2, Rutman L.Toruan 3 1 Jurusan Manajemen, Universitas Kristen Indonesia Jl. Mayjen Sutoyo No.2, Cawang Jakarta rutman.toruan@uki.ac.id yosephine.tobing@uki.ac.id posmahutasoit@gmail.com Abstrak Banjir di sekolah-sekolah dasar daerah Cawang terjadi setiap musim penghujan. Ketinggian banjir dapat mencapai lutut orang dewasa. Banjir ini merupakan kelanjutan dari banjir-banjir yang terjadi sebelumnya dan telah menyebabkan kerugian materi yang cukup besar. Aktivitas sekolah menjadi lumpuh, juga melumpuhkan ekonomi masyarakat di lingkungannya. Penyebab banjir tersebut antara lain disebabkan oleh tersumbatnya saluran air dan tidak tersedianya ruang terbuka hijau. Selain itu, banjir juga disebabkan oleh dangkalnya sungai akibat tumpukan sampah karena memiliki daerah geografis dan tata letak lingkungan yang rendah. Tujuan khusus dari terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah menerpkan teknologi yang diharapkan menjadi solusi atas permasalahan banjir di lingkungan SDN 07 dan SDN 13 Cawang. yang dilakukan adalah penanaman sebanyak untuk setiap sekolah-sekolah tersebut. Kemudian setiap bulan dievaluasi apakah lubang-lubang tersebut masih dapat berfungsi dan dibersihkan. merawat lubang ini diajarkan kepada siswasiswi SDN 07 dan SDN 13 Cawang, dan perawatan selanjutnya diteruskan oleh petugas penjaga taman sekolah. Saat ini, hasil yang dirasakan adalah teratasi dan berkurangnya banjir di lingkungan sekolah. Kata Kunci: Lingkungan, banjir, I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Banjir dapat menyebabkan kerugian materi yang cukup besar karena dapat mengakibatkan lumpuhnya aktivitas ekonomi masyarakat. Jika itu terjadi di lingkungan sekolah, maka banyak pelajar yang kehilangan kesempatan untuk belajar karena gedung sekolahnya terendam oleh banjir. Beberapa upayadilakukan masyarakat dan pemerintah, baik berupa upaya prefentif maupun penanganan langsung. Upaya tersebut misalnya dengan memperbaiki saluran air dan aliran sungai. Akan tetapi, upaya tersebut sepertinya masih kurang karena pada kenyataannya banjir merupakan masalah lingkungan yang kompleks. Untuk itu teknologi dimanfaatkan dalam pelestarian lingkungan ini, yaitu mengatasi air meluap diwaktu musim hujuan. Teknologi yang dapat diterapkan masyarakat sebaik-baiknya adalah teknologi yang sederhana dan ramah lingkungan sehingga mudah diaplikasikan. Teknologi yang ditawarkan untuk dapat mengatasi ketersediaan air tanah adalah dengan memanfaatkan lubang kecil dalam tanah yang diisi dengan sampah organik. Air dan sampah merupakan dua hal yang tidak akan lepas dari kehidupan makhluk hidup. Setiap harinya setiap mahluk hidup dalam melakukan aktivitas rutin akan selalu menghasilkan sampah. Sampah dapat menjadi sumber masalah dalam pencemaran lingkungan. Namun sampah mempunyai bisa saja memiliki potensi besar dalam menyelamatkan lingkungan jika diperlakukan secara arif dan bijaksana. Air merupakan benda yang sangat penting bagi makhluk hidup. Namun peristiwa banjir dapat menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan air dan sampah agar tidak mengganggu kelangsungan kehidupan. B. Permasalahan Mitra Ketika curah hujan yang terjadi adalah sedang atau tinggi, di beberapa kawasan lingkungan sekolah dasar daerah Cawang mengalami banjir di lingkungannya. Apabila permasalahan lingkungan ini tidak segera diselesaikan, maka kerugian fisik, materi, dan proses belajar mengajar di lingkungan sekolah dapat terganggu. Muridmurid akan tertinggal dari materi materi yang sudah ditargetkan. Murid-murid merupakan penerima dampak langsung dari permasalahan lingkungan ini. Untuk menyelesaikan masalah lingkungan tersebut, ditawarkan penggunaan teknologi pada sekolahsekolah dasar di wilayah Cawang. Untuk itu dijalin kerjasama antara Universitas Kristen Indonesia (UKI) dengan sekolah dasar sebagai mitra di lingkungan wilayah cawang. Dengan melibatkan guru-guru sekolah dasar, dosen, murid-murid, serta mahasiswa UKI, pembuatan dan pemeliharaan lubang akan dilakukan. Dengan demikian masalah lingkungan sekolah tergenang banjir di C - 7
2 sekolah dasar diharapkan dapat terselesaikan. Untuk itu dilaksanakan Pencegah Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori pada SDN 07 Pagi dan SDN 13 Pagi di Wilayah Cawang, yang merupakan lanjutan dari pogramprogram pengendalian banjir yang telah dilakukan Unit Mahasiswa Pencinta Alam (PALAMA) di Lingkungan UKI. II. TINJAUAN PUSTAKA Teknologi yang ditawarkan dalam mengatasi banjir adalah penggalian lubang dengan teknik. Teknologi ini dikemukakan oleh Kamir R. Brata. Sebagai penemu, ia meneliti mengenai sejak mendalami bidang studi Soil Physics di University of Western Australia mulai tahun Awalnya, istilah yang dipakai untuk adalah mulsa vertikal (vertical mulch). Beberapa penelitian yang dilakukannya antara lain: pada tahun 1993 berjudul Pemanfaatan Sisa Tanaman Sebagai Mulsa Vertikal dalam Usaha Konservasi Tanah dan Air pada Pertanian Lahan Kering di Latosol Darmaga ; tahun 1994 Efektivitas Mulsa Vertikal dalam Pengendalian Aliran Permukaan, Erosi, dan Kehilangan Unsur Hara Pada Pertanian Lahan Kering di Latosol Darmaga ; dan tahun 1995 Penggunaan Cacing Tanah Untuk Peningkatan Efektivitas Mulsa Vertikal Sebagai Tindakan Konservasi Tanah dan Air Terpadu pada Pertanian Lahan Kering di Latosol Darmaga. Berdasarkan temuannya, mulsa vertikal yang semula digunakan terutama untuk penyehatan pohon dan tumbuhan lain, bertambah manfaatnya untuk penyerapan air, kesehatan tanah, dan penanganan limbah organik.[1] Pembuatan dapat dilakukan dengan ketersediaan tanah yang tidak terlalu luas. Teknologi yang dikembangkan oleh Kamir ini sangat cocok diterapkan di wilayah perkotaan yang tanahnya penuh gedung, mengakibatkan penyerapan air ke tanah di musim hujan sangat terbatas. Dengan menggunakan melalui pemanfaatan lubang kecil dan sampah organic, maka wilayah perkotaan yang terlihat kering dan gersang diharapkan akan berubah menjadi wilayah yang ramah lingkungan. Disamping itu, sampah organik yang tersimpan didalam lubang, dapat dijadikan sebagai sumber penghasil kompos yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman.[2] Terdapat dua jenis, yaitu alam dan buatan. Biopori alam merupakan lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk karena aktivitas organisme yang hidup dalam tanah seperti cacing, rayap atau pergerakan akar-akar tanaman yang dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Sehingga air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, akan tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut sehingga bisa menjadi air tanah. Namun, karena lahan terbuka di bumi sudah sangat berkurang, maka yang terbentuk secara alami pun semakin berkurang. [3] Gambar 1. Foto Lubang Biopori Alam Biopori buatan mengadopsi teknologi alami dengan kawasan/lahan sempit. Biopori buatan yang selanjutnya disebut lubang resapan adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang dibuat, kemudian diberi sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti cacing dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga (lubang) di dalam tanah yang disebut. Rongga-rongga () ini menjadi saluran bagi air untuk meresap ke dalam tanah. [3] Dengan membuat, bersama tanah dapat berfungsi sebagai penyerap air lebih cepat. Lubang resapan akan memicu munculnya secara alami di dalam tanah. Prinsip kerja lubang peresapan sangat sederhana. Gambar 2. Biopori Buatan Lubang resapan buatan ini merupakan teknologi sederhana yang tepat guna dan ramah lingkungan. Lubang ini mampu meningkatkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah sehingga mampu mengurangi risiko banjir C - 8
3 akibat meluapnya air hujan. Selain itu, teknologi ini juga mampu meningkatkan jumlah cadangan air bersih di dalam tanah. III. TARGET DAN LUARAN Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang paling sering terjadi di musim hujan. Luaran dan manfaat yang dapat diperoleh pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah : Bagi sekolah, meningkatkan kesadaran warga sekolah secara khusus dan masyarakat pada umumnya untuk menjaga kebersihan lingkungan serta menggunakan teknologi baru yang bermanfaat dalam menjaga/mencegah/mengurangi banjir di lingkungan sekolah. Bagi siswa sekolah dasar, mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya menjaga lingkungan, dan penggunaan teknologi bipori untuk pencegahan/mengurangi banjir di lingkungan. Dalam mengurangi permasalahan banjir di Sekolah Dasar SDN 07 dan SDN 13 adalah melaksanakan sistem terpadu dengan menekankan pada keterlibatan masyarakat lingkungan sekolah dan murid murid dalam kebersihan lingkungan dan pemanfaatan Teknologi Bipori untuk mencegah/mengurangi banjir dengan menyerap air-air yang tergenang langsung ke dalam tanah. Target luaran dalam pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada tabel 1. TABEL I PERMASALAHAN, PEMECAHAN, LUARAN SERTA INDIKATOR KEBERHASILAN Permasalah- Pemecahan Luaran Indikator an 1. Banjir di lingkunga n sekolah Dasar di Cawang Jakarta Timur 2. Sampah yang di hasilkan masyarak at, sampah daundaun pohon 1. Pembuatan Lubang Biopori, menjadi sesapan air kedalaman 80 cm, diameter 20 cm 2. Pengumpula n sampah daundaunan 3. Pengumpula n sampahsampah sekolah Resepan Lubang Air ( ) Keberhasilan 1. Tidak banjir 2. Tanaman menjadi subur di sekitar Lubang Biopori 3. Kebersihan Lingkungan 4. Muridmurid tidak terkendala proses belajar di waktu musim hujan III. METODE PELAKSANAAN Menurut diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Kristen Indonesia dengan pihak mitra dari sekolah dasar SDN 07 dan SDN 13 Cawang, terdapat permasalahan-permasalahan yang terjadi lingkungan sekolah dasar di Cawang pada musim penghujan. Permasalahan tersebut diantaranya adalah masalah sekolah terendam sehingga guru dan siswa tidak dapat mengikuti proses belajar mengaja. Masalah yang paling krusial untuk ditangani adalah tergenangnya banjir di musim penghujan, tetapi memakan waktu lama airnya surut. Dengan demikian perlu dilakukan pemecahan dengan luaran yang diharapkan adalah bebas dari genangan air atau banjir. Berdasarkan hal tersebut, sebagai langkah awal dilakukan kegiatan survei oleh Unit Mahasiswa Pencinta Lingkungan dari Fakultas Ekonomi (PALAMA) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan BIOLOGI. Dilakukan analisa masalah dan diambil kesimpulan perlu digunakan teknologi untuk mengatasi banjir yang dialami oleh mitra. Keputusan menggunakan teknologi ini untuk menyerap air-air tergenang di lingkungan sekolah mitra, sehingga ketika terjadi hujan air langsung terserap ke dalam tanah. Penerapan Metode yang dilaksanakan pada Program Pengabdian Masyarakat ini adalah dengan transfer pengetahuan melalui pelatihan bagaimana cara membuat lubang resapan dan bagaimana melakukan perawatan lubang resapan. Pengabdian Masyarakat ini terbagi menjadi empat tahap, yaitu (1) Persiapan, (2) Pelaksanaan dan (3) Perawatan, dan (4) Evaluasi Hasil. Berikut tabel tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan dan luaran yang diharapkan akan dihasilkan. TABEL II TAHAP-TAHAP KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI Rincian Luaran yang Diharapkan Pertama Kedua Persiapan Pelaksanaan Pembuatan MoU Rencana Waktu dan Pembuatan alat Pelatihan bagi Mahasiswa yang Ikut Serta Pembukaan Pelaksanaan Pelatihan dan penyuluhan teknologi dan penanamann ya kepada mitra Pelaksanaa kegiatan penanaman Tersedianya alat yang siap ditanam Tersedianya alat-alat untuk menanam Kesiapan tenaga dan pengetahuan dan para mahasiswa pelaksana Mitra mengetahui manfaat, penggunaa n, dan penanaman dari Biopori telah tertanam di lubanglubang yang telah ditentukan. C - 9
4 Ketiga Keempat Anggaran Biaya Perawatan Evaluasi Rincian Tim dan sekolah mitra bersamasama memeriksa lubang bipori seminggu sekali. Perbaikan lubang yang rusak Pengisian daun-daunan jika lubang sudah kosong Mengevaluas i apakah mampu mengurangi genangan air/banjir. Membuat laporan dan paper Anggaran biaya pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Luaran yang Diharapkan Lubang yang tetap prima untuk berfungsi untuk menyerap airair tergenang. Laporan Hasil Paper untuk Jurnal TABEL III ANGGARAN BIAYA PROGRAM IBM No Komponen (Rp) Biaya yang Diusulkan (Rp) 1. Honorarium pelaksana dan pembuat lubang 2. Bahan habis pakai dan peralatan Pelaksanaan Lain-lain : Laporan, perjalanan dan seminar hasil, publikasi Jumlah IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Untuk mengatasi tergenangnya banjir di musim penghujan dimana airnya lama surut, perlu dilakukan pemecahan masalah tersebut agar lingkungan SDN 07 Pagi dan SDN 13 Pagi terbebas dari banjir dan genangan air. Universitas Kristen Indonesia memiliki tim dan dana untuk melakukan kegiatan tersebut, yaitu dosen bersama dengan Unit Mahasiswa Pencinta Lingkungan dari Fakultas Ekonomi PALAMA dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan BIOLOGI. Tim melakukan analisa masalah dan membuat pipa-pipa dari paralon untuk digunakan teknologi sebagai lubang. VI. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Pada tahap persiapan meliputi pembuatan MoU, Rencana Waktu dan, pembuatan alat, pelatihan bagi mahasiswa yang ikut serta. Berikut alat dan prosedur kerja dari bipori : 1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang di perlukan kami dalam membuat Lubang resapan ini adalah: Pipa paralon sebanyak 100 dengan ukuran 35 cm/paralon dan dengan diameter 3 inch. Dob (penutup pipa paralon yang berlubang sesuai dengan pipa paralon dan berjumlah 100 buah). Bor Sampah organik 2. Prosedur Kerja Proses pembuatan lubang resapan ini cukup sederhana yaitu dengan membuat lubang dengan menggunakan bor sampai kedalaman sekitar cm dengan diameter cm. Setelah lubang terbentuk masukkan pipa paralon sepanjang 35 cm kedalam lubang tadi. Setelah itu masukkan sampah organik kedalam lubang yang sudah terbentuk tadi. Lalu tutup lubang tersebut dengan dob kemudian tutup daerah sekitar pipa tadi dengan tanah. pelaksanaan didahului dengan pembukaan. Selanjutnya dilakukan pelatihan dan penyuluhan teknologi dan penanamannya kepada mitra. Seluruh kegiatan penanaman dilaksanakan bersama-sama dengan mitra. Luaran yang didapat adalah mitra mengetahui manfaat, penggunaan, dan penanaman dari dan telah tertanam di lubang-lubang dengan baik di tempat yang telah ditentukan. Setelah kegiatan pembatan lubang resapan, dilanjutkan dengan memelihara lubang resapan yang telah dibuat agar dapat berfungsi secara optimal. Cara pemeliharan yang baik yaitu dengan selalu mengisi lubang resapan dengan sampah organik. Setelah dua minggu, sampah organik dapat diambil sebagai kompos, sementara sampah kebun setelah dua bulan. Lama pembuatan kompos juga tergantung jenis tanah tempat pembuatan lubang resapan. Untuk tanah lempung agak lebih lama proses kehancurannya. Pengambilan dilakukan dengan bor. Bila tidak diambil maka kompos akan terserap oleh tanah, maka lubang resapan harus tetap dipantau supaya terisi sampah organik. Pemeliharaan ini juga dilakukan dan diawasi oleh C - 10
5 mahasiswa setiap bulan. Setelah itu dilakukan evaluasi apakah mampu mengurangi genangan air/banjir. Partisipasi mitra dalam bekerjasama menjaga lingkungan sekolah terhadap genangan air adalah : Bersama-sama membuat lubang dan memasukkan alat Siswa-siswi sekolah dasar ikut diberi pengetahuan mengenai menjaga kebersihan lingkungan, dan pengenalan pembuatan. Petugas khusus sekolah ikut merawat lubang bipori bersama dengan tim evaluasi/pendampingan perawatan. Dengan demikian jika kerjasama Pengabdian kepada Mayarakat berakhir, pihak sekolah tinggal meneruskan perawan tersebut dan lubang bipori tetap berfungsi dengan baik. Gambar 4. Pelaksanaan Penanaman Lubang Biopori Lokasi Gambar 3. Lokasi VII. KESIMPULAN DAN SARAN PKM yang dilakukan bermaanfaat buat masyarakat, pihak mitra sekolah dasar, universitas, dan dosen. Khusus untuk UKI, merupakan salah satu sarana membuat citra universitas ke arah yang positif di mata masyarakat sekitarnya. Kordinasi dan detail aktifitas dalam pembuatan pipa dan kegiatan penanamannya, perlu menggunakan waktu yang terjadwal secara efektif dan efesien, sehingga kegiatan ini bermanfaat bagi semua peserta. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia (LPPKM) dan Fakultas Ekonomi UKI (FE-UKI) atas dukungan dan penyediaan dana untuk kegiatan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Prodi Manajemen dan Biologi serta Unit Pencinta Alam (PALAMA) yang bekerjasama dalam pembuatan bahan-bahan dan pelaksanaan kegiatan DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim. id.wikipedia.org/wiki/biopori. Diakses 26 Juli [2] Admin website Hubungan Alumni Institut Pertanian Bogor, 4 Oktober Kamir R. Brata: Penemu Lubang Resapan Biopori. Hubunganalumni.ipb.ac.id/kamir-r-brata-penemu-lubangresapan-/. Diakses 26 Juli [3] Karuniastuti, Nurhenu, 2014, Teknologi Biopori untuk Mengurangi Banjir dan Tumpukan Sampah Organik, Forum Teknologi Vol.04 No.2. C - 11
6 LAMPIRAN Surat Pernyataan dari Kesediaan Bekerja Sama dari Mitra C - 12
BIOPORI TANAH SEBAGAI RESAPAN AIR DI DESA BUKIT RATA DUSUN MELUR KUALA SIMPANG: ACEH TAMIANG
BIOPORI TANAH SEBAGAI RESAPAN AIR DI DESA BUKIT RATA DUSUN MELUR KUALA SIMPANG: ACEH TAMIANG Tri Mustika Sarjani 1, Elfrida 2, Mawardi 3 1,2,3 Prodi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Samudra E-mail
Lebih terperinciTEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENGURANGI BANJIR DAN TUMPUKAN SAMPAH ORGANIK
TEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENGURANGI BANJIR DAN TUMPUKAN SAMPAH ORGANIK Oleh : Ir. Nurhenu Karuniastuti, M.Si. ABSTRAK Permasalahan banjir yang melanda sebagian wilayah di Indonesia dewasa ini, lebih banyak
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA AGUSTUS Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA
LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA 22-23 AGUSTUS 2013 Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA @ 2013 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pelaga, salah
Lebih terperinciPEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU
PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU Elsie*, Israwati Harahap, Nofripa Herlina, Yeeri Badrun, Novia Gesriantuti
Lebih terperinciBIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. Diusulkan oleh: Rizki Muzammil Asnawati Angga Wiranda Rizqi Via Utami
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MEMINIMALISIR BANJIR DI KAWASAN PERUMAHAN CILEDUG INDAH I BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Manfaat dalam melakukan kegiatan pembuatan lubang biopori antara lain :
PROGRAM KERJA LPM STIMA IMMI DALAM RANGKA MELAKSANAKAN KEGIATAN PEDULI LINGKUNGAN BERSAMA-SAMA DENGAN WARGA SEKITAR BERUPA PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI KOMPLEK PERUMAHAN DEPARTEMEN KEUANGAN RW 05 CILANDAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu 2000 3000 mm/tahun. Namun ironisnya dibeberapa tempat masih
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genangan merupakan dampak dari ketidakmampuan saluran drainase menampung limpasan hujan. Tingginya limpasan hujan sangat dipengaruhi oleh jenis tutupan lahan pada
Lebih terperinciKUALITAS LINGKUNGAN MELALUI PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI
Oleh : Amanda S. Sembel (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado, amandasembel@gmail.com) Dwight Moody Rondonuwu (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Lebih terperinciPENGGUNAAN LUBANG RESAPAN BIOPORI UNTUK MINIMALISASI DAMPAK BAHAYA BANJIR PADA KECAMATAN SUKAJADI KELURAHAN SUKAWARNA RW004 BANDUNG (035L)
Lingkungan PENGGUNAAN LUBANG RESAPAN BIOPORI UNTUK MINIMALISASI DAMPAK BAHAYA BANJIR PADA KECAMATAN SUKAJADI KELURAHAN SUKAWARNA RW004 BANDUNG (035L) Maria Christine Sutandi 1, Ginardy Husada 2, Kanjalia
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,
1 PERATURAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN, Menimbang : a. bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan
Lebih terperinciIBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG
IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG S. Utami, R. Rahadian, L. K. Perwati Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPENENTUAN LAJU RESAPAN BIOPORI (LRB) BERDASARKAN UMUR DAN JENIS SAMPAH YANG DIBENAMKAN DALAM LUBANG RESAPAN BIOPORI
PENENTUAN LAJU RESAPAN BIOPORI (LRB) BERDASARKAN UMUR DAN JENIS SAMPAH YANG DIBENAMKAN DALAM LUBANG RESAPAN BIOPORI Oleh : NENNY TRIANA P NIM. 100 500 173 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN
BAB II METODOLOGI PENELITIAN Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir PERMASALAHAN Perlunya kajian mengenai permasalahan terkait dengan perubahan tata guna lahan, berkurangnya volume air tanah dan permasalahan
Lebih terperinciPEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI TAMAN PEMBIBITAN TEBET
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI TAMAN PEMBIBITAN TEBET DISUSUN OLEH : Ir. Nyayu Siti Rahmaliya, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur
Lebih terperinciDr. Zulkifli Rangkuti, MM
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI PANTI ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 3 TEBET DISUSUN OLEH : Dr. Zulkifli Rangkuti, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI TAHUN 2014 1 KATA PENGANTAR Dengan
Lebih terperinciPasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciMengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti
Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti Banjir dan sampah tentunya telah menjadi problem yang tidak pernah selesai dan sangat serius di banyak kota besar
Lebih terperincimencapai pinggang orang dewasa, kira-kira 110 cm. Awalnya hanya warga yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir selalu menjadi musuh bagi warga di berbgai daerah. Saat pembangunan pemukiman dan prasarana lainnya sebagian permukaan lahan dipadatkan akibat perataan tanah.
Lebih terperinci: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN KONSERVASI AIR TANAH MELALUI SUMUR RESAPAN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Menimbang DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 4.1. Karakteristik Fisik Tanah di Sekitar Lubang Resapan Biopori 4.1.1. Bobot Isi Tanah Hantaran hidrolik merupakan parameter sifat fisik tanah yang berperan dalam pengelolaan
Lebih terperinciTATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN
Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,
Lebih terperinciBENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI
BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi Disusun oleh : YUNITA SARI A 610 090 003
Lebih terperinciBAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG
BAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG 2.1 Teknologi Lubang Resapan Biopori. Secara alami biopori adalah lubang-lubang kecil atau terowongan kecil di dalam tanah yang terbentuk oleh aktivitas
Lebih terperinciSurat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan
LAMPIRAN 60 61 Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan Surat Ijin Penelitian Dari Universitas Kristen Satya Wacana 62 Lembar Instrumen Wawancara Studi Dokumentasi No. Model evaluasi Indikator Item
Lebih terperinciProsiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN
Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 MENGEMBALIKAN SUMBER KEHIDUPAN DENGAN MEDIA SUMUR RESAPAN DAN LUBANG BIOPORI BAGI MASYARAKAT DALAM MENGURANGI GENANGAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol Tanah Latosol adalah tipe tanah yang terbentuk melalui proses latosolisasi. Proses latosolisasi memiliki tiga proses utama, yaitu (1) pelapukan intensif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang ada, berbagai macam aktifitas manusia pasti berhubungan dengan lingkungan. Salah atu kelebihan
Lebih terperinciSOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN
SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN Oleh: Rachmat Mulyana P 062030031 E-mail : rachmatm2003@yahoo.com Abstrak Banjir dan menurunnya permukaan air tanah banyak
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah aktivitas manusia, dan
PEMANFAATAN LIMBAH HUTAN DALAM KONSERVASI AIR Oleh: Dr.rer.nat. W.Lestari, MSc. Fakultas Biolog i, Un iversitas Jenderal Soedirman Jl. Dr.Soeparno 63 Punrokerto 53125 Pendahuluan Air adatah bahan yang
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Organik Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciAKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR
AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR Cetakan ke-1, 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang IAARD Press, 2012 Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan nitrogen tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Variasi kandungan nitrogen dalam tanah terjadi akibat perubahan topografi, di samping pengaruh iklim, jumlah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Data rata-rata volume aliran permukaan pada berbagai perlakuan mulsa vertikal
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Aliran permukaan Data hasil pengamatan aliran permukaan pada setiap perlakuan disajikan pada Lampiran 4. Analisis ragam disajikan masing-masing pada Lampiran 11. Analisis
Lebih terperinciPROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES
PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM KERJA KKP 2010 KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan perkembangan teknologi saat ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan permukiman sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah.
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur
Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan
Lebih terperinciPenelitian Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Berdasarkan. Variasi Umur Dan Jenis Sampah
Penelitian Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Berdasarkan Variasi Umur Dan Jenis Sampah Research Of Biopores To Determine The Rate Of Water Absorption Based On Variation In Age And Types Of Solid
Lebih terperinciPemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM
Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua By. M. Abror, SP, MM Tema utama Pengolahan sampah Program kali bersih Biopori Lahan sempit dan lahan tidur Pengembangan desa wisata Lingkungan adalah???????????
Lebih terperinciBertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan
Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Menanam dan merawat pohon Mengelola sampah dengan benar Mulai dari diri sendiri menjaga kebersihan untuk hidup sehat 1 Perubahan Iklim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota besar di Indonesia. Mulai dari banjir, polusi udara, longsor, hingga kurangnya air bersih. Berbagai
Lebih terperinciJENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Air merupakan kebutuhan paling mendasar yang sangat diperlukan bagi kehidupan baik di darat, laut, maupun udara. Untuk hidup semua makhluk hidup memerlukan
Lebih terperinciMENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)
Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat yang dijuluki sebagai kota kembang dan Paris van Java karena keindahannya. Isu yang saat ini banyak berkembang
Lebih terperinciAIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan
AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan DIPRESENTASIKAN OLEH : 1. MAGDALENA ERMIYANTI SINAGA (10600125) 2. MARSAHALA R SITUMORANG (10600248) 3. SANTI LESTARI HASIBUAN (10600145) 4. SUSI MARIA TAMPUBOLON
Lebih terperinciPemanfaatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Perhitungan Permeabilitas Untuk Setiap Titik Lubang Resapan di Rawa Makmur Permai Bengkulu
Jurnal Gradien Vol. 12 No. 1 Januari 2016: 1149-1152 Pemanfaatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Perhitungan Permeabilitas Untuk Setiap Titik Lubang Resapan di Rawa Makmur Permai Bengkulu Halauddin *,Suhendra,Refrizon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gorontalo sebagian besar wilayahnya berbentuk dataran, perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian 0 2000 M di atas permukaan laut. Luas
Lebih terperincimencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari
mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari Didukung oleh: Talaud Lestari Mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik harus segera
Lebih terperinciIII. METODOLOGI Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI 11 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai Agustus 2009. Penelitian dilakukan di lapang dan di laboratorium konservasi tanah dan air. Pada penelitian
Lebih terperinciLAPORAN PPM PROGRAM REGULER PENYULUHAN DAN PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DALAM UPAYA MEWUJUDKAN PROGRAM SATU JUTA BIOPORI PADA TAHUN 2011 DI WILAYAH DIY,
LAPORAN PPM PROGRAM REGULER PENYULUHAN DAN PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI WILAYAH LAPORAN KECAMATAN KEMAJUAN DEPOK KABUPATEN PPM SLEMAN DALAM UPAYA MEWUJUDKAN PROGRAM SATU JUTA BIOPORI PADA TAHUN 2011 DI
Lebih terperinciTabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian Horison Kedalaman Uraian
14 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Tanah Deskripsi profil dan hasil analisis tekstur tiap kedalaman horison disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh konversi lahan. Menurut Budiman (2009), konversi lahan disebabkan oleh alasan ekonomi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai
Lebih terperinciOleh: Irawan Yulva Dinata*, Erna Juita**, Farida**
1 1 Studi Tentang Laju Infiltrasi Lubang Resapan Biopori (LRB) Pada Beberapa Jenis Penggunaan Lahan di Kelurahan Gunung Pangilun Kecamatan Padang Utara Kota Padang Oleh: Irawan Yulva Dinata*, Erna Juita**,
Lebih terperinciPENGESAHAN PROPOSAL PKM
PENGESAHAN PROPOSAL PKM iv iii DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel dan Gambar... iii Ringkasan... iv BAB 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang terdapat di permukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air, tanah,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman pangan. Pengolahan tanah adalah tindakan mekanis untuk menciptakan lingkungan yang baik
Lebih terperinciPENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT
PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT 1 Anggraeni Dyah S., 2 Putri Suryandari, 3 Sri Kurniasih Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur anggraeni.dyah@budiluhur.ac.id
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kadar Air Tanah Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman baik pohon maupun tanaman semusim untuk tumbuh, berkembang dan berproduksi. Air yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan peristiwa alam yang tidak bisa dicegah namun bisa dikendalikan. Secara umum banjir disebabkan karena kurangnya resapan air di daerah hulu, sementara
Lebih terperinciSustainable Green Campus
Sustainable Green Campus Kampus-kampus Hijau Ramah Lingkungan Delapan belas tahun menjadi warga Bogor, perubahan besar yang saya rasakan adalah peningkatan suhu lingkungan, perkembangan kota menjadi pusat-pusat
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PKM M JEJAK PETARUNG RIMBA EDUKASI CERDAS BANGKITKAN GENERASI EMAS BERWAWASAN LINGKUNGAN
LAPORAN AKHIR PKM M JEJAK PETARUNG RIMBA EDUKASI CERDAS BANGKITKAN GENERASI EMAS BERWAWASAN LINGKUNGAN KETUA YOGA ALFA MARENDI E44110023/ 2011 ANGGOTA BAYU STYAWAN E14110111/ 2011 NOFIKA SENJAYA E44110011/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat di berbagai bidang, baik sektor pendidikan, ekonomi, budaya, dan pariwisata. Hal tersebut tentunya
Lebih terperincimampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan
Latar Belakang Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang utama memegang posisi penting dalam kelestarian lingkungan. Kemerosotan kemampuan tanah yang ditunjukkan dengan meningkatnya laju erosi dari
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM DEANGKRINGAN. UPAYA PENYEDIAAN AIR BERSIH SAAT MUSIM KEMARAU di DESA HARJOWINANGUN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM DEANGKRINGAN UPAYA PENYEDIAAN AIR BERSIH SAAT MUSIM KEMARAU di DESA HARJOWINANGUN BIDANG KEGIATAN : PKM- PENGABDIAN MASYARAKAT Dusulkan Oleh : 1. Ahmad
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi
2 TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke
Lebih terperinciLAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA
LAMPIRAN 99 LAMPIRAN SURAT 100 LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA 101 102 103 LAMPIRAN SURAT VALIDASI PAKAR 104 105 106 107 108 109 110 LAMPIRAN SURAT SD PANGUDI LUHUR AMBARAWA 111 112
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk, terutama manusia. Dua pertiga wilayah bumi terdiri dari lautan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi manusia yang meningkat mengakibatkan peningkatan kebutuhan manusia yang tidak terbatas namun kondisi sumberdaya alam terbatas. Berdasarkan hal tersebut, ketidakseimbangan
Lebih terperinciterpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak
Di bab awal kamu telah mendapat penjelasan tentang lingkungan alam dan buatan. Lalu bagaimanakah cara memelihara lingkungan alam dan buatan? Bagaimana dampak jika tidak memelihara lingkungan dengan baik?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam, dari daratan sampai pegunungan serta lautan. Keragaman ini dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Banjir merupakan salah satu fenomena alam yang menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi manusia. Di samping disebabkan oleh faktor alam, seringkali disebabkan
Lebih terperinciBANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)
BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA) Delapan kecamatan di Kota Cilegon dilanda banjir, Rabu (25/4). Banjir kali ini merupakan yang terparah karena merata di seluruh kecamatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lubang Resapan Biopori
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lubang Resapan Biopori LRB adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada saat musim hujan. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun permasalahan ini sampai saat
Lebih terperincipenyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 14 Informasi Geologi Untuk Penentuan Lokasi TPA UU No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah 1. Melaksanakan k pengelolaan l sampah dan memfasilitasi i penyediaan
Lebih terperinciPERANAN AGROFORESTRY UNTUK KONSERVASI TANAH DAN AIR. Oleh Firmansyah, S.Hut, M.Si Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat Penyuluhan Kehutanan BP2SDM
PERANAN AGROFORESTRY UNTUK KONSERVASI TANAH DAN AIR Oleh Firmansyah, S.Hut, M.Si Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat Penyuluhan Kehutanan BP2SDM anah dan air merupakan komponen yang sangat vital dalam menopang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan hidup (Environment) dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya yaitu manusia dan
Lebih terperinciPELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER
PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Menurut undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa yang mendapat cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim yaitu musim penghujan
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3 1. Untuk menambah air tanah, usaha yang perlu dilakukan adalah... membuat sumur resapan penggalian sungai-sungai purba tidak
Lebih terperinci3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
Tujuan Kas 3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif 1. Kebijakan 2. Kurikulum 3. Kegiatan Lingkungan 4. Pengelolaan Sarana A. Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
Lebih terperinciPENGARUH JENIS SAMPAH, VARIASI UMUR SAMPAH TERHADAP LAJU INFILTRASI LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)
PENGARUH JENIS SAMPAH, VARIASI UMUR SAMPAH TERHADAP LAJU INFILTRASI LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB) Ananda Wulida Habibiyah 1), Sri Widyastuti 2) Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan yang menyandang status sebagai Pusat Pemerintahan, pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang menuntut kota
Lebih terperinciBIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN MAKALAH
BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN MAKALAH Diusulkan oleh : YANNIKA NIDIA SARI 09320016 PROGRAM STUDI MATEMATIKA DAN KOMPUTASI FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI
63 BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI 7.1 Dampak Ekologi Konversi lahan pertanian ke pemukiman sangat berdampak negatif terhadap ekologi. Secara ekologis, perubahan telah terjadi
Lebih terperinciSD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3 1. Meningkatnya permukiman kumuh dapat menyebabkan masalah berikut, kecuali... Menurunnya kualitas kesehatan manusia Meningkatnya
Lebih terperinciPEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN
Website jurnal : http://jurnal.fp.uns.ac.id/index.php/jces PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN Mujiyo dan Suryono Program Studi
Lebih terperinciPENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA
PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA Disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Dosen: PELATIHAN DAN SOSIALISASI PEMBUATAN
Lebih terperinciTUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN
TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN Penanggulangan Kerusakan Lahan Akibat Erosi Tanah OLEH: RESTI AMELIA SUSANTI 0810480202 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinci2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.180, 2013 SDA. Rawa. Pengelolaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5460) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam
PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA 1 Sampah adalah segala hasil samping, atau sisa yang tidak sesuai kegunaannya serta tidak memiliki arti dan fungsi yang tepat. 2 Jenis jenis Sampah Secara garis besar, sampah
Lebih terperinci